KARMILA
Nomor Stambuk : 105641118117
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR
2022
i Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemenrintahan
Disusun dan Diajukan Oleh KARMILA
Nomor Stambuk : 105641118117
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
ii
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan UMKM Melalui Bisnis Digital Nama Mahasiswa : Karmila
Nomor Stambuk : 105641118117 Program Studi : Ilmu Pemeritahan
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Rudi Hardi, S.Sos., M.Si Muhammad Randhy Akbar, S.IP., M.Si
Mengetahui,
Dekan Fisip Unismuh Makassar Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Dr. Hj Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Nuryanti Mustari, S.IP, M.Si
iii
PENERIMAAN TIM
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Karmila Nomor Stambuk : 105641118117 Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari orag lain atau telah dipublikasikan oleh orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 30 Desember 2021 Yang Menyatakan
Karmila
v ABSTRAK
Karmila 2021. Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan UMKM Melalui Bisnis Digital. Dibimbing oleh Rudi Hardi dan Muhammad Randhy Akbar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital dan faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pemerintah Kota Makassar. penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai pemanfaatan Digital bagi UMKM.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah lakukan oleh penulis dengan judul
“Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan UMKM Melalui Bisnis Digital”. Dalam penerapan inovasi terdapat lima kerakteristik inovasi menurut Rogers 1995 yaitu; (1) Relative Advantage (keuntungan), meningkatkan pengahasilannya yang adanya pemasaran online. (2) Compatibility (kesesuaian) sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM yang dapat memasarkan produknya melalui e-commerce (3) Complexity (kendala), belum adanya sarana dan permodalan yang masih kurang. (4) Triabilitas (uji coba), pengunaan bisnis digital mulai di tahun 2017 (5) Observabilitas (adaptasi) dapat beradaptasi melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pemerintah Kota Makassar yaitu; (1) faktor pendukung yaitu adanya pelatihan mengenai pemanfatan teknologi, menyusun program untuk membentuk kelompok-kelompok wirausaha, keterlibatan pihak swasta maupun organisasi dalam memberikan pedampingan dan pelatihan (2) faktor penghambat yaitu;
belum adanya sarana yang disediahkan oleh pemerintah dan bantuan modal yang masih kurang tepat sesaran.
Kata Kunci :Kerakteristik Inovasi, Bisnis digital, pemulihan ekonomi
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi Robobbil Alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Sang maha pemurah yang telah melimpahkan kenikmatan rezeky, kesehatan, hidup dan ilmu serta kasi sayang pada makhluknya. Sehingga penulis dapat melewati perjuangan yang panjang dan cukup melelahkan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan Umkm Melalui Bisnis Digital ”.
Skripsi ini adalah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sebagai bentuk karya ilmiah Penulis menyadari bahwa telah mengahadapi berbagi tantangan dan hambatan selama penelitian dan penulisan skripsi serta kemampuan penulis yang terbatas. Sehingga berkat petunjuk, bantuan dan arahan
dari bapak Rudi Hardi, S.Sos., M.Si selaku pembimbing pertama dan bapak Muhammad Randhy Akbar, S.IP., M.Si selaku pembimbing kedua, yang tulus
memberikan bimbingan, melakukan koreksi dan memberikan perbaikan-perbaikan yang amat berharga sejak awal bimbingan hingga selesai skripsi. Gagasan- gagasan yang beliau berikan merupakan suatu kenikmatan intelektual yang tidak ternilai harganya. Semoga Allah SAW menggolongkan setiap upaya beliau sebagai amal kebaikan.
Selanjutnya dikesempatan ini penulis, tidak lupa mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada yang terhormat;
vii
1. Ayahanda Sulaeman dan Ibunda Hj Salma selaku orang tua yang telah berjasa dalam membesarkan, merawat, memberikan pendidikan hingga jenjang saat ini, yang telah mendoakan setiap langkahku dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, yang tak henti-hentinya selalu memberikan semangat dan motivasi serta bantuan baik secara materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Hj Ihyani Malik, S.Sos. M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari S.IP. M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah membina jurusan dengan sebaik-baiknya.
5. Bapak Rudi Hardi, S.Sos., M.Si selaku pembimbing I dan bapak Muhammad Randhy Akbar, S.IP., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai skripsi ini dapat di selesaikan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik serta Staf Tata Usaha yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar
.
7. Dinas koperasi dan UKM, Dinas komunikasi dan informatikan dan pelaku UMKM yang telah mengizinkan melakukan penelitian dan senantiasa
viii
memberikan informasi mengenai pengembangan bisnis digital di Kota Makassar
8. Kakakku tersayang Syahril dan Sri Hartati Noor yang telah memberikan support, nesehat-nasehat dan arahan selama penyusunan skripsi.
9. Sahabat maupun saudara saya Selvia Siauw yang selalu menemani saat bimbingan, seminar, membantu dan memberikan dukungan dari awal penyusunan skripsi hingga saat ini. Terimakasih telah banyak meluangkan waktu untuk membantuku
10. Sahabatku yang di Jayapura Febrian yang telah banyak memberikan support dan arahan.
11. Teman-teman IP Angkatan 017 yang selama ini selalu menemani, membantu, memberikan semangat serta dukungannya selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar.
12. Teman kelas IP E 017 yang selalu menemani dari awal perkuliahan hingga saat ini.
13. Berbagi pihak yang namanya tidak disebutkan, tetapi membantu saya dalam menyelesaikan studi. Semoga semua bantuan yang telah diberikan sekecil apapun itu memperoleh pahala disisinya.
ix
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena segala sesuatu yang sempurna itu hanya milik ALLAH SWT dan oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan Pengetahuan terutama yang berkaitan dengan Ilmu pemerintahan.
Makassar, 30 desember 2021
Karmila
x DAFTAR ISI
Sampul... i
Persetujuan ... ii
Penerimaan tim... iii
Pernyataan keaslian karya ilmiah ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar isi ... x
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 A. Penelitian Terdahulu ... 8
B. Inovasi ... 9
C. UMKM (Usaha Menengah Kecil Dan Mikro) ... 12
D. Bisnis Digital ... 19
E. E-commerce ... 22
F. Kerangka berfikir ... 24
G. Fokus Penelitian ... 25
xi
H. Deskripsi Fokus Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 27
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian... 27
B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 27
C. Sumber Data ... 28
D. Informan Penelitian ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 333
A. Deskripsi Kota Makassar ... 33
B. Deskripsi Dinas Koperasi Dan UKM Kota Makassar ... 34
C. Deskripsi Dinas Komunikasi Dan Informasi Kota Makassar ... 42
D. Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan UMKM Melalui Bisnis Digital ... 48
E. Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Pemerintah Kota Makassar ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
Daftar Pustaka ... 70
Lampiran ... 73
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan efek secara global sehingga berdampak secara luas di masyarakat. Salah satu dampak positif yang diberikan dari kemajuan TIK yaitu adanya sistem digitalisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang elektronik atau e-government. Pemerintahan di dunia saat ini menggunakan e-government sebagai transformasi dalam memberikan pelayanan publik untuk meningkatkan interaksi antara masyarakat dengan pemerintah dan efisiensi pada organisasi publik, serta menghemat biaya.
Perkembangan dan revolusi pada bidang teknologi telah mengubah cara interaksi antara pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat. Menurut World Bank Dunia mengenai definisi e-government telah mencakup segala pemanfaatan teknologi informasi komunikasi oleh instansi pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk dapat mengubah keadaan antar bisnis, mayarakat, dan pihak yang lain. Penerapan e-governmet pada pemerintahan daerah telah diatur dalam Instruksi Presiden Indonesia nomor 3 tahun 2003 mengenai kebijakkan dan rencana nasional dalam pengembangan e-government (Muftikhali & Susanto, 2017).
