BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Produk Sabun Mandi “Galinus”
1. Karakteristik Produk
Pemilihan bahan baku ekstrak lengkuas sebagai sabun mandi cair dikarenakan di dalam rimpang lengkuas mengandung flavonoid, eugenol, saponin, galangin dan fenol yang memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan jamur pada kulit tubuh. Jenis jamur yang sering tumbuh di kulit manusia diantaranya panu, kadas dan kurap. Penyebab jamur yang tumbuh di kulit diantaranya dikarenakan produksi keringat yang berlebih dari tubuh serta kebersihan diri yang kurang terjaga (Handajani, 2008).
Sabun mandi “Galinus” dapat membantu membersihkan tubuh dari kotoran yang menempel pada tubuh serta dapat membantu mencegah tumbuhnya jamur pada kulit.
Khasiat lain dari sabun mandi “Galinus” adalah dapat mengurangi gatal-gatal akibat jamur yang ada di kulit serta karena produksi keringat yang berlebih oleh tubuh. Sabun mandi “Galinus” merupakan sabun mandi yang berbentuk liquid (cair) dalam kemasan botol yang tertutup rapat dan dengan berat bersih 100ml per botol. Sabun mandi “Galinus”
dapat digunakan 2x sehari saat mandi pagi dan sore hari agar khasiat yang dihasilkan dapat maksimal.
2. Merk
Merk merupakan salah satu penanda dan pembeda antara produk satu dengan produk yang lain. Merk adalah nama, istilah, tanda, simbol, design serta kombinasi dari keseluruhan produk. Merk dapat digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual serta digunakan untuk pembeda dengan para pesaingnya. Manfaat dari merk dagang diantaranya adalah untuk mempermudah dalam mengolah pesanan yang masuk, untuk mempermudah melakukan promosi sehingga promosi menjadi lebih jelas, untuk mendapatkan hak atas perlindungan hukum
16 commit to user commit to user
dengan cara dipatenkan serta untuk menanamkan citra (image) atas prosuk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Susetyarsi, 2012).
Penggunaan merk pada suatu produk merupakan salah satu hal yang penting sebagai identitas yang membedakan produk satu dengan produk yang lainnya. Merk dagang yang kreatif, inovatif serta mudah diingat dapat digunakan untuk meningkatkan nilai jual produk. Nama
“Galinus” dipilih sebagai merk dagang sabun mandi lengkuas karena nama tersebut merupakan singkatan dari bahan baku sabun mandi cair anti jamur yang telah diproduksi. Nama “Galinus” merupakan singkatan dari galanga dan ricinus. Kata “galanga” diambil dari nama latin lengkuas “Alpinia galanga”. Kata “ricinus” diambil dari nama latin minyak jarak yaitu “Oleum ricinus” sehingga didapatkan nama “Galinus”
dari kedua nama latin tersebut.
3. Kemasan
Kemasan merupakan wadah atau pembungkus untuk suatu produk yang mempunyai fungsi utama sebagai pelindung produk. Faktor yang paling mempengaruhi dalam kemasan adalah dari segi desain dan warna.
Kegunaan kemasan diantaranya untuk melindungi produk, agar produk mudah dibawa, untuk mempermudah penyimpanan serta sebagai sarana pemasaran kepada konsumen (Nitisemito, 1991). Sabun mandi “Galinus”
dikemas dalam botol PET transparan dengan berat bersih isi 100 ml.
Setelah sabun dituangkan kedalam botol lalu bagian luar botol diberi label merk dengan nama “Galinus”.
Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang memungkinkan arus mata yang sehat dan menyediakan poin fokus bagi konsumen. Para desainer kemasan menyertakan beragam elemen bersama-sama dalam satu kemasan untuk membantu mendefinisikan citra merek. Berbagai elemen tersebut termasuk sebagai tambahan bagi warna, bentuk, ukuran, dan desain label. Banyak merek dalam kategori produk sering mengganti kemasan sepanjang tahun dengan kemasan khusus
commit to user commit to user
musiman dan hari besar sebagai cara untuk menarik perhatian konsumen (Shimp, 2003).
