• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM EMBRIOLOGI NEUROSENSORIS, SIDIK JARI DAN PENENTUAN GOLONGAN DARAH OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM EMBRIOLOGI NEUROSENSORIS, SIDIK JARI DAN PENENTUAN GOLONGAN DARAH OLEH :"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

EMBRIOLOGI NEUROSENSORIS, SIDIK JARI DAN PENENTUAN GOLONGAN DARAH

OLEH :

ROSELINA PANGHIYANGANI HUSNUL KHATIMAH

SITI WASILAH

NIKA STERINA SKRIPSIANA

DEPARTEMEN BIOMEDIK DIVISI BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019

(2)

AFTAR ISI

DAFTAR ISI ………... i

KATA PENGANTAR ……….. ii

TATA TERTIB PRAKTIKUM ... iii

PRAK I EMBRIOLOGI NEUROSENSORIS.…... 1

PRAK II SIDIK JARI (FINGER-PRINTS)……. 19

PRAK III PENENTUAN GOLONGAN DARAH.. 25

D

(3)

KATA PENGANTAR

Pengetahuan tentang embriologi neurosensoris, sidik jari dan penentuan golongan darah dalam blok sistem organ manusia fase II ini harus dikuasai mahasiswa sebagai pengetahuan dasar untuk mempelajari topik-topik dalam blok sistem blok neurosensoris dan blok hemopoetik. Untuk mencapai tujuan tersebut dan memudahkan mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran dan praktikum maka disusun buku panduan praktikum embriologi fase II dan genetika ini.

Buku ini disusun untuk membantu memperjelas gambaran stuktur mikroskopis materi praktikum embriologi neurosensoris dan petunjuk teknis pelaksanaan praktikum sidik jari dan penentuan golongan darah. Selanjutnya mahasiswa harus membaca secara runtut dan dijadikan acuan dasar untuk melaksanakan praktikum. Meskipun demikian karena isi buku ini hanya merupakan acuan dasar maka untuk memperluas wawasan materi, menjawab soal-soal pretes praktikum dan soal tentamen praktikum, mahasiswa diharapkan mencari sumber-sumber belajar lain yang berkaitan dengan materi praktikum yang diberikan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu sehingga buku petunjuk praktikum ini dapat diselesaikan. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi yang menggunakan.

Banjarbaru, Januari 2019

Dr. Husnul Khatimah, M.Sc Koordinator divisi Biologi FK UNLAM

(4)

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum praktikum dimulai, praktikan tidak diperkenankan memasuki ruangan praktikum, kecuali ada ijin

2. Praktikan harus datang tepat waktu.

3. Setiap kali praktikum akan didahului dengan pretest tentang materi praktikum yang akan dikerjakan dan nilai yang diperoleh merupakan bagian dari nilai akhir praktikum.

4. Praktikan yang mendapat nilai pretest di bawah 60, wajib memperbaikinya dalam inhal pretest praktikum pada minggu berikutnya.

5. Mahasiwa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan praktikum 100%

6. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus meminta ijin ke Koordinator praktikum. Ketidakhadiran pada praktikum hanya diperkenankan apabila:

a. Sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter

b. Mendapat musibah kematian keluarga inti dengan surat keterangan dari orangtua/wali

c. Mendapat tugas dari fakultas/universitas dengan surat keterangan dari Ketua

Program Studi/Wakil Dekan/Dekan/Rektor

7. Praktikan wajib memakai jas praktikum di ruangan Laboratorium dan membawa peralatan praktikum sendiri (kecuali yang telah disediakan Laboratorium).

8. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan tempat praktikum tanpa seijin koordinator praktikum atau asisten.

9. Praktikan wajib menjaga ketenangan dan kebersihan ruangan praktikum sehingga selama praktikum,mahasiswa dilarang :

a. Makan dan minum b. Memotret

c. Menelpon/sms kecuali sesudah meminta ijin

10. Praktikan wajib membuat laporan praktikum perorangan/kelas dan dikumpulkan minggu berikutnya.

11. Praktikan wajib meminta paraf asisten pada masing-masing materi praktikum dalam kartu praktikum yang harus dikumpulkan pada akhir praktikum keseluruhan.

12. Praktikan yang merusakkan atau menghilangkan alat/ bahan praktikum wajib mengganti bahan/ alat sesuai harga yang berlaku pada saat itu.

(5)

PRAKTIKUM I

EMBRIOLOGI NEUROSENSORIS

I. Dasar Teori

Pengamatan embriologi neurosensoris dalam praktikum ini dilakukan pada preparat awetan embrio ayam. Meskipun pengamatan perkembangan embrio ini diamati dari organisme ayam, tetapi contoh yang diberikan secara umum dapat mewakili perkembangan embrio vertebrata atau secara khusus pada manusia.

Neurulasi

Neurulasi embryo ayam termasuk tipe lipatan. Dataran lamina neuralis (neural plate) yang terletak di sebelah anterior nodus Hensen membentuk lipatan sepasang. Dikanan kiri linea mediana terbentuk lipatan neural ‘neural fold’ atau torus medullaris dan diantaranya terdapat ‘neural groove’ atau sulcus neuralis.

Puncak lipatan tumbuh ke medial dan bertemu pertama kali ketika embryo mempunyai 8 pasang somit atau  27 jam dalam pengeraman. Tempat pertemuan/peleburan pertama lipatan neural menjadi bagian mesencephalon.

Peleburan menjalar ke anterior dan posterior dengan demikian terbentuklah canalis neuralis, crista neuralis juga terbentuk. Neuroporus anterior terjadi apabila penutupan canalis neuralis di sebelah anterior belum sempurna. Peleburan epidermal mengikuti peleburan bagian daerah di atas canalis neuralis sehingga canalis neuralis sendiri berada di bawah lapisan epidermal. Peleburan canalis neuralis di sebelah posterior tejadi dengan lambat. Torus medullaris di sebelah posterior masih melebar dan lubang canalis neuralis di sini disebut neuroporus posterior. Di linea mediana di antara ujung torus medullaris posterior terdapat lekukan yang disebut sinus rhomboidalis dan di dasar cekungan itu terdapat stria primitiva yang terus terdesak ke posterior. Lubang neuroporus posterior masih tetap ada sampai embryo umur 40 jam dalam pengeraman. Akhirnya penutupan canalis neuralis sempurna setelah umur 48 jam dalam pengeraman. Enteron dibentuk dari lembaran entodermal pipih, tetapi mekanismenya belum diketahui dengan jelas. Enteron depan ‘foregut’ terbentuk akibat pertumbuhan memanjang lipatan kepala yang diikuti oleh pertumbuhan enteron ke anterior dan masuk dalam lipatan kepala itu. Rongga enteron depan ini pipih dan berhubungan dengan enteron tengah ’midgut’ melalui pintu enteron depan (portal intestinal

(6)

anterior). Enteron depan mulai terbentuk bersamaan dengan pembentukan somit yang pertama atau sebelum canalis neuralis terbentuk. Enteron depan juga mengadakan penonjolan ke arah dorsal sebagai enteron kepala (preoral gut) dan tonjolan ke ventral sebagai kantong-kantong pharynx. Enteron tengah permulaannya hanya mempunyai dinding dorsal saja. Dinding lateral entodermal tumbuh ke arah medial sehingga bagian kanan dan kiri makin mendekat. Dengan demikian dinding enteron lateral terbentuk sehingga enteron tengah mempunyai dinding dorsal dan lateral. Sebelum dinding ventral terbentuk sempurna entodermal melanjutkan perkembangan sebagai kantong vitellus. Dinding ventral memerlukan waktu lama sekali untuk menutup atau terbentuk sempurna setelah vitellus habis. Pembentukan enteron belakang terjadi setelah embryo mempunyai somit banyak sekali yaitu setelah terbentuk lipatan ekor atau setelah 48 jam dalam pengeraman. Enteron bagian belakang tumbuh memanjang masuk dalam lipatan ekor sebagai enteron ekor. Evaginasi ke arah ventral yang terletak di sebelah anterior adalah evaginasi yang pertama dan akan membentuk allantois. Allantois timbul setelah umur 72 jam dalam pengeraman. Enteron belakang berhubungan dengan enteron tengah melalui pintu enteron belakang (portal intestinal posterior).

Dalam pengeraman posisi embrio adalah pipih dorso-ventral. Dalam pengeraman 40 jam mulai terjadi torsi di ujung anterior. Torsi menjalar ke posterior dan pada umur 48 jam sudah setengah bagian anterior mengalami torsi sehingga di bagian anterior sudah terjadi posisi miring sedang di bagian posterior masih tetap dengan posisi dorso-ventral. Bagian kiri embryo di bawah dan bagian kanan di atas. Torsi terus ke posterior dan pada umur 72 jam dalam pengeraman semua bagian tubuh embryo ada pada posisi miring. Pada embryo mammalia arah torsi berlawanan dengan embryo ayam. Bagian kiri di atas sedang bagian kanan di bawah. Torsi pada embryo mammalia terjadi berkali-kali sehingga tali plasenta (umbilikalis) tampak spiral.

Latihan 1. Preparat : Embrio ayam umur 18 jam ‘whole mount’ (utuh) Pada tahap ini embrio ayam berada pada tahap gastrula yaitu ditandai dengan pembentukan stria primitif. “Head process” tersusun oleh entoderm dan ektoderm yang tampak sebagai sebuah garis halus, terdiri atas sel-sel yang berfoliferasi mulai dari Nodus Hensen meluas ke arah anterior membentuk lipatan kepala

(7)

‘head fold’. Mesoderm , meluas ke arah anterior dan lateral. Disebelah anterior dari batas mesoderm terdapat daerah bening yaitu proamniom

Amati : 1. Blastoderm ( embrio) tampak muncul dari area pellucida berupa daerah jernih dan bebas vitellus, disebelah luar area pellucida tampak area opaca vitellina terpulas lebih tua penuh vitellus;

kemudian area opaca vasculosa ditandai dengan adanya pulau- pulau darah

2. Stria primitiv : yang terletak di sepanjang sumbu tengah, merupakan titik-titik terpulas tua terdiri atas alur primitive/

primitive groove dan lipatan primitive/primitive fold

3. Primitive knot/ Nodus Hensen: suatu simpul di ujung anterior stria primitiva,homolog dengan bibir dorsal pada blastula katak 4. Head fold, merupakan lipatan kepala yang meluas ke anterior

mulai dari nodus Hensen.

5. Lamina neuralis

6. Proamnion, merupakan daerah bening di sebelah anterior head fold yang belum dimasuki oleh sel-sel mesoderm

Latihan 2. Preparat : Irisan sagital embrio ayam umur 18 jam melalui primitif knot (nodus Hensen)

Amati : 1.struktur nodus Hensen; 2. ektoderm; 3. entoderm; 4. mesoderm;

5. canalis chorda dorsalis; 6. neural plate; 7. area opaca

Latihan 3. Preparat : Embrio ayam umur 24 jam ( whole mount)

Amati : Pada tahap ini mulai terbentuk sistem saraf pusat.

1. Neural plate telah menebal menjadi lipatan neural (neural fold).

Pada arah anterior (daerah kepala) lipatan neural membentuk lipatan semi sirkular disebut head fold (lipatan kepala). Lipatan ini merupakan lipatan ektoderm dan endoderm anterior, dan selanjutnya akan menjadi struktur kepala

2. Neuroporus anterior, celah di anterior yang terbentuk diantara head fold yang akan membentuk tabung neural (bumbung neural) 3. Neural groove, lekukan di antara neural fold

4. Somit, merupakan perluasan mesoderm di kanan-kiri chorda dorsalis. Mesoderm adalah derivat atau turunan stria primitif dan bermigrasi secara anterior antara ektoderm dan endoderm. Jumlah somit dapat menentukan umur embrio ayam. Umur embrio ayam

= 19 + jumlah somit

Latihan 4. Preparat : Irisan melintang embrio ayam umur 25 jam melalui somit

Amati : 1.ektoderm; 2. endoderm; 3. somit; 4. neural groove (lekukan neural);

5. neural fold (lipatan neural); 6. mesoderm lateral (perluasan mesoderm kearah lateral); 7.notochorda (aggregasi sel membentuk bulatan kecil diantara foregut dan tabung neural)

5.

(8)

Latihan 5. Preparat : Irisan melintang embrio ayam umur 33 jam melalui jantung

Pada ini tahap ujung lipatan neural telah bersatu membentuk tabung neural. Di daerah kepala lipatan kepala telah membentuk tonjolan kepala yang disebut prosenchepalon (otak depan) dan rongga tabung neural di bagian dalam disebut prosocoel. Tonjolan kepala yang berada di ujung anterior notochord akan melekuk kebagian ventral (fleksi) dan selanjutnya membentuk vesikula otak tengah (mesocoel, mesencephalon), otak belakang (rhombencepalon). Bagian cephalic dari sistem saraf pusat ini dikenal sebagai Encephalon. Lipatan neural akan melebar ke daerah lateral membentuk vesikula optik. Jantung pada tahap ini masih berbentuk kantung tubular yang menonjol kearah kanan keluar, dan dari badan dikiri-kanan dilokasikan dua vena besar, vena omphalomesenterica yang akan bersatu menjadi sinus venosus dan terus berlanjut kebagian posterior dari bulbus jantung menjadi atrium. Anterior dari jantung dindingnya lebih tebal dan ini akan menjadi ventrikel, mengarah ke depan ke ventral cabang aorta menjadi arcus aorticus yang melewati foregut secara dorsal. Aorta dorsal terletak posterior di bawah somit dan tumbuh ke arah kuning telur. Di area vasculosa pulau-pulau darah bersatu membentuk pembuluh darah dan selanjutnya membesar menjadi sinus terminalis. Mesoderm lateral tumbuh membentuk dua bagian dan diantaranya terdapat rongga besar yang disebut ‘embrionyic coelom’

yang selanjutnya akan menjadi rongga badan ekstra embrio. Mesoderm di bagian luar disebut mesoderm somatik dan yang di bagian dalam disebut mesoderm splanknik. Sebagian dari mesoderm splanknik akan membentuk jaringan otot jantung yang disebut miokardium. Invaginasi ektoderm di daerah oral plate atau penyatuan dari intestinal portal akan menjadi stomodeum dan pelebaran rongga dibagian dalamnya akan menjadi faring.

Amati : 1.neuroporus anterior; 2. prosencephalon; 3. mesencephalon; 4.

rhombencephalon; 5. anterior intestinal portal; 6.stria primitiva; 7. aorta dorsal.

Latihan 6. Preparat : embrio ayam 48 jam (27 somit) (whole mount)

Amati : 1.telencephalon; 2.diencephalons; 3. mesencephalon; 4.metencephalon;

5. myelencephalon

A.1. Bentuk umum. Seluruh bagian kepala telah terlepas dari blastoderm. Ada 2 kemungkinan yang menyebabkan hal ini :

1. Lekukkan kranial (cranialis flexure). Terdapat dalam daerah otak tengah (midbrain).

2. Lekukkan servikal (cervikal flexure). Terdapat dalam batas antara kepala dan badan berlawanan dengan ujng posterior jantung.

2. Bagian anterior embrio, sekarang menempel dengan sisi kirinya diatas kuning Telur (yolk).

3. Badan bagian tengah dibatasi oleh lipatan sisi tubuh (lateral body fold), dan mulai terbentuk lipatan ekor (tail fold).

B. Membran Ekstra Embrionik (Extra Embriyonic Membrane).

1. a. Lipatan amnion kepala. Setengah bagian anterior badan diliputi oleh

(9)

lipatan ini (amniotic head fold). Lipatan ini langsung berhubungan dengan :

b. Lipatan amnion lateral. Batas posterior lipatan ini terletak dalam daerah gerbang usus anterior (Anterior Intestinal Portal=AIP).

c. Lipatan amnion ekor. Lipatan amnion ekor (tail fold) ini, baru mulai terbentuk pada embrio ayam umur 48 jam. Kemudian lipatan ekor tersebut , akan bersatu dengan lipatan kepala (head fold) dan lipatan daerah lateral (lateral body fold), sehingga terbentuk selubung yang terdiri dari 2 lapisan ektoderm dan mesoderm.

C. Susunan saraf pusat dan panca indra. Pada embrio ayam umur 48 jam, otak terbagi atas 5 bagian. Kelima bagian otak ini, adalah hasil

perkembangan 3 bagian otak (prosensefalon, Mesensefalon dan Rombensefalon) yang terdapat pada embrio ayam umur 36 jam.

Perkembangan otak :

Embrio ayam umur 36 jam Embrio ayam umur 48 jam 1. Prosensefalon ……… 1. Telensefalon

……… 2. Diesensefalon 2. Mesensefalon ……… 3. Mesensefalon 3. Rombensefalon ……… 4. Metensefalon ……… 5. Mielensefalon 1. Telesensefalon. Bagian pertama prosensefalon. Telesensefalon akan membentuk otak besar (hemisferum serebri).

2. Diesensefalon. Bagian kedua prosensefalon. Penonjolan kecil pada atap diesensefalon disebut epifisis. Dengan menaik turunkan tubus mikroskop akan terlihat bagian “lantai diesensefalon” mengadakan evaginasi sedikit naik ke atas, yaitu awal infundibulum. Letak diensefalon sebelah ventral bagian posterior mata. Perhatikan : a. Mata (terdiri atas “mangkuk mata”

atau optic cup dan gelembung lensa atau optic vesicle), terletak disebelah lateral bagian ventral diesensefalon; b. celah koroid (choroid fissure) yang terbentuk karena invaginasi mangkuk optik. Di dalam celah koroid dari retina terbentuk saraf optik ke arah otak.

3. Mesensefalon. Perhatikan batas-batasnya. Bagian dorsal lebih besar dari bagian lainnya.

4. Metensefalon. Bagian pertama rombensefalon, dipisahkan oleh ismus dari mesensefalon di batasi oleh “atapnya” yang agak tebal dari daerah

posterior otak. Bagian ventralnya disebut pons. Kemudian ke dalam otak dewasa (adult brain), pons akan menjadi traktus (saluran) saraf.

5. Mielensefalon atau medula otak. Bagian kedua rombensefalon. Mudah dikenal, karena atapnya sangat tipis (terlihat pada penampang melintang) dan terdapatnya rombomer, sehingga disebut pleksus koroid posterior.

Berhadapan dengan ujung anterior otak belakang terdapat otosis (otik Bakal telinga). Pada embrio ayam umur 48 jam, otosis telah terpisah dari epidermis.

D. Mesoderm

1. Notokor (Notochord). Bentuk notokor mengikuti bentuk lengkung embrio, sehingga tetap ada hubungan dengan susunan saraf. Notokor terlihat di daerah faring sebelah anterior sebagai garis yang agak tebal.

2. Somit. Bagian luar yang padat disebut dermomiotom, yang akan berkembang menjadi kulit (dermis) dan otot. Bagian sebelah dalam

(10)

sklerotom yang akan berkembang menjadi tulang, antara lain tulang belakang (columna vertebralis).

Latihan 7. Preparat : Struktur utuh embrio ayam umur 72 jam Amati :

Semua struktur yang telah dikenal pada latihan sebelumnya dengan tambahan A. Telesensefalon (Hemisferium serebri)

B. Epifisis (Badan pineal), tonjolan kecil atap diesensefalon

C. Ganglia: ganglion cranial ke-5 arah anterior-dorsal dari lekuk visceral pertama, tampak seperti massa yang gelap; ganglion ke-7 arah anterior dari vesicula otik; ganglion ke-9 arah posterior dari vesicula otik .

D. Semua pembuluh darah yang dapat dilihat

E. Alantosis. Suatu penjuluran usus belakang yang berupa gelembung, kemudian menjadi besar dan meluas, mengisi ruangan sero-amniotik.

Pada ayam, alat ini berguna sebagai selaput (membran) pernafasan dan juga sebagai tempat penyimpanan sisa-sisa metabolisme.

F. Primordia anggota (limb buds) anterior dan primordia anggota posterior (hind buds), penonjolan yang akan menjadi badan (sayap dan kaki).

(11)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nama :

(12)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nilai :

(13)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nilai :

(14)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nilai :

(15)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal :

Nama asisten : Nilai :

(16)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nilai :

(17)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nilai :

(18)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Nama asisten : Nilai :

(19)

PRAKTIKUM II

SIDIK JARI (FINGER-PRINTS)

I. Tujuan

Setelah menyelesaikan praktikum ini, praktikan akan dapat 1. Membuat pola sidik jari diri sendiri

2. Menghitung jumlah rigi sidik jari dari gambar pola yang telah dibuat berdasarkan pola sidik jari menurut sistem Galton

II. Latar Belakang

Gambaran rigi epidermis ujung jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki telah menarik banyak perhatian para ilmuwan. Cummins & Midlo (1961) mengemukakan bahwa di Nova Scotia di tepi danau Kejimkoojik pada gua-gua yang didiami suku Indian primitif ditemukan gambar telapak tangan dan ujung jari tangan di atas batu yang menggambarkan gari-garis kasar dermatoglifi dan garis lipatan tangan. Pada ibu jari tampak gambaran pola spiral Whorl. Kemudian pada abad ke-16 di Cina sidik telapak tangan dan telapak kaki dicetak dengan tinta pada akta penjualan anak.

Menurut Holt (1973) seorang dokter bangsa Ingris, Nehemiah Grew (1684) adalah orang pertama yang menguraikan tentang pori-pori keringat, rigi epidermis, dan tata nama pada ujung jari tangan. Kemudian Bidlo (1685) di Amsterdam menerbitkan buku tentang anatomi manusia termasuk ibu jari tangan dengan rigi epidermis dalam bahasa latin. Di akhir abad ke-19 (1892) Galton menempatkan dermatoglifi pada dasar ilmiah yang kuat. Galton mengemukakan tentang tiga tipe pola dasar rigi sidik jari, sidik jari sebagai alat identifikasi seseorang, sidik jari kaitannya dengan aspek biologis (pola penurunan), dan perbedaan pola sidik jari di antara Bangsa-bangsa. Meskipun begitu istilah dermatoglifi sendiri baru dikemukakan oleh Harold Cummins (1926) seorang profesor anatomi Universitas Tulane. Dermatoglifi berasal dari kata derma(=kulit) dan glyphe(=lekukan). Beliau juga melaporkan penyimpangan dermatoglifi pada penderita sindroma Down. Selanjutnya diketahui pula bahwa pola sidik jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki mempunyai hubungan dengan berbagai macam penyakit keturunan atau cacat karena kelainan kromosom. Misalnya lebih dari separuh jumlah anak-anak penderita sindroma

(20)

Down mempunyai garis telapak tangan seperti kepunyaan kera dan banyak yang mempunyai sidik jari bentuk spiral atau sosok ulnar.

Sidik jari selain digunakan sebagai alat mendiagnosis penyakit juga digunakan sebagai alat identifikasi ( kepolisian, imigrasi) dan dalam penyelidikan perkara kriminal (Daktiloskopi). Hal ini dimungkinkan karena jumlah rigi dari sidik jari seseorang akan tetap kira-kira minggu keduabelas setelah konsepsi dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Daktiloskopi merupakan bagian dermatoglipfi yang berarti, dactylos(jari) dan scopein (mempelajari).

Prinsip dasar klasifikasi rigi jari tangan dari Galton(1892) pada penggunaan selanjutnya berkembang menjadi sistem yang kompleks sampai dengan tipe pola 95 dari Okros (1965). Pola dasar Galton sebenarnya bukan untuk identifikasi individu tetapi untuk identifikasi populasi. Variabilitas populasi dermatoglifi akan bermanfaat sebagai alat mendiagnosis di dalam bidang medis atau sebagai alat bantu dalam sifat penurunan, serta penting pula dalam variabilitas populasi manusia.

III.Cara Kerja

1. Siapkan semua peralatan untuk membuat gambar pola sidik jari yaitu, bantalan stempel yang telah dibasahi dengan tinta, dan kertas kosong.

2. Cucilah ujung-ujung jari tangan dengan sabun

(terutama yang memakai hand body lotion) untuk menghilangkan kotoran dan lemak.

3. Tempel dan tekanlah ujung jari tangan ke bantalan stempel( mulai dari jari kelingking kanan atau kiri), kemudian tempelkan ujung jari tersebut ke kertas kosong. Begitu seterusnya untuk kesepuluh jari. Usahakan penempelan ke kertas diurut letaknya agar anda tahu jari mana yang akan dibuat gambaran sidik jari berikutnya.

4. Amatilah bentuk pola dasar sidik jari anda, cocokkan dengan Gambar 7.1 5. Sebelum menghitung banyaknya rigi buatlah garis menggunakan pinsil dari

triradius( rigi-rigi yang menunjuk ke tiga arah dengan sudut kira-kira 1200) ke arah pusat dari pola sidik jari (Gambar 7.2).Pada pola arch ( lengkung) tidak terdapat triradius sehingga tidak dapat dibuat garis atau tidak dapat dihitung jumlah riginya. Pada bentuk whorl (spiral) terdapat dua triradius, anda bisa membuat garis dari salah satu triradius.

(21)

1. Hitunglah jumlah rigi dari setiap pola sidik jari, banyaknya rigi dari setiap pola sidik jari dihitung mulai dari rigi setelah triradius sampai ke tengah pusat atau jumlah rigi-rigi yang dilewati oleh garis dari pinsil. Pada perempuan rata-rata jumlah rigi dari kesepuluh jari adalah 127, sedangkan pada laki-laki 144 atau 145.

Gambar 5.1 Dermatoglifi pada Telapak Tangan dan Ujung Jari

Gambar 5.2 Pola sidik jari bentuk loop dan cara membuat garis untuk menghitung jumlah rigi sidik jari

(22)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Paraf asisten : Nilai :

(23)

Tanggal : Paraf asisten : Nilai :

(24)

PRAKTIKUM III

PENENTUAN GOLONGAN DARAH

I.Tujuan

Setelah menyelesaikan praktikum ini, praktikan akan dapat 1. menjelaskan penentuan golongan darah ABO

2. menetapkan genotif golongan darah praktikan sendiri.

II.Latar Belakang A. Sistem ABO

Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner (1990) dan faktor Rh yang ditemukan Landsteiner & Wiener ( 1924) juga ditentukan oleh alel ganda.

Landsteiner (1900) menemukan bahwa sel darah merah individu tertentu apabila dicampur dengan serum dari darah orang lain dapat membentuk gumpalan atau aglutinasi. Ini menunjukkan bahwa di dalam serum antibodi spesifik terhadap antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Dengan metode ini ternyata individu dapat dibedakan menjadi 4 fenotif. Empat fenotif ini disebabkan adanya perbedaan antigen yang terdapat pada sel darah merah. Perbedaan antigen ini ternyata diwariskan. Antigen ini ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B.

Sedangkan fenotif individu ialah yang mempunyai antigen B saja, antigen A saja, yang mempunyai antigen A dan B serta tidak mempunyai antigen. Gen IA dan IB dominan jadi alel IA dan alel IB dapat diekspresikan dalam fenotif.

Genotip Fenotif eritrosit

Frekuensi antibodi

Antigen Serum

AA/IAIA AO/ IAIO

BB/ IBIB BO/ IBIO

AB/ IAIB

OO/ IOIO A

B

AB

O

42

03

09

46

A

B

AB

Tidak

Anti-B

Anti-A

Tidak

mengandung Anti-A dan Anti-B

(25)

Apabila terjadi perkawinan antara salah satu orang tua golongan O makan akan terjadi sebagai berikut :

a. golongan darah O dengan golongan darah O, semua anak golongan darah O

b. golongan darah O dengan golongan darah A, anak dapat golongan darah O, dan A.

c. golongan darah O dengan golongan darah AB, anak golongan darah A (50%) dan golongan darah B (50%)

B. Sistem Rhesus

Sistem rhesus merupakan sistem yang menggunakan faktor Rh atau rhesus yang berasal dari percobaan pada eritrosit kera rhesus. Antigen rhesus ini berupa glikoprotein tertentu pada membrane plasma sel-sel darah merah dan membagi golongan darah manusia menjadi 2 kelompok berdasarkan reaksi penggumpalan antara antigen sel darah merah dengan anti serum Rh, yaitu positif dan negatif.

Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Masih banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi antigeniknya. Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh- antigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah seseorang yang tidak mempunyai rh- antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang berperan penting dalam transfusi. Landsteiner dan A.S. Weiner pada tahun 1946 menemukan antigen tertentu dalam darah Maccacus rhesus, yang diberi nama antigen rhesus (Rh). Antigen ini juga ditemukan dalam sel darah merah manusia, sehingga darah manusia di golongkan menjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-:

• Orang bergolongan Rh +

Bila di dalam eritrositnya terkandung aglutinogen Rhesus, yang 85% dimiliki orang berkulit berwarna.

•Orang bergolongan Rh-

Bila dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen Rhesus, yang 85% dimiliki orang berkulit putih.

Tidak seperti pada ABO sistem dimana seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan dengan sistem golongan darah

(26)

lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus positif (D+) satu kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral pada individu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-), sudah dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah ABO nya sama.

Anti D merupakan antibodi imun tipe IgG dengan berat molekul160.000, daya endap (sedimentation coefficient) 7 detik, thermo stabil dan dapat ditemukan selain dalam serum juga cairan tubuh, seperti air ketuban, air susu dan air liur. Imun antibodi IgG anti-D dapat melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi janin, sehingga janin dapat menderita penyakit hemolisis. Penyakit hemolisis pada janin dan bayi baru lahir adalah anemia hemolitik akut yang diakibatkan oleh alloimun antibodi ( anti-D atau inkomplit IgG antibodi golongan darah ABO) dan merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Antibodi maternal isoimun bersifat spesifik terhadap eritrosit janin, dan timbul sebagai reaksi terhadap antigen eritrosit janin. Penyebab hemolisis tersering pada neonatus adalah pasase transplasental antibodi maternal yang merusak eritrosit janin.

Adanya antigen Rh di dalam darah dikendalikan oleh gen IRh, yang dominan terhadap Irh

.

Sehingga genotif orang menurut sistem Rh ini dapat dibedakan atas :

Fenotif Genotif Macam gamet

Rhesus + IRh IRh, IRh IRh IRh, Irh

Rhesus - Irh Irh Irh

III.Bahan

Jari tangan dan darah praktikan

IV.Cara Kerja Percobaan 1

1. Dengan menggunakan sebuah loupe, amatilah sisi atas jari-jari tangan praktikan sendiri. Perhatikan dengan seksama apakah pada segmen digitalis tengah jari-jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini dapat ditentukan oleh suatu seri alel ganda :

H1=rambut terdapat pada keempat jari,ibu jari tidak dipakai H2 = rambut pada jari kelingking, manis dan tengah H3 = rambut pada jari manis dan tengah

H4 = rambut pada jari manis saja

(27)

H5 = tidak ada rambut pada keempat jari Dominansi dari Alel-alel itu ialah sebagai

berikut : H1  H2  H3  H4  H5 2. Buatlah dalam laporan tabel seperti berikut :

Alel ganda Hasil pribadi beri tanda x Hasil kelas(%) H1

H2 H3 H4 H5

Percobaan 2

Golongan darah seseorang mempunyai arti penting dalam kehidupan karena golongan darah itu bersifat keturunan (herediter). Golongan darah ABO ditemukan oleh Landsteiner (1990) dan faktor Rh yang ditemukan Landsteiner &

Wiener ( 1924) juga ditentukan oleh alel ganda. Pada golongan darah tipe ABO dikenal alel ganda IA, IB, dan i . Pada praktikum ini harus dipahami pengertian tentang antigen, zat anti (antibodi), dan aglutinasi.

1. Tetapkan golongan darah praktikan sendiri, meskipun praktikan sudah mengetahui golongan darahnya.

2. gunakan anti serum anti-A, anti-B, dan anti AB

3. Cocokkan hasil yang diperoleh dengan tabel dibawah ini

Bila diteteskan Ada aglutinasi/ tidak Golongan darah Serum anti-A saja

Serum anti-B saja Anti-A dan anti-B Anti-A dan anti-B

Ada Ada Ada Tidak ada

A B AB

O

4. Buatlah dalam laporan tabel seperti berikut di bawah ini

Tes untuk Hasil pribadi

Beri tanda(X)

Hasil kelas Jumlah % Gol. Darah A

Gol darah B Gol. Darah AB Gol Darah O

(28)

5. Buatlah diagaram silsilah dalam keluarga ayah dan ibu anda. Tunjukkan letak anda di dalam diagram silsilah itu. Bagaimana kira-kira genotif anda.

V. Pertanyaan

1. Separuh dari jumlah anak dalam suatu keluarga besar ternyata mempunyai golongan darah B, seperempatnya AB, dan seperempatnya lagi A.

Bagaimanakah kemungkinan genotif dan fenotif orangtua anak-anak itu?

Berikan buktinya.

2. Seorang anak memiliki golongan darah tidak sama dengan orang tuanya.

Mungkinkah itu? Berikan buktinya!

3. Mengingat adanya kemungkinan inkompatibilitas dalam golongan darah ABO, manakah yang dianggap lebih menguntungkan, apakah seorang laki- laki golongan A menikah dengan perempuan golongan O ataukah sebaliknya?

Buktikan jawaban tersebut.

(29)

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tanggal : Paraf asisten : Nilai :

(30)

Tanggal : Paraf asisten : Nilai :

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ali N, Anwar M, Bhalti FA, Nadeem M, Nadeem A, Ali M (). Frequency of ABO and Rh blood groups in major ethnic groups and casts of Pakistan.

Pakistan J. Med. Sci. 2005 ;21 :26 – 29.

Carlos Junqueira, Jose Carneiro, Robert O Kelley. Basic Histology. Sixth Edition. Appleton & Lange; California; 1989

Leslie Brainerd Arey. Developmental Anatomy. Sixth Edition. WB Saunders Company; Philadelphia; 1954

T.W. Sadler. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-7. EGC; Jakarta; 1995 Willis W Mathews. Atlas of Descriptive Embryology Second Edition.

MacMillan Publishing Co. inc; New York; 1976

Djoko, S. Petunjuk Praktikum Genetika. Jurusan Biologi ITB. 1982.

Levine, L. Papers on Genetics. A book of readings. The C.V. Mosby Company.

1975. P: 208-216.

Pramesti,H.T. & Santoso, H.B. Petunjuk Praktikum Biologi Kedokteran I.

Fakultas Kedokteran UNLAM. 1995.

Rafiah & Abinawanto. Sejarah Dermatoglifi. Medika,No.6 Tahun 14.Juni 1988.p:564-566.

Suryo. Petunjuk Praktikum Genetika. Laboratorium Genetika Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta. 1990.

Gambar

Gambar 5.2   Pola sidik jari bentuk loop dan cara membuat garis  untuk  menghitung  jumlah rigi sidik jari

Referensi

Dokumen terkait

Data spasial yang digunakan adalah Peta Adminitrasi Kelurahan Menteng, Peta Penggunaan lahan Kota Palangkaraya, Peta Konsolidasi Tanah Perkotaan Swadaya Tahun

Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik responden, untuk mengukur beban kerja yang dialami petugas cleaning service di Rumah

Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa: Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada

Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan pada hasil listing SE2016 berdasarkan jumlah usaha dan tenaga kerja terserap menurut kategori lapangan usaha, kode KBLI dua

Pertumbuhan industri sangat berpengaruh terhadap tingkat alih fungsi lahan pertanian, karena industri memerlukan bangunan fisik untuk melakukan aktifitas

Dikarenakan Masjid Safinatun Najah masih dikelola oleh pengurus masjid itu sendiri yang belum menerapkan sistem olah data modern sehingga belum memiliki manajemen

Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh penulis telah melihat proses mekanisme pemberian bank garansi seperti membantu karyawan menerima permohonan berkas untuk