Hukum Ekonomi Internasional dan
Implikasinya terhadap Ekonomi Global
Definisi Hukum Ekonomi Internasional (HEI)
Erler menggunakan dua pendekatan dalam merumuskan definisi tentang hukum ekonomi internasional:
1.Berdasarkan asal hukum atau norma.
Berdasarkan pada obyek hukumnya.
Hukum ekonomi internasional merupakan suatu bidang hukum yang mencakup semua aspek hukum, meliputi hukum perdata, hukum publik yang menyangkut hubungan ekonomi
transnasional dan hukum internasional publik.
J.H. Jackson: Hukum Ekonomi Internasional adalah...
Bidang hukum internasional memiliki kaitan erat dengan hukum publik internasional.
Adapun yang dimaksud dengan ALL LEGAL SUBJECTS adalah semua subjek hukum (bidang hukum), sepanjang
mengatur aspek-aspek ekonomi baik yang sifatnya nasional maupun internasional.
Pengertian semua subjek hukum dimaknai sebagai aspek-
aspek hukum internasional publik, hukum publik dan hukum perdata.
Hohenveldern mendefinisikan HEI:
Merupakan segala aturan yang menyangkut
hukum internasional publik yang secara langsung berkaitan dengan tukar-menukar ekonomi
diantara subjek-subjek hukum internasional.
George Scwarzerberger
“the branch of international public law which is concerned with the ownership and exploitation of national resources, production and distribution of good, invisible international transactions of an economic and financial character,
currency and finance, related services and organization of the entities in such activities”
Scwarzerberger mengartikan hukum ekonomi
internasional sebagai bagian dari hukum internasional publik. Hukum tersebut mengatur berbagai kegiatan
ekonomi yang terkait dengan kepemilikan dan eksploitasi sumber daya nasional, produksi dan distribusi barang.
Sunaryati Hartono
“Hukum Ekonomi Internasional terdiri dari kaidah-kaidah hukum
internasional dan hukum nasional yang objeknya merupakan hubungan, transaksi, persoalan-persoalan ekonomi internasional. Dengan kata lain, HEI tidak harus objeknya hukum internasional, tetapi juga objeknya
ekonomi internasional dan juga nasional”
Di satu pihak, pendapat ini dianggap lebih sesuai bagi Indonesia. Semakin banyak perjanjian-perjanjian internasional yang telah diratifikas, ada
kewajiban-kewajiban internasional dan pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan dalam berbagai peraturan.
Di pihak lain, hukum ekonomi sebagai suatu bidang hukum baru secara akademis menantang adanya metode pendekatan yang khas dan menuntut pengembangan komprehensif.
Jackson: Empat Karakteristik HEI
1.HEI tidak bisa dipisahkan dari HI umum atau publik.
Aktivitas dan kasus-kasus yang berhubungan dengan
ekonomi internasional memiliki relevansi dengan prinsip- prinsip umum HI.
2.Hubungan antara HEI dan hukum lokal atau hukum
nasional sangat terkait. Contoh: hubungan antara norma- norma dalam PI yang selalu mengikat negara-negara.
3.Memiliki sifat yang menuntut akan multi disipliner atau keilmuan yang merupakan gabungan antara berbagai
bidang studi.
4.Memiliki karakteristik yang khas dari cabang HI
lainnya yakni lebih menuntut studi yang bersifat empiris.
HEI menurut American Law Institute (ALI)
“The law of international economic relation in its broadest sense includes the international law and international
agreements governing economic transaction that those involving the movements of goods, funds, persons,
intangibles, technologies, vessel or aircraft”
HEI merupakan suatu himpunan baik berupa prinsip-prinsip, azas-azas maupun kaidah-kaidah yang mengatur dan
mengarahkan hubungan dan aktifitas ekonomi internasional dengan berbagai bidang seperti perdagangan, investasi,
moneter, perpajakan, pengangkutan, asuransi, perburuhan, alih teknologi dan sebagainya.
PRINSIP-PRINSIP TATANAN
EKONOMI BERKEADILAN
A. PRINSIP MOST-FAVOURED NATION (MFN)
Prinsip ini termuat dalam Pasal I GATT yang menyatakan bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar nondiskriminatif.
Semua negara anggota terikat untuk memberikan negara- negara lainnya perlakuan yang sama dalam pelaksanaan kebijakan impor dan ekspor serta yang menyangkut biaya- biaya lainnya.
Perlakuan yang sama tersebut harus dijalankan dengan
segera dan tanpa syarat terhadap produk yang berasal atau yang diajukan kepada sesama anggota GATT.
A. PRINSIP MOST-FAVOURED NATION (MFN)
Prinsip ini tampak dalam Pasal 4 perjanjian yang terkait dengan hak kekayaan intelektual (TRIPs) dan tercantum pula dalam Pasal 2 Perjanjian mengenai Jasa (GATS).
Semua negara harus diperlakukan atas dasar yang sama dan semua negara menikmati keuntungan dari suatu
kebijaksanaan perdagangan.
Pengecualian: dalam hal menyangkut kepentingan negara yang sedang berkembang dan negara-negara yang
ditetapkan dalam Pasal-Pasal GATT dan sebagian lagi ditetapkan dalam putusan-putusan dalam konferensi-
konferensi GATT melalui suatu penanggalan (waiver) dan prinsip-prinsip GATT berdasarkan Pasal XXV.
B. PRINSIP NATIONAL TREATMENT
Terdapat dalam Pasal III GATT, yang menyatakan bahwa produk dari suatu negara yang diimpor ke dalam suatu negara harus
diperlakukan sama seperti halnya produk dalam negeri.
Prinsip ini berlaku pula terhadap semua macam pajak dan
pungutan-pungutan laiinya. Berlaku pula terhadap perundang-
undangan, pengaturan dan persyaratan-persyaratan (hukum) yang mempengaruhi penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan produk-produk di pasar dalam negeri.
Prinsip ini memberikan perlindungan terhadap proteksionisme sebagai akibat upaya-upaya atau kebijakan administratif atau legislatif.
Prinsip National Treatment dan prinsip MFN merupakan
prinsip sentral dibandingkan dengan prinsip-prinsip lainnya dalam GATT.
Kedua prinsip tersebut menjadi dasar pengaturan bidang- bidang perdagangan yang kelak lahir di dalam perjanjian putaran Uruguay.
Kedua prinsip ini diberlakukan pula dalam General Agreement on Trade in Service (GATS).
Dalam GATS, negara-negara anggota WTO diwajibkan untuk
memberlakukan perlakuan yang sama terhadap jasa-jasa atau
para pemberi jasa dari suatu negara dengan negara lainnya.
C. PRINSIP LARANGAN ATAU PEMBATASAN (Restrictions) KUANTITATIF
Ketentuan dasar GATT adalah larangan restriksi kuantitatif yang merupakan rintangan terbesar terhadap GATT.
Restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau impor dalam bentuk apapun (misalnya penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi penggunaan lisensi impor atau ekspor,
pengawasan pembayaran produk-produk impor atau ekspor, pada umumnya dilarang (Pasal IX) hal ini disebabkan
karena praktk demikian mengganggu praktek perdagangan
yang normal.
D. PRINSIP PERLINDUNGAN MELALUI TARIF
GATT hanya memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri domestik melalui tarif (menaikan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melalui upaya-upaya perdagangan laiinya (non-tarif commercial
measures).
Perlindungan melalui tarif ini menunjukan dengan jelas tingkat perlindungan yang diberikan dan masih memungkinkan adanya kompetisi yang sehat.
Kebijakan GATT: pengaturan masuknya barang ekspor dari luar negeri, pengenaan tarif ini masih dibolehkan dalam GATT.
Negara-negara GATT umumnya masih menggunakan cara ini untuk melindungi industri dalam negerinya untuk menarik pemasukan bagi negara yang bersangkutan.
PERLAKUAN KHUSUS BAGI NEGARA SEDANG BERKEMBANG!!
• 2/3 negara anggota GATT/WTO adalah negara-negara yang
sedang berkembang dan masih dalam tahap awal pembangunan ekonominya, termasuk Indonesia.
• (1965) Part IV yang memuat 3 Pasal (XXXVI-XXXVIII)
dimaksudkan untuk mendorong negara-negara industri dalam membantu pertumbuhan ekonomi negara yang sedang
berkembang.
• Bagian IV: mengakui kebutuhan negara yang sedang berkembang untuk menikmati akses pasar yang lebih
menguntungkan. Dan melarang negara maju untuk membuat rintangan baru terhadap ekspor negara berkembang dan tidak meminta balasan dalam perundingan mengenai
penurunan/penghapusan barrier (tarif dan non-tarif).
SUMBER-SUMBER HUKUM EKONOMI
PASAL 1 STATUTA ICJ
1938
PERJANJIAN INTERNASIO
NAL
KEBIASAAN INTERNASIO
NAL
PRINSIP- PRINSIP HUKUM
UMUM
JUDICIAL DECISION
[Full Name]
Administrative Assistant
SUMBER HUKUM PRIMER DAN SEKUNDER
•
Primary Law: Perjanjian Internasional, Asas-Asas Hukum, Putusan Hakim, Putusan Organisasi
Internasional.
•
Secondaries Law: Teori-Teori, Konsep-Konsep
dan Doktrin-Doktrin Hukum.
PERJANJIAN INTERNASIONAL
Daya ikatnya tergantung jenis-jenis perjanjian!
*Pasal 2 Konvensi Wina 1969 mendefinisikan perjanjian (treaty) adalah suatu kesepakatan internasional dalam bentuk tertulis yang
diadakan oleh negara-negara, diatur oleh hukum internasional atau KOMISI HUKUM
INTERNASIONAL atas obyek tertentu yang
bersifat internasional.
ALASAN PEMBUATAN PERJANJIAN EKONOMI INTERNASINAL!
1.Bila peraturan/treaty atau perjanjian kedua negara yang membatasi daya ikat dan implementasinya hanya bagi
kedua negara secara terbatas (closed agreement).
2.Trilateral Treaties, perjanjian yang disetujui hanya oleh tiga negara seperti kedudukan selat Malaka yang mengikat tiga negara yaitu INDONESIA-MALAYSIA-SINGAPURA.
3.Perjanjian Multilateral yaitu perjanjian yang disetujui oleh banyak negara dengan sifatnya 'Law Making Treaties'.
Artinya? Negara-negara pihak dan non-pihak umumnya terikat dan wajib mengimplementasikannya dalam hukum nasional. Misalnya: Sumber Hukum Ekonomi GATT, WTO, Piagam IMF, TRIPs, etc...
UU No 24/2000
Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang
diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang HUKUM
PUBLIK.
MASALAH-MASALAH DALAM PERJANJIAN EKONOMI INTERNASIONAL:
AA BB CC
Sulitnya Koordinasi Suatu Perjanjian Dengan Perjanjian
Lainnya.
Sulitnya Koordinasi Suatu Perjanjian Dengan Perjanjian
Lainnya.
Perbedaan Penafsiran Terutama Jika
Terjadi Sengketa Perbedaan Penafsiran
Terutama Jika Terjadi Sengketa
Masuknya PEI ke Dalam
Hukum Nasional Masuknya PEI
ke Dalam
Hukum Nasional
SIFAT-SIFAT PERJANJIAN EKONOMI INTERNASIONAL:
Berpengaruh, tidak saja pada hubungan negara-negara tetapi juga sistem hukum dan politik negara-negara yang menjadi pihak atau peserta pada perjanjian tersebut.
Umumnya mengatur mengenai kewenangan negara peserta dalam mengatur kebijakan ekonomi dan kepentingan
ekonomi sehingga efektifitas dan kelanjutan dari perjanjian ini bergantung pada pesertanya.
Untuk dapat berlaku suatu perjanjian haruslah ada harapan di dalam hukum nasional dari negara pesertanya sehingga
efektifitas dari perjanjian ini bergantung pada efektifitas perjanjian tersebut.
PERJANJIAN BILATERAL
Perjanjian Persahabatan, Dagang, Navigasi
Perjanjian ini memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a)Hak untuk melakukan bisnis dan untuk bertempat tinggal di negara lain;
b)Perlindungan terhadap individu dan perusahaannya;
c)Hak dan perlakuan khusus terhadap individu dan perusahaannya
berkaitan dengan praktek profesi, pemilikan harta atau kekayaan, paten, pajak, pengurangan pendapatan dan modal, kompetisi dari perusahaan milik negara, ekspropriasi dari atau nasionalisasi, akses ke pengadilan;
d)Pendapatan (pajak dan hambatan kuantitatif0;
e)Perkapalan;
f)Penyerahan sengketa berdasarkan perjanjian kepada Mahkamah Internasional.
FCN: Friendship, Commerce and Navigation
Apa itu? Suatu program yang diadakan oleh pemerintah
negara untuk membuat perjanjian-perjanjian bilateral mengenai persahabatan, perdagangan dan navigasi serta masalah-masalah komersial lainnya. Contoh: Perjanjian antara pemerintah Cina dan pemerintah AS (1946) tentang kerah, perdagangan dan navigasi perjanjian konten.
Harapan para pihak? Negara-negara yang menjadi mitra dalam perjanjian persahabatan tersebut menjadi terikat secara internasional. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban internasional, perdagangan, investasi modal asing, teknologi, jasa dan pajak menjadi obyek kesepakatan tersebut.
DALAM PERKEMBANGANNYA FCN BERALIH KE BIT
•
'Feeling of Inferiority' yang menimpa negara-negara berkembang yang memicu keraguan untuk
memberikan jaminan-jaminan perlindungan
sebagaimana dalam perjanjian yang berdampak pada munculnya ketimpangan dalam prakteknya.
•
Sebagai pengganti FCN, muncul perkembangan baru di awal tahun 1990-an yaitu Bilateral Investment
Treaty (BIT).
BILATERAL INVESTMENT TREATY
Mengapa BIT Popular?
• Adanya dorongan kuat dari warga-warga negara tertentu untuk mengadakan penanaman modal langsung di negara-negara lain. Cara ini telah mendorong timbulnya suatu kerangka HI yang stabil yang bertujuan mendorong dan melindungi penanaman modal asing di negara penerima.
• HI dirasa memberikan sedikit perlindungan
hukum kepada investor asing dan tidak memiliki mekanisme mengikat untuk menyelesaikan
sengketa seputar penanaman modal asing.
SUBSTANSI ATURAN-ATURAN DASAR BIT
Fair and Equitable Treatment
Fair and Equitable Treatment
Most Favoured Nation Treatment Most Favoured
Nation Treatment
National Treatment National Treatment Combination of
National Treatment Most Favoured Nation
Combination of National Treatment Most Favoured Nation Bilateral Investment Treaty
Perjanjian Ekonomi Regional
Free Trade Areas atau Common Market Free Trade Areas atau Common Market
Dasar Hukum Pembentukan Organisasi Ekonomi Regional: Pasal XXIV GATT Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Ekonomi Regional: Pasal XXIV GATT
APEC (Perjanjian Ekonomi antara Kawasan Asia Pasific), AEC (ASEAN Economic
Community).
APEC (Perjanjian Ekonomi antara Kawasan Asia Pasific), AEC (ASEAN Economic
Community).
PUTUSAN HAKIM SEBELUMNYA DAN DOKTRIN
• Tidak terbatas pada putusan hakim Peradilan Internasional, tetapi juga Peradilan Nasional.
• Sifatnya hanya sebagai sumber hukum tambahan yang hanya memiliki kekuatan 'pengaruh' saja bagi hakim dalam
menangani sengketa yang dihadapinya.
• PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL (Arbitration
Award) yang didasarkan padaputusan tersebut dengan at aque bono atau equality atas kepantasan juga merupakan sumber hukum.
• Doktrin presedent hukum terbukti menjadi sumber hukum HEI di berbagai negara penganut Resolusi Civil Law.
TEXT TEXT
HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL BADAN EKONOMI DUNIA
IMF IBRD WTO GATT
THE INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF)
*Salah satu badan khusus dalam sistem PBB
*Bermarkas di Washington D.C. Amerika Serikat
*Keanggotaan mencapai 148 negara
*Salah satu badan khusus dalam sistem PBB
*Bermarkas di Washington D.C. Amerika Serikat
*Keanggotaan mencapai 148 negara
Adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional yaitu sistem pembayaran dan nilai tukar internasional
diantara mata uang nasional yang memungkinkan
dilaksanakannya kegiatan bisnis antar negara di dunia.
Adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional yaitu sistem pembayaran dan nilai tukar internasional
diantara mata uang nasional yang memungkinkan
dilaksanakannya kegiatan bisnis antar negara di dunia.
PASAL I the Articles of Agreement TUJUAN-TUJUAN IMF
➔ Untuk mempromosikan kerjasama moneter internasional melalui lembaga permanen yang menyediakan mekanisme untuk konsultan dan kolaborasi tentang masalah moneter.
➔ Untuk memudahkan perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari perdagangan internasional dan dengan demikian ikut mendukung
pembinaan dan pemeliharaan tingkat kesempatan kerja maupun
pendapat riil yang tinggi dan pengembangan sumber daya produktif semua anggota sebagai tujuan utama kebijakan ekonomi.
➔ Untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar, untuk memelihara pengaturan, pertukaran yang tertib diantara anggota dan untuk menghindari depresiasi pertukaran yang kompetitif.
➔Untuk membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral dalam kaitannya dengan transaksi-transaksi antar anggota dan penghapusan hambatan-hambatan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.
➔Untuk memberikan kepercayaan diri pada anggotanya dengan
sumber daya umum IMF yang tersedia bagi mereka dengan tetap menjaga keamanan sumber daya secara memadai, sehingga
mampu memberi kesempatan pada anggota untuk mengkoreksi ketidaksesuaian dalam neraca pembayaran mereka tanpa
mengambil langkah-langkah yang dapat menghambat kemakmuran nasional maupun internasional.
➔Dalam kaitannya dengan hal diatas, untuk mempersingkat waktu dan mengurangi tingkat ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran internasional para anggota.
ORGAN-ORGAN UTAMA IMF: The Board of Governors, The
International Monetary and Financial Committee, the Executive Board and the Managing Director.
Pengambilan keputusan didasarkan pada 'weighted voting' yakni suara dari tiap anggota didasarkan pada kuota.
Kuota ditentukan berdasarkan kekuatan ekonomi dari negara diantaranya menyangkut GDP. AS memiliki kekuatan kuota terbesar dalam mengendalikan putusan IMF.
Horst Koehler
“IMF didirikan untuk mempromosikan kerjasama dalam bidang keuangan internasional dan stabilitas nilai tukar dan membantu kelancaran liberalisasi perdagangan global”
*Memberikan bantuan dana terhadap Negara-negara berkembang.
*Menciptakan stabilitas nilai-nilai Konvensi Keuangan Dunia.
*Memberikan pinjaman kepada negara-negara Anggotanya. Pinjaman yang diberikan untuk
Membantu negara-negara anggota yang memiliki Masalah dalam neraca pembayarannya.
*Memberikan bantuan dana terhadap Negara-negara berkembang.
*Menciptakan stabilitas nilai-nilai Konvensi Keuangan Dunia.
*Memberikan pinjaman kepada negara-negara Anggotanya. Pinjaman yang diberikan untuk
Membantu negara-negara anggota yang memiliki Masalah dalam neraca pembayarannya.
FUNGSI IMF
BENTUK PINJAMAN IMF
1.Pinjaman Siaga (Stand by Arrangements) yang ditujukan utnuk mengatasi masalah neraca pembayaran jangka pendek.
2.Fasilitas Pendanaan yang Lebih Panjang untuk membantu mengatasi masalah ekonomi struktural yang menyebabkan kelemahan serius dalam neraca pembayarannya.
3.Fasilitas Pertumbuhan dan Pengurangan Kemiskinan. Memiliki bunga rendah ditujukan untuk negara anggota yang miskin.
4.Fasilitas Cadangan Tambahan yang ditujukan bagi negara-negara yang mengalami gangguan ekonomi akibat larinya modal ke luar negeri.
5.Kredit Kontijen yang ditujukan bagi negara yang mengalami imbas negatif dari kejadian buruk diluar negaranya.
6.Bantuan Darurat yang ditujukan bagi negara yang mengalami bencana ekonomi yang diakibatkan oleh alam.
THE WORLD BANK GROUP
International Bank and Reconstruction Development
*Didirikan tahun 1944 bersama-sama dengan IMF.
*Digagas oleh Bretton Woods.
*Kesepakatan ekonomi 'Bretton Woods System'
*Keanggotaan IBRD menuntut keanggotaan IMF.
*Dana yang dimiliki IBRD mirip dengan yang dimiliki IMF.
*Anggota membayar berdasarkan kemampuan kekuatan ekonomi.
*The International Finance Cooperation (IFC), International Development Association (IDA), The International Investment Dispute (ICSID), The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).
*The World Bank Group memiliki kesamaan struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan.
*Didirikan tahun 1944 bersama-sama dengan IMF.
*Digagas oleh Bretton Woods.
*Kesepakatan ekonomi 'Bretton Woods System'
*Keanggotaan IBRD menuntut keanggotaan IMF.
*Dana yang dimiliki IBRD mirip dengan yang dimiliki IMF.
*Anggota membayar berdasarkan kemampuan kekuatan ekonomi.
*The International Finance Cooperation (IFC), International Development Association (IDA), The International Investment Dispute (ICSID), The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).
*The World Bank Group memiliki kesamaan struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan.
WTO-GATT
● The General Agreement on Tariff and Trade (GATT) adalah sebuah perjanjian multilateral yang dibentuk di bawah naungan ITO
(International Trade Organization).
● Tujuan? Mengikat aktifitas perdagangan, ekspor-impor, pajak, jasa, dan barang negara-negara dalam satu kesatuan Hukum Ekonomi
Internasional.
● GATT mulai berlaku sejak tahun 1948-1955 dan terdapat enam putaran negosiasi sejak diberlakukannya GATT: Annecy (1949), Torquay (1951), Jenewa (1956), Putaran Dillon (1960-1962), Putaran Kennedy (1964-1967) dan Putaran Tokyo (1973-1979).
● Putaran Uruguay (1986-1994) mendorong terbentuknya WTO yang mulai berlaku 1 Januari 1995 dan membentuk suatu organisasi tunggal bagi
perdagangan internasional.
WTO: Empat Pillar
GATT 1994 GATT 1994
General Agreement on Trade in Service (GATS)
General Agreement on Trade in Service (GATS)
The Agreement on Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPS)
The Agreement on Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPS)
The Dispute Settlement Understanding The Dispute Settlement Understanding
WTO: Tiga Organ Utama
The Minsteria Conference: Badan aktifitas melakukan pertemuan 2 tahun sekali
The Minsteria Conference: Badan aktifitas melakukan pertemuan 2 tahun sekali
The General Council: terdiri dari semua perwakilan anggota dan berfungsi sebagai penyelesai sengketa.
The General Council: terdiri dari semua perwakilan anggota dan berfungsi sebagai penyelesai sengketa.
Sekretariat sebagai fasilitator terselenggaranya Koordinasi dari Badan WTO
Sekretariat sebagai fasilitator terselenggaranya Koordinasi dari Badan WTO
DISPUTE SETTLEMENT UNDERSTANDING (DSU)
Merupakan mekanisme penyelesaian sengketa di WTO yang sangat terpengaruh oleh mekanisme yang di miliki oleh GATT 1994 yang menekankan pada peran ad hoc panels yang terdiri dari tiga atau lima orang.
Penyelesaian sengketa setelah persetujuan peraturan
Uruguay: sengketa pada umumnya muncul sebagai akibat adanya pelanggaran oleh suatu negara atau beberapa
terhadap kewajibannya di bawah aturan-aturan WTO.
Negara lain yang dirugikan akibat pelanggaran tersebut mengajukan/melakukan gugatan sebagai sengketa (tidak menutup kemungkinan untuk munculnya pihak ketiga dalam sengketa tersebut).
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM WTO
The Dispute Settlement Body, terdiri dari semua anggota.
Upaya pertama adalah dengan melakukan negosiasi.
Jika gagal, maka dapat meminta Sekjen untuk bertindak sebagai penengah (mediator).
Jika masih gagal, maka negara yang dirugikan dapat meminta untuk dibentuknya sebuah panel.
Appeals atau banding: hanya mempersoalkan interprestasi hukum, bukan untuk menguji kembali bukti yang ada.
Sanksi-sanksi yang dijatuhkan harus dijatuhkan pada sektor yang sama dengan sengketa dan bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan
tindakan-tindakan melebar pada sektor-sektor lain.
Negara Pendonor Pertumbuhan Perkembangan Ekonomi
Kelompok 7 Negara Industri Maju: AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Canada dan Perancis (Uni Eropa).
Kelompok G-7 dibentuk untuk meningkatkan kerjasama antara negara maju.
Negara-negara G-7 menguasai sekitar 2/3 GNP dunia dan sekitar separuh perdagangan internasional.
G-7 melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) setiap tahun untuk membahas masalah-masalah khusus yang menjadi perhatian anggotanya.
KEUNTUNGAN SISTEM PERDAGANGAN WTO BAGI INDONESIA
Sistem perdagangan multilateral WTO mendorong terciptanya perdamaian.
Persengketaan antar negara dapat ditangani secara konstruktif melalui perundingan.
Peraturan-peraturan yang sesuai dengan sistem multilateral akan
memudahkan perdagangan antar negara, baik ekspor maupun import.
Sistem perdagangan multilateral mendorong pengurangan tarif dan hambatan non-tarif, sehingga biaya hidup menjadi lebih murah.
Misalnya praktek dumping.
Sistem perdagangan multilateral memberikan banyak pilihan atas produk dengan kualitas berbeda kepada konsumen.
Sistem perdagangan multilateral meningkatkan pendapatan suatu negara.
Sistem perdagangan multilateral mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pinsip-prinsip dasar sistem perdagangan WTO yang non-
diskriminasi bila secara konsisten diterapkan akan mendorong perdagangan berjalan lebih efisien.
Pemerintah negara-negara anggota akan terlindungi dari praktek- praktek persaingan dagang antar negara yang tidak sehat.
Sistem perdagangan multilateral mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih.