1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan industri makanan dan minuman terutama dalam bidang coffee shop semakin meningkat dengan pesat karena telah menjadi gaya hidup masyarakat di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki perkembangan pesat dalam bidang coffee shop ini adalah Kota Bandung. Para pelaku bisnis dalam bidang tersebut terus berupaya melakukan strategi dalam meningkatkan usahanya dikarenakan Kota Bandung saat ini tidak hanya sebagai objek wisata untuk pemandangan alam saja, melainkan sebagai destinasi wisata untuk hidangan kuliner juga.
Dengan semakin banyaknya bisnis coffee shop saat ini dapat mendatangkan persaingan coffee shop yang semakin ketat. Para pelaku bisnis dalam bidang coffee shop ini dituntut untuk melaksanakan strategi yang unggul.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berfokus untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja karyawannya agar dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap konsumen.
Sumber daya manusia berperan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan, dengan begitu perlu adanya penanganan dan pemeliharaan yang baik untuk sumber daya manusia. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kinerja yang dimiliki seseorang, salah satunya adalah disiplin kerja. Menurut Liyas dan Primadi (2017), disiplin kerja adalah sesuatu yang dapat dipandang dapat memberikan manfaat yang signifikan baik bagi perusahaan maupun karyawan.
Disiplin kerja dapat membantu perusahaan dalam menjaga ketertiban dan melaksanakan kegiatan secara efektif, sehingga tercapai tujuan dan hasil terbaik.
Selain itu, disiplin kerja yang baik akan memperoleh suasana kerja yang nyaman sehingga karyawan akan menambah semangat kerja dalam melakukan pekerjaan.
Dalam suatu perusahaan, disiplin kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja karena disiplin kerja merupakan sebuah sikap yang tercermin dalam tingkah laku atau perbuatan seseorang berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan atau norma yang berlaku. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
2 dengan pihak Rooftop Coffee, karyawan yang bekerja dibagi menjadi 2 shift, dimana dalam satu shift terdiri dari 8 jam kerja. Hal itu tentunya memerlukan kedisiplinan karyawan dalam pelaksanaannya agar karyawan bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Rooftop Coffee. Untuk menghasilkan kepatuhan karyawan terhadap tugas yang diberikan serta meningkatkan kepuasan kerja karyawan sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan maka diperlukan pengelolaan kedisiplinan kerja yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh Viky Aditya & Indah (2021), bahwa disiplin sangat penting untuk pertumbuhan perusahaan dalam memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melakukan pekerjaan dengan baik secara individu maupun kelompok.
Pemilik usaha coffee shop dalam menjalankan usahanya perlu memperhatikan kinerja dan kepuasan karyawan yang bekerja pada coffee shop.
Kepuasan kerja dapat menjadi acuan sejauh mana karyawan dapat bekerja dengan baik pada coffee shop ini. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan kepuasan kerja karyawan selain dengan meningkatkan disiplin kerja yaitu dengan cara pemberian kompensasi. Menurut Ansory dan Indrasari (2018), kompensasi adalah imbalan jasa yang dibayarkan oleh perusahaan secara teratur dan dalam jumlah tertentu kepada karyawan sebagai imbalan atas bantuan yang telah mereka berikan dalam mencapai tujuan perusahaan dalam bentuk upah dan gaji. Hal ini sejalan dengan pendapat Herispon dan Firdaus (2022), bahwa perusahaan harus menciptakan suasana yang dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki agar lebih optimal sehingga menghasilkan karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
Selain itu, menurut Tannady (2017:120) kompensasi sangat penting bagi karyawan dan perusahaan secara keseluruhan, karena kompensasi merupakan cerminan dari upaya perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusia.
Jika perusahaan tidak memperhatikan kompensasi karyawan, maka kemungkinan besar perusahaan akan semakin kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Kepuasan kerja karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan karena dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan secara keseluruhan. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan merupakan sebuah
3 indikasi bahwa karyawan memiliki perasaan senang dalam menjalankan pekerjaan. Perusahaan harus memperhatikan kepuasan kerja karyawan dan memenuhinya terutama pimpinan perusahaan. Kepuasan kerja merupakan komponen untuk meningkatkan produktivitas kerja bagi karyawan. Oleh karena itu, aspek kepuasan kerja memiliki manfaat bagi perusahaan, karyawan, bahkan masyarakat. Menurut Wexley dan Yukl dalam Indrasari (2017:89), mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah salah satu cara dalam merasakan dirinya atau pekerjaannya. Hal ini menunjukan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang mendukung atau tidak mendukung dalam dirinya sendiri terkait dengan pekerjaan atau kondisi yang dirasakan. Selanjutnya menurut Kotler dan Keller dalam Busro (2018:109), memberikan pendapat bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap positif seseorang terhadap pekerjaannya yang muncul akibat penilaian terhadap produk kerja yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat kualitas hasil kerja, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja seseorang. Dalam pandangan yang hampir sama, Locke dalam Indrasari (2017:90) menyatakan bahwa kepuasan kerja menggambarkan sikap emosi positif atau kegembiraan yang bersumber dari pengalaman kerja seseorang. Kegembiraan yang dirasakan oleh karyawan dapat memberikan pengaruh yang positif juga bagi karyawan.
Rooftop Coffee merupakan salah satu coffee shop yang memiliki karakteristik lokasi berada di area rooftop mall yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Rooftop Coffee menyediakan berbagai makanan dan minuman seperti kopi, tea series, milk base, makanan ringan, hingga makanan berat. Rooftop Coffee sendiri memiliki keunikan dibandingkan dengan coffee shop lain yaitu dengan mengadakan live music setiap hari dengan tagline ”Live Music Everyday!”. Hingga saat ini Rooftop Coffee telah memiliki 2 cabang yang berada di Kota Bandung tepatnya di rooftop Bandung Trade Mall dan juga di Cimahi tepatnya di rooftop Cimahi Mall. Sejauh ini untuk pendistribusian barang dilakukan di Rooftop Coffe Bandung dan jenis kopi yang digunakan oleh Rooftop Coffee adalah robusta, houseblend, dan arabica. Peran sumber daya manusia sangat penting untuk membantu aktivitas pekerjaan di Rooftop Coffee karena tanpa adanya sumber daya manusia yang kompeten maka Rooftop Coffee tidak dapat berkembang seperti saat ini.
4 Tabel 1. 1
Jumlah Karyawan Rooftop Coffee No Divisi Jumlah Karyawan
1. Back Office 8 orang
2. Content Creator 5 orang
3. Barista 7 orang
4. Kasir 4 orang
5. Kitchen 6 orang
6. Waiter 14 orang
Total Karyawan 44 orang
Tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah karyawan yang bekerja pada Rooftop Coffee yaitu sebanyak 44 orang yang terdiri dari back office, content creator, barista, kasir, kitchen, dan waiter. Saat ini, Rooftop Coffe memiliki 2 cabang yang berada di Kota Bandung dan Cimahi serta setiap aktivitas operasional yang dilakukan selalu dipantau oleh pemilik Rooftop Coffee.
Tabel 1. 2
Laporan Absensi Karyawan Rooftoop Coffee Tahun 2022 Bulan Jumlah
Karyawan
Kehadiran karyawan Persentase (%)
Januari 44 25 56,82%
Februari 44 29 65,91%
Maret 44 24 54,55%
April 44 26 59,09%
Mei 44 33 75%
Juni 44 30 68,18%
Juli 44 37 84,09%
Agustus 44 40 90,91%
September 44 35 79,54%
Sumber: Human Resources Department Rooftop Coffee
5 Gambar 1. 1
Grafik Absensi Karyawan Rooftop Coffee Tahun 2022
Sumber: Human Resources Department Rooftop Coffee
Permasalahan yang timbul pada Rooftop Coffee diakibatkan oleh faktor disiplin kerja dan kompensasi yang ada di Rooftop Coffee. Data tabel 1.2 menunjukan jumlah kehadiran karyawan Rooftop Coffee selama bulan Januari sampai bulan September pada tahun 2022 yang terlihat tingkat kehadiran karyawan cenderung tidak stabil dan masih mengalami penurunan. Persentase kehadiran paling rendah terjadi pada bulan maret yaitu sebesar 54,55% atau 24 orang karyawan yang masuk kerja, dari jumlah keseluruhan karyawan yaitu sebanyak 44 orang karyawan. Penurunan ini disebabkan karena kurangnya kedisiplinan kerja untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai karyawan pada Rooftop Coffee.
Persentase absensi pada tabel 1.2 dilihat dari alat fingerprint yang digunakan Rooftop Coffee. Alat fingerprint atau absensi sidik jari merupakan penerapan teknologi untuk mencapai tujuan perusahaan dalam meningkatkan efektivitas kerja dan kedisiplinan kerja karyawan. Dengan menggunakan absensi fingerprint ini karyawan dapat termotivasi untuk datang tidak terlambat dan lebih rajin untuk datang kerja karena absensi fingerprint tidak dapat memanipulasi kehadiran karyawan di tempat kerja. Namun penggunaan absensi fingerprint di
6 Rooftop Coffee ini belum maksimal karena beberapa faktor, faktor pertama yaitu terdapat beberapa karyawan yang belum mengikuti arahan manajer untuk menggunakan absensi fingerprint, sehingga karyawan tersebut tidak terdata dalam laporan absensi. Selanjutnya, terdapat beberapa karyawan yang jam kerjanya fleksibel sehingga tidak diwajibkan untuk menggunakan absensi fingerprint, serta faktor terakhir yaitu terdapat beberapa karyawan yang dengan sengaja tidak menggunakan absensi fingerprint.
Gambar 1. 2
Grafik Penilaian Kinerja Karyawan Rooftop Coffee Pada Tahun 2022
7 Sumber : Human Resources Department Rooftop Coffee
Dalam peraturan Rooftop Coffee, penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kinerja pada karyawan dan untuk menentukan jumlah bonus yang akan diberikan pada karyawan tersebut setiap bulannya. Selain itu, Rooftop Coffee menggunakan penilaian kinerja sebagai dasar untuk pemberian gaji karena diharapkan dengan peraturan tersebut karyawan dapat disiplin untuk selalu hadir bekerja.
Berdasarkan data penilaian kinerja diatas, menunjukan bahwa karyawan pada masing – masing divisi memiliki nilai yang masih rendah dilihat dari lima indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja menunjukkan bahwa divisi barista memiliki nilai terendah pada indikator keramahan sebesar 75 pada bulan Juni, divisi kitchen memiliki nilai terendah pada indikator keramahan sebesar 66
8 pada bulan Februari, divisi waiter memiliki nilai terendah pada indikator kehadiran sebesar 67 pada bulan Maret, dan divisi cashier memiliki nilai terendah pada indikator kehadiran sebesar 81 pada bulan Maret. Hal tersebut dapat menunjukkan ketidakpuasan karyawan dalam bekerja karena nilai keseluruhan pada lima indikator penilaian kinerja belum maksimal.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Human Resource Rooftop Coffee, beberapa karyawan pada tahun 2022 telah mendapatkan tindakan tegas oleh pihak Rooftop Coffee karena melakukan pelanggaran yang cukup fatal sehingga diberhentikan secara langsung dari pekerjaan. Pelanggaran tersebut dapat disebabkan karena karyawan yang tidak puas dalam melakukan pekerjaannya sehingga akhirnya melakukan pelanggaran yang dapat merugikan pihak bersangkutan.
Kompensasi yang diberikan oleh Rooftop Coffee kepada karyawan berupa gaji, upah, dan kompensasi tidak langsung. Besar kecilnya kompensasi yang diberikan Rooftop Coffee kepada karyawannya dilihat berdasarkan kehadiran, kerapihan/kebersihan, keramahan, kinerja, dan loyalitas karyawan. Selain itu, Rooftop Coffee juga memberikan bonus apabila karyawan telah mencapai target dan melakukan jam kerja tambahan. Pada saat akhir pekan atau saat ramai konsumen yang datang, Rooftop Coffee merekrut karyawan paruh waktu atau casual yang dapat membantu operasional di Rooftop Coffe yang cukup padat.
Untuk karyawan paruh waktu atau casual sistem pemberian kompensasi memiliki perbedaan dengan karyawan tetap, karyawan paruh waktu hanya mendapatkan gaji saja tidak mendapat bonus seperti karyawan tetap karena karyawan paruh waktu hanya dihitung per hari waktu bekerja. Berdasarkan wawancara dengan pihak Human Resources Rooftop Coffee mengenai pemberian kompensasi kepada karyawan sudah dapat dikatakan terealisasi dengan baik. Kompensasi berupa gaji dan bonus yang diberikan dirasa sudah sesuai dengan jabatan dan pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, kompensasi secara tidak langsung yang diberikan oleh Rooftop Coffee kepada karyawan yaitu memberikan penghargaan bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja, fasilitas kerja dan sarana pendukung yang memadai sudah terealisasi dengan baik di Rooftop Coffee.
9 Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh Disiplin Kerja dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Moch. Fachri Supriyadi, Sidik Priadana, dan Bayu Indra Setia (2017) dalam penelitiannya yang berjudul ”Kompensasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Restoran Kampoeng Daun”, menunjukkan bahwa kompensasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, kompensasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Restoran Kampoeng Daun.
Dengan penegakan disiplin kerja yang baik dan pemberian kompensasi yang sesuai diharapkan karyawan yang bekerja pada Rooftop Coffee dapat memiliki kepuasan kerja yang lebih baik, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini dibuat untuk meneliti lebih lanjut dengan judul penelitian yang akan diajukan yaitu “PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA ROOFTOP COFFEE KOTA BANDUNG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi. Hal ini digunakan untuk menyederhanakan dan mengurangi permasalahan dan memperjelas arah penelitian yang sesuai dengan judul penelitian yang dikemukakan. Masalah-masalah yang teridentifikasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Disiplin kerja yang dilihat dari laporan absensi karyawan Rooftop Coffee cenderung tidak stabil yang artinya tingkat disiplin kerja karyawan belum maksimal.
2. Terdapat karyawan yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah terlihat dari adanya karyawan yang belum menggunakan absensi fingerprint untuk laporan kehadiran.
3. Terdapat nilai yang belum maksimal pada indikator penilaian kinerja karyawan yang digunakan.
10 4. Terdapat perbedaan pemberian kompensasi terhadap karyawan paruh
waktu dan karyawan tetap karena perbedaan jadwal kerja.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat dihasilkan beberapa rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran mengenai disiplin kerja, kompensasi, dan kepuasan kerja karyawan pada Rooftop Coffee ?
2. Seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada Rooftop Coffee ?
3. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada Rooftop Coffee ?
4. Seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada Rooftop Coffee ?
1.4 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh dua variabel yaitu disiplin kerja dan kompensasi dalam menentukan kepuasan kerja di Rooftop Coffee pada tahun 2022. Survey berupa wawancara langsung dengan Pemilik dan Manajer Produksi Rooftop Coffee dilakukan untuk menentukan pembatasan terhadap variabel- variabel penelitian. Oleh karena itu, pembatasan waktu dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan September 2022.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mendapatkan informasi berdasarkan urutan yang sistematis.
Sistematika penulisan skripsi yang terdapat dalam penelitian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi pemaparan mengenai latar belakang penelitian, yang menjadi acuan dan landasan dalam penelitian. Bab ini juga memaparkan mengenai
11 identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Serta diakhiri oleh sistematika penulisan yang berisi uraian singkat proses penulisan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang menjadi acuan berfikir serta dasar dalam penyusunan penelitian. Teori-teori tersebut didapatkan dari berbagai sumber seperti buku referensi, jurnal penelitian, serta sumber informasi lainnya yang terkait dengan pembahasan penelitian.
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang tujuan yang merupakan fokus dari penelitian dan dapat menghasilkan manfaat yang dapat berguna bagi pihak yang bersangkutan.
BAB IV METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menjabarkan bagaimana cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada, profil objek penelitian, jenis dan metode penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas tentang analisis data yang dilakukan, pengujian hipotesis, uraian pembahasan yang merupakan penafsiran dari peneliti, serta implikasi hasil penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian yang disertai dengan saran bagi pihak terkait sebagai objek penelitian serta rekomendasi yang diberikan untuk penelitian selanjutnya dalam rangka perbaikan penelitian.