ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Studi Kasus Mengenai Self-Efficacy Pada Karyawan
Yang Akan Memasuki Masa Pensiun Dalam Waktu 1 Tahun Mendatang Di PT ‘X’
Bandung.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang derajat
self-effiicacy dan kaitannya dengan faktor-faktor yang melatarbelakanginya pada karyawan
yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang di PT ‘X’ Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Populasi sasaran dari penelitian ini
adalah karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang di
PT ‘X’ Bandung yang berjumlah 4 orang.
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner self-efficacy yang
dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan teori dari Bandura yang terdiri dari 28 item.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang pada umumnya
memiliki self-efficacy yang tinggi.
Sumber vicarious experience, verbal persuasion dan physiological and affective
states berpengaruh terhadap derajat self-efficacy pada karyawan yang akan memasuki
masa pensiun dalam waktu satu tahun mendatang. Sumber mastery experience, bukan
merupakan sumber yang paling efektif dalam mempengaruhi derajat self-efficacy. Hal ini
dipengaruhi oleh penghayatan karyawan mengenai keberhasilan dalam pekerjaannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi derajat self-efficacy pada karyawan yang
akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang adalah faktor pendidikan
dan level manajemen.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
………...…i
KATA PENGANTAR
………...ii
DAFTAR ISI
………...…...iii
DAFTAR TABEL
...v
DAFTAR SKEMA
...vi
DAFTAR LAMPIRAN
...vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
………...1
1.2. Identifikasi Masalah
………...8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
...………...8
1.4. Kegunaan Penelitian
………...9
1.5. Kerangka Pikir
………...10
1.6. Asumsi Penelitian
………...19
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Self-Efficacy
2.1.1. Definisi Belief………...………...21
2.1.2. Definisi Self-Efficacy...………...………...21
2.1.3. Peranan Self-Efficacy Dalam Kehidupan………...…..………...21
2.1.4. Sumber-Sumber Self-Efficacy...………...………...24
2.1.5. Proses-Proses Utama self-efficacy..………...………...28
2.2.2. Pengertian Masa Pensiun Ditinjau Dari Sudut Pandang
Psikologi………...….39
2.2.3. Masa Persiapan Pensiun…..………...………...41
2.2.4. Jenis-Jenis Pensiun...………...…
………...42
2.2.5. Tahap-Tahap Masa Pensiun..………...43
2.3. Masa Dewasa madya
2.3.1. Usia Dewasa Madya..…………...………...45
2.3.2. Karakteristik Usia Dewasa Madya.…………...………...46
2.3.3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Madya…………...…...51
2.4. Peraturan Pensiun PT ‘X’
2.4.1. Jaminan Pensiun…………...………...52
2.4.2. Besarnya Uang Pensiun………...………...52
2.4.3. Hubungan Kerja...………...………...53
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
………...54
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian………...………...54
3.2.2. Definisi Operasional……...………...55
3.3. Populasi Penelitian
3.3.1. Populasi Sasaran…...……...………...56
3.3.2. Karakteristik Sampel…………...………...56
3.4.2. Sistem Penilaian Kuesioner Self-Efficacy...………...…………....5
7
3.4.3. Data Penunjang...………...59
3.5. Teknik Analisis
...……….……….………...60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Responden
………....61
4.2. Hasil Penelitian
………….………...66
4.3. Pembahasan Hasil
………...94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
………...101
5.2. Saran
………...102
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Alat Ukur Self-Efficacy
Tabel 3.2. Kategori Penilaian
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Derajat Self-Efficacy
Tabel 3.4. Data penunjang
Tabel 3.5. Wawancara
DAFTAR SKEMA
Skema 1.1. Skema Kerangka pikir
DAFTAR LAMPIRAN
−
L.1. Kuesioner Self-Efficacy
−
L.2. Data Penunjang
−
L.3. Kerangka Wawancara
−
L.4. Kunci Jawaban Kuesioner Self-Efficacy
−
L.5. Data Mentah Kuesioner Self-Efficacy
−
L.6. Data Hasil Kuesioner Self-Efficacy
L.1. KUESIONER
SELF EFFICACY
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa
pensiun. Saudara diharapkan memilih salah satu jawaban berdasarkan kenyataan yang
ada pada diri saudara dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan yang paling
menggambarkan keadaan pada diri saudara. Jawablah setiap pernyataan seolah-olah
saudara telah memasuki masa pensiun.
1.
Apabila saya mengalami perubahan rutinitas kerja setelah saya memasuki masa
pensiun maka………
a.
Saya merasa yakin akan dapat menerima perubahan tersebut dan berusaha
menyesuaikan diri
b.
Saya merasa tidak yakin dapat menerima perubahan tersebut.
c.
………..
2.
Ketika memasuki masa pensiun, saya akan…….
a.
Mencari kegiatan yang berarti untuk mengisi waktu luang
b.
Mencari pekerjaan yang baru untuk menambah penghasilan
c.
Mengisi masa pensiun dengan beristirahat
d.
Belum memiliki rencana
3.
Tunjangan pensiun yang saya peroleh akan digunakan untuk …….
a.
Modal usaha
b.
Tabungan
c.
Belum tahu
d.
………..
4.
Apabila setelah pensiun saya tidak lagi memiliki rutinitas kerja maka……
a.
Saya akan berusaha untuk mencari pekerjaan yang baru
b.
Saya akan berusaha untuk mencari kegiatan pengganti
c.
Saya akan menerima keadaan tersebut dan tidak melakukan apa-apa
d.
………
5.
Usaha yang akan saya lakukan untuk merencanakan kegiatan di masa pensiun
adalah………..
a.
Saya akan mencari informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh
rekan kerja yang telah pensiun
b.
Saya akan meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi masa pensiun
c.
Saya belum memiliki rencana
d.
……….
6.
Usaha yang akan saya lakukan untuk dapat memanfaatkan tunjangan pensiun
sebaik mungkin adalah……..
b.
Mendepositokan tunjangan tersebut dan hanya menggunakannya untuk
kebutuhan yang sangat mendesak
c.
Saya belum memiliki rencana.
d.
……….
7.
Pada saat keluarga saya memiliki kesulitan keuangan setelah saya telah memasuki
masa pensiun saya………
a.
Berusaha mencari penghasilan tambahan dengan bekerja
b.
Meminta bantuan pada teman atau saudara
c.
Mudah menyerah karena saya sudah tidak memiliki penghasilan
d.
……….
8.
Ketika saya tidak mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan dalam masa
pensiun, saya………
a.
Akan berusaha mencari kegiatan yang sesuai dengan hobby saya
b.
Tidak melakukan kegiatan
c.
………
9.
Ketika saya mengalami kesulitan dalam mengatur tunjangan pensiun, maka saya
akan ………..
a.
Berusaha untuk lebih cermat dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran
modal.
b.
Berusaha untuk lebih berhemat dalam menggunakan tunjangan pensiun.
c.
Mudah menyerah.
d.
……….
10.
Perasaan saya ketika tidak lagi memiliki pekerjaan setelah memasuki masa
pensiun……
a.
Khawatir, karena tidak mampu menghidupi keluarga seperti ketika saya
masih bekerja
b.
Tetap merasa yakin bahwa saya masih mampu untuk menghidupi keluarga
c.
……….
11.
Perasaan saya ketika dituntut untuk merencanakan kegiatan di masa pensiun……
a.
Saya merasa yakin bahwa saya mampu untuk merencanakan kegiatan di
masa pensiun, karena ………
b.
Saya merasa khawatir untuk merencanakan kegiatan di masa pensiun,
karena………...
c.
………
12.
Perasaan saya ketika dituntut untuk membuat perencanaan keuangan di masa
pensiun……
a.
Saya merasa yakin bahwa saya mampu untuk membuat perencanaan
keuangan di masa pensiun, karena ………
c.
………..
13.
Seandainya setelah pensiun saya merasa kehilangan teman-teman sekantor
maka……….
a.
Saya akan berusaha untuk menghubungi mereka kembali
b.
Saya akan mencoba mencari teman yang baru
c.
Saya berusaha menerima keadaan tersebut dan tidak melakukan apa-apa
d.
………..
14.
Apabila setelah pensiun saya diajak oleh teman untuk bergabung dalam suatu
kegiatan tertentu maka…..
a.
Saya akan mengikuti kegiatan tersebut, karena ………
………
b.
Saya tidak akan mengikuti kegiatan tersebut, karena……….
c.
……….
15.
Setelah memasuki masa pensiun, saya memilih untuk mengatur keuangan dengan
cara………
a.
Membuat perencanaan keuangan
b.
Membuat prioritas kebutuhan
c.
Saya belum memiliki rencana
d.
………
16.
Usaha yang saya lakukan untuk mengatasi perubahan dalam pendapatan keluarga
adalah………
a.
Mencoba untuk lebih berhemat
b.
Mencari penghasilan tambahan
c.
Menerima perubahan tersebut dan tidak melakukan apa-apa
d.
………
17.
Usaha yang akan saya lakukan supaya tidak merasa bosan dalam menghadapi
masa pensiun adalah………
a.
Saya akan mencari aktivitas yang berarti untuk mengisi waktu luang
b.
Saya akan mencari pekerjaan yang baru
c.
Saya belum tahu harus melakukan kegiatan apa
d.
……….
18.
Usaha yang saya lakukan untuk dapat mengatur pengeluaran keuangan
adalah………
a.
Melakukan perincian terhadap kebutuhan
b.
Berusaha untuk berhemat
c.
Saya belum memiliki rencana
d.
………
………
19.
Apabila pada masa pensiun saya merasa kesulitan untuk dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan aktivitas kerja maka ………..
b.
Saya akan mencari pekerjaan yang baru
c.
Saya akan mudah menyerah pada keadaan tersebut
d.
………
20.
Seandainya saya telah mencoba untuk mencari kegiatan yang berarti dalam masa
pensiun tetapi saya belum mendapatkan kegiatan yang sesuai dengan minat saya
maka………
a.
Saya akan terus mencoba mencari kegiatan yang sesuai dengan minat
saya
b.
Saya akan mencoba melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut
kurang sesuai dengan minat saya
c.
Saya akan berhenti mencari kegiatan
d.
……….
21.
Ketika saya memiliki suatu kebutuhan yang sangat penting, tetapi saya tidak
memiliki modal yang cukup maka saya akan………
a.
Berusaha mencari modal tambahan dengan melakukan pekerjaan
sampingan
b.
Berusaha meminjam dari teman atau saudara
c.
Menyerah dan menunda kebutuhan tersebut
d.
………
……….
22.
Perasaan saya ketika mengalami perubahan dalam hal pendapatan keluarga
setelah saya memasuki masa pensiun adalah………
a.
Tetap merasa yakin bahwa saya dapat menghidupi keluarga saya,
karena……….
b.
Saya merasa khawatir, karena...
23.
Perasaan saya ketika merasa kesulitan dalam menentukan kegiatan yang akan
dilakukan di masa pensiun adalah………..
a.
Khawatir, karena ……….
b.
Tidak khawatir, karena………
c.
………
24.
Perasaan saya ketika merasa kesulitan untuk menentukan prioritas dalam
menggunakan uang pensiun adalah……….
a.
Merasa khawatir, karena
b.
Tidak khawatir, karena
c.
………
.
25.
Setelah memasuki masa pensiun, saya akan……
26.
Apabila penghasilan keluarga berkurang setelah saya pensiun maka…..
a.
Saya akan berusaha mencari pekerjaan sampingan untuk menambah
penghasilan keluarga
b.
Saya tidak akan melakukan apapun karena belum tahu harus berbuat apa.
c.
………
27.
Perasaan saya ketika tidak lagi memiliki penghasilan di masa pensiun adalah…
a.
Merasa bersalah karena tidak dapat menambah penghasilan keluarga
b.
Tidak merasa bersalah karena memang sudah waktunya untuk pensiun
c.
………
28.
Ketika saya diajak oleh rekan sekerja untuk membuka usaha baru, maka
a.
Saya akan menerima ajakan tersebut, karena………
………
……….
L.2. IDENTITAS
Inisial :
Usia :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Lama bekerja :
Status pernikahan :
1.
Apakah saudara memiliki anak yang masih menjadi tanggungan ketika saudara
memasuki masa pensiun?
a. Ya,...
b. Tidak.
2.
Apakah saudara memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan
keluarga?
DATA PENUNJANG
Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai pengalaman di pekerjaan. Saudara
diharapkan menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka sesuai dengan kenyataan yang
ada pada diri saudara.
1.
Hal yang lebih sering saudara alami dalam pekerjaan adalah
a.
Keberhasilan
b.
Kegagalan
2.
Apakah saudara pernah mendapatkan penghargaan atau pujian atas keberhasilan
saudara?
a.
Ya, misalnya………
b.
Tidak
3.
Sebutkan keberhasilan yang pernah saudara raih dalam
bekerja………
………
4.
Keberhasilan dari rekan kerja dalam menghadapi masa pensiun
a.
Merupakan suatu tantangan bagi saya untuk dapat berhasil juga dalam
menghadapi masa pensiun.
b.
Merupakan suatu ancaman bagi saya karena saya belum tentu dapat
berhasil dalam menghadapi masa pensiun.
c.
Menurut saya, biasa-biasa saja, tidak berpengaruh sama sekali
5.
Bagaimana kondisi fisik saudara dalam menghadapi masa pensiun?
a.
Mendukung, karena………..
b.
Menghambat, karena………
Bagaimana cara saudara mengatasinya?
………
6.
Kegagalan dari rekan kerja dalam menghadapi masa pensiun
a.
Mempengaruhi saya untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi
masa pensiun.
b.
Merupakan suatu ancaman bagi saya karena kemungkinan saya akan
mengalami hal yang sama dengan rekan kerja saya tersebut
c.
Menurut saya, wajar-wajar saja, tidak berpengaruh sama sekali
7.
Siapakah yang biasanya memberikan masukan secara verbal pada saudara
dalam menghadapi masa pensiun?
d.
……….
8.
Seberapa sering saudara mengalami keberhasilan dalam pekerjaan?
a.
Sering
b.
Cukup sering
c.
Jarang
d.
Tidak pernah
9.
Bagaimanakan sifat dari masukan verbal yang saudara dapatkan?
a. Positif, misalnya ……….
b.
Negatif, misalnya ………
10.
Bagaimana perasaan saudara pada saat mengalami keberhasilan?
a. Sangat senang
b.
Senang
c.
Biasa saja
d.
………
11.
Bagaimana perasaan saudara ketika menerima masukan verbal?
………
12.
Sebutkan kegagalan berarti yang pernah saudara alami pada saat bekerja
……….
……….
13.
Seberapa sering saudara mengalami kegagalan dalam pekerjaan?
a.
Sering
b.
Cukup sering
c.
Jarang
d.
Tidak pernah
14.Bagaimana perasaan saudara pada saat mengalami kegagalan?
a. Kecewa
b.
Sedih
c.
………..
L.3.
KERANGKA WAWANCARA
1.
Menurut saudara, apakah rekan-rekan kerja yang telah pensiun dapat berhasil
dalam menghadapi masa pensiun?
2.
Apakah atasan saudara pernah memberikan pujian ketika saudara berhasil dalam
pekerjaan?
3.
Bagaimana pengaruh kondisi kesehatan saudara terhadap persiapan saudara dalam
menghadapi masa pensiun?
4.
Apakah saudara memiliki rekan kerja yang telah pensiun yang dapat saudara
jadikan contoh dalam menghadapi masa pensiun?
5.
Bagaimana pengaruh pujian yang diberikan atasan terhadap diri saudara?
6.
Usaha apa yang saudara lakukan untuk dapat meraih keberhasilan dalam
pekerjaan?
7.
Bagaimana pendapat keluarga ketika mengetahui bahwa saudara akan
menghadapi masa pensiun?
8.
Bagaimana perasaan saudara ketika akan memasuki masa pensiun?
9.
Apakah saudara memiliki keterampilan yang dapat menunjang dalam menghadapi
masa pensiun?
10.
Bagaimana pengaruh keberhasilan dari rekan kerja yang telah pensiun terhadap
diri saudara?
11.
Bagaimana reaksi rekan kerja saudara ketika mengetahui bahwa saudara akan
menghadapi masa pensiun?
12.
Usaha apa yang akan saudara lakukan agar kondisi kesehatan saudara dapat
mendukung dalam menghadapi masa pensiun?
13.
Apakah saudara pernah mengalami keberhasilan dalam pekerjaan?
14.
Apakah atasan saudara pernah memberikan saran atau dukungan dalam
menghadapi masa pensiun?
L.4. Kunci Jawaban Kuesioner
Self-Efficacy
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
a
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
b
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
c
-
1 0 0 0 0 0 - 0 -
-
-
0 -
0 0 0 0 0 0 0 -
-
-
0 -
-
-
d
-
0 - -
- - -
- - -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
L.5. Data mentah
Self-Efficacy
L.6. Data Hasil Kuesioner
Self-Efficacy
Pilihan
Usaha
Daya Tahan
Penghayatan
Derajat
Self-Efficacy
A
Sedang
cenderung
rendah
Sedang
cenderung
tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
cenderung
tinggi
D
Sedang
cenderung
tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
I
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
S
Sedang
cenderung
tinggi
Sedang
cenderung
tinggi
Sedang
cenderung
tinggi
Tinggi
Sedang
cenderung
L.7. Hasil Data Penunjang (Sumber-sumber Self-Efficacy)
Responden Mastery experience Vicarious experience Verbal persuasion Phsyiological and affective states
A Bekerja selama 37 tahun Mencetak obat sesuai target.
Berpengaruh
Rekan kerja yang menjadi pedagang, wiraswasta. Kurang berpengaruh. Atasan memarahi menyarankan membuka usaha.
Anak akan membiayai. Berpengaruh.
Tubuh kuat dan sehat, jarang sakit.
Merasa yakin dapat membantu anak membuka toko. Berpengaruh. D mengantarkan barang ke
alamat yang dituju, memperbaiki mobil yang mogok.
Kurang berpengaruh, karena hanya kewajiban.
Teman sebaya yang mengisi kegiatan pensiun bersama keluarga. Berpengaruh. Atasan menanyakan kelancaran tugas.Atasan memarahi
Keluarga dan rekan kerja mengatakan supaya D tidak khawatir Berpengaruh.
Tubuh sehat, jarang sakit . Merasa yakin untuk mengisi masa pensiun dengan mengurus anak cucunya. Berpengaruh. I Perkembangan karir
yang cepat dan bervariasi. Ketiga anaknya menjadi sarjana dan ia memiliki rumah sendiri.
Mencapai target penjualan. Berpengaruh.
Keberhasilan rekan kerja dalam mencapai target.
Berpengaruh.
Atasan yang percaya dan meminta bantuan mengisi posisi sales manager. Atasan memarahi ketika tidak mencapai target penjualan.
Keluarga mendukung untuk tidak memaksakan diri bila sudah lelah. Berpengaruh.
Tubuh sehat, menjaga kesehatan.
merasa yakin untuk mengisi masa pensiun dengan menginjili karena memiliki iman dan harapan
S Menyediakan bahan baku sesuai target produksi.
Kurang berpengaruh.
Keberhasilan rekan kerja yang pensiun dalam menyesuaikan diri. Berpengaruh.
Rekan kerja menyarankan untuk mengisi waktu luang, menambah penghasilan. Berpengaruh.
Tubuh sehat, khawatir karena belum
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang
dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di
Indonesia. Dalam kondisi seperti ini maka perusahaan seringkali dituntut untuk
membuat kebijakan baru untuk dapat tetap bertahan. Seringkali kebijakan tersebut
dibuat berdasarkan kepentingan perusahaan dan mengabaikan kepentingan dan
kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan merupakan suatu hal yang
penting karena dapat membuat karyawan merasa aman dan nyaman.
Secara umum, setiap orang memerlukan pekerjaan. Dalam era modern
seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa
mendatangkan kepuasan karena dengan bekerja individu mendapatkan uang,
jabatan, dan memiliki kebanggaan pada diri sendiri karena dapat berprestasi dan
menuangkan kreativitas dalam bekerja sehingga dapat memperkuat harga diri.
Akan tetapi, terdapat satu masa dimana seseorang harus berhenti bekerja, yaitu
masa pensiun. Dalam masa pensiun, karyawan akan dihadapkan pada berbagai
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti perubahan keadaan ekonomi dan
perubahan aktivitas. Mereka tidak lagi memiliki suatu penghasilan tetap, dan
kehilangan aktivitas bekerja yang telah dirasakan sebagai suatu rutinitas.
Dalam menghadapi perubahan tersebut, karyawan yang akan memasuki
2
yang cukup dekat dengan masa pensiun dan pada masa ini karyawan memerlukan
penyesuaian diri untuk dapat memasuki masa pensiun dengan baik. Pada beberapa
instansi, karyawan biasanya diberikan kesempatan selama 1 tahun untuk
melakukan penyesuaian diri dengan perubahan yang terjadi. (Turner & Helms,
1983). Pada masa ini, karyawan yang akan memasuki masa pensiun tersebut
dituntut untuk dapat mencari kegiatan penggganti untuk mengisi waktu luang di
masa pensiunnya. Selain itu, mereka juga memerlukan suatu perencanaan dalam
mengatur keuangannya di masa pensiun, mengingat bahwa pendapatan keluarga
akan berkurang setelah mereka memasuki masa pensiun.
Dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan di masa pensiun, karyawan
yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang seringkali
mendapatkan hambatan, misalnya mereka sulit untuk mencari pekerjaan yang lain.
Hal ini terkait dengan faktor usia dari karyawan yang berkisar antara 54 sampai 55
tahun. Pada usia tersebut, kondisi fisik dari karyawan yang akan memasuki masa
pensiun sudah mulai menurun sedangkan sebagian besar perusahaan memerlukan
karyawan yang memiliki kondisi fisik yang prima dan semangat kerja yang tinggi.
Selain faktor usia, faktor lain yang terkait adalah wawasan maupun keterampilan
yang dimiliki. Selain sulit mencari pekerjaan yang lain, sebagian besar karyawan
yang akan memasuki masa pensiun terkadang merasa kesulitan untuk mencari
kegiatan di masa pensiun karena selama mereka masih bekerja, mereka
disibukkan oleh pekerjaan mereka sehingga tidak pernah bergabung dalam
3
Untuk dapat mengatasi hambatan tersebut, faktor internal yang perlu
dimiliki oleh karyawan yang akan memasuki masa pensiun ketika menghadapi
situasi yang penuh tantangan seperti masa pensiun adalah keyakinan bahwa
karyawan tersebut memiliki kemampuan untuk menghadapi masa pensiun
sehingga setelah karyawan tersebut memasuki masa pensiun maka mereka dapat
tetap merasa yakin untuk dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat dan tidak
merasa dirinya masih memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang berguna.
Belief seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan
tindakan yang diperlukan untuk mengatur situasi-situasi yang akan datang disebut
self- efficacy.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang karyawan yang akan
memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang, karyawan yang
memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan di masa pensiun akan berusaha untuk mencari kegiatan pengganti di
masa pensiunnya, misalnya dengan mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan
keterampilan yang dimilikinya ataupun dengan mengurus keluarganya. Untuk
menghadapi perubahan dalam pendapatan keluarga, sebagian karyawan akan
berusaha untuk mencari pekerjaan tambahan, sedangkan karyawan yang lain akan
berusaha untuk memanfaatkan tunjangan yang diterimanya dengan sebaik
mungkin. Karyawan yang kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan
dirinya merasa khawatir dalam menghadapi masa pensiun. Mereka menganggap
masa pensiun sebagai suatu hal yang mengancam karena mereka belum dapat
4
pensiun, karyawan yang kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri
mereka cenderung belum dapat menentukan apa yang akan mereka lakukan
setelah menghadapi masa pensiun dan belum melakukan perencanaan dalam
menghadapi masa pensiun .
PT ‘X’ adalah sebuah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dalam
bidang farmasi yang memulai usahanya dari perusahaan kecil yang berkembang
menjadi perusahaan yang cukup besar. Dengan berkembangnya usaha ini sudah
dilakukan perbaikan manajemen dengan jasa konsultan manajemen yang cukup
handal. Struktur organisasi PT ‘X’ sudah memenuhi persyaratan sebuah Perseroan
Terbatas, yaitu terdapat dewan komisaris, direksi, serta staf yang terbagi dalam
divisi marketing, umum, akuntansi dan keuangan, dan produksi. Pada saat ini PT
‘X’ memiliki karyawan yang berjumlah ± 362 orang dan sebagian besar
merupakan karyawan tetap yang sudah bekerja selama puluhan tahun dan
memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Batas usia kerja maksimal yang
ditetapkan oleh PT ‘X’ adalah 55 tahun, akan tetapi pada beberapa karyawan
yang masih produktif diberi kesempatan untuk memperpanjang masa kerjanya
dengan hubungan kontrak. Berdasarkan informasi yang didapat dari bagian
personalia, jumlah karyawan yang akan memasuki masa pensiun pada 1 tahun
mendatang berjumlah 7 orang. Sampai saat ini, PT ‘X’ belum memiliki suatu
program untuk mempersiapkan karyawannya dalam menghadapi masa pensiun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang karyawan yang telah
memasuki masa pensiun, sebesar 75% dari karyawan tersebut merasa belum siap
5
dilakukan di masa pensiun sedangkan sebesar 25% sudah dapat menentukan
kegiatan di masa pensiunnya dengan berjualan.
Mengingat bahwa dalam menghadapi masa pensiun individu akan
dihadapkan pada perubahan yang terjadi secara tiba-tiba sedangkan perusahaan
belum memiliki program untuk mempersiapkan karyawannya dalam menghadapi
masa pensiun maka karyawan yang akan memasuki masa pensiun memerlukan
suatu keyakinan akan kemampuan diri mereka dalam mengatur dan melaksanakan
sumber-sumber dari tindakan yang diperlukan untuk mengatur situasi yang
berorientasi ke masa depan yang disebut sebagai self-efficacy.
Seseorang yang menganggap tugas yang sulit sebagai tantangan yang
harus dikuasai akan mendekati situasi-situasi yang mengancam dengan penuh
keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan situasi-situasi tersebut dan
memandang kegagalan sebagai usaha yang tidak memadai atau kurangnya
pengetahuan dan keterampilan yang sebenarnya masih dapat mereka raih adalah
orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi. Sebaliknya, seseorang yang
memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan akan menghindari tugas-tugas yang sulit yang dianggap
sebagai ancaman bagi diri mereka. Pada saat menghadapi tugas-tugas yang sulit
mereka terpaku pada kelemahan-kelemahan mereka dan hambatan-hambatan yang
akan dihadapi. Pada saat mengalami kegagalan, mereka membayangkan
kemungkinan hasil yang tidak menyenangkan serta lambat bangkit dari kegagalan
karena melihat performance yang kurang sebagai kemampuan yang tidak
6
orang yang memiliki self-efficacy rendah karena sebenarnya derajat self-efficacy
yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh tindakan yang akan dipilih, banyak
usaha yang digunakan dalam menghadapi masalah, berapa lama seseorang dapat
bertahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, dan bagaimana
penghayatan perasaannya. (Bandura, 2002).
Seorang karyawan yang akan memasuki masa pensiun tetap dituntut untuk
dapat tetap melakukan tugas pekerjaannya dengan baik. Sedangkan di lain pihak,
terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerjanya. Salah satu
diantaranya adalah lama masa pekerjaan. Dalam menghadapi masa pensiun,
karyawan yang telah bekerja selama puluhan tahun dan mengerjakan tugas yang
sama setiap hari seringkali menganggap tugas yang dikerjakannya hanya sebagai
rutinitas. Pada situasi yang bersifat rutin tersebut, maka para karyawan
memerlukan self-efficacy yang tinggi sehingga mereka menganggap tugas yang
rutin tersebut bukan sebagai suatu hal yang membosankan tetapi sebagai suatu hal
yang menantang dan mereka dapat tetap bekerja dengan baik sampai masa
pensiunnya.
Berdasarkan hasil survey awal dari 4 orang karyawan yang akan
memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang yang berjenis kelamin
laki-laki, terdapat berbagai pandangan mengenai masa pensiun. Terdapat 25% dari
karyawan yang akan memasuki masa pensiun berencana untuk tidak bekerja lagi
dan 25% berencana untuk mencari pekerjaan, sedangkan 50% dari karyawan
belum memiliki rencana di masa pensiun. Karyawan yang memilih untuk tidak
7
karena kondisi fisik yang mulai menurun sebagai akibat bertambahnya usia
ataupun karena sakit yang dialami. Karyawan tersebut mengatakan bahwa mereka
sudah merasa lelah dalam bekerja dan ingin menikmati masa pensiun dengan
beristirahat dan menggunakan tunjangan pensiun. Mereka sebenarnya sempat
berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan, tetapi mengingat kondisi fisik
yang sudah semakin menurun maka mereka merasa tidak yakin untuk dapat
bekerja kembali. Jumlah sebesar 25% dari karyawan yang berencana untuk
bekerja kembali merasa yakin dalam menghadapi masa pensiun. Karyawan yang
berencana untuk bekerja kembali merencanakan untuk membuka usaha sendiri
atau usaha bersama rekan kerja sesuai keterampilan yang dimilikinya. Sedangkan
50% dari karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun
mendatang belum dapat menentukan rencana di masa pensiun karena mereka
berpendapat bahwa mereka belum dapat memperkirakan apa yang akan terjadi di
masa pensiun dan mereka akan berusaha untuk menjalani saja masa-masa
menjelang masa pensiun dan akan memikirkan kembali apa yang akan
dilakukannya setelah mereka memasuki masa pensiun.
Apabila dilihat berdasarkan sumber-sumber informasi dalam self-efficacy,
hampir seluruhnya karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1
tahun mendatang seringkali mengalami keberhasilan dalam pekerjaannya (mastery
experience). Mereka seringkali mampu mencapai target sesuai target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Terdapat 25% karyawan yang memiliki rekan kerja
yang dapat menjadi panutan dalam melakukan pekerjaannya (vicarious
8
dalam menghadapi masa pensiun (verbal persuasion). Hampir seluruh karyawan
yang akan memasuki masa pensiun menganggap bahwa kondisi fisik dan emosi
mereka masih mendukung dalam menghadapi masa pensiun (physiological and
affective states).
Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan pada karyawan yang akan
memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang, peneliti menemukan
adanya variasi dalam keyakinan karyawan akan kemampuan dirinya untuk
menghadapi masa pensiun. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai self-efficacy pada karyawan yang akan memasuki masa
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
identifikasi masalahnya adalah bagaimana gambaran self-efficacy pada karyawan
yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang di PT ‘X’
Bandung.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
derajat self-efficacy pada karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam
9
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang derajat
self-effiicacy dan kaitannya dengan faktor-faktor yang melatarbelakanginya pada
karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang di
PT ‘X’ Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Ilmiah
− Memberi sumbangan bagi ilmu Psikologi Industri tentang self-efficacy
pada karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun
mendatang.
− Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang
berhubungan dengan self-efficacy dalam setting lingkungan kerja atau
organisasi.
1.4.2 Kegunaan Praktis
− Memberikan informasi bagi perusahaan untuk dapat mengetahui gambaran
derajat self-efficacy pada karyawan yang akan memasuki masa pensiun
dalam waktu 1 tahun mendatang. Informasi ini diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk
mempersiapkan masa pensiun bagi karyawannya.
− Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi self-
10
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang sehingga dapat membantu
karyawan dalam mempersiapkan masa pensiunnya.
1.5 Kerangka Pikir
Pensiun adalah suatu masa dimana seorang individu mengalami
pemutusan hubungan kerja dengan lembaga atau instansi dimana ia bekerja karena
faktor usia sudah lanjut. (Irmawati Siahaan, 1997). Karyawan yang akan
memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang termasuk dalam tahap
perkembangan dewasa madya lanjut. Masa dewasa madya lanjut berkisar antara
usia 50 tahun hingga 60 tahun. Masa dewasa madya merupakan suatu masa
transisi yang senantiasa menuntut penyesuaian diri terhadap minat, nilai, dan pola
perilaku yang baru. (Hurlock, 1980)
Pengertian pensiun ditinjau dari sudut pandang Psikologi adalah suatu
masa perubahan antara kesibukan-kesibukan kerja dan suatu kondisi berhenti
bekerja. Tinjauan tentang keterlibatan para karyawan di dalam pekerjaan menjadi
suatu hal yang serius pada masa pensiun, karena selama bekerja mereka telah
menghayati suatu perasaan seperti rasa puas, memiliki aktivitas yang berarti, dan
rasa keberhasilan dalam bekerja. Dengan bekerja, karyawan memiliki suatu
penghasilan yang tetap dan mereka merasa dihargai oleh orang lain. Pada saat
karyawan memasuki masa pensiun, mereka akan dihadapkan pada berbagai
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti perubahan keadaan ekonomi dan
gaya hidup. Mereka tidak lagi memiliki suatu penghasilan tetap, dan kehilangan
11
(www.e-psikologi.com)
Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa
pensiun, perilaku karyawan dipengaruhi oleh belief, yaitu keyakinan dari individu
yang akan ditampilkan dalam bentuk perilaku. Belief menjelaskan bagaimana
seseorang dapat menilai atau mengevaluasi kejadian yang akan ditampilkan dalam
perilaku (International Encyclopedia of Social Science, 1998). Jika seseorang
tidak memiliki keyakinan bahwa ia dapat menghasilkan sesuatu maka ia tidak
akan dapat mencoba untuk membuat sesuatu itu terjadi (Bandura, 2002). Salah
satu bentuk dari belief adalah self-efficacy, yaitu keyakinan tentang kemampuan
seseorang dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber tindakan yang
diperlukan untuk mengatur situasi-situasi yang berorientasi ke masa depan
(Bandura, 2002). Self-efficacy menentukan saat seseorang merasa, berpikir,
memotivasi diri dan bertingkah laku (Bandura, 2002). Pemahaman di atas,
mendasari bahwa adanya pemahaman kognitif yang mempengaruhi self-efficacy
seseorang. Self-efficacy yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi tindakan
yang akan dipilih, banyak usaha yang digunakan dalam menghadapi masalah,
berapa lama seseorang dapat bertahan dalam menghadapi rintangan dan
kegagalan, dan bagaimana penghayatan perasaannya.
Karyawan yang memiliki Self-efficacy tinggi akan memandang masa pensiun
sebagai tantangan yang harus dapat dihadapi, dan bukan sebagai ancaman atau
sesuatu yang harus dihindari. Mereka memperkuat dan meningkatkan usaha
terhadap kegagalan dan dapat dengan cepat memulihkan self-efficacy mereka
12
sebagai suatu akibat dari usaha yang tidak maksimal atau pengetahuan dan
keterampilan yang kurang, yang seharusnya dapat mereka lakukan. Sebaliknya,
karyawan yang memiliki Self-efficacy yang rendah akan kemampuan dirinya akan
memandang masa pensiun sebagai ancaman yang harus dihindari. Mereka
menganggap kegagalan sebagai akibat dari kemampuan diri yang kurang. Mereka
terpaku pada kelemahan diri dan hambatan-hambatan yang mereka hadapi dan
cepat menyerah ketika mengalami kesulitan.
Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap derajat self-efficacy dari
karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang
adalah pendidikan, lamanya masa bekerja, pekerjaan sampingan yang dimiliki,
dan level manajemen yang dimiliki oleh karyawan. Faktor pendidikan, dapat
mempengaruhi wawasan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan serta
mempengaruhi level manajemen yang dapat diraih dalam pekerjaan. Lamanya
masa bekerja seorang karyawan akan mempengaruhi besar tunjangan pensiun
yang diterimanya. Semakin lama karyawan tersebut bekerja maka semakin besar
tunjangan yang diperoleh. Karyawan yang memiliki pekerjaan sampingan akan
merasa yakin bahwa mereka akan mampu menghadapi masa pensiun dengan baik
karena setelah mereka pensiun maka mereka masih memiliki penghasilan yang
dapat menunjang kebutuhan hidup mereka, sedangkan bagi karyawan yang tidak
memiliki pekerjaan sampingan, setelah mereka mengalami pensiun maka mereka
tidak memiliki penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Level manajemen yang dimiliki karyawan dapat berpengaruh terhadap derajat
13
kompetensi yang dimiliki karyawan dan variasi pengalaman kerja yang dimiliki.
Karyawan yang termasuk dalam level manajemen bawah cenderung memiliki
perkembangan karir yang cenderung lambat dan menetap, sedangkan karyawan
yang termasuk level manajemen atas cenderung memiliki perkembangan karir
yang relatif lebih cepat dan bervariasi.
Keyakinan mengenai efficacy karyawan yang akan memasuki masa
pensiun secara kognitif dapat dikembangkan melalui empat sumber pengaruh
utama, yaitu mastery experiences, vicarious experiences, verbal persuasion dan
physiological and affective states. Keempat sumber tersebut tergantung pada
bagaimana karyawan yang akan memasuki masa pensiun menginterpretasikan
sumber-sumber yang diperolehnya tersebut. Untuk dapat meramalkan kejadian
dan mengendalikan hal yang mempengaruhi hidup mereka, para karyawan akan
mengolah informasi yang diperoleh melalui sumber-sumber self-efficacy untuk
membangun pilihan, menimbang dan mengintegrasikan faktor prediktif untuk
menguji dan memperbaiki penilaian-penilaian hasil dari tindakan mereka,
mengingat faktor-faktor yang telah mereka uji dan bagaimana faktor-faktor
tersebut telah terlaksana dengan baik melalui empat proses utama dari self-
efficacy yang yaitu proses kognitif, afektif, motivasional, dan seleksi.
Sumber yang paling efektif untuk dapat membentuk penghayatan yang
kuat mengenai efficacy adalah melalui mastery experiences atau pengalaman
bahwa karyawan mampu menguasai keterampilan tertentu. Keberhasilan yang
pernah dialami karyawan akan membangun keyakinan akan efficacy, sedangkan
14
bila kegagalan terjadi sebelum penghayatan efficacy itu terbentuk secara mantap.
Keberhasilan yang dialami karyawan selama bekerja memperkuat keyakinan
bahwa mereka dapat mengalami keberhasilan yang serupa khususnya ketika
mereka menghadapi masa pensiun.
Sumber kedua yang dapat membentuk dan memperkuat self-efficacy belief
adalah melalui vicarious experiences atau pengalaman yang dapat diamati dari
orang lain yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan dirinya.
Melihat orang lain yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan
dirinya mengalami pensiun melalui usaha yang terus-menerus akan meningkatkan
kepercayaan bahwa mereka mampu mengatasi situasi yang kurang lebih sama
untuk mencapai keberhasilan. Dengan cara yang sama, mengamati kegagalan
orang lain meskipun sudah berusaha dengan kuat, akan menurunkan penilaian
efficacy dan usaha dirinya. Pengaruh dari modelling terhadap self-efficacy belief
sangat dipengaruhi oleh persamaan diri dengan model yang diamati. Semakin
besar kesamaan yang dianggap ada, maka semakin besar pengaruh keberhasilan
dan kegagalan model. Bila karyawan memandang model tersebut sebagai sesuatu
yang sangat berbeda dari dirinya, maka self-efficacy belief pada dirinya tidak
terlalu banyak dipengaruhi oleh tingkah laku dan pencapaian model-model
tersebut.
Sumber ketiga yang dapat membentuk dan memperkuat self-efficacy
adalah verbal persuasion. Dukungan yang diberikan oleh atasan, rekan sekerja,
15
kegiatan yang berguna di masa pensiun memperkuat belief karyawan bahwa
mereka mampu mencapai tujuan mereka dengan kemampuan yang mereka miliki.
Sumber keempat yang dapat membentuk dan menguatkan self-efficacy
belief adalah dengan physiological and affective states, yaitu penghayatan
seseorang mengenai kondisi fisik dan emosi yang dimilikinya. Karyawan yang
menghayati kondisi fisiknya masih sehat dan kuat cenderung memiliki keyakinan
yang lebih tinggi bahwa dirinya dapat menghadapi masa pensiun bila
dibandingkan dengan karyawan yang menghayati kondisi fisiknya sebagai hal
yang menghambat.
Keempat sumber tersebut akan membentuk self-efficacy belief yang akan
menentukan bagaimana karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam
waktu 1 tahun mendatang merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku.
Belief seperti itu menghasilkan pengaruh yang berbeda melalui empat proses
utama. Proses-proses itu meliputi proses kognitif, motivasional, afektif, dan
seleksi.
Dalam proses kognitif, belief karyawan mengenai bentuk efficacy yang
mereka miliki membentuk tipe anticipatory scenario yang mereka bentuk dan
latih. Karyawan yang memiliki penghayatan efficacy yang tinggi, membayangkan
skenario sukses yang memberikan tuntutan yang positif dengan dukungan untuk
pelaksanaan pencapaian. Karyawan yang meragukan efficacy mereka,
membayangkan skenario kegagalan dan terpaku pada hal-hal yang tidak beres.
Dalam proses motivasional, karyawan yang akan memasuki masa pensiun
16
antisipasi tindakan mereka dengan melatih forethought. Mereka membentuk belief
mengenai apa yang dapat dilakukan di masa pensiun. Mereka mungkin
mengantisipasi hasil yang seperti apa dari tindakan yang mengarah pada masa
depan. Karyawan tersebut menetapkan tujuan untuk diri mereka dan
langkah-langkah tindakan yang dirancang untuk menghadapi masa pensiun.
Dalam proses afektif, belief karyawan yang akan memasuki masa pensiun
dalam waktu 1 tahun mendatang mengenai kemampuan dalam mengatasi masalah
mempengaruhi seberapa banyak stres dan depresi yang mereka alami dalam
situasi mengancam atau sulit, dan juga mempengaruhi level motivasi mereka.
Karyawan yang yakin bahwa dirinya dapat menyesuaikan diri terhadap masa
pensiun tidak menganggap masa pensiun sebagai ancaman dan mereka tidak
memiliki pola pikiran yang mengganggu. Namun karyawan yang tidak yakin
akan kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri terhadap masa pensiun,
merasa khawatir dalam menghadapi masa pensiun dan menganggap masa pensiun
sebagai suatu hal yang mengancam.
Dalam proses seleksi, belief karyawan yang akan memasuki masa pensiun
dalam waktu 1 tahun mendatang mengenai keyakinan terhadap kemampuan
dirinya dapat mempengaruhi tipe aktivitas dan lingkungan yang dipilih. Karyawan
tersebut cenderung menghindari aktivitas dan situasi yang mereka yakini di luar
kemampuan coping mereka, tetapi mereka lebih mudah melakukan aktivitas yang
menantang dan memilih situasi yang mereka nilai bahwa mereka mampu
17
Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, berikut ini akan ditampilkan
18
Faktor yang berpengaruh:
- Pendidikan Aspek-aspek self-efficacy:
- Lama bekerja - Pilihan yang dibuat
- Pekerjaan sampingan - Usaha yang dikeluarkan
- Level manajemen - Daya tahan ketika menghadapi
kesulitan dan kegagalan
- Penghayatan perasaan
Karyawan yang Sumber-sumber Tinggi
akan memasuki self-efficacy:
masa pensiun - Mastery experience Proses Self-Efficacy Derajat Sedang cenderung tinggi
dalam waktu - Vicarious experience Kognitif self-efficacy
1 tahun mendatang - Verbal persuasion Sedang cenderung rendah
- Physiological and Proses self-efficacy:
affective states - Proses kognitif Rendah
- Proses motivasional
- Proses afektif
- Proses seleksi
19
1.6 Asumsi Penelitian
1. Karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun
mendatang memiliki sumber-sumber informasi berupa mastery experience,
vicarious experience, verbal persuasion, dan physiological and affective
states yang akan mempengaruhi keyakinan karyawan dalam menghadapi
masa pensiun.
2. Sumber mastery experience bagi karyawan yang akan memasuki masa
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang berupa keberhasilan dalam
mencapai target atau perkembangan karir dalam pekerjaannya.
3. Sumber vicarious experience bagi karyawan yang akan memasuki masa
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang berupa pengalaman keberhasilan
dari rekan kerja atau teman sebaya yang telah memasuki masa pensiun.
4. Sumber verbal persuasion bagi karyawan yang akan memasuki masa
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang berupa dukungan yang diberikan
oleh keluarga, rekan kerja atau atasan.
5. Sumber physiological and affectives states bagi karyawan yang akan
memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang berupa
penghayatan mengenai kondisi kesehatan dan emosi karyawan tersebut
dalam menghadapi masa pensiun.
6. Mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, dan
physiological and affective states akan diolah secara kognitif dalam diri
karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun
20
7. Derajat Self Efficacy yang dihayati setiap karyawan dapat dilihat melalui 4
aspek, yaitu pilihan yang dibuat, besarnya usaha yang dikeluarkan, berapa
lama dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan dan kegagalan serta
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu
1 tahun mendatang pada umumnya memiliki self-efficacy yang tinggi.
2. Sumber mastery experience, bukan merupakan sumber yang paling efektif
dalam mempengaruhi derajat self-efficacy. Hal ini terkait dengan level
manajemen dari sebagian besar karyawan yang akan memasuki masa
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang yang termasuk dalam level
manajemen yang cenderung bawah sehingga perkembangan karir mereka
cenderung lambat.
3. Sumber verbal persuasion merupakan sumber yang paling efektif dalam
mempengaruhi derajat self-efficacy karyawan yang akan memasuki masa
pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang. Sebagian besar karyawan yang
akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang
mendapatkan masukan yang positif dalam menghadapi masa pensiun dari
keluarga karena keluarga merupakan pihak yang turut merasakan
perubahan ketika karyawan tersebut memasuki masa pensiun.
4. Sumber physiological and affective states mempengaruhi derajat
102
tahun mendatang. Seluruh karyawan yang akan memasuki masa pensiun
dalam waktu 1 tahun mendatang menghayati kondisi fisik dan emosinya
sebagai hal yang mendukung dalam menghadapi masa pensiun.
5. Faktor pendidikan berpengaruh terhadap derajat self-efficacy karyawan
yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang.
Karyawan yang memiliki tingkat pendidikan S1 memiliki self-efficacy
yang tinggi dalam semua aspek self-efficacy.
6. Faktor level pekerjaan berpengaruh terhadap derajat self-efficacy karyawan
yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang.
Karyawan yang berada pada level pekerjaan staf cenderung menghayati
keberhasilan dalam pekerjaannya (mastery experience) sebagai
perkembangan karir yang cepat dan pengalaman kerja yang bervariasi.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran, diantaranya:
1. Untuk rekan-rekan yang berminat melakukan penelitian disarankan untuk
melakukan penelitian lanjutan mengenai self-efficacy, khususnya dalam
setting lingkungan kerja atau organisasi.
2. Bagi pihak perusahaan diharapkan melalui penelitian ini dapat
mempertimbangkan untuk mempersiapkan program persiapan masa
pensiun bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun dengan
memberikan alternatif kegiatan di masa pensiun atau memberikan
103
mereka memasuki masa pensiun sehingga karyawan memiliki gambaran
mengenai kegiatan yang akan dilakukan di masa pensiun.
3. Bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun
mendatang disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan
self-efficacy dalam menghadapi masa pensiun dengan mengembangkan
keterampilan dalam menghadapi masa pensiun, melihat hal yang positif
dari keberhasilan rekan yang telah pensiun, mendengarkan masukan yang
positif dari keluarga atau rekan kerja serta menjaga kesehatan.
4. Mengingat bahwa verbal persuasion merupakan sumber yang berpengaruh
pada derajat self-efficacy karyawan yang akan memasuki masa pensiun
dalam waktu 1 tahun mendatang maka atasan disarankan untuk
memberikan pujian pada karyawan ketika mereka berhasil dalam
melakukan pekerjaan mereka sehingga karyawan dapat lebih menghayati
hal tersebut sebagai keberhasilan yang dapat meningkatkan efficacy
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert
. 1997.
Self-Efficacy in Changing Societies
. Cambridge University
Press.
Bandura, Albert
. 2002.
Self-Efficacy : The Exercise of Control
. New York:Freeman.
Denscombe, Martyn
. 2003.
The Good Research Guide
. Second Edition.
Philadelphia, USA. McGraw Hill.
Dinsil, Valentino, dkk
. 2006.
Ketika Pensiun Tiba
. Wijawiyata Media Utama
Gulo, W
. 2002.
Metodologi Penelitian
. Jakarta : PT Grasindo.
Havighurst
. 1969.
Adjustment to Retirement
. Assen, Van Gorcum.
Hurlock, Elizabeth
. 1980.
Psikologi Perkembangan.
Edisi kelima.
DAFTAR RUJUKAN
www.healthpsych.de
www.google.com
www.yahoo.com