Nurul Khoeriyah, 2013
PROGRAM BIMBINGAN PRANIKAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN
(Dikembangkan berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap Kelas XI
di Salah Satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
NURUL KHOERIYAH 0703975
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Nurul Khoeriyah, 2013 Hak Cipta
PROGRAM BIMBINGAN PRANIKAH
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
(Dikembangkan Berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap
Kelas XI Di salah Satu SMK di Purwakarta
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh Nurul Khoeriyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nurul Khoeriyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
i
Nurul Khoeriyah, 2013
ABSTRAK
Nurul Khoeriyah (0703975). Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Pemahaman Kehidupan Pernikahan. (Dikembangkan berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013)
Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan bagi para SMK. Tujuan penelitian adalah menghasilkan rumusan program bimbingan pranikah yang sesuai untuk peserta didik remaja dalam kesiapan diri untuk pernikahan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik Random Sampling dalam mengungkap gambaran umum pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XII berjumlah 161 orang. Instrumen yang digunakan ialah angket pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik secara umum berada pada kategori sedang dengan hasil yang tertinggi berada pada aspek pemahaman kesiapan spritual/agama dan yang terrendah dimiliki oleh aspek pemahaman kesiapan fisik, dan (2) rumusan program bimbingan pranikah yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, rencana operasional, pengembangan tema/topik, evaluasi dan tindak lanjut, dan indikator keberhasilan. Rekomendasi diperuntukan bagi guru bimbingan dan konseling untuk dapat mempergunakan program bimbingan pra nikah ini dilakukan sebaik mungkin untuk tercapainya peningkatan dalam pemahaman kehidupan pernikahan selain itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti dengan efektivitas program bimbingan pranikah pada setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung lebih optimal, dan menggunakan desain penelitian yang berbeda.
ii
Nurul Khoeriyah, 2013
ABSTRACT
Nurul Khoeriyah (0703975). Guidance Program To Improve Understanding Prenuptial Marriage Life. (Developed based on the results of the Descriptive Study of Students in Class XI in one of the SMK in Purwakarta School Year 2012-2013).
The research is motivated by the importance of improving understanding of married life for the SMK. The research objective is to produce a formulation suitable premarital guidance program for adolescents learners themselves in readiness for marriage. The method used is descriptive and quantitative research design using Random Sampling technique in revealing overview understanding of marriage class XII students numbered 161 people. The instrument used was a questionnaire understanding married life learners. The results obtained are: (1) an overview understanding of marriage in general learners in middle category with the highest results owned by understanding aspects of readiness spiritual/ religious and the lowest is owned by understanding aspects of the physical readiness, and (2) formulation of a premarital guidance program declared eligible by experts and practitioners include: rational, description of needs, program objectives, operational plans, development of themes / topics, evaluation and follow-up, and indicators of success. Recommendation is intended for guidance and counseling teachers to be able to use pre-marital counseling program is done our best to achieve an increase in the understanding of marriage than that expected for further research to examine the effectiveness of premarital guidance program at any level of education classes and different, so that the picture obtained tend to be optimal, and using different research designs.
vi Nurul Khoeriyah, 2013
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Metode Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KONSEP PROGRAM BIMBINGAN PRA-NIKAH DAN PEMAHAMAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN A. Kajian Pustaka ... 8
B. Kajian Terdahulu ... 27
C. Kajian Pemikiran ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 32
C. Definisi Operasional Variabel ... 33
D. Instrument Penelitian... 35
vii
Nurul Khoeriyah, 2013
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Teknik Analisis data ... 41
H. Prosedur Penelitian... 43
I. Penyusunan Program Bimbingan Pra-Nikah untuk Meningkatkan Pemahamaan Kehidupan Pernikahan ... 44
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrispsi Hasil Penelitian ... 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
C. Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Pra-nikah ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... ... 86
B. Rekomendasi ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, pria dan wanita, dengan sifat
fitrah yang khas. Manusia memiliki naluri, perasaan, dan akal. Adanya rasa cinta
kasih antara pria dan wanita merupakan fitrah manusia. Hubungan khusus antar
jenis kelamin antara keduanya terjadi secara alami karena adanya „gharizatun nau’ (naluri seksual/berketurunan). Karenanya Islam tidak melepaskan naluri seksual secara bebas yang dapat membahayakan diri manusia dan kehidupan
masyarakat. Islam telah membatasi hubungan khusus pria dan wanita hanya
dengan pernikahan. Dengan begitu terciptalah kondisi masyarakat penuh
kesucian, kemuliaan, sangat menjaga kehormatan setiap anggotanya, dan dapat
mewujudkan ketenangan hidup dan kelestarian keturunan umat manusia
Pernikahan adalah penjaga moral sekaligus pembentuk unsur masyarakat
sosial (Pcinu, 2011:1). Melalui pernikahan, sebuah keluarga akan terbentuk dan
menjadi bagian terpenting dalam masyarakat. Selain itu, pernikahan adalah
satu-satunya cara yang halal terjadinya proses hubungan intim (suami istri) antara pria
dan wanita. Rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan
amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Sampai-sampai
bersetubuh (berhubungan suami-istri) pun termasuk ibadah (sedekah).
Pernikahan menjadi tujuan dalam penyaluran kebutuhan psikologis terutama
seks yang dihalalkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pernikahan menjadi
suatu ajang eksistensi sebagai manusia yang dapat meneruskan keturunannya agar
keturunannya tidak punah oleh waktu yang ada dan akan terus menerus
berkembang sesuai dengan zaman yang ada didunia ini sampai akhir zaman.
Remaja merupakan pemimpin masa depan. Berbagai upaya pendidikan dilakukan
agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, mempunyai sopan santun, agama dan
peka terhadap lingkungan, serta mampu mengembangkan potensi agar bermanfaat
bagi diri sendiri maupun orang lain. Remaja yang telah memperoleh pendidikan
mewujudkan perilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan
Remaja juga dituntut untuk dapat memenuhi tugas-tugas perkembangnnya.
Hurlock (Ali, 2006:10) menyusun fase-fase perkembangan berdasarkan kebutuhan
secara hipotesis yang harus dipenuhi dan dikuasai remaja agara dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tugas-tugas perkembangannya itu
tersusun sebagai berikut.
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang
tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri memasuki perkawinan.
10.Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
berkeluarga.
Persiapan penikahan merupakan tugas perkembangan yang sangat penting
dicapai oleh remaja, pernikahan bagi remaja merupakan masa depan yang perlu
dirintis jauh sebelumnya. Pernikahan yang diharapkan setiap pasangan adalah
terbinanya hubungan rumah tangga yang harmonis, dan penuh kasih sayang.
Setelah proses penikahan yang sah, seseorang perempuan memiliki predikat
sebagai seorang istri, dan seorang laki-laki akan berubah status menjadi seorang
suami, status baru yang akan diikuti oleh beragam konsekuensinya.
Keputusan untuk menikah, pasangan telah bersepakat untuk bukan hanya
mempersatukan dua individu, tapi juga dua pemikiran, dua sudut pandang, dua
3
dua kebudayaan. Siap untuk menikah berarti memiliki kesiapan untuk menerima
perbedaan, kemauan untuk berubah, keinginan untuk lebih mengenal jauh,
kesiapan untuk meneriman pasangan apa adanya dan kesediaan untuk
mengorbankan kepentingan pribadi demi mengedepankan kepentingan dan
kebutuhan bersama.
Keputusan untuk menikah pada remaja dapat berasal dari alasan yang negatif,
salah satunya alasannya adalah karena telah hamil diluar pernikahan (Prematial
Pregnancy). Hal tersebut bisa terjadi karena iklim lingkungan yang kurang sehat,
dan mempengaruhi perkembangan pola perilaku serta gaya hidup remaja yang
cenderung menyimpang dari kaidah moral, diantaranya pergaulan bebas
(freesexs).
Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat
dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Ibu dan
Anak (BKB&VIA) pada tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan
hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3%; karena sama-sama
menginginkan sebanyak 8,5% dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks bebas
mencapai 18,3%. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak
3,2%; karena sama-sama menginginkan sebanyak 12,9% dan tidak terduga
sebanyak 45%. Seks bebas mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada
tahun 2006 sekitar 26% mengalami hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun
2010, sekitar 37% mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari
tahun 2006. Dari data Sekitar DKI tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang
remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau
11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang
hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilan dengan
melakukan aborsi. Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang paling
dirugikan karena perempuan yang mempertaruhkan nyawanya. Selain itu,
menurut data yang diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata terdapat 17%
kehamilan yang terjadi per tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan.
Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di
tahun mencapai 2,4 juta jiwa.Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi yaitu 390/100.000 tertinggi di ASEAN dengan mengupaya
penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eksplansi.
Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan penyakit yang memburuk akibat
kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Wardah, 2012:1).
Menurut data yang didapatkan dari dari yang berjudul Statistik Hubungan
Seks Luar Nikah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup serius yang
menyebabkan perlu adanya tindakan serius untuk dapat menangani seks diluar
nikah yang menyebabkan siswanya mengalami keterputusan sekolah tingkat akhir
yang disebabkan hamil diluar nikah.
Data yang didapat di Badan Keluarga Berencana Ibu dan Anak (BKB&VIA)
di kabupaten Purwakarta (BKKBNPurwakarta, 2012:1) yang telah mengalami
peningkatan dalam hal seks diluar nikah yang diantaranya berupa hamil diluar
nikah mencapai 40%, merekam diri sendiri dalam keadaan tanpa busana mencapai
32%, dan melakukan ML mencapai 18 % yang terjadi pada tingkat remaja kelas
IX di tingkat usia 17-18 tahun, dan data yang didapatkan pada wawancara dengan
peserta didik ada sekitar 2 orang yang mengundurkan diri dari sekolah
dikarenakan hamil diluar nikah, dan banyaknya peserta didik yang pacaran
melebih batas diluar jam sekolah dikarenakan remaja dihadapkan pada permasalah
psikis dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan konflik
internal anatara tuntutan biologis, yang seiring dengan pertumbuhan organ
seksualnya menuju kematangan dengan tuntutan akademik yang masih dijalani.
Dunia pendidikan terdapat bimbingan dan konseling sebagai salah satu
disiplin ilmu yang sangat memperhatikan dunia pendidikan memiliki andil dalam
menyikapi fenomena yang terjadi dikalangan remaja dan juga pernikahannya
kelak. Merupakan tugas guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi
remaja guna memenuhi tugas-tugas perkembangan menuju persiapan pernikahan
yaitu dengan memberikan bimbingan pranikah pada remaja.
Berdasarkan berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja
5
tahun pada fase remaja agar remaja memiliki pemahaman dan pola pikir postif
terhadap kehidupan pernikahan, pemahaman dan pola pikir yang positif ini akan
mengurangi berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja, remaja
yang kurang memiliki pemahaman mengenai kehidupan pernikahannya akan
memperngaruhi terhadap kehidupannya kelak.
Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan
bimbingan pranikah pada peserta didik tingkat remaja usia antara 17-18 tahun
untuk membantu meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan, oleh karena
itu skripsi ini diberi judul: “Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Pemahaman Kehidupan Pernikahan1”
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Salah satu tugas perkembangan yang ada dalam tahapan remaja yaitu
mempersiapkan diri untuk pernikahan dan berkeluarga tidak hanya
mempersiapkan diri tapi mengikuti bimbingan pranikah. Hal ini cenderung
dianggap sepele sebagaian remaja yang menyebabkan banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan seksual diakibatkan oleh minimnya pengetahuan
tentang pemahaman kehidupan pernikahaan, dalam hal ini diperlukan adanya
sosialisasi yang jelas bahwa bimbingan pranikah dan pemahaman kehidupan
pernikahan dapat mengurangi tingginya seks diluar nikah ataupun
penyimpangan-penyimpangan seksual yang banyak dialami oleh remaja.
Pertanyaan umum penelitian adalah “program bimbingan pranikah seperti apa
yang dibutuhkan oleh peserta didik remaja menuju pemahaman dalam kesiapan
kehidupan pernikahan?”. Pertanyaan umum diturunkan menjadi beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XI
di salah satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana rancangan program bimbingan pra-nikah yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman pernikahan pada peserta didik kelas XI di salah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah menghasilkan rumusan program
bimbingan pra-nikah yang sesuai untuk peserta didik remaja dalam kesiapan diri
untuk pernikahan.
Tujuan khusus penelitian sebagai berikut:
1. memperoleh gambaran empirik tentang pemahaman kehidupan pernikahan;
2. merumuskan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman
kehidupan pernikahan pada remaja (peserta didik kelas XI di salah satu SMK
di Purwakarta).
D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif
yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
penganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan perhitungan
statsitik (analisis statistik) dalam bentuk data nurnerikal atau angka sehingga
memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2002:12).
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur kesiapan kehidupan
pernikahan peserta didik kelas IX sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai
landasan program bimbingan pra-nikah hipotetik bagi peserta didik.
2. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode deskripstif, yaitu metode yang digunakan
untuk mendespkripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena pada saat
sekarang, tanpa memperhatikan keadaan sebelumnya untuk kemudian dianalisis
dan simpulkan
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum yang ada
dalam bimbingan pra-nikah sehingga dapat meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang banyak terjadi dalam dunia remaja yang berkisar
7
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian adalah memperkaya wawasan dan pengembangan
kajian ilmu bimbingan dan konseling khususnya dalam penerapan program
bimbingan pra-nikah.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagi Kepala Sekolah, penelitian dapat menjadi acuan untuk melaksanakan
program bimbingan pra-nikah pada peserta didikdalam rangka meningkatkan
pemahaman kehidupan pernikahan.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor, penelitian menjadi bahan
masukan dalam merancang program bimbingan dan konseling di sekolah
terutama untuk program bimbingan pra-nikah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian dapat dijadikan rujukan pengembangan
penelitian selanjutnya dengan mengangkat tema-tema baru dalam lingkup
penelitian yang sama.
G. Stuktur Organisasi
Penelitian diorganisasikan menjadi karya tulis yang dituangkan dalam lima
bab antara sebagai berikut; Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi; Bab II merupakan kajian
teoritis yang membahas tentang konsep program bimbingan pra-nikah, konsep
pemahaman kehidupan pernikahan, kajian terdahulu, dan kajian pemikiran; Bab
III menyajikan metode penelitian yang mencakup pendekatan penelitian dan
teknik sampling, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel,
pengembangan instrumen dan pengumpulan data, uji coba alat ukur, sampel
penelitian, persiapan pengumpulan data penelitian, pelaksanaan pengumpulan
data, prosedur pengolahan data, dan analisis data akhir; Bab IV menguraikan
hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian; Bab V merupakan kesimpulan
31
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Salah satu lokasi penelitian adalah SMK di Purwakarta. Alasan pemilihan
SMK dijadikan lokasi penelitian adalah didasarkan pada pertimbangan fenomena
yang yang sering muncul di sekolah ini yang telah dijabarkan didalam latar
belakang yang banyak dialami oleh psereta didik, sehingga dalam pelaksanaan
program belum ada secara spesifik mengenai pernikahan dan belum ada penelitian
yang mendetail mengenai rancangan program yang baik yang mesti dilakukan
dalam peningkatan pemahaman kehidupan pernikahan yang dilakukan oleh kelas
XI yang akan diteliti yaitu di SMK di Purwakarta Tahun ajaran 2012/2013.
2. Sampel dan Populasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMK di Purwakarta
dengan usia yang minimal 17 tahun.
Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel acak
(random sampling), seluruh peserta didik yang menjadi anggota populasi memiliki
peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap peserta didik
memiliki peluang yang sama karena tidak mempengaruhi peserta didik lain.
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 307 berasal dari semua peserta
didik Kelas XI yang terdiri dari 9 (sembilan) kelas yang dapat dilihat dari tabel
berikut ini
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi dan Sampel
No Kelas Laki-laki
Perempuan Jumlah Usia 17
32
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan No Kelas
Laki-laki
Perempuan Jumlah Usia 17
2. XI AK-2 2 35 37 20
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan
yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil
penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis
statistik) dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses
analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2002: 12). Pada penelitian hasil yang
diperoleh berupa angka yang digunakan untuk menganalisis variabel program
bimbingan Pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan.
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah gambaran pemahaman
kehidupan pernikahan peserta didik kelas kelas XI di salah satu SMK di
Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang diungkap oleh instrument pemahaman
kehidupan pernikahan. Analisis data tentang pemahaman kehidupan pernikahan
kemudian dijadikan landasan penyusunan program bimbingan kelompok yang
efektif untuk mengembangkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik
kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
Penelitian bertujuan untuk menghasilkan gambaran umum mengenai
memperoleh gambaran empirik tentang pemahaman kehidupan pernikahan;
merumuskan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman
kehidupan pernikahan pada remaja ( peserta didik kelas XI di salah satu SMK di
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Penelitian ini menggunakan metode deskripstif, yaitu metode yang digunakan
untuk mendeskripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena pada saat
sekarang, tanpa memperhatikan keadaan sebelumnya untuk kemudian dianalisis
dan simpulkan (Margono, 2004:25). Metode deskriptif digunakan untuk
mengetahui gambaran umum yang ada dalam bimbingan pra-nikah sehingga dapat
mencegah banyaknya penyimpangan-penyimpangan seksual maka pemahaman
kehidupan pernikahan akan menjadi tinggi. Langkah berikutnya adalah
mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan tidak mendalam untuk dijadikan acuan sebagai rancangan pembuatan
program bimbingan pra-nikah yang dapat meningkatkan pemahaman dalam
kehidupan pernikahan.
C. Definisi Operasional Variabel 1. Program bimbingan pra-nikah
Program bimbingan pra-nikah merupakan suatu rangkaian kegiatan
bimbingan yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik SMK di Purwakarta dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan,
pemahaman, nilai-nilai keterampilan yang bermakna tentang kehidupan
pernikahan, sehingga timbul kesadaran pada paserta didik memiliki kesiapan diri
yang matang untuk mamasuki kehidupan pernikahan dan berkeluarga.
Program bimbingan pra-nikah dirancang berdasarkan tugas perkembangan
individu yaitu kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga dengan
mempertimbangkan kesesuian isi program dengan kebutuhan layanan bimbingan,
rumusan rasional program, landasan pengembangan program, asumsi, tujuan,
fungsi, personel program, fasilitas pendukung, kegiatan dan topik bimbingan
pra-nikah dan juga evaluasi program (Depdiknas, 2008: 219). Penyusunan program
bimbingan paranikah ini sebagai acuan untuk mengetahui kesiapan diri peserta
didik sehingga memiliki pandangan yang luas mengenai pernikahan. Kehidupan
34
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
secara resmi sesuia dengan hukum yang berlaku. Pemahaman kehidupan
pernikahan berarti individu benar-benar mengetahui mengenai masa yang
dialami/dijalani setelah menikah.
2. Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Pemahaman kehidupan pernikahan berupa kesiapan peserta didik SMK di
Purwakarta dalam aspek pemikiran, mental dan fisik untuk memperoleh segenap
informasi dan berusaha meningkatkan keterangan-keterangann yang diperlukan
utuk memasuki gerbang pernikahan, yang ditandai dengan: (1) memahami
Persiapan fisik/biologis dalam pernikahan, (2) memahami Persiapan
mental/psikologis dalam pernikahan, (3) memahami Persiapan psikososial dalam
pernikahan, dan (4) memahami persiapan spiritual dalam pernikahan
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kesiapaan diri untuk
menikah sesuai dengan yang dikemukakan oleh WHO (Hawari, 2004:773), adalah
sebagai berikut.
a. Aspek fisik/biologis, usia ideal menurut kesehatan dan program KB,maka
usia antara 20-25 tahun bagi wanita dan usia anatar 25-30 bagi pria, adalah
masa yang paling baik untuk berumah tangga. Lazimnya usia pria lebih
daripada usia wanita,perbedaan usia relatife sifatnya. Kondisi fisik yang
hendak akan menuju pernikahan perlu dianjurkan untuk menjada kesehatan,
baik jasmani maupun rohani
b. Aspek mental/psikologis, aspek mental/psikologis terkait dengan kematangan
kepribadian, merupakan faktor utama dalam pernikahan, pasangan yang
berkepribadian matang dapat saling memberikan kebutuhan yang sangat
penting bagi keharmonisan keluarga.
c. Aspek psikososial dan spiritual, agama persamaan agama penting stabilitas
rumah tangga, sementara perbedaan agama dalam satu keluarga dapat
menimbulkan dampak yang merugikan, dan pada gilirannya dapat
mengakibatkan disfungsi pernikahan. Latar belakang sosial keluarga, hal
baik-Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
baik atau tidak, sebab latar belakang keluarga ini berpengaruh pada
kepribadian anak yang dibesarkannya.
d. Aspek budaya atau adat istiadat, aspek ini perlu diperhatikan untuk
diketahui oleh masing-masing pasangan agar dapat saling menghargai dan
menyesuiakan diri. Pernikahan antara suku dan antara bangsa tidak menjadi
halangan bagi agama islam, sepanjaang masing-masing seagama (islam).
e. Pergaulan, dalam pergaulan pra-nikah hendaknya tetap diingat dan
mengindahkan nilai-nilai moral, etik, dan kaidah-kaidah agama. Dalam
bergaul dan juga berbusana hendaknya tetap menjaga kesopanan dan tutup
aurat, agar tidak menimbulkan rangsangan birahi, kesucian hendaknya
terpelihara dan jangan sampai terjadi hubungan seksual sebelum menikah
f. Pekerjaan dan Kodisi Materi; pernikahan tidak dapat bertahan hanya dengan
ikatan cinta dan kasih sayang, bila tidak ada materi yang mendukungnya.
Adapun kebutuhan materi sifatnya relative disesuiakan dengan taraf
pendidikan dan taraf sosial ekonomi dari masing-masing pihak.
D. Instrumen Penelitian
Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh
data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan
informasi dilapangan dengan hal itu dibuat terlenbih dahulu kisi-kisi instrument
antara lain sebagai berikut.
a) Pedoman kisi-kisi
Kisi-kisi instrumen pemahaman kehidupan pernikahan pada remaja disajikan
dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Kehidupan Pernikahan
36
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Aspek Indikator No Item ∑
Memahami Kesiapan Mental/Psikologis
1) Memahami karakteristik psikologi pria dan wanita
17,18,
19,20,21 5
2) Memahami karakter kepribadian diri
4) Memahami pentingnya faktor perkerjaan dan kodisi materi lainnya
49,50,51,52,
53,54,55 7
Memahami Kesiapan Spiritual
1) Memahami makna pernikahan sebagai sarana ibadah
Uji kelayakan instrumen melalui penimbangan yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari aspek kesesuian item pernyataan
dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut
bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.
Uji kelayakan Instrumen yang dilakukan oleh tiga pakar/dosen ahli dari
jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Kritikan dan saran dari tiga
dosen ahli dijadikan landasan penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat.
Instrumen angket/ kuisioner pemahaman pernikahan hasil judgment dari dosen
ahli PPB termuat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Judgment Instrumen Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Memadai 1,2, 3, 4, 5,6,7,8,9,13,
Total item yang digunakan 55
Hasil uji kelayakan instrumen menunjukan terdapat 32 butir item yang dapat
digunakan, 17 perlu direvisi, dan 21 harus diganti karena tidak relevan dengan
indikator dan aspek pemahaman kehidupan pernikahan. Berdasarkan saran dari
salah seorang dosen ahli yang menyebutkan perlu adanya perbaikan dalam hal
kata-kata yang digunakan berupa penambahan mengethui, menginginkan,
memahami dalam setiap butir instrumen yang digunakan dikarenakan instrumen
berupa pemahaman dan pengetahuan akan kehidupan pernikahan. Dan diberikan
tambahan 2 butir item pada aspek kesiapan psikososial. Dengan demikian jumlah
soal yang dapat digunakan untuk instrumen pemahamann kehidupan pernikahan
ialah sebanyak 55 item.
Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada
Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Kehidupan Pernikahan (Setelah Uji Judgment Instrumen)
1) Memahami karakteristik psikologi pria dan wanita
14,15,16,17,18
5
2) Memahami karakter kepribadian diri
19,20,21,22
4
38
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
taraf pendidikan
4) Memahami pentingnya factor perkerjaan dan kodisi materi lainnya
42,43,44,45,46
5
Memahami Kesiapan Spiritual
1) Memahami makna pernikahan sebagai sarana ibadah
Uji keterbacaan item dilakukan dengan memberikan angket kepada sampel
setara, yaitu 40 orang peserta didik kelas XI SMK. Setelah uji keterbacaan maka
untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai
dengan kebutuhan sehingga dapat di mengerti oleh peserta dikuasai SMK dan
kemudian dilakukan uji validitas.
3. Pengajuan Validitas dan Reabilitas
Setelah melalui proses judgment kisi-kisi instrumen, selanjutnya instrumen
diuji melalui dua tahap yaitu sebagai berikut.
1) Uji Validitas Butir Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas butir item dilakukan terhadap
seluruh item yang terdapat dalam angket pemahaman kehidupan pernikahan
Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
mampu mengukur keterampilan sosial dan pribadi terutama dalam hal pemahaman
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Uji validitas yang dilakukan terdiri atas uji validitas rasional dan empiris. Uji
validitas rasional dilakukan oleh kelompok penilai terdiri dari dosen jurusan PPB
yang berkompeten dibidangnya. Sebelum diuji cobakan, angket yang berisi 55
item dinilai oleh kelompok penilai menyangkut konstruk (construct), bahasa dan
isi (content). Uji validitas empiris dilakukan dengan mengujicobakan angket hasil
judgement.
Penilaian oleh kelompok penilai dilakukan dengan memberikan penilaian
pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item
yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut dapat digunakan, dan item
yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa
digunakan atau diperlukannya revisi pada item tersebut. Setelah melalui penilaian,
angket kemudian direvisi dan dapat diujicobakan. Melalui pengujin secara manual
menggunakan excel 2007 dengan menggunakan rumus-rumus tertentu.
Koefisien korelasi yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah
diatas 0.30, hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Azwar (2011:
103) “suatu koefisien validitas dinyatakan lebih baik jika minimalnya koefisien
korelasi 0.30”. Oleh karena itu dalam penelitian ini suatu item dikatakan valid jika
koefisien korelasinya minimal 0.30. Berikut disajikan item-item pernyataan
setelah validasi.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Item Angket Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Signifikansi No Item Jml
Valid 2,3,7,8,9,16,17,18,20,21,24,27,28,29,30,32,33,
Pengujian reliabilitas instrumen berkenaan dengan tingkat keajegan
(konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk
menghasilkan skor yang ajeg/tidak berubah-ubah (Karnoto, 2003: 7).
40
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
pernyataan Sugiyono (2010: 174) “...instrumen yang valid umumnya pasti
reliabel”.
Kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai
berikut.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Pemahaman Kehidupan Pernikahan (Setelah Uji Validitas)
1) Memahami karakteristik psikologi pria dan wanita
16,17,18 3
2) Memahami karakter kepribadian diri
4) Memahami pentingnya faktor perkerjaan dan kodisi materi lainnya
44,46
2
Memahami Kesiapan Spiritual
1) Memahami makna pernikahan sebagai sarana ibadah
Reliabilitas instrumen merupakan derajat keajegan (konsistensi) skor yang
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
berbeda. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
(Sugiyono, 2010: 257)
Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari
ke-55 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas (konsistensi internal)
instrumen pemahaman kehidupan pernikahan sebesar 0.52 yang artinya semua
data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah reliabel. Tingkat korelasi dan
derajat keterandalan berada pada kategori cukup untuk instrumen pemahaman
kehidupan pernikahan yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat tidak
perlu direvisi dan Instrument ini memiliki 52% keajegannya dan 48% mengalami
ketidak ajegan yang menyebabkan instrument ini sangat tergantung akan lokasi
penelitian yang digunakan dan jumlah sample yang digunakan.
F. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
penelitian yaitu alat ukur berupa angket mengenai yang disusun berdasarkan
pemahman kehidupan pernikahan dalam aspek pemahaman kesiapan fisik,
pemahaman kesiapan mental atau psikologis, pemahaman kesiapan psikososial,
dan pemahaman kesiapan spritual/agama. Angket pemahaman kehidupan
pernikahan disebar terhadap seluruh populasi kelas XI yang secara usia 17 tahun
di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Pengumpulan data
42
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
1. Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan
instrumen.
2. Mengecek kesiapan peserta didik yang menjadi sampel penelitian.
3. Membacakan petunjuk dan mempersilakan peserta didik untuk mengisi
angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek
kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.
G. Teknik Analisis Data
1) Verifikasi Data
Verifikasi data merupakan langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh
dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data memiliki tujuan untuk
menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah.
2) Penyekoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian ini disusun menggunakan skala
Guttman sebagai tipe skala pengukuran untuk mengungkap konsep diri akademik
peserta didik. Melalui pengukuran skala Guttman data yang diharapkan, diukur
dan diperoleh dari responden berada dalam ukuran yang jelas (tegas) dan
konsisten terhadap suatau permasalahan yang ditanyakan. Data yang diperoleh
berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif) (Sugiono, 2010: 139).
Alat pengumpul data yang disusun adalah berupa angket. Angket ini berbentuk
pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” (Forced Choice).
Penggunaan Forced Choice ini dipilih untu memperoleh gambaran yang tegas
mengenai keadaan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik . jawaban
“Ya” untuk pernyataan yang sesuai dengan diri peserta didik dan jawaban “Tidak”
untuk pernyataan yang tidak sesuai dengan diri peserta didik. Pemberian skor
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
pernyataan pada angket. Bila pernyataan bersifat positif, maka skor jawaban “Ya” adalah satu dan “Tidak” adalah nol. Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif, maka skor jawaban “Ya” adalah nol dan “Tidak” adalah satu seperti yang tertera dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Kriteria Penyekoran Angket Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Bentuk Item Pola Skor
YA TIDAK
Positif 1 0
Negatif 0 1
3) Pengelompokan data untuk Pengembangan Program
Penentuan pengelompokan skor digunakan sebagai standarisasi dalam
menafsirkan skor yang ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai
peserta didik dalam pendistribusian respon terhadap instrumen. Pengelompokan
skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap aspek
maupun skor total instrumen. Untuk mengetahui empat katagori dalam
pemahaman pernikahan dilakukan pembuatan katagori dengan langkah-langkah,
sebagai berikut.
1) Menghitung skor total masing-masing responden.
2) Mengkonversi skor responden menjadi skor baku, dengan rumus:
Keterangan : � = skor responden yang hendak diubah menjadi skor T x = rata-rata skor kelompok
s = standar deviasi skor kelompok
(Azwar, 2011: 156)
3) Mengkonversi skor baku menjadi skor matang, dengan rumus:
44
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
50 = konstanta nilai tengah sebagai rata-rata
10 = konstanta standar deviasi
(Azwar, 2011: 156)
4) Mengelompokan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai
berikut
Tabel 3.9
Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang
Skala skor Kategori Skor
X ≥μ + 1.0 ơ Tinggi
μ –1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ Sedang X ≤ μ –1.0 ơ Rendah
(Azwar, 2011: 109)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, pengelompokan data untuk gambaran
umum pemahaman kehidupan pernikahan sebagai berikut.
Tabel 3.10
Kualifikasi Skor Pemahaman Kehidupan Pernikahan
No. Skala skor Kategori Harga Diri
1 ≥ 60.01 Tinggi
2 40.01 – 60.00 Sedang
3 ≤ 40.00 Rendah
H. Prosedur Penelitian
Rancangan Prosedur Penelitian meliputi sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan di SMK Purwakarta yang dilaksanakan pada bulan Mei.
2. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Fakultas dan Rektor UPI, kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan
kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMK.
5. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang
dosen ahli dari jurusan PPB pada bulan April 2013.
6. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada peserta didik kelas XI
SMK di Purwakarta pada bulan Mei 2013.
7. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket pemahaman kehidupan
pernikahan yang telah disebarkan Mei 2013.
8. Pembuatan program bimbingan pra-nikah hipotetik berdasarkan hasil analisis
data deskriptif pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik.
9. Diskusi dengan dosen mengenai kelayakan program bimbingan hipotetik.
10. Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah
dilakukan, sehingga program layak dilaksanakan.
I. Penyusunan Program Bimbingan Pra nikah untuk Meningkatkan Pemahamaan Pernikahan
Proses penyusunan program bimbingan kelompok dalam penelitian terdiri
dari tiga langkah, sebagai berikut.
1. Penyusunan Program
Penyusunan program dimulai dengan melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh mengenai gambaran pemahaman pernikahan peserta didik di sekolah
dan indikaor pemahaman pernikahan peserta didik. Gambaran
indikator-indikator pemahaman pernikahan merupakan dasar dalam penyusunan program
bimbingan kelompok untuk mengembangkan pemahaman pernikahan peserta
didik. Penyusunan program terdiri dari aspek-aspek antara lain landasan
46
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan 2. Validasi Program
Selanjutnya setelah penyusunan program adalah melakukan validasi program
yang telah disusun kepada pakar/dosen ahli program dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan (PPB) dan praktisan Bimbingan dan Konseling SMK
di Purwakarta . Hasil validasi program merupakan pedoman untuk melakukan
revisi dan perbaikan untuk menyusun program bimbingan kelompok untuk
mengembangkan pemahaman kehidupan pernikahanpeserta didik. Proses validasi
program diawali dengan proses penimbangan kisi-kisi penilaian uji. Program
sebelum validasi terlampir.
3. Penyusunan Program Hipotetik
Penyusunan rumusan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatakan
pemahaman pernikahan peserta didik, dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan
hasil validasi program oleh dosen. Rumusan program bimbingan pra-nikah untuk
meningkatkan pemahaman pernikahan serta didik menjadi rekomendasi bagi
86
Nurul Khoeriyah, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian mengenai pemahaman kehidupan
pernikahan peserta didik, dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik
kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 sebagian
besar berada pada kategori sedang, baik dilihat berdasarkan gambaran umum,
aspek, maupun indikator. Pada setiap aspek yang ditampilkan pada
pemahaman kehidupan yang memiliki 4 aspek dengan yang paling tinggi
dimiliki oleh aspek pemahaman kesiapan mental, pemahaman kesiapan
spritual, pemahaman kesiapan fisik, dan yang paling kecil dimiliki oleh aspek
pemahaman kesiapan psikososial. Secara tingkat persentase ketercapaian skor
peraspek dalam hal pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik dimiliki
kategori tinggi yaitu memahami kesiapan spritual, memahami kesiapan
mental, memahami kesiapan psikososial, dan yang terendah yaitu memahami
kesiapan fisik.
2. Program bimbingan pranikah yang disusun dengan struktur program meliputi
rasional, dasar dan landasan operasional, deskripsi kebutuhan, visi misi,
tujuan, komponen program, personil yang dilibatkan, mekanisme kerja antar
personel, rencana operasional, pengembangan tema, pengembangan satuan
layanan, waktu pelaksanaan, evaluasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa
rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.
87
Nurul Khoeriyah, 2013
Hasil penelitian menunjukkan gambaran umum pemahaman kehidupan
pernikahan peserta didik berada pada kategori sedang dengan tingkat persentase
ketercapaian skor pemahaman kehidupan pernikahan berada pada kategori sedang.
Namun dalam setiap aspek dan indikator yang mengukurnya terdapat tingkat
perkembangan yang berbeda dan tingkat pencapaian yang masih belum optimal.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan dalam
optimalisasi layanan bimbingan pranikah di salah satu SMK di Purwakarta.
Program yang disususun merupakan program bimbingan pranikah yang diindikasi
dapat meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik. Pemberian
layanan program bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan
pernikahan peserta didik dimulai dengan pemahaman konselor mengenai
kebutuhan peserta didik (need asessment).
Konselor diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan pranikah yang
dilakukan melalui layanan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok sebagai
komponen layanan dasar. Selain pada komponen layanan dasar, program
bimbingan parnikah dapat juga dilaksanakan melalui layanan responsif yang
ditujukan bagi peserta didik dengan tingkat pemahaman kehidupan pernikahan
rendah, perencanaan individual dan kegiatan dukungan sistem diharapkan dapat
dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan peserta didik, guru mata
pelajaran, wali kelas dan pihak yang terkait dalam mendukung keterlaksanaan
program. Pelaksanaan program dilakukan secara terjadwal oleh konselor yang
memahami konsep bimbingan pranikah serta pemahaman kehidupan pernikahan.
Evaluasi program bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman
kehidupan pernikahan peserta didik dilakukan pada akhir pelaksanaan program
dan konselor menyusun laporan kegiatan program yang telah dilakukan. Selain itu
juga konselor diharapkan dalam pelaksanaan program yang telah dibuat oleh
peneliti disesuiakan dengan SKLBK (Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan
Konseling) pada tingkatan kelas XI yang pada tahun depan sudah menjadi kelas
Nurul Khoeriyah, 2013
mengetahui tidak mendetail dalam pemahaman kehidupan pernikahan yang akan
dilaksanakan kelak pada kehidupan peserta didik selanjutnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yaitu:
a. Program yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh karena
itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan program
bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan
peserta didik.
b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada
peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta, untuk itu peneliti
selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti pada setiap kelas dan jenjang
pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung
lebih optimal.
c. Peneliti berikutnya dapat memilih skala sikap sehingga terlihat jelas
pemahaman mengenai kehidupan pernikahan yang diberikan peserta didik
89
Nurul Khoeriyah, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Udik. (2004). Bila Hati Rindu Menikah. Yogyakarta: Pro U Media.
Alizon. (1995). Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Ditelaah Dari Persepsi
Remaja Tentang Kualitas Perlakuan Orangtua Dan Guru. Tesis pada
pendidikan pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Ali, Muhamad. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Bumi Aksara.
Amini, Ibrahim. (1998). Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri. Bandung: Al Bayan.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Asmawi. Menelaah Kembali Hakekat Pernikahan Dalam Islam. (Online). Tersedia: http://www. badilag.net/.pdf. (04 Agustus 2012).
Azwar, Syaifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
BKKB Purwakarta. (2012). Data-data mengenai BKB & VIA Purwakarta. (Online) Tersedia http://www.bkb&viapurwakarta.co.id. (01 Desember 2011).
Departemen Agama Republik Indonesia. (1989). Al-Qur’an dan Terjemahannya
Juz 1-Juz 30. Surabaya: Jaya Sakti.
Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Puskur
Balitbang
Farida, Euis. (2010). Model Bimbingan Kelompok Untuk Membantu Siswa
Mempersiapkan Diri Menghadapi Pernikahan Dan Berkeluarga Berdasarkan Pendekatan Perkembangan. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI
Bandung: Tidak Diterbitkan
Gemari. Edisi 106. (Online). Tersedia http://www.gemari.or.id.pdf. (01 Desember 2011).
90
Nurul Khoeriyah, 2013
Gymnastiar, Abdullah. (2005). AA GYM Dan Fenomena Daarut Tauhid:
Memperbaiki Diri Lewat Manajeman Qolbu. Bandung: Mizan.
Gymnastiar, Abdullah. (2004). Bekal Menuju Pernikahan. (Online). Tersedia http:www.pikiranrakyat.com. (01 Desember 2011).
Hamzah, Hafizan. (2007). Komunikasi Eratkan Hubungan Keluarga. (Online). Tersedia http://intim.wordpress.com. (1 Mei 2013).
Hawari, Dadang. (2006). Marriage Counseling (Konsultasi Perkawian). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Hawari, Dadang. (2004). Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.
Jogyajarta: Dana Bhakti Rima Yasa.
Hasan. (2003). Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Siraja.
Himccyoo. (2012). Pilihan Hidup Antara Menikah Bekerja, Atau Melajutkan Studi Pada
Usia Transisi Remaja Akhir Ke Masa Dewasa. (Online). Tersedia
http://himcyoo.wordpress.co.id. (01 Mei 2013).
Husein, Muhammad Yusuf. (1994). Ahdaafu Alustri Fi Al Islam Wattiyaarati
Madhaaddzati. Alih Bahasa Salin Dasyarahil. Keluarga Muslim Dan Tantangannya. Jakarta: Gema Insani Press.
Hurlock, Elizabeth. (1994). Alih Bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo Psikologi
Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Ibrahim, Zakariyyah. (2002). Psikologi Wanita (Alih Bahasa; Ghazi SaLoom). Bandung: Pustaka Hidayah.
Index. (2009). Pernikahan Beda Agama. (Online). Tersedia.
www.koranseputarindonesia.com. (01 Mei 2013)
Idris, Mohamad. (1996). Hukum Perkawinan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.
Karim, Bisyri Abdul. (2011). Konsep Pernikahan Dalam Hukum Pernikahan Di
Indonesia. Jurnal Ilmiah ishlah, 13,02,1410-9328.
91
Nurul Khoeriyah, 2013
Kartono. Kartini. (2006). Psikologi Wanita (Mengenal Gadis Remaja Dan Wanita
Dewasa). Bandung: Mandar Maju.
Kenedi, Gusril. (2006). Model Konseling Pra-nikah Berorientasi Pengembangan
Konsep Diri. Disertasi pada Pendidikan Pascasarjana UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan.
Kisyik. (1995). Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga Sakinah. Bandung: Al Bayan.
Labib. (2007). Wanita Bertanya Islam Menjawab. Jakarta: Cahaya Regency.
Latif. Nasrudin. (2005). Marriage Counseling: Problematika Seputar Rumah
Tangga. Bandung: Pustaka Hidayah.
Listiyah, Maesa. (2008). Pengembangan Program Bimbingan Pra-nikah Bagi
Mahasiswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung, Tidak Diterbitkan.
Makmun, Abin Syamsudin. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasaty.
Nanda, Ropi. (2010). Bimbingan Pranikah Pada Remaja Untuk Meningkatkan
Kehidupan Pernikahan. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Nasih, Abdulah. (2007). Menikahlah! Solusi dan Terapi Islam Menghadapi
Rintangan Menjelang Pernikahan. Jakarta: Qisti Press.
Nurikhsan, Ahmad Juntika. & Yusuf, Syamsu (2008). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Rosda Karya.
Pcinu. (2011). Pentingnya Pernikahan Dalam Islam. (Online). Tersedia
http://pcinutaiwan,files,wodpress.com.pdf. (04 Agustus 2012).
Pikunas, Lustin. (1976). Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.
Puji. (2012). Persiapan Menuju Pernikahan. (Online). Tersedia
http://pujiparcel.blogspot.com. (01 Mei 2013).
Remaja. Masalah Kesehatan Mental Emosional Remaja. (Online). Tersedia
92
Nurul Khoeriyah, 2013
Shvoong. Alasan Wanita Ingin Menikah. (Online). Tersedia
http://id.shovoong.com (01 Desember 2011).
Sugandhi, Nani. (2010). Kesiapan Diri Menghadapi Pernikahan. Tersedia
http://file.edu.direktori/FIP/JurPsikologiPendidikandanbimbingan/195708301 981012pdf. Jurnal UPI EDU.
Syarifuddin, Amir. (2009). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Suryah. (2008). Seks Pranikah Remaja. (Online). Tersedia
http://suryah90105.blogspot.com (01 Desember 2011).
Suarsa, Adi Irsan. (2011). Pacaran dan Pernikahan dalam Hukum Islam. Skripsi Universitas Syiah Kuala Darusalam Banda Aceh. Tersedia
http://nonobong.files.wordpress.com.pdf. 01 Desember 2011.
Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Walgito. (2007). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi.
Wardah. (2012). Data-data BKB&VIA Jawa Barat. (Online). Tersedia htttp://wardah.wordpress.com. (01 Desember 2012).
Willis, Sofyan. (2010). Remaja Dan Masalahnya (Mengupas Berbagai Bentuk
Kenakalan Remaja Seperti Narkoba, Seks Bebas, Dan Pemecahannya).
Bandung: Alfabeta.
Willis, Sofyan. (2003). Konseling Keluarga. Bandung: Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UPI Bandung.
Yusuf, Syamsu. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
---. (2012). Cara Beradaptasi di Lingkungan Baru. (Online). Tersedia
93