EDISI BULAN NOVEMBER 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Riawan NIM: 034114024
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
DALAM WACANA PIKIRAN PEMBACA
PADA SURAT KABAR HARIAN
KEDAULATAN RAKYAT
EDISI BULAN NOVEMBER 2007
Oleh Riawan NIM: 034114024
Telah disetujui oleh
Pembimbing I
Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. Tanggal, 26 Oktober 2009
Pembimbing II
S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum. Tanggal, 26 Oktober 2009
DALAM WACANA PIKIRAN PEMBACA
PADA SURAT KABAR HARIAN
KEDAULATAN RAKYAT
EDISI BULAN NOVEMBER 2007
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Riawan NIM: 034114024
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal, 30 September 2009
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : Drs. B. Rahmanto, M.Hum. ...
Sekretaris : Drs. Heri Antono, M. Hum. ...
Anggota : Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum. ...
Anggota : Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. ...
Anggota : S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum. ……….
Yogyakarta, 30 September 2009
Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma
(Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.)
Today is better than yesterday
and tomorrow will be better than today
Homo proponit, sed Deus disponit (Manusia berencana, Tuhan yang memutuskan)
Nil sine magno labore vita dedit mortalibus. (Tanpa kerja keras, kehidupan tak memberikan apapun kepada manusia)
Quidquid agis, prudenter agas, et respice finem! (Apapun yang kau lakukan, lakukanlah dengan bijak dan pertimbangkan hasil akhirnya)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhanku Yesus Kristus berkat pelimpahan Roh Kudus. Kepada kedua orang tuaku terkasih, Ignatius Suparmo dan Catharina Sudjarwati dan kedua kakakku yang telah menyemangatiku Margareta Eriyani Widayati dan Markus Retnanto.
yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Oktober 2009
Penulis
Riawan
Sanata Dharma.
Dalam skripsi ini dibahas wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Ada dua masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, informasi apa sajakah yang terkandung pada wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007? Kedua, maksud apa sajakah yang terkandung pada wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007?
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu (i) pengumpulan data, (ii) analisis data dan (iii) penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak. Teknik yang digunakan dalam metode simak ini adalah teknik sadap yaitu dengan menyadap penggunaan bahasa. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan, khususnya metode padan referensial dan pragmatis. Metode padan referensial digunakan untuk menganalisis aneka jenis informasi yang terkandung dalam wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Metode padan pragmatis digunakan untuk menganalisis aneka jenis maksud yang terkandung dalam wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harianKedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode informal dan metode formal. Metode informal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa, dan metode formal artinya penyajiannya hasil analisis data dengan menggunakan bagan atau diagram.
Hasil penelitian mengenai wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyatedisi bulan November 2007 ini adalah sebagai berikut. Pertama, informasi pada wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian
Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007 meliputi (1) syawalan, (2) kehilangan, (3) penemuan, (4) kecelakaan, (5) reuni, (6) komunitas, (7) keberadaan, (8) lomba, (9) kerusakan, (10) orang sakit, (11) belanja, (12) perpanjangan, (13) pengalaman berkendara, (14) barang terjatuh, (15) donor darah, (16) parkir, (17) penilangan, (18) seminar, (19) pengobatan gratis, (20)
software, (21) kondisi, (22) penjualan tanah, (23) perhitungan pulsa, (24) mendapat SMS, (25) penitipan, (26) perguruan beladiri, (27) jembatan Srandakan perlu pos pengamanan, (28) perpajakan, (29) anggota asuransi Bumi Putera, (30) pengurusan status kepemilikan hak atas tanah, (31) kenaikan harga sembako,
penggantianflashdisk, (47) puasa, (48)heritagedi Magelang, (49) sertifikat tanah telah selesai diproses, (50) permasalahan pertanahan, (51) asuransi, (52) win-win solution, (53) kasus salah transfer selesai, (54) kasus innovation store, (55) penukaran uang, (56) wajib pajak, (57) penyelesaian masalah di Indogrosir, (58) penyelesaian masalah di Karita Muslim Square, (59) mencabut pernyataan, (60) pembuatan kartu kuning, (61) sikap arogan anggota Thunder 125, (62) hujan dua jam, (63) pelatihan, (64) upah minimum propinsi, (65) diklat & recruitment KSR PMI, (66) kasusinnovation store, (67) service mobil Honda, (68) kisah pensiunan PNS, (69) pemilu tanpa foto, (70) KTP dipinjam tidak kembali, (71) pembuatan mural, (72) perizinan dipersulit, (73) hal unik saat pertandingan sepakbola, (74) perubahan manajemen lalu lintas, (75) pemanfaatan KTP, (76) keadaan musala, (77) jatuh tempo pembayaran premi, (78) sikap panitia yang kurang peduli, (79) berita dari bumi “sang bumi ruwai jurai”, (80) rakerda LKD, (81) LSM Komptras, (82) mendambakan wanita, (83) kasus pengukuran tanah, (84) permohonan aplikasi, (85) dinas olahraga di DIY, (86) kasus pidana, (87) referendum, (88) ujian nasional, (89) tidak melakukan kerja sama dan (90) peraturan pendirian bangunan.
Kedua, maksud pada wacana pikiran pembaca dalam surat kabar harian
Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007 meliputi (1) mengundang, (2) memohon bantuan, (3) memberikan tanggapan, (4) memberikan saran, (5) meminta untuk mengambil, (6) memberikan imbauan, (7) mengucapkan terima kasih, (8) mengutarakan kekecewaan, (9) meminta penjelasan, (10) memberitahukan, (11) mengemukakan pendapat, (12) menanyakan, (13) meminta pertanggungjawaban, (14) mengajak, (15) mengklarifikasi, (16) menyelesaikan masalah, (17) menyatakan kebanggaan, (18) mengkonfirmasi, (19) meminta maaf, (20) memberi bantuan, (21) memohon perhatian, (22) memberikan usul, (23) meminta dukungan dan (24) menyelenggarakan.
Hubungan antara informasi dan maksud dalam pikiran pembaca begitu jelas dan saling berkaitan, sebab kita sebagai pembaca dapat dengan mudah mengetahui atau mengerti apa maksud yang akan ditekankan oleh penulis hanya dengan membaca isi informasi tersebut. Dalam wacana pikiran pembaca pasti ada informasi yang akan disampaikan oleh penulis dan setiap informasi yang berada di dalam pikiran pembaca pasti ada maksud yang akan ditekankan oleh penulis. Informasi merupakan bagian penting dari setiap wacana pikiran pembaca, karena dengan adanya informasi berarti penyampaian pesan dapat mudah dicerna oleh pembaca. Sebaliknya maksud pada pikiran pembaca merupakan perwakilan dari apa yang dirasakan oleh penulis yang dituangkan melalui tulisan, sehingga pihak-pihak yang dituju dapat mengetahuinya.
Letters, Sanata Dharma University.
The object of the study is the reader’s main idea in the dialy newspaper,
Kedaulatan Rakyat. There are two main problems. In this thesis, first, the writer focuses on what kind of information which is including in the reader’s main idea. Then the second, the writer tries to find what kind of intentions on it. The discussion in this thesis is made based on the objectives of this study which describe the analysis of reader’s main idea, describe the forms of information based on some theories, and to find out the significant intentions of reader’s main idea.
This research has three steps first one, the method that was applied to this study is data collecting by using library research since all the data needed were from some references available in the library. The next step is data analysis and the last one is the data analysis result. The method that can be used in data collecting is a careful reading and note technique the writer uses note technique to adapt some language using. Another analysis data method that is used padan
method, especially referential padan and pragmatic. Referential padan is used to analysis enormous intentions inside reader’s main idea. In showing the data analysis result, the writer adapts informal method and formal method. Informal method uses some ordinary words, and formal method uses, bagatelle or even diagram.
Based on the analysis in this study, the writer has found some information regarding the research. (1) The important information are Moslem gathering, (2) lost, (3) found, (4) traffic accident, (5) reunion, (6) vehicle community, (7) location, (8) choir competition, (9) road problem, (10) ill people, (11) shopping, (12) driving license law, (13) driving experience, (14) fallen things, (15) blood donation, (16) parking, (17) punishment, (18) sub urban meeting, (19) free medicine, (20) software, (21) condition, (22) land selling, (23) cellular voucher counting, (24) getting short message service, (25) public service, (26) defense sport center, (27) a security house in Srandakan bridge, (28) taxes, (29) Bumiputera insurance member, (30) land owner status problem, (31) the raising price of food, (32) flashdisc buying, (33) credit payment, (34) wrong transfer, (35) wrong complaint number, (36) misplace of ballyhoo, (37) date time, (38) mosque building making, (39) sarcastic word, (40) expire date design, (41) article remaking, (42) phone using advertisement, (43) the cancelation of UNY tourist, (44) car accident, (45) abbreviation, (46) flashdisc replacement, (47) fasting, (48) heritage building in Magelang, (49) the making process of land letter, (50) land problem, (51) insurance, (52) win-win solution, (53) the end of mistransfer case, (54) innovation store case, (55) exchange currency, (56) tax citizen,
card borrowing, (71) graffiti making, (72) difficult permission, (73) a unique action in football, (74) the development of traffic management, (75) identity card aim, (76) mosque condition, (77) incurance expire, (78) unaware committee, (79) Sang Bumi Ruwai Jurai news, (80) LKD territory work meeting, (81) Komptras non government organization, (82) woman adorement, (83) land measurement case, (84) aplication asking, (85) application asking, sport activity in DIY, (86) crime case, (87) referendum, (88) national examination problem, (89) not having contract under building and (90) Building regulation.
There are also some intentions on reader’s main idea, (1) their intentions are inviting, (2) asking for a help, (3) giving response, (4) giving advice, (5) require for take (6) sharing an opinion, (7) giving gratitude, (8) showing disappointed feeling, (9) asking for clarification or explanation, (10) asking something, (11) suggest for opinion (12) ask about (13) asking for the responsibility, (14) giving the announcement, (15) persuading, (16) solving the problem, (17) telling some real story, (18) confirmation, (19) asking for a apologize, (20) given for assist (21) asking for attention, (22) giving an idea, (23) asking for support and (24) organizing some events.
The relation between information and the intentions are clearly connecting so that the reader will easily know the intentions from the writer by reading the information content. There is something to be understood by reader by knowing the intention from the information it self. Information is the most important thing from reader’s main idea, while reader’s main idea is the representation of writer’s feeling in the form of writing so that the reader know the felling of this writer too.
Nama : Riawan
Nomor Mahasiswa : 034114024
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
”Informasi dan Maksud dalam Wacana Pikiran Pembaca
Pada Surat Kabar HarianKedaulatan RakyatEdisi Bulan November 2007” Dengan ini, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Oktober 2009
Yang menyatakan,
(Riawan)
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi gelar sarjana S-1,
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan tulus hati dan penuh
rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum sebagai pembimbing I yang
dengan penuh kasih, kesabaran, dan ketulusan hati selalu memberikan
dorongan, bimbingan, masukan, dan petunjuk kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum sebagai pembimbing II yang telah
membimbing dengan penuh ketelitian, kesabaran dan selalu
memberikan masukan, semangat kepada penulis sehingga dalam
proses pengerjaan skripsi dapat berjalan dengan baik.
3. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma: Drs. B. Rahmanto, M.Hum, Drs. Yoseph Yapi Taum M.Hum,
Drs. P. Ari Subagyo M.Hum, Drs. Hery Antono, M.Hum, Drs. FX.
Santosa, Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum. Semua pihak yang telah
banyak mendukung, membantu, memberikan nasihat selama
menempuh pendidikan di bangku kuliah.
4. Kedua orangtuaku, Ignatius Suparmo dan Catharina Sudjarwati yang
selalu memberikanku kasih sayang, kedamaian, kesabaran, suka cita
dan bekal hidup, serta kedua kakakku Margareta Eriyani Widayati dan
Markus Retnanto yang selalu memberikanku semangat, kasih sayang
dan harapan. Keluarga besar Eyang Wido Sutrisno terima kasih untuk
rasa kekeluargaan yang telah terjalin selama ini.
dan staf sekretariat Fakultas Sastra terima kasih karena telah
memberikan pelayanan yang baik.
7. Segenap karyawan redaksi Surat Kabar HarianKedaulatan Rakyat
Jl. P. Mangkubumi yang telah ramah mengizinkan penulis masuk di
ruang koleksi untuk mencari data yang dibutuhkan.
8. Semua pihak yang telah membantu dengan segenap tenaga, pikiran
dan semangat sampai skripsi ini selesai.
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSTRAK... vi
ABSTRACK... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... x
KATA PENGANTAR... xi
DAFTAR ISI... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah... 14
1.3 Tujuan Penelitian... 14
1.4 Manfaat Hasil Penelitian... 15
1.5 Tinjauan Pustaka... 15
1.6 Landasan Teori... 20
1.6.1 Wacana... 20
1.6.2 Surat Pembaca... 22
1.6.3 Pragmatik Bahasa... 22
1.6.4 Proses Komunikasi dan Informasi... 24
1.6.5 Maksud... 27
1.7 Metode Penelitian... 28
1.7.1 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data... 28
1.7.2 Metode Dan Teknik Analisis Data... 29
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data... 31
1.8 Sistematika Penyajian... 32
2.2 Informasi Syawalan... 34
2.3 Informasi Kehilangan... 39
2.4 Informasi Penemuan... 42
2.5 Informasi Kecelakan... 46
2.6 Informasi Reuni... 51
2.7 Informasi Komunitas... 55
2.8 Informasi Keberadaan... 59
2.9 Informasi Lomba... 63
2.10 Informasi Kerusakan... 67
2.11 Informasi Orang Sakit... 70
2.12 Informasi Belanja... 73
2.13 Informasi Perpanjangan... 76
2.14 Informasi Pengalaman Berkendara... 79
2.15 Informasi Barang Terjatuh... 81
2.16 Informasi Donor Darah... 83
2.17 Informasi Permasalahan Parkir... 85
2.18 Informasi Penilangan... 87
2.19 Informasi Seminar... 90
2.20 Informasi Pengobatan Gratis... 93
2.21 Informasi Software... 95
2.22 Informasi Kondisi... 99
2.23 Informasi Penjualan Tanah... 103
2.24 Informasi Perhitungan Pulsa... 104
2.25 Informasi Mendapat SMS... 105
2.26 Informasi Penitipan... 106
2.27 Informasi Perguruan Beladiri... 107
2.32 Informasi Kenaikan Harga Sembako... 115
2.33 Informasi Pengalaman Membeli Flashdisk... 116
2.34 Informasi Membayar Angsuran... 118
2.35 Informasi Salah Transfer... 120
2.36 Informasi Kekeliruan Nomor Pengaduan... 121
2.37 Informasi Gambar Spanduk yang Kurang Tepat... 122
2.38 Informasi Siklus Penanggalan... 124
2.39 Informasi Pembangunan Masjid... 126
2.40 Informasi Umpatan... 127
2.41 Informasi Desain Tanggal Kedaluarsa... 129
2.42 Informasi Ralat Artikel Opini... 131
2.43 Informasi Iklan Pemasangan Telepon Kabel... 131
2.44 Informasi Wisataraga UNY Batal... 133
2.45 Informasi Mobil yang Mengalami Musibah... 134
2.46 Informasi Singkatan... 136
2.47 Informasi Penggantian Flashdisk... 137
2.48 Informasi Puasa... 138
2.49 Informasi Heritage di Magelang... 140
2.50 Informasi Sertifikat Tanah telah Selesai di Proses... 142
2.51 Informasi Permasalahan Penjualan Tanah... 143
2.52 Informasi Asuransi... 145
2.53 Informasi Win-win Solution... 146
2.54 Informasi Kasus Salah Transfer Selesai... 147
2.55 Informasi Kasus Innovation Store... 149
2.56 Informasi Transaksi Penukaran Uang... 150
2.61 Informasi Pembuatan Kartu Kuning... 156
2.62 Informasi Sikap Arogan Anggota Thunder 125... 157
2.63 Informasi Hujan Dua Jam... 159
2.64 Informasi Pelatihan Perawatan Jenazah... 161
2.65 Informasi Mengenai Upah Minimum Propinsi... 163
2.66 Informasi Diklat dan Recruitment KSR PMI... 164
2.67 Informasi Kasus Innovation Store... 166
2.68 Informasi Service Mobil Honda... 167
2.69 Informasi Pensiunan PNS... 168
2.70 Informasi Pemilu Tanpa Foto... 170
2.71 Informasi KTP Dipinjam Tidak Kembali... 171
2.72 Informasi Pembuatan Mural... 173
2.73 Informasi Perizinan Dipersulit... 175
2.74 Informasi Hal Unik Ketika Pertandingan Sepakbola... 177
2.75 Informasi Perubahan Manajemen Lalulintas... 179
2.76 Informasi Pemanfaatan KTP... 181
2.77 Informasi Keadaan Musala... 183
2.78 Informasi Jatuh Tempo Pembayaran Premi... 184
2.79 Informasi Sikap Panitia Kurang Peduli... 186
2.80 Informasi Berita dari Sang Bumi Ruwai Jurai... 187
2.81 Informasi Raperda LKD... 189
2.82 Informasi LSM Komptras... 192
2.83 Informasi Mendambakan Wanita... 193
2.84 Informasi Kasus Pengukuran Tanah... 193
2.85 Informasi Permohonan Aplikasi... 195
2.86 Informasi Dinas Olahraga di DIY... 196
2.91 Informasi Peraturan Pendirian Bangunan... 202
2.92 Kesimpulan Berbagai Jenis Informasi dalam Pikiran Pembaca 205 BAB III MAKSUD YANG TERKANDUNG DALAM WACANA PIKIRAN PEMBACA PADA SURAT KABAR HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI BULAN NOVEMBER 2007... 235
3.1 Pengantar... 235
3.2 Maksud Mengundang... 236
3.3 Maksud Memohon Bantuan... 240
3.4 Maksud Memberikan Tanggapan... 245
3.5 Maksud Memberikan Saran... 254
3.6 Maksud Permohonan Diambil... 260
3.7 Maksud Memberikan Himbauan... 263
3.8 Maksud Mengucapkan Terima Kasih... 269
3.9 Maksud Mengutarakan Kekecewaan... 273
3.10 Maksud Meminta Penjelasan... 280
3.11 Maksud Memberitahukan... 287
3.12 Maksud Mengemukakan Pendapat... 291
3.13 Maksud Menanyakan... 299
3.14 Maksud Meminta Pertanggungjawaban... 304
3.15 Maksud Mengajak... 307
3.16 Maksud Mengklarifikasi... 311
3.17 Maksud Menyelesaikan Masalah... 314
3.18 Maksud Menyatakan Kebanggaan... 316
3.19 Maksud Mengkonfirmasi... 320
3.20 Maksud Meminta Maaf... 321
3.25 Maksud Menyelenggarakan... 327
3.26 Kesimpulan Berbagai Jenis Maksud dalam Pikiran Pembaca 328 3.27 Tabel Informasi dan Maksud dalam Pikiran Pembaca... 343
BAB IV PENUTUP... 348
4.1 Kesimpulan... 348
4.2 Saran... 350
DAFTAR PUSTAKA... 351
RIWAYAT HIDUP... 353
1
Dalam skripsi ini penulis membahas penggunaan bahasa sebagai media
komunikasi yang diwujudkan secara tertulis dan secara khusus pada surat kabar.
Sebagai salah satu halaman khusus dalam penerbitan pers, wacana ”pikiran
pembaca” memiliki ciri khas yang membedakannya dari rubrik lain, yaitu meliputi
ruang atau space yang disediakan bagi pembaca untuk menyalurkan aspirasi atau
semacam urun rembug. Bahasa yang digunakan dalam wacana pikiran pembaca
begitu lugas maksudnya menyatakan realitas sesuai apa yang dilihat atau
dirasakan dan dapat dipakai sebagai fungsi sosial lain, misalnya untuk memuat
berita keluarga yang kehilangan anggota/familinya. Hal ini menjadikan pembaca
dapat dengan mudah mengetahui atau mengerti bahwa suatu wacana dapat disebut
sebagai ”pikiran pembaca”.
Penulis mengkaji wacana ”pikiran pembaca” yang ada di dalam surat
kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Alasan memilih
Kedaulatan Rakyat adalah media massa ini merupakan salah satu surat kabar
pertama kali dan sekaligus menjadi koran tertua yang berada di Indonesia yang
terbit di Yogyakarta mulai tanggal 27 September 1945 (menggantikan surat kabar
Sinar Matahari milik fasisme Jepang yang berhasil digulung para pejuang
kemerdekaan tanggal 11 September 1945) itu, sejak awal telah memplokamirkan
diri sebagai surat kabar perjuangan. Media massa ini juga menjadi pionir yang
Jepang. Pers yang hadir setelah kemerdekaan RI ini pada umumnya mempunyai
peranan untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pers di negara ini, saat itu benar-benar berangkat dari perjuangan dan idealisme,
jauh dari unsur bisnis. Itulah sebabnya, pers kala itu banyak pula memuat
berita-berita perjuangan para pejuang dari berbagai wilayah di tanah air. Salah satu pers
di Yogyakarta yang muncul di masa revolusi fisik adalah Kedaulatan Rakyat.
Koran ini selalu menyajikan berita-berita penting tentang perjuangan sehingga
rakyat dapat menyimak situasi yang terjadi saat itu dengan lebih jelas dan akurat
dan mempunyai peranan penting yang tak terbantahkan kehadirannya sebagai
pencatat sejarah yang otentik. Nama Kedaulatan Rakyat diberikan oleh
Sudarisman Purwokusumo dan salah satu pendirinya adalah Samawi, pejuang pers
yang berjiwa nasionalis. Sebelum bernama KR, media ini bernama Harian Sinar
Matahari, surat kabar yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah Jepang saat
berkuasa di Indonesia. Namun, setelah Jepang takluk kepada Sekutu, media ini
direbut dan dipakai untuk menginformasikan segala berita yang berkaitan dengan
perjuangan bangsa Indonesia. Fungsi utama koran ini, sebagai jalur melawan
segala bentuk penjajahan baik fisik mapun psikis yang dilakukan penjajah dengan
cara menuangkan berbagai tulisan yang mengecam kependudukan mereka di
tanah air dan sekaligus koran ini menjadi kontrol sosial bagi rakyat Indonesia.
Kekuatan Kedaulatan Rakyat atau harian lokal tersebut adalah
kemampuannya mengangkat masalah-masalah lokal. Selain itu kekhasan
penulisan di koran lokal ini membuat loyalitas pembacanya karena media massa
Setiap tulisan yang diterbitkan dalam setiap rubrik dapat menimbulkan efek bagi
pembacanya serta memiliki suatu nilai tersendiri yang mendekatkan antara penulis
dan pembaca karena sama-sama memiliki latar belakang geografis yang sama.
Selain itu, media massa ini terbit setiap hari kecuali hari libur nasional dan media
massa ini memuat pikiran pembaca yang menjadi sumber data penelitian. Nama
yang dipakai pada halaman pikiran pembaca di Kedaulatan Rakyat juga
membedakan dengan nama pikiran pembaca media massa lainnya, misalnya pada
surat kabar The Jakarta Post ”Readers Forum”, Republika ”Suara Publika”,
Media Indonesia ”Surat Anda”, Bernas Jogja ”Bebas Bicara”, Bisnis Indonesia
”Pembaca Menulis”, danKompas”Surat Pembaca”.
Rubrik adalah ruangan dalam halaman surat kabar, majalah, media cetak
lainnya mengenai suatu aspek (Uchjana, 1988: 316).
Pada umumnya media massa mempunyai rubrik opini yang ditempatkan di
halaman khusus yang disebut halaman opini (opinion page), halaman ini memuat
tajuk rencana, artikel, kolom, surat pembaca, karikatur serta pojok. Pada konsep
ini halaman opini harus terbebas dari berita maupun foto juga iklan. Akan tetapi
ada yang mulai meninggalkan konsep halaman opini. Sering di dapatkan tajuk
rencana (editorial), komentar dan ulasan berada di halaman depan surat kabar.
Malahan ada surat kabar yang menempatkan tajuk rencana berada berdampingan
dengan iklan di satu halaman surat kabar. Kadang di halaman ini pula ditempatkan
boks redaksi atau pengasuh koran bersangkutan. Halaman opini sebuah koran
Sedangkan yang dimaksud kolom adalah lajur pada surat kabar atau
majalah. Bisa juga berarti tulisan dalam penerbitan pers yang menyoroti suatu
masalah tertentu dengan gaya bahasa bebas, bersifat subyektif, biasanya satiris
dan komis mengenai politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Penulisnya disebut
kolumnis. (F.X Koesworo, 1994: 104).
Wacana pada surat kabar begitu vital maksudnya setiap rubrik berita,
rubrik opini, rubrik olah raga, rubrik hiburan, rubrik iklan dan seluruh rubrik dari
media massa tersebut ditentukan dari wacananya, sehubungan dengan hal itu pada
pikiran pembaca pun memiliki wacana. Fungsi wacana pada pikiran pembaca
adalah untuk memberitahukan kepada khalayak apa saja informasi yang akan
dituangkan oleh penulis dan apa sajakah maksud yang hendak ditekankan oleh
penulis. Dari segi isi wacana tersebut pembaca menjadi jelas apa yang akan
dituangkan dan ditekankan oleh penulis hanya dengan membaca dan
memahaminya.
Pada surat kabar harianKedaulatan Rakyatjuga memiliki rubrik opini atau
halaman opini yang berisikan tajuk rencana, opini, pojok dan pikiran pembaca.
Bila opini dan pikiran pembaca ditulis oleh pihak luar, maka tajuk rencana dan
pojok ditulis oleh kalangan dalam. Oleh karena itu, baik tajuk rencana maupun
pojok dianggap tulisan yang mencerminkan sikap pengelola media.
Perbedaan tajuk rencana dan pojok terletak pada keseriusannya. Tajuk
ditulis dengan gaya bahasa resmi, baku dan serius. Di dalamnya harus ada unsur
sentilan. Bila tajuk cenderung mengajak serius, pojok justru mengajak pembaca
tersenyum dan tertawa di hati.
Baik yang diulas dalam tajuk rencana maupun pojok, sama-sama masalah
yang berkembang terakhir. Yaitu masalah mutakhir yang sedang menjadi
perhatian masyarakat. Tajuk rencana cenderung mengajak pembacanya merenung
dan berpikir. Kesan yang dibawanya dituntut dalam. Sementara, pojok hanya
menampilkan kesan sepintas, sehingga bersifat impresif.
Maka dapat ditarik kesimpulan hal yang membedakan antara rubrik,
kolom dan wacana adalah dari segi penempatan ruang. Maksudnya rubrik itu
sudah berada di halaman khusus yang disediakan oleh media massa dan rubrik
dapat dibagi-bagi menurut jenisnya tergantung berita atau tulisan yang hendak
dimuat. Rubrik menurut jenisnya seperti rubrik berita, rubrik opini, rubrik olah
raga, rubrik kriminal, rubrik iklan dan sebagaianya. Rubrik opini misalnya terdiri
dari tajuk rencana, opini, kolom, pojok dan pikiran pembaca. Sedangkan kolom
penempatannya di halaman rubrik, khususnya rubrik opini. Kolom disediakan
oleh media massa bagi pembaca yang ingin menuangkan gagasannya mengenai
permasalahan tertentu yang sedang aktual. Wacana berada pada setiap rubrik,
semisal pada rubrik opini yang terdiri dari tajuk rencana, opini, pojok dan pikiran
pembaca. Wacana menurut fungsinya di rubrik opini merupakan bagian yang
paling penting yang menjelaskan berbagai macam isi dan muatan pada setiap
halaman di rubrik tersebut.
Alasan pikiran pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat ini
penyambung lidah suara akar rumput (rakyat) dalam menyampaikan berita apa
pun seperti menyangkut keluhan, kritikan, saran atau semacam urun rembug yang
menyangkut kepentingan umum, juga bisa merupakan pengaduan. Pada media
massa ini hanya pikiran pembaca yang dinilai pantas untuk mewakili masyarakat
dalam menyampaikan aspirasinya, tetapi ada juga halaman lain yang menampung
suara rakyat seperti halaman opini, sungguh-sungguh terjadi, suara mahasiswa dan
lain sebagainya. Perbedaan antara pikiran pembaca dengan halaman lain seperti
halaman opini, sungguh-sungguh terjadi dan suara mahasiswa adalah dari segi isi
dan honorarium, pada halaman opini misalnya siapa saja boleh mengemukakan
pendapatnya baik kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dosen, buruh, PNS,
karyawan kantor, pedagang, wiraswasta dan lain-lain. Pada opini isi pendapatnya
harus jelas, lugas, aktual, mengena dan bermanfaat bagi audiens, selain itu
topiknya juga sudah dipilihkan oleh media massa yang bersangkutan, jadi penulis
atau seseorang yang ingin mengirimkan gagasan, pikirannya dalam bentuk tulisan
harus mengikuti cara main media tersebut. Pada halaman opini ada sistem seleksi,
maksudnya semua opini yang telah masuk ke meja redaksi harus dipilih dan
ditentukan kualitas isi gagasannya oleh redaksi yang bersangkutan sehingga tidak
semua opini yang dikirimkan oleh penulis dapat dimuat dalam rubrik opini. Bagi
opini yang telah dipilih dan diterbitkan oleh redaksi, penulis opini akan
mendapatkan honorarium dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh media
massa tersebut.
Pada halaman Suara Mahasiswa topik yang diangkat juga sudah
pendapatnya juga harus berbicara atau menyinggung tentang topik tersebut, lebih
dari hal itu penulis pada halaman ini harus mahasiswa bukan dari elemen
masyarakat lain dan bagi mahasiswa yang isi gagasannya dipilih serta diterbitkan
dalam suara mahasiswa akan mendapatkan honorarium. Inilah sebenarnya yang
membedakan pikiran pembaca dengan kolom lain di media massa Kedaulatan
Rakyat. Sehubungan dengan itu, maka di samping pembaca dapat mengirimkan
opini dan suara mahasiswa, maka pembaca juga dapat mengirim surat pembaca.
Hanya saja kalau opini dan suara mahasiswa, disediakan honorarium namun untuk
surat pembaca tidak. Tidak semua dari surat pembaca dimuat, artinya surat-surat
pribadi yang masuk tetap diseleksi dan penulis memang harus bertanggung jawab
terhadap tulisannya. Karena itu penulis harus melampirkan foto copy identitasnya.
Penggunaan bahasa yang digunakan dalam pikiran pembaca begitu mudah
dicerna, dimengerti bagi khalayak pembaca, yang sebagian besar penulisnya atau
orang yang menuturkan dalam bentuk tulisan tersebut adalah masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Pikiran pembaca merupakan salah satu
media yang dapat menyalurkan aspirasi masyarakat. Pikiran pembaca merupakan
realisasi nyata dari fungsi interaksional bahasa. Penulis mengkaji fungsi sosial
bahasa karena semakin penting untuk memelihara hubungan sosial dalam
masyarakat. Selain itu, isi dari pikiran pembaca itu begitu beragam, tidak hanya
berisi keluhan yang ditujukan kepada pihak-pihak tertentu, instansi pemerintah
atau swasta, tetapi memuat tentang ucapan terima kasih, meminta bantuan, berita
kehilangan, berita penemuan, kekecewaan, memberitahukan kabar dan berbagai
pembaca tersebut. Karena wacana tersebut bermanfaat yaitu memberikan berbagai
informasi yang ada dan dapat menangkap maksud apa sajakah yang akan
disampaikan oleh penulis.
Peneliti tertarik untuk meneliti pikiran pembaca edisi bulan November
2007 sebagai sumber data, karena peneliti telah melakukan teknik sampling
rambang sederhana yaitu teknik ini memungkinkan setiap populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilah sebagai anggota sampel. Penarikan sampel
dilakukan dengan membuat 12 undian selama setahun kemudian diambil salah
satu dan hasilnya adalah bulan November 2007.
Pikiran pembaca adalah rubrik khusus dalam penerbitan pers yang
disediakan bagi pembaca untuk mengeluarkan pendapat, komentar, protes, kritik,
pujian, simpati tentang sesuatu hal yang menyangkut kepentingan umum.
Wacana ”pikiran pembaca” merupakan salah satu bentuk komunikasi
dalam kehidupan manusia yang penyampaiannya melalui tulisan. Wacana pikiran
pembaca adalah salah satu bentuk realisasi fungsi bahasa yaitu memelihara
hubungan sosial dalam masyarakat umum. Hubungan yang tersumbat dan
mengalami gangguan akan mengakibatkan keadaan yang menyesakkan. Untuk
memperbaiki keadaan ini diperlukan suatu sarana yang mampu mengungkapkan
masalah-masalah yang menimbulkan gangguan. Melalui bahasa yang digunakan
itulah manusia mampu mengungkapkan masalah-masalah yang dialaminya. Selain
itu, pada umumnya pikiran pembaca merupakan suatu wadah untuk melakukan
forum kontak sosial antara pembaca, tempat berbagi pengalaman antara pembaca
pandangan pembaca terhadap sesuatu hal atau peristiwa dan tempat untuk
menyampaikan pengaduan dan kritik terhadap layanan yang diberikan oleh
lembaga pemerintah atau swasta.
Tersumbatnya hubungan sosial dapat terjadi antara lain disebabkan karena
kekecewaan seseorang, pelanggan atau pemakai jasa tertentu akan merasa kesal
dengan pelayanan yang tidak memuaskan atau merugikan dirinya sendiri.
Pelayanan yang demikian itu dapat menimbulkan rasa kecewa dan tidak puas pada
diri pelanggan atau konsumen. Oleh karena itu, diperlukan suatu sarana yang
mampu mengungkapkan rasa kecewa dan rasa tidak puas yang dialami pelanggan
tersebut yaitu bahasa. Bahasa yang terungkap dari rasa kecewa dan rasa
ketidakpuasan akan melahirkan suatu bentuk keluhan pada diri penutur. Berkaitan
dengan hal itu, penulis melihat munculnya permasalahan yang menarik yaitu
bagaimana seseorang mengungkapkan keluhannya dengan memanfaatkan
unsur-unsur kebahasaan pada sebuah massa.
Dalam penelitian ini, penulis membahas wacana pikiran pembaca yang
dimuat di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007.
Pemilihan wacana pikiran pembaca dalam surat kabar tersebut disebabkan oleh
daya jangkau yang dimiliki penulis. Selain itu, surat kabar tersebut mudah didapat
dan memuat pikiran pembaca. Beberapa contoh Pikiran Pembaca pada surat kabar
harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007 yang mengandung
(1) Titipan Kucing“Chelsi”Harap Diambil
(a) KEPADA Ibu Devi Setianingrum dengan alamat Bokoharjo, Maguwo, Sleman, harap kucingnya dengan nama Chelsi segera diambil, mengingat batas waktu penitipan sudah berakhir sejak tanggal 20 Oktober 2007. (b) Nomor kontak yang diberikan (0813280768320) ternyata berulang kali tidak dapat kami hubungi, kami dari penitipan hewan “Jogjavet” memberikan batas waktu sampai dengan tanggal 5 November 2007 untuk menghubungi kami di No 085228027253. (c) Apabila sampai batas waktu tersebut tidak ada kejelasan maka dengan berat hati, kucing tersebut di luar tanggung jawab kami. (drh Painem, Keswan Jogjaveteriner, Kedaulatan Rakyat, Jumat, 2 November 2007, Hlm11).
(2) Motor Tergelincir, Surat Penting Tercecer
(a) KEJADIAN ini bermula pada hari Minggu, 28-10-2007, ketika saya dalam perjalanan pulang dari rumah teman. (b) Akibat kondisi jalan yang licin karena hujan, saya beserta motor saya tergelincir di seputaran Monumen Pancasila Sakti.
(c) Saat itu kondisi yang baru saya alami membuat saya kurang cermat, sehingga dompet saya yang berisi kartu identitas yang penting tercecer dan lupa saya ambil, untuk diketahui saja dompet saya berwarna hitam berisi ATM, SIM, dan KTM beserta STNK.
(d) Oleh kejadian ini saya sangat mengharapkan sedalam-dalamnya bagi saudara/i yang menemukan dompet dengan kriteria tersebut untuk mengembalikan dompet saya.
(e) Saya akan menghargai langkah baik saudara, saya akan memberikan imbalan sepantasnya dan tidak memperpanjang masalah.
(f) Akhir kata semoga amal baik saudara/i diterima, dan dimudahkan urusan saudara oleh Tuhan. (Nurrahman Aji, Jl Trembesi 5 CC, Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 3 November 2007, Hlm 9).
(3) Syawalan Keluarga Besar ISFI DIY
Assalamu’alikum Wr Wb
(b) Untuk konfirmasi kehadiran harap menghubungi sekretariat PD ISFI DIY, Apotek UGM Jl Prof Dr Sardjito No 25 Yogyakarta, telp 541564, atau 081392926001 (Tutik), 0810811252647 (Bondan), 081328834919 (Nunut R).
(c) Demikian, pemberitahuan ini merupakan undangan bagi yang belum menerima.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
(Nunut Rubiyanto Ssi Apt, Ketua PD ISFI DIY, Pandes RT 03, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Kedaulatan Rakyat, Jumat, 9 November 2007, Hlm 11).
(4) Jalan Kecamatan Berbah Rusak Parah
(a) SAYA selaku warga masyarakat Berbah, Kalitirto, Sleman sangat prihatin melihat kondisi jalan raya yang sangat rusak, padahal jalan tersebut menghubungkan antara jalan Yogya-Wonosari dari Dusun Jagalan sampai ke pertigaan pabrik “Perwita Karya” Dusun Berbah. (b) Kerusakan sangat parah terjadi di pedukuhan Berbah yang rawan kecelakaan. (c) Kecelakaan terjadi antara sepeda motor karena saling menghindari kubangan ataupun kecelakaan karena jatuh terperosok masuk dalam kubangan tersebut. (d) Apalagi Dusun Berbah adalah dusun kawasan industri wilayah kota kecamatan yang sangat ramai.
(e) Saya mohon dengan hormat, kepada pihak yang terkait (berwenang) harap memperhatikan jalan tersebut. (Suharyono, Berbah RT 01 RW 01 Kalitirto, Berbah, Sleman DIY. Kedaulatan Rakyat, Rabu, 14 November 2007, Hlm 11).
(5) Terima Kasih Pak Polisi
(a) SAYA mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan informasi tentang keberadaan STNK saya kemarin (PP KR, 21-11-2007). (b) Baik untuk pihak Kedaulatan Rakyat, Kepolisian setempat, maupun rekan-rekan lain yang perhatian dan banyak memberi saran kepada saya via telp maupun SMS.
(c) Akhirnya saya dapat menemukannya kembali STNK saya di Pos Polisi Bunderan UGM kemarin pada tanggal 21 November 2007 sekitar pukul 10.00 pagi. (d) Masalah dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
(e) Ini merupakan pengalaman berharga untuk kami. (f) Dari masalah ini, hendaknya semua masyarakat lebih berhati-hati lagi dalam berlalu lintas. Terima kasih.
(Ika Mustika Dewi, Ngadiwinatan Ng I/1131 Yogyakarta.
Contoh (1) sampai dengan (5) mengandung berbagai jenis informasi. Pada
contoh (1) mengandung informasi penitipan kucing. Informasi penitipan kucing
tampak dalam paragraf satu kalimat (a) KEPADA Ibu Devi Setianingrum dengan
alamat Bokoharjo, Maguwo, Sleman, harap kucingnya dengan nama Chelsi
segera diambil, mengingat batas waktu penitipan sudah berakhir sejak tanggal 20
Oktober 2007. Contoh (2) mengandung informasi motor tergelincir. Informasi
motor tergelincir tampak dalam paragraf satu kalimat (a, b) kalimat (a)
KEJADIAN ini bermula pada hari Minggu, 28-10-2007, ketika saya dalam
perjalanan pulang dari rumah teman.Kalimat (b) Akibat kondisi jalan yang licin
karena hujan, saya beserta motor saya tergelincir di seputaran Monumen
Pancasila Sakti.Contoh (3) mengandung informasi syawalan. Informasi syawalan
tampak dalam paragraf satu kalimat (a)DALAM rangka meningkatkan silaturahmi
dan solidaritas antar apoteker se-Daerah Istimewa Yogyakarta maka Pengurus
Daerah Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia DIY Yogyakarta (PD ISFI DIY),
mengharap kehadiran seluruh Apoteker anggota Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia (ISFI) pada acara Syawalan dan Halal Bi Halal Keluarga Besar ISFI
DIY yang Insya Allah akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 10 November
2007, pukul 08.00 WIB, Tempat: Aula Jogja International Hospital Lantai 5,
Jalan Lingkar Utara Yogyakarta. Contoh (4) mengandung informasi jalan
kecamatan berbah rusak. Informasi jalan kecamatan berbah rusak tampak dalam
paragraf satu kalimat (a, b) kalimat (a) SAYA selaku warga masyarakat Berbah,
Kalitirto, Sleman sangat prihatin melihat kondisi jalan raya yang sangat rusak,
Jagalan sampai ke pertigaan pabrik “Perwita Karya” Dusun Berbah.Kalimat (b)
Kerusakan sangat parah terjadi di pedukuhan Berbah yang rawan kecelakaan.
Contoh (5) mengandung informasi menemukan kembali STNK. Informasi
menemukan kembali STNK tampak dalam paragraf dua kalimat (c)Akhirnya saya
dapat menemukannya kembali STNK saya di Pos Polisi Bunderan UGM kemarin
pada tanggal 21 November 2007 sekitar pukul 10.00 pagi.
Contoh (1) sampai dengan (5) mengandung berbagai jenis maksud. Pada
contoh (1) mengandung maksud permohonan diambil. Maksud permohonan
diambil tampak dalam paragraf satu kalimat (a) KEPADA Ibu Devi Setianingrum
dengan alamat Bokoharjo, Maguwo, Sleman, harap kucingnya dengan nama
Chelsi segera diambil, mengingat batas waktu penitipan sudah berakhir sejak
tanggal 20 Oktober 2007. Contoh (2) mengandung maksud memohon bantuan.
Maksud memohon bantuan tampak dalam paragraf tiga kalimat (d)Oleh kejadian
ini saya sangat mengharapkan sedalam-dalamnya bagi saudara/I yang
menemukan dompet dengan kriteria tersebut untuk mengembalikan dompet saya.
Contoh (3) mengandung maksud mengundang. Maksud mengundang tampak
dalam paragraf satu kalimat (a) mengharap kehadiran seluruh Apoteker anggota
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) pada acara Syawalan dan Halal Bi
Halal Keluarga Besar ISFI DIY yang Insya Allah akan dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 10 November 2007, pukul 08.00 WIB, Tempat: Aula Jogja
International Hospital Lantai 5, Jalan Lingkar Utara Yogyakarta. Contoh (4)
mengandung maksud memohon bantuan. Maksud memohon bantuan tampak
terkait (berwenang) harap memperhatikan jalan tersebut. Contoh (5)
mengandung maksud mengucapkan terima kasih. Maksud mengucapkan terima
kasih tampak dalam paragraf satu kalimat (a, b) kalimat (a) SAYA mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan informasi
tentang keberadaan STNK saya kemarin (PP KR, 21-11-2007). Kalimat (b) Baik
untuk pihak Kedaulatan Rakyat, Kepolisian setempat, maupun rekan-rekan lain
yang perhatian dan banyak memberi saran kepada saya via telp maupun SMS.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Informasi apa sajakah yang terkandung pada wacana Pikiran Pembaca
dalam surat kabar harianKedaulatan Rakyatedisi bulan November 2007?
2. Maksud apa sajakah yang terkandung pada wacana Pikiran Pembaca
dalam surat kabar harianKedaulatan Rakyatedisi bulan November 2007?
3. Tujuan Penelitian
1. Menganalis informasi yang terkandung pada wacana Pikiran Pembaca
dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007?
2. Menganalisis maksud yang terdapat pada wacana Pikiran Pembaca dalam
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut,
bagi studi linguistik :
a. Memberikan sumbangan terhadap studi analisis wacana, khususnya
wacana pikiran pembaca dengan menyajikan hasil analisis wacana.
b. Bagi pembelajaran bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan materi pembelajaran bahasa tentang jenis-jenis informasi dan
jenis-jenis maksud dalam wacana pikiran pembaca.
c. Selain itu, hasil penelitian ini menambah wawasan bagi pembaca
mengenai salah satu jenis wacana yaitu wacana pikiran pembaca yang
merupakan bagian dari surat kabar.
5. Tinjauan Pustaka
Sejauh peneliti ketahui bahwa wacana Surat Pembaca di media massa
harian, pernah ada yang meneliti yaitu Theophilla Sigit Untari pada tahun 1998
dengan judul “Analisis Wacana Surat Pembaca yang Berisi Keluhan dalam surat
kabar harian Kompas: Suatu Tinjauan Pragmatik”. Penelitian ini berfokus pada
struktur retoris wacana surat pembaca, praanggapan, tindak tutur, maksim dalam
implikatur percakapan dan konteks yang dominan dalam wacana surat pembaca.
Stuktur retoris wacana surat pembaca surat kabar harian Kompas dibedakan
menjadi dua, meliputi struktur lengkap dan struktur tidak lengkap. Struktur
wacana lengkap terdiri dari (1) bagian awal (exordium), (2) bagian tubuh atau
tidak lengkap terdiri dari (1) bagian awal, serta (2) bagian tubuh. Bagian awal
merupakan suatu pengantar yang melukiskan situasi, alasan atau tujuan menulis,
latar belakang kejadian, waktu terjadinya peristiwa, dan hal-hal yang menjadi latar
belakang masalahnya. Bagian awal ini selalu terdapat pada wacana Surat Pembaca
dan merupakan pembukaan menuju pada permasalahan. Sedangkan bagian tubuh
merupakan esensi dari wacana Surat Pembaca, oleh karena itu keberadaannya
mutlak. Pada bagian ini penutur memaparkan maksud tuturannya. Bagian penutup
berfungsi untuk mempertegas maksud penutur berisi antara lain harapan, saran,
himbauan, mohon tanggapan, atau kekecewaan kepada pihak yang dikenai
tuturan. Meskipun begitu tidak semua wacana Surat Pembaca mengandung bagian
penutup ini.
Dari segi praanggapan, Untari menjelaskan bahwa Praanggapan
merupakan pengetahuan bersama (common ground) antara pembicara dan
pendengar yang tidak perlu diutarakan. Dalam wacana Surat Pembaca yang
dimaksud praanggapan adalah pengetahuan bersama antara penutur dan lawan
tutur. Praanggapan dibagi menjadi dua jenis yaitu pertama, praanggapan yang
berasal dari wacana itu sendiri atau disebut praanggapan konteks dan kedua,
praanggapan yang berasal dari pengetahuan umum atau disebut praanggapan
umum (common ground). Praanggapan konteks adalah praanggapan yang
didasarkan pada konteks yang terdapat pada wacana. Praanggapan ini dapat
dipahami lawan tutur dengan memperhatikan konteks yang terdapat pada wacana.
Praanggapan pengetahuan umum adalah praanggapan yang berasal dari luar
lawan tutur. Praanggapan pengetahuan umum ini berdasarkan referennya dibagi
menjadi tujuh meliputi; (1) tempat, (2) waktu), (3) istilah, (4) peristiwa atau
kejadian, (5) nama benda, (6) sifat, dan (7) persona atau lembaga.
Dari sudut tindak tutur bahwa tindak tutur adalah kenyataan berbahasa,
yang mana pada saat penutur mengujarkan sesuatu, ia sebenarnya melakukan
sesuatu kepada penutur. Tindak tutur dalam wacana Surat Pembaca meliputi
tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi. Tindak lokusi adalah tindak berbicara atau
tindak menyatakan sesuatu dengan makna atau kaidahnya, disebut juga the act of
saying something. Tindak lokusi dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1) bagian awal
yang berisi latar belakang penutur atau peserta tutur, maksud tuturan, latar
belakang permasalahan, waktu atau kejadian berlangsung, atau memperkenalkan
objek tertentu yang dibicarakan. Pada bagian awal ini lokusi yang ada merupakan
pemberitaan, atau menginformasikan sesuatu. (2) bagian tubuh yang berisi
pemaparan dari permasalahan yang sebenarnya. Pemaparan ini disusun
berdasarkan fakta yang ada, urutan kejadian serta bukti-bukti yang ada. Tindak
lokusi pada bagian tubuh wacana Surat Pembaca untuk memaparkan suatu
permasalahan. Tindak lokusi yang terdapat pada bagian tubuh meliputi
pemberitaan, menyatakan, menceritakan, mengumumkan, menginformasikan,
berpendapat, mempertanyakan dan melapor. (3) bagian penutup wacana Surat
Pembaca berisi tentang harapan penutur terutama terhadap pihak-pihak yang
terkait. Pada bagian penutup ini penutur menyampaikan harapan, menanyakan,
saran, atau permohonan. Tindak Ilokusi (illocutionary act) adalah untuk
sesuatu, tuturan juga dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi
dibagi menjadi tiga bagian yaitu pertama, bagian awal pada dasarnya merupakan
pengantar atau pembuka wacana SP. Pembuka wacana ini berisi latar belakang
permasalahan, yang meliputi penutur, lawan tutur, maksud tuturan, waktu, atau
objek yang dibicarakan. Kedua, bagian tubuh merupakan bagian yang paling
banyak dibandingkan dua bagian lainnya. Penutur memaparkan permasalahannya,
bukti-bukti, alasannya atau urutan kejadian yang menjadi topik permasalahan.
Ketiga, bagian penutup berisi tentang harapan penutur. Pemaparan yang ada
dalam bagian tubuh dirumuskan secara tegas oleh penutur di dalam bagian
penutup. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk
menimbulkan efek bagi lawan tutur dengan mengatakan sesuatu, atau tindak tutur
yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur. Tindak
tutur ini dikatakan juga sebagai the act of affecting someone. Tindak perlokusi
dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, tubuh, penutup. Pertama, bagian
awal membuat lawan tutur tahu bahwa, membuat lawan tutur melakukan sesuatu,
agar lawan tutur memaklumi, menegur, menuntut, mendesak dan mengusulkan.
Kedua, bagian tubuh meliputi membuat lawan tutur tahu sesuatu, membuat lawan
tutur melakukan sesuatu, menuntut, memohon tanggapan, atau mempermalukan.
Ketiga, bagian penutup ini kuat karena kebanyakan penutur menggunakan bahasa
langsung dan literer. Meliputi memohon, menuntut atau menyarankan.
Dari segi konteks, Untari menjelaskan bahwa konteks komunikasi yang
dominan pada wacana Surat Pembaca meliputi partisipan, latar, tujuan, dan jenis
atau partisipan. Partisipan adalah pelaku-pelaku komunikasi. Partisipan dalam
wacana SP dibagi menjadi dua, yaitu partisipan I terdiri dari konsumen suatu
produk atau jasa tertentu, warga masyarakat atau mahasiswa. Sedangkan
partisipan II atau pihak yang dikenai tuturan adalah pembaca. Latar dalam
penelitian Surat Pembaca meliputi (1) tempat wacana SP dimuat dan (2) latar
situasi atau terjadinya peristiwa. Wacana Surat Pembaca bertujuan untuk
mengungkapkan keluhan yang dialami penutur. Pengungkapan keluhan ini
dimaksudkan agar pihak lawan tutur mengetahui dan menanggapi dalam bentuk
perubahan yang lebih baik. Jenis wacana dalam wacana Surat Pembaca banyak
digunakan bentuk kebahasaan yang bertujuan untuk memberitakan sesuatu kepada
pihak lain. Pemberitaan ini dilakukan dengan menggunakan kalimat berita.
Kalimat tanya juga digunakan dalam wacana Surat Pembaca selain kalimat
permintaan.
Dari sudut implikatur percakapan dijelaskan bahwa implikatur percakapan
merupakan suatu tolok ukur keberhasilan suatu komunikasi ditandai dengan
diterima informasi oleh lawan tutur sesuai dengan maksud penutur. Untuk
berhasilnya komunikasi dalam teori penggunaan bahasa dikembangkan konsep
implikatur. Implikatur mengandung dua prinsip, yaitu pertama, prinsip kerjasama
dan kedua, prinsip kesopanan. Prinsip kerjasama meliputi (1) maksim kuantitas
(2) maksim kualitas (3) maksim relevansi dan (4) maksim cara. Maksim kuantitas
menyarankan pemberian informasi secukupnya. Maksim kualitas menyarankan
pemberian maksim yang sebenarnya. Maksim relevansi menyarankan untuk
pembicaraan. Maksim cara menyarankan untuk menyatakan secara jelas, singkat
dan memberikan pernyataan yang teratur. Prinsip kesopanan mencakup a. maksim
kearifan b. maksim kedermawanan c.maksim pujian d. maksim kerendahan hati e.
maksim kesepakatan dan f. maksim simpati.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Untari tersebut belum mencakup
analisis wacana mengenai informasi dan maksud. Dengan demikian dalam
penelitian ini dibahas tentang jenis-jenis informasi dan maksud pada wacana
Pikiran Pembaca dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan
November 2007.
6. Landasan Teori
Pada bagian ini dikemukakan konsep-konsep pokok yang digunakan
sebagai kerangka berpikir untuk menganalisis data dalam penelitian ini.
Konsep-konsep yang dimaksud meliputi wacana, surat pembaca, informasi dan maksud.
6.1 Pengertian Wacana
Wacana sering disebut juga discourse. Kata discourse berasal dari bahasa
Latin discursus yang berarti lari kian kemari. Kata discursus ini diturunkan dari
‘dis’; dalam arah yang berbeda, dan ‘curere’; lari (Nababan, 1987:23).
Wacana (discourse) merupakan ‘tuturan beruntun’ yang dihasilkan dari
proses komunikasi berkesinambungan antar penutur (Hartman dan Stork, 1976 via
Baryadi, 1989:1). Penutur berusaha menyampaikan pesan kepada lawan tutur.
lawan tutur berupa ujaran yang merupakan tanggapan balik terhadap penutur.
Arus ujaran yang berkesinambungan ini merupakan wacana.
Jika ditinjau dari kedudukannya dalam tataran lingual, wacana merupakan
tataran yang tertinggi. Hal ini didasarkan pada hierarki satuan-satuan bahasa
menurut Tarigan (1987:27). Satuan-satuan bahasa secara linguistik menurut
Tarigan mempunyai urutan dari yang terkecil sampai ke yang terbesar yaitu;
fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana. Berkaitan dengan hal itu,
Halliday menyebutkan bahwa wacana (teks) sebagai bahasa yang berfungsi.
Bahasa yang berfungsi yakni bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu
dalam konteks tertentu, yang berlainan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat
lepas.
Pengertian wacana dalam penelitian ini berdasarkan ciri-ciri wacana
menurut Baryadi (1989:3). Pertama, wacana merupakan satuan lingual yang
dihasilkan oleh tindak tutur yang berkesinambungan. Kedua, wacana itu
merupakan satuan lingual yang terlengkap yang utuh. Ketiga, dari sudut posisinya
dalam satuan lingual, wacana berada pada tataran lingual tertinggi.
Dalam penelitian ini akan dianalisis wacana pikiran pembaca dalam surat
kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Wacana pikiran
pembaca ini akan dianalisis informasi dan maksud berdasarkan komponen
6.2 Surat Pembaca
Surat pembaca adalah rubrik atau halaman khusus dalam penerbitan pers
yang disediakan bagi pembaca untuk mengeluarkan pendapat, komentar, protes,
kritik, pujian, maupun simpati tentang sesuatu hal. Surat-surat yang
dipublikasikan dipilih berdasarkan pertimbangan redaksi penerbitan pers yang
bersangkutan. Antara lain harus informatif, menyangkut kepentingan umum dan
bila memberi kritik harus konstruktif dan memberi jalan ke luar. Jika menurut
pertimbangan redaktur isi surat dianggap membahayakan keselamatan si penulis
surat, maka nama dan alamat penulis akan dirahasiakan, biasanya disertai kalimat
“nama dan alamat diketahui redaksi”. Meskipun demikian, redaktur juga harus
mempertimbangkan permintaan penulis surat untuk tidak dicantumkan jati
dirinya. Hal ini dilindungi Kode Etik Jurnalistik tentang sumber berita. Pada
praktiknya, penerbitan pers meminta penulis surat agar melampirkan fotokopi
KTP/SIM. Surat-surat yang dimuat tidak mendapatkan honorarium (Juanedhie,
1991: 255).
6.3 Pragmatik Bahasa
Pragmatik menurut Leech (1933:8) adalah studi tentang makna dalam
hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations) (1993:8). Leech (Ibid,
1993:8) membagi pragmatik dalam dua sisi yakni (1) pragmalinguistik; yang
berhubungan dengan tata bahasa (grammar) dalam pengertian paradigmalinguistik
generatif transformasional (Ibid, 1993: 15) dan (2) sosiopragmatik; karena yang
sosiopragmatik merupakan titik pertemuan antara sosiologi dan pragmatik (Ibid,
1993:16).
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pragmatik umum.
Leech membatasi pragmatik umum sebagai kajian mengenai kondisi-kondisi
umum bagi penggunaan bahasa secara komunikatif, dengan demikian pragmatik
umum tidak mencakup kondisi “lokal” yang lebih spesifik. Karena kondisi
“lokal” ini merupakan bagian dari bidang sosiopragmatik (1993: 15).
Definisi Parker tentang pragmatik adalah sebagai berikut:
Pragmatic is distinct from grammar, which is the study of the internal structure of language. Pragmatic is the study of how language is used to communicate (parker, 1986:11).
Berdasarkan definisi di atas, segi penggunaan bahasa menjadi pijakan
utama pragmatik, yakni mengenai penggunaannya dalam tuturan dan konteks
yang menyertai tuturan tersebut pada waktu digunakan. Konteks dalam hal ini
adalah siapa yang mengatakan kepada siapa, tempat dan waktu diujarkannya suatu
kalimat, anggapan-anggapan mengenai yang terlibat di dalam tindakan
mengutarakan kalimat itu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam analisis
pragmatik yaitu: (1) suatu satuan lingual (kalimat) dapat dipakai untuk
mengungkapkan sejumlah fungsi di dalam komunikasi, dan (2) suatu fungsi
komunikatif tertentu dapat diungkapkan dengan sejumlah satuan lingual
(Kaswanti, 1990: 5).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bidang pragmatik adalah
bidang di dalam linguistik yang mengkaji maksud ujaran dan fungsi ujaran.
Sedangkan fungsi ujaran berhubungan dengan peran tuturan tersebut dalam
komunikasi. Tuturan dalam komunikasi berfungsi untuk mengundang, meminta
bantuan, memaafkan, mengeluh, memuji, mengucapkan selamat, turut berduka
cita dan sebagainya. Oleh karena prinsip-prinsip pragmatik umum berorientasi
pada tujuan atau didasarkan pada motivasi penutur, teori yang menjelaskan
prinsip-prinsip tersebut bersifat fungsional. Satuan analisisnya bukan kalimat
tetapi tindak ujaran atau tindak tutur (speech act).
Dalam penelitian ini dikaji maksud ujaran wacana pikiran pembaca dalam
surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Penutur
wacana pikiran pembaca mempunyai maksud tertentu dengan ujaran yang
diujarkan yaitu menyampaikan apa yang dirasakannya seperti kekecewaan,
mengucapkan terima kasih, memberikan saran, memberikan bantuan,
memberitahukan, mengajak, menceritakan, menyelesaikan masalah,
mengkonfirmasi dan sebagainya.
6.4 Proses Komunikasi dan Informasi
Komunikasi adalah sarana vital untuk mengerti diri sendiri, untuk
mengerti orang lain, untuk memahami apa yang dibutuhkan orang lain, apa
pemahaman kita dan apa pemahaman sesama. Dengan komunikasi dapat diterka
sejauh mana kita berkehendak dan sejauh sesama kita dapat menjawab. Sejauh
mana kita dapat mengerti dan sejauh mana kita dapat dimengerti orang lain. Maka
dibuat dan dikembangkan sarana-sarana komunikasi, agar manusia dapat
menemukan dirinya sendiri di antara puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan
Proses komunikasi sendiri adalah seperti ini: SIAPA mengatakan?
(Komunikator, pengirim atau sumber), APA (Message: pesan, ide dan gagasan),
dengan SALURAN mana? (Media, channel dan sarana), KEPADA SIAPA?
(Komunikan, penerima, atau alamat), dengan HASIL/DAMPAK apa? (Effect,
hasil komunikasi).
Maka dapat disimpulkan bahwa arti komunikasi adalah: Seni penyampaian
informasi (pesan/message, ide, sikap atau gagasan) dari komunikator untuk
merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan
pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Jadi
proses penyampaian informasi itu berdaya guna (berefek) terhadap komunikan
maupun komunikator (Siahaan dalam Onong, 1985:4-5).
Di dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang sangat berperan aktif.
Pertama, komunikator yang berdiri dan memainkan model atau media komunikasi
verbal maupun non-verbal. Kedua, komunikasi (pribadi atau kelompok) adalah
pihak yang menerima hubungan dari komunikator. Ketiga, message (pesan)
adalah unsur terpenting dan inti dalam interaksi antara komunikator dengan
komunikan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi, pesan disampaikan
sedemikian rupa, kadangkala dengan menciptakan stimulan (ransangan) sehingga
komunikan merasakanrespectterhadapmessage.
Informasi adalah bahan pokok dalam komunikasi. “Informasi” bukan
hanya perihal fakta maupun kebenaran, melainkan lebih luas lagi tentang skop,
Rudy Bretz (dalam Onong) pada bukunyaA Taxonomy of Communication
Media menegaskan bahwa ”Informasi adalah apa yang dipahami”. Sebagai
contoh: Kalau kita melihat asap atau mencium bau asap, kita langsung menerima
informasi bahwa ada sesuatu yang sedang terbakar. Jadi informasi ini langsung
dipahami, tidak bertele-tele. Samuel Eilon dalam bukunya Some Notes on
Information Processing menjelaskan “informasi itu pernyataan menjelaskan suatu
peristiwa (objek, konsep) untuk lebih mudah memahaminya”. (Onong, 1985: 10).
Dari beberapa pendapat di atas cukup jelas bahwa informasi itu satu unsur
penting dalam komunikasi. Informasi itu dinamis dan dialirkan kepada orang lain.
Informasi itu harus bergerak, mudah dimengerti, utuh dan bulat. Informasi itu
mengingkan suatu respons dari penerimanya (Siahaan dalam Onong, 1985:
29-30).
Informasi adalah sesuatu yang berada di luar ujaran yang ditinjau dari segi
objeknya atau apa yang dibicarakan (Chaer, 1990: 35 dan Verhaar, 1993: 131).
Dari batasan tersebut, terdapat dua ciri informasi. Pertama, informasi adalah
sesuatu yang luar ujaran. Kedua, informasi itu bersifat objektif. Hal ini berarti
informasi mencakup hal-hal yang dibicarakan di luar pembicaraan. Informasi
berkaitan dengan tindak tutur lokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang
berfungsi untuk menginformasikan sesuatu (Wijana, 1996: 18).
Fungsi informasi pada rubrik pikiran pembaca begitu penting karena dapat
mewakili pikiran atau pendapat penulis. Selain itu isi yang tertuang di dalamnya
bisa pakai ataupun digunakan untuk referensi khalayak umum. Informasi
mewakili pikiran atau apa yang ada di dalam benak seseorang untuk
memberitahukan apa yang akan diinginkan dan dilakukannya. Informasi juga
membutuhkan orang lain, maksudnya orang lain harus tanggap dan mengerti apa
yang diinginkan oleh pihak yang diajak bicara supaya tidak terjadi
kesalahpahaman atau misscommunication. Jadi kedua belah pihak harus
sama-sama mengerti mengenai apa yang sedang dibicarakan supaya tercapai tujuan
sesuai yang diharapkan.
6. 5 Maksud
Maksud adalah sesuatu yang berada di luar ujaran yang ditinjau dari segi
subjeknya atau orang yang berbicara atau si pemakai bahasa (Chaer, 1990: 35;
Verhar, 1993: 131). Dari batasan tersebut, terdapat dua ciri maksud. Pertama,
maksud adalah sesuatu yang luar ujaran. Kedua, maksud itu bersifat subyektif.
Hal ini berarti maksud itu bersifat individual (ditentukan pembicaranya). Maksud
berkaitan dengan tindak tutur perlokusi dan ilokusi. Tindak tutur perlokusi adalah
tindak tutur yang berfungsi untuk mempengaruhi lawan tutur. Tindak tutur ilokusi
adalah tindak tutur yang dipergunakan untuk melakukan sesuatu (Wijana, 1996:
18, 20).
Maksud berarti rencana, objek yang ingin dicapai atau hasil nyata dari
perbuatan. Pengertian maksud jika dihubungkan dengan wacana pikiran pembaca
yaitu sesuatu hal yang dikehendaki oleh penulis, isinya berupa makna ataupun
amanat yang menyangkut tentang masalah pribadi baik menginformasikan perkara
yang berhubungan dengan person, lembaga atau instansi terkait dan
berbagi pengalaman mengenai kejadian yang pernah dialaminya baik
menyenangkan atau yang bersifat menyedihkan supaya orang lain (pembaca) tidak
mengalami peristiwa yang sama seperti yang pernah dirasakan oleh penulis
tersebut.
7. Metodologi Penelitian 7.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data,
tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Setiap tahap penelitian
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu.
7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Populasi penelitian ini adalah wacana pikiran pembaca yang terdapat
dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat. Media massa ini terbit setiap hari
kecuali hari libur nasional. Sampel penelitian ini adalah wacana pikiran pembaca
pada surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi bulan November 2007. Untuk
kepentingan penelitian ini digunakan sampel penelitian. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara teknik sampling rambang sederhana (Random Sampling
Technique). Teknik ini memungkinkan setiap populasi memiliki kesempatan
untuk dipilih sebagai anggota sampel. Penarikan sampel dilakukan dengan
membuat undian sebanyak 12 gulungan untuk semua populasi, kemudian diambil
sejumlah yang diperlukan polulasi dalam penelitian sebanyak 1952. Dari
semuanya itu diambil sebanyak 160 (Latunussa, 1988: 95). Jumlah sampel
Kedaulatan Rakyat yang terkumpul selama tahun 2007 sebanyak 350 edisi. Data
wacana pikiran pembaca yang terkumpul selama bulan November 2007 sejumlah
160 buah.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode
simak adalah metode pengumpulan data dengan menyimak penggunaan bahasa
(Sudaryanto, 1993: 133), dalam hal ini menyimak penggunaan bahasa dalam
wacana pikiran pembaca. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap.
Teknik sadap dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa. Teknik lanjutan
yang digunakan adalah teknik catat. Teknik catat dilakukan dengan mencatat data
yang diperoleh dari sumber tertulis ke dalam kartu data. Data yang telah
terkumpul diklasifikasikan berdasarkan bentuk informasi dan maksud.
7.2.1 Metode dan Teknik Analisis Data
Data yang telah terklasifikasi dianalisis dengan menggunakan metode
padan, khususnya metode padan referensial dan pragmatis. (Sudaryanto, 1993:
15).
Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan
tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Metode padan
referensial adalah metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa atau
apa yang dibicarakan. Metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat
penentunya berupa mitra wicara (Sudaryanto, 1993: 13). Metode padan referensial
digunakan untuk menganalisis aneka jenis informasi yang terkandung dalam
Referensi adalah hubungan antara kata dengan benda (orang, tumbuhan,
sesuatu lainnya) yang dirujuknya. Referensi merupakan perilaku
pembicara/penulis. Jadi, yang menentukan referensi suatu tuturan adalah pihak
pembicara sendiri (penulis), sebab hanya pihak pembicara yang paling
mengetahui hal yang diujarkan dengan hal yang dirujuk oleh ujarannya.
Pendengar atau pembaca hanya dapat menerka hal yang dimaksud
(direferensikan) oleh pembicara dalam ujarannya itu. Terkaan itu bersifat relatif,
bisa benar, bisa pula salah. Dengan kata lain, tugas pendengar atau pembaca
dalam memahami ujaran adalah mengidentifikasikan sesuatu atau seseorang yang
ditunjuk atau dimaksudkan dalam ujaran tersebut (Mulyana, 2005: 15-16).
Maksudnya dengan menggunakan metode padan referensial, pembaca
(pendengar) dapat dengan mudah mengerti atau mengetahui berbagai jenis
informasi yang diungkapkan oleh penulis (pembicara) dalam setiap wacana
pikiran pembaca. Hanya dengan membaca data yang ada di dalam wacana dan
pembaca juga harus mengerti apa yang dibicarakan oleh penulis (pembicara).
Metode padan pragmatis digunakan untuk menganalisis aneka jenis
maksud yang terkandung dalam pikiran pembaca SKH Kedaulatan Rakyat edisi
bulan November 2007. Metode pragmatik umum mengaitkan makna (atau arti
gramatikal) suatu tuturan (utterance) dengan daya pragmatik (pragmatic force),
(atau daya ilokusi) tuturan tersebut. Bagian dari pragmatik umum ialah
pragmalinguistik, suatu bidang yang lebih banyak mengkaji aspek linguistiknya.
Di sini kita mengkaji sumber-sumber linguistik tertentu yang disediakan oleh