Governmet to business(G2B) yaitu aplikasi e- governmet yang memiliki tujuan untuk menyediakan layanan dan informasi dalam dunia bisnis maupun industri. G2B ini dikembangkan untuk dapat memenuhi
berbagai informasi yang dibutuhkan dalam kelangsungan usaha yang memiliki kebutuhan untuk bertransaksi dan berinteraksi dengan instansi pemerintah seperti dalam mengurus surat ijin usaha, pelaporan wajib pajak, pendaftaran perusahan atau usaha dan informasi mengenai regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam mengatur iklim dunia usaha.
Begitu juga sebaliknya dengan pemerintah yang memerlukan jasa atau solusi produk dari industri atau dunia usaha seperti pengadaan jasa dan barang yang dikenal dengan e-procurement, yaitu model bisnis yang telah dikembangkan saat ini dan sudah banyak pemerintah yang mengadopsinya (Napitupulu et al., 2020).
Pada awal tahun 2020, Indonesia terserang wabah covid-19 yang mengakibatkan terjadinya peningkatan pengunaan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakkan pemerintah untuk melakukan seluruh aktivitas dari rumah sehingga pemerintah dapat meningkatkan e-government dan memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan. Wabah covid-19 memberikan dampak negatif bagi pelaku UMKM di mana terjadinya penurunan ekonomi secara drastis.
Kebijakkan Pemerintah Kota Makassar untuk memutuskan mata rantai penularan covid-19 melalui PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang dilakukan sebanyak dua kali memberikan dampak bagi pelaku UMKM sekitar 5.387 berdasarkan data ditahun 2019 yang merasakan dampak dan kesulitan dalam memasarkan produknya. Salah satunya yaitu UKM industri rumahan dengan memproduksi jagung marning yang mengalami penurunan
omset secara drastis hingga 70%-80%. Hal ini karena adanya pembatasan jam operasional. Tidak hanya penurunan omset saja, terjadi kesulitan dalam melakukan pengiriman bahan baku yang diakibatkan adanya pembatasan keluar masuk makassar (Putra, 2020).
Kebijakkan mengenai pembatasan jam operasianal di malam hari berdampak bagi pelaku usaha kecil atau menengah yang beraktivitas saat malam hari seperti rumah makan, warkop dan aktivitas lainnya yang dilakukan pada malam hari. Hal ini membuat para pelaku UMKM mengurangi karyawan bahkan terdapat pelaku UMKM juga yang menutup sementara usahanya. Minimnya pengetahuan mengenai teknologi membuat pelaku UMKM sulit dalam pemasaran yang sehingga terjadinya transformasi digital.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dapat mengubah banyak hal dan dapat menimbulkan disrupsi (perbuhan yang terjadi sangat mendasar atau fundamental). Disruptive innovation (inovasi disruptif) merupakan inovasi yang mendukung lahirnya pasar baru dengan membongkar pasar yang lama dan menggantikan dengan teknologi yang sudah ada. Inovasi disruptif dapat memajukan suatu layanan atau produk melalui cara yang tidak dapat diprediksi oleh pasar, pada umumnya menciptakan segmen pada konsumen yang berbeda dan dapat menyusutkan harga yang telah ada di pasar lama (Adiningsih et al., 2019).
Untuk terus dapat bertahan di tengah covid-19, maka pelaku UMKM harus dapat berinovasi dalam pemasaran salah satunya dengan memanfaatkan
e-commerce seperti Grab atau gojek, mitra shopeefood atau bahkan memanfaatkan media sosial sebagai sarana dalam pemasaran atau periklanan mengenai produknya.
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dampak dari covid-19 yaitu pemerintah pusat memberikan kebijakkan kepada masyarakat bebas bunga dan penundaan angsuran KUR paling lambat selama 6 bulan. Selain itu juga pemerintah memberikan modal atau BLT (bantuan lansung Tunai) kepada pelaku UMKM yang ingin membangun kembali usahanya, tidak hanya itu saja pemerintah juga memberikan pelatihan mengenai pemasaran secara online untuk membantu para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya.
Tidak hanya kebijakan dari pemerintah pusat, pemerintah Kota Makassar juga terus berupaya untuk membangun kembali perekonomian Kota Makassar saat masa new normal dengan terus meningkatkan inovasi melalui Makassar recover yang dijadikan program pemerintah Kota Makassar yang tertuang pada peraturan Walikota Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2021 mengenai Makassar recover. Makassar recover yang merupakan singkataan dari smart emergency protokol against covid-19 and services merupakan salah satu program pengendalian covid-19 di Kota Makassar dengan menetapkan tiga tahapan pemulihan yaitu; Imunitas kesehatan, Adaptasi sosial dan pemulihan ekonomi (Pomanto, 2021).
Dalam situasi pemulihan ekonomi, Pemerintah Kota Makasssar berusaha untuk meminimalisir dampak Covid-19 pada perekonomian Kota
Makassar dengan cara dapat mengadaptasi dengan cepat, terencana, dan sistematis dengan adanya penyediaan fasilitas seperti ruang yang berbasis online untuk semua bisnis yang sudah berjalan. Kehadiran Mavec (Makassar Virtual Economi Center) diharapkan dapat menjadi pusat pengumpulan kekuatan ekonomi Kota Makassar dan mampu menjadi supermall virtual untuk produk Kota Makassar.
Dalam pemulihan ekonomi melalui Makassar recover maka akan menerapkan indeks kepatuhan protokol kesehatan yang di mana indeks tersebut akan memberikan penilaian melalui IKPK (indeks kepatuhan protokol kesehatan) yang akan bertingkat hingga platinum dan gold yang berbasis aplikasi sombere dan smart city. Dalam penerapan Makassar recover ini pemkot Makassar menerapkan sistem punishment dan reward (sanksi dan penghargaan) yang mana reward yang akan diberikan yaitu pendidikan dan BPJS kesehatan secara gratis (Danny-Fatma Launching Makassar recover, Patuh Prokes Dapat Reward - DPPPA Kota Makassar, 2021).
Pada penerepan Makassar recover akan menerapkan sistem kode QR sebagai pengecekan sistem protokol kesehatan. Penerapan QR kode juga dapat mengetahui status kesehatan, stiker QR kode ini nantinya akan meliputi stiker QR rumah, QR lorong, Qr tempat usaha, protokol perbatasan, protokol event dan protokol izin usaha, untuk dapat memulihkan perkonomian akan dilakukan bersamaan dengan penerapan protokol kesehatan dan pemkot Kota Makassar yang akan memonitor tempat-tempat usaha. (Danny-Fatma
Launching Makassar recover, Patuh Prokes Dapat Reward - DPPPA Kota Makassar, 2021).
Oleh karena itu, peneliti mengangkat suatu judul “INOVASI PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DALAM MENGEMBANGKAN UMKM MELALUI BISNIS DIGITAL”. Diharapkan dapat menjadi suatu acuan bagi pelaku UMKM untuk dapat melakukan transformasi ke bisnis digital. Selain itu juga dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam melakukan transformasi bisnis digital melalui makasssar recover dalam pemulihan ekonomi, menyediakan wadah serta menggandeng e-commerce yang lain untuk memudahkan pelaku UMKM.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi inovasi pemerintah Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital.
2. Untuk mengetahui Apa saja yang faktor yang mempengaruhi inovasi pemerintah Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan oleh peneliti yaitu;
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi pikiran terhadap pemerintah dan masyarakat dalam inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data ilmiah, rujukkan bagi peneliti yang lain dan bisa memberikan informasi mengenai inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pelaku UMKM maupun pemerintah dalam memanfaatkan dan meningkatkan bisnis digital untuk memudahkan pelaku UMKM dalam pemasaran dipandemic covid-19.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran terhadap pemerintah dan UMKM dalam mengembangkan bisnis digital.
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
No Peneliti,
Tahun Judul Hasil Penelitian 1. (Bahri et al.,
2019)
Kajian
Pemberdayaan
UMKM Kota
Makassar Sebagai Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa, Program pemberdayaan yang diinginkan oleh pelaku UMKM cenderung pada program pemberdayaan yang lebih berfokus pada pemasaran produk dan peningkatan kualitas pada produk.
2. (Arianto, 2020)
Pengembangan UMKM Digital di Masa Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa, protokol kesehatan yang ketat memberikan dampak pada penurunan daya beli.
3 (Febrian, 2018)
Inovasi Daerah dari Perspektif Regulasi, Konseptual, dan Empiris (Tinjauan terhadap pasal Pasal 386 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah)
Dari regulasi pemerintah telah memberikan perlindungan terhadap pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan dan kejahteraan melalui inovasi daerah. pemerintah daerah menggunakan konsep Rogers 1961 yang menjelaskan mengenai variabel yang berpangaruh pada tahapan difusi untuk dapat menyusun inovasi daerah.
B. Inovasi
Studi yang telah dilakukan oleh Ojasalo pada tahun 2008 yang mengemukakan bahwa inovasi terbagi menjadi tiga yaitu; (1) inovasi produk yang artinya mengasilkan pendapatan; (2) inovasi proses yaitu menyediakan sarana untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dalam menghemat biaya;
(3) inovasi pasar yaitu meningkatkan target pasar campuran dan memilih pasar yang terbaik yang harus dilayani oleh perusahaaan. Menurut Hult, Hurley, & Knight, 2004 Inovasi yang baik dapat membantu menajemen untuk dapat mencapai kinerja yang lebih baik sehingga keberlanjutan dan kelangsungan usaha akan berjalan sesuai tujuan perusahaan yang disebabkan oleh dukungan dari kemampuan inovasi yang terdiri dari produk yang baik, ide dan yang lainnya (Wahyudi, 2019).
Proses inovasi terbagi dalam dua katagori yaitu; (1) inovasi teknologi adalah proses mengubah cara produksi dan produk dengan perubahan teknologi seperti peralatan fisik, teknik dan system (2) inovasi organisasi adalah inovasi pada struktur organsisai, strategi dan administrasi. Menurut ojosalo inovasi di petakan seperti incremental innovasion adalah memperkuat pemanfaatan potensi rancangan yang telah diterapkan dan memperkuat kemampuan pada suatu perusahan hal ini disebabkan oleh inovasi yang dapat meningkatkan kapabilitas fungsi dari teknologi yang ada, memiliki nilai tambah pada perbaikan skala kecil terhadap prodak, proses dan bisnis yang telah ada. (Wahyudi, 2019)
Dalam jurnal suwarno 2008, inovasi diartikan sabagai new ideas that work yang dijelaskan bahwa kesuksesan inovasi adalah implementasi dan ciptaan dari produk, layanan dan motode penyampaian menghasilkan peningkatan yang efektifitas, efisiensi dan kualitas yang signifikasi. Jenis inovasi terbagi menjadi tiga yaitu; incremental, sistematik dan radikal.
Menurut undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 mengenai sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi merupakan aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan yang bertujuan untuk pengembangan penerapan praktis nilai dan ilmu pngetahuan yang baru atau cara baru dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada kedalam proses produksi atau produk (Zulfadli, 2019).
Rogers 1995 menjelaskan terdapat lima karaktertistik dalam inovasi yaitu; (1) Relative Advantage (keuntungan yang relatif) yaitu inovasi yang menghadirkan ide yang lebih baik dibandingkan ide sebelumnya pada tingkat keuntungan dapat diukur dengan ekonomi seperti faktor wibawa sosial, kenyamanan dan kepuasan yang merupakan komponen penting. Inovasi tidak hanya melihat pada kerangka objektif, tetapi persepsi setiap individu yang merasakan nilai keuntungan lebih dari inovasi tersebut; (2) compatibility (kesesuaian) merupakan inovasi yang konsisten dengan pengalaman masa lalu, kebutuhan dan nilai didalam masyarakat;
(3) complexity (kompatibilitas) merupakan kesulitan pada inovasi yang dirasa sulit diterapkan dan dimengerti. Sejumlah inovasi yang mudah
dipahami oleh masyarakat akan memudahkan untuk menjalankan inovasi tersebut namun jika sulit dipahami akan menyulitkan untuk dijalankan; (4) triabilitas (uji coba) merupakan percobaan dalam menerapkan inovasi yang teruji dan terbukti. Inovasi yang baru harus melakukan uji coba terlebih dahulu untuk dapat membandingkan dengan inovasi sebelumnya untuk menghasilkan inovasi yang berkualitas; (5) observabilitas merupakan inovasi yang menuntut kemampuan organisasi untuk kreatif dan beradaptasi dalam menyelesaikan masalah maupun tantangan dengan mendapatkan ide, cara dan produk( jasa atau barang) yang baru. (Deby et al., 2018).
Menurut Borins terdapat tiga hambatan dalam inovasi; (1) hambatan dari birokrasi seperti; kordinasi yang buruk, ketidak cocokan birokrat, kesulitan dalam penerapan teknologi, sikap skeptis (tidak mudah percaya) dan masalah logistik; (2) hamatan dari lingkungan politik yang berpangaruh pada penyediaan funding (pendanaan) atau sumber daya lain seperti inovasi dari pesetujuan legislatif-eksekutif; (3) hambatan dari lingkungan ekternal organisasi seperti; kesulitan dalam mencapai target organisasi, keraguan publik, perlawanan dari sektor yang mempengaruhi adanya inovasi, dan efektifitas program. (Deby et al., 2018).
Menurut Rogers terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan inovasi yaitu; 1. Karakterisktik inovasi yaitu sebuah inovasi akan lebih mudah diterima ketika inovasi memiliki keuntungan yang relatif atau memiliki kelebihan dari inovasi sebelumnya; 2. Upaya perubahan, yaitu mampu mengindentifikasi dengan tepat opinion leader yang dapat digunakan
dan dapat dilibatkan sebagai agen perusahaan untuk mempengaruhi masyarakat untuk dapat menggunakan dan menerima inovasi; 3. Saluran komunikasi, yaitu inovasi yang dapat menyebar ke masyarakat melalui alat atau saluran komunikasi yang dapat dijangkau luas seperti media atau jaringan operasional yang lainnya; 4. Sistem sosial, pada umumnya masyrakat yang modern akan lebih mudah dalam menerima inovasi yang baru dibandingkan masyarakat yang berorientasi pada sistem tradisional. Hal ini disebabkan karena masyarakat modern lebih cenderung memiliki sikap yang positif terhadap perubahan (Hutagalung & Hermawan, 2018).
Inovasi bisnis digital merupakan perpanjangan pada konsep model bisnis tentang mengatur kembali kegiatan-kegiatan yang besar sehingga tidak mau menerima pengembangan lain, hal ini dapat berisiko kehilangan daya saing. Menurut johnsin inovasi model bisnis ialah mengatur kembali kegiatan bisnis menjadi kombinasi yang baru, mengambarkan sebagai pembaruan atau mengubah model bisnis yang ada dan perkembangan yang menjadi pengerak utama pada kinerja perusahaan atau daya saing dibanyak industri (Budiarta et al., 2020).
C. UMKM (Usaha Menengah Kecil Dan Mikro)
Definnisi UMKM dan UKM kita dapat melihat perbedaan kedua tersebut yaitu; a. Modal awal yang harus dimiliki UKM sekitar Rp.
50.000.000,00 ( lima puluh juta rupiah) sedangkan untuk UMKM yang harus memiliki modal utama sekitar Rp. 300.000.000,00 (tiga ratu juta rupiah); b.
Jumlah tenaga Kerja, pada UKM jumlah tenanga kerja yang dimiliki sekitar
5-10 orang sedangkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki UMKM minimal 30 orang sehingga UKM lebih mengarah pada home industry (usaha rumahan) atau kaki lima. (Soetjipto, 2020)
Definisi UMKM dalam undang-undang No. 20 tahun 2008 mengenai UMKM yang meliputi;
a. usaha mikro merupakan usaha produktif yang di miliki oleh secara perorongan atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria sebagai berikut; 1. Mempunyai kekayaan bersih sebesar Rp. 50.000.000,00 yang tidak termaksud tanah dan bangunan dari temapat usaha tersebut; 2.
Memiliki hasi penjualan pertahun sebesar Rp. 300.000.000,00 paling banyak
b. usaha kecil merupakan usaha ekonomi secara produktif yang berdiri sendiri yang dilaksanakana secara perorongan atau badan usaha yang bukan merupakan bagian dari perusahan maupun usaha menengah atau besar baik secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki kriteria sebagai berikut; 1. Kekayaan bersih yang dimiliki sebesar Rp.
500.000.000,00 tidak termaksud tanah dan bangunan tempat usaha; 2.
Mempunyai hasil penjualan lebih dari Rp. 300.000.000,00 dan 2.500.000.000,00 paling besar
c. usaha menengah merupakan usaha ekonomi secara produktif berdiri sendiri yang dilakukan secara perorangan dan bukan bagian dari perusahan yang dimiliki, dikuasai secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil maupun usaha besar yang jumlah atau
kekayaan pertahun nya sebagai berikut; 1. Mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 dan paling banyak Rp. 10.000.000,00 tidak termaksud dari tanah dan bangunan dari tempat usaha tersebut; 2.
Mempunyai hasi penjualanan pertahun sebasar Rp. 2.500.000.000,00 sampai dengan Rp. 50.000.000,00 yang paling besar (Wilantara &
Susilawati, 2016)
Melengkapi, mempertegas, meluruskan sekaligus menggugurkan beberapa pandangan mengenai definisi maupun kriteria UMKM seperti BPS (badan pusat statistik) yang menambahkan kuantitas tenaga kerja yang dilibatkan seperti usaha kecil merupaka usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 samapai 9 orang sedangkan usaha menengah merupaka usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang (Wilantara & Susilawati, 2016).
Mengoreksi keputusan menteri keuangan No.316/KMK.016/1994 pada 14 juli 1994, yang mendefinisikan usaha kecil sebagai suatu usaha perorangan atau suatu badan usaha yang sudah melaksanakan aktivitas/usaha yang memliki omzet/penjualan pertahun paling tinggi Rp. 600.000.000,00 atau aset maupun aktiva paling tinggi Rp. 600.000.000,00 diluar dari tanah atau bangunan yang digunakan, terdiri atas 1. Badan usaha seperti Fa, CV, PT, dan koperasi dan 2. Perorangan seperti petani, pengrajin/industri rumahan, penambang, pedagang barang maupun jasa, nelayan, peternak dan perambah hutan (Wilantara & Susilawati, 2016).
Musa Hubeis menjelaskan UMKM yang di kelompokkan dalam dua pemahaman yaitu; pertama, ukuran pada tahap pengembangan usaha atau jenis kewirausahaan yang diklasifikasikan berdasarkan; a. Self employment perorangan; b. Self employment kelompok; c. industri rumah tangga berdasarkan pada jumlah modal dan tenaga kerja. Pada tahap pertumbuhan usaha UMKM dapat ditinjau dari aspek pertumbuhan berdasarkan pendekatan efesiensi dan produktivitas seperti; 1.) tingkat survival berdasarkan bentuk self employment (perorangan, industri rumah tangga); 2.) tingkat konsolidasi berdasarkan pemanfaatan teknologi modern yang berkaitan dengan struktur ekonomi maupun struktur (Tanjung, 2017).
Kedua, tingkat penggunaan teknologi, UMKM terdiri dari UMKM yang memanfaatkan teknologi tradisional (akan meningkat menjadi teknologi modern) dan usaha UMKM memanfaatkan teknologi modern dalam mengguatkan keterkaitan antara struktur ekonomi, umum dan struktur industri secara khusus.
(Tanjung, 2017).
Menurut Garengo dan Berardi UMKM adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan penggunaan teknologi. Adapun dimensi yang sering menjadi konten dalam penguatan organisasi UMKM yaitu penguatan manajemen dan perencanaan finansial, pemasaran, pembangunan produk, produksi, penguatan pengetahuan bagi pengusaha, hingga penguatan menajemen berbasis teknologi (Barus et al., 2020).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh musa Hubeis (2015) mengenai strategi dalam meningkatkan UMKM yang berdaya saing maka
perlu dilakukan yaitu; a.) Meningkatkan kerja sama dalam menjaga ketersedian antara daerah; b.) membangun kawasan industri dengan produk UMKM; c.) meningkatkan peran swasta maupun pemerintah atau perguruan tinggi serta pengembangan penelitian sebelumnya. Dalam jumlah UMKM yang bervariasi di Indonesia maka Strategi yang digunakan juga tidak sama (Delmayuni et al., 2017)
UMKM dalam menjalankan pemberdayaan usaha yang didasari asas- asas sesuai dengan perundang-undang sebagai berikut; pertama, Asas kekeluargaan adalah upaya pemberdayaan UMKM yang merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berdasarkan atas dasar ekonomi dengan prinsip kebersamaan, kemajuan, efesiensi keadilan dan kesuatuan ekonomi dalam kesejahteraan seluruh rakayat. Kedua, Asas demokrasi ekonomi adalah pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan sebagai kesatuan dalam pembangunan ekonomi Nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.
Ketiga, Asas kebersamaan adalah pendorong peran UMKM dan dunia usaha untuk dapat bersama-sama dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat (Wilantara & Susilawati, 2016).
Keempat, Asas efisiensi berkeadialan adalah dasar dari penyelenggara UMKM dengan mengutamakan efesiensi keadilan dalam mewujudkan iklim usaha yang adil, berdaya saing dan kondusif. Kelima, Asas berkelanjutan adalah asas yang mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan secara bersinambu hingga terbentuknya perekonomian yang mandiri dan tangguh. Keenam, Asas
Berwawasan Lingkungan adalah asas pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan dengan tetap mengutamakan dan memperhatikan pemeliharaan dan lingkungan hidup (Wilantara & Susilawati, 2016).
Ketujuh, asas kemendirian adalah asas pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan untuk tetap menjaga dan mengutamakan potensi, kemandirian dan kemampuan pada UMKM. Sedangkan untuk prinsip-prinsip pemberdayaan yang belandasan pada undang-undang yaitu sebagai berikut;
a.) penumbuhan kemandirian, kewirausahaan dan kebersamaan UMKM dalam berkarya dengan prakarsa sendiri; b.) mewujudkan kebijakkan publik yang transparan, akuntabel dan berkeadilan ; c.) pengembangan usaha yang berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar yang sesuai dengan kopetensi UMKM; d.) pertumbuhan daya saing; e.) pelaksanaan, pengendalian dan penyelenggaraan perencanaan secara terpadu (Wilantara & Susilawati, 2016).
1. Kebijakkan UMKM
pada perundang-undang juga memuat mengenai peran pemerintah dalam mengembangan UMKM yaitu dalam UU No. 20 tahun 2008, pasal 7 ayat 1 yang berisi “pemerintah maupun pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menerapkan undang-undang atau kebijakkan yang meliputi aspek; a) pendanaan; b) informasi Usaha; c) promosi danganan; c) sarana dan prasarana; d) kesempatan berusaha; e) kemitraan; f) dukungan kelembagaan dan g) perizinan usaha (Wilantara
& Susilawati, 2016).
Kemudian pada pasal 2 berisi mengenai” dunia usaha dan peran masyarakat dalam membantu mengembangkan iklim usaha secara aktif sesuai dengan ayat 1. Selain itu juga dalam UU No. 20 tahun 2008 pada pasal 38 telah di tegaskan mengenai kordinasi, pengendalian dan pemberdayaan UMKM dan pasal 38 ayat 2 mengenai kordinasi dan pengendalian dalam pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah yang dilakukan secara nasional dan dearah yang mencangkup penyusunan dan pengintegrasi kebijakkan, pelaksanaan, pemantauan, program, evaluasi dan pengendalian umum terhadap pelaksanaan pemberdayaan UMKM yang termaksud pembiayaan UMKM dan penyelenggara kemitraan UMKM (Wilantara & Susilawati, 2016).
2. UMKM dalam Bidang Pertanian
Pertanian yaitu aktivitas pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan dan bahan baku industri maupun sumber energi dalam mengelola lingungannya.
Krakteristik pada pertanian meliputi dua bagian secara garis besar yaitu;
usaha pertanian dalam usaha keluarga(skala kecil) dan usaha pertanian dalam skala besar yang tentunya memiliki krakteristik yang berbeda, perbedaan kedua krakteristik tersebut.
Peran UMKM dalam pembangunan daerah dapat kita lihat dari beberapa indikator yaitu; a) pembentukan UMKM dalam pendapatan per kapita; b.) keikut sertaan UMKM dalam pembentukan PDRP (produk domestik regional bruto); c.) keikutsertaan UMKM pada pembentukan
ekonomi di daerah. Pada peningkatan PDRB, per kapita dan pertumbuhan ekonomi dapat membuat dampak positif dan negatif pada suatu daerah yang di mana dampak positif yang di kemukakan oleh Tambunan 1999 yaitu ; Pengaruh positif yang dirasakan UMKM yang dapat memenuhi perubahan selera kebutuhan konsumen mengarah pada produk yang lebih sophisticated sebagai peningkatan pendapatan. Hal ini merujuk pada peran UMKM dalam pembangunan yang mengikuti Tesis Flexible Specialization. Sedangakan untuk dampak negatif ialah UMKM yang merupakan industri yang dapat membuat produk bersifat inferior namun pendapatan masyarakat yang tinggi membuat masyarakat lebih menyukai produk yang sophisticated (canggih) yang biasa dihasilkan oleh usaha menengah atau besar (Rifa, 2010).
D. Bisnis Digital
Menurut Osterwalder dan pigneur 2010 model bisnis adalah tentang menciptakan nilai dan menggantikan model yang telah usang. Sedangkan menurut Osterwalder, pigneur dan uci, istilah model bisnis merupakan istilah yang baru, muncul pada tahun 1956 untuk pertama kali istilah tersebut. Alt dan Zimmermann membagi model bisnis menjadi 6 elemen yaitu; 1.) misi adalah pemahaman dari keseluruhan visi, strategi dan proporsi nilai; 2.) struktur yang menentukan peran dan agen yang dibentuk terdiri dari komunitas bisnis yang berfokus pada industri ,pelanggan dan produk; 3.) proses, yaitu memberikan pemahaman mengenai visi dan model bisnis secara terinci; 4.) pendapatan yang merupakan garis dari model bisnis; 5.) masalah hukum yang dipertimbangkan oleh segala model bisnis; 6.) teknologi yang
merupakan kendala dari model bisnis yang menggunakan teknologi (Budiarta et al., 2020).
Menurut Amit dan Zoot tahun 2001, e-bisnis merujuk pada bisnis yang dilakukan melalui internet dengan dinamis, berkembang pesat dan memiliki karakteristik yang kompetitif serta menjanjikan hal yang baru untuk menciptakan kekayaan. Selain itu menurut sharma tahun 2000 e-bisnis digambar sebagai pemanfaatan jaringan dan interaksi untuk dapat mencapai beberapa kombinasi yaitu; pemberdayaan pelanggan, peningkatan perdagangan, peningkatan kelincahan bisnis, memperluas perusahaan secara virtual, menemukan produk dan jasa serta pengembangan pasar (Chhabra &
Kumar, 2009).
Kerakteristik pada bisnis digital yaitu; a.) biaya transaksi menjadi rendah hal ini dikarenakan kurangnya biaya koordinasi, rendahnya hambatan geografi dan meningkatnya informasi; b.) peluang untuk mendiskriminasi harga, diskriminasi akan muncul ketika pelaku bisnis digital memberikan harga yang tidak sesusai dengan keinginan konsumen sehingga dengan keberadaan internet dapat memberikan informasih mengenai karakteristik konsumen; c.) biaya menu rendah, hal inni dikarenakan perubahan harga pada media tidak dikenakan biaya sehingga biaya yang rendah membuat menjadi lebih hemat (Budiarta et al., 2020).
Menurut Innovasion 2019, inovasi model bisnis digital merupakan salah satu inovasi yang dapat menantang hal ini disebabkan karena akan menghadirkan suatu organisasi dengan tujuan atau syarat untuk perubahan.
Sering kali dalam proses yang telah dioptimalkan dapat menjadi sukses dan menguntungkan untuk menjadi target transpormasi namun pada kasus ini dapat mengancam perubahan identitas suatu perusahan dan dapat mengakibatkan konflik (Budiarta et al., 2020).
Menurut papazafeiropoulou dan pouloudi 2000, ada 4 stakeholder yang perlu diperhatikan dalam ranah e-business yaitu pemerintah, konsumen, perusahaan dan organisasi luar. pemerintah dianggap sebagai stakeholder yang paling jelas perannya dalam e-commerce yamg di mana Pemerintah memiliki wewenang dalam menentukan keseimbangan antara penerapan arah internasional dengan memikirkan keperluan dalam negeri. Konsumen merupakan stakeholder yang harus diperhatikan, kebijakkan-kebijakkan seperti perlindungan hak intelektual dan masalah privasi sangatlah penting diperhatikan agar dapat membangun rasa saling percaya dalam melakukan transaksi menggunakan jaringan internet. (Bahtiar, 2020).
Sedangkan perusahaan adalah stakeholder yang perlu diperhitungkan dalam pasar e-commerce. Selain itu stakeholder lainnya yang perlu diperhatikan adalah organisasi yang dapat mempengaruhi perusahaan dan mengambil keputusan untuk dapat mengadopsi e-commerce. Organisasi dapat menjadi peyedia internet, dapat menyediakan perangkat keras maupun perangkat lunak, membuat kebijakkan, institusi pendidikan dan asosiasi pekerja. Dalam hal ini organisasi dianggap sebagai perantara kebijakan karena dianggap bertindak diantara pemerintah, konsumenn dan perusahaan (Bahtiar, 2020)
E. E-commerce
Menurut laudon 1998, e-commerce adalah proses menjual dan membeli produk secara elektronik oleh konsumen dan perusahan ke perusahan dengan memanfaatkan jaringan internet atau komputer maupun smartphone sebagai perantaranya. Sedangkan menurut Baum 1999, e-commerce adalah satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan antara konsumen, perusahan dan kemunitas tertentu melalui perdanganan, transaksi online atau elektronik, informasi dan pelayanan yang dilakukan secara online (Bahtiar, 2020).
Keunikan yang terdapat pada teknologi e-commerce membuat Traver dan Laudon mengelompokkan delapan identitas yang unik pada penerapan di teknologi e-commerce yaitu; pertama, Ubiquity yaitu teknologi e-commerce terdapat di segala tempat dan sepanjang waktu. Hal ini yang membedekannya dengan perdanganan secara tradisonal yang mengacu pada ketersedian tempat secara lansung yang dapat dikunjungi untuk melakukan transaksi. Kedua, Global Reach yaitu teknologi e-commerce yang dimanfaatkan sebagai traksaksi perdanganan antara batasan lintas budaya, wilayah ragional maupun nasional dan biaya yang efektif jika dibandingkan dengan perdanganan secara tradisional (Firmansyah, 2018).
