• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR UNTUK MATERI KELISTRIKAN OTOMOTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR UNTUK MATERI KELISTRIKAN OTOMOTIF."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Pembatasan Masalah ... 7

3. Perumusan Masalah ... 7

4. Tujuan Penelitian ... 8

5. Kegunaan Penelitian ... 9

6. Hipotesis ... 10

7. Definisi Operasional ... 10

BAB II PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR UNTUK MATERI KELISTRIKAN OTOMOTIF 2.1. Kesiapan Belajar pada Orang Dewasa ... 15

2.2. Penerapan metode pemberian tugas (Resitasi) ... 19

2.3. Kedisiplinan ... 24

2.4. Prestasi Belajar ... 30

2.5. Kerangka Pikirn ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian ... 36

3.2. Variabel Penelitian ... 37

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

(2)

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41

3.6. Teknik Analisis Data ... 44

3.7. Alur Penelitian ... 57

3.8. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 59

4.2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Varians ... 61

4.3. Hasil Homogenitas Varians ... 63

4.4. Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

4.5. Perbandingan Koefisien Korelasi dan Regresi Variabel X1 terhadap Variabel Y untuk Mahasiswa Tingkat 2 dan Tingkat 3 ... 76

4.6. Perbandingan Koefisien Korelasi dan Regresi Variabel X2 terhadap Variabel Y untuk Mahasiswa Tingkat 2 dan Tingkat 3 ... 77

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan ... 83

5.2. Implikasi ... 83

5.3. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Globalisasi yang ditandai dengan pervariabel struktur ekonomi, industri, dan informasi membawa implikasi terhadap jenis-jenis pekerjaan. Pervariabel struktur pekerjaan tersebut akan menyebabkan terjadinya pergeseran kebutuhan jenis-jenis pengetahuan dan keterampilan kerja. Jenis-jenis pekerjaan dalam era globalisasi menuntut kemampuan intelektual dan daya inovasi, kemampuan belajar mandiri, kematangan mental, kemampuan pemecahan masalah, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan setiap pervariabel yang terjadi di lingkungan kerjanya. Dalam memenuhi tuntutan kebutuhan kualifikasi tenaga kerja tersebut di atas, pendidikan dituntut agar dapat mengembangkan setiap warga negara yang siap memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantangan, menghasilkan manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dan tanggap terhadap perkembangan zaman.

(4)

menggali dan mengkomunikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berguna bagi tata kehidupan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan suatu bangsa.

Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan, karena melalui kegiatan pendidikan kualitas sumber daya manusia di suatu negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi kepentingan dan kebutuhan di setiap negara untuk terus berusaha meningkatkan pembangunannya di bidang pendidikan, sehingga dari usaha-usaha tersebut dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, upaya peningkatan suatu institusi pendidikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya merupakan upaya yang paling realistis. Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap peningkatan prestasi belajar inilah yang dimaksud sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.

(5)

Indonesia yang penduduknya berjumlah lebih kurang dua ratus tiga puluh juta jiwa, tergolong salah satu negara dengan tingkat kualitas pendidikan yang masih memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator mutu sumber daya manusia yang diukur melalui Human Development Index (HDI) menunjukkan Indonesia masih berada pada posisi rendah bila dibandingkan dengan 179 negara lainnya. Peringkat HDI Indonesia selalu berada di atas 100, kalah dengan Thailand, Malaysia dan Philipina.

Dalam persaingan kerja di pasar global, Indonesia hanya mampu mengisi ruang tenaga kerja asing terdidik di wilayah Asia Timur sekitar 20.000 orang pada tahun 2001 sedangkan negara Thailand telah mampu mengisi tenaga kerja paling banyak yaitu 1.055.300 orang (Fasli Jalal, 27 Februari 2006). Posisi HDI Indonesia di antara lima negara lainnya pada tahun 1995 s.d 2005 seperti terlihat pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1

Perkembangan Ranking HDI Beberapa Negara Asia

Negara Tahun

1995 2000 2003 2004 2005

Thailand 58 76 74 76 73

Malaysia 59 61 58 59 61

Philipina 100 77 85 83 84

Indonesia 104 109 112 111 110

China 111 99 104 94 85

Vietnam 120 108 109 112 108

(6)

Hal di atas memberikan indikasi bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap daya saing sumber daya manusia di dunia, yang antara lain disebabkan oleh implementasi sistem pendidikan di perguruan tinggi dan sekolah di Indonesia yang belum memadai, dimana institusi pendidikan di Indonesia pada umumnya belum mampu mencetak sumber daya manusia sesuai dengan fungsi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri, seperti yang dituangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa fungsi Pendidikan Nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian bidang pendidikan menduduki posisi penting untuk menuju perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, sehingga tujuan pendidikan nasional di atas akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak. Baik siswa, orang tua, pendidik, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah) serta masyarakat. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja melainkan semua pihak juga harus terlibat.

(7)

Kegiatan-kegiatan di suatu lembaga pendidikan ditujukan untuk mendidik dan membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat bermanfaat untuk masa depannya.

Faktor pendidik, fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai, sangat mendukung pendidikan siswa di lingkungan kampus. Siswa sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, di mana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi belajar yang dicapai siswa, ketrampilan dan kebenaran dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan lain-lain.

Menurut M. Ngalim Purwanto (2004:102) tinggi rendahnya prestasi belajar siswa yang menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, disebut faktor individual, yaitu faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial, diantaranya adalah faktor keluarga / keadaan rumah tangga, pengajar dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

(8)

mendorong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Namun kenyataannya, tingkat disiplin belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Dikarenakan adanya pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berbeda-beda pula.

Kesadaran bahwa belajar adalah proses menjadi dirinya sendiri (process of becoming person) bukan proses untuk dibentuk (process of being shaped) menurut kehendak orang lain, membawa kesadaran yang lain bahwa kegiatan belajar harus melibatkan individu atau client dalam proses pemikiran: apa yang mereka inginkan, apa yang dilakukan, menentukan dan merencanakan serta melakukan tindakan apa saja yang perlu untuk memenuhi keinginan tersebut. Inti dari pendidikan adalah menolong orang belajar bagaimana memikirkan diri mereka sendiri, mengatur urusan kehidupan mereka sendiri untuk berkembang dan matang, dengan mempertimbangkan bahwa mereka juga sebagai makhluk sosial

(9)

mahasiswanya dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mereka sehingga diharapkan lulusan yang diperoleh dari hasil pembelajaran di Politeknik TEDC dapat teruji kompetensinya dalam dunia kerja tetutama dalam bidang kelistrikan otomotif.

Berdasarkan uraian di atas maka Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh kesiapan belajar dalam penerapan metode pemberian tugas dan kedisiplinan terhadap Prestasi belajar mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif melalui penelitian dengan judul : “Pengaruh Kesiapan Belajar dan Kedisiplinan Dalam Penerapan Metode Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Untuk Materi Kelistrikan Otomotif”

1.2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, diperoleh masalah yang berhubungan dengan : 1.2.1 Mahasiswa tingkat 2 dan tingkat 3

1.2.2 Mata kuliah kelistrikan otomotif 1.2.3. Pemberian tugas

1.2.4. Aspek yang diamati meliputi kesiapan belajar dan kedisiplinan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar

1.3. Perumusan Masalah

(10)

penerapan metode pemberian tugas terhadap peningkatan Prestasi Belajar mahasiswa pada materi Kelistrikan Otomotif?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan pertanyaan penelitian yang disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan sebagai berikut :

1.3.1. Bagaimana Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC?

1.3.2. Bagaimana Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC?

1.3.3. Bagaimana Pengaruh Kesiapan belajar dan Kedisiplinan dalam penerapan metode pemberian tugas terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC?

1.4. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pengaruh Kesiapan belajar dan Kedisiplinan dalam penerapan metode pemberian tugas melalui pembelajaran dengan sistem modular.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1.4.1. Mengidentifikasi/mengukur pengaruh Kesiapan belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC.

(11)

1.4.3. Mengidentifikasi/mengukur pengaruh. Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC.

1.4.4. Mengidentifikasi/mengukur pengaruh Kesiapan belajar dan Kedisiplinan dalam penerapan metode pemberian tugas terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC.

1.5. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan prestasi belajar dan kompetensi mahasiswa pada materi Kelistrikan Otomotif. Sedangkan secara lebih khusus, penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1.5.1. Peneliti

Untuk mengetahui efektivitas Kesiapan belajar dan Kedisiplinan dalam penerapan metode pemberian tugas guna meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada materi Kelistrikan Otomotif yang menggunakan pembelajaran dengan sistem modular. Selanjutnya peneliti dapat menambah wawasan mengenai penelitian korelatif yang terkait dengan kesiapan belajar, kedisiplinan terhadap peningkatan prestasi belajar.

1.5.2. Politeknik TEDC Bandung

(12)

Kedisiplinan dalam penerapan metode pemberian tugas dibuatkan rumusan penggunaannya agar dapat dimanfaatkan oleh semua dosen di lembaga ini.

1.6. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1.6.1. Terdapat Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC.

1.6.2. Terdapat Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC.

1.6.3. Terdapat Pengaruh Kesiapan belajar dan Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Politeknik TEDC.

1.7. Definisi Operasional

Defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian, adalah : 1.7.1. Kesiapan belajar

(13)

organisasi. Hal ini membawa implikasi terhadap materi pembelajaran dalam suatu pelatihan tertentu. Dalam hal ini tentunya materi pembelajaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang sesuai dengan peranan sosialnya. (Malcolm Knowles (1970).

Di dalam penelitian ini akan difokuskan pada teori belajar orang dewasa. Ada aliran inkuiri yang merupakan landasan teori belajar dan mengajar orang dewasa yaitu : “scientific stream” dan “artistic atau intuitive/reflective stream”. Aliran

“scientific stream” adalah menggali atau menemukan teori baru tentang belajar orang dewasa melalui penelitian dan eksperimen .

Dalam penelitian ini Kesiapan Belajar diukur dengan alat ukur kuesioner, yang mencerminkan penilaian dari responden mahasiswa, di mana Kesiapan Belajar Mahasiswa sebagai responden dapat diukur dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertutup, sehingga hasil jawaban responden tersebut dapat dihitung secara kuantitatif yang selanjutnya dapat dijabarkan ke dalam pengukuran-pengukuran statistik.

Operasionalisasi variabel untuk variabel Kesiapan Belajar (X1) dalam penelitian ini akan diuraikan dalam sub-sub variabel sebagai berikut:

1.7.1.1. Motivasi.

1.7.1.2. Kesesuaian dengan kenyataan. 1.7.1.3. Analisis Pengalaman.

(14)

1.7.2. Penerapan metode pemberian tugas ( Resitasi)

Penerapan resitasi mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam proses belajar mengajar. Adapun kelebihan penerapan resitasi adalah anak menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, memupuk rasa tanggung jawab, melatih anak berfikir kritis, tekun, giat dan rajin. Sedangkan kelemahan penerapan resitasi antara lain : tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan meniru, karena perbedaan individual anak tugas diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa mudah menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas sering diberikan maka ketenangan mental pada siswa terpengaruh (Imanjah Alipandie, 1984:92)

Dalam penelitian ini penerapan metode pemberian tugas diukur dengan membandingkan hasil test yang dilakukan pada sebelum dan sesudah penerapan metode pemberian tugas dilakukan. Sehingga dapat dilihat bagaimana keberhasilan penerapan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar mahasiswa di politeknik TEDC Bandung.

(15)

1.7.3. Disiplin Belajar (Kedisiplinan)

Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

Ditinjau dari aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, disiplin suatu institusi pendidikan meliputi :

1.7.3.1. Ketertiban belajar.

1.7.3.2. Sopan santun dalam pergaulan di institusi pendidikan. 1.7.3.3. Kerapian dalam berpakaian

1.7.3.4. Kejujuran dalam bertindak 1.7.3.5. Pengunaan waktu dengan efisien

1.7.3.6. Pemanfaatan dan pemeliharan sarana pembelajaran.

1.7.3.7. Hubungan dengan masyarakat di sekeliling lingkungan institusi pendidikan dan masyarakat luas. (Sunardi 1985).

Pada penelitian ini Disiplin Belajar diukur melalui kuesioner, sehingga hasil jawaban responden tersebut dapat dihitung secara kuantitatif yang selanjutnya dapat dijabarkan ke dalam pengukuran-pengukuran statistik.

1.7.4. Prestasi Belajar (Variabel Terikat)

(16)
(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian

3.1.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitis dengan menggunakan teknik korelasional yang sesuai untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat dan analisis perbedaan dua rerata antara dua sampel. Deskriptif di sini berarti melukiskan variabel demi variabel. Sebagaimana diungkapkan oleh Nasir (2003:54):

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki”.

3.1.2. Desain Penelitian

(18)

60). Guy (1976) mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai suatu kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar, sedangkan data kuantitaif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 1999 : 14). Desain korelasi variabel-variabel pada penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut ini:

Gambar 3.1 Desain Penelitian 3.2. Variabel Penelitian

Variabel- variabel dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam dua bentuk variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent terdiri dari 2 varaibel yaitu :

Kesiapan Belajar

Penerapan metode pemberian tugas

Kedisiplinan

Prestasi Belajar

rX1X2y rx1y

rX2y

(19)

3.2.1. Kesiapan belajar (X1) 3.2.2. Kedisiplinan (X2).

Sedangkan variabel dependent yaitu Prestasi Belajar (Y).

Penerapan metode pemberian tugas sebagai variabel perlakuan diukur dengan membandingkan nilai prestasi belajar dari nilai ujian tengah semester (UTS), hasil ujian akhir semester (UAS) dan tugas-tugas mahasiswa Politeknik jurusan Kelistrikan otomotif pada mahasiswa tingkat 2 dan mahasiswa tingkat 3.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung yang berjumlah 84 orang. Dari populasi tersebut, dilakukan teknik sampling tertentu sehingga dapat diambil sampel yang representatif dari populasi tersebut. Berikut ini adalah populasi Mahasiswa Politeknik TEDC Bandung berdasarkan tingkatan.

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Politeknik TEDC Bandung

Tingkat Tahun 2009

Tingkat 1 19 21,35%

Tingkat 2 35 39,33

Tingkat 3 30 33,71

Populasi(N) 84 100%

Sumber: Politeknik TEDC Bandung (2009)

(20)

tugas terhadap prestasi belajar akan dilakukan terhadap mahasiswa tingkat 2 sebanyak 35 orang dan mahasiswa tingkat 3 sebanyak 30 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.4.1. Pengamatan langsung (observasi), yaitu dengan cara mengamati langsung obyek penelitian yang telah ditentukan, untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.4.2. Studi dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, laporan-laporan, catatan serta dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.4.3. Studi literatur, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari berbagai referensi yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.4.4. Penyebaran angket (kuesioner) kepada responden, di mana kuesioner menggunakan Closed Question/Multiple Choice Question.

3.4.5. Penyusunan angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.4.6. Menentukan variabel yang akan diteliti, serta mendefinisikannya yang kemudian dijabarkan dlam bentuk indikator-indikator.

(21)

3.4.8. Merumuskan item pertanyaan dan alternatif jawabannya

3.4.9. Menetapkan kriteria skor yaitu skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju skor 3 untuk ragu-ragu, skor 4 untuk setuju dan skor 5 untuk sangat setuju.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel

Penelitian Indikator

Banyak

Item Butir Item

Kesiapan belajar(X1)

Motivasi 10 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

Sesuai dengan kenyataan

6

11,12,13,14,15,16

Analisis

Pengalaman 8 17,18,19,20,21,22,23,24

Kebutuhan untuk mengarahkan diri sendiri

6 25,26,27,28,29,30

Pilihan 11 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41 Pembinaan

disiplin (X2)

Sopan santun dalam pergaulan di

institusi pendidikan.

8 6,7,8,9,10,

11,12,13

Kerapian dalam

berpakaian 7 14,15,16,17,18,19,20

Kejujuran dalam

bertindak 6 21,22,23,24,25,26

Penggunaan waktu

dengan efisien 6 27,28,29,30,31,32

Pemanfaatan dan pemeliharan sarana pembelajaran.

5 33,34,35,36,37,

Hubungan dengan

masyarakat 3

Prestasi

(22)

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan pengumpulan data melalui soal dan kuesiner yang disebarkan kepada responden harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian. Uji validitas harus bertujuan untuk mengetahui sejauh mana instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan uji reliabilitas ditujukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian dapat dipercaya atau dihandalkan. Jika hasil pengujian tersebut valid dan reliabel, maka kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan.

Prosedur pengujian instrumen penelitian dilakukan sebagai berikut:

3.5.1. Analisis validitas angket, digunakan untuk menguji validitas angket yang digunakan. Uji validitas akan diujikan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang dipilih, hasil jawaban responden tersebut dianalisis dengan teknik korelasi Product Moment sehingga dapat dihitung harga ri (Suharsimi Arikunto, 1993 : 138)sebagai harga mengukur reliabilitas instrumen dengan rumus sebagai berikut :

 

 

} ) ( }{

) (

{n X2 X 2 n Y2 Y 2

Y X XY n

ri ……….1)

Keterangan :

ri : Koefisien validitas item yang dicari

(23)

X : Jumlah skor dalam distribusi X yang berskala interval

Y : Jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala interval

X2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X

Y2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor Y

Menurut Sugiyono (2003:124) syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat bahwa item kuesioner penelitian valid adalah kalau r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

3.5.2. Uji reliabilitas angket,

Reliabilitas didefinisikan sebagai parameter yang menyatakan keandalan alat ukur. Alat ukur yang handal berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur hal yang sama berkali-kali dan akan menghasilkan data akurat yang sama. Didalamnya memuat pula konsistensi suatu alat ukur untuk mengukur pada kondisi pengujian-pengujian lain yang sejenis. Pengujian reliabilitas dapat digunakan dengan menggunakan Metode Alpha Cronbach. Untuk menguji digunakan Alpha Cronbach, dengan rumus:

                    2 2 11 1 1

t b k k r   ……….2) dimana:

r11 = reliabilitas instrumen

(24)

σb = jumlah varians butir

σt = umlah varians total

Selanjutnya diuji signifikansinya dengan kriteria pengujian bahwa : koefisien reliabilitas dianggap signifikan jika harga r hasil perhitungan  0,7. (Sugiono,2003:125). Menurut Sugiyono syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat bahwa item kuesioner penelitian valid adalah kalau r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2003:124). Untuk melihat validitas item pertanyaan variabel penelitian berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Ms Excell dapat dilihat pada lampiran. Pada lampiran hasil uji validitas variabel kesiapan belajar dapat dilihat bahwa item pertanyaan yang mempunyai nilai r kritis yang lebih kecil dari 0,3, adalah item pertanyaan ke 26 maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid, sehingga harus diganti atau dihilangkan. Sedangkan untuk uji validitas variabel kedisiplinan seperti pada lampiran dapat dilihat bahwa item pertanyaan yang mempunyai nilai r kritis yang lebih kecil dari 0,3, adalah item pertanyaan ke 15 maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid, sehingga harus diganti atau dihilangkan.

3.5.3. UJI Reliability Kesiapan Belajar

(25)

tersebut yang dilakukan pada 40 responden mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi karena mempunyai nilai koefisien Alpha = 0,974 > 0,7 , sehingga kuesioner tersebut dapat digunakan pada penelitian ini.

3.5.4. Uji Reliability Pembinaan Disiplin

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran hasil uji relibilitas untuk variabel Pembinaan Disiplin yang dilakukan pada 35 responden tingkat 2 dan 30 responden tingkat 3, keduanya mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi karena mempunyai nilai koefisien Alpha = 0,967 > 0,7 , sehingga kuesioner tersebut dapat digunakan pada penelitian ini.

