• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMP."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh RUSKANDA NIM 1204624

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN

PEMANFATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMP

Oleh

RUSKANDA

NIM 1204624

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Setudi Pendidikan Bahasa Indonesia pada

Sekolah Pascasarjana

© Ruskanda 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI RELIGIUS CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DISTUJI DAN ISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004

Pembimbing II

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031003

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

(4)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Struktur dan Nilai-nilai Religius dalam Cerpen Anak Karya Anak-anak Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar di Sekolah Menengah Pertama

Ruskanda

Pembelajaran sastra di Sekolah menengah Pertama pada dasarnya bertujuan memberikan kegiatan apresiasi dan pengalaman bersastra. Kegiatan tersebut diharapkan siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra, sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sastra di sekolah dapat dilakukan dengan cara menyuguhkan karya sastra bermutu kepada siswa dalam pembelajaran. Bacaan anak yang bermutu dan layak untuk dijadikan bahan pembelajaran banyak bertebaran di sekitar kita, baik yang berupa buku, ataupun yang tercecer di media massa.Karya-karya tersebut perlu kita tanggapi. dengan cara membacanya, menganalisisnya, dan mengapresiasinya,.Berangkat dari hal tersebut peneliti ingin menganalisis cerpen anak di surat kabar Pikiran Rakyat sebagai upaya memilih bahan pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang struktur, kandungan nilai-nilai religius dan religiusitas tokoh cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat sehingga diproleh gambaran, desain bahan ajar apresiasi sastra siwa SMP dari cerpen tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis cerpen dari segi struktur dan nilai religinya dengan mengklompokan tema; alur; penokohan; latar dan; nilai religinya, selanjutnya diinterpretasikan sebagai hasil analisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam cerita anak yang dimuat pada surat kabar Pikiran Rakyat (periode Januari sampai Desember 2012), memiliki struktur berupa unsur-unsur pembentuk cerita pendek (unsur instrinsik) meliputi: rangkain cerita tersusun secara kronologis , penggunaan tokoh rata-rata 3 orang dan penokohannya secra dramatik, latar berkecenderungan di sekolah dan rumah sedangkan kandungan nilai religinya dikelompokan pada tiga unsur utama 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nilai kehidupan (fikih) dan; 3) sikap perilaku (ahlak). Cerpen-cerpen tersebut sangat baik untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMP khususnya kelas IX. berupa modul apresiasi cerpen. Pesan-pesan religius dalam cerita mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam berprilaku sehari-hari.

(5)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

(6)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II STRUKTUR, NILAI RELIGIUS DAN BAHAN AJAR CERPEN ANAK 2.1

Definisi Cerpen dan Unsur-Unsur Intrinsiknya ...

Definisi Cerpen ...

Unsur-unsur Cerpen ...

Nilai, Nilai Religius dan Religiuss dalam Cerita Anak ...

Nilai ...

Nilai Religius ...

Nilai Religius dalam Sastra anak ...

Jenis dan Wujud Religiusitas ...

Nilai Sastra Bagi Anak-Anak ...

(7)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.6

Kedudukan Cerpen Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia...

Karakteristik Psikologis Siswa SMP ...

Bahan Ajar ...

Pengertian Bahan Ajar ...

Tujuan Penyusunan Bahan Ajar ...

Prinsif Pengembangan Bahan Ajar ...

Bentuk dan Cakupan Bahan Ajar ...

Modul ...

(8)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

(9)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

(10)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.2.9.5

Rangkuman Deskripsi Struktural dan Nilai Cerpen Anak...

(11)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 136

BAB V BAHAN AJAR DAN RANCANGAN APRESIASI SASTRA DI SMP 5.1 Bahan Ajar ... 138 5.2 Penelaahan Modul oleh Teman Sejawat... 169

5.3 Kegiatan Pembelajaran... 169

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan... 175

6.2 Saran... 176

(12)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendidikan

Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Oleh Departemen

Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), materi kesusastraan masih merupakan bagian dari

pembelajaran Bahasa Indonesia. Walaupun demikian, hal ini tidak

mengindikasikan bahwa materi kesusastraan itu kurang penting, atau sebaliknya

materi kebahasaan lebih penting. Kedua materi ini sama pentingnya dalam

membentuk pengetahuan dan kepribadian siswa. Bagaikan dua sisi mata uang

koin, keduanya saling mengisi dan melengkapi.

Karya sastra merupakan produk kearifan yang mampu memberikan

pencerahan bagi siapapun yang mengapresiasinya. Siapapun yang menikmati

sastra secara utuh akan mendapatkan pengalaman sastra dalam dirinya. Manusia

dilihat dari sisi psikologis memang menyukai kenyataan serta fiksi. Karya sastra

memperkaya kehidupan penikmatnya baik dengan cara membaca, menulis,

menyimak dan mendiskusikannya. Secara langsung maupun tidak lansung sastra

memperkaya kehidupan pembacanya melalui pencerahan pengalaman dan

masalah-masalah yang hadir di sekitarnya beserta pemecahannhya.

Sastra merupakan fakta kemanusiaan bukan fakta ilmiah. Ruang lingkup

kesusastraan sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan manusia.

Setiap karya sastra memiliki muatan amanat atau pembelajaran bagi pembacanya.

Apabila dihayati dan direnungkan, amanat dalam sastra itu merupakan cerminan

tingkah laku manusia. Amanat yang baik tentu saja dapat menambah pengetahuan,

meningkatkan taraf berpikir, dan mempertinggi budi pekerti.

Sastra dalam bahasa jerman asli disebut sebagai dichtung yang bermakna

sebagai tulisan yang tidak langsung berkaitan dengan kenyataan, jadi yang bersifat

rekaan dan secara implisit ataupun eksplisit dianggap memiliki nilai estetik

(13)

2

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran,

buku arsitektur, dan kamasutra (buku petunjuk mengenai cinta) (Teeuw,

2003:23).

Secara konseptual, sastra anak-anak tidak jauh berbeda dengan sastra

orang dewasa (adult literacy). Keduanya sama berada pada wilayah sastra yang

meliputi kehidupan dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan.

Yang membedakannya hanyalah dalam hal fokus pemberian gambaran kehidupan

yang bermakna bagi anak yang diurai dalam karya tersebut. Secara teoritis sastra

anak adalah sastra yang dibaca oleh anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan

orang dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisnya dilakukan oleh orang

dewasa (Sarumpaet, 10: 2010).

Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan

paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan

pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu

yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak. Apakah sastra anak

merupakan sastra yang ditulis oleh orang dewasa yang ditujukan untuk anak-anak

atau sastra yang ditulis anak-anak untuk kalangan mereka sendiri tidaklah perlu

dipersoalkan. Kurniawan (2009: 4) mengemukakan sastra anak bukanlah sastra

yang harus ditulis oleh anak dan diperuntukan oleh anak.

Nurgiyantoro (2005:8) Sastra anak adalah buku-buku bacaan yang sengaja

ditulis untuk dikonsumsikan kepada anak, buku-buku yang isi kandungannya

sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkembangan

emosional dan intelektual anak dan buku-buku yang karenanya dapat memuaskan

anak.

Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh

anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang

berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak

juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian

anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak

(14)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi

anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau

senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau

dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga

menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2013)

Dengan melihat arti penting dan pengertian sastra terdapat bukti bahwa

karya sastra dapat memberikan solusi untuk dunia pendidikan. Baik untuk

penanaman ahlak (dasar religiusnya) maupun pengetahuan intelektualnya. Hal ini

akan memberikan warna yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain.

Pengajaran sastra di sekolah dalam hal ini di SMP diarahkan terutama

pada proses pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal

bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi

cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra

sebagai suatu karya yang indah dan bermakna.

Karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak

merupakan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak.

Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan

hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan

pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu.

Anak usia SMP pada jenjang kelas awal yakni usia 11-13 tahun, sebagai

pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia

rekaan yang tergambarkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman

dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan

menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan,

bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan

readiness anak.

Dunia kesusastraan memiliki semesta pengalaman yang sangat luas.

Dalam pembelajaran-pembelajaran yang lain, siswa digiring pada suatu metode

pemecahan masalah-masalah dengan jalan latihan. Akan tetapi, dalam

(15)

4

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengapresiasi dan mencoba menelusuri suatu pengalaman sebagai model

pemecahan masalah. Pengalaman tersebut terus melekat bukan saja dalam ingatan,

tetapi juga pada tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak unsur dan nilai yang bisa dieksplorasi untuk kemudian dijadikan

teladan dari karya sastra baik karya sastra untuk anak-anak sampai orang dewasa.

Hal ini dapa menjadi asset penting dalam mem bangun karakter anak bangsa,

melalui pendidikan di sekolah, yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia.

Bentuk nilai-nilai serta aspek yang tersaji dalam bacaan anak seperti nilai

moral, budaya serta aspek bahasa, harus menjadi pertimbangan penting, di

samping aspek hiburan tentunya. Sarumpet (2010:4) menyatakan mengenai

haltersebut, bahwa dalam berpikir mengenai anak, kehidupan, bacaan, serta

bermacam persoalan yang berkaitan dengannya, perlu secara sadar meletakan

semua itu dalam konteks budaya anak, dan tidak menggunakan konteks budaya

kita sendiri sebagai orang dewasa. Sisi kognitif dan psikologi, mereka pun

tentunya mengalami masukan dan perkembangan dan ini juga harus dipahami jika

seseorang ingin menggeluti dunia sastra anak.

Penelitian yang membahas sastra anak relatif masih sedikit, padahal

perkembangan kognisi, emosi, dan keterampilan anak tidak terlepas dari peran

karya sastra (Kurniawan. 2009: 1). Oleh karena itu, analisis yang dilakukan

terhadap sastra anak sangat diperlukan

Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di

Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penulis yang terjun ke dunia penulisan

sastra anak untuk mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara.

”Sekarang ini tidak ada pengembangan tema dan cerita baru yang diangkat dari cerita rakyat Nusantara. Penulis hanya mengulang cerita-cerita lama dengan

versi yang berbeda-beda sehingga buku bacaan anak miskin tema,” kata Murti

Bunanta, Ketua Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA).Ia mencontohkan,

(16)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

versi. Padahal, Indonesia dengan keragaman budayanya memiliki banyak cerita

rakyat yang bisa digali. (Kompas 21 juli 2012)

Kurangnya para penulis yang terjun ke dunia penulisan sastra anak untuk

mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara, sangat dirasakan oleh para guru

terutama guru bahasa Indonesia. Mereka kesulitan bahan ajar ketika akan

mengajarkan materi kesusastraan seperti halnya dalam mengapresiasi cerpen.

Ada asumsi yang mengatakan bahwa pembelajaran sastra di

sekolah-sekolah kurang berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pengajaran sastra tampaknya belum mencapai target sesuai hasil yang diharapkan.

Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya keluhan, baik tentang jumlah dan mutu

pengajar, jumlah dan mutu buku-buku yang dipergunakan, maupun tentang hasil

belajar yang belum mencapai hasil yang memuaskan (Lasmayati,2009: 28).

Asumsi yang kurang baik tersebut sudah sepantasnya menjadi renungan

kita bersama, apalagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan calon Magister

Pendidikan Bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra harus kita benahi agar tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat kita capai dengan hasil yang memuaskan.

Dalam hal ini, guru harus mampu memilih bahan atau materi pembelajaran sastra

yang berkualitas. Dengan demikian, memilih bahan, mengurutkan bahan

pembelajaran, dan menyampaikan bahan tersebut kepada siswa menjadi

keterampilan mutlak yang harus dikuasai seorang guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Pengajaran sastra yang minim akan bahan ajar, guru kadang hanya

bergantung pada contoh-contoh karya sastra yang ada pada buku teks. Dan lebih

diperparah lagi contoh-contoh karya sastra (cerpen) yang ada di buku teks tidak

ada yang utuh, melainkan kutipan-kutipan atau penggalan-penggalan. Karya sastra

semacam itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi si pembacanya.

Padahal bacaan anak yang bermutu dan layak untuk dijadikan bahan

pembelajaran banyak bertebaran di sekitar kita, baik yang berupa buku, ataupun

yang tercecer di media massa (surat kabar, majalah, dan tabloid). Karya-karya

(17)

6

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan cara membacanya, mengobservasinya, dan mengapresiasinya, Apresiasi

atas karya sastra yang tersebar itu bukan hanya penting karena dapat memperkaya

batin sekaligus pemahaman kita akan dunia anak, tetapi juga bermanfaat untuk

memperdalam pengertian kita akan pikiran dan jiwa mereka (Sarumpaet, 2010:

vii)

Agar proses belajar lebih optimal dan hasilnya akan lebih baik, proses

pembelajaran harus sepenuhnya melibatkan siswa secara menyeluruh terhadap

kegiatan atau aktivitas belajar. Hal ini dapat dimungkinkan apabila guru dapat

mengakomodasi potensi-potensi yang ada pada diri siswa tersebut.

Seorang guru Bahasa Indonesia harus mampu mengarahkan anak didiknya

untuk memiliki keterampilan berekspresi dan berapresiasi dengan baik, supaya

tumbuh rasa kecintaan siswa terhadap suatu karya sastra. Oleh karena itu, guru

harus terampil memilih dan menilai karya-karya mana yang sesuai untuk

dijadikan bahan pembelajaran kepada siswa. Guru dituntut untuk dapat

mengetahui karya-karya mana yang cocok dan sesuai dengan tingkat kematangan

dan kesiapan jiwa para siswanya.

Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru hendaknya mengadakan persiapan termasuk meneliti bahan pembelajaran yang akan diberikan kepada

siswa. Sudah sesuaikah bahan pembelajaran tersebut dibawakan di dalam kelas,

ditinjau dari segi amanat atau pesan moral (intentionnya), gayanya, dan cara

mengemukakan persoalannya? Hal ini bertujuan supaya bahan pembelajaran

tersebut sesuai tingkat dan taraf berpikir siswa, karena bahan pembelajaran yang

baik itu tidak terlalu mudah dan juga tidak terlampau susah menurut jangkauan

berpikir siswa.

Selain itu bahan ajar yan baik dan bermutu akan membantu perkembangan jiwa

anak. Nurgiyantoro (2012) menekankan bahwa perkembangan anak untuk mencapai

tingkat kedewasaan sesuai dengan yang diinginkan tidak akan terjadi dengan sendirinya

tanpa diusahakan dengan pemberian bantuan secara sadar dan terencana. Salah satu

bantuan yang diberikan kepada anak adalah dengan menyediakan bacaan sastra yang

(18)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan berdampak positif bagi perkembangan anak selanjutnya secara komprehensif. Salah

satu dampak itu adalah kesadaran pentingnya membaca oleh anak untuk memperoleh

berbagai pengetahuan, pengalaman, dan kenikmatan. Dengan adanya kesadaran itu dapat

diharapkan setelah menjadi manusia dewasa kelak anak-anak itu tetap mau membaca

untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan hidup. Oleh karena itu, penyediaan

bacaan kesastraan bagi anak-anak harus menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas

kita.

Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai

baik buruknya dari segi sastra, relevan tidaknya dengan tujuan pendidikan dan

pembelajaran, faktor kesesuaian tingkat kematangan dan taraf berpikir siswa.

Bahan pembelajaran yang baik jangan terlampau sulit dari jangkauan berpikir

siswa, dan sebaliknya juga jangan terlalu mudah dari kemampuan berpikir siswa.

Hal ini diharapkan supaya pembelajaran sastra tidak menyimpang dari ketentuan

dan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pengajar mempunyai

kewenangan untuk memodifikasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan,

(http://jurnal-sastra//blogspot.com: 24 September 2012).

Penyediaan buku bacaan sastra kepada anak-anak sejak dini, sejak masih

bernama anak-anak, diyakini akan membantu literasi dan kemaun membaca anak

pada perkembagan usia selanjutnya (Nurgiyantoro, 2005:Vi). Kenyatan tersebut

menjadi suatu pencerahan bahwa penyedian bahan ajar berupa bacaan-bacaan

anak mutlak diperlukan. Untuk mendapatkan bacaan-bacaan anak yang

berkualitas diperlukan berbagai penelitian-penelitian berkenaan dengan berbagai

bacaan anak yang tesebar, baik yang berupa buku maupun yang terdapat di media

cetak seperti halnya majalah atau surat kabar.

Pembelajaran sastra di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan pembelajaran dalam mengapresiasikan suatu karya sastra. Dari proses

apresiasi ini, diharapkan muncul daya nalar, daya kritis, pengmbangan nilai-nilai

karakter, dan daya khayal dari diri pmbelajar. Pembelajaran yang runtut dan

(19)

8

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepekaan terhadap gejala atau fenomena social yang terjadi di masyarakat

Sarimanah, (65: 2012).

Pengunaan cerpen sebagai bahan ajar di sekolah didasarkan pada beberapa

alasan. Pertama jika diamati secara teliti dan berdasarkan data empiris,

pembelajaran sastra sejak dahulu sampai sekarang tidak banyak mengalami

peningkatan.Sejalan dengan itu, beberapa pengamat mengatakan pengajaran

apresiasi sastra di sekolah belum memenuhi harapan sebagaisuatu pengajaran

apresiasi yang berhasil. Pembelajaran sastra sering hanya berbentuk hapalan

sejarah atau historisnya, sedangkan hal-hal yang bersipat apresiatif tidak disentuh

(Sayuti, 1996:1).

Kedua, materi-materi sastra yang terdapat dalam buku-buku teks yang

diwajibkan disekolah masih kurang lengkap. Minimnya materi tersebut

menyebabkan guru tidak leluasa memilih bahan sesuai dengan kebutuhan siswa

sehingga guru sulit untuk memvariasikan materi ajar. Oleh karena itu,

ketergantungan guru pada pilihan materi yang minim dan sikap yang terikat pada

otoritas dalam memilih bahan ajar, perlu diubah pada kigiatan yang kreatif dalam

memilih dan memnentukan bahan ajar yang sesuai dan menarik. Penelitianini

bermaksud untuk menggunakan cerpen anak yang ada pada surat kabar Pikiran

Rakyat sebagai materi dalam memperkaya bahan ajar.

Ketiga, berbicara tentang keberhasilan pengajaran sastra di sekolah, minat

siswa tentang mata pelajaran yang disajikan oleh guru ikut mempengaruhi hasil

belajar mereka. Selain metode yang tepat, bahan ajar yang menarik juga dapat

membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diikutinya. Oleh

karena itu, menurut Rusyana (1984:335) guru harus selalu berinisiatif dalam

mencari bahan ajar yang menarik untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya.

Kekurangan bahan ajar sastra dalam hal ini cerpen, mutlak dicarikan jalan

keluarnya. Salah satunya memaksimalkan peran guru bahasa Indonesia untuk

menyediakan, mencari atau menganalisis cerpen-cerpen yang terdapat pada

(20)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan dan kognisi anak. Untuk itu guru perlu melakukan penelitian atau

telaah terhadap bahan-bahan tersebut.

Penelitian mengenai buku-buku sastra karya anak-anak ini baru dilakukan

oleh Suyatno (2009). Suyatno mengkaji struktur naratif 10 (sepuluh) novel anak,

karya anak Indonesia (usia 7-12 tahun), meliputi empat aspek, yakni tema, alur,

penokohan dan latar. Pratiwi (2010) Ia mneliti bacaan anak KKPK yang ditelitinya

nilai-nilai ahlak mulia dan Haras (2011) dengan bacaan yang sama fokus

penelitiannya pada struktur narasinya. Junaedi (2011) meneliti cerpen anak pada

surat kabar kompas, fokus penelitiannya pesan moral dan nilai budaya cerpen

tersebut.

Sedangkan penelitian-penelitian lainnya mengenai sastra anak yang ada saat

ini pada umumnya lebih fokus pada karya sasta anak yang dihasilkan oleh orang

dewasa, baik ditinjau dari unsure intrinsiknya serta respon anak-anak terhadapnya.

Penelitian tersebut antara lain oleh Riyadi (1995) berupa kajian struktur narasi 33

cerita anak yang dimuat dalam majalah bahasa jawa; septiningsih dkk (1998) yang

mengkaji cerita anak yang dimuat di majalah Bobo, Amanah dan Ananda; Imrotul

(2003) yang mengkaji struktur naratif, nilai didaktis dan resepsi pembaca terhadap

cerita rakyat di Jawa timur, Sudin dkk (2005) yang melakukan kajian terhadap

bacaan anak-anak yang ditransformasikan dari cerita pertujunukan rakyat, serta

sujatmiko (2003) yang mengkaji bahasa sastra anak dalam bacaan anak SD degan

kapasitas pembaca 8-12 tahun ( suyatno 2009:63-64).

Berdasarkan kenyataan di atas berkenaan dengan masih minimnya

penelitian pada saastra karya anak-anak dan belum ada yang meneliti nilai-nilai

religius pada cerpen anak dalam surat kabar Pikiran Rakyat (Studi Deskriptif

Sastra Anak), melatarbelakangi ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian

cerpen anak pada Pikiran Rakyat yang difokuskan pada struktur dan nilai-nilai

religinya.

(21)

10

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa bahan bacaan sastra anak dapat memberikan nilai-nilai tinggi bagi poses

perkembangan pendidikannya.

Selain itu penelitian tentang bacaan anak, berupa cerpen anak yang ada di

Kompas dilakukan oleh Ojun Junaedi (2011:vi) dalam tesisnya dengan judul, “

Pesan Moral dan Nilai Budaya Pada Cerpen Anak.” Kesimpulan hasil analisisnya cerpen anak yang terdapat pada kompas mengandung pesan-pesan didaktis

(moral). Yang layak dijadikan bahan ajar apresisi sastr. Keberadaan

penelitian-penelitian tersebut memberikan motivasi, wawasan dan keyakinan penulis untuk

melakukan penelitian dalam upaya menemukan bahan ajar apresiasi sastra yang

berkualitas, Yang didalamnya mengandung nilai-nilai didaktis.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sastra, peneliti ingin

menghadirkan bahan pembelajaran yang baik dan bermutu. Salah satu langkah

yang ditempuh ialah dengan cara menganalisis cerita anak di surat kabar Pikiran

Rakyat Minggu. Analisis cerita anak yang akan dilakukan lebih menitik beratkan

kepada struktur cerpen tersebut dan nilai - nilai religi yang terdapat dalam isi

ceritanya.

Dalam hal pemilihan surat kabar, tentunya dipilih surat kabar yang

memiliki kualitas yang baik, serta menyediakan rubrik khusus untuk anak-anak

secara konsisten dan berkala. Seperti halnya Pikiran Rakyat. Selain alasan

tersebut yang memjadi pertimbangan lain bahwa Pikiran Rakyat sudah cukup

lama sekitar 19 tahun mempasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan rubrik

anak setiap hari Minggu. Cerpen yang dimuatpun memenuhi kriteria yang telah

ditentukan oleh redaksi diantaranya harus mengandung nilai didaktis. Selain

alasan-alasan tersebut Pikiran Rakyat merupakan koran lokal Jawa Barat dan

Banten yang mudah untuk mendapatkannya, sehingga tepat untuk dijadikan bahan

penelitian oleh penulis.

Pemilihan bahan ajar sastra meliputi identifikasi terhadap nilai-nilai

pendidikan terutama nilai-nilai religius serta kebermaknaanya bagi anak didik.

Tingkat kebermaknaan bahan ajar karya sastra merupakan hal penting yang harus

(22)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kenyataan tersebut, penelitian terhadap struktur dan nilai-nilai

religius dalam cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat dan pemanfaatnnnya

sebagai bahan ajar di SMP kelas IX sangat penting dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah-masalah yang teridentifikasi adalah seperti berikut ini.

1. Masih terbatasnya sumber belajar sastra bagi anak-anak terutama yang

bertemakan cerita Nusantara.

2. Cerpen dalam buku teks tidak menampilkan cerpen yang utuh

3. Belum banyak bacaan anak yang mengkaji atau menganalisis dari segi

struktur maupun isi sesuia tidaknya dengan perkembangan anak.

4. Guru belum terbiasa menggali sumber belajar sastra selain dari buku teks

5. Apakahkah cerpen anak pada pikiran rakyat telah mengandung nilai-nilai

religius.

1. 3 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang peneliti tersebut dapat dirumuskan fokus

permasalahan penelitian ini seperti berikut.

1. Bagaimana struktur cerpen anak yang terdapat dalam Pikiran Rakyat?

2. Kandungan nilai-nilai religius apakah yang terdapat pada cerpen anak

Pikiran Rakyat?

3. Bagaimana tokoh menggambarkan nilai religiusitas dalam cerpen anak

pikiran rakyat?

4. Bagaimana desain bahan ajar cerpen anak pada pikiran Rakyat apabila

dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra (cerpen) di SMP?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Memperoleh deskripsi tentang struktur cerpen anak pada surat kabar

(23)

12

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mendeskripsikan kandungan nilai-nilai religius cerpen anak pada surat

kabar Pikiran Rakyat.

3. Menggetahui nilai-nilai religiusitas tokoh dalam cerpen anak pada Pikiran

Rakyat.

4. Memproleh gambaran, desain bahan ajar apresiasi sastra siwa SMP dari

cerpen anak pada Pikiran Rakyat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut ini.

1. Secara teoretis

a. Sebagai sumbangan penting dalam memperluas wawasan bagi kajian

mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran sastra

sehingga dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian yang

akan datang.

b. Menambah masukan bagi para guru untuk mencari bahan-bahan

pembelajaran apresiasi sastra yang lebih menarik dan menantang;

c. Sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan model untuk mencari bahan

pembelajaran apresiasi sastra.

b. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan efektivitas pembelajaran apresiasi

sastra khususnya pembelajaran apresiasi cerita pendek.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tesis ini, menggunakan

pedoman penulisan karya ilmiah yang di keluarkan oleh Universitas Pendidikan

Indonesia tahun 2012. Berdasarkan pedoman tersebut, tesis dibagi menjadi lima

(24)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sitematika penulisan.

Sebuah karya Tulis ilmiah, diharuskan mengacu pada beberapa teori,

sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan

penelitian serta hipotesis penelitian. Teori- teori tersebut, dalam tesis ini terdapat

dalam bab dua. Bab ini mencoba menghadirkan teori para alhi atau kajian teori

yang disandarkan fokus masalah tentang struktur religius dan bahan ajar cerpen

anak. Teori yang akan dikaji tentang pengertian sastra anak, hakikat dan fungsi

sastra anak, jenis sastra anak, definisi cerpen dan unsure-unsur intrinsiknya, nilai

religius dan religiusitas dalam sastra anak, karakteristik psikologi sastr anak dan

bahan ajar.

Bab tiga dalam penelitian ini, yakni metode penelitian. Komponen yang

terdapat dalam bab ini diantaranya: Populasi dan sampel penelitian, desain

penelitian, definisi oprasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data

dan analisis data.

Bab empat pembahasan, dalam bab ini akan dibahas mengenai data

penelitian, analisis struktur, nilai-nilai religius dan temuan hasil penelitian. Dan

pembahasan hasil penelitian.

Bab lima menghadirkan model bahan ajar berupa modul kesusastraan dan

rancangan pembelajarannya, sedangkan pada bab enamnya berisi kesimpulan dan

(25)

14

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

(26)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan metode penelitian, termasuk beberapa

komponen berikut: teknik pengumpulan data, instrument penelitian, sumber data

penelitian, populasi dan sampel, dan prosedur penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran

penelitian. Dalam pengertian yang lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara,

strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan

rangkaian sebab akibatnya berikutnya. Metode berfungsi untuk menyederhanakan

masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Pernyataan

tersebut dipertegas Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 56) yang mengatakan

bahwa metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk

mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.

Syamsuddin dan Damaianti (2006: 14) mengatakan bahawa metode

penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan

secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan

agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan.

Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang

menjadi sasaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, betapa pentingnya metode dalam suatu

penelitian. Metode penelitian sangat diperlukan sebagai arah dalam melaksanakan

penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(27)

48

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu,

menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif. Creswell (2003: 18),

menjelaskan,” A qualitative approach is one in wich the inquirer often makes

knowledge claim based primarily on constuctivist perspectives (i. e. the multiple

meaning of individual experiences, meanings socially and historically

constructed with an intent of developing a theory or patern) or advocacy/

participatory perspectives (i. e. political, issue-oriented, collaborative or change

oriented) or both”. menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu penemuan yang sering membuat tuntutan pengetahuan pada peneliti berdasarkan

pada perspektif para pemikir konstuktif (sebagai contoh: pemaknaan yang

bermacam-macam dari pengalaman-pengalaman individual, makna-makna secara

sosial, serta konsep-konsep historis, dengan pemaknaan dari perkembangan

sebuah teori maupun pola-pola) ataupun dukungan/ perspektif parsipatoris

(sebagai contoh: masalah-masalah politik, orientasi isu-isu, maupun orientasi

kolaboratif atau perubahan orientasi atau keduanya).

Qualitative researchers study things intheir natural settings, attempting to

makes sense of or interpret phenomenon interm of the meanings people bring to

them (Denzine & Lincoln, 2000: 3). Mengandung pengertian bahwa: para peneliti

kualitatif mempelajari hal-hal di lingkungan alami mereka, berusaha membuatnya

masuk akal atau menafsirkan fenomena dalam istilah-istilah yang dibawa oleh

orang-orang kepada mereka.

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (Moleong, 2005: 2-3),

pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan

dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran

tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan,

(28)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya.

Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan

bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas

penghitungan persentase, rata-rata, kuadrat, dan penghitungan lainnya. Dengan

kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada penghitungan, angka, atau

kuantitas. Hal ini yang membedakan dengan penelitian kualitatif.

Mayring (2000), menjelaskan penelitian kualitatif, ”Qualitative content analysis want to preserve the advantages of qualitative contens analysis for a

more qualitative text interpretation” (analisis kualitatif mempunyai banyak kelebihan/keuntungan dalam menginterpretasikan teks atau bahan penelitian).

Menurut Wallen dan Warren (dalam Cahyani, 2011:224) penelitian kulalitatif adalah studi yang penekanannya berhubungan dengan

aktivitas-aktivitas, situasi-situasi atau bahan-bahan yang memerlukan deskripsi yang utuh

tetntang sesuatu.

Mc Millan dan Scmaher (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2006: 73)

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi

karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung

dan berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis. Ratna (2011: 53) mengungkapkan bahwa metode deskriftif

analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan kata-kata yang kemudian disusul

dengan analisis. Metode deskriftif digunakan tidak terbatas hanya pada

pengumpulan dan penyususnan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi

tentang arti data itu. Dalam hal ini, metode deskriftif analisis berarti bukan hanya

melakukan deskripsi murni, melainkan juga menetapkan arti, dan menarik

kesimpulan atau impilkasi. Dengan demikian, metode ini berusaha pula

(29)

50

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan cara menunjukkan fakta-fakta yang berhubungan dengan

struktur cerita, dilanjutkan dengan penganalisisan fakta-fakta data dan dilengkapi

dengan pendeskripsian dan nilai-nilai religius yang terdapat dalam cerpen anak

yang diteliti..

Sugiyono (2010:22) menambahkan mengenai hal tersebut, menurutnya data

yang terkumpul menggunakan metode ini berupa atau berbentuk kata-kata atau

gambar, sehingga tidak terlalu menekankan pada angka. Jadi metode deskriptif

digunkan untuk membantu identifikasi dan pemaparan unsur-unsur yang menjadi

fokus penelitian.

Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan struktur dan nilai religius yang terkandung dalam cerita

pendek anak-anak yang termuat dalam rubrik “Anak” surat akabar Pikiran Rakyat

Deskripsi dan analisis dilakukan terhadap struktur pembangunan cerpen yaitu

plot/alur, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan tema. Metode ini juga

dilakukan dalam menganalisis nilai religius yang terkandung di setiap cerpen

anak tersebut.

Prosedur yang ditempuh oleh peneliti dalam menganalisis cerpen dari segi

struktur dan nilai religinya dengan mengklompokan.

- tema;

- alur;

- penokohan;

- latar dan;

- nilai religinya.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian sering disebut juga dengan rancangan penelitian. Pada

bagian ini diungkapkan bentuk rancangan penelitian yang dilakukan. Bagian

rancangan penelitian merupakan deskripsi tentang kegiatan penelitian yang

(30)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas pendekatan atau desain penelitian apa yang akan diterapkan. Hal ini dimaksudkan

agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempuunyai landasan kokoh, dilihat

dari sudut metodologi penelitian. Di samping pemahaman hasil penelitian yang

akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.

Objek dan masalah penelitian memang mampengaruhi

pertimbangan-pertimbangan mengenai pendekatan, desain, ataupun metode penelitian yang akan

diterapkan. Tidak semua objek dan masalah penelitian bisa didekati dengan

pendekatan tunggal, sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang

berbeda dengan tujuan objek dan masalah yang akan diteliti, tidak pas atau kurang

sempurna dengan satu pendekatan. Maka pendekatan lain dapat digunakan, atau

bahkan mungkin menggabungkannya.

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),

menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan,

mencari hubungan, menafsirkan. Suknadinata (2008: 58) mengatakan bahwa

metode penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan

prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber

data, dan kondisi apa arti data dikumpulkan, dan dengan cara apa data dihimpun

atau diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode

penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang

diteliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data kulaitatif yang

berupa deskripsi struktur cerpen (unsur intrinsik cerpen), dan nilai religiusnya.

Pengumpulan data ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dilakukan

pengkajian unsur pembentuknya dengan menggunakan pendekatan struktural.

Dari tahap ini akan diperoleh deskripsi struktur unsur intrinsik dan nilai religius

(31)

52

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengkajian atau menginterpretasi temuan hasil penelitian layak tidaknya untuk

dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMP.

Untuk lebih jelasnya desain dalam penelitian ini di gambarkan dalam

bentuk bagan sebagai berikut.

Gambar 3.2

Nilai religius Cerpen anak

1. Keimanan

2.Norma Kehidupan 3. Sikap prilaku

Cerpen Anak pada surat kabar

Pikiran Rakyat

Pembangun Cerpen Anak

1. Alur 2. Penokohan 3. Latar

4. Sudut Pandang 5. Tema

Analisis Pembangun

Cerpen dan Nilai Religius

Cerpen Anak

Langkah-langkah:

1. Memilah-milah cepen yang sesuai dengan criteria.

2. Membaca cerpen-cerpen anak tersebut

3. Mengidentifikasi struktur dan nilai religi

4. Merangkum hasil temuan

(32)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Teknik Pengumplan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, diantaranya

sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan untuk menggali teori yang relevan dengan

hal-hal yang dikaji dalam penelitin ini. Teori tersebut diantaranya adalah teori

tentang struktural, khususnya struktur pembangun cerita pendek, teori

tentang nilai religius.

2. Diskusi Kelompok Terfokus

Teknik diskusi ini digunakan dalam upaya menggali, mengklarifikasi,

memperbaiki dan melengkapi hasil analisis bersama dosen maupun dengan

teman sejawat.

3.4 Definisi Oprasional

Untuk lebih memahami peristilahan yang dalam penelitian ini, berikut ini

dikemukakan definisi oprasionalnya.

1. Struktur cerpen merupakan susunan yang terkandung dalam cerpen anak

yang saling terkait sehingga memberi makna yang menyeluruh pada

cerpen anak tersebut.

Hasil Analisis

Bahan Ajar Apresiasi Bahasa dan Sastra

(33)

54

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Nilai religius merupakan perilaku manusia yang didasarkan pada ajaran

agama, dan semua agama mengajarkan kepada kebaikan. Dalam cakupan

religius keislaman ada nilai-nilai tertentu yang harus ada (tauhid, fikih, dan

ahlak)

3. Cerpen anak adalah cerpen yang diperuntukan untuk anak-anak yang

ditulis baik oleh anak-anak maupun penulis dewasa, yang ada disurat

kabar Pikiran Rakyat yang terbit setiap hari minggu.

4. Surat kabar Pikiran Rakyat adalah media masa atau media cetak (koran)

lokal Jawa Barat dan Banten.

5. Bahan ajar sastra adalah bahan atau materi kesusastraan yang akan

diajarkan kepada siswa sebagai upaya untuk meningkatkan daya apresiasi

sastra.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan teknik

penelitian digunakan alat pendukung sebagai berikut:

1) Pedoman anlisis teks: pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam

penganalisisan setiap cerpen;

2) Pedoman analisis nilai religius pada cerpen-cerpen anak tersebut.

Tabel 3.1 Pedoman Analisis

No Pokok Analisis Unsur Pembangun Tujun

1. Analisis Struktur

Cerpen

a. Plot atau alur: jalan cerita

atau berlangsungnya rentetan

suatu peristiwa yang

sambung menyambung

b. Latar: tepat kejadian, waktu,

- Untuk

mengetahui isi

dari unsure

pembangun

(34)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau suasana yang

memberikan kemiripan

kenyataan untuk

menimbulkan kesan

kesungguhan.

c. Tokoh dan penokohan: tokoh

mengacu kepada orangnya,

sedangkan penokohan

merujuk kepda watak yang

dibawa oleh tiap-tiap tkoh

cerita.

d. Sudut pandang: cara atau

teknik yang digunakan

pengarang dalam

mencurahkan berbagai sikap

dan pandangan melalui para

tokoh cerita dan digunakan

sebagai tempat berpijak

pengarang dalam

menyampaikan

pandangannya.

e. Tema: makna yang

terkandung dalam suatu

karya sastr dan dijadikan

dasar penyusunan karya

sastra yang digambarkan

melalui para tokoh.

cerpen yang

akan dianalisi

- Agar mudah

memahami

bahwa unsure

pembangun

cerpen dapat

mendeskripsik

an keseluruhan

(35)

56

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Nilai Religius 1. 1. Keimanan (Tauhid)

a. Iman kepada Allah

b. b. Taqwa kepada Allah

c. c. Taubat

2. 2. Norma Kehidupan (Fiqih)

3. a. Halal

b. Haram

c. Makruh

d.Mubah

e. Sunat

4. 3. Sikap Prilaku (Akhlak)

a. Sabar

b. Rendah hati

c. Tawakal

d. Jujur

e. Ikhlas

f. Disiplin

g. Cara Berpakaian

Jauhari, (2009:36-37

Untuk mengenal

dan meneladani

nilai religius yang

tergambar dari

masing-masing

cerpen yang

dianalistis.

3.6 Data dan Sumber Data Penelitian

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen anak yang

termuat dalam surat kabar Pikiran Rakyat. Alasan penulis dalam memilih surat

kabar tersebut adalah dengan pertimbangan dan asumsi bahwa surat kabar ini

merupakan salah satu surat kabar Lokal yang sudah lama beredar di Jawa Barat

dan Banten yang memang kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu

surat kabar Pikiran Rakyat merupakan surat kabar yang mudah didapat dan

satu-satunya surat kabar lokal Jawa Barat dan Banten yang memuat rubrik anak salah

(36)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut Pikiran Rakyat pun akan mudah diperoleh oleh anak-anak bila cerpen

yang terdapat di dalamnya layak untuk dijadikan bahan ajar.

Data untuk penelitian ini adalah dua belas cerita pendek yang mewakilli

setiap bulan selama tahun 2012. Pengambiln data dari surat kabar yang terbit

pada bulan-bulan tersebut melibatkan dua orang rekan guru Bahasa Indonesia

ditempat tugas peneliti bekerja, yakni di SMPN 1 Cimanuk,

Indikator dalam pemilihan cerpen-cerpen untuk dijadikan sumber data

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Nama pengarang cerpen;

2. Judul cerpen;

3. Bahasanya mudah dipamai;

4. Tema sesuai tingkat umur siswa SMP:

5. Memuat pesan yang baik (pesan Religius).

Selain itu pengambilan data ini disesuaikan dengan kemampuan tenaga,

waktu, dan biaya yang ada pada peneliti. Adapun judul-judul cerpen yang

mewakili adalah: (1) Jujur Pembawa Mujur(3 Januari 20112), (2) “Sahabat dalam Suka dan Duka(7 Februari 2012), (3) Peluk Cium Sang Kakak (14 Maret 2012), (4) Calon ketua (11 April 2012), (5) Harapan Lisa (23 Mei 2012), (6) Sahabat Sejati(6 Juni 2012), (7) Ibu(25 Juli 2012), (8) Untung Ada HP(29 Agustus 2012), (9) Nasib Mbah Toto (5 Sptember 2012), (10) Perang Badar (24 Oktober 2012), (11) Adik Baru Buat Nadilla (28 November 2012), (12) Arti Sebuah Kejujuran (19 Desember 2012).

3.7 Teknik Analisis Data

Teknis anlisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses

pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur dan nilai-nilai moral yang

terdapat dalam cepen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat. Selanjutnya hasilnya

(37)

58

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditarik kesimpulan tentang struktur dan nilai religius pada cerpen anak dalam surat

kabar Pikiran Rakyat.

Berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul data dianalisis dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Membaca cerpen-cerpen anak tersebut.

2. Mengidentifikasi struktur dan nilai religius cerpen anak pada surat kabar

Pikiran Rakyat tersebut.

3. Membuat catatan-catatan berdasarkan hasil analisis untuk nantinya digunakan

untuk menginterpretasikan hasil analisis data.

4. Mendeskripsikan struktur dan nilai religius cerpen berdasarkan interpretasi

yang dilakukan.

(38)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

175

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Cerita anak karya anak-anak yang dimuat pada surat kabar Pikiran Rakyat

(periode Januari sampai Desember 2012), berdasarkan hasil penelitian pada bab

empat dan mengacu pada hasil analisis terhadap fokus masalah penelitian dapat

disimpulkan dari analisis tersebut, sebagai berikut.

1)cerita anak karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat memiliki unsur

pembangun atau telah memiliki struktur berupa unsur intrinsik berikut; tema,

kecenderungan tema pada cerpen-cerpen tersebut kesetia kawanan sosial dan

kesatria; alur, penggunaan alur cukup sederhana lurus (kronologis) tahap awal

menceritakan peristiwa sebagai pengenalan, bagian tengah menceritakan konflik

yang terjadi,dan pada bagian akhir penyelesain konflik, dengan jalinan peristiwa

berpusat pada tokoh utamanya dan kecenderungan alur yang digunakan adalah alur

maju (progresif); tokoh merupakan representasi manusia dalam kehidupan

sehari-hari, tokoh-tokoh yang dipakai adalah tokoh anak-anak atau dekat dengan

kihidupan anak seperti: ibu, bapak, kakak, adik, kakek, nenek dan guru; tokoh dan

penokohan, penggunaan tokoh rata-rata 3 orang dengan menggunakan tokoh utamanya berada diluar cerita atau sudut pandang “diaan” dan penokohan digaambarkan secra dramatik.; latar, latar pada umumnya berkisar pada

tempat-tempat yang dalam keseharian dijadikan untuk berbagai aktivitas. Seperti

kecenderungannya di sekolah dan rumah. Suasana gambaran saat istirahat, pulang

(39)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

176

merupakan repleksi dari nilai-nilai religius berupa nilai keimanan, norma

kehidupan dan sikap (perilaku).

2) Kandungan nilai religi dalam cerpen anak pada Pikiran Rakyat tersebut,

dikelompokan pada tiga unsur utama; 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nlai

kehidupan (fikih); 3) sikap perilaku (ahlak).

3) Nilai religius dalam tokoh dapat dilihat dari nama dan perilaku tokoh.

Nama-nama yang mencerminkan nilai religious Islami misalnya: Zaki, Taufik, Hamzah,

Rosulullah, Aisyah. Sedangkan perilaku yang bernilai religious misalnya: hormat,

taat, bertakwa, suka menolong, suka bersedekah, sayang kepada fakir miskin,

mengucapkan salam, dan hormat pada orang tua.

4) Desain bahan ajar yang sesuai dari kumpulan cerpen anak, karya anak-anak pada

surat kabar Pikiran Rakyat yang dijadikan data dalam penelitian ini berupa

modul kesusastraan. Peruntukannya sesuai dengan setandar kompetensi maupun

kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) layak digunakan

bagi siswa SMP kelas IX.

6. 2 Saran

Setelah menarik kesimpulan bahwa cerita anak karya anak-anak pada Pikiran

Rakyat memiliki kelayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar, peneliti

kemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1) Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur dan nila religi cerpen anak karya

anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat, memiliki struktur pembangun cerita

(40)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

177

tokoh dan penokohan kecenderunganya representasi manusia dalam kehidupan

sehar-hari, latar berlangsung disekitar kehidupan anak dan amanat berupa

nilai-nilai didaktis. Hal ini akan mempermudah siswa dalam mempelajarinya dan

ketertarikan pada sastra akan meningkat.

2) Nilai-nilai moral dikemas berupa nilai religi yang digambarkan oleh perilaku

tokoh dapat memberikan nilai didaktis pada anak-anak sehingga kecenderungan

anak untuk meniru perilaku tokoh sangat besar. Oleh karena itu pembelajar sastra

khususnya cerpen dapat membentuk karakter siswa.

3) Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan

faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai baik buruknya dari

segi sastra misalnya amanat atau pesan-pesan moral kemanusiaan (nilaia religius),

latar belakang sosial budaya peserta didik dimana mereka tinggal, relevan

tidaknya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran, dan faktor kesesuaian

tingkat kematangan dan tarap berfikir siswa. Pesan-pesan religius dalam cerita

mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara

umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan

gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam

berprilaku sehari-hari. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka ke dua belas

cerpen yang dijadikan data penelitian sesuai untuk dijadikan bahan ajar apresiasi

sastra.

4) Dalam mengajarkan apresiasi sastra seperti halnya cerpen maupun nopel akan

lebih bermakna bila bahan ajarnya diberikan pada siswa secara utuh bukan

penggalan-penggalan cerita atau sinopsisnya.

5) Kajian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini tentu masih banyak

kekurangan dan kelemahan, untuk itu peneliti berharap ada tindak lanjut dalam

(41)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ampera, T. (2010). Pengajaran sastrat teknik mengajar sastra anak berbasis

aktivitas. Bandung: Widya Padjajaran.

Aminudin. (2010). Pengantar apresiasi sastra. Bandung: Sinar Baru Algenindo.

Bunanta, M.(1998). Problematika penulisan cerita rakyat. Jakarta: Balai Pustaka.

Atmosuwito, S.(2010). Perihal sastra &religiusitas dalam sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Cahyani I. (2011). Menulis proposal penelitian. Bandung: CV Warli Artika.

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan pesrta didik (panduan bagi orang tua

dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, SMA).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. ( 2006). Silabus mata pelajaran

bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Materi pelatihan KTSP. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Endraswara, S. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Widiyatama.

http: //jurnal sastra/blogspot.com. 24 September 2012.

Iskandarwassid dan Dadang S. (2009). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jabrohim. (2012). Teori penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, H.(2010). Cara memahami nilai religius dalam karya sastra dengan

pendekatan reader’s response. Bandung: Arfino Raya.

Junaedi, O. (2011). Nilai-nilai moral dan sosiologis cerpen anak pada surat kabar

(42)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Januari, T. P dan Muliastuti, L (2009). Modul bahasa indonesia SMP terbuka. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Kurniawan, H. (2009). Sastra anak dalam kajian strukturalisme, sosiaologi,

semiotika, hingga penulisan kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kutha R. N. (2012). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Luxembrug, J. V, dkk. (1989). Pengantar ilmu sastra. (Terjemahan Dic Hartoko). Jakarta: PT Gramedia.

Lasmayati, T. (2009). Upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan.

deskripsi melalui teknik pembelajaran reka cerita gambar pada kelas VI SDN nembol mandalawangi pandeglang tahun 2008/2009. Jurnal Penelitian. LPPM Untirta, Edisi 12 Tahun 2009: 28-30.

Mangunwijaya, Y.B. ( 1984). Sastra dan religius. Yogya karta: Kanisius.

Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar

kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiantoro, B. (2005). Sastra anak pengantar pemahaman dunia anak.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurgiantoro, B. (2012). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pradopo, R. D. (2009). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pratiwi, D. B. (2011). Nilai ahlak mulia cerpen anak KKPK dan desain

pembelajarannya. Tesis: Tidak diterbitkan.

Rusyana, Y. (1982). Metode pengajaran sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Rusyana, Y .(1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung:

Diponogoro.

Rahmanto, B. (2000). Metodologi pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Gambar

gambar, sehingga tidak terlalu menekankan pada angka. Jadi metode deskriptif
Gambar 3.2
Tabel 3.1 Pedoman Analisis

Referensi

Dokumen terkait

1) Pre Harvesting : kegiatan pembersihan areal sekitar pohon yang akan ditebang ( imas ). Pengukuran waktu kerja dihitung dari operator tebang menghidupkan chainsaw

JUDUL PROSEDUR PRESENSI ABSEN HARIAN DAN REKAP ABSEN BULANAN PEGAWAI FMIPA UNDIP TANGGAL DIKELUARKAN 17 PEBRUARI 2010.. AREA FAKULTAS MIPA : BIDANG KEUANGAN &

DAMPAK SINHALA ONLY ACT SOLOMON BANDARANAIKE TERHADAP ETNIS TAMIL DI CEYLON (1956-1972).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gendish Mitra Kinarya meninjau kembali metode perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dan mempertimbangkan untuk menerapkan metode Activity Bases Costing (ABC)

Students’ critical thinking in writing An english exposition text (a case study in a private university in ciamis).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah penyimpangan atau selisih terhadap biaya bahan baku standar dengan sesungguhnya dengan menggunakan metode dua selisih untuk produksi roti

Sanggahan disampaikan kepada Pokja-2 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Aplikasi SPSE pada Website LPSE Kabupaten Jombang. 269.659.000,00

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository