• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN ATAS KUMPULAN CERPEN “RECTOVERSO” KARYA DEE SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK YPPT BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN ATAS KUMPULAN CERPEN “RECTOVERSO” KARYA DEE SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK YPPT BANDUNG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PANGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Manfaat Penelitian ... 10

E. Batas Penelitian ... 10

F. Penjelasan istilah ... 11

G.Metodologi Penelitian ... 12

H.Lokasi dan Sampel Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 15

A.Karakteristik Sepak Bola ... 15

B. Latihan Kondisi Fisik ... 17

1. Pengertian Latihan Fisik ... 17

2. Komponen Fisik Yang Dibutuhkan Pemain Sepak Bola ... 19

(2)

E. Karakteristik Latihan dan Umur ... 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 34

A.Metode Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

C.Langkah-Langkah Penilitian ... 37

D.Instrumen Penelitian ... 40

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A.Deskripsi dan Analisis Data... 48

1. Deskripsi Hasil Tes Masing-Masing Kelompok Umur... 49

2. Kemampuan VO2max Secara Keseluruhan ... 57

B. Diskusi Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A.Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Biomotor Yang Bisa Dilatihkan Untuk BerbagiKelompok

Umur ... 32

Tabel 2.2 Tahapan Latihan Dengan Rentang Waktu Pembinaan,

Kekerapan Latihan, Elemen Fisik, dan Usia ... 33

Tabel 3.1 Nilai Standar VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap ... 43

Tabel 3.3 Formulir Catatan Tes Lari Multi Tahap ... 44

Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung

Medal Usia 13, 15, 17, dan 21 Tahun ... 48

(4)

Tabel 4.3 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 50

Tabel 4.4 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 51

Tabel 4.5 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 17 Tahun ... 53

Tabel 4.6 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 55

Tabel 4.7 Data Keseluruhan Kemampuan Daya Tahan (VO2max) Siswa

Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13, 15, 17, dan

21 Tahun Hasil Analisis Deskriptif Prosentase ... 57

Tabel 4.8 Nilai VO2max Dalam Buku Kumpulan Materi Pelatihan

Pelatih Fisik Sepak Bola Se-Jawa Barat ... 60

Tabel 4.9 Nilai VO2max http://www.baymasters.org/vo2maxnorms.html. 61

Tabel 4.10 Nilai VO2max http://www.brianmac.co.uk/vo2max.htm ... 62

(5)

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Kesegaran Jasmani dan Usia ... 23

Gambar 2.2 Kaitan antara Metabolisme Aerob dan Anaerob ... 26

Gambar 2.3 Metode Latihan Ekstensif ... 30

Gambar 2.4 Metode Latihan Intensif ... 30

Gambar 2.5 Metode Latihan Repetisi ... 31

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 13 Tahun Dalam Diagram Batang ... 50

Gambar 4.2 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 15 Tahun Dalam Diagram Batang ... 52

Gambar 4.3 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 17 Tahun Dalam Diagram Batang ... 54

Gambar 4.4 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 21 Tahun Dalam Diagram Batang ... 56

Gambar 4.5 Data Keseluruhan Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Dalam Diagram Batang ... 58

DAFTAR LAMPIRAN Halaman A.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 68

B.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 69

(6)

D.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal

Usia 21 Tahun ... 71

E. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 72

F. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 74

G.Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 17 Tahun ... 76

H.Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 78

I. Tabel Nilai VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap ... 80

J. Surat Penelitian ... 71

K.Surat Balasan Penelitian ... 82

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak

orang menciptakan karya yang menggunakan medium bahasa dengan berbagai

bentuk dan gaya penulisannya. Karya sastra yang ditulis oleh pengarang tidak

semata-mata mengukir keindahan dengan kata-kata, tetapi mereka

menyampaikan suatu pesan dan amanat yang ingin disamapaikan kepada

pembaca.

Apakah karya sastra itu? Untuk menjawab persoalan itu tentu saja tidak

dapat memakai pengertian bahwa yang dinamakan karya sastra itu ialah segala

sesuatu yang tercetak atau tertulis saja sebab pengertian tersebut tidak mencakup

karya sastra lisan (Noor, 2004:11) Lagi pula tidak semua teks yang tercetak atau

tertulis itu termasuk karya sastra. Jadi, Lebih tepat jika dipakai pengertian bahwa

karya sastra ialah karya yang imajinatif, baik lisan maupun tulisan. Sebuah karya

sastra meskipun bahannya ( inspirasinya) diambil dari dunia nyata, tetapi sudah

diolah oleh pengarang melalui imajinasinya sehingga tidak dapat diharapkan

realitas karya satra sama dengan realitas dunia nyata sebab realitas dalam karya

sastra sudah ditambah “sesuatu” oleh pengarang, sehingga kebenaran dalam

(8)

Melalui karya sastra dapat diketahui eksistensi kehidupan suatu

masyarakat di suatu tempat pada suatu waktu meskipun hanya pada sisi-sisi

tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, sastra adalah cerminan dan sebuah

ekspresi tentang kehidupan dan seorang pengarang mengekspresikan

pengalamannya tentang hidup, walaupun pada sisi lain harus diakui bahwa sastra

bersifat otonom yang tidak mesti dihubungkan dengan realitas.

Pengarang-pengarang zaman Balai Pustaka, Pujangga Baru dan Angkatan

’45 menuliskan berbagai karya sastra tentang kehidupan, cita-cita yang terdapat

dalam Islam. Meskipun untuk waktu yang lama keislaman ini tidak muncul

secara sadar dan menonjol, tetapi ia tetap jelas menjadi latar belakang hampir

setiap karya sastra yang muncul dan mereka tulis. Keanekaragaman karya sastra

nasional Indonesia tidaklah memperlihatkan mozaik yang berdasarkan agama

saja, tetapi juga berdasarkan keanekaragaman budaya dan kesenian.

Selain itu kita juga perlu tahu apa yang dimaksud dengan kesusastraan

karena berkaitan erat dengan penjelasan dia atas. Jelaslah bahwa karya sastra

yang merupakan hasil imajinasi pengarang menggunakan bahasa yang indah dan

mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan nasehat dan pesan bagi

pembacanya. Untuk mengetahui pesan dan amanat pengarang dalam karyanya,

kita harus membaca karya-karyanya tersebut dan mengapresiasikannya.

Esensi dari pebelajaran apresiasi sastra adalah siswa harus dapat

melakukan seperti yang dikemukakan oleh Effendi dan Aminuddin (1995 : 35)

yaitu dapat menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga

(9)

3

perasaan yang baik terhadap karya sastra. Bahkan Rosidi dalam Sapardan (

2005:39) dengan tegas memaparkan bahwa pengajaran sastra yang hanya akan

membuat para pelajar hafal akan judul buku dan nama pengarang, tetapi tidak

pernah mendapat keterampilan untuk membaca karya sastranya sendiri adalah

sia-sia, karena fenomena pembelajaran seperti itu adalah siswa baru hafal tentang

judul karya sastra dan nama pengarangnya. Mereka belum mencapai taraf sebagai

apresiator. Kenyataannya bahwa apresiasi para siswa belum memadai.

Saat ini cerita pendek termasuk genre sastra yang kurang diperhatikan

oleh guru maupun siswa. Melihat kenyataan yang ada di masyarakat, cerpen

merupakan genre karya sastra yang cukup luas perkembangannya di masyarakat.

Banyak sekali koran dan majalah yang menyediakan rubrik cerpen dalam setiap

penerbitannya. Bahkan bukan itu saja, para sastrawan telah banyak yang

menerbitkan kumpulan cerpen. Dalam konteks pembelajaran sastra, cerpen

memiliki beberapa kekhususan yang cukup menguntungkan.

Dewasa ini bentuk bacaan cerpen semakin beragam. Sebagai salah satu

sumber bacaan, cerpen merupakan bacaan yang sangat digemari, sebab cerita

yang terdapat dalam cerpen cenderung lebih pendek dan mudah dipahami. Para

penulis cerpen berlomba-lomba membuat cerpen yang bisa menarik minat dan

memenuhi keinginan pembaca dengan memanfaatkan unsur-unsur negatif

misalnya pencitraan seksualitas dan kekerasan. Cerpen yang disinyalir

mengandung unsur negatif sudah banyak beredar di masyarakat. Untuk

(10)

itu tidak pantas dan tidak bermanfaat bagi peserta didik, karena akan berdampak

hanya negatif pada perkembangan anak.

Mengatasi hal tersebut diatas, seharusnya pemerintah lebih selektif dalam

memilih cerpen, untuk diedarkan dalam masyarakat. Selain itu, untuk kebaikan

peserta didik, sebaiknya para pengajar khususnya pengajar Bahasa Indonesia

dalam memberikan contoh cerpen selain memperhatikan unsur kemenarikan,

menyesuaikan tingkat perkembangan peserta didik, juga memberikan cerpen

yang sarat dengan muatan edukatif.

Kumpulan cerpen RECTOVERSO merupakan cerpen yang berbicara

mengenai persahabatan, kehidupan sosial, percintaan, dan kasih sayang. Berawal

dari cerpen Malaikat Juga Tahu peneliti tertarik menggali makna yang terdapat di

dalam cerpen tersebut. Setelah dibaca semua cerpen dalam kumpulan cerpen

RECTOVERSO ini, cerpen-cerpen ini memiliki berbagai ragam suasana

kehidupan. Gambaran kehidupan yang ditampilkan dalam cerpen-cerpen ini

begitu hidup.

Peneliti tertarik untuk mencoba mengembangkan konsep-konsep dan

ide-ide baru dalam dunia pendidikan. Konsep dan ide-ide baru yang menjadi acuan

penulis dalam penelitian ini adalah memberikan contoh rencana pembelajaran

bahasa Indonesia dalam apresiasi sastra melalui analisis struktur cerita pendek.

Dengan adanya analisis ini guru dapat berkaca bahwasanya penganalisisan

sebuah karya sastra dapat membantu siswa mengembangkan ilmu kesusatraannya

secara mendalam dengan pembelajaran analisis struktur sebuah karya sastra (

(11)

5

Analisis struktur merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran

apresiasi sastra. Dikatakan penting karena dengan adanya analisis struktur dari

sebuah karya sastra contohnya cerpen akan memberikan pemahaman yang lebih

mendalam bagi siswa mengenal makna isi sebuah cerpen tersebut. Cerpen yang

merupakan gambaran kehidupan maka siswa dapat mengambil hikmah dan

belajar tentang hidup yang sebenarnya.

Cerpen ( cerita pendek ) merupakan cerita yang menceritakan salah satu

segi dari peristiwa para pelakunya. Kumpulan cerpen RECTOVERSO karya Dee

merupakan objek penelitian ini. Peneliti tertarik memilih kumpulan cerpen

RECTOVERSO ini karena dari kumpulan cerpen ini akan terlihat banyak

peristiwa dan gambaran imajinatif pengarang dalam strukturnya. Pengarang

menggabungkan lagu ke dalam cerpennya, dari sebuah lagu yang diciptakan

tertuanglah sebuah cerita.

Dari uraian tersebut, maka peneliti akan mencoba menganalisis secara

deskriptif masalah yang terdapat dalam kumpulan cerpen pendek RECTOVERSO

karya Dee dari segi strukturnya yaitu unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya

yang membangun masing-masing cerita pendek karangan Dee ini. Dari penelitian

ini semoga akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru dari penganalisisan

Sembilan cerpen karya Dee dari kajian strukturalnya.

B. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini perumusan masalah akan dirumuskan dalam bentuk

(12)

1. Bagaimanakah bentuk unsur intrinsik cerita dalam kumpulan cerpen

RECTOVERSO karya Dee?

2. Bagaimanakah bentuk unsur ektrinsik cerita dalam kumpulan cerpen

RECTOVERSO karya Dee?

3. Apakah kumpulan cerpen karya Dee dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran bahasa Indonesia di SMK?

C. Tujuan Masalah penelitian

Dari rumusan masalah tersebut, tujuan masalah penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik yang terdapat di dalam kumpulan

cerpen karya Dee.

2. Mendeskripsikan unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat di dalam kumpulan

cerpen karya Dee.

3. Mendeskripsikan apakah kumpulan cerpen karya Dee dapat dijadikan bahan

pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang akan didapat terbagi menjadi dua, yaitu manfaat

teoritis dan praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat yang didapat sebagai

sumbangsihnya pada pengetahuan sedangkan manfaat praktis adalah manfaat

yang dapat diterapkan dalam masyarakat terutama dunia pendidikan.

(13)

7

1. Memperkuat teori-teori pemerolehan bahasa yang sudah ada sebelumnya;

2. Dapat menambah khasanah penelitian kesusastraan Indonesia dalam

memahami unsur-unsur struktur dalam suatu karya sastra;dan

3. Menambah referensi bagi penelitian sejenis berikutnya.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini dapat

menjadi rujukan yang dapat membantu pembaca untuk memahami dan

mengetahui unsur struktural dalam kumpulan cerpen karya Dee yang menjadi

objek dalam penelitian ini.

E. Definisi Operasional

1. Analisis struktural adalah analisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik

yang membangun atau membentuk kumpulan cerpen karya Dee.

2. Cerpen yang dijadikan data penelitian diambil dari kumpulan cerpen

RECTOVERSO karya Dee. Cerpen yang menjadi data penelitian terdiri

atas cerpen Curhat buat sahabat, Peluk, Hanya Isyarat, Firasat, Malaikat

juga tahu, Selamat Ulang tahun, Aku ada, Tidur dan Cicak di Dinding.

3. Bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sumber bahan

yang digunakan oleh guru untuk mengajarkan materi-materi yang terdapat

(14)

F. Paradigma Penelitian

Di dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat paradigma

penelitian sebagai berikut.

Cerpe

n

Unsur pembentuk Cerpen

Bahan Analisis

Unsur Instrinsik:

• Tema

• Latar • Alur

• Tokoh/penokohan • Sudut pandang

Unsur ekstrinsik: • Biografi pengarang • Psikologi pengarang • Lingkungan,dan • Pandangan hidup

Hasil analisis

Bisa dijadikan alternatif bahan ajar dalam

(15)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode; logike, logis.

Suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaidah yang diikuti

dalam ilmu pengetahuan ( Komaruddin,2006:152). Pada bab ini akan dipaparkan

tentang metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

sumber data penelitian, populasi dan sampel, dan prosedur penelitian. Untuk

lebih jelaskan akan dijelaskan sebagai berikut.

Dalam melakukan penelitian, dapat menggunakan berbagai macam

metode dan sejalan dengannya rancangan penelitian yang digunakan juga dapat

bermacam-macam. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang

menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian, objeklah yang menentukkan

metode yang akan digunakan (Koentjaraningrat,1977:7).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif.

Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:64), metode deskriptif merupakan sebuah

metode yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadan

yang terjadi pada waktu penelitian. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan

seobjektif mungkin terhadap hal-hal yang menjadi pusat perhatian dan

(16)

Metode deskriptif dipilih karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan

dan menginterpretasikan struktur yang terkandung dalam kumpulan cerita

pendek RECTOVERSO karya Dee. Deskripsi dan analisis dilakukan terhadap

struktur pembangun sebuah cerpen yaitu plot/alur, tokoh dan penokohan, latar,

sudut pandang, dan tema. Metode ini digunakan untuk menawarkan bentuk

rencana pengajaran apresiasi sastra sebagai bahan ajar di sekolah menengah

kejuruan.

Peneliti menganalisis satu per satu cerpen tersebut dari segi strukturnya.

Untuk mendapatkan hasil analisis, peneliti akan mengelompokkan hasil analisis

sesuai stukturnya masing-masing 1 kelompok yang terdiri dari 9 cerpen,

seterusnya dikelompokkan segi plot/alur, tokoh dan penokohan, latar dan sudut

pandang. Dan dari segi unsur ektrinsiknya yaitu dari segi biografi, psikologi dan

keadaan lingkungan, pandangan hidup suatu bangsa.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen.

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan teknik

penelitian digunakan alat pendukung sebagai berikut:

1) Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang

(17)

36

khususnya struktur pembangun cerita pendek dan teori tentang pengajaran

sastra.

2) Kartu analisis teks: kartu yang digunakan untuk menganalisis setiap cerpen.

3) Pedoman analisis teks:pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam

penganalisisan setiap cerpen.

Tabel 3.1

Pedoman Analisis

No Pokok Analisis Unsur Pembangun Tujuan

1. Analisis

b. Sudut pandang:cara atau teknik yang digunakan

(18)

2. Unsur ekstrinsik

memberikan kemiripan kenyataan untuk menimbulkan kesan kesungguhan.

Subjektifitas pengarang

Psikologi pengarang

Lingkungan pengarang

Pandangan hidup suatu bangsa

C. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen RECTOVERSO

yang terdiri dari sebelas cerita. Dari sebelas cerita pendek terdapat dua cerita

pendek berbahasa Inggris, tetapi yang dijadikan sumber data hanya Sembilan

cerita pende berbahasa Indonesia. Karena penelitian ini bertujuan untuk

menyajikan alternatif bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia di SMK YPPT.

2. Data Penelitian

Data untuk penelitian ini adalah Sembilan cerita pendek dalam kumpulan

cerita pendek RECTOVERSO karya Dee. Cerita pendek yang terdapat dalam

buku terdiri atas cerpen (1), Malaikat juga Tahu, (2) Hanya Isyarat , (3) Firasat,

(4) Curhat buat Sahabat , (5) Aku ada, (6) Peluk, (7) Cicak di Dinding, (8)

Selamat Ulang Tahun dan, (9) Tidur. Data dikumpulkan dari Sembilan cerpen

(19)

38

Tabel 3.2 Data Penelitian

(cerita Pendek RECTOVERSO karya Dee)

N

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa cerpen yang diambil sebagai

data penelitian ini terdiri atas Sembilan cerita pendek, (1) Malaikat juga

Tahu, (2) Hanya Isyarat, (3) Firasat, (4) Curhat Buat Sahabat, (5) Aku Ada,

(6) Peluk, (7) Cicak di Dinding, (8) Selamat Ulang Tahun dan, (9) Tidur.

Begitu juga dengan unsur ekstrinsiknya juga diambil dari Sembilan tersebut

cerpen sebagai data. Untuk lebih memudahkan dalam penganalisisan, maka

untuk cerpen Malaikat juga Tahu diberi kode (cerpen 1), Hanya Isyarat

(cerpen 2) dan untuk cerpen Firasat diberi kode (cerpen 3), cerpen Curhat

buat Sahabat diberi kode ( Cerpen 4), cerpen Aku Ada diberi kode ( Cerpen

5), cerpen Peluk diberi kode ( Cerpen 6), Cerpen Cicak di Dinding diberi

kode ( Cerpen 7), cerpen Selamat Ulang tahun diberi kode ( Cerpen 8), dan

(20)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui sejumlah tahapan sebagai berikut:

1. Membaca kumpulan cerita pendek RECTOVERSO karya Dee;

2. Mengidentifikasi struktur yang membangun masing-masing cerita

pendek dalam kumpulan cerita pendek karya Dee;

3. Menampilkan contoh Rencana Perencanaan Pembelajaran terhadap hasil

analisis kumpulan cerita pendek RECTOVERSO karya Dee;dan

(21)

40

Diagram 3.1

Langkah-langkah Penelitian

Cerpen

Analisis Struktur unsur Intrinsik dan

Ekstrinsik

Pengolahan data Pengklasifikasian

masing-masing struktur Cerpen

Kesimpulann

Pendeskripsian hasil analisis struktural ( unsur

(22)

173

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Cerita Pendek dalam kumpulan Cerpen “RECTOVERSO” yang di analisis

dalam penelitian ini terdiri atas Cerpen 1, Cerpen 2 ,Cerpen 3, Cerpen 4, Cerpen

5, Cerpen 6, Cerpen 7, Cerpen 8 dan Cerpen 9. Cerpen- cerpen ini dianalisis dari

kajian struktur yang terdiri dari unsur Intrinsik dan unsur Ekstrinsik. Sebagai

hasil penelitian yang telah dilakukan, di bawah ini dikemukakan simpulan

sebagai berikut.

Cerpen-cerpen karya Dee yang menjadi data penelitian memiliki beragam

peristiwa. Cerpen 4 yang berjudul Curhat buat sahabat juga mempunyai tema

sosial sama dengan Cerpen Selamat Ulang Tahun, Peluk dan Cicak di Dinding.

Cerpen-cerpen tersebut dilatarbelakangi masalah – masalah dan konflik sesama

makhluk individu.

Sedangkan Cerpen tidur mempunyai tema Egoik sama dengan Cerpen

Firasat dan Aku ada. Tema yang menguras emosi pembaca pada saat

membacanya. Karena pengarang pandai menulis cerita yang mampu menguras

emosi pembaca.

Unsur-unsur ekstrinsik dalam Kumpulan Cerpen RECTOVERSO hampir

memiliki banyak kesamaan. Unsur Psikologi yang paling banyak ditemukan

(23)

174

adalah Cerpen 1, Cerpen 4, Cerpen 5, Cerpen 6, Cerpen 3, dan Cerpen 9. Untuk

Unsur ekstrinsik Lingkungan terdapat tiga Cerpen yakni Cerpen 8 dan Cerpen 2,

dan Cerpen 3.

Karya –karya Dee merupakan terobosan baru dalam sebuah karya fiksi.

Karena Dee bukanlah berasal dari kalangan sastrawan. Namun dengan

kemahirannya bermain kata-kata, dia mampu menuliskan cerita yang sangat

kompleks dalam cerita, mungkin ada kata-katanya yang sulit untuk dipahami

namun dengan tema yang banyak mengikat tema cinta, cerita yang sulit menjadi

mudah untuk dipahami. Cerpen-cerpenya meskipun hampir semua ada tema

cintanya namun ada juga tema cinta kasih antara Ibu dan putranya, cinta kasih

yang dihalangi tirai nirwana, cinta kasih yang harus terpisahkan jarak demi

mencari materi. Sehingga pembaca tidak akan bosan untuk membaca. Selain itu

juga Dee mampu mengajak emosi pembaca dalam ceritanya yang

sungguh-sungguh terjadi dalam dunia nyata.

Sembilan Cerpen yang telah dianalisis dapat dijadikan bahan ajar

pembelajaran bahasa Indonesia dalam bersastra pada siwa kelas XII SMK. Hasil

analisis ini dapat digunakan sebagai pelengkap dari materi pelajaran bahasa

Indonesia. Manfaat lain dapat dijadikan bahan renungan bagi siswa untuk

memaknai sebuah karya sastra. Bacaan yang bermakna dan memiliki nilai

kehidupan ada pada karya sastra. Pengenalan tokoh dan karakternya dapat

memberi masukan kepada siswa dalam bersikap. Dengan hasil analisis ini

(24)

strukturalnya yakni mengenai isi cerita dan juga di luar isi cerita atau unsur

ektrisiknya.

B. Saran

Ada beberapa hal yang menurut penulis perlu dipertimbangkan oleh

berbagai pihak sehubungan dengan hasil penelitian ini.

Pertama, melihat kenyataan di sekolah, cerpen kadangkala tidak terlalu

diperhatikan. Kebanyakan sekolah lebih mengutamakan materi ajar apresiasi

sastra adalah puisi dan drama. Padahal Cerpen juga alternatif yang baik karena

memudahkan siswa dalam memahami sebuah cerita. Cerpen merupakan cerita

pendek yang dapat dibaca pada satu waktu, sedangkan Puisi dan drama

memerlukan waktu dan pemahaman yang cukup lama.

Kedua, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, penelitian lain tentang objek yang sama masih

sangat mungkin untuk dilakukan, baik sebagai tindak lanjut dari penelitian ini,

maupun mengangkat masalah lain dalam cerpen.

Ketiga, dunia anak-anak seusia anak SMK sangat membutuhkan perhatian

dari berbagai pihak terutama guru di sekolah dan orang tua di rumah. Karena

begitu banyaknya masukan dari luar yang akan merusak pikiran dan jiwa

anak-anak. Untuk itulah guru di sekolah wajib memeriksa bacaan siswa terutama

(25)

176

Keempat, pihak Dinas Pendidikan Nasional diharapkan dapat

menentukkan dan menggariskan bahan-bahan bacaan yang lebih sesuai dengan

(26)

176

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1995. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra.

Semarang. IKIP Semarang Press.

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Argesindo.

Esten, Mursal.2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Hidayati, Panca Pertiwi. 2000. Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung. Universitas Pasundan.

http://.wikipedia.org/wiki/ceritapendek.( 2008)

http:id.wikipedia.org/wiki/Dewi Lestari ( 2010)

Komaruddin dan Tjuparmah S Yooke. 2006. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Kridalaksana, Harimuksti.1984. Kamus Linguistik: Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia.

Luxemburg, J. V., dkk.1989. Pengantar Ilmu Sastra ( diindonesiakan oleh Dick Hartoko),

Jakarta: Gramedia.

Moleong . 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Noor, Redyanto. 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fakultas Sastra

(27)

177

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Oemarjati, B.S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia.Jakarta: Gunung Agung.

Ratna, Nyoman Kutha.2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Saini K.M dan Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung:Alumni.

Saini K.M dan Sumardjo, Jakob.1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Sapardan, Dadang Ahmad.2005. Penerapan Model Respons Analisis dan Model Moody

dalam Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek. Tesis. Bandung:PPs UPI.

Sayuti, A. Suminto.1996. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: Angkasa.

Semi,Atar.1998. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Siswasih.2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

(28)

Teeuw, A.1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wellek, R dan Warren, A, 1995. Theory of Literature ( diindonesiakan oleh Melanni

Budinata). Jakarta : Gramedia.

Gambar

Tabel        Halaman
Tabel 4.5  Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola
Pedoman AnalisisTabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI.. SEKOLAH

Selain itu, untuk kebaikan peserta didik, sebaiknya para pengajar khususnya pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia dalam memberikan contoh cerpen selain memperhatikan

Oleh karena itu, penulis ingin mengadakan penelitian untuk mengetahui pemilihan kata (diksi) dan citraan yang digunakan dalam menceritakan sebuah cerita pendek

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam kumpulan cerpen BH adalah

Selanjutnya, latar yang digunakan dalam cerita diungkapkan melalui latar tempat, waktu, dan sosial; (2) Berdasarkan analisis psikologi sastra kedelapan cerpen dalam Sepotong Hati

Hasil analisis tentang kemampuan menulis cerita pendek (Kurzgeschichte) dalam bahasa Jerman mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNM, berdasarkan metode

Novel atau cerita pendek sebagai bagian bentuk sastra, merupakan jagad realita yang didalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat

Berdasarkan hasil analisis, peneliti memberikan saran yaitu 1) bagi guru, pada pengajaran bahasa dan sastra Indonesia hasil penelitian ini dapat dijadikan