Kurikulum 2013, Buku Paket SMA Tidak Lengkap
[JAKARTA] Implementasi Kurikulum 2013 dimulai sejak Senin (15/7), namun ternyata kesiapan buku masih bermasalah. Di tingkat SMA, buku paket untuk siswa dan guru belum lengkap tapi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersikukuh menetapkan peminatan sejak kelas X tahun ajaran 2013/2014.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Ramon Mohandas mengatakan buku paket SMA baru selesai untuk tiga mata pelajaran (mapel) yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Sejarah. Penulisan dan pencetakan buku paket lainnya menyusul pada akhir tahun 2013.
“Buku SMA memang yang ditulis baru tiga. Yang lain ditulis semester kedua tahun ini digabung dengan penulisan buku untuk implementasi tahun depan,” ujar Ramon kepada SP di Jakarta, Senin (15/7).
Menurut Ramon, peminatan di SMA tidak akan terganggu meskipun buku tidak lengkap. Sekolah bisa membeli buku dari penerbit swasta sesuai dengan kebutuhan kurikulum baru. “Intinya hanya permasalahan buku yang belum ada tapi dari konsep-konsep dasar, para guru SMA sudah dilatih. Sekolah tinggal pilih bahan yang cocok tersedia di lapangan,” tandasnya. Sebelumnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan sejumlah SMA
kebingungan menerapkan Kurikulum 2013 karena baru tersedia tiga buku paket dari total sembilan mapel wajib dan 12 mapel pilihan (peminatan). Kurikulum SMA terbagi atas tiga kelompok yaitu mapel wajib (Kelompok A dan B) serta mapel peminatan (Kelompok C). Kelompok A terdiri dari Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, dan Bahasa Inggris. Sedangkan Kelompok B terdiri dari Seni Budaya, Prakarya, serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Kelompok C adalah mapel peminatan terdiri dari tiga pilihan yaitu Matematika dan Sains, Sosial, serta Bahasa.
katanya.
Sementara itu, pengamat pendidikan dari Perguruan Taman Siswa Yogyakarta Darmaningtyas mengatakan pengiriman buku tergolong mendadak sehingga belum sampai di sekolah. Dia mengatakan tanpa buku maka sekolah akan kesulitan melaksanakan Kurikulum 2013, kecuali melakukan improvisasi.
“Semestinya dua bulan sebelum pelaksanaan sudah dikirim,” kata Darmaningtyas yang menjadi salah satu tim penyusun Kurikulum 2013.