• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI TOKOH UTAMA PADA KUMPULAN CERPEN SEEKOR BEBEK YANG MATI DI PINGGIR KALI KARYA PUTHUT EA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PSIKOLOGI TOKOH UTAMA PADA KUMPULAN CERPEN SEEKOR BEBEK YANG MATI DI PINGGIR KALI KARYA PUTHUT EA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI TOKOH UTAMA PADA KUMPULAN CERPEN

SEEKOR BEBEK YANG MATI DI PINGGIR KALI

KARYA PUTHUT EA

Fuji Alfira, Christanto Syam, Sesilia Seli

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan

Email : ujie_bolobolo@teachers.org

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan submasalah pada

penelitian yaitu pikiran dan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen Seekor

Bebek yang Mati di Pinggir Kali karya Puthut EA. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif, bentuk kualitatif, dan pendekatan psikologi behavioristik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Pikiran tokoh utama kumpulan cerpen

Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali karya Puthut EA, tokoh utama memiliki

watak penakut, pembenci, khawatir, pasrah, tegar, peduli, mudah tersinggung, keras kepala, tak sabar, dan ceroboh. (2) Perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali karya Puthut EA, tokoh utama memiliki watak penakut, pembohong, mudah terpengaruh, tabah, pencuriga, keras kepala, pantang menyerah, dan bertanggung jawab.

Kata kunci: psikologi, tokoh utama, pikiran, perilaku

Abstract: The research purpose is to describe the subproblems in research are the

thought and the behavior of the main character in the A Duck Died in the River

Bank short story collection written by Puthut EA. It uses the descriptive method,

qualitative form, and behavioristic psychology approach. The result of data analysis showed that (1) the thought of the main character of A Duck Died in the

River Bank short story collection written by Puthut EA is coward, hater, worried,

submission, stiff, care, sensitive, stubborn, impatient, and carelessness. (2) the behavior of A Duck Died in the River Bank short story collection written by Puthut EA, the main character is coward, liar, influenced easily, stiff, suspicious, stubborn, unsubmitted, and responsible.

Key words: psychology, main character, thought, behavior

okoh utama adalah seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita. Dalam kenyataannya, tokoh utama merupakan tokoh yang sering muncul dan banyak diceritakan dalam sebuah cerita. Tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam setiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Buku cerita yang dimaksud dapat berupa novel atau cerpen.

Cerpen sesuai dengan namanya merupakan cerita pendek yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian atau peristiwa menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengungkapkan secara lebih banyak dari apa yang diceritakan.

(2)

Peneliti tertarik meneliti satu di antara karya Puthut EA yang berupa kumpulan cerpen yang berjudul Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali (selanjutnya disingkat SBMPK). Buku ini merupakan buku kumpulan cerpen terbaru yang dikarang beliau yang diterbitkan pada tahun 2009 dan berisi 15 cerpen yang sudah pernah iterbitkan di media massa dan yang belum pernah diterbitkan.

Karya sastra dibentuk oleh beberapa unsur yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur intrinsik meliputi tokoh dan penokohan, tema, alur (plot), latar (setting) dan amanat. Namun dalam penelitian tidak semua unsur intrinsik tersebut diteliti. Oleh karena itu peneliti lebih memfokuskan untuk meneliti tokoh utama dalam kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA dilihat dari unsur psikologi.

Alasan peneliti meneliti tokoh utama adalah karena pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA lebih menonjolkan unsur tokoh yang dilukiskan secara rinci dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan demikian pembaca seolah-olah merasakan penderitaan yang digambarkan melalui tokoh utama dalam kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. Tokoh dalam suatu cerita memegang peranan penting. Tokoh akan membuat cerita menjadi lebih hidup. Selanjutnya, melalui analisis tokoh dari segi psikologis akan mengetahui watak tokoh utama yang dilihat dari pikiran dan perilakunya.

Karya sastra merupakan suatu kisah yang senantiasa bergumul dengan para tokoh fiksi yang diciptakan oleh pengarangnya. Agar cerita lebih menarik, pengarang sering kali menampilkan perilaku para tokoh dengan kepribadian yang tidak lazim, aneh, atau abnormal, sehingga menimbulkan berbagai perasaan bagi pembaca. Tak jarang pembaca bertanya-tanya, mengapa tokoh dalam cerita berperilaku demikian, apa yang terjadi pada dirinya, apa penyebabnya, dan apa pula akibatnya. Masalah perilaku bisa terkait dengan masalah kejiwaan, maka hal yang semacam ini merupakan masalah psikologi.

Alasan peneliti meneliti unsur psikologi yang dialami tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA karena kisah-kisah yang ditampilkan dalam cerpen-cerpen yang terdapat di dalamnya menceritakan peristiwa-peristiwa pilu yang berdampak pada tingkah laku tokoh. Seperti kekerasan kepada anak dan wanita di dalam penjara, pengucilan anak seorang komunis, dan lain-lain. Kekerasan-kekerasan fisik maupun batin yang dialami tokoh tersebut layaknya dikaji dengan pendekatan psikologi karena berkenaan dengan masalah kejiwaan tokoh khususnya tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA.

Penelitian tentang psikologi tokoh utama pernah diteliti oleh Erik Yuniastuti (2004) dengan judul “Psikologi Tokoh Utama dalam Novel Jepun Negerinya

Hiroko Karya Nh. Dini”. Penelitiannya ini menghasilkan suatu kesimpulan yaitu

(1) perilaku tokoh utama novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini, tokoh utama memiliki watak menghargai, penurut, penyedih, haru, suka pamrih, dan pemarah, dan (2) pikiran tokoh utama novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini, tokoh utama memiliki watak menerima apa adanya, egois, curiga, khawatir, peka, dan suka pamrih.

Ika Sunarmi (2011) meneliti novel menggunakan pendekatan psikologi behavioristik dengan judul “Analisis Perilaku Tokoh Utama dalam Novel

(3)

kesimpulan (1) perilaku tokoh utama novel Kepribadian Alina karya Suminaring Prasojo, tokoh utama memiliki watak keras, sulit memercayai orang lain, sulit berkompromi, penyayang, lembut hati, dan mandiri, (2) faktor-faktor yang memengaruhi perilaku tokoh utama dalam novel Kepribadian Alina karya Suminaring Prasojo adalah faktor personal dan faktor situasional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada objek kumpulan cerita yang akan diteliti. Selain itu, penelitian sebelumnya meneliti psikologi tokoh utama pada novel sedangkan pada penelitian ini akan diteliti psikologi tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA.

Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tokoh diajarkan di kelas IX semester genap. Standar Kompetensinya yaitu memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek, dengan kompetensi dasarnya pada butir 7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu kumpulan cerpen, dengan indikator pembelajaran (1) siswa mampu menyimpulkan tema cerpen, (2) siswa mampu menemukan latar cerpen dengan bukti faktual, dan (3) siswa mampu menemukan karakter tokoh cerpen dengan bukti yang meyakinkan.

Cerpen seperti namanya merupakan cerita pendek. Sedwick (dalam Tarigan, 2011: 179) mengatakan bahwa cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca. Lebih lanjut lagi Notosusanto (dalam Tarigan, 2011: 180) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Namun ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tak ada satu kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli (Nurgiyantoro, 2012: 10). Jadi, menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen atau cerita pendek merupakan cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata yang berupa suatu kebulatan ide yang dapat memberikan kesan tunggal kepada pembaca.

Tokoh dan Penokohan. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita

fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh (Aminuddin, 2002: 79). Tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012: 165) adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan apa yang dilakukan dalam tindakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tokoh lebih merujuk pada orangnya atau pelaku cerita.

Penokohan dalam karya fiksi juga sering disebut dengan karakterisasi atau perwatakan. Jones (dalam Nurgiyantoro, 2012: 33), menyatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dalam upaya memahami watak pelaku, dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu teknik ekspositori dan teknik dramatik.

Teknik ekspositori biasanya disebut dengan teknik analitis, pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung (Nurgiyantoro, 2012: 195). Dalam hal ini pengarang secara

(4)

terang-terangan menggambarkan watak dari tokoh dalam cerita. Pengarang tidak hanya menampilkan latar dan suasana, melainkan juga data dari tokoh dalam cerita.

Lain halnya dengan teknik analitik. Dalam teknik dramatik ini pengarang menampilkan watak dari tokoh dalam cerita secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap tingkah laku tokoh (Nurgiyantoro, 2012: 198).

Latar. Menurut Kosasih (2012: 38) latar atau setting merupakan tempat dan

waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita. Hal ini hampir sama dengan yang diutarakan oleh Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012: 216) latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pegertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Unsur dalam latar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu,dan sosial. Latar tempat merupakan lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Nurgiyantoro (2012: 227) bahwa latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Jadi latar tempat dalam sebuah cerpen meliputi berbagai lokasi misalnya di rumah, di sekolah, dan lain sebagainya. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2012: 230). Waktu-waktu berlangsungnya peristiwa dalam sebuah cerita fiksi misalnya pada pagi hari, malam hari, dan waktu-waktu lainnya. Sedangkan latar sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tokoh atau masyarakat yang diceritakan dalam sebuah cerita.

Psikologi dalam karya sastra. Psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan

mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson dalam Minderop, 2011: 3). Hal ini sejalan dengan Watson (dalam Ahmadi, 2009: 3) yang memandang psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku yang tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan jawaban (respons).

Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan (Minderop, 2011: 54). Telaah psikologi sastra mencerminkan psikologis dalam diri para tokoh dalam cerita yang disajikaan pengarang dengan sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah turut merasakan dirinya terlibat dalam cerita karena daya tarik psikologi sastra adalah masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Mempelajari psikologi sastra sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Setiap pengarang sering kali menambahkan pengalamannya sediri dalam karyanya dan pengalaman pengarang itu sering pula dialami oleh orang lain.

Di dalam psikologi, terdapat tiga pendekatan modern yang dapat digunakan untuk mengkaji kepribadian tokoh dalam karya sastra yaitu psikoanalisis, behavioristik, dan psikologi humanistik. Namun di dalam penelitian ini hanya digunakan satu pendekatan saja, yaitu psikologi behavioristik.

Pendekatan psikologi behavioristik ini memandang perilaku manusia sebagai respon yang akan muncul jika ada stimulasi dari lingkungannya. Dengan demikian, manusia dipandang sebagai produk lingkungan sehingga dapat menjadi

(5)

jahat, beriman, penurut, berpengalaman, kolot, dan sebagainya. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakan manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Oleh karena psikologi behavioristik mendiskusikan fenomena psikologi yang berawal dengan stimulus dan berakhir dengan respon, maka psikologi behavioristik dikenal dengan istilah psikologi stimulus-respon (S-R). Skinner (dalam Koswara, 1991:78) membedakan adanya dua tipe respon tingkah laku sebagai berikut.

a. Responden

Responden yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya: menyipitkan pupil mata untuk mengurangi stimulasi cahaya, menggigil karena kedinginan, dan keluar air liur saat melihat makanan.

b. Operan

Operan yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Tingkah laku operan, yang menurut Skinner diperoleh melalui pengondisian operan yang ditentukan oleh kejadian yang mengikuti respon. Artinya, konsekuensi atas hasil dari tingkah laku menentukan kecenderungan untuk mengulang atau menghentikan tingkah lakunya itu di masa datang. Jika hasil dari tingkah lakunya positif atau menyenangkan, maka organisme akan mengulang atau mempertahankan tingkah lakunya itu. Sebaliknya jika hasil dari tingkah laku itu negatif atau merugikan, maka organisme tersebut akan menghentikan tingkah lakunya.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia atau objek, suatu set kondisi, atau sistem pikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai kata-kata, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode deskripsi digunakan untuk mendeskripsikan pikiran dan perilaku yang mempengaruhi psikologi tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Disebut penelitian kualitatif karena data dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis, dan dalam laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran objek berdasarkan masalah yang diteliti yaitu pikiran dan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi behavioristik yang dipopulerkan oleh B.F. Skinner. Dalam dunia psikologi modern terdapat tiga aliran untuk menelaah kepribadian manusia yaitu psikoanalisis, behaviorisme, dan psikologi humanistik. Alasan peneliti tidak menggunakan pendekatan psikoanalisis dan psikologis humanistik dalam penelitian ini karena tidak bisa menjawab permasalahan dan pendekatan

(6)

behaviorisme dinilai lebih objektif dalam menganalisis pikiran dan perilaku manusia khususnya pikiran dan perilaku tokoh dalam kumpulan cerpen SBMPK karya puthut EA.

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berasal dari buku kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA yang berisi 15 cerpen. Diterbitkan oleh INSISTPress tahun 2009 dengan tebal 160 halaman. Data dalam penelitian ini adalah kata, frase, dan kalimat dalam kumpulan cerpen yang menggambarkan pikiran dan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA yang dikutip sebagai data yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tidak langsung yaitu studi dokumenter. Penelitian ini berusaha menganalisis dokumen untuk diketahui isi dan makna yang terkandung dalam dokumen tersebut. Oleh karena peneliti menggunakan kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA sebagai sumber data, maka teknik studi dokumenter dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut. (1) Membaca secara kritis dan berulang-ulang kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. (2) Mengidentifikasi data berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu pikiran dan perilaku tokoh utama. (3) Mengklasifikasi data berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu pikiran dan perilaku tokoh utama.

Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama. Sebagai alat pengumpul utama, peneliti bertugas untuk membaca kritis dan berulang-ulang cerpen SBMPK karya Puthut EA yang bertujuan untuk menemukan data-data dari sumber tersebut, yang sesuai dengan permasalahan penelitian untuk mencapai tujuan penelitian yakni mendeskripsikan pikiran tokoh utama dan mendeskripsikan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA.

Penelitiaan ini menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu (1) ketekunan/keajegan pengamatan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secara tekun dan berulang-ulang, ajeg, dan rinci terhadap berbagai fenomena yang berhubungan dengan masalah dan data penelitian. (2) Triangulasi. Menurut Moleong (2012:330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini peneliti mengonsultasikan data kepada dosen pembimbing yaitu Dr. Christanto Syam, M.Pd. dan Dra. Sesilia Seli, M.Pd. Triangulasi dilakukan selama proses bimbingan. (3) Pemeriksaan Teman Sejawat melalui Diskusi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat (Moleong, 2012:332). (4) Kecukupan Referensi. Kecukupan referensi dilakukan dengan cara membaca dan menelaah sumber-sumber data berbagai pustaka yang relevan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar diperoleh pemahaman arti yang memadai dan mencukupi. Melalui cara ini diharapkan dapat diperoleh data yang absah.

Adapun teknik analisis psikologi tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA adalah sebagai berikut.

(7)

1. Menganalisis dan menginterpretasi data sesuai dengan masalah yang akan diteliti dalam penelitian yaitu:

a. pikiran tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. b. perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. 2. Mendiskusikan hasil analisis dan interpretasi data dengan dosen pembimbing

yaitu pembimbing pertama Dr. Christanto Syam, M.Pd. dan pembimbing kedua Dra. Sesilia Seli, M.Pd. agar diperoleh hasil yang objektif.

3. Menyimpulkan hasil penelitian sehingga diperoleh deskripsi secara menyeluruh tentang permasalahan dalam penelitian yaitu pikiran dan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA.

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pikiran dan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan pikiran tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA dan 2) mendeskripsikan perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Pikiran tokoh utama kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA, tokoh utama memiliki watak a) penakut (tokoh Aku takut ketika dituduh membunuh bebek yang mati di pinggir kali), b) pembenci (membenci bapaknya yang seorang komunis, c) khawatir (khawatir jika gempa susulan akan terjadi lagi), d) pasrah (tidak melawan saat digelandang untuk ditahan di penjara), e) tegar (berusaha tegar dan bertahan saat disiksa di dalam penjara), f) mudah tersinggung (berpikir bahwa laki-laki yang berbicara dengannya telah membicarakan sesuatu yang bukan urusan laki-laki tersebut dan dirinya), g) keras kepala (berpikir alat bantu dengar mengganggu pendengarannya), h) tak sabar (berpikir bahwa gilirannya masih sangat lama saat mengantre untuk membeli nasi goreng Koh Su), dan i) ceroboh (saat berpikiir bahwa tokoh Aku telah melakukan kesalahan dan kebodohan). (2) Perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA, tokoh utama memiliki watak a) penakut (tidak mau makan bebek lagi), b) pembohong (berbohong bahwa bukan Aku lah yang membunuh bebek yang mati di pinggir kali), c) mudah terpengaruh (ikut-ikutan minum arak ketika diajak Bido, d) tabah (tabah saat pergi ke kantor suami Aku dan mengatakan tentang perihal suaminya kepada atasannya, e) pencuriga (membuntuti tentara saat mengeledah rumahnya), f) keras kepala (tidak mau makan dan tidak mau pulang dari ladang), g) pantang menyerah (tetap mengantre nasi goreng hari berikutnya walapun terkadang berakhir dengan lidah kosong), dan h) bertanggung jawab (tetap ingat pada keluarga ditengah kesibukannya sebagai seorang aktivis.

(8)

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data di atas maka diperlukan penjelasan tentang bagaimana hasil tersebut dapat dihasilkan. Berikut ini pembahasan secara singkat hasil analisis data di atas.

“Saat aku kecil, ada kejadian yang menjadi awal bagi seluruh nasib burukku. Aku melihat seekor bebek mati, tersangkut di rerimbun semak, di pinggir kali.” (SBMPK, 2009:3)

Kutipan kalimat “saat aku kecil, ada kejadian yang menjadi awal bagi nasib burukku” di atas menunjukkan pikiran tokoh Aku yang mengganggap bahwa nasib buruk yang dialaminya bermula dari seekor bebek yang dilihatnya mati di pinggir kali. Saat peristiwa matinya bebek di pinggir kali, orang-orang menuduh Aku lah yang membunuh bebek tersebut.

“Aku takut sekali. Orang-orang menuduh aku yang membunuh bebek itu, hanya gara-gara mereka melihatku habis bermain di kali, dengan ketapel mengalung di leher…” (SBMPK, 2009:4)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh aku ketakutan bukan karena melihat bebek yang mati di pinggir kali, melainkan karena orang-orang menuduh bahwa Aku lah yang membunuh bebek tersebut. Kata kunci yang terdapat dalam kutipan di atas yang menunjukkan bahwa Aku memiliki watak penakut adalah “Aku takut sekali”. Dari pikiran tersebut dapat dilihat bahwa Aku memiliki watak penakut. Hal ini terbukti dari stimulus orang-orang yang menuduh bahwa Aku lah yang membunuh bebek tersebut dan respon pikiran yang Aku lakukan adalah ketakutan.

Dengan demikian, menurut pandangan psikologi behavioristik terdapat tipe responden dalam respon pikiran tokoh Aku. Stimulus orang-orang yang menuduh bahwa Akulah yang membunuh bebek yang mati di pinggir kali tersebut merupakan stimulus tak berkondisi karena awalnya menghasilkan respon Aku yang ketakutan. Respon ketakutan Aku terhadap stimulus tak berkondisi tersebut disebut respon tak berkondisi pada pikiran Aku.

Stimulus Respon

Tak ada orang yang percaya bahwa bukan Aku lah yang membunuh bebek tersebut kecuali bapak dan buliknya. Aku memang sudah tidak memiliki ibu karena ibunya meninggal saat dia masih bayi. Bangkai bebek yang dilihatnya mati di pinggir kali itu seakan-akan selalu menghantui Aku. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Bangkai bebek itu seperti horror bagiku. Sampai sekarang bebek itu masih sering hadir dalam mimpi-mimpiku yang meresahkan.” (SBMPK, 2009:4) Kutipan di atas menunjukkan bahwa Aku masih terbayang-bayang pada bebek yang dilihatnya mati di pinggir kali tersebut. Hal tersebut ditunjukkan pada kalimat “sampai sekarang bebek itu masih sering hadir dalam mimpi-mimpiku

Aku ketakutan Orang-orang menuduh

Aku yang membunuh bebek yang mati di pinggir kali

(9)

yang meresahkan”. Hal ini menunjukkan bahwa bebek yang mati di pinggit kali tersebut selalu berada dalam pikiran Aku sejak peristiwa itu. Stimulus bebek yang mati di pinggir kali tersebut disebut stimulus netral karena merupakan stimulus baru yang awalnya tidak menimbulkan respon terhadap pikiran aku. Respon ketakutan Aku sebelumnya disebabkan karena stimulus tak berkondisi yaitu orang-orang yang menuduhnya membunuh bebek tersebut.

Tak lama setelah kejadian itu, Aku menceritakan bahwa bapaknya diseret pergi dari rumah karena dituduh sebagai komunis. Saat kejadian itu buliknya meraung keras dan pingsan. Respon ketakutan Aku juga terjadi karena kejadian tersebut seperti dalam kutipan berikut.

“… Yang ada di pikiranku saat itu, ketika tubuh bulikku menyentuh tanah, aku seperti melihat kembali saat sebelum binatang itu benar-benar terdiam mati. Bebek itu sempat menggelepar beberapa kali. Ia mengeluarkan suara aneh. Membuatku bergidik.” (SBMPK, 2009:5)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Aku kembali teringat pada bebek yang dilihatnya mati di pinggir kali tersebut ketika melihat buliknya meraung dan pingsan. Aku seperti melihat kembali saat-saat sebelum bebek itu mati. Hal tersebut membuat Aku ketakutan yang ditunjukkan dengan kata kunci “membuatku bergidik” yang menunjukkan reaksi orang yang ketakutan.

Menurut pandangan psikologi behavioristik, respon ketakutan aku tersebut menjadi berkondisi karena disebabkan oleh stimulus berkondisi ingatan terhadap bebek yang mati di pinggir kali ketika buliknya jatuh pingsan. Bebek yang mati di pinggir kali tersebut yang awalnya merupakan stimulus netral, menjadi berkondisi karena dihubungkan dengan stimulus tak berkondisi yaitu orang-orang yang menuduh bahwa Aku yang membunuh bebek tersebut. Stimulus berkondisi tersebut menyebabkan respon ketakutan Aku menjadi berkondisi. Ketakutan Aku tidak lagi karena stimulus orang-orang yang menuduhnya membunuh bebek, tetapi disebabkan karena ingatan terhadap bebek yang mati di pinggir kali.

Stimulus Respon

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa kajian psikologi behavioristik dalam kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA adalah sebagai berikut.

1) Pikiran Tokoh Utama pada Kumpulan Cerpen SBMPK karya Puthut EA

Pikiran tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA menunjukkan bahwa sebagian besar tokoh utama memiliki watak penakut, pembenci, khawatir, pasrah, tegar, peduli, mudah tersinggung, keras kepala,

Takut Melihat buliknya

terjatuh pingsan seperti bebek yang dilihatnya menggelepar mati.

(10)

tak sabar, dan ceroboh. Watak tokoh utama tersebut dilihat dari respon pikiran tokoh utama pada kumpulan cerpen Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali karya Puthut EA terhadap stimulus lingkungan menurut pandangan psikologi behavioristik.

2) Perilaku Tokoh Utama pada Kumpulan Cerpen SBMPK karya Puthut EA Perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA menunjukkan bahwa sebagian besar tokoh utama memiliki watak penakut, pembohong, mudah terpengaruh, tabah, pencuriga, keras kepala, pantang menyerah, dan bertanggung jawab. Watak tokoh utama tersebut dilihat dari respon perilaku tokoh utama pada kumpulan cerpen Seekor Bebek yang Mati

di Pinggir Kali karya Puthut EA terhadap stimulus lingkungan menurut

pandangan psikologi behavioristik.

Saran

Berdasarkan hasil analisis, peneliti memberikan saran yaitu 1) bagi guru, pada pengajaran bahasa dan sastra Indonesia hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar alam pembelajaran di sekolah, khususnya pada tingkat SMP kelas IX semester I, pada pembelajaran unsur-unsur intrinsik dalam buku kumpulan cerita pendek (cerpen). Guru dapat memilih kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA sebagai objek pembelajaran dalam penyampaian materi unsur-unsur intrinsik dalam buku kumpulan cerpen seperti tema, latar, dan penokohan karena dalam tokoh-tokoh kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA sebagian besar menunjukkan pikiran dan perilaku oleh orang-orang yang dahulu menjadi sasaran kejahatan pada masa orde baru serta nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya yang patut diteladani oleh peserta didik dan memiliki unsur-unsur intrinsik yang dapat dikaji. 2) Bagi pembaca, kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA disarankan untuk dibaca karena membuat pembaca mengetahui kenyataan hidup yang sebenarnya tentang kesadisan pada awal masa orde baru terhadap orang-orang yang dituduh sebagai komunis. 3) Bagi mahasiswa bahasa dan Sastra, penelitian ini dapat menambah perbendaharaan tulisan yang berkaitan dengan kajian psikologi dalam karya sastra/cerpen dan dapat dijadikan bahan referensi penelitian selanjutnya. 4) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang akan diteliti selanjutnya, khususnya jika ingin meneliti kumpulan cerpen SBMPK karya Puthut EA untuk mengambil aspek yang lain selain psikologi tokoh seperti konflik pada tokoh utama.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

EA, Puthut. 2009. Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali. Yogyakarta: INSISTPress.

(11)

Jarvis, Matt. 2000. Teori-teori Psikologi: Pendekatan Modern untuk Memahami

Perilaku, Perasaan & Pikiran Manusia. Bandung: Nusa Media.

Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Koswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan media bimbingan dan konseling meliputi pengembangan media non elektronik dan elektronik dalam bidang pendidikan, pribadi-sosial, karier, e-counseling dan blok

Bila negara–negara kaya di atas telah merasa berat dengan kenaikan harga BBM yang berimplikasi pada bidang transportasi dan mereka berani membuat terobosan baru yang lebih

Registration is the process of integrating several scans into a single coordinate system. The registration process performs optimal alignment transformations to

Mencoba menyebutkan cara memberitahu dan menanyakan tentang fakta, perasaan dan sikap, meminta, menawarkan barang dan jasa dalam bahasa Arab dengan pelafalan benar4. Melafalkan

By using laser scanning technology, the entire bridge information is stored in point clouds data and clearance measurements can be taken in the office with

Keluaran Terlaksananya Tertib Administrasi Ormas dan Terselenggaranya Survey Lapangan Terhadap Ormas Yang Melakukan Pendaftaran. Terlaksananya Tertib Administrasi Ormas dan

In this paper, we proposed a new algorithm for epipolar resampling of linear pushbroom imagery in near real time based on a fast algorithm for best scan line searching.. Experiment

Hasil Persentase Fasilitasi Ruang Dialog/Komunikasi Bagi Masyarakat Terkait Dengan Pendidikan Politik Yang Dilaksanakan. Persentase Fasilitasi Ruang Dialog/Komunikasi Bagi