• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Kedudukan Komisaris dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan terhadap Direksi Dikaitkan dengan Prosedur Pemberhentian Direksi Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Kedudukan Komisaris dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan terhadap Direksi Dikaitkan dengan Prosedur Pemberhentian Direksi Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pertama, bahwa pengangkatan Direksi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur pada Undang-Undang Nomor 40

Lalu bagaimana Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur mengenai pemberian kuasa direksi kepada komisaris dalam meminjam kredit pada bank, bagaimana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah keputusan sirkuler yang diambil oleh RUPS terkait pemberhentian Direksi PT PPN tersebut sesuai dengan ketentuan yang

Sedangkan mengenai kewenangan direksi sendiri yang ada hubungannya dengan doktrin ultra vires termuat dalam Pasal 92 ayat (1) UUPT yaitu : ”direksi menjalankan pengurusan

Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas

Kewenangan pengurusan perseroan diberikan oleh undang- undang kepada direksi untuk melakukan tindakan-tindakan hukum yang diperlukan atau kewenangan pengurus dipercayakan

Lalu bagaimana Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur mengenai pemberian kuasa direksi kepada komisaris dalam meminjam kredit pada bank, bagaimana

Atas dasar kewenangan RUPS tersebut, maka menurut penulis bahwa tindakan pemegang saham dalam mengangkat Direksi secara sepihak dalam Perseroan tanpa RUPS adalah merupakan tindakan yang