• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Ekonomi Internasional dan Implikasinya terhadap Ekonomi Global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hukum Ekonomi Internasional dan Implikasinya terhadap Ekonomi Global"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Ekonomi Internasional dan

Implikasinya terhadap Ekonomi Global

(2)

Definisi Hukum Ekonomi Internasional (HEI)

Erler menggunakan dua pendekatan dalam merumuskan definisi tentang hukum ekonomi internasional:

1.Berdasarkan asal hukum atau norma.

Berdasarkan pada obyek hukumnya.

Hukum ekonomi internasional merupakan suatu bidang hukum yang mencakup semua aspek hukum, meliputi hukum perdata, hukum publik yang menyangkut hubungan ekonomi

transnasional dan hukum internasional publik.

(3)

J.H. Jackson: Hukum Ekonomi Internasional adalah...

Bidang hukum internasional memiliki kaitan erat dengan hukum publik internasional.

Adapun yang dimaksud dengan ALL LEGAL SUBJECTS adalah semua subjek hukum (bidang hukum), sepanjang

mengatur aspek-aspek ekonomi baik yang sifatnya nasional maupun internasional.

Pengertian semua subjek hukum dimaknai sebagai aspek-

aspek hukum internasional publik, hukum publik dan hukum perdata.

(4)

Hohenveldern mendefinisikan HEI:

Merupakan segala aturan yang menyangkut

hukum internasional publik yang secara langsung berkaitan dengan tukar-menukar ekonomi

diantara subjek-subjek hukum internasional.

(5)

George Scwarzerberger

“the branch of international public law which is concerned with the ownership and exploitation of national resources, production and distribution of good, invisible international transactions of an economic and financial character,

currency and finance, related services and organization of the entities in such activities”

Scwarzerberger mengartikan hukum ekonomi

internasional sebagai bagian dari hukum internasional publik. Hukum tersebut mengatur berbagai kegiatan

ekonomi yang terkait dengan kepemilikan dan eksploitasi sumber daya nasional, produksi dan distribusi barang.

(6)

Sunaryati Hartono

“Hukum Ekonomi Internasional terdiri dari kaidah-kaidah hukum

internasional dan hukum nasional yang objeknya merupakan hubungan, transaksi, persoalan-persoalan ekonomi internasional. Dengan kata lain, HEI tidak harus objeknya hukum internasional, tetapi juga objeknya

ekonomi internasional dan juga nasional”

Di satu pihak, pendapat ini dianggap lebih sesuai bagi Indonesia. Semakin banyak perjanjian-perjanjian internasional yang telah diratifikas, ada

kewajiban-kewajiban internasional dan pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan dalam berbagai peraturan.

Di pihak lain, hukum ekonomi sebagai suatu bidang hukum baru secara akademis menantang adanya metode pendekatan yang khas dan menuntut pengembangan komprehensif.

(7)

Jackson: Empat Karakteristik HEI

1.HEI tidak bisa dipisahkan dari HI umum atau publik.

Aktivitas dan kasus-kasus yang berhubungan dengan

ekonomi internasional memiliki relevansi dengan prinsip- prinsip umum HI.

2.Hubungan antara HEI dan hukum lokal atau hukum

nasional sangat terkait. Contoh: hubungan antara norma- norma dalam PI yang selalu mengikat negara-negara.

3.Memiliki sifat yang menuntut akan multi disipliner atau keilmuan yang merupakan gabungan antara berbagai

bidang studi.

4.Memiliki karakteristik yang khas dari cabang HI

lainnya yakni lebih menuntut studi yang bersifat empiris.

(8)

HEI menurut American Law Institute (ALI)

“The law of international economic relation in its broadest sense includes the international law and international

agreements governing economic transaction that those involving the movements of goods, funds, persons,

intangibles, technologies, vessel or aircraft”

HEI merupakan suatu himpunan baik berupa prinsip-prinsip, azas-azas maupun kaidah-kaidah yang mengatur dan

mengarahkan hubungan dan aktifitas ekonomi internasional dengan berbagai bidang seperti perdagangan, investasi,

moneter, perpajakan, pengangkutan, asuransi, perburuhan, alih teknologi dan sebagainya.

