• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Kerja pada Pengawai AO (Account Officer) di Kantor Cabang Bank "X" Kota Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Kerja pada Pengawai AO (Account Officer) di Kantor Cabang Bank "X" Kota Bandung)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

v

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stress kerja pada pegawai

Account Officer (AO) di Bank ‘X’ Kota Bandung. Terdapat tiga ciri-ciri yang menjadi indikator dalam penelitian ini, yaitu masalah fisiologis, masalah psikologis, dan masalah perilaku.

Penelitian ini dilakukan pada seluruh pegawai Account Officer (AO) di Bank ‘X’ Kota Bandung (47 orang) melalui penyebaran kuesioner yang telah disusun oleh peneliti mmenurut teori Fred Luthans. Kuesioner yang diberikan terdiri dari data utama yang berisi 3 bagian, yaitu masalah fisiologis, masalah psikolgis, dan masalah perilaku dimana masing-masing terdiri dari 8 item dan data penunjang, yang terdiri dari stressor dan karakteristik tipe kepribadian.

Perhitungan validitas item-item pada masalah fisiologis dengan uji korelasi Spearman di dalam program SPSS versi 20 berkisar antara 0,432 sampai 0,642, pada masalah psikologis berkisar antara 0,376 sampai 0,739, dan masalah perilaku antara 0,350 sampai 0,688. Perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach pada program SPSS versi 20 menunjukkan hasil 0,671 pada masalah fisiologis, 0,752 pada masalah psikologis, dan 0,724 pada masalah perilaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41 orang (87,2%) pegawai Account Officer (AO)

di Bank ‘X’ Kota Bandungmemiliki stress kerja yang sedang dan 6 orang (12,8%) memiliki stress kerja yang rendah.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pegawai Account Officer (AO)

(2)

Abstract

The purpose of this study is to determine the level of job stress of Account Officer (AO)

employee at the Bank ‘X’ in Bandung City. There are three characteristics that become this study’s indicators, which is physical problems, psychological problems and behavioral problems.

This study were conducted to all Account Officer (AO) employee at the Bank ‘X’ in

Bandung City (47person) by spreading questionnaires that had been arranged by researcher

according to Fred Luthans’ theory. This questionnaires consists of primary data, which is physical problems, psychological problems and behavioral problems, and supporting data, which is stressor and characteristic personality type.

The calculation of validity in physical problems using Spearman Correlations in 20.0 SPSS program ranges between 0,432 until 0,642, in psychological problems ranges between 0,376 until 0,739 and in behavioral problems ranges between 0,350 until 0,688. The calculation of reliability using Alpha Cronbach in 20.0 SPSS program shows 0,671 in physical problems, 0,752 in psychological problems and 0,724 in behavioral problems.

The result of this study shows that 41 person (87,2 %) of the Account Officer (AO)

employee at the Bank ‘X’ in Bandung City have a moderate level of job stress and 6 person (12,8 %) have a low level of job stress.

The conclusion of this study is the employee of Account Officer (AO) at the Bank ‘X’ in

(3)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

(4)

x

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

3.2.1 Variabel Penelitian ... 22

3.2.2 Definisi Operasional ... 23

3.3 Alat Ukur ... 23

3.3.1 Jenis Alat Ukur ... 23

3.3.2 Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian ... 25

(5)

xi

3.4.2 Karakteristik Populasi ... 30

3.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 30

3.5 Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 32

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 32

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Status Marital ... 33

4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Lama Bekerja ... 33

4.2 Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Seluruh Responden ... 34

4.3 Pembahasan ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 40

5.2.1 Saran Teoritis ... 41

5.2.2 Saran Praktis ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Profil Kepribadian Tipe A dan Tipe B ... 16

Tabel 3.1 Tabel Aspek dan Indikator Stres Kerja ... 24

Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 25

Tabel 3.3 Rentang Skor Kategori Tingkat Stres Kerja Pegawai AO ... 26

Tabel 3.4 Rentang Skor Aspek ... 26

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

Table 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 32

Tabel 4.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Status Marital ... 33

Tabel 4.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Lama Bekerja ... 33

(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(8)
(9)

xv

Lampiran C.4.3 Stressor Kelompok ... L-21 Lampiran C.5 Tipe Kepribadian ... L-22 Lampiran C.6 Tabulasi Silang ... L-24 Lampiran C-7 Output SPSS ... L-25

LAMPIRAN D

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit. Kredit yang disalurkan oleh suatu bank didapatkan dari nasabah yang melakukan penyimpanan uang dan kualitas kredit akan menentukan kelangsungan hidup dalam suatu bank. Semakin banyak nasabah yang melakukan kredit disuatu bank, maka akan semakin baik pula perputaran uang yang terjadi pada bank tersebut.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia, Bank yang terdapat di Indonesia berjumlah 138 buah (www.kompas.com). Banyaknya jumlah bank yang terdapat di Indonesia, menjadikan persaingan yang sangat ketat antara satu bank dengan bank yang lainnya sehingga dari persaingan tersebut setiap bank harus memperhatikan dalam mengelola fungsi-fungsi manajemennya baik dalam organisasi maupun bagiamana mengelola sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) harus diperhatikan oleh setiap bank untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja sehingga memungkinkan organisasi perusahaan akan tetap eksis dan mampu berkompetisi dengan bank lainnya. Untuk tetap mampu eksis dan memenangkan kompetisi, maka suatu bank harus mempunyai SDM yang berkualitas dan mempunyai keunggulan.

Bank ‘X’ adalah salah satu bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. Bank ‘X’

(11)

2

Asia Afrika, Bandung. Kantor Wilayah Bank ‘X’ membawahi 8 kantor cabang yang terdapat

di Bandung, yaitu memiliki tiga tingkatan , yaitu Kantor Cabang Asia Afrika, Dewi Sartika, Naripan, Dago, Martadinata, Soekarno Hatta, Setiabudhi, dan AH Nasution. Di setiap kantor cabang tersebut, terdapat beberapa kedudukan dari tingkatan, yaitu: Pimpinan Cabang,

Asissten Manager Officer (AMO), Supervisor, , Customer Service, Teller, dan Account

Officer (AO).

Account Officer (AO) adalah orang yang bertugas mencari nasabah yang

membutuhkan kredit dan layak sesuai kriteria peraturan bank yaitu nasabah yang memiliki legalitas usaha seperti SIUP (surat izin usaha perdagangan) dan TDP (tanda daftar perusahaan), menilai, mengevaluasi, mengusulkan besarnya kredit yang diberikan. Sebelumnya AO akan membuat perencanaan, usaha apa saja yang layak dibiayai di wilayahnya, dan berapa kira-kira dana yang diperlukan untuk menyalurkan kredit tersebut. Kemudian AO akan melakukan kunjungan ke usaha nasabah, melakukan wawancara, menggali sebetulnya apa yang diperlukan oleh nasabah tersebut.

Setiap Kantor Cabang tersebut memiliki pegawai yang memiliki jabatan sebagai

Account Officer (AO). Pegawai AO tersebut memiliki target untuk mencari nasabah yang

akan menggunakan kredit dari Bank ‘X’ sebesar 7 miliar dalam setahun. Target yang

diberikan oleh Bank ‘X’ digunakan pula sebagai penilaian dari kinerja para pegawai AO

tersebut. Jika pegawai AO dapat mencapai target pertahun akan mendapatkan penilaian yang baik, mendapatkan penambahan pada bonus, diberikan kenaikan gaji secara berkala, dan dipertimbangkan untuk kenaikan jabatan. Namun jika target tidak tercapai, maka pegawai AO yang bersangkutan akan mendapatkan penilaian yang kurang baik dan berpengaruh pada saat pembagian bonus (Sumber: Kanwil Bandung).

(12)

3 dalam mencari nasabah yang membutuhkan kredit dari Bank tersebut sehingga berpengaruh pada produktivitas AO yang menurun. AO pun tidak cepat tanggap dalam melakukan penagihan-penagihan pada nasabah yang melakukan keterlambatan pembayaran kredit setiap bulannya sehingga dari hal tersebut sangat berpengaruh kepada penilaian kinerja pada setiap pegawai dari kantor cabang dimana pegawai AO tersebut bekerja. Pegawai AO dituntut oleh pimpinan cabang untuk bisa mencapai angka pencapaian jumlah pinjaman disetiap bulannya karena hal tersebut dapat berpengaruh pada penilaian yang dilakukan oleh kantor pusat. Tuntutan dari pimpinan cabang yang terus menurus setiap harinya dapat membuat pegawai AO rentan mengalami stres kerja. Stres kerja merupakan respon adaptif atas kejadian eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisiologis, psikologis, dan/atau perilaku pada anggota organisasi (Luthans, 2006)

Masalah fisiologis yang dialami oleh pegawai AO berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang pegawai AO, diperoleh hasil bahwa empat dari sepuluh orang (40%) pegawai AO mengatakan bahwa beberapa akhir ini mereka merasakan adanya peningkatan laju detak jantung karena mereka merasa khawatir tidak bisa mencapai target hingga akhir tahun ini. Pegawai AO yang sering merasa sakit kepala atau pusing pada saat bekerja atau setelah bekerja sebanyak tujuh dari sepuluh orang (70%). Pegawai AO yang sering mengalami sakit punggung saat bekerja sebanyak lima dari sepuluh orang (50%). Kemudian pegawai AO yang sering merasakan nyeri lambung ( maag ) sebanyak enam dari sepuluh (75%).

(13)

4

orang (40%) dan empat dari sepuluh orang (40%) pegawai AO mengatakan bahwa mereka sering merasa gelisah saat kembali dari bekerja. Sedangkan masalah perilaku yang dialami oleh tiga dari sepuluh orang (30%) pegawai AO adalah seringnya mengalami susah tidur (insomnia) yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Pegawai AO memiliki target yang harus dicapainya, namun pegawai AO mengatakan target kerja bukan hanya satu-satunya hal yang menimbulkan tekanan dalam diri pegawai AO ketika bekerja. Masih ada hal-hal lain yang dapat membebani pegawai AO, antara lain

jarangnya kesempatan yang diberikan oleh pihak Bank ‘X’ mengenai kenaikan jabatan,

kondisi lingkungan sosial masyarakat seperti kenaikan BBM, dan meningkatnya harga pangan juga mempengaruhi pegawai AO. Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sebagai imbas dari ketidakpastian ekonomi dan sosial, membuat delapan dari sepuluh orang (80%) pegawai AO merasa tertekan dalam melaksanakan pekerjaannya dan menuntut mereka bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Sedangkan dua dari sepuluh orang (20%) pegawai AO tidak merasakan hal tersebut. Namun hal tersebut dapat berubah-ubah berdasarkan harga kebutuhan pokok dipasaran yang berfluktuasi.

Selain itu, terdapat enam dari sepuluh orang (60%) pegawai AO yang bekerja di Bank

‘X’ memiliki rekan kerja yang kurang bisa membaur dengan para pegawai lain dimana dalam

(14)

5 Pegawai AO pun merasakan adanya ketegangan apabila harus bertemu dengan pimpinan cabang untuk melaporkan hasil pencarian nasabah yang akan menggunakan kredit disetiap bulannya. Sedangkan satu dari sepuluh orang (10%) pegawai AO tidak merasakan kedua hal tersebut.

Terdapat dua dari sepuluh orang (20%) pegawai AO lainnya mengatakan bahwa hambatan yang dihadapinya berasal dari internal yaitu berasal dari keluarga seperti konflik dengan orang tua, pasangan, atau rekan kerja. Dengan adanya masalah yang dimiliki, menjadikan AO tersebut tidak fokus dalam bekerja dan juga mencari nasabah. Sehingga hal tersebut dapat berpengaruh pada produktivitas kerja dari AO sendiri. Sedangkan delapan dari sepuluh (80%) pegawai AO tidak merasakan hal tersebut sebagai hambatan.

Penjabaran diatas telah menggambarkan produktivitas kerja dari pegawai AO dalam mencapai target dapat menjadi tekanan yang signifikan dalam kehidupan para pegawai AO. Dengan adanya target yang harus dicapai dalam menawarkan produk kredit, pegawai AO harus berusaha keras untuk dapat memenuhi target tersebut untuk mendapatkan bonus penghasilan dari tempatnya bekerja yaitu Bank ‘X’. Dengan kata lain, tuntutan terbesar bagi para pegawai AO ini muncul dari bidang organisasional, yaitu tempat dimana ia bergabung sebagai karyawan. Tanpa adanya usaha yang keras dari pegawai AO untuk memenuhi tuntutan target yang diberikan Bank ‘X’. Keberadaan target ini juga membawa berbagai tuntutan baru bagi pegawai AO yaitu bahwa mereka harus mencari sebanyak mungkin calon nasabah yang tepat, dapat memfasilitasi kebutuhan nasabah dengan baik, dan berusaha untuk mengucurkan dana dari Bank pada para nasabah dengan tempo yang cepat.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat adanya berbagai fakta dari pegawai AO di

Bank ‘X’ Bandung, dalam menanggapi stresor-stresor yang ada dan respon-respon yang

(15)

6

judul: Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Kerja Pada Pegawai AO (Account Officer)

Bank ‘X’ Kota Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui derajat stres kerja yang dimiliki oleh pegawai AO

(Account Officer) Bank ‘X’ di Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakan penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran mengenai derajat stres kerja yang dihayati oleh pegawai AO (Account Officer) Bank ‘X’ di Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lebih lanjut mengenai perbedaan derajat stres kerja yang dihayati oleh pegawai AO (Account Officer) di

kantor cabang Bank ‘X’ Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi tambahan kepada bidang psikologi, khusunya bidang Psikologi Industri dan Organisasi yang berkaitan dengan informasi tentang stres kerja dan memberikan informasi tentang derajat stres kerja.

(16)

7

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pihak perusahaan mengenai derajat stres kerja yang dirasakan oleh pegawai AO (Account Officer), sehingga mereka dapat mendapatkan penangan lebih lanjut.

2. Memberi informasi kepada para pegawai AO (Account Officer) Bank ‘X’ di Kota Bandung mengenai derajat stres sebagai bahan masukan untuk evaluasi dan pengembangan diri.

1.5 Kerangka Pikir

Pegawai Account Officer (AO) adalah orang yang bertugas mencari nasabah yang layak sesuai kriteria peraturan Bank , menilai, mengevaluasi, mengusulkan besarnya kredit yang diberikan. Untuk mendapatkan seorang AO yang berkualitas, diperlukan pendidikan yang memadai dan jam terbang, agar bisa mengenali usaha yang layak dibiayai. Sebelumnya AO akan membuat perencanaan, usaha apa saja yang layak dibiayai di wilayahnya, dan berapa kira-kira dana yang diperlukan untuk menyalurkan kredit tersebut. Kemudian AO akan melakukan kunjungan ke usaha nasabah, melakukan wawancara, menggali sebetulnya apa yang diperlukan oleh nasabah tersebut.

Besarnya tuntutan dan tugas yang dimiliki oleh pegawai AO menimbulkan resiko yang cukup besar bagi mereka untuk mengalami stres kerja. Stres kerja merupakan respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisiologis, psikologis, dan/atau perilaku. (Luthans. 2006)

(17)

8

Stresor Organisasional, dimana lingkungan, kebijakan, strategi administrative, struktur, desain organisasi, dan kondisi kerja sebagai karyawan dapat menimbulkan stres kerja, misalnya ketakutan akan kehilangan pekerjaan, kehilangan teman kerja, dan memiliki konflik dengan teman kerja.

Stresor kelompok, dimana kurangnya kohesivitas kelompok dan dukungan sosial dapat menimbulkan stres kerja. Seorang karyawan yang dilarang untuk melakukan suatu hal bersama-sema dengan kelompoknya karena pekerjaan, akan mengakibatkan karyawan tersebut merasa kurang memiliki kohesivitas kelompok yang akhirnya dapat menimbulkan stres kerja. Sama halnya apabila karyawan merasa kurang memiliki dukungan dari orang lain ketika memiliki suatu permasalahan, hal ini akan menimbulkan stres kerja.

Stresor individual, dimana karyawan yang tidak mampu mencapau tujuan yang telah ditetapkan, atau memiliki konflik peran ketika bekerja dapat menjadi stresor yang menimbulkan stres kerja. Pada stresor individual, Luthans (2006) menyebutkan di dalam bukunya bahwa terdapat perbedaan tipe kepribadian yaitu tipe A dan tipe B. Secara singkat, seseorang dengan Kepribadian Tipe A merupakan seseorang yang membawa pekerjaan ke rumah, tidak mampu bersantai, menetapkan standar tinggi pada dirinya sendiri dan cenderung mengalami frustrasi akibat pekerjaan. Seblaiknya, seseorang dengan Kepribadian Tipe B dapat bersantai tanpa merasa bersalah, tidak memiliki target yang membebani dirinya dan tidak pernah tergesa-gesa. Pegawai AO dengan kepribadian tipe A akan lebih berpotensi mengalami tingkat stres kerja yang tinggi dibandingkan pegawai AO dengan kepribadian tipe B.

Pada pegawai AO Bank ‘X’ Kota Bandung, stres kerja yang mereka alami dapat

(18)

9 tekanan darah tinggi, sakit kepala, sakit punggung, pegal-pegal, dan masalah sistem pencernaan. Beberapa manajer madya menyatakan bila mereka mengalami stres, gejala yang sering muncul pada umumnya diare, sakit punggung/pegal-pegal, tapi gejala yang paling sering muncul saat kerja yaitu sakit kepala dan kadang-kadang maag. Untuk gejala psikologis, akibat dari stres dapat mempunyai pengaruh yang hampir tidak tampak, tetapi sangat nyata pada efektifitas kerja pegawai AO. Beberapa masalah pada gejala psikologis antara lain; kecemasan, gelisah, cepat marah, bosan, tegang, kurang konsentrasi dan perubahan mood. Para pegawai AO ini menjelaskan, gejala yang sering mereka alami bila dalam keadaan tertekan biasanya jadi mudah marah, sering bosan, kadang gelisah, moodnya sering berubah, dan bila pegawai AO ini dalam kondisi stres ada beberapa diantara mereka yang menjadi sulit untuk membuat keputusan dengan cepat. Sedangkan gejala perilaku dari stres yang pada umumnya sering muncul pada diri pegawai AO yaitu mulai merokok diruang kerja, bahkan ada yang bolos kerja dan timbulnya gangguan tidur.

(19)

10

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir

Rendah Sedang

Tinggi STRESOR:

1. Ekstraorganisasional 2. Organisasional 3. Kelompok 4. Individual

PEGAWAI AO

BANK ‘X’ KOTA

BANDUNG

STRES KERJA

GEJALA STRES

KERJA: 1. Gejala

Fisiologis 2. Gejala

(20)

11

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah:

1. Tuntutan pekerjaan yang dimiliki oleh pegawai AO Bank ‘X’ Kota Bandung menimbulkan respon adaptif.

2. Stresor dari stres kerja pada pegawai AO Bank ‘X’ Kota Bandung terdiri atas faktor ekstraorganisasi, organisasi, kelompok, dan individual.

3. Derajat stres yang dimiliki oleh Pegawai AO Bank ‘X’ Kota Bandung dapat dilihat dari gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.

(21)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan mengenai gambaran tingkat stres kerja pada pegawai Account Officer (AO) di Bank ‘X’ Kota Bandung, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pegawai Account Officer (AO) di Bank ‘X’ Kota Bandung memiliki tingkat stres kerja yang sedang dan hanya sedikit yang memiliki tingkat stres kerja yang rendah.

2. Sebagian besar pegawai Account Officer (AO) di Bank ‘X’ Kota Bandung yang memilki tingkat stres kerja yang sedang lebih banyak mengalami gejala fisiologis seperti mudah sakit kepala atau pusing, gejala psikologis seperti mudah cemas dan bosan ketika bekerja, dan gejala perilaku seperti hilangnya selera makan, tidak bisa tidur, dan ingin segera jam kerja berakhir pada setiap harinya.

3. Sebagian kecil pegawai Account Officer (AO) di Bank ‘X’ Kota Bandung yang memiliki tingkat stres kerja yang rendah terjadi karena kurang adanya ketergugahan dalam menjalani pekerjaannya.

5.2. Saran

(22)

41

5.2.1. Saran Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai derajat stres kerja, yakni dengan menyertakan faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi stress kerja.

5.2.2. Saran Praktis

1. Peneliti menyarankan kepada pihak Bank ‘X’ Kota Bandung agar hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna untuk memahami tingkat stres jerja yang dimiliki oleh pegawai Account Officer (AO).

2. Pegawai Account Officer (AO) yang sudah memiliki stres kerja sedang berarti memiliki stres kerja yang ideal sehingga tidak dibutuhkan treatment untuk kelompok ini.

3. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa sebagian kecil pegawai Account Officer (AO) menghayati stres kerja pada derajat rendah karena kurang adanya ketergugahan dalam menjalani pekerjaannya, maka disarankan kepada pihak Bank ‘X’ Kota Bandung untuk

mengadakan pelatihan motivasi bagi setiap pegawai sehingga pegawai Account Officer

(23)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT STRESS KERJA

PADA PEGAWAI AO (ACCOUNT OFFICER) DI KANTOR

CABANG

BANK ‘X’ KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh: LUTHFIYAH ANDIANI

NRP : 1230142

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(24)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT STRES KERJA PADA PEGAWAI AO (ACCOUNT OFFICER) DI KANTOR CABANG BANK ‘X’ KOTA BANDUNG.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan siding sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2. Dra. Fifie Nurofia, Psikolog, MM selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, dan kritik yang membangun untuk usulan penelitian ini.

3. Dra. Juliati A. Santoso, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, dan kritik yang membangun untuk usulan penelitian ini.

4. Kepala Cabang dan Supervisor Bank ‘X’ Kota Bandung yang telah memberikan izin dan memfasilitasi peneliti untuk melakukan penelitian di Bank tersebut.

5. Seluruh pegawai Account Officer di Kantor Cabang PT. Bank ‘X’ Bandung yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner, memberikan informasi dalam rangka survey awal dan membuat peneliti lebih mengenal situasi kerja pegawai Account

(25)

viii 6. Ayah, bunda, Farhan, serta keluarga besar yang selama ini selalu memberikan dukungan

dan doa bagi peneliti.

7. Amalia dan Ken Ruchie yang telah membantu dan memberikan masukan kepada peneliti selama ini.

8. Annisa, Hanisa, Widia, Dina, Alifa, dan Yusrina yang selalu memberikan doa dan dukungan.

9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, peneliti menghargai kritik dan saran yang membangun. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandung, November 2016

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, S. S., Prasetya, O. H., Handayani, V., Savitri, J., Azizah, E., Wardani, R., Rajagukguk, R. O., Yuspendi., Ginting, H. (2015). Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Ivancevich, John & Matteson, Michael T. (2002). Organizational Behavior Management, 6th

ed. New York: McGraw-Hill International Book Comp, Inc.

Luthans, F. (2002). Organizational Behavior 9th Edition. New York: McGrow-Hill.

Robbins, Stephen P. (2002). Organizational Behaviour. 7thedition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

(27)

43

DAFTAR RUJUKAN

Intan, Imelda. (2008). Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stress Kerja Pada Manajer Madya

Di Perusahaan ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Patricia, Steffanie. (2015). Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Stres Kerja Pada Perawat

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit “X” Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (2012). Diunduh pada bulan April 2015 dari: (http:// www.bri.co.id/articles/9)

T., Septiyani, Wina. (2008). Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Kerja Pada Karyawan

Bagian Pemasaran Cabang Utama PT.Bank ‘X’ di Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 1.1  Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Tabung iradiasi topaz posisi incore yang dimiliki saat ini tidak memiliki tutup, sehingga untuk mengiradiasi batu topaz dengan ukuran butiran kecil dikhawatirkan

Hasil penelitian yang diujikan pada mencit yang pakan teripang memperlihatkan jelas bahwa kandungan yang terdapat pada teripang iapat menekan kandungan trigliserida

Auditor yang berpengalaman akan puas ketika memenangkan argumentasi dan akan merasa bangga ketika memperoleh imbalan hasil pekerjaannya (Noviari, 2005). Pengalaman dalam

mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan demi mencapai suatutujuan tertentu (James, 2013). Indikator dalam mengukur variabel gaya kepemimpinan adalah

Dibidang legislasi di mana DPRD Mempunyai tugas dan wewenang di sebutkan dalam pasal 42 ayat 1 poin (a), membentuk perda yang di bahas dengan kepala daerah untuk

Istilah kinerja yang artinya adalah hasil kerja yang telah dicapai seseorang atau sekolompok orang dalam organisasi tertentu sesuai dengan Job Diskripstion tugas

Capaian kinerja pelayanan Renja Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Samarinda berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan, maupun terhadap IKK

Jika dihubungkan dengan potensi desa, maka sektor ini masuk ke kuadran IV, adalah kondisi yang perlu dihindari, dikarenakan potensi yang dimiliki oleh sektor ini