ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara self
efficacy dan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung. Pemilihan
sampel menggunakan purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah
Tim Demo yang berjumlah 30 orang. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasional.
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui self efficacy pada Tim Demo
adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Albert
Bandura (2002), dengan validitas berkisar antara 0,464 sampai 0,824 dan
reliabilitas sebesar 0,956 menggunakan uji statistik alpha cronbach. Sedangkan
alat ukur yang digunakan untuk mengukur produktivitas kerja didapat melalui
data produktivitas karyawan di PT “X” Bandung, yang didukung oleh kuesioner
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang
dikemukakan oleh Ernest J. McCormick (1979). Data yang diproleh diolah
menggunakan uji korelasi Spearman dengan program SPSS 16.
Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapat koefisien
korelasi antara self efficacy dan produktivitas kerja adalah 0,768. Hal ini
menunjukkan bahwa self efficacy dan produktivitas kerja Tim Demo di PT “X”
Bandung memiliki hubungan yang erat (guilford dalam sitepu, 1995:825).
Sumber-sumber yang paling berpengaruh terhadap self efficacy Tim Demo di PT
“X” Bandung, diurutkan dari yang paling berpengaruh adalah social persuasion,
mastery experience, vicarious experience, dan physiological and affective states.
Selain itu,faktor individual dan faktor situasional juga memiliki hubungan yang
signifikan dengan produktivitas kerja.
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan saran bagi yang
ingin meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara self efficacy dan
produktivitas kerja dapat meneliti mengenai faktor situasional sosial terhadap
produktivitas kerja dan meneliti mengenai pengaruh sumber-sumber self efficacy
terhadap self efficacy pada Tim Demo PT “X” Bandung. Para atasan diharapkan
untuk tetap memberikan social persuasion terutama yang berupa pujian,
dukungan dan feedback dalam mempertahankan dan meningkatkan self efficacy
Tim Demo.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Indentifikasi Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 8
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
1.5 Kerangka Pemikiran ... 9
1.6 Asumsi ... 18
v
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self Efficacy Belief
2.1.1 Belief... 19
2.1.2 Definisi Self Efficacy ... 19
2.1.3 Konsep Reciprocal Determinism dari Bandura... 21
2.1.4 Pengaruh Self Efficacy... 24
2.1.5 Sumber-sumber Self Efficacy ... 24
2.1.5.1 Mastery Experience ... 25
2.1.5.2 Vicarious Experience ... 25
2.1.5.3 Social Persuasion ... 26
2.1.5.4 Physiological and Affective States ... 27
2.1.6 Proses-proses yang diaktifkan oleh Self Efficacy... 28
2.1.6.1 Proses Kognitif ... 29
2.1.6.2 Proses Motivasi ... 29
2.1.6.3 Proses Afeksi ... 31
2.1.6.4 Proses Seleksi ... 32
2.1.7 Self Efficacy dalam Management Goal Setting... 32
2.2 Produktivitas Kerja 2.2.1 Definisi Produktivitas Kerja ... 35
2.2.2 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 37
vi
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ... 40
3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 40
3.3 Variable Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variable Penelitian ... 41
3.3.2 Definisi Operasional 3.3.2.1 Definisi Operasional Self Efficacy ... 41
3.3.2.2 Definisi Operasional Produktivitas Kerja ... 42
3.4 Alat Ukur 3.4.1 Alat Ukur Self Efficacy ... 41
3.4.1.1 Prosedur Pengisian ... 42
3.4.1.2 Sistem Penilaian ... 42
3.4.1.3 Pengkategorian ... 43
3.4.2 Alat Ukur Produktivitas Kerja ... 43
3.4.3 Data Penunjang ... 44
3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.4.1 Uji Validitas ... 44
3.4.4.2 Uji Reliabilitas... 45
3.5 Populasi dan Teknik Pengambilan Sample 3.5.1 Populasi Sasaran ... 46
3.5.2 Karakteristik Populasi ... 46
3.5.3 Teknik Penarikan Sample ... 46
vii
3.7 Hipotesa Statistik ... 48
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden
4.1.1 Usia... ... 49 4.1.2 Pendidikan ... 49 4.1.3 Lama Bekerja ... 50 4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Pengujian Hipotesis ... 50 4.2.2 Tabulasi Silang Self Efficacy dan Produktivitas Kerja Tim
Demo di PT “X” Bandung ... 51 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 52
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... ... 63 5.2 Saran... ... . 64
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Company Profile Lampiran 2 Kuesioner Self Efficacy
Lampiran 3 Kuesioner Data Penunjang variabel individual dan situasional Lampiran 4 Kuesioner Data Penunjang sumber-sumber self efficacy Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self Efficacy Lampiran 6 Tabulasi Silang antara self efficacy dengan aspek
Lampiran 7 Tabulasi silang antara self efficacy dengan Sumber-sumbernya Lampiran 8 Tabulasi silang antara produktivitas kerja tinggi dengan variabel
Lampiran 1
COMPANY PROFILE
SEJARAH PERUSAHAAN
PT “D” adalah perusahaan yang bergerak di bidang produsen, distribusi dan penjualan peralatan rumah tangga. PT “X” didirikan oleh Tn Daniel D. Dan Ny. Julia D. Pada tanggal 14 april 1997 dan mendapatkan pengesahan dari notaris sebagai perseroan terbatas (PT), pada tanggal 11 mei 1999. PT “M” didirikan oleh TN Daniel D. Dan Ny. Julia D. Pada tanggal 20 september 2000 dan mendapatkan pengesahan dari notaris sebagai perseroan terbatas (PT), pada tanggal 24 desember 2001
Pada bulan desember 2006 manajemen PT “D” dan manajemen PT “M” bergabung menjadi manajemen “X” dibawah PT “X”.Sampai saat ini PT “X” telah memiliki 38 cabang di 29 kota yang tersebar di seluruh indonesia. Kantor
pusat PT ”X” saat ini bertempat di kota Bandung. Keunikan yang menjadi salah satu kekuatan dati PT “X” adalah teknik Direct Selling (penjualan langsung) yang diterapkan dalam menjual dan memasarkan produk.
VISI DAN MISI 1. VISI PT “X”
2. MISI PT “X”
2.1 Membantu semua orang dalam memasak menjadi lebih menyenangkan, efektif dan efisien sehingga menghasilkan masakan yang lebih sehat 2.2 PT “X” adalah tim yang terdiri dari orang-orang sukses yang memiliki
kemampuan, berintegritas tinggi, loyalitas dan rasa bangga kepada perusahaan untuk dapat mengembangkan diri dan berpartisipasi 100% agar tercipta suatu tim yang “SOLID”
BUDAYA PERUSAHAAN 1. Doa dan Kerja Keras
Memberikan partisipasi 100% dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan dengan selalu memanjatkan doa kepada Tuhan YME untuk kesuksesan di masa depan
2. Amanah dan Terpercaya
Bekerja dengan penuh kejujuran dan dapat diandalkan sebagai sumber daya manusia yang menaati peraturan dan ketentuan perusahaan.
3. Harmonis dan Selaras
TEAM DEMONSTRATOR 1. Definisi Tim Demo
Tim Demo adalah seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar, bertanggung jawab atas order yang diciptakan olehnya.
2. Jenjang karir Tim Demo
Seorang Tim Demo akan memiliki kesempatan untuk menjadi seorang Koordinator Marketing dan Sales Bahkan menjadi Branch manager jika : 1. Memiliki kemampuan untuk menjadi Koordinator Marketing dan Sales
bahkan Branch Manager (standar kelayakan ditentukan oleh pusat) 2. Bisa menunjukkan kualitas kerja yang bagus
3. Memiliki hasil prestasi kerja yang memuaskan 4. Mempunyai jiwa kepemimpinan
5. Memiliki loyalitas terhadap perusahaan
6. Bisa menunjukkan kerjasama diantara rekan kerja, kerjasama dengan pimpinan cabang setempat, dan kerja sama dengan Pusat.
3. Tanggung jawab Tim Demo
1. Mempertanggung jawabkan atas semua aktivitas yang sudah dilakukan terutama terhadap hasil order yang tercipta (kejelasan alamat konsumen yang ditulis dalam surat pemesanan atau SP)
2. Mengetahui kemampuan (daya beli) konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan
4. Mampu menyelesaikan semua masalah atau kendala yang berkaitan dengan kegiatan penjualan)
4. Tugas Pokok Tim Demo 1. Promosi
Dalam melakukan promosi seorang Tim Demo harus :
- memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dijual. Hal ini meliputi nama produk, bahan dasar produk, kegunaan atau fungsi produk, cara pemakaian produk, kelebihan produk, pemeliharaan produk, kesimpulan mengenai produk
- Memahami sistem penjualan. Hal ini terdiri dari 3 cara pembayaran yaitu cash atau kontan (ada uang, ada barang), cash indent (kontan berjangka = diangsur 3 bulan), dan angsuran.
- Pengetahuan mengenai pasar (daya beli konsumen) 2. Demo atau Peragaan
Dalam melakukan demo atau peragaan seorang Tim Demo harus : - menentukan produk yang akan diperagakan,
- mampu meyakinkan konsumen mengenai kelebihan yang dimiliki suatu produk,
- mampu mendemokan cara menggunakan produk tersebut,
3. Membuat Display
Dalam membuat display seorang Tim Demo harus : - menentukan lokasi untuk membuat penataan,
- menyiapkan sarana yang dibutuhkan (seperti meja, pencahayaan), - menentukan jumlah produk yang akan ditata,
- mampu menata produk sehingga terlihat menarik.
5. Hal-hal yang dapat membantu Tim Demo untuk mendapatkan penjualan - Memperhatikan penampilan baik penampilan diri maupun penampilan
produk dan kit. Penampilan diri sebagai pribadi dilihat dari kebersihan, kerapihan (badan, rambut, dan pakaian) dan keramahan. Penampilan produk dilihat dari jenis produknya, kebersihannya, kelengkapannya, penataannya. Penampilan kit demo dilihat dari kelengkapannya, bahan-bahan demo, mengecek gas, kebersihan kit demo, kelengkapan SP atau surat pesanan.
- Menguasai teknik penawaran yaitu langsung kemasing-masing konsumen, penjelasan produk harus detil, menanggapi keluhan,
keberatan yang diajukan oleh konsumen dan mampu memberikan solusi dan jalan keluar, dan dapat memberikan pengertian pada konsumen bahwa banyak keuntungan yang diperoleh melalui produk yang ditawarkan baik dari segi waktu dan segi kepraktisannya
- Memiliki kemampuan untuk memahami produk, - Kemampuan komunikasi,
- Memiliki arah pembinaan, dan memberikan pembinaan kepada partner kerja (dealer), menjalin hubungan yang baik dengan dealer,
- Memiliki jiwa kepemimpinan, loyalitas pada perusahaan, - Memiliki solusi dalam masalah penjualan
- Inovatif dalam mencari cara-cara baru untuk melakukan promosi 6. Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi seorang Tim Demo
1. Etika
Tata krama atau sopan santun, dimana seorang Tim Demo sebagai sales officer harus bisa menjaga etika atau tata krama sopan satun terhadap konsumen serta bisa menjaga nama baik perusahaan
2. Sikap Positif
Sebagai seorang sales officer kita harus memiliki sikap positif baik terhadap perkerjaan kita maupun terhadap konsumen, bisa menempatkan diri kita sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai sales.
3. Tanggung jawab kerja
4. Disiplin Pribadi
Kedisiplinan yang harus dipegang teguh oleh diri sendiri tanpa harus diawasi atau diperhatikan oleh orang lain, disiplin pribadi sebagai marketing yaitu harus dapat membagi waktu kerja (manajemen waktu), contohnya :
- Memprediksi keberangkatan demo - Persiapan sebelum peragaan - Pelaporan hasil peragaan - Kemampuan promosi - Memiliki visi dan misi
Lampiran 2
KATA PENGANTAR
Kuesioner ini disusun dalam rangka pengumpulan data penelitian yang diperlukan untuk menyusun skripsi saya. Adapun penelitian yang saya lakukan adalah survey mengenai self-efficacy pada Tim Demo di PT Megastar Victory Bandung.
Data yang saudara berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian yang dilakukan. Karena itu, diharapkan saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan saudara sendiri . Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar selama menggambarkan
keadaan diri saudara.
Isilah penyataan dengan jujur dan jangan sampai ada persoalan yang terlewatkan. Bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sebelum mulai mengerjakannya.
Atas segala bantuan dalam kegiatan pengisian kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
KUESIONER SELF-EFFICACY
Instruksi:
Berilah tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pilihan ”Sangat Yakin” (SY) jika pernyataan sangat yakin sesuai dengan diri saudara.
- Pilihan ”Yakin” (Y) jika menggambarkan yakin sesuai dengan diri saudara.
- Pilihan ”Kurang Yakin” (KY) jika menggambarkan kurang yakin sesuai dengan diri saudara.
- Pilihan ”Tidak Yakin” (TY) jika tidak yakin sesuai dengan diri saudara. Kerjakan menurut respon pertama saudara dan jika sudah, periksalah
kembali jangan ada yang terlewatkan!
No. Pernyataan SY Y KY TY
1. Saya dapat mengetahui produk yang sesuai dengan daya beli konsumen
2. Saya kurang berusaha mengingat spesifikasi dari produk yang saya akan tawarkan
3. Saya tetap bertahan untuk memberikan demo walaupun sarana dan prasarana yang saya miliki kurang mendukung
4. Saya kurang mampu membuat konsumen tertarik dengan produk yang saya tawarkan
6. Saya berusaha menata produk yang saya jual sehingga menarik minat konsumen
7. Saya dapat berusaha untuk mencari tahu mengenai daya beli konsumen di daerah yang saya tuju
8. Ketika saya mendapat kesulitan dalam mencari informasi yang saya butuhkan mengenai sistem penjualan, saya akan tetap bertahan untuk mencari informasi sebanyak mungkin
9. Saya mudah menyerah apabila menemui hambatan saat mencari informasi mengenai produk
10. Saya akan merasa bersemangat saat mempelajari spesifikasi produk
11. Saya dapat menunjukkan kelebihan dari produk yang saya pilih 12. Walaupun saya lelah, saya akan tetap bertahan untuk membuat
penataan produk
13. Saya kurang berusaha untuk menyajikan masakan dengan menggunakan produk yang saya jual
14. Saya akan merasa nyaman saat memberikan demo di hadapan orang banyak
15. Walaupun saya lelah, saya akan tetap bertahan untuk memberikan demo di hadapan konsumen
16. Saya dapat menentukan sendiri peralatan yang saya butuhkan untuk mendisplay produk
17. Saya akan merasa kurang nyaman apabila belum menguasai produk yang akan saya jual
18. Saya dapat berusaha untuk mencari tahu produk yang sedang dibutuhkan oleh konsumen
20. Saya dapat memahami produk yang akan saya jual
21. Saya akan merasa senang ketika berhasil menata semua produk yang akan saya tawarkan
22. Saya kurang berusaha dalam menata produk-produk yang akan saya jual
23. Saya kurang berusaha untuk mencari alternatif solusi apabila ada konsumen yang membatalkan pesanannya
24. Saya akan mudah menyerah ketika peragaan yang saya lakukan tidak menarik perhatian konsumen
25. Saya akan merasa tidak nyaman untuk melakukan peragaan dengan cara memasak dihadapan para konsumen
26. Saya kurang mampu melakukan promosi di hadapan banyak orang
27. Saya akan menunda melakukan penataan produk apabila saya sedang tidak bersemangat
28. Saya berusaha untuk menjelaskan kepada konsumen mengenai keuntungan dari memiliki produk tertentu
29. Saya akan merasa senang walaupun penataan produk saya
35. Saya kurang mampu menentukan jumlah barang yang akan saya tata
36. Ketika saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai cara pembayaran kepada konsumen, saya akan mencoba menjelaskan dengan cara yang berbeda
37. Saya akan merasa kurang bersemangat ketika harus membuat penataan produk
38. Saya berusaha untuk berlatih menggunakan produk yang akan saya peragakan
39. Saya akan merasa nyaman ketika konsumen tidak terlalu memperhatikan saya ketika sedang memperagakan suatu produk 40. Saya kurang mampu menjelaskan mengenai prosedur
pembayaran kepada konsumen
41. Saya akan merasa kecewa bila tidak terlalu banyak konsumen yang memperhatikan saat saya memperagakan suatu produk 42. Saya dapat memilih tempat yang paling sesuai untuk melakukan
display
43. Ketika konsumen tidak dapat memahami penjelasan saya, saya akan merasa patah semangat
44. Saya berusaha menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk keperluan display
45. Saya akan merasa kurang bersemangat apabila harus mempelajari cara menggunakan produk yang akan ditawarkan 46. Saya dapat menentukan sendiri produk yang akan saya
peragakan
47. Saya akan menunda melakukan demo apabila saya sedang tidak bersemangat
Lampiran 3
1. Nama (inisial) :
2. usia :
3. jenis kelamin :
4. pendidikan terakhir :
5. status marital :
Instruksi:
Berilah tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pilihan ”Sesuai” (SS) jika pernyataan sesuai dengan diri saudara.
- Pilihan ”Tidak Sesuai” (S) jika pernyataan tidak sesuai dengan diri saudara.
Kerjakan menurut respon pertama saudara dan jika sudah, periksalah kembali
jangan ada yang terlewatkan!
N0. Pernyataan S TS
1. Menurut saya, pekerjaan yang saya lakukan termasuk menantang
2. Menurut saya, saya memiliki kemampuan yang dibutuhkan agar dapat menciptakan penjualan
3. Menurut saya, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat mencapai target penjualan
4. Menurut saya, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sangat membantu pekerjaan saya
5. Menurut saya, peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan membantu kinerja
6. Menurut saya, saya memiliki metode khusus agar dapat meningkatkan penjualan
7. Menurut saya, pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan minat saya 8. Menurut saya, kegagalan mencapai target adalah hal yang wajar 9. Menurut saya, sistem manajemen di perusahaan tergolong baik 10. Menurut saya, saya aktif dalam bekerja
11. Menurut saya, minat yang saya miliki dapat membantu kinerja saya 12. Menurut saya memiliki hubungan baik dengan rekan kerja dan dealer
13. Saya selalu memperbaharui metode kerja agar meningkatkan penjualan. 14. Menurut saya, target yang ditetapkan oleh perusahaan sulit untuk dicapai 15. Menurut saya, lingkungan kerja saya menimbulkan kenyamanan saat
Lampiran 4
PERTANYAAN:
1. Apakah saudara pernah mengalami keberhasilan dalam pekerjaan saudara? a. Pernah, dalam hal ... b. Tidak pernah
2. Bagaimana pengaruh keberhasilan dalam bekerja yang anda peroleh terhadap pekerjaan saudara saat ini?
a. Saya bekerja lebih giat lagi b. Santai saja, karena sudah berhasil c. Tidak berpengaruh
3. Apakah saudara pernah mengalami kegagalan dalam pekerjaan?
a. Pernah, dalam hal ... b. Tidak pernah
4. Bagaimana pengaruh kegagalan dalam pekerjaan yang anda peroleh pada pekerjaan saudara saat ini?
a. Bekerja lebih giat agar tidak terulang lagi b. Menjadi malas bekerja
c. Tidak berpengaruh 6. Keberhasilan mereka dalam bekerja (no.5) membuat saya...
a. Mencontoh apa yang mereka lakukan b. Ingin mengungguli keberhasilan mereka c. Berpikir bahwa saya tidak seberuntung mereka
7. Kegagalan teman/mereka (no.5) dalam belajar membuat saya... a. Terpacu untuk lebih berusaha
b. Berpikir bahwa saya akan seperti mereka
8. Pernahkah saudara menerima kritikan atas kegagalan dalam pekerjaan saudara?
a. Pernah,berasal dari... b. Tidak Pernah
9. Apa dampak kritikan tersebut bagi saudara? a. Memperbaiki kekurangan dalam diri
b. Mengabaikannya karena merasa direndahkan c. Marah dan tidak menerima kritikan tersebut
10. Pernahkah saudara menerima pujian atas keberhasilan dalam pekerjaan saudara?
a. Pernah, berasal dari ... b. Tidak pernah
Dalam hal ... 11. Apa dampak pujian tersebut bagi saudara?
a. Memotivasi diri agar lebih berhasil lagi dalam belajar b. Merasa hebat
c. Merasa puas dengan apa yang telah didapatkan
12. Pernahkah saudara menerima ejekan atas kegagalan dalam pekerjaan saudara? a. Pernah, berasal dari ...
b. Tidak pernah
Dalam hal ... 13. Apa dampak ejekan tersebut bagi saudara?
a. Memotivasi diri agar berhasil dalam bekerja b. Malas untuk melakukan sesuatu
c. Pesimis terhadap kemampuan diri sendiri
14. Apakah kondisi fisik mempengaruhi pekerjaan saudara? a. YA, alasannya ... b.Tidak, alasannya...
15. Dampak kondisi fisik yang menunjang dalam pekerjaan saudara adalah : a. Menjadi bersemangat dalam bekerja
b. Tidak berpengaruh
16. Dampak kondisi fisik yang menghambat dalam pekerjaan saudara adalah: a. Menjadi malas dalam bekerja
b. Tidak berpengaruh
17. Apakah suasana hati mempengaruhi pekerjaan saudara?
a. YA,alasannya ... b. Tidak,alasannya... 18. Dampak suasana hati yang menunjang dalam pekerjaan saudara adalah : a. Menjadi bersemangat dalam bekerja
19. Dampak suasana hati yang menghambat dalam pekerjaan saudara adalah: a. Menjadi malas dalam bekerja
Lampiran 5
Tabel 5.1 VALIDITAS ALAT UKUR
No VALIDITAS KETERANGAN
1 ,555(* * ) dit erim a
2 ,541(* * ) dit erim a
3 0,04 ditolak
4 ,824(* * ) dit erim a
5 ,499(* * ) dit erim a
6 ,725(* * ) dit erim a
7 ,756(* * ) dit erim a
8 ,700(* * ) dit erim a
9 ,601(* * ) dit erim a
10 ,769(* * ) dit erim a
11 ,634(* * ) dit erim a
12 ,482(* * ) dit erim a
13 ,760(* * ) dit erim a
14 ,736(* * ) dit erim a
15 ,594(* * ) dit erim a
16 ,684(* * ) dit erim a
17 0,11 ditolak
19 ,655(* * ) dit erim a
20 ,706(* * ) dit erim a
21 ,681(* * ) dit erim a
22 ,597(* * ) dit erim a
23 ,685(* * ) dit erim a
24 ,683(* * ) dit erim a
25 ,545(* * ) dit erim a
26 ,682(* * ) dit erim a
27 ,676(* * ) dit erim a
28 ,768(* * ) dit erim a
29 ,653(* * ) dit erim a
30 ,729(* * ) dit erim a
31 0,304 direvisi
32 ,744(* * ) dit erim a
33 ,656(* * ) dit erim a
34 ,590(* * ) dit erim a
35 ,607(* * ) dit erim a
36 0,093 ditolak
37 ,568(* * ) dit erim a
38 ,531(* * ) dit erim a
39 ,469(* * ) dit erim a
40 ,695(* * ) dit erim a
ITEM DIPAKAI : 43 item
ITEM DIREVISI : 2 item
ITEM DITOLAK : 3 item
Tabel 5.2. REALIBILITAS ALAT UKUR Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,956 48
42 ,464(* * ) dit erim a
43 ,733(* * ) dit erim a
44 ,707(* * ) dit erim a
45 ,736(* * ) dit erim a
46 ,499(* * ) dit erim a
47 ,635(* * ) dit erim a
Lampiran 6
Tabel 6.1 Tabulasi Silang antara self efficacy dengan aspek
pilihan Total usaha Total daya Total penghayatan Total
baik buruk baik rendah tinggi rendah rendah tinggi rendah baik buruk baik
Self
Efficacy rendah 5 3 8 7 1 8 6 2 8 1 7 8
16,70% 10,00% 26,70% 23,30% 3,30% 26,70% 20,00% 6,70% 26,70% 3,30% 23,30% 26,70%
tinggi 21 1 22 0 22 22 1 21 22 21 1 22
70,00% 3,30% 73,30% 0,00% 73,30% 73,30% 3,30% 70,00% 73,30% 70,00% 3,30% 73,30%
Total 26 4 30 7 23 30 7 23 30 22 8 30
Lampiran 7
Tabel 7.1 Tabulasi silang antara self efficacy dengan Mastery Experience
keberhasilan Total pengaruh keberhasilan Total
pernah
Tabel 7.2 Tabulasi silang antara self efficacy dengan Vicarious experience
Tabel 7.3 Tabulasi silang antara self efficacy dengan social persuasion
dampak pujian Total ejekan Total dampak ejekan Total
merasa
Tabel 7.4 Tabulasi silang antara self efficacy dengan physiological and affective states
kondisi fisik Total kondisi fisik baik Total kondisi fisik buruk Total
suasana hati Total suasana hati baik Total suasana hati buruk Total
berpengaruh
tidak
berpengaruh semangat
tidak
berpengaruh malas
tidak
berpengaruh
4 4 8 5 3 8 4 4 8
13,30% 13,30% 26,70% 16,70% 10,00% 26,70% 13,30% 13,30% 26,70%
13 9 22 16 6 22 11 11 22
43,30% 30,00% 73,30% 53,30% 20,00% 73,30% 36,70% 36,70% 73,30%
17 13 30 21 9 30 15 15 30
Lampiran 8
Tabel 8.1 Tabulasi silang antara produktivitas kerja tinggi dengan variabel individual
Tabel 8.2 Tabulasi silang antara produktivitas kerja tinggi dengan variabel situasional
Tabel 8.4 Tabulasi silang antara produktivitas kerja rendah dengan variabel situasional
kondisi kerja Total kebijakan Total metode Total
baik buruk baik buruk baik buruk
produktivitas
kerja rendah 2 6 8 2 6 8 3 5 8
25,00% 75,00% 100,00% 25,00% 75,00% 100,00% 37,50% 62,50% 100,00%
Total 2 6 8 2 6 8 3 5 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka perubahan yang terjadi juga semakin banyak. Salah satunya dalam bidang teknologi, banyaknya teknologi yang semakin canggih yang dapat mempermudah dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada proses masak-memasak. Adanya perubahan dari cara masak yang menggunakan peralatan sederhana seperti pisau, ulekan, atau penggorengan yang biasanya cenderung kurang praktis dan membutuhkan banyak waktu, menjadi berubah setelah adanya peralatan elektronik antara lain microwave, oven, rice cooker, ataupun juicer. Perkembangan tersebut tidak berhenti melainkan terus berlanjut sehingga inovasi baru terus bermunculan
PT “X” Bandung merupakan salah satu perusahaan yang menjual produk peralatan rumah tangga, khususnya peralatan memasak yang memiliki teknologi
2
Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang penjualan peralatan masak juga cukup banyak, sehingga jenis dan merek produk yang beredar dan ditawarkan kepada konsumen sangat bervariasi. Masyarakat sebagai konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini membuat mereka menjadi lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibeli, sehingga menimbulkan tantangan bagi perusahaan-perusahaan untuk bersaing dalam mendapatkan konsumen.
Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat menghadapi tantangan tersebut. Menurut Harry Puspito, direktur pengelola Marketing Research Indonesia (MRI), agar suatu perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik maka perusahaan itu harus memiliki orang-orang dengan komitmen tinggi, keterampilan dan memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing. Orang-orang tersebut harus memiliki minat, pengetahuan, jaringan dan lain sebagainya untuk dapat menjalankan bisnis dengan baik (Prospektif, edisi 13/Vol 7/28 Maret – 03 April 2005, Dari Manufaktur Merambah ke Bisnis Elektronika, hal. 68).
3
seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar, bertanggung jawab atas order yang diciptakan olehnya.
Tugas utama Tim Demo adalah melakukan promosi, demo atau peragaan, membuat penataan mengenai produk yang akan mereka jual sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam melakukan demo, Tim Demo akan bekerja sama dengan seorang dealer. Dealer adalah rekanan dari perusahaan yang memungkinkan terjadinya demo. Dealer terdiri atas ibu-ibu rumah tangga. Dealer tersebut yang akan meminta diadakannya suatu demo, demo tersebut seringkali diadakan pada saat acara ‘arisan’ atau ‘pengajian’.
Dalam melaksanakan tugas-tugas utamanya, Tim Demo harus memiliki kemampuan untuk memahami produk, kemampuan komunikasi, meningkatkan wawasan mengenai penjualan, memiliki arah pembinaan, dan memberikan pembinaan kepada partner kerja (dealer), menjalin hubungan yang baik dengan dealer, memiliki jiwa kepemimpinan, loyalitas pada perusahaan, memiliki solusi dalam masalah penjualan dan inovatif dalam mencari cara-cara baru untuk
melakukan promosi.
4
maka ia hanya akan mendapatkan gaji pokok tanpa mendapatkan keuntungan tambahan. Sedangkan apabila seorang Tim Demo gagal mencapai minimum omzet selama 3 bulan berturut-turut maka ia akan mendapatkan surat peringatan, dan apabila hal ini terus berlanjut dapat sampai terjadi pemutusan hubungan kerja.
Tim Demo dituntut untuk mampu mengemban tugas pekerjaannya dan bekerja dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga dapat memperoleh hasil penjualan yang tinggi dan sesuai target. Setiap Tim Demo diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menjual produknya serta mampu melihat kesempatan yang ada dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat mencapai hasil kerja sesuai target. Disamping itu juga perusahaan memiliki peranan dalam memperoleh hasil kerja, yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana, serta menyediakan pasokan produk yang akan dijual oleh Tim Demo.
Menurut Direktur Sales di PT “X” Bandung, secara umum terdapat 2 faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target penjualan, yang pertama adalah faktor eksternal yaitu kurangnya jadwal untuk melakukan demo, keterbatasan
5
Kurangnya persiapan dan perencanaan dalam melakukan demo, misalnya mempersiapkan peralatan memasak, atau administrasi untuk penjualan. kurang menguasai pengetahuan mengenai strategi penjualan yang disertai dengan keterampilan dalam menjual.
Menurut data Produktivitas Kerja Tim Demo di Kota Bandung pada bulan Januari dan Februari, cabang-cabang di Kota Bandung memiliki tingkat produktivitas yang cukup beragam. Pada bulan Januari, dari 35 tim demo, terdapat 25 Tim Demo yang mencapai target DP, sedangkan 10 tim demo tidak berhasil mencapai target DP. Pada bulan Februari, dari 35 tim demo, terdapat 19 Tim Demo yang mencapai target DP, sedangkan 16 tim demo tidak berhasil mencapai target penjualan DP.
Menurut salah seorang Tim Demo di PT “X“ Bandung, target yang diberikan oleh perusahaan sangat tinggi sehingga Tim Demo seringkali merasa tidak yakin akan dapat mencapai target tersebut. Dalam usaha mencapai target tersebut, Tim Demo juga mengalami beberapa hambatan, yaitu terbatasnya kesempatan atau jadwal demo yang diberikan oleh perusahaan, terdapatnya
6
dengan menambah jadwal demo atau mencari cara-cara baru yang lebih menarik pada saat mempromosikan suatu produk.
Tim Demo harus memiliki keyakinan akan kemampuan yang mereka miliki untuk berhasil di bidang ini. Dengan kata lain, mereka harus memiliki self efficacy yang tinggi. Menurut Bandura (2002:3), self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya yang tidak berkaitan dengan kemampuan sesungguhnya, tetapi lebih mengacu pada keyakinan untuk mengatur sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tuntutan, tugas dan permasalahannya.
Bandura (2002:24), mengemukakan bahwa pembentukan penghayatan akan self-efficacy merupakan kontributor yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan. Self-efficacy merupakan suatu mekanisme utama, dimana keberadaan suatu goal akan mempengaruhi motivasi dan performance seseorang. Self Efficacy yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan tercapainya produktivitas kerja dan sebaliknya, self efficacy yang rendah akan menghambat pencapaian produktivitas kerja.
7
tidak berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dan hanya sebesar 33.3% berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan.
Sebanyak 40% Tim Demo merasa yakin dapat mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan dan menilai target tersebut sebagai tantangan bukan sebagai beban yang berat. Mereka cenderung mencari jalan lain seperti menambah jumlah mini demo atau demo group untuk memperbesar kemungkinan menambah penjualan. Mereka juga yakin dapat mengatasi permasalahan yang timbul saat mencari order. Mereka juga menganggap kegagalan sebagai pelajaran dan terus berusaha untuk meningkatkan kembali order yang dicapai. Dari 40% tersebut, sebesar 75% Tim Demo tidak berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dan sebesar 25% berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan.
Berdasarkan pemaparan dari hasil survey terhadap 10 orang Tim Demo, peneliti menemukan berbagai variasi dari derajat self efficacy dan produktivitas kerja yang dimiliki oleh Tim Demo. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara self efficacy
dan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.
1.2Identifikasi Masalah
8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai eratnya hubungan self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai eratnya hubungan self-efficacy dan sumber-sumber self efficacy terhadap produktivitas kerja dan variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
1 Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah dan memperkaya wawasan dan informasi pengetahuan terutama yang berkaitan dengan self
efficacy dalam bidang industri dan organisasi
9
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran bagi PT “X” Bandung mengenai hubungan Self-efficacy terhadap produktivitas kerja, yang berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para Tim Demo.
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini perusahaan dapat memberikan pengetahuan terhadap Tim Demo mengenai self efficacy, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
1.5Kerangka Pikir
PT “X” Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan. Produk yang dijualnya merupakan peralatan memasak yang berteknologi tinggi dan praktis untuk digunakan. Menurut bagian Sumber Daya Manusia di PT “X” Bandung, Tim Demo terdiri dari seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar.
Tujuan utama dari Tim Demo adalah untuk menciptakan order sebanyak mungkin agar dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Target Total DP (down payment) adalah seberapa banyak DP atau penjualan yang didapat oleh Tim Demo dalam waktu satu bulan. Rata-rata target DP berkisar antara 75 sampai 100 DP perbulan.
10
tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam melakukan promosi, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang Tim Demo yaitu harus memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dijual, cara pembayaran, pengetahuan mengenai pasar, pengetahuan mengenai sistem penjualan. Dalam melakukan demo atau peragaan, seorang Tim Demo harus dapat menentukan produk yang akan diperagakan, mampu meyakinkan konsumen mengenai kelebihan yang dimiliki suatu produk, dan mampu menggunakan produk tersebut. Dalam membuat display, seorang Tim Demo harus dapat menentukan lokasi untuk mendisplay, menyiapkan sarana yang dibutuhkan (seperti meja, pencahayaan), menentukan jumlah produk yang akan ditata, dan mampu menata produk sehingga terlihat menarik.
Seorang Tim Demo dapat dikatakan produktif atau tidak ditentukan dari rata-rata pencapaian target dalam waktu enam bulan. Apabila dalam waktu enam bulan, penjualannya diatas rata-rata maka ia akan dikatakan produktif dan sebaliknya apabila penjualannya dibawah rata-rata maka ia dikatakan tidak produktif. Hal ini menjadi tantangan yang berat bagi Tim Demo.
11
Variabel Situasional mencakup metode kerja, yang merupakan cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menyelesaikan suatu satuan pekerjaan dengan lebih efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan membantu Tim Demo dalam menyusun suatu strategi tertentu agar dapat meningkatkan penjualannya, misalnya dengan menyediakan panduan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kondisi kerja adalah kondisi fisik dan sosial (organisasi) yang terdapat di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi unjuk kerja seseorang, antara lain jadwal kerja, pencahayaan, dan kebisingan. Kebijakan perusahaan adalah sistem administrasi, tata usaha, dan sistem manajemen perusahaan yang dapat membantu memudahkan pekerjaan.
Variable kedua menurut McCormick adalah variabel individual. Menurut penelitian oleh G.M. McEvoy dan W.F. Casio mengenai “cummulative evidence of the relationship between employee age and job performance” dalam Journal of applied Psychology (1989:11-17) hasil penelitiannya mengungkap bahwa usia dan perbedaan jenis kelamin dapat berpengaruh pula terhadap produktivitas kerja. Hal ini disebabkan oleh karena baik usia maupun masing-masing jenis kelamin
memiliki karakter yang berbeda, yang memiliki dampak positif maupun negatif pada produktivitas kerja.
12
pekerjaannya yang merupakan hasil penilaian seseorang terhadap pengalamannya dalam suatu pekerjaan. Bila seorang Tim Demo memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya maka hal tersebut dapat berpengaruh secara positif terhadap produktivitas kerjanya.
Tuntutan tugas dan target yang telah ditentukan oleh perusahaan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut. goal tersebut memiliki efek motivasional yang kuat. Goal yang dianggap sebagai tantangan dapat meingkatkan dan mendukung tingkatan usaha yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan (Locke & Latham 1990). Untuk dapat mencapai goal tersebut, Tim Demo perlu memiliki self-efficacy. Bandura (2002 : 24), Self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya yang tidak berkaitan dengan kemampuan sesungguhnya, tetapi lebih mengacu pada keyakinan untuk mengatur sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tuntutan, tugas dan permasalahannya.
Self efficacy menentukan bagaimana seorang Tim Demo merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku untuk menjalankan tugas-tugasnya. Dalam
situasi kerja, self efficacy akan mengarahkan pilihan Tim Demo dalam mengambil keputusan, berapa besar usahanya untuk melaksanakan keputusan yang dibuat, berapa lama Tim Demo dapat bertahan dalam rintangan dan kesulitan-kesulitan, serta penghayatan perasaannya mengenai hal-hal yang dilewati di atas.
13
adalah Mastery Experience, yaitu pengalaman pribadi yang berkaitan dengan pekerjaannya saat ini, baik berupa keberhasilan ataupun kegagalan, yang pernah dialami oleh Tim Demo. Seorang Tim Demo yang memiliki pengalaman keberhasilan, misalnya telah berhasil mencapai target penjualannya atau mempunyai prestasi tertentu, maka akan semakin yakin bahwa dirinya memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam pekerjaannya tersebut. Sedangkan pengalaman kegagalan dapat menghambat penghayatan efficacy pada Tim Demo. Terutama bila kegagalan terjadi sebelum penghayatan efficacy terbentuk secara mantap.
Sumber kedua adalah Vicarious Experience, yaitu pengalaman yang dialami oleh orang lain (model sosial), yang seolah-olah dialami oleh dirinya sendiri. Self efficacy dapat terbentuk karena Tim Demo menghayati keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh model sosial atau figur yang signifikan, yang memiliki kesamaan karakteristik dengan dirinya, seperti orang tua, teman, rekan kerja atau atasan. Semakin besar kesamaan dirinya dengan model sosial tersebut maka semakin besar pengaruh kegagalan atau keberhasilan dari model tersebut.
14
Sumber yang ketiga adalah social persuasion, yaitu adanya persuasi verbal dari orang lain yang menyatakan bahwa bahwa ia memiliki kemampuan untuk mencapai keberhasilan. Persuasi verbal dari orang-orang yang merupakan significant person seperti orang tua, saudara, teman dekat atau orang yang dikagumi oleh Tim Demo, akan lebih efektif dalam memperkuat self-efficacy beliefs Tim Demo tersebut. Persuasi verbal, dapat juga berupa pujian yang mampu mengarahkan Tim Demo untuk berusaha lebih keras dalam mencapai keberhasilan. Tim Demo yang tidak pernah mendapatkan persuasi atau significant person mengatakan pada dirinya bahwa ia kurang mampu melakukan pekerjaannya, cenderung menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang dan mudah menyerah bila menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya.
Sumber terakhir adalah Physiological and Affective States yaitu bentuk reaksi emosional dan fisiologis seperti ketenangan, kepuasan, kekecewaan, marah, menangis. Hal ini dapat memberikan informasi mengenai keyakinan diri yang dimiliki oleh seorang Tim Demo. Keempat sumber self efficacy tersebut akan diolah melalui penilaian kognitif sehingga penghayatan self efficacy dapat berbeda
tergantung dari bagaimana seorang Tim Demo menginterpretasikan informasi yang dimilikinya. Terdapat 4 proses yang melatarbelakangi pembentukan self efficacy yang akan mengarahkan individu untuk berperilaku, yaitu proses kognitif, proses motivasional, proses afektif dan proses seleksi.
15
masa depannya, menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan oleh Tim Demo untuk mewujudkan pilihan yang dibuatnya, seberapa lama Tim Demo dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam menjalankan tugasnya dan bagaimana penghayatan perasaan Tim Demo terhadap permasalahan dalam pekerjaannya.
Tim Demo yang memiliki Self efficacy yang tinggi akan merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu mencapai target akan menetapkan target penjualan yang menantang bagi dirinya dan berkomitmen terhadap target penjualan tersebut. Target penjualan yang menantang bukan hanya target yang ditetapkan oleh perusahaan tetapi bisa juga target pribadi Tim Demo yang diikuti oleh usaha maksimal untuk menjual produk perusahaan. Tim Demo juga diharapkan lebih mampu bertahan dalam menghadapi hambatan atau kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Tim Demo akan berusaha lebih keras untuk mengatasi kegagalannya dengan mencari cara-cara baru. Mereka juga tidak cepat menyerah dan dapat kembali memulihkan self efficacynya apabila mengalami kegagalan atau kemunduran.
16
melayani calon pembeli dalam konsultasi mengenai cara pembayaran, sehingga Tim Demo dapat melakukan penjualan yang tinggi dan melampaui target yang diberikan oleh perusahaan.
Sebaliknya, Tim Demo yang memiliki Self efficacy yang rendah akan meragukan kemampuan dirinya untuk berhasil mencapai target sehingga akan menjauhkan diri dari tugas-tugas yang menurutnya sulit dan menantang yang mereka pandang sebagai ancaman. Tim Demo juga mempunyai target penjualan yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap target penjualan tersebut. Tim Demo seringkali terpaku pada kekurangan mereka sehingga kurang berusaha untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Tim Demo seringkali mudah menyerah apabila dihadapkan pada tugas yang mereka pandang sulit. Tim Demo juga kesulitan untuk memulihkan Self efficacy yang mereka miliki setelah mengalami kegagalan sehingga mereka mudah mengalami stress ataupun depresi.
Tim Demo dengan self efficacy yang rendah akan memiliki keyakinan yang rendah dalam mencari calon pembeli, kurang berani untuk mendekati calon pembeli, mudah menyerah dalam memberikan informasi mengenai produk yang
17 kepribadian, sistem nilai, minat & kemampuan, usia, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan) 2.Variabel Situasional (metode
18
1.6Asumsi
1. Pembentukan self-efficacy para Tim Demo dipengaruhi oleh mastery experiences, vicarious experiences, sosial persuasion, physiological and affective states.
2. Self efficacy berhubungan dengan produktivitas kerja Tim Demo
3. Derajat self efficacy yang dimiliki para Tim Demo berbeda-beda sehingga memiliki produktivitas yang berbeda pula.
4. Derajat self efficacy yang tinggi dapat mendukung Tim Demo untuk memiliki produktivitas yang lebih baik.
5. Derajat self efficacy yang rendah dapat menurunkan produktivitas kerja Tim Demo.
1.7Hipotesis Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Self efficacy memiliki hubungan yang moderat dengan produktivitas kerja Tim Demo di PT “X” Bandung. Artinya mayoritas Tim Demo yang memiliki Self Efficacy yang tinggi akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi juga. 2. Sumber-sumber yang paling berpengaruh terhadap self efficacy Tim Demo di
PT “X” Bandung, diurutkan dari yang paling berpengaruh adalah social persuasion, mastery experience, vicarious experience, dan physiological and affective states.
3. Faktor individual dan faktor situasional juga memiliki hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja.
4. Salah satu faktor lain yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah
63
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Guna penelitian lebih lanjut disarankan meneliti faktor situasional sosial khususnya kondisi pasar dan daya beli masyarakat bila ingin meneliti mengenai produktivitas kerja pada Tim Demo.
2. Bagi perusahaan disarankan untuk:
a. Meninjau ulang mengenai kebijakan-kebijakan, metode dan kondisi kerja yang diciptakan oleh perusahaan agar dapat lebih menunjang kinerja para Tim Demo.
b. Bagi para Tim Demo yang memiliki Self Efficacy rendah perlu diberikan training untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya seperti salesmanship. Selain itu , perusahaan dapat menyediakan fasilitas konseling untuk meningkatkan self efficacy para Tim Demo tersebut. c. Bagi para Tim Demo yang memiliki Self Efficacy yang tinggi juga dapat
diberikan training mengenai salesmanship agar mereka tetap dapat mempertahankan self efficacynya
64
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert, 2002. The exercise of Control. Freeman and Company: Stanford University, New York.
Davis, Keith, Jhon W.N. Human Behavior At Work : Organizational. Singapore : McGraw Hill Book Company
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.
Ivan, Chevich, Jhon M. Andrew D. Szilagyi, Jr. And Marc J. Wallace, J. 1980.Organizational Behavior and Performance. Califonia : Good Year Publishing Inc
Kreitmer, Robert, Angelo K. 2003. Organizational Behavior. Boston : McGraw Hill
Luthan, Fred. 2002. Organizational Behavior ninth edition. New York : McGraw Hill
Mccormick, Ernest J. 1979. Industrial Psychology. Prentice-Hall India : New Delhi
Nasir, Moh. Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Timple, A. Dale. 1992. Seni Manajemen SDM : produktivitas edisi kelima. Jakarta
DAFTAR RUJUKAN
Center for Positive Practice. 2005. Self Efficacy. (online). (http://www.positivepractices.com/Efficacy/SelfEfficacy.html, diakses 29 September 2007)
Edu-Tech Wiki. 2006. Self Efficacy Theory. (online). (http://edutechwiki.unige.ch/en/Self-efficacy_theory, diakses 29 September 2007)
Irmawati. 2004. Peranan goal setting dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. (online). (http:google.com, diakses 17 maret 2008)
Lent, R. W., & Hackett, G. 1987. Career self-efficacy: Empirical status and future directions. Journal of Vocational Behavior, 30, 347-382. (online). (http: www.self-efficacy bandura.com, diakses 12 Februari 2008 )