• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN SAPI BALI UMUR 0-8 MINGGU (STUDI KASUS KECAMATAN LANDONO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN SAPI BALI UMUR 0-8 MINGGU (STUDI KASUS KECAMATAN LANDONO)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

261 HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT

BADAN SAPI BALI UMUR 0-8 MINGGU (STUDI KASUS KECAMATAN LANDONO)

--- Yohana Kamlasi dan Edelnia Kristina Bere

Universitas Pertahanan RI

(Naskah diterima: 1 Januari 2023, disetujui: 31 Januari 2023)

Abstract

The purpose of this study was to see the correlation and determination with body size bali cattle aged 0 to 8 weeks. The sample used in this study were 20 female bali cattle. Observations were made since Bali cattle were 1 day old (0 weeks old) to 56 days (8 weeks old). The variables observed were body weight, chest circumference, gumba height, and body length. Analysis of the correlation coefficient and determination was calculated using the Minitab 17 application. The results showed that chest circumference was the best estimator of body weight compared to shoulder height and body length, this was evidenced by the correlation coefficient and determination at each age reaching (r = 0.752-0.959 ) and (R2= 56.55-91.97).

Keywords: determination, correlation, bali cattle, age

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan korelasi dan determinasi dengan ukuran tubuh sapi bali umur 0 sampai 8 minggu. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sapi bali betina sebanyak 20 ekor. Pengamatan dilakukan sejak sapi bali berumur 1 hari (umur 0 minggu) sampai 56 hari (umur 8 minggu). Variabel yang diamati adalah bobot badan, lingkar dada, tinggi gumba, dan panjang badan. Analisis koefisien korelasi dan determinasi dihitung menggunakan apalikasi Minitab 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar dada merupakan penaksir bobot badan terbaik dibandingkan tinggi pundak dan panjang badan, hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi dan determinasi disetiap umur masing-masing mencapai (r = 0.752-0.959 ) dan (R2= 56.55-91.97).

Kata Kunci : determinasi, korelasi, sapi bali, umur

I. PENDAHULUAN

opulasi sapi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 357.555 ekor (BPS Sulawesi Tenggara, 2021), yang sebagian besar merupakan bangsa sapi Bali.

Peningkatan produksi sapi Bali terus dikembangkan antara lain dengan meningkatkan manajemen pemeliharaan pedet dan sapi dara oleh peternak. Beberapa keunggulan ternak sapi bali yaitu memiliki

P

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

262

tingkat kematian pedet rendah (Kocu et al., 2019), dapat tumbuh di lingkungan yang buruk dan tidak selektif terhadap pakan (Amino et al., 2021), serta daya tahan tubuh yang baik dibadingkan sapi tropis lain (Zaenal dan Khairil, 2020).

Kabupaten Konawe Selatan merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi Tenggara yang memiliki populasi sapi bali yang cukup besar. Tahun 2020, menunjukkan bahwa secara keseluruhan populasi ternak sapi di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 59,404 ekor yang tersebar ditiap Kecamatan.

Populasi ini merupakan angka tertinggi ketiga dari 17 Kota/Kabupaten setelah kabupaten muna dan kabupaten konawe yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Salah satu kecamatan di Kabupaten Konawe Selatan yang turut memberikan sumbangsi populasi ternak sapi adalah Kecamatan Landono dengan tingkat populasi sebanyak 3,020 ekor (BPS Konawe Selatan, 2021). Kecamatan Landono merupakan salah satu daerah pemasok daging sapi di Kota Kendari.

Kebutuhan daging sapi terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan nutrisi (protein hewani), utamanya pada masa pandemi Covid-19. Masa

pandemi saat ini menyebabkan pola konsumsi makanan yang sehat semakin meningkat demi meningkatkan daya tahan tubuh agar tetap sehat. Salah satu ternak yang dapat menghasilkan daging berprotein adalah sapi bali. Berdasarkan uraian tersebut peternak dituntut untuk menghasilkan ternak sapi yang memiliki bobot badan yang besar dengan persentase karkas yang tinggi. Sehingga peternak harus memiliki penguasaan dan pengetahuan dalam menaksir bobot badan ternak utamanya pada saat masa pertumbuhan.

Besarnya bobot lahir pedet akan memberikan pengaruh terhadap tampilan bobot badan dan persentase karkas yang dihasilkan. Semkin besar bobot lahir pedet maka bobot badan dan ukuran tubuh yang dihasilkan semakin besar ketika mencapai usia dewasa.

Bobot badan sapi akan menentukan harga jualnya, samakin besar bobot badan maka semaikin besar pula harga jualnya.

Menentukan bobot badan ternak membutuhkan timbangan, namun ketika jumlah ternak tersebut dalam jumlah banyak dan peralatan yang tidak lengkap, sehingga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak efektif. Selain itu harga timbangan sapi yang relatif mahal, membuat tidak semua peternak dapat memilikinya. Cara lain dalam mementukan

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

263

bobot ternak adalah dengan melakukan penaksiran bobot badan melalui ukuran tubuh yaitu lingkar dada, tinggi pundak, dan panjang badan. Lebih lanjut dinyatakan oleh Sugeng (1992), bahwa dimensi tubuh merupakan faktor yang erat dengan penampilan tubuh seekor ternak, dimensi tubuh sering kali digunakan di dalam melakukan seleksi bibit, mengetahui sifat keturunan, tingkat produksi maupun dalam menaksir bobot badan.

Penaksiran bobot badan diperlukan dalam upaya membantu pelaksanaan seleksi pedet lebih awal. Salah satu kriteria seleksi yang umum dilakukan oleh peternak adalah bobot badan ternak. Bobot badan ternak diduga memiliki hubungan dengan ukuran tubuh ternak, dimana hubungan ini juga dipengaruhi oleh umur. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan koefisien korelasi dan determinasi bobot badan dengan ukuran tubuh sapi bali umur 0-8 minggu.

II. METODE PENELITIAN 2.1 Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi bali betina sebanyak 20 ekor umur 0 minggu. Alat yang digunakan adalah timbangan digital kapasitas 1.5 ton untuk menimbang bobot badan, tongkat ukur untuk mengukur tinggi gumba, pita ukur digunakan

untuk mengukur lingkar dada dan panjang badan.

2.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan berjenis kelamin betina. Pengambilan sampel (sapi bali) berlokasi di Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tengara. Adapun variabel yang diamati yaitu bobot badan, dan ukuran tubuh yaitu lingkar dada, tinggi pundak, dan panjang badan.

Penimbangan dan pengukuran ukuran tubuh dilakukan dengan cara:

a. Bobot badan 0 minggu diperoleh dengan menimbang pedet kurang dari 24 jam setelah melahirkan. Penimbangan bobot badan selanjutnya dilakukan setiap minggu sekali sampai umur ke-8 minggu.

b. Lingkar dada diukur menggunakan pita ukur yang dilakukan dengan cara melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu.

c. Tinggi gumba diukur dengan menggunakan tongkat ukur, dengan cara mengukur jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak pundak belakang punuk.

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

264

d. Panjang badan diukur dengan pita ukur dari pangkal tulang pinggul sampai pangkal tulang leher.

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan sapi Bali menggunakan metode korelasi sederhana menurut (Sugiyono, 1999). Mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel (bobot badan dan ukuran tubuh) dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan keduanya menggunakan metode determinasi.

Perhitungan korelasi dan determinasi diolah menggunakan aplikasi Minitab 17.

Gambar 1. Ukuran Dimensi Tubuh (LD=

Lingkar Dada; TG= Tinggi Gumba; PB=

Panjang Badan) III. HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Bobot Badan dan Ukuran Tubuh

Bobot badan dan ukuran tubuh (lingkar dada, tinggi gumba, dan panjang badan) sapi

bali betina umur 0 sampai 8 minggu di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan pada penelitian ini, Tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi bobot badan dan ukuran tubuh sapi bali umur 0-8 minggu

Umur (mingg u)

Karakteristik BB

(KK%)

LD (KK%)

TG (KK%)

PB (KK%)

0

12.95±1.

88 (14.50)

68.85±2.

11 (3.06)

58.90±1.

45 (2.46)

53.65±1.

46 (2.72)

I

17.40±2.

21 (12.70)

69.30±2.

18 (3.14)

60.05±1.

50 (2.50)

54.60±1.

60 (2.94)

II

21.65±2.

52 (11.63)

70.60±2.

26 (3.20)

61.10±1.

33 (2.18)

55.15±1.

66 (3.02)

III

25.95±2.

74 (10.57)

71.80±2.

26 (3.15)

62.70±1.

34 (2.14)

56.10±1.

86 (3.32)

IV

30.35±2.

87 (9.46)

72.75±2.

55 (3.51)

64.25±1.

52 (2.36)

56.95±2.

09 (3.67)

V

35.00±3.

24 (9.27)

73.95±2.

58 (3.50)

65.90±1.

68 (2.55)

57.90±2.

20 (3.80)

VI

40.40±3.

63 (8.99)

75.80±2.

57 (3.39)

67.35±1.

69 (2.52)

59.15±2.

41 (4.08)

VII

46.15±4.

04 (8.76)

77.80±2.

55 (3.27)

69.10±1.

92 (2.77)

60.20±2.

40 (3.98)

VIII

52.35±4.

38 (8.37)

80.20±2.

38 (2.96)

71.05±2.

11 (2.98)

61.55±2.

65 (4.30) Keterangan : KK=Koefisien Keragaman (%);

BB=Bobot Badan (kg); LD=Lingkar Dada (cm); TG=Tinggi Gumba; PB=Panjang Badan (cm)

Bobot badan sapi bali 0 minggu (bobot lahir) mencapai 12.95 kg dan boot badan umur VIII minggu mencapai 52.35 kg. Hal ini sesuai

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

265

dengan penelitian Talib (2002), bahwa bobot lahir sapi Bali di Sulawesi Tenggara adalah 12-13 kg, Nusa Tenggara Timur 10.5-15 kg dan Provinsi Bali 16-18 kg. Seiring bertambahnya umur bobot badan, lingkar dada, tinggi gumba, dan panjang badan sapi bali juga bertambah, Tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Pertumbuhan Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Sapi Bali Umur 0-8 minggu Korelasi dan Determinasi

Hubungan ukuran tubuh dan bobot badan ternak sapi bali dapat dilihat tingkat keeratannya dengan menghiting nilai koefisien korelasi dan determinasi. Nilai Koefisien korelasi menunjukkan nilai keeratan hubungan antara variabel pengamatan bobot badan dengan ukuran tubuh. Nilai koefisien determinasi bertujuan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau antara bobot badan variabel Y dengan ukuran

tubuh adalah variabel X (lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan) sapi bali betina Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan, tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan sapi bali umur 0-8 minggu

Vari abel

Umur (minggu)

0 I II III IV V VI VI I

VI II

B B- L D

r 0.9 40

**

0.7 72

**

0.7 52

**

0.7 11

**

0.8 03

**

0.8 97

**

0.9 12

**

0.9 28

**

0.9 59

**

R

2

88.

36 59.

60 56.

55 50.

55 64.

48 80.

46 83.

17 86.

12 91.

97

B B- T G

r - 0.1

38 - 0.1 01

- 0.1 93

- 0.2

62 - 0.2

02 - 0.1

64 0.0 96

0.2 02

0.3 22 R

2

1.9 0

1.0 2

3.7 2

6.8 6

4.0 8

2.6 9

0.9 2

4.0 8

10.

37

B B- PB

r 0.1

66 - 0.0 71

- 0.1 50

- 0.1

33 - 0.1

99 - 0.1

88 - 0.0 31

- 0.1

28 - 0.0 58 R

2

2.7 6

0.5 0

2.2 5

1.7 7

3.9 6

3.5 3

0.1 0

1.6 4

0.3 4 Keterangan : r= Koefisien Korelasi; R2= Koefisien Determinasi; BB=Bobot badan; LD=Lingkar Dada;

TG=Tinggi Gumba; PB=Panjang Badan; **= Sangat Signifikan (P<0.001)

Hasil penelitian menunjukkan lingkar dada memiliki hubungan positif dan kuat (umur I, II, III) serta sangat kuat (umur 0, IV, V, VI, VII, VIII) terhadap bobot badan sapi Bali. Nilai kofisien korelasi secara berurutan dari rendah ke tinggi yaitu 0.711 (umur III

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

266

minggu), 0.752 (umur II minggu), 0.772 (umur I minggu), 0.803 (umur IV minggu), 0.897 (umur V minggu), 0.912 (umur VI minggu), 0.928 (umur VII minggu), 0.940 (umur 0 minggu), dan 0.959 (umur VIII minggu).

Sedangkan korelasi antara bobot badan dengan tinggi gumba secara umum memiliki hubungan negatif sangat rendah (umur 0, I, II, III, IV, dan V), positif sangat rendah (umur VI) dan positif rendah rendah (umur VII dan VIII).

Panjang badan memiliki hubungan positif sangat rendah (umur 0 minggu) dan negatif sangat rendah (umur I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII).

Berdasarkan data hasil penelitian lingkar dada merupakan penduga terbaik dalam penaksiran bobot badan dibandingkan ukuran tubuh yang lain. Hal ini dibuktikan dengan korelasi yang diperoleh positif kuat dan positif sangat kuat pada setiap umur. Ni’am et al., (2012) juga telah membuktikan adanya korelasi yang sangat kuat dan positif antara bobot badan dengan lingkar dada (r = 0,96) pada sapi yang diteliti. Badaruddin et la., (2020), menyatakan bahwa lingkar dada adalah ukuran tubuh terbaik dalam menentukan dan memperkirakan berat badan ternak ruminansia, sehingga biasanya digunakan sebagai salah satu kriteria seleksi.

Hasil penelitian (Tabel 2) menunjukkan bahwa koefisien determinasi bobot badan dengan ukuran tubuh sapi Bali umur 0-8 minggu, maka lingkar dada merupakan penduga yang terbaik dibandingkan dengan tinggi pundak dan panjang badan. Hal ini dikarenakan lingkar dada memiliki nilai determinasi (R2) yang lebih tinggi pada setiap umur dibandingkan dengan tinggi pundak dan panjang badan. Tingginya persentase determinasi bobot badan dengan lingkar dada sejalan dengan hasil analisis koefisien korelasi yang memiliki hubungan positif dan sangat kuat dan kuat, sehingga lingkar dada sangat cocok digunakan untuk manaksir bobot badan atau dalam pendugaan bobot badan seekor ternak sapi. Menurut Victori et al. (2016), bobot badan calon pejantan sapi Bali memiliki nilai determinasi sebesar 75,5% lebih tinggi bila dibandingkan dengan ukuran tubuh yang lain (panjang badan dan tinggi pundak).

Warmadewi et al. (2020) menyatakan bahwa lingkar dada lebih baik digunakan sebagai kriteria seleksi dari pada panjang badan dan tinggi piundak

IV. KESIMPULAN

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh sapi bali betina (lingkar dada, tinggi gumba, dan panjang badan) dengan bobot badan,

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (261-267)

267

lingkar dada merupakan ukuran tubuh yang paling erat dengan bobot badan. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi dan determinasi yang diperoleh pada setiap umur masing-masing mencapai (r = 0.752-0.959 ) dan (R2= 56.55-91.97).

DAFTAR PUSTAKA

Amiano, K., Yemima & D. D. K. Sari.

Produktivitas sapi bali jantan yang dipelihara pada lahan gambut basah.

ZIRAA’AH. Vol. 46 (2); 144-149.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Selatan. 2021. Kabupaten Konawe Selatan dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Selatan.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara.

2021. Sulawesi Tenggara dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara.

Badaruddin, R., M. A. Pagala, F. Nasiu, H.A.

Hadini, Syamsuddin, & M. Akramullah.

2020. Characteristics of body weight and body size of Bali cattle aged 0 - 8 weeks in Sub-district Landono, Konawe Selatan Regency. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 465 (2020), pp 1- 6.

Kocu, N., R. Priyanto, Salundik, & Jakaria.

2019. Produktivitas Sapi Bali Betina dan Hasil Persilangannya dengan Limousin dan Simmental yang di Pelihara Berbasis Pakan Hijauan di Kabupaten Keerom Papua. Jurnal Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. Vol. 07 (1); 29- 34.

Ni’am, H. U. M., A. Purnomoadi & S.

Dartosukarno. 2012. Hubungan Antara Ukuran-Ukuran Tubuh Dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina Pada Berbagai

Kelompok Umur. Animal Agriculture Journal. Vol. 1(1): 541-556.

Sugeng, Y.B. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sugiyono. 1992. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Talib, C. 2002. Bali cattle in the breed source area and its opportunity to be developed.

Wartazoa. Vol. 12(3), 100-107.

Victori, A., E. Purbowati & C. M. S. Lestari.

2016. Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan.

Warmadewi, D.A., N.W.T. Inggriati, I.N.

Budiana & I.G.N.G. Bidura. 2020.

Performance of Bali heifers based on body dimensions in Nusa Penida Island, Bali Province, Indonesia. International Journal of Fauna and Biological Studies.

Vol. 7(1): 29-31.

Zaenal, H.M. & M. Khairil. 2020. Sistem manajemen kandang pada peternakan sapi bali di CV Enhal Farm. Jurnal Peternakan Lokal. Vol. 2(1): 15-19.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa iklan web series Space # “Kenapa Belum Nikah?” memiliki pengaruh yang positif terhadap brand awareness JD.ID, hal tersebut dibuktikan dengan

Faktor kedua yang mempengaruhi adalah Debt to Equity Ratio, DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri karena semakin tinggi penggunaan

Salah satu metode pembelajaran yang dilatarbelakangi permainan dalam salah satu situs Depdiknas adalah metode Crush Word (tebak kata )(www.dikmegnum.go.id ). Tebak

Melalui uraian tersebut, dapat dibuah kriteria sebuah kata atau frasa termasuk mengandung metafora, yaitu (1) mengalami perubahan dari makna dasarnya setelah dilihat

Dinyatakan selanjutnya bahwa yang dimaksud dengan Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar

Bila Ujian Terbuka Disertasi tidak dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 2 (dua) semester setelah Ujian Tertutup Disertasi yang disebabkan oleh ketidaksiapan promovendus, maka

Sama halnya dengan hubungan perubahan penutupan/penggunaan lahan terhadap jarak jalan, pembukaan lahan untuk perkebunan juga dilakukan pada area yang jaraknya masih dekat

Angka kelahiran spesifik merupakan perbandingan antara jumlah individu yang dilahirkan pada kelas umur tertentu selama satu periode waktu dengan jumlah induk pada kelas