• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIK MELAYU SEBAGAI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANSAMBEL MUSIK SEKOLAH UNTUK SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSIK MELAYU SEBAGAI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANSAMBEL MUSIK SEKOLAH UNTUK SISWA SMP."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Metode Penelitian ... 12

F. Asumsi ... 21

BAB II. MUSIK MELAYU SEBAGAI BAHAN AJAR ANSAMBEL MUSIK UNTUK SISWA SMP A. Musik Melayu ... 22

1. Asal-usul dan Perkembangan Musik Melayu ... 22

(2)

a. Rentak Langgam ... 25

b. Rentak Inang ... 26

c. Rentak Joget ... . 27

d. Rentak Zapin ... 28

B. Konsep Ansambel Musik Sekolah ... 30

1. Pengertian Ansambel Musik secara Umum ... 30

2. Pengertian Ansambel Musik Sekolah ... 32

3. Manfaat Bermain Ansambel Musik Sekolah ... 33

C. Landasan Implementasi Musik Melayu sebagai Bahan Ajar Ansambel Musik Sekolah untuk Siswa SMP ... 35

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ... 36

2. Pemilihan Lagu ... 40

3. Karakteristik Perkembangan Psikologis Peserta Didik ... 40

4. Pembuatan Aransemen Musik Melayu ... 43

5. Music Aptitude ... 44

6. Memainkan Naskah (Partitur) Ansambel Musik Sekolah ... 45

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian ... 47

B. Tahapan Penelitian ... 48

(3)

2. Melakukan Pengumpulan Data ... 50

a. Teknik Pengumpulan Data ... . 50

b. Instrumen Pengumpulan Data ... . 53

3. Melakukan Analisis Data ... 54

4. Membuat Desain Produk ... 55

5. Melakukan Uji Coba Produk ... 56

6. Validasi Produk ... 58

7. Revisi Produk ... 59

8. Pembuatan Produk Akhir ... 59

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Ciri Khas Musik Melayu sebagai Bahan Ajar Ansambel Musik Sekolah di SMP ... 61

1. Musik Melayu dalam Kehidupan Masyarakat Melayu ... 61

a. Musik Melayu sebagai Sarana Ritual ... 63

b. Musik Melayu sebagai Presentasi Estetis ... 72

c. Musik Melayu sebagai Sarana Hiburan ... 83

2. Jenis Rentak Musik Melayu ... 85

a. Rentak Langgam ... 85

b. Rentak Inang ... 92

c. Rentak Joget ... 96

(4)

3. Ciri Khas Musik Melayu yang dapat diangkat sebagai Bahan Ajar Ansambel Musik Sekolah

di SMP ... 104

B. Bentuk Bahan Ajar Ansambel Musik Sekolah untuk SMP ... 106

C. Isi Bahan Ajar Ansambel Musik Sekolah ... 110

1. Konsep Ansambel Musik Sekolah ... 110

2. Alasan Pemilihan Lagu ... 111

3. Bentuk dan Struktur Lagu ... 113

a. Lancang Kuning ... 122

b. Selayang Pandang... 115

c. Pulau Bintan ... 116

d. Makan Sirih ... 118

4. Kriteria Pembuatan Aransemen Musik Sekolah ... 119

5. Komposisi Aransemen Ansambel Musik Sekolah ... 121

6. Analogi Persamaan Peranan atau Fungsi Alat Musik Melayu dan Ansambel Musik Sekolah ... 122

7. Memainkan Aransemen Ansambel Musik Sekolah ... 123

D. Kelayakan Bahan Ajar untuk Diimplementasikan dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMP... 126

1. Uji Coba Produk Bahan Ajar ... 127

(5)

1) Persiapan ... 129

2) Memotivasi dan Mengembangkan Audiation Siswa ... 131

3) Berlatih Memainkan Partitur Lagu Melayu ... 134

a) Strategi Pembelajaran ... 134

b) Tingkat Kesulitan Lagu ... 138

c) Permasalahan Umum dalam Proses Pembelajaran ... . 143

4) Pementasan ... . 145

a) Persiapan ... . 145

b) Pelaksanaan ... . 146

c) Tanggapan oleh Siswa dan Tim Guru Seni Budaya ... . 147

b. Pencapaian Hasil Proses Belajar Mengajar ... 153

2. Validasi Produk ... 155

3. Revisi Produk ... 160

4. Produk Akhir ... 162

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 164

B. Rekomendasi ... 165

DAFTAR PUSTAKA ... 168

(6)
(7)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sebagaimana telah disampaikan pada bab terdahulu, bahwa metode

penelitian ini adalah Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian

dan pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Adapun

langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh peneliti

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Potensi dan Masalah

Pengum-pulan data

Analisis Data

Desain Produk

Revisi Produk Produk

Gambar 10. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D

(Gambar oleh: Sujoko) Validasi

Produk

(8)

48 B. Tahapan Penelitian

1. Melakukan Kajian Pendahuluan untuk Mengenal Potensi dan Masalah

a. Potensi

Potensi dan masalah merupakan studi pendahuluan dalam metode

Research and Development (R&D), yang datanya dapat diperoleh melalui survai

(studi kasus) ataupun berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi

laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memliliki nilai

tambah. Berdasarkan hasil observasi oleh peneliti, potensi dalam penelitian ini

adalah bahwa beberapa SMP di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau mempunyai

alat musik lengkap seperti band (gitar elektrik, bas, keyboard, drumset), sejumlah

rekorder, pianika, alat-alat perkusi, dan sarana pendukung (sound system, studio/

ruang musik, pentas/panggung). Di samping itu, karakter psikologis siswa SMP

yang sesuai dengan karakter ansambel musik yaitu adanya kecenderungan untuk

berkelompok dan bekerjasama dalam bermain musik merupakan potensi tersendiri

yang perlu dikembangkan. Potensi-potensi tersebut akan menjadi masalah apabila

kita tidak dapat mendayagunakannya.

b. Masalah

Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang

terjadi. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bahwa

alat-alat musik dan sarana pendukung yang terdapat di beberapa SMP di

(9)

melaksanakan materi bahan ajar musik Melayu dalam bentuk ansambel musik

sekolah. Hal ini disebabkan karena: a) Guru dan siswa belum mengenal

aransemen musik Melayu dalam bentuk ansambel musik sekolah, dan b) masih

terbatasnya buku-buku bahan ajar musik Melayu. Kondisi demikian

mengakibatkan rendahnya minat siswa dalam kegiatan pembelajaran musik

Melayu di sekolah.

Sebagaimana peneliti sampaikan pada bab terdahulu, bahwa pada umumnya

materi bahan ajar dalam rangka pengembangan musik Melayu di SMP secara

optimal belum sepenuhnya tercapai. Materi bahan ajar musik Melayu yang selama

ini dilaksanakan di SMP hanya sebatas beryanyi dan bermain musik sejenis

rebana secara berkelompok yang disebut dengan bermain kompang. Kegiatan

pembelajaran seperti itu dari tahun ke tahun terkesan sangat monoton, karena

hanya sebatas memainkan pola ritmis yang diulang-ulang. Menurut peneliti,

kegiatan pembelajaran seperti itu belum sepenuhnya efektif dalam usaha

memotivasi siswa untuk berkreasi dan mengembangkan musik Melayu di sekolah.

Secara tekstual, musik Melayu tidak hanya merupakan permainan ritmis, tetapi

juga terdiri dari unsur melodi diatonis yang harmonis dan sangat enak didengar

maupun dimainkan secara bersama-sama dalam bentuk ansambel musik sekolah.

Musik Melayu merupakan warisan budaya yang bernilai tinggi, sungguh sangat

disayangkan jika ada anggapan dari beberapa pengajar seni musik bahwa untuk

mengajarkan musik Melayu cukup hanya dengan bernyanyi dan bermain

(10)

50 2. Melakukan Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah ditunjukkan secara faktual dan up to date,

maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan perencanaan (desain) produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi permasalahan tersebut.

a. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam tahap studi kasus

ini adalah sebagai berikut ini.

1) Observasi

Dalam tahapan ini tidak ada observasi untuk mengamati pertunjukan musik

Melayu, karena data tersebut diperoleh melalui studi dokumentasi. Adapun

observasi dilakukan untuk mengamati potensi sekolah berupa alat-alat musik dan

sarana pendukung yang tersedia. Kegiatan observasi tersebut dilaksanakan di tiga

SMP di wilayah Kabupaten Bintan Kepulauan Riau yang mempunyai kesamaan

karakter terutama dalam penyediaan seperangkat alat band dan alat musik lainnya.

Adapun jadwal kegiatan observasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Jadwal Kegiatan Observasi

NO. WAKTU TEMPAT ALAMAT

1. 25 Pebruari 2010 SMP Negeri 13 Bintan

(11)

2) Wawancara

a) Wawancara kepada seniman musik Melayu

Wawancara dilaksanakan pada tanggal 21 Pebruari 2010, yaitu kepada

bapak Ruki Daryudi selaku seniman musik Melayu yang berasal dari Pulau

Penyengat sebagai pusat kegiatan musik Melayu di Kabupaten Bintan Kepulauan

Riau. Data atau informasi yang didapatkan adalah tentang:

- Sejarah musik Melayu.

- Perkembangan musik Melayu.

- Jenis-jenis musik Melayu.

- Fungsi dan makna musik Melayu.

- Alat-alat musik Melayu.

b) Wawancara kepada guru Seni Budaya

Wawancara kepada guru Seni Budaya dilaksanakan untuk mendapatkan

data sebagai berikut:

2. 03 Maret 2010 SMP Negeri 12

Bintan

Jalan Hang Tuah No. 46 Tanjung Uban, Bintan Utara, Kepulauan Riau.

3. 05 Maret 2010 SMP Negeri 8

Bintan

(12)

52 - Alat-alat musik dan sarana pendukung yang tersedia di sekolah.

- Sejauh mana penggunaan alat-alat musik dan sarana pendukung dalam

pembelajaran musik Melayu di sekolah.

- Hambatan atau permasalahan yang dialami guru dalam proses pembelajaran

musik Melayu.

- Harapan-harapan untuk mengatasi hambatan atau permasalahan tersebut.

Adapun jadwal kegiatan wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Jadwal Kegiatan Wawancara kepada Guru Seni Budaya

3) Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengkaji data audio visual yang

diperoleh di perpustakaan, melalui penjualan di pasaran, maupun dari mengakses

internet. Melalui studi dokumentasi diperoleh data tentang lagu-lagu Melayu dan

jenis rentak atau iramanya, bentuk dan struktur musik Melayu, alat-alat musik,

maupun data tentang musik Melayu secara kontekstual.

NO. WAKTU TEMPAT ALAMAT

1. 25 Pebruari 2010 SMP Negeri 13 Bintan

Jalan Tamansari No.14 Tanjung Uban, Bintan Utara, Kepulauan Riau.

2. 03 Maret 2010 SMP Negeri 12

Bintan

Jalan Hang Tuah No. 46 Tanjung Uban, Bintan Utara, Kepulauan Riau.

3. 05 Maret 2010 SMP Negeri 8

Bintan

(13)

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

a) Mengkaji data audio visual musik Melayu yang diperoleh melalui penjualan

di pasaran dan mengakses internet.

b) Mengkaji data tertulis tentang musik Melayu yang diperoleh dari Balai

Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang yang dilaksanakan

pada tanggal 01 Maret 2010.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan, maka instumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Pedoman observasi untuk mengamati alat-alat musik dan sarana

pendukungnya yang tersedia di sekolah, dengan model daftar cocok (check

list).

2) Pedoman wawancara dengan model daftar pertanyaan berstruktur sesuai

tujuan penelitian, kepada:

- Seniman, yaitu tentang etnomusikologi musik Melayu.

- Guru Seni Musik, yaitu tentang penggunaan alat musik dalam proses

pembelajaran musik Melayu di sekolah.

3) Pedoman studi dokumentasi untuk mengkaji bentuk, struktur, dan tekstur

musik Melayu, dengan model daftar elemen musik serta uraian hasil analisis

(14)

54 3. Melakukan Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis

data kualitatif, yaitu:

a. Menulis memo

Catatan lapangan dan hasil wawancara tentang musik Melayu segera dibaca

dan sewaktu membacanya, peneliti menuliskan memo pada buku catatan

khusus atau catatan harian. Dengan demikian, peneliti dapat mengembangkan

pikiran dan menuliskannya sewaktu gagasan muncul dalam bentuk apa saja.

b. Koding

Koding yakni pemberian kode secara konsisten untuk fenomena yang sama

sewaktu menganalisis transkripsi interviu atau catatan lapangan. Koding

diantaranya dilakukan pada data tentang berbagai judul lagu-lagu Melayu

yang peneliti dapatkan, sehingga dapat dikelompokkan jenis-jenis lagunya

sesuai dengan rentak atau irama langgam, inang, joget ataupun zapin.

c. Kontekstualisasi

Strategi ini untuk mencari hubungan-hubungan yang mengaitkan pernyataan

dengan kejadian dalam sebuah konteks sehingga membentuk sebuah

keutuhan yang padu. Kontekstualisasi dilakukan di antaranya pada konsep

jenis atau irama musik Melayu yang peneliti dapatkan dari wawancara

maupun data tertulis dengan penyajian musik Melayu melalui audio visual.

d. Pajangan Visual (Display)

Pajangan Visual (Display) mencakup antara lain matriks atau tabel, jejaring

(15)

representasi visual lainnya. Melalui display, gagasan dan interpretasi peneliti

mengenai musik Melayu menjadi lebih jelas dan permanen sehingga

memudahkan berpikir.

e. Pengambilan kesimpulan

Berangkat dari koding, kontekstualisai, dan display data, kemudian data

tentang musik Melayu tersebut diolah untuk kemudian diambil

kesimpulannya. Dengan demikian, akan diperoleh catatan yang sistematis dan

bermakna tentang karakteristik musik Melayu.

Melalui teknik analisis data tersebut dapat dipahami dan dideskripsikan

karakteristik musik Melayu yang dapat diangkat sebagai bahan ajar di SMP. Hasil

analisis data tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai bahan pembuatan desain

produk berupa kumpulan aransemen musik Melayu sebagai pengembangan bahan

ajar ansambel musik sekolah untuk siswa SMP.

4. Membuat Desain Produk

Untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa kumpulan aransemen

musik Melayu sebagai pengembangan bahan ajar ansambel musik sekolah untuk

siswa SMP, peneliti telah membuat desain produk berdasarkan hasil analisis data

tentang musik Melayu. Desain tersebut berupa rancangan bahan ajar yang berisi

aransemen-aransemen musik Melayu berdasarkan analogi persamaan karakteristik

(16)

56 Aransemen-aransemen musik Melayu tersebut dibuat menggunakan

program Software Sibelius pada komputer. Desain produk tersebut berisi empat

lagu Melayu sesuai dengan jenis dan karakteristik untuk pengembangan bahan

ajar. Desain produk yang dibuat tersebut sifatnya masih hipotetik, karena

efektivitasnya masih perlu dibuktikan melalui pengujian-pengujian di lapangan.

Adapun kedelapan lagu Melayu yang telah peneliti aransemen adalah sebagai

berikut ini.

Tabel 8. Jenis Lagu Melayu sebagai Materi Desain Produk Bahan Ajar

NO. JUDUL LAGU RENTAK/IRAMA

1. Lancang Kuning Inang

2. Selayang Pandang Joget

3. Pulau Bintan Zapin

4. Makan Sirih Langgam

5. Melakukan Uji Coba Produk

Pengujian produk masih dilakukan pada kelompok terbatas sesuai dengan

sampel atau subyek penelitian ini. Tujuan pengujian produk adalah untuk

mendapatkan informasi apakah bahan ajar musik Melayu dalam bentuk ansambel

musik sekolah tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan bahan ajar

sebelumnya. Adapun pengujian produk tersebut dilakukan dengan

membandingkan kelayakan (efektivitas dan efisiensi) bahan ajar musik Melayu

(17)

Uji coba produk dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bintan, yang berlokasi di

Jl. Tamansari No. 14 Tanjung Uban, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan,

Propinsi Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi uji coba produk tersebut disebabkan

karena sekolah tersebut sudah mempunyai alat musik lengkap seperti band (gitar

listrik, gitar bas, keyboard, drumset) beserta sound systemnya, sejumlah rekorder,

pianika, alat-alat perkusi, dan sarana pendukungnya (studio/ruang musik dan

pentas/panggung) tetapi belum dimanfaatkan sepenuhnya dalam mengembangkan

kegiatan pembelajaran musik Melayu di sekolah.

Mengingat terbatasnya waktu, dana, dan tenaga yang ada, maka peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling (sampling

bertujuan). “Dengan sampling bertujuan berarti bahwa dalam penentuan sampel

itu, peneliti secara subyektif mengambil sampel karena kekhasan atau

kerepresentatifan dari latar, individu, atau kegiatan” Alwasilah (2008:147).

Dengan demikian, subyek penelitian pada tahap uji coba ini adalah guru Seni

Budaya dan para siswa kelas VII serta kelas VIII yang mempunyai bakat dan

keterampilan dalam memainkan alat musik pada sekolah tersebut. Para siswa yang

terpilih kemudian tergabung dalam kelas ekstra kurikuler, dan mendapat

pembelajaran menggunakan bahan ajar musik Melayu dalam bentuk ansambel

(18)

58 6. Validasi Produk

Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai kelayakan

produk berupa bahan ajar aransemen musik Melayu dalam bentuk ansambel

musik sekolah. Validasi produk dilakukan dengan cara FGD (Focus Group

Discussion), yaitu menghadirkan seniman Musik Melayu, dan beberapa pakar

atau tenaga ahli di bidang pendidikan untuk menilai dan mendiskusikan produk

berupa bahan ajar aransemen musik Melayu tersebut, sehingga dapat diketahui

kelemahan dan kelebihannya. Validasi produk dilakukan dalam forum diskusi,

yang sebelumnya diawali dengan presentasi proses penelitian sampai ditemukan

desain, dan uji coba desain produk tersebut, berikut keunggulannya.

Adapun jadwal pelaksanaan validasi produk adalah sebagai berikut ini.

Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Validasi Produk

NO HARI DAN

TANGGAL TEMPAT VALIDATOR

1. Senin

24 Juni 2010

Dinas Pariwisata

Kabupaten Bintan

Kepulauan Riau.

Ruki Daryadi

2. Kamis

10 Juni 2010

SPs. UPI Bandung

Jl. Dr. Setiabudi No. 229

Bandung 40154

1. Rd. Prasasti Anissa

Susari, S.Pd

2. Masnaini, S.Pd

3. Imam Ghozali, S.Pd

(19)

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam uji coba di lapangan masih terdapat

kekurangan dan kelemahan, berdasarkan hasil dari validasi produk di atas. Demi

kelayakan dan sempurnanya produk, maka sebelum dilakukan pembuatan produk

perlu diadakan revisi produk. Berdasarkan hasil uji coba dan validasi produk,

maka revisi produk dalam penelitian ini adalah:

a. Perlu ditambahkan notasi angka pada aransemen musik Melayu yang ditulis

menggunakan notasi balok.

b. Menyertakan rekaman audio aransemen musik Melayu yang dibuat dengan

software sibelius.

c. Mengurutkan lagu berdasarkan tingkat kesulitannya, yaitu 1) Lancang

Kuning, 2) Selayang Pandang, 3) Pulau Bintan, dan 4) Makan Sirih.

d. Perlu ditambahkan bahan apresiasi tentang etnomusikologi musik Melayu

sebagai pengantar aransemen musiknya.

8. Pembuatan Produk Akhir

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam merevisi produk

sebagaimana disebutkan di atas, maka peneliti memutuskan untuk membuat

produk akhir dalam bentuk:

a. Buku yang berisi kumpulan aransemen ansambel musik sekolah lagu-lagu

(20)

60 b. CD berisi rekaman audio aransemen ansambel musik sekolah lagu-lagu

Melayu yang dibuat dengan menggunakan program sibelius. Tujuannya

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang musik Melayu sebagai

pengembangan bahan ajar ansambel musik sekolah untuk siswa SMP seperti yang

telah diuraikan di muka, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis rentak musik Melayu (langgam, inang, joget, dan zapin), mempunyai

karakteristik musikal, nilai-nilai pendidikan, psikologis, dan teknis yang

dapat diangkat sebagai bahan ajar ansambel musik sekolah di SMP.

Karakteristik tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya menumbuhkan sikap

apresiatif dan kreatif siswa, dalam proses pembelajaran musik Melayu di

sekolah.

2. Bentuk akhir yang dibutuhkan dari produk penelitian ini adalah buku yang

berisi kumpulan aransemen ansambel musik Melayu, dengan pengantar

tentang etnomusikologi musik Melayu, dan CD yang berisi rekaman audio

aransemen ansambel musik Melayu, untuk membantu proses pembelajaran.

Produk tersebut sangat penting karena masih terbatasnya bahan ajar musik

Melayu berbentuk buku dan CD untuk siswa SMP yang sesuai dengan tujuan

(22)

165 3. Melalui tahap uji coba dan validasi produk, maka bahan ajar berupa

aransemen ansambel musik sekolah dengan materi lagu-lagu Melayu ini layak

untuk diimplementasikan dalam pembelajaran seni budaya di SMP. Minat

dan motivasi siswa untuk mempelajari musik Melayu lebih tinggi

dibandingkan sebelumnya. Dengan dibuatnya produk akhir berupa buku

kumpulan aransemen ansambel musik sekolah lagu-lagu Melayu dan CD

audisinya, maka kendala terbatasnya bahan ajar musik Melayu di sekolah

dapat teratasi. Dengan demikian, kegiatan belajar terhadap apresiasi dan

kreasi musik Melayu di sekolah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

B. Rekomendasi

Memperhatikan hasil penelitian dan implikasinya terhadap pembelajaran

musik Melayu di sekolah, maka beberapa rekomendasi peneliti sampaikan

kepada:

1. Pemerintah Kabupaten Bintan Propinsi Kepulauan Riau.

Dengan adanya bahan ajar Ansambel Musik Melayu ini dapat dijadikan

sebagai masukan terhadap program dan kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten

Bintan terhadap usaha pembinaan dan pengembangan musik Melayu, melalui

Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten. Bahan ajar Ansambel Musik

Melayu ini direkomendasikan sebagai penunjang kurikulum muatan lokal

(23)

menumbuhkembangkan minat belajar dan kreativitas siswa terhadap musik

Melayu.

2. Guru Seni Budaya SMP di wilayah Propinsi Kepulauan Riau khususnya, dan

SMP se-Indonesia pada umumnya.

Bahan ajar Ansambel Musik Melayu ini dapat diterapkan sebagai salah satu

materi kegiatan ekstrakurikuler musik daerah setempat bagi SMP di wilayah

Propinsi kepulauan Riau, dan musik Nusantara bagi SMP se-Indonesia.

Dengan demikian, bahan ajar Ansambel Musik Melayu ini akan menambah

wawasan, apresiasi, dan kreasi terhadap khasanah musik Nusantara.

Disamping itu, juga sebagai masukan bagi sekolah terhadap pengadaan dan

pengelolaan media alat musik serta sarana pendukung dalam pembelajaran

musik Melayu

3. Jurusan Pendidikan Seni Musik di Perguruan Tinggi.

Bahan ajar Ansambel Musik Melayu ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan bagi penyajian mata kuliah yang berkaitan dengan materi

pengembangan musik nusantara. Sehingga, mahasiswa seni diharapkan

mampu meningkatkan wawasan budaya bangsa yang diawali dengan

menambah perbendaharaan seni musik nusantara.

4. Peneliti berikutnya.

Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya terhadap pengembangan

(24)

167 a. Meneliti karakteristik musik Melayu asli maupun tradisional yang dapat

diangkat sebagai bahan ajar musik Melayu untuk siswa SMP.

b. Meneliti dan mengembangkan bentuk serta isi bahan ajar musik Melayu asli

maupun tradisional untuk siswa SMP.

c. Menciptakan model ataupun bahan ajar musik Melayu yang lebih berpusat

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. (2008). Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta : Pustaka Jaya.

Atmojo, Noto. (2003). Konsep Perilaku [Online]. Tersedia: http://id.answers. yahoo.com [6 Nopember 2009]

Bastomi, Suwaji. (1992). Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press.

BSNP, (2005). Standar Nasional Pendidikan [Online]. Tersedia: http://bsnp-indonesia.org. [14 Juli 2010]

Depdiknas. (2007). Materi Sosialisasi Dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ) SMP.Jakarta: Depdiknas

Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Pendidikan. Yogyakarta: Percetakan Tamansiswa

Gordon, Edwin E. (2008). Gordon Institute for Music Learning (GIML). [Online]. Tersedia: http://www.giml.org 9 Mei 2009

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Jasmansyah. (2008). Mendidik Publik Melek Seni [Online]. Tersedia: http://jasmansyah76.wordpress.com [14 Pebruari 2010]

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Liwun, Frank. (1990). Seni Musik 1: Untuk SLTA Kelas I. Bandung: Angkasa.

Mack, Dieter. (2004). Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. Bandung: Arti.

Melayu Online. (2008). Rebab. [Online]. Tersedia: http://www.melayuonline.com [3 November 2008]

Milyartini, Rita. (2009). Transforming Human Values Through Art Education. Makalah pada Seminar Internasional UPI, Bandung.

(26)

169 Prabowo, Aris Herning. (1996). Seni Musik 2 untuk SLTP Kelas 2. Surakarta: PT.

Pabelan.

Putranti, Nurita. (2007). Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia: http: //nuritaputranti. wordpress.com [17 Juni 2009]

RiauInfo.Com. (2010). Makna Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu. [Online]. Tersedia: http://www.sungaikuantan.com [6 Juni 2010]

Santrock, John W.(2002). Live-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.

Sinar, Tengku Lukman. (1990). Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan: Perwira.

Sujoko. (2009). Mengoptimalkan Kreativitas Musikal Siswa SMP Melalui Musik Pop. Makalah pada mata kuliah Konsep dan Strategi Pembelajaran Musik SPs UPI, Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Uno, Hamzah B. (2008). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Warisan Budaya Malaysia. (2000). Alat Musik Tradisional. [Online]. Tersedia: http://malaysiana.pnm.my/kesenian [6 Juni 2010]

Wikipedia. (2010). Gurindam [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/ Gurindam[30 Mei 2010]

Yudoyono, Bambang. (1984). Gamelan Jawa. Jakarta: Karya Unipress.

Gambar

Gambar 10. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D
Tabel 6. Jadwal Kegiatan Observasi
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Wawancara kepada Guru Seni Budaya
Tabel 8. Jenis Lagu Melayu sebagai Materi Desain Produk Bahan Ajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode estimasi informasi terbatas yang merupakan perluasan dari Muthen (1984) adalah metode estimasi weighted least squares (WLS) yang dapat digunakan

PENGELOLA PEMBANGKIT MUARA TAWAR (PLTGU) PEMBANGKIT SAGULING (PLTA) PMBANGKIT CILEGON (PLTGU) PEMBANGKIT CILACAP (PLTU) PT PLN (PERSERO) KITLUR SUMBAGUT PT PLN (PERSERO)

Keempat variabel itu, mulai dari yang paling erat kaitannya sampai yang paling lemah, adalah (1) Jenis Kelamin Dosen Pembimbing Utama, (2) IPK Mahasiswa, (3) Bidang Keahlian

Inti dari penelitian terdahulu yang pertama hingga ketiga tersebut mendeskripsikan mengenai pemahaman objek tentang materi haid dan istihadah, sedangkan peneliti akan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada uji kompetisi bakteri Bacillus tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harvey i

Having created a desirable behavior for moving an object in Figure 1, Figure 2 shows how this can be incorporated into the main code segment for the creation of the Java 3D

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva del

Dalam wawancara ini peneliti akan menanyakan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi perspektif CIPP di