commit to user
LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA
KEGIATAN MEDIA MONITORING BAGIAN ANALISIS MEDIA DAN
INFORMASI (AMI) BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH
DALAM MENGONTROL OPINI PUBLIK
Disusun Oleh :
Nama : Tiani Ajeng Paninggar
NIM : D 1608116
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat
guna memeperoleh sebutan Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul : Kegiatan Media Monitoring Bagian Analisis Media Dan Informasi (AMI) Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Dalam Mengontrol Opini Publik
Karya :
Nama : Tiani Ajeng Paninggar Nim : D1608116
Konsentrasi : HUMAS
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, ... Dosen Pembimbing
Nora Nailul Amal,S.Sos,ML,Med,Hons NIP : 19810429 200501 2002
commit to user
PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari : Senin Tanggal :23 Mei 2011
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Drs. Subagyo, SU ( )
NIP : 195209171980031001
2. Nora Nailul Amal, S. Sos, ML, Med, Hons ( ) NIP : 19810429 200501 2002
commit to user MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan
belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)
Bersikaplah kukuh seperti natu karang yang tidak putus – putusnya dipukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia
menentramkan amarah ombak dan gelombang itu ( arcus Aurelius)
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan ini Tugas Akhir yang penulis buat tidak luput atas dukungan dan dorongan dari semua pihak, diantaranya :
1. Allah SWT yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Kedua Orang Tua ,kemarahan dan keramahanmu adalah wujud kasih sayang bagi kami
3. Kedua adikku ( Dimas & Inda) 4. Mas Henan, sumber semangatku 5. Teman – Teman PR B 2008
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Kulia Kerja Media atau Magang Di Kantor Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah dengan lancar. Laporan ini merupakan hasil Magang penulis yang dilakukan selama satu bulan di Kantor Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah Magang pada Program Studi DIII Public Relations Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis berharap semoga Laporan Kuliah Kerja Media atau Magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.
Di dalam penyusunan Laporan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan, sehingga dapat melaksanakan Magang dan menyelesaikan laporan kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Prof. Pawito, Ph. D
2. Ketua Jurusan Komunikasi DIII Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si 3. Pembimbing Akademik Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si
4. Dosen Pembimbing Ibu Nora Nailul Amal,S.Sos,ML,Med,Hons 5. Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah
6. Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Bapak Agus Utomo,S.Sos
7. Kabag AMI Bapak Wihayat Mintono, SH
8. Bu Tunjung dan Bu Lies yang telah banyak membantu penulis.
9. Semua staf yang ada di Biro Humas yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
10. Orang Tua yang selalu memberikan Doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil
11. Teman – temanku tersayang (Mba Bintari, Ayu, Cety, Siwi, Ichy) Love You All
12. Semua teman-teman Public Relation B Tahun 2008
commit to user
13. Mas Henan yang selalu memberi semangat dan dukungan.
Semoga Laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan apabila dalam penyusunan laporan ini ada kekurangannya, penulis siap menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga laporan ini menjadi lebih baik.
Surakarta, ……….
Penulis
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...v
HALAMAN KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. LATAR BELAKANG ...1
B. TUJUAN DAN MANFAAT KULIAH KERJA MEDIA ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6
A. PUBLIC RELATIONS ...6
B. HUMAS LEMBAGA PEMERINTAHAN ...13
C. MEDIA MONITORING ...20
D. IMPLIKASI MEDIA MONITORING ...30
BAB III GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH DAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH 34 A. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH ...34
B. VISI, MISI, TUJUAN SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...40
C. LAMBANG SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...51
D. SEJARAH BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH .53 E. VISI DAN MISI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...53
F. STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...56
G. URAIAN TUGAS ...57
commit to user
BAB IV FOCUS OF INTEREST DAN PELAKSANAAN MAGANG ...70
A. KEGIATAN MEDIA MONITORING BAGIAN ANALISIS MEDIA DAN INFORMASI (AMI) BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MENGONTROL OPINI PUBLIK. ...70
B. PELAKSANAAN MAGANG ...78
BAB V PENUTUP...82
A. KESIMPULAN ...82
B. SARAN ...83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak dari era globalisasi yaitu ditandai makin majunya teknologi serta
persaingan yang sangat ketat di segala bidang kegiatan. Dengan situasi seperti ini,
malah memberikan kesempatan bagi orang-orang yang mempunyai daya saing
tinggi dan SDM yang berkualitas serta diwujudkan dalam bentuk penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang memadai untuk meraih segala
peluang yang ada agar dapat bertahan di dalam dunia yang penuh dengan
tantangan dan persaingan.
Untuk menyikapi tantangan tersebut, Mahasiswa Program DIII
Komunikasi Terapan diberikan sistem pelatihan atau magang sebagai mata kuliah
terakhir, yang bertujuan untuk mempersiapkan Mahasiswa dalam mengahadapi
tantangan untuk memasuki dunia kerja. Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media
(KKM) atau magang akan memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk
mengimplementasikan teori – teori yang telah diberikan selama kuliah, serta dapat
membandingkan antara ilmu yang telah diperoleh pada saat kuliah dengan praktek
di dunia kerja. Dengan melaui perbandingan tersebut mereka akan belajar
beradaptasi, mengantisipsi, dan merespon realita dalam dunia kerja yang mereka
hadapi.
Sejalan dengan perkembangan dunia usaha mendorong hubungan di dalam
maupun di luar lembaga atau instansi semakin kompleks. Karena hal ini mulai
commit to user
terjadi pada lembaga atau instansi Pemerintahan dimana merupakann suatu
lembaga atau instansi yang tidak memeperoleh laba atau keuntungan dari publik
atau masyarakat. Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukanlah devisi khusus
yaitu Devisi Hubungan Masyarakat, dimana devisi ini menangani berbagai macam
permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat dan pribadi - pribadi di dalam
lembaga atau instansi itu sendiri sehingga citra baik yang diusahakan akan
tercapai sehingga meningkatkan kepercayaan, simpati, serta loyalitas dari
masyarakat terhadap lembaga atau instansi tersebut.
Public Relation (PR) dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
istilah Hubungan Masyarakat, merupakan suatu lapangan pekerjaan baru yang
sedang berkembang pesat di dunia komunikasi. Ini berkaitan Dengan kemajuan
yang berkembang dalam masyarakat juga merambah di bidang politik.
Humas di lembaga atau instansi Pemerintahan merupakan suatu kegiatan
dimana untuk memperoleh kepercayaan, niat baik, pengertian, serta penghargaan
dari masyarakat luas dengan jalan komunikasi. Komunikasi mutlak diperlukan
dalam kegiatan kehumasan dalam pemerintahan dalam melakukan tugasnya.
Karena Humas Pemerintahan dituntut untuk memiliki kesaman pandangan dan
keserasian hubungan antara Pemerintahan sebagai naungannya dengan media dan
masyarakat sebagai publiknya dengan menggunakan komunikasi dua arah. Jadi
setiap informasi tentang kebijakan, program kegiatan, langkah serta
tindakan-tindakan terkait dengan kegiatan Pemerintahan yang diberikan kepada publik akan
memicu umpan balik (feedback) dari media dan masyarakat. Feedback yang
commit to user
pemerintahan. Hal ini sangatlah penting karena dapat menjadi bahan masukan
tentang pelaksanaan suatu kebijakan atau program yang dibuat oleh Pemerintahan
selanjutnya, sehingga keputusan, kebijakan, program, kegiatan yang diambil oleh
Pemerintah nantinya sesuai dengan kebutuhan publik dan diharapkan dapat
menciptakan rasa saling percaya, pengertian dan dukungan dari publik sehingga
pada akkhirnya akan sangat bermanfaat tercapainya tujuan, kebijakan serta
program – program Pemerintah.
Pemerintah Setda Provinsi Jawa Tengah dalam upaya memenuhi hal
tersebut, membentuk suatu Bagian yang berfungsi sebagai lembaga komunikasi
yang dikelola oleh Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan
suatu perangkat daerah untuk menjembatani suatu informasi melelui pihak
ke-tiga, dimana pihak ketiga tersebut adalah media. Dimana Pemerintahan Provinsi
Jawa tengah memeanfaatkan Humas sebagai lembaga komunikasi untuk
menginformasikan suatu berita kepada media yang nantinya akan disampaikan
kepada publik. Selain tugas penting lainnya adalah memonitoring berita yang
isinya memuat tentang pemerintahan Jawa Tengah.Berita – berita yang telah
dikliping kemudian dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang berkembang
di masyarakat yang berdampak positif, negatif, atau netral terhadap Citra
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Mengingat tugas Humas yang sangat
komplek, maka dalam tugasnaya tidak lepas dari kalangan pers atau media. Media
merupakan rekan Humas sebagai pelayan informasi bagi masyarakat. Melalui
komunikasi dan pemberitaan yang berkualitas, media akan mampu membantu
humas sebagai wahana komunikasi bagi masyarakat. Di sisi lain, media juga dapat
commit to user
mencapai tujuan, visi, misinya, Humas Setda Provinsi Jawa Tengah sebagai
informasi formal harus dapat membangun serta membina hubungan yang baik
dengan pihak media sehingga dengan bantuan media, fungsi humas sebagai
lembaga akan cepat tersampaikan kepada publik sasaran atau masyarakat.
B. Tujuan Dan Manfaat Kuliah Kerja Media
Tujuan Kuliah Kerja Media
a. Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, kemempuan, dan ketrampilan
Mahasiswa terkait, yaitu dengan bagaimana kegiatan dalam Biro Humas
b. Mendapatkan masukan guna umpan balik dalam usaha penyempurnaan
materi perkuliahan yang sesuai dengan tuntutan zaman
c. Membina dan meningkatkan kerjasama antara Program Studi DIII Public
Relation Fakultas Ilmu Sosisl Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan Instansi Pemerintah dimana Mahasiswa ditenpatkan.
Manfaat Kuliah Kerja Media
a. Bagi Mahasiswa
Memperoleh tambahan pengetahuan serta pengalaman tentang tugas yang
dilakukan terutama yang berhubungan dengan Kegiatan Media Monitoring
Bagian Analisis Media Dan Informasi Biro Humas Setda Provinsi Jawa
Tengah Dalam Mengontrol Opini Publik
b. Bagi Perusahaan
Memberi masukan dan sarana untuk memperbaiki atau meningkatkan
commit to user
c. Bagi Universitas
Merupakan evaluasi dari pencapaian materi yang telah dikuasai oleh
mahasiswa dan dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak
perusahan. Sebagai referensi tambahan untuk meningkatkan kualitas
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUBLIC RELATIONS
Public Relation merupakan proses interaksi, menciptakan opini piblik
sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak. PR membutuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan
publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini merupakan unsur yang sangat
penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya. PR merupakan
aktivistas di berbagai bidang ilmu, menanamkan pengertian, menumbuhkan
motivasi, dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan,
saling adanya pengartian, dan citra yang baik dari publiknya, juga merupakan
faktor penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara terus menerus,
merupakan kelangsungan hidup organisai yang bersangkutan. Dan merupakan
inteprestasi yang peka atas berbagai peristiwa.
a. Pengertian Public Relations
Public Relations terdiri dari dua kata, yaitu Public dan Relations.
Istilah Public dapat diartikan sebagai Masyarakat, sedangkan Relations
dapat diartikan sebagai hubungan satu sama lain.
Definisi – definisi yang lain misalnya :
a. PR merupakan upaya yang disengaja, direncanakan, dan dilakuakn
terus – menerus untuk membangun dan menjaga adanya saling
commit to user
pengertian antar organisasi dengan publiknya. (Institute of Public
Relations, United Kingdom)
b. PR merupakan upaya dengan menggunakan informasi, persuasi, dan
penyesuaian, untuk menghidupkan dukungan publik atas suatu
kegiatan, atau suatu sebab. (E.L. Berbneys, USA,1956)
c. PR merupakan seni dari pengetahuan untuk mengembangkan saling
pengertian dan niat baik diantara sesorang, perusahaan, atau institusi
dan publiknya.
d. PR praktisi merupakan seni dan ilmu sosial untuk menganalisis
kecenderungan, memprediksi konsekuensi – konsekuensi mereka,
menasihati para pimpinan organisasi dan melaksanakan program yang
direncanakan dari tindakan – tindakan yang akan melayani baik
organisasi maupu interes publiknya. (Mexican Statement in Public
Relations Practice, Mexico City,1978). ( Rumanti, 2002 :8)
International Public Relations Association (IPRA) memberi definisi
sebagai berikut :
Public Relation merupakan fungsi manajemen dari sikap budi
yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh
organisasi – organisasi, lembaga – lembaga umum dan pribadi
dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga ada
kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan
commit to user
guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi
kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan
yang terancang dan tersebar luas.( Rumanti, 2002 :10)
Dari definisi – definisi di atas dapar dibuat kesimpulan bahwa
semuanya bertujuan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian,
jasa baik, kepercayaan dan penghargaan kepada dan dari publik
khususnya serta masyarakat umumnya. Usha ini ditujukan kepada bagi
terwujudnya hubungan yang harmonis antara badan atau perusahaan
itu dengan publiknya. Untuk memperoleh opini publik yang
menyenangkan, positif dan menguntungkan bagi kelangsungan hidup
perusahaan itu. Caranya dengan bersikap simpatik, terbuka dalam
menerima saran, kritik ataupun opini publik. Disini publik yang
dimaksud adalah publik intern dan ekstern.
b. Fungsi Public Relations
Djanalis Djanaid menyebutkan dua fungsi PR, yaitu :
1. Fungsi Konstruktif
Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan “mental”
organisasi/lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas
mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk
direkomendasikan kepada manajemen, humas menyiapkan
prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan
saling membantu terhadap tujuan – tujuan publik
commit to user
mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan – kegiatan
yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat
proaktif. Termasuk di sini humas bertindak secara preventif
(mencegah)
2. Fungsi korektif
Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah – masalah
(krisis) dengan publik, maka humas harus berperan dalam
mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.(Anne Gregory, 2004
:40)
c. Tugas Public Relations
Tugas Public Relations secara jelas dalam Lima Pokok Tugas
Public Relations sehari- hari sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis melalui gambar kepada publik,
supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang
perusahaan atau instansi, tujuan, serta kegiatan yang akan
dilakukan. Itu semua disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan
harapan publik internal atau eksternal dan memperhatikan,
mengolah, mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang masuk
demi perbaikan dan perkembangan perusahaan atau instansi.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat. Disamping itu, menjalankan dan
commit to user
lingkungan. Jika ada suara yang membuat lingkungan menjadi
kurang merasa tenang maka sebaiknya mereka dilibatkan dalam
pembicaraan cara mengatasi hal – hal semacam itu sehingga
mereka merasa diperhatikan dan dimanusiakan. Hal tersebut akan
memberikan dukungan perusahaan atau instansi dalam
perkembangannya.
