• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE PENELITIAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel terikat yang pengumpulan datanya dilakukan pada satu periode tertentu dan pengamatan hanya dilakukan satu kali selama penelitian (Notoatmodjo, 2005).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Pemilihan lokasi di wilayah ini karena menurut survei pada bulan Agustus 2014 di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali prevalensi anak balita stunting tahun 2013 di Kabupaten Boyolali sebesar 7,6%. Kecamatan di Kabupaten Boyolali tertinggi prevalensi balita stunting pada tahun 2013 yaitu di Kecamatan Teras dengan prevalensi 11,6%, sedangkan desa dengan prevalensi tertinggi di Kecamatan Teras adalah Desa Kopen dengan prevalensi 28,8%. Prevalensi stunting di Desa kopen ini masuk dalam masalah gizi kategori sedang. Capaian angka KADARZI di Kabupaten Boyolali 68% dan Kecamatan Teras adalah 58% (Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, 2013).

2) Waktu

(2)

pengambilan sampel dan analisis pada bulan Oktober 2014. Jadwal dapat di lihat pada Tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan/2014

4 5 6 7 8 9 10 11 Penyusunan proposal

Seminar proposal Revisi proposal Pengambilan sampel Analisis Data

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 256 anak balita umur 24 bulan sampai 59 bulan. Penelitian ini dilakukan pada anak balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut.

kriteria inklusi meliputi :

a) Anak balita tidak cacat fisik dan mental.

b) Anak balita yang tinggal di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

c) Anak balita yang mempunyai ibu yang tidak cacat mental. d) Anak balita yang diasuh oleh ibunya sendiri

kriteria eksklusi meliputi :

a) Anak balita yang pindah dari desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

(3)

2. Sampel

Sampel dihitung menggunakan rumus Sastroasmoro (2008) dengan proporsi anak balita stunting sebesar 28,8 % ( berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2013). Perhitungan besar sampel tersebut adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n : Jumlah sampel

P1 : Proprorsi pada kelompok stunting (0.28) (Purkesmas Teras, 2013).

P2 : Proporsi pada kelompok non stunting (0.72) (Purkesmas Teras, 2013).

d : Ketepatan (0.20)

α : Tingkat kemaknaan (1.96)

P =1/2 (P1+P2)

=1/2 (0.28+0.72)=0.5 Q =1 – P

=1 – 0.5 =0.5 Q1 =1 – P1

=1 – 0.28= 0.72 Q2 =1 – P2

=1 – 0.72=0.28.

(4)

Perkiraan 10% akan lepas pengamatan (lost of follow up) maka besar sampel yang digunakan berdasarkan perhitungan adalah 42 anak balita untuk masing-masing untuk kelompok stunting dan non stunting. Teknik sampling dalam penelitian ini mengunakan sistem simple random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih 42 anak balita non stunting dari 184 anak balita non stunting, dan memilih 42 anak balita stunting dari 72 anak balita stunting di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara undian.

D. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsumsi energi, protein, vitamin A dan perilaku KADARZI.

b. Variabel Terikat

(5)

E. Definisi Operasonal Variabel

Tabel 5. Definisi Operasional

Variabel Defiisi Operasional Skala Ukur

Tingkat konsumsi

energi

Jumlah rata-rata konsumsi energi ke dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman sehari-hari oleh sampel yang diukur dengan menggunakan recall 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) dikalikan 100%.

Rasio

Tingkat konsumsi

protein

Jumlah rata-rata konsumsi protein ke dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman sehari-hari oleh sampel yang diukur dengan menggunakan recall 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) dikalikan 100%.

Rasio

Tingkat konsumsi vitamin A

Jumlah rata-rata konsumsi vitamin A ke dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman sehari-hari oleh sampel yang diukur dengan menggunakan recall 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) dikalikan 100%.

Rasio

KADARZI Jumlah indikator KADARZI yang dilakukan keluarga berdasarkan karakteristik keluarga yang mempunyai anak balita umur 24 bulan sampai 59 bulan, dengan jumlah indikator 0-4 indikator dengan parameter sebagai berikut :

1. Baik bila melakukan 4 indikator

2. Tidak baik bila melakukan kurang dari 4 indikator (Depkes RI, 2007).

Rasio

Status gizi

Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu yang dihitung menggunakan antropometri indeks TB/U dengan parameter sebagai berikut :

1. stunting (keadaan tubuh pendek bila nilai z-score < -2 SD

2. Non stunting (keadaan tubuh tidak pendek)bila nilai z-score ≥ -2 SD

(6)

F. Jenis dan Pengumpulan Data

1. Jenis Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

subjek. Data primer yang dikumpulkan meliputi:

1) Identitas responden yaitu nama, umur, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga.

2) Data antropometri meliputi tinggi badan.

3) Perilaku KADARZI dan tingkat konsumsi energi, protein dan vitamin A.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dengan cara

observasi langsung atau wawancara. Data sekunder pada

penelitian ini meliputi : jumlah anak balita dan gambaran umum

Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

2. Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Identitas responden

Identitas responden yaitu nama, umur, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga. Data ini diperoleh dengan cara pengisian formulir identitas responden

(7)

2) Konsumsi Energi, Protein dan Vitamin A

Melakukan wawancara langsung kepada responden atau ibu anak balita untuk mengetahui konsumsi energi, protein, dan vitamin A balita dengan cara recall 24 jam selama tiga hari tidak berturut-turut. Data konsumsi diolah menggunakan komputer dengan menggunakan sistem atau program nutrisurvey yang hasilnya dibagi dengan AKG 2012 secara manual.

3) KADARZI

Mengukur dan mewawancarai kepada ibu anak balita untuk mengetahui perilaku KADARZI dengan menggunakan kuesioner dari Depkes RI 2004.

4) Status Gizi

Responden atau anak balita diukur tinggi badan untuk menentukan status gizinya, dihitung dengan rumus Z-skore TB/U.

Data antropometri diperoleh dengan cara mengukur TB secara

langsung. Cara pengukurannya sebagai berikut:

a) Data tinggi badan diukur dengan microtoice, dengan kapasitas

200 cm dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Subyek berdiri tegak,

tumit, pantat, punggung harus menempel ke dinding dan tidak

diperbolehkan memakai alas kaki yang dapat mempengaruhi

pengukuran TB.

b. Data Sekunder

(8)

2) Jumlah anak balita di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupeten Boyolali.

G. Alat dan Instrumen Penelitian 1. Alat

Alat yang dipergunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data berupa microtoice dengan kapasitas 200 cm dengan tingkat ketelitian 0,1 cm, komputer dengan sistem atau program nutrisurvey dan iodium test.

2. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Formulir Identitas, data pribadi yaitu nama, umur, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga.

2) Formulir recall 24 jam, tabel konsumsi makan yang meliputi jam

makan, masakan, bahan makanan, berat, dan URT.

3) Kuesioner KADARZI, digunakan untuk mengukur perilaku KADARZI

dengan indikator KADARZI berdasarkan karakteristik keluarga yang

mempunyai anak balita 24-59 bulan. Kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel

5 dengan kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :

Tabel 6.

Kisi-kisi Kuesioner Perilaku KADARZI

Variabel Indikator Item soal Jumlah soal Perilaku

KADARZI

1. Penimbangan balita 2. Makan beraneka ragam 3. Menggunakan garam

beryodium.

4. Suplemen kapsu vitamin A

1,2,3,4 1,2 1,2 1,2

4 2 2 2

(9)

H. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Proses Perijinan

Proses perijinan pertama kali yang dilakukan adalah mengurus surat ijin penelitian ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dan UPT Puskesmas Teras Kabupaten Boyolali.

b. Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan pertama adalah mencari prevalensi stunting di Dinas Kesehatan Boyolali, mencari data anak balita yaitu jumlah anak balita, jumlah anak balita stunting dan non stunting di Puskesmas Teras.

c. Pengambilan Data

1. Identitas responden yaitu nama, umur, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga. Data ini diperoleh dengan cara pengisian formulir identitas responden oleh peneliti dengan

wawancara kepada ibu anak balita.

2. Mengukur tinggi badan balita menggunakan microtoice.

3. Wawancara tingkat konsumsi energi, protein, dan vitamin A anak balita kepada ibu anak balita menggunakan form recall 24 jam selama tiga hari tidak berturut-turut pada hari minggu, selasa dan jumat, karena variasi makan dalam rumah tangga setiap hari berbeda.

(10)

a. Mengetahui makanan yang di konsumsi setiap hari dengan recall 24 jam dikategorikan baik bila setiap hari makan lauk hewani dan buah, dan tidak baik bila setiap hari tidak makan lauk dan buah. b. Mengetahui penimbangan berat badan setiap bulan dengan

melihat KMS dikategorikan baik bila selama 6 bulan terahir menimbang lebih dari 4 kali berturut-turut dan tidak baik bila selama 6 bulan terhir menimbang kurang dari 4 kali berturut-turut.

c. Mengatahui garam yang digunakan dengan iyodium test dengan cara ditetesi, dikategorikan baik bila setelah dietsi iodium test berwarna biru dan tidak baik bila setelah ditetesi iodium test warna tidak berubah.

d. Megetahui suplementasi gizi balita dengan melihat KMS. Baik bila bila mendapat kapsul merah setiap bulan Februari dan Agustus. Tidak baik bila tidak mendapat kapsul merah.

I. Pengolahan Data a. Editing

(11)

energi, protein, vitamin A, dan lembar kuesioner KADARZI untuk mengetahui perilaku KADARZI.

b. Coding

Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan data. Pemberian kode tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, kode perilaku KADARZI, dan kode status gizi.

Tabel 7

Coding Tingkat Konsumsi Energi

Kode Parameter Keterangan

1 2 3 4 5 Defisit Kurang Ringan Normal Lebih

Asupan <70 %AKG Asupan 70-79 %AKG Asupan 80-89 %AKG Asupan 90-119 %AKG Asupan ≥120 %AKG Sumber : Supariasa Dkk (2006).

Tabel 8

Coding Tingkat Konsumsi Protein

Kode Parameter Keterangan

1 2 3 4 5 Defisit Kurang Ringan Normal Lebih

Asupan <70 %AKG Asupan 70-79 %AKG Asupan 80-89 %AKG Asupan 90-119 %AKG Asupan ≥120 %AKG Sumber : Supariasa dkk (2006)

Tabel 9

Coding Tingkat Konsumsi Vitamin A

Kode Parameter Keterangan

1 2 3 4 5 Defisit Kurang Ringan Normal Lebih

(12)

Tabel 10

Coding Perilaku KADARZI

Kode Parameter Keterangan

1

2

Baik

Tidak baik

1. Perilaku KADARZI, melakukan 4 norma KADARZI.

2. Perilaku KADARZI, melakukan kurang dari 4 norma KADARZI

Sumber : Depkes RI (2007)

Tabel 11 Coding Status Gizi

Kode Parameter Keterangan

1 2

Stunting Non stunting.

Status gizi TB/U z-score <-2 SD Status gizi TB/U z-score ≥-2 SD Sumber : Depkes RI (2007).

c. Entry

Entry data adalah memasukkan data yang terdiri dari data identitas,

tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, perilaku KADARZI dan status

gizi menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan sistem atau

program SPSS for windows SPSS for windows versi 17.0.

d. Cleaning

Cleaning dilakukan dengan cara melihat kelengkapan dan kebenaran data, tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, perilaku KADARZI dan status gizi di dalam komputer.

e. Tabulating

(13)

J. Analisis Data a. Analisa Univariat

Analisis untuk mendeskripsikan berbagai variabel yaitu data, tingkat

konsumsi energi, protein, vitamin A, perilaku KADARZI dan status gizi

sebagai informasi dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis

ini menggunakan progam SPSS for windows versi 17 dapat diperoleh nilai

minimal nilai maksimal dan nilai rata-rata.

b. Analisa Bivariat

1) Uji Kolmogrorov Smirnov

Uji yang dilakukan sebelum menguji perbedaan konsumsi energi, protein, vitamin A dan perilaku KADARZI terlebih dahulu di uji kenormalannya dengan uji kolmogrov smirnov dengan hasil konsumsi energi dan konsumsi protein berdistribusi normal, sedangkan konsumsi vitamin A dan perilaku KADARZI berdistribusi tidak normal.

2. uji beda

Uji beda digunakan untuk uji pairet t test untuk konsumsi energi dan konsumsi protein, karena distribusinya data normal dan uji Wilcoxon untuk konsumsi vitamin A dan perilaku kadarzi karena data terdistribusi tidak normal.

a) Apabila p value < 0,05, maka H0 ditolak, dengan demikian ada

perbedaan antara tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A dan

perilaku KADARZI pada balita stunting dan non stunting.

b) Apabila p value ≥ 0,05, maka H0 diterima, dengan demikian tidak ada

perbedaan antara tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A dan

Gambar

Tabel 5. Definisi Operasional
Tabel 10 Coding Perilaku KADARZI

Referensi

Dokumen terkait

PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO (BESI, VITAMIN A, SENG) ANTARA ANAK SD STUNTING.. DAN NON STUNTING DI KECAMATAN KARTASURA

PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN DAN BESAR PORSI MP-ASI PADA.. ANAK BALITA KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN

PENGARUH PERBEDAAN STRATA POSYANDU DAN KARAKTERISTIK KADER TERHADP PREVALENSI BALITA KURANG ENERGI PROTEIN DAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS DI KABUPATEN

Kualitas asupan makanan yang baik merupakan komponen penting dalam makanan anak karena mengandung sumber zat gizi makro (energi, lemak, protein, karbohidrat ) dan mikro yang

Hubungan Antara Konsumsi Mie Instan, Asupan (Energi, Protein, Vitamin A dan Fe) dan Status Gizi Laki-Laki Usia 19- 29 Tahun di Pulau Sumatra (Analisis Data Sekunder Riskesdas

Berdasarkan pernyataan tersebut tingkat konsumsi energi pada balita Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang yang sebagian besar masih dalam kategori di

Tulisan ini menyajikan hasil analisis data konsumsi makanan Riskesdas 2010 untuk mengetahui gambaran keragaman makanan dan sumbangannya terhadap konsumsi energi

Demikian juga penelitian Aridiyah tahun 2015 menyatakan hubungan tingkat kecukupan energi dengan kejadian stunting pada anak balita menunjukkan hasil bahwa tingkat kecukupan energi