3.6. Teknik Analisis Data

Hasil yang diterima dari aktivitas pengumpulan data yang terdiri dari jenis data sekunder dan data primer perlu diolah secara seksama dengan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi data yang diperlukan, 2. Mengklasifikasikan data yang sejenis, 3. Memberikan kode agar mudah didapat bila dibutuhkan, 4. Memeriksa dan memilih data yang terkumpul berdasarkan jenisnya, 5. Memberikan skor pada setiap angket responden dengan cara menjumlahkan bobot nilai setiap item angket responden untuk setiap variabel, 6. Memasukan skor kedalam tabel yang telah dibuat sesuai variabel penelitian.

(26)

kualitatif. Sedangkan dalam penelitian berbasis pendekatan kuantitatif, untuk menjawab masalah penelitian diperlukan kerangka pemikiran tertentu. Suatu kerangka pemikiran pada umumnya mengandung tiga hal, yaitu adegan atau setting

tentang hubungan antarvariabel yang diteliti, argumen teoritis yang melandasi hubungan antarvariabel tersebut, serta prediksi atau hipotesis tentang hubungan antarvariabel yang diteliti.

Untuk mengolah dan menganalisis data penelitian ini menggunakan perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data tentang variabel variabel penelitian, yaitu variabel kesiapan belajar (X1), penerapan metode pemberian tugas (X2), dan kedisiplinan (X2) sebagai varaibel bebas (independen) dan variabel prestasi belajar (Y) sebagai variabel terikat (dependen). Sedangkan statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dan generalisasi (Sudjana,1989:126).

(27)

3.6.1. Analisis Deskriptif

Untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif berupa perhitungan skor rata-rata (mean) dan simpangan

baku tiap variabel penelitian. Menurut Reksoatmodjo (2007:2), “Statistika

deskriptif merupakan kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana memperoleh dan menyajikan data atau informasi agar mudah dipahami oleh pihak yang

berkepentingan”.

Untuk mengetahui kecenderungan data variabel-variabel penelitian yang diperoleh disusun berdasarkan Mean Ideal (M) dan Standar Deviasi Ideal (SD). Mean Ideal adalah setengah dari jumlah skor ideal maksimum dengan skor ideal minimum. Standar devisiasi ideal adalah seperenam dari pengurangan antara skor ideal minimum dengan skor ideal minimum. Berdasarkan mean ideal dan standar devisiasi idea yang diperoleh, maka dapat dibuat pengkatagorian variabel-variabel penelitian. Pengkategorian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3

Kategori Variabel Penelitian

Skor Rata-rata Kategori

(M+1,5SD ) s/d ke atas Sangat Tinggi (M+0,5SD ) s/d (M+1,5SD ) Tinggi

(M+0,5SD ) s/d (M+0,5SD ) Cukup

(M+1,5SD ) s/d (M+0,5SD ) Rendah

(28)

Selanjutnya Standar Deviasi, Mean, Median dan Modus dihitung dengan bantuan Software Excel dan SPSS.

3.6.2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan rumus Chi Kuadrat (2) (Sudjana,2002:273).

  K

i Ei

Ei Oi 1

2

2 ………..

3)

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

3.6.2.1. Membuat distribusi frekuensi, dengan langkah sebagai berikut (Sudjana,2002:42)

3.6.2.1. Mencari rentang variabel X (X1, X2) dan variabel Y dengan Rumus : Rentang (R) = skor tertinggi – skor terendah.

3.6.2.2. Menentukan banyaknya kelas interval, dengan rumus : Banyak Kelas (BK) = 1+3,3 Log n.

3.6.2.3. Menentukan panjang kelas interval (p) dengan cara : p = rentang/ banyak kelas.

3.6.2.4. Mencari harga rata-rata berdasarkan data bergolong, yang dapat diperoleh dengan rumus (Sudjana, 2002: 70):

 1

1 1

f X f

(29)

3.6.2.5. Mencari simpangan baku (S) dari data bergolong, dengan rumus (Sudjana,2002:95):

1

2 1 1

  

n x x f

S ………5)

3.6.2.6. Mencari batas bawah skor liri interval dan batas skor kanan interval. 3.6.2.7. Mencari harga Z dengan rumus (Sudjana,2002:99):

s X X

Zi  1 ...6)

dimana : Xi = Skor Batas kelas Interval

X = Rata-rata untuk distribusi s = Simpangan baku

3.6.2.8. Mencari luas daerah dari O ke Z dari daftar F (Luas daerah dibawah kurva dari O ke Z).

3.6.2.9. Mencari luas kelas interval dengan mencari selisih antara luas O ke Z yang berdekatan untuk harga Z sejenis dan menambahkan untuk harga Z

berlawanan.

3.6.2.10.Mencari frekuensi observasi sesuai dengan distribusi yang telah dibuat sebelumnya.

3.6.2.11.Mencari harga x2 sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan.

(30)

tidak berdistribusi normal, tetapi jika sebaliknya, maka data berdistribusi normal.

3.6.3. Uji Homogenitas

Seperti apa yang dikemukakan oleh Somantri (2006: 294) bahwa

“pengujian homogenitas mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang sama.” Untuk pengujian ini menggunakan Uji F (Zelditch Jr dalam Narsoyo, 1988: 88).

2 2 2 1 S S

F  ………..7)

dimana : S12≥ S22

Dengan kriteria bahwa data tersebut bervariansi apabila Fhitung < Ftabel.

3.6.4. Uji Multikolinieritas

Dalam Penggunaan teknik analisis regresi, selain disyaratkan harus normal, linear dan homogen, juga harus tidak terjadi Multikolinieritas. Multikolinieritas akan terjadi jika diantara variabel-variabel bebas yang akan diregresikan mempunyai koefesien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,8 ( Hasan,2003: 292). Perhitungan koefesien korelasi dilakukan dengan rumus (Sudjana, 2002: 369):

 

 

  2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n
(31)

dimana : r = koefesien korelasi skor antara variabel n = Jumlah reponden

X = skor variabel pertama

Y = skor variabel kedua yang dikorelasikan

3.6.5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan statistik infersial untuk menguji hipotesis penelitian melalui analisis regresi dan analisis korelasi.

3.6.5.1. Analisis Regresi Sederhana dan Korelasi Sederhana 3.6.5.2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana antara variabel Y atas X1, Y atas X2, dicari dengan perhitungan sebagaimana dikemukakan Sudjana (2002: 315):

bX a

Yˆ  ………9)

dimana :

Yˆ = Harga-harga variabel Y yang diramalkan X = Harga-harga variabel X

a = perpotongan garis regresi, yaitu apabila harga X sama dengan nol. b = koefesiaen regresi, yaitu besarnya pervariabel pada Y jika satu

(32)

 



2

2 2

.

X

X

n

XY

X

X

Y

a

...10)

 

2

2 . .

   X X n Y X XY n

b ...11)

Agar perhitungan melalui regresi berlaku, maka perlu dilakukan pengujian kelinearan dan keberartian regresi. Uji kelinearan dan keberartian dilakukan dengan menggunakan tabel penolong yang disebut tabel Analisis of Varians (ANOVA). Agar kesimpulan tersebut dapat digunakan, maka persamaan regresi tersebut harus diuji taraf signifikansinya (uji independen) melalui perhitungan statistik F dengan rumus (Sudjana, 2002: 332):

 

res S TC S F 2 2

 ...12)

Kriteria pengujian : Uji signifikansi/keberartian regresi, jika Fhitung>Ftabel maka regresi signifikan. Juga agar kesimpulan tersebut dapat digunakan, maka persamaan regresi tersebut harus diuji kelinearan regresinya (uji linearitas) melalui perhitungan statistik F dengan rumus (Sudjana, 2002: 332):

 

 

E S

TC S

F 2

2

 ...13)

(33)

3.6.5.3. Analisis Korelasi Sederhana

Untuk menguji hubungan antara variabel X1 dengan Y, X2 dengan Y digunakan uji korelasi dengan rumus yang dikemukakan Sudjana (2002: 369) :

 

 

  2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

r ...14)

dimana :

r = koefisien korelasi skor antar variabel n = Jumlah responden

X = Skor variabel pertama

Y = Skor Variabel kedua yang dikorelasikan.

Atau dengan menggunakan JK dalam tabel ANOVA dengan Rumus :

 

 

 

T JK

res JK T JK

r2   (Sudjana,2002: 368) ...15)

Dengan JK (T) yang telah dikorelasikan, yaitu JK (T) - JK(a). 3.6.6. Uji Signifikansi Korelasi

Taraf signifikansi korelasi dicari dengan rumus :

2 1 2 r n r t  

 (Sudjana,2002: 368) ...16)

dimana : t = taraf signifikansi korelasi r = Koefisien korelasi

(34)

3.6.6.1. Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan menurut Hasan (2003: 326):

KD = r2.100 % ...17) dimana : KD = koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

3.6.6.2. Analisis Regresi Gandadan Korelasi Ganda

3.6.6.2.1. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, apabila peneliti bermaksud meramaikan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor. Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independenya minimal 2. Persamaan regresi linear berganda untuk dua variabel independen adalah (Hasan,2003:259):

Yˆ ab1X1b2X2 …..………..….18)

] [ ]

[ 1

2 ,

1 X X X Y

(35)

Agar kesimpulan tersebut dapat digunakan, maka persamaan regresilinear berganda tersebut perlu diuji tingkat signifikansinya melalui perhitungan statistik uji F dengan rumus :

 

 

/ 1

/    k n res JK k reg JK

F (Sudjana,2002:355) ………….20)

3.6.6.2.2.Analisis Korelasi Ganda

Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama atau pengaruh X1,X2 secara bersama terhadap Y (Ry(1,2)) maka dihitung dengan menggunakan rumus :

 

2 2 y reg JK

R (Sudjana,2002:355) ……….21)

3.6.7. Uji Signifikansi Korelasi Ganda

Untuk mengetahui keberartian/signifikansi korelasi ganda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1

/

1

/ 2 2     k n R k R

F (Sudjana,2002:355) ...22)

dimana : F = Taraf signifikansi R = Koefisien korelasi

k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel

(36)
[image:36.612.116.528.207.610.2]

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui terdapat tidaknya pengaruh antar variabel penelitian, kemudian diinterpretasikan kuat atau tidaknya pengaruh tersebut. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan, maka digunakan pedoman kriteria yang dikemukakan oleh Hasan (2003:234) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.000 Sangat Kuat

0.60 – 0.799 Kuat

0.40 – 0.599 Cukup Kuat

0.20 – 0.399 Lemah

0.00 – 0.199 Sangat Lemah

3.6.8. Alur Penelitian

Tahapan alur penelitian pada penelitian ini dapat dijelaskan seperti berikut ini:

3.6.8.1.Penentuan masalah dilakukan setelah melakukan observasi pada objek yang akan diteliti dalam hal ini kesiapan belajar, penerapan metode pemberian tugas dan kedisplinan terhadap prestasi belajar mahasiswa Politeknik TEDC Bandung.

3.6.8.2.Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah melakukan observasi pendahuluan terhadap objek penelitian.

(37)

pemberian tugas yaitu instrumen soal-soal ujian UTS , UAS dan tugas-tugas.

3.6.8.4. Judgement & Uji Coba dan pelaksanaan pretest dilakukan melalui uji validtas dan reliabilitas dimana pada tahap ini dilakukan revisi terahdap instrumen peneltian dan pembuatan insturmen baru yang valid dan reliabel 3.6.8.5. Dilakukan prestest untuk penerapan metode pemberian tugas pada tk 2,

tk 3 dengan melihat nilai UTS pada mahasiswa.

3.6.8.6. Pelaksanaan post test untuk penerapan metode pemberian tugas dengan melihat nilai hasil UAS dan tugas-tugas..

3.6.8.7. Pengumpulan data untuk angket kesiapan belajar dan kedisiplinan

3.6.8.8. Tahap pengolahan data dengan berdasarkan pada data-data hasil penelitian dari angket dan nilai hasil ujian UTS, UAS dan tugas-tugas yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik sesuai dengan tujuan penelitian. 3.6.8.9. Kesimpulan dilakukan setelah diperoleh hasil analisis data.

3.6.8.10.Penyususnan Laporan untuk penulisan hasil penelitian yang dikonsultasikan dengan tim pembimbing.

(38)
[image:38.612.116.536.104.685.2]

Gambar 3.2 Alur Penelitian Penentuan Masalah

Pengambilan data Peneltitian

Angket Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Pembuatan Instrumen

Pelaksanaan Pretest

Revisi

Instrumen Baru

Penerapan Metode Pemberian Tugas

Pada Tk 2,Tk 3 Judgement & Uji Coba

Pelaksanaan Pengukuran Prestasi Belajar

Pelaksanaan Post Test

Angket Disiplin Angket Kesiapan Belajar

Kesimpulan Pengolahan Data

(39)

3.6.9. Lokasi dan Sampel Penelitian

(40)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Pengaruh Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positip dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar.

5.1.2. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positip dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar.

5.1.3. Pengaruh Kesiapan Belajar dan Kedisiplinan secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positip dan signifikan antara kesiapan belajar dan kedisiplinan dengan prestasi belajar.

5.2. Implikasi

(41)

Selaras dengan penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterangkan bahwa fungsi Pendidikan Nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian, pendidikan mahasiswa Jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung memiliki peran penting dalam mengembangkan mahasiswa menuju manusia yang memiliki kualitas dalam perkembangan dan kemajuan bangsa. Setiap orang yang menjalani proses belajar pasti menginginkan mencapai prestasi yang baik. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Dalam penelitian ini, upaya untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut, dikembangkan dari pendapat Malcolm Knowles (1970) mengenai kesiapan belajar, Slameto (1990: 115) mengenai metode pemberian tugas dan Sunardi (1985) mengenai pembinaan disiplin.

(42)

akan menciptakan kemauan untuk belajar secara teratur dan akan membuat mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Apabila sikap dan kebiasaan belajarnya baik, ia cenderung berprestasi baik. Disiplin adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, sebab disiplin merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya.

5.3. Rekomendasi

Karena adanya variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar masih besar maka agar penelitian lebih sempurna diperlukan penelitian lanjutan untuk memperoleh variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung. Selain itu, pihak manajemen Jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung dapat melakukan prioritas pembenahan dan pengembangan pada kesiapan belajar mahasiswa ini, khususnya mengenai pembenahan dalam upaya penyaluran kerja para lulusan politeknik, sehingga mahasiswa merasakan belajar yang didapatkan dari dosen di Politeknik dapat mengarahkan profesi mahasiswa yang akan dijalaninya dan menjadi pedoman dalam praktek di lapangan dan memberikan gaya belajar di Politeknik agar dapat sesuai dengan usia mahasiswa.

(43)

pemberian tugas mahasiswa ini, khususnya mengenai perlunya dilakukan pemberian bimbingan tambahan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat lebih banyak menerima masukan untuk penyelesaian tugasnya. Pihak manajemen Jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung dapat melakukan prioritas pembenahan dan pengembangan pada pembinaan disiplin mahasiswa ini, khususnya mengenai tindakan tegas bagi mahasiswa yang berulang kali melakukan kesalahan disiplin yang sama, sehingga mahasiswa akan menjauhi perbuatan kesalahan yang sama selama kuliah di Politeknik, pembenah-an mengenai penampilan mahasiswa dalam hal kerapihan pakaian, sehingga mahasiswa tidak berpenampilan berantakan dan pemberian kepuasan pada mahasiswa agar dapat loyal terhadap jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung sehingga mahasiswa mau untuk memakai pakaian/accessories yang sesuai dengan materi perkuliahan di Politeknik.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

AD, Soebagio. (1993). Manajemen Training. Jakarta: Balai Pustaka.

A.G,Lunandi. (1989). Pendidikan Orang Dewasa, Cet.6, Jakarta: Gramedia. E. L, Thorndike.(1928). Adult Learning, New York: Macmillan.

E. L, Thorndike.(1949). Psychology and The Science of Education, New York: Macmillan.

Gunarsa SD dan Gunarsa YS.(1987). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

BPK Gunung Mulia.

Hasibuan, Malayu S.P.(1994). Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci Keberhasian, Jakarta:Haji Masagung.

I, Alipandie.(1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya : Usaha Nasional. John Maxwell dalam Ariwibowo P.(2008). Disiplin, Sinar Harapan [online],

halaman2.http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/08/man01.ut ml [9 Januari 2008].

Kartono, Kartini.(1985). Subyek: Social Psychology Perusahaan dan Industri,

Jakarta;Rajawali.

Mappa, Syamsu & B, Anisah. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa, Jakarta: Proyek pembinaan dan peningkatan mutu tenaga kependidikan, Depdikbud.

Mulyasa, (2005). Menjadin Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya. Mohammad Efendi.(2006) Majalah Fasilitator, Edisi 1.

Moh. Nazir. (1985). Metodologi Penelitian, Edisi 2, Jakarta: Galia Indonesia.

Pantiwati.(2001). Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Program Sertifikasi Guru Bidang Studi (untuk Guru MI dan MTs). Makalah Dipresentasikan. Malang : PSSJ PPS Universitas Malang.

(45)

Roestiyah. (1991). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta. Salamuddin. (2007). Meningkatkan Mutu Pendidikan, Tersedia :

http://gurukemas.wordpress.com /2007/04/18/meningkatkan-mutu-pendidikan/.(15 nov 2007).

Sarjilah.(2003). Makna Pengembangan Manusia pada Pelatihan Guru.Tersedia : http://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/wi/sarjilah/Karya Tulis Makna PM Take Home.pdf.(13 Juli 2003).

Slameto.(1990). Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit (SKS), Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Suyanto.(2001) Guru Harus Terus Mendapat Latihan. Kompas hal. 9 kolom 1-4, (3 Pebruari 2001).

Suryobroto, B.(1984). Proses Belajar-Mengajar di Sekolah, Bandung: Rineka Cipta. Suwondo, Edi.(2003). Guru di Indonesia. Jakarta :Dittendik Dirjen Dikdasmen. Soedomo, M. (1989). Andragogi: Relevansi Teoretik atau Terapan? Jurnal forum

Penelitian Kependidikan, Vol 1, no 1.

Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudirman. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung : Penerbit PT. Bina Aksara.

Sunyobroto, Sumardi. (1983). Metode Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soedomo, H.M.(1989). Pendidikan Luar Sekolah ke Arah Pengembangan Sistem

Belajar Masyarakat, Jakarta : P2LPTK.

Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek, Bandung: Alfabeta.

Suyono, Ariyono.(1985). Kamus Antropologi, ed.1, cet.1, Jakarta: Akademika Pressindo.

(46)

Waluya, Zendri. (2006). Kontribusi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Disiplin Siswa di Sekolah. Tersedia :

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0606106-103409/[06 juni 2007]. WR., Tracey.(1974). Managing Training and Development System, New York,

Amacom.

Winkel, WS. (1987). Psikologi Pengajaran, Gramedia Jakarta.

Wiryawan, Anitah Sri dan Noorhadi. (1990). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Ranking HDI Beberapa Negara Asia
Gambar 3.1  Desain Penelitian
Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa Politeknik TEDC Bandung
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung. Tahun

Skripsi: Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.. Universitas

Hasil belajar pada umumnya merupakan penilaian tentang usaha yang dilakukan seseorang. Kecerdasan seseorang biasanya juga dapat dilihat dari hasil belajar yang

Perusahaan yang menjalankan operasionalnya tidak hanya membutuhkan inovasi tetapi juga membutuhkan pertimbangan serius mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi

Parameter pengamatan meliputi kerapatan spora, persentase kematian lalat buah, daya hambat terhadap koloni jamur Fusarium oxysporum , Pada kerapatan sel bakteri

Progam pengabdian masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pelatihan sebagai salah satu upaya meningkatkan keterampilan untuk pelaku usaha di lingkungan

Kelebihan homeschooling yaitu: 1) sesuai kebutuhan serta kemampuan pserta didik dan keadaan pada suatu keluarga, 2) memberikan lebih banyak kemungkinan peserta

Buah-buahan merupakan salah satu produk hortikultura yang mudah rusak dan membusuk pada saat panen maupun setelah panen. Kerusakan buah- buahan diawali dengan adanya proses