• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 0900907 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 0900907 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya pernah di kenal sebagai Parijs of Java oleh Raffles. Dalam pembagian wilayahnya, Kota Bandung pada awalnya terbagi ke dalam tiga wilayah yaitu

“Di bagian selatan jalan utama adalah kota yang lebih tua, terpusat pada alun-alun dimana kantor dan kediaman Bupati. Berikutnya, diantara jalan utama dan jalur kereta api serta di sisi utara jalur kereta api adalah wilayah perdagangan utama. Di sebelah barat alun-alun terletak pasar utama kota (Pasar Baru) dan di sebelah timur alun-alun terletak kawasan perkotaan tempat orang Eropa, lengkap dengan toko-toko, hotel dan kantor. Terakhir kawasan sebelah utara dan timur wilayah perdagangan tersebut adalah wilayah pinggiran tempat orang Eropa yang sebagian besar di bangun pada periode 1920an dan 1930an. Di wilayah ini terdapat sebagian besar sekolah, Sekolah Tinggi Teknik dan beberapa bangunan kantor yang penting (Smail, 2011: 3-4).”

Pada konteks saat ini Kota Bandung telah menjadi kota pariwisata semenjak dibukanya jalan tol Cipularang, menjadi salah satu daerah yang

dikunjunginya adalah kawasan Bandung Utara, karena selain terdapat F.O, ada juga tempat bersejarah seperti Gedung Sate yang menjadi tempat pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan juga ada tugu Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

(2)

Setelah proklamasi kemerdekaan dengan melalui sidang PPKI 1 pada tanggal 18 Agustus 1945 mulai diangkatnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Guna mengantisipasi datangnya tentara sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia. Kemudian untuk memperkuat pertahanan dalam negeri karena khawatir akan timbul kembali serangan dari Negara asing maka mulai di bentuk badan pertahanan Badan

Keamanan Rakyat yang Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah ini pada tanggal 30 Agustus 1945.

“Badan Keamanan Rakyat ini disahkan oleh pemerintah pada tanggal 30

Agustus 1945. Badan ini bukan tentara akan tetapi adalah sebuah badan atau Korps Pejuang Bersenjata, dengan tujuan untuk menjamin kententraman umum. BKR ini merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang yang pusatnya didirikan pada tanggal 20 Agustus 1945 (DisjarahDAM VI/Siliwangi, 1979: 11)”

Selain dibentuknya Badan Keamanan Rakyat oleh pemerintah, terdapat juga beberapa badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat seperti Badan-Badan Kelasykaran Hizbullah, Fisabilillah, Pemuda Republik Indonesia dan sebagainya. Namun ketika BKR dengan badan Kelasykaran berjalan beriringan maka menimbulkan ketidak sepahaman. Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 mulai dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini

berdasarkan Maklumat Pemerintah RI No 6 yaitu Tentara Keamanan Rakyat dibentuk untuk memperkuat perasaan Keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat oleh Ir. Soekarno (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979:29). Sedangkan untuk keanggotaan dari Tentara Kemanan Rakyat menurut Ketua Komiter Nasional Pusat, Mr. Kasman Singodimejo diantara lain :

(3)

Hindia-Belanda dan Heiho, Kaigun-Heiho, Barisan Pemuda, Hisbullah, pelopor, dan lain-lainnya baik yang sudah maupun yang belum pernah memperoleh latihan militer, supaya selekas-lekasnya mendaftarkan diri pada kantor BKR di ibu kota kabupaten masing-masing, atau pada badan lain-lainnya yang ditunjuk oleh Presiden (Kepala Daerah) atau wakilnya Merdeka ! (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 30)”

Pembentukan-pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini terbagi dalam Komandemen-komandemen yang di dalamnya terdapat beberapa divisi.

Komandemen Jawa Barat meliputi wilayah Jawa Barat dan Jakarta Raya. (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 31). Komandemen ini membawahi sekitar 13 Resimen di seluruh wilayah Jawa Barat.

Situasi politik di Indonesia pada awal kemerdekaan mengalami ketidakstabilan. Pada saat itu tepatnya tanggal 12 Oktober 1945 mulai masuknya tentara Sekutu yang di pimpin oleh Brigade Mc. Donald dari Divisi ke 23 ke Kota Bandung dengan menggunakan kereta api (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 42). Pada awalnya tentara sekutu datang ke Bandung ini bertujuan untuk membebaskan tentara sekutu yang ditahan pada masa penjajahan Jepang. Namun ketika militer Indonesia mengetahui bahwa ada kepentingan Belanda untuk menjajah kembali maka timbul perlawanan dari Masyarakat dan Militer.

Mulailah beberapa pertempuran yang terjadi di Kota Bandung Utara seperti penyerbuan kedudukan-kedudukan sekutu oleh Batalyon II Resimen 9 di kompleks – kompleks UNPAD pada tanggal 1 Desember 1945, pada tanggal 6 Desember Bandung Utara mengalami penyerbuan oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Batalyon I Res. Kompi Slamet dan badan perjuangan (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 46).

Setelah tahun 1946 pun keadaan di Indonesia khususnya di Bandung sedang tidak stabil karena pendudukan Tentara Netherlands Indies Civil

(4)

rumahnya lalu kemudian di bakar hingga peristiwa tersebut disebut Bandung Lautan Api.

Pasca peristiwa Bandung Lautan Api inilah perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia tidak berhenti sampai disitu. Keadaan keamanan di Indonesia khususnya di Jawa Barat sedang tidak stabil inilah para pejuang untuk ekstra keras berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Ketika perjuangan dengan cara diplomatis mengalami kegagalan yaitu pada perjanjian Linggarjati tanggal 27 Maret 1947 ini memunculkan Agresi Militer I oleh Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Agresi Militer Belanda I yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 ini mencari sasaran tempat ekonomi yang subur salah satunya di daerah Jawa Barat pada umumnya dan Kota Bandung khususnya.

Agresi Militer Belanda yang pertama atau sering pula disebut Perang Kemerdekaan I (21 Juli 1947) terutama ditujukkan ke basis-basis pertahanan TNI dikota-kota dan sasaran ekonominya ditujukkan ke daerah-daerah yang subur, dimana terdapat pusat-pusat perusahaan Belanda dan perusahaan asing lainnya. Dengan kekuatan angkatan perang yang lengkap, pihak Belanda telah menghancurkan pertahanan TNI yang terdapat dikota-kota Jawa Barat mulai dari Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Subang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan Cirebon (Tim Penerangan Umum. 1972: 289).

Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda I terjadi, pertahanan TNI di Jawa Barat pun mengalami kehancuran, namun pasukan tentaranya sendiri belum dapat di binasakan (Tim Penerangan Umum. 1972: 290). Pada tanggal 8 Desember 1947 Indonesia dan Belanda melakukan perundingan di atas Kapal Renville milik Amerika yang kemudian perundingan tersebut dinamakan Perundingan Renville

yang membahas mengenai batas wilayah Indonesia setelah terjadinya Agresi Militer Belanda I, ini yang merugikan pihak Indonesia karena hasil dari

(5)

Divisi Siliwangi yang berjuang di Jawa Barat harus hijrah ke Jawa Tengah dengan melakukan Long March demi mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia. Pada tahun 1948 pun Belanda kembali menyerang ke Yogyakarta dengan Agresi Militer Belanda II nya sehingga perjanjian Renville ini kembali dilanggar oleh pihak Belanda maka tentara Divisi Siliwangi bebas untuk kembali ke Jawa Barat (Tim Penerangan Umum. 1972: 293).

Dari perjalanan sejarah Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948 ini tak lepas dari adanya peranan berbagai kalangan baik dari kalangan militer dalam hal ini Tentara Keamanan Rakyat hingga Tentara Nasional Indonesia dan kalangan Sipil yaitu masyarakat yang ikut membantu jalannya revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung Utara. Penulis tertarik untuk mengkaji peranan dari militer dan sipil ini karena tanpa peranan mereka, mungkin hingga saat ini Indonesia tidak akan lepas dari kekuasaan Belanda. Tokoh Militer dan Sipil yang akan penulis angkat untuk menjadi kajian penelitian ini adalah Kolonel Sukanda Bratamanggala sebagai Tokoh Militer, dan Tokoh Sipilnya penulis tertarik untuk mengangkat tokoh Raden Mas Sewaka karena beliau sebagai Gubernur Jawa Barat mengetahui bagaimana peristiwa yang terjadi di Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun waktu tahun 1945-1948.

Pada umumnya kajian sejarah lokal ini kurang diminati oleh para peneliti sejarah dengan alasan berdampak kecil bagi masyarakat sekitar maka banyak asumsi yang dikemukakan oleh para peneliti bila peristiwa yang lingkupnya kecil umumnya tidak menarik dan kurang penting, karena tidak mempunyai dampak secara skala nasional atau representatif bagi perkembangan nasional (Kartodirdjo,

1992 : 73-74). Maka dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis judul Penelitian “Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara

(6)

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan

pokoknya adalah “Bagaimana Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka

Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Kota Bandung Tahun 1945-1948 ?” dengan Batasan Masalahnya adalah :

1. Bagaimana Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada tahun 1945-1948?

2. Bagaimana Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di Bandung Utara Tahun 1945-1948?

3. Bagaimana dampak dari adanya Peranan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Bandung Utara Tahun 1945-1948 ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan dan batasan masalah ini, tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Menjelaskan Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada Tahun 1945-1948.

2. Menjelaskan Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di Bandung Utara Tahun 1945-1948.

3. Menjelaskan dampak dari Peranan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Bandung utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.

(7)

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran umum mengenai keadaan sosial politik pasca kemerdekaan Republik Indonesia dan Perjuangan Fisik pada masa revolusi di Bandung.

2. Memaparkan jalannya pertempuran Palagan Bandung yang terjadi di

Bandung Utara dari latar belakang, proses terjadinya, dan dampaknya. 3. Menambah kajian sejarah lokal di Kota Bandung selain dari Bandung

Lautan Api.

4. Menambah pengetahuan Masyarakat Kota Bandung untuk mendalami peristiwa sejarah yang terjadi di Bandung

5. Menambah kajian materi Kelas XII IPS mengenai Revolusi Fisik yang terjadi di Indonesia sesuai dengan Standar Kompetensi 1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru Kompetensi Dasar 1.1 Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembentukan pemerintahan Indonesia

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan penulis dalam penelitian skripsi ini, maka disusunlah struktur organisasi skripsi sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan secara terperinci mengenai latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini akan dipaparkan mengenai berbagai topik pembahasan yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Tentunya

berbagai sumber-sumber literatur ini akan lebih dijelaskan disini.

Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini penulis mulai melakukan

(8)

Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari tahap persiapan sampai penelitian berakhir akan diuraikan secara terperinci.

Bab IV Pembahasan, Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam pembahasan ini akan dibahas sesuai dengan judul penelitian mengenai “Peranan Tokoh Militer dan Sipil Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia

Tahun 1945-1948.”

Bab V Kesimpulan, dalam tahap ini penulis menuangkan interpretasi setelah menganalisis hasil penelitian tersebut berisi sebuah kesimpulan secara menyeluruh dan menggambarkan Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan

mengartikan pembelajaran model jigsaw sebagai sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang

sebagai negara aliansi barat mampu menjalin kerjasama kontra.. terorisme dengan Indonesia yang merupakan negara yang. secara mayoritas penduduknya menganut agama Islam.

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BELITUNG TiMUR SELAKU PENGGUNA ANGGARAN TENTANG PENETAPAN RENCANA UMUM

Maka Jika Kita Modal 1000 usd akun Roboforex Pro Cent atau modal (Rp.10.000.000) Dengan Multi Lot penyelamatan akun tebar Jaring kuat sampai 5 level ini yang saya namanakan teknik

Dengan tujuan agar praktik drg tersebut dikenal di masyrakat luas, maka hal yang perlu disiapkan adalah perizinan praktek dari dokter tersebut yang meliputi mengikuti ujian

pembangunan rumah susun sewa yang dibangun pada lembaga swasta, institusi lembaga pendidikan milik swasta, yayasan, badan usaha milik swasta akan diproses penyelesaian asetnya

Pemilik dari rumah terbakar, seorang lelaki kaya yang memanggil anak- anaknya yang sedang bermain dan tidak menyadari akan bahaya dalam rumah terbakar itu, jika mereka mau keluar