• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH BERDASARKAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH BERDASARKAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arikunto, S. (1993). Manjemen Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2010). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Jakarta: tidak diterbitkan

Dessler,Gary. (1997). Human Resource Management.Jakarta : PT. Prenhallindo.

Engkoswara.(1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Fu’adz, N. (2009). Tenaga Kependidikan. [Online] Tersedia :

http://adzelgar.wordpress.com/page/11/2009 [2 Juli 2012]

Hadari, N. (2003). Administrasi pendidikan.. Jakarta: PT Haji Masagung

Hadisubroto, S. (1988), Pokok-pokok Pengunmpulan Data,. Analisis Data, Penafsiran Data, dan RekomendasiData dalam Penelitian Kualitatif.

Bandung: Diponegoro

(2)

Inspektorat Jendral Kementrian Pendidikan nasional. 2010. Rencana Strategis 2010-2014. [Online]. Tersedia: http://www.itjen.depdiknas.go.id/rencana-strategis.html [12 Juni 2012]

Mangkunegara, Anwar Prabu AA. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mathis Robert L. dan Jackson John H. (2006). Human Resource Management. Alih bahasa. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. [Online]. Tersedia : http://www.dikti.go.id/?page_id=509&lang=id [12 Juni 2012]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Undang-Undang Sistem PendidikanNasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: SinarGrafika.

Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia : http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ [12 Juni 2012]

(3)

Salmah. (2009). Kontribusi peningkatan kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dan motivasi berprestasi guru terhadap peningkatakan mutu kinerja mengajar guru sekolah dasar di kec. Mangunreja. Tesis Magister pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama.

Suhardan, D. (2006). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung: Mutiara Ilmu.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Usman, Husaini. (2007). “Peranan Dan Fungsi Tenaga Administrasi

Sekolah/Madrasah Dan Upaya Mengefektifkannya”. Jurnal Tenaga

Kependidikan. 2, (2), 13 – 28.

Yuniarsih, T. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori, aplikasi dan isu Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.

Wexley dan Yukl (1976 : 282). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya. [Online]. Tersedia: http://www.GuruProfesional/pustaka/

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan peradaban manusia telah menciptakan kompetensi yang ketat dalam berbagai bidang, mereka yang unggul dalam kemampuan teknologi, manajemen, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan memainkan peranan penting dalam era globalisasi saat ini. Sebaliknya, negara-negara yang terbelakang dalam tiga komponen tersebut akan tertinggal dan menjadi korban arus globalisasi.

(5)

Dengan pendidikan, manusia mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan memperbaiki kualitas produksi mereka melalui investasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan sebagai sarana community empowerment harus memperhatikan prinsip equality of opportunity, accessibility and equity sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui sesuatu tetapi dapat melakukan sesuatu yang fungsional bagi kehidupannya.

Tujuan pendidikan Nasional di Negara Indonesia termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Alinea ke-4 yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sejalan dengan pembukaan UUD itu, dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dinyatakan, bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pemerintah saat ini sedang berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan

mengembangkan program-program pembangunan nasional dengan maksud dapat

mencapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas dalam penyelenggaraan

pendidikan. Pembaharuan dan pengembangan pendidikan di Indonesia selain

untuk memenuhi program-program pembangunan yaitu tenaga-tenaga yang

terdidik dan terampil tetapi juga harus mampu menghadapi tantangan-tantangan

baru seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan kemampuan berkompetitif

(6)

Realitas di Indonesia membuktikan bahwa ada kecenderungan tidak seimbanganya antara penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dengan kebutuhan dan tuntutan di lapangan. Hal tersebut berakibat pada terjadinya distorsi antara kebutuhan tenaga yang memiliki kompetensi khusus yang tidak mampu disiapkan oleh lembaga pendidikan terhadap tingkat kebutuhan sumber daya manusia di masyarakat khususnya sekolah. Lebih spesifik bahwa lembaga pendidikan di Indonesia cenderung mengalami penurunan dari segi kualitas dan meningkat dari segi kuantitas. Perubahan dari orde baru menjadi orde reformasi seharusnya menjadi pijakan dasar keharusan pendidikan untuk melakukan reorientasi ulang terhadap sistem dan pola pelaksanaan pendidikan nasional.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara menyeluruh yang meliputi: input (kurikulum, keuangan, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, dll), proses (proses belajar mengajar), dan output (lulusan). Revitalisasi pendidikan saat ini telah menjadi salah satu agenda utama pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) yang harus direformasi, disamping pemerataan pendidikan, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan. Di dalam Rencana Strategis (2010-2014: 17) dijelaskan bahwa :

(7)

Penguatan kapasitas kelembagaan menjadi penting dikedepankan dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas melalui proses pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan atas kinerja. Kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dapat diukur dengan sejauh mana standar kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan terpenuhi sesuai dengan bidang garapannya masing-masing. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 1 butir 5 dan 6, dinyatakan bahwa :

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Aktivitas manajemen yang terjadi di sekolah harus dikelola oleh tenaga ahli profesional karena sistem dan komponen dalam manajemen sekolah saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki peran yang sangat sentral dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam pengelolaan manajemen sekolah. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 253) menyebutkan bahwa :

(8)

Untuk itu, peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan khususnya Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) penting untuk dilaksanakan agar peningkatan kualitas pendidikan khususnya mutu sekolah tecapai dengan maksimal melalui pengelolaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien.

Beberapa komponen telah dengan tegas diatur dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, akan tetapi standar untuk Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) baik standar kualifikasi maupun standar kompetensi diatur dengan PERMENDIKNAS No. 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah (TAS/M). Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) komponen yang mendukung dan mengimbangi pelayanan yang dilakukan oleh komponen lain di jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam melayani fungsi pembelajaran, akuntabilitas terhadap masyarakat, serta dalam mendukung penciptaan kepemerintahaan yang baik (good governance). Untuk itu, pemenuhan standar kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam jabatan merupakan hak yang wajib dipenuhi oleh setiap penyelenggara sekolah.

(9)

keterampilan khusus dibanding keahlian tertentu, memerlukan kompetensi yang berbeda dengan kompetensi yang disyaratkan untuk pendidik, serta tidak selalu berhubungan secara langsung dengan peserta didik kecuali untuk jabatan instruktur. Sesuai aturan kepegawaian, tugas Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di jenjang pendidikan dasar dan menengah tidak boleh dirangkap oleh tenaga fungsional yang lain.

Pada kenyataannya, pemenuhan standar kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) khususnya implementasi PERMENDIKNAS No 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah (TAS/M) belum terlaksana dengan baik, faktor internal maupun faktor eksternal yang muncul dilapangan menjadi kendala dalam pemenuhan standar kualifikasi tersebut. Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang melaksanakan pekerjaan administratif di sekolah dilihat dari segi latar belakang pendidikan sebagian besar belum sesuai dengan standar kualifikasi yang ditetapkan dalam PERMENDIKNAS No. 24 tahun 2008. Kecenderungan di lapangan, sebagian besar sekolah lebih mengutamakan pengalaman dan kompetensi secara umum dalam proses rekruitmen Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dan cenderung mengabaikan latar belakang pendidikan yang merupakan dasar penilaian terhadap kompetensi khusus yang dimiliki oleh seseorang.

(10)

(TAS) merupakan operasional staff serta supporting staff yang mampu melaksanakan seluruh kegiatan administratif dan mampu membantu kepala sekolah dalam membuat kebijakan pengembangan sekolah serta membantu guru dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas. Secara kuantitas, Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) memiliki dasar keilmuan khusus yang sesuai dengan bidang garapannya masing-masing sehingga tidak hanya melaksanakan kegiatan administratif tetapi juga mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas manajemen sekolah dengan kualidikasi dan kompetensi yang diakui berdasarkan hasil pendidikan yang telah di tempuh.

Lahirnya PERPRES No 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) melahirkan paradigma baru tentang penilaian terhadap ukuran pencapaian proses pendidikan sebagai basis pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang termasuk penilain terhadap kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan dalam bidang pendidikan yang merupakan bagian dari pengelolaan manajemen sekolah. Pengelolaan manajemen sekolah menjadi lebih efektif dan efisien karena peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik dan kependidikan menjadi sasaran utama dari setiap kriteria/standar kualifikasi yang harus dipenuhi.

Peraturan Presiden (PERPRES) No. 8 Tahun 2012 Pasal 1 butir 1, menyatakan bahwa :

(11)

dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Jenjang kualifikasi dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) tidak hanya dapat diperoleh melalui pendidikan formal yang ditandai dengan izasah pendidikan formal tetapi dapat diperoleh melalui dimensi lain yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan dari setiap bidang garapanya masing-masing termasuk tenaga kependidikan dalam proses pengelolaan manajemen sekolah, dalam penelitian ini Tenaga Administrasi Sekolah.

Sekolah Laborarium merupakan unsur penunjang akademik UPI yang didirikan sebagai pengembangan dari proyek perintis Sekolah Pembagunan (PPSP IKIP Bandug tahun 1978). Setelah melalui berbagai proses, pengelolaan sekolah dilanjutkan oleh yayasan kesejahteraan KORPRI Unit IKIP Bandung dan pada tahun ajar 2003/2004 sekolah ini diserah terimakan kepada Rektor UPI menjadi Sekolah Laboratorium Percontohan. Dengan adanya perubahan status ini, diharapkan sekolah ini berfungsi sebagai sekolah untuk pengembangan inovasi-inovasi pendidikan, praktik-praktik pengelolaan kependidikan dan proses pembelajaran, serta diharapkan menjadi rujukan bagi sekolah lain.

(12)

berstatus swasta dan memiliki dual responsibillities yakni ditekankan pada keterkaitan tanggung jawab kepada:

1. Secara kelembagaan terkait pada UPI

2. Secara teknik operasional mengikuti ketentuan Disdik Kota Bandung Berdasarkan pemahaman tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk mencoba mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga judul yang diangkat adalah :

“Analisis Kebutuhan Tenaga Administrasi Sekolah Berdasarkan

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Di SMA Laboratorium

Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia”.

B. Fokus Penelitian

Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Secara terperinci masalah-masalah yang akan diteliti mencakup :

1. Bagaimanakah kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)? 2. Bagaimanakah kondisi pelayanan administratif Tenaga Administrasi

(13)

Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)?

3. Jenis Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) apa yang dibutuhkan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan diatas maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini bermaksud untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia dengan memfokuskan perhatian pada aspek penting yaitu :

(14)

b. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai kondisi pelayanan administratif Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). c. Untuk mengetahui informasi yang jelas mengenai jenis Tenaga

Administrasi Sekolah yang dibutuhkan oleh SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dan mendalam mengenai Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Secara lebih terperinci lagi, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Melalui penelitian ini diharapakan bertambahnya kajian keilmuan yang bermanfaat bagi pengembang ilmu yang terkait dengan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) khususnya bidang garapan administrasi pendidikan.

(15)

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih dalam memahami ilmu administrasi pendidikan khusunya pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan.

E. Asumsi Penelitian

Berkaitan dengan kajian secara empirik tentang kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam meningkatkan mutu sekolah, maka penelitian ini memiliki beberapa asumsi sebagai berikut :

1. Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi. 2. Semua pekerjaan yang bersifat administratif di sekolah tunduk pada

aturan yang bersifat khusus karena lebih memerlukan keterampilan khusus dibanding keahlian tertentu sehingga harus dikelola oleh tenaga ahli profesional.

3. Pemenuhan standar kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) akan menunjang terciptanya proses belajar mengajar yang berkualitas dengan pengelolaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien. 4. Mutu pendidikan melalui pengelolaan manajemen sekolah yang baik

(16)

5. Analisis kebutuhan merupakan proses yang sistematis dalam menghimpun informasi dari tugas, kewajiban dan tanggung jawab suatu pekerjaan sehingga dapat menentukan tindakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

6. Analisis kebutuhan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang dilaksanakan di setiap satuan pendidikan dapat menghasilkan informasi yang efektif sebagai dasar dalam menentukan kebijakan peningkatan mutu sekolah khusunya kinerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS).

7. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

F. Penjelasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah :

Analisis memiliki pengertian penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008)

Kebutuhan adalah sesuatu yang harus didapat dan bila tidak terpenuhi

(17)

Administrasi merupakan satu pilihan dimana keputusan-keputusan

dalam pencapaian tujuan dari berbagai bidang kehidupan akan dapat terlaksana secara efisien dan ekonomis. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2009: 5)

Administrasi sekolah adalah pengaturan dan pendayagunaan segenap

sumber daya sekolah secara efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah tercapai secara optimal, (Husaini Usman, 2006: 1)

Tenaga Administrasi Sekolah adalah tenaga kependidikan yang

bertugas melakukan tugas-tugas administrasi untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (PERMENDIKNAS No 24 Tahun 2008)

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi

tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran, (Wahjosumidjo, 2002: 83).

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 1).

Profesional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki

(18)

Kualifikasi adalah keahlian yg diperlukan untuk melakukan sesuatu

(menduduki jabatan dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008)

Kompetensi adalah karakteristik dasar manusia yang dari pengalaman

nyata (nampak dari perilaku) ditemukan mempengaruhi, atau dapat dipergunakan untuk memperkirakan (tingkat) performansi di tempat kerja atau kemampuan mengatasi persoalan pada suatu situasi tertentu, (Spencer, 1993: 9).

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah

penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. (PERPRES No. 8 Tahun 2012)

Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian yang disepakati secara

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu atau pengetahuan ilmiah.

Sugiyono (2009: 6) berpendapat, bahwa :

Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

(20)

menganalisis data untuk dilaporkan sesuai dengan kondisi di lapangan dalam bentuk data hasil penelitian.

Penelitian kualitatif merupakan suatu pencampuran antara hal

rasional, eksploratif dan instuitif, dimana keahlian dan pengalaman dari

peneliti memainkan sebuah peran yang penting dalam analisis data. Sehingga

peneliti merupakan instrumen penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:14) bahwa:

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) yang menyatakan peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), teknik analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada

Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis secara individu karena metode kualitatif tidak didasarkan atas pertimbangan statistik, melainkan berdasarkan ketuntasan informasi yang diperlukan.

B. Lokasi dan Partisipan Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Jl Senjaya Guru Kampus Bumi Siliwangi, Setiabudhi, Bandung 40154.

2. Partisipan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, data dan informasi yang diperoleh bukan pada jumlah responden yang ditentukan sebelumnya.

(21)

….peneliti kualitatif tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan banyaknya populasi dan kemudian menghitung proporsi samplenya sehingga dipandang sebagai yang telah representatif.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan sample adalah dengan cara non-probability sampling dimana penentuan subjek penelitiannya sendiri dilakukan secara purposive artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan tetapi lebih pada kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh informan atau partisipan.

Berdasarkan ketegasan tentang subjek penelitian tersebut, maka subjek penelitian ini adalah kepala tata usaha, pelaksana urusan administrasi kepegawaian, pelaksana urusan administrasi keuangan, pelaksana urusan administrasi sarana dan prasarana, pelaksana urusan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, pelaksana urusan administrasi persuratan dan pengarsipan, pelaksana urusan administrasi kesiswaan, pelaksana urusan administrasi kurikulum, pelaksana urusan administrasi umum, petugas layanan khusus (penjaga sekolah, tukang kebun, tenaga kebersihan, pengemudi dan pesuruh) SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Definisi Konseptual

(22)

diukur, diteliti dan digali datanya. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan definisi konseptual sebagai berikut :

a. Analisis kebutuhan mencakup pekerjaan-pekerjaan penentuan kebutuhan atau kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu produk baru atau perubahan produk, yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang bersinggungan antar berbagai pemangku kepentingan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_kebutuhan)

b. Tenaga administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan yang bertugas melakukan tugas-tugas administrasi untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (PERMENDIKNAS No 24 Tahun 2008)

c. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. (PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 8 Tahun 2012)

2. Definisi Operasional

(23)

Untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah dan memudahkan dalam menganalisis data dalam penelitian, maka rumusan definisi operasional pada penelitian ini adalah :

a. Analisis kebutuhan dalam penelitian ini adalah proses identifikasi secara mendalam untuk mengetahui kebutuhan tenaga administrasi sekolah sehingga dapat menentukan tindakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi sekolah di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia

b. Tenaga Administrasi Sekolah dalam penelitian ini adalah seseorang yang dipekerjakan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia baik sebagai pegawai negeri sipil maupun tenaga honorer yang bertugas mengelola keseluruhan kegiatan administrasi.

c. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dalam penelitian ini adalah sistem yang berdiri sendiri merupakan jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualitas dan bersertifikat melalui skema pendidikan formal, non formal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

(24)

keberhasilan proyek penelitian, maka dalam penyusunannya berpedoman pada pendekatan yang digunakan, agar data yang terkumpul dapat dijadikan dasar untuk menguji hipotesis.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh informan. Untuk membantu dalam pengumpulan data dan informasi digunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi. (kisi-kisi penelitian dan butir-butir pedoman penelitian terlampir)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel. Mohamad ali (1993: 64) mengemukakan bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.

(25)

urusan administrasi persuratan dan pengarsipan, pelaksana urusan administrasi kesiswaan, pelaksana urusan administrasi kurikulum, pelaksana urusan administrasi umum, petugas layanan khusus (penjaga sekolah, tukang kebun, tenaga kebersihan, pengemudi dan pesuruh) SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil.

Suharsimi Arikunto (1993:128) mengemukakan bahwa :

Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan dengan melalui penglihatan, penciuman, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang analisis kebutuhan tenaga administrasi sekolah di SMA Laboratorium Percontohan Universitas pendidikan Indonesia. Untuk menunjang kegiatan observasi dilokasi penelitian, peneliti mengembangkan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi dengan item-item pengamatan merujuk pada fokus penelitian.

c. Studi dokumentasi

(26)

Metoda dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

Teknik studi dokumentasi digunakan untuk mempelajari berbagai sumber dokumentasi khusunya yang berada di SMA Laboratorium Percontohan Universitas pendidikan Indonesia dalam hubungannya dengan analisis kebutuhan tenaga administrasi sekolah.

d. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data.

Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Sesuai dengan Moloeng (2004: 330) yang berpendapat bahwa :

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian’.

(27)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian deskriptif adalah

teknik analisa data kualitatif, tanpa menggunakan alat bantu rumus statistik.

Pengolahan dan penganalisaan data yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif menekankan pada segi pengamatan langsung secara

partisipatif dari penelitian. Dengan demikian dapat diungkapakan

fenomena-fenomena yang terjadi serta hal-hal yang melatarbelakanginya yang pada

akhirnya akan menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh

dari masalah yang menjadi objek penelitian.

Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan proses analisis data pada penelitian kualitatif, yaitu :

1. Reduksi Data

Pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih mudah dikendalikan.

2. Display Data

Display data adalah untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan berupa narasi, uraian, matrik atau bagan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

(28)

persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

4. Reliabilitas dan Validitas Hasil Penelitian

Tingkat kepercayaan hasil penelitian kualitatif berhubungan erat dengan pemenuhan kriteria kredibilitas (validitas internal), transferabilitas (validitas eksternal), dependabilitas (reliabilitas), konfirmabilitas (objectif). (Nasution, 1988:144).

a. Kredibilitas

Kredibilitas mempermasalahkan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya untuk memenuhi kriteria ini dilakukan hal-hal sebagai berikut; (1) Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan; (2) Mengadakan pengamatan terus menerus; (3) Mengadakan triangulasi, baik metode dan sumber untuk mencek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain. (4) Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan nilai kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh dalam bentuk rekaman, tulisan dan copy-an; (5) Melakukan member check, hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dalam penelitian sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh informan.

b. Transferabilitas

(29)

pembaca laporan mendapatkan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.

c. Dependabilitas dan konfirmabilitas

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini akan dikemukakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian berdasarkan fokus penelitian. Kesimpulan dan implikasi dari temuan penelitian dan pembahasan yang telah penulis paparkan sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

(31)

2. Kondisi pelayanan administratif Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)?

Pelayanan administratif yang dilaksanakan oleh Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia belum sesuai dengan standar kualifikasi berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Temuan hasil penelitian mengenai beban kerja personil Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia menunjukkan adanya distorsi antara kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dengan beban kerja. Hal tersebut terlihat dari tugas pelaksana urusan yang memiliki fungsi ganda, atau tanggung jawab terhadap dua bidang garapan.

Kondisi tersebut menjadikan personil menerima beban kerja yang lebih besar dan berdampak pada produktivitas kerja personil yang tidak maksimal. Hal tersebut dapat terlihat dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan lebih bersifat umum serta partisipasi dalam menciptakan inovasi dan pengembangan sekolah khususnya pelayanan administratif masih kurang.

3. Jenis Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) apa yang dibutuhkan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)?

(32)

terlalu signifikan hanya mengisi posisi personil yang memiliki fungsi ganda, sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab tunggal terhadap beban kerja dari setiap bidang garapan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) sesuai dengan kualifikasi dan kemampuan yang dimilikinya.

Jenis Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang dibutuhkan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia adalah Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi khusus dengan dasar keilmuan yang sesuai dengan bidang garapan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Sehingga personil Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) tidak hanya melaksanakan tugas yang bersifat umum dan rutin, akan tetapi mampu melakukan pengembangan terhadap program, kebijakan atau metode dalam pengelolaan manajemen sekolah khususnya dalam melaksanakan pelayanan administratif

(33)

B. Saran

1. Saran untuk Sekolah

Perhatian terhadap pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) lebih ditingkatkan. Dengan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang profesional akan tercapai tujuan pendidikan secara maksimal melalui pengelolaan manajemen sekolah yang berkualitas.

2. Saran untuk Jurusan

Kurikulum Jurusan Administrasi Pendidikan hendaknya lebih menekankan kepada peningkatan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa berdasarkan pengalaman dengan memperbanyak materi lapangan salah satunya adalah melaksanakan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan sekolah untuk dijadikan sebagai Laboratorium Administrasi Pendidikan sehingga kemampuan konsep, teori dan operasional mahasiswa terpenuhi.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dapat dijadikan dasar dan indikator awal dalam upaya menciptakan serta membangun sumberdaya mahasiwa dan lulusan jurusan administrasi pendidikan yang professional.

3. Saran untuk Dinas Terkait/Pemerintah

(34)

pengelolan tenaga kependidikan khususnya pengelolaan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dengan menyusun peraturan pengelolaan Tenaga Administrasi Sekolah harus dikelola oleh tenaga ahli profesional administrasi pendidikan atau manajemen pendidikan serta melaksanakan penilaian terhadap pelayanan administratif sekolah yang ditindak lanjuti dengan melaksanakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang belