ABSTRAK
Plak gigi adalah deposit lunak, tidak berwarna, mengandung bakteri, dan melekat pada permukaan gigi. Dalam penelitian ini, pembentukan plak dapat dihambat dengan cara berkumur dengan kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek berkumur berbagai komposisi persentase kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dalam menurunkan indeks plak gigi. Disain penelitian adalah disain paralel. Naracoba berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi 3 kelompok secara acak (n=10). Data indeks plak gigi diukur dengan menggunakan metode
O’Leary. Analisis data dari penelitian ini menggunakan uji Kruskal-Wallis yang kemudian dilanjutkan uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan rerata selisih persentase indeks plak gigi pada kelompok berkumur dengan kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dengan perbandingan 1:1 sebesar 15,84%, perbandingan 1:2 sebesar 22,87%, dan perbandingan 2:1 sebesar 11,11%. Rerata selisih persentase plak gigi pada kelompok berkumur dengan kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dengan berbagai perbandingan memiliki perbedaan yang sangat signifikan (p< 0,01).
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa berkumur dengan kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dengan perbandingan 2:1 memberikan efek penurunan indeks plak gigi yang paling baik.
ABSTRACT
Dental plaque is a soft and colorless deposit which contains bacteria and attached to the tooth surface. In this study, the plaque formation can be inhibited by means of gargling with combination steeping rosella flower petals and white tea leaves.
The research objective was to determine of gargling effect of various percentage compositions combination steeping rosella flower petals and white tea leaves in reducing dental plaque index. The design of study was a parallel design. In this study there were 30 people, divided into three groups randomly (n=10). Data dental plaque index was measured by using the O’Leary methods. Analysis of the data from this study the Kruskal-Wallis test followed by Mann-Whitney test.
The results showed a mean difference of the percentage of dental plaque index in the group of gargling with combination steeping rosella flower petals and white tea leaves with a ratio of 1:1 at 15,84%, a ratio of 1:2 at 22,87%, and a ratio of 2:1 at 11,11%. The mean difference in the percentage of dental plaque in the group gargling with combination steeping rosella flower petals and white tea leaves with some comparisons have a very significant differences (p<0,01).
As conclusion, gargling with combination steeping rosella flower petals and white tea leaves with a ratio of 2:1 give the best effect in decreasing dental plaque index.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2 Hipotesis ... 7
1.6 Metodologi ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Plak Gigi ... 8
2.1.1 Komposisi Plak Gigi ... 8
2.1.2 Klasifikasi Plak Gigi ... 10
2.1.3 Pembentukan Plak Gigi... 11
2.2 Kontrol Plak ... 13
2.3 Teh... 15
2.3.1 Kandungan Teh ... 17
2.3.2 Klasifikasi Teh ... 19
2.3.3 Manfaat Teh ... 21
2.4 Teh Putih ... 22
2.5 Hubungan Teh Putih dengan Gigi ... 24
2.6 Bunga Rosella ... 24
2.6.1 Kandungan dan Manfaat Bunga Rosella ... 26
2.7 Hubungan Bunga Rosella dengan Gigi ... 28
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Alat dan Bahan ... 30
3.1.1 Alat ... 30
3.1.2 Bahan ... 31
3.2 Subjek Penelitian ... 31
3.3 Metode Penelitian... 31
3.3.3 Definisi Operasional Variabel ... 32
3.3.4 Perhitungan Besar Sampel ... 33
3.4 Prosedur Kerja ... 34
3.4.1 Pengumpulan Bahan ... 34
3.4.2 Persiapan Bahan Uji ... 35
3.4.3 Persiapan Subjek Penelitian ... 36
3.5 Pelaksanaan Penelitian ... 36
3.6 Alur Penelitian ... 38
3.7 Cara Pemeriksaan dan Perhitungan Indeks Plak ... 39
3.8 Metode Analisis ... 40
3.9 Hipotesis Statistik ... 40
3.10 Kriteria Uji ... 40
