• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II METODOLOGI"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II METODOLOGI

2.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan

Pelaksanaan studi kasus berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan pada periode Januari sampai dengan November tahun 2022. Lokasi kegiatan studi kasus ini dilakukan di areal kerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Torgamba Labuhan Batu Selatan, Afdeling I. Kebun Torgamba terletak di 3 (tiga) Desa yaitu: Desa Torgamba dan Desa Beringin Jaya, Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Propinsi Sumatera Utara dan Desa Bagan Manunggal, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Kebun Torgamba terletak 450 Km dari Kota Medan, 100 Km dari Kota Rantau Prapat, 20 Km dari Kota Cikampak.

Gambar 4. Peta Lokasi Kebun Torgamba

2.2 Ruang Lingkup Studi Kasus

Ruang lingkup dan batasan studi kasus ini adalah pada pemanen PKWT afdeling I Kebun Torgamba sehingga data PMR yang diambil adalah data-data PMR pemanen PKWT afdeling I Kebun Torgamba.

2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini data yang akan dikumpulkan berupa :

(2)

1. Data Primer

Menurut Bungin (2006) data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Menurut Amirin, data primer adalah yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau sumber asli yang memuat informasi atau data penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan karena adanya pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan atau diambil bukan berdasarkan strata, random (acak), atau daerah, akan tetapi didasarkan pada suatu tujuan (Sugiyono, 2013). Variabel yang diambil dilapangan meliputi:

a. PMR pemanen perbulan setelah menggunakan alat

b. Kecepatan panen menggunakan TSS dan egrek konvensional c. Pengaruh PMR terhadap produktivitas

d. Keuntungan Perusahaan Menggunakan TSS 2.4 Analisis Data Studi Kasus

Pada penulisan studi kasus dilakukan analisa data secara deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif merupakan suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskriptifkan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis serta akurat. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu. Metode kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka dan program statistik (Murni, 2017).

8

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK), PEJABAT PELAKSANA DAN PENGENDALI KEGIATAN (PPPK) DAN PEMEGANG UANG MUKA

Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa bentuk tata letak laboratorium fisika SMAN 12 Makassar terdiri dari tiga aspek yaitu letak laboratorium, ventilasi cahaya

Oktober-Desember 2010 dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Interaksi

b) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja teknisi di bengkel Nissan. Kontribusi motivasi kerja terhadap produktivitas kerja

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan penyampain materi pembelajaran, bahasa merupakan

Memberi pertanyaan sederhana kepada pasien tentang pengunaan obat yang diberikan menerapkan nilai dasar Komitmen mutu dengan indikator Efektif, sebelum saya

Selain itu yang paling penting adalah pakaian harus nyaman digunakan, mampu menyerap keringat, memiliki kantung untuk tempat buku catatan saku, berkerah dan mudah