STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh RUSKANDA NIM 1204624
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN
PEMANFATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMP
Oleh
RUSKANDA
NIM 1204624
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Setudi Pendidikan Bahasa Indonesia pada
Sekolah Pascasarjana
© Ruskanda 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
STRUKTUR DAN NILAI-NILAI RELIGIUS CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DISTUJI DAN ISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004
Pembimbing II
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031003
Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Struktur dan Nilai-nilai Religius dalam Cerpen Anak Karya Anak-anak Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar di Sekolah Menengah Pertama
Ruskanda
Pembelajaran sastra di Sekolah menengah Pertama pada dasarnya bertujuan memberikan kegiatan apresiasi dan pengalaman bersastra. Kegiatan tersebut diharapkan siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra, sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sastra di sekolah dapat dilakukan dengan cara menyuguhkan karya sastra bermutu kepada siswa dalam pembelajaran. Bacaan anak yang bermutu dan layak untuk dijadikan bahan pembelajaran banyak bertebaran di sekitar kita, baik yang berupa buku, ataupun yang tercecer di media massa.Karya-karya tersebut perlu kita tanggapi. dengan cara membacanya, menganalisisnya, dan mengapresiasinya,.Berangkat dari hal tersebut peneliti ingin menganalisis cerpen anak di surat kabar Pikiran Rakyat sebagai upaya memilih bahan pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang struktur, kandungan nilai-nilai religius dan religiusitas tokoh cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat sehingga diproleh gambaran, desain bahan ajar apresiasi sastra siwa SMP dari cerpen tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis cerpen dari segi struktur dan nilai religinya dengan mengklompokan tema; alur; penokohan; latar dan; nilai religinya, selanjutnya diinterpretasikan sebagai hasil analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam cerita anak yang dimuat pada surat kabar Pikiran Rakyat (periode Januari sampai Desember 2012), memiliki struktur berupa unsur-unsur pembentuk cerita pendek (unsur instrinsik) meliputi: rangkain cerita tersusun secara kronologis , penggunaan tokoh rata-rata 3 orang dan penokohannya secra dramatik, latar berkecenderungan di sekolah dan rumah sedangkan kandungan nilai religinya dikelompokan pada tiga unsur utama 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nilai kehidupan (fikih) dan; 3) sikap perilaku (ahlak). Cerpen-cerpen tersebut sangat baik untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMP khususnya kelas IX. berupa modul apresiasi cerpen. Pesan-pesan religius dalam cerita mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam berprilaku sehari-hari.
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB II STRUKTUR, NILAI RELIGIUS DAN BAHAN AJAR CERPEN ANAK 2.1
Definisi Cerpen dan Unsur-Unsur Intrinsiknya ...
Definisi Cerpen ...
Unsur-unsur Cerpen ...
Nilai, Nilai Religius dan Religiuss dalam Cerita Anak ...
Nilai ...
Nilai Religius ...
Nilai Religius dalam Sastra anak ...
Jenis dan Wujud Religiusitas ...
Nilai Sastra Bagi Anak-Anak ...
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.6
Kedudukan Cerpen Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia...
Karakteristik Psikologis Siswa SMP ...
Bahan Ajar ...
Pengertian Bahan Ajar ...
Tujuan Penyusunan Bahan Ajar ...
Prinsif Pengembangan Bahan Ajar ...
Bentuk dan Cakupan Bahan Ajar ...
Modul ...
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.2.9.5
Rangkuman Deskripsi Struktural dan Nilai Cerpen Anak...
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4 Keterbatasan Penelitian ... 136
BAB V BAHAN AJAR DAN RANCANGAN APRESIASI SASTRA DI SMP 5.1 Bahan Ajar ... 138 5.2 Penelaahan Modul oleh Teman Sejawat... 169
5.3 Kegiatan Pembelajaran... 169
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan... 175
6.2 Saran... 176
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendidikan
Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Oleh Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), materi kesusastraan masih merupakan bagian dari
pembelajaran Bahasa Indonesia. Walaupun demikian, hal ini tidak
mengindikasikan bahwa materi kesusastraan itu kurang penting, atau sebaliknya
materi kebahasaan lebih penting. Kedua materi ini sama pentingnya dalam
membentuk pengetahuan dan kepribadian siswa. Bagaikan dua sisi mata uang
koin, keduanya saling mengisi dan melengkapi.
Karya sastra merupakan produk kearifan yang mampu memberikan
pencerahan bagi siapapun yang mengapresiasinya. Siapapun yang menikmati
sastra secara utuh akan mendapatkan pengalaman sastra dalam dirinya. Manusia
dilihat dari sisi psikologis memang menyukai kenyataan serta fiksi. Karya sastra
memperkaya kehidupan penikmatnya baik dengan cara membaca, menulis,
menyimak dan mendiskusikannya. Secara langsung maupun tidak lansung sastra
memperkaya kehidupan pembacanya melalui pencerahan pengalaman dan
masalah-masalah yang hadir di sekitarnya beserta pemecahannhya.
Sastra merupakan fakta kemanusiaan bukan fakta ilmiah. Ruang lingkup
kesusastraan sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan manusia.
Setiap karya sastra memiliki muatan amanat atau pembelajaran bagi pembacanya.
Apabila dihayati dan direnungkan, amanat dalam sastra itu merupakan cerminan
tingkah laku manusia. Amanat yang baik tentu saja dapat menambah pengetahuan,
meningkatkan taraf berpikir, dan mempertinggi budi pekerti.
Sastra dalam bahasa jerman asli disebut sebagai dichtung yang bermakna
sebagai tulisan yang tidak langsung berkaitan dengan kenyataan, jadi yang bersifat
rekaan dan secara implisit ataupun eksplisit dianggap memiliki nilai estetik
2
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran,
buku arsitektur, dan kamasutra (buku petunjuk mengenai cinta) (Teeuw,
2003:23).
Secara konseptual, sastra anak-anak tidak jauh berbeda dengan sastra
orang dewasa (adult literacy). Keduanya sama berada pada wilayah sastra yang
meliputi kehidupan dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan.
Yang membedakannya hanyalah dalam hal fokus pemberian gambaran kehidupan
yang bermakna bagi anak yang diurai dalam karya tersebut. Secara teoritis sastra
anak adalah sastra yang dibaca oleh anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan
orang dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisnya dilakukan oleh orang
dewasa (Sarumpaet, 10: 2010).
Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan
paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu
yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak. Apakah sastra anak
merupakan sastra yang ditulis oleh orang dewasa yang ditujukan untuk anak-anak
atau sastra yang ditulis anak-anak untuk kalangan mereka sendiri tidaklah perlu
dipersoalkan. Kurniawan (2009: 4) mengemukakan sastra anak bukanlah sastra
yang harus ditulis oleh anak dan diperuntukan oleh anak.
Nurgiyantoro (2005:8) Sastra anak adalah buku-buku bacaan yang sengaja
ditulis untuk dikonsumsikan kepada anak, buku-buku yang isi kandungannya
sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkembangan
emosional dan intelektual anak dan buku-buku yang karenanya dapat memuaskan
anak.
Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh
anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang
berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak
juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian
anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi
anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau
senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau
dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga
menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2013)
Dengan melihat arti penting dan pengertian sastra terdapat bukti bahwa
karya sastra dapat memberikan solusi untuk dunia pendidikan. Baik untuk
penanaman ahlak (dasar religiusnya) maupun pengetahuan intelektualnya. Hal ini
akan memberikan warna yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain.
Pengajaran sastra di sekolah dalam hal ini di SMP diarahkan terutama
pada proses pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal
bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi
cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra
sebagai suatu karya yang indah dan bermakna.
Karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak
merupakan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak.
Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan
hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu.
Anak usia SMP pada jenjang kelas awal yakni usia 11-13 tahun, sebagai
pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia
rekaan yang tergambarkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman
dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan
menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan,
bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
readiness anak.
Dunia kesusastraan memiliki semesta pengalaman yang sangat luas.
Dalam pembelajaran-pembelajaran yang lain, siswa digiring pada suatu metode
pemecahan masalah-masalah dengan jalan latihan. Akan tetapi, dalam
4
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengapresiasi dan mencoba menelusuri suatu pengalaman sebagai model
pemecahan masalah. Pengalaman tersebut terus melekat bukan saja dalam ingatan,
tetapi juga pada tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak unsur dan nilai yang bisa dieksplorasi untuk kemudian dijadikan
teladan dari karya sastra baik karya sastra untuk anak-anak sampai orang dewasa.
Hal ini dapa menjadi asset penting dalam mem bangun karakter anak bangsa,
melalui pendidikan di sekolah, yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Bentuk nilai-nilai serta aspek yang tersaji dalam bacaan anak seperti nilai
moral, budaya serta aspek bahasa, harus menjadi pertimbangan penting, di
samping aspek hiburan tentunya. Sarumpet (2010:4) menyatakan mengenai
haltersebut, bahwa dalam berpikir mengenai anak, kehidupan, bacaan, serta
bermacam persoalan yang berkaitan dengannya, perlu secara sadar meletakan
semua itu dalam konteks budaya anak, dan tidak menggunakan konteks budaya
kita sendiri sebagai orang dewasa. Sisi kognitif dan psikologi, mereka pun
tentunya mengalami masukan dan perkembangan dan ini juga harus dipahami jika
seseorang ingin menggeluti dunia sastra anak.
Penelitian yang membahas sastra anak relatif masih sedikit, padahal
perkembangan kognisi, emosi, dan keterampilan anak tidak terlepas dari peran
karya sastra (Kurniawan. 2009: 1). Oleh karena itu, analisis yang dilakukan
terhadap sastra anak sangat diperlukan
Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di
Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penulis yang terjun ke dunia penulisan
sastra anak untuk mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara.
”Sekarang ini tidak ada pengembangan tema dan cerita baru yang diangkat dari cerita rakyat Nusantara. Penulis hanya mengulang cerita-cerita lama dengan
versi yang berbeda-beda sehingga buku bacaan anak miskin tema,” kata Murti
Bunanta, Ketua Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA).Ia mencontohkan,
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
versi. Padahal, Indonesia dengan keragaman budayanya memiliki banyak cerita
rakyat yang bisa digali. (Kompas 21 juli 2012)
Kurangnya para penulis yang terjun ke dunia penulisan sastra anak untuk
mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara, sangat dirasakan oleh para guru
terutama guru bahasa Indonesia. Mereka kesulitan bahan ajar ketika akan
mengajarkan materi kesusastraan seperti halnya dalam mengapresiasi cerpen.
Ada asumsi yang mengatakan bahwa pembelajaran sastra di
sekolah-sekolah kurang berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pengajaran sastra tampaknya belum mencapai target sesuai hasil yang diharapkan.
Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya keluhan, baik tentang jumlah dan mutu
pengajar, jumlah dan mutu buku-buku yang dipergunakan, maupun tentang hasil
belajar yang belum mencapai hasil yang memuaskan (Lasmayati,2009: 28).
Asumsi yang kurang baik tersebut sudah sepantasnya menjadi renungan
kita bersama, apalagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan calon Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra harus kita benahi agar tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat kita capai dengan hasil yang memuaskan.
Dalam hal ini, guru harus mampu memilih bahan atau materi pembelajaran sastra
yang berkualitas. Dengan demikian, memilih bahan, mengurutkan bahan
pembelajaran, dan menyampaikan bahan tersebut kepada siswa menjadi
keterampilan mutlak yang harus dikuasai seorang guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Pengajaran sastra yang minim akan bahan ajar, guru kadang hanya
bergantung pada contoh-contoh karya sastra yang ada pada buku teks. Dan lebih
diperparah lagi contoh-contoh karya sastra (cerpen) yang ada di buku teks tidak
ada yang utuh, melainkan kutipan-kutipan atau penggalan-penggalan. Karya sastra
semacam itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi si pembacanya.
Padahal bacaan anak yang bermutu dan layak untuk dijadikan bahan
pembelajaran banyak bertebaran di sekitar kita, baik yang berupa buku, ataupun
yang tercecer di media massa (surat kabar, majalah, dan tabloid). Karya-karya
6
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan cara membacanya, mengobservasinya, dan mengapresiasinya, Apresiasi
atas karya sastra yang tersebar itu bukan hanya penting karena dapat memperkaya
batin sekaligus pemahaman kita akan dunia anak, tetapi juga bermanfaat untuk
memperdalam pengertian kita akan pikiran dan jiwa mereka (Sarumpaet, 2010:
vii)
Agar proses belajar lebih optimal dan hasilnya akan lebih baik, proses
pembelajaran harus sepenuhnya melibatkan siswa secara menyeluruh terhadap
kegiatan atau aktivitas belajar. Hal ini dapat dimungkinkan apabila guru dapat
mengakomodasi potensi-potensi yang ada pada diri siswa tersebut.
Seorang guru Bahasa Indonesia harus mampu mengarahkan anak didiknya
untuk memiliki keterampilan berekspresi dan berapresiasi dengan baik, supaya
tumbuh rasa kecintaan siswa terhadap suatu karya sastra. Oleh karena itu, guru
harus terampil memilih dan menilai karya-karya mana yang sesuai untuk
dijadikan bahan pembelajaran kepada siswa. Guru dituntut untuk dapat
mengetahui karya-karya mana yang cocok dan sesuai dengan tingkat kematangan
dan kesiapan jiwa para siswanya.
Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru hendaknya mengadakan persiapan termasuk meneliti bahan pembelajaran yang akan diberikan kepada
siswa. Sudah sesuaikah bahan pembelajaran tersebut dibawakan di dalam kelas,
ditinjau dari segi amanat atau pesan moral (intentionnya), gayanya, dan cara
mengemukakan persoalannya? Hal ini bertujuan supaya bahan pembelajaran
tersebut sesuai tingkat dan taraf berpikir siswa, karena bahan pembelajaran yang
baik itu tidak terlalu mudah dan juga tidak terlampau susah menurut jangkauan
berpikir siswa.
Selain itu bahan ajar yan baik dan bermutu akan membantu perkembangan jiwa
anak. Nurgiyantoro (2012) menekankan bahwa perkembangan anak untuk mencapai
tingkat kedewasaan sesuai dengan yang diinginkan tidak akan terjadi dengan sendirinya
tanpa diusahakan dengan pemberian bantuan secara sadar dan terencana. Salah satu
bantuan yang diberikan kepada anak adalah dengan menyediakan bacaan sastra yang
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan berdampak positif bagi perkembangan anak selanjutnya secara komprehensif. Salah
satu dampak itu adalah kesadaran pentingnya membaca oleh anak untuk memperoleh
berbagai pengetahuan, pengalaman, dan kenikmatan. Dengan adanya kesadaran itu dapat
diharapkan setelah menjadi manusia dewasa kelak anak-anak itu tetap mau membaca
untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan hidup. Oleh karena itu, penyediaan
bacaan kesastraan bagi anak-anak harus menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas
kita.
Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai
baik buruknya dari segi sastra, relevan tidaknya dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran, faktor kesesuaian tingkat kematangan dan taraf berpikir siswa.
Bahan pembelajaran yang baik jangan terlampau sulit dari jangkauan berpikir
siswa, dan sebaliknya juga jangan terlalu mudah dari kemampuan berpikir siswa.
Hal ini diharapkan supaya pembelajaran sastra tidak menyimpang dari ketentuan
dan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pengajar mempunyai
kewenangan untuk memodifikasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan,
(http://jurnal-sastra//blogspot.com: 24 September 2012).
Penyediaan buku bacaan sastra kepada anak-anak sejak dini, sejak masih
bernama anak-anak, diyakini akan membantu literasi dan kemaun membaca anak
pada perkembagan usia selanjutnya (Nurgiyantoro, 2005:Vi). Kenyatan tersebut
menjadi suatu pencerahan bahwa penyedian bahan ajar berupa bacaan-bacaan
anak mutlak diperlukan. Untuk mendapatkan bacaan-bacaan anak yang
berkualitas diperlukan berbagai penelitian-penelitian berkenaan dengan berbagai
bacaan anak yang tesebar, baik yang berupa buku maupun yang terdapat di media
cetak seperti halnya majalah atau surat kabar.
Pembelajaran sastra di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan pembelajaran dalam mengapresiasikan suatu karya sastra. Dari proses
apresiasi ini, diharapkan muncul daya nalar, daya kritis, pengmbangan nilai-nilai
karakter, dan daya khayal dari diri pmbelajar. Pembelajaran yang runtut dan
8
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepekaan terhadap gejala atau fenomena social yang terjadi di masyarakat
Sarimanah, (65: 2012).
Pengunaan cerpen sebagai bahan ajar di sekolah didasarkan pada beberapa
alasan. Pertama jika diamati secara teliti dan berdasarkan data empiris,
pembelajaran sastra sejak dahulu sampai sekarang tidak banyak mengalami
peningkatan.Sejalan dengan itu, beberapa pengamat mengatakan pengajaran
apresiasi sastra di sekolah belum memenuhi harapan sebagaisuatu pengajaran
apresiasi yang berhasil. Pembelajaran sastra sering hanya berbentuk hapalan
sejarah atau historisnya, sedangkan hal-hal yang bersipat apresiatif tidak disentuh
(Sayuti, 1996:1).
Kedua, materi-materi sastra yang terdapat dalam buku-buku teks yang
diwajibkan disekolah masih kurang lengkap. Minimnya materi tersebut
menyebabkan guru tidak leluasa memilih bahan sesuai dengan kebutuhan siswa
sehingga guru sulit untuk memvariasikan materi ajar. Oleh karena itu,
ketergantungan guru pada pilihan materi yang minim dan sikap yang terikat pada
otoritas dalam memilih bahan ajar, perlu diubah pada kigiatan yang kreatif dalam
memilih dan memnentukan bahan ajar yang sesuai dan menarik. Penelitianini
bermaksud untuk menggunakan cerpen anak yang ada pada surat kabar Pikiran
Rakyat sebagai materi dalam memperkaya bahan ajar.
Ketiga, berbicara tentang keberhasilan pengajaran sastra di sekolah, minat
siswa tentang mata pelajaran yang disajikan oleh guru ikut mempengaruhi hasil
belajar mereka. Selain metode yang tepat, bahan ajar yang menarik juga dapat
membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diikutinya. Oleh
karena itu, menurut Rusyana (1984:335) guru harus selalu berinisiatif dalam
mencari bahan ajar yang menarik untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya.
Kekurangan bahan ajar sastra dalam hal ini cerpen, mutlak dicarikan jalan
keluarnya. Salah satunya memaksimalkan peran guru bahasa Indonesia untuk
menyediakan, mencari atau menganalisis cerpen-cerpen yang terdapat pada
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan dan kognisi anak. Untuk itu guru perlu melakukan penelitian atau
telaah terhadap bahan-bahan tersebut.
Penelitian mengenai buku-buku sastra karya anak-anak ini baru dilakukan
oleh Suyatno (2009). Suyatno mengkaji struktur naratif 10 (sepuluh) novel anak,
karya anak Indonesia (usia 7-12 tahun), meliputi empat aspek, yakni tema, alur,
penokohan dan latar. Pratiwi (2010) Ia mneliti bacaan anak KKPK yang ditelitinya
nilai-nilai ahlak mulia dan Haras (2011) dengan bacaan yang sama fokus
penelitiannya pada struktur narasinya. Junaedi (2011) meneliti cerpen anak pada
surat kabar kompas, fokus penelitiannya pesan moral dan nilai budaya cerpen
tersebut.
Sedangkan penelitian-penelitian lainnya mengenai sastra anak yang ada saat
ini pada umumnya lebih fokus pada karya sasta anak yang dihasilkan oleh orang
dewasa, baik ditinjau dari unsure intrinsiknya serta respon anak-anak terhadapnya.
Penelitian tersebut antara lain oleh Riyadi (1995) berupa kajian struktur narasi 33
cerita anak yang dimuat dalam majalah bahasa jawa; septiningsih dkk (1998) yang
mengkaji cerita anak yang dimuat di majalah Bobo, Amanah dan Ananda; Imrotul
(2003) yang mengkaji struktur naratif, nilai didaktis dan resepsi pembaca terhadap
cerita rakyat di Jawa timur, Sudin dkk (2005) yang melakukan kajian terhadap
bacaan anak-anak yang ditransformasikan dari cerita pertujunukan rakyat, serta
sujatmiko (2003) yang mengkaji bahasa sastra anak dalam bacaan anak SD degan
kapasitas pembaca 8-12 tahun ( suyatno 2009:63-64).
Berdasarkan kenyataan di atas berkenaan dengan masih minimnya
penelitian pada saastra karya anak-anak dan belum ada yang meneliti nilai-nilai
religius pada cerpen anak dalam surat kabar Pikiran Rakyat (Studi Deskriptif
Sastra Anak), melatarbelakangi ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian
cerpen anak pada Pikiran Rakyat yang difokuskan pada struktur dan nilai-nilai
religinya.
10
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa bahan bacaan sastra anak dapat memberikan nilai-nilai tinggi bagi poses
perkembangan pendidikannya.
Selain itu penelitian tentang bacaan anak, berupa cerpen anak yang ada di
Kompas dilakukan oleh Ojun Junaedi (2011:vi) dalam tesisnya dengan judul, “
Pesan Moral dan Nilai Budaya Pada Cerpen Anak.” Kesimpulan hasil analisisnya cerpen anak yang terdapat pada kompas mengandung pesan-pesan didaktis
(moral). Yang layak dijadikan bahan ajar apresisi sastr. Keberadaan
penelitian-penelitian tersebut memberikan motivasi, wawasan dan keyakinan penulis untuk
melakukan penelitian dalam upaya menemukan bahan ajar apresiasi sastra yang
berkualitas, Yang didalamnya mengandung nilai-nilai didaktis.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sastra, peneliti ingin
menghadirkan bahan pembelajaran yang baik dan bermutu. Salah satu langkah
yang ditempuh ialah dengan cara menganalisis cerita anak di surat kabar Pikiran
Rakyat Minggu. Analisis cerita anak yang akan dilakukan lebih menitik beratkan
kepada struktur cerpen tersebut dan nilai - nilai religi yang terdapat dalam isi
ceritanya.
Dalam hal pemilihan surat kabar, tentunya dipilih surat kabar yang
memiliki kualitas yang baik, serta menyediakan rubrik khusus untuk anak-anak
secara konsisten dan berkala. Seperti halnya Pikiran Rakyat. Selain alasan
tersebut yang memjadi pertimbangan lain bahwa Pikiran Rakyat sudah cukup
lama sekitar 19 tahun mempasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan rubrik
anak setiap hari Minggu. Cerpen yang dimuatpun memenuhi kriteria yang telah
ditentukan oleh redaksi diantaranya harus mengandung nilai didaktis. Selain
alasan-alasan tersebut Pikiran Rakyat merupakan koran lokal Jawa Barat dan
Banten yang mudah untuk mendapatkannya, sehingga tepat untuk dijadikan bahan
penelitian oleh penulis.
Pemilihan bahan ajar sastra meliputi identifikasi terhadap nilai-nilai
pendidikan terutama nilai-nilai religius serta kebermaknaanya bagi anak didik.
Tingkat kebermaknaan bahan ajar karya sastra merupakan hal penting yang harus
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kenyataan tersebut, penelitian terhadap struktur dan nilai-nilai
religius dalam cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat dan pemanfaatnnnya
sebagai bahan ajar di SMP kelas IX sangat penting dilakukan.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah-masalah yang teridentifikasi adalah seperti berikut ini.
1. Masih terbatasnya sumber belajar sastra bagi anak-anak terutama yang
bertemakan cerita Nusantara.
2. Cerpen dalam buku teks tidak menampilkan cerpen yang utuh
3. Belum banyak bacaan anak yang mengkaji atau menganalisis dari segi
struktur maupun isi sesuia tidaknya dengan perkembangan anak.
4. Guru belum terbiasa menggali sumber belajar sastra selain dari buku teks
5. Apakahkah cerpen anak pada pikiran rakyat telah mengandung nilai-nilai
religius.
1. 3 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang peneliti tersebut dapat dirumuskan fokus
permasalahan penelitian ini seperti berikut.
1. Bagaimana struktur cerpen anak yang terdapat dalam Pikiran Rakyat?
2. Kandungan nilai-nilai religius apakah yang terdapat pada cerpen anak
Pikiran Rakyat?
3. Bagaimana tokoh menggambarkan nilai religiusitas dalam cerpen anak
pikiran rakyat?
4. Bagaimana desain bahan ajar cerpen anak pada pikiran Rakyat apabila
dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra (cerpen) di SMP?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Memperoleh deskripsi tentang struktur cerpen anak pada surat kabar
12
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mendeskripsikan kandungan nilai-nilai religius cerpen anak pada surat
kabar Pikiran Rakyat.
3. Menggetahui nilai-nilai religiusitas tokoh dalam cerpen anak pada Pikiran
Rakyat.
4. Memproleh gambaran, desain bahan ajar apresiasi sastra siwa SMP dari
cerpen anak pada Pikiran Rakyat.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun
praktis, yaitu sebagai berikut ini.
1. Secara teoretis
a. Sebagai sumbangan penting dalam memperluas wawasan bagi kajian
mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran sastra
sehingga dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian yang
akan datang.
b. Menambah masukan bagi para guru untuk mencari bahan-bahan
pembelajaran apresiasi sastra yang lebih menarik dan menantang;
c. Sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan model untuk mencari bahan
pembelajaran apresiasi sastra.
b. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan efektivitas pembelajaran apresiasi
sastra khususnya pembelajaran apresiasi cerita pendek.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tesis ini, menggunakan
pedoman penulisan karya ilmiah yang di keluarkan oleh Universitas Pendidikan
Indonesia tahun 2012. Berdasarkan pedoman tersebut, tesis dibagi menjadi lima
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
identifikasi masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sitematika penulisan.
Sebuah karya Tulis ilmiah, diharuskan mengacu pada beberapa teori,
sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian serta hipotesis penelitian. Teori- teori tersebut, dalam tesis ini terdapat
dalam bab dua. Bab ini mencoba menghadirkan teori para alhi atau kajian teori
yang disandarkan fokus masalah tentang struktur religius dan bahan ajar cerpen
anak. Teori yang akan dikaji tentang pengertian sastra anak, hakikat dan fungsi
sastra anak, jenis sastra anak, definisi cerpen dan unsure-unsur intrinsiknya, nilai
religius dan religiusitas dalam sastra anak, karakteristik psikologi sastr anak dan
bahan ajar.
Bab tiga dalam penelitian ini, yakni metode penelitian. Komponen yang
terdapat dalam bab ini diantaranya: Populasi dan sampel penelitian, desain
penelitian, definisi oprasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data
dan analisis data.
Bab empat pembahasan, dalam bab ini akan dibahas mengenai data
penelitian, analisis struktur, nilai-nilai religius dan temuan hasil penelitian. Dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab lima menghadirkan model bahan ajar berupa modul kesusastraan dan
rancangan pembelajarannya, sedangkan pada bab enamnya berisi kesimpulan dan
14
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan metode penelitian, termasuk beberapa
komponen berikut: teknik pengumpulan data, instrument penelitian, sumber data
penelitian, populasi dan sampel, dan prosedur penelitian.
3.1 Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran
penelitian. Dalam pengertian yang lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara,
strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan
rangkaian sebab akibatnya berikutnya. Metode berfungsi untuk menyederhanakan
masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Pernyataan
tersebut dipertegas Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 56) yang mengatakan
bahwa metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk
mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.
Syamsuddin dan Damaianti (2006: 14) mengatakan bahawa metode
penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan
secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan
agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan.
Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang
menjadi sasaran.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, betapa pentingnya metode dalam suatu
penelitian. Metode penelitian sangat diperlukan sebagai arah dalam melaksanakan
penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
48
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu,
menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif. Creswell (2003: 18),
menjelaskan,” A qualitative approach is one in wich the inquirer often makes
knowledge claim based primarily on constuctivist perspectives (i. e. the multiple
meaning of individual experiences, meanings socially and historically
constructed with an intent of developing a theory or patern) or advocacy/
participatory perspectives (i. e. political, issue-oriented, collaborative or change
oriented) or both”. menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu penemuan yang sering membuat tuntutan pengetahuan pada peneliti berdasarkan
pada perspektif para pemikir konstuktif (sebagai contoh: pemaknaan yang
bermacam-macam dari pengalaman-pengalaman individual, makna-makna secara
sosial, serta konsep-konsep historis, dengan pemaknaan dari perkembangan
sebuah teori maupun pola-pola) ataupun dukungan/ perspektif parsipatoris
(sebagai contoh: masalah-masalah politik, orientasi isu-isu, maupun orientasi
kolaboratif atau perubahan orientasi atau keduanya).
Qualitative researchers study things intheir natural settings, attempting to
makes sense of or interpret phenomenon interm of the meanings people bring to
them (Denzine & Lincoln, 2000: 3). Mengandung pengertian bahwa: para peneliti
kualitatif mempelajari hal-hal di lingkungan alami mereka, berusaha membuatnya
masuk akal atau menafsirkan fenomena dalam istilah-istilah yang dibawa oleh
orang-orang kepada mereka.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (Moleong, 2005: 2-3),
pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan
dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran
tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan,
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan
bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas
penghitungan persentase, rata-rata, kuadrat, dan penghitungan lainnya. Dengan
kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada penghitungan, angka, atau
kuantitas. Hal ini yang membedakan dengan penelitian kualitatif.
Mayring (2000), menjelaskan penelitian kualitatif, ”Qualitative content analysis want to preserve the advantages of qualitative contens analysis for a
more qualitative text interpretation” (analisis kualitatif mempunyai banyak kelebihan/keuntungan dalam menginterpretasikan teks atau bahan penelitian).
Menurut Wallen dan Warren (dalam Cahyani, 2011:224) penelitian kulalitatif adalah studi yang penekanannya berhubungan dengan
aktivitas-aktivitas, situasi-situasi atau bahan-bahan yang memerlukan deskripsi yang utuh
tetntang sesuatu.
Mc Millan dan Scmaher (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2006: 73)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi
karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung
dan berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Ratna (2011: 53) mengungkapkan bahwa metode deskriftif
analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan kata-kata yang kemudian disusul
dengan analisis. Metode deskriftif digunakan tidak terbatas hanya pada
pengumpulan dan penyususnan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi
tentang arti data itu. Dalam hal ini, metode deskriftif analisis berarti bukan hanya
melakukan deskripsi murni, melainkan juga menetapkan arti, dan menarik
kesimpulan atau impilkasi. Dengan demikian, metode ini berusaha pula
50
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan dengan cara menunjukkan fakta-fakta yang berhubungan dengan
struktur cerita, dilanjutkan dengan penganalisisan fakta-fakta data dan dilengkapi
dengan pendeskripsian dan nilai-nilai religius yang terdapat dalam cerpen anak
yang diteliti..
Sugiyono (2010:22) menambahkan mengenai hal tersebut, menurutnya data
yang terkumpul menggunakan metode ini berupa atau berbentuk kata-kata atau
gambar, sehingga tidak terlalu menekankan pada angka. Jadi metode deskriptif
digunkan untuk membantu identifikasi dan pemaparan unsur-unsur yang menjadi
fokus penelitian.
Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan struktur dan nilai religius yang terkandung dalam cerita
pendek anak-anak yang termuat dalam rubrik “Anak” surat akabar Pikiran Rakyat
Deskripsi dan analisis dilakukan terhadap struktur pembangunan cerpen yaitu
plot/alur, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan tema. Metode ini juga
dilakukan dalam menganalisis nilai religius yang terkandung di setiap cerpen
anak tersebut.
Prosedur yang ditempuh oleh peneliti dalam menganalisis cerpen dari segi
struktur dan nilai religinya dengan mengklompokan.
- tema;
- alur;
- penokohan;
- latar dan;
- nilai religinya.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian sering disebut juga dengan rancangan penelitian. Pada
bagian ini diungkapkan bentuk rancangan penelitian yang dilakukan. Bagian
rancangan penelitian merupakan deskripsi tentang kegiatan penelitian yang
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas pendekatan atau desain penelitian apa yang akan diterapkan. Hal ini dimaksudkan
agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempuunyai landasan kokoh, dilihat
dari sudut metodologi penelitian. Di samping pemahaman hasil penelitian yang
akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.
Objek dan masalah penelitian memang mampengaruhi
pertimbangan-pertimbangan mengenai pendekatan, desain, ataupun metode penelitian yang akan
diterapkan. Tidak semua objek dan masalah penelitian bisa didekati dengan
pendekatan tunggal, sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang
berbeda dengan tujuan objek dan masalah yang akan diteliti, tidak pas atau kurang
sempurna dengan satu pendekatan. Maka pendekatan lain dapat digunakan, atau
bahkan mungkin menggabungkannya.
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),
menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan,
mencari hubungan, menafsirkan. Suknadinata (2008: 58) mengatakan bahwa
metode penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan
prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber
data, dan kondisi apa arti data dikumpulkan, dan dengan cara apa data dihimpun
atau diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode
penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang
diteliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data kulaitatif yang
berupa deskripsi struktur cerpen (unsur intrinsik cerpen), dan nilai religiusnya.
Pengumpulan data ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dilakukan
pengkajian unsur pembentuknya dengan menggunakan pendekatan struktural.
Dari tahap ini akan diperoleh deskripsi struktur unsur intrinsik dan nilai religius
52
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengkajian atau menginterpretasi temuan hasil penelitian layak tidaknya untuk
dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMP.
Untuk lebih jelasnya desain dalam penelitian ini di gambarkan dalam
bentuk bagan sebagai berikut.
Gambar 3.2
Nilai religius Cerpen anak
1. Keimanan
2.Norma Kehidupan 3. Sikap prilaku
Cerpen Anak pada surat kabar
Pikiran Rakyat
Pembangun Cerpen Anak
1. Alur 2. Penokohan 3. Latar
4. Sudut Pandang 5. Tema
Analisis Pembangun
Cerpen dan Nilai Religius
Cerpen Anak
Langkah-langkah:
1. Memilah-milah cepen yang sesuai dengan criteria.
2. Membaca cerpen-cerpen anak tersebut
3. Mengidentifikasi struktur dan nilai religi
4. Merangkum hasil temuan
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Teknik Pengumplan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, diantaranya
sebagai berikut.
1. Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan dengan untuk menggali teori yang relevan dengan
hal-hal yang dikaji dalam penelitin ini. Teori tersebut diantaranya adalah teori
tentang struktural, khususnya struktur pembangun cerita pendek, teori
tentang nilai religius.
2. Diskusi Kelompok Terfokus
Teknik diskusi ini digunakan dalam upaya menggali, mengklarifikasi,
memperbaiki dan melengkapi hasil analisis bersama dosen maupun dengan
teman sejawat.
3.4 Definisi Oprasional
Untuk lebih memahami peristilahan yang dalam penelitian ini, berikut ini
dikemukakan definisi oprasionalnya.
1. Struktur cerpen merupakan susunan yang terkandung dalam cerpen anak
yang saling terkait sehingga memberi makna yang menyeluruh pada
cerpen anak tersebut.
Hasil Analisis
Bahan Ajar Apresiasi Bahasa dan Sastra
54
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Nilai religius merupakan perilaku manusia yang didasarkan pada ajaran
agama, dan semua agama mengajarkan kepada kebaikan. Dalam cakupan
religius keislaman ada nilai-nilai tertentu yang harus ada (tauhid, fikih, dan
ahlak)
3. Cerpen anak adalah cerpen yang diperuntukan untuk anak-anak yang
ditulis baik oleh anak-anak maupun penulis dewasa, yang ada disurat
kabar Pikiran Rakyat yang terbit setiap hari minggu.
4. Surat kabar Pikiran Rakyat adalah media masa atau media cetak (koran)
lokal Jawa Barat dan Banten.
5. Bahan ajar sastra adalah bahan atau materi kesusastraan yang akan
diajarkan kepada siswa sebagai upaya untuk meningkatkan daya apresiasi
sastra.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan teknik
penelitian digunakan alat pendukung sebagai berikut:
1) Pedoman anlisis teks: pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam
penganalisisan setiap cerpen;
2) Pedoman analisis nilai religius pada cerpen-cerpen anak tersebut.
Tabel 3.1 Pedoman Analisis
No Pokok Analisis Unsur Pembangun Tujun
1. Analisis Struktur
Cerpen
a. Plot atau alur: jalan cerita
atau berlangsungnya rentetan
suatu peristiwa yang
sambung menyambung
b. Latar: tepat kejadian, waktu,
- Untuk
mengetahui isi
dari unsure
pembangun
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau suasana yang
memberikan kemiripan
kenyataan untuk
menimbulkan kesan
kesungguhan.
c. Tokoh dan penokohan: tokoh
mengacu kepada orangnya,
sedangkan penokohan
merujuk kepda watak yang
dibawa oleh tiap-tiap tkoh
cerita.
d. Sudut pandang: cara atau
teknik yang digunakan
pengarang dalam
mencurahkan berbagai sikap
dan pandangan melalui para
tokoh cerita dan digunakan
sebagai tempat berpijak
pengarang dalam
menyampaikan
pandangannya.
e. Tema: makna yang
terkandung dalam suatu
karya sastr dan dijadikan
dasar penyusunan karya
sastra yang digambarkan
melalui para tokoh.
cerpen yang
akan dianalisi
- Agar mudah
memahami
bahwa unsure
pembangun
cerpen dapat
mendeskripsik
an keseluruhan
56
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Nilai Religius 1. 1. Keimanan (Tauhid)
a. Iman kepada Allah
b. b. Taqwa kepada Allah
c. c. Taubat
2. 2. Norma Kehidupan (Fiqih)
3. a. Halal
b. Haram
c. Makruh
d.Mubah
e. Sunat
4. 3. Sikap Prilaku (Akhlak)
a. Sabar
b. Rendah hati
c. Tawakal
d. Jujur
e. Ikhlas
f. Disiplin
g. Cara Berpakaian
Jauhari, (2009:36-37
Untuk mengenal
dan meneladani
nilai religius yang
tergambar dari
masing-masing
cerpen yang
dianalistis.
3.6 Data dan Sumber Data Penelitian
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen anak yang
termuat dalam surat kabar Pikiran Rakyat. Alasan penulis dalam memilih surat
kabar tersebut adalah dengan pertimbangan dan asumsi bahwa surat kabar ini
merupakan salah satu surat kabar Lokal yang sudah lama beredar di Jawa Barat
dan Banten yang memang kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu
surat kabar Pikiran Rakyat merupakan surat kabar yang mudah didapat dan
satu-satunya surat kabar lokal Jawa Barat dan Banten yang memuat rubrik anak salah
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut Pikiran Rakyat pun akan mudah diperoleh oleh anak-anak bila cerpen
yang terdapat di dalamnya layak untuk dijadikan bahan ajar.
Data untuk penelitian ini adalah dua belas cerita pendek yang mewakilli
setiap bulan selama tahun 2012. Pengambiln data dari surat kabar yang terbit
pada bulan-bulan tersebut melibatkan dua orang rekan guru Bahasa Indonesia
ditempat tugas peneliti bekerja, yakni di SMPN 1 Cimanuk,
Indikator dalam pemilihan cerpen-cerpen untuk dijadikan sumber data
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Nama pengarang cerpen;
2. Judul cerpen;
3. Bahasanya mudah dipamai;
4. Tema sesuai tingkat umur siswa SMP:
5. Memuat pesan yang baik (pesan Religius).
Selain itu pengambilan data ini disesuaikan dengan kemampuan tenaga,
waktu, dan biaya yang ada pada peneliti. Adapun judul-judul cerpen yang
mewakili adalah: (1) “Jujur Pembawa Mujur” (3 Januari 20112), (2) “Sahabat dalam Suka dan Duka” (7 Februari 2012), (3) “Peluk Cium Sang Kakak ” (14 Maret 2012), (4) “Calon ketua ” (11 April 2012), (5) “Harapan Lisa” (23 Mei 2012), (6) “Sahabat Sejati” (6 Juni 2012), (7) “Ibu” (25 Juli 2012), (8) “Untung Ada HP” (29 Agustus 2012), (9) “Nasib Mbah Toto” (5 Sptember 2012), (10) “Perang Badar ” (24 Oktober 2012), (11) “Adik Baru Buat Nadilla” (28 November 2012), (12) “Arti Sebuah Kejujuran” (19 Desember 2012).
3.7 Teknik Analisis Data
Teknis anlisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses
pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur dan nilai-nilai moral yang
terdapat dalam cepen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat. Selanjutnya hasilnya
58
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditarik kesimpulan tentang struktur dan nilai religius pada cerpen anak dalam surat
kabar Pikiran Rakyat.
Berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul data dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membaca cerpen-cerpen anak tersebut.
2. Mengidentifikasi struktur dan nilai religius cerpen anak pada surat kabar
Pikiran Rakyat tersebut.
3. Membuat catatan-catatan berdasarkan hasil analisis untuk nantinya digunakan
untuk menginterpretasikan hasil analisis data.
4. Mendeskripsikan struktur dan nilai religius cerpen berdasarkan interpretasi
yang dilakukan.
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
175
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Cerita anak karya anak-anak yang dimuat pada surat kabar Pikiran Rakyat
(periode Januari sampai Desember 2012), berdasarkan hasil penelitian pada bab
empat dan mengacu pada hasil analisis terhadap fokus masalah penelitian dapat
disimpulkan dari analisis tersebut, sebagai berikut.
1)cerita anak karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat memiliki unsur
pembangun atau telah memiliki struktur berupa unsur intrinsik berikut; tema,
kecenderungan tema pada cerpen-cerpen tersebut kesetia kawanan sosial dan
kesatria; alur, penggunaan alur cukup sederhana lurus (kronologis) tahap awal
menceritakan peristiwa sebagai pengenalan, bagian tengah menceritakan konflik
yang terjadi,dan pada bagian akhir penyelesain konflik, dengan jalinan peristiwa
berpusat pada tokoh utamanya dan kecenderungan alur yang digunakan adalah alur
maju (progresif); tokoh merupakan representasi manusia dalam kehidupan
sehari-hari, tokoh-tokoh yang dipakai adalah tokoh anak-anak atau dekat dengan
kihidupan anak seperti: ibu, bapak, kakak, adik, kakek, nenek dan guru; tokoh dan
penokohan, penggunaan tokoh rata-rata 3 orang dengan menggunakan tokoh utamanya berada diluar cerita atau sudut pandang “diaan” dan penokohan digaambarkan secra dramatik.; latar, latar pada umumnya berkisar pada
tempat-tempat yang dalam keseharian dijadikan untuk berbagai aktivitas. Seperti
kecenderungannya di sekolah dan rumah. Suasana gambaran saat istirahat, pulang
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
176
merupakan repleksi dari nilai-nilai religius berupa nilai keimanan, norma
kehidupan dan sikap (perilaku).
2) Kandungan nilai religi dalam cerpen anak pada Pikiran Rakyat tersebut,
dikelompokan pada tiga unsur utama; 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nlai
kehidupan (fikih); 3) sikap perilaku (ahlak).
3) Nilai religius dalam tokoh dapat dilihat dari nama dan perilaku tokoh.
Nama-nama yang mencerminkan nilai religious Islami misalnya: Zaki, Taufik, Hamzah,
Rosulullah, Aisyah. Sedangkan perilaku yang bernilai religious misalnya: hormat,
taat, bertakwa, suka menolong, suka bersedekah, sayang kepada fakir miskin,
mengucapkan salam, dan hormat pada orang tua.
4) Desain bahan ajar yang sesuai dari kumpulan cerpen anak, karya anak-anak pada
surat kabar Pikiran Rakyat yang dijadikan data dalam penelitian ini berupa
modul kesusastraan. Peruntukannya sesuai dengan setandar kompetensi maupun
kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) layak digunakan
bagi siswa SMP kelas IX.
6. 2 Saran
Setelah menarik kesimpulan bahwa cerita anak karya anak-anak pada Pikiran
Rakyat memiliki kelayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar, peneliti
kemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1) Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur dan nila religi cerpen anak karya
anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat, memiliki struktur pembangun cerita
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
177
tokoh dan penokohan kecenderunganya representasi manusia dalam kehidupan
sehar-hari, latar berlangsung disekitar kehidupan anak dan amanat berupa
nilai-nilai didaktis. Hal ini akan mempermudah siswa dalam mempelajarinya dan
ketertarikan pada sastra akan meningkat.
2) Nilai-nilai moral dikemas berupa nilai religi yang digambarkan oleh perilaku
tokoh dapat memberikan nilai didaktis pada anak-anak sehingga kecenderungan
anak untuk meniru perilaku tokoh sangat besar. Oleh karena itu pembelajar sastra
khususnya cerpen dapat membentuk karakter siswa.
3) Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan
faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai baik buruknya dari
segi sastra misalnya amanat atau pesan-pesan moral kemanusiaan (nilaia religius),
latar belakang sosial budaya peserta didik dimana mereka tinggal, relevan
tidaknya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran, dan faktor kesesuaian
tingkat kematangan dan tarap berfikir siswa. Pesan-pesan religius dalam cerita
mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara
umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan
gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam
berprilaku sehari-hari. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka ke dua belas
cerpen yang dijadikan data penelitian sesuai untuk dijadikan bahan ajar apresiasi
sastra.
4) Dalam mengajarkan apresiasi sastra seperti halnya cerpen maupun nopel akan
lebih bermakna bila bahan ajarnya diberikan pada siswa secara utuh bukan
penggalan-penggalan cerita atau sinopsisnya.
5) Kajian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini tentu masih banyak
kekurangan dan kelemahan, untuk itu peneliti berharap ada tindak lanjut dalam
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ampera, T. (2010). Pengajaran sastrat teknik mengajar sastra anak berbasis
aktivitas. Bandung: Widya Padjajaran.
Aminudin. (2010). Pengantar apresiasi sastra. Bandung: Sinar Baru Algenindo.
Bunanta, M.(1998). Problematika penulisan cerita rakyat. Jakarta: Balai Pustaka.
Atmosuwito, S.(2010). Perihal sastra &religiusitas dalam sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Cahyani I. (2011). Menulis proposal penelitian. Bandung: CV Warli Artika.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan pesrta didik (panduan bagi orang tua
dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, SMA).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. ( 2006). Silabus mata pelajaran
bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Materi pelatihan KTSP. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.
Endraswara, S. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Widiyatama.
http: //jurnal sastra/blogspot.com. 24 September 2012.
Iskandarwassid dan Dadang S. (2009). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jabrohim. (2012). Teori penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jauhari, H.(2010). Cara memahami nilai religius dalam karya sastra dengan
pendekatan reader’s response. Bandung: Arfino Raya.
Junaedi, O. (2011). Nilai-nilai moral dan sosiologis cerpen anak pada surat kabar
Ruskanda, 2014
Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Januari, T. P dan Muliastuti, L (2009). Modul bahasa indonesia SMP terbuka. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Kurniawan, H. (2009). Sastra anak dalam kajian strukturalisme, sosiaologi,
semiotika, hingga penulisan kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kutha R. N. (2012). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Luxembrug, J. V, dkk. (1989). Pengantar ilmu sastra. (Terjemahan Dic Hartoko). Jakarta: PT Gramedia.
Lasmayati, T. (2009). Upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan.
deskripsi melalui teknik pembelajaran reka cerita gambar pada kelas VI SDN nembol mandalawangi pandeglang tahun 2008/2009. Jurnal Penelitian. LPPM Untirta, Edisi 12 Tahun 2009: 28-30.
Mangunwijaya, Y.B. ( 1984). Sastra dan religius. Yogya karta: Kanisius.
Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar
kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiantoro, B. (2005). Sastra anak pengantar pemahaman dunia anak.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurgiantoro, B. (2012). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pradopo, R. D. (2009). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pratiwi, D. B. (2011). Nilai ahlak mulia cerpen anak KKPK dan desain
pembelajarannya. Tesis: Tidak diterbitkan.
Rusyana, Y. (1982). Metode pengajaran sastra. Bandung: CV Gunung Larang.
Rusyana, Y .(1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung:
Diponogoro.
Rahmanto, B. (2000). Metodologi pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.