Ade Suyitno, 2013
No. Daftar/FPEB/436 /UN.40.7.DI/LT/2013
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP
KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN
TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN
(Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam
di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
Ade Suyitno 0906576
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ade Suyitno, 2013
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,
SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN
TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN
(Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam
di Kota Bandung)
Oleh:
ADE SUYITNO
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ade Suyitno 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
Ade Suyitno, 2013
ADE SUYITNO
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP
KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN
(Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam
di Kota Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman, MS
NIP. 19590209 198412 1 001
Pembimbing II
Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si
NIP. 19641203 199302 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dr. Ikaputera Waspada, MM
Ade Suyitno, 2013
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan dan Kesiapan Instrumen
Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (Survei pada Mahasiswa Kelompok
Studi Ekonomi Islam di Kota Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar – benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko
yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung, 2013
Yang membuat pernyataan,
Ade Suyitno, 2013
BERITA ACARA SIDANG
Skripsi ini diuji pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2013
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Program Studi Pendidikan Ekonomi gedung
Garnadi-FPEB UPI
Panitia ujian terdiri dari :
1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, MSi
NIP.19600412 198603 1 002
2. Sekretaris : Dr. Dr. Ikaputera Waspada, M.M.
NIP.19610420 198703 1 002
3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, MS
NIP.19600122 198403 1 003
2. Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.
NIP.19641203 199302 1 001
4. Penguji : 1. Dr. Ikaputera Waspada, MM
NIP.19610420 198703 1 002
2. Dr. H. Amir Machmud. SE., M.Si
NIP.1971041 1201012 1 001
3. Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si
NIP.19760111 200912 2 003
5. Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Disman, MS.
NIP. 19590209 198412 1 001
2. Dr. A Jajang W Mahri, M.Si
Ade Suyitno, 2013
ABSTRAK
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan dan Kesiapan Instrumen Terhadap Intensi Kewirausahaan. (Survei Pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam di Kota Bandung), Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Disman, MS dan Pembimbing II : Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.
Ade Suyitno 0906576
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya intensi kewirausahaan mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Kota Bandung. Idealnya dengan pendidikan tinggi, mahasiswa setelah lulus bisa bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan namun faktanya pengangguran terdidik cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa KSEI di Kota Bandung. Survei ekplanatori dilakukan pada 255 reponden dari 5 perguruan tinggi yang memiliki unit kegiatan mahasiswa KSEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa tergolong tinggi. Kemudian kesiapan instrumen dan intensi kewirausahaan ada pada tingkat sedang. Baik secara simultan maupun parsial pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen berpengaruh secara siginifikan. Orisinalitas dan nilai khusus dari penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan dalam perkuliahan dan pendidikan ekonomi Islam mendukung dalam peningkatan intensi kewirausahaan. Kegiatan organisasi pada KSEI mendukung dalam peningkatan sikap kewirausahaan mahasiswa dan adanya dukungan program pemerintah dan lembaga keuangan islam meningkatkan kesiapan instrumen bisnis mahasiswa yang berpengaruh terhadap peningkatan intensi kewirausahaan. Adanya intensi kewirausahaan mahasiswa pada penemuan penelitian ini dan didukung sintesis Islamic Entrepreneurial Intention Model dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi, prkatisi, institusi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menstimulus serta mendukung pengembangan kewirausahaan dikalangan mahasiswa di Indonesia.
Kata kunci : intensi kewirausahaan mahasiswa, KSEI, islamic entrepreneurship
Ade Suyitno, 2013
ABSTRACT
The Influence of Entrepreneurial Knowladge, Entrepreneurail Attitudes, and Readiness Instrumen Toward Entrepreneurial Intension (Case on Students of
Islamic Economics Community in Bandung City)
Under Guidance of Prof. Dr. H. Disman, Ms and Dr. A Jajang. W Mahri
Ade Suyitno 0906576
The issue of this research is the lack of students’ entrepreneurial intention
students of islamic economics study community (KSEI). It can be seen that graduated from university, most of the students choose to be a worker than an entrepreneur. This study aimed to determine the effect of entrepreneurial knowledge, entrepreneurial attitude and readiness instruments to the entreprneurial intention of KSEI students in Bandung, Indonesia. Ekplanatori survey conducted on 255 respondents from 5 colleges that have student activity unit KSEI . The results showed that entrepreneurial attitudes and knowledge of student is high. Then the instrument readiness and entrepreneurial intentions exist at a moderate level. Simultaneous affect and partially beside variable, knowledge of entrepreneurship, entrepreneurial attitude and readiness instruments significantly to entrepreneurial intention. Originality and special values of this research is entrepreneurship education support increased entrepreneurial intentions. Activities of the organization in KSEI support increased student entrepreneurial attitude and government programs and financial institutions to support student readiness instrument to entrepreneurial intention. The support of the existence of entrepreneurial intentions of students on study findings and the Entrepreneurial Intention Model Islamic synthesis expect to be input for colleges, trainer, government institutions and policy makers to stimulate and support the development of entrepreneurship among students in Indonesia.
Keywords : Students Entrepreneurial Intention, KSEI, islamic entrepreneurship
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
BERITA ACARA
KATA PENGANTAR...………... i
UCAPANTERIMAKASIH ………. ii
ABSTRAK………... iv
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR TABEL………... ix
DAFTAR GAMBAR……….... xi
DAFTAR LAMPIRAN………... lxxv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Rumusan Masalah………... 6
1.3 Tujuan Penelitian………... 6
1.4 Manfaat Penelitian………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka………... 8
2.1.1. Intensi Kewirausahaan...……….. 8
2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan………... 12
2.1.3 Sikap Kewirausahaan...……….. 14
2.1.4 Kesiapan Instrumen………... 16
2.2 Kajian Empiris Hasil-hasil Penelitian... 18
2.3 Kerangka Berfikir………... 19
2.4 Hipotesis………... 25
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….. 26
3.2 Metode Penelitian……… 26
3.3 Populasi dan Sampel………... 27
3.4 Operasionalisasi Variabel……… 30
3.5. Jenis dan Sumber Data……… 32
3.6 Teknik Pengumpulan Data………... 33
3.7 Instrumen Penelitian...………... 33
3.8 Analisis Instrumen Penelitian………... 34
3.9 Teknik analisa data... 35
vii
3.10.1 Multikolinearitas... 37
3.10.2 Heteroskedatis... 38
3.7 Pengujian Hipotesis... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian... 41
4.2 Gambaran Responden... 43
4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 48
4.3.1 Deskripsi Pengetahuan Kewirausahaan... 50
4.3.2 Deskripsi Sikap Kewirausahaan... 54
4.3.3 Deskripsi Kesiapan Instrumen... 58
4.3.4 Deskripsi Intensi Kewirausahaan... 63
4.4 Hasil Analisis Instrumen Penelitian... 66
4.4.1 Uji Validitas... 66
4.4.2 Uji Reabilitas... 68
4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis... 67
4.5.1 Uji Normalitas... 69
4.5.2 Uji Multikoliniearitas... 70
4.5.3 Uji Heteroskedastis... 71
4.6 Hasil Penelitian... 72
4.6.1 Pengujian Hipotesis dan Determinasi... 74
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 77
4.7.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan... 77
4.7.2 Pengaruh Sikap Kewirausahaan... 78
4.7.3 Pengaruh Kesiapan Instrumen... 79
4.8 Implikasi Pada Pendidikan Kewirausahaan... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 83
5.2 Saran……….. 84
DAFTAR PUSTAKA lxxv
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia... 2
Tabel 1.2 Pemilihan Karir Mahasiswa KSEI di Kota Bandung... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 19
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa KSEI di Kota Bandung... 28
Tabel 3.2 Sampel Mahasiswa KSEI di Kota Bandung... 30
Tabel 3.3 Operasional Variabel Tabel 3.3 Operasional Variabel... 31
Tabel 4.1 Daftar KSEI pada Perguruan Tinggi di Bandung... 41
Tabel 4.2 Daftar Objek Penelitian KSEI di Bandung... 42
Tabel 4.3 Objek Penelitian KSEI pada Perguruan Tinggi di Bandung... 43
Tabel 4.4 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Angkatan... 44
Tabel 4.5 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia... 45
Tabel 4.6 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin... 47
Tabel 4.7 Gambaran Dimensi Konsep Dasar Kewirausahaan... 50
Tabel 4.8 Gambaran Dimensi Pengetahuan Rencana Usaha... 51
Tabel 4.9 Gambaran Dimensi Pengetahuan Aspek Usaha... 51
Tabel 4.10 Deskripsi Skor Pencapaian Pengetahuan Kewirausahaan... 52
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan... 54
Tabel 4.12 Gambaran Dimensi Percaya Diri... 55
Tabel 4.13 Gambaran Dimensi Kepemimpinan dalam Pengelolaan Resiko... 55
Tabel 4.14 Gambaran Dimensi Inovasi, Visi dan Misi Usaha... 55
Tabel 4.15 Deskripsi Skor Pencapaian Sikap Kewirausahaan Dimensi... 56
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Skor Sikap Kewirausahaan... 58
Tabel 4.17 Gambaran Instrumen Kewirausahaan Dimensi Akses Modal... 58
Tabel 4.18 Gambaran Instrumen Kewirausahaan Dimensi Jaringan Sosial... 59
Tabel 4.19 Gambaran Dimensi Akses Informasi... 59
Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi SkorKesiapan Instrumen... 60
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Skor Kesiapan Instrumen Mahasiswa... 62
Tabel 4.22 Gambaran Dimensi Tindakan Mahasiswa dalam Kewirausahaan.... 62
Tabel 4.23 Gambaran Dimensi Target Mahasiswa dalam Kewirausahaan... 63
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Intensi Kewirausahaan dari setiap Dimensi.... 64
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Skor Intensi Kewirausahaan... 75
Tabel 4.26 Uji Validitas Intensi Berwirausah... 66
Tabel 4.27 Uji Validitas Pengetahuan Kewirausahaan... 66
Tabel 4.28 Uji Validitas Sikap Kewirausahaan... 67
Tabel 4.29 Uji Validitas Instrumen Kewirausahaan... 67
Tabel 4.30 Uji Reliabilitas Variabel... 68
Tabel 4.31 Corelation Statistics... 71
Tabel 4.32 Coefficientsa... 73
Tabel 4.33 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 74
Tabel 4.34 Koefisien Determinasi... 75
Tabel 4.35 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t 1) ... 75
Tabel 4.36 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t 2) ... 76
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Theory of Planned Behaviour... 20
Gambar 2.2 Skema Entrepreneurial Intention Based Models... 22
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir... 24
Gambar 4.1 Proporsi Objek Penelitian... 43
Gambar 4.2 Responden Tiap Angkatan dari Seluruh Perguruan Tinggi.. 45
Gambar 4.3 Responden berdasar Usia dari Seluruh Perguruan Tinggi.... 46
Gambar 4.4 Responden berdasar Jenis Kelamin... 48
Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan dari Tiap Perguruang Tinggi... 52
Gambar 4.6 Tingkat Sikap Kewirausahaan Tiap Perguruang Tinggi... 57
Gambar 4.7 Tingkat Kesiapan Instrumen Tiap Perguruang Tinggi... 61
Gambar 4.8 Tingkat Intenisi Kewirausahaan Tiap Perguruang Tinggi.... 64
Gambar 4.9 Uji Normalitis... 70
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan berkelanjutan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya.