Ketiga, Universal Standards yaitu proses teknologi e-commerce yang bersifat universal diseluruh dunia. Hal ini yang membedakan denga perdangan yang dilakukan secara tradisional yang di mana terdapat perbedaan negara yang satu dengan yang lain. Keempat, Richness yaitu informasi yang
terdapat didalam e-commerce yang bervariasi dan kompleks secara konten dibanding dengan pasar tradisional. Kelima, Interactivity yaitu teknologi memudahkan komunikasi antara penjual dan konsumen. Keenam, Information Density yaitu teknologi yang menekan pada proses biaya, komunikasi, penyimpanan dan kualitas informasi yang tersedia baik dari dari akurasinya, jumlah dan ketepatan waktu (Firmansyah, 2018).
Ketujuh, Personalization dan customization yaitu teknologi yang mempersonalisasikan pesan yang disampaikan kepada individu maupun grup.
Yang diartikan sebagai penetapan target atas pesanan marketing kepada individu yang secara spesifik dilakukan dengan penyesuaian pesan seperti nama, keinginan dan riwayat pembelian terdahulu dari suatu individu.
Customization yaitu produk atau jasa yang yang dikirimkan berdasarkan pada pilihan ataupun prilaku sebelumnya. Kedelapan, Social Technology yaitu Teknologi e-commerce yang penggunanya lebih sosial dengan menciptakan dan berbagi isi informasi dengan komunitas dunia maya.
(Firmansyah, 2018).
Menurut Traver dan Laudon tipe e-commerce di bagi dalam katagori yaitu; 1. E-commerce bisnis ke konsumen (B2C) yaitu tipe e-commerce yang banyak dan umum terjadi pada unit bisnis (perusahan) dan penjualan online ke konsumen secara individu; 2. E-commerce bisni ke bisnis (B2B) yaitu tipe e-commerce yang bisnis penjualannya secara online dari unit bisnis (perusahan) ke unit bisnis (perusahan)lainnya; 3. E-commerce konsumen ke konsumen (C2C) yaitu tipe e-commerce yang menjalankan bisnis dengan
penjualan secara online dari konsumen ke konsumen lainnya; 4. E-commerce sosial yaitu hubungan sosial dan jaringan sosial yang terjadi secara online; 5.
Mobile e-commerce yaitu tipe terjadinya transaksi online dengan menggunakan alat mobile seperti Android maupun Iphone; 6. e-commerce yaitu tipe yang difokuskan pada ikatan konsumen yang didasarkan oleh lokasi geografis konsumen saat ini. (Firmansyah, 2018).
F. Kerangka berfikir
Kerangka berfikir adalah diagram yang menjelaskan mengenai alur pikiran peneliti dari tinjauan pustaka pada kajian teori dalam memberikan penjelasan mengenai judul penelitian yaitu “Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan UMKM Melalui Bisnis Digital”.
Teori yang digunakan dalam kerang berfikir saya yaitu Rogers 1995 mengenai kerakteristik inovasi. Saya menggunakan teori tersebut Untuk dapat mengetahui inovasi Pemerintah Kota Makssar dalam pemulihan ekonomi dan manfaatnya untuk masyarakat.
G. Fokus Penelitian
Fokus pada penilitian ini adalah pengembangan bisnis digital bagi pelaku UMKM di tengah pandemic dengan inovasi pemerintah Kota Makassar yaitu Makasssar recover dalam pemulihan ekonomi.
H. Deskripsi Fokus Penelitian
Sesuai dengan fokus peneliti yaitu bagaiman inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangan UMKM melalui bisnis digital, dapat di kemukakan deskripsi fokus pada penelitian ini yaitu;
1. Melalui inovasi pemerintah Kota Makassar yaitu Makassar recover yang berfokus pada pemulihan ekonomi dalam hal ini lebih pada
Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangan UMKM Melalui Bisnis
Deby et al., 2018 dalam Rogers 1995, karaktertistik dalam inovasi yaitu;
1. Relative Advantage;
2. Compatibility 3. complexity;
4. triabilitas;
5. Observabilitas 6.
Bisnis Digital
pengembangan bisnis digital untuk meningkatkan kembali perekonomian di Kota Makassar.
2. Relative Advantage yaitu keuntungan yang diberikan dari inovasi Makassar recoverr dalam pemulihan ekonomi untuk meningkatkan kembali perekonomian dalam pengembangan bisnis digital untuk memudahkan pelaku UMKM.
3. Compatibility yaitu inovasi Makassar recoverr apakah telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau pelaku UMKM dalam pengembangan bisnis digital untuk memudahkan pelaku UMKM dalam pemasaran prodaknya.
4. Complexity yaitu kesulitan yang dihadapi Makassar recover dalam mengembangakan bisnis digital untuk pemulihan ekonomi di pandemic covid-19.
5. Triabilitas yaitu uji coba untuk inovasi yang baru seperti makasssar recover dalam pengembangan digital dalam pemulihan ekonomi.
6. Observabilitas yaitu inovasi yang menuntut dapat beradaptasi dalam perkembangkan bisnis digital melalui.
27 BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian yaitu kurang lebih dua bulan setelah ujian seminar proposal dari tanggal 2 November 2021 hingga 2 January 2022 atau setelah adanya surat ijin yang dikeluarkan oleh pihak kampus. Lokasi penelitian ini bertempat di Kota Makassr. Alasan saya memilih Kota Makassar karena merupakan Kota metropolitan terbesar dikawasan Indonesia sehingga menjadi pusat perdangan terbesar dikawasan Indonesia Timur dengan sistem perintahan yang berbasi elektronik atau government.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian 1. Jenis penelitian
Pada penelitian yang berjudul “Inovasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Mengembangkan UMKM melalui Bisnis Digital” termaksud jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian untuk memperoleh fakta maupun data yang dilakukan secara alami dan wajar sesuai dengan kondisi objektif lapangan.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini yaitu deskripsi analisis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai pemanfaatan bisnis Digital bagi UMKM dalam memasarkan produknya dan meningkatkan
penghasilan melalui bisnis digital disaat pandemic covid-19 di Kota Makassar.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan tempat untuk peneliti memperoleh data yang dibutuhkan selama penelitian, adapun data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu;
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan melalui wawancara dan observasi dengan beberapa pihak yang bersediah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari media seperti buku, artikel, jurnal atau internet yang saling berkaitan dengan objek yang diteliti sehingga peneliti akan lebih akurat.
D. Informan Penelitian
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling ini adalah teknik mengambil informan atau narasumber dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji serta mampu memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk memperoleh data.
Berdasarkan penelitian yang akan diteliti, maka informan penelitian yaitu;
No Nama Informan Inisial Jabatan 1 Alderi, S.E.,
MM A Bidang informasi dan
data 2 Dr. Jusman. S.
Kel., M. Si J Seksi aplikasi dan telekomunikasi
3 Ibu Nila N Pemilik warung Qhyqy
4 Bapak Fadhel F Pemilik Es teler Tanah abang
4 Ibu Tima T Indutry rumahan
Adhyaksa baru
5 Icha I Pemilik grosir Pakian
dan jilbab
6 Eki E Karyawan Kitty shop
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah cara yang digunakan oleh metode penelitian untuk memperoleh data yang relevan. Teknik ini
menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data yaitu ;
1. Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang berkaitan dengan permasalahan inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembanngkan UMKM melalui Bisnis digital. Pengamatan yang dilakukan pada objek penelitian ini untuk dapat memperoleh keterangan atau data yang akurat sehingga dapat mengetahui secara relevan
jawaban antara responden dan kenyataan yang terjadi dilapangan mengenai inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keterangan mengenai hal yang sedang diteliti melalui tanya jawab yang dilakukan secara lisan terhadap beberapa informan yang diambil sebagai sampel baik dari pemerintahan maupun masyarakat yang dianggap dapat memberikan informasi yang akurat mengenai inovasi Pemerintah Kota Makassar dalam mengembangan UMKM melalui bisnis digital.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui dokumen, hasil penelitian maupun buku- buku yang relevan dengan inovasi pemerintah Kota Makassar dalam mengembangkan UMKM melalui bisnis digital. Selain itu dokumentasi juga berfungsi sebagai bukti dari hasil wawancara yang telah dilakuka yang bertujuan untuk menambah kebenaran maupun keakuratan terhadap penelitian yang dilakukan.
F. Teknik Analisis Data
Berikut ini merupaka teknik analisis yang digunkan dalam penelitian ini yaitu;
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan memilih atau merangkum dan menyederhanakan pada hal yang pokok atau penting. Reduksi kata merupakan salah satu konponen dalam melakukan analisa data untuk memperpendek, memperjelas dan membuang hal yang tidak dibutuhkan atau tidak berkaitan dengan fokus penelitian sehingga dengan cara itu penarikan kesimpulan dapat lakukan..
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan data yang diuraikan secara singkat. Penyajian data biasanya digunakan pada penelitian kualitatif untuk dapat data yang valid. Ditahap ini memerlukan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu upaya dalam mencari arti, penjelasan dan makna terhadap data-data yang sedang dianalisa untuk mendapatkan informasi yang penting. Kesimpulan dibentuk dalam pernyataan singkat yang dipahami dengan mudah yang mengacu pada penelitian.Teknik Pengabsahan Data.
G. Teknik Pengabsahan Data
Menurut sugiyono 2016 dalam (Muhammad Nur, 2021) Teknik pengabsahan data merupakan penelitian yang dikoreksi menggunakan uji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi yaitu pengecekkan data dengan berbagi sumber, waktu dan cara. Dalam triangulasi terdapat tiga keabsahan data yang digunakan yaitu;
1. Tringulasi Sumber
Trigulasi sumber merupakan teknik yang dilakukan untuk membandingkan dengan sumber data yang lain atau yang berbeda untuk mendapatkan data yang valid atau benar. Seperti melalkukan perbandingan anatar hasil wawancara dengan document yang ada.
2. Tringulasi Teknik
Tringulasi teknik merupakan teknik yang digunakan untuk dapat memperoleh data maupun informasi yang diperlukan untuk menguji kredibilitas melalui sumber data yang sama namun dengan teknik yang berbeda.
3. Tringulasi waktu
Tringulasi waktu merupakan teknik melakukan wawancara secara ulang, observasi atau dengan melakukan dengan teknik yang lain dengan waktu yang lain. Ini dilakukan karena perubahan suatu prilaku manusia dapat berubah dari waktu-kewaktu sehingga pengamatan tidak dilakukan hanya sekali saja.
33 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kota Makassar
Kota Makassar adalah sebuah pemerintahan kota yang terdapat dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang di bentuk Berdasarkan undang- undang Nomor 29 tahun 1959 mengenai pembentukan daerah-daerah tingkat II pada sulawesi selatan, sebagaimana yang terdapat dalam lembaran Negara Republik Indonesia nomor 74 tahun 1959. 31 Agustus 1971 Kota Makassar berganti nama sebagai ujung pandang, yang memekarkan wilayahnya dari 21km2 menjadi 175,77 km2. Seiring perkembangan, nama ujung pandang dibalikkan menjadi Kota Makassar kembali. Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 86 tahun 1999 tentang perubahan nama Kota Ujung pandang menjadi Kota Makassar.
Di tahun 2020 Kota Makassar telah berusia 413 tahun hal ini didasarkan dengan peraturan daerah nomor 1 tahun 2000 mengenai hari jadi Kota Makassar, yang ditetapkan pada 9 November 1670. Dalam memasuki usia 413 tahun Kota Makassar terus berbenah untuk dapat dijadikan Kota dunia yang tidak sekedar menajadi pusat jasa atau pusat perdagangan namun dapat menjadi pusat dari kegiatan pemerintah, industri, pelayanan pendidikan dan kesehatan. Kota Makassar mempunyai 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan.
Bagian selatan Kota Makassar merupakan Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini. bagian utara yaitu Kecamatan Biringkanaya, Tamanlarea, Tallo, Ujung Tanah dan Kepulauan Sangkarrang. bagian barat
yaitu kecamatan Wajo, Bontoala, Ujung Pandang, Makassar, Mamajang dan Mariso. Sedangkan bagian timur terdiri dari kecamatan Manggala dan Panakkukang.
Perkembangan ekonomi di Kota Makassar sebelum pandemic covid-19 ditahun 2015-2019 yaitu rata-rata 8,09 persen yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling dinamis di Indonesia baik secara nasional maupun ragional. Namun pertumbuhan ekonomi pada lima tahun trakhir mengalami penuruan ditahun 2020 terjadi minus sebesar 1,27 persen yang diakibatkan dari perlembatan perekonomian secara global yang di sebabkan oleh wabah covid-19.
B. Deskripsi Dinas Koperasi Dan UKM Kota Makassar
Pada peraturan daerah Kota Makassar Nomor 8 tahun 2016 mengenai pembentukan dan susunan perangkat daerah dan peraturan nomor 98 tahun 2016 mengenai susunan, kedudukan, fungsi, tugas dan tata kerja dinas koperasi dan UKM sehingga dinas koperasi dan UKM memiliki kewajiban dalam mendukung pemkot dalam membina, mengendalikan dan merumuskan kebijakkan dalam perkoperasian usaha kecil dan menengah dalam melaksanakan fungsinya sebagai berikut;
a. Menyusun perumusan kebijakkan dalam penyelengaraan aktivitas pemerintahan pada bidang koperasi, usaha kecil dan menengah.
b. Melaksanakan kebijakkan dalam kegiatan pemerintahan di bidang dinas koperasi dan UKM.
c. Melakukan pelaporan, evaluasi dan pelaksanaan administrasi dinas koperasi dan UKM.
d. Menyusun rencana pembinaan terkait pengelolaan simpan pinjam.
e. Melaksanakan fungsi lain yang telah di berikan oleh pemkot berdasarkan kewajiban dan fungsinya.
berdasarkan peraturan daerah ini, maka dinas koperasi dan usaha kecil menengah memiliki kedudukan sebagai elemen pengelola pemerintah kota yang dikepalahi oleh kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekrataris daerah.
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KEPALA SUB BAGIAN Umum Dan Kepegawaian KEPALA SUB
BAGIAN Keuangan
KEPALA SUB BAGIAN Perlengkapan Dan
Pelaporan
KEPALA BIDANG Pembiayaan Dan Simpan
Pinjam
SEKSI Pengawasan Dan
Penilaian
SEKSI Pembiayaan Dan Permodalan Koperasi
SEKSI Pembiayaan Dan Permodalan UKM KEPALA BIDANG
Pendidikan Dan Penyuluhan Koperasi dan
UKM
SEKSI Pendidikan Dan Penyuluhan Koperasi
SEKSI Pendidikan Dan Penyuluhan UKM
SEKSI Data Dan Informasi KEPALA BIDANG
Kelembagaan Koperasi
SEKSI Pendaftaran Dan Hukum Koperasi
SEKSI
Pembinaan Organisasi Dan Tata Laksana Koperasi
SEKSI Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi
KEPALA BIDANG Usaha Kecil Dan
Menengah
SEKSI Pembinaan Usaha Kecil
Menengah
SEKSI Industri Dan Non
Pertanian
SEKSI Perdagangan Dan
Aneka Usaha
UPTD
b. Tugas Dan Fungsi Jabatan
Berikut ini merupakan tugas dari masing-masing jabatan struktural yaitu;
1. Sekretariat memiliki kewajiban untuk melaksanakan kordinasi dari pelaksaan tugas dan melaksanakan pelayanan administrasi di semua unit pada organisasi dilingkungan dinas tersebut. Untuk dapat menjalankan tugasnya sekretaris di bantu oleh tiga kepala sub bagian yaitu;
a) Sub Bagian Keuangan memiliki kewajiban untuk melakukan akuntasi kuangan dan administrasi.
b) Sub bagian Umum Dan Kepegawaian memiliki kewajiban untuk kegiatan secara umum, pembuatan surat menyurat, kehumasan, urusan rumah tangga, inverntarisasi barang dan dokumentasi maupun administrasi kepegawaian.
c) Sub Bagian Perlengkapan Dan Pelaporan memiliki kewajiban untuk melakukan penyusunan program, monitorin, penyiapan bahan kordinasi dan evaluasi serta melakukan pelaporan kegiatan dan pelaksaan program dinas.
2. Kepala Bidang Pembiyaan Dan Simpan Pinjam memiliki kewajiban untuk melaksanakan penyununan rumusan dan melaksanakan kebijakkan kebijakkan dalam perancanaan fasilitas permodalan, penilaian koperasi dan pengawasan yang dibantu oleh tiga seksi yaitu;
a) Seksi Pengawasan Dan Penilaian memiliki kewajiban untuk merancanakan dan memberikan, menyusun konsep dalam
permodalan dan mengkordinasi dalam pemberian nilai dalam kegiatan.
b) Seksi Pembiayaan Dan Permodalan Koperasi memiliki kewajiban dalam mempersiapkan, membuat kegiatan, mengelompokkan data usaha dalam pembiyaan dan permodalam koperasi.
c) Seksi Pembiayaan Dan Permodalan UKM memiliki kewajiban dalam menyiapkan penyusunan rencana dan mengelompokkan data usaha dalam mengelola pembiyaan permodalan usaha kecil menengah.
3. Kepala Bidang Pendidikan Dan Penyuluhan Koperasi Dan UKM memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan dan pengarahan pada koperasi dan usaha kecil menengah dalam menjalakan kewajibannya dibantu oleh tiga seksi yaitu;
a) Seksi Pendidikan Dan Penyuluhan Koperasi memiliki kewajiban untuk menyusun rencana, mengindentifikasi kebutuhan pendidikan atau pelatihan dan menyusun koperasi untuk dapat melaksanakan kolaborasi dalam menjalankan kewajibannya.
b) Seksi Pendidikan Dan Penyuluhan UKM memiliki kewajiban untuk menyusun rencana dalam mengindentifikasi kebutuhan pendidikan atau pelatihan dan melakukan penyuluhan terhadap usaha kecil dan menengah untuk dapat melaksanakan kolaborasi dan menilai pelaksaan pelatihan serta penyuluhan UKM.
c) Seksi Data Dan Informasi memiliki kewajiban untuk membuat kegiatan dalam mengelompokkan data yang dibutuhkan sebagai informasi.
4. Kepala Bidang Usaha Kecil Dan Menengah memiliki kewajiban untuk melaksanakan pengembangan dan pembinaan usaha kecil menengah pada bidang industri non pertanian, pertanian dan aneka usaha perdagangan yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Dalam melakukan kewajibannya bidang usaha kecil dan menengah di bantu oleh tiga seksi yaitu;
a) Seksi Pembinaan Usaha Kecil Menengah memiliki kewajiban dalam membuat kegiatan dalam melaksanakan analisi dan pengembangan usaha kecil dan menengah.
b) Seksi Industri Dan Non Pertanian mmemiliki kewajiban untuk menyiapkan bahan perencanaan dan melaksanakan kebijakkan pembinaan terhadap pengusaha kecil dan menengah pada bidan industri pertanian maupun non pertanian.
c) Seksi Perdagangan Dan Aneka Usaha memiliki kewajiban dalam membuat kegiatan dalam memberikan edukasi memonitorin dan menilai serta memberikan konsultasi dalam pembinaan usaha kecil dan menengah.
5. Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi memiliki kewajiban dalam melaksanakan pengembangan dan pembinaan pada menajemen usaha
koperasi Untuk dapat menjalankan kewajibannya dibantu oleh tiga seksi yaitu;
a) Seksi Pendaftaran Dan Hukum Koperasi memiliki kewajiban dalam membuat kegiatan dalam mengedukasi koperasi dan pengesahan badan hukum, pembubaran koperasi serta mengevaluasi pelaksanaan rapat anggota tahunan sebagai laporan.
b) Seksi Pembinaan Organisasi Dan Tata Laksana Koperasi memiliki kewajiban dalam menyiapkan bahan bahan perumusan dalam melaksanakan kebijakkan, pembinaan administrasi dan organisasi pada perangkat koperasi.
c) Seksi Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi memiliki kewajiban untuk menyiapkan bahan rumusan dalam melalukan edukasi kebijakkan dan pembangunan pada bidang kelembagaan dan usaha koperasi pada perkotaan.
c. Program Dinas koperasi dan UKM Kota Makassar
Dinas koperasi dan UKM Kota Makassar menyusun beberapa program di tengah pandemic-19 dalam pemulihan ekonomi diKota Makassar.
pembinaan yang telah dilakukan oleh dinas koperasi dan UKM diKota Makassar sebagain besar masih penyuluhan dan pelatihan yang diharapkan mampu mengembangakan UKM diKota Makassar dimasa pandemic covid-19.
No Program Waktu Tujuan Jumlah Peserta
1
Pelatihan pemanfaatan teknologi dan informasi
Mei hingga saat ini
Untuk
meningkatkan pemnfaatan teknologi dalam pemasaran
30 usaha
2 Pengembangan
Usaha lorong Desember
Untuk memberikan pelatihan untuk dapat
mengembangan ketarampilan yang dimiliki
15 lorong disemua kecamatan
3
Sidatuguzula (sistem pengumpulan Data UKM)
Tahun 2021
Untuk
memudahkan dalam
mengumpulkan data pelaku UMKM diKota Makassar
Semua pelaku usaha
4 Menciptakan Start-up
Tahun 2021
Memudahkan pelaku UMKM dalam
memasarkan produknya
Semua pelaku UMKM
Sumber: Seksi Data dan Informasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar
C. Deskripsi Dinas Komunikasi Dan Informasi Kota Makassar
Dinas komunikasi dan informasi Kota Makassar telah berubah nama menjadi dinas komunikasi dan informatika, pergantian nama telah diatur dalam peraturan daerah Kota Makassar No 3 tahun 2009 mengenai penyusunan organisasi perangkat otonomi daerah. Kantor dinas komunikasi dan informatika terletak di Jl. A. P. Pettarani No.62, Tamamaung kecamatan Penakkukang Kota Makassar.
Dinas komunikasi dan Informatika memiliki tugas pokok yang telah dirumuskan dalam peraturan daerah No. 3 pasal 21 tahun 2009 yaitu memiliki kewajiban untuk mengendalikan kebijakkan dan membina di bidang komunikasi dan informasi yang meliputi; peningkatan telematikan dan aplikasi, informasi, pemanfaatan media, pemberdayaan kelembagaan baik pos maupun telekomunikasi. Berikut ini merupakan tugas dan fungsi jabatan struktur organisasi dinas komunikasi dan informatika yaitu;
a) Kepala Dinas memiliki kewajiban untuk mengendalikan dan mempimpin seluruh operasional yang terdapat dalam organisasi diantaranya; menetapkan kebijakkan dalam perancanaan organisasi maupun dalam mengambil keputusan, bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang ada di organisasi, menyampaikan edukasi kepegawaian di lingkungan dinas komunikasi dan informatika dan mengkoordinir serta mengawasi segala pelaksaaan pada operasional organisai
b) Sekretariat memiliki kewajiban melaksanakan setiap kegiatan pada bidang kepegawaian, mengelola kesektariatan, menyusun neraca SKPD