ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PENGUSAHA TAS DAN DOMPET DI DESA
CIBOLERANG BLOK RANSEL BABAKAN MULYA KOTA
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Alfiani Muliati Fajar 0807111
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
No.Daftar/406/UN.FPEB.1.PL/2012
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PENGUSAHA TAS DAN DOMPET DI DESA
CIBOLERANG BLOK RANSEL BABAKAN MULYA KOTA
BANDUNG
Skripsi ini telah di setujui dan disakan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ikaputera Waspada, MM Susanti Kurniawati, S.Pd. M.Si
NIP. 19610420 198703 1 002 NIP. 19760111 200912 2 003
Mengetahui :
Ketua Program
Pendidikan Ekonomi
Dr. Ikaputera Waspada, MM
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA TAS DAN DOMPET DI DESA
CIBOLERANG BLOK RANSEL BABAKAN MULYA
Oleh :
Alfiani Muliati Fajar (0807111)
Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya penurunan pendapatan yang di alami pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel Babakan Mulya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh diferensiasi produk dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif eksplanatory yaitu metode penelitian yang menyoroti adanya hubungan antar variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran, kemudian di rumuskan suatu hipotesis, dan menjelaskan pengaruh antar variabel. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampel random yaitu pengambilan sampel dari semua anggota secara acak karena seluruh anggota dalam populasi di anggap sama, dengan populasi sebanyak 90 pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel maka di peroleh jumlah sampelnya sebanyak 72 pengusaha tas dan dompet. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah angket dan uji persamaan regresi berganda dengan program eviews 7.
Hasil penelitian menunjukan bahwa diferensiasi produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan pengusaha kemudian perilaku kewirausahaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pendapatan pengusaha.
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang
berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha tas
dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel Babakan Mulya Kota Bandung” ini
sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pun
pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau pun sanksi yang di
jatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ilmiah ini atau claim dari pihak ini terhadap keaslian karya
ilmiah ini.
Bandung, 16 Januari 2013
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
1.4.1 Teoritis ... 11
1.4.2 Praktis ... 11
1.4.3 Umum ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pendapatan ... 12
2.1.1.1 Pengertian Pendapatan... 12
2.1.1.2 Teori-teori Pendapatan... 14
2.1.1.3 Jenis-jenis Pendapatan ... 15
2.1.1.4 Faktor-faktor Mempengaruhi Pendapatan ... 15
2.1.2 Diferensiasi Produk ... 20
2.1.2.1Pasar Persaingan Monopolistik... 20
2.1.2.2Pengertian Diferensiasi Produk... 29
2.1.2.3Keuntungan Diferensiasi Produk ... 36
2.1.3 Perilaku Kewirausahaan ... 38
2.1.3.2Karakteristik Perilaku Kewirausahaan . ... 41
2.1.3.3Manfaat Perilaku Kewirausahaan ... 43
2.1.4 Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatan ... 44
2.1.5 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan ... 46
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 48
2.3 Kerangka Pemikiran ... 56
2.4 Hipotesis ... 61
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitiaan ... 62
3.8.1 Analisis Regresi Berganda ... 71
3.8.2 Uji Koofisiendeterminasi (R2) ... 71
3.8.3 Uji Hipotesi t ... 72
3.9 Uji Asumsi Klasik ... 74
3.9.1 Multikolinearitas... 74
3.9.2 Hetereokesidasitas ... 74
3.9.3 Autokorelasi ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 76
4.1.2 Gambaran Umum Pengusaha ... 78
4.1.2.1 Penyebaran Pengusaha Berdasarkan Jenis ... Kelamin ... 78
4.1.2.2 Penyebaran Pengusaha Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 80
4.1.2.3 Penyebaran Pengusaha Berdasarkan Pengalaman Uasaha ... 81
4.6.1 Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatan Tas Dan Dompet Di Blok Ransel Babakan Mulya ... 105
4.6.2 Pengaruh Perilaku Terhadap Pendapatan ... Tas Dan Dompet Di Blok Ransel Babakan Mulya ... 111
4.7 Implikasi Pendidikan ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 118
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 PDRB Kota Bandung Periode 2010-2011 ... 2
Tabel 1.2 Data Pendapatan Pengusaha Di Blok Ransel Bulan Januari-Mei 2012 ... 6
Tabel 1.3 Data Perkembangan Pendapatan Pengusaha Tas dan Dompet ... Di Desa Cibolerang Blok Ransel, Bulan Januari-Mei 2011 ... 6
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 66
Tabel 4.1 Distribusi Pengusaha Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81
Tabel 4.2 Distribusi Pengusaha Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 82
Tabel 4.3 Distribusi pengusaha Berdasarakan Pengalaman Usaha ... 84
Tabel 4.4 Uji Validitas Perilaku ... 86
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Perilaku ... 87
Tabel 4.6 Deskripsi Total Penjualan Pengusaha Tas Dan Dompet Periode Oktober ... 88
Tabel 4.7 Deskripsi Diferensiasi Produk Pengusaha Tas dan Dompet Di .... Blok Ransel ... 90
Tabel 4.8 Diferensiasi Produk Pengusaha Tas dan Dompet ... Di Blok Ransel ... 92
Tabel 4.9 Skala Instrument Perilaku Kewirausahaan ... 97
Tabel 4.10 Deskripsi Perilaku Kewirausahaan yang di Miliki Pengusaha ... Tas Dan Dompet Di Blok Ransel ... 97
Tabel 4.11 Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan .... 112
Tabel 4.12 Pengujian Koefisien Regresi Secara Farsial ... 114
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 116
Tabel 4.14 Hasil Uji Heterokesidasitas ... 117
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Macam-macam Pendapatan Sesuai Jumlah Q Dan P ... 17
Gambar 2.2 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek Perusahan Dalam Persaingan Monopolistik ... 27
Gambar 2.3 Perusahan Memperoleh Keuntungan ... 29
Gambar 2.4 Perusahaan Mengalami Kerugian ... 30
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... 63
Gambar 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81
Gambar 4.2 Deskripsi Responden Berdasarka Pendidikan Terakhir ... 83
Gambar 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 84
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah
satu problematika yang di hadapi negara berkembang adalah pertumbuhan
penduduk di kota-kota besar, yang tidak di ikuti sebanding dengan kecepatan
industrialisasi modern. Banyaknya migrasi dari desa ke kota menyebabkan
banyaknya tenaga kerja yang tidak terserap dalam industri modern, memilih untuk
bekerja dalam industri yang skalanya lebih kecil yaitu Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). Sebagian besar UMKM bergerak di sektor industri
pengolahan dan perdagangan, baik perdagangan besar maupun eceran.
Dari perspektif dunia, diakui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital dalam pembangunan
ekonomi, tidak hanya di negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di negara
maju (NM) (Tulus Tambunan, 2009: 1).
UMKM di Indonesia dibagi atas usaha mikro (UMI), usaha kecil (UK),
dan usaha menengah (UM). Di dalam UMKM terdapat perbedaan karakteristik
antara UMI, UK, dan UM. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari aspek
formalitasnya. UMI beroperasi di sektor informal yaitu usaha yang tidak terdaftar
dan tidak/jarang membayar pajak, sedangkan UK beroperasi di sektor formal dan
informal, untuk UM semua bergerak di sektor formal, yaitu usahanya terdaftar
dan membayar pajak (Tulus Tambunan, 2009: 4).
Salah satu kota besar di Indonesia dengan perkembangan UMKM cukup
2
dalam sektor perdagangan dan industri pengolahan. Hal ini di sebabkan Kota
Bandung menjadi kota yang menjadi tujuan wisatawan domestik atau pun asing
untuk berbelanja. Sehingga sektor perdagangan dan industri pengolahan memilik
kontribusi yang tinggi terhadap PDRB kota Bandung. Tingginya jumlah
sumbangan PDRB dan tenaga kerja yang terserap ke dalam sektor perdagangan
yang terdapat UMKM di dalamnya tidak terlepas dari maraknya pembangunan
pasar-pasar di Kota Bandung. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kota Bandung tahun 2010-2011 dapat dilihat pada tabel berikut. :
Tabel 1.1
PDRB Kota Bandung Tahun 2010-2011
Dari tabel tersebut terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran
merupakan salah satu sektor unggulan Kota Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh
paling besarnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota Bandung. Pada tahun
2010, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi sebesar
40,61 % terhadap PDRB Kota Bandung dan mengalami peningkatan menjadi
40,64 % di tahun 2011 (berdasarkan harga berlaku). Kontribusi sektor terbesar
kedua adalah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar
24,38% di tahun 2010 terhadap PDRB Kota Bandung. Perkembangan kontribusi
sektor ini pada tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan jika dibanding dengan
tahun 2010 yaitu kontribusinya sebesar 24,70%. Sedangkan, kontribusi sektor
terbesar ketiga disumbangkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dimana
pada tahun 2011 mencapai 11,59% (Disperindag Kota Bandung).
Dilihat perkembangan terakhir di tahun 2010-2011 yang menunjukkan
bahwa kontribusi sektor industri pengolahan mengalami peningkatan, diharapkan
sektor ini di masa depan dapat memberikan sumbangsih yang lebih tinggi lagi
terhadap perekonomian Kota Bandung.
Kota Bandung juga dikenal dengan keberadaan beberapa sentra industri
perdagangan. Sentra dalam hal ini diartikan sebagai tempat atau lokasi usaha
tertentu yang menghasilkan produk yang relatif sama. Berdasarkan hasil survey
Kota Bandung Tahun 2011, terdapat kawasan-kawasan strategis yang termasuk
dalam kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi
Kota Bandung. Kawasan strategis ini diantaranya adalah 7 (tujuh) sentra industri
4
Sukamulya, (iii) Sentra Rajutan Binongjati, (iv) Sentra Tekstil Cigondewah, (v)
Sentra Kaos Surapati, (vi) Sentra Jeans Cihampelas, serta (vii) Sentra Tahu dan
Tempe Cibuntu.
Salah satu dari 7 sentra industri di Kota Bandung yang menjadi sentra
industri sandang terdapat di Kecamatan Bandung Kulon termasuk di dalamnya
sentra industri tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Rangsel. Tempat itu
sangat berpotensi sebagai salah satu sentra industri sandang di kota Bandung. Hal
yang menjadi daya tarik di tempat tersebut adalah adanya penjualan berbagai
kebutuhan sandang untuk masyarakat diantaranya :
1. Sentra produksi dan penjualan macam-macam kain
2. Sentra produksi dan penjualan topi
3. Sentra produksi dan penjualan tas dan dompet
4. Sentra produksi dan penjualan bahan daur ulang pabrik
5. Sentra produksi dan penjualan pakaian anak dan dewasa
6. Sentra produksi penjualam bahan-bahan pendukung industri dan
konveksi
7. Sentra produksi dan penjualan busana muslim
8. Sentra produksi dan penjualan kesed dan kain perca
Untuk setiap sentra produksi diberi nama sesuai dengan jenis produk yang
dihasilkan. Terdapat 3 lokasi sentra produksi dan penjualan tas di Kecamatan
Bandung Kulon yaitu di Sindang Palay, Jalan Mahmud dan Blok Ransel. Dari
ketiga tempat tersebut yang memiliki produsen terbanyak adalah di Desa
tas, banyak pengusaha memproduksi dan menjual dompet, baik untuk pria
maupun wanita. Selain itu yang membuat tempat ini lebih menarik adalah
lokasinya yang sangat strategis karena berada di sepanjang pinggiran Jalan Blok
Ransel yang mudah di jangkau kendaraan karena letaknya berada di pinggiran
jalan Blok Ransel, sehingga memudahkan konsumen menjangkau tempat tersebut.
Peningkatan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota Bandung
seharusnya dapat meningkatkan pendapatan pengusaha di Blok Ransel, karena
tempat tersebut menjadi salah satu dari 7 lokasi sentra industri di Kota Bandung,
akan tetapi, berdasarkan survey pendahuluan terhadap para pengusaha tas dan
dompet di Blok Ransel, terdapat permasalahan yang di hadapi para pengusaha di
tempat tersebut, yaitu penurunan pendapatan atau penurunan volume penjualan
pengusaha di tempat tersebut. Akibatnya dari 135 pengusaha di tahun 2008 hanya
tinggal 90 orang pengusaha 2012. Hal ini di sebabkan ketatnya persaingan antar
pengusaha sentra industri pembuatan tas dan dompet yang sangat banyak di Kota
Bandung. Berikut ini adalah penurunan pendapatan yang di alami oleh para
pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel selama 5 bulan terakhir, dengan data
6
Tabel 1.2
Data Pendapatan Pengusaha Tas dan Dompet Di Desa Cibolerang Blok Ransel Perbulan
Bulan Januari-Mei 2012 (Dalam Rupiah)
Nama Pendapatan
Januari Febuari Maret April Mei
Idris 13.200.000 8.800.000 8.500.000 10.600.000 8.000.000
Indah 14.600.000 14.000.000 12.000.000 12.200.000 14.000.000
Yaya 13.500.000 12.100.000 11.600.000 7.000.000 8.100.000
Ian 15.900.000 15.850.000 15.600.000 15.670.000 10.850.000
Aep 14.000.000 12.100.000 12.000.000 13.000.000 8.100.000
Iin 12.000.000 10.200.000 9.900.000 12.000.000 7.200.000
Jami 10.850.000 9.000.000 9.000.000 9.500.000 9.000.000
Sela 15.100.000 14.000.000 10.000.000 12.500.000 9.000.000
Supriadi 12.600.000 11.000.000 10.200.000 12.500.000 9.000.000
Deba 14.500.000 13.000.000 11.500.000 12.000.000 8.000.000
Rata-rata 13.625.000 12.005.000 11.030.000 11.697.000 9.125.000 Sumber : Hasil Survey terhadap pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel.
Apabila di persentasekan penurunan pendapatan para pengusaha di Desa
Cibolerang Blok Ransel, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3
Data Perkembangan Pendapatan Pengusaha Tas dan Dompet Di Desa Cibolerang Blok Ransel, Bulan Januari-Mei 2012
(Dalam Rupiah)
Bulan Rata-rata Pendapatan Perkembangan
Januari 13.625.000 -
Dari data di atas dapat kita lihat penurunan pendapatan yang cukup besar
di alami oleh para pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel yaitu rata-rata
sebesar 8,75%. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap penurunan jumlah
produksi yang dihasilkan oleh pengusaha tersebut. Apabila hal tersebut terus
berlanjut maka tidak menutup kemungkinan para pengusaha yang masih bertahan
akan ikut gulung tikar dan mencari sektor industri lain untuk melanjutkan usaha
mereka.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan atau pun peningkatan
pendapatan suatu industri adalah struktur persaingan yang ada dalam industri
tersebut. Untuk industri tas dan dompet di Blok Ransel termasuk ke dalam
struktur pasar persaingan monopolistik. Salah satu ciri pasar persaingan
monopolistik adalah suatu pasar dengan banyak produsen dalam satu industri
yang menghasilkan produk yang berbeda corak. Ciri yang paling melekat dalam
pasar persaingan monopolistik adalah adanya diferensiasi produk.
Struktur pasar persaingan tersebut mempengaruhi hasil penjualan atau
pendapatan suatu industri. Untuk pasar persaingan monopolistik seperti yang
terjadi di industri tas dan dompet Blok Ransel Babakan Mulya, setiap pengusaha
tidak dapat meningkatkan hasil penjualan dengan meningkatkan harga, karena
apabila harga meningkat maka konsumen akan mencari barang yang serupa di
produsen lain dengan harga yang lebih murah. Sehingga di pasar tersebut akan
terjadi perbedaan harga yang tidak akan jauh berbeda antara pengusaha yang satu
8
Untuk meningkatkan hasil penjualannya maka pengusaha harus
mendiferensiasi produknya, sehinnga berbeda dengan produk yang ada di tempat
pesaing. Dengan diferensiasi produk maka hasil penjualan akan meningkat. Tidak
menutup kemungkinan bagi perusahaan tersebut akan mencapai kekuatan pasar.
Diferensiasi produk menyediakan konsumen berbagai produk yang berbeda.
Selain bentuk struktur pasar faktor yang tidak kalah penting
mempengaruhi keberhasilan usaha seorang pengusaha adalah dirinya sendiri,
yaitu perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha tersebut. Carson,
David and Cromie, S. (Ernani Hadayati, 2009 : 183-192) menyatakan bahwa,
“Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan kebenaran
menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan
memelihara usaha baru”.
Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah
bertindak melakukan sesuatu yang baru. Secara umum kewirausahaan hakikatnya
adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup. Memperhatikan ciri dan watak dari kewirausahaan
sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa kualitas profesionalisme seorang
pengusaha akan semakin kokoh dan terpelihara apabila pada dirinya melekat
perilaku tersebut, baik yang ia bawa semenjak lahir maupun yang ia peroleh atau
ciptakan melalui pengalaman dia berkerja. Maka dari hal tersebut perilaku
kewirausahaan sangat memepengaruhi terhadap keberhasilan usaha, atau
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa UMKM khusunya dalam
sektor industri pengolahan sandang memiliki peran yang penting dalam
pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung. Salah satu UMKM yang harus
dikembangkan di Kota Bandung adalah pengusaha tas dan dompet di Desa
Cibolerang Blok Ransel. Mengingat pentingnya UMKM dalam kontribusinya
terhadap PDRB dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta penyerapan UMKM
terhadap jumlah tenaga kerja di Indonesia maka UMKM tersebut harus
dikembangkan dan dipertahankan. Karena apabila terus dikembangkan, tempat
ini sangat berpotensi sebagai daya tarik wisatawan berkunjung ke Kota Bandung
untuk berbelanja. Apabila semakin banyak wisatawan yang berkunjung dan
melakukan konsumsi di kota Bandung maka akan meningkatkan PDRB kota
Bandung. Akan tetapi besarnya kontribusi UMKM yang besar terhadap PDRB
tidak menjamin semua UMKM lepas dari permsalahan. Dalam kenyataanya salah
satu UMKM yaitu di sentra industri tas dan dompet di Blok Ransel mengalami
penururnan volume penjualan.
Di khawatirkan apabila penurunan pendapatan pengusaha tas dan dompet
di Blok Ransel terus di biarkan akan banyak pengusaha yang gulung tikar. Maka
perlu diketahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan
pendapatan atau volume penjualan pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel.
Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan pendapatan tersebut, Maka dari
uraian problematika dan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penurunan pendapatan atau volume penjualan
10
Cibolerang Blok Ransel, maka peneliti mengangkat fenomena tersebut dengan
judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PENGUSAHA TAS DAN DOMPET DI DESA CIBOLERANG
BLOK RANSEL”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian permasalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di ambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap pendapatan pengusaha
tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel Babakan Mulya ?
2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan
pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel Babakan
Mulya?
1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan dalam perumusan masalah di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap
pendapatan pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan
terhadap pendapatan pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Kegunaan teoritis
Secara teoritis di harapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ekonomi khususnya dalam ilmu mikro ekonomi yang di
dalamnya terdapat kajian tentang konsep pendapatan, yaitu pengaruh diferensiasi
produk dan perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan pendapatan.
1.3.2.2Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu
bahan masukan bagi pengusaha tas dan dompet dan sepatu di Desa Cibolerang
Blok Ransel, untuk meningkatkan volume pendapatan melalui diferensiasi produk
dan perilaku kewirausahaan, dan untuk pemda UMKM setempat membantu para
pengusaha dalam meningkatkan pendapatan mereka, dengan memberikan
pelatihan tentang kewirausahaan dan cara meningkatkan daya tarik produk.
1.3.2.3Secara Umum
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang menjadikan karya ilmiah ini sebagai salah satu bahan referensi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelititan adalah sasaran yang menjadi bahan pokok sumber
informasi penelitian ( Muhamad Teguh ,2005 :125). Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini adalah diferensiasi produk (X1), dan perilaku kewirausahaan (X2),
sebagai variabel independen sebagai variabel dependennya (Y) adalah pendapatan
atau hasil penjualan para pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok
Ransel Babakan Mulya.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian dapat memberikan gambaran kepada para peneliti
mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penelitian. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.
Menurut Kerlinger (Sugiyono, 2006:7) mengemukakan bahwa “Survey
adalah salah satu bentuk penyelidikan yang dijalankan dengan cara
menghubungkan sebagian atau kelompok tertentu dari populasi yang berhubungan
dengan area penelitian tertentu guna menggali informasi-informasi yang di
butuhkan”.
Selain itu juga digunakan metode eksplanatory atau penjelasan yaitu suatu
metode menyoroti adanya hubungan antar variabel dengan menggunakan
64
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2006:90). Sedang
sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono,2006:90).
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) yang dimaksud dengan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Setelah diketahui sample
wilayah maka selanjutnya akan ditentukan besarnya sample objek. Untuk
mengetahui besarnya sampel objek terlebih dahulu harus Untuk mengetahui
besarnya jumlah sample objek maka dipergunakan rumus slovin sebagai berikut :
N 90
Dengan demikian sample objek yang diambil sebanyak 73 pengusaha.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel
random yaitu pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara
acak, karena seluruh anggota populasi di anggap sama. Dengan demikian maka
peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
3.4 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel berguna untuk memberikan pengertian yang
benar tentang variabel yang terdapat dalam penelitian.
Dalam penelitian ini jenis data yang di gunakan untuk variabel bebas
adalah data ordianal, sedangkan untuk variabel terikat menggunakan data interval.
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memberikan dan
mengartikan kalimat judul dan variabel penelitian, maka
variabel-variabelnya akan dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Konsep Variabel Indikator Sumber Data
66 model isian terbuka dengan indikator sebagai berikut ;
skala likert 5 option dengan indikator sebagai berikut:
1. hasrat akan taggung jawab
2. menyukai resiko menengah
3. meyakini kemampuan untuk
mengopmalisasikan
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah data pengusaha tas.
Dengan karakteristik pengusaha yang telah berpengalaman selama 2 tahun dalam
usahanya serta memproduksi dan menjual produk tas dan dompetnya sendiri.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riduwan ( 2007:24), teknik pengumpulan data adalah cara- cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi
68
apa data yang diperlukan dalam penelitian bisa diperoleh. Kaitannya dengan hal
tersebut, serta dapat melihat konsep analitis dari penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan bisa melalui komunikasi secara langsung atau
tidak langsung. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan
angket. Angket, yaitu pengumpulan data yang menggunakan daftar pertanyaan
kepada responden tentang permasalahan yang diteliti.
Sedangkan jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
angket kombinasi terbuka tertutup, atau semi terbuka yaitu dalam meranncang
angket peneliti merancang dan membuat pernyataan dan pertanyaan di arahkan
untuk memberikan pendapat dan jawaban menurut pilihan-pilihan jawaban yang
di sediakan juga pihak responden diberi sedikit kelonggaran untuk memberikan
pendapat dan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang di ajukan menurut
pertanyaan mereka (Muhamad Teguh, 2005:142-143).
3.7 Teknik Analisis Data
Sebelum menganalisis data agar hasil penelitian tidak bias dan tidak
diragukan kebenarannya maka instrument penelitian sebagai alat ukur harus diuji
terlebih dahulu kevalidannya dan kereliabilitasannya. Pengujian alat ukur
penelitian ini dilakukan melalui dua macam tes yaitu tes validitas dan tes
reliabilitasnnya.
3.7.1 Tes Validitas
Validitas merupakan suatu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukan
(2010:168) menyatakan bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item. Menurut
Sugiyono (2006:124) menyatakan bahwa, “Analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap
butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir”. Masrun dalam Sugiyono
(2006:124) menyatakan bahwa “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium
(skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tingggi pula”.
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007:217) dalam uji validitas ini digunakan
rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Riduwan Kuncoro (2007:217)
Dimana:
= koefisien relasi
Xi = jumlah skor item
Yi = jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
Menurut Sugiyono (2006:124), “Syarat minimum untuk dianggap memenuhi
syarat adalah kalau r = 0.3”. Jadi apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang
dari 0.3 maka butir dalam instrumen ini dinyatakan tidak valid.
3.7.2 Tes Reliabilitas
Reliabilitas tes di dalam penelitian berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
70
yang tetap, konsisten, dan stabil meskipun tes dilaksanakan pada waktu yang
berbeda. berfungsi untuk menunjukan kevalidan atau keahlian suatu instrument
dalam penelitian. Untuk mencari reabilitas intrument yang angkanya bukan 1 dan
0 yaitu yang rentangnya merupakan beberapa nilai (misalanya 0-10 atau 0-100)
atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya yaitu menggunakan
rumus alpha.
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007:220), “Uji reliabilitas dilakukan untuk
mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data
(instrument) yang digunakan”. Sedangkan Menurut Arikunto (2010:178), “Reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel arinya dapat dipercaya,
jadi dapat diandalkan”.
Adapun uji reliabilitas instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007:221), langkah-langkah
mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
∑ ∑
Dimana:
Si = varians skor tiap-tiap item
Xi
Si = S1 + S2 + S3+… + Sn
Dimana:
Si = jumlah varians semua item
S1 + S2 + S3+… + Sn = varians item ke-1, 2, 3, …, n
3. Menghitung varians total dengan rumus:
∑ ∑
Dimana:
St = varians total
Xi 2
= jumlah kuadrat X total
(Xi)2 = jumlah X total dikuadratkan
N = jumlah responden
4. Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
( ) ∑
Dimana:
= nilai reliabilitas
Si = jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total
k = jumlah item
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan
distribusi table-r (tabel-r) untuk α = 0.05 dan df (dk = n-2) dengan keputusan jika r11>
72
3.8 Pengujian Statistik
3.8.1 Analisis Regresi Berganda
Metode ekonometrika yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Menurut
Yana Rohmana (2010:59) analisis regresi berganda adalah analisis regresi linear
yang variabel bebasnya lebih dari satu buah. Dalam analisis ini dilakukan dengan
bantuan program Eviews 7.0 dengan tujuan untuk melihat pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependennya.
Fungsi persamaan umum yang akan diamati dalam penelitian ini adalah :
Pendapatan Pengusaha Tas dan Dompet di Blok ransel Kota Bandung
Secara pengertian ekonomi, penjelasan fungsi matematis tersebut adalah
perubahan pendapatan pengusaha (Y) akan dipengaruhi oleh diferensiasi produk
(X1), perilaku kewirausahaan (X2). Hubungan tersebut dapat dijabarkan kedalam
bentuk model regresi sebagai berikut :
Y = β
0+ β
1X
1i+ β
2X
2i+ ... + e
3.8.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Ukuran menaksir parameter dan standar erornya, perlu untuk di periksa
regresi estimasi dengan data. Ukuran yang biasa di gunakan untuk keperluan ini
adalah Goodness of fit (R) Ukuran goodess of fit ini mencerminkan seberapa besar
variasi dari regressand( Y) dapat di terangkan oleh regresand (X). Bila R = 0
maka variasi y tidak di terangkan oleh x sama sekali. Smentara apabila r = 1 dari
variasi y , 100% y dapat di terangkan oleh x Nilai R2 disebut juga koefisien
determinasi. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi diperoleh dengan menggunakan formula :
∑ ∑
∑
Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu ( 0 < R2 < 1).
Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya nilai R2 yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
3.8.3 Uji Statistik t
Untuk menghitung nilai t hitung digunakan rumus :
(Yana Rohmana, 2010:74)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh dari
masing-masing variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan. Mula-mula ditentukan
hipotesis nol atau null hypotesis (Ho) yang menyatakan bahwa masing-masing
74
Hipotesis yang diuji pada uji statistik t adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis untuk X1
Diferensiasi produk berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha
tas dan dompet
Uji hipotesis positif ini menggunakan satu sisi
H0: β1≤ 0
Ha : β1 > 0
b. Hipotesis untuk X2
Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan
pengusaha tas dan dompet
H0: β1≤ 0
Ha : β1 > 0
Pada tingkat signifikasi 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Ho diterima dan H1 ditolak apabila t hitung < t tabel atau jika probabilitas
t hitung > tingkat signifikansi 0,05, artinya adalah salah satu variabel
independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
2. Ho ditolak dan H1 diterima apabila t hitung > t tabel, atau jika probabilitas
thitung < tingkat signifikansi 0,05, artinya adalah salah satu variabel
3.9 Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
independen di antara satu dengan lainnya. Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regrasi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan kaidah “auxiliary regression”. Penggunaan kaidah ini dilakukan
dengan cara meregres masing-masing variabel independen dengan variabel
independen yang lain. Apabila hasil dari proses meregres masing-masing variabel
independen dengan variabel independen yang lain tersebut menunjukkan adanya
nilai R2 yang lebih rendah dari R2 model utama, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolineritas antar variabel independen (Yana Rohmana, 2010 :
140-143).
3.9.2 Heterokedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik adalah bahwa
varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan σ2. Inilah
yang disebut asumsi heteroskedasticity atau varian yang sama. Dalam
heteroskedastisitas menunjukkan disturbance yang dapat ditunjukkan dengan
adanya conditional variance Yi bertambah pada waktu X bertambah. Dapat
dikatakan bahwa heteroskedastisitas menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien
76
melebihi dari semestinya dan menyesatkan. Salah satu cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya gejala heteroskedastisitas maka dapat dilakukan dengan
menggunakan White Test. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat
probabilitas Obs*R-squared. Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared lebih besar
dari taraf nyata tertentu maka persamaan tersebut tidak mengandung gejala
heteroeskedastisitas, begitu juga sebaliknya (Yana Rohmana, 2010 : 158-160).
3.9.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena resisual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya. Bila asumsi ini
tidak dipenuhi maka dalam hal ini uji t dan uji F tidak lagi menjadi valid dan
kurang kuat karena selang keyakinan akan semakin lebar. Autokorelasi
mengakibatkan koefisien regresi yang dihasilkan tidak efisien sehingga menjadi
tidak dapat dilakukan. Pada penelitian ini digunakan uji Breusch and Godfrey
Serial Correlation LM-Test untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
autokorelasi. Apabila nilai Probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari tarif nyata
tertentu (yang digunakan), maka persamaan ini dinyatakan tidak mengalami
autokorelasi. Apabila nilai Obs*R-squared yang diperoleh lebih kecil dari pada
taraf nyata tertentu maka persamaan tersebut mengandung autokorelasi (Yana
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh perilaku
kewirausahaan dan diferensiasi produk pendapatan pengusaha tas dan dompet di
Desa Cibolerang Blok Ransel Babakan Mulya Kota Bandung, maka dapat
disimpulkan hasil sebagai berikut :
1. Diferensiasi produk memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
pendapatan pengusaha tas dan dompet di Desa Cibolerang Blok Ransel
Babakan Mulya. Artinya setiap peningkatan diferensiasi produk maka
akan meningkatkan pendapatan pengusaha. Diferensiasi produk dengan
indikator, diferensiasi jenis, bentuk/model, warna, kualitas, dan
pengemasan. Setiap pengusaha yang mendiferensiasi produk mereka akan
memberikan berbagai pilihan bagi konsumen sehingga konsumen akan
lebih tertarik untuk berbelanja di tempat yang pengusahanya menawarkan
berbagai pilihan corak. Semakin banyak perbedaan jenis, model, warna,
kualitas bahkan pengemasan produk tas dan dompet akan memberikan
ragam pilihan untuk konsemen, sehingga konsumen tidak merasa bosan
setiap kali datang ke tempat tersebut.
2. Perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
pendapatan pengusaha di Desa Cibolerang Blok Ransel Babakan Mulya.
seorang pengusaha akan meningkatkan pendapatan pengusaha tersebut,
yang menjadi indikator perilaku kewirausahaan dalam penelitian ini adalah
hasrat akan tanggung jawab, optimis, berorientasi masa depan, selalu
mencari peluang baru untuk usahanya, serta dapat menerapkan kreativitas
yang dimilikinya melalui inovasi terhadap masalah dan peluang yang ada
untuk mengahasilkan sesuatu yang baru dalam rangka meningkatkan taraf
hidup dengan cara peningkatan pendapatannya. Perilaku kewirausahaan
menjadi faktor yang sangat penting untuk peningkatan pendapatan
pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel.
5.2Saran
Adapun saran-saran yang direkomendasikan penulis berdasarkan hasil
penelitian yang telah di lakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk pengusaha di Blok Ransel dalam hal diferensiasi produk
memiliki kelemahan dalam indikator diferensiasi kualitas dan
pengemasan. Para pengusaha di sarankan untuk membuat produk yang
lebih berkualitas agar produk yang mereka hasilkan bisa menembus
pasar yang lebih tinggi. Setelah kualitas di tingkatkan maka
pengemasan pun akan beraneka ragam, untuk produk yang berkualitas
tinggi seharusnya dibuat kemasan semenarik mungkin tidak kalah
dengan pengemasan produk yang di jual di toko-toko besar, factory
outlet dan distro-distro yang sedang banyak berkembang saat ini.
Sedangkan untuk pemerintah setempat diharapkan mengadakan
para pengusaha dalam sektor UMKM seperti pengusaha tas dan
dompet di Blok Ransel untuk mendapatkan informasi tentang fashion
dan trend yang sedang musim saat itu. Sehingga dalam menghasilkan
produk akan lebih berdifernsiasi. Dengan kemudahan berbagai
informasi yang didapatkan para pengusaha tentu saja dapat
meningkatkan pendapatan bagi pengusaha tersebut, karena konsumen
pada akhirnya akan tertarik untuk menggunakan produk yang di
hasilkan oleh pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel.
2. Untuk pengusaha tas dan dompet di Blok Ransel memilki kelemahan
dalam indikator orientasi masa depan, pengusaha disana cenderung
konsumtif dalam menggunakan pendapatannya, sehingga mereka tidak
memikirkan bagaimana untuk kehidupannya di masa depan. Selain itu
para pengusaha banyak yang tidak melanjutkan sekolah formal, itu
membuktikan rendahnya orientasi masa depan mereka. Disarankan
para pengusaha hidup lebih terarah dan berorientasi masa depan,
seharusnya ketika para pengusaha mendapatkan peningkatan
pendapatan sebagian uangya di tabung untuk keperluan masa depan.
selain itu seharusnya penghasilan mereka di gunakan untuk biaya
pendidikan. Karena pendidikan merupakan faktor yang sangat penting
untuk kesuksesan dalam usaha. Dengan pendidikan yang tinggi akan
meningkatkan pengetahuan para pengusaha, sehingga untuk di masa
depan usaha pembuatan tas dan dompet di Blok Ransel bisa lebih
3. Untuk menigkatkan perilaku kewirausahaan yang dimiliki pengusaha
di sektor UMKM pemerintah seharusnya segera merealisasikan
program memberikan pelatihan kewirausahaan, modal, dan pelatihan
pemasaran terhadap UMKM dan koperasi. Pelatihan tersebut bisa
berupa pendidikan informal atau pun pembinaan oleh pemerintah
sebagai motifator untuk peningkatan taraf hidup para pengusaha di
sektor UMKM. Sehingga para pengusaha tersebut memiliki perilaku
kewirausahaan yang tinggi. Perilaku kewirausahaan yang tinggi
dipastikan dapat meningkatkan pendapatan UMKM tersebut. perilaku
kewirausahaan khususnya kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan
oleh pengusaha di sektor UMKM untuk menghasilkan produk yang
DAFTAR PUSTAKA
Billas. A Ricard. (1994). Teori Mikro Ekonomi . PT Gelora Aksara Pratama: Jakarta
Case And Fair. (2005). Prinsip-Prinsip Ekonomi, PT gelora Aksara Pratama: Jakarta
Eeng Ahman dan Yana rohmana. (2007). Teori Ekonomi Mikro. Laboraturium Upi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI: Bandung
Gujarati. (2006). Dasar-dasar Ekonometrika. Erlanga: Jakarta
Henry Faizal Noor.( 2007). Ekonomi Manajerial. PT Rajagrafindo. Persada: Jakarta
Iskandar Putong. (2010). Economics Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Mitra Wacana Media: Jakarta
Kasmir. (2007). Kewirausahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Marsi Singarimbun. (2006). Metode Penelitian Survey. Pustaka LP3ES: Jakarta
Moh. Nazir, Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta
Muhamad Teguh. (2005). Metodologi penelitian ekonomi. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta
Musselman. A Vernon. (1984). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Erlangga: Jakarta
Riduwan. (2007). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistik. Alfabeta: Bandung
Philip Kotler and Keller Kelvin Lane. (2007). Manajemen Pemasaran. Pt Macanan Jaya Cemerlang: Jakarta
Sadono Sukirno. (2005). Mikro Ekonomi Teori Pengantar, PT Rajagrafindo Persada: Jakarta
Saifuddin Azwar. 2011. Penyusunan Skala Pisikologi. Pustaka Pelajar Offset: Jakarta
Salvatore. Dominick Phd.( 2007). Mikroekonomi. Erlangga: Jakarta
Samuelson. Paul. (2003). Ilmu Mikro Ekonomi. Media Global Edukasi: Jakarta
Sugiyono. (2006). Penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Alfabeta: Bandung
Sudjana. (2006). Metoda Statistik. Tarsito: Bandung
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Pt Rineka Cipta: Jakarta
Suryana. (2006). Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta
Tati Suharti Joesron. (2012). Teori Ekonomi Mikro. Graha Ilmu: Yogyakarta
Tulus T H Tambunan. (2009). UMKM DI Indonesia , Ghalia Indonesia: Jakarta
Vincent Gaspersz. (2011). Ekonomi Manajerial. PT Niaga Swadaya: Jakarta Jakarta
Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews. Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI: Bandung Zimmerer. W Thomas. (2008). Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha kecil.
Salemba Empat: Jakarta Jurnal
Mohammad Aktaruzzaman Khan. (2011). Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the BusinessSuccess of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Bangladesh. School of Business Innovation and
Technopreneurship University Malaysia Perlis, Malaysia (Vol. 6, No. 3; March 2011).
Ernani Hadiyati . (2009 ). Kajian Pendekatan Pemasaran Kewirausahaan dan Kinerja Penjualan Usaha Kecil. Jurnal manajemen dan kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Gajayana Malan (vol.11, no. 2, September: 183-192).
Malika Das, Associate Professor.(2011). Journal of small business and entrepreneurship “ Women Entrepreneurs from India: Problems,
Motivations and Success Factors. Department of Business Administration and Tourism and Hospitality Management, Mount Saint Vincent
University, Halifax, N.S.
Randall G. Holcombe. (2009). Product differentiation and economic progress the quarterly journal of austrian economics 12, no. 1 (2009): 17–35)
Swastha, Basu dan Irawan, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, (Edisi II, Get. VHI),: Liberty Yogyakarta