• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelusuran Kebutuhan Secara Apresiatif (Appreciative Inquiry) di Unit Pemukiman Transmigrasi Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penelusuran Kebutuhan Secara Apresiatif (Appreciative Inquiry) di Unit Pemukiman Transmigrasi Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENELUSURAN KEBUTUHAN SECARA

APRESIATIF (APPRECIATIVE INQUIRY) DI UNIT

PEMUKIMAN TRANSMIGRASI KOLIKAPA

KECAMATAN MAUKARO KABUPATEN ENDE

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KHARIS RAGIL TRIYANTO NIM.1391161005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENELUSURAN KEBUTUHAN SECARA

APRESIATIF (APPRECIATIVE INQUIRY) DI UNIT

PEMUKIMAN TRANSMIGRASI KOLIKAPA

KECAMATAN MAUKARO KABUPATEN ENDE

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Agribisnis

Program Pascasarjana Universitas Udayana

KHARIS RAGIL TRIYANTO NIM.1391161005

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Hasil Penelitian Tesis Ini Telah Disetujui

Pada Tanggal :

11 Januari 2016

Mengetahui, Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. NIP.19621116 198702 1 001

Pembimbing II

Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP. NIP. 19600707 198703 1 020

Ketua Program Studi Magister Agribisnis Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Dr.Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP NIP. 19590506 198702 2 001

Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana

(4)

Tesis ini Telah Diuji pada

Tanggal 11 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No. 2667/UN14.4/HK/2015 tanggal 21 Agustus 2015

Ketua : Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. Anggota : Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE., MP.

Dr. Ir I Ketut Suamba, MP. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.

(5)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Kharis Ragil Triyanto

NIM : 1391161005

Program Studi : Magister Agribisnis

Judul Tesis : PENELUSURAN KEBUTUHAN SECARA

APRESIATIF (APPRECIATIVE INQUIRY) DI UNIT

PEMUKIMAN TRANSMIGRASI KOLIKAPA

KECAMATAN MAUKARO KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbuksti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

*Coret yang tidak perlu

Denpasar, Januari 2016 Yang Membuat Pernyataan,

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya karena dengan limpahan rahmat dan ridhoNya, penulis mampu menyelesaikan penulisan Tesis dengan Judul “Penelusuran Kebutuhan Secara Apresiatif (Appreciative Inquiry) di Unit Pemukiman Transmigrasi Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur” dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. selaku Pembimbing I dan Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP. selaku Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulisan tesis.

Terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, terima kasih kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K), selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan pada penulis mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Program Studi Magister Agribisnis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para dosen Program Pascasarjana Program Magister Agribisnis Universitas Udayana atas ilmu dan bimbingannya. Demikian pula staf administrasi Program Pascasarjana Program Studi Magister Agribisnis atas bantuannya.

Terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta terutama ayahanda Harjanto Mulyo Basuki, Ibunda Krisnawati, kakanda Khrisna Andriyanto dan Hario Ageng Prasojo atas pengertian dan motivasinya.

Terima kasih pula kepada seluruh kawan-kawan di Program Studi Magister Agribisnis angkatan 2013, rekan kerja di Balai Latihan Masyarakat Denpasar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 16 Oktober 1987 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dengan ayah yang bernama Harjanto Mulyo Basuki dan ibu bernama Krisnawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Cacaban Kotamadya Magelang (1994-2000) dan melanjutkan ke tingkat SLTP Negeri 1 Magelang (2000-2003), kemudian meneruskan ke jenjang SMA Negeri 1 Magelang (2003-2006). Penulis menjadi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, pada tahun 2006 hingga lulus pada tahun 2010.

(8)

ABSTRAK

Kharis Ragil Triyanto. Penelusuran Kebutuhan Secara Apresiatif (Appreciative Inquiry) di Unit Pemukiman Transmigrasi Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dibimbing oleh : Prof.Dr.Ir. Dwi Putra Darmawan, MP dan Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP.

Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu unit pemukiman yang masih tergolong baru dan belum dilakukan penelusuran kebutuhan. Dewasa ini dikembangkan konsep analisis kebutuhan berdasarkan potensi yang harus dikembangkan di lokasi transmigrasi dengan berlandaskan pada mimpi dan potensi yang dimiliki (Strength Based Solving). Berdasarkan konsep tersebut, masyarakat diminta untuk memilih kecakapan-kecakapan berdasarkan kebutuhan. Sehingga didapatkan daftar prioritas pelatihan, agenda pembangunan, serta untuk mendukung program dan pengembangan wilayah diperlukan inovasi sosial. Pada gilirannya di masa mendatang dapat meningkatkan pendapatan warga.

Berdasarkan hasil penelitian melalui riset cepat, wawancara mendalam, pengamatan langsung serta analisis hasil lokakarya, maka diperoleh hasil jenis pelatihan yang dibutuhkan (Training Needs/TN) adalah kader kesehatan, intensifikasi lahan pekarangan, budidaya tanaman hortikultura, budidaya ternak unggas, ternak kecil, ternak besar, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, pengolahan hasil pertanian kakao, kelompok usaha bersama, pengelolaan air bersih dan kesehatan lingkungan, kerajinan tangan dan penenunan tenun ikat, dan kewirausahaan. Hasil kebutuhan pembangunan (Development Needs/DN) yang diperoleh, yaitu pembangunan kembali jembatan penghubung desa dengan kecamatan, penambahan dan perbaikan perpipaan air bersih, mengusahakan pemasangan listrik sebagai penunjang kemudahan tersebarnya informasi. Selain jenis pelatihan dan agenda pembangunan diperoleh juga hasil kebutuhan inovasi sosial, yaitu membangun lumbung desa untuk mengendalikan harga jual yang rendah saat panen raya padi, membuat peraturan desa untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam pemberdayaan masyarakat.

Adapun saran penelitian ini antara lain kepada para penggerak swadaya masyarakat dapat terus mendalami ilmu, khususnya tentang penelusuran kebutuhan. Hasil dari penelusuran kebutuhan secara apresiatif dapat dipergunakan sebagai dasar penggerakan masyarakat dan juga sebagai dasar pembangunan tempat masyarakat sasaran. Kepada para pemegang kebijakan khususnya yang menangani pelatihan masyarakat, dapat terus menyempurnakan penelusuran kebutuhan sebagai dasar diselenggarakannya pemberdayaan masyarakat. Mengusahakan tersedianya sumber dana, sumber informasi, dan sarana prasarana pendukung kegiatan penelusuran kebutuhan.

(9)

ix

ABSTRACT

Kharis Ragil Triyanto. Needs Assesment In Appreciative (Appreciative Inquiry) at Transmigration Settlement Unit Kolikapa Maukaro District Ende Regency of East Nusa Tenggara Province. Supervised by: Prof.Dr.Ir. Dwi Putra Darmawan, MP and Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP.

Transmigration Settlement Unit (UPT) Kolikapa Maukaro District Ende Regency of East Nusa Tenggara Province is one of the residential units are still relatively new and has not carried out the needs assesment. Today developed the concept of a needs analysis based on the potential to be developed in transmigration sites on the basis of dreams and potentials (Strength Based Solving). Based on this concept, people are asked to choose the skills based on the needs. So we get the training priority list, agenda development, and to support programs and regional development, social innovation is required. In turn in the future could increase the income of citizens.

Based on the results of research using fast-research, in-depth interviews, direct observation and analysis of the results of the workshop, the obtained results of the type of training required (Training Needs/TN) is a health cadres, intensification yards, cultivation of horticultural crops, cultivation of poultry, small livestock, livestock large, community development and empowerment, agricultural processing cocoa, business groups, management of water and environmental health, handicrafts and weaving ikat, and entrepreneurship. Results of development needs (Development Needs/DN) are obtained, namely the rebuilding of the bridge connecting the village with the districts, additions and repairs piping clean water, seek electrical installation as a supporting ease the spread of information. In addition to the type of training and development agenda needs results obtained are also social innovation, which is building a village barn to control the current low price of rice harvest, to make regulations to control the village agricultural land conversion, coordinate with related agencies in community development.

The present study included a suggestion to the motivator nongovernmental organizations to continue exploring the science, especially concerning the needs assesment. Results of assesments are appreciative requirement that can be used as a basis for community mobilization and also for the construction of the target communities. To the policy makers in handling the training community, they can continue to refine the search needs as the basis for the convening of community empowerment. Ensuring the availability of funds, resources, and supporting infrastructure needs of search activity.

(10)

x

RINGKASAN

Pengembangan wilayah permukiman transmigrasi tidak terlepas dari tujuan peningkatan kualitas permukiman yaitu ditandai dengan adanya peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat transmigran yang ditandai adanya peningkatan pendapatan. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang mampu mendukung pertumbuhan wilayah tersebut harus memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

Pemberian bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan bagi para masyarakat sasaran dapat ditempuh dengan memberikan pelatihan, pembangunan, dan inovasi sosial sesuai dengan kebutuhan pembangunan lokasi penempatan. Pelatihan diberikan ketika terjadi suatu kesenjangan antara tingkat kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan lokasi transmigrasi dengan tingkat kualitas sumber daya manusia yang ada saat ini.

Pendekatan analisis kebutuhan berbasis problem solving (pemecahan masalah) saat ini dirasakan kurang sesuai dengan konsep rencana pelatihan, hal ini disebabkan masyarakat cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang pemecahannya harus dengan bantuan fisik. Berdasarkan hal itu, dewasa ini dikembangkan konsep analisis kebutuhan berdasarkan potensi yang harus dikembangkan di lokasi transmigrasi dengan berlandaskan pada mimpi dan modal yang dimiliki (Strength Based Solving). Berdasarkan konsep tersebut, masyarakat diminta untuk memilih kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan mereka. Kecakapan itu mencerminkan kebutuhan yang diperlukan agar dapat meningkatkan pendapatan.

Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu unit pemukiman yang masih tergolong baru dan perlu mendapatkan jenis-jenis pelatihan dan pengembangan masyarakat yang dibutuhkan oleh masyarakat UPT tersebut. Penelusuran kebutuhan berbasis potensi di UPT Kolikapa memerlukan strategi yang tepat dalam menentukan jenis pelatihan, pembangunan, dan inovasi sosial sesuai potensi dari UPT itu sendiri. Diselenggarakannya analisis kebutuhan di UPT. Kolikapa agar terpilih kecakapan-kecakapan pelatihan yang dibutuhkan masyarakat sehingga didapatkan daftar prioritas pelatihan yang dibutuhkan, agenda pembangunan, serta untuk mendukung program dan pengembangan wilayah diperlukan inovasi sosial. Pada gilirannya di masa mendatang dapat meningkatkan pendapatan warga.

(11)

xi

terbaik bagi organisasi atau masyarakat dalam bidang ekonomi, ekologi, dan hal-hal yang terkait dengan manusia, termasuk soal kesehatan. Pendekatan ini merupakan jawaban yang berangkat dari visi bersama dan bukan berangkat dari sekedar permasalahan yang ada.

Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Metode eksploratif yaitu penelitian menggali data secara kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 1975). Penelitian eksploratif dari sisi definisi lainnya dikemukankan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang. Penelitian eksploratif merupakan salah satu pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti sesuatu (yang menarik perhatian) yang belum diketahui, belum dipahami, belum dikenali, dengan baik. Maka dapat dijelaskan bahwa penelitian eksploratif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian eksploratif juga merupakan salah satu pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti sesuatu (yang menarik perhatian) yang belum diketahui, belum dipahami, belum dikenali, dengan baik.

Penelitian ini diawali dengan tahap pencarian data, baik dari pusat hingga ke wilayah desa sekitar. Kemudian dilakukan diskusi sejawat untuk menampilkan beberapa data yang cukup untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang potensi sebuah wilayah. Selain itu hasil dari tahap riset cepat ini adalah skema awal pemberdayaan ekonomi masyarakat berupa kecakapan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang dapat dilayani oleh balai latihan. Kemudian hasil itu dijadikan acuan tahap berikutnya yaitu wawancara mendalam dan lokakarya. Sehingga ketika masuk tahap wawancara mendalam dan lokakarya tidak mengalami kebingungan dan lebih terarah.

Seluruh penduduk UPT Kolikapa berjumlah 100 KK. Jumlah responden yang diwawancarai mendalam sebanyak 30 orang masing-masing 1 KK, sedangkan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan lokakarya sebanyak 30 orang Masing-masing 1 KK. Setiap peserta yang diwawancarai tidak ikut dalam kegiatan lokakarya agar didapatkan data yang lebih komprehensif. Penentuan kriteria peserta lokakarya yaitu yang menjadi tokoh masyarakat seperti tokoh pemuda, tokoh agama, pengurus desa. Sedangkan peserta wawancara dipilih berdasarkan nomor rumah dengan kelipatan ganjil, apabila bertepatan dengan peserta lokakarya maka bergeser satu nomor rumah.

(12)

xii

kewirausahaan. Hasil kebutuhan pembangunan (Development Needs/DN) yang diperoleh, yaitu pembangunan kembali jembatan penghubung desa dengan kecamatan yang rusak akibat banjir, penambahan dan perbaikan perpipaan air bersih dari desa ke wilayah warga transmigran, mengusahakan pemasangan listrik di wilayah UPT Kolikapa sebagai penunjang kemudahan tersebarnya informasi. Selain jenis pelatihan dan agenda pembangunan diperoleh juga hasil kebutuhan inovasi sosial, yaitu membangun lumbung desa untuk mengendalikan harga jual yang rendah saat panen raya padi, membuat peraturan desa untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam pemberdayaan masyarakat, sebagai tenaga pelatih dan pendamping usaha warga desa yang terkait dengan usaha pertanian, perikanan, peternakan,dan pengolahan hasil pertanian.

(13)
(14)

xiv

Halaman

BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN ... 17

3.1. Kerangka Berpikir ... 17

4.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 24

4.7. Metode dan Teknik Analisis Data ... 24

4.7.1. Analisis sejarah pemukiman ... 24

4.7.2. Analisis kalender pertanian ... 24

4.7.3. Analisis kesesuaian lahan ... 25

4.7.4. Analisis skenario pemberdayaan ekonomi transmigran ... 25

4.7.5. Analisis prasarana dan sarana permukiman ... 25

4.7.6. Analisis kelembagaan dan organisasi masyarakat ... 26

4.7.7. Analisis kebutuhan pelatihan ... 26

4.7.8. Analisis prioritas pelatihan ... 26

4.8. Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ... 27

(15)

xv

5.1.5. Potensi sumber daya buatan/sarana permukiman ... 40

5.1.5.1. Fasilitas umum ... 41

5.1.5.2. Inventarisasi fasilitas umum ... 42

5.1.6. Keluaran riset cepat ... 42

5.2. Hasil dan Pembahasan Wawancara Mendalam dan Lokakarya ... 46

5.2.1 Sumberdaya masyarakat desa ... 53

5.2.2 Visi/ impian/ cita-cita transmigran ... 55

5.2.3 Langkah strategik ... 56

5.2.4 Kalender pertanian ... 57

5.2.5 Pola tanam produktif ... 60

5.2.6 Analisis pasar ... 62

5.2.7 Penciptaan budaya organisasi ... 62

5.2.8 Proyeksi kecakapan yang dibutuhkan ... 68

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Letak Ekonomis Berdasarkan Jarak, Sarana, Waktu

Tempuh, dan Kondisi Jalan ... 30

Tabel 5.2 Penempatan SP1 Kolikapa ... 34

Tabel 5.3 Penempatan SP2 Kolikapa ... 35

Tabel 5.4 Jumlah Penduduk UPT Kolikapa Berdasarkan Umur ... 36

Tabel 5.5 Jenis Mata Pencaharian Penduduk UPT Kolikapa ... 37

Tabel 5.6 Tingkat Pendidikan Penduduk UPT Kolikapa ... 37

Tabel 5.7 Kesenian di UPT Kolikapa ... 38

Tabel 5.8 Jenis Olahraga di UPT Kolikapa ... 39

Tabel 5.9 Keadaan Organisasi Sosial di UPT Kolikapa ... 39

Tabel 5.10 Klasifikasi Lahan di UPT Kolikapa ... 40

Tabel 5.11 Fasilitas Umum yang Ada di UPT Kolikapa ... 41

Tabel 5.12 Inventaris Fasilitas Umum UPT Kolikapa ... 42

Tabel 5.13 Jenis Kecakapan Keluaran Riset Cepat ... 43

Tabel 5.14 Hasil Wawancara Mendalam ... 47

Tabel 5.15 Identifikasi Modal Potensi Masyarakat UPT Kolikapa ... 54

Tabel 5.16 Kalender Tanam ... 59

Tabel 5.17 Harapan Kelembagaan di UPT Kolikapa ... 66

Tabel 5.18 Budaya Masyarakat yang Mendukung di UPT Kolikapa .... 67

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pendekatan Pemecahan Masalah vs Pendekatan Apresiatif ... 7 Gambar 2.2 Proses Apresiatif 4-D ... 8 Gambar 2.3 Proses Apresiatif dalam TNA ... 10 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Penelusuran Kebutuhan Secara

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(19)
(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pengembangan wilayah permukiman transmigrasi tidak terlepas dari tujuan peningkatan kualitas permukiman yaitu ditandai dengan adanya peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat transmigran yang ditandai adanya peningkatan pendapatan. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang mampu mendukung pertumbuhan wilayah tersebut harus memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

Pemberian bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan bagi para masyarakat sasaran dapat ditempuh dengan memberikan pelatihan, pembangunan, dan inovasi sosial sesuai dengan kebutuhan pembangunan lokasi penempatan. Pelatihan diberikan ketika terjadi suatu kesenjangan antara tingkat kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan lokasi transmigrasi dengan tingkat kualitas sumber daya manusia yang ada saat ini.

Pendekatan analisis kebutuhan berbasis problem solving (pemecahan masalah) saat ini dirasakan kurang sesuai dengan konsep rencana pelatihan, hal ini disebabkan masyarakat cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang pemecahannya harus dengan bantuan fisik. Berdasarkan hal itu, dewasa ini dikembangkan konsep analisis kebutuhan berdasarkan potensi yang harus dikembangkan di lokasi transmigrasi dengan berlandaskan pada mimpi dan modal yang dimiliki (Strength Based Solving). Dengan konsep tersebut, masyarakat

(21)

2

diminta untuk memilih kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan mereka. Kecakapan itu mencerminkan kebutuhan yang diperlukan agar dapat meningkatkan pendapatan.

Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu unit pemukiman yang masih tergolong baru dan perlu mendapatkan jenis-jenis pelatihan dan pengembangan masyarakat yang dibutuhkan oleh masyarakat UPT tersebut. Penelusuran kebutuhan berbasis potensi di UPT Kolikapa memerlukan strategi yang tepat dalam menentukan jenis pelatihan, pembangunan, dan inovasi sosial sesuai potensi dari UPT itu sendiri. Diselenggarakannya analisis kebutuhan di UPT Kolikapa agar terpilih kecakapan-kecakapan pelatihan yang dibutuhkan masyarakat sehingga didapatkan daftar prioritas pelatihan yang dibutuhkan, agenda pembangunan, serta untuk mendukung program dan pengembangan wilayah diperlukan inovasi sosial. Akibatnya, di masa mendatang dapat meningkatkan pendapatan warga.

(22)

3

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian (research question) yang akan dijadikan dasar penelitian adalah bagaimana jenis pelatihan ketransmigrasian, agenda pembangunan, dan agenda inovasi sosial yang relevan berdasarkan pendekatan secara apresiatif berbasis potensi UPT Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur agar terjadi peningkatan pendapatan?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan : 1) Kebutuhan jenis-jenis pelatihan ketransmigrasian yang relevan dengan

potensi UPT Kolikapa.

2) Kebutuhan pembangunan yang relevan dengan UPT Kolikapa. 3) Inovasi sosial yang sesuai dengan potensi dari UPT Kolikapa.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis

(23)

4

1.4.2 Aspek Praktis

(24)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1Kajian Pustaka

Pelatihan bagi warga transmigrasi dan masyarakat sekitar wilayah transmigrasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dari proses penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan yang sesuai dengan lokasi penempatan tentu saja dibutuhkan analisis kebutuhannya. Kegiatan penelusuran kebutuhan pelatihan inilah yang menjadi dasar utama dalam menentukan program pelatihan di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT).

Penelusuran Kebutuhan Pelatihan (Training Need Assesment) pelatihan ketransmigrasian menurut Balai Besar Pengembangan Latihan Ketransmigrasian (Anonim, 2012) menggunakan metodologi Rapid Rural Apraisal (RRA) dan Participatory Rural Apraisal (PRA). Rapid Rural Apraisal (RRA) merupakan

salah satu metode penelitian yang dirancang terutama untuk tim yang berbeda disiplin ilmu dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data dengan jangka waktu yang singkat. Diharapkan dengan metode ini tim dapat menganalisis dan menarik kesimpulan lebih komprehensif. Selanjutnya, Participatory Rural Apraisal (PRA) merupakan pengembangan dari RRA tetapi menekankan

pendekatannya pada partisipasi masyarakat melalui diskusi-diskusi kelompok. Dalam hal ini, peneliti berperan sebagai fasilitator (pemandu/pelatih) dalam menggali dan menganalisis informasi.

(25)

6

Penelusuran Kebutuhan Pelatihan (Training Need Assesment) tahun 2012 lebih menekankan pada pemecahan masalah (Problem Solving) yang ada di lokasi (Anonim, 2012), sehingga hasil dari TNA pada tahun 2012 dirasa dapat memecahkan segala permasalahan yang ada di lokasi transmigrasi. Namun, pada Penelusuran Kebutuhan Pelatihan (Training Need Assesment) tahun 2013 dilakukan melalui pendekatan apresiatif (Appreciative Inquiry) menurut rekomendasi Balai Besar Pengembangan Latihan Ketransmigrasian (Anonim, 2013). Menurut (Anonim, 2014) pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving) dianggap menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang tidak

diungkap dalam simpulan, sehingga digunakan pendekatan yang membahas hasil secara lebih luas yaitu pendekatan apresiatif (Appreciative Inquiry).

(26)

7

Gambar 2.1 Pendekatan Pemecahan Masalah vs Pendekatan Apresiatif (Sumber: Modul Bahan Pelatihan Apresiatif : BBPLK, 2013)

2.2Landasan Teori

2.2.1 Pendekatan apresiatif

Pendekatan apresiatif dapat diterapkan pada bidang apa saja. Prosesnya dikenal dengan istilah 4-D (discovery, dream, design, dan destiny). Empat langkah tersebut tidak dilakukan pada ruang hampa, melainkan dalam konteks yang nyata dan spesifik. Jadi sebelum menjalankan 4-D, perlu dilakukan pemilihan topik yang disukai (Definition), dalam hal ini penelusuran kebutuhan pelatihan (TNA).

(27)

8

Gambar 2.2 Proses Apresiatif 4-D (Sumber : BBPLK TNA Apresiatif: 2014)

Discovery : Temukan potensi terbaik. Masyarakat diajak untuk menemukan

potensi terbaik yang dimilikinya, meliputi modal personal, modal sosial, dan modal kapital. Kelangkaan potensi terbaik pada masyarakat, lazimnya bukan karena secara nominal mereka tidak memiliki hal positif, melainkan karena mereka (dan kita semua) gagal melihat potensi itu (BBPLK, 2014).

Modal personal itu nilai-nilai unggul yang mereka miliki, diantaranya semangat, tenaga muda, kreativitas, dan kegelisahan terhadap pembaharuan. Modal sosial dapat berupa kegotong-royongan, kohesi kelompok, kepedulian sosial. Modal kapital adalah segala sumberdaya yang bisa dikapitalkan diantaranya lahan, potensi produksi, dan bahan baku.

DEFINITION : Affirmative Topic Choice DISCOVERY

DREAM

(28)

9

Dream : Bangun bersama cita-cita masyarakat. Cita-cita bersama (shared

vision) merupakan kesepakatan dari cita-cita setiap individu. Kadang seseorang

atau sebuah kelompok dapat gagal menemukan visi. Kegagalan itu, pada umumnya akibat terlalu fokus pada persoalan dan hambatan (Djuhendi, 2006). Perumusan impian (cita-cita, visi) ini amat penting, sebab inilah yang akan menjadi tujuan dari masyarakat. Cita-cita dirumuskan dengan “SMART” singkatan dari specific, measureable, achievable, realistic, time bond (BBPLK, 2014).

Design : Rancang langkah strategik. Langkah strategik untuk mencapai

cita-cita itu perlu dirumuskan secara partisipasif dan kolaboratif. Kolaborasi akan mengeliminasi kelemahan individu, dan pada gilirannya akan ditransformasikan menjadi keunggulan kolektif. Partisipasi dan kolaborasi juga akan menjadi sebuah cara untuk dapat mengenali masyarakat. Sungguh sulit jika harus menduga-duga aspirasi dan impian suatu masyarakat apabila mereka tidak mengekspresikannya lewat sebuah mekanisme partisipasif dan kolaboratif. Langkah strategik adalah cara paling efektif dan rasional untuk bisa merealisasikan cita-cita. Langkah strategik itu bisa terdiri dari beberapa langkah operasional (BBPLK, 2014).

Destiny : Membangun budaya masyarakat. Menjalankan langkah-langkah

(29)

10

semua akan memahami bahwa masyarakat itu merupakan calon pelopor pembangunan (BBPLK, 2014).

Pendekatan apresiatif dalam penyusunan penelusuran kebutuhan pelatihan secara apresiatif dapat ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Proses Apresiatif Dalam TNA (Sumber : BBPLK TNA Apresiatif : 2014)

Pada bagian atas digambarkan proses apresiatif (4-D), sedangkan pada kotak bawah ditunjukkan muatan setiap unsur. Sumberdaya yang tersedia, misalnya, bermakna status kompetensi yang dimiliki oleh masyarakat (baik menyangkut jenis kompetensi maupun sebaran lokasi geografik di lokasi). Visi yang ingin dicapai adalah status kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan proses pemberdayaan wilayah dan masyarakat transmigrasi secara optimal sehingga terjadi peningkatan pendapatan.

LANGKAH STRATEGIK VISI

SUMBERDAYA

BUDAYA ORGANISASI

Status Kecakapan

Eksisting

Status Kecakapan Yang

Dibutuhkan Intervensi:

Pembangunan dan Pelatihan

(30)

11

Langkah strategiknya dikelompokkan ke dalam dua kategori: pembangunan dan pelatihan. Pembangunan adalah gugus kegiatan yang dilakukan oleh unit teknis; sedangkan pelatihan adalah paket pelatihan yang akan dikelola oleh Balai Latihan Transmigrasi Denpasar. Budaya organisasi yang harus dikelola agar proses apresiatif berjalan lancar adalah menggalang koordinasi dan kolaborasi dengan tujuan agar proses pembangunan dan pelatihan itu berjalan sinergik. Apapun hasil dari TNA itu hendaknya dikomunikasikan dengan instansi terkait agar diperoleh komitmen untuk bekerja secara sinergik dan terkoordinasi.

Pengisian setiap unsur proses apresiatif tersebut dilakukan melalui kegiatan riset cepat dan lokakarya; sedangkan analisisnya dilakukan melalui proses diskusi sejawat (peer review) (dalam TNA yang lalu, riset cepat ini sepadan dengan Rapid Rural Appraissal (RRA); sedangkan lokakarya sepadan dengan Partisipatory

Rural Appraissal (PRA) (BBPLK, 2014).

Kategorisasi riset cepat dan lokakarya sesungguhnya lebih menunjukkan pada arah datangnya data dan posisi data bagi masyarakat. Dalam kegiatan riset, kendali kegiatan ada di tangan periset. Responden dan informan hanya berperan sebagai pemasok data. Selanjutnya data itu diolah dan dianalisis dengan menggunakan kecakapan profesional perisetnya (BBPLK, 2014).

(31)

12

Memperhatikan diagram proses apresiatif di atas, pada bagian visi itu muncul rumusan “status kecakapan yang dibutuhkan. Status itu diperoleh secara empirik dan bukan secara intuitif, melalui proses apresiatif dalam konteks pemberdayaan wilayah dan masyarakat transmigrasi.

2.2.2 Riset Cepat

Riset cepat dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder dan primer di berbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, lokasi). Analisis yang dilakukan bersifat kausalitas-logis, serta tidak menggunakan alat analisis yang rumit dan memerlukan keahlian keilmuan yang ketat. Kegiatan riset cepat ini, pada terminologi terdahulu, bias mencakup aktivitas RRA maupun PRA. Namun, karena teknis pelaksanaannya dimodifikasi agar lebih sederhana, maka penyebutan dua istilah itu tidak dilakukan (BBPLK, 2014).

2.2.2.1 Manfaat Riset Cepat

Riset cepat memiliki manfaat bagi penelitian menurut (BBPLK, 2014) diantaranya adalah :

a).Memperoleh informasi potensi sumberdaya (sumberdaya lahan, ekonomi, prasarana, dan sumberdaya manusia) yang obyektif dan rasional.

b).Memperoleh informasi sejarah pembangunan permukiman transmigrasi. c). Memperoleh skenario pemberdayaan ekonomi lokasi transmigrasi tertentu

(32)

13

2.2.2.2 Keluaran Riset Cepat

Kegiatan riset cepat itu pada dasarnya menghasilkan dua keluaran utama (BBPLK, 2014), yaitu:

a. Skenario Pemberdayaan Ekonomi Transmigran, yang merupakan rancangan pola tanam yang bisa dijalankan oleh transmigran.

b. Kebutuhan Pelatihan Transmigrasi.

2.2.3 Wawancara Mendalam dan Lokakarya

Wawancara mendalam dan lokakarya transmigran dilakukan selama 3 (tiga) hari, yaitu tiga hari terakhir di lokasi. Wawancara mendalam dan lokakarya dihimpun dalam tiga hari berurutan menurut (BBPLK, 2014) memiliki alasan sebagai berikut :

a). Audiensi dengan pejabat dan tokoh masyarakat di lokasi pada dua hari pertama, berdasarkan fakta empirik, sudah memberikan sebuah legitimasi bahwa tim itu diterima kehadirannya di lokasi yang bersangkutan.

(33)

14

Wawancara mendalam dan lokakarya itu pada dasarnya merupakan proses inklusi hasil riset cepat ke dalam “tatanilai masyarakat”; masyarakat bertindak

sebagai pemilik dan pen-justifikasi hasil riset. Lokakarya ini akan merumuskan hal-hal sebagai berikut:

a). Membangun Impian (Envisioning) Kegiatan ini akan merumuskan impian bersama (shared vision) transmigran yang akan dicapai dalam waktu 3-5 tahun ke depan, biasanya berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Dalam riset cepat, hal ini telah dilakukan. Jadi, sesi ini dapat menjadi sebuah legitimasi atas hasil riset cepat yang telah dilakukan sebelumnya. b). Menyusun Skenario Pola Tanam, yang merupakan jalan strategik yang

bisa dijalankan transmigran untuk mencapai impian itu. Ini pun merupakan sebuah legitimasi dari “skenario pemberdayaan ekonomi” yang telah disusun sebelumnya.

c). Membuat skala prioritas kebutuhan pelatihan (menyusun matriks nilai penting).

2.2.4 Diskusi Sejawat

Diskusi sejawat (peer review) menurut (BBPLK, 2014) merupakan sebuah diskusi yang dilakukan oleh intern tim. Diskusi sejawat dilakukan sekurang-kurangnya dua periode, yaitu:

(34)

15

hasil TNA sudah dirumuskan dalam forum ini, hanya saja belum memperoleh legitimasi dari para stakeholder di lokasi transmigrasi.

b). Waktu membahas hasil riset cepat dan lokakarya di lokasi. Kegiatan ini dilakukan di lokasi Ende kemudian hasilnya dibawa ke Denpasar pada periode penyusunan hasil penelitian.

2.2.5 Keluaran Akhir

Secara obyektif, dari seluruh hasil kegiatan ini menurut (BBPLK, 2014) akan diperoleh tiga keluaran akhir sebagai berikut :

1. Kebutuhan Pelatihan. Ini merupakan hasil absolut dari kegiatan

penelusuran kebutuhan pelatihan (TNA), yang merupakan paket-paket pelatihan yang perlu dilakukan oleh setiap unit pelatihan (dalam hal ini balai latihan masyarakat).

2. Kebutuhan Pembangunan. Ada kebutuhan transmigran yang tidak bisa dilayani dengan pelatihan, misalnya pengadaan sarana air bersih. Meski bagaimana mengadakan dan mengelola air bersih itu bisa dilatihkan, namun masih diperlukan pendampingan untuk merealisasikan pengadaannya, yang lebih tepat dijadikan sebagai materi pembangunan. 3. Agenda Inovasi Sosial. Tidak semua kebutuhan pelatihan itu harus

dipenuhi dalam bentuk paket pelatihan. Sebagian bisa juga dipenuhi melalui mekanisme “inovasi sosial”, yakni melalui proses: mengamati,

(35)

16

transmigrasi atau dilakukan secara swadaya oleh transmigran itu sendiri dengan melakukan “kaji banding” kepada petani lain – baik transmigran

Gambar

Gambar 2.1 Pendekatan Pemecahan Masalah vs Pendekatan Apresiatif  (Sumber: Modul Bahan Pelatihan Apresiatif : BBPLK, 2013)
Gambar 2.2 Proses Apresiatif 4-D
Gambar 2.3 Proses Apresiatif Dalam TNA (Sumber : BBPLK TNA Apresiatif : 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kedok komedi sketsa reality , para pemain dalam acara tersebut seringkali melakukan adegan kekerasan seperti mendorong, mencemooh, mengelabuhi bintang tamu atau

Työkyvyn säilyttämiseksi tehdyt toimenpiteet verrokkiorganisaatiossa vuosina 2010 tai 2011 tarvetta (jonkin verran tai paljon tarvetta) vuonna 2008 ilmoittaneilla

Guru Bidang Pendidikan Agama Islam Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Syaiful Afifudin, S.Ag selaku guru PAI di SMK Widya Dharma Turen Malang, beliau menjelaskan

Dalam Pasal 64 ayat (2) ditegaskan bahwa pencatatan ciptaan tersebut bukan merupakan syarat untuk mendapatkan hak cipta dan hak terkait, jadi, dengan penjelasan

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil- gesekan-gesekan pada permukaan komponen komponen yang bergerak dan bersinggungan. selain itu minyak

Leukemia, berasal dari bahasa Yunani, leukos yang berarti putih dan haima yang berarti darah, adalah kanker darah ataupun bone marrow yang ditandai

 Untuk beberapa hari pasca operasi pada kucing gunakan litter berupa potongan koran untuk mencegah partikel kecil menginfeksi luka operasi..  Untuk pengobatan pasca operasi

Di bawah ini dicantumkan daftar peserta praktikum beserta jadwal