Trend yang muncul dianalisa, diolah, kadang – kadang diperlukan
tim ahli sehinnga bisa diatasi dengan tepat dan benar dan
menguntungkan bagi semua pihak. Disini penting untuk
mendengar, mencari informasi, membaca. PR secara terus menerus
menjaga citra baik perusahaan atau instansinya dan mendapatkan
dukungan kuat dari lingkungan.
3. Memperbaiki citra perusahaan atau organisasi, karena bagi PR citra
yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi,
publikasi tetapi terletak pada bagaimana perusahaan atau instansi
bisa mencerminkan perusahaan atau instansi yang dipercayai,
memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara
berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan
dievaluasi. Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan
komponen yang kompleks.
Citra perusahaan atau instansi bisa merupakan citra dari pimpinan,
commit to user
yang bisa mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan
identitas perusahaan atau instansi.
4. Tanggunag jawab sosial. PR merupakan instrumen untuk
bertanggunag jawab terhadap semua kelompok yang berhak
terhadap tanggung jawab tersebut, terutama kelompok publik
sendiri, publik internal dan pers. Suatu organisai mempunyai
kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus
menjadi tanggung jawab.
5. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus,
timbal balik, maka penegetahuam kominikasi menjadi modalnya.
Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk dimiliki
adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur
organisasi.( Rumanti, 2002 :39 )
d. Proses Kerja Public Relations
Komunikasi yang bersifat terbuka dari organisai, mutlak
penting dan harus terjadi bila organisasi mau berkembang maju.
Sumber informasi sangatlah penting sebagai langkah membuat
keputusan. Setiap kegiatan harus melewati lima elemen dasar yang
perlu dicermati, karena awal dan perencanaan itu benar baik, pasti
akan memberi hasil yang baik juga.
1. Pengumpulan data
Sebelum melakukan berbagai kegiatan, PR harus membuat
commit to user
Data ini biasa berasal dari peristiwa yang terjadi, dokumen,
sejarah, informasi lisan/tertulis, majalah, berbagai macam koran,
sangat penting data yang aktual, objektif. Semuanya harus bisa
secara cepat dan akurat dibaca PR untuk seleksi diolah.
2. Analisis Data
Semua data dipertimbangkan kekuatan dan kelemahannya
menghasilkan diagnose. Disini perlu diperhatikan munculnya
interpretasi Media / Sarana.
3. Strstegi dan Penentuan Media/Sarana
Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu sarana
publiknya, kemudian mengetahui relasi yang bisa memberatkan
dan menghambat. Apa dan siapa yang diprioritaskan sesuai dengan
tujuan. Pekerjaan ini memang tampaknya biasa – biasa saja tetapi
dalam kenyataanya sangat rumit dan ini yang menentukan berhasil
atau tidaknya nanti. Oleh karena itu, seorang PR memerlukan
berbagai macam pengetahuan dan pengalaman.
4. Pelaksanaan
Tidak semua bisa begitu saja melaksanakan PR. Kadang –
kadang dalam hal yang cukup besar diperlukan penasihat sehingga
setiap kegiatan dapat dilaksanakan orang yang tepat.
5. Evaluasi
Evaluasi ini sering masih kurang mendapat perhatian.
commit to user
maksudnya adalah pada setiap kegiatan dan secara keseluruhannya.
Mengapa hal tersebut baik? Dan sebaliknya kenapa tidak/
pengalaman ini akan sangat berharga untuk kegiatan yang
dilakukan di masa mendatang.
Penentuan sumber informasi merupakan langkah pertama
dalam membuat keputusan untuk membuat perencanaan. Berikut
langkah – langkah menganalisa informasi hingga sampai dengan suatu
keputusan.
a. Pengumpulan data/menganalisis informasi
b. Mempertimbangkan dengan berbagai alasan, menganalisis
peraturan dengan memperhatiakan segala argumentasi.
c. Ditentukan suatu keputusan dengan menentukan sebagai alternatif
d. Aksi dilaksanakan sesuai dengan fungsi PR
e. Dalam proses tidak mungkin mulus hanya memperhatikan salah
satu faktor, tetapi satu dengan yang lain senantiasa terkait.
(Rumanti, 2002 :272)
B. HUMAS LEMBAGA PEMERINTAHAN
a. Pengertian Humas Pemerintahan
Era transparasi telah menjadikan masyarakat lebih kritis dan
cenderung terjadi perubahan yang cepat di masyarakat. Kondisi ini
menuntut instansi/oraganisasi untuk mengakomodir dan mengantisipasi
commit to user
Perkembangan teknologi informasi telah melahirkan
perkembangan yang cukup pesat pada media massa cetak dan elektronik.
Menjamurnya berbagai media massa dan derasnya arus informasi yang
menerpa masyarakat belum merupakan jaminan akan memberi pencerahan
kepada masyarakat, bahkan dalam beberapa kasus justru membuat bingung
masyarakat.
Sementara itu muncul pendapat bahwa dengan berkembangnya
teknologi informasi, maka informasi diserahkan kepada masyarakat dan
tidak lagi diurus pemerintah. Peran pemerintah lebih dititik bertakan hanya
sebagai pembuat kebijakan, regulasi dan fasilitasi.
Dengan kondisi tersebut, diperlukan kelembagaan Humas
(Hubungan Masyarakat) dalam setiap instansi pemerintah untuk
mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu – waktu dapat
merugikan instansi pemerintah. Humas atau yang lebih dikenal sebagai PR
(Public Relation) merupakan salah satu metode komunikasi untuk
menciptakan citra positif dan mitra organisasi/instansi atas dasar
menghormati kepentingan bersama. Pembentukan Humas instansi
berfungsi untuk menterjemahkan kebijakan kepada intern (pegawainya)
atau masyarakat/publik dan untuk memonitor setiap sikap dan tingkah laku
publik/masyarakat untuk disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai
bahan pengambilan keputusan.
Humas pemerintahan pada dasrnya tidak bersifat politis. Bagian
commit to user
mempromosikan kebijakan – kebijakan mereka. Memberi informasi secara
teratur tentang kebijakan, rencana – rencana, serta hasil – hasil kerja
institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan
dan perundang – undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat. Selain keluar, humas pemerintahan dan
politik juga harus memungkinkan untuk memberi masukan dan saran bagi
para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau
kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang
dilaksanakan, akan dilakasanakan, ataupun yang sedang diusulkan.
Seiring dengan tuntutan transparasi dari masyarakat luas sebagai
publik pemerintahan, manfaat humas dalam penyelenggaraan
pemerintahan secara umum telah diterima sejak lama. Bahkan beberapa
kalangan mengatakan, pemanfaatan humas oleh pemerintahan mendahului
penggunaanya oleh nonpemerintahan. Humas dalam pemerintahan dan
politik tidak dapat dilepaskan dari opini publik. Oemi Abdurrachman
(dalam James B. Orrick) mengatakan bahwa pada abad 18 para ahli
filsafat politik dan negarawan telah mengembangkan suatu konsepsi
mengenai peranan public opinion.
Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang
dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat
kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang
melekat dalam setiap program/kegiatan pemerintahan, antara lain sebagai
commit to user
1. Program pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas. Dengan
berbagai latar belakan, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi)
yang beragam.
2. Seringkali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat,
bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya integral
dan berkesinambungan. Melibatkan generasi ke generasi. Bahkan
program cenderung dibayar dengan “harga sosial” yang tinggi.
Program – program pemerintah seringkali tidak dapat menghindari
perlunya “pengorbanan” sosial (masyarakat). Disinilah perlunya
pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi dan emansipasi
masyarakat.
3. Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari
berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat
(LSM), dan sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses
penyadaran masyarakat mengenai permasalahan – permasalahan
mereka sebagai warga masyarakat.
Karakteristik itulah yang yang dapat dijadikan latar belakang
mengapa humas pemerintahan perlu diterapkan dan dikembangkanluaskan
secara profesional. Namun, tugas yang berat tersebut ternyata masih
ditambah dengan hambatan – hambatan penerapan humas yang ideal di
pemerintahan. Undang – undang dan peraturan organisasi, seringkali
menghambat fungsi humas. Masalah dana, tumpang tindihnya job
commit to user
dan untuk melindungi “ketidakjujuran” dan program – program yang tidak
perlu merupakan hal – hal yang memperburuk citra humas pemerintahan.
Kasus di Indonesia misalnya, humas pemerintahan cenderumg mendapat
image yang negatif. Awam menilai bahwa humas pemerintahan identik
dengan ketidakprofesionalan, bagian buangan, dan sebagainya.
Dengan demikian, ada dua sisi yang melatarbelakangi
perkembangan humas pemerintahan. Pertama adalah sisi pentingnya
humas bagi pemerintahan. Kedua adalah hambatan – hambatan yang
dihadapi oleh humas pemerintahan. Dua sisi ini pada akhirnya
mengakibatkan penampilan humas pemerintaha yang tersembunyi di
bawah berbagai nama, tugas, wewenang, dan dibiayai dari berbagai
macam yang berbeda. Kebanyakan humas pemerintaha diarahkan untuk
hubungan dengan medi, masalah umum, dokumentasi, dan publikasi.
Demikian juga dengan namanya, selain Divisi Humas, misalnya juga
dikenal dengan istilah Sekretaris Pers, Divisi Informasi dan Komunikasi,
Bagian Umum, Pusat Dokumentasi dan Publikasi, dan sebgainya.
Sementara itu, kegiatan – kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas
antara lain adalah konfrensi pers, membuat press release, press clipping,
pameran – pameran, menerbitkan media interen, mengorganisir pertemuan
dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi
masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir
kunjungan – kunjungan para pejabat, menerima keluhan
commit to user
b. Tugas Humas Pemerintahan
Tugas Pemerintahan bertugas memberikan informasi dan
penjelasan kepada khalayak / publik mengenai kebijakan dan langkah –
langkah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah serta mengusahakan
tumbuhnya hubungan yang harmonis antara lembaga atau instansi dengan
publiknya dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang apa
yang dikerjakan oleh lembaga Pemerintah dimana humas itu berada dan
berfungsi. Jadi, pada dasarnya tugas humas pemerintah adalah :
1. Mengamankan kebijakan pemerintahan ketika pemerintah
mengeluarkan kebujakan, tugas seorang humaslah yang
mengamankannya. Menyimpan arsip yang aman, untuk selanjutnya
disosialisasikan kepada pihak yang terkait.
2. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi
mengenai kebijakan yang dibuat serta progaram kerja secara nasional
kepada masyarakat. Jika kebijakan itu telah dibuat, tugas humaslah
yang menyebarluaskannya. Begitupun untuk program kerja. Jika
masyarakat sudah mengetahuinya, masyarakat akan mendukung dan
membantu pemerintah untuk mewujudkannya.
3. Menjadi komunikator dan mediator yang proaktif dalam menjebatani
kepentingan instansi serta menampung aspirasi dan memperhatikan
apa yang diinginkan masyarakat. Dalam hal ini, seorang humas
pemerintahan harus dekat dengan masyarakat agar agar dapat menggali
commit to user
tersebut dapat dijadikan program kerja pemerintahan atau hanya
sebagai bentuk evaluasi. Humas juga harus menjadi mediator yang
baik yang menjebatani kepentingan pemerintah dan masyarakat.
Dengan begitu, tidak akan ada kesalah fahaman ataupun demo di mana
– mana karena kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan aspirasi
rakyat.
4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis
demi stabilitas dan keamanan politik untuk membantu pemerintah
dalam mewujudkan program yang telah dicanagkan pemerintah dapat
terwujud, selanjudnya pembangunan nasional dapat
terealisasi.(www.anneahira.com )
c. Kemampuan Yang Harus Dimiliki Humas Pemerintahan
Untuk menjalankan tugas humas pemerintahan tersebut, hendaklah
seorang humas pemerintahan harus memliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengamati dan menganalisis setiap persoalan yang menjadi
kepentingan instansi dan stake holdersnya
2. Harus mampu melakukan komunikasi dua arah yang mendukung
kedua belah pihak
3. Mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang menguntungkan
bagi instansinya
4. Mampu menjalin hubungan yang baik dan kerja sama yang didasari
dengan rasa saling percaya dengan semua pihak yang
commit to user
C. MEDIA MONITORING
Media Monitoring adalah praktek riset dan analisa Opini Publik, image
dan reputasi pada media masa dan media on line.Monitoring secara generik
dapat diartikan sebagai pengawasan atau pemantauan. Istilah ini, sekalipun
istilah asing, sudah sering terdengar dalam percakapan publik. Berbagai pihak
menggunakannya untuk berbagai peruntukan. Untuk sebuah kerja serius yang
coba diangkat program ini, defenisi generik seperti di atas tentu saja tidak
memadai. Diperlukan suatu defenisi operasional tentang apa itu monitoring.
Media Monitoring menyediakan layanan monitoring dengan hasil
dokumentasi, analisis, atau salinan dari konten media yang menarik bagi para
klien. Layanan media monitoring mencakup semua jenis media termasuk
media cetak, online, TV dan radio.
Media Monitoring, juga merupakan solusi bagi sebuah organisasi atau
perusahaan, baik organisasi bisnis maupun organisasi non-bisnis untuk
mendapatkan kliping berita tentang perusahaan atau berita-berita khusus
tertentu yang ingin didapatkan dari berbagai media baik dari media cetak,
online, TV dan radio.
Tujuan aktivitas monitoring seperti ini adalah untuk menemukenali (to
dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Monitoring dilakukan secara
terus menerus dan merekam/mencatatnya secara terstruktur. Motif sebuah
kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang
commit to user
bisa terjadi, sumberdaya publik yang berkaitan, kebijakan dan dampak apa
yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan.
Pada akhirnya, cara dan motif itu harus dibuktikan dengan catatan
tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan sesuatu yang dimonitor itu terjadi
(dilihat, atau disaksikan, atau dikumpulkan bukti-buktinya, atau ditemukan
faktanya) dan bagaimana kejadiannya atau deskripsinya (kronologi dan/atau
sebab-musababnya), serta siapa saja yang terlibat atau diduga terlibat.
Sekurangnya hasil pemantauan terdiri atas catatan-catatan yang diverifikasi
tentang 5W+1H.
Melakukan monitor terhadap pemberitaan dalam media sangat
diperlukan oleh praktisi public relations. Hal itu dimaksudkan untuk
mendapatan informasi dasar yang diperlukan para praktisi public relations.
Ada beberapa pendekatan praktis dalam memonitor media. Dalam tradisi
content analisis paling tidak terdapat 8 teknik. Salah satu teknik yang paling
terkenal, namun sudah jadul, adalah clip counting atau klipping.
Keuntungannya bagi perusahaan Anda, adalah:
1. Mendapatkan kliping berita sesuai keyword yang dikehendaki dan dapat
diorganisasikan hingga di analisis secara sistematis sesuai dengan
kebutuhan organisasi/perusahaan yang bersangkutan.
2. Perusahaan/organisasi yg bersangkutan, akan mendapatkan alert (lewat
email, maupun sms), jika ada berita yg mengandung nada negatif.
commit to user
mengatasi berita negatif tersebut, agar tidak berlarut
larut.(www.rumahkomunikasi.com )
a. Kliping
Terbitan berkala seperti jurnal, majalah, dan surat kabar
memiliki peran penting dalam penyebaran dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Sebab terbitan ini mampu menampung berbagai ide
dan menyebarkannya ke masyarakat yang lebih luas. Kemudian
dalam penyampaian informasi, terbitan ini lebih cepat dari pada buku.
Sedangkan kandungan informasinya dapat diakses berulang kali
bila dibanding dengan informasi yang disampaiakn media pandang
dengar atau tatap muka. Terbitan berkala yang berisi kekayaan
intelektual manusia ini akan selalu menarik dan diperlukan oleh
mayarakat terutama masyarakat ilmiah. Melalui media ini, mereka
mampu menyebarkan pemikiran, ide, teori, dan hasil-hasil
penelitian mereka. Disamping itu, mereka juga bisa mengakses
informasi ilmiah yang mutakhir. Informasi ini selalu diperlukan
mayarakat untuk meningkatkan kehidupan dan hidup mereka yang
lebih dinamis, baik kehidupan individu, bermasyarakat, dan
berbangsa. Dengan langkah-langkah ini akan mampu meningkatkan
eksistensi bangsa itu diantara bangsa-bangsa lain. Mengingat
pentingnya peran dan fungsi terbitan berkala, maka perlu adanya
commit to user
pelestarian terbitan itu. Upaya ini dapat dilakukan antara lain berupa
kliping, reproduksi.
1. Pengertian Kliping
Kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau
pemotongan bagian-bagian surat kabar maupun majalah,
kemudian disusun dengan sistem tertentu dalam berbagai
bidang. Bidang yang dikliping ini sebaiknya sesuai dengan minat
dan bidang pemakai perpustakaan masing-masing. Maka tidak
perlu semua artikel atau berita harus dikliping.
2. Tujuan Kliping
Penyelenggaraan kliping dimaksudkan untuk :
a) Menyimpan dan melestarikan kekayaan intelektual manusia
Hasil pemikiran, budaya, penelitian, dan pengalaman
manusia perlu disimpan dan dikembangkan. Usaha ini perlu
dilaksanakan agar generasi 3 mendatang dapat
mengembangkan pemikiran, penemuan, dan penelitian
tersebut
b) Menyebarluaskan ide dan gagasan kepada orang lain Kliping
merupakan upaya penyebaran pemikiran, ide, dan pengalaman
seseorang kepada orang lain sekaligus merupakan sarana
sambung pengertian antara penulis dan pembaca yang
kebetulan belum sempat mengikuti buah pikiran penulis
commit to user
c) Merangkum beberapa pemikiran dalam suatu bidang Dalam
kliping itu akan dapat dipelajari kembali beberapa
pemikiran para ahli tentang suatu masalah. Selain itu dapat
diikuti dialog ilmiah dan silang pendapat tentang suatu
maalah sesuai bidang mereka dengan pandangan yang
bervariasi. Dengan demikian, pembaca kliping akan
mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang masalah
tersebut.
d) Memupuk kreativitas
Menggunting dan menempel guntingan Koran pada kertas
merupakan kegiatan seni dan kreatifitas tersendiri. Bahkan
dapat dikatakan bahwa kliping merupakan usaha menyusun
suirat kabar yang kedua kalinya. Dalam hal ini diperlukan
kecermatan dan ketelitian tersendiri dalam mengatur tata
letak/lay out penyusunannya. Penyambungan artikel panjang
yang dalam koran aslinya terdapat di berbagai halaman juga
memerlukan kecermatan dan perhitungan yang matang.
e) Menunjang pemenuhan keperluan informasi tertentu. Hasil
kliping bisa mengadopsi kepentingan informasi pembaca yang
memerlukan informasi dalam bidang tertentu. Informasi ini
mungkin berupa informasi mutakhir, rinci, data, angka, hasil
commit to user
Cara penyusunan kliping dapat dipilih dari sistem-sistem
berikut:
1. Sistem Evixe
Sistem ini merupakan sistem penyusunan kliping
yang menitikberatkan pada satu judul surat kabar/majalah
yang terbit dalam jangka waktu tertentu secara kronologis.
Dalam hal ini tentunya subjek yang dikliping terdiri dari
berbagai bidang karena sistem ini lebih menitikberatkan pada
urutan waktu. Dengan system ini pembaca akan lebih mudah
menemukan peristiwa penting yang pernah terjadi pada waktu
(hari, bulan, tahun) tertentu
2. Sistem Ordnere
Sistem ini merupakan penyusunan artikel atau berita,
ulasan, dan lain sebagainya yang terdiri dari satu subjek
menjadi satu susunan yang bahannya dari berbagai judul surat
kabar. Dalama hal ini yang dipentingkan adalah subjeknya
tanpa memperhatikan judul surat kabar maupun kronologi
waktun terbitnya. Sistem ini telah banyak dikenal bahkan
dipraktekkan oleh berbagai instansi, perpustakaan, yayasan,
atau lembaga pendidikan
3. Teknik Penempelan
Setelah artikel surat kabar itu digunting, kemudian
commit to user
kertas folio atau kuarto yang telah digarisi pada bagian atas,
bawah, kanan, dan kiri dengan ukuran tertentu guntingan -
guntingan itu ditempel dari kolom terakhir pada halaman
terakhir. Kemudian penempelan ini maju ke halaman
berikutnya misalnya ke halaman ketiga, kedua, dan kesatu.
Pada halaman pertama nanti dapat dibuat lay out judul sesuai
selera. Dari sistem ini pada halaman terakhir akan rapi. Dalam
penyambungan kolom maupun pemenggalan kata
hendaknya diusahakanagar sambungannya tidak kelihatan.
Dengan demikian apabila difotokopi, hal kliping itu tidak
kelihatan sambungannya. Adapun gambar, foto, dan ilustrasi
lain bisa dicantumkan lagi selama berfungsi sebagai
penjelas artikel. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi
salah informasi bagi pembaca.
Sebenarnya teknik tata letak dan cara penyusunan
tersebut tergantung pada selera. Namun demikian, perlu
diperhatikan adanya:
1. Kerapian dan keselarasan
2. Penghematan kolom
3. Pemuatan data bibliografis harus lengkap judul, nama
penulis, judul surat kabar, tanggal, hari, bulan, dan tahun
4. Artikel atau berita yang diklipng itu mudan ditemukan
commit to user
Agar hasil kliping ini lebih optimal pemanfaatannya,
maka perlu diperhatikan:
1. Dalam tiap kliping perlu dibuatkan indeks
2. Dikelola oleh tenaga professional
3. Dipromosikan
4. Direproduksi (bila memungkinkan). (www.lib.ugm.ac.id )
b. Analisis
Kemampuan menulis dengan baik merupakan suatu
keuntungan tersendiri, karena ia dapat memperkuat kemampuan
akademis kita. Analisis berita merupakan suatu opini yang dibuat oleh
pembaca ataupun oleh wartawan sendiri. Oleh karena itu ia hanya
menekankan satu sudut pandang saja. Ulasan atas suatu peristiwa yang
diberitakan media massa dengan menekankan atau memperdalam
unsur-unsur tertentu dalam pemberitaan (yakni, 5 w + 1 h). Tetapi
biasanya faktor, “why” (mengapa) dan “how” (bagaimana) yang
ditelusuri lebih jauh. (www. hidayatus.wordpress.com )
Analisis ini digunakan untuk memperoleh isi keterangan
komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi
dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : surat
kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan,
undang – undang, musik, teater, dsb. (Drs Jalaludin rakhmat, 1998
commit to user
Analisis isi pada dasarnya mirip dengan metode survei.
Perbedaanya adalah bahwa yang menjadi unit pada analisi pada
metode survei adalah individu atau orang. Dengan kata lain yang
dianalisis adalah variabel – variabel individu seperti usia, pendidikan,
pendapatan dan sebagainya. Sedangkan pada analisis isi unit
analisisnya adalah isi media yaitu berita, kolom, futures, dan artikel
pada surat kabar. Sedang pada TV adalah program hiburan,
pendidikan, dan sebagainya. Jadi analisis isi obhyeknya terutama
adalah isi media massa, baik radio, surat kabar, majalah, film TV, dan
sebagainya. (Dr. Bambang Setiawan,1995:41)
1. Pengertian Analisis
Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan.
Setelah riset, tahap berikutnya adalah analisis dan dilakukan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi dasar dari
program PR. Tanpa memahami inti permasalahan anda tidak dapat
mrnyusun suatu program yang meyakinkan atau efektif, atau yang
berhasil menyampaikan tujuan – yujuan korporat.(Anne
Gregory,2004: 40)
2. Kegunaan Analisis
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua
bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan TV,
commit to user
semua disiplin Ilmu Sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai
metode/teknik penelitian.
Analisis isi dapat dipergunaka jika memiliki syarat berikut :
a) Data yang tersedia sebagian besar terdiri ari bahan – bahan
yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman,
naskah/manuskrip)
b) Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang
menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan
terhadap data tersebut.
c) Peneliti mempunyai kemampuan teknis untuk mengolah bahan
– bahan/data – data yang dikumpulkannya, karena sebagai
dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.
3. Teknik Menulis Analisis
a) Periksa fakta yang dibeberkan media, lakukan koreksi bila
tidak valid
b) Perhatikan struktur penyajian fakta, lakukan kritik kronologis
atau spatiologis atau hubungan sebab akibat.
c) Teliti interpretasi atau konklusi yang ingin diarahkan media,
mendukung atau membantah argumentasi yang tersembunyi.
d) Ungkap sisi atau perspektif lain, tawarkan konteks baru untuk
commit to user
4. Jenis Analisis Berita
1. Positivis – empiris, bahasa dilihat sebagai jembatan komunikasi
antara manusia dengan obyek di luar dirinya. Menggambarkan
tata aturan kalimat, bahasa dan pengertian bersama.
2. Konstruktivis, menolak pandangan positivis-empiris yang
memisahkan subyek dari obyek bahasa. Subyek sebagai faktor
sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan sosial yang
menyertainya. Setiap pernyataan adalah tindakan penciptaan
makna, yakni pengungkapan jati diri dari sang pembicara.
3. Paradigma kritis, mengoreksi pandangan konstruktivitis yang
tidak sensitif terhadap proses produkski dan reproduksi makna.
Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan
membentuk subyek tertentu, tema wacana tertentu, dan strategi
di dalamnya. Bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan.
D. IMPLIKASI MEDIA MONITORING
a. Dialog dan Diskusi
I. Pengertian dialog
Dialog secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasl dari
bahasa yunani dia yang artinya jalan batu cara dan logos yang berarti
kata sehingga dialog dapat diartikan sebagai bagimana cara manusia
dalm mengunakan sebuah kata. Hans-Georg Gadamer melukiskan
commit to user
yang lain dimana setiap orang membuka dirinya untuk menerima cara
pandang orang lain sebagai hal yang layak dipertimbangkan.
II. Pengertian Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang
atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok
tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya
akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa
berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi
berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan
menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
III.Persyaratan Diskusi
1. Tata tertib tidak ketat.
2. Setiap orang diberi kesempatan berbicara.
3. Kesediaan untuk berkompromi.
Bagi peserta diskusi :
1. Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan.
2. Sanggup berpikir bebas dan lugas.
3. Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa
4. Mau menerima pendapat orang lain yang benar
5. Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.
Bagi pemimpin diskusi :
1. Sikap hati-hati, cerdas, tanggap.
commit to user
3. Sikap tidak memihak.(www.yeyekh.wordpress.com )
b. Press Release
Merupakan informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public
Relations (Humas) suatu organisasi/perusahaan yang disampaika kepada
pengelola pers/redaksi media massa (tv, radio, surat kabar, majalah ) untuk
dipublikasikan dalam media masaa tersebut.
Press Release atau News Release (pemberitaan pers) merupakan
kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR untuk
mempublikasikan melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah)
dan media elektronik (tv dan radio). PR mengirimkan Press Release karena
bentuk ini dianggap efektif dalm publisitas PR. Pada dasranya PR harus
memahami gaya jurnalistik dalam mengirimkan Press Releasenya. Selain
itu, informasi Press Release harus memiliki nilai berita (news value), dan
berharga sebagai berita (news worthly).
Penulisan Press Release layak muat apabila cara penulisannya
seperti halnya watrawan menulis berita langsung (straight news) dengan
gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan membuat leadb
atau kepala berita sebagai paragraph pertama yang mengandung unsur
5W+1H (What: apa yang terjadi? Where: dimana terjadinya? When: kapan
peristiea tersebut terjadi? Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa
tersebut? Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi? How: bagaimana
commit to user
Frank Jeffkins dalam bukunya Essential of Public Relations
mengemukakan “The seven Point Formula” dalam pembuatan Press
Release yaitu unsur – unsur yang harus ditulis dalam sebuah Press
Release. Unsur – unsur itu disingkat dengan SOLAADS :
i. Subject : apa yang diungkapkan (ide pokok) dalam news release
ii. Organization : apa nama organisasi atau perusahaan pengirim news
release?
iii. Locations : dimana kegiatan yang diberitajan itu berlangsung?
iv. Advantanges : apakah keuntungan/manfaat yang diperoleh darinya?
v. Applications : apa kegunaanya? Siapa penggunanya?
vi. Details : apa yang menjadi spesifikasi atau detail dari informasi
tersebut?
vii. Source : sumber pengirim news release?
Adanya ketujuh unsur di atas tidak berarti bahwa news release
harus mempunyai tujuh paragraph, namun ketujuh unsur tersebut
menunjukkan informasi saling terkait dan sama penting. (Drs. Soleh
commit to user
[image:43.595.134.514.248.499.2]BAB III
GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH DAN
BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH
A. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH
1. Sejarah Perkembangan Provinsi Jawa Tengah
Sebagai suatu provinsi, Jawa Tengah dikanal sejak jaman
penjajahan Belanda didasar pada peraturan – peraturan yang berlaku saat
itu.
i. Jaman Pendudukan Belanda
Berdasarkan Wet houdende decentralisatie van het Bestuur in
Nederland Indie ( Decentralisasi Wet 1093 ), maka pemerintahan di
Jawa dan Madura terbagi atas Gewest (Karisidenan), Afdeeling/
Ragensehap (Kabupaten), District/Standgeemente (Kotapraja), dan
Oderdistrict (Kecamatan).
ii. Jaman Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukannya, Jepang mengadakan perubahan tata
pemerintahan Daerah yaitu Undan – Undang Nomor 7 Tahun 2002
(Tahun Jepang 2006) yang menetapkan bahwa seluruh Jawa kecuali
Vorstenkendeh (Kerajaan – Kerajaan) terabagi dalm wilayah Syuu
(Karesidenan), Si (Kotapraja), Gun (District), dan Ku (Kelurahan)
iii. Setelah Kemerdekaan Negara Kestuan Republik Indonesia tanggal 17
Agustus. Berdasarkann Pasal 18 UUD 1945, diterbitkan UU No. 10
commit to user
Tahun 1950 yang menetapkan pembentukan Jawa Tengah. Sesuai
dengan PP No. 31 Tahun 1950, UU No. 10 Tahun 1950 dinyatakan
berlaku pada tanggal 15 Agustus 1950.
Selanjutnya berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 7 Tahun. 2004 ditetapkan tanggal 15 Agustus 2004 sebagai
Hari jadi Provinsi Jawa Tengah.
2. Penyelenggarakan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
i. UU Pengaturan Pemerintah Daerah
Sejak merdeka hingga sekarang peraturan per Undang –
Undangan yang mengatur tentang sistem Pemerintahan Daera adalah :
a. UU No. 1 Tahun 1945, dengan prinsip otonomi berdasarkan
kedaulatan rakyat.
b. UU No. 22 Tahun 1945, dengan prinsip otonomi sebanyak –
banyaknya
c. UU No. 1 Tahun1957, dengan prinsip otonomi yang riil dan seluas
– luasnya.
d. Penpres No. 6 Tahun 1959
e. UU No. 18 Tahun 1965, dengan prinsip otonomi yang riil dan
seluas – luasnya.
f. UU No. 5 Tahun 1974, dengan prinsip otonomi nyata dan
bertanggung jawab
g. UU No. 22 Tahun 1999, dengan prinsip otonomi seluas- luasnya,
commit to user
h. UU No. 32 Tahun 2004, dengan otonomi luas, nyata, dan
bertanggung jawab.
ii. Kepala Pemerintahan
Sejak merdeka sampai sekarang, Jawa Tengah dipimpin oleh
14 (empat belas) kepala Pemerintahan yaitu :
1. R. Pandji Soeroso, pada Tahun 1945
2. KRT Mr Wongsonegoro, Tahun 1945 s/d 1949
3. R. Boedijono, Tahun 1940 s/d 1954
4. RMTP. Mangunnegoro, Tahun 1954 s/d 1958
5. R. Soekardji Mangoen Koesoemo, Tahun 1958 s/d 1960
6. RM Hadisoebono Sosrowerdjono, Tahun 1958 s/d 1960
7. Mochtar, Tahun 1960 s/d 1966
8. Moenadi, Tahun 1966 s/d 1974
9. Soepardjo Rustam, Tahun 1974 s/d 1983
10. H. Soewardi, Tahun 1993 s/d 1998
11. H. Mardiyanto, Tahun 1998 s/d 2008
12. Drs. H. Ali Mufiz, M. P. A, Tahun 2007 s/d 2008
13. H. Bibit Waluyo, Tahun 2008 s/d sekarang
iii. Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah
Sejak Pemilu Tahun 1955 sampai sekarang DPRD Provinsi
Jawa Tengah dipimpin 8 orang, yaitu :
1. H. Imam Sofwan, Tahun 1955 s/d 1971
commit to user 3. H. Widarto, Tahun 1982 s/d 1922
4. Ir. H. Soekarahardjo, Tahun 1982 s/d 1992
5. Drs. H. Soeparto Tjiptohardjo, Tahun 1992 s/d 1997
6. Alip Pandoyo, Tahun 1997 s/d 1999
7. Mardjito, Tahun 1999 s/d 2004
8. H. Murdoko, Tahun 2004 s/d sekarang
3. Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2008, maka sebagai rangka optimalisai tugas Sekretariat Daerah sebagai
unsure staf dalam menyususn kebijakan dan mengkoordinasikan peragkat
daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur
pelayanan. Dan Peraturan Daerah Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Daerah Perwakilan Rakyat Daerah
Privinsi Jawa Tengah Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 adalah sebagai
berikut :
1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah Daerah dan DPRD menurut asa otonomi seluas –
luasnya dalam sistem prinsip Negara Kestuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indinesia Tahun 1945
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah unsure
commit to user 4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah
5. Perangkat Daerag adalah unsure pembantu Gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinad Daerah, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah,
Satuan Polosi Pamong Praja dan lembaga lain.
6. Sekretriat Daerah yang selanjutnya disebut SETDA adalah Sekretaiat
Daerah Provinsi Jawa Tengah
7. Sekretaris Derah yang selanjutnya disebut SEKDA adalah Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Tengah
8. Satuan Organisasi adlah satuan unit kerja pada Sekretariat Daerah dan
Sekretariat DPRD
9. Kepala satuan organisasi adalah kepala satuan unit kerja pada
Sekretariat daerah dan Sekretariat DPRD
10. Jabatan funsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil
dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan atua dengan ketrampilan tertentu serta bersifat
mendiri.
11. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah Pegawai
commit to user
4. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi
SETDA merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang SEKDA
yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur. SETDA
mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam menyususn
kebujakan dan mengkoordinasikan. Dinas Daerah, Lembaga Teknis
Daerah, Satpol PP, dan lembaga lain. Untuk melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud diatas maka SETDA menyelenggarakan funsi :
a. Penyususnan kebijaksanaan pemerintah daerah
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Bappeda, Inspektorat, Dinas
Daerah, Badan Perencanaan pembangunan daera, Lembaga Teknis
Daerah, Satpol PP, dan lembaga lainnya.
c. Pelaksanaan sebagian urusab otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat darah dan persandian.
d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerinyahan daerah
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5. Tata Kerja
Setiap Kepala satuan organisasi dalm melaksanakan tugasnya
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dalam
melaksanakan tugasnya setiap kepala satuan organisasi dan penjabat
fungsional wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi serta vertikal dan horisontal, baik dalm lingkingan masing –
commit to user
kepala satuan organisasi wajib mengawasu bawahannya dan apabila tejadi
penyimpangan agar mengambil langkah – langkah yang diperlukan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Setiap kepala
satuan organisasi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasi
bawahannya serta memberikan bimbinhgna dan petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya. Dan tata kerja dalm proses administrasi pada setiap
tugas adalah sebagai berikut :
1. Setiap kepala satuan organisasi wajib mengukuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing – masing serta
menyampaikan laporan berkal tepat pada waktunya.
2. Dalam menyampaikan laporan masing – masing kepala atasan,
tembusan laporan disampaikan kepada satuan organisasi lain yang
secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
3. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyususnan
lapoan lebih lanjut dan dijadikan bahan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahan.
B. VISI, MISI, TUJUAN SETDA PROVINSI JAWA TENGAH
Dari rumusan prioritas pembangunan yang diamanatkan oleh
RPJP 2005-2025, untuk periode pembangunan 2008-2013, telah dipilih
pendekatan implementasi (implementation approach) pengembangan
commit to user
Bali Ndeso Mbangun Deso. Rumusan motto tersebut kemudian
di-ejawantah-kan dalam Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Sasaran sebagai
berikut :
a. Visi
Visi Provinsi Jawa Tengah lima tahun mendatang (2008 - 2013) adalah :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT JAWA TENGAH YANG
SEMAKIN SEJAHTERA”
Peningkatan kesejahteraan adalah kondisi kemakmuran suatu
masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun
sosial (spiritual), dengan kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah
terpenuhi lahir batin secara adil dan merata. Hal ini merupakan prioritas
tertinggi yang akan dicapai selama masa pemerintahan Gubernur Jawa
Tengah periode 2008 – 2013, yang ditopang oleh kondisi aman,
pemerintahan yang bersih dan efektif, dengan masyarakat yang senantiasa
menjunjung tinggi nilai – nilai budaya dan kearifan lokal.
b. Misi
Dalam upaya untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, misi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta sikap
responsif aparatur sebagai pelayan masyarakat Dalam rangka
mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu didukung
oleh aparatur yang profesional dan bersih, serta responsif terhadap
commit to user
2. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian,
UMKM, dan industri padat karya. Pembangunan ekonomi
masyarakat berbasiskan ekonomi kerakyatan, dan ditopang oleh
sektor pertanian yang maju, sektor UMKM yang tangguh dan
industri padat karya yang kuat.
3. Memantapkan kondisi sosial budaya agraris yang berbasiskan
kearifan lokal. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat merupakan
prioritas utama Pemerintah, serta memelihara dan merevitalisasi
budaya yang berakar pada kearifan lokal.
4. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara
berkelanjutan. Pengembangan sumber daya manusia, sebagai basis
dari kemampuan produksi masyarakat akan diarahkan untuk
menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi tinggi tanpa
diskriminasi karena hanya SDM yang berkompetenlah yang dapat
berkontribusi secara optimal dalam proses peningkatan
kesejahteraan rakyat. Upaya ini lebih diarahkan pada peningkatan
kesehatan fisik dan mental masyarakat, peningkatan pendidikan
dan ketrampilan masyarakat, serta ketahanan keluarga.
5. Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur.
Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur lebih
diarahkan kepada sasaran – sasaran yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan kelancaran roda ekonomi, dengan memperhatikan
commit to user
6. Mewujudkan kondisi aman dan rasa aman dalam kehidupan
masyarakat yang berkeadilan dan terjamin kepastian hukum.
Meningkatnya demokratisasi, penegakan HAM dan pemberantasan
KKN yang didukung oleh kondisi aman dan rasa aman yang
tercermin dengan menurunnya konflik antar kelompok maupun
golongan masyarakat, menurunnya kasus kriminalitas, berkurangnya
kasus kekerasan dan diskriminasi, serta menurunnya kejahatan
transnasional termasuk perdagangan orang.
c. Tujuan
Untuk mewujudkan misi sebagaimana telah dirumuskan diatas,
maka tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
mendatang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Jawa Tengah di
segala bidang kompeten, profesional, mandiri, dan bermanfaat
dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Mewujudkan masyarakat yang berdaya berkemampuan
(empowered) dan berdaya saing (competitive) yang mengarah kepada
kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat.
3. Memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam maupun buatan
sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa Tengah, hasil penelitian serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang
commit to user
bencana dan mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat yang
lebih baik.
4. Mengembangkan kawasan agropolitan dan kluster – kluster UMKM
untuk mendukung percepatan pembangunan pedesaan dan
peningkatan daya tarik investasi.
5. Menumbuh kembangkan kelompok usaha produktif, Badan Usaha
Milik Petani, dan Lembaga Keuangan Mikro melalui kemitraan bisnis
dan pengembangan program Tanggungjawab Sosial Perusahaan
(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh BUMN/BUMD, dan
Corporate Social Responsibility/ CSR oleh Swasta)
6. Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan profesionalisme aparatur
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta
peningkatan kemampuan masyarakat.
7. Meningkatkan demokratisasi dan penegakan HAM serta
pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Hal ini merupakan
salah satu prasyarat dalam memberikan kepercayaan kepada para
investor serta dapat membangkitkan gairah masyarakat dalam berkarya
membangun bangsa.
8. Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan
Information Communication and Technology (ICT) melalui electronic
commit to user
Tengah dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses
informasi bagi masyarakat.
d. Strategi
1. Memaksimalkan pengembangan potensi SDM aparatur yang telah
dimiliki, meningkatkan fungsi koordinasi, pelaksanaan reward and
punishment serta penegakan prinsip-prinsip good local governance.
2. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara bijaksana, penerapan
tenologi tepat guna, peningkatan peran lembaga keuangan dalam
mendukung permodalan dan penciptaan iklim kondusif bagi
tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang dikonsentrasikan pada bidang
pertanian, UMKM, industri padat karya serta tumbuh dan
berkembangnya potensi ekonomi rakyat.
3. Memanfaatkan potensi budaya dan kearifan lokal dalam meperkuat
sistem sosial masyarakat, meningkatakan kualitas pelayanan dasar,
serta pengembangan dan promosi budaya.
4. Meningkatkan peran lembaga-lembaga pelatihan dan lembaga
sertifikasi profesi dalam pengembangan kompetensi SDM.
Memaksimalkan peran lembaga - lembaga keagamaan, dalam
mewujudkan akhlak dan moral umat (akhlaqul kharimah )
5. Penyempurnaan produk-produk rencana tata ruang dan
menjadikanya sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan serta
pengembangan sarana dan prasarana (infrastruktur) guna mendukung
commit to user
6. Penyusunan produk-poduk hukum daerah disertai dengan upaya
sosialisasi, penerapan dan penegakannya secara konsisten dan
konsekuen guna menjamin adanya kepastian hukum, terciptanya rasa
aman dan tenteram bagi masyarakat. <