• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERHADAP Escherechia coli DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERHADAP Escherechia coli DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA

(

Punica granatum

L) TERHADAP

Escherechia coli

DI RSUD dr. MOEWARDI

SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Fatimah Azzaharah Binti Ismail

G 0007505

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi

dengan judul :

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(

Punica granatum L

) terhadap

Escherechia coli

di Rumah Sakit dr. Moewardi,

Surakarta

Fatimah Azzaharah binti Ismail, G.0007505, Tahun 2011

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan

Tim Ujian Skripsi

Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Selasa, Tanggal 11 Januari 2011

Pembimbing Utama

Penguji Utama

Marwoto, dr., MSc., SpMK Afiono Agung Prasetyo, dr., PhD

NIP : 1959 0203 198601 1004

NIP : 1977 0907 200212 1002

Pembimbing Pendamping

Anggota Penguji

Mujosemedi, Drs., MSc

Nur Hafidha Hikmayani, dr.

NIP : 1960 0530 198903 1001

NIP : 1976 1225 200501 2001

Tim Skripsi

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima

(

Punica granatum

L) terhadap

Escherechia coli

Di RSUD dr. Moewardi

Surakarta.

Fatimah Azzaharah binti Ismail, NIM : G.0007505, Tahun:2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan

Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Selasa, Tanggal 11 Januari 2011

Pembimbing Utama

Nama :

Marwoto, dr., MSc., SpMK

NIP : 1959 0203 198601 1004

...

Pembimbing Pendamping

Nama : Mujosemedi, Drs., MSc

NIP : 1960 0530 198903 1001

...

Penguji Utama

Nama : Afiono Agung Prasetyo, dr., PhD

NIP : 1977 0907 200212 1 002

...

Anggota Penguji

Nama : Nur Hafidha Hikmayani, dr., MClin Epid

NIP : 1976 1225 200501 2 001

...

Surakarta, ...

Ketua Tim Skripsi

Dekan Fakultas Kedokteran UNS

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, ...

Fatimah Azzaharah Binti Ismail

(5)

ABSTRAK

FATIMAH AZZAHARAH BINTI ISMAIL, G0007505, Tahun 2011.

Daya

Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L) terhadap Escherechia

coli di RSUD dr. Moewardi Surakarta,

Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

Tujuan Penelitian

: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri

ekstrak kulit Buah Delima (Punica granatum L) terhadap pertumbuhan Escherehia

coli secara in vitro.

Metode Penelitian

: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

rancangan the post test only control group design. Ekstrak kulit Buah Delima (Punica

granatum L) diperoleh melalui proses perkolasi, diencerkan untuk mendapatkan seri

konsentrasi 30%, 50%, 70% dan 100% dengan aquadest. Escherechia coli diperoleh

dari sampel yang diambil dari 30 pasien yang sudah diisolat di Lab. Mikrobiologi

RSUD dr. Moewardi. Aquadest digunakan sebagai kontrol negatif, dan cakram

gentamisin 30 µ g dipakai sebagai kontrol positif. Daya antibakteri ekstrak kulit buah

delima (Punica granatum L) ditentukan berdasarkan diameter zona hambatan

pertumbuhan bakteri yang diuji. Data yang diperoleh dianalisis dengan One Way

ANOVA (Analysis of Variance) dan uji Least Significance Difference (LSD).

Hasil Penelitian

: Hasil uji ANOVA didapatkan rerata zona hambatan dengan nilai p

< 0,05 yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara keenam kelompok

perlakuan yaitu antara aquadest, gentamisin 30 µg, ekstrak kulit Buah Delima

(Punica granatum L) konsentrasi 30%, 50%, 70% dan 100% dalam menghambat

pertumbuhan Escherechia coli. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan semua kelompok perlakuan,

kelompok konsentrasi 50% dengan kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok

konsentrasi 100%, tetapi didapatkan perbedaan yang tidak signifikan antara

kelompok konsentrasi 50% dengan kelompok konsentrasi 30% dan 70%.

Simpulan Penelitian

: Ekstrak kulit Buah Delima (Punica granatum L) terbukti dapat

menghambat pertumbuhan Escherechia coli secara signifikan.

(6)

ABSTRACT

FATIMAH AZZAHARAH BINTI ISMAIL, G0007505, Year 2011.

The

Antibacterial Effects of Pomegranate Rind Extracts (Punica granatum L) on

Escherechia coli in dr. Moewardi Hospital Surakarta, Faculty of Medicine, Sebelas

Maret University, Surakarta.

Objective:

The aim of this study is to determine the antibacterial effects of

pomegranate rind extracts (Punica granatum L) on Escherechia coli through in vitro.

Methods:

This was an experimental research using the post test only control group

design. Pomegranate rind extracts (Punica granatum L) produced through the

percolation process, were diluted using aquadest solvent into 30%, 50%, 70% and

100% in concentration. Escherechia coli used in this research were taken from

samples of 30 patients which were isolated in RSUD dr. Moewardi’s Microbiology

Laboratory. Aquadest was used as negative control whereas gentamicin 30 µ g disc

was used as positive control. Antibacterial activity of the pomegranate rind extracts

(Punica granatum L) was assessed by measuring the diameter of inhibitory zone

against the growth of bacteria tested. Data gotten in the research were statistically

analyzed using One Way ANOVA (Analysis of Variance) and Least Significance

Difference (LSD) test.

Result

: One Way ANOVA test showed that there was a significance difference

between the six groups tested that were the aquadest, gentamicin 30 µg, 30%, 50%,

70% and 100% concentrations of pomegranate rind extracts (Punica granatum L) in

inhibiting the growth of Escherechia coli. LSD test showed significance difference

between negative control group and the other five groups tested, the 50%

concentration group and negative control group, and the positive control and 100%

concentration group. However there was no significance difference between the 50%

concentration group and the 30% and 70% concentration groups.

Conclusion:

Pomegranate rind extracts (Punica granatum L) were significantly

proven inhibited the growth of Escherechia coli.

(7)

PRAKATA

Alhamdulilllah, segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa atas segala

karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L) terhadap

Escherechia coli di RSUD dr. Moewardi Surakarta”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari berbagai hambatan dan

kesulitan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh semua pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Prof. Dr. A A. Subijanto, dr., M.S selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

2.

Muthmainah, dr., M.Kes

selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

3.

Marwoto, dr., MSc., Sp.MK selaku Pembimbing Utama atas semua

bimbingan, saran, motivasi, dan masukan dalam penyusunan skripsi.

4.

Mujosemedi, Drs., M.Sc selaku Pembimbing Pendamping atas semua

bimbingan, saran, motivasi, dan masukan dalam penyusunan skripsi.

5.

Afiono Agung Prasetyo, dr., Ph.D selaku Penguji Utama atas saran dan

masukan dalam penyusunan skripsi.

6.

Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.Clin Epid selaku Anggota Penguji atas saran

dan masukan dalam penyusunan skripsi.

7.

Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan pelayanan dan kemudahan dalam pelaksanaan skripsi.

8.

Ayah dan mama yang senantiasa mendoakan kejayaan anak tercinta dan

memberikan dukungan dan kasih-sayang tanpa batas.

9.

Teman-teman Malaysia dan Indonesia yang tidak jemu membantu baik dari

aspek bahasa dalam penyusunan skripsi, transportasi dan informasi.

10.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang membangun. Akhir kata,

penulis berharap semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi

ilmu kedokteran pada umumnya dan bagi pembaca pada khususnya.

Surakarta, 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ...

vi

DAFTAR ISI ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...

ix

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Perumusan Masalah ...

2

C.

Tujuan Penelitian ...

3

D.

Manfaat Penelitian ...

3

BAB II LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Pustaka ...

4

1.

Delima

a.

Taksonomi ...

4

b.

Nama lokal ...

4

c.

Morfologi...

5

d.

Asal-usul ...

5

e.

Habitat dan persebaran ...

6

f.

Kandungan kimia dan manfaat ... .

6

2.

Antimikroba/Antibakteri

Definisi ...

7

3.

Escherechia coli

a.

Taksonomi ...

8

b.

Morfologi & Identifikasi ...

9

c.

Jenis ... ...

9

d.

Habitat ... ...

14

B.

Kerangka Pemikiran ...

15

C.

Hipotesis ...

15

(9)

A.

Metode Penelitian ...

16

B.

Lokasi Penelitian ...

16

C.

Subyek Penelitian ...

16

D.

Teknik Sampling ...

16

E.

Identifikasi Variabel Penelitian ...

17

F.

Definisi Operasional Variabel ...

17

G.

Rancangan Penelitian ...

19

H.

Alat Ukur Penelitian...

20

I.

Bahan Penelitian ...

20

J.

Cara Kerja ...

21

K.

Teknik Analisis Data ...

22

BAB IV HASIL PENELITIAN ...

23

BAB V PEMBAHASAN ...

28

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan ...

32

B.

Saran...

32

DAFTAR PUSTAKA ...

34

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Tabel Hasil pengukuran diameter zona hambatan pertumbuhan

Escherechia coli pada masing-masing perlakuan

Lampiran 2

Hasil Uji Prasyarat (Normalitas Data dan Homogenitas Varians)

Lampiran 3

Hasil Uji Statistik ANOVA

Lampiran 4

Tabel Hasil Analisis Deskriptif

Lampiran 5

Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6

Surat Ijin Pengambilan Sampel ke RSUD Dr. Moewardi di Surakarta

Lampiran 7

Surat Ijin Pembuatan Ekstrak ke Laboratorium Pengujian dan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pengobatan secara tradisional telah digunakan secara turun-temurun sejak

dari zaman dulu berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan,

atau kebiasaan setempat. Menurut penelitian, obat-obat tradisional memang

bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih

mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya.

Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah

delima (Punica granatum L). Kulit buah delima merupakan salah satu dari bagian

pohon delima yang digunakan secara tradisional dalam mengobati penyakit diare

(Qnais dkk, 2007). Kulit buah delima mengandung bahan kimia seperti

tannins,

flavonoids, dan alkaloids. Hasil penelitian menunjukkan terdapat bahan aktif yang

secara biologis bisa menyembuhkan diare dan mungkin karena dasar inilah kulit

buah delima digunakan secara tradisional dalam mengobati kelainan

gastrointestinal (Qnais dkk, 2007). Penelitian Ahmet dkk. (2009) pula mendapati

bahwa ekstrak dari kulit buah delima (Punica granatum

L) mengandung bahan

(12)

Dalam ekstrak kulit buah delima, komponen flavonoids, sterols, triterpenes,

phenols dan

tannins aktif bertindak sebagai antibakteri.

Flavonoids mempunyai

aktivitas yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel bakteri

(Ulanowska dkk, 2007).

Sterols dan

triterpenes

mempunyai aktivitas merusak

membran sel bakteri.

Phenols dan

tannins mempunyai aktivitas menghambat

sintesis verotoksin sel bakteri (Voravuthikunchai dkk, 2005).

Salah satu penyebab terjadinya diare adalah karena infeksi bakteri. Lebih

dari 90% diare disebabkan oleh berbagai infeksi, sedangkan sekitar 10% karena

sebab-sebab lain antara lain obat-obatan, bahan-bahan toksik, iskemik, dan

sebagainya. Bakteri yang paling sering menimbulkan diare adalah

Escherechia

coli (Marcellus dan Daldiyono, 2007).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

daya hambat antibakteri ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) terhadap pertumbuhan Escherechia coli.

B.

Perumusan Masalah

Apakah ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) mempunyai daya

(13)

C.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak kulit buah delima (Punica

granatum

L) terhadap pertumbuhan Escherechia coli dari RSUD dr.

Moewardi, Surakarta.

D.

Manfaat Penelitian

1.

Manfaat teoritis

a.

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang efek antibakteri

ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) terhadap pertumbuhan

Escherechia coli.

b.

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih

lanjut.

2.

Manfaat praktis

Memberikan informasi tentang efek antibakteri ekstrak kulit buah delima

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Pustaka

1.

Delima (

Punica granatum L

)

a.

Taksonomi

Kingdom

: Plantae

Divison

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Subkelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Famili

: Lythraceae

Genus

: Punica

Spesies

: Punica granatum

(Integrated Taxonomic Information System, 2010)

b.

Nama lokal

Indonesia

: Delima

Malaysia

: Delima

Inggris :

: Pomegranate

Filipina

: Granada

(15)

Thailand

: Thap thim

( Rukmana, 2003)

c.

Morfologi

Tanaman delima merupakan tanaman tahunan yang mempunyai

akar tunggang dan sistem perakaran yang cukup dalam. Batang tanaman

berkayu keras, tegak lurus, dan dapat tumbuh setinggi 2 m – 4 m atau

lebih. Tanaman memiliki banyak percabangan dan kadang-kadang

ditumbuhi duri-duri yang agak besar. Daun-daunnya berukuran kecil,

berbentuk memanjang, dan berwarna hijau muda sampai hijau tua.

Tanaman delima dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Bunga

delima berwarna putih, merah atau oranye, tergantung jenisnya.

Buah delima berbentuk bulat sampai bundar dan bergelantungan

dalam tandan. Buah muda berwarna hijau sampai hijau kemerah-merahan,

namun setelah tua berubah menjadi hijau kekuning-kuningan atau hijau

kemerah-merahan hampir kecokelatan, tergantung jenisnya. Daging buah

merupakan kulit biji yang menebal dan tersusun secara padat. Daging

buah ini dikonsumsi bersama biji-bijinya (Rukmana, 2003).

d.

Asal-usul

Tanaman delima berasal dari Persia, kemudian meluas ke berbagai

(16)

mampu beradaptasi dan tumbuh dengan baik di Indonesia (Rukmana,

2003).

e.

Habitat dan persebaran

Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air,

dengan air tanah yang tidak dalam. Daerah yang baik untuk

pertumbuhannya adalah daerah tropika yang musim kemaraunya panjang

dan panas dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Akan tetapi

banyak juga dijumpai di dataran rendah seperti di Jakarta (Rukmana,

2003).

f.

Kandungan kimia dan manfaat

Ekstrak kulit buah delima mempunyai kandungan

flavonoids,

sterols, triterpenes, phenols, tannins, dan alkaloids. Komponen yang aktif

dalam kulit buah delima yang dapat menjadi antibakteri adalah flavonoids,

sterols, triterpenes, phenols, dan tannins. Flavonoids mempunyai aktivitas

yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel bakteri

(Ulanowska dkk, 2007).

Sterols dan

triterpenes mempunyai aktivitas

merusak membran sel bakteri.

Phenols dan

tannins mempunyai aktivitas

menghambat sintesis verotoksin sel bakteri (Voravuthikunchai dkk, 2005).

Manfaat delima bisa diperoleh dengan berbagai cara. Secara

tradisional, buah delima biasa digunakan untuk membersihkan kulit dan

(17)

seluruh buah delima menghambat aktivitas virus influenza (Zhang dkk,

1995).

2.

Antimikroba (Antibakteri)

Antimikroba (antibakteri) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya

mikroba yang merugikan manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada

antimikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal

sebagai bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal

sebagai aktivitas bakterisid (Jawetz, 2007).

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima

kelompok (Rianto,2007), yaitu :

a.

Mengganggu metabolisme sel mikroba

b.

Menghambat sintesis dinding sel mikroba

c.

Mengganggu permeabilitas membrane sel mikroba

d.

Menghambat sintesis protein sel mikroba

e.

Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.

Terdapat dua jenis metode umum yang dapat digunakan untuk

pengujian menurut aktivitas antimikroba (Brooks dkk., 2007) yaitu :

a.

Metode dilusi

Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang

menurun secara bertahap, yang dilarutkan dengan media cair atau

padat. Kemudian media diinokulasi dengan bakteri uji dan diinkubasi.

(18)

antimikroba yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri

uji melalui pengenceran secara bertahap. Uji kepekaan cara dilusi cair

yang biasa digunakan adalah menggunakan tabung reaksi. Cara yang

lebih sederhana lagi yaitu dengan menggunakan

microdilution plate.

Keuntungan uji metode ini adalah dapat memberi hasil kuantitatif

yang menunjukkan kadar antimikroba yang dibutuhkan untuk

mematikan bakteri atau Minimum Inhibition Consentration (MIC).

b.

Metode difusi

Metode difusi yang paling sering digunakan adalah metode

difusi agar. Pada metode ini, cakram kertas saring berisi sejumlah obat

ditempatkan pada permukaan medium padat yang sebelumnya telah

diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah diinkubasi,

diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan untuk mengukur

kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini

dipengaruhi beberapa faktor yaitu : obat, organisme, sifat medium,

kemampuan difusi, ukuran molekul, dan stabilitas obat.

3.

Escherechia coli

a.

Taksonomi ( Migula dkk, 2010 ).

Domain

: Bacteria

Filum

: Proteobacteria

Kelas

: Gamma Proteobacteria

(19)

Genus

: Escherechia

Spesies

: Escherechia

b.

Morfologi & identifikasi

Escherechia coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri

batang gram negatif. Escherechia coli mempunyai ukuran dengan panjang

2,0-6,0 µm dan lebar 1,1-1,5 µm.

Escherechia coli mempunyai 3 lapis

membrane bakteri, yaitu : membran luar (fosfolipid dan lipopolisakarida),

peptidoglikan, dan membran plasma (fosfolipid) (Karsinah dkk, 2006).

Escherechia coli merupakan bakteri gram negatif fakultatif anaerob.

Escherechia coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang

digunakan untuk mengidentifikasi bakteri pada makanan dan air.

Escherechia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di

dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena

dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare (Brooks dkk,

2007).

Escherechia coli tumbuh optimum pada suhu 37ºC, pH 6-7, dan

bersifat anaerob fakultatif.

Escherechia coli mempunyai antigen somatik

(O), antigen flagel (H) dan antigen kapsul (K). Pada saat ini telah

ditemukan : 150 tipe antigen O, 90 tipe antigen K dan 50 tipe antigen H.

Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe

(20)

c.

Jenis

Escherechia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan

di seluruh dunia.

Escherechia coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas

sifat-sifat virulensinya dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui

mekanisme yang berbeda, antara lain :

1)

Enterophatogenetic Escherechia coli (EPEC)

Penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara

berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. Faktor yang

diperantarai secara kromosom menimbulkan perlekatan yang kuat.

Akibat dari perlekatan ini menyebabkan hilangnya mikrovilli usus,

terbentuknya filamentous aktin atau struktur seperti cangkir, dan

menyebabkan mikroba ini masuk ke dalam mukosa. Karakteristik

infeksi ini dapat dilihat dengan mikrograf elektron dari biopsi usus

kecil. Akibat dari infeksi

EPEC adalah diare cair yang biasanya

sembuh sendiri tetapi dapat juga kronik. Waktu diare

EPEC dapat

diperpendek dan diare kronik dapat disembuhkan dengan pemberian

antibiotik (Brooks dkk., 2007). Masa inkubasi dari bakteri ini pada

orang dewasa bisa kurang dari 9 jam. Anklorida merupakan faktor

resiko penyakit ini pada orang dewasa (Zuber, 1999).

2)

Enterotoxigenic Escherechia coli (ETEC)

(21)

(Nataro dan Kaper, 1999). Faktor kolonisasi

ETEC yang spesifik

untuk menimbulkan perlekatan

ETEC pada sel epitel usus kecil.

Beberapa strain ETEC memproduksi sebuah eksotoksin yang sifatnya

labil terhadap panas atau Labile Toxin (LT) dibawah kontrol plasmid.

Sub unit B plasmid

ETEC

melekat dengan GMı gangliosida pada

epitel usus kecil menyebabkan fasilitasi pemasukan sub unit A ke

dalam sel usus, sehingga akan mengaktivasi adenil siklase. Adenil

siklase yang teraktivasi atau cyclic Adenosin Mono Phosphate (cAMP)

semakin lama mengalami peningkatan konsentrasi lokal sehingga

menyebabkan hipersekresi yang intensif dan lama dari air dan klorida

serta menghambat penyerapan natrium. Lumen usus terenggang oleh

cairan dan mengakibatkan hipermotilitas serta diare, dan berlangsung

selama beberapa hari (Brooks dkk., 2007).

LT bersifat antigenik dan dapat bereaksi silang dengan

enterotoksin dari

Vibrio cholera.

LT merangsang produksi antibodi

untuk menetralkan toksin tersebut di dalam serum dari orang yang

terinfeksi oleh

ETEC. Orang yang tinggal di area dimana terdapat

banyak organisme tersebut (negara berkembang) biasanya memiliki

antibodi terhadap toksin ini dan cenderung kurang mengalami diare

oleh LT yang diproduksi oleh Escherechia coli (Brooks dkk., 2007).

(22)

beragam kelompok plasmid.

ST terbagi ke dalam dua tipe yaitu

STa

dan STb (Rahmadi, 2007).

STa mengaktifkan guanil siklase dalam sel

epitel usus dan merangsang pengeluaran cairan. STb akan merangsang

pengeluaran cairan

cyclic nucleotide-independent dengan onset yang

pendek in vivo. Banyak strain

ETEC yang memproduksi

ST juga

memproduksi

LT. Strain

ETEC dengan kedua toksin menyebabkan

diare menjadi lebih berat. Plasmid yang membawa gen untuk

enterotoksin (LT dan

ST) juga membawa gen untuk kolonisasi yang

menyebabkan perlekatan strain

ETEC dengan epitel usus. Faktor

kolonisasi terjadi dengan frekuensi khusus di beberapa serotipe.

Beberapa serotipe

ETEC didapat di seluruh dunia, sedangkan yang

lainnya diketahui mempunyai penyebaran terbatas. Hal yang

memungkinkan bahwa sebenarnya Escherechia coli dapat memperoleh

pengkodean plasmid untuk enterotoksin. Tidak ada hubungan antara

strain ETEC dengan EPEC yang menyebabkan diare pada anak. Tidak

ada hubungan antara strain enterotoksin dengan strain yang mampu

menyerang sel epitelial usus. Masa inkubasi dari bakteri ini sangat

pendek (14-50 jam) (Nataro dan Kaper, 1999).

3)

Enterohemorrhagic Escherechia coli (EHEC)

EHEC banyak dihubungkan dengan

hemorrhagic colitis,

(23)

microangiopathy

hemolytic anemia, dan trombositopenia. Penyakit

tersebut disebabkan verotoksin yang dihasilkan oleh

EHEC.

Verotoksin mempunyai sifat yang hampir sama dengan toksin Shiga

yang diproduksi oleh Shigella disentriae tipe I, meskipun kedua toksin

secara antigen dan genetik berbeda. Dari serotipe

Escherechia coli

yang memproduksi verotoksin, O157:H7 merupakan satu-satunya

yang dapat diidentifikasi dalam contoh klinis.

EHEC O157:H7 tidak

menggunakan sorbitol dalam metabolismenya dan bereaksi negatif

dalam agar

Mac Conkey (Brooks dkk., 2007). Masa inkubasi dari

bakteri ini adalah 3-8 hari. Pengobatan penyakit akibat

EHEC

utamanya adalah perawatan suportif (Zuber, 1999).

4)

Enteroinvasive Escherechia coli (EIEC)

EIEC sebagian besar menyebabkan diare cair dan sebagian

kecil menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis. Diare

yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya terjadi setelah 12-72 jam

makan makanan yang terkontaminasi dan biasanya dapat sembuh

sendiri (Zuber, 1999). Penyakit ini umumnya terjadi pada anak di

negara berkembang. Seperti Shigella, strain

EIEC ada yang

memfermentasi laktosa dengan lambat dan ada yang tidak

(24)

d.

Habitat

Escherechia coli umumnya ditemukan pada saluran pencernaan

bagian bawah (Colon, Caecum, dan Anus) manusia atau hewan berdarah

panas. Jenis yang tidak berbahaya merupakan bagian dari flora normal

pada usus (Migula dkk, 2010).

Escherechia coli secara normal terdapat

dalam traktus gastrointestinal neonates sejak beumur 40 hari akibat dari

makanan, minuman, dan dari individu yang memegang bayi. Infeksi

terjadi ketika bakteri anaerob dan bakteri lain dari flora normal

mengkontamisasi daerah tubuh yang steril (Nelson, 2000). Bakteri ini

disebut juga sebagai bakteri oportunis. Kebanyakan tempat yang

mengalami infeksi klinis adalah saluran kemih, saluran dan kandung

empedu, dan tempat lain dalam rongga perut. Akan tetapi, beberapa

tempat diluar perut seperti kelenjar prostat, paru-paru, tulang, dan mening

(25)

B.

Kerangka Pemikiran

C.

Hipotesis

Ada daya antibakteri ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) terhadap

pertumbuhan Escherechia coli dari RSUD dr. Moewardi, Surakarta.

Kulit buah delima

Ekstrak kulit buah delima

Flavonoids

Sterols & Triterpenes

Phenols & Tannins

Efek antibakteri

1)

Merusak membran sel bakteri

2)

menghambat sintesis atau merusak

asam nukleat sel bakteri

3)

menghambat sintesis verotoksin sel

bakteri

Hambatan pertumbuhan

Escherechia coli

Variabel luar

1.

Terkendali

Asal tanaman

2.

Tidak terkendali

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

metode the post test only with control group design.

B.

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Mikrobiologi RSUD dr. Moewardi

Surakarta dan Laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

C.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan

Escherechia coli yang diperoleh dari

Laboratorium Mikrobiologi RSUD dr. Moewardi.

D.

Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah non random sampling dengan

batasan jumlah. Banyaknya sampel yang diperoleh sesuai jumlah yang telah

(27)

E.

Identifikasi Variabel Penelitian

e.

Variabel bebas : Konsentrasi ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L)

f.

Variabel terikat

: Pertumbuhan Escherechia coli

g.

Variabel luar

a.

Dapat dikendalikan : Suhu

lingkungan,

kelembaban

udara,

aerogenesis, pH, pengenceran ekstrak.

b.

Tidak dapat dikendalikan : Metabolisme

Escherechia coli, umur buah,

kultivikasi dan musim.

F.

Definisi Operasional Variabel

1.

Konsentrasi ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L)

Ekstrak kulit buah delima yang digunakan berasal dari hasil

ekstraksi kulit buah delima di Laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu

Universitas

Gadjah

Mada,

Yogyakarta.

Ekstraksi

yang

dilakukan

menggunakan metode perkolasi. Kemudian ekstrak yang dihasilkan

diencerkan dengan aquades untuk mendapatkan seri konsentrasi yaitu 30%,

50%, 70% dan 100%. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala

nominal.

(28)

Kuman Escherechia coli yang dipakai adalah hasil isolat lokal yang

diperoleh dari Lab. Mikrobiologi RSUD dr. Moewardi, Surakarta. Setelah

bakteri dikulturkan dan diidentifikasi, daya antibakteri ekstrak kulit buah

delima (Punica granatum L) diuji dengan menanamkan bakteri tersebut pada

media Muller Hinton agar. Daya antibakteri ini diukur berdasarkan zona

hambatan pada media agar yang terbentuk di sekeliling sumuran setelah

diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 °C. Sebagai kontrol positif

digunakan gentamisin 30 µ g sedangkan aquadest digunakan sebagai kontrol

negatif. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio.

3.

Variabel luar

a.

Suhu lingkungan, kelembaban udara, aerogenesis, pH, dan pengenceran

ekstrak merupakan variabel-variabel yang dapat dikendalikan. Suhu,

kelembaban udara, aerogenesis, dan pH dapat dikendalikan dengan

menginkubasikan agar Muller Hinton yang telah dikulturkan di dalam

inkubator.

b.

Kultivikasi, musim dan umur buah delima merupakan variabel yang tidak

dapat dikendalikan. Faktor-faktor tersebut bisa mempengaruhi kandungan

yang ada di dalam ekstrak kulit buah delima. Sedangkan metabolisme

kuman juga mempengaruhi kuman dalam mempertahankan keutuhannya

(29)

G.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah the post test only with control group design.

Di sini digunakan juga kontrol positif dan kontrol negatif sebagai pembanding.

Keterangan:

KP

: Kontrol positif, cakram antibiotik Gentamisin 30 µg

P

: Perlakuan, berupa sumuran berdiameter 5 mm yang ditetesi

ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) berbagai konsentrasi

KN

: Kontrol negatif, sumuran berdiameter 5 mm ditetesi aquadest

HKP

: Hasil pengamatan zona hambatan pertumbuhan bakteri pada KP

HP

: Hasil pengamatan zona hambatan pertumbuhan bakteri pada P

HKN

: Hasil pengamatan zona hambatan pertumbuhan bakteri pada KN

Penanaman

E.coli pada

Muller Hinton

agar

KP

HKP

KN

HKN

Bandingkan

dengan uji

statistik

(30)

H. Alat Ukur Penelitian

1.

Alat pembuat sumuran berdiameter 6 mm

2.

Mikro pipet (0,05 mL)

3.

Tabung reaksi

4.

Autoklaf

5.

Kapas lidi steril

6.

Lampu spiritus

7.

Oshe kolong

8.

Penggaris

I.

Bahan Penelitian

1.

Ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) dengan pengenceran 30%,

50%, 70% dan 100%

2.

Escherechia coli

3.

Antibiotik Gentamisin 30 µg

4.

Media Muller Hinton agar

5.

Standard 0,5 Mc Farland

6.

Media kaldu pepton cair

7.

Media Mc Conkey

(31)

J.

Cara Kerja

1.

Persiapan awal

Alat-alat yang diperlukan dicuci bersih kemudian dikeringkan dan

disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.

2.

Persiapan ekstrak kulit buah delima

Ekstrak kulit buah delima yang didapatkan dari Laboratorium

Pengujian dan Penelitian Terpadu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

diencerkan dengan aquadest sehingga diperoleh ekstrak kulit buah delima

dengan berbagai konsentrasi yaitu 30%, 50%, 70% dan 100%.

3.

Persiapan kontrol positif dan kontrol negatif

Untuk kontrol positif menggunakan cakram gentamisin 30 µ g.

Sedangkan untuk kontrol negatif, menggunakan larutan aquadest.

4.

Persiapan media

Media agar Muller Hinton dilubangi dengan alat pembuat sumuran

berdiamater 6 mm sebanyak 5 buah dan jarak diatur sedemikian rupa sehingga

satu sumuran dengan sumuran lain berjauhan.

5.

Persiapan suspensi bakteri

Kaldu pepton disiapkan dalam tabung reaksi. Beberapa oshe bakteri

diambil dari media Mc Conkey, kemudian dimasukkan ke dalam tabung

(32)

yang sama dengan suspensi 0,5 Mac Farland. Bakteri diambil dengan kapas

lidi steril, dioleskan pada media agar Muller Hinton dan diratakan.

6.

Pelaksanaan uji bakteri

Pada media Muller Hinton dibuat sumuran berdiameter 6 mm. Lalu

bakteri

Escherechia coli yang telah dibandingkan dengan standard

Mac

Farland 0,5 dioleskan pada media tersebut. Kemudian sumuran yang telah

dibuat, ditetesi ekstrak kulit buah delima dengan berbagai konsentrasi. Jarak

diatur sedemikian rupa sehingga satu sumuran dengan sumuran lain

berjauhan. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18 jam. Dalam

media tersebut juga diberi antibiotik gentamisin 30 µg sebagai pembanding

atau kontrol positif dan sumuran aquadest sebagai kontrol negatif. Zona

hambatan yang terbentuk diukur dengan penggaris dalam satuan milimeter

(mm).

H.

Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji

One Way

ANOVA (Analysis of Variance). Kemudian, untuk membandingkan hubungan

antara diameter zona hambatan konsentrasi yang satu dengan yang lain

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Data Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai daya antibakteri ekstrak kulit buah

delima (Punica granatum L) terhadap

Escherechia coli di RSUD dr. Moewardi

Surakarta, maka didapatkan hasil pengukuran diameter zona hambatan

[image:33.595.118.520.241.689.2]

pertumbuhan

Escherechia coli pada berbagai perlakuan seperti pada

Tabel 1.

Data selengkapnya terdapat di

Lampiran 1

.

Tabel 1.

Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambatan Pertumbuhan Escherechia

coli pada Masing-Masing Perlakuan

Kelompok Rerata zona hambatan (mm)

Konsentrasi 30% 18,83

Konsentrasi 50% 20,27

Konsentrasi 70% 21,57

Konsentrasi 100% 24,07

Kontrol positif (Gentamisin 30µg) 15,90

(34)

Pada

Tabel

1

dapat dilihat adanya perbedaan rata-rata diameter zona

hambatan yang menunjukkan perbedaan efek antibakteri pada masing-masing

perlakuan. Pada kuman

Escherechia coli dengan kelompok perlakuan yang

menggunakan aquadest (kontrol negatif) tidak didapatkan zona hambatan (0 mm).

Sedangkan pada kuman

Escherechia coli

dengan kelompok perlakuan yang

menggunakan gentamisin 30 µg (kontrol positif) didapatkan rata-rata zona

hambatan 15,90 mm. Hal ini menunjukkan bahwa gentamisin 30 µg mempunyai

efek antibakteri yang adekuat terhadap Escherechia coli. Sedangkan pada kuman

Escherechia coli

dengan kelompok perlakuan ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L) konsentrasi 30%, 50%, 70% dan 100%, berturut-turut

didapatkan rata-rata zona hambatan 18,83 mm, 20,27 mm, 21,57 mm, 24,07 mm.

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L)

mempunyai efek antibakteri yang adekuat terhadap

Escherechia coli

yang

meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi.

B.

Analisis Data

Data hasil penelitian yang berupa diameter zona hambatan dianalisis

dengan

One Way

ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan

Post Hoc Test

berupa uji

Least Significance Difference (LSD). Data diolah dengan program

Statistical Product Service Solution (SPSS) 16,00 for windows.

(35)

Dari hasil pengukuran diameter zona hambatan pada kuman

Escherechia coli, setelah diuji dengan uji ANOVA (Analysis of variance)

yang menggunakan program SPSS 16,00 didapatkan hasil yang signifikan.

Data selengkapnya terdapat di

Lampiran 3

. Dari hasil uji ANOVA pada

kuman

Escherechia coli menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

antara keenam kelompok perlakuan yaitu antara aquadest, gentamisin 30 µ g,

ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) konsentrasi 30%, 50%, 70%

dan 100% dalam menghambat pertumbuhan

Escherechia coli dengan p <

0,05.

2.

Uji Least Significance Difference (LSD)

Setelah dilakukan uji

Least Significance Difference (LSD)

menunjukkan perbedaan yang signifikan

.

Data selengkapnya terdapat di

[image:35.595.85.547.547.715.2]

Lampiran 4

.

Tabel 2.

Ringkasan Perbandingan antara Keenam Kelompok Perlakuan dengan Uji

Least Significance Difference (LSD) pada Kuman Escherechia coli

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Positif (Gentamisin) Ekstrak Konsentrasi 30% Ekstrak Konsentrasi 50% Ekstrak Konsentrasi 70% Ekstrak Konsentrasi 100% Kontrol Negatif (Aquadest)

- P = 0,000

(Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

Kontrol Positif (Gentamisin)

P = 0,000

(Signifikan) -

P = 0,001 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

Ekstrak Konsentrasi

30%

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,001

(Signifikan) -

P = 0,111 (Tidak Signifikan)

P = 0,003 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

(36)

Konsentrasi 50%

(Signifikan) (Signifikan) (Tidak

Signifikan) (Tidak Signifikan) (Signifikan) Ekstrak Konsentrasi 70%

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,003 (Signifikan)

P = 0,148 (Tidak Signifikan)

- P = 0,006

(Signifikan)

Ekstrak Konsentrasi

100%

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,000 (Signifikan)

P = 0,006

(Signifikan) -

Hasil uji

Least

Significance Difference (LSD) pada kuman

Escherechia coli

didapatkan perbandingan rata-rata diameter zona hambatan kelompok kontrol negatif

(aquadest) menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan semua kelompok lainnya,

baik dengan kontrol positif (gentamisin 30 µg), maupun dengan ekstrak kulit buah

delima (Punica granatum L) konsentrasi 30%, 50%, 70% dan 100%. Perbandingan

antara kelompok kontrol positif (gentamisin 30 µ g) dengan semua kelompok lainnya,

baik dengan kontrol negatif (aquadest), maupun dengan ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L) konsentrasi 30%, 50%, 70% dan 100% menunjukkan perbedaan

yang signifikan.

Zona hambatan antara kelompok ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) konsentrasi 50% dengan kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (gentamisin 30

µg) dan ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) konsentrasi 100%

menunjukkan perbedaan yang signifikan tetapi tidak pada konsentrasi 30% dan 70%.

Perbandingan zona hambatan antara ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L)

(37)

diterima. Sedangkan zona hambatan pada perbandingan antara ekstrak kulit buah

delima (Punica granatum

L) konsentrasi 50% dengan ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L) konsentrasi 70% memiliki nilai probabilitas 0,148 yang berarti

nilai p > 0,05 sehingga Ho diterima. Kedua hal ini berarti bahwa perbedaan rata-rata

diameter zona hambatan antara kedua kelompok yang dibandingkan tidak signifikan.

Pada perbandingan antara kelompok lainnya memiliki nilai probabilitas 0,000 yang

berarti nilai p > 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti perbedaan rata-rata diameter

(38)

BAB V

PEMBAHASAN

Biakan kuman

Escherechia coli yang diberi perlakuan dengan pemberian

aquadest, gentamisin 30 µg, dan ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L)

konsentrasi 30 %, 50 %, 70 %, dan 100 % berturut-turut didapatkan hasil pengukuran

diameter zona hambatan 0 mm, 15,90 mm, 18,83 mm, 20,27 mm, 21,57 mm, dan

24,07 mm. Besarnya diameter zona hambatan menunjukkan kuat lemahnya efek

antibakteri. Makin besar diameter zona hambatan berarti makin kuat efek

antibakterinya dan makin kecil diameter zona hambatan maka makin lemah efek

antibakterinya.

Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest steril.

Hal ini adalah untuk memastikan bahwa efek antibakteri terhadap kuman Escherechia

coli berasal sepenuhnya dari ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) dan tidak

ada dari aquadest. Data

Tabel 1

menunjukkan bahwa pada kelompok aquadest yang

digunakan sebagai kontrol negatif dan juga sebagai pelarut ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L) tidak terbentuk zona hambatan.

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah gentamisin 30 µg

karena gentamisin 30 µg merupakan antibiotik yang sensitif terhadap kuman

(39)

Hasil penelitian yang terdapat pada

Tabel 1

menunjukkan bahwa rata-rata diameter

zona hambatan gentamisin 30 µg sebesar 15,90 mm. Hal ini terjadi mungkin karena

reaksi diffusi antibiotik tidak sama dengan reaksi seri konsentrasi ekstrak kulit buah

delima terhadap kuman Escherechia coli.

Buah delima yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis buah delima yang

isinya berwarna putih dan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak dalam penelitian

ini adalah hanya kulitnya. Ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) yang

dipakai dalam penelitian ini diekstrak di Laboratorium Pengujian dan Penelitian

Terpadu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ekstraksi yang dilakukan

menggunakan metode perkolasi. Kemudian ekstrak yang dihasilkan diencerkan untuk

mendapatkan seri konsentrasi yaitu 30%, 50%, 70% dan 100% dengan menggunakan

pelarut aquadest. Tujuan pengenceran ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L)

yang dibuat dalam berbagai konsentrasi adalah untuk melihat perbandingan zona

hambatan antara konsentrasi terhadap pertumbuhan

Escherechia coli. Hal ini

menunjukkan pertambahan zona hambatan seiring dengan peningkatan konsentrasi.

Hasil pengamatan pengaruh ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L)

terhadap kuman

Escherechia coli dipaparkan pada

Tabel 1.

Rata-rata diameter zona

hambatan ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) pada konsentrasi 30%,

50%, 70% dan 100% berturut-turut adalah sebesar 18,83 mm, 20,27 mm, 21,57 mm,

dan 24,07 mm. Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak

(40)

Efek antibakteri ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) dalam

menghambat pertumbuhan

Escherechia coli

disebabkan oleh adanya zat aktif dalam

ekstrak tersebut, yaitu berupa

flavonoids, sterols, triterpenes, phenols, tannins, dan

alkaloids. Flavonoids mempunyai aktivitas yang menghambat sintesis atau merusak

asam nukleat sel bakteri (Ulanowska dkk, 2007). Sterols dan triterpenes mempunyai

mempunyai aktivitas merusak membran sel bakteri. Phenols dan tannins mempunyai

aktivitas menghambat sintesis verotoksin sel bakteri (Voravuthikunchai dkk, 2005).

Voravuthikunchai dkk telah meneliti tentang efek daya antibakteri ekstrak

kulit buah delima (Punica granatum L) terhadap kuman standar yang sedikit berbeda

dengan penelitian ini, dimana peneliti menggunakan kuman isolat RSUD dr.

Moewardi Surakarta. Peneliti ingin menunjukkan bahwa terdapat sedikit perbedaan

hasil di antara kuman standar dengan kuman isolat. Di dalam penelitiannya

Voravuthikunchai dkk mendapatkan rerata zona hambatan pertumbuhan

Escherechia

coli 10 mm. Berbeda dengan penelitian Voravuthikunchai dkk, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan kuman isolat di mana rerata zona hambatan pertumbuhan

Escherechia coli yang paling tinggi adalah 24,07 mm dan paling rendah adalah 18,83

mm. Hasil perbandingan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa efek

antibakteri ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L) lebih besar terhadap

kuman isolat daripada dengan kuman standar. Hal ini terjadi mungkin karena terdapat

perbedaan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan penelitian

(41)

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan kuman isolat Escherechia coli dari

urin, darah, sputum dan pus. Hasil penelitian dengan menggunakan kuman isolat

yang bervariasi menunjukkan efek daya antibakteri yang lebih besar seiring dengan

meningkatnya konsentrasi ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L).

Sesuai dengan penelitian sebelumnya, hasil penelitian efek daya antibakteri

(42)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang efek antibakteri ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L) terhadap

Escherechia coli di RSUD dr. Moewardi

Surakarta, maka dapat diambil simpulan bahwa :

1.

Ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L) terbukti dapat menghambat

pertumbuhan Escherechia coli isolat dari RSUD dr. Moewardi Surakarta dan

sesuai dengan penelitian sebelumnya .

2.

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah delima (Punica granatum

L)

yang digunakan pada biakan kuman

Escherechia coli, maka zona hambatan

yang terbentuk makin besar pula.

B.

SARAN

Setelah dilakukan penelitian tentang efek antibakteri ekstrak kulit buah

delima (Punica granatum

L) terhadap

Escherechia coli di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta, maka peneliti menganjurkan :

1.

Menggunakan kuman patogen lain yang belum digunakan dalam penelitian ini

dan penelitian sebelumnya untuk melihat ada tidaknya efek antibakteri dari

(43)

2.

Pengujian dengan metode dilusi untuk mengetahui kadar hambat minimum

yang dimiliki oleh ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L).

3.

Pengujian

bahan

aktif

antibakteri

ekstrak

kulit

buah

delima

(Punica granatum L) secara kualitatif.

4.

Dilakukan pengujian lanjut tentang toksisitas ekstrak kulit buah delima

(Punica granatum L).

5.

Menggunakan bagian lain dari pohon delima untuk melihat ada tidaknya efek

antibakteri terhadap kuman.

6.

Pengujian lanjut secara in vivo untuk melihat efek ekstrak kulit buah delima

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmet D.Duman, Mustafa Ozgen, Kenan S.Dayisoylu, Nurcan Erbil dan

Coskun Durgac. 2009. Antimicrobial Activity of Six Pomegranate

(Punica granatum L) Varieties and Their Relation to Some of Their

Pomological and Phytonutrient Characteristics.

Open Access

Molecules, ISSN 1420-3049, pp 1809-17.

Brooks G.F., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A., 2007.

Jawetz, Melnick,

Adelberg. Medical Microbiology. Edisi 24. Boston : Mc GrawHill. pp

:161-5, 253-4.

Integrated Taxonomic Information System. 2010. ITIS Standard Report of

Punica granatum L.

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&s

earch_value=27278

. (18 Maret 2010).

Jawetz E, MD, PhD, 2007.

Prinsip Kerja Obat Antimikroba. In : Katzung

B.G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya. pp :699-701.

Karsinah, Lucky H.M., Suharto, Mardiastuti H.W., 2006.

Batang Negatif

Gram,

Escherichia. In : Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi

Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. pp : 154-65.

Marcellus S.K., Daldiyono, 2007. Diare Akut. In :

Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp : 408-12.

Migula, Castellani dan Chalmers. 2010. Escherichia coli. Taxonomy

Browser. NCBI.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?mode=

Tree&id=561&lvl=3&lin=f&keep=1&srchmode=1&unlock

.

(23

Maret 2010).

(45)

Nelson E.Waldo, 2000.

Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta : EGC. pp

:667-8.

Qnais E.Y., Elokda A.S., Abu Ghalyun Y.Y., Abdulla F.A., 2007.

Antidiarrheal Activity of the Aqueous Extract of Punica granatum

(Pomegranate) Peels. Pharmaceutical Biology, 1744-5116, volume 45,

issue 9, 2007, pp 715-20. Review.

Rahmadi A. 2007. Detection and Surveillance of Enterotoxigenic E. coli

in

Food Nature : A Review.

Department Agricultural Product

Technology, University of Mulawarman, Samarinda, Indonesia. pp :

1-10.

Rianto Setiabudy. 2007. Pengantar Antimikroba. In: Farmakologi dan Terapi.

Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru. pp 585-7.

Rukmana Rahmat Ir. H., 2003. Delima. pp : 9-15.

Ulanowska K., Majchrzyk A., Moskot M., Banecka J.J., and Wegrzyn G.,

2007. Assessment of Antibacterial Effects of Flavonoids by

Estimation of Generation Times in Liquid Bacterial Cultures. Biology,

Bratislava, 62/2 : 132-135.

Voravuthikunchai S.P., Sririrak T., Limsuwan S., Supawita T., Lida T.,

Honda T., 2005. Inhibitory Effects of Active Compounds from Punica

granatum

Pericarp

on

Verocytotoxin

Production

by

Enterohemorrhagic Escherichia coli O157:H7.

Journal of Health

Science, 51 (5) 590-596.

Zhang J., Zhan B., Yao X., Gao Y., Shong J., 1995. Antiviral Activity of

Tannin from the Pericarp of Punica granatum L. against Herpes genital

virus“in vitro”. Chung-Kuo-Chung-Yao-Tsa-Chih 20,556–558.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambatan Pertumbuhan Escherechia
Tabel 2. Ringkasan Perbandingan antara Keenam Kelompok Perlakuan dengan Uji

Referensi

Dokumen terkait

Visi OJK yaitu uuntuk menjaadi lembaga pengaawas industri jaasa keuaangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumeen dan masyarakat, dan mampu mewujuddkan inddustri jasa

Kemudian untuk meningkat kinerja guru sendiri dengan adanya program PLPG yang menjadikan kualiatas seorang pengajar akan menjadi lebih terlihat diantaranya dengan

Keempat komponen tersebut memenuhi kriteria perpustakaan yang bergerak dibidang pelayanan informasi sehingga sangat mungkin reference agent diterapkan untuk mendukung

Time courses of the area variation in the outer shape of the placozoan at various concentrations of nutrients.. Experi- mental conditions are the same as

Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah “bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan media komik

growth up to 15 days. Keywords: Chicken, inhibitory bacterial growth activity, Ocimum basilicum, phytochemical screening, tofu.. HALAMAN PENGESAHAN ... Latar Belakang ...

Rahman (1999) menjelaskan, pengertian umum teknologi pengajaran bermaksud media yang wujud daripada revolusi komunikasi yang boleh dipmakan untuk mengajar bersama-sama

Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tinggi output terhadap debit hasil pompa hidram dengan variasi panjang langkah katup buang, beban katup buang, dan tinggi