Generasi muda sebagai garda depan pembangunan dimasa depan dan estafet
kepemimpinan akan berada pada tanggung jawabnya. Berkenaan dengan hal ini
berarti golongan muda mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
diberbagai bidang. Asumsinya jika kalangan muda siap menghadapi tantangan
global, apabila tidak maka hanya akan menjadi beban dan menghambat
pembangunan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tentang
kependudukan pada Sensus 2010 menyatakan bahwa penduduk Indonesia
berjumlah 237,6 juta jiwa. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok generasi
muda yaitu kelompok umur 14-22 tahun menempati jumlah yang banyak sebesar
64 juta jiwa. Jumlah generasi muda Indonesia yang sangat melimpah adalah
potensi terbesar untuk pembangunan bangsa ini kedepan namun jika generasi
muda Indonesia rusak maka hancurlah bangsa ini secara perlahan di masa depan.
Harapan besar perbaikan Indonesia melalui agen perubahan dari generasi
muda menyisakan ironi tersendiri, hal ini didasari banyaknya fakta terjadinya
beberapa kemunduran dan kenakalan dikalangan remaja. Berdasarkan outlook
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tahun 2010 dalam
Kebijakan Nasional Pengembangan Karakter Bangsa memperlihatkan bahwa
masalah utama bangsa ini adalah bergesernya nilai etika dalam berbangsa dan
bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa dan
melemahnya kemandirian bangsa.
Pernyataan di atas diperkuat oleh data yang disajikan BPS tahun 2013
memperlihatkan bahwa tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkat
pendidikan yang ditamatkan di Indonesia memperlihatkan jumlah yang tinggi
pada golongan terdidik yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diploma dan
2
Tabel 1.1
Jumlah Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011-2013
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
2011 2012 2013
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Tidak/belum sekolah 92,142 190,370 123,213 82,411 109,865 Belum/tidak tamat SD 552,939 686,895 590,719 503,379 513,534
SD 1,275,89 1,120,090 1,415,11 1,449,508 1,421,653
SLTP 1,803,00 1,890,755 1,716,45 1,701,294 1,822,395
SLTA Umum 2,264,37 2,042,629 1,983,59 1,832,109 1,841,545 SLTA Kejuruan/SMK 1,082,10 1,032,317 990,325 1,041,265 847,052 DiplomaI,II,III/Akademi 434,457 244,687 252,877 196,780 192,762
Universitas 612,717 492,343 541,955 438,210 421,717
Total 8,117,631 7,700,086 7,614,241 7,244,956 7,170,523
Sumber : Badan Pusat Statistik 2013
Pada Tabel 1.1 terlihat tren menurun berkenaan dengan jumlah
pengangguran namun dari segi jumlah masih cukup tinggi yaitu 7.170.523 jiwa
dan hal ini akan berakibat pada masalah sosial ekonomi negara. Masalah yang
cukup jelas terlihat pada data adalah masih tingginya pengangguran dikalangan
terdidik. Tingginya tingkat pengangguran ini disebabkan tidak hanya kurangnya
soft skill tetapi juga pola pikir job seeker pada generasi muda lulusan pendidikan
tinggi. Dampaknya jumlah pengangguran yang ada akan terus bertambah dan
terakumulasi. Kalangan terdidik yang seharusnya dapat membuat lapangan
pekerjaan baru dengan ilmunya ironinya menjadi beban negara dan berkontribusi
besar terhadap tingkat pengangguran secara agregat. Hal ini ditagaskan juga oleh
Penasihat Dewan Pendidikan Jawa Timur Daniel Rosyid,
3
Tingginya jumlah pengangguran di Indonesia juga disebabkan jumlah
entrepreneur Indonesia saat ini juga sangat sedikit. Menurut data AIBI (Asosiasi
Inkubator Bisnis Indonesia) pada lansiran online Sekertariat Kabinet 2013
entrepreneur di Indonesia baru 0,18% atau sejumlah 400.000 dari jumlah ideal
4,4 juta (2%). Saat jumlah ideal entrepreneur di Indonesia terpenuhi maka akan
membuka labih banyak lapangan pekerjaan. Sebagai perbandingan entrepreneur
di Amerika Serikat mencapai 11,5%, Cina 10%, dan Singapura 7,2%,
Fenomena nasional tentang tingkat pengangguran dan sedikitnya jumlah
entrepreneur juga terjadi di Jawa Barat sebagai salah satu provinsi tiga besar
penyumbang PDB Indonesia. Tingkat Pangangguran Terbuka (TPT) berdasarkan
data BPS Jawa Barat pada bulan Februari 2013 tercatat penganggur sebanyak
1.815.266 orang dan TPT sebesar 8,90 persen. Hal ini lebih besar dari TPT
nasional yang hanya 5,92 persen. Ironinya di Jawa Barat tingkat TPT dikalangan
terdidik juga masih tinggi yaitu sebesar 12,84%. Fakta berikutnya yang
mengiringi tingginya penganggur dikalangan terdidik adalah rendahnya jumlah
entrepreneur di Jawa Barat khususnya dikalangan generasi muda. Menurut
Ahmad Heryawan, jumlah pengusaha muda di Jawa Barat masih relatif kecil
hanya mencapai 0,8 persen dari jumlah penduduk usia muda (Ekonomi/Okezone,
04/06/2013).
Data nasional dan regional tentang sedikitnya entrepreneur didukung juga
oleh fakta dari pra penelitian yang menunjukan intensi kewirausahaan mahasiswa
di Kota Bandung cukup rendah, terlihat pada survei yang dilakukan pada
mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) dan Universitas Padjajaran (UNPAD). Indikator intensi
kewirausahaan pada pra penelitian mengadopsi dari Fransisco Linan dan Wen
Chen (2006:20) yaitu, tujuan karir professional seseorang, usaha untuk mulai
menjalankan bisnis dengan waktu yang jelas dan mempunyai rencana usaha. Hal
inilah yang mendasari pra penelitian yang di lakukan penulis pada awal bulan
Januari 2013. Data hasil pra penelitian yang di peroleh mengenai perencanaan
mahasiswa dalam memilih karir setelah menyelesaikan pendidikan adalah sebagai
4
Tabel 1.2
Pemilihan Karir Mahasiswa KSEI SCIEmics Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan KSEI ISEG Universitas Padjajaran (UNPAD)
Pemilihan Karir
UPI UNPAD
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Mencari pekerjaan (Pegawai swasta/ negeri)
31 68,89% 29 70,73%
Menciptakan pekerjaan (wirausaha)
14 31,11% 12 29,27%
Total 45 100% 41 100%
Sumber : Pra Penelitian (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa
yang diteliti di UPI merencanakan mencari pekerjaan daripada berwirausaha.
Pekerjaan yang diinginkan adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau
bekerja di lembaga keuangan Islam. Kemudian sepertiga mahasiswa yang diteliti
berniat ingin berwirausaha sebagai karir profesionalnya. Deskripsi berikutnya dari
jumlah mahasiswa UPI yang ingin berwirausaha 57% di antaranya masih belum
mempunyai produk yang jelas dan sisanya akan berwirausaha dengan
produk-produk di bidang kuliner, jasa dan pakaian. Berdasarkan hasil pra penelitian dapat
disimpulkan dengan Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) intensi
mahasiswa KSEI fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan
Indonesia masih rendah untuk berwirausaha.
Deskripsi berikutnya berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa lebih dari
setengah mahasiswa KSEI UNPAD merencanakan untuk mencari pekerjaan
sebagai karyawan di perusahaan multinasional daripada sebagai wirausaha.
Kemudian hampir semuanya berniat untuk bekerja di lembaga keuangan Islam
sebagai pilihan alternatif. Fakta berikutnya 29,27% mahasiswa yang diteliti
berniat ingin berwirausaha, hampir setengah diantaranya masih belum mempunyai
produk yang jelas. Berdasarkan hasil pra penelitian dapat disimpulkan dengan
Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) intensi mahasiswa KSEI UNPAD
5
Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat
menghawatirkan, karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa keinginan
berwirausaha para mahasiswa akan berpengaruh terhadap prilaku. Choo dan
Wong dalam Nurul Indarti dan Rostianti (2008:4) menyatakan bahwa intensi
dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami
siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha dimasa depan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi kewirausahaan berdasarkan penelitian Indarti diantaranya
adalah kebutuhan akan prestasi, efikasi diri dan kesiapan instrumen dalam bisnis.
Wirausaha baru mempunyai peran penting sebagai motor penggerak
perekonomian di era global. Jika intensi kewirausahaan dikalangan generasi muda
rendah maka dimasa depan semakin sedikit muncul wirausaha baru dan akibatnya
berpengaruh negatif terhadap penciptaan lapangan kerja baru serta daya saing
ekonomi pada Sumber Daya Manusia (SDM).
Intensi sebagai prediktor terbaik dalam melihat perilaku kewirausahaan
mahasiswa. Hal ini sangat sesuai dengan Theory of Reasoned Behavior (TPB),
dimana menjadi faktor sentral dalam TPB adalah intensi individu untuk
melakukan sesuatu yang kemudian ditampilkan dalam perbuatan. Intensi
diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi seseorang dan indikasi seberapa
keras orang yang bersedia untuk mencoba serta berapa banyak dari upaya mereka
untuk menjalankan rencana. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi adalah
sikap berprilaku, norma subjektif dan kontrol sikap. (Icek Ajzen, 1991: 181).
Mengembangkan pendidikan kewirausahaan untuk menumbuh-
kembangkan entrepreneur muda dibutuhkan sebuah intensi kewirausahaan yang
kuat tertanam pada generasi muda. Niat (intention) dapat digunakan untuk
meramal seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan tingkah laku dan
seberapa banyak usaha yang akan dilaksanakan untuk menampilkan tingkah laku
tersebut. Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan
dan kemajuan yang lebih baik dalam memulai usaha. Oleh karena itu penulis
tertarik ingin meniliti dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan, Kesiapan Instrumen terhadap Intensi Kewirausahaan
6
1.2 Rumusan Masalah
Lingkup masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan –
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum pengetahuan kewirausahaan, sikap
kewirausahaan, kesiapan instrumen dan intensi kewirausahaan mahasiswa
KSEI di Kota Bandung?
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa ?
3. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan
mahasiswa ?
4. Bagaimana pengaruh kesiapan instrumen kewirausahaan terhadap terhadap
intensi kewirausahaan mahasiswa ?
5. Bagaimana pengaruh secara simultan pengetahuan kewirausahaan, sikap
kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi kewirausahaan
mahasiswa ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap kewirausahaan dan intensi
kewirausahaan mahasiswa KSEI di Kota Bandung.
2. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa.
3. Untuk menganalisis pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa.
4. Untuk menganalisis pengaruh kesiapan instrumen kewirausahaan terhadap
terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.
5. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan pengetahuan kewirausahaan,
sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi kewirausahaan
7
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya inetnsi kewirausahaan pada mahasiswa
Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) dalam bidang pendidikan dan
kewirausahaan.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa di kota Bandung. Hal ini
dapat berguna bagi pemerintah dalam menetapkan program pendidikan
kewirausahaan dan bagi praktisi dalam melakukan pelatihan serta pembinaan
Ade Suyitno, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Dimana intensi kewirausahaan sebagai variabel terikat, sedangkan pengetahuan
kewirausahaan, sikap kewirausahaan, dan kesiapan instrumen sebagai variabel
bebas. Adapun populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa Kelompok Studi
Ekonomi Islam (KSEI) pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan
untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji
hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey. Masyhuri dan Zainuddin (2008: 34) menjelaskan bahwa metode survey
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual berkenaan
dengan permasalahan pada objek yang diteliti.
Sependapat dengan pernyataan diatas Daneil Moehardi (2003:44)
menjelaskan survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk
mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu didalam
daerah atau suatu lokasi dengan studi yang ekstensif terpola untuk mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan. Kemudian penelitian survey dalam hal ini
dengan survey explanatory menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis. Masri Singarimbun (1995:3) adalah penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok. Jadi metode survai explanatory ini yaitu metode
yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui
kuesioner dibatasi oleh sampel yang dapat mewakili polulasi dengan cara
menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian
27
Ade Suyitno, 2013
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Masyhuri dan Zainudding (2008:151-152) populasi dalam metode
penelitian merupakan sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian.
Oleh karena itu, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian.
Dalam penelitian sosial ekonomi, populasi didefinisikan sebagai sekelompok
subjek yang hendak diteliti yang kemudian digenerelisasikan sebagai hasil
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kelompok Studi
Ekonomi Islam (KSEI) pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung Populasi terdiri
dari 6 Perguruan tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas
Padjajaran, Universitas Islam Bandung, STIE Ekuitas, STIE Muhammdiyah
Bandung dan UIN Bandung yang total jumlahnya 255 mahasiswa. Alasan
pemilihan objek mahasiswa KSEI adalah ingin menganalisis mahasiswa yang
aktif di KSEI mendapatkan pendidikan kewirausahaan dalam perkuliahan
(kurikuler) dan pada unit kegiatan mahasiswa (ektrakulikuler) dan pengaruhnya
terhadap intensi kewirausahaan.
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel di sini adalah sebagian anggota dari populasi
yang dipilah dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasinya. Dalam penelitian ini, teknik sampling dilakukan sebanyak
dua tahap yaitu teknik sampling Purposif dan teknik sampling secara
acak/random.
Teknik pengambilan sampel secara proporsionate random sampling yaitu
teknik yang dilakukan berdasarkan proporsi tertentu kemudian dilakukan secara
random. Peneliti akan berusaha agar dalam dalam sampel itu terdapat wakil-wakil
dari segala lapisan populasi. Berkenaan dengan hal ini maka sampel memiliki
28
Ade Suyitno, 2013
esensial, strata apa yang harus diwakili, bergantung pada penilaian atau
pertimbangan.
Adapun yang menjadi sampel yaitu KSEI dari 5 Perguruan tinggi yaitu
Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Islam
Bandung, STIE Ekuitas, UIN Bandung. Kelima perguruan tinggi yang dipilih
karena selain memberikan kuliah kewirausahaan ada UKM ekonomi islam yang
aktif juga dalam pendidikan kewirausahaan. Kemudian berdasarkan sebaran/letak
geografis dan akreditasi UKM ekonomi islam tersebut. Hal tersebut dimaksudkan
agar dalam penelitian juga sampel yang diambil dapat menggambarkan keadaan
intensi kewirausahaan mahasiswa populasi dari berbagai bagian lokasi di Kota
Bandung.
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa UKM/Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang terdaftar di masing-masing Perguruan Tinggi Tahun 2012-2013
Nama KSEI Universitas Jumlah Mahasiswa
SCIEMICS Universitas Pendidikan Indonesia 148
ISEG Universitas Padjajaran 145
FORMAIS STIE Ekuitas 67
YOCIE Universitas Islam Bandung 50
FORDES UIN Bandung 140
Jumlah Populasi 550
Sumber : Data Base FoSSEI JABAR dan FoSSEI Nasional
Selanjutnya teknik pengambilan sampling tahap kedua yaitu menentukan
unit analisis dengan teknik proportionate random sampling. Karena banyaknya
jumlah populasi, dan waktu yang terbatas maka penentuan jumlah sampel
mahasiswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus dari Taro
29
Ade Suyitno, 2013
Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel mahasiswa
sebagai berikut:
Dari perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal dalam
penelitian ini di bulatkan menjadi adalah 255 orang. Adapun tahap-tahap
dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Mendata seluruh mahasiswa di Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Kota Bandung pada Perguruan Tinggi yang menjadi unit analisis. Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing fakultas sebagai
berikut:
n x N N n i
i (Riduwan, 2008 : 45)
Dimana :
N = Jumlah populasi seluruhnya.
Ni = Jumlah populasi menurut stratum.
ni = Jumlah sampel menurut stratum.
Dalam penarikan sampel mahasiswa dilakukan secara proporsional,
30
Ade Suyitno, 2013
Tabel 3.2
Sampel Mahasiswa UKM/Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang di masing-masing Perguruan Tinggi
No Universitas Jumlah Mahasiswa
2. Universitas Padjadjaran 145
s=
Sumber : Data Base FoSSEI JABAR dan FoSSEI Nasional (diolah)
3.4 Operasional Variable
Untuk memudahkan dalam pengukuran serta pengumpulan data, maka
perlu dikemukakan batas – batas mengenai variabel atau hal – hal yang
berhubungan dengan variabel tersebut. Pada operasional variabel akan dijelaskan
konsep berkenaan dengan variabel yang diteliti. Kemudian dari konsep akan
diturunkan pada dimensi dan indikator yang akan diturunkan kepada butir-butir
pertanyaan pada saat instrumen penelitian dibuat. Adapun batasan pengertian
31
Ade Suyitno, 2013
3.3 Tabel Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Intensi dengan mengikuti : mata kuliah, seminar, pelatihan dan perlombaan kewirausahaan
Ordinal
Target atau sasaran
karir
Target atau sasaran akhir karir ingin menjadi wirausahawan dengan
menentukan pilihan karir dengan yakin
Pencapaian target
waktu
Memulai berwirausaha
selambat-lambatnya pada tahun begitu lulus kuliah
Pengetahuan
Pengetahuan kelebihan dan kekurangan menjadi wirausaha
Mempunyai rencana usaha pada suatu bidang usaha
Interval
Mempunyai rencana produk unggulan untuk usaha
Pengetahuan membuat business plan
Pengetahuan tentang
Pengetahuan tentang asosiasi bisnis
Sikap
Percaya diri Percaya pada kemampuan diri sendiri untuk membuka usaha dan memajukan usaha tersebut
Dengan berwirausaha akan mendapat lebih banyak keuntungan
Berani Mengambil
Resiko
Menyukai pekerjaan yang memiliki resiko dan tantangan
Kepemimpinan Senang memberikan contoh perilaku yang baik bagi orang lain
Keorisinilan Senang melakukan eksperimen untuk mendapatkan produk yang unik untuk konsumen
32
Ade Suyitno, 2013
3.5 Sumber dan Jenis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun
sumber data yang diperoleh dari penelitian ini Mahasisea Kelompok Studi
Ekonomi Islam (KSEI) pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung adalah :
Fakultas Ekonomi dari UPI, Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Negeri Bandung dan STIE Ekuitas.
Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.
Sedangkan jenis data yang dgunakan adalah dalam penelitian ini adalah :
1) Data primer yang diperoleh dari mahasiswa dari KSEI Universitas
Pendidikan Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Islam Negeri
Bandung, STIE Ekuitas dan UNISBA.
2) Data sekunder diperoleh dari kantor Fakultas Ekonomi dari UPI,
Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Negeri Bandung dan STIE
Ekuitas, Badan Pusat Statistik (BPS), Sekerteriat KSEI/FoSSEI dan
Internet.
Berorientasi Masa
Depan
Mempunyai Visi dan Misi dalam bisnis
Kesiapan Istrumen
Akses Modal Mempunyai jaringan dan akses terhadap modal usaha
Mempunyai barang berharga untuk menjadi modal usaha
Interval
Jaringan Sosial Mempunyai lingkungan pertemanan yang menunjang dalam berwirausaha
Mempunyai banyak kenalan pengusaha
Mempunyai kerabat keluarga yang berwirausaha
Akses Informasi Mempunyai media akses informasi untuk menunjang bisnis
Mempunyai pengetahuan untuk akses informasi
33
Ade Suyitno, 2013
3.6 Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
melalui :
1) Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
2) Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
3) Dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan.
3.7 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan
menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang
intensi kewirausahaan. Suharsaputra (2012: 94) menjelaskan bahwa instrument
penelitian merupakan alat yang dipakai untuk menjebatani antara subjek dan
objek (secara substansial antara hal-hal teoritis dengan empiris, antara konsep
dengan data), sejauh mana data mencerminkan konsep yang ingin diukur
tergantung pada konsep yang diukur.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh
lingkungan sosial, sikap, kesiapan instrumen dan pengetahuan
kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa universitas di
kota bandung.
2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para mahasiswa
Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Fakultas Ekonomi dan
Fakultas Pendidikan Ekonomi universitas di Kota Bandung.
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
4) Memperbanyak angket.
5) Menyebarkan angket.
34
Ade Suyitno, 2013
3.8 Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen
penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan
standar metode penelitian yaitu angket/ kuesioner, di uji menggunakan uji
validitas dan reabilitas
Berikut langkah-langkah untuk melakukan uji validitas, uji reabilitas.
3.8.1 Uji Validitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat
mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur, uji validitas instrumen
dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan) tiap bulir/item instrumen. Dalam uji
validitas ini digunakan teknik Korelasi Product Moment dari Karl Person, yaitu :
√{ } { }
(Riduwan, 2010: 110)
Dimana :
r hitung = koefisien korelasi = jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan
dengan pengujian taraf signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan
rumus uji t sebagai berikut :
√ √
35
Ade Suyitno, 2013 Dimana :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil t hitung
n = jumlah responden
Distribusi ( tabel t ) untuk dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah
keputusan adalah jika t hitung lebih besar dari t tabel berarti valid, dan sebaliknya
jika t hitung lebih kecil dari t tabel berarti tidak valid.
3.8.2 Uji Reabilitas
Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui
apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan,
tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari
sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian
ini adalah rumus Spearman Brown yaitu :
(Riduwan, 2010: 113)
Dimana :
= koefisisen reliabilitas internal seluruh item
= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau
(awal-akhir)
Kaidah keputusannya adalah jika r11 lebih besar dari r tabel berarti reliabel dan
sebaliknya jika r11 lebih kecil dari r tabel berarti tidak reliabel.
3.9 Tekhnik Analisis Data
Tehnik pertama yang dilakukan adalah pengujian normalitas data dalam
peneitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17 dengan menganalisis Q Q
Plot dengan kriteria menurut Tri Cahyono (2006:38) “Normalitas data ditunjukkan juga pada tampilan Normal Q-Q Plot. Pada tampilan Normal Q-Q
Plot, bila titik- titik yang ditampilkan menempel atau berdekatan dengan garis
36
Ade Suyitno, 2013
pengujian hipotesis dapat menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data
tidak berdistribusi normal maka pengujiannya dapat menggunakan statistik non
parametrik.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Hal ini didasarkan pada sifat data
yang akan diperoleh yaitu data interval dengan bantuan pengolahan data melalui
program SPSS atau menggunakan uji statistiknya dengan rumus sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier
berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi intensi kewirausahaan.
Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program
komputer SPSS 21. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk
mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas
dengan satu variabel terikat.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresi.
Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model log-linier.Model
analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara
digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4D4+ e
Dimana :
Y = Intensi Kewirausahaan β0 = konstanta regresi
β1 = koefisien regresi X1 β2 = koefisien regresi X2 β3 = koefisien regresi X3 β4 = koefisien regresi X4
X1= Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Sikap Kewirausahaan
X3 = Kesiapan Instrumen
D5= 1, untuk Perempuan e =adalah faktor pengganggu
37
Ade Suyitno, 2013
3.10 Uji Asumsi Klasik
3.10.1 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas
antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut
variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel-variabel yang
nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk
medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati,
2001:166), yaitu:
1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2) Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,
perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.
3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika
nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan
tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.
4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.
5) Variance inflation factor dan tolerance.
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan
uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen. Sebagai
aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi
katakanlah diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak
mengandung unsur multikolinieritas.
Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154)
disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Tanpa ada perbaikan 2) Dengan perbaikan:
o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori).
o Menghilangkan salah satu variabel independen.
o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series. o Transformasi variabel.
38
Ade Suyitno, 2013
3.10.2 Heterokedastis
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa
varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan
δ2
. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).
Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi
oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai
konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika
berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi
karena beberapa sebab, antara lain :
Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.
Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar. Salah satu asumsi pokok lain dalam model regresi linier klasik ialah
bahwa varian dari setiap kesalahan pengganggu Ɛi untuk variabel-variabel bebas
yang diketahui merupakan suatu bilangan konstan dengan symbol 2. Inilah
yang disebut sebagai asumsi homoskeditas, (Yana Rohmana, 2010 : 158).
Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastis adalah menjadi tidak
efisiennya estimator OLS akibat variansnya tidak lagi minimum. Pada akhirnya
dapat menyesatkan kesimpulan, apalagi bila dilanjutkan untuk meramalkan.
Heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui beberapa cara antara lain : melalui
metode grafik, test park (uji park), uji glejser (glejser test), uji korelasi spearmant,
uji goldfield-Quandt, uji Breusch-Pagan-Godfrey, uji umum heteroskedastis
white, uji heteroskedastis berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika
39
Ade Suyitno, 2013
3.11 Pengujian Hipotesis
Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.
Uji t statistik ini menggunakan rumus :
̂ ̂
Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:
(Gujarati, 2001:74)
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis
H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y Ha : β 0 artinya ada pengaruh antara variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan
peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.
Uji Simultan (Uji f)
Uji F ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X secara
bersama-sama mampu menjelaskan variabel Y dengan cara membandingkan nilai F hitung
dan F tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Persamaan uji f adalah :
)
r = nilai koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel
40
Ade Suyitno, 2013
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis
H0: β1 = β2 0 artinya variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel Y
Ha : β1 = β2 0 artinya variabel X secara bersama-sama berpengaruh pada variabel Y
2. Ketentuan:
Jika F hitung < F tabel , maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel terikat adalah tidak signifikan (H0 diterima, Ha
ditolak).
Jika Fhitung > Ftabel , maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan (H0 ditolak, Ha diterima).
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis
regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2)
yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan
variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui
besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
̀ ̀
(Gujarati, 2001:99)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat
dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terika jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan
instrumen terhadap intensi berwirausaha mahasiswa perguruan tinggi di Kota
Bandung yang aktif di KSEI adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan kewirausahaan dan sikap kewirausahaa mahasiswa tergolong
tinggi, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa mempunyai pengetahuan dan
sikap kewirausahaan yang tinggi. Kemudian kesiapan instrumen
kewirausahaan dan Intensi kewirausahaan mahasiswa pada tingkat sedang.
2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin tinggi
pengetahuan kewirausahaan seseorang, maka intensi berwirausaha
mahasiswa akan semakin tinggi.
3. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin baik sikap
kewirausahaan seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan
semakin tinggi.
4. Kesiapan instrumen kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin tinggi
efikasi diri seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin
tinggi.
5. Secara simultan pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan
kesiapan instrumen berpengaruh secara bersamaan terhadap intensi
84
5.2Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan ada beberapa hal rekomendasi yaitu :
1. Pendidikan kewirausahaan hendaknya dilakukan juga upaya pendampingan
dalam praktik bisnis start up mahasiswa dan dalam kesiapan modal serta
jaringan.
2. Pendidikan kewirausahaan dalam kurikuler dan non-kurikuler sebaiknya
terjadi integrasi agar pendidikan kewirausahaan memberikan pengetahuan
kewirausahaan yang semakin baik untuk mahasiswanya
3. Kegiatan organisasi mahasiswa dapat dijadikan wadah self development
mahasiswa dalam mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan dan pihak
perguruan tinggi mendukung hal ini.
4. Kesiapan instrumen dalam akses modal harus di dukung oleh keluarga.
Kemudian dalam akses informasi dan jaringan kampus mempunyai peran
untuk lebih optimal dalam mengadakan kegiatan yang membangun jaringan
bisnis secara regional dan nasional.
5. Pendidikan kewirausahaan harus holistik tidak hanya dalam faktor internal
mahasiswa dalam pengetahuan dan pengembangan jiwa kewirausahaan
namun juga perlu upaya dukungan eksternal dalam modal, informasi bisnis
dan jaringan. Kemudian adanya pendampingan dari pihak kampus, paraktisi
bisnis dan pemerintah akan semakin menstimulus mahasiswa berjuang
dengan ide usahanya dan hal ini akan meningkatkan entrepreneurial activity
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1975. Attitudes, Personality and Behaviour Second Edition. New
York. Open University Pers.
Ajzen, I. (1991): “The theory of planned behavior”, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, 179-211.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Buchari, Alma. (2011). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:
Alfabeta.
Chen Yu-Fen dan Ming-Chuan Lai. 2010. Factors Influencing The
Entrepreneurial Attitude Of Taiwanese Tertiary-Level Business Students.
Social Behavior And Personality - Society for Personality Research.
Damodar,Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.
Daniel Moehardi. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara
Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta
Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. (2008). Niat (itention) Kewirausahaan
Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan
Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4. Indarti, N., 2004. “Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian
students”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 19 (1): 57-70. Kasmir. 2012. Kewirausahaan. Raja Grafindao : Jakarta
Liñán F. 2008. Intention-based models of entrepreneurship education. University
of Seville, Spain.
Liñán, F. And Chen, Y.W., 2009. Development and Cross Cultural Application of
a Specific Instrument to Measure Entrepreneurial Intentions.
Entrepreneurship Theory and Practice, 33(3), pp. 593-617.
Masyhuri dan Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Bandung : Refika Aditama
Mazzarol, T., T. Volery, N. Doss, dan V. Thein, 1999. “Factors influencing small business start-ups”. International Journal of Entrepreneurial Behaviour
Mehta. 2012. Knowledge Entrepreneurship: An Innovative Integrated Process of
Organizational Learning, Learning Organization & Knowledge
Management for Indian SMEs. International Journal of Electronic
Governance and Research Vol 1 Issue 1.
Nasution. 2009. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : bumi Kasara
Natoatmodjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Rohmana,Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews. Bandung:
Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.
Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.
Sarwoko, E. (2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa”. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16, (2), 126 – 135
Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi.
Yogyakarta: LP3ES.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Edisi Ketiga, Penerbit Salemba, Jakarta.
Titik Purnawati dan Lestari. 2006. Faktor Pendorong Minat untuk Berwirausaha.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.5 No.1. 39-46
Wijaya, Toni. (2008). Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY
dan Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,Vol.10, No.2.
Wijaya, Tony, 2007. Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi
berwirausaha (Sudi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 9, 117-127
Selain Jurnal dan Buku
Haryani, Y.(2012).” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Sekolah, dan Pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap Intensi Berwirausaha : Survei
pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung”.Tesis pada FPIPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
DIKTI & UPI. 2013. Buku Panduan Program Mahasiswa Wirusaha. DIKTI dan
Wulandari, S. “Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas
XII di Smk Negeri 1 Surabay”. Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang
Surabaya.
Sumber Internet :
Badan Pusat Statistik. 2013. Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://www.bps.go.id/aboutus.php?news=1010
Badan Pusat Statistik. 2010. Data Sensus Penduduk 2010 Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://sp2010.bps.go.id/
Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2013. Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat pendidikan. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://jabar.bps.go.id/system/files_force/publikasi/Tenaga%20kerja. pdf?download=1
Kemenko Kesra. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta. Diakses Diakses pada tanggal 25 Januari 2013. Sumber : http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/03/1-pembangunan-karakter-bangsa-menko-kesra-kesra-26-mei-2010-jam-16.ppt
Okezone. 2013. Pembangunan RI Lambar Karena Kurang Pengusaha. Diakses Diakses pada tanggal 21 Januari 2013. Sumber :http://economy.okezone.com /read/2013/04/06/320/787461/redirect
Republika. 2012. Pengangguran terdidik karena sarjana bermental akademik. Diakses
pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/03/megkng-banyak-pengangguran-terdidik-karena-sarjana-bermental-akademik