PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Oleh
WAYAN NUGROHO E.0451.0707094
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR
Oleh
Wayan Nugroho
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Wayan Nugroho 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Wayan Nugroho E.0451.0707094
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST. MSIE NIP. 19551204 198103 1 002
Pembimbing II
Drs. Bambang Trisno, MSIE NIP. 19610309 198610 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat prestasi pembelajaran praktikum siswa terhadap motivasi siswa menjadi technopreneur. Pada proses pembelajaran, SMK lebih banyak menitikberatkan pada kegiatan praktikum dibandingkan teori dikelas dengan perbandingan 70:30. Hal ini dimaksudkan agar lulusan SMK menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing didunia usaha. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut dikembangkan beberapa kompetensi sesuai dengan tuntutan industri dan dunia usaha saat ini serta yang akan datang, diantaranya adalah kemampuan lulusan yang memiliki tingkat analisis memadai secara kualitatif maupun kuantitatif. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu variabel X (prestasi pembelajaran praktikum) menggunakan daftar nilai praktikum, sedangkan untuk variabel Y (motivasi siswa menjadi
technopreneur) menggunakan angket. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik serta pengolahan data dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi (statistik non parametrik), karena berdasarkan uji normalitas diketahui data untuk variabel X berdistribusi tidak normal dan variabel Y berdistribusi normal. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa menjadi technopreneursiswa”.
Kata kunci : Prestasi Pembelajaran Praktikum, Motivasi Siswa Menjadi Technopreneur.
ABSTRACT
This research intent to give description about practical work learning achievement and student motivation to become technopreneur. At learning process, SMK more emphasize on practical work activity to compare theory in class with ratio 70:30. In this case, intended to the graduate SMK had high competence and able competitive in corporate world. To reach the goal education that developed some competence related to industry demand and corporate world for at the present and future, such as graduation have qualification competence in qualitative and quantitative. The technique used in collecting data is variable X (practical work learning achievement) use practical work list value than variable Y (student motivation of become technopreneur) use questionnaire. The descriptive analytic method and coefficient correlation (statistic of non parametric) as data processing are used, because by virtue of normalitas test ascertainable that the data variable X was not nominal distribution and variable Y nominal distribution. From the research result, it can be concluded that H0 is accepted “there is no significan influence between
learning practical work achievement and student motivation to become
DAFTAR ISI
B. Perumusan dan Batasan Masalah………... C. Tujuan Penelitian………...
D. Metode Penelitian……….
E. Manfaat Penelitian………... F. Sistematika Penulisan………...
BAB II LANDASAN TEORI………..
A. Kegiatan Praktikum………... 1. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Praktikum………... 2. Jenis-jenis Kegiatan Praktikum……….. 3. Peranan Kegiatan Praktikum……….. 4. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Praktikum……… 5. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Praktikum………...
B. Motivasi………...
1. Teori Dasar Motivasi……….... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi………
3. Unsur-unsur Motivasi………
4. Tipe-tipe Motivasi………...
C. Technopreneur ……….
1. Entrepreneur………...
a. Hakikat Wirausaha………..…. b. Karakteristik Wirausaha………... c. Manfaat Wirausaha………... d. Kelebihan dan Kekurangan Wirausaha……… e. Jenis-jenis Usaha Untuk Wirausaha………... 2. Technopreneur………...
a. Pengertian Technopreneurship……….... b. Tujuan Technopreneurship……….. c. Manfaat Technopreneurship……….... d. Karakteristik Technopreneurship……… e. Peranan Technopreneurship……….... D. Tinjauan Hubungan Prestasi Pembelajaran Praktikum dengan Motivasi
E. Penelitian Sebelumnya………...
F. Anggapan Dasar………...
G. Rumusan Hipotesis………..
BAB III METODE PENELITIAN……….
A. Metode Penelitian………... B. Lokasi, Variabel, Populasi dan Sampel Penelitian………... C. Definisi Operasional………...
D. Teknik Pengumpulan Data………...
E. Intrumen Penelitian………..
F. Pengujian Angket Penelitian………... G. Teknik Analisis Data………... 1. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor……….
2. Uji Normalitas………
3. Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Sederhana………... 4. Analisis Koefisien Korelasi……… 5. Menghitung Koefisien Determinasi………... H. Pengujian Hipotesis Penelitian………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....
A. Deskripsi Data………..
B. Analisis Data………...
1. Hasil Uji Coba dan Pengumpulan Data……….. a. Uji Validitas………... b. Uji Relibilitas………... 2. Hasil Analisis Data………... a. Z-skor dan T-skor……….... b. Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Sederhana………….. c. Uji Normalitas………... d. Analisis Koefisien Korelasi………... e. Koefisien Determinasi………...
C. Pengujian Hipotesis……….
D. Hasil dan Pembahasan……….
1. Gambaran Umum Prestasi Pembelajaran Praktikum………... 2. Gambaran Umum Motivasi Siswa Menjadi Technopreneur……... 3. Hubungan Prestasi Pembelajaran Praktikum Terhadap Motivasi
Siswa Menjadi Technopreneur……….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu
bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu sendiri.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang disengaja, terarah dan
bertujuan. Tujuan pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan
bentuk-bentuk atau pola tingkah laku yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik
pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Pendidikan kejuruan merupakan sebuah sistem pendidikan yang bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki keterampilan dan
kemampuan hidup, seperti yang diungkapkan dalam UUSPN No. 20 tahun 2003
pasal 21 bahwa “pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah
yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan sikap pemahaman ilmu
dan pengetahuan serta teknologi, apresiasi seni dan keterampilan hidup mandiri
atau mengikuti pendidikan lebih lanjut.”
Menurut Tuloli, M.Y (Roni, 2011:2) kualitas lulusan SMK yang dinginkan
dunia kerja, adalah : 1) Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan Learning how to learn; 2) Lulusan SMK harus mempunyai ketrampilan membaca, menulis dan berhitung; 3) Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan adaptabilitas
yaitu dapat memecahkan masalah dan berpikiran kreatif; 4) Lulusan SMK harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi baik secara tertulis maupun oral; 5)
Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan manajer prorposal yaitu
mempunyai harga diri positif, motivasi yang tinggi dan mampu mengembangkan
karir serta keprobadian; 6) Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan
bekerjasama secara berkelompok; 7) Lulusan SMK harus mempunyai
keterampilan dasar dalam keefektifan dan kepemimpinan organisasi sehingga
pada proses pembelajaran SMK lebih banyak menitik beratkan pada kegiatan
praktikum dibandingkan teori dikelas dengan perbandingan 70:30, hal ini
dimaksudkan agar lulusan SMK melahirkan lulusan yang berkualitas dan mampu
bersaing didunia usaha. Maka untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut
dikembangkan beberapa kompetensi sesuai dengan tuntutan industri dan dunia
usaha saat ini dan yang akan datang, diantaranya adalah kemampuan lulusan yang
memiliki tingkat analisis yang memadai baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidikan merupakan proses interaksi antara anak didik dengan
lingkungannya, baik personal maupun non personal. Pengalaman sebagai interaksi
diri pribadi dengan lingkungan atau juga pengalaman sebagai hasil belajar.
Adapun pengalaman sebagai hasil :
1. Pengalaman berupa pengetahuan
2. Pengalaman berupa keterampilan
3. Pengalaman berupa sikap atau nilai
Pendidikan juga menekankan pemberian latihan-latihan keterampilan jasmani
saja karena hal itu dapat menumbuhkan manusia-manusia terampil dan sehat yang
belum tentu mampu membangun diri. Jarang lulusan pendidikan formal yang
mampu menciptakan atau mengembangkan pekerjaan baik bagi diri sendiri
maupun orang lain. Sekolah baru mampu mempersiapkan siswa sebagai pengisi
lapangan kerja tanpa mempersiapkan siswa yang berwiraswasta. Kualitas para
lulusan pendidikan formal yang kurang mau dan kurang mampu untuk menjadi
manusia wiraswasta memiliki beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kualitas
individu siswa.
Sekarang sekolah dihadapkan pada suatu tantangan dan tuntutan jaman
dimana sekolah harus mulai mewujudkan manusia wiraswasta dilingkungan
sekolah. Pendidikan formal mempunyai langkah-langkah yang cukup memberikan
harapan, antara lain :
1. Adanya perbaikan kurikulum yang diusahakan berorientasi kepada tujuan
sehingga pengajaran lebih terarah.
2. Digalakan prosedur belajar mengajar disekolah dengan cara belajar siswa
3. Telah dibenahinya lembaga dan program-program pendidikan guru yang
mulai berorientasi kepada kompetensi dan kebutuhan lapangan.
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembelajaran di SMK. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat memperoleh
berbagai pengalaman baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik
(Rustaman, 2003:160). Praktikum merupakan salah satu strategi belajar mengajar
dengan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala, baik sosial, psikis, maupun fisik
yang diteliti dan dipelajari melalui percobaan. Melalui implementasi kegiatan
praktikum ini dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami sendiri
atau melaksanakan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek,
keadaan atau proses tertentu. Pengalaman yang didapat mungkin mempunyai
susunan yang berbeda-beda yang ditentukan oleh guru, buku pedoman, fase-fase
perencanaan, analisis dan intepretasi, aplikasi dan juga fase pelaksanaannya.
Kegiatan praktikum biasanya berlangsung dilaboratorium atau merupakan
aktivitas ilmiah baik berupa eksperimen, riset, observasi, maupun demonstrasi
yang terkait dengan pembelajaran (vollmer,2005:10).
Untuk menjadi seorang technopreneur dibutuhkan adanya kebebasan dalam berinovasi, tanpa harus dibatasi oleh peraturan-peraturan yang bisa menghambat.
Hal ini sangat penting karena dilandasi pengalaman di lapangan, di mana
seringkali terjadi benturan antara kepentingan badan usaha sebagai unit bisnis
yang menuntut untuk selalu bersikap dan berperilaku sebagai wirausahawan dan
melakukan perubahan-perubahan, menyesuaikan antara fakta yang ada dengan
tuntutan perubahan serta memperbesar usaha, tetapi di sisi lain ada
kepentingan-kepentingan pemerintah yang mungkin saja berlawanan dengan kepentingan-kepentingan
sebagai suatu unit bisnis, padahal dalam technopreneurship diperlukan semangat kompetisi yang dominan.
Dalam kurun waktu yang panjang, dunia ilmu pengetahuan atau kita sebut
dengan pendidikan dianggap bukan menjadi bagian dari suatu sistem ekonomi dan
yang perlu kita ketahui adalah bahwa dalam era ekonomi yang berbasis ilmu
nasional suatu negara. Bahkan pendidikan dapat menjadi keunggulan daya saing
suatu negara. Dengan kata lain, pendidikan memegang peran strategis dalam
memajukan ekonomi bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia baru dan
sedang melakukan perubahan orientasi pendidikan dari pendidikan yang berbasis
akademis kepada pendidikan yang berbasis kompetensi. Disinilah pokok bahasan
tentang technopreneurship tersebut perlu dikembangkan. Memang tidak mudah untuk dilaksanakan, namun menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk memajukan
bangsa ini pada masa yang akan datang.
Pendidikan dengan visi technopreneurship adalah pendidikan yang menekankan pada pengembangan kemampuan siswa dalam memadukan
kemajuan teknologi dan pengasahan potensi kewirausahaan untuk menghasilkan
inovasi dan kreasi bisnis.
Technopreneur adalah wirausahawan berwawasan teknologi atau teknologi
entrepreneur atau disingkat technopreneur yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan inovasi teknologi. Motivasi demi kesuksesan dengan teknologi
baru, penuh kompetisi dan resiko kepemilikan berasal dari saham kecil hingga
besar gaya manajerial dengan pengalaman terbatas, namun fleksibel, dan memiliki
semangat inovasi yang berkelanjutan kepemimpinan selalu menghargai kontribusi
dan pencapaian, juga berjuang secara kolektif dalam inovasi selalu menjadi
pemimpin dalam riset, IT dan biotek global, plus kecepatan peluncuran produk ke
pasar berkembang bersama dalam satu tim outsourching potensi pertumbuhan sangat besar karena selalu mengakuisisi teknologi dan pasar berubah seiring
teknologi baru target pasar global dan mendidik konsumen teknologi baru.
Sehubungan penjelasan di atas, maka pada kesempatan ini akan diteliti
mengenai “Pengaruh Prestasi Pembelajaran Praktikum Terhadap Motivasi
Siswa Menjadi Technopreneur”
B. Perumusan Masalah dan Identifikasi 1. Perumusan Masalah
yang seharusnya”. Rumusan masalah menurut A. Nababan (1998:16) sebagai berikut: “Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris
yang jelas batas-batasnya, serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terdapat
didalamnya.” Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan
supaya penelitian lebih terarah, maka masalah pokok dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
“Seberapa besar pengaruh prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa menjadi technopreneur?”.
2. Identifikasi Masalah
Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan supaya sesuai dengan
maksud dan tujuan yang ingin dicapai, perlu adanya pembatasan masalah untuk
menentukan lingkup cakupan penelitian. Adapun pembatasannya sebagai berikut:
1. Motivasi berwirausahaan siswa setelah mengikuti kompetensi di sekolah.
2. Mata pelajaran yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Praktikum
Mikroprosesor.
3. Pengaruh prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa
menjadi technopreneur.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah
penelitian selesai di lakukan. Karena itu, tujuan penelitian ini harus konsisten
dengan rumusan masalah dan mencerminkan juga proses penelitiannya. Sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitiannya adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi dan potensi siswa menjadi
technopreneur.
2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi pembelajaran praktikum terhadap
motivasi siswa menjadi technopreneur.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneletian ini yaitu metode deskritif analitik.
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Alat
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi
siswa menjadi technopreneur (variabel Y) dan prestasi pembelajaran praktikum (variabel X).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
antara lain:
1. Bagi peneliti, temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
dasar dan masukan untuk mengembangkan penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Bagi lembaga pendidikan kejuruan,penelitian ini diharapkan memberikan
informasi yang bermanfaat untuk pembuat kebijakan dalam peningkatan
motivasi siswa menjadi technopreneur setelah lulus sekolah.
3. Bagi siswa penelitian ini dapat memberi pengetahuan tentang pentingnya
kegiatan praktikum sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk
berwirausaha siswa.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan penelitian,
anggapan dasar dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian,
data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan akhir penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan oleh setiap peneliti
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam penelitiannya,
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:740) “Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Selanjutnya Winarno Surakhmad (1994:131) menjelaskan bahwa “Metode merupakan suatu cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Dalam penelitian ini,
permasalahan yang akan diteliti adalah permasalahan yang terjadi pada masa
sekarang dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi sebagaimana
adanya pada saat penelitian dilakukan, sehingga metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis koefisien determotivasif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Moh. Ali (1987:120) bahwa : “Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan berbagai
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang”. Sudjana (2001:52) yaitu “metode penelitian deskritif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian pada masa sekarang.”
Winarno Surakhmad (1994:140) menyebutkan ciri-ciri metode penelitian
deskriptif, sebagai berikut :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian
Start
Studi pendahuluan
Pengolahan dan analisis data
־ Skor Mentah manjadi T-Skor ־ Uji Normalitas
־ Uji Linieritas
־ Analisis Koefisien Korelasi ־ Menghitung Koefisien Determinasi ־ Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian statistic (tabel)
Pembahasan hasil penelitian
Kesimpulan Pengumpulan data
Identifikasi masalah
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis
akan menggunakan pendekatan metode deskriptif analitik koefisien determinasi.
Hasil dari penelitian deskriptif umumnya mendeskripsikan variabel yang diteliti,
menghubungkan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya, dan
perbandingan suatu gejala yang mungkin timbul. Sehingga dengan menggunakan
metode ini, sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, penulis dapat
mengetahui seberapa pengaruh prestasi praktik industri terhadap motivasi siswa
menjadi technopreneur.
Untuk memperjelas langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini, maka
diperlukan alur penelitian. Alur penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tidak
Prestasi Pembelajaran praktikum
motivasi siswa menjadi technopreneur
Variabel X Variabel Y
B. Lokasi, Variabel, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Yayasan SMK Al-Fallah, Jl. Cisitu Baru no. 52,
Bandung, dengan alasan masalah yang diteliti terdapada pada siswa kelas XII
jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listirk 2011/2012.
2. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian (Suharsimi Arikunto,2002:96). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel Bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab (Suharsimi Arikunto,2002:97). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah prestasi pembelajaran praktikum.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat (Y) adalah akibat variabel yang dipengaruhi (Suharsimi
Arikunto,2002:97). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi siswa
menjadi technopreneur.
Hubungan antar variabel X dan variabel Y digambarkan seperti pada
gambar 3.2 :
Gambar 3.2 Hubungan antar variabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian
Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dan sumber-sumber yang
dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut digunakan untuk menjawab
masalah penelitian. Data yang diperoleh dari sejumlah populasi dan sampel
penelitian.
a. populasi
Populasi merupakan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan
Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan
keseluruhan subyek yang akan diteliti dengan sifat yang relatif sama. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII Teknik Instalasi Tenaga
Listrik 2010/2011. Jumlah populasi yang hendak diteliti berjumlah 25 siswa.
b. Sampel
Sampel ialah sebagian data yang diambil dan mewakili populasi. Menurut
Nana Sudjana (2001:85), yang dimaksud dengan sampel ialah sebagian dari
populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan polulasi.
Menurut Arikunto (2002 : 112) menyatakan bahwa, untuk sekedar
ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau
lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, dikarenakan jumlah populasi dalam
penelitian ini kurang dari 100 yaitu sebanyak 25 siswa, maka sampling
proporsional random yang diambil 25 siswa.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan salah tafsir anatara pembaca dan penulis terhadap masalah
penelitian, oleh karena itu penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang tercantum
dalam judul penelitian ini, yaitu :
1. Prestasi Pembelajaran praktikum
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1991:78). Kegiatan praktikum adalah kegiatan
praktik didalam laboratorium. Prestasi pembelajaran praktikum adalah hasil
yang dicapai siswa dari pengalaman pembelajaran praktikum. Prestasi
pembelajaran praktikum diukur dari nilai yang didapat siswa kelas etelah
mengikuti program kompetensi. Pengambilan data untuk prestasi
tersebut berupa daftar nilai siswa yang menunjukkan indeks prestasi pada
kompetensi pembelajaran praktikum.
2. Motivasi siswa menjadi technopreneur
Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan
terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu (Indryati,2003:62).
Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna
dalam memastikan kesuksesan (Ating, 2004:15). Motivasi siswa menjadi
technopreneur adalah suatu dorongan dalam individu terhadap obyek yang bersifat bisnis guna mengambil keuntungan. Motivasi siswa menjadi
technopreneur pada penelitian ini di ukur oleh instrumen angket tertutup yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai indikator yang mempengaruhi
motivasi siswa menjadi technopreneur. Pernyataan dalam angket berpedoman pada indikator dari variabel penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir
soal.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) dijelaskan bahwa metode
pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk memperoleh data-data
yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah
pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data yang salah akan
menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula (Suharsimi
Arikunto, 2002: 23). Agar terhindar dari kesalahan ini, peneliti berupaya mengkaji
secara mendalam terhadap berbagai persoalan yang berkaitan erat dengan metode
pengumpulan data. Pemilihan metode penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti: objek penelitian, tujuan penelitian, sampel penelitian, lokasi,
sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti dan teknis
mengumpulkan data-data penelitian yang dapat dipilih oleh seorang penulis.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang bersumber pada
hal-hal yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,
2002:135). Teknik atau metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data tentang daftar identitas siswa. Penggunaan teknik dokumentasi
membutuhkan ketelitian agar pelaksanaan teknik dokumentasi berjalan dengan
baik, peneliti menggunakan instrumen dokumentasi berupa daftar identitas
siswa dan nilai praktikum. Nama-nama siswa yang termasuk dalam kategori
ini dicatat dan didokumentasikan. Dari nama-nama siswa inilah angket akan
diberikan. Adapun alasan penggunaan teknik dokumentasi adalah:
a) Dapat memperoleh data kongkrit yang dapat dievaluasi setiap saat.
b) Lebih efektif dan efisien untuk mengungkap data yang penulis
harapkan.
c) Data yang akan diungkapkan berupa hal tertulis yang telah
didokumentasikan.
2. Teknik Kuesioner atau Angket
Teknik kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ingin ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128).
Teknik angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi siswa
menjadi technopreneur.
E. Intrumen Penelitian
Pengujian hipotesis memerlukan data penelitian yang cermat dan akurat
karena keabsahan hasil pengujian hipotesis tergantung pada kebenaran dan
ketepatan data, sedangkan kebenaran dan ketepatan data tersebut tergantung pada
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (format) nilai dan angket, yang
kisi-kisi instrumen penelitian terlampir.
1. Format Nilai Pembelajaran praktikum
Format nilai pembelajaran praktikum adalah daftar nilai seluruh siswa
kelas XII berupa angka yang menunjukkan prestasi tiap siswa setelah
mengikuti praktik kerja indusri. Format nilai diperoleh dari hasil observasi
langsung yang dilaksanakan oleh penulis di lokasi penelitian yaitu SMK
Al-Fallah Bandung. Format nilai yang didapat berupa nilai pembelajaran
praktikum siswa kelas XII sebagai bukti indeks prestasi yang diperoleh
siswa.Nilai tersebut sebagai data awal yang digunakan untuk variabel X
dalam penelitian ini. Adapun kriteria kategorisasi nilai prestasi pembelajaran
praktikum sebagai berikut :
b. Tabel 3.1 Kategorisasi Nilai Pembelajaran praktikum
Nilai Pembelajaran
praktikum Kategori Nilai
100 Istimewa
90 Baik sekali
80 Baik
70 Lebih dari cukup
60 Cukup
50 Hampir cukup
40 Kurang
30 Kurang sekali
20 Buruk
10 Buruk sekali
c.
3. 2. Angket
Adapun angket yang disusun adalah angket tertutup yaitu angket yang
sudah disediakan alternatif pilihan jawaban sehingga responden tinggal
memilih, dalam hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab
soal dalam angket berupa pilihan ganda (PG) sehingga responden tinggal
memberi tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap
paling sesuai dengan keadaannya.
Penyesuaian butir-butir angket didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah
disesuaikan dengan landasan teori yang telah dikaji dan dikembangkan.
Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diuji cobakan kepada
sejumlah siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga
dengan kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat
digunakan dan yang tidak dapat digunakan. Pada penelitian ini angket diuji
cobakan pada siswa kelas XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik 2011/2012.
F. Pengujian Angket Penelitian
Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat untuk
mengambil data yang dapat dipertanggung jawabkan, yaitu alat ukur yang valid
dan reliabel.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto 2002:144). Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat.
Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment
sebagaimana ditunjukkan di bawah ini :
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ (Suharsimi Arikunto,2002:146)
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi antara X dan Y,
N = jumlah objek uji coba
X = nilai dari X (skor tiap item)
Y = nilai dari Y (skor total item) ΣX2
ΣY2
= jumlah kuadrat nilai Y
Selanjutnya harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel product moment
dengan taraf signifikan 5% dengan rtabel dikatakan valid apabila harga
rhitung>dari rtabel .
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada keterandalan sesuatu instrumen.Instrumen
penelitian harus realibel, sehingga instrumen tersebut cukup baik serta mampu
mengungkap data yang dapat dipercaya (Suharsimi Arikunto, 2002:154).
Perhitungan reliabilitas uji coba instrumen variabel motivasi menjadi
technopreneur dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu :
[ ] [ ∑ ] (Sumber : Arikunto, 1997 : 182)
Dimana ;
r11 = Reliabilitas secara keseluruhan
p = Proporsi subyek menjawab item dengan benar
q = 1 – p
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q k = Jumlah item instrumen
= Varian Total
Hasil perhitungan reliabilitas (r11) yang diperoleh kemudian
dikonsultasikan dengan nilai rtabeldengan N (jumlah responden) dan taraf
signifikan 0,05%.
∑ ∑ (Sumber : Arikunto, 1997 : 178)
Dimana :
Vt = Varians Total
∑ = Kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item
G. Teknik Analisis Data
1. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor
Data yang diperoleh dari hasil penelitian masih berupa skor mentah, karena itu
harus dikonversikan ke dalam T-Skor dengan menggunakan rumus :
T-Score = 10·Z + 50 (Suharsimi Arikunto, 2002:279)
Berdasarkan rumus di atas, maka untuk menghitung T-Skor harus diketahui Z-Skor terlebih dahulu, menurut Suharsimi Arikunto (2002:275) : “Standard Score
atau Z-Skor adalah Angka yang menunjukkan perbandingan skor seseorang dari
Mean, dengan standar deviasinya”. Z-Skor lebih mempunyai arti dibandingkan dengan skor mentah, karena Z-Skor telah dibandingkan dengan suatu standar yang
sama. Untuk menentukan Z-Skor harus diketahui rata-rata skor dan standar
deviasi dari kelompok. Sehingga untuk menghitung Z-Skor digunakan rumus :
(Sudjana, 2001:99)
Keterangan :
xi = skor mentah
x= rata-rata seluruh responden s = standar deviasi
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka dilakukan teknik analisis statistik
parametric dengan menggunakan rumus korelasi produk momen, tetapi jika data
tersebut tidak berdistibusi normal, maka dilakukan analisis statistic non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi rank spearman.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas data adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan rentang skor (r) dimana rentang skor adalah data terbesar
dikurangi data terkecil, dengan rumus:
s
x
x
Z
ii
(Sudjana, 2001:91) 2) Menentukan banyak kelas interval (i) dengan rumus:
(Sudjana,2001:47)
Keterangan :
i =banyak interval kelas
n= jumlah sampel
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
(Sudjana, 2001:47)
4) Menyusun table distribusi frekuensi seperti dibawah ini :
Tabel 3.2Distribusi frekuensi data
Interval fi Xt fi.Xt (Xt-X)2 fi(Xt-X)2
Jumlah
5) Menghitung rata-rata kelas (X atau M) dengan rumus:
̅
∑ (Syafaruddin S.,2000:29)Dimana:
n = jumlah fi
6) Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
∑ ̅ (Syafaruddin S.,2000:22)
7) Menyusun tabel distribusi normalitas dengan uji chi kuadrat seperti di
bawah ini :
Tabel 3.3Distribusi uji normalitas chi kuadrat
Interval fi Xin Zi lo li ei χ2
jumlah
8) Tentukan batas bawah kelas interval (Xin) dengan rumus:
(Syafaruddin S.,2000:86)
Bb = batas bawah
9) Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus :
̿
(nilai Z
i dua desimal) (Syafaruddin S.,2000:86)
10) Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom Lo.
Untuk Xi selalu ambil nilai peluang 0,5000, demikian juga Xin terakhir. 11)Hitung luas tiap kelas interval isikan pada kolom Li, dengan rumus :
(Syafaruddin S.,2000:87) 12)Hitung frekuensi harapan dengan rumus:
∑ (Syafaruddin S.,2000:87)
13)Hitung nilai χ2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan,dengan rumus χ2:
(Syafaruddin S.,2000:87)
14)Kriteria pengujian adalah kelompok data berdistribusi normal jika
χh2<χt2 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=n–3,dan sebaliknya.
3. Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Sederhana a) Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model
regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut :
Ŷ = a + bX (Syafarudin Siregar, 2000 : 197) Keterangan :
Ŷ = variabel terikat X = variabel bebas
a = konstanta (nilai Ŷapabila X = 0)
b = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan pasangan data X dan Y
yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus :
b = 1 1 2 1 21 1
Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung harga Ŷ bila harga X diketahui. Dengan syarat regresi tersebut harus mempunyai kelinieran dan Keberartian regresi.
b) Analisis Varian dan Keberartian Regresi
Uji beda dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat yang disebut
sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung adalah jumlah kuadrat (JK)
total, regresi (a), regresi (a / b), sisa, tuna cocok dan kekeliruan (galat). Semua
besaran di atas dapat diperoleh dalam daftar tabel analisis Varians (Anava)
dibawah ini.
Tabel 3.4 Daftar Tabel Analisis Varians (Anava)
Sumber varians
Besaran-besaran di atas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Harga-harga yang diperoleh dalam rata-rata jumlah kuadrat (RJK), digunakan
untuk menguji hipotesis sebagai berikut :
1) Koefisien arah regresi tidak berarti melawan koefisien arah regresi berarti.
2) Bentuk regresi linier melawan bentuk regresi non linier.
4. Analisis Koefisien Korelasi
Perhitungan koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Perhitungan koefisien korelasi ini
tergantung dari hasil uji normalitas. Berdasarkan hasil dari uji normalitas, maka
akan terdapat dua alternatif perhitungan koefisien korelasinya itu jika hasil uji
normalitas menunjukan data berdistribusi normal maka perhitungan koefisien
korelasi menggunakan statistik parametrik dan jika hasil uji normalitas
menunjukan data berdistribusi tidak normal maka perhitungan koefisien korelasi
menggunakan ststistika non parametrik.
1) Perhitungan Koefisien Korelasi Data Berdistribusi Normal
Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi normal
menggunakan statistic parametric dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment,yaitu:
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ (Suharsimi Arikunto, 2002:138)
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi antar butir soal (X) dengan skor total (Y) dari
suatu variabel. ∑X = jumlah skor–skor X ∑Y = jumlah skor–skor Y
N = jumlah responden
∑XY = jumlah hasil kali skor X dan skor Y yang dipasangkan
2) Perhitungan Koefisien Korelasi Data Tidak Berdistribusi Normal
Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi tidak normal
Peringkat atau Korelasi Rank Spearman. Langkah-langkah dalam perhitungan koefisien korelasi ini adalah sebagai berikut:
a) Membuat tabel ranking korelasi Spearmans seperti dibawah ini :
Tabel 3.5Tabel Ranking korelasi Spearman
No. Xi Yi Rxi Ryi bi
b) Hitung selisih rangking bi=Rxi–Ryi.
c) Hitung bi2=(Rxi–Ryi)2, kemudian jumlahkan (Σbi2).
d) Jika data tidak terdapat rangking yang sama maka, menggunakan rumus:
∑ (Syafaruddin S.,2000:303)
Keterangan :
rs = koefisien korelasi jenjang
bi = selisih variabel 1 dengan variabel 2
n = banyaknya subjek pemilik nilai
e) Jika data terdapat rangking yang sama, maka menggunakan rumus :
∑
Keterangan :
rs = koefisien korelasi Spearman untuk rangking yang sama
Tx = banyak kelompok yang sama pada tiap variabel X
Ty = banyak kelompok yang sama pada tiap variabel Y
t = banyak anggota beranking sama pada satu kelompok ranking
Kriteria derajat korelasi menurut Syafaruddin S. (2000:295) adalah sebagai
berikut :
0,80≤ r < 1 Hubungan sangat tinggi 0,60≤ r < 0,80 Hubungan tinggi
0,40≤ r < 0,60 Hubungan sedang 0,20≤ r < 0,40 Hubungan rendah 0,00≤ r < 0,20 Hubungan sangat rendah r = 1 Hubungan sempurna
r = 0 Tidak berhubungan
5. Menghitung Koefisien Determinasi
Menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel
yang lainnya, digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai
berikut:
KD =r2x 100% (Sudjana, 2001:367) Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r2 = Kuadrat koefisien korelasi
Pedoman untuk memberi interpretasi seberapa kuat pengaruh yang diberikan
oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) digunakan tolak ukur,
sebagaimana dijelaskan oleh Nurgana (Hidayat 2006:76) yaitu:
r2 = 0 % Tidak ada pengaruh
0 % < r2< 4 % Pengaruh rendah sekali 4 % ≤ r2
16 % ≤ r2
< 36 % Pengaruh sedang 36 % ≤ r2
< 64 % Pengaruh tinggi
r2≥ 64 % Pengaruh tinggi sekali
H. PengujianHipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini, diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis ini
menggunakan rumus:
√
Keterangan: r =koefisien korelasi
n=Jumlah responden
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung th, kemudian th tersebut
dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan 95% dengan dk=n-2, dimana
kriteria pengujiannya adalah:
Kriteria pengujian : Jika th>ttabel, maka tolak H0 dan terima H1
Jika th<ttabel, maka terima H0 dan tolak H1
Adapun hipotesis statistika :
H0 : “Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa menjadi technopreneur kelas XII SMK Al-Fallah program keahlian Teknik Instalasi Tenaga LIstirk.”
H1 : “Terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi pembelajaran
praktikum terhadapmotivasi siswa menjadi technopreneur kelas XII SMK Al-Fallah program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listirk.”
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang
dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis juga
mengemukakan beberapa saran yang berpedoman pada hasil penelitian sebagai
masukan bagi guru dan siswa jurusan Teknik Instalasi Tenaga Kelistrikan kelas
XII SMK Al-Fallah Bandung. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian, yaitu :
1. Siswa Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XII SMK Al-Fallah Bandung sebagian besar memiliki prestasi pembelajaran praktikum pada kategori baik,
sedangkan frekuensi ter-rendah berada pada kategori lebih dari cukup dan
sisanya berada pada kategori sangat tinggi.
2. Hasil yang diperoleh ternyata terdapat beberapa siswa Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XII SMK Al-Fallah Bandung memiliki motivasi dan potensi
untuk menjadi technopreneur.
3. Tingkat prestasi Pembelajaran praktikum kelas Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XII SMK Al-Fallah Bandung yang diperoleh ternyata tidak mempunyai
B. Saran
Saran atau masukan yang dapat diberikan penulis berkaitan penelitian ini,
diantaranya yaitu :
1. (a); Pihak siswa diharapkan untuk dapat mengikuti pembelajaran praktikum
yang rutin dalam agar nilai yang didapat maksimal. (b); Pihak sekolah untuk
dapat memberikan remedial kepada siswa yang mempunyai nilai pada
kategori lebih dari cukup.
2. Bagi pihak sekolah untuk secara rutin memberikan informasi yang menarik
tentang berwirausaha melalui mata pelajaran Kewirausahaan.
3. (a); Bagi pihak siswa untuk lebih aktif selama kegiatan praktikum agar
memperoleh pengalaman yang menambah kompetensi siswa di bidang teknik
kelistrikan (b); Bagi pihak sekolah untuk dapat memberikan pembelajaran
kepada siswa sesuai dengan konsentrasi jurusan yang diambil siswa. (c); Bagi
peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, agar dapat meninjau kembali
dan mengungkap pengaruh apa saja yang dapat dicapai setelah melaksanakan
praktikum. Selain itu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1987). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
As’ad, Mochamad. (1995). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi Offset.
Buchari, Alma. (2006). Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Indryati dkk. (2003). Psikologi Industri. Bandung.
Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia
Rahayu, Indah. (2003). Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Mata Pelajaran Kimia Industri. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.
Ramdani, Roni. (2010). Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Teknik Pemesinan. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.
Siregar, S. (2000). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Jakarta :Grasindo.
Soemanto, Wasty 1992. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta.
Jakarta: Gunungjati.
Soemanto, Wasty.(2006). Pendidikan Wiraswasta. jakarta : PT BUMI AKSARA. Sudarwan, Danim. (2004). Motivasi dan Memotivasi. Jakarta:PT. Rineka Cipta
Sudjana N. (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tatsito.
Suparno. O dkk, (2008). TECHNOPRENEURSHIP, Bogor : Recognition and mentoring program Institut Pertanian Bogor (RAMP IPB) [online]. Tersedia: http://brainmatic.com/2009/03/.html [03 Maret 2011]
Surakhmad, W. (1993). Prosedur Penelitian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tedjasutisna, Ating. (2004). Memahami Kewirausahaan. Bandung : Armico.
Winardi J. (2008). Motivasi Menjadi Wirausaha yang unggul. Jakarta:KPMG
Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia.
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI
UPI.(2012). Pedoman Akamdemik. Bandung:UPI
_______.(2008). Minat. Bintang Bangsaku [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/2008/minat.html [08 Juni 2011]
_______.(2010). Kewirausahaan [online]. Tersedia: http://www.cc.its.ac.id/kewirausahaan.html [ 12 juni 2011]
_______.(2011). Fungsi Motivasi [online]. Tersedi: http://id.shvoong.com/social-
sciences/economics/2113583-fungsi-motivasi-menurut-purwanto/#ixzz1uNViNSu3 [03 Maret 2012]
_______.(2011). Pendidikan TI Berbasis Technopreneur [online]. Tersedia: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Pendidikan+TI+Berbasis+ Technopreneurship&dn=20070913144517 [03 Maret 2012]
_______.(2011). Pengertian Tecnopreneurship [online]. Tersedia: http://devikumala.blogspot.com/2011/10/pengertian-technopreneurship.html [03 Maret 2011]
_______.(2011). Technopreneurship [online]. Tersedia: http://technopreneurship.wordpress.com/2010/10/technopreneurship.html [03 Maret 2011]