FISIOLOGI SALURAN
PENCERNAAN
Devieka Rhama Dhanny, S.Gz., M.K.M
devieka_rd@uhamka.ac.i
d 082298360267
2
TRAKTUS GASTROINTESTINAL ( T.G.I) / G.I.T
Aktivitas kerja Sal. Cerna
suplaiMakanan
MetabEnergi
Air
Sel-2 jar.Fungsi sel-2
Elektrolit Jaringan
Seimbang
3
Proses yang terjadi pada sistem pencernaan:
• Pergerakan makanan
• Sekresi getah pencernaan & pencernaan makanan
• Absorbsi hasil pencernaan, air & elektrolit
• Sirkulasi darah melalui organ GI
• Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf
& hormonal .
• Molk. Organik + O
2 metabolismeEnergi + CO
2+ H
2O (dlm makanan)
sel manusia• Proses pencernaan dasar dr. sist. Pencernaan : 4
1. Motilitas : - kontraksi otot polos → mencampur & mendorong isi saluran pencernaan
Ger. mendorong (propulsif)
- Kecepatan pd setiap segmen saluran berbeda bergantung pd fungsi.
Ger. mencampur :
1. Mencampur mak. dgn getah pencernaan
2. Memajankan semua bagian isi usus ke permukaan
penyerapan sal. cerna → mempermudah penyerapan
2
. Sekresi :
- Getah penc. (kel. Eksokrin) → lumen usus
- Terdiri dari : air, elektrolit & konstituen organik
spesifik utk proses penc. (enzim, mukus, grm empedu) - Sel eksokrin memiliki banyak mitokoondria
3. Pencernaan
- Penguraian makanan struktur kompleks → molekul nutrien kecil-2 yg mudah diserap
- Melalui proses hidrolisis enzimatik
4.
Penyerapan :
- Sebagian besar di usus halus (lumen) + air + vit. &
elektrolit darah/limfe
Saluran pencernaan
Sistem pencernaan duktus
Organ penc. tambahan (kel. Liur, pankreas eksokrin
& sist. Empedu yi. hati &
kandung empedu)
7
Fungsi masing-2 bagian dari saluran pencernaan
•
Mulut – Cavum Oris : - Gigi à mengunyah, memotong untuk menggiling makanan - Lidah à cita rasa & menelan
•
Kerongkongan – Farinx
- Naso f - lobang sal.eustachius & adenoid - f. oralis - tonsil
- f. laringeal
•
Esofagus : pasase makanan
•
Lambung – Gaster : Kardia, Fundus, Pilorus ® menyimpan dan mencerna makanan
•
Usus halus : Duodenum – Yeyunum – ileum ® Pencernaam ma- kanan dan absorbsi hasil pencernaan
•
Usus besar : - Kolon ascendens, transversum,
descendens
- Sigmoideum, Rektum - Anus ® lubang pelepasan
Penyimpanan faeses
Kelenjar ludah
• Mengeluarkan saliva utk pencernaan
→ 1-2 lt/hr
Dirangsang oleh :
- makanan dalam mulut (reflex saliva sederhana)
- melihat, membaui & memikirkan
makanan (reflex saliva terkondisi)
Saliva
Fungsi :
ñFisik :
-
Membasahi mulut, membersihkan lidah, memudahkan bicara (mukus)
-
Membasahi makanan (mudah ditelan) & melarutkan bbrp. unsur dlm makanan (memudahkan kerja kimiawi)
ñ
Kimiawi :
Oleh kerja ptialin/amilase ludah, dlm lingk. alkali merubah zat tepung menjadi gula yg mudah larut/maltose (polisacharida → disacharida)
–
Efek antibakteri (lisozim)
–
Higiene mulut & gigi (kering → bau)
–
Penyangga bikarbonat saliva → menetralkan asam karies
Fungsi: Menyiapkan makanan untuk pemanfaatan seluler
Konsums i
Mengamb makanan il
dalam dari mulut
Pengunyaha n
Mengunyah gerakan
untuk melumatkan
makanan mencampurdan
kan dengan air liur
Menelan Menelan meminda
makanan hkan mulut ke dari faring dan
kerongko ngan
Pencernaa n/digesti
memecah makanan
menjadi lebih kecil
secara mekanis dan kimia
untuk mempersiap
kannya untuk penyerapan
Penyerapan
menyerap makanan
melalui membran mocous dari kecil/saluranusus
cerna dan masuk ke dalam darah
atau getah bening untuk
distribusi ke seluruh tubuh
Peristaltis kontraksi berirama, usus
seperti gelombang
yang memindahk an makanan
melalui saluran pencernaan
Feses/de fekasi Pembuan
gan sisa makanan
yang tidak dapat dicerna saluran dari pencerna
an
12
MENGUNYAH :
• Gigi dibantu otot-2 pengunyah, diatur oleh cabang motoris saraf kranial Vagus
• Dikontrol nukleus dalam batang otak ® reflek mengunyah Proses:
bolus makanan di mulut → hambatan refleks otot mengunyah → rahang bawah turun ke bawah
Penurunan rahang → reflex peregangan otot rahang → kontraksi rebound
→ mengangkat rahang → gigi tutup & bolus melawan dinding mulut → menghambat otot rahang bawah rahang turun → rebound (ulang lagi)
• Pentingnya pengunyahan makanan :
• Memecah membran selulosa sayur & buah mentah
• Menjadikan partikel2 kecil ® kecepatan pencernaan tergantung pada luas total area permukaan membran yg terpapar sekresi enzim perncernaan
• Mencegah ekskoriasi TGI
13
3 TAHAP PROSES MENELAN (DIGLUTISI) ®
•
Tahap volunteer/bukal : makanan dikumpulkan di permukaan lidah atas sebagai bolus yang lembab, lalu lidah menekan makanan kearah atas dan belakang palatum, didorong masuk faring
•
Tahap faringeal (Involunter) : bolus merangsang reseptor menelan pada pintu faring dan tiang tonsil ® kontraksi otot faringeal mendorong bolus ke esophagus bagian atas
•
Tahap esofageal : oleh peristaltik primer dan sekunder
•
P. primer : kelanjutan dari gel. peristaltik faring.
•
P. sekunder : akibat peregangan esofagus karena makanan yang tertahan bila p. primer gagal menyapu seluruh isi esofagus.
•
gelombang peristaltik esophagus membawa bolus ke bawah terus ke lambung
•
Saat menelan, nafas berhenti sehingga tidak tersedak.
Bolus masuk ke pintu faring
Stimulus reseptor
faring
Impuls ke batang otak
Otomatis kontraksi
otot
gerakan melebar, menyempit, bergelombang, dan meremas-meremas, disebut dengan gerakan
peristaltik
LAMBUNG
v Kelenjar mukosa lambung ® sekrit/getah asam lambung, tidak berwarna mengandung 0,4 % HCL ® bakterisid
v Enzim pencerna dalam getah lambung :
• Pepsin ® merubah protein jadi pepton (mudah larut)
• Rennin ® membekukan susu dan membentuk kasein (dipengaruhi oleh fermen pepsin)
• Lipase L ® memecah dan mencerna lemak
• Amilase L ® melanjutkan pencernaan
karbohidrat
Lambung (asam klorida/HCl)
vmengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin guna memecah protein menjadi pepton dan menerna kolagen.
vMerangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya
v Menghasilkan renin yaitu enzim yang mampu menggumpalkan kasein (sejenis protein) dalam susu.
vpenghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
vpembunuh mikroorganisme (Desinfektan)
GETAH LAMBUNG
Pepsinogen Pepsin Faktor
intrinsik
lambung Asam Mukus
TAHAP PENGELUARAN GETAH LAMBUNG
Fase sefalik Fase
lokal Fase
intestinal
Fase Sefalik
• Makanan dalam mulut memulai refleks
• Makanan dalam mulut memulai refleks perangsangan sekresi getah lambung.
• Rangsangan yang dihasilkan berupa citarasa, bau dan penglihatan.
• Defisiensi atau rendahnya kadar glukosa dalam otak juga merupakan rangsangan fase sefalik. otak juga
merupakan rangsangan fase sefalik.
• Melalui saraf eferen Nervus Vagus (X) dan saraf
intramural refleks diteruskan dan merangsang sel
parietal untuk mensekresi HCl, sel G pada antrum
pilorus untuk mensekresi gastrin
Fase Lokal
• Isi lambung (kimus) berhubungan dengan antrum, secara mekanis dan kimiawi.
• Pada fase ini gastrin dilepas oleh lambung.
• Melalui aliran darah, gastrin akan merangsang sekresi HCl lambung.
• Sekresi gastrin dihambat bila di dalam lumen
• Sekresi gastrin dihambat bila di dalam lumen
lambung keasaman meningkat atau pH kurang dari
3
Fase Intestinal
• Sekresi getah lambung secara hormonal oleh
• Sekresi getah lambung secara hormonal oleh makanan yang berada di duodenum.
• Peningkatan sekresi getah lambung dapat terjadi akibat regangan duodenum yang terjadi ketika terdapat
makanan dalam duodenum, atau akibat adanya peningkatan absorpsi asam amino.
• Sebaliknya, sekresi lambung dapat dihambat oleh
• Sebaliknya, sekresi lambung dapat dihambat oleh hormon enterogastron yang dikeluarkan oleh
duodenum, ketika pH kimus yang memasuki duodenum
rendah dan lemak dalam kimus meningkat.
Pengisian Lambung
• Relaksasi reseptif otot polos oleh nervus vagus
• lambung isi → rugae datar & relaks → relaksasi reseptif
• Plastisitas otot polos lambung
• lambung kosong → serat otot teregang dan
lemas → depolarisasi sel → istirahat
Penyimpanan Lambung
• sel fundus atas → potensial gelombang → pola depolarisasi spontan ritmik → BER (basic electrical rhythym) → kontraksi otot polos → peristaltic → seluruh lambung
(fundus, korpus, antrum)
• Lapisan otot di fundus & korpus: tipis, peristaltik lemah
• Lapisan otot di antrum: kuat, peristaltik
kuat.
Pencampuran Lambung
• kimus/isi lambung → kontraksi
peristaltik → sfingter pylorus → 30 ml saja → peristaltic lebih kuat → dorong & tolak → duodenum
• Otot sfingter: kecil, hanya utk cairan
& air
• Retropulsi: maju mundur agar kimus
merata di antrum
Pengosongan Lambung
• Faktor duodenum: yang paling pengaruh
•
Lemak: lama dicerna, hambat motilitas
•
Asam: inaktiv enzim
•
Hipertonitas: osmolaritas
•
peregangan
• Faktor lambung
•
Jumlah kimus/ hasil makanan yg sudah dicerna setengah cair bentuknya
•
derajat keenceran: fluidity >, lambung kosong >
• Eksitabilitas ↑ - BER ↑ - peristaltic antrum ↑ - lambung kosong ↑
PENGOSONGAN LAMBUNG
1. Kecepatannya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik pada antrum.
2. Dihambat oleh resistensi pilorus (sfingter) terhadap jalan makanan.
1 & 2 ® gel. berjalan kedepan sehingga beberapa mililiter kimus didorong masuk ke duodenum.
Daya pompa bagian antrum lambung disebut
Pompa Pilorus yang diatur oleh signal L
(meningkatkan PP) dan signal D (menurunkan PP).
PENGOSONGAN DAN
PENCAMPURAN LAMBUNG
• 1. kontraksi peristaltik berasal dari fundus atas dan mendorong ke bawah menuju sfingter pilorus
• 2. kontraksi menjadi lebih kuat saat mencapai antrum berotot yang tebal
• 3. kontraksi perictaltic antral yang kuat mendorong ke depan menuju duodenum
• 4. sebagian kecil kimus didorong melalui sfingter yang terbuka sebagian ke dalam duodenum. semakin kuat kontraksi antral, semakin banyak kimus yang dikosongkan pada setiap gelombang kontraksi
• 5. ketika kontraksi peristaltik mencapai sfingter pilorus, sfingter tertutup rapat dan tidak terjadi pengosongan lebih lanjut
• 6. ketika kimus yang didorong ke depan mengenai sfingter yang tertutup, kimus dilempar kembali ke antrum. Kemudian, didorong ke depan dan dilemparkan kembali ke antrum dengan setiap kontraksi peristaltik
• Di lumen, HCl mengaktifkan
pepsinogen ke bentuk aktifnya, pepsin,
dengan membelah sebuah fragmen kecil.
• Setelah diaktifkan, pepsin secara
autokatalitik
mengaktifkan banyak pepsinogen dan
memulai pencernaan protein.
• Sekresi pepsinogen dalam bentuk tidak aktif mencegahnya dari mencerna
struktur protein sel yang di produksi.
• Pelepasan asam dirangsang oleh:
- saraf yang menuju ke lambung
- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung) - histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung)
Pelepasan HCl
Kontrol dan koordinasi aktivitas saluran cerna
• 4 faktor yang terlibat dalam pengaturan fungsi saluran cerna
Autonomoussmooth
muscle function Intrinsicnerve plexuses
Extrinsic nerves Gastrointestinal
hormones
Kontrol dan koordinasi aktivitas saluran cerna
•Pleksus mienterikus/Auerbach à kontraksi otot polos dinding usus
•Pleksus Meissner’s à mengontrol aliran darah dan mendeteksi sensasi misalnya peregangan atau
regangan usus atau regangan usus
•Kecepatan gerakan dan sekresi getah usus à saraf
parasimpatis Vagus dan hormon-hormon
Persarafan usus – pleksus intramural
• Bertanggungjawab pada reflek neurogenik lokal di dalam
usus misal reflek mukosa usus ® meningkatkan aktifitas otot usus/sekresi lokal getah pencernaan oleh kel. sub. mukosa ataupengaturan pergerakan motoris saluran cerna.
• Terdapat pd dinding esofagus ® menyebar sampai anus
• Terdiri atas :
• Lapisan luar yaitu pl. mienterikus/pl. Auerbach diantara lapisan otot longitudinal dan sirkular ® fungsi motoris
• Lapisan dlm yaitu pleksus sub mukosa/meissner dlm sub mukosa ® rangsangan. sensoris ® menerima signal dari epitel usus & regangan reseptor2 dlm dinding usus.
Serat saraf sensoris aferen yang berasal dari usus :
dirangsang oleh
Iritasi mukosa
usus
Peragangan usus yang berlebihan Substansi
kimia
spesifik
Hormon yang mengatur saluran GI
•Gastrin
▫disekresi sel-sel G pada antrum pilorik (lambung).
▫berfungsi untuk merangsang pembentukan HCl / asam lambung dan empedu.
▫Sekresi dirangsang bila ada protein, terutama protein yang berasal dari daging.
▫Sekresi dihambat bila isi antrum sudah sangat asam (pH < 2.5).
•Enterogastron/Gastric Inhibitory Polipeptide (GIP)
▫Sel K disekresikan oleh duodenum.
▫berfungsi untuk mengatur pemasukan kimus ke dalam duodenum
dengan cara menghambat sekresi asam dan pengosongan lambung.
Hormon yang mengatur saluran GI
•Kolesistokinin-pankreosimin (CCKPZ)
▫dilepaskan usus halus bagian atas dalam merespons produk-produk makanan. Hormon yang mengatur fungsi sal. cerna produk-produk makanan.
▫Fungsinya adalah mengatur sekresi pankreas, kontraksi kantung empedu, dan relaksasi sfingter ampula vateri, memperlambat
pengosongan lambung.
•Sekretin
▫dihasilkan oleh duodenum
▫sekresinya terjadi bila kimus dalam duodenum bersifat asam. asam.
▫Fungsi untuk merangsang pankreas menghasilkan getah yang bersifat basa (bikarbonat dan air), merangsang kelenjar Brunner’s untuk
menghasilkan cairan basa, serta kelenjar intestinal untuk memproduksi mukus dan enzim enterokinase
Pengaturan hormonal terhadap motilitas GI
1
Kolesistokinin : disekresi oleh sel “T” dalam mukosa duodenum dan yeyunum ® respon terhadap pemecahan produk lemak, asam lemak dan monogliserida
2.
Sekretin, disekresi oleh sel “S” mukosa Duodenum, sebagai respons terhadap getah asam lambung yang dikosongkan dari Lambung ® efek penghambatan ringan terhadap motilitas TGI.
3
Peptida penghambat asam lambung
•
Disekresi mukosa Usus Halus bagian atas, sebagai respons terhadap asam lemak dan asam amino
•
Efek ringan menurunkan aktivitas motorik
lambung untuk memperlambat pengosongan isi
Lambung ke dalam Duodenum ketika Usus
Halus penuh produk makanan
.USUS HALUS
v Tempat utama pencernaan dan penyerapan
v Melakukan fungsi motoris usus berupa kontraksi tonik dan ritmik
Kontraksi tonik : menentukan jumlah tekanan yang terus menerus dalam suatu segmen, kontinyu – bermenit-menit/berjam-jam
Kontraksi ritmik : untuk pencampuran makanan
dan dorongan peristaltik makanan (fungsi fasik
saluran cerna)
42
v Perangsangan pleksus mienterikus ® me aktivitas usus
• Kontraksi tonik / tonus dinding usus
• Intensitas kontraksi ritmik
• Kecepatan kontraksi ritmik
• Pe kecepatan penghantaran gel. perangsang sepanjang dinding usus.
v Fisiologi Usus Halus : mencerna dan mengabsorbsi khime dari lambung
v Empedu : untuk pencernaan lemak yang diemulsikan ® membantu kerja lipase. bersifat alkali, menetralkan kimus.
v Garam empedu : mengurangi tegangan permukaan isi
usus dan mambantu membentuk emulsi dari lemak yang
dimakan
43
SEKRESI PANKREAS & EMPEDU
v Pankreas merupakan kelj. campuran eksokrin & endokrin v Pankreas eksokrin sel-2 asinus sekresi enzimatik poten
1. Enzim proteolitik : tripsinogen enterokonase tripsin
mukosa D mengaktifkan
kimotripsinogen diaktifkan oleh enterokinase D
prokarboksipeptidase
2. Amilase pankreas : bentuk aktif → tidak berbahaya utk pankreas
mengubah polisakharida → disakharida 3. Lipase pankreas : bentuk aktif → hidrolisis trigliserida →
monogliserida & asam lemak-2 yang aktif
v Pankreas eksokrin sel-2 duktus sekresi alkali encer kaya NaHCO3 → menetralkan kimus asam & menjaga agar enzim2pankreas berfungsi optimal, juga mencegah kerusakan dinding mukosa D
v Pankreas satu–satunya sumber lipase yang bermakna → defisiensi → maldigesti lemak → steatorea
44
! USUS BESAR / KOLON
- Fungsi : memekatkan dan menyimpan residu makanan yg tdk dicerna, juga produk sisa empedu
- Kontraksi haustra hanya untuk penyerapan sisa cairan & elektrolit
- Panjang ± 1,5 m, sambungan UH, mulai dari katub ileosekal ® dekat katub ini terdapat apendiks yang berfungsi mirip tonsil
- Dinding seperti usus lain berotot dan lebih tebal serta terdapat membran mukosa berlipat-lipat membujur disebut : Kolumna Morgagni
- Mengekstraksi H20 dan garam dari lumennya, hasil eliminasi disebut feses
- Fungsi kolon : - Absorbsi air, garam dan glukosa - Sekresi musim
- menampung feses sebelum
Defekasi
45
DEFEKASI
- merupakan reflek yang bisa diatur ® kebiasaan
- orang yang biasa hidup teratur ® defekasi setiap hari pada waktu yang sama
Reflex gastrokolik
Perist. Perist P
- Makanan Lambung Usus kolon Sekum
Penc. Dimulai
Refl. Duodeno kolik
- penutupan glotis/ tenggorokan
- kontraksi diafragma REKTUM
- kontraksi otot abdominal Kerampang di perineum
Tekanan intra abdominal
Sf. anus relaksasi Defekasi
46
REFLEK PROSES DEFEKASI
-
Feses ® rektum ® peregangan dinding rektum ® reflek defekasi intrinsik ® sinyal aferen melalui pl. mienterikus ® gel.
perist. kolon desenden, sigmoid dan rektum ® dorong feses ke
anus ® sf. ani internus relaksasi ® relaksasi sf.ani eksternus
(volunter) ® defekasi.
47