B. Proses Produksi Sabun Mandi “Galinus”
1. Bahan Baku Sabun Mandi “Galinus”
Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi sabun mandi
“Galinus” terdiri dari asam stearat, aquades, cocamid DEA, texaphon, ekstrak lengkuas dan minyak jarak. Bahan yang dipilih mempunyai fungsi masing-masing dalam pembuatan sabun mandi berbentuk cair. Bahan yang paling berperan dalam pembuatan sabun adalah basa dan lemak (minyak). Basa yang digunakan dalam pembuatan sabun mandi “Galinus”
adalah KOH sedangkan lemak yang digunakan berasal dari minyak jarak.
2. Peralatan Produksi Sabun Mandi “Galinus”
Peralatan yang digunakan untuk memproduksi sabun mandi
“Galinus” merupakan alat-alat yang berasal dari Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah Fakultas Pertanian UNS. Alat yang digunakan adalah timbangan untuk menimbang berat bahan yang berbentuk padat dan semi padat seperti KOH, asam stearat ekstrak lengkuas dan texaphon;
gelas ukur untuk mengukur bahan yang berbentuk cair seperti aquades, cocamid DEA dan minyak jarak. Beker gelas digunakan sebagai wadah untuk memanaskan bahan dan mencampur bahan. Berikut merupakan persiapan alat bahan pembuatan sabun mandi:
Gambar 4.1 Alat dan bahan Gambar 4.2 Penimbangan bahan commit to user
commit to user
3. Proses Produksi Sabun Mandi “Galinus”
a. Proses produksi sabun mandi “Galinus” diawali dengan pembuatan larutan KOH 30 % dengan cara melarutkan kristal KOH dengan aquades yang telah dibeli dari toko kimia. 3 kali produksi sabun (20 botol) membutuhkan 400 ml larutan KOH 30% sehingga perhitungan kristal KOH yang diperlukan adalah sebagai berikut :
% Kemurnian KOH (teknis) = 80%
% Larutan KOH = 30 %
Banyak larutan KOH yang diperlukan = 400ml Gram KOH yang akan dibuat = 30
80 x 400 ml Gram KOH yang akan dibuat = 150
Jadi, dalam produksi 20 botol sabun mandi membutuhkan 150 gram kristal KOH yang terlebih dahulu dilarutkan dengan aquades pada beker gelas. Memasukkan sebagian aquades ke dalam beker gelas kemudian memasukkan sedikit demi sedikit kristal KOH sampai larut.
Setelah semua kristal larut lalu tambahkan aquades sampai tanda skala 400 ml pada beker gelas. Berikut merrupakan dokumentasi pembuatan larutan KOH 30 % :
Gambar 4.3 Kristal KOH Gambar 4.4 Pembuatan Larutan KOH
commit to user commit to user
b. Menyiapkan beker gelas untuk wadah mencampur bahan-bahan.
Memasukkan minyak jarak ke dalam beker gelas lalu memanaskan minyak pada kompor. Mengaduk minyak jarak sampai berubah warna menjadi putih keruh kemudian memasukkan larutan KOH ke dalam beker gelas. Aduk sampai menghasilkan buih dan larutan berwarna kuning pucat.
Gambar 4.5 Minyak Jarak Gambar 4.6 Pemasukan Larutan KOH c. Setelah terbentuk buih lalu memasukkan asam stearat ke dalam campuran, aduk sampai kristal asam stearat larut kemudian memasukkan texaphon sedikit demi sedikit ke dalam campuran. Aduk sampai busa bertambah.
Gambar 4.7 Asam Stearat Gambar 4.8 Penambahan Asam stearat commit to user
commit to user
Gambar 4.9 Texaphon Gambar 4.10 Penambahan Texaphon d. Setelah berbusa selanjutnya memasukkan cocamid DEA dan aquades
ke dalam beker gelas. Aduk sampai homogen lalu matikan kompor.
Gambar 4.11 Cocamid DEA Gambar 4.12 Penambahan Cocamid DEA
Gambar 4.13 Aquades Gambar 4.14 Penambahan Aquades commit to user commit to user
e. Memasukkan ekstrak lengkuas ke dalam campuran bahan yang telah dingin kemudian mengaduk sampai homogen. Menambahkan parfum ke dalam sabun mandi.
Gambar 4.15 Ekstrak Lengkuas Gambar 4.16 Parfum Sabun f. Memasukkan sabun mandi yang telah diproduksi ke dalam botol PET
berukuran 100 ml.
Gambar 4.17 Pengemasan Sabun Gambar 4.18 Sabun Tanpa Label g. Memberi label merk dengan stiker yang telah disiapkan lalu
memasang plastik shrink pada kemasan botol yang sudah ditempeli label.
commit to user commit to user
Gambar 4.19 Proses labelling Gambar 4.20 Pemasangan plastik Shrink
C. Analisis Usaha Sabun Mandi “Galinus”
1. Biaya Variabel
Tabel 4.1 Biaya Variabel Produksi Sabun Mandi “Galinus”(20 botol)
No. Nama Bahan Jumlah Satuan Harga/satuan Harga Total
1. Asam stearat 20 gram 20 400
2. Aquadest 400 ml 2 800
3. Cocamid DEA 300 ml 25 7.500
4. Ekstrak lengkuas 20 gram 500 20.000
5. Minyak Jarak 200 ml 35 7.000
6. KOH 400 ml 25 8.000
7. Texaphon 500 gram 15 7.500
8. Parfum 4 ml 150 600
9. Kemasan botol 20 botol 2.500 50.000
10. Stiker label 20 lembar 600 12.000
11. Masker 2 pcs 1000 2.000
12. Listrik 1,2 kwh 1600 1.920
13. Transportasi 2 liter 7500 15.000
14. Tenaga kerja 2 hari 17.500 35.000
15. Sarung tangan 2 pasang 1000 2.000
16. Plastik shrink 2 meter 500 1.000
Jumlah (Rp) 170.720
Sumber: Analisis Data Primer commit to user commit to user
2. Biaya Tetap
Tabel 4.2 Biaya Penyusutan Alat dalam Produksi Sabun Mandi “Galinus”
No Nama Alat Jumlah
Nilai Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Umur Ekonomis
(Bulan)
Penyusutan/
Bulan (Rp) 1. Batang
pengaduk 1 9.000 900 18 467
2. Corong kaca 1 25.000 2.500 18 1.250
3. Gelas beker
100 ml 1 30.000 3.000 24 1.125
4. Gelas beker
250 ml 1 35.000 3.500 24 1.313
5. Gelas ukur 100
ml 1 25.000 2.500 18 1.250
6. Kompor listrik 1 110.000 11.000 36 2.750 7. Timbangan
digital 1 60.000 6.000 30 1.800
8. Hairdryer 1 95.000 9.500 30 2.850
Jumlah (Rp) 365.000 12.805
Sumber : Analisis Data Primer
Ket : Nilai sisa = 10% x nilai awal Biaya penyusutan = nilai awal - nilai sisa
umur e onomis
3. Analisis Kelayakan Usaha
Menurut Suratiyah (2006), Salah satu indikator untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan atau tidak dijalankan adalah dengan melihat aspek finansial. Beberapa indikator yang mempengaruhi diantaranya adalah Total biaya tetap, Biaya variabel, HPP, HJP, Penerimaan, Laba, BEP, R/C Ratio dan B/C Ratio. Berikut merupakan analisis kelayakan usaha sabun mandi “Galinus” untuk produksi yang telah dilakukan (20 botol) :
a. Total Biaya Produksi
Biaya yang digunakan untuk produksi sabun mandi “Galinus”
meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Simmamora (2003), Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume produksi. Biaya variabel merupakan biaya commit to user commit to user
yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi atau penjualan atau dengan kata lain biaya variabel digunakan untuk membeli bahan baku yang habis sekali pakai. Berikut merupakan total biaya selama produksi (20 botol)
Total Biaya Produksi = Total Biaya Variabel + Total Biaya Tetap
= Rp. 170.720,- + Rp. 12.802,-
= Rp. 183.552,-
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah biaya variabel selama produksi (20 botol) adalah sebesar Rp. 170.720,- Biaya variabel meliputi biaya pembelihan bahan baku sabun, masker, sarung tangan, biaya listrik serta bahan pengemas. Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah biaya penyusutan alat yang akan dikeluarkan pada proses produksi sabun mandi “Galinus” adalah sejumlah Rp 12.802,- Total biaya yang diperlukan selama proses produksi (20 botol) adalah Rp. 183.552,-
b. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga suatu barang yang dapat ditentukan dan dikontrol oleh produsen. HPP merupakan besarnya nilai (biaya) yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk tertentu, dengan demikian maka HPP dapat dihitung dengan cara membagi total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan (Simmamora, 2003).
HPP sabun per unit = otal biaya umlah produk
=
20
= Rp 9.176,1
Berdasarkan perhitungan HPP dapat ditetapkan harga jual produksi serta menunjukkan besarnya laba yang akan diperoleh. Harga Pokok Produksi (HPP) sabun mandi “Galinus” setiap unitnya adalah sebesar
commit to user commit to user
Rp. 9.176,1 yang berarti bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit sabun adalah sebesar Rp. 9.176,1
c. Harga Jual Produk (HJP)
Harga Jual Produk (HJP) merupakan harga suatu barang yang diharapkan oleh produsen untuk mendapat keuntungan yang maksimal dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi. Penetapan HJP bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sehingga dapat menghindari kerugian. HJP dapat dihitung dengan cara Harga Pokok Produk (HPP) dikalikan dengan presentase laba tertentu yang diinginkan oleh produsen (Simmamora, 2003).
HJP sabun per unit = HPP + (HPP x % Laba yang diinginkan)
= Rp 9.176,1 + (Rp 9.176,1 x 35%)
= Rp 9.176,1 + Rp 3.211,7
= Rp 12.387,7
Harga jual sabun mandi “Galinus” per unit adalah Rp. 12.387,7 sesuai dengan perhitungan HJP sehingga harga jual dibulatkan menjadi Rp. 13.000
d. Penerimaan Usaha (Revenue)
Menurut Suratiyah (2006), Penerimaan merupakan jumlah nilai uang yang diperoleh dari seluruh produk yang laku terjual.
Penerimaan usaha dapat dihitung dengan cara jumlah produk yang dihasilkan dikalikan dengan Harga Jual Produk (HJP). Penerimaan usaha sabun mandi “Galinus” sebanya dengan harga tiap unit Rp 12.700,2 (dibulatkan menjadi Rp 13.000 menghasilkan pendapatan usaha kotor sebesar Rp 260.000.
Penerimaan = Jumlah produk yang terjual x Harga jual
= 20 x Rp 13.000,-
= Rp. 260.000,-
e. Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha dapat dihitung dengan cara total penerimaan dikurangi dengan total biaya. commit to user commit to user
Keuntungan usaha= Penerimaan – Total Biaya = Rp 260.000 - Rp 183.552
= Rp 76.448,-
f. Break Event Point (BEP)
Menurut Supriyono (2001) BEP adalah suatu alat atau teknik yang digunakan oleh manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan sehingga tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian. Keadaaan impas perusahaan dapat terjadi apabila hasil penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan ketika memproduksi suatu produk.
Analisis Break Even Point (BEP) digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara biaya tetap, biaya variabel, tingkat pendapatan pada berbagai tingkat operasional dan volume produksi. Ada 2 pendekatan BEP yaitu BEP unit dan BEP harga:
1) Break Event Point (BEP) Unit
BEP unit adalah jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana posisi produsen tidak untung dan juga tidak mengalami kerugian. Atau dengan kata lain BEP unit menjelaskan jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan oleh produsen.
