• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI

MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS

IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG

KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Oleh : Novi Purwati

X4709097

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user ii

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI

MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS

IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG

KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Oleh :

NOVI PURWATI

NIM. X4709097

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Progran Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)
(4)

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : ……… Tanggal : ………..…. 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Agustiyanto, M.Pd. ____________

Sekretaris : Dra. Ismaryati, M.Kes ____________

Anggota I : Drs. Waluyo, M.Or. ____________

Anggota II : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ____________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

(5)

commit to user v

ABSTRAK

Novi Purwati. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN

BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011. Skripsi, Surakarta :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran bola voli melalui permainan dua bola dalam meningkatkan hasil belajar pass bawah pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan, Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri 1 Bawang, Kecamatan, Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa putra dan 17 siswa putri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes unjuk kerja pass bawah siswa, angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif komparatif yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi studi awal, siklus I, dan siklus II dengan prosentase.

(6)

commit to user vi

ABSTRACT

Novi Purwati. EFFORTS TO IMPROVE RESULT LEARNING UNDER PASS VOLLEY BALL TO PLAY TWO BALL FOR STUDENT CLASS IV SD NEGERI 1 BAWANG, KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN BANJARNEAGARA ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education University of Surakarta Eleven March, June 2011.

This research aims to determine effective mode learning volley ball to play two ball in to improving result learning under pass for student class IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, academic year 2010/2011.

This research used method classroom action research (CAR). The source data of this research is student class IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan

Bawang, Kabupaten Banjarnegara, academic year 2010/2011, amounted 37 student consisting of 20 student son and 17 student daughter. Data collection techniques in to the research is assessment of under pass student, questionnaire, and observation. The data analysis technique which used the research is descriptive comparative that is based data quantitative from first study, circle I, and circle II with percentage.

(7)

commit to user vii MOTTO

Motto

v Orang yang berjiwa luhur itu mempunyai sifat belas kasihan dan suka memaafkan

v Banyak bekarya, tanpa menuntu balas jasa, menyelamatkan kesejahteraan

dunia

v Hati yang suci mengarah ke keselamatan

v Tandanya orang yang luhur, budinya halus dan suka memberi pertolongan

dengan tulus hati

v Kalau madu kecampuran racun, ambillah madunya. Kalau emas kecampuran

kotoran, ambillah emasnya kemudian cucilah. Carilah dan ikutilah keutamaan, ajaran yang baik, meskipun berasal dari orang rendah.

v Kalau hati sedang gelap, janganlah malah marah-marah, tapi mintalah

(8)

commit to user viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Suami tercinta Teguh Imam

Priyono, S.Sos.

2. Anak dan cucu kami tercinta 3. Semua sahabat kelompok II 4. Teman-teman PPKHB UNS

Banjarnegara

(9)

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat , taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini banyak menemui hambatan dan kesulitan, tetapi karena bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada bapak Drs. Waluyo, M.Or. dan bapak Drs. Agus Mukholid, M.Pd. dosen pembimbing yang dengan sabar dan teliti telah membimbing penulis sehingga skripsi PTK ini dapat terselesaikan. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih Kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayattullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes. Penasehat Akademik dan Ketua Program

Penjaskesrek, yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Ketua Jurusan POK , Universitas Sebelas

Maret Surakarta

4. Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten

Banjarnegara, yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penulisan

melakukan praktik penelitian.

5. Semua rekan-rekan observer kelompok II dan semua pihak yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Surakarta, Juni 2011

(10)

commit to user

d. Fasilitas, Alat dan Perlengkapan ………. 11

e. Teknik Permainan Bola voli ………. 13

f. Tujuan Permainan Bola voli ………. 14

(11)

commit to user xi

B. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar … 15

1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun …… 15

2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar ………. 16

3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus ………. 16

a. Gerak Reflek ……… 17

b. Gerak Dasar Fundamental ………... 17

c. Kemampuan Perseptual ………... 17

d. Kemampuan Fisik ……… 17

e. Gerakan Keterampilan ………. 18

f. Komunikasi Non-diskursif ….………. 18

C. Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar Pada Fase Anak Besar (6-12 tahun) ………. 19 D. Karakteristik Permainan Bola voli dengan 2 Bola ………… 20

1. Hakekat Permainan Bola voli dengan 2 Bola …………... 20

1. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ………... 21

(12)

commit to user xii

DAFTAR PUSTAKA ……….. 63

DAFTAR LAMPIRAN ………...………. 64

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………. 27

C. Subyek Penelitian ……….. 27

D. Sumber Data ……….. 28

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………. 28

F. Teknik Analisis Data ………. 30

G. Prosedur Kinerja ………... 30

H. Proses Penelitian ………... 32

I. Rancangan Siklus I ………... 33

J. Rancangan Siklus II ……….. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 36

A. Hasil Penelitian ………. 36

1. Siklus I ………...…… 36

2. Siklus II ……….. 43

B. Pembahasan ………... 54

1. Deskripsi Temuan ……….. 56

2. Refleksi ………... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……….. 58

A. Kesimpulan ………... 58

B. Implikasi ………... 58

(13)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Kegiatan PTK …………..……..…………..…………. 26

Tabel 2. Jadwal Rancangan Kegiatan PTK ………..……… 26

Tabel 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……...………... 30

Tabel 4. Prosentase Target Capaian ………... 34

Tabel 5. Hasil Test Formatif Siklus Pertama ………... 41

Tabel 6. Hasil Test Formatif Siklus Kedua ………. 49

(14)

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I ……….………...………... 64

Lampiran 2. RPP Siklus II ……….………...…..………... 76

Lampiran 3. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ……… 89

Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Angket ………. 92

Lampiran 5. Lembar Pengamatan ………... 96

Lampiran 6. Hasil Pengamatan Siklus I ………. 97

Lampiran 7. Alokasi Waktu Pembelajaran Lari Cepat ……….. 99

Lampiran 8. Hasil Pengamatan Siklus II ……… 100

Lampiran 9. Daftar Nilai Siklus I ………... 102

Lampiran 10. Daftar Nilai Siklus II ……….. 104

Lampiran 11. Pengajuan Judul ………..…..…………. 106

Lampiran 12. Validasi Proposal Skripsi PTK ………...……...…… 107

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ……….………... 108

Lampiran 14. Surat Keterangan ……….………..……. 109

(16)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang perlu melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pendidikan merupakan salah satu bidang dalam pembangunan yang perlu mendapatkan prioritas tersendiri, karena merupakan investasi yang sangat besar nilainya bagi tumbuh kembang suatu bangsa.

“Pendidikan jasmani yang pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosianal, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Dengan berolahraga akan membantu mencegah terjadinya serangan jantung, mengontrol berat badan, secara berangsur-angsur serta membangkitkan perasaan sejahtera, dan meningkatkan kreativitas. Secara medis olahraga telah terbukti dapat membantu penderita diabetes, tukak lambung, ketegangan syaraf, tekanan darah tinggi, nyeri punggung, penyakit jantung, depresi, pelebaran pembuluh balik (varices), sakit kepala berulang, dan rasa sakit pada waktu haid. Dapat pula menghilangkan rasa kurang enak badan waktu bangun tidur, sukar buang air besar, dan sukar tidur“. (Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman, 1984:15).

“Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromaskuler, intelektual, dan sosial“. (H. Abdul Kadir Ateng, 1992:4).

Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001), bahwa “Pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam

kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik”.

(17)

commit to user

meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami perkembangan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Kalau fungsi organ tubuh baik berarti arah penahapan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Peristiwa ini dapat dikatakan bahwa anak mengalami proses perkembangan motorik, melalui kematangnya. Perkembangan kemampuan gerak ini berarti juga harus dikembangkan ketrampilan geraknya atau meningkatkan kemampuan tekniknya“. (Sukintaka, 1992:16).

Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini berorientasi pada pengajaran cabang-cabang olahraga yang sifatnya mengarah pada penguasaan teknik secara mendetail dari cabang olahraga yang diajarkan. Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru pendidikan jasmani. Kenyataan ini dapat dilihat dilapangan, dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar belum dikelola dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, baik dari segi kognitif, motorik, maupun afektif.

“Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan disekolah hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak dikelas permulaan Sekolah Dasar, melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar, maka akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak“. (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992:20).

Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan

anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakkannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu harus direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya.

(18)

commit to user 1. Kalau anak merasa gembira (40%),

2. Kalau anak berkeringat dan kecapaian (30%),

3. Kalau anak tertib dan disiplin dalam pelajaran (10%) 4. Kalau anak mempelajari gerak/Olahraga (20%)

Menurut Sri Haryono (2007:13), dalam asas dan falsafah penjas dijelaskan bahwa ciri-ciri penjas yang berkualitas adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan sikap positif terhadap gerak/aktivitas jasmani, dansa, permainan dan olahraga (affective learning),

2. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan sedemikian banyak problema technomotor (technomotor learning),

3. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan persoalan pribadi dan antar pribadi yang terkait dengan situasi gerak/Olahraga (sociomotor learning),

4. Menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memahami peraturan dan ketentuan dalam budaya gerak serta mampu mengubahnya secara bermakna (cognitive-reflegtive-learning),

5. Meningkatkan kualitas kehidupan sekolah.

Pola dasar gerakan sangat penting sebagai pola dasar untuk melakukan gerakan olahraga, usia anak sangat penting untuk mempelajari sebanyak mungkin gerak dasar dalam kehidupan sebelum dewasa. Lari, lompat, loncat, dan jalan adalah pola gerak dasar dari setiap gerakan yang akan dilaksanakan oleh setiap individu. Individu memiliki keterampilan gerak yang banyak dalam usia muda yang dapat melakukan pola-pola gerakan yang rumit dalam tahun-tahun berikutnya. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam pelaksanaannya. Gerakan yang dilakukan merupakan kegiatan yang bersifat psikomotor, aktivitas psikomotor terutama berorentasi pada gerakan yang dilakukan dan menekankan pada respon-respon fisik yang dilihat atau gerakan yang dilakukan oleh badan.

Menurut Anita J. Harrow dalam Sugiyanto dan Sujarwo (1993:219),

“Domain psikomotor diklasifikasikan menjadi 6 bagian level yang terpenting yaitu : (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamental, (3) kemampuan perceptual,

(19)

commit to user

Pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya dapat membentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak sekolah dasar. Sekolah dasar melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak.

Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2007:6), “Model pembelajaran adalah suatu rencana/pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain”.

“Ada berbagai jenis permainan yang bisa dilakukan oleh anak-anak, baik di sekolahan maupun di lingkungan masyarakat, baik menggunakan alat atau tanpa alat. Dalam perkembangan selanjutnya, karena pelaku menggunakan aktivitas fisik pada saat bermain seperti jalan, lari, lompat, lempar, dan sebagainya, yang secara tidak langsung dapat memberi pengaruh pada kesehatan badan, maka pada akhirnya dikenal istilah olahraga permainan” (Tri Nurharsono dan Sri Haryono, 2006:1-2).

“Jenis olahraga permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah lebih diamati oleh para siswa, demikian juga masyarakat, banyak orang melakukan aktivitas olahraga yang sifatnya permainan. Faktor kesenangan dan kepuasan menjadi alasan mereka memilih olahraga permainan” (Tri Nurharsono dan Sri Haryono, 2006:111).

Paradigma yang berkembang bahwa pembelajaran penjas yang baik bertujuan mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas jasmani, permainan dan olahraga (affective learning), dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan merupakan permainan olahraga bola voli yang telah dimodifikasi baik peraturan maupun alat yang digunakan. Ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini berawal dari pengamatan di lapangan bahwa pembelajaran bola voli di SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten

Banjarnegara, siswa dalam bermain bola voli banyak yang pasif atau aktivitas gerak yang dilakukan masing-masing individu sangat kurang, anak merasa takut

(20)

commit to user

tangan. Anak merasa takut apabila bermain voli dapat mencederai tangan atau tubuh bagian lainnya. Sehingga memberikan ide dasar untuk menciptakan dan memodifikasi jenis olahraga permainan ini dalam bentuk permainan yang lain. Pengembangan model pembelajaran yang baru dalam penelitian ini bertujuan meningkatkan siswa untuk lebih aktif bergerak. Urgensinya dilakukan penelitian ini agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya dan penjas pada khususnya sehingga tujuan dari penjas dan olahraga dapat tercapai.

Permainan bola voli ditinjau dari segi tujuan yang ingin dicapai, merupakan olahraga rekreasi dan olahraga prestasi, yang dimainkan secara beregu atau tim, tiap regunya terdiri dari enam orang pemain. Permainan bola voli dalam pelaksanaannya permainannya ada dua regu yang bertanding atau bertemu. Masing-masing regu berusaha untuk dapat memenangkan pertandingan yaitu dengan cara “mem-voli bola di udara hilir-mudik diatas net mempergunakan beberapa bagian tubuh dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan bermain” (Tri Harsono dan Agung Wahyudi, 2005:4).

Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba memodifikasi media alat bantu

pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011 dengan materi permainan bola voli mini. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola plastik berspon, untuk meningkatkan proses pembelajaran bola voli.

(21)

commit to user

pendidikan jasmani bermaian sepak bola, atau kasti. Anak merasa takut memukul bola voli katanya merasa sakit apabila tangannya memukul bola voli.

SD Negeri 1 Bawang merupakan Sekolah Dasar yang terdapat di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Kebanyakan siswa-siswinya yang besekolah disini berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah, sehingga masalah keuangan sedikit menjadi masalah. Namun orang tua siswa mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap pendidikan anaknya, mereka sangat mendukung program-program sekolah dan kegiatan anak-anaknya. Hal ini sangat membantu sekolah dalam menjalankan program-programnya untuk mencapai tujuan penjas dan olahraga yang baik.

Dari permasalahan yang begitu luas yang dihadapi oleh guru penjas dalam menyampaikan materi khususnya pembelajaran bola voli, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pass Bawah Bola Voli Melalui Permainan Dua Bola Voli Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010 / 2011“. Permasalahan ini peneliti temukan ketika mengajar permainan bola voli.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut

: “Apakah melalui permainan dua bola dalam pembelajaran permainan bola voli dapat meningkatkan hasil belajar pass bawah pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”

C.Tujuan Penelitian

(22)

commit to user

pembelajaran bola voli melalui permainan 2 bola dalam meningkatkan kualitas pass bawah pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam pembelajaran Pendidikan jasmani.

D.Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Guru Penjas SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten

Banjarnegara

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar bidang studi olahraga pada

umumnya dan permainan bola voli khususnya.

b. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan

mengembangkan media alat bantu pembelajaran yang dimodifikasi, dalam rangka perancangan pembelajaran PAIKEM

c. Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam

bermain bola voli

d. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara

professional, terutama dalam pengembangan media alat bantu pembelajaran

2. Bagi Siswa SD Negeri 1 Bawang

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan

meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta meningkatkan hasil belajar bola voli

b. Dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam permainan bola voli

(23)

commit to user BAB II

KAJIAN TEORI

A.Landasan Teori

1. Bola Voli

a. Pengertian Bola Voli

Menurut Dewan dan Bidang Perwasitan PP. PBVSI (2002:7), “Permainan bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net”. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan khusus, dan pada akhirnya adalah untuk menyebarkan kemahiran bermain kepada setiap orang. Tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pentulan untuk mengembalikan bola (diluar perkenaan blok).

Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net kearah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola (diluar perkenaan block). Dalam permainan bola voli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally poin system).

Apabila tim yang sedang menerima servis, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.

Menurut Tri Harsono dan Agung Wahyudi (2005:1), “Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang

(24)

commit to user

bermain, jiwa sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan jasmani yang telah dimilikinya.

Menurut Suharno (1981:1), menyatakan “Bola voli dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupan pria. Permainan dilakukan dengan cara memvoli bola dengan bagian badan pinggang keatas, hilir mudik diudara lewat diatas net agar dapat menjatuhkan bola didalam lapangan lawan secepat-cepatnya untuk mencari kemenangan secara sportif”.

Menurut Yanto Kusyanto (1996:202), “Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari enam orang. Bola dimainkan diudara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan”.

Menurut Aip Syarifudin dan Mauhadi (1992:183), “Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri atas enam orang pemain, setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola kedalam lapangan melewati atas net dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola kedalam lapangannya”.

Dengan bermain bola voli akan berkembangan secara baik unsur-unsur : daya fikir, kemauan, dan perasaan. Disamping itu kepribadian berkembang

dengan baik terutama self control, disiplin, rasa kerjasama, rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.

Dengan dasar tersebut diatas, Tri Harsono dan Agung Wahyudi menentang pendapat siapapun yang mengatakan “Karena bermain bola voli orang akan menjadi bodoh, gagal dalam sekolah dan malas bekerja”. Akibat semacam itu akan terjadi bila pemain tersebut tidak dapat membagi waktu antara belajar, bekerja ditumpahkan sebagai akibat karena bermain bola voli.

Permainan bola voli memiliki ciri khas kerja sama, kecepatan bergerak, lompatan yang tinggi untuk mengatasi bola voli diatas net (smash dan block)

(25)

commit to user

fisik yang tinggi dan atletis, sehat terampil cerdas dan sikap sosial tinggi agar dapat menjadi pemain yang berbobot.

Permainan bola voli cepat popular di masyarakat Indonesia karena selain manfaatnya sangat baik terhadap pembentukkan individu secara keseluruhan, permainan bola voli sangatlah murah biaya, alat dan perlengkapannya serta mudah mendatangkan kesenangan yang bermain.

Pemuda-pemudi terutama pelajar terutama mahasiswa sangat cocok melakukan permainan bola voli, selaras dengan masa perkembangan jasmani dan rokhani yang sedang memerlukan rangsangan yang berupa gerak.

Pandangan atau cita-cita ideal merupakan arah sasaran semua tingkah laku seseorang, oleh karena itu bermain bola voli haruslah berfilsafat. Menurut Tri Harsono dan Agung Wahyudi (2005:2), “Filsafat permainan bola voli sebagai berikut :

1) Permainan bola harus mendatangkan kesenangan, kegembiraan dan kebahagian hidup bagi orang yang melakukan. Manusia hidup di dunia ini pada dasarnya mencari kebahagian lahir dan batin, sedangkan takaran kebahagian sangatlah subyektif.

2) Permainan bola voli adalah merupakan salah satu alat untuk mendidik

manusia sehingga diharapkan seseorang yang bermain bola voli dapat tumbuh dan berkembang yang selaras dan serasi antara fisik dan mental

sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional bangsa Indonesia.

(26)

commit to user

b. Filsafat Permainan Bola voli

Pandangan atau cita-cita ideal merupakan arah sasaran semua tingkah laku seseorang, oleh karena itu bermain bola voli haruslah berfilsafat. Menurut Tri Nurharsono dan Agung Wahyudi (2005:2), Filsafat permainan bola voli sebagai berikut :

1) Permainan bola voli harus mendatangkan kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukan. Manusia didunia ini pada dasarnya mencari kebahagian lahir dan batin, sedangkan takaran kebahagiaan sangatlah subjektif.

2) Permainan bola voli adalah merupakan salah satu alat untuk mendidik manusia, sehingga diharapkan seseorang yang beramain bola voli dapat tumbuh dan berkembang yang selaras dan serasi antara fisik dan mental sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional bangsa Indonesia.

c. Prinsip Bermain Bola voli

Suatu proses pasti memiliki prinsip-prinsip yang tidak boleh ditinggalkan agar tercapai sesuatu tujuan dalam proses tersebut. Dalam permainan bola voli perlu menganut prinsip-prinsip bermain sebagai berikut :

1) Prinsip teknis adalah mem-voli bola hilir-mudik diatas net mempergunakan beberapa bagian-bagian tubuh dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan bola ke

lapangan lawan untuk mencari kemenangan bermain.

2) Prinsip psikologis adalah bahwa bermain bola voli harus berpegang teguh

kepada sikap gotong royong/kerjasama dan senang didalam melaksanakan.

d. Fasilitas, Alat dan Perlengkapan

(27)

commit to user

permainan bola voli yang dikeluarkan oleh PBVSI. Uraian berikut berisi mengenai hal-hal tersebut diatas.

1) Lapangan

Ukuran lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 18 x 9 m, dikelilingi oleh daerah bebas dengan minimal disemua sisi 3 m. daerah bebas permainan adalah ruang diatas daerah permainan yang bebas dari segala halangan. Daerah bebas permainan harus memiliki ketinggian 7 m dari permukaan lapangan. Perlu ditekankan disini pembuatan lapangan harus ditanah yang rata dan cukup keras. Bila dibuat dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi atap gedung paling sedikit 7 m. garis-garis lapangan selebar 5 cm yang terdiri dari garis tengah, garis serang, garis perak servis, garis samping dan garis belakang lapangan.

2) Net

Ukuran net panjangnya 9,50 m dan lebar 1 m. ukuran petak-petak net atau net (10x10 cm2). Tali pemancang net kalu memungkinkan dengan kawat baja, bila tidak mungkin dapat memakai tali yang cukup kuat dan tidak terlalu lentur bila telah ditegangkan. Net harus diberi kain kanvas

yang dijahit lapis dua selebar 5 cm, sepanjang tepi atas net. Ukuran tinggi net untuk pria 2,34 m dan untuk wanita setinggi 2,24 m. pada kedua

samping net, dipasang pita samping tagak lurus diatas pertemuan antara garis tengah selebar 5 cm.

3) Rod atau Tongkat

(28)

commit to user 4) Bola

Bola harus bulat terbuat dari kulit, bola dalamnya terbuat dari karet atau lain yang semacamnya. Warna bola harus tunggal atau boleh berwarna asalkan terang dan kontras. Keliling bola 65-67 cm.

5) Perlengkapan Pemain

Pemain hendaknya memakai kostum yang bernomor dada dan pungung

e. Teknik Permainan Bola Voli

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992/1993:187-199), dalam permainan bola terdapat beberapa teknik yang harus dikuasai antara lain : servis, pass bawah, pass atas, smash dan block.

1) Servis

Servis adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola kedalam permainan atau tindakan menghidupkan bola kedalam permainan.

2) Pass bawah

Pass bawah adalah mengambil bola yang berada dibawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari siku sampai pergelengan tangan yang rapat baik untuk dioperkan ke

teman, maupun langsung kelapangan lawan melalui diatas jaring).

3) Pass atas

Pass atas adalah menyajikan bola atau membagi bagian bola (mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik kepada kawan maupun langsung ditujukan kelapangan lawan melalui atas jarring.

(29)

commit to user

Dengan belajar dan berlatih permainan bola voli secara kontinyu, efektif, dan efisien maka akan dapat tercapai tujuan-tujuan sebagai sebagai berikut :

1) Pembentukan manusia secara keseluruhan, dimana fisik dan mental

tumbuh selaras, serasi dan seimbang.

2) Untuk meningkatkan tingkat kesegaran dinamis dan kesehatan pemain.

3) Dapat mendatangkan kesenangan, kegembiraan, kebahagian hidup serta

rekreasi bagi seseorang.

4) Untuk menyembuhkan beberapa penyakit tertentu

5) Mengembangkan dan meningkatkan mutu prestasi secara optimal bagi

pemain dalam permainan bola voli.

Diharapkan seseorang setelah belajar dan berlatih permainan bola voli atas bimbingan guru atau pelatih dapat memiliki pengetahuan, kecakapan, keterampilan, bermain bola voli yang tinggi serta memiliki kesenangan dan sikap-sikap positif tentang nilai-nilai permainan bola voli.

2. Pengertian Gerak

Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotor khususnya digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang

lingkupnya lebih luas daripada psikomotor. “Pengertian gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari,

lompat, lempar” (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992:24).

(30)

commit to user

loncat, (2) kemampuan non lokomotor, dilakukan ditempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, contohnya mendorong, menarik, dan lain-lain, (3) kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki.

Menurut John N. Drowizky dalam Sudjarwo (1993:234), “Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon maskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”.

Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa kemampuan gerak dasar adalah kemampuan dan kesanggupan untuk dapat melakukan tugas-tugas jalan, lari, lompat, dan lempar secara efektif dan efisien.

B.Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar

1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:101), “Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda disbanding pada masa sebelumnya dan juga masa sesudahnya”. Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik anak laki-laki dan anak perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan.

Ukuran dan proposi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir

konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan netan. Oleh karenanya energy anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah

terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi, dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).

(31)

commit to user

2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada ketrampilan yang biasa disebut dengan ketrampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, dan ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Ketrampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk mempraktikkan ketrampilan gerak yang efisien berdfat umum dan selanjutnya akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan ketrampilan motorik yang lebih khusus yang semuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi bagi anak dalam segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram, 1992:42).

3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)

Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan control motorik halus atau keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang terpenting, perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan kapasitas sistem syaraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan menterjemahkan input tersebut ke bentuk keterampilan. Untuk mendapatkan

keterampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah

dan lingkungn rumah.

Menurut Anita J. Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:219), “Perkembangan gerak anak berdasarkan klasifikasi domain psikomotor dapat dibagi menjadi 6 meliputi :

a. Gerak Reflek

(32)

commit to user

b. Gerak Dasar Fundamental

Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak. Gerakan ini pada dasarnya berkembang menyertai gerakan reflek yang sudah dimiliki sejak lahir, gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam bentuk melakukan berulang-ulang.

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:220), Gerak dasar fundamental diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

1) Gerakan lokomotor adalah gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat

lain, misalnya : merangkak, berjalan, dan berlari.

2) Gerakan non-lokomotor adalah gerak yang melibatkan tangan atau kaki dan togok. Gerakan ini berupa gerakan yang berporos pada sumbu dibagian tubuh tertentu. Contoh gerakan ini adalah : memutar lengan, mengayun kaki, membungkuk, memutar togok.

3) Gerakan manipulative adalah gerakan manipulasi atau menirukan objek tertentu yang menggunakan tangan, kaki, atau menggunakan kepala.

c. Kemampuan Perseptual

Kemampuan perceptual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus yang masuk melalui organ indera.

d. Kemampuan Fisik

(33)

commit to user

ketahanan (endurance), kekuatan (strength), fleksibilitas (flexibility),

kelincahan (agility) (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:221-222).

e. Gerakan Ketrampilan

Gerakan ketrampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan control gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien didalam pelaksanaannya.

f. Komunikasi Non-diskursif

Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:223), Komunikasi Non-diskursif merupakan level komunikasi yang ke enam dalam system klasifikasi domain psikomotor. Komunikasi Non-diskursif merupakan perilaku yang terbentuk komunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikasi non-diskursif meliputi gerakan ekspresif dan gerakan interpretif.

Gerakan ekspresif meliputi gerakan-gerakan yang bisa digunakan dalam kehidupan, misalnya menganggukkan kepala tanda setuju. Gerakan interpretif adalah gerakan yang diciptakan berdasarkan penafsiran nilai estetik dan berdasarkan makna yang dimaksudkan didalamnya. Gerakan yang diciptakan

dan mengandung nilai-nilai estetik disebut gerakan estetik, sedangkan gerakan yang diciptakan dengan maksud untuk menyampaikan pesan melalui

makna yang tersembunyi didalam gerakan disebut kreatif (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:223 ).

C.Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar Pada Fase Anak Besar

(6-12 tahun)

(34)

commit to user

dasar yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil semakin dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak bisa didefinisikan dalam bentuk sebagai berikut : (1) gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang efisien (2) gerakan bisa semakin lancar dan terkontrol (3) pola atau bentuk gerakan bervariasi (4) gerakan semakin bertenaga.

Berbagai gerakan yang mulai bisa dilakukan atau gerakan yang dimungkinkan bisa dilakukan apabila anak memperoleh kesempatan melakukannya pada masa anak kecil adalah gerakan-gerakan jalan, mendaki, loncat, mencongklang, lompat tali, menyepak, lempar, menangkap, memantulkan bola, memukul, dan berenang. Gerakan-gerakan tersebut semakin dikuasai akan semakin baik bagi perkembangan anak. Kecepatan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh kesempatan yang diperoleh untuk melakukan berulang-ulang di dalam aktivitasnya. Anak-anak yang kurang kesempatan melakukan aktivitas fisik akan mengalami hambatan untuk berkembang.

Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam melakukan berbagai gerakan maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan gerak anak adalah faktor-faktor peningkatan kooordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot. Ada berbagai macam tes yang bisa

digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dan sekaligus mengukur kemampuan fisik. Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa

diketahui dengan cara misalnya dengan menggunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan lari, loncat, dan lempar.

Pertumbuhan dan tingkat kematang fisik dan fisiologis membawa dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas dalam hal kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi (Sugiyantodan Sudjarwo, 1993:101).

D.Karakteristik Permainan Bola Voli dengan 2 Bola

(35)

commit to user

Permainan bola voli dengan 2 bola adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari permainan bola voli dengan 2 bola adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan serta menumbuhkan anak untuk bergerak memantulkan bola dengan jumlah yang banyak sehingga menimbulkan rasa senang. Setiap tim dapat memainkan minimal tiga pukulan untuk mengembalikan bola (diluar perkenaan blok), apabila kurang dari tiga pantulan dinyatakan foul dan poin untuk lawan.

2. Fasilitas dan Alat Bermain

a. Lapangan

Permainan bola voli dengan 2 bola dimainkan dalam lapangan bola voli mini dengan ukuran lapangan bulutangkis 13,40 x 6,10 m

b. Bola

Bola menggunakan bola plastik yang terbungkus spon. Setelah anak mahir memainkan permainan bola voli bolanya diganti dengan bola yang sesungguhnya tetapi ukuran bolanya mini khusus untuk anak sekolah dasar.

3. Peraturan Bermain Bola Voli dengan 2 Bola

a. Servis

Masing-masing tim memegang bola dan melakukan servis secara bersamaan. Apabila bola yang satu keluar atau menyentuh lapangan lawan

maka permainan dilanjutkan sampai bola kedua keluar atau menyentuh lapangan lawan. Dalam permainan bola voli dengan 2 bola, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally Point System)

b. Perpindahan Tempat

(36)

commit to user c. Point dan Game

Perhitungan angka dengan system rally point. Tim yang memenangkan setiap reli maka memperoleh poin angka 1 (satu). Untuk permainan bola voli dengan 2 bola atau satu set, permainan selesai atau game apabila salah satu tim mencapai angka 25 (kecuali set ke V). Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25, dan seterusnya). Dalam kedudukan set 2-2, maka set penentu (set ke V), dimainkan sehingga angka 15 dengan selisih minimal 2 (dua) angka (16-14, 18-16, dan seterusnya).

E.Alat Bantu Pembelajaran

1. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.

Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi.

Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :

a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan b. Mencapai sasaran yang lebih banyak c. Membantu mengatasi hambatan masalah

d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan. e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

(37)

commit to user

g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan.

h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

Dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional RI

Nomor 14 Tahun 2007 disampaikan : “Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran“.

Banyak para ahli yang berpendapat akan pentingnya peralatan dan fasilitas pendidikan jasmani dalam menunjang kegiatan pembelajaran, Winkel (1983:43) mengatakan “Alat-alat dan fasilitas sangat mempengaruhi lancarnya proses belajar mengajar“. Sukintaka (2000:52) mengatakan yang dimaksud “Alat-alat olahraga adalah alat yang digunakan dalam olahraga“.

Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran harus ditingkatkan, salah satu upaya peningkatan proses pembelajaran adalah dengan menggunakan alat yang efektif, penggunaan alat yang efektif akan mempertinggi kualitas proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar, manfaat alat dalam proses belajar siswa antara lain :

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehinga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

(38)

commit to user

Alasan kedua mengapa kriteria pemilihan alat diatas, guru dapat lebih mudah menggunakan alat pembelajaran yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugasnya sebagai pengajar. Berbagai macam peralatan yang dapat dipergunakan guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran permainan bola voli, bola plastik berspon merupakan salah satu alat yang dapat dipergunakan sebagai perantara penyampaian pesan dari guru kepada siswa.

2. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik

Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar, sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam

menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru

F. Kerangka Berfikir

(39)

commit to user

mempergunakan bola voli standar tanpa mempergunakan alat atau media lainnya untuk pembelajaran bola voli, sehingga ketertarikan dan perhatian serta motivasi siswa pada pembelajaran permainan bola besar terutama pembelajaran bola voli terlihat menurun dan tidak maksimal

Berdasarkan kajian teoritis, kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah, dengan menggunakan permainan dua bola dapat meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran, siswa akan termotivasi, melakukan dengan senang dan berperan aktif.

Dilihat kegiatan pembelajaran permainan bola voli dengan menggunakan bola plastik berspon seakan-akan siswa hanya bermain tetapi kenyataanya siswa melakukan tahapan gerakan pass bawah, kegiatan juga lebih baik menarik karena dilaksanakan secara kompetisi, sehingga akan memunculkan jiwa berkompetisi dan sikap sportif seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.

Bola plastik berspon dipergunakan untuk mengatasi pembelajaran permainan bola voli dengan bentuk kegiatan yang menarik dan menyenangkan sehingga para guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam merancang latihan gerak yang menyenangkan para siswa. Dengan menggunakan bola plastik berspon partisipasi dan motivasi serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani khususnya permainan bola voli lebih bersemangat, sehingga akan tercapai semua tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan diinginkan.

G.Hipotesis

(40)
(41)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A.Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Peneltian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 dan selesai penyusunan laporan pada bulan Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2011 karena sesuai dengan program semester, materi pembelajaran bola voli kelas IV dilaksanakan bulan Maret 2011. Secara lebih jelas dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No. Waktu Kegiatan Keterangan

1. Maret 2011

Perencanaan

Pembuatan Proposal Penyusunan Instrumen

2. Maret 2011 Pelaksanaan Tindakan Kelas

3. April 2011 Pengumpulan Data

4. Mei 2011 Penyusunan Laporan Penelitian

Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan pokok PTK Sesi Ke

1 2 3 4 5 6 o Siklus I

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi

o Siklus II

(42)

commit to user

2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan Kelas adalah di SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara pada semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011, kelas IV dijadikan subjek penelitian karena hasil belajar bola voli kelas ini masih rendah dan peneliti mengajar pada kelas ini.

3. Siklus PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus untuk melihat peningkatan hasil pembelajaran bola voli dalam penjasorkes dengan penerapan alat bantu 2 bola dalam permainan bola voli.

B.Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrument yang akan dikenakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Dengan kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran.

2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist

dan lembar evaluasi

3. Dalam persiapan juga akan diurutkan siswa sesuai absen.

C.Subjek Penelitian

(43)

commit to user

wawancara terhadap siswa dan guru, pengamat, untuk mencapai hasil yang maksimal. Alasan pengambilan subyek penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa kelas IV sudah diberikan materi pembelajaran bola voli.

2. Semua siswa dilibatkan dalam semua permainan pada pembelajaran bola voli.

D.Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa, untuk mendapatkan data kuantitatif yang diperoleh dari data hasil

belajar yang terdiri dari penelitian unjuk kerja, penilaian sikap dan pemahaman konsep tentang pass bawah pada permainan bola voli dengan penerapan pembelajaran permainan dua bola pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran bola voli pada SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

E.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes

dilakukan untuk menggali data yang diambil adalah hasil kemampuan pass bawah pada permainan bola voli.

(44)

commit to user

pada siklus I setelah melakukan pembelajaran dengan alat bantu bola plsatik berspon. Ketiga, melakukan test pass bawahpada siklus ke dua setelah melakukan pembelajaran dengan alat bantu bola plastik berspon.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data ada tiga tahap, tahap yang pertama siswa melakukan test pass bawah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa dari hasil belajar secara konvensonal. Tahap pertama ini merupakan data pretest.

Tahap kedua siswa di beri materi pembelajaran dengan menggunakan alat bantu bola plastik berspon dibuat oleh guru sebanyak 3 (tiga) paket untuk tiga kelompok. Pembelajaran pass bawah dengan menggunakan alat bantu bola plastik berspon mempunyai tujuan agar siswa dapat :

1. Melakukan pass bawah dengan frekuensi yang lebih banyak sehingga otot-otot tangan menjadi cepat kuat.

2. Melatih koordinasi gerak tangan dan kaki.

3. Belajar melakukan pass bawah dengan berpasangan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari : tes dan observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil permainan bola voli

2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat

bantu pembelajaran (2 bola plastik berspon)

(45)

commit to user Table 3. Teknik dan alat pengumpulan data

No. Sumber

Tes praktek Tes ketrampilan bola voli

2. Siswa Kemampuan melakukan rangkaian gerakan

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanakan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil keterampilan servis, pass atas, pass bawah dengan menganalisis nilai

rata-rata.

2. Kemampuan melakukan rangkaian gerak keterampilan bola voli.

Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja bola voli. Menurut Iskandar, (2009:131) yang menyatakan bahwa, “Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat kencederungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran”.

G.Prosedur Penelitian

Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan

(46)

commit to user

berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subjek penelitian.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainnya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilajutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan seterusnya.

Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut Iskandar (2009:67)

1. Mengidentifikasi permasalahan umum

2. Mengadakan pengecekan dilapangan

3. Membuat perencanaan umum

4. Mengembangkan tindakan pertama

5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.

6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan

peningkatan pada siklus kedua berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur

penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap persiapan survei awal

Kegiatan yang dilakukan dalam survey ini oleh peneliti adalah mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat

(47)

commit to user a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi

3. Tahap pengumpulan data dan treatment

Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang

a. Hasil belajar bola voli

b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran

d. Alat bantu pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran

f. Semangat dan keaktifan siswa

4. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub permainan bola voli

5. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal

survey sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian.

H.Prosedur Penelitian

(48)

commit to user

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.

I. Rancangan siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru sejawat menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari :

a. Tim peneliti melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.

b. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment)

yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola voli.

c. Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian bola voli.

d. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain :

a. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar bola voli

b. Melakukan pemanasan

c. Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran

d. Melakukan latihan teknik dasar bola voli

(49)

commit to user 2) Cara melakukan pass bawah

3) Cara melakukan pass atas

4) Bermain bola voli secara sederhana

e. Menarik kesimpulan

f. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

g. Melakukan pendinginan

3. Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap : 1). Hasil ketrampilan teknik dasar bermain bola voli 2). Kemampuan melakukan rangkaian gerakan ketrampilan bermain bola voli 3). Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut :

(50)

commit to user

J. Rancangan Siklus II

(51)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, peneliti melakukan pengamatan dan observasi terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam upaya meningkatkan pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan dua bola yang dimodifikasi bola plastik berspon yang dilakukan dua siklus dalam dua bulan.

Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi proses pembelajaran pass bawah pada permainan bola voli dengan menggunakan dua bola plastik berspon, agar anak-anak suka dengan permainan tersebut. Adapun proses penelitian dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut :

1. Siklus Pertama

a. Pertemuan Pertama

1) Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah

berkonsultasi dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam penelitian, membuat skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan

tindakan (games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Rabu, 30 Maret 2011, pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan (action)

(52)

commit to user

pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan menggunakan dua bola plastik berspon.

Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan. Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan bentuk permainan (games) “permainan tembak burung” hal ini agar membuat siswa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok siswa melakukan pass bawah sendiri dengan bola dilempar/dilambungkan keatas sendiri, kemudian dipass bawah, yang pertama dengan satu tangan agar anak-anak mengenal dan merasakan terlebih dahulu perkenaan tangan terhadap bola. Setelah semua siswa melakukan dilanjutkan dengan pass bawah, siswa dibagi menajadi beberapa kelompok yang saling berhadapan kemudian kelompok yang satu melempar/melambungkan bola kearah teman pasangannya lakukan

sebanyak tiga kali kemudian bergantian.

Dalam melakukan pass bawah awalnya kebanyakkan siswa agak

(53)

commit to user

yang sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a dan pembubaran.

3) Observasi (observation)

Pada pertemuan yang pertama ini, kolaborator mencermati, mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum suasana kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan penutup.

4) Refleksi (reflection)

Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar pass bawah. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran pass bawah yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat melakukan pass bawah. Hambatan tersebut diatasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan pass bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang

tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat

tindakan pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada teknik pass bawah pada saat games (permainan), sikap badan dan tangan lebih ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk teknik pass bawah mayoritas sudah paham, namun masih ada yang melakukan kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.

b. Pertemuan Kedua

1) Perencanaan (planning)

(54)

commit to user

tindakan (games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan mengambil hasil pembelajaran pada pertemuan pertama.

Setelah peneliti dan kolaborator melakukan refleksi pada pertemuan yang pertama maka diperlukan lagi tindakan pada pertemuan yang kedua, hal ini karena proses belajar siswa pada pertemuan yang pertama belum memenuhi nilai yang diharapkan dari KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 70.

Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Senin, 11 April 2011, pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan (action)

Materi sama dengan pertemuan yang pertama yaitu. Materi pokok pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan menggunakan dua bola plastik berspon.

Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan. Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru

memberikan apersepsi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama serta menjelaskan materi pembelajaran yang

akan diajarkan.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan bentuk permainan (games) “permainan tembak burung” hal ini agar membuat siswa lebih senang dan bentuk permainannya berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok saling berhadapan kemudian saling melakukan pass bawah lakukan beberapa kali sambil seriap pasanganya menghitung kegagalan dalam melakukan pass bawah.

(55)

commit to user

dalam melakukan pass bawah mulai berkurang dan kebanyakkan siswa sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar salah satunya dipanggil oleh guru untuk memberikan contoh. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam tiga bersaf. Guru kemudian memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa. Serta memberi penghargaan (reward) bagi siswa yang sudah dapat melakukan pass bawah dengan benar, guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi yang sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a dan pembubaran.

3) Observasi (observation)

Pada pertemuan yang kedua ini, kolaborator mencermati, mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum pengelolaan kelas cukup baik siswa aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan penutup.

4) Refleksi (reflection)

Setelah selesai tindakan pada pertemuan kedua, peneliti dan

kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar pass bawah. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran pass bawah yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat melakukan pass bawah. Hambatan tersebut diatasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan pass bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan PTK …………..……..…………..………….
Gambar 1. Diagram Batang Presentase Belajar Pass Bawah Bola voli ….
Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Table 3. Teknik dan alat pengumpulan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Supervisi viabilitas benih rosela dari pertanaman rosela di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan bersama anggota komisi pembimbing

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK.. Universitas Pendidikan Indonesia

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

[r]

Desain Formulir Rekam Medis, Akademi Perekam Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta.. Data Asuransi Sub Bagian Tata Usaha,

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah 50 % sampel air mengandung jumlah E.coli lebih dari 0 MPN/ 100 ml, terdiri dari 8 air PDAM dan 14 air sumur gali.. Risiko pencemaran air