3.11 Aspek Etik Penelitian ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47
4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 49
4.3.1 Hal-hal yang Mendukung ... 49
4.3.2 Hal-hal yang Tidak Mendukung ... 51
4.3.3 Simpulan ... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52
5.1 Simpulan ... 52
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
Tabel 4.1 Rerata Selisih Persentase Plak Gigi... 43
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Kruskal-Wallis dari Kelompok Berkumur dengan Berbagai Komposisi Persentase Kombinasi Seduhan Kelopak Bunga Rosella dan Daun
Teh Putih... 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Mann-Whitney dari Kelompok Berkumur dengan Kombinasi Seduhan Kelopak Bunga Rosella dan Daun Teh Putih dengan Perbandingan 1:1
dan 1:2... 44
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Mann-Whitney dari Kelompok Berkumur dengan Kombinasi Seduhan Kelopak Bunga Rosella dan Daun Teh Putih dengan Perbandingan 1:1
dan 2:1... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Mann-Whitney dari Kelompok Berkumur dengan Kombinasi Seduhan Kelopak Bunga Rosella dan Daun Teh Putih dengan Perbandingan 1:2
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
Gambar 2.1 Struktur Kimia Katekin Teh Putih ... 17
Gambar 2.2 Teh Putih ... 23
Gambar 2.3 Kelopak Bunga Rosella ... 25
DAFTAR GRAFIK
No. Teks Halaman
Grafik 4.1 Perbandingan Rerata Selisih Persentase Plak Gigi Sebelum dan Sesudah Berkumur dengan Berbagai Komposisi Persentase Kombinasi Seduhan Kelopak Bunga Rosella dan Daun
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik ... 58
Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ... 59
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 60
Lampiran 4 Lembar Informed Consent ... 61
Lampiran 5 Lembar Angket ... 63
Lampiran 6 Status Oral Hygiene Naracoba ... 65
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ... 67
Lampiran 8 Alat dan Bahan ... 68
Lampiran 9 Data Hasil Pemeriksaan Indeks Plak Gigi ... 72
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum
yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.1 Masyarakat di Indonesia belum
mempertimbangkan kesehatan gigi dan mulut. Masyarakat cenderung
mengabaikan sakit gigi yang ditimbulkan padahal ketika sudah menjadi sakit,
penyakit gigi merupakan jenis penyakit pada urutan pertama yang dikeluhkan
masyarakat dan anak-anak.2
Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang
belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini
terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2%
yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu. Kondisi gigi
dan mulut yang tidak terjaga dengan baik dapat menyebabkan masalah yang
lain di sekitar mulut, diantaranya timbulnya gigi yang berlubang, sakit gigi,
karang gigi, plak gigi, peradangan pada gusi, sariawan, dan kelainan-kelainan
yang lain di sekitar gigi.2
Akumulasi bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama
penyakit periodontal. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke
2
mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi. Upaya tersebut dapat
dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Salah satu sarana pencegahan
plak secara kimiawi adalah dengan menggunakan obat kumur.4
Penggunaan tanaman obat saat ini semakin luas dan menjadi salah satu
bagian dari kehidupan sehari-hari di kalangan masyarakat. Salah satu jenis
tanaman obat tradisional yang sekarang banyak digunakan di masyarakat
adalah kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Bentuk sediaan
kelopak bunga rosella di pasaran umumnya berbentuk simplisia dan diseduh
dengan air panas.5 Manfaat air seduhan kelopak bunga rosella antara lain
sebagai diuretik (melancarkan air seni), memperlancar buang air besar
(menstimulasi gerak peristaltik), juga dapat menurunkan panas dan sebagai
antibakteri.6
Teh merupakan minuman paling popular di antara berbagai minuman.
Selain nikmat, minum teh dalam bentuk seduhan juga mempunyai banyak
manfaat yang baik untuk kesehatan termasuk kesehatan rongga mulut.
Minuman dari pucuk daun teh (Camellia sinensis) ini dapat memperkuat gigi,
melawan bakteri dalam mulut, dan mencegah terbentuknya plak gigi.7
Teh putih dibuat dari pucuk daun yang belum mekar serta diolah secara
khusus. Hal ini menyebabkan teh putih memiliki banyak kandungan theanine,
gallic acid, dan polifenol teh yang tidak ditemukan pada jenis teh maupun
tanaman-tanaman lainnya. Kandungan-kandungan teh ini berfungsi sebagai
3
lain-lain.8 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh berkumur dengan berbagai komposisi
persentase kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dalam
menurunkan indeks plak gigi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini
adalah apakah berkumur dengan berbagai komposisi persentase kombinasi
seduhan kelopak bunga rosella (Hisbiscus sabdariffa L.) dan daun teh putih
(Camellia sinensis var. khenghe bai hao) menurunkan indeks plak gigi.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
periodontal di masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek berkumur dari
berbagai komposisi persentase kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan
daun teh putih dalam menurunkan indeks plak gigi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis adalah menambah pengetahuan pembaca mengenai
kelopak bunga rosella dan daun teh putih yang berperan dalam menurunkan
4
Manfaat praktis adalah memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai potensi kelopak bunga rosella dan daun teh putih dalam
menurunkan indeks plak gigi.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Plak gigi merupakan salah satu faktor yang dominan dalam perkembangan
suatu karies. Plak adalah deposit lunak, tidak berwarna, mengandung bakteri,
dan melekat pada permukaan gigi.9 Proses pembentukan plak gigi akan terjadi
dalam beberapa menit hingga beberapa jam, gigi yang bersih akan ditutupi
oleh pelikel dengan ketebalan 0,1-0,8 mikrometer yang terdiri dari
glikoprotein saliva. Pada pelikel ini, bakteri pembentuk koloni terutama
bakteri gram positif (Streptococcus dan Actinomyces) akan terbentuk dalam
waktu 24 jam. Selama beberapa hari ke depan, jumlah plak akan meningkat
dengan adanya bakteri kokus gram negatif serta bakteri batang dan filamen
gram positif dan negatif.10 Pembersihan gigi yang kurang baik dapat
menyebabkan plak semakin melekat. Akumulasi plak yang terjadi ini dapat
diukur dengan menggunakan suatu metode, yaitu indeks plak.9
Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara pembersihan plak secara
mekanis dan kemungkinan penggunaan bahan anti kuman terutama untuk
menekan Streptococcus mutans. Menyikat gigi membantu kontrol plak dan
5
penambahan jenis bahan aktif yang mengandung bahan dasar alami ataupun
bahan sintetik sebagai bahan anti kuman. Bahan anti kuman tersebut tersedia
dalam bentuk larutan kumur dan pasta gigi.11
Telah banyak dilakukan penelitian dengan memanfaatkan bahan alam
yang kesemuanya bertujuan untuk menghasilkan obat-obatan dalam upaya
mendukung program pelayanan kesehatan gigi. Kembalinya perhatian ke
bahan alam yang dikenal dengan istilah back to nature ini dianggap sebagai
hal yang sangat bermanfaat karena sejak dahulu kala masyarakat Indonesia
telah percaya bahwa bahan alam mampu mengobati berbagai macam penyakit.
Selain itu, pemanfaatan bahan alam yang digunakan sebagai obat jarang
menimbulkan efek samping yang merugikan dibandingkan obat yang terbuat
dari bahan sintetis. Salah satu bahan alam yang banyak dikonsumsi
masyarakat adalah kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.).
Penggunaan kelopak bunga rosella di masyarakat yaitu sebagai simplisia
dengan cara diseduh dengan air panas.6
Kelopak bunga rosella memiliki beberapa kandungan antibakteri terhadap
bakteri penyebab plak. Kandungan kimia kelopak bunga rosella terdiri dari
asam organik, senyawa fenol, flavonoid dan antosianin. Zat-zat tersebut
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram
negatif. Menurut Somaatmadja (1963), antosianin dapat menginhibisi oksidasi
glukosa dan mengikat zat besi yang dibutuhkan oleh bakteri sehingga
menghambat metabolisme bakteri. Selain itu, flavonoid dalam tanaman rosella
6
organik dan transpor nutrisi yang akan mengakibatkan timbulnya efek toksik
terhadap bakteri.6
Teh memiliki kandungan kaya sumber polifenol (katekin) yang merupakan
bagian dari flavonoid.Empat katekin utama adalah epigalocathechin-3-gallate
(EGCG) yang kira-kira 59% dari total katekin, epigalocathecin (EGC) 19%,
epicatechin-3-gallate (ECG) 13,6%, epicatechin (EC), dan 6,4% kafein.
Katekin terutama EGCG (epigalocathechin-3-gallate) dapat menghambat
bakteri (bakteriostatis) dan sebagai bakterisid terhadap Streptococcus mutans,
Streptococcus sobrinus dan lactobasillus, yang merupakan bakteri penyebab
utama terjadinya karies.7 EGCG mampu mencegah pembentukan dan
pelekatan plak yang dihasilkan oleh kuman penyebab karies.8
Teh putih adalah salah satu jenis olahan teh dan memiliki kandungan
katekin tertinggi karena teh putih terbuat dari daun teh muda atau
tunas/kuncup yang diproses (diuapkan) segera setelah panen untuk
menonaktifkan polifenol oksidase, enzim yang dapat menghancurkan
katekin.12 Katekin bekerja dengan cara mencegah terjadinya adhesi
Streptococus mutans menyebabkan penghambatan aktivitas enzim
glukosiltransferase sehingga pembentukan asam dihambat. Katekin juga dapat
merusak dinding sel bakteri dan membran sitoplasma serta menyebabkan
7
1.5.2 Hipotesis
Pengaruh berkumur dengan berbagai komposisi persentase kombinasi
seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dalam menurunkan indeks
plak gigi.
1.6 Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental
dengan pre post test. Cara pemeriksaan dan perhitungan indeks plak dengan
menggunakan metode O’Leary. Analisis datapada penelitian ini diuji dengan
menggunakan uji Kruskal-Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji
Mann-Whitney.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Kristen Dana Mulia , Jl. Pasteur
no. 12 Bandung.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berkumur dengan berbagai komposisi persentase kombinasi seduhan
kelopak bunga rosella dan daun teh putih berpengaruh dalam menurunkan
indeks plak gigi. Simpulan tambahan adalah berkumur dengan kombinasi
seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dengan perbandingan 2:1
memberikan efek penurunan indeks plak gigi yang paling baik.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh lain dari
kombinasi seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih terhadap
kesehatan gigi dan mulut.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara laboratoris dengan
menghitung koloni bakteri plak untuk mengetahui pengaruh berkumur
dengan berbagai komposisi persentase kombinasi seduhan kelopak bunga
rosella dan daun teh putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
3. Seduhan kelopak bunga rosella dan daun teh putih dapat dikonsumsi
dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai banyak manfaat bagi
53
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh berkumur
dengan kombinasi ekstrak kelopak bunga rosella dan daun teh putih dalam
DAFTAR PUSTAKA
1. Radiah, Christy Mintjelungan, Ni Wayan Mariati. Gambaran Status Karies
dan Pola Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Mahasiswa Asal Ternate di Manado. Jurnal e-GiGi(eG); Mar 2013: 1(1): 46.
2. Oki Nurhidayat, Eram Tunggul, Bambang Wahyono. Perbandingan Media
Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal of Public Health; 2012: 1(1):
32-33.
3. Reyna Agnes Nastassia Lumentut, Paulina N. Gunawan, Christy N. Mintjelungan. Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Pada Usia
Lanjut. Jurnal e-GiGi(eG); Sep 2013: 1(2): 80.
4. FE Ambarwati. Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Terhadap Pembentukan Plak Gigi. Jurnal Media Medika Muda;
2012.
5. Edy Machmud, Moh. Dharmautama, Erwin Sutono. Efektivitas Berkumur
Menggunakan Obat Kumur dari Bahan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa
L.) Untuk Menghambat Pembentukan Koloni Bakteri dan Candida albicans
pada Mahkota Akrilik. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013.
6. Achmad Riwandy, Didit Aspriyanto, Lia Yulia Budiarti. Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans In Vitro. Dentino. Jurnal Kedokteran
Gigi; Mar 2014: 2(1): 61-63.
7. Nida Amalia, Siti Kaidah, Widodo. Perbandingan Efektivitas Berkumur
Larutan Teh Putih (Camellia sinensis L.) Seduh Konsentrasi 100% dengan 50% dalam Meningkatkan pH Saliva. Dentino. Jurnal Kedokteran Gigi; Mar
2014: 2(1): 30-31.
8. Gorgeous Amazing White Tea [homepage di internet]. Jakarta: Majucitra Karunia Sentosa; [cited 2015 Jun 11]. Available from: http://dj-indonesia.com/images/artikel/whitetea/artikel_white_tea.pdf
9. Kasma Ernida Haida, Cholil, Didit Aspriyanto. Perbandingan Efektivitas
Mengunyah Buah Pir dan Bengkuang Terhadap Penurunan Indeks Plak.
55
10. Rateitschak KH, Rateitschak EM, Wolf HF, Hassel TM. Color Atlas of
Periodontology. New York : Thieme Inc; 1985: 10-11.
11. Rini Pratiwi. Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus Mutans dari
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal. Dent J; 2005: 38(2): 64.
12. Shinde G, Sheikh S, Gupta S, Tasneem Z, Mirza A, Muglikar S.
Determination of the Effect of White Tea Consumption in Patients with Generalized Chronic Gingivitis. Universal Research Journal of Dentistry;
2015: 5(1): 22.
13. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s
Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; 2002: 97-100, 651-652, 667.
14. Viorica Chetrus, I.R. Ion. Dental Plaque-Classification, Formation, and
Identification. International Journal of Medical Dentistry; Jun 2013: 3(2):
140.
15. Lakshman Samaranayake. Essential Microbiology for Dentistry. 4th ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2011: 273,282.
16. A.AA. Scheie. Mechanisms of Dental Plaque Formation. Advances in Dental Research; Jul 1994: 8(2): 246-247.
17. James E. Robbers, Varro E. Tyler. Tyler’s Herbs of Choice. New York: The
Haworth Herbal Press; 1999: 229-230.
18. Per Axelsson, Odont D. Concept and Practice of Plaque-Control. Pediatric Dentistry; 1981: 3: 102.
19. B. M. Eley, J.D. Manson. Periodontics. 5th ed. Philadelphia: Elsevier; 2004: 139-140.
20. Ratna Somantri, Tanti K. Kisah dan Khasiat Teh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011: 3-6, 10-11.
21. Nabilla Setiana Putri, Dina Mulyanti, Amila Gadri. Formulasi Sediaan Krim
Tabir Surya Ekstrak Teh Putih (Camellia Sinensis L. Ok). Bandung:
Universitas Islam Bandung; 2015: 143.
22. Shailee Fotedar, Vikas Fotedar, K. R. Sharma, Vinay Bhardwa. Oral Health
and White Tea. European Journal of General Dentistry; Aug 2013: 2(2):
56
23. Naniek Widyaningrum. Epigallocatechin-3-Gallate(EGCG) pada Daun Teh
Hijau Sebagai Anti Jerawat. Majalah Farmasi dan Farmakologi; Nov 2013:
17(2): 95.
24. T. R. Dias, G. Tomás, N. F. Teixeira, M. G. Alves, P. F. Oliveira, B. M. Silva. White Tea (Camellia Sinensis (L.)): Antioxidant Properties And
Beneficial Health Effects. International Journal of Food Science, Nutrition
and Dietetics; 2013: 2(2): 20-21.
25. B. M. Silva, A. Palmeira-de-Oliveira, R. Palmeira-de-Oliveira, J. Martinez-de-Oliveira, A.P. Duarte. Tea (Camellia sinensis (L.)): A Putative Antimicrobial Agent in Sexually Transmitted Infections. In: A. Mendez Vilas, editor: Microbial Pathogens and Strategies for Combating them:
Science, Technology and Education. Spanyol: Formatex Research Center; 2013: 1344.
26. Y. Hilal, U. Engelhardt. Characterisation of White Tea–Comparison to Green and Black Tea. Journal of Consumer Protection and Food Safety; Sep 2007:
2: 415-416.
27. Agnieszka Kosinska, Wilfried Andlauer. Antioxidant Capacity of Tea: Effect
of Processing and Storage. Philadelphia: Elsevier; 2014: 113.
28. Katie Taylerson. The Health Benefits of Tea Varieties from Camellia sinensis. The Plymouth Student Scientist; 2012: 5(1): 305-307.
29. Sara Peiro, Michael H. Gordon, Monica Blanco, Francisca Perez-Llamas, Francisco Segovia, María Pilar Almajano. Modelling Extraction of White Tea
Polyphenols: The Influence of Temperature and Ethanol Concentration.
Antioxidants; Oct 2014: 3: 685.
30. Paul M. Dewick. Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach. 3rd ed. Wiltshire: John Wiley & Sons Ltd; 2009: 415.
31. Tea and Health: An Overview of Research on the Potential Health Benefits of Tea. [Online]. 2015 [cited 2015 Des 24]; Available from:
http://www.teausa.com/teausa/images/TeaCouncil-ResearchDocR5_-_FINAL.pdf
32. White Tea. Capital Health Centre of Traditional Chinese Medicine. [Online].
2013 [cited 2015 Des 26]; Available from:
57
33. Anand Jigisha, Rai Nishant, Kumar Navin, Gautam Pankaj. Green Tea: A
Magical Herb with Miraculous Outcomes. International Research Journal of
Pharmacy; May 2012: 3(5): 139.
34. Poppy Suryaatmaja Widyanto, Anne Nelistya. Rosella: Aneka Olahan,
Khasiat dan Ramuan. Jakarta: Penebar Swadaya; 2009: 3-4, 6, 11-14.
35. N. Mahadevan, Shivali, Pradeep Kamboj. Hibiscus sabdariffa Linn.-An
overview. Natural Product Radiance; Feb 2009: 8(1): 77-78.
36. Ulfah Khaerani. Bunga Sakti Basmi Berbagai Penyakit. Jakarta: Dunia Sehat; 2014: 109-111.
37. Trijani Suwandi, Dewi Fatma Suniarti, Siti Wuryan Prayitno. Effect of
Ethanol Extract of Hibiscus sabdariffa L. Calyx on Streptococcus sanguinis Viability in Vitro Biofilm Based on Crystal Violet. Journal of Medicinal Plants
Research; Sep 2013: 7(33): 2477.
38. Herti Maryani, Lusi Kristiana. Khasiat dan Manfaat Rosella. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2005: 3, 5.
39. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3rd ed. Jakarta: Balai Pustaka; 2001 Berkumur; p. 613.
40. Stedman’s Medical Dictionary. 26th ed. Baltimore: Williams & Wilkins; 1995
Plaque Index; p. 1375.
41. M. Sopiyudin Dahlan. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan