.KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, peneliti bersyukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan tulisan ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian, yang
berjudul “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran
Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Melalui Lesson Study Berbasis Sekolah
di MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat”. Maksud penelitian ini untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata dua pada Program
Studi Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Peneliti berharap tulisan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peningkatan
kompetensi guru-guru di MI dalam proses pembelajaran keterampilan menulis
bahasa Indonesia melalui Lesson Study Berbasis Sekolah. Amin.
Bandung, Juli 2012
Mirna Suminar, 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Tiada kata yang layak diucapkan melainkan ungkapan bahagia dan rasa
syukur kepada Allah Azza wa Jalla yang telah mencurahkan segala nikmat dan
karuni-Nya kepada peneliti. Walau banyak tantangan dan rintangan, namun berkat
rahmat dan kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan
waktu yang ditargetkan. Peneliti juga mengakui bahwa dalam penyusunan tesis ini
telah banyak menerima bantuan, perhatian, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada Prof. Dr. H.
Dadang Sunendar, M. Hum. selaku pembimbing I, juga sebagai dosen pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia UPI, yang telah membimbing,
mengarahkan, dan memberikan petunjuk ke arah berpikir logis dan sistematis, di
sela-sela kesibukannya sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kemitraan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada Dr. Hj. Yeti
Mulyati, M. Pd. selaku pembimbing II, juga sebagai dosen pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia UPI, yang telah membimbing, mengarahkan, dan
memberikan petunjuk dengan sabar ke arah berpikir logis dan sistematis, di
sela-sela kesibukannya.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada Dr. Hj.
Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI, yang telah menyemangati dan
mendukung peneliti agar dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada Tim Lesson
Study (terutama kepada Dr. H. Asep Supriatna, M. Si. dan Drs. Harun Imansyah,
M. Ed.) yang telah memperkenalkan Lesson Study secara utuh, dan mengizinkan
peneliti untuk ikut serta dalam kegiatan Workshop Lesson Study pada tanggal 19
dan 20 Maret 2012 di SD Garuda Kota Bandung, serta dengan sabar
mengarahkan dan memberi petunjuk pelaksanaan Lesson Study yang benar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada Nunun
Maemunah, S. Pd. I. selaku kepala sekolah MIS Assakinah Kabupaten Bandung
Barat, yang telah mengizinkan peneliti untuk mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan pelaksanaan Lesson Study di madrasah yang dipimpinnya.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan pula kepada seluruh
guru dan staf MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat, yang telah bekerja sama
dan membantu terlaksananya penelitian.
Ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan pula kepada Ibu
Ryna, salah seorang staf Badan Diklat Kemenag, yang telah membantu peneliti
menentukan madrasah tempat pelaksanaan penelitian.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada teman-teman seperjuangan
angkatan 2010, Pak Sulistyo, Pak Soleh , Bu Wiwin, Pak Lili , Nani, Maliudin,
Pak Eep, Bu Mimin, Bu Yattini, Maya, Adita, Andri, Refa, Bu Eni, Yang-yang,
Fina, Nur Syamsiah dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
Mirna Suminar, 2012
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada sahabat-sahabatku Dwi &
suami, Nalahuddin & istri, dan Ikhwan & istri, yang telah membantu secara
teknis.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada adik-adikku tercinta Mila,
Yasir, Mini, Yadi, Mirsa, Otong, Imas, & Anik beserta keluarganya
masing-masing, yang menyemangati dan mendoakan agar peneliti segera menyelesaikan
studi.
Teristimewa ucapan terima kasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada
suami tercinta Dr. H. Yayan Nurbayan, M. Ag. dan anak-anak tersayang
Muhammad Iqbal Nurfikri, Afifah Nadya Nurfadila, Atifah Nabila Nurfaiza, dan
Muhammad Iklil Nurfuad, yang telah penuh pengertian dan tulus menanti sisa
waktu diberikan kepada mereka untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang
dari peneliti, yang tersita menyelesaikan tulisan ini.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam proses menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah membalas semua
kebaikan mereka dengan balasan yang lebih baik dan berkah. Mudah-mudahan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak pada umumnya, dan
khususnya bagi peneliti.
Bandung, Juli 2012
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
DAFTAR Isi...vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR Bagan ... . x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ... ...7
C. Rumusan Masalah ...9
D. Tujuan Penelitian ...9
E. Asumsi ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
H. Definisi Operasional ...12
BAB II KOMPETENSI GURU, LESSON STUDY, DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA ...15
A. Kompetensi Guru ...15
1. Kompetensi Pedagogik ...15
2. Kompetensi Kepribadian ...17
3. Kompetensi Sosial ……. ...18
4. Kompetensi Profesional ...18
B. Lesson Study ...19
1. Sejarah dan Pengertian ...19
2. Lesson Study di Indonesia ... ...22
3. Lesson Study Berbasis MGMP ...24
4. Lesson Study Berbasis Sekolah ... 25
5. Langkah-langkah Lesson Study ...26
C. Keterampilan Menulis ...29
1. Hakikat Keterampilan Menulis Tingkat SD/MI ...29
2. Kompetensi Dasar Menulis Menurut Kurikulum SD/MI ………....31
3. Model-model Pengajaran Menulis untuk SD/MI ……… ...40
4. Evaluasi Keterampilan Menulis ………...42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 44
A. Metode Penelitian ………..44
B. Lokasi dan Objek Penelitian ……….... 47
C. Langkah-langkah Penelitian ………...49
1. Perencanaan ………...49
Mirna Suminar, 2012
3. Pelaporan ………....53
D. Teknik Pengumpulan Data ………...53
E. Instrumen Penelitian ………...55
1. Pedoman Penilaian RPP ………...56
2. Pedoman Observasi Untuk Mengamati Kompetensi Guru...57
a. Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran...57
b. Instrumen Observasi Kompetensi Ranah Pedagogik...59
c. Instrumen Observasi Kompetensi Ranah Kepribadian ………. 67
d. Instrumen Observasi Kompetensi Ranah Sosial ……….. 70
e. Instrumen Observasi Kompetensi Ranah Profesional ……….. 72
3. Pedoman Observasi Pelaksanaan LSBS ………...74
a. Pedoman untuk Guru Pengamat ………...74
b. Pedoman Wawancara kepada Guru …………. ………...75
F. Teknik Pengolahan Data ………...75
BAB IV DESKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI GURU, LSBS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ……….…..76
A. Analisis Kompetensi Guru ………76
1. Guru Pengajar/Model Pada Proses Pembelajaran ………...78
2. Guru Observer ……… 134
B. Lesson Study Berbasis Sekolah ………...141
1. Deskripsi dan Analisis LSBS di Kelas III ……… 144
a. Plan …………..………...144
b. Open Class I (do)……..………....153
c. Refleksi (See) ………..………... 158
d. Open Class II………..………... 162
e. Refleksi (See) ………..………... 166
2. Deskripsi dan Analisis LSBS di Kelas II ………….……….... 170
a. Plan ………. 170
b. Open Class I (do) …….………... 175
c. Refleksi (See) ……… 178
3. Deskripsi dan Analisis LSBS di Kelas I………...183
a. Open Class (Do)………...183
b. Refleksi (See) ………... 189
C. Pembahasan………... 193
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… ... .209
A. Simpulan Hasil ……….. .209
B. Saran ………... 212
DAFTAR PUSTAKA ………...215
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
2.1 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Menulis ...32
3.1 Daftar Guru MIS Assakinah Tahun Ajaran 2011/2012 ...48
3.2 Fokus Pengamatan Kompetensi Guru ...53
3.3 Kompetensi Guru Kelas/ mata pelajaran ……….54
3.4 Pedoman Penilaian RPP ...56
3.5 Instrumen penilaian Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran 57 3.6 Kompetensi 1 ………. 59
3.7 Kompetensi 2 ……….……… 60
3.8 Kompetensi 3 ………...……….. 61
3.9 Kompetensi 4………...………... 62
3.10 Kompetensi 5 ……….……… 63
3.11 Kompetensi 6 ………...……….. 64
3.12 Kompetensi 7……….…………. 65
3.13 Kompetensi 8………..……… 67
3.14 Kompetensi 9……….. 67
3.15 Kompetensi 10……….... 68
3.16 Kompetensi 11……… 70
3.17 Kompetensi 12 ……….……….. 71
3.18 Kompetensi 13………...…………. 72
3.19 Kompetensi 14……… 73
3.20 Pedoman Observasi Open Lesson...74
3.21 Pedoman Wawancara ...75
4.1 Penilaian RPP Kelas I ...79
4.2 Kompetensi 1 GM I……….………..80
4.3 Kompetensi 2 GM I……….………..81
4.4 Kompetensi 3 GM I……….………..83
4.5 Kompetensi 4 GM I……….………..83
4.6 Kompetensi 5 GM I……….………..85
4.7 Kompetensi 6 GM I……….………..86
4.8 Kompetensi 7 GM I……….…………..87
4.9 Kompetensi 8 GM I……….…………..90
4.10 Kompetensi 9 GM I……….…………..90
4.11 Kompetensi 10 GM I………...………..91
4.12 Kompetensi 13 GM I………...……..93
4.13 Kompetensi 14 GM I………...…..94
4.14 Kompetensi 11 GM I………...95
4.15 Kompetensi 12 GM I………...……..96
Mirna Suminar, 2012
4.17 Kompetensi 1 GM II...……….………..99
4.18 Kompetensi 2 GM II……….………100
4.19 Kompetensi 3 GM II……….……….. 101
4.20 Kompetensi 4 GM II……….……….. 102
4.21 Kompetensi 5 GM II……….………..104
4.22 Kompetensi 6 GM II……….……… 105
23 Kompetensi 7 GM II……….……… 106
4.24 Kompetensi 8 GM II……….……… 108
4.25 Kompetensi 9 GM II……….……… .108
4.26 Kompetensi 10 GM II……….………… 109
4.27 Kompetensi 13 GM II……….……… 111
4.28 Kompetensi 14 GM II……….……… 112
4.29 Kompetensi 11 GM II……….……… 114
4.30 Kompetensi 12 GM II……….……….. 114
4.31 Penilaian RPP Kelas III ...116
4.32 Kompetensi 1 GM III..……….……… 118
4.33 Kompetensi 2 GM III……….………….… 119
4.34 Kompetensi 3 GM III……….……… 120
4.35 Kompetensi 4 GM III……….……… 121
4.36 Kompetensi 5 GM III……….……… 122
4.37 Kompetensi 6 GM III……….………124 4.38 Kompetensi 7 GM III……….……… 125
4.39 Kompetensi 8 GM III……….……… 126
4.40 Kompetensi 9 GM III……….………127
4.41 Kompetensi 10 GM III……….……… 128
4.42 Kompetensi 13 GM III……….………… …130
4.43 Kompetensi 14 GM III……….……… 131
4.44 Kompetensi 11 GM III……….………… …132
4.45 Kompetensi 12 GM III……….……… 133
4.46 Kompetensi Guru Observer ...135
4.47 Jadwal Kegiatan LSBS Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis ...142
4.48 Daftar Guru Yang Berpartisipasi pada Sesi Plan I ...144
4.49 Komentar Guru Terhadap RPP ...147
4.50 Daftar Observer Open Class I ...150
4.51 Komentar/Temuan Observer...156
4.52 Komentar/Temuan Observer ...163
4.53 Komentar/Temuan Observer ...171
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Bagan Halaman
3. 1 Desain Penelitian... 46
4. 1 Sesi Plan ……….. 150
4. 2 Sesi Plan ………. .150
4. 3 Denah kelas III Thursina pada sesi do I ………... 154
4. 4 Sesi do di kelas III ………. . 156
4. 5 Sesi do di kalas III ………. 156
4. 6 Denah kelas III Thursina pada sesi do II ………. 169
4. 7 Denah kelas II Pesrsia pada sesi do ………. 176
4. 8 Situasi open class pada sesi do di kelas II ……… 178
4. 9 Kegiatan refleksi ………182
4. 10 Denah kelas I Abu Bakar pada sesi do ……….184
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahirnya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
merupakan keputusan strategis dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Keputusan
tersebut merupakan harapan sekaligus upaya baru dalam perjuangan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Undang-undang tersebut mengatur
berbagai aspek yang berkaitan dengan standar penyelenggaraan pendidikan,
seperti standar pendidik dan tenaga kependidikan, sarana, lulusan dan proses.
Berkaitan dengan standar pendidik, ada empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang pendidik yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keempat
kompetensi tersebut harus menyatu dan melekat dalam diri seorang pendidik.
Kompetensi adalah kecerdasan, keterampilan, dan kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kompetensi tersebut harus
betul-betul ada pada dirinya dan dia mampu melaksanakan tugas profesi tersebut secara
mudah dan terampil. Kompetensi ini merupakan modal amat penting bagi seorang
pendidik untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Mengingat guru sebagai tenaga pendidik merupakan unsur terpenting dalam
proses pendidikan, yang dapat mengantarkan peserta didik pada standar
kualifikasi lulusan yang diharapkan sehingga melahirkan sumber daya manusia
terhadap berbagai kegiatan untuk meningkatkan kompetensi guru. Upaya
peningkatan kompetensi guru tersebut disampaikan pemerintah pusat melalui
wadah-wadah yang menghimpun para guru. Di tingkat SD/MI kita mengenal
KKG (Kelompok Kerja Guru), sedangkan di tingkat sekolah menengah ke atas,
kita mengenal MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Melalui
wadah-wadah itulah pemerintah menyampaikan berbagai kebijakan berkaitan dengan
upaya meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
Tenaga pendidik yang bernasib baik diangkat sebagai pegawai negeri sipil
(PNS), dapat menikmati berbagai pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi mereka sebagai pendidik. Mereka memperoleh ilmu dan wawasan
yang lebih luas, yang sebetulnya dapat dipergunakan dalam tugasnya
sehari-sehari. Dengan kata lain, ilmu dan wawasan yang mereka peroleh dapat
berdampak baik terhadap proses pembelajaran di kelas. Sayangnya dampak baik
itu jarang terjadi. Banyak alasan yang mereka kemukakan ketika ditanyakan
mengapa perbaikan yang diharapkan tidak terjadi. Mereka akan beralasan tidak
ada sarana prasarananya atau waktunya tidak memungkinkan untuk mengadakan
inovasi. Jadi, sering kali niat dan usaha pemerintah tidak berhasil, dan pendidikan
tidak menghasilkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang bermutu.
Satuan pendidikan dan tenaga pendidik yang dibiayai negara tidak berimbang
dengan jumlah penduduk yang membutuhkan pendidikan. Oleh karena itu, pihak
swasta berlapang menyelenggarakan proses pendidikan dari tingkat TK (Taman
Kanak-kanak) sampai perguruan tinggi. Pihak swasta mempunyai andil dalam
mutu pendidikan dengan meningkatkan kompetensi guru di lembaganya. Bahkan
berkerja sama dengan pemerintah, karena bagaimana pun mereka tetap berada
dalam naungan Kemendiknas atau Kemenag.
Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan kompetensi profesional
tenaga pendidik di lembaga pendidikan negeri dan swasta, yaitu mengharuskan
guru mengajar minimal 24 jam pelajaran per minggu sesuai dengan keahliannya
(sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditekuninya). Peraturan tersebut
menuntut agar guru memiliki kualifikasi pendidikan dan bidang ilmu sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
Pada kenyataannya usaha pemerintah tersebut memang mendapat pro dan
kontra di kalangan pendidik. Namun terlepas dari itu, Peneliti beranggapan bahwa
peraturan pemerintah itu agak sulit dilaksanakan di satuan pendidikan tingkat
SD/MI. Tenaga pendidik di tingkat SD/MI (menurut PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab VI), berkualifikasi pendidikan
akademik S1 di bidang kependidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi,
dan bersetifikat profesi guru untuk SD/MI. Tidak dicantumkan harus berlatar
pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkannya, seperti yang tercantum dalam standar tenaga pendidik untuk
tingkat SMP/MTs dan SMA/MA. Tenaga pendidik SMP/MTs dan SMA/MA
harus berlatar belakang pendidikan minimum S1 dan sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkannya. Di SD/MI, guru mata pelajaran sekurang-kurangnya
mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan olah raga kesehatan. Bila
jam dan maksimal 40 jam per minggu sesuai dengan keahliannya, sepertinya tidak
mungkin dapat dilaksanakan di tingkat SD/MI.
Sepertinya peraturan pemerintah tersebut mengalami berbagai benturan.
Namun pemerintah terus berupaya meningkatkan profesionalisme guru dengan
berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan saat ini, yaitu bekerja sama dengan
pihak perguruan tinggi, misalnya dengan UPI, menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan. Saat ini, pemerintah melakukan usaha peningkatan mutu guru dengan
menawarkan model in-service training yang berfokus pada upaya pemberdayaan
guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masing-masing. Model
tersebut adalah lesson study, suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar (Hendayana. dkk. 2007:10).
Dengan lesson study guru mempunyai peluang yang besar untuk
mempraktekkan berbagai strategi dan model pembelajaran agar lebih menarik.
Bersama dengan koleganya, seorang guru berkolaborasi dan urun rembuk
mendiskusikan sebuah rencana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Selain itu, lesson study dapat meringankan tugas kepala sekolah dan pengawas
dalam proses monitoring pembelajaran. Selama ini sebuah pembelajaran di kelas
hanya guru yang mengajar di kelas tersebut yang mengetahuinya. Kepala sekolah
pembelajaran di kelas. Ketika datang di sekolah, pengawas memeriksa
kelengkapan administrasi guru berupa dokumen rencana pembelajaran, tidak
mengamati proses pembelajaran. Keadaan tersebut membuat guru tidak memiliki
tantangan untuk menyajikan pembelajaran sebaik mungkin. Dengan lesson study,
guru, kepala sekolah dan pengawas dapat menjalankan tugasnya masing-masing
dengan baik. Guru akan menyiapkan dan menyajikan pembelajaran sebaik
mungkin karena ia akan didampingi oleh kolega, kepala sekolah, bahkan
pengawas yang mengamati proses siswa belajar. Secara tidak langsung pada saat
yang bersamaan kepala sekolah dan pengawas menjalankan fungsinya sebagai
supervisor pembelajaran di kelas.
Lesson study ini sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1998, namun
baru dilaksanakan pada tingkat SMP/MTs dan SMA/MA. Pada awalnya lesson
study diterapkan terbatas pada mata pelajaran matematika dan sains. Namun kini,
lesson study telah diterapkan pada semua mata pelajaran di kedua satuan
pendidikan tersebut.
Penelitian tentang lesson study pun telah banyak dilakukan pada tingkat
SMP/MTs dan SMA/MA. Salah satu hasil penelitian yang peneliti baca, yaitu
laporan hasil penelitian hibah bersaing oleh Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag.
dkk, berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Lesson Study Bahasa Arab dan
Agama Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Guru (Studi Eksploratif pada
Guru-guru Bidang Studi Bahasa Arab dan Agama Islam SMU Se Kota Bandung).
Penelitian itu berkaitan dengan penerapan lesson study pada pembelajaran bahasa
berlangsung selama tiga tahun karena yang disorot, yaitu profesionalisme guru
dalam menjalankan tugasnya yang tidak dapat dinilai dalam waktu singkat. Hasil
penelitian itu menyatakan bahwa lesson study efektif meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran bahasa Arab dan agama.
Tesis ini pun mengangkat lesson study, namun lesson study yang diterapkan
pada tingkat SD/MI. Untuk tingkat SD/MI masih tahap sosialisasi, baru beberapa
SD/MI saja yang telah melaksanakan lesson study. Khusus MI di wilayah Jawa
Barat masih tahap sosialisasi (informasi dari Badan Diklat Kemenag Jabar) . Oleh
karena itu, peneliti tergerak untuk melakukan penelitian berkaitan dengan
pelaksanaan lesson study di tingkat MI. Pelaksanaan lesson study yang diteliti,
yaitu pelaksanaan lesson study berbasis sekolah untuk meningkatkan kompetensi
guru mengajarkan keterampilan menulis bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah
Swasta Assakinah Kabupaten Bandung Barat.
Peneliti mengadakan penelitian di MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat
berdasarkan petunjuk dari Badan Diklat Kemenag. Menurut instansi tersebut,
madrasah ibtidaiyah yang dijadikan tempat penelitian telah mendapat arahan
tentang pelaksanaan Lesson study, namun belum melaksanakannya. Selain itu,
kepala sekolah madrasah itu sangat menyambut diadakannya penelitian berkaitan
dengan Lesson study di tempat yang dipimpinnya; dan guru-guru di madrasah
tersebut sangat antusias melaksanakan LSBS di tempatnya mengajar.
Penelitian ini berkaitan dengan proses pembelajaran keterampilan menulis
karena meningkatkan kemampuan menulis siswa merupakan usaha yang perlu
imperatif, maka diperlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi belajar
menulis yang menyenangkan.
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
menjadi tujuan utama seseorang dalam mempelajari suatu bahasa. Kemampuan
lainnnya adalah menyimak, berbicara, dan membaca. Berbeda dengan
keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan menulis lebih rumit dan kompleks
karena terkait dengan beberapa kaidah yang harus diperhatikan, bahkan
melibatkan semua keterampilan berbahasa.
Bila siswa dituntut untuk mampu menulis karangan dengan baik, tentu guru
dituntut untuk dapat mengajarkan menulis yang mudah dicerna oleh siswa.
Ternyata, mengajarkan menulis di kelas I, II, dan III SD/MI bukanlah sebuah
pekerjaan yang mudah. Peneliti sering menerima keluhan teman-teman guru
MI/SD yang merasa kesulitan melaksanakan proses belajar mengajar dengan
materi menulis di kelas I, II, dan III SD/MI.
Atas dasar pemikiran di atas peneliti menuangkan penelitian tersebut dengan
judul “PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI
LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI MIS ASSAKINAH KABUPATEN
BANDUNG BARAT”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI adalah
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
mampu berbahasa lisan dengan baik dengan lafal dan intonasi bahasa Indonesia
yang benar; sedangkan dalam bahasa tulis siswa dapat mengekspresikan perasaan
dan pikiran melalui rangkaian kata yang disusun secara baik dan runtut berupa
kalimat dan paragraf yang baik, dengan memperhatikan pilihan kata (diksi),
penggunaan ejaan dan tanda baca.
Dalam kenyataannya di lapangan, banyak guru mengalami kesulitan
membimbing siswanya untuk terampil menulis kalimat dan paragraf, dan
menghadirkan pembelajaran keterampilan menulis yang menyenangkan, tidak
membuat siswa jenuh. Apalagi menulis permulaan berupa mengenalkan huruf dan
menuliskannya dengan tepat, menyusun kalimat dengan baik, dan menyusun
kalimat menjadi paragraf yang koheren pada tiga tahun pertama siswa belajar
bahasa Indonesia di tingkat SD/MI, bukanlah sebuah pekerjaan yang ringan. Oleh
karena itu, diperlukan solusi untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya
untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi
keterampilan menulis bahasa Indonesia kepada siswanya di kelas rendah (kls I s.d
kls III). Salah satu solusinya adalah mengikutsertakan guru pada program Lesson
Study yang saat ini sedang digiatkan oleh Kemendikbud, Kemenag dan lembaga
pemerintah daerah bekerja sama dengan Tim Ahli JICA (Japan International
Coorporation Agency).
Lesson Study yang dilaksanakan ada yang berbasis MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran), ada pula yang berbasis sekolah. Lesson Study yang diteliti
dalam penelitian ini berbasis sekolah, yang selanjutnya akan disingkat LSBS.
sejawat, yang berlainan mata pelajaran yang diampunya, di sekolah tempatnya
mengajar.
C. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini, yakni peningkatan kompetensi guru
mengajarkan bahasa Indonesia terutama pada saat pembelajaran menulis di Kelas
I, II dan III MI melalui kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS). Untuk
itu rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimanakah profil kompetensi guru peserta LSBS dalam membuat
perencanaan pembelajaran menulis melalui LSBS di MIS Assakinah
Kabupaten Bandung Barat?
2) Bagaimanakah profil kompetensi guru peserta LSBS dalam pelaksanaan
pembelajaran menulis di kelas I, II, dan III MI melalui LSBS di MIS
Assakinah Kabupaten Bandung Barat?
3) Bagaimanakah partisipasi peserta LSBS dalam mengikuti program LSBS di
tempat mereka mengajar, yaitu MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat ,
terutama berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis bahasa
Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada para pemegang
kebijakan pendidikan di bawah naungan Kemendiknas, Kemenag, dan instansi
dilaksanakan sebaik pelaksanaan di sekolah tingkat menengah ke atas. Selain itu,
tujuan penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan LSBS dalam
meningkatkan kompetensi guru mengajarkan keterampilan menulis bahasa
Indonesia di MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat.
Secara rinci tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1) profil kompetensi guru peserta LSBS dalam membuat perencanaan
pembelajaran menulis melalui LSBS di MIS Assakinah Kabupaten Bandung
Barat;
2) profil kompetensi guru peserta LSBS dalam pelaksanaan pembelajaran
menulis di kelas I, II, dan III MI melalui LSBS di MIS Assakinah Kabupaten
Bandung Barat;
3) partisipasi peserta LSBS dalam mengikuti program LSBS di tempat mereka
mengajar, yaitu MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat , terutama
berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran keterampilan
menulis bahasa Indonesia.
E. Asumsi
Penelitian ini dilaksanakan dengan asumsi sebagai berikut.
1) Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks
karena melibatkan seluruh keterampilan berbahasa lainnya.
2) Guru SD/MI yang mengalami kesulitan mengajarkan keterampilan menulis
bahasa Indonesia (terutama di kelas I, II, dan III) dapat dibantu dengan
3) LSBS merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kompetensi guru.
4) LSBS dapat dilaksanakan di semua jenjang satuan pendidikan, termasuk di
tingkat SD/MI.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.
1. Untuk guru
Guru mengetahui teknik yang tepat untuk membina dan meningkatkan diri
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis
siswa, khususnya untuk siswa kelas rendah di tingkat MI. Selain itu pula,
hasil penelitian ini berupa penerapan LSBS untuk dikembangkan dan
diterapkan oleh guru di tingkat SD/MI agar kompetensi guru lebih
meningkat, khususnya pada proses pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Untuk siswa
Siswa memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
khususnya pada proses pembelajaran keterampilan menulis.
3. Untuk Lembaga Pendidikan
Jika LSBS dalam penelitian ini berhasil meningkatkan kompetensi guru
dalam proses pembelajaran keterampilan menulis, maka lembaga pendidikan
terutama sekolah-sekolah di bawah Departemen Agama, khususnya Madrasah
Ibtidaiyah, dapat memperoleh keuntungan dengan memiliki referensi model
G. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini, yaitu kompetensi guru, keterampilan menulis dan
Lesson Study Berbasis Sekolah. Agar tidak salah tafsir, Peneliti mendefinisikan
secara operasional istilah yang digunakan sebagai variabel penelitian ini. Berikut
penjelasan istilah-istilah tersebut di atas.
1. Kompetensi Guru
Terdapat empat kompetensi yang harus melekat pada seorang guru yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
a. Kompetensi pedagogik, berkaitan dengan kemampuan guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis kelas I, II, dan III MI; dan
melaksanakan pembelajaran menulis dengan menyenangkan.
b. Kompetensi kepribadian, berkaitan dengan kemampuan guru menampilkan
sosok dirinya sebagai seorang guru SD/MI yang lembut, tutur kata dan
prilakunya patut diteladani.
c. Kompetensi profesinal, berkaitan dengan kemampuan guru menguasai materi
pembelajaran menulis untuk siswa kelas I, II dan III.
d. Kompetensi sosial, berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjalin
2. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut.
a. Menulis permulaan dalam pengertian melambangkan bunyi huruf dengan
baik dan tepat (untuk pembelajaran menulis kls 1 MI), berupa menulis huruf
tegak bersambung yang benar serta menggunakan huruf kapital yang tepat.
b. Menulis permulaan berupa menulis kalimat berisikan deskripsi suatu benda
yang berada di sekitar siswa (untuk kelas II).
c. Menulis lanjutan dalam pengertian menuangkan ide, gagasan dan perasaan
dalam bentuk tulisan (kalimat dan paragraf) dengan menggunakan ejaan dan
tanda baca yang benar, dan berupa karangan sederhana/paragraf yang memuat
kalimat efektif dengan memperhatikan pemilihan kata serta penulisannya, dan
penggunaan ejaan dan tanda baca (untuk kelas III).
3. Lesson Study Berbasis Sekolah
Lesson Study adalah salah satu strategi pembinaan guru yang dikembangkan
oleh ahli eksak dari Jepang untuk proses pembelajaran yang menuntut kreativitas
guru dan profesionalisme guru. Dengan mengikuti Lesson Study guru dapat
berkolaborasi dengan kolega atau ahli dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, guru dapat memperoleh ilmu dan
pengalaman dari teman sejawat dan ahli. Selain itu, guru pun dapat berbagi
Lesson study yang dilaksanakan di Indonesia ada dua jenis, yaitu lesson study
berbasis MGMP dan lesson study berbasis sekolah. Penelitian ini mengkhususkan
pada lesson study berbasis sekolah, yaitu lesson study yang mandiri dilaksanakan
suatu sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, seluruh guru dan staf. Dalam hal
ini, penelitian LSBS dilaksanakan di MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat.
LSBS di sekolah tersebut diikuti oleh seluruh guru yang mengajar di sekolah,
termasuk kepala sekolahnya. LSBS dipimpin oleh kepala madrasah dibantu oleh
PK bagian kurikulum. Guru yang menjadi guru model, adalah guru yang
mengajarkan bahasa Indonesia di kelas I, II, dan III. Guru lain sebagai peserta
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian, lokasi dan objek
penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik pengolahan data.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena peneliti berusaha
memahami pelaksanaan LSBS di tingkat SD/MI, terutama pelaksanaan LSBS di
MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat, dengan cara ikut berperan serta di
dalamnya. peneliti pun melakukan observasi dan wawancara agar lebih
memahami tahap-tahap pelaksanaan LSBS di MIS Assakinah Kabupaten Bandung
Barat.
Ada pun desain penelitian yang digunakan, yaitu penelitian tindakan (Action
Research) yang melibatkan semua guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta Assakinah
Kabupaten Bandung Barat, dengan guru yang mengajarkan bahasa Indonesia
sebagai guru model. Desain penelitian tindakan ini dipilih karena penelitian ini
berfokus pada peningkatan kualitas dan kinerja guru dalam sebuah sekolah, yaitu
Madrasah Ibtidaiyah Swasta Assakinah Kabupaten Bandung Barat; dan efek dari
peningkatan kualitas dan kinerja guru tersebut terhadap kompetensi guru
merancang perencanaan dan mengajarkan keterampilan menulis siswa kelas I, II,
45
Selain itu, alasan lain penelitian ini menggunakan desain penelitian
tindakan, yaitu penelitian tindakan ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu
bersifat berkolaborasi alami, berfokus pada masalah-masalah praktis,
menitikberatkan pada pengembangan profesionalisme, dan memerlukan beberapa
partisipan dengan dukungan komunikasi yang baik. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Oja berikut.
Four basic elements of action research are its collaborative nature, its focus on practical problems, its emphasis on professional development, and its need for a project structure which provides participants with time and support for open communication (Oja, 1989: 12).
Empat karakteristik penelitian tindakan tersebut sangat mendukung
penelitian berkaitan dengan pelaksanaan LSBS di MIS Assakinah Kabupaten
Bandung Barat. Peneliti bekerja secara berkolaboratif dengan Badan Diklat
Kemenag (BDK) Jabar dan pihak madrasah, untuk meningkatkan profesionalisme
guru. Hal ini tentu saja sangat membutuhkan partisipasi berbagai pihak, terutama
pihak madrasah; dan tentu saja komunikasi yang baik sangat menunjang
terlaksanannya penelitian ini.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini mulai dari memahami
lesson study secara mendalam, kemudian mendeskripsikan pelaksanaan LSBS
kepada kepala sekolah , seluruh guru dan staf di MIS Assakinah Kabupaten
Bandung Barat. Pada proses tersebut, peneliti dibantu oleh petugas BDK Jabar.
Setelah itu, peneliti turut mendampingi dan mengamati pelaksanaan lesson study
di MIS Assakinah mulai proses perencanaan LSBS sampai refleksi dan revisinya
yang dilaksanakan oleh guru-guru MIS Assakinah dengan guru model guru yang
46
Penelitian tindakan yang peneliti lakukan ini secara keseluruhan dapat dilihat
pada gambar 3.1.
Desain Penelitian
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Melalui Lesson Study Berbasis Sekolah
Gambar 3. 1 Lesson Study sebagai
Alternatif Pemecahannya Lemahnya Kompetensi Guru
Mengajarkan Bahasa Indonesia Rendahnya Keterampilan
Menulis Siswa SD/MI
Teori Lesson Study dan Hasil-hasil Penelitian Terkait
Teori Keterampilan Menulis dan Pembelajarannya
Perencanaan Pembelajaran melalui Lesson Study:
Penyusunan RPP Desain ruangan
Pembagian tugas sebagai guru model dan observer
Pelaksanaan Lesson Study (Open Class):
Guru model mengajar Observer mengamati
proses belajar mengajar
Refleksi:
Observer melaporkan hasil pengamatannya terhadap siswa
HASIL
Kompetensi Guru Mengajarkan Bahasa Indonesia Meningkat Pembelajaran Keterampilan Menulis Menjadi Menarik
47
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Assakinah
Kabupaten Bandung Barat, yang melibatkan kepala sekolah, seluruh guru, staf
dan siswa kelas I, II, dan III MIS Assakinah. Guru yang mengajarkan bahasa
Indonesia kelas I,II, dan III sebagai guru pengajar dan model, sedangkan guru lain
sebagai guru pengamat dalam proses pelaksanaan LSBS.
MIS Assakinah Kabupaten Bandung Barat ini yang dijadikan lokasi
penelitian dan sekaligus sebagai sampel penelitian, dipilih dengan
menggunanakan teknik sampling purposive. Teknik ini digunakan karena
pengambilan sampel sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu
berdasarkan petunjuk dari BDK Jabar.
Ada pun profil sekolah/madrasah tempat penelitian ini dilaksanakan, yaitu
sebuah madrasah swasta bernama Madrasah Ibtidaiyah Swasta Assakinah, yang
bernaung di bawah Yayasan Assakinah Sejahtera, yang dibina oleh Bpk. Sukemi,
dan diketuai oleh Bpk. Tri Budianto, S.E. M.M.. Status kelembagaan ‘A’ dengan
NPSN:20258261. Madrasah ibtidaiyah tersebut baru berdiri pada tahun 2009.
Madrasah tersebut baru berjalan 3 (tiga) tahun dengan jumlah siswa 223 anak,
yang tersebar di kelas III sebanyak 3 (tiga) rombongan belajar; kelas II sebanyak 2
(dua) rombongan belajar; dan kelas I sebanyak 2 (dua) rombongan belajar.
Nama guru berikut latar belakang pendidikan, mata pelajaran yang diajarkan,
dan jabatannya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Guru yang mengajar berjumlah 16 (enam belas), termasuk kepala sekolah.
48
Tabel 3.1
DAFTAR GURU MIS ASSAKINAH TAHUN AJARAN 2011/2012
No.
Nama Pendidikan Jabatan Mapel yang
Diajarkan 1. Nunun
Maemunah,S.Pd.I
S1 PAI Kepsek IPA
2. Enok Rohaeti,S.Ag S1 PAI Wali Kelas Aqidah Akhlak 3. Fajar Hanipah,S.Pd S1 B.Arab Wali Kelas B.Arab 4. Lusiana
Widyastuti,S.Si
S1 Kimia Wali Kelas Matematika & B. Indonesia 5. Nike Ermawati,S.Pd S1 Pend.
Kimia
Wali Kelas Matematika,IPA & B.Indonesia 6. Yanti Mala,S.S S1 B. Jepang Wali Kelas B.Inggris 7. Ipah Siti Syarifah,S.Ag S1 PAI Wali Kelas Quran, Fikih,
Pramuka 8. Mira Marliani,S.Pd S1 Penjaskes Wali Kelas Penjaskes 9. Pupu Puadah,S.Ag S1 PAI Wali Kelas PKN & IPS 10. Heni Maryani,A.Md D3 Gizi Wali Kelas B.Indonesia &
IPA 11. Ratmilizar,S.Pd.I S1 PAI Wali Kelas Quran & IPS 12. A. Sodik Arifin,S.Pd.I S1 PAI Wali Kelas Fiqh dan SKI 13 Irma Santi, S.Pd.I S1 PAI Wali Kelas Quran, Akhlaq,
Fikih 14 Dedeh Kurniasih,
S.Pd.I
S1 PAI Wali Kelas Matematika
15 Zulfikri Almutawadli Sedang kuliah S1 Pend.
B.Ing
Guru TIK
Bhs. Ing
16 Ai Tuti, S.Pd. S1 Pend. B. Ing
Guru SBK
17 Yusuf S1 PAI Guru Magang
18 Elwanti S1 Pend.
Seni Musik
Guru Magang
19 Rita Sugiarti S1 PAI Guru Magang
20 Lestari Nurul Syifa Guru Magang
Objek penelitian ini, yaitu kompetensi guru dalam proses pelaksanaan LSBS
dari mulai tahap merencanakan sampai tahap refleksi. Jadi, peneliti menganalisis
49
(1) kompetensi guru model dengan mengamati 78 (tujuh puluh delapan) indikator
kompetensi;
(2) kompetensi guru observer dengan mengamati 5 (lima) indikator kompetensi;
(3) sesi plan pelaksanaan;
(4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
(5) Sesi do pelaksanaan LSBS; dan
(6) Sesi see pelaksanaan LSBS.
C. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dalam proses pelaksanaan Lesson Study Berbasis
Sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya keterampilan menulis dilakukan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi
lapangan, yaitu berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyah Assakinah Kabupaten
Bandung Barat. Peneliti mengetahui sekolah tersebut dari staf Badan Diklat
Kemenag (BDK) Jawa Barat. Peneliti bekerja sama dengan BDK mencari sekolah
yang bersiap melaksanakan LSBS di tingkat MI. Dari data BDK yang peneliti
peroleh, ternyata LSBS baru dilaksanakan di tingkat MA dan MTs, sedangkan
untuk tingkat MI baru sosialisasi belum sampai implementasi. Oleh karena itu,
pihak BDK menyambut baik niat peneliti untuk melakukan penelitian tentang
LSBS ini di tingkat MI, dan ditunjuklah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Assakinah
50
Peneliti berkomunikasi dengan pimpinan, seluruh guru dan guru kelas I,II,
dan III MIS Assakinah Kabupaten Bandung tentang proses pembelajaran
keterampilan menulis. Kemudian, peneliti memberikan/mengajukan LSBS untuk
dilaksanakan oleh guru kelas I,II, dan III yang mengajarkan bahasa Indonesia
sebagai guru model dan guru lain sebagai guru pengamat. Adapun
langkah-langkah lesson study sebagai berikut.
a. Perencanaan (plan) berisi kegiatan guru untuk membuat rencana bahan ajar
dengan standar kompetensi menulis, berkolaborasi dengan guru lain.
b. Pelaksanaan (do) berisi kegiatan proses pembelajaran dengan berkolaborasi
dengan guru lain dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
memadukan berbagai teknik mengajar.
c. Refleksi (see) berisi kegiatan berkumpulnya guru-guru untuk membicarakan
hasil pengamatan para observer terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran . Dengan
melaporkan hasil pengamatan tersebut guru model dan guru pengamat
(obsrver) dapat menimbang, mengingat, dan mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan guru ketika mengajar dengan cara yang sangat halus dan bijaksana.
2. Pelaksanaan
Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian , peneliti bekerja sama dengan
kepala sekolah, guru-guru dann staf membuat jadwal pelaksanaan LSBS mulai
51
Peneliti menganalisis RPP yang dirancang guru sebelum mengikuti program
LSBS. Untuk menganalisis RPP peneliti menggunakan pedoman penilaian RPP
yang ditetapkan oleh Kemendiknas.
Kemudian, peneliti meminta guru yang mengajarkan bahasa Indonesia kelas
I, II, dan III untuk menjadi guru model dalam kegiatan LSBS. Selanjutnya,
peneliti bersama kepala sekolah, seluruh guru dan staf memulai pelaksanaan
LSBS sesuai jadwal .
Berikut deskripsi pelaksanaan LSBS, mulai dari plan sampai see.
a. Plan
Guru model atau pengajar, yaitu guru yang mengajarkan bahasa Indonesia
kelas I, II, dan III, bersama guru lainnya yang mengajarkan bidang studi
selain bahasa Indonesia, merancang sebuah rencana pembelajaran dengan
standar kompetensi menulis. Mereka berdiskusi cara mencapai tujuan
pembelajaran dengan memikirkan teknik atau strategi pembelajaran yang
digunakan yang menarik dan membuat siswa merasa senang belajar. Ketika
menentukan teknik pembelajaran, guru harus dapat memprediksi cara siswa
belajar dan berpikir. Tahap perencanaan pembelajaran ini merupakan tahap
yang penting karena merupakan titik tolak baik tidaknya sebuah pembelajaran
berlangsung. Bila rencana pembelajaran dirancang sematang mungkin, maka
tidak diragukan lagi akan menghadirkan sebuah pembelajaran yang baik
walau mungkin tidak sempurna sesuai 100% dengan perencanaan yang
52
terlebih dahulu di hadapan teman sejawatnya untuk dilihat kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran yang akan digunakan.
b. Do
Selanjutnya, pelaksanaan do dalam LSBS. Guru masuk kelas untuk
melaksanakan PBM. Guru sejawatnya sebagai guru pengamat melihat
langsung PBM. Peneliti pun turut melakukan observasi ke dalam kelas. Para
pengamat mempunyai tugas untuk mengamati siswa belajar. Dalam hal ini,
pengamat mengamati semua kegiatan siswa selama dalam proses
pembelajaran menulis bahasa Indonesia.
c. See
Setelah PBM dilaksanakan, guru pengajar sebagai model berkumpul kembali
dengan seluruh guru pengamat untuk melakukan refleksi yang dipimpin oleh
seorang moderator. Saat refleksi ini, guru model terlebih diberi kesempatan
untuk menyampaikan pendapatnya tentang PBM yang baru saja dilaksanakan;
apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidaknya. Selanjutnya, guru
pengamat dipersilahkan untuk menyampaikan hasil pengamatannya, yaitu
berupa kegiatan belajar siswa. Dari laporan guru pengamat, moderator
mengambil keputusan tentang belajar atau tidaknya siswa kelas I, II, dan III
dalam pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan, dari hasil refleksi
tersebut disusun rencana pembelajaran menulis bahasa Indonesia putaran
berikutnya atau hasil refleksi ini dapat dijadikan referensi bila kelak guru
yang bahasa Indonesia menyusun dan merencanakan pembelajaran menulis
53
dengan mengingatkan seluruh guru akan pelaksanaan open class berikutnya
sesuai jadwal yang telah disusun.
3. Pelaporan
Pada tahap akhir, peneliti mengolah data dan hasilnya akan ditulis berupa
pelaporan hasil penelitian, yaitu tesis.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diharapkan terkumpul dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) RPP yang disusun oleh guru sebelum dan setelah mengikuti LSBS;
[image:33.595.114.512.236.750.2]2) Kompetensi guru, dengan fokus pengamatan seperti tertera pada tabel 3. 2.
Tabel 3.2
Fokus Pengamatan Kompentensi Guru
No Aspek Fokus Pengamatan
1 Kompetensi
Pedagogik
Pemilihan metode yang digunakan
Keterampilan penggunaan media
Keterampilan mengelola kelas
Antusiasme guru dalam pembelajaran
Ketrampilan melakukan evaluasi
2 Kompetensi
Profesional
Penguasaan materi
Sistematika penyampaian materi
Penggunaan masalah kontekstual
Kualitas instrumen evaluasi
54
Kemampuan berkomunikasi dengan rekan sejawat
Pemanfaatan internet sebagai sarana komunikasi
4 Kompetensi
Kepribadian
Menunjukkan perilaku empati
Menunjukkan keteladanan dalam perilaku dan
tutur kata
Selain itu, data kompetensi guru diperoleh dengan mengamati 14 (empat
belas) kompetensi turunan dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional. Jumlah kompetensi dan indikator yang diamati merujuk
pada kompetensi guru yang dipublikasikan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dapat dilihat pada tabel 3. 3.
Tabel 3. 3
Kompetensi Guru Kelas/Mata Pelajaran
No. Ranah Kompetensi Jumlah
Kompetensi
Jumlah
Indikator
1. Pedagogik 7 45
2. Kepribadian 3 18
3. Sosial 2 6
4. Profesional 2 9
Jumlah Total 14 78
3) Hasil observasi pelaksanaan LSBS di MI Assakinah berupa dokumen hasil
[image:34.595.121.520.95.655.2]55
Oleh karena itu, penelitian ini dalam mengumpulkan data menggunakan
teknik triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
berbagai teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, dan dokumentasi) dan
sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010: 330). Dengan menggunakan teknik
triangulasi peneliti menggunakan teknik yang berbeda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama; atau mendapatkan data yang sama dari sumber yang
berbeda menggunakan teknik yang sama.
Selain itu, peneliti menggunakan pula teknik catatan lapangan. Catatan
lapangan ini dilakukan untuk mengingatkan peneliti akan hal-hal yang terjadi
selama peneltitian berlangsung. Catatan ini untuk melengkapi data yang
dikumpulkan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini diuraikan, yaitu:
- Pedoman Penilaian RPP (instrumen sertifikasi guru dalam jabatan dari
Kemendiknas)
- Pedoman Observasi Kompetensi Guru (bersumber dari Kemendiknas)
- Pedoman Observasi Pelaksanaan LSBS
56
[image:36.595.109.517.164.665.2]1. Pedoman Penilaian RPP
Tabel 3. 4
Pedoman Penilaian RPP PEDOMAN PENILAIAN RPP
Nama : Jenis Kelamin : Pendidikan terakhir : Pengalaman mengajar : Mengajar di kelas : Mata pelajaran ya ng diampu : Beban mengajar per minggu :
Petunjuk
Berilah skor pada butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1,2,3,4,5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1= sangat tidak baik 2= tidak baik 3= kurang baik 4= baik 5= sangat baik
No. Aspek yang dinilai skor
1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)
1 2 3 4 5
2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik
peserta didik)
1 2 3 4 5
3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi
dan kesesuaian dengan alokasi waktu)
1 2 3 4 5
4. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan
pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
1 2 3 4 5
5. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin
strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
1 2 3 4 5
6. Kesuaian teknik evaluasi dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5
7. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5
8. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan,
materi, dan karakteristik peserta didik)
57
[image:37.595.116.513.456.758.2]2. Pedoman Observasi untuk Mengamati Kompetensi Guru a. Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3. 5 INSTRUMEN
PENILAIAN KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
IDENTITAS PESERTA
No Nama :
1 Jenis kelamin :
2 Pendidikan terakhir :
3 Pengalaman mengajar :
4 Mengajar di kelas :
5 Mata pelajaran yang diampu : 6 Beban mengajar per minggu :
LEMBAR PENILAIAN
Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka-angka pada kolom skor (1,2,3,4,5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut
1. Sangat tidak baik 2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik
5. Sangat baik
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
I Pra Pembelajaran
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi
II Kegiatan Pembelajaran A Penguasaan materi pelajaran
3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
5 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa
6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
58
yang akan dicapai
8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas
10 Melaksanakan yang bersifat kontekstual
11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi yang direncanakan
C Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan efesien 14 Menghasilkan pesan yang menarik
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar
E Penilaian proses hasil belajar
19 Memantau kemajuan belajar secara proses
20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi tujuan
21 Menggunakan bahasa lisan tulis secara jelas, baik, dan benar
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
III Penutup
23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
59
[image:39.595.130.517.191.728.2]b. Instrumen Observasi Kompetensi Ranah Pedagogik 1) Mengenal karakteristik siswa
Tabel 3. 6 Kompetensi 1 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru dapat mengidentifikasi karakter belajar setiap siswa di kelasnya.
2. Guru memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang sama kepada semua siswa dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. 4. Guru mencoba mengetahui
penyebab penyimpangan perilaku siswa untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan siswa lainnya.
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan siswa.
6. Guru memperhatikan siswa dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga siswa tersebut tidak tersisihkan.
Total skor
Presentase = (total skor/12) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 1 = terpenuhi sebagian
60
[image:40.595.131.531.163.758.2]2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Tabel 3. 7 Kompetensi 2
Indikator
Skor sebelum LSBS
Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru member kesempatan kepada siswa untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pem-belajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut.
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan/aktivitas yang dilaku-kannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran.
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi keinginan belajar siswa.
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sma lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar siswa.
6. Guru memperhatikan respon siswa yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pem-belajaran berikutnya.
Total skor
Presentase = (total skor/12) x 100% Nilai:
61
Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 2 = seluruhnya terpenuhi 1 = terpenuhi sebagian
[image:41.595.129.531.190.662.2]3) Pengembangan kurikulum
Tabel 3. 8 Kompetensi 3
Indikator
Skor sebelum LSBS
Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
3. Guru mengikuti urutan materi pem-belajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
4. Guru memilih materi pembelajaran yang a) sesuai dengan tujuan pembelajaran; b) tepat dan mutahir; c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan siswa; d) dapat dilaksanakan di kelas; dan e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.
Total skor
Presentase = (total skor/8) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
62
[image:42.595.131.517.179.759.2]4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik Tabel 3. 9 Kompetensi 4 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengidikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya. 2. Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, bukan untuk menguji.
3. Guru mengkomunikasikan in-formasi baru sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa. 4. Guru menyikapi kesalahan yang
dilakukan siswa sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata- mata kesalahan yang harus dikoreksi.
5. Guru melaksanakan kegiatan pembe- lajaran sesuai kurikulum dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan seharip-hari siswa. 6. Guru melakukan aktivitas pembela-
jaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa dan mempertahankan perhati- an siswa.
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri, agar semua waktu siswa dapat termanfaat kan secara produktif.
8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
63
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan siswa lain. 10.Guru mengatur pelaksanaan aktivitas
pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar siswa. 11.Guru menggunakan alat bantu
mengajar, dan/atau audio visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran Total skor
Presentase = (total skor/22) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 1 = terpenuhi sebagian
2 = seluruhnya terpenuhi
5) Pengembangan potensi siswa
Tabel 3. 10 Kompetensi 5 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap siswa untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing.
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing.
[image:43.595.122.518.106.761.2]64
4. Guru secara aktif membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing siswa.
6. Guru memberikan kesempatan belajar yang sama kepada siswa sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan siswa dan men-dorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.
Total skor
Presentase = (total skor/14) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 1 = terpenuhi sebagian
2 = seluruhnya terpenuhi
6) Komunikasi dengan siswa
Tabel 3. 11 Kompetensi 6 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi siswa, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut siswa untuk menjawab dengan ide dan pengeta- huan mereka.
[image:44.595.123.518.106.759.2]65
mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan siswa, tanpa interupsi, kecuali untuk membantu
atau mengklarifikasi
pertanyaan/tanggapan tersebut. 3. Guru menanggapi pertanyaan siswa
dengan tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukan-nya.
4. Guru menyajikan kegiatan pem-belajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar siswa. 5. Guru mendengarkan dan
mem-berikan perhatian terhadap semua jawaban siswa baik yang benar mau pun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. 6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan siswa dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan ke- bingungan siswa
Total skor
Presentase = (total skor/12) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 1 = terpenuhi sebagian
2 = seluruhnya terpenuhi
7) Penilaian dan evaluasi
Tabel 3. 12 Kompetensi 7 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
[image:45.595.129.518.108.572.2]66
untuk mencapai kompetensi dasar menulis seperti yang tertulis dalam RPP.
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada siswa tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajarinya.
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/ kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa untuk keperluan remedial dan pengayaan..
4. Guru memanfaatkan masukan dari siswa dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjut nya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tam- bahan, dan sebagainya
5. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan ran-cangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
Total skor
Presentase = (total skor/10) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 1 = terpenuhi sebagian
67
c. Instrumen Observasi Ranah Kompetensi Kepribadian
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum. sosial, dan kebudayaan nasional
Tabel 3. 13 Kompetensi 8 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru menghargai dan mem-promosikan prinsip-prinsip pancasila sebagai dasar ideology dan etika bagi semua warga Indonesia.
2. Guru mengembangkan kerjasama dan membina kebersamaan dengan teman sejawat tanpa memperhatikan perbedaan suku dan gender.
3. Guru saling menghormati dan menghargai teman sejawat sesuai dengan kondisi dan keberadaan masing-masing.
4. Guru memiliki rasa persatuan dan kekuatan sebagai bangsa Indonesia. 5. Guru mempunyai pandangan yang
luas tentang keberagaman bangsa Indonesia.
Total skor
Presentase = (total skor/10) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4
2) Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan Tabel 3. 14 Kompetensi 9 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
[image:47.595.129.517.192.602.2] [image:47.595.118.520.683.757.2]68
berbuat terhadap siswa, orang tua, dan teman sejawat.
2. Guru mau berbagi pengalamannya dengan teman sejawat, termasuk mengundang mereka untuk meng observasi cara mengajarnya dan memberikan masukan.
3. Guru mampu mengelola
pembelajaran yang membuktikan bahwa guru dihormati oleh siswa, sehingga siswa selalu memperhati-kan guru dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
4. Guru bersikap dewasa dalam menerima masukan dari siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
5. Guru berperilaku baik untuk mencitrakan nama baik sekolah. Total skor
Presentase = (total skor/10) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak terpenuhi) 1 = terpenuhi sebagian
2 = seluruhnya terpenuhi
3) Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru Tabel 3. 15
Kompetensi 10 Indikator Skor sebelum LSBS Skor setelah LSBS
0 1 2 0 1 2
1. Guru mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu. 2. Jika guru harus meninggalkan kelas,
[image:48.595.129.517.109.578.2]69
3. Guru memenuhi jam mengajar dan dapat melakukan semua kegiatan lain di luar jam mengajar berdasarkan izin dan persetujuan pengelola sekolah.
4. Guru meminta izin dan memberitahu lebih awal, dengan memberikan ala- san dan bukti yang sah jika tidak mengahadiri kegiatan yang telah direncanakan, termasuk proses pembelajaran di kelas.
5. Guru menyelesaikan tugas administratif dan non- pembelajaran dengan tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan.
6. Guru memanfaatkan waktu luang selain mengajar untuk kegiatan yang produktif terkait dengan tugasnya. 7. Guru memberikan kontribusi
terhadap pengembangan sekolah dan mempunyai prestasi yang berdampak positif terhadap nama baik sekolah. 8. Guru merasa bangga dengan profesi-
nya sebagai guru. Total skor
Presentase = (total skor/16) x 100% Nilai:
0% < x < 25% = 1; 25% < x < 50% = 2; 50% < x < 75% = 3;75% < x < 100%= 4 Keterangan:
0 = tidak ada bukti (tidak te