• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MIND MAPPING MATERI SALAT BERJAMAAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMPN 2 TANJUNG BINTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE MIND MAPPING MATERI SALAT BERJAMAAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMPN 2 TANJUNG BINTANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1178

PENERAPAN METODE MIND MAPPING MATERI SALAT BERJAMAAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS VII A SMPN 2 TANJUNG BINTANG

SUYANTO

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]

ABSTRAK

Suyanto, 2022, Penerapan Metode Mind Mapping Materi Salat Berjamaah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMPN 2 Tanjung Bintang.

Guru menempati posisi penting dan penentu berhasil tidaknya pencapaian tujuan dalam suatu proses pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan hal yang perlu diperhatikan guru. Dengan metode mind mapping ini dapat meningkatkan penguasaan konsep belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi salat berjamaah. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang penigkatan pengusaan konsep pada materi salat berjamaah dengan menerapkan metode mind mapping pada siswa kelas VII A SMPN 2 Tanjung Bintang. Pernyataan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI melalui penerapan metode mind mapping di kelas VII A SMPN 2 Tanjung Bintang. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A SMPN 2 Tanjung Bintang sebanyak 20 siswa. Adapun prosedur pengumpulan data adalah melalui tes hasil belajar siswa, lembar observasi aktivitas siswa, dan penyebaran angket respon siswa. Sedangkan teknik analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif (persentase). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama dua siklus. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaraan dengan menggunakan metode ini berdasarkan hasil data selama penelitian ini membuktikan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu pada siklus I terdapat peningkatan sebesar 15%, yaitu dari ketuntasan sebelum tindakan sebesar 20% menjadi 35%, dengan nilai rat-rata dari pra siklus 67,00 meningkat menjadi 70,50. Sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan sebesar 55 % dari siklus I sebesar 35% menjadi 90%, dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 86,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi salat berjamaah kelas VIIA SMPN 2 Tanjung Bintang.

Kata Kunci : Metode Mind Mapping, Hasil Belajar Siswa, Salat Berjamaah.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1179 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik kehidupan keluarga maupun Bangsa dan Negara. Sebab maju mundurnya suatu bangsa atau Negara tidak terlepas dari maju mundurnya Pendidikan di Negara tersebut.

Pendidikan merupakan sarana untuk menuju kepada pembaharuan dan perkembangan suatu Negara menuju terwujudnya tujuan Negara yang telah dirumuskan, hal ini sesuai dengan semangat (Undang-undang No 20 tahun 2003:3) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bersemangat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga nnegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Metode pembelajaran adalah suatu bentuk pola aktivitas yang merupakan dasar pijakan guru. Ia mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar menuntun guru menetapkan prosedur dan langkah-langkah pembelajaran yang dapat mengantarkan aktivitas anak didik terlibat secara optimal (Johan, et.al, 2006:29).

Kondisi pembelajaran saat ini banyak yang membuat peserta didik tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai. Peserta didik akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang monoton, tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini jelas dapat menghambat peserta didik dalam mengeksplorasikan dirinya, menghambat mereka dalam menuangkan kreativitasnya, dan masih banyak kegiatan- kegiatan lain yang dapat menghambat pertumbuhan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Model pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan yang tepat pada materi tertentu sangat mempengaruhi belajar siswa. Untuk itu, guru harus memiliki metode mengajar yang baik dan mampu memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan konsep mata pelajaran yang disampaikan

Adapun cara yang dilakukan guru dalam membantu siswa sangat bervariasi, salah satunya dengan cara menerapkan metode pembelajaran yang baru yang dapat membantu meningkatkan kualitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto, bahwa “Syarat belajar efektif antara lain, guru harus menggunakan metode pada waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1180

penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas menjadi hidup”.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode mind mapping. Metode mind mapping adalah salah satu dari metode pembelajaran yang secara otomatis memberikan semangat kepada siswa sehingga tertarik dan mau menerima dan bekerja sama dalam kelas. Sementara fenomena yang terjadi sekarang guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya menerima informasi dari gurunya saja, siswa sebagai pendengar yang pasif, sehigga siswa bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar, akibatnya penguasaan pada konsep tidak optimal sehingga hasil belajar siswa rendah.

Hasil observasi awal peneliti, siswa yang belajar di SMPN 2 Tanjung Bintang ini aktif dalam belajar, sopan, disiplin dan berhubungan baik antara sesamanya. Namun disisi lain dalam proses pembelajaran masih juga terdapat sebagian anak yang kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, namun itu semua tidak terlepas dari cara seorang guru dalam mengajar dan mengasuh siswa-siswa yang ada di SMPN 2 Tanjung Bintang tersebut. Selain itu masih ada sebagian anak yang masih kurang disiplin dalam melaksanakan salat berjamaah, hal ini terlihat dari banyak siswa yang tidak melaksanakan salat berjamaah sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan, disisi lain banya anak yang menhindar dari untuk tidak melaksanakan salat serta dengan sengaja mengulur waktu hingga mengganggu proses pembelajaran berlangsung.

Dalam hal ini peneliti berharap semua siswa akan menjadi aktif dan saling bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang terdapat di dalam pembelajaran. Selain itu peneliti mengharapkan dengan penuh pemahaman dan kesadaran untuk melaksanakan salat secara berjamaah.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan memperbaiki cara pembelajaran yang bisa membangkitkan antusias siswa untuk terlihat aktif dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk menigkatkan pemahaman siswa dapat dilakukan dengan membiasakan bertanya saat proses belajar mengajar.

Berdasarkan Latarbelakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Mind Mapping Materi Salat Berjamaah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMPN 2 Tanjung Bintang”.

METODOLOGI PENELITIAN

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1181

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah penelitian yang dilakukan guru dikelasnya tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara strategi bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan konteks dalam kelas. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri di kelas, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanankan dan dievaluasikan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan (Rochiati Wiriatmadja,2008:245). Salah satu keistimewaan PTK adalah siswa menjadi aktif melaksanankan tindakan karena dalam pelaksanaan PTK siswa diaktifkan. Sekelompok siswa yang sedang belajar bersama dibawah bimbingan seorang guru.

Penelitian ini dilakukan dengan memposisikan guru sebagai peneliti.

Tujuan utamanya adalah meningkatan hasil belajar siswa kelas VII A pada materi Salat Berjamaah dimana guru atau peneliti terlibat dalam semua rangkaian penelitian. Penelitian Tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus yang didasarkan pada silabus pengajaran. Tiap siklus direncanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan berkaitan dengan topik yang akan diajarkan.

Peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam penelitian, yaitu peneliti merupakan pemberi tindakan yaitu sebagai praktisi membuat dan menyajikan bahan pembelajaran, motivator dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu, dalam penelitian ini, selain peneliti personil yang terlibat adalah siswa dan guru lain yang bertindak sebagai observer proses pemberian tindakan. Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu; (a) Perencanaan, (b) Tindakan, (c) Pengamatan, (d) Refleksi. Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan pengamatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan ini diharapkan data yang didapatkan objektif dan valid.

Pengumpulan data secara kualitatif digunakan peneliti dalam penelitian ini sebab menurut peneliti, hasil belajar (ranah pengetahuan/kognitif) bersifat pasti dan dapat diukur dengan angka. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibata sari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun perbuatan. Instrumen yang digunakan berupa tes formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran.

Sedangkan pengumpulan data secara kualitatif dengan instrumen observasi

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1182

digunakan untuk mendapatkan data sakunder (pendukung) terkait aktifitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian hasil dari kedua data tersebut didekripsikan secara kualitatif.

Peneliti berpedoman bahwa siswa yang tuntas secara personal jika telah mencapai nilai KKM 75. Dan tuntas secara klasikal jika ≥ 80 % siswa di dalam kelas mencapai ketuntasan secara personal.

Ketuntasan klasikal P = F/N x 100%

Keterangan:

P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel

Dalam Penelitian ini, dilaksanakan di SMPN 2 Tanjung Bintang. Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A. Total peserta didik 20 siswa dengan peserta didik perempuan 16 dan peserta didik laki-laki 4.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart.

Gambar: 1

Model Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc Tanggart).

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, penelitian menentukan rancangan untuk siklus kedua sebagai tambahan perbaikan dari tindakan yang sebelumnya dan apabila merasa belum puas boleh dilanjutkan dengan siklus ketiga tergantung dari kepuasan (Herawati Susilo et. Al,2009:50).

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus. Adapun persiapan yang dilakukan pelaksanaan kelas yaitu:

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1183

a. Peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan menerapkan metode mind mapping.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode mind mapping yang dapat menciptakan suasana menyenangkan bagi siswa.

c. Membuat soal pos tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d. Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari, lembar observasi, untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping, dan instrumen asesmen untuk mengukur hasil belajar.

2. Tindakan

Tahap tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap yang berlangsung dalam kelas ini merupakan realisasi dari materi dan cara mengajar yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping. Langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada kurikulum yang berlaku dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan keefektifitan proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu hasil belajar peserta didik. Pada tahap ini yang dilakukan guru yaitu:

a. Guru menyampaikan materi kompetensi yang ingin dicapai.

b. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang.

c. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan dan membuat catatan kecil dengan menggunakan metode mind mapping yang sesuai dengan materi yang diberikan.

d. Guru melihat keaktifitan dan respon siswa terhadap materi dengan menggunakan metode mind mapping ini.

e. Guru memberi kesimpulan.

3. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu dengan mengamati setiap tindakan yang dilakasanakan, meliputi:

aktivitas siswa dan guru, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dengan teman lain pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada tahap ini dimensi oleh pengambilan data-data hasil pengukuran terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan Untuk melihat keaktifan dan respon siswa terhadap pembelajaran pada materi Salat Berjamaah ini dengan menggunakan metode mind mapping.

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1184 4. Refleksi

Dari pelaksanaan tindakan dan observasi yang telah dilakukan, maka akan memperoleh informasi tentang penerapan metode mind mapping, kemudian hasil tersebut dianalisis dan dievaluasikan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya. Tindakan yang dilaksanakan tersebut sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak, maka dari hasil diskusi tersebut dapat dijadikan refleksi dalam menyusun siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama 2 siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus.

Data peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Rata-rata Nilai

Frekuensi Ketuntasan Prosentase Ketuntasan Tuntas Tidak

Tuntas Tuntas Tidak Tuntas

Pra siklus 67,00 4 16 20% 80%

Siklus I 70,50 7 14 35% 65%

Siklus II 86,00 18 2 90% 10%

Tindakan siklus I masih terdapat hasil belajar siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 14 siswa. Terdapat banyak permasalahan yang terjadi pada siklus 1 sehingga hasil belajar yang diperoleh belum maksimal. Tindakan siklus I belum mencapai target indikator keberhasilan yang telah direncanakan dalam penelitian yaitu nilai minimal 75 sehingga dilanjutkan pada siklus II.

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus I terdapat beberapa permasalahan yang terjadi. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu:

Refleksi dari hasil penelitian terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan pada siklus I, Terdapat beberapa maslalah selama penelitian berlangsung, yaitu: Siswa masih kurang mengerti dan belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan, proses pembelajaran pada hari itu berlangsung kurang aktif karena beberapa siswa masih kurang serius dalam proses diskusi dan kurang fokus dalam pembelajaran, hanya sebagian siswa yang bekerja sama mengerjakan sementara yang lainnya tidak fokus pada materi diskusi dan lebih terlihat tidak membantu mengerjakan LKPD bersama teman kelompoknya, pada saat persentasi, siswa belum aktif dalam bertanya jawab dan persentasi.

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1185

Berdasarkan data dari hasil belajar siklus I, hasil belajar peserta didik sudah cukup baik, terdapat peserta didik yang mencapai ketuntasan terdapat 7 siswa dengan persentase ketuntasan 35%, sedangkan peserta didik yang hasil belajarnya belum tuntas ada 13 siswa dengan persentase 65%. Dengan demikian, penerapan metode Mind Mapping pada siklus I hasil belajar peserta didik terdapat peningkatan dari sebelum pelaksanaaan, yaitu peserta didik yang mencapai ketuntasan pada 20% dan ketuntasan pada hasil test siklus I mencapai 35% terdapat peningkatan 15%. Namun dilihat dari hasil test siklus I dengan menggunakan metode Mind Mapping masih banyak siswa yang hasil belajarnya dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, ini berarti masih banyak peserta didik yang belum menguasai materi dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Perencanaan tindakan pada siklus II dibuat berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I, sehingga permasalahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Hasil belajar pada tindakan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi mencapai target indikator ketuntasan yang diharapkan oleh peneliti.

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus II telah mencapai hasil yang diinginkan. Refleksi pada siklus II ini dilaksanakan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh gambaran bahwa secara umum pelaksanaan menggunakan Metode Mind Mapping siklus II ini telah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat selama kegiatan pembelajaran berlangsung diperoleh yakni siswa sudah terbiasa dengan Metode Mind Mapping yang diterapkan, siswa sudah sangat semangat dalam melaksanakan diskusi dalam kelompoknya, siswa sudah aktif dalam berdiskusi. Hal tersebut terlihat dari nilai hasil LKPD masing-masing kelompok semakin memuaskan, setiap siswa memiliki Mind Mapping dalam proses pembelajaran, pada saat persentasi siswa kelompok dalam mempersentasikan jawaban, dan siswa terlihat aktif dalam bertanya dan kerjasama antar siswa sudah baik, suasana kelas sudah semakin kondusif. Hal ini sesuai dengan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 90%. Hal ini dikarnakan siswa sudah terbiasa dengan Metode Mind Mapping yang diterapkan. siswa sudah sangat semangat dalam melaksanakan diskusi dalam kelompoknya, siswa sudah aktif dalam berdiskusi. Hal tersebut terlihat dari nilai hasil LKPD masing-masing kelompok semakin memuaskan, setiap siswa memiliki Mind Mapping dalam proses pembelajaran, disisi lain pada saat persentasi siswa kelompok dalam mempersentasikan jawaban, dan siswa terlihat aktif dalam bertanya dan kerjasama antar siswa sudah baik, selain itu suasana kelas sudah semakin kondusif. Siswa secara aktif berpartisipasi di dalam pembelajaran. Siswa juga sangat termotivasi di dalam pembelajaran dikarenakan proses pembelajaran yang berbeda dari proses pembelajaran yang sebelumnya.

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1186

Hasil penelitian ini serupa dengan beberapa penelitian lain. Salah satunya yaitu hasil penelitian metode pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran dengan penerapan model peta pikiran (Mind Mapping) diupayakan mampu menarik perhatian dan minat siswa, mendukung kegiatan siswa dalam menemukan pokok-pokok pikiran dalam wacana sehingga siswa mampu memahami isi bacaan dari wacana tersebut. Oleh karena itu, dengan penerapan model peta pikiran (Mind Mapping) bisa dianggap sebagai cara alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa terutama didalam pemahaman materi salat berjamaah.

Dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode Mind Mapping peran guru kelangsungan proses pembelajaran sangat tergantung pada keberadaan guru dalam kegiatan pembelajaran. Zuldafrial dan Lahir (2014: 9-41) mengemukakan peran guru sebagai agen pembelajaran yaitu:

fasilitator, motivator, pemicu, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran.

Mind mapping adalah suatu metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi. Di antaranya membentuk kita mengingat perkataan dan bacaan, dan meningkatkan pemahaman terhadap materi membentuk mengorganisasi materi, serta memberi wawasan baru (Bobbi Deporter, 2008:175). Mind mapping (peta pikiran) adalah suatu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal dan dapat memudahkan menyerap informasi yang diterima (R. Teti Rostikawati,2009:132).

Pemetaan pikiran atau yang sering disebut dengan mind mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide mencatat pelajaran, dengan meminta peserta didik untuk membuat peta pikiran mereka akan mudah untuk mengidentifikasikan secara jelas dankreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang telah mereka rencanakan (Melvin L. Silberman,2007:59). Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa dan respon siswa terhadap proses pembelajaran terutama dalam menggunakan metode mind mapping.

Dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode Mind Mapping peran guru kelangsungan proses pembelajaran sangat tergantung pada keberadaan guru dalam kegiatan pembelajaran. Zuldafrial dan Lahir (2014: 9-41) mengemukakan peran guru sebagai agen pembelajaran sebagai berikut:

1. Fasilitator

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1187

Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh siswa agar dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Sehingga diperlukan untuk dapat mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif dan menantang rasa ingin tahu siswa sehingga proses pembelajaran akan berlangsung efektif dalam model mind mapping.

2. Motivator

Motivator merupakan satu diantara faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai tujuan khususnya dalam model mind mapping.

3. Pemicu

Sebagai pemicu, guru harus mampu melipatk gandakan potensi siswa dan mengembangkannya sesuai dengan aspirasi dan cita-citanya dimasa yang akan datang.hal ini sangat penting karena guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki siswa tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.

4. Pemberi Inspirasi

Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi siswa, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan inspirasi berbagai pemikiran, gagasan dan ide-ide baru. Sebagai pemberi inspirasi, guru dapat memerankan diri sebagai pembawa cerita menarik yang diharapkan dapat membangkitkan inspirasi siswa.

5. Perekayasan Pembelajaran

Berhasil tidaknya interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam kelas sangat tergantung cara guru merekayasa konteks pembelajaran sesuai dengan tuntutan silabus mata pelajaran dan kemampuan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Strategi dan metode mengajar dirancang oleh guru mungkin tepat dengan tuntunan silabus, tetapi mungkin saja tidak sesuai dengan kemampuan siswa di kelas, oleh karena itu guru harus dapat merekayasa pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif khususnya dalam pembelajaran model mind mapping

Berdasarkan hasil penelitian, jika ingin terjadi keberhasilan dalam belajar, maka harus di upayakan agar siswa dapat merubah perilaku belajarnya, dari tidak aktif menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Dari itu guru harus mampu merangsang agar siswa aktif melibatkan diri selama proses pembelajaran, hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan penedekatan,

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1188

strategi ataupun metode yang menyenangkan, menarik untuk siswa dan tidak membosankan. Dari hasil penelitian yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar yang memuaskan, dimana dengan penerapan metode Mind Mapping meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMPN 2 Tanjung Bintang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A pada materi salat berjamaah di SMPN 2 Tanjung Bintang. Hasil penelitian ini membuktikan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu pada siklus I terdapat peningkatan sebesar 15%, yaitu dari ketuntasan sebelum tindakan sebesar 20%

menjadi 35%, dengan nilai rat-rata dari pra siklus 67,00 meningkat menjadi 70,50. Sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan sebesar 55 % dari siklus I sebesar 35% menjadi 90%, dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 86,00.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi salat berjamaah kelas VIIA SMPN 2 Tanjung Bintang.

DAFTAR PUSTAKA

Bobbi Deporter, Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning Kelas, Bandung: Kaifa, 2008

Buzan, Toni, Use Both Sides of your Brain, Surabaya: Ikon, 2003.

Herawati Susilo et. Al, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesional Guru dan Calon Guru, Malang:

Bayumedia Publising, 2009.

Johan, et.al. strategi Belajar Mengajar, Banda Aceh:Universitas syiah Kuala.

2006.

Melvin L. Silberman, Actif Learning 101 Cara Siswa Belajar Aktif, Penerjemahan: Raisul Muttakin, Yogyakarta: Pusaka Insan Mandiri, 2007.

R. Teti Rostikawati, Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning, Jakarta:

Kencana 2009.

Rochiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008

Tim Penyusun, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003.

Zuldafrial, & Lahir, M. penelitian kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka. 2011.

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1189

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Langkah-langkah PBL meliputi 5 fase menurut Arends (2008), yaitu: 1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, yaitu guru membahas tujuan pelajaran dan

ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi, maupun inovasi proses

Pertemuan ketiga dalam observasi aktivitas guru dan siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Teams Game

Sedangkan penerimaan dan pengeluaran yang berkaitandengan pelaksanaan Dekonsentrasi atau Tugas Pembantuan tidak dicatat dalam APBD.APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan

Bukan hanya antar SKPD, namun juga antara pemerintah daerah dengan lembaga donor dan perusahaan yang menyalurkan dana CSR untuk pembangunan air minum dan sanitasi juga

ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-NYA sehingga saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.. Ibu, Ayah, Mbak Dian dan Mas Okik yang selalu mendoakan

j udul, “ Hubungan antara Likuiditas dan Pembiayaan dengan Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakya t Syariah Tahun 2012”.