Oleh :
Laras Kartika Ratri
NRP. 2508100029
Pembimbing :
Iwan Vanany ST., MT., Ph.D
Analisis Proses Bisnis dan Risiko dengan Kerangka Kerja
ARIS di Instalasi Gawat Darurat
Latar Belakang
•
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
•
Pemerintah perlu berperan didalam pengembangan
pelayanan kesehatan.
•
Banyaknya yang masih berobat ke luar negeri, dan
laporan ketidaknyamanan layanan rumah sakit kerap
terjadi di Rumah sakit di Indonesia.
•
Terlihat bahwa, Rumah Sakit di Indonesia belum
Latar Belakang (2)
Pelayanan Rumah Sakit yang ada di Indonesia belum
memadai
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan: “Setiap
tahunnya, ada sekitar puluhan ribu pasien dari berbagai penjuru Tanah Air yang mencari layanan medis
ke luar negeri “ (Kompas,
2012)
Banyaknya permasalahan seperti :
pasien gawat yang tidak segera ditangani, kurangnya resource, proses administrasi yang panjang,
dan jumlah bed yang tidak mencukupi.
PERBAIKAN
PROSES BISNIS
No. Unit % 1 IGD 27,77 2 Rawat Jalan 18,51 3 Rawat Inap 16,71 4 Rekam Medik 11,11 5 Radiologi 3,7 6 Kerjasama 3,7 7 Laboratorium 3,7 8 Keuangan 3,7 9 Sanitasi 3,7 10 IPS 3,7 11 Satpam 3,7 Komplain pelanggan Rumah Sakit tahun 2011Latar Belakang (3)
PASIEN DALAM
KEADAAN GAWAT
PASIEN DALAM
KEADAAN TIDAK
GAWAT
PROSES
BISNIS
PASIEN RAWAT
JALAN
PASIEN RAWAT
INAP
PASIEN
MENINGGAL
INPUT
OUTPUT
Latar Belakang(4)
• Penelitian di proses bisnis Rumah sakit telah banyak dilakukan.
• Belum ditemukan penelitian yang menganalisis risiko dan memperbaiki proses bisnis di RS • Penelitian ini berupaya menutup gap penelitian dengan menganalisis proses bisnis dan
risiko di Rumah sakit.
Kwak (2002)
Bertolini (2011)
Shim(2010)
Membuat perencanaan strategis dalam
pengembangan proses bisnis infrastruktur dengan
pendekatan Multicriteria Mathematical
Programming (MCMP)
Menerapkan metode proses bisnis pada bangsal di
poli bedah Rumah Sakit, guna meningkatkan
efisiensi bangsal menggunakan EPC
Menganalisis proses bisnis pada Emergency Care
menggunakan Pemetaan Proses Bisnis EPC
Perumusan Masalah
Menganalisis proses bisnis dan risiko dengan
kerangka kerja ARIS di Instalasi Gawat Darurat
Tujuan Penelitian
Membuat model proses bisnis eksisting (as-is) dan
kedepannya (to be) untuk Instalasi Gawat Darurat
Mengidentifikasi, menganalisa, dan memitigasi risiko yang ada
pada Instalasi Gawat Darurat.
Manfaat Penelitian
Penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak
Rumah sakit untuk memperbaiki proses bisnisnya dan
Ruang Lingkup
Batasan
Proses perbaikan yang dilakukan hanya berupa usulan
kebijakan dan tidak sampai tahap implementasi.
Data laporan yang diambil adalah Januari 2012-Oktober
2012
Penelitian hanya dilakukan pada rangkaian proses bisnis
Instalasi Gawat Darurat non kandungan VK (Verband
Kammer)
Asumsi
Data pada Januari-Oktober 2012 cukup menggambarkan kinerja
EPC
RCA
ETA
BCR
Digunakan untuk
mengkonfigurasi atau melakukan
evaluasi dan analisis terhadap
pelaksanaan proses bisnis dan
untuk perbaikan proses bisnis.
Menggambarkan penyebab
terjadinya hal yang tidak
diinginkan berkaitan dengan
performansi proses bisnis yang
digambarkan dengan diagram
pohon
Digunakan untuk
mengukur keuntungan
perbaikan yang telah
dilakukan
Digunakan untuk
mengidentifikasi dan
menentukan akar penyebab
METODELOGI
PENELITIAN
Melakukan pengumpulan data baik melalui wawancara maupun observasi
pada objek amatan
Memodelkan proses menggunakan metode ARIS berdasarkan data yang telah dikumpulkan sebagai kondisi as-is
Identifikasi proses kritis dan risiko di dalamnya
Analisis penyebab risiko dalam proses kritis menggunakan Root Cause Analysis dan Event Tree Analysis
A Start
Tahap Pengumpulan
dan Pengolahan
Memodelkan proses bisnis to-be
A
Tahap Analisis Hasil
Pengolahan Data
B
Membandingkan proses bisnis kondisi as-is dengan kondisi
to-be
YES
Kesimpulan dan
Saran
B
Tahap Kesimpulan
dan Saran
End
Menganalisis risiko dan
perencanaan mitigasi
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
Event-driven Process Chain
Pasien Membutuhkan Pemeriksaan Pendaftaran pasien Triase Ditetapkan Petugas Rekam Medis TRIASE Petugas Triase (Perawat) XOR Pasien Kode Biru Pasien Kode Merah Pasien Kode Kuning Pasien Kode Hijau Dokter Jaga Perawat Penanganan kegawatdaruratan dilakukan Bed Alat Medis Dokter Jaga Dokter Spesialis Konsultasi dilakukan Obat-obatan X Komputer Alat tulis Alat tulisPetugas UGD melakukan Manajemen ABC untuk
menangani kegawatdaruratan pasien di ruang resultasi Dokter Jaga Berkonsultasi Dengan Dokter Spesialis
Event-driven Process Chain(2)
Tindakan Medis Bed Alat Medis Obat-obatan X Pelayanan Bedah Pelayanan Lab PK Pelayanan Radiologi V Pelayanan Medis Selesai Dilakukan XOR Pasien dinyatakan meninggal Pasien dinyatakan rujuk Pasien dinyatakan MRS XOR Pasien dinyatakan KRS Pasien Membayar biaya Pelayanan IGD Pasien Selesai Membayar Kasir IGD Pasien Keluar IGD Pelayanan bedah dilakukan pada bedah central Pelayanan lab dilakukan pada laboratorium central Pelayanan radiologi dilakukanpada radiologi central Alat Medis Alat Medis Dokter bedah Perawat Dokter Dokter anestesi Laborat Perawat Dokter radiologi Perawat Komputer Alat tulisIdentifikasi Risiko
Jenis Proses Penanggung
jawab Kode Risiko
Triase Petugas Triase
A1 Pasien melakukan komplain pada saat triase
A2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat triase
Pendaftaran pasien Petugas Rekam
Medis B1
Pasien komplain pada saat pendaftaran
Penanganan
kegawat daruratan Dokter jaga
C1 Pasien komplain pada saat penanganan kegawatdaruratan
C2 Pasien di rujuk
C3
Tertular/ terinfeksi penyakit pasien pada saat penanganan
kegawatdaruratan
Konsultasi pada
dokter spesialis Dokter spesialis D1 Keadaan pasien memburuk
Penindakan medis Dokter, perawat
E1 Pasien komplain pada saat penindakan medis
E2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat penindakan medis
Pembayaran biaya pelayanan
Pegawai
administrasi F1
Pasien komplain pada saat administrasi pembayaran
Mengidentifikasi
risiko pada setiap
prosesnya
Risk Assesment
Setelah
mengidentifikasi
risiko, lalu
menghitung nilai
RPN
Peluang Dampak RPNA2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat triase 3 4 12 Pendaftaran
pasien
Petugas
Rekam Medis B1 Pasien komplain pada saat pendaftaran 5 4 20
C1 Pasien komplain pada saat penanganan
kegawatdaruratan 5 4 20
C2 Pasien di rujuk 4 3 12
E1 Pasien komplain pada saat penindakan medis 4 5 20
Pembayaran biaya pelayanan
Pegawai administrasi F1
Pasien komplain pada saat administrasi
pembayaran 3 3 9
3 5 15
4 12
Pasien melakukan komplain pada saat triase 1 4 4
Keadaan pasien memburuk Penanganan kegawat daruratan Dokter jaga 6 2 3 D1
C3 Tertular/ terinfeksi penyakit pasien pada saat
penanganan kegawatdaruratan 3 Penindakan medis Dokter, perawat Kode Triase
Risiko Risk Assessment
Konsultasi pada dokter
Petugas Triase
Dokter spesialis
E2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat penindakan medis
A1 Jenis Proses Penanggung
Root Cause Analysis
Risiko Why I Why II Why III Why IV
Pasien melakukan komplain pada saat pendaftaran pasien
Waktu tunggu lama
Pendaftaran pasien hanya ditangani oleh 1
orang
Kekurangan resource untuk
menangani pendaftaran pasien Banyak pasien yang
datang di waktu bersamaan
Sikap petugas tidak menyenangkan
Kurangnya pembinaan SDM untuk kode etik
profesi Kurangnya pengawasan (supervisor) Supervisor tidak ada ditempat Beban kerja yang
padat Petugas mengalami kelelahan Kekurang an resource
Identifikasi
penyebab risiko
menggunakan RCA
Root Cause Analysis (2)
Risiko Why I Why II Why III
Pasien melakukan komplain pada saat penanganan
kegawatdaruratan.
Pasien tidak segera ditangani
Jumlah resource kurang
Jumlah petugas terbatas Banyak pasien yang datang
diwaktu bersamaan
Obat yang dibutuhkan tidak tersedia di IGD
Tempat persediaan obat jauh dari letak IGD saat ini, sehingga proses pengambilan
lama Alat yang dibutuhkan tidak
tersedia
Belum ada anggaran untuk membeli alat medis canggih
Terapi yang diberikan salah sehingga berakibat
fatal
Pasien tidak ditangani sesuai prosedur
Ketidaktelitian petugas dalam penanganan pasien Kurangnya pengetahuan
petugas Keadaan pasien ketika datang
sudah tidak stabil
Sikap petugas tidak menyenangkan
Kurangnya pembinaan SDM untuk kode etik profesi Kurangnya pengawasan
(supervisor) Supervisor tidak ada ditempat Beban kerja yang padat Kekurangan resource
Root Cause Analysis (3)
Risiko WhyI Why II Why III Why IV
Pasien Komplain pada saat penindakan medis
Proses penindakan medis tidak efisien
Penindakan medis pada laboratorium membutuhkan
waktu yang panjang
Membutuhkan waktu untuk mengambil spesimen pasien
hingga mendiagnosa
Membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendiagnosa
agar hasil akurat Resource pada laboratorium
terbatas
Penindakan medis pada radiologi membutuhkan waktu
yang panjang
Membutuhkan waktu untuk mengantar pasien ke radiologi
untuk pemeriksaan hingga hasil diagnosa diantarkan ke
IGD
Membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendiagnosa
agar hasil akurat Resource pada laboratorium
terbatas
Penindakan medis pada bedah membutuhkan proses yang
lama
Resource pada ruang OK bedah terbatas Ruang bedah tidak berada di
dalam IGD sehingga memerlukan waktu proses
pemindahan pasien
Keadaan pasien memburuk pada saat penindakan
medis.
Terapi yang diberikan salah sehingga berakibat fatal
Tindakan tidak sesuai prosedur Ketidaktelitian petugas Keadaan pasien ketika datang
sudah tidak stabil
Sikap petugas tidak menyenangkan
Kurangnya pembinaan SDM untuk kode etik profesi Kurangnya pengawasan
(supervisor) Supervisor tidak ada ditempat
Event Tree Analysis
Pasien melakukan komplain pada saat pendaftaran pasien
Waktu tunggu lama
Sikap petugas tidak menyenangkan
Banyak pasien yang datang di waktu
bersamaan
Kurangnya pembinaan SDM untuk kode etik
profesi
Kurangnya pengawasan (supervisor)
Beban kerja yang padat Supervisor tidak ada ditempat Petugas mengalami kelelahan Kekurangan resource Pendaftaran pasien hanya ditangani oleh 1 orang Kekurangan resource untuk menangani pendaftaran pasien
Setelah melakukan
identifikasi risiko
dengan RCA, lalu
digambarkan dalam
ETA
Event Tree Analysis(2)
Pasien melakukan komplain pada saat penanganan kegawatdaruratan . Pasien tidak segera ditanganiTerapi yang diberikan salah sehingga berakibat fatal Sikap petugas tidak menyenangka n Jumlah resource kurang Obat yang dibutuhkan tidak tersedia di IGD Alat yang dibutuhkan tidak tersedia Jumlah petugas terbatas
Banyak pasien yang datang diwaktu
bersamaan
Tempat persediaan obat jauh dari letak IGD saat ini, sehingga proses
pengambilan lama Belum ada anggaran
untuk membeli alat medis canggih Pasien tidak ditangani sesuai prosedur Ketidaktelitian petugas dalam penanganan pasien Kurangnya pengetahuan petugas Kurangnya pembinaan SDM
untuk kode etik profesi
Kurangnya pengawasan (supervisor)
Beban kerja yang padat Supervisor tidak ada ditempat Kekurangan resource Keadaan pasien ketika datang sudah tidak stabil
Event Tree Analysis(3)
Keadaan pasien memburuk pada saat penindakan medis. Penindakan medis pada laboratorium membutuhka n waktu yang panjang Membutuhkan waktu untuk mengambil spesimen pasien hingga mendiagnosa Membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendiagnosa Resource pada laboratorium terbatas Membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendiagnosa Resource pada radiologi terbatas Penindakan medis pada radiologi membutuhka n waktu yang panjangMembutuhkan waktu untuk mengantar pasien ke radiologi
untuk pemeriksaan hingga mendiagnosa Terapi yang diberikan salah sehingga berakibat fatal Penindakan medis pada bedah membutuhkan proses yang lama Resource pada ruang OK bedah terbatas
Ruang bedah tidak berada di dalam IGD sehingga memerlukan waktu proses pemindahan pasien Ketidaktelitian petugas dalam penanganan pasien Tindakan tidak sesuai prosedur Keadaan pasien ketika datang sudah tidak stabil Sikap petugas tidak menyena ngkan Kurangnya pembinaan SDM
untuk kode etik profesi Kurangnya pengawasan (supervisor)
Beban kerja yang padat
Supervisor tidak ada ditempat Kekurangan resource Proses penindakan medis tidak efisien Pasien Komplain pada saat penindakan medis
Biaya Kerugian Rumah Sakit per Tahun pada
Tiap Prosesnya
Jenis Proses Kode Risiko RPN Nilai kerugian pertahun (Rp) Triase
A1
Pasien melakukan komplain
pada saat triase 4 Rp.5.255.455 A2 Tertular/ terinfeksi penyakit
pada saat triase 12 Rp.630.655 Pendaftaran pasien B1 Pasien melakukan komplain
pada saat pendaftaran pasien 20 Rp.65.930.455
Penanganan kegawat daruratan
C1
Pasien melakukan komplain pada saat penanganan
kegawatdaruratan
20 Rp.65.930.455
C2 Pasien di rujuk 12 Rp.5.863.867 C3
Tertular/ terinfeksi penyakit pasien pada saat penanganan
kegawatdaruratan
12 Rp.8.851.716 Konsultasi pada
dokter spesialis D1 Keadaan pasien memburuk 15 Rp.4.363.867 Penindakan medis
E1
Pasien melakukan komplain
pada saat penindakan medis 20 Rp.65.930.455
E2
Tertular/ terinfeksi penyakit
pada saat penindakan medis 6 Rp.8.851.716 Pembayaran biaya
pelayanan F1
Pasien komplain pada saat
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis Proses Bisnis
Pasien Membutuhkan Pemeriksaan Triase Ditetapkan TRIASE Dokter jaga Petugas Triase (Perawat) Alat tulis Pasien Membutuhkan Pemeriksaan Triase Ditetapkan TRIASE Petugas Triase (Perawat) Alat tulisTindakan Medis Bed Alat Medis Obat-obatan Pelayanan Bedah Cito Pelayanan Lab PK Cito Pelayanan Radiologi Cito V XOR Pelayanan bedah Cito Pelayanan Lab PK Cito Pelayanan radiologi cito Alat Medis Alat Medis Dokter bedah Perawat Dokter Dokter anestesi Laborat Perawat Dokter radiologi Perawat Tindakan Medis Bed Alat Medis Obat-obatan Pelayanan Bedah Pelayanan Lab PK Pelayanan Radiologi V XOR Pelayanan bedah dilakukan pada bedah central Pelayanan lab dilakukan pada laboratorium central Pelayanan radiologi dilakukanpada radiologi central Alat Medis Alat Medis Dokter bedah Perawat Dokter Dokter anestesi Laborat Perawat Dokter radiologi Perawat
Analisis Proses Bisnis
Identifikasi Risiko
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 A1 F1 A2, C3, E2 D1 C2 E1 B1, C1 Almost Certain Catastro -phic Major Moderate Minor Insignifi-cant Rare Unlikely Possible Likely L i k e l i h o o d Consequences Peluang Dampak RPNA2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat triase 3 4 12 Pendaftaran
pasien
Petugas
Rekam Medis B1 Pasien komplain pada saat pendaftaran 5 4 20 C1 Pasien komplain pada saat penanganan
kegawatdaruratan 5 4 20
C2 Pasien di rujuk 4 3 12
E1 Pasien komplain pada saat penindakan medis 4 5 20
Pembayaran biaya pelayanan
Pegawai administrasi F1
Pasien komplain pada saat administrasi
pembayaran 3 3 9
3 5 15
4 12 Pasien melakukan komplain pada saat triase 1 4 4
Keadaan pasien memburuk Penanganan kegawat daruratan Dokter jaga 6 2 3 D1
C3 Tertular/ terinfeksi penyakit pasien pada saat penanganan kegawatdaruratan 3 Penindakan medis Dokter, perawat Kode Triase
Risiko Risk Assessment
Konsultasi pada dokter
Petugas Triase
Dokter spesialis
E2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat penindakan medis
A1 Jenis Proses Penanggung
jawab
Setelah mendapatkan nilai
dampak, peluang dan RPN
selanjutnya diplotkan kedalam
tabel pemetaan risiko
Setelah diplotkan
kedalam tabel
pemetaan risiko, lalu
dibuat urutan mulai
dari nilai RPN yang
Peluang Dampak RPN I B1 Pasien komplain pada saat pendaftaran 5 4 20 II C1 Pasien komplain pada saat penanganan
kegawatdaruratan 5 4 20
III E1 Pasien komplain pada saat penindakan medis 4 5 20
IV D1 Keadaan pasien memburuk 3 5 15
V A2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat triase 3 4 12
VI C2 Pasien di rujuk 4 3 12
VII C3 Tertular/ terinfeksi penyakit pasien pada saat
penanganan kegawatdaruratan 3 4 12 VIII F1 Pasien komplain pada saat administrasi 3 3 9
IX E2 Tertular/ terinfeksi penyakit pada saat penindakan 2 3 6 X A1 Pasien melakukan komplain pada saat triase 1 4 4
Ranking Kode Risiko Risk Assessment
Analisis Penyebab Risiko
•
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap risk
assessment, RCA, dan ETA, diketahui risiko yang memiliki RPN tertinggi
adalah komplain yang dilakukan oleh pasien, lalu dicari akar penyebab
terjadinya komplain yang dilakukan oleh pasien dengan RCA metode 5
why method.
•
Hasil dari RCA tersebut digambarkan dalam diagram ETA untuk
Analisis Penyebab Risiko
•
Komplain terjadi karena 3 penyebab utama antara lain waktu
tunggu yang lama, penanganan yang tidak sesuai dengan
prosedur,dan sikap petugas yang tidak menyenangkan.
Analisis Penyebab Risiko
•
Cara penanggulangan komplain untuk waktu tunggu yang lama yaitu
memperkerjakan petugas baru untuk membantu dalam proses
penanganan pasien.
•
Untuk lokasi penindakan medis, hendaknya dilakukan di Instalasi Gawat
Darurat, untuk mengurangi waktu tunggu yang lama, dan pasien dapat
ditangani segera.
•
Sedangkan untuk penanggulangan penanganan yang tidak sesuai
prosedur hendaknya dilakukan pembinaan pada petugas, agar
melakukan penanganan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
•
Untuk risiko komplain karena sikap petugas yang tidak menyenangkan,
hendaknya dilakukan pembinaan kode etik profesi agar meningkatkan
kesadaran dalam bersikap selama bertugas.
Perencanaan Mitigasi
Penyusunan perencanaan mitigasi untuk risiko komplain pada pendaftaran
pasien:
*Diketahui biaya kerugian akibat komplain pada pendaftaran pasien
sebesar Rp. 65.930.455 pertahun.
*Untuk menambah 1 pegawai untuk bagian pendaftaran pasien, rumah
sakit harus mengeluarkan biaya insentif sebesar Rp.1.750.000 per bulan.
*Setelah merekrut pegawai untuk bagian pendaftaran, maka biaya
kerugian berkurang menjadi Rp. 824.130,7 pertahun.
Perhitungan:
B = tingkat keefektifan rencana mitigasi B = (nilai kerugian pada 1 jenis
risiko – nilai sisa kerugiannya)
Perencanaan Mitigasi (2)
Penyusunan perencanaan mitigasi untuk risiko komplain pada penanganan
gawat darurat:
*Diketahui bahwa biaya dampak untuk komplain pada pendaftaran pasien
sebesar Rp. 65.930.455 per tahun.
*Untuk menambah 1 perawat untuk harus mengeluarkan biaya insentif
sebesar Rp. 1.927.400 per bulan.
*Setelah merekrut perawat untuk menangani gawat darurat agar tidak
terjadi waktu tunggu yang lama, maka biaya kerugian berkurang menjadi
Rp. 824.130,7 per tahun .
Perhitungan:
B = tingkat keefektifan rencana mitigasi B = (nilai kerugian pada 1 jenis
risiko – nilai sisa kerugiannya)
Perencanaan Mitigasi (3)
Penyusunan perencanaan mitigasi untuk risiko komplain pada penindakan
medis.
*Diketahui bahwa biaya dampak untuk komplain pada penindakan medis
sebesar Rp. 65.930.455 per tahun
*Untuk menambah 1 perawat untuk , rumah sakit harus mengeluarkan
biaya insentif sebesar Rp. 1.927.400 per bulan.
*Setelah merekrut perawat untuk bagian penindakan medis, maka biaya
kerugian berkurang menjadi Rp. 824.130,7 per tahun.
Perhitungan:
B = tingkat keefektifan rencana mitigasi B = (nilai kerugian pada 1 jenis
risiko – nilai sisa kerugiannya)
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Untuk penanggung jawab triase pada kondisi as-is ditangani oleh perawat.
Seharusnya proses triase ditangani oleh dokter agar tidak terjadi kesalahan
pengklasifikasian. Dan setelah dilakukan perbaikan,untuk proses selanjutnya (
to-be) proses triase ditangani oleh dokter dan perawat.
Pada proses as-is penindakan medis tidak dilakukan di Instalasi Gawat
Darurat, tetapi penindakan medis yang membutuhkan waktu cepat (cito)
dilakukan di laboratorium sentral, radiologi sentral dan bedah sentral. Proses
tersebut sangat tidak efektif dan menghabiskan waktu yang lama. Setelah
dilakukan perbaikan, untuk proses selanjutnya (to-be), ruang laboratorium
cito, ruang radiologi cito dan ruang bedah cito berada di dalam Instalasi
Gawat Darurat.
Kesimpulan
-Setelah penelitian dilakukan risiko yang didapatkan adalah komplain pada
pendaftaran pasien, komplain pada penanganan gawat darurat, dan
komplain pada tindakan medis.
-Komplain tersebut disebabkan oleh sikap petugas yang tidak
menyenangkan, penanganan tidak sesuai dengan prosedur, jumlah
resource yang terbatas, fasilitas yang tidak memadai.
-Beberapa perencanaan mitigasi telah dilakukan dengan melakukan
perhitungan Benefit Cost Ratio, sehingga didapatkan rekomendasi –
rekomendasi yang dapat diberikan kepada Rumah Sakit, yaitu merekrut
beberapa pegawai untuk proses pendaftaran pasien, proses penanganan
gawat darurat, dan proses penindakan medis dengan harapan dapat
meningkatkan efisiensi dan kinerja Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Haji
Surabaya.
Kesimpulan
Setelah melakukan perhitungan Benefit Cost Ratio , hasil yang didapatkan
setelah merekrut 1 orang petugas pendaftaran sebesar 3,100301 untuk
benefit cost rationya. Untuk merekrut 1 perawat pada proses penanganan
gawat darurat didapatkan nilai benefitt cost ratio sebesar 2,814946. Untuk
merekrut 1 perawat pada proses penindakan medis didapatkan nilai benefitt
cost ratio sebesar 2,814946. Nilai tersebut layak untuk direkomendasikan
pada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Haji.
Saran
Bagi Rumah Sakit
Bagi Penelitian Selanjutnya
Pihak rumah sakit perlu mempertimbangkan
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan, untuk mengurangi waktu antrian
pasien dan meminimasi risiko yang ada.
Masih perlu dilakukan penelitian pada performansi Instalasi lainnya untuk
penilaian kinerja Rumah Sakit secara keseluruhan dengan
DAFTAR PUSTAKA (1)
• Depkes. (2009). Indikator Kesehatan Indonesia. From:
<http://depkes.go.id/news/read/2012/07/06/61308/jumlah_rumah_sakit_Indonesia/#.UKD0 NWEpZWI>
• Analisadaily. (2012). Pelayanan IGD Rumah Sakit di Sumut Belum Berjalan Baik. From
<http://www.analisadaily.com/news/read/2012/07/06/61308/pelayanan_igd_rumah_sakit_d i_sumut_belum_berjalan_baik/#.UKD0NWEpZWI>
• Anonim. (2011). Project Selection. From. <http://www.project-management-knowhow.com/project_selection.html>
• Kompas. (2012). 12 Ribu Pasien di Indonesia Berobat ke Malaysia Setiap Tahun. From
<http://nasional.kompas.com/read/2012/09/12/16271695/12.Ribu.Pasien.Indonesia.Berobat .ke.Malaysia.Setiap.Tahun.>
• Pikiran-rakyat (2012). 50 Persen yang Berobat di Singapura adalah WNI. From. <http://www.pikiran-rakyat.com/node/203612>
• Al-Bahar, J. and Crandall, K. (1990). Systematic risk management approach for construction projects. Journal of Construction Engineering and Management,116, pp 533–546. • Bertolini, M., Bevilacqua, M., Ciarapica, F. E., & Giacchetta, G. (2011). Business process
re-engineering in healthcare management: a case study. Business Process Management Journal,
DAFTAR PUSTAKA (2)
• Broadleaf Capital International.(2007) Tutorial Notes : The Australian And New Zealand
Standard Of Risk Management AS/NZS 2004. Broadleaf Capital International
• Clemens, P. L. (1990). EVENT TREE, (June), 1-13.
• Conrath, D. W., Antonellis, V. D. (1992).Dynamic Modelling for Office Support System Analysis
and Design. Europian Journal of Operational Research 155(1), 1-7
• Davenport, T.H. & Short, J.E. (1990). The New Industrial Engineering: Information Technology
and Business Process Redesign: Sloan Management Review, pp. 11-27.
• Davenport, T.H. (1993). Process Innovation, Harvard Business School Press. Boston, USA. • Doggett, M. A. (2005). Root cause analysis: A framework for tool selection. Quality
Management Journal.
• Heuvel. (2008). Root Cause Analysis Handbook: A Guide to Efficient and Effective Incident
Investigation. Connecticut Philip Jan Rothstein, FBCI.
• Jeston, John and Johan Nelis. (2006). Business Process Management.USA : Elsevier Ltd • Jing, G. (2008). Digging for the Root Cause. ASQ Six Sigma Forum Magazine, 7, 19-24.
DAFTAR PUSTAKA (3)
• Kwak, N. ., & Lee, C. W. (2002). Business process reengineering for health-care system using multicriteria mathematical programming. European Journal of Operational Research, 140(2), 447-458. doi:10.1016/S0377-2217(02)00082-6
• Lestari, Puji.W, Sunarto, dan Kuntari.T .(2009). Analisa Faktor Penentu Tingkat Kepuasan
Pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyyah Bantul. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia.
• Menicou, M. & McCarthy, I. (2002). A classification schema of manufacturing decisions for the GRAI enterprise modeling technique, Computers in Industry Vol. 47, No. 3, pp. 339-355. • Prihatna, Jakka. (2007). Pembangunan Perangkat Lunak Case Tool untuk Pemodelan Proses
Bisnis Berdasarkan Konsep ARIS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
• Pujawan, IN. (2003). Ekonomi Teknik. Guna Widya. Surabaya
• Reandra.(2012) Pemodelan Sistem Logistik dan Penaksiran Risiko Pada PT. Jatim Graha Utama. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
DAFTAR PUSTAKA (4)
• Scheer & Nuttgens. (2000). ARIS Architecture and Reference Models for Business Process
Management. http://www.wiso.uni-hamburg.de/fileadmin/WISO_FS_WI/EPK Community/LNCS_Geschaeftsprozessarchitektur.pdf
• Scheer (2003). ARIS Method.
<http://www.rmdservice.com/quality_policy/JobAid_ARIS_Method_Manual.pdf>
• Shim, S. J., & Kumar, A. (2010). Simulation for emergency care process reengineering in hospitals. Business Process Management Journal, 16(5), 795-805.
doi:10.1108/14637151011076476
• Siliwangi. (2012). Analisis kinerja proses bisnis menggunakan metode ARIS dan pendekatan
Root Cause Analysis, simulasi, dan Benefit Cost Ratio (studi kasus: IS Center PT.TELKOM).
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
• Soejitno,S.(2002). Reformasi Perumahsakitan Indonesia, Penerbit PT Grassindo, Jakarta
• Zoraya. (2012). Perbaikan proses bisnis pelayanan penanganan gangguan melalui pendekatan IDEF0-FMEA dan Root Cause Analysis (studi kasus: PT X). Surabaya: Institut Teknologi
Metode Pemetaan Proses Bisnis Penjelasan
CIMOSA
Merupakan suatu panduan untuk menggambarkan sebuah enterprise , atau sebuah arsitektur referensi dari mana
arsitektur-arsitektur perusahaan tertentu dapat dikembangkan. Area-area dalam lingkup CIMOSA mencakup informasi produk, perencanaan pabrikasi, informasi kontrol, informasi lantai
produksi, dan informasi operasi dasar. Value Chain
Merupakan sebuah analisa untuk mengidentifikasi rantai proses apa yang paling memberikan value dalam seluruh proses
organisasi
ARIS
Merupakan sebuah proses tiga tahap yang dititikberatkan pada perbaikan siklus-hidup proses bisnis yang berkesinambungan,
yang meliputi perancangan, analisa, dan optimasi.
Tree Based Techniques Fault Tree Analysis
Cause-Consequence Analysis
Event Tree Analysis
Metode untuk mengilustrasikan tahapan dari hasil kejadian yang mungkin timbul akibat kemunculan dari suatu pemicu kejadian
tertentu.
Merupakan gabungan dari fault tree dan event tree analysis. Teknik ini menggabungkan analisis sebab (FTA) dan analisis
akibat (ETA), dan analisis deduktif induktif juga digunakan.
Pe nje lasan
Diagram logis yang menunjukan hubungan antara kegagalan dalam sebuah sistem, seperti kejadian yang tidak diinginkan
dalam sistem, dan kegagalan dari komponen sistem.
Me tode Kualitatif
Failure Mode and Effects Analysis(FMEA/FMECA)
Hazard and Operability Studies (HAZOP)
Risk Cause Analysis
Pe rbandingan Me tode
Pe nje lasan
Prosedur untuk menganalisis penyebab kegagalan dalam sebuah sistem untuk menentukan dampak kegagalan tersebut terhadap
sistem dan untuk mengklasifikasikan berdasarkan severity, occurrence, dan detectability sistem
Aplikasi dari sebuah uji kritis sistematis dari sebuah proses dan tujuan teknik dari sebuah desain fasilitas yang telah ada atau fasilitas baru untuk menganalisis hazard (risiko) potensial yang muncul akibat deviasi dalam spesifikasi desain dan dampaknya
terhadap fasilitas tersebut dalam kesatuan utuh.
Proses mengidentifikasi dan menentukan akar penyebab dari permasalahan tertentu dengan tujuan membangun dan mengimplementasikan solusi yang akan mencegah terjadinya
pengulangan masalah (Doggett, 2005)
Rumus Perhitungan Biaya Kerugian
•
Komplain= Jumlah hari aktif kerja dalam setahun x (waktu
maksimal- waktu standard) x gaji petugas perhari
•
Terinfeksi penyakit= Gaji petugas perhari x % karyawan
terinfeksi dalam sebulan x jumlah total petugas x 12
•
Pasien di rujuk= % kejadian dirujuk dalam 1 tahun x jumlah
total pasien dalam setahun x biaya masuk IGD (Rp.20.000)
•
Keadaan memburuk= % kejadian dalam setahun x 52 x jumlah
petugas perminggu
Kelebihan yang utama dari EPC adalah dalam hal kesederhanaan
dan kemudahan pihak luar dalam memahami notasi. Kelebihan
tersebut membuat metode EPC diterima secara luas untuk
menunjukkan proses bisnis.
Dikarenakan dengan menggunakan EPC dapat menganalisa suatu
remodelling dari proses bisnis yang ada secara rinci serta mudah
dipahami . Metode EPC cocok dalam penelitian khususnya dalam
Health Care yang memerlukan beberapa perbaikan didalam
proses bisnis didalamnya agar efisiensi dan efektifitas dapat
ditingkatkan. Serta metode ini dapat memetakan proses bisnis
secara luas dengan cara yang lebih sederhana dari metode
lainnya.
•
Risiko yang ada pada suatu proses bisnis akan
sangat mempengaruhi dari performa suatu
proses bisnis.
•
Pada penelitian ini risiko yang ada dapat
mengakibatkan penambahan waktu proses
maupun biaya
NO. Nama Jabatan Jumlah
1 Kepala IGD 1
2 Dokter IGD 8
3 Kepala Ruangan IGD 1 4 Kepala ruangan VK bersalin 1
5 Perawat IGD 24
6 Bidan VK Bersalin 13 7 Pengadministrasian IGD 1 8 Pekarya Rumah Sakit IGD 6 9 Pekarya Rumah Sakit VK Bersalin 4 10 Pengemudi Ambulance 4