• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

WAYAN NUGROHO E.0451.0707094

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR

Oleh

Wayan Nugroho

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Wayan Nugroho 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Wayan Nugroho E.0451.0707094

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

PENGARUH PRESTASI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI TECHNOPRENEUR

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST. MSIE NIP. 19551204 198103 1 002

Pembimbing II

Drs. Bambang Trisno, MSIE NIP. 19610309 198610 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat prestasi pembelajaran praktikum siswa terhadap motivasi siswa menjadi technopreneur. Pada proses pembelajaran, SMK lebih banyak menitikberatkan pada kegiatan praktikum dibandingkan teori dikelas dengan perbandingan 70:30. Hal ini dimaksudkan agar lulusan SMK menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing didunia usaha. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut dikembangkan beberapa kompetensi sesuai dengan tuntutan industri dan dunia usaha saat ini serta yang akan datang, diantaranya adalah kemampuan lulusan yang memiliki tingkat analisis memadai secara kualitatif maupun kuantitatif. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu variabel X (prestasi pembelajaran praktikum) menggunakan daftar nilai praktikum, sedangkan untuk variabel Y (motivasi siswa menjadi

technopreneur) menggunakan angket. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik serta pengolahan data dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi (statistik non parametrik), karena berdasarkan uji normalitas diketahui data untuk variabel X berdistribusi tidak normal dan variabel Y berdistribusi normal. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa menjadi technopreneursiswa”.

Kata kunci : Prestasi Pembelajaran Praktikum, Motivasi Siswa Menjadi Technopreneur.

ABSTRACT

This research intent to give description about practical work learning achievement and student motivation to become technopreneur. At learning process, SMK more emphasize on practical work activity to compare theory in class with ratio 70:30. In this case, intended to the graduate SMK had high competence and able competitive in corporate world. To reach the goal education that developed some competence related to industry demand and corporate world for at the present and future, such as graduation have qualification competence in qualitative and quantitative. The technique used in collecting data is variable X (practical work learning achievement) use practical work list value than variable Y (student motivation of become technopreneur) use questionnaire. The descriptive analytic method and coefficient correlation (statistic of non parametric) as data processing are used, because by virtue of normalitas test ascertainable that the data variable X was not nominal distribution and variable Y nominal distribution. From the research result, it can be concluded that H0 is accepted “there is no significan influence between

learning practical work achievement and student motivation to become

(5)
(6)

DAFTAR ISI

B. Perumusan dan Batasan Masalah………... C. Tujuan Penelitian………...

D. Metode Penelitian……….

E. Manfaat Penelitian………... F. Sistematika Penulisan………...

BAB II LANDASAN TEORI………..

A. Kegiatan Praktikum………... 1. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Praktikum………... 2. Jenis-jenis Kegiatan Praktikum……….. 3. Peranan Kegiatan Praktikum……….. 4. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Praktikum……… 5. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Praktikum………...

B. Motivasi………...

1. Teori Dasar Motivasi……….... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi………

3. Unsur-unsur Motivasi………

4. Tipe-tipe Motivasi………...

C. Technopreneur ……….

1. Entrepreneur………...

a. Hakikat Wirausaha………..…. b. Karakteristik Wirausaha………... c. Manfaat Wirausaha………... d. Kelebihan dan Kekurangan Wirausaha……… e. Jenis-jenis Usaha Untuk Wirausaha………... 2. Technopreneur………...

a. Pengertian Technopreneurship……….... b. Tujuan Technopreneurship……….. c. Manfaat Technopreneurship……….... d. Karakteristik Technopreneurship……… e. Peranan Technopreneurship……….... D. Tinjauan Hubungan Prestasi Pembelajaran Praktikum dengan Motivasi

(7)

E. Penelitian Sebelumnya………...

F. Anggapan Dasar………...

G. Rumusan Hipotesis………..

BAB III METODE PENELITIAN……….

A. Metode Penelitian………... B. Lokasi, Variabel, Populasi dan Sampel Penelitian………... C. Definisi Operasional………...

D. Teknik Pengumpulan Data………...

E. Intrumen Penelitian………..

F. Pengujian Angket Penelitian………... G. Teknik Analisis Data………... 1. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor……….

2. Uji Normalitas………

3. Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Sederhana………... 4. Analisis Koefisien Korelasi……… 5. Menghitung Koefisien Determinasi………... H. Pengujian Hipotesis Penelitian………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....

A. Deskripsi Data………..

B. Analisis Data………...

1. Hasil Uji Coba dan Pengumpulan Data……….. a. Uji Validitas………... b. Uji Relibilitas………... 2. Hasil Analisis Data………... a. Z-skor dan T-skor……….... b. Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Sederhana………….. c. Uji Normalitas………... d. Analisis Koefisien Korelasi………... e. Koefisien Determinasi………...

C. Pengujian Hipotesis……….

D. Hasil dan Pembahasan……….

1. Gambaran Umum Prestasi Pembelajaran Praktikum………... 2. Gambaran Umum Motivasi Siswa Menjadi Technopreneur……... 3. Hubungan Prestasi Pembelajaran Praktikum Terhadap Motivasi

Siswa Menjadi Technopreneur……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu

bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu sendiri.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang disengaja, terarah dan

bertujuan. Tujuan pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan

bentuk-bentuk atau pola tingkah laku yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik

pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Pendidikan kejuruan merupakan sebuah sistem pendidikan yang bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki keterampilan dan

kemampuan hidup, seperti yang diungkapkan dalam UUSPN No. 20 tahun 2003

pasal 21 bahwa “pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah

yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan sikap pemahaman ilmu

dan pengetahuan serta teknologi, apresiasi seni dan keterampilan hidup mandiri

atau mengikuti pendidikan lebih lanjut.”

Menurut Tuloli, M.Y (Roni, 2011:2) kualitas lulusan SMK yang dinginkan

dunia kerja, adalah : 1) Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan Learning how to learn; 2) Lulusan SMK harus mempunyai ketrampilan membaca, menulis dan berhitung; 3) Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan adaptabilitas

yaitu dapat memecahkan masalah dan berpikiran kreatif; 4) Lulusan SMK harus

mempunyai kemampuan berkomunikasi baik secara tertulis maupun oral; 5)

Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan manajer prorposal yaitu

mempunyai harga diri positif, motivasi yang tinggi dan mampu mengembangkan

karir serta keprobadian; 6) Lulusan SMK harus mempunyai keterampilan

bekerjasama secara berkelompok; 7) Lulusan SMK harus mempunyai

keterampilan dasar dalam keefektifan dan kepemimpinan organisasi sehingga

(9)

pada proses pembelajaran SMK lebih banyak menitik beratkan pada kegiatan

praktikum dibandingkan teori dikelas dengan perbandingan 70:30, hal ini

dimaksudkan agar lulusan SMK melahirkan lulusan yang berkualitas dan mampu

bersaing didunia usaha. Maka untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut

dikembangkan beberapa kompetensi sesuai dengan tuntutan industri dan dunia

usaha saat ini dan yang akan datang, diantaranya adalah kemampuan lulusan yang

memiliki tingkat analisis yang memadai baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Pendidikan merupakan proses interaksi antara anak didik dengan

lingkungannya, baik personal maupun non personal. Pengalaman sebagai interaksi

diri pribadi dengan lingkungan atau juga pengalaman sebagai hasil belajar.

Adapun pengalaman sebagai hasil :

1. Pengalaman berupa pengetahuan

2. Pengalaman berupa keterampilan

3. Pengalaman berupa sikap atau nilai

Pendidikan juga menekankan pemberian latihan-latihan keterampilan jasmani

saja karena hal itu dapat menumbuhkan manusia-manusia terampil dan sehat yang

belum tentu mampu membangun diri. Jarang lulusan pendidikan formal yang

mampu menciptakan atau mengembangkan pekerjaan baik bagi diri sendiri

maupun orang lain. Sekolah baru mampu mempersiapkan siswa sebagai pengisi

lapangan kerja tanpa mempersiapkan siswa yang berwiraswasta. Kualitas para

lulusan pendidikan formal yang kurang mau dan kurang mampu untuk menjadi

manusia wiraswasta memiliki beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kualitas

individu siswa.

Sekarang sekolah dihadapkan pada suatu tantangan dan tuntutan jaman

dimana sekolah harus mulai mewujudkan manusia wiraswasta dilingkungan

sekolah. Pendidikan formal mempunyai langkah-langkah yang cukup memberikan

harapan, antara lain :

1. Adanya perbaikan kurikulum yang diusahakan berorientasi kepada tujuan

sehingga pengajaran lebih terarah.

2. Digalakan prosedur belajar mengajar disekolah dengan cara belajar siswa

(10)

3. Telah dibenahinya lembaga dan program-program pendidikan guru yang

mulai berorientasi kepada kompetensi dan kebutuhan lapangan.

Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

pembelajaran di SMK. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat memperoleh

berbagai pengalaman baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik

(Rustaman, 2003:160). Praktikum merupakan salah satu strategi belajar mengajar

dengan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala, baik sosial, psikis, maupun fisik

yang diteliti dan dipelajari melalui percobaan. Melalui implementasi kegiatan

praktikum ini dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami sendiri

atau melaksanakan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek,

keadaan atau proses tertentu. Pengalaman yang didapat mungkin mempunyai

susunan yang berbeda-beda yang ditentukan oleh guru, buku pedoman, fase-fase

perencanaan, analisis dan intepretasi, aplikasi dan juga fase pelaksanaannya.

Kegiatan praktikum biasanya berlangsung dilaboratorium atau merupakan

aktivitas ilmiah baik berupa eksperimen, riset, observasi, maupun demonstrasi

yang terkait dengan pembelajaran (vollmer,2005:10).

Untuk menjadi seorang technopreneur dibutuhkan adanya kebebasan dalam berinovasi, tanpa harus dibatasi oleh peraturan-peraturan yang bisa menghambat.

Hal ini sangat penting karena dilandasi pengalaman di lapangan, di mana

seringkali terjadi benturan antara kepentingan badan usaha sebagai unit bisnis

yang menuntut untuk selalu bersikap dan berperilaku sebagai wirausahawan dan

melakukan perubahan-perubahan, menyesuaikan antara fakta yang ada dengan

tuntutan perubahan serta memperbesar usaha, tetapi di sisi lain ada

kepentingan-kepentingan pemerintah yang mungkin saja berlawanan dengan kepentingan-kepentingan

sebagai suatu unit bisnis, padahal dalam technopreneurship diperlukan semangat kompetisi yang dominan.

Dalam kurun waktu yang panjang, dunia ilmu pengetahuan atau kita sebut

dengan pendidikan dianggap bukan menjadi bagian dari suatu sistem ekonomi dan

yang perlu kita ketahui adalah bahwa dalam era ekonomi yang berbasis ilmu

(11)

nasional suatu negara. Bahkan pendidikan dapat menjadi keunggulan daya saing

suatu negara. Dengan kata lain, pendidikan memegang peran strategis dalam

memajukan ekonomi bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia baru dan

sedang melakukan perubahan orientasi pendidikan dari pendidikan yang berbasis

akademis kepada pendidikan yang berbasis kompetensi. Disinilah pokok bahasan

tentang technopreneurship tersebut perlu dikembangkan. Memang tidak mudah untuk dilaksanakan, namun menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk memajukan

bangsa ini pada masa yang akan datang.

Pendidikan dengan visi technopreneurship adalah pendidikan yang menekankan pada pengembangan kemampuan siswa dalam memadukan

kemajuan teknologi dan pengasahan potensi kewirausahaan untuk menghasilkan

inovasi dan kreasi bisnis.

Technopreneur adalah wirausahawan berwawasan teknologi atau teknologi

entrepreneur atau disingkat technopreneur yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan inovasi teknologi. Motivasi demi kesuksesan dengan teknologi

baru, penuh kompetisi dan resiko kepemilikan berasal dari saham kecil hingga

besar gaya manajerial dengan pengalaman terbatas, namun fleksibel, dan memiliki

semangat inovasi yang berkelanjutan kepemimpinan selalu menghargai kontribusi

dan pencapaian, juga berjuang secara kolektif dalam inovasi selalu menjadi

pemimpin dalam riset, IT dan biotek global, plus kecepatan peluncuran produk ke

pasar berkembang bersama dalam satu tim outsourching potensi pertumbuhan sangat besar karena selalu mengakuisisi teknologi dan pasar berubah seiring

teknologi baru target pasar global dan mendidik konsumen teknologi baru.

Sehubungan penjelasan di atas, maka pada kesempatan ini akan diteliti

mengenai “Pengaruh Prestasi Pembelajaran Praktikum Terhadap Motivasi

Siswa Menjadi Technopreneur

B. Perumusan Masalah dan Identifikasi 1. Perumusan Masalah

(12)

yang seharusnya”. Rumusan masalah menurut A. Nababan (1998:16) sebagai berikut: “Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris

yang jelas batas-batasnya, serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terdapat

didalamnya.” Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan

supaya penelitian lebih terarah, maka masalah pokok dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

“Seberapa besar pengaruh prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa menjadi technopreneur?”.

2. Identifikasi Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan supaya sesuai dengan

maksud dan tujuan yang ingin dicapai, perlu adanya pembatasan masalah untuk

menentukan lingkup cakupan penelitian. Adapun pembatasannya sebagai berikut:

1. Motivasi berwirausahaan siswa setelah mengikuti kompetensi di sekolah.

2. Mata pelajaran yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Praktikum

Mikroprosesor.

3. Pengaruh prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa

menjadi technopreneur.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah

penelitian selesai di lakukan. Karena itu, tujuan penelitian ini harus konsisten

dengan rumusan masalah dan mencerminkan juga proses penelitiannya. Sesuai

dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitiannya adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi dan potensi siswa menjadi

technopreneur.

2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi pembelajaran praktikum terhadap

motivasi siswa menjadi technopreneur.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam peneletian ini yaitu metode deskritif analitik.

(13)

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Alat

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi

siswa menjadi technopreneur (variabel Y) dan prestasi pembelajaran praktikum (variabel X).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan

antara lain:

1. Bagi peneliti, temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

dasar dan masukan untuk mengembangkan penelitian-penelitian

selanjutnya.

2. Bagi lembaga pendidikan kejuruan,penelitian ini diharapkan memberikan

informasi yang bermanfaat untuk pembuat kebijakan dalam peningkatan

motivasi siswa menjadi technopreneur setelah lulus sekolah.

3. Bagi siswa penelitian ini dapat memberi pengetahuan tentang pentingnya

kegiatan praktikum sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk

berwirausaha siswa.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan penelitian,

anggapan dasar dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian,

data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen

(14)

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan akhir penelitian

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan oleh setiap peneliti

untuk memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam penelitiannya,

sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:740) “Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Selanjutnya Winarno Surakhmad (1994:131) menjelaskan bahwa “Metode merupakan suatu cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan

mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Dalam penelitian ini,

permasalahan yang akan diteliti adalah permasalahan yang terjadi pada masa

sekarang dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi sebagaimana

adanya pada saat penelitian dilakukan, sehingga metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis koefisien determotivasif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Moh. Ali (1987:120) bahwa : “Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan berbagai

permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang”. Sudjana (2001:52) yaitu “metode penelitian deskritif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian pada masa sekarang.”

Winarno Surakhmad (1994:140) menyebutkan ciri-ciri metode penelitian

deskriptif, sebagai berikut :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian

(16)

Start

Studi pendahuluan

Pengolahan dan analisis data

־ Skor Mentah manjadi T-Skor ־ Uji Normalitas

־ Uji Linieritas

־ Analisis Koefisien Korelasi ־ Menghitung Koefisien Determinasi ־ Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian statistic (tabel)

Pembahasan hasil penelitian

Kesimpulan Pengumpulan data

Identifikasi masalah

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis

akan menggunakan pendekatan metode deskriptif analitik koefisien determinasi.

Hasil dari penelitian deskriptif umumnya mendeskripsikan variabel yang diteliti,

menghubungkan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya, dan

perbandingan suatu gejala yang mungkin timbul. Sehingga dengan menggunakan

metode ini, sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, penulis dapat

mengetahui seberapa pengaruh prestasi praktik industri terhadap motivasi siswa

menjadi technopreneur.

Untuk memperjelas langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini, maka

diperlukan alur penelitian. Alur penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Tidak

(17)

Prestasi Pembelajaran praktikum

motivasi siswa menjadi technopreneur

Variabel X Variabel Y

B. Lokasi, Variabel, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Yayasan SMK Al-Fallah, Jl. Cisitu Baru no. 52,

Bandung, dengan alasan masalah yang diteliti terdapada pada siswa kelas XII

jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listirk 2011/2012.

2. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu

penelitian (Suharsimi Arikunto,2002:96). Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel Bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel

penyebab (Suharsimi Arikunto,2002:97). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah prestasi pembelajaran praktikum.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat (Y) adalah akibat variabel yang dipengaruhi (Suharsimi

Arikunto,2002:97). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi siswa

menjadi technopreneur.

Hubungan antar variabel X dan variabel Y digambarkan seperti pada

gambar 3.2 :

Gambar 3.2 Hubungan antar variabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dan sumber-sumber yang

dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut digunakan untuk menjawab

masalah penelitian. Data yang diperoleh dari sejumlah populasi dan sampel

penelitian.

a. populasi

Populasi merupakan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan

(18)

Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari

pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan

keseluruhan subyek yang akan diteliti dengan sifat yang relatif sama. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII Teknik Instalasi Tenaga

Listrik 2010/2011. Jumlah populasi yang hendak diteliti berjumlah 25 siswa.

b. Sampel

Sampel ialah sebagian data yang diambil dan mewakili populasi. Menurut

Nana Sudjana (2001:85), yang dimaksud dengan sampel ialah sebagian dari

populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan polulasi.

Menurut Arikunto (2002 : 112) menyatakan bahwa, untuk sekedar

ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua,

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau

lebih.

Berdasarkan pendapat di atas, dikarenakan jumlah populasi dalam

penelitian ini kurang dari 100 yaitu sebanyak 25 siswa, maka sampling

proporsional random yang diambil 25 siswa.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari

kemungkinan salah tafsir anatara pembaca dan penulis terhadap masalah

penelitian, oleh karena itu penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang tercantum

dalam judul penelitian ini, yaitu :

1. Prestasi Pembelajaran praktikum

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 1991:78). Kegiatan praktikum adalah kegiatan

praktik didalam laboratorium. Prestasi pembelajaran praktikum adalah hasil

yang dicapai siswa dari pengalaman pembelajaran praktikum. Prestasi

pembelajaran praktikum diukur dari nilai yang didapat siswa kelas etelah

mengikuti program kompetensi. Pengambilan data untuk prestasi

(19)

tersebut berupa daftar nilai siswa yang menunjukkan indeks prestasi pada

kompetensi pembelajaran praktikum.

2. Motivasi siswa menjadi technopreneur

Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan

terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu (Indryati,2003:62).

Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan

menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya

yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna

dalam memastikan kesuksesan (Ating, 2004:15). Motivasi siswa menjadi

technopreneur adalah suatu dorongan dalam individu terhadap obyek yang bersifat bisnis guna mengambil keuntungan. Motivasi siswa menjadi

technopreneur pada penelitian ini di ukur oleh instrumen angket tertutup yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai indikator yang mempengaruhi

motivasi siswa menjadi technopreneur. Pernyataan dalam angket berpedoman pada indikator dari variabel penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir

soal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) dijelaskan bahwa metode

pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk memperoleh data-data

yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah

pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data yang salah akan

menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula (Suharsimi

Arikunto, 2002: 23). Agar terhindar dari kesalahan ini, peneliti berupaya mengkaji

secara mendalam terhadap berbagai persoalan yang berkaitan erat dengan metode

pengumpulan data. Pemilihan metode penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, seperti: objek penelitian, tujuan penelitian, sampel penelitian, lokasi,

sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti dan teknis

(20)

mengumpulkan data-data penelitian yang dapat dipilih oleh seorang penulis.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang bersumber pada

hal-hal yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,

2002:135). Teknik atau metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data tentang daftar identitas siswa. Penggunaan teknik dokumentasi

membutuhkan ketelitian agar pelaksanaan teknik dokumentasi berjalan dengan

baik, peneliti menggunakan instrumen dokumentasi berupa daftar identitas

siswa dan nilai praktikum. Nama-nama siswa yang termasuk dalam kategori

ini dicatat dan didokumentasikan. Dari nama-nama siswa inilah angket akan

diberikan. Adapun alasan penggunaan teknik dokumentasi adalah:

a) Dapat memperoleh data kongkrit yang dapat dievaluasi setiap saat.

b) Lebih efektif dan efisien untuk mengungkap data yang penulis

harapkan.

c) Data yang akan diungkapkan berupa hal tertulis yang telah

didokumentasikan.

2. Teknik Kuesioner atau Angket

Teknik kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ingin ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128).

Teknik angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi siswa

menjadi technopreneur.

E. Intrumen Penelitian

Pengujian hipotesis memerlukan data penelitian yang cermat dan akurat

karena keabsahan hasil pengujian hipotesis tergantung pada kebenaran dan

ketepatan data, sedangkan kebenaran dan ketepatan data tersebut tergantung pada

(21)

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (format) nilai dan angket, yang

kisi-kisi instrumen penelitian terlampir.

1. Format Nilai Pembelajaran praktikum

Format nilai pembelajaran praktikum adalah daftar nilai seluruh siswa

kelas XII berupa angka yang menunjukkan prestasi tiap siswa setelah

mengikuti praktik kerja indusri. Format nilai diperoleh dari hasil observasi

langsung yang dilaksanakan oleh penulis di lokasi penelitian yaitu SMK

Al-Fallah Bandung. Format nilai yang didapat berupa nilai pembelajaran

praktikum siswa kelas XII sebagai bukti indeks prestasi yang diperoleh

siswa.Nilai tersebut sebagai data awal yang digunakan untuk variabel X

dalam penelitian ini. Adapun kriteria kategorisasi nilai prestasi pembelajaran

praktikum sebagai berikut :

b. Tabel 3.1 Kategorisasi Nilai Pembelajaran praktikum

Nilai Pembelajaran

praktikum Kategori Nilai

100 Istimewa

90 Baik sekali

80 Baik

70 Lebih dari cukup

60 Cukup

50 Hampir cukup

40 Kurang

30 Kurang sekali

20 Buruk

10 Buruk sekali

c.

3. 2. Angket

Adapun angket yang disusun adalah angket tertutup yaitu angket yang

sudah disediakan alternatif pilihan jawaban sehingga responden tinggal

memilih, dalam hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab

(22)

soal dalam angket berupa pilihan ganda (PG) sehingga responden tinggal

memberi tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap

paling sesuai dengan keadaannya.

Penyesuaian butir-butir angket didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah

disesuaikan dengan landasan teori yang telah dikaji dan dikembangkan.

Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diuji cobakan kepada

sejumlah siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga

dengan kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat

digunakan dan yang tidak dapat digunakan. Pada penelitian ini angket diuji

cobakan pada siswa kelas XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik 2011/2012.

F. Pengujian Angket Penelitian

Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat untuk

mengambil data yang dapat dipertanggung jawabkan, yaitu alat ukur yang valid

dan reliabel.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto 2002:144). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel

yang diteliti secara tepat.

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment

sebagaimana ditunjukkan di bawah ini :

√ ∑ ∑ ∑ ∑ (Suharsimi Arikunto,2002:146)

Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi antara X dan Y,

N = jumlah objek uji coba

X = nilai dari X (skor tiap item)

Y = nilai dari Y (skor total item) ΣX2

(23)

ΣY2

= jumlah kuadrat nilai Y

Selanjutnya harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel product moment

dengan taraf signifikan 5% dengan rtabel dikatakan valid apabila harga

rhitung>dari rtabel .

b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada keterandalan sesuatu instrumen.Instrumen

penelitian harus realibel, sehingga instrumen tersebut cukup baik serta mampu

mengungkap data yang dapat dipercaya (Suharsimi Arikunto, 2002:154).

Perhitungan reliabilitas uji coba instrumen variabel motivasi menjadi

technopreneur dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu :

[ ] [ ∑ ] (Sumber : Arikunto, 1997 : 182)

Dimana ;

r11 = Reliabilitas secara keseluruhan

p = Proporsi subyek menjawab item dengan benar

q = 1 – p

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q k = Jumlah item instrumen

= Varian Total

Hasil perhitungan reliabilitas (r11) yang diperoleh kemudian

dikonsultasikan dengan nilai rtabeldengan N (jumlah responden) dan taraf

signifikan 0,05%.

∑ ∑ (Sumber : Arikunto, 1997 : 178)

Dimana :

Vt = Varians Total

∑ = Kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item

(24)

G. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor

Data yang diperoleh dari hasil penelitian masih berupa skor mentah, karena itu

harus dikonversikan ke dalam T-Skor dengan menggunakan rumus :

T-Score = 10·Z + 50 (Suharsimi Arikunto, 2002:279)

Berdasarkan rumus di atas, maka untuk menghitung T-Skor harus diketahui Z-Skor terlebih dahulu, menurut Suharsimi Arikunto (2002:275) : “Standard Score

atau Z-Skor adalah Angka yang menunjukkan perbandingan skor seseorang dari

Mean, dengan standar deviasinya”. Z-Skor lebih mempunyai arti dibandingkan dengan skor mentah, karena Z-Skor telah dibandingkan dengan suatu standar yang

sama. Untuk menentukan Z-Skor harus diketahui rata-rata skor dan standar

deviasi dari kelompok. Sehingga untuk menghitung Z-Skor digunakan rumus :

(Sudjana, 2001:99)

Keterangan :

xi = skor mentah

x= rata-rata seluruh responden s = standar deviasi

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka dilakukan teknik analisis statistik

parametric dengan menggunakan rumus korelasi produk momen, tetapi jika data

tersebut tidak berdistibusi normal, maka dilakukan analisis statistic non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi rank spearman.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas data adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan rentang skor (r) dimana rentang skor adalah data terbesar

dikurangi data terkecil, dengan rumus:

s

x

x

Z

i

i

(25)

(Sudjana, 2001:91) 2) Menentukan banyak kelas interval (i) dengan rumus:

(Sudjana,2001:47)

Keterangan :

i =banyak interval kelas

n= jumlah sampel

3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:

(Sudjana, 2001:47)

4) Menyusun table distribusi frekuensi seperti dibawah ini :

Tabel 3.2Distribusi frekuensi data

Interval fi Xt fi.Xt (Xt-X)2 fi(Xt-X)2

Jumlah

5) Menghitung rata-rata kelas (X atau M) dengan rumus:

̅

∑ (Syafaruddin S.,2000:29)

Dimana:

n = jumlah fi

6) Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

∑ ̅ (Syafaruddin S.,2000:22)

7) Menyusun tabel distribusi normalitas dengan uji chi kuadrat seperti di

bawah ini :

Tabel 3.3Distribusi uji normalitas chi kuadrat

Interval fi Xin Zi lo li ei χ2

jumlah

8) Tentukan batas bawah kelas interval (Xin) dengan rumus:

(Syafaruddin S.,2000:86)

(26)

Bb = batas bawah

9) Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus :

̿

(nilai Z

i dua desimal) (Syafaruddin S.,2000:86)

10) Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom Lo.

Untuk Xi selalu ambil nilai peluang 0,5000, demikian juga Xin terakhir. 11)Hitung luas tiap kelas interval isikan pada kolom Li, dengan rumus :

(Syafaruddin S.,2000:87) 12)Hitung frekuensi harapan dengan rumus:

∑ (Syafaruddin S.,2000:87)

13)Hitung nilai χ2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan,dengan rumus χ2:

(Syafaruddin S.,2000:87)

14)Kriteria pengujian adalah kelompok data berdistribusi normal jika

χh2<χt2 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=n–3,dan sebaliknya.

3. Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Sederhana a) Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model

regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut :

Ŷ = a + bX (Syafarudin Siregar, 2000 : 197) Keterangan :

Ŷ = variabel terikat X = variabel bebas

a = konstanta (nilai Ŷapabila X = 0)

b = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan pasangan data X dan Y

yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus :

(27)

b = 1 1 2 1 21 1

Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung harga Ŷ bila harga X diketahui. Dengan syarat regresi tersebut harus mempunyai kelinieran dan Keberartian regresi.

b) Analisis Varian dan Keberartian Regresi

Uji beda dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat yang disebut

sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung adalah jumlah kuadrat (JK)

total, regresi (a), regresi (a / b), sisa, tuna cocok dan kekeliruan (galat). Semua

besaran di atas dapat diperoleh dalam daftar tabel analisis Varians (Anava)

dibawah ini.

Tabel 3.4 Daftar Tabel Analisis Varians (Anava)

Sumber varians

Besaran-besaran di atas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(28)

Harga-harga yang diperoleh dalam rata-rata jumlah kuadrat (RJK), digunakan

untuk menguji hipotesis sebagai berikut :

1) Koefisien arah regresi tidak berarti melawan koefisien arah regresi berarti.

2) Bentuk regresi linier melawan bentuk regresi non linier.

4. Analisis Koefisien Korelasi

Perhitungan koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Perhitungan koefisien korelasi ini

tergantung dari hasil uji normalitas. Berdasarkan hasil dari uji normalitas, maka

akan terdapat dua alternatif perhitungan koefisien korelasinya itu jika hasil uji

normalitas menunjukan data berdistribusi normal maka perhitungan koefisien

korelasi menggunakan statistik parametrik dan jika hasil uji normalitas

menunjukan data berdistribusi tidak normal maka perhitungan koefisien korelasi

menggunakan ststistika non parametrik.

1) Perhitungan Koefisien Korelasi Data Berdistribusi Normal

Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi normal

menggunakan statistic parametric dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment,yaitu:

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ (Suharsimi Arikunto, 2002:138)

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antar butir soal (X) dengan skor total (Y) dari

suatu variabel. ∑X = jumlah skor–skor X ∑Y = jumlah skor–skor Y

N = jumlah responden

XY = jumlah hasil kali skor X dan skor Y yang dipasangkan

2) Perhitungan Koefisien Korelasi Data Tidak Berdistribusi Normal

Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi tidak normal

(29)

Peringkat atau Korelasi Rank Spearman. Langkah-langkah dalam perhitungan koefisien korelasi ini adalah sebagai berikut:

a) Membuat tabel ranking korelasi Spearmans seperti dibawah ini :

Tabel 3.5Tabel Ranking korelasi Spearman

No. Xi Yi Rxi Ryi bi

b) Hitung selisih rangking bi=Rxi–Ryi.

c) Hitung bi2=(Rxi–Ryi)2, kemudian jumlahkan (Σbi2).

d) Jika data tidak terdapat rangking yang sama maka, menggunakan rumus:

(Syafaruddin S.,2000:303)

Keterangan :

rs = koefisien korelasi jenjang

bi = selisih variabel 1 dengan variabel 2

n = banyaknya subjek pemilik nilai

e) Jika data terdapat rangking yang sama, maka menggunakan rumus :

(30)

Keterangan :

rs = koefisien korelasi Spearman untuk rangking yang sama

Tx = banyak kelompok yang sama pada tiap variabel X

Ty = banyak kelompok yang sama pada tiap variabel Y

t = banyak anggota beranking sama pada satu kelompok ranking

Kriteria derajat korelasi menurut Syafaruddin S. (2000:295) adalah sebagai

berikut :

0,80≤ r < 1 Hubungan sangat tinggi 0,60≤ r < 0,80 Hubungan tinggi

0,40≤ r < 0,60 Hubungan sedang 0,20≤ r < 0,40 Hubungan rendah 0,00≤ r < 0,20 Hubungan sangat rendah r = 1 Hubungan sempurna

r = 0 Tidak berhubungan

5. Menghitung Koefisien Determinasi

Menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel

yang lainnya, digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai

berikut:

KD =r2x 100% (Sudjana, 2001:367) Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

r2 = Kuadrat koefisien korelasi

Pedoman untuk memberi interpretasi seberapa kuat pengaruh yang diberikan

oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) digunakan tolak ukur,

sebagaimana dijelaskan oleh Nurgana (Hidayat 2006:76) yaitu:

r2 = 0 % Tidak ada pengaruh

0 % < r2< 4 % Pengaruh rendah sekali 4 % ≤ r2

(31)

16 % ≤ r2

< 36 % Pengaruh sedang 36 % ≤ r2

< 64 % Pengaruh tinggi

r2≥ 64 % Pengaruh tinggi sekali

H. PengujianHipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang

diajukan pada penelitian ini, diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis ini

menggunakan rumus:

Keterangan: r =koefisien korelasi

n=Jumlah responden

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung th, kemudian th tersebut

dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan 95% dengan dk=n-2, dimana

kriteria pengujiannya adalah:

Kriteria pengujian : Jika th>ttabel, maka tolak H0 dan terima H1

Jika th<ttabel, maka terima H0 dan tolak H1

Adapun hipotesis statistika :

H0 : “Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi pembelajaran praktikum terhadap motivasi siswa menjadi technopreneur kelas XII SMK Al-Fallah program keahlian Teknik Instalasi Tenaga LIstirk.”

H1 : “Terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi pembelajaran

praktikum terhadapmotivasi siswa menjadi technopreneur kelas XII SMK Al-Fallah program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listirk.”

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang

dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis juga

mengemukakan beberapa saran yang berpedoman pada hasil penelitian sebagai

masukan bagi guru dan siswa jurusan Teknik Instalasi Tenaga Kelistrikan kelas

XII SMK Al-Fallah Bandung. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam

penelitian, yaitu :

1. Siswa Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XII SMK Al-Fallah Bandung sebagian besar memiliki prestasi pembelajaran praktikum pada kategori baik,

sedangkan frekuensi ter-rendah berada pada kategori lebih dari cukup dan

sisanya berada pada kategori sangat tinggi.

2. Hasil yang diperoleh ternyata terdapat beberapa siswa Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XII SMK Al-Fallah Bandung memiliki motivasi dan potensi

untuk menjadi technopreneur.

3. Tingkat prestasi Pembelajaran praktikum kelas Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XII SMK Al-Fallah Bandung yang diperoleh ternyata tidak mempunyai

(33)

B. Saran

Saran atau masukan yang dapat diberikan penulis berkaitan penelitian ini,

diantaranya yaitu :

1. (a); Pihak siswa diharapkan untuk dapat mengikuti pembelajaran praktikum

yang rutin dalam agar nilai yang didapat maksimal. (b); Pihak sekolah untuk

dapat memberikan remedial kepada siswa yang mempunyai nilai pada

kategori lebih dari cukup.

2. Bagi pihak sekolah untuk secara rutin memberikan informasi yang menarik

tentang berwirausaha melalui mata pelajaran Kewirausahaan.

3. (a); Bagi pihak siswa untuk lebih aktif selama kegiatan praktikum agar

memperoleh pengalaman yang menambah kompetensi siswa di bidang teknik

kelistrikan (b); Bagi pihak sekolah untuk dapat memberikan pembelajaran

kepada siswa sesuai dengan konsentrasi jurusan yang diambil siswa. (c); Bagi

peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, agar dapat meninjau kembali

dan mengungkap pengaruh apa saja yang dapat dicapai setelah melaksanakan

praktikum. Selain itu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1987). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

As’ad, Mochamad. (1995). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi Offset.

Buchari, Alma. (2006). Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Indryati dkk. (2003). Psikologi Industri. Bandung.

Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia

Rahayu, Indah. (2003). Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Mata Pelajaran Kimia Industri. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.

Ramdani, Roni. (2010). Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Teknik Pemesinan. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.

Siregar, S. (2000). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Jakarta :Grasindo.

Soemanto, Wasty 1992. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta.

Jakarta: Gunungjati.

Soemanto, Wasty.(2006). Pendidikan Wiraswasta. jakarta : PT BUMI AKSARA. Sudarwan, Danim. (2004). Motivasi dan Memotivasi. Jakarta:PT. Rineka Cipta

Sudjana N. (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tatsito.

Suparno. O dkk, (2008). TECHNOPRENEURSHIP, Bogor : Recognition and mentoring program Institut Pertanian Bogor (RAMP IPB) [online]. Tersedia: http://brainmatic.com/2009/03/.html [03 Maret 2011]

Surakhmad, W. (1993). Prosedur Penelitian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

(35)

Tedjasutisna, Ating. (2004). Memahami Kewirausahaan. Bandung : Armico.

Winardi J. (2008). Motivasi Menjadi Wirausaha yang unggul. Jakarta:KPMG

Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:

Gramedia.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI

UPI.(2012). Pedoman Akamdemik. Bandung:UPI

_______.(2008). Minat. Bintang Bangsaku [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/2008/minat.html [08 Juni 2011]

_______.(2010). Kewirausahaan [online]. Tersedia: http://www.cc.its.ac.id/kewirausahaan.html [ 12 juni 2011]

_______.(2011). Fungsi Motivasi [online]. Tersedi: http://id.shvoong.com/social-

sciences/economics/2113583-fungsi-motivasi-menurut-purwanto/#ixzz1uNViNSu3 [03 Maret 2012]

_______.(2011). Pendidikan TI Berbasis Technopreneur [online]. Tersedia: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Pendidikan+TI+Berbasis+ Technopreneurship&dn=20070913144517 [03 Maret 2012]

_______.(2011). Pengertian Tecnopreneurship [online]. Tersedia: http://devikumala.blogspot.com/2011/10/pengertian-technopreneurship.html [03 Maret 2011]

_______.(2011). Technopreneurship [online]. Tersedia: http://technopreneurship.wordpress.com/2010/10/technopreneurship.html [03 Maret 2011]

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian
gambar 3.2 :
Tabel 3.2 Distribusi frekuensi data
Tabel 3.4 Daftar Tabel Analisis Varians (Anava)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penilaian ranah afektif menurut Arikunto (2013: 1963) adalah (1) mendapatkan umpan balik ( feedback ), baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki

 Berdasarkan gambar seri tersebut, siswa menuliskan proses pengolahan padi menjadi beras menggunakan alat tradisional dalam bentuk cerita yang singkat dan jelas dengan

Sehubungan dengan hal ter sebut di atas, dihar ap kepada Calon Penyedia yang telah ditunjuk agar seger a menghubungi Pejabat Pembuat Komitmen untuk memper siapkan lebih

Kegiatan diskusi kelompok 5 diadakan pada tanggal 20 Maret 2012,pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di gazebo MASTER.Hardika yang bertindak sebagai ketua

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan korelasi yang kuat dan arah korelasi positif antara akses media pornografi (smartphone) dengan

Dalam Islam yang menjadi sumber utama dalam pengetahuan adalah wahyu Allah, dan wahyu Allah mengakui sumber lainnya, yakni rasio, empiris dan intuisi, sehingga lebih komprehensif

[r]

Dari seluruh tata cara pengkodean neoplasma yang harusnya dilakukan sebagian besar petugas tidak melakukan tahapan yang baik yaitu dalam hal menentukan leadterm,