BEP (unit) = Biaya etap C
arga produk (P) - Biava variabel C unit
= p 12.80
p 13.000 - p 170.72020
= p 12.802
p 13.000 - p 8.536
=
p 12.80p 4.468
= 2,87
= 3 unit
commit to user commit to user
BEP unit sabun mandi “Galinus” sesuai hasil perhitungan adalah sebesar 3 unit yang berarti banyaknya produk minimal yang harus dijual produsen adalah 4 botol sabun agar memperoleh keadaan impas (tidak untung dan tidak rugi).
2) Break Event Point (BEP) Harga
BEP Harga menunjukkan besarnya harga per unit produk yang dihasilkan produsen pada posisi tidak untung tetapi juga tidak mengalami kerugian. Atau dengan kata lain BEP Harga menjelaskan besarnya harga minimal per unit barang yang ditetapkan produsen. Besaran nilai BEP Harga sama dengan besaran Nilai Harga Pokok Produksi (HPP).
BEP Harga (Rp/unit) = otal biaya umlah produk
=
20
= Rp 9.176,1
BEP harga sabun mandi “Galinus” sesuai hasil perhitungan adalah sebesar Rp 9.176,1 yang berarti bahwa harga tersebut merupakan harga minimal per botol sabun agar produsen memperoleh keadaan impas (tidak untung dan tidak rugi).
g. R/C Ratio
R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan perbandingan antara penerimaan usaha dengan biaya total. R/C Ratio merupakan analisis kelayakan yang digunakan untuk melihat suatu usaha yang dijalankan mengalami kerugian, impas atau untung. R/C ratio<1 artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. R/C ratio=1 artinya usaha tersebuh mengalami keadaan impas (tidak untung dan tidak rugi). R/C ratio> 1artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan dan dilanjutkan dalam jangka waktu lama (Suratiyah, 2006).
R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) = otal Biaya commit to user
commit to user
= p 260.000 p 183.552
= 1,417
= 1,4
R/C Ratio sabun mandi “Galinus” berdasarkan hasil perhitungan adalah sebesar 1,4 yang berarti setiap Rp 1.00 modal yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,4. Berdasarkan hasil perhitungan R/C Ratio yang telah dihasilkan, usaha sabun mandi
“Galinus” layak untuk dijalankan karena R/C Ratio yang dihasilkan>1.
h. B/C Ratio
Menurut Suratiyah (2006), B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) atau produktivitas modal yaitu perbandingan antara keuntungan dengan total biaya. B/C Ratio digunakan untuk mengevaluasi suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. B/C Ratio<0 tidak layak, B/C Ratio=0 impas dan B/C ratio>0 layak untuk dijalankan.
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) = otal Biaya
=
p 183.552
= 0,5
Menurut Rukmana et al (2014), Suatu usaha dinilai layak atau memberikan keuntungan apabila B/C Ratio>0. Usaha sabun mandi
“Galinus” dinilai layak dijalankan karena memiliki B/C atio 0,5>0 yang artinya setiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan sebanyak Rp. 0,5.
commit to user commit to user
D. Pemasaran Sabun Mandi “Galinus”
1. Manajemen Pemasaran Produk
Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler (2012:78) bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variabel yang disebut “empat P”
yaitu :
a. Product (Produk)
Produk dapat diartikan sebagai kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran produk antara lain ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan, serta layanan. Produk sabun mandi “Galinus”merupakan produk inovasi terbaru dari sabun mandi herbal yang berbentuk cair. Adanya sabun mandi herbal cair diharapkan dapat memberikan inovasi terbaru di dunia kesehatan.
Sabun mandi “Galinus” yang telah diproduksi berwarna krem seperti warna kopi susu.
Setiap produk memiliki penanda untuk membedakan produk satu dengan produk lain. Penanda dari suatu produk dapat ditunjukkan dengan adanya merk. Merk adalah nama, simbol atau kode untuk mengidentifikasi produk, maka label adalah segala bentuk yang berfungsi deskriptif (menginformasikan) bagi produk. Merk merupakan salah satu bagian yang terdapat pada proses labelling.
Label memuat segala keterangan mengenai produk seperti gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Kemasan akan menimbulkan kesan pertama bagi konsumen mengenai gambaran produk yang akan dipilihnya. Perbedaan bentuk commit to user commit to user
kemasan suatu produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen kepada produk tersebut, walaupun mereknya sendiri mungkin tidak teringat lagi. Kemasan dengan ukuran yang berbeda memungkinkan pembeli dari tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli produk yang sama. Kombinasi antara bentuk, warna, dan ukuran kemasan yang berbeda dapat meningkatkan penjualan hasil produksi pada suatu perusahaan.
Indikator kemasan desain produk harus memenuhi beberapa aspek diantaranya aspek identitas, aspek promosi, serta aspek komunikasi. Aspek identitas kemasan sabun mandi “Galinus” yaitu mempunyai latar berwarna putih dengan gradasi kuning dan terdapat gelembung berarna kuning. Nama produk berada di atas dengan warna kuning yang selaras dengan warna latar kemasan. Bagian tengah produk terdapat gambar lengkuas dan biji jarak yang merupakan bahan aktif yang digunakan pada produk. Biji jarak digunakan sebagai icon karena minak jarak berasal dari biji jarak melalui proses pengepresan. Di bawah gambar terdapat netto yang berarti berat bersih sabun yaitu 100 ml. Bagian belakang sabun terdapat berbagai informasi berupa deskripsi produk, kegunaan, komposisi, cara pakai dan nama produsen. Berikut merupakan desain kemasan sabun mandi
“Galinus” yang memuat informasi produk:
Gambar 4.21 Desain Kemasan Sabun Mandi commit to user commit to user
Pencantuman komposisi pada kemasan dapat meningkatkan kepuasan konsumen, sebab semakin lengkap informasi yang ada pada kemasan maka konsumen akan semakin puas, tetapi tidak adanya pencantuman komposisi pada kemasan kepuasan konsumen tidak akan menurun. Untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya tidak jarang para pelaku usaha tidak memberikan kelengkapan informasi mengenai komposisi suatu produk dengan alasan kebanyakan konsumen tidak terlalu memperhatikan hal itu karena dianggap tidak terlalu penting untuk dilihat dan dibaca (Reddy, 2014).
Aspek yang tidak kalah penting dengan aspek identitas yaitu aspek promosi. Desain kemasan dapat dijadikan sebagai media promosi sehingga dapat menarik konsumen baru. Kemasan yang dipilih adalah botol plastik PET (polyethylene) transparan dengan berat isi bersih 100 ml. Tutup kemasan menggunakan tutup plastik berbahan PET yang berwarna kuning emas untuk menyelaraskan warna dengan desain kemasan.
b. Price (Harga)
Menurut Ariyanti et al (2014), Penetapan harga ditentukan oleh tingkat permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar konsumen.
Penetapan harga perlu diperhitungkan agar dapat mencapai tingkat yang optimum sehingga dapat menutupi semua biaya-biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan terlebih mendapatkan laba. Harga yang tinggi dapat menurunkan volume penjualan yang diminta konsumen. Harga yang rendah dapat meningkatkan kuantitas penjualan tetapi dapat menurunkan total laba.
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan aspek-aspek seperti ciri-ciri produk, saluran commit to user commit to user
distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu.
Harga dari sabun mandi “Galinus” adalah sebesar Rp 13.000. Harga tersebut didapatkan dari analisis kelayakan usaha yang telah dihitung.
c. Place (Tempat)
Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi adalah rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan. Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.
Produk sabun mandi “Galinus”tidak menggunakan saluran distribusi sebagai salah satu cara pemasaran. Salura distribusi tidak digunakan karena cara pemasaran produk adalah dengan langsung ditawarkan kepada konsumen sehingga tidak dititipkan atau tidak dijual oleh orang lain. Alasan tidak menggunakan saluran distribusi karena bertujuan untuk mengefisiensi waktu penjualan karena barang akan langsung sampai ke tangan konsumen melalui penjual secara langsung. Adanya penjualan secara langsung maka produsen juga mendapatkan keuntungan promosi diantaranya dapat menjelaskan secara langsung keunggulan produk yang telah diproduksi.
d. Promotion (Promosi)
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Promosi merupakan salah satu aktivitas pemasaran dengan cara memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada konsumen.
Dalam usaha tersebut berbagai cara promosi perlu dilaksanakan agar commit to user commit to user
pengguna mengetahui, memahami dan seterusnya membuat keputusan untuk menggunakan produk. Tanpa aktivitas promosi, pemasaran produk yang berkualitas sekalipun tidak menjadi aktif dan industri akan sulit memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di pasaran.
Produk sabun mandi “Galinus” dipromosikan melalui sosial media serta diperkenalkan langsung kepada orang terdekat dengan langsung membawa produk. Sosial media yang digunakan untuk mempromosikan sabun mandi “Galinus” adalah melalui Facebook, BBM, Instagram serta beberapa grup di WhatssApp. Akun Instagram yang digunakan untuk mempromosikan sabun mandi “Galinus”
adalah @galinussoap. Perkenalan produk secara langsung dilakukan di wilayah kampus serta wilayah kos. Pengenalan produk dilakukan dengan menjelaskan karakteristik produk, bahan-bahan yang digunakan, khasiat serta harga produk.
2. Strategi Pemasaran Produk
Dengan adanya strategi pemasaran, perusahaan dapat meningkatkan penjualan produknyanya. Perusahaan tersebut dengan matang dapat mengetahui seberapa besar pangsa pasarnya. Selain itu, perusahaan dapat juga mengetahui kebutuhan konsumen berdasarkan segmen yang ada.
Citra yang baik serta kepercayaan terhadap perusahaan akan membuat konsumen terpikat untuk mengadakan pembelian ulang dan konsumen tidak akan beralih pada perusahaan lain yang juga menawarkan produk yang sejenis. Bagi perusahaan hal ini akan mempermudah penentuan kebijaksanaan pemasaran yang tepat, sejalan dengan berkembangnya teknologi pada saat ini.
Strategi pemasaran produk sabun mandi“Galinus”diawali dengan mempromosikan produk melalui sosial media. Adapun sosial media yang dipakai adalah Facebook, Bbm, WhatsApp, Shopee serta Instagram. Sosial media dipilih karena segmentasi pasar yang ditujukan untuk remaja sampai orang dewasa pengguna dunia maya. Di era teknologi yang semakin maju sekarang ini banyak keuntungan yang didapat dengan commit to user commit to user
mempromosikan produk secara online. Konsumen di dunia maya akan lebih mudah mengakses informasi produk sabun mandi “Galinus”.
Setelah mengenal produk “Galinus” melalui iklan di sosial media kemudian akan melakukan proses pemesanan produk melalui sosial media.
3. Sasaran Pasaran
Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam banyak hal.
Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut: Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Salah satu hal yang dilakukan untuk menentukan strategi pemasaran adalah dengan melakukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli yang berbeda- beda berdasarkan kebutuhan konsumen, karakteristik konsumen, ataupun perilaku konsumen yang membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran (Setiadi, 2003).
Menurut Umar (2001), Penentuan sasaran pasaran merupakan pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sasaran pasar sabun mandi “Galinus” secara geografis (wilayah) adalah di sekitar Kota Surakarta melalui pengenalan dari media sosial dan pengenalan produk ke teman-teman serta keluarga. Sasaran pasar sabun mandi “Galinus” secara demografis (kependudukan) meliputi umur yaitu ditujukan kepada remaja sampai orang tua yang biasanya menggunakan sabun mandi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan dokumentasi promosi sabun mandi di berbagai media sosial seperti BBM, WhatsApp, Facebook, Line, Shopee serta Instagram:
commit to user commit to user
Gambar 4.22 Promosi Instagram Gambar 4.23 Promosi Facebook
Gambar 4.24 Promosi WhatsApp Gambar 4.25 Promosi Line
Gambar 4.26 Promosi BBM commit to user commit to user Gambar 4.27 Promosi Shopee
Gambar 4.28 Produk “Galinus” Gambar 4.29 Proses Pengemasan Produk Sebelum Dikirim
Gambar 4.30 Pengiriman Produk Gambar 4.31 Testimoni Konsumen
commit to user commit to user