• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEKUATAN MAKSIMAL DAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA CABANG OLAHRAGA DAYUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEKUATAN MAKSIMAL DAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA CABANG OLAHRAGA DAYUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MAKSIMAL DAN DAYA TAHAN

KARDIOVASKULER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

MUHAMAD FAHMI HASAN

090704

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal dan Daya Tahan

Kardiovaskular Pada Cabang Olahraga Dayung” ini sepenuhnya karya saya

sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang

lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya

ini.

Bandung, oktober 2013

Penulis,

(3)

MUHAMAD FAHMI HASAN

0907040

PENGARUH METODE LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MAKSIMAL DAN DAYA TAHAN

KARDIOVASKULAR

PADA CABANG OLAHRAGA DAYUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. DikdikZafarSidik, M.Pd

NIP.196812181994021001

Pembimbing II,

DrsDadanMulyana, M.Pd.

NIP.195801171989031001

Diketahui oleh

Ketua JurusanPendidikanKepelatihan Olahraga

Dr. R. BoykeMulyana, M.Pd.

(4)

ABSTRAK

PENGARUH METODE LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEKUATAN MAKSIMAL DAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR

PADA CABANG OLAHRAGA DAYUNG

Pembimbing: 1. DR. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2. Drs. Dadan Mulyana, M.Pd.

Muhammad Fahmi Hasan*

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan circuit training terhadap peningkatan kekuatan maksimal dan daya tahan kardiovaskular.

Tujuan yang diangkat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode latihan circuit training terhadap peningkatan kekuatan maksimal dan daya tahan kardiovaskular. Kegunaan dari hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya latihan untuk meningkatkan kekuatan maksimal dan daya tahan kardiovaskular.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian digunakan teknik total sampling, sampel yang digunakan sebanyak 8 orang. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1RM test dan balke tes.

Penghitungan dan uji signifikansi peningkatan hasil latihan dilakukan dengan menggunakan uji dua rata-rata satu pihak yaitu uji t. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa thitung variabel daya tahan kardiovaskular 3,94 lebih besar dari ttabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 – 1) =7, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2,36. Kriteria pengujiannya adalah, diterima Ho, jika t<t1-α. Sedangkan untuk variable kekuatan maksimal 0,00 thitung lebih kecil dari ttabel 2,36 dapat disimpulkan tidak terjadi peningkatan signifikan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode circuit training tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan maksimal, Metode circuit training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskular.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan perumusan masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Pustaka... 8

1. Hakikat Olahraga Dayung... 8

2. Rowing... 8

3. Kekuatan ... 14

4. Daya Tahan Kardiovaskular ... 19

5. Metode Latihan……… 21

6. Circuit Training………. 23

B. Kerangka Pemikiran... 26

C. Hipotesis Penelitian... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28

B. Desain Penelitian... 29

(6)

E. Pelaksanaan Penelitian ... 33

F. Prosedur Pengolahan Data... 36

BAB IV HASIL PENELITITAN dan PEMBAHASAN A. Pengolahan Data dan Analisis Data... 38

B. Diskusi Penemuan... 44

BAB V KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan... 45

B. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA... 57

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Pencapaian Prestasi Optimal Rowing ... 11

2.2. Training Parameter untuk Circuit Training... 19

3.1. Latihan Kekuatan Cabang Olahraga Dayung ... 36

4.1. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal... 46

4.2. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku T-Skor... 47

4.3. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal Daya

Tahan Kardiovaskular ... 47

4.4. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir... 48

4.5. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku T-Skor... 48

4.6 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Daya

Tahan Kardiovaskular ... 49

4.7. Tabel Pengujian Homogenitas ... 49

4.8. Hasil Perhitungan Normalitas Data Distribusi... 50

4.9. Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Kekuatan Maksimal

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Posisi Awalan (start)... 12

2.2. Drive (awal dan paruh pertama dari kayuhan)... 13

2.3. Posisi Akhiran (Finish)... …... 14

2.4. Recovery (pemulihan)... …... 15

2.5. Gambar Karakteristik Kekuatan ... 24

3.1. Desain Penelitian ... 31

3.2. Prosedur Penelitian ... ….. 32

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.Laporan program Latihan ... 53

B.Hasil Tes 1RM... 59

C.Hasil Rata-Rata dan simpangan baku Daya Tahan Kardiovaskular... 60

D.Uji Normalitas Tes Awal Daya Tahan kaardiovaskular... 61

E. Uji Normalitas Tes Akhir Daya Tahan Kardiovaskular... 62

F. Uji Homogenitas Daya Tahan Kardiovaskular... 63

G.Uji T Daya Tahan Kardiovaskular... 64

H.Hasil T-skor Test Awal Simpangan Baku dan Rata-Rata Kekuatan Maksimal... 65

I. Uji Normalitas Tes Awal... 66

J. Hasil T-skor Test Akhir Simpangan Baku dan Rata-Rata Kekuatan Maksimal... 67

K.Uji Normalitas Tes Akhir... ... 68

L. Uji Homogenitas Leg Curl... 69

M.Uji Homogenitas Leg Ekstention... 70

N.Uji Homogenitas Leg Press... 71

O.Uji Homogenitas Bench Row... 72

P. Uji Homogenitas Triceps Ekstention... 73

Q.Uji Homogenitas Deadlift... 74

R.Uji T Kekuatan Maksimal... 75

S. Tabel Distribusi T... 76

T. SK Skripsi... 77

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin

berkembang dan menunjukkan grafik yang terus meningkat. Salah satu indikatornya

adalah peningkatan prestasi atlet dayung dalam mengikuti kejuaraan–kejuaraan baik

tingkat nasional maupun internasional. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan

baik kualitas maupun kuantitas dari para peserta yang mengikuti kejuaraan yang

diselenggarakan oleh Pengcab, Pengda, dan PB.PODSI. Dalam pencapaian prestasi

yang maksimal pada cabor dayung diperlukan faktor latihan yang optimal, terencana

dan kontinyu. Adapun faktor latihan yang perlu adalah faktor teknik, taktik, fisik,

mental. Prestasi tinggi tidaklah cukup dengan latihan saja, melainkan dapat juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling menunjang, faktor-faktor tersebut

bersifat eksternal seperti sarana, peralatan, perlombaan dan internal seperti keadaan

psikis, struktur anatomis, kemampuan fisik, teknik, koordinasi, taktik. Dari keenam

faktor tersebut, faktor fisik merupakan faktor utama yang perlu dikembangkan,

karena kondisi fisik merupakan faktor penting dalam semua cabang olahraga maka

diperlukan program latihan kondisi fisik terencana dan sistematis.

Olahraga dayung merupakan olahraga yang memerlukan daya tahan. Daya

tahan menurut Harsono (1988:155) “Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh

yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut”. Selain komponen fisik daya tahan olahraga dayung juga memerlukan kekuatan. Kekuatan menurut Harsono

(1988:178) “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”. Oleh karena itu untuk bisa mencapai prestasi yang tinggi maka seorang atlet harus meningkatkan kemampuan daya tahan tubuhnya dan juga

(11)

2

Jarang sekali suatu aktivitas atau gerakan didominasi oleh satu komponen atau

satu komponen fisik saja. Suatu aktivitas sering merupakan hasil dari dua atau lebih

komponen fisik atau kombinasi dari berbagai unsur fisik. Dalam gambar 1.1. Bompa

(1994:260) dalam Harsono (1988:225) digambarkan,

Gambar 1.1.

Ilustrasi Interdependensi Antara Komponen-Komponen Biomotorik Sumber: Bompa (1994:260)

Pada cabor dayung terdapat kombinasi antara daya tahan dengan kekuatan yang

menghasilkan daya tahan otot. Harsono (1988:226) memandang faktor latihan yang

maksimal dapat mempengaruhi keberhasilan prestasi atlet, sebagaimana dikemukakannya bahwa: “Setiap komponen fisik haruslah dilatih seoptimal mungkin agar kelak dapat memberikan sumbangan bagi prestasi yang optimal dalam cabang

power

Daya tahan kecepatan koordinasi kelentukan

(12)

3

olahraganya”. Selain itu latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan, hal ini juga diungkapkan oleh Harsono (1988:153) bahwa:

Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga salah satunya dibutuhkan

keterampilan dalam penguasaan teknik dasar. Penguasaan teknik dasar serta

keterampilan dalam bertanding ataupun bermain sangat dipengaruhi oleh keadaan

fisik. Artinya keadaan fisik ini berbanding lurus dengan penguasaan teknik terhadap

prestasi yang dicapai. Dengan penguasaan teknik yang baik didukung dengan

keadaan fisik yang maksimal, maka prestasi akan lebih mudah didapat. Harsono

(1988:153), menjelaskan bahwa kalau kondisi fisik baik maka:

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan

lain-lain komponen kondisi fisik.

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Berdasarkan pada pemahaman batasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kondisi fisik memiliki peranan yang sangat dominan dalam peningkatan

performa atau prestasi atlet khususnya pada cabang-cabang olahraga pertandingan.

Disamping itu keberadaan kondisi fisik yang baik akan memberikan kontribusi positif

pada atlet di dalam penguasaan teknik-teknik dalam cabang olahraga. Hal tersebut

dikarenakan dengan kondisi fisik yang baik, maka penguasaan teknik akan lebih

(13)

4

merasakan kelelahan yang berlebihan sehingga proses latihan akan memberikan

pengalaman latihan yang bersifat relatif menetap.

Menurut Harsono (1988:226) bahwa: “Perkembangan setiap unsur tidak bisa diperoleh dalam waktu yang singkat, maka dibutuhkan suatu jangka waktu yang lama

sebelum unsur-unsur tersebut dapat berkembang secara optimal”. Akan tetapi

seringkali tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengembangkan setiap unsur fisik

tersebut secara optimal misalnya hanya 1-2 bulan saja.

Dalam kejuaraan dayung peneliti melihat dalam jangka waktu satu tahun

terdapat beberapa kali perlombaan yang jaraknya terkadang berdekatan dan sebagian

besar para pelatih menggunakan prinsip-prinsip latihan yang tidak bervariasi,

sehingga atlet tampak bosan untuk melakukannya. Oleh karena itu, perlu dicari sistem

latihan lain yang bisa menjamin atlet untuk berada dalam kondisi yang tetap baik dan

atlet tersebut dapat melakukannya dengan maksimal. Suatu sistem latihan kondisi

fisik yang dapat dipakai untuk maksud tersebut adalah sistem latihan yang disebut

circuit training. Harsono (1988:227) mengungkapkan bahwa:

Circuit training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat

memperkembangkan kekuatannya, daya tahannya, kelincahannya, total fitnessnya dengan jalan: 1). Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka waktu tertentu,atau, 2). Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pada latihan ini pada dasarnya penulis memadukan prinsip latihan beban

dengan prinsip latihan sirkuit atau kontinyu. Pada awalnya latihan ini dirancang untuk

meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot sambil melatih sistem aerobik,

selanjutnya berkembang untuk memperbaiki komposisi tubuh. Bompa (2006:155)

mengungkapkan bahwa:

(14)

5

Yang maksudnya adalah circuit training cenderung digunakan oleh atlet yang

energi utamanya berasal dari pola Glikolitik/laktat, untuk menambah keberagaman

latihan tahanan atau ketika ruang olahraga tidak bebas tersedia dan hanya latihan

tahanan saja yang bisa dilakukan.

Latihan beban merupakan latihan yang dilakukan secara sistematis dengan

menggunakan beban sebagai alat untuk menambah kekuatan fungsi otot guna

memperbaiki kondisi fisik, mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan.

Latihan beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban dari berat badan sendiri

atau menggunakan beban luar seperti dumbell, barbell, atau mesin beban. Bentuk

latihan yang menggunakan beban dalam yang paling banyak digunakan seperti

chin-up, push-chin-up, sit-chin-up, ataupun back-chin-up, sedangkan menggunakan beban luar sangatlah

banyak dan bervariasi sesuai dengan tujuan latihan. Latihan dengan beban dalam

dirasa masih kurang efektif untuk meningkatkan kekuatan maksimal dan daya tahan

kardiobaskular karena spesifik, bervariasi dan intensitasnya tidak dapat dibuat seberat

menggunakan beban luar.

Seperti yang di ungkap oleh Harsono (1988:231) bahwa metode ini pun

berfungsi mengurangi kejenuhan atlet dalam rutinitas latihan yang monoton, berikut ketipan lengkapnya: “Circuit training biasanya diberikan dalam musim latihan jauh

sebelum pertandingan (pre-season). Akan tetapi dapat juga diberikan dalam musim

musim latihan berikutnya sebagai variasi latihan dan untuk menghilangkan kejenuhan

dan kebosanan latihan”. Latihan tersebut menurut para ahli memiliki kelebihan dan

kekurangannya. Untuk mengetahui lebih jelas dampak langsung dari metode latihan

ini terhadap peningkatan kekuatan maksimal dan daya tahan kardiovaskular, maka

penulis tertarik untuk mengungkapkan latihan circuit training ini. Diharapkan dapat

diketahui apakah metode latihan ini efektif dalam meningkatkan kekuatan maksimal

dan daya tahan kardiobaskular atau sebaliknya.

Mengacu pada paparan diatas bahwa kekuatan dan daya tahan kardiovaskular

(15)

6

kepada “Pengaruh Metode Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan Kekuatan

Maksimal dan Daya Tahan Kardiovaskular”.

B.Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka variable yang

termuat dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas tentang metode latihan circuit

training, sedangkan untuk variable terikat adalah peningkatan kemampuuan kekuatan

maksimal dan daya tahan kardiovaskular. Sehingga masalah penelitiannya, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan circuit training

terhadap peningkatan kekuatan maksimal?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan circuit training

terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskular?

C.Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan circuit

training terhadap peningkatan kekuatan maksimal.

2. Untuk mengetahui terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan circuit

training terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskular.

D.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat dan kegunaan yang

bisa digeneralisasikan. Adapun manfaat penelitian adalah:

1. Secara teoritis

Dapat dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai dampak

penerapan metode latihan circuit training terhadap peningkatan kekuatan maksimal

(16)

7

2. Secara praktis

Metode latihan circuit training dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih atau

Pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya kondisi

fisik.

E.Struktur Organisasi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka

berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan

berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang

latihan kekuatan, latihan beban, metode circuit training, dan daya tahan

kardiovaskular.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai metode dan teknik pengumpulan data, desain penelitian,

definisi operasional, instrument penelitian, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang pengelolaan atau analisis data dan analisis hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode penelitian

Metode merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk dapat

mencapai suatu tujuan. Sugiono (2008: 1) menjelaskan tentang penelitian sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Lutan (2007: 146) menjelaskan penelitian eksperimen adalah hanya jenis

penelitian yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variable utama dan jenis

penelitian yang benar- benar dapat menguji hipotesis tentang hubungan sebab dan

akibat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap pengaruh metode

latihan circuit training terhadap peningkatan kekuatan maksimal dan daya tahan

kardiovaskuler.

Untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan. Diperlukan suatu pemikiran

yang sistematis dan kebenarannya perlu dibuktikan melalui penelitian. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini

digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam konteks penelitian ini peneliti

memberikan perlakuan (treatment) terhadap sekelompok sampel berupa

penerapan metode latihan circuit training dalam latian kekuatan. Untuk

mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terkait yang diselidiki atau

diamati maka kiranya metode eksperimen tepat digunakan dalam penelitian ini.

Mengenai penelitian metode eksperimen ini menurut Lutan (2007: 146)

menjelaskan penelitian eksperimen adalah “hanya jenis penelitian yang langsung

berusaha untuk mempengaruhi variable utama dan jenis penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat”.

Metode eksperimen merupakan kegiatan percobaan dengan tujuan untuk

menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode

eksperimen harus ada faktor yang dicobakan. Dalam hal ini faktor yang dicobakan

(18)

29

mengetahui pengaruh dan perbedaanya terhadap peningkatan kekuatan maksimal

dan daya tahan kardiovaskuler.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran suatu rencana untuk

mengumpulkan, menganalisis. dan manyimpulkan suatu data agar dapat

dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian serta sebagai pegangan dalam

melakukan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre- test Post-

test. Mengenai Pre-test Post-test Group digunakan terdiri atas dua kelompok

subjek dan kedua- duanya diukur atau diobservasikan dua kali”. Dengan kata lain

desain penelitian Pre-test Post-test Group adalah suatu model pendekatan yang

menggunakan dua kali pengumpulan data yaitu dengan melakukan pre-test dan

post-test.

Pengukuran pertama dilakukan melalui tes awal (pre- test) dan pengukuran

ke- dua melalui tes akhir (post- test). Tes awal dilakukan dengan tujuan untuk

mengambil data sebelum diberikan treatment, dan tes akhir dilakukan untuk

mengambil data setelah diberikan treatment. Di bawah ini adalah gambar “pretest-

posttest”:

Gambar 3.1. Design Penelitian Sumber: Arikunto, (2007: 165)

Keterangan:

OІ : Tes Awal OЇ : Tes Akhir

: Treatment (circuit trainig)

(19)

30

Dalam desain penelitian ini penggunaan tes awal (OІ) selain bertujuan untuk

mendapatkan data awal dari kemampuan dasar sampel. Tes akhir (OЇ) bertujuan

untuk melihat perkembangan atau hasil dari treatment yang diberikan. Adapun

langkah- langkah pengambilan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2. Prosedur Peneliti sumber: Arikunto (2006:79)

C.Populasi dan Sampel

Proses penelitian memerlukan suatu populasi sabagai sumber data yang

diperlukan dalam suatu penelitian. Dari populasi dan sampel inilah penulis

selanjutnya akan mendapatkan data serta keterangan yang dapat dijadikan sebagai

informasi jawaban terhadap permasalahan penelitian. “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian: (Arikunto. 2006: 108). Populasi dan penelitian ini

adalah atlet PODSI KAB GARUT yang berjumlah 8 orang, dan akan dilakukan di

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

METODE CIRCUIT TRAINING

TES AKHIR

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

(20)

31

Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau

objek dengan sifat- sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut

sampel penelitian. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat

dan karakteristik yang sama sehingga betul- betul mewakili populasiya. Seperti

yang dijelaskan Surakhmad (1985: 83) berikut ini:

Karena tidak memungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidikan terpaksa mempergunakan sabagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representative terhadap populasi itu.

Pendapat tersebut sesuai pula dengan pendapat Arikunto (2006: 109) yang mengemukakan bahwa: “ sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampel, dimana cara mengambil sampl bukan didasarkan atas strata,

random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini

biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, khususnya yang berhubungan

dengan penelitian, sehingga populasi yang tidak masuk kepada syarat tersebut

tidak bisa menjadi sampel dalam penelitian.

Pada penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengambil sampel sebanyak 8

orang, dimana seluruhnya adalah atlet PODSI KAB GARUT yang masih pemula.

Agar lebih terlihat sejauh mana signifikan atau tidak peningkatan kekuatan

maksimal dan daya tahan kardiovaskuler setelah memakai metode latihan circuit

training.

D.Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukur, sehingga dengan alat

ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Seperti yang

dikatakan Arikunto (1995:51) dalamNurhasan dan Cholil, D. H. (2007:4), “Tes

adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

(21)

32

“pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu,

dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”. Dalam penelitian ini

pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian atau sebelum

dan sesudah treatment diberikan. Untuk mengambil data dalam penelitian ini,

penulis menggunakan :

a. Tes balke untuk daya tahan aerobik.

 Alat dan Fasilitas :

1. Lintasan lari 400 meter

2. Stopwach

3. Meteran

4. Alat tulis

 Pelaksanaan :

1. Semua peserta test berlari maksimal selama 15 menit.

2. Setelah 15 menit, tandai jarak lari terakhir para peserta test.

3. Lakukan pendinginan dengan cara berjalan, jangan langsung

berhenti/duduk.

 Hasil dan Penilaian :

1. Catat jumlah jarak yang ditempuh selama 15 menit para peserta test.

2. Tes balke juga untuk mengukur prediksi nilai VO2max.

3. [{(jumlah jarak/15)-133} x 0,172] + 33,3= VO2max.

b. Maximum strength testing (1 RM) untuk kekuatan maksimal.

Nama tes : 1RM Test

Tujuan tes : untuk mengetahui kekuatan maksimal naracoba

Pelaksanaan tes : Dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan

Cara mengukur :

1. Melakukan gerakan angkatan dengan benar dan sesuai parameter kekuatan.

2. Istirahat 3 menit setiap selesai melakukan test di setiap alat.

Alat-alat untuk tes kekuatan yang diberikan kepada naracoba yaitu leg curl,

(22)

33

Untuk menghitung repetisi maksimal (1RM), digunakan rumus:

95% 1 rep

75% 5 rep

50% 10 rep

Gambar 3.3 Parameter Kekuatan sumber: Sidik, (2010:35)

E. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan latihan yang akan diberikan dalam penelitian ini untuk

memperoleh data, penulis merencanakan tahap-tahap latihan yang akan diberikan

kepada kedua kelompok. Lama latihan untuk eksperimen ini adalah satu setengah

bulan atau lebih. Hal ini dikemukakan oleh Harsono (1988:154) yang menyatakan bahwa: “latihan kondisi fisik per-season yang intensif selama 6-10 minggu…”. Lalu Harsono (1988:194) mengatakan juga bahwa “… sebaiknya latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi satu hari untuk istirahat untuk

memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasi diri pada hari istirahat tersebut”.

Tempat latihan dan tempat pengetesan kekuatan maksimal dilakukan di

tempat fitness One and One Fitness di jln. Ciledug no 22 Kab.Garut. Sedangkan

untung pengetesan daya tahan kardiovaskular dilakukan di lapang kerkof

(23)

34

Semua latihan dilakukan dengan metode latihan circuit training. Berikut

table dari para ahli yang menjelaskan tentang latihan kekuatan untuk cabang

olahraga dayung:

Table 3.1.

Latihan Kekuatan Cabang Olahraga Dayung Rowing Sumber: Nurjaya (2013)

Methode Circuit / Station

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah seluruh data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan dan analisis terhadap data penelitian. Proses analisis dan pengolahan

data dilakukan dengan perhitungan secermat mungkin, hal ini dilakukan agar data

tersebut dapat memberikan kesimpulan yang benar terhadap jawaban dari

permasalahan yang diteliti.

Dalam pengolahan data nantinya akan menjadi perhitungan, peneliti

mengunakan cara-cara statistik sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel dengan menggunakan rumus :

(24)

35

Keterangan :

X = Skor rata-rata yang dicari

∑ = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dari setiap variabel dengan menggunakan

rumus :

satuan ukurannya atau berbeda bobot skornya, menjadi skor baku atau skor

standar. Cara menghitung T-skor digunakan pendekatan statistika dengan

rumusan sebagai berikut:

T-skor = 50 + 10 ( )

4. Uji Normalitas untuk mengetahui apakah data hasil pengukuran tersebut

normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah normalitas liliefors. Berikut

ini adalah langkah-langkah mencari normalitas data :

(25)

36

b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan tabel distribusi normal

baku (tabel distribusi Z), kemudian dihitung peluang masing-masing nilai

Z (Fzi) dengan ketentuan jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan

Fzi adalah 0,05 luas daerah distribusi Z pada tabel.

c. Selanjutnya mentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara

meluhat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian

dibagi dengan banyaknya sampel.

d. Hitung selisih F

   

Z1S Z1 , kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga-harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak

selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan Lo.

f. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors, maka maka

tentukanlah nilai L dengan taraf nyata  0,05.

g. Bandingkanlah Nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui

diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :

 Terima Ho jika Lo< L, yang berarti berdistribusi normal.

 Tolak Ho jika Lo > L, yang berarti berdistribusi tidak normal.

5. Menguji homogenitas untuk menguji kesamaan varians data kelompok

eksperimen pre test dan post test. Uji homogenitas menggunakan uji F.

Rumus yang digunakan menurut Nurhasan (2002:110) adalah sebagai

berikut :

Kriteria pengujian adalah Terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel

(26)

37

6. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variabel antara

pretest dan post test pada kelompok eksperimen. Hasil analisis dinyatakan

terdapat perbedaan jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (P < 0,05). Uji t

ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh latihan circuit

training terhadap kekuatan maksimal dan daya tahan kardiovaskular atlet

rowing Kabupaten Garut. Rumus yang digunakan yaitu :

Karena menggunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak maka agar

terlihat signifikan maka.

Untuk mencari t hitung dengan cara. ̅ ̅

(27)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Metode circuit training tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kekuatan maksimal.

2. Metode circuit training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan daya tahan kardiovaskular.

B.Saran

Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah

sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih, dan atlet dalam proses latihan fisik, metode latihan

circuit training tidak dapat diberikan kepada atlet untuk meningkatkan

kekuatan maksimal dan daya tahan kardiovaskular;

2. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang

lebih mendalam;

3. Penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel yang lebih spesifik dan

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Theory and Methodology of Training. United States of Amerika: Human Kinetics.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Training for Sport. United States of Amerika: Human Kinetics.

Bompa, Tudor O. (2006). The Physiology of Training. UK: British Library.

Giriwijoyo, Santosa. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: C.V Tambak Kusuma.

Nolte, Volker. (2005). Rowing Faster Training-Rigging Technique-Racing. United States of Amerika: Human Kinetics.

Nurhasan. Dan Cholil, D. H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan. Dkk. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah

Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurjaya, Dede Rohmat. (2013). General Fitness Training. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Power Point

Nurjaya, Dede Rohmat. (2013). Kekuatan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Power Point

Nurjaya, Dede Rohmat. (2013). Latihan Daya Tahan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Power Point

Nurjaya, Dede Rohmat. (2009). Teaching Methodology. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196312

(29)

Nurjaya, Dede Rohmat. (2009). Tekhnik Dasar Mendayung. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND.KEPELATIHAN/1963120

91988031-DEDE_ROHMAT_NURJAYA/TEKHNIK_DASAR_MENDAYUNG.pdf [20 Juni 2013]

Nurjaya, Dede Rohmat. (2009). Rigging. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196312 091988031-DEDE_ROHMAT_NURJAYA/RIGGING.pdf [20 Juni 2013]

Sidik, D. Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik Dasar dan Lanjutan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel
Gambar                                                                                               Halaman
Gambar 1.1. Ilustrasi Interdependensi Antara Komponen-Komponen Biomotorik
gambaran suatu
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kontingen dari BI perbarindo akhirnya harus mengakui keunggulan tim dari perbanas 2 dalam semi final cabang olahraga volley yang berlangsung kemaren // Sementara juara 1 dan dua

JUARA SATU CABANG OLAH RAGA TENNIS MEJA DALAM PORSENI BMPD DIY 2009 / BERHASIL. DIRAIH OLEH KONTINGEN BI

Tujuan dari adanya Perancangan Video Belajar Pinhole Digital Camera ialah untuk mengetahui proses terjadinya sebuah gambar dimana media perekaman konvensional digantikan

Rajah 6.4 menunjukkan enapan kolesterol yang berlaku di dalam salur darah P seorang individu.. Diagram 6.4/

Sehingga ditemukan bahwa pada apartemen di Kota Malang terdapat beberapa view yang dapat dimanfaatkan seperti pada Apartemen Malang City Point view ke arah

Di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal aturan alih teknologi hanya terdapat pada Pasal 10 Ayat (4) yang menyatakan bahwa perusahaan

dukungan serta masukan untukku selama ini. Terima kasih sudah menjadi tempat terbaikku untuk berkeluh kesah, sudah sangat menguatkanku, sudah membimbing hingga aku

Kemalasan saya muncul mungkin karena kejenuhan saya bekerja atau mungkin pula karena penggajian pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak signifikan membedakan antara PNS