(9)

PRINSIP-PRINSIP TATANAN

EKONOMI BERKEADILAN

(10)

A. PRINSIP MOST-FAVOURED NATION (MFN)

Prinsip ini termuat dalam Pasal I GATT yang menyatakan bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar nondiskriminatif.

Semua negara anggota terikat untuk memberikan negara- negara lainnya perlakuan yang sama dalam pelaksanaan kebijakan impor dan ekspor serta yang menyangkut biaya- biaya lainnya.

Perlakuan yang sama tersebut harus dijalankan dengan

segera dan tanpa syarat terhadap produk yang berasal atau yang diajukan kepada sesama anggota GATT.

(11)

A. PRINSIP MOST-FAVOURED NATION (MFN)

Prinsip ini tampak dalam Pasal 4 perjanjian yang terkait dengan hak kekayaan intelektual (TRIPs) dan tercantum pula dalam Pasal 2 Perjanjian mengenai Jasa (GATS).

Semua negara harus diperlakukan atas dasar yang sama dan semua negara menikmati keuntungan dari suatu

kebijaksanaan perdagangan.

Pengecualian: dalam hal menyangkut kepentingan negara yang sedang berkembang dan negara-negara yang

ditetapkan dalam Pasal-Pasal GATT dan sebagian lagi ditetapkan dalam putusan-putusan dalam konferensi-

konferensi GATT melalui suatu penanggalan (waiver) dan prinsip-prinsip GATT berdasarkan Pasal XXV.

(12)

B. PRINSIP NATIONAL TREATMENT

Terdapat dalam Pasal III GATT, yang menyatakan bahwa produk dari suatu negara yang diimpor ke dalam suatu negara harus

diperlakukan sama seperti halnya produk dalam negeri.

Prinsip ini berlaku pula terhadap semua macam pajak dan

pungutan-pungutan laiinya. Berlaku pula terhadap perundang-

undangan, pengaturan dan persyaratan-persyaratan (hukum) yang mempengaruhi penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan produk-produk di pasar dalam negeri.

Prinsip ini memberikan perlindungan terhadap proteksionisme sebagai akibat upaya-upaya atau kebijakan administratif atau legislatif.

(13)

Prinsip National Treatment dan prinsip MFN merupakan

prinsip sentral dibandingkan dengan prinsip-prinsip lainnya dalam GATT.

Kedua prinsip tersebut menjadi dasar pengaturan bidang- bidang perdagangan yang kelak lahir di dalam perjanjian putaran Uruguay.

Kedua prinsip ini diberlakukan pula dalam General Agreement on Trade in Service (GATS).

Dalam GATS, negara-negara anggota WTO diwajibkan untuk

memberlakukan perlakuan yang sama terhadap jasa-jasa atau

para pemberi jasa dari suatu negara dengan negara lainnya.

(14)

C. PRINSIP LARANGAN ATAU PEMBATASAN (Restrictions) KUANTITATIF

Ketentuan dasar GATT adalah larangan restriksi kuantitatif yang merupakan rintangan terbesar terhadap GATT.

Restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau impor dalam bentuk apapun (misalnya penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi penggunaan lisensi impor atau ekspor,

pengawasan pembayaran produk-produk impor atau ekspor, pada umumnya dilarang (Pasal IX) hal ini disebabkan

karena praktk demikian mengganggu praktek perdagangan

yang normal.

(15)

D. PRINSIP PERLINDUNGAN MELALUI TARIF

GATT hanya memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri domestik melalui tarif (menaikan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melalui upaya-upaya perdagangan laiinya (non-tarif commercial

measures).

Perlindungan melalui tarif ini menunjukan dengan jelas tingkat perlindungan yang diberikan dan masih memungkinkan adanya kompetisi yang sehat.

Kebijakan GATT: pengaturan masuknya barang ekspor dari luar negeri, pengenaan tarif ini masih dibolehkan dalam GATT.

Negara-negara GATT umumnya masih menggunakan cara ini untuk melindungi industri dalam negerinya untuk menarik pemasukan bagi negara yang bersangkutan.

(16)
(17)

PERLAKUAN KHUSUS BAGI NEGARA SEDANG BERKEMBANG!!

2/3 negara anggota GATT/WTO adalah negara-negara yang

sedang berkembang dan masih dalam tahap awal pembangunan ekonominya, termasuk Indonesia.

(1965) Part IV yang memuat 3 Pasal (XXXVI-XXXVIII)

dimaksudkan untuk mendorong negara-negara industri dalam membantu pertumbuhan ekonomi negara yang sedang

berkembang.

Bagian IV: mengakui kebutuhan negara yang sedang berkembang untuk menikmati akses pasar yang lebih

menguntungkan. Dan melarang negara maju untuk membuat rintangan baru terhadap ekspor negara berkembang dan tidak meminta balasan dalam perundingan mengenai

penurunan/penghapusan barrier (tarif dan non-tarif).

(18)

SUMBER-SUMBER HUKUM EKONOMI

PASAL 1 STATUTA ICJ

1938

PERJANJIAN INTERNASIO

NAL

KEBIASAAN INTERNASIO

NAL

PRINSIP- PRINSIP HUKUM

UMUM

JUDICIAL DECISION

[Full Name]

Administrative Assistant

(19)

SUMBER HUKUM PRIMER DAN SEKUNDER

Primary Law: Perjanjian Internasional, Asas-Asas Hukum, Putusan Hakim, Putusan Organisasi

Internasional.

Secondaries Law: Teori-Teori, Konsep-Konsep

dan Doktrin-Doktrin Hukum.

(20)

PERJANJIAN INTERNASIONAL

Daya ikatnya tergantung jenis-jenis perjanjian!

*Pasal 2 Konvensi Wina 1969 mendefinisikan perjanjian (treaty) adalah suatu kesepakatan internasional dalam bentuk tertulis yang

diadakan oleh negara-negara, diatur oleh hukum internasional atau KOMISI HUKUM

INTERNASIONAL atas obyek tertentu yang

bersifat internasional.

(21)

ALASAN PEMBUATAN PERJANJIAN EKONOMI INTERNASINAL!

1.Bila peraturan/treaty atau perjanjian kedua negara yang membatasi daya ikat dan implementasinya hanya bagi

kedua negara secara terbatas (closed agreement).

2.Trilateral Treaties, perjanjian yang disetujui hanya oleh tiga negara seperti kedudukan selat Malaka yang mengikat tiga negara yaitu INDONESIA-MALAYSIA-SINGAPURA.

3.Perjanjian Multilateral yaitu perjanjian yang disetujui oleh banyak negara dengan sifatnya 'Law Making Treaties'.

Artinya? Negara-negara pihak dan non-pihak umumnya terikat dan wajib mengimplementasikannya dalam hukum nasional. Misalnya: Sumber Hukum Ekonomi GATT, WTO, Piagam IMF, TRIPs, etc...

(22)

UU No 24/2000

Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang

diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang HUKUM

PUBLIK.

(23)

MASALAH-MASALAH DALAM PERJANJIAN EKONOMI INTERNASIONAL:

AA BB CC

Sulitnya Koordinasi Suatu Perjanjian Dengan Perjanjian

Lainnya.

Sulitnya Koordinasi Suatu Perjanjian Dengan Perjanjian

Lainnya.

Perbedaan Penafsiran Terutama Jika

Terjadi Sengketa Perbedaan Penafsiran

Terutama Jika Terjadi Sengketa

Masuknya PEI ke Dalam

Hukum Nasional Masuknya PEI

ke Dalam

Hukum Nasional

(24)

SIFAT-SIFAT PERJANJIAN EKONOMI INTERNASIONAL:

Berpengaruh, tidak saja pada hubungan negara-negara tetapi juga sistem hukum dan politik negara-negara yang menjadi pihak atau peserta pada perjanjian tersebut.

Umumnya mengatur mengenai kewenangan negara peserta dalam mengatur kebijakan ekonomi dan kepentingan

ekonomi sehingga efektifitas dan kelanjutan dari perjanjian ini bergantung pada pesertanya.

Untuk dapat berlaku suatu perjanjian haruslah ada harapan di dalam hukum nasional dari negara pesertanya sehingga

efektifitas dari perjanjian ini bergantung pada efektifitas perjanjian tersebut.

(25)

PERJANJIAN BILATERAL

Perjanjian Persahabatan, Dagang, Navigasi

Perjanjian ini memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a)Hak untuk melakukan bisnis dan untuk bertempat tinggal di negara lain;

b)Perlindungan terhadap individu dan perusahaannya;

c)Hak dan perlakuan khusus terhadap individu dan perusahaannya

berkaitan dengan praktek profesi, pemilikan harta atau kekayaan, paten, pajak, pengurangan pendapatan dan modal, kompetisi dari perusahaan milik negara, ekspropriasi dari atau nasionalisasi, akses ke pengadilan;

d)Pendapatan (pajak dan hambatan kuantitatif0;

e)Perkapalan;

f)Penyerahan sengketa berdasarkan perjanjian kepada Mahkamah Internasional.

(26)

FCN: Friendship, Commerce and Navigation

Apa itu? Suatu program yang diadakan oleh pemerintah

negara untuk membuat perjanjian-perjanjian bilateral mengenai persahabatan, perdagangan dan navigasi serta masalah-masalah komersial lainnya. Contoh: Perjanjian antara pemerintah Cina dan pemerintah AS (1946) tentang kerah, perdagangan dan navigasi perjanjian konten.

Harapan para pihak? Negara-negara yang menjadi mitra dalam perjanjian persahabatan tersebut menjadi terikat secara internasional. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban internasional, perdagangan, investasi modal asing, teknologi, jasa dan pajak menjadi obyek kesepakatan tersebut.

(27)

DALAM PERKEMBANGANNYA FCN BERALIH KE BIT

'Feeling of Inferiority' yang menimpa negara-negara berkembang yang memicu keraguan untuk

memberikan jaminan-jaminan perlindungan

sebagaimana dalam perjanjian yang berdampak pada munculnya ketimpangan dalam prakteknya.

Sebagai pengganti FCN, muncul perkembangan baru di awal tahun 1990-an yaitu Bilateral Investment

Treaty (BIT).

(28)

BILATERAL INVESTMENT TREATY

Mengapa BIT Popular?

Adanya dorongan kuat dari warga-warga negara tertentu untuk mengadakan penanaman modal langsung di negara-negara lain. Cara ini telah mendorong timbulnya suatu kerangka HI yang stabil yang bertujuan mendorong dan melindungi penanaman modal asing di negara penerima.

HI dirasa memberikan sedikit perlindungan

hukum kepada investor asing dan tidak memiliki mekanisme mengikat untuk menyelesaikan

sengketa seputar penanaman modal asing.

(29)

SUBSTANSI ATURAN-ATURAN DASAR BIT

Fair and Equitable Treatment

Fair and Equitable Treatment

Most Favoured Nation Treatment Most Favoured

Nation Treatment

National Treatment National Treatment Combination of

National Treatment Most Favoured Nation

Combination of National Treatment Most Favoured Nation Bilateral Investment Treaty

(30)

Perjanjian Ekonomi Regional

Free Trade Areas atau Common Market Free Trade Areas atau Common Market

Dasar Hukum Pembentukan Organisasi Ekonomi Regional: Pasal XXIV GATT Dasar Hukum Pembentukan Organisasi

Ekonomi Regional: Pasal XXIV GATT

APEC (Perjanjian Ekonomi antara Kawasan Asia Pasific), AEC (ASEAN Economic

Community).

APEC (Perjanjian Ekonomi antara Kawasan Asia Pasific), AEC (ASEAN Economic

Community).

(31)

PUTUSAN HAKIM SEBELUMNYA DAN DOKTRIN

Tidak terbatas pada putusan hakim Peradilan Internasional, tetapi juga Peradilan Nasional.

Sifatnya hanya sebagai sumber hukum tambahan yang hanya memiliki kekuatan 'pengaruh' saja bagi hakim dalam

menangani sengketa yang dihadapinya.

PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL (Arbitration

Award) yang didasarkan padaputusan tersebut dengan at aque bono atau equality atas kepantasan juga merupakan sumber hukum.

Doktrin presedent hukum terbukti menjadi sumber hukum HEI di berbagai negara penganut Resolusi Civil Law.

(32)

TEXT TEXT

HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL BADAN EKONOMI DUNIA

IMF IBRD WTO GATT

(33)

THE INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF)

*Salah satu badan khusus dalam sistem PBB

*Bermarkas di Washington D.C. Amerika Serikat

*Keanggotaan mencapai 148 negara

*Salah satu badan khusus dalam sistem PBB

*Bermarkas di Washington D.C. Amerika Serikat

*Keanggotaan mencapai 148 negara

Adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional yaitu sistem pembayaran dan nilai tukar internasional

diantara mata uang nasional yang memungkinkan

dilaksanakannya kegiatan bisnis antar negara di dunia.

Adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional yaitu sistem pembayaran dan nilai tukar internasional

diantara mata uang nasional yang memungkinkan

dilaksanakannya kegiatan bisnis antar negara di dunia.

(34)

PASAL I the Articles of Agreement TUJUAN-TUJUAN IMF

Untuk mempromosikan kerjasama moneter internasional melalui lembaga permanen yang menyediakan mekanisme untuk konsultan dan kolaborasi tentang masalah moneter.

Untuk memudahkan perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari perdagangan internasional dan dengan demikian ikut mendukung

pembinaan dan pemeliharaan tingkat kesempatan kerja maupun

pendapat riil yang tinggi dan pengembangan sumber daya produktif semua anggota sebagai tujuan utama kebijakan ekonomi.

Untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar, untuk memelihara pengaturan, pertukaran yang tertib diantara anggota dan untuk menghindari depresiasi pertukaran yang kompetitif.

(35)

Untuk membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral dalam kaitannya dengan transaksi-transaksi antar anggota dan penghapusan hambatan-hambatan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.

Untuk memberikan kepercayaan diri pada anggotanya dengan

sumber daya umum IMF yang tersedia bagi mereka dengan tetap menjaga keamanan sumber daya secara memadai, sehingga

mampu memberi kesempatan pada anggota untuk mengkoreksi ketidaksesuaian dalam neraca pembayaran mereka tanpa

mengambil langkah-langkah yang dapat menghambat kemakmuran nasional maupun internasional.

Dalam kaitannya dengan hal diatas, untuk mempersingkat waktu dan mengurangi tingkat ketidakseimbangan dalam neraca

pembayaran internasional para anggota.

(36)

ORGAN-ORGAN UTAMA IMF: The Board of Governors, The

International Monetary and Financial Committee, the Executive Board and the Managing Director.

Pengambilan keputusan didasarkan pada 'weighted voting' yakni suara dari tiap anggota didasarkan pada kuota.

Kuota ditentukan berdasarkan kekuatan ekonomi dari negara diantaranya menyangkut GDP. AS memiliki kekuatan kuota terbesar dalam mengendalikan putusan IMF.

Horst Koehler

“IMF didirikan untuk mempromosikan kerjasama dalam bidang keuangan internasional dan stabilitas nilai tukar dan membantu kelancaran liberalisasi perdagangan global”

(37)

*Memberikan bantuan dana terhadap Negara-negara berkembang.

*Menciptakan stabilitas nilai-nilai Konvensi Keuangan Dunia.

*Memberikan pinjaman kepada negara-negara Anggotanya. Pinjaman yang diberikan untuk

Membantu negara-negara anggota yang memiliki Masalah dalam neraca pembayarannya.

*Memberikan bantuan dana terhadap Negara-negara berkembang.

*Menciptakan stabilitas nilai-nilai Konvensi Keuangan Dunia.

*Memberikan pinjaman kepada negara-negara Anggotanya. Pinjaman yang diberikan untuk

Membantu negara-negara anggota yang memiliki Masalah dalam neraca pembayarannya.

FUNGSI IMF

(38)

BENTUK PINJAMAN IMF

1.Pinjaman Siaga (Stand by Arrangements) yang ditujukan utnuk mengatasi masalah neraca pembayaran jangka pendek.

2.Fasilitas Pendanaan yang Lebih Panjang untuk membantu mengatasi masalah ekonomi struktural yang menyebabkan kelemahan serius dalam neraca pembayarannya.

3.Fasilitas Pertumbuhan dan Pengurangan Kemiskinan. Memiliki bunga rendah ditujukan untuk negara anggota yang miskin.

4.Fasilitas Cadangan Tambahan yang ditujukan bagi negara-negara yang mengalami gangguan ekonomi akibat larinya modal ke luar negeri.

5.Kredit Kontijen yang ditujukan bagi negara yang mengalami imbas negatif dari kejadian buruk diluar negaranya.

6.Bantuan Darurat yang ditujukan bagi negara yang mengalami bencana ekonomi yang diakibatkan oleh alam.

(39)

THE WORLD BANK GROUP

International Bank and Reconstruction Development

*Didirikan tahun 1944 bersama-sama dengan IMF.

*Digagas oleh Bretton Woods.

*Kesepakatan ekonomi 'Bretton Woods System'

*Keanggotaan IBRD menuntut keanggotaan IMF.

*Dana yang dimiliki IBRD mirip dengan yang dimiliki IMF.

*Anggota membayar berdasarkan kemampuan kekuatan ekonomi.

*The International Finance Cooperation (IFC), International Development Association (IDA), The International Investment Dispute (ICSID), The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).

*The World Bank Group memiliki kesamaan struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan.

*Didirikan tahun 1944 bersama-sama dengan IMF.

*Digagas oleh Bretton Woods.

*Kesepakatan ekonomi 'Bretton Woods System'

*Keanggotaan IBRD menuntut keanggotaan IMF.

*Dana yang dimiliki IBRD mirip dengan yang dimiliki IMF.

*Anggota membayar berdasarkan kemampuan kekuatan ekonomi.

*The International Finance Cooperation (IFC), International Development Association (IDA), The International Investment Dispute (ICSID), The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).

*The World Bank Group memiliki kesamaan struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan.

(40)

WTO-GATT

The General Agreement on Tariff and Trade (GATT) adalah sebuah perjanjian multilateral yang dibentuk di bawah naungan ITO

(International Trade Organization).

Tujuan? Mengikat aktifitas perdagangan, ekspor-impor, pajak, jasa, dan barang negara-negara dalam satu kesatuan Hukum Ekonomi

Internasional.

GATT mulai berlaku sejak tahun 1948-1955 dan terdapat enam putaran negosiasi sejak diberlakukannya GATT: Annecy (1949), Torquay (1951), Jenewa (1956), Putaran Dillon (1960-1962), Putaran Kennedy (1964-1967) dan Putaran Tokyo (1973-1979).

Putaran Uruguay (1986-1994) mendorong terbentuknya WTO yang mulai berlaku 1 Januari 1995 dan membentuk suatu organisasi tunggal bagi

perdagangan internasional.

(41)

WTO: Empat Pillar

GATT 1994 GATT 1994

General Agreement on Trade in Service (GATS)

General Agreement on Trade in Service (GATS)

The Agreement on Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPS)

The Agreement on Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPS)

The Dispute Settlement Understanding The Dispute Settlement Understanding

(42)

WTO: Tiga Organ Utama

The Minsteria Conference: Badan aktifitas melakukan pertemuan 2 tahun sekali

The Minsteria Conference: Badan aktifitas melakukan pertemuan 2 tahun sekali

The General Council: terdiri dari semua perwakilan anggota dan berfungsi sebagai penyelesai sengketa.

The General Council: terdiri dari semua perwakilan anggota dan berfungsi sebagai penyelesai sengketa.

Sekretariat sebagai fasilitator terselenggaranya Koordinasi dari Badan WTO

Sekretariat sebagai fasilitator terselenggaranya Koordinasi dari Badan WTO

(43)

DISPUTE SETTLEMENT UNDERSTANDING (DSU)

Merupakan mekanisme penyelesaian sengketa di WTO yang sangat terpengaruh oleh mekanisme yang di miliki oleh GATT 1994 yang menekankan pada peran ad hoc panels yang terdiri dari tiga atau lima orang.

Penyelesaian sengketa setelah persetujuan peraturan

Uruguay: sengketa pada umumnya muncul sebagai akibat adanya pelanggaran oleh suatu negara atau beberapa

terhadap kewajibannya di bawah aturan-aturan WTO.

Negara lain yang dirugikan akibat pelanggaran tersebut mengajukan/melakukan gugatan sebagai sengketa (tidak menutup kemungkinan untuk munculnya pihak ketiga dalam sengketa tersebut).

(44)

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM WTO

The Dispute Settlement Body, terdiri dari semua anggota.

Upaya pertama adalah dengan melakukan negosiasi.

Jika gagal, maka dapat meminta Sekjen untuk bertindak sebagai penengah (mediator).

Jika masih gagal, maka negara yang dirugikan dapat meminta untuk dibentuknya sebuah panel.

Appeals atau banding: hanya mempersoalkan interprestasi hukum, bukan untuk menguji kembali bukti yang ada.

Sanksi-sanksi yang dijatuhkan harus dijatuhkan pada sektor yang sama dengan sengketa dan bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan

tindakan-tindakan melebar pada sektor-sektor lain.

(45)

Negara Pendonor Pertumbuhan Perkembangan Ekonomi

Kelompok 7 Negara Industri Maju: AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Canada dan Perancis (Uni Eropa).

Kelompok G-7 dibentuk untuk meningkatkan kerjasama antara negara maju.

Negara-negara G-7 menguasai sekitar 2/3 GNP dunia dan sekitar separuh perdagangan internasional.

G-7 melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) setiap tahun untuk membahas masalah-masalah khusus yang menjadi perhatian anggotanya.

(46)

KEUNTUNGAN SISTEM PERDAGANGAN WTO BAGI INDONESIA

Sistem perdagangan multilateral WTO mendorong terciptanya perdamaian.

Persengketaan antar negara dapat ditangani secara konstruktif melalui perundingan.

Peraturan-peraturan yang sesuai dengan sistem multilateral akan

memudahkan perdagangan antar negara, baik ekspor maupun import.

Sistem perdagangan multilateral mendorong pengurangan tarif dan hambatan non-tarif, sehingga biaya hidup menjadi lebih murah.

Misalnya praktek dumping.

Sistem perdagangan multilateral memberikan banyak pilihan atas produk dengan kualitas berbeda kepada konsumen.

(47)

Sistem perdagangan multilateral meningkatkan pendapatan suatu negara.

Sistem perdagangan multilateral mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pinsip-prinsip dasar sistem perdagangan WTO yang non-

diskriminasi bila secara konsisten diterapkan akan mendorong perdagangan berjalan lebih efisien.

Pemerintah negara-negara anggota akan terlindungi dari praktek- praktek persaingan dagang antar negara yang tidak sehat.

Sistem perdagangan multilateral mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih.

Referensi

Dokumen terkait

In the ASEAN region, due to the significant role of IPR protection, Member Nations introduced ASEAN Framework Agreement on Intellectual Property (IP) Cooperation in 1995, a year

dipilih oleh pihak ketiga yang bertikai, tetapi bisa juga mediator menawarkan diri. Mediator harus dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bertikai. Ketiga,

Hal yang paling tidak disukai warga penerima program adalah program CSR Bank Sampah Bintang Mangrove bermanfaat bagi warga dalam membayar listrik menggunakan sampah dan

Hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah populasi paliasa (K. hospita) yang ditemukan di Kecamatan Bontobahari dari keseluruhan enam tipe penggunaan lahan mencapai 597

resminya dalam menyikapi konflik LTS, yakni Indonesia menegaskan akan tetap pada posisi sebagai penengah negara-negara yang berkonflik atau bersengketa atas kawasan itu.Indonesia

Populasi penelitian adalah Semua data pasien yang dinyatakan berdasarkan diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit stroke iskemik dengan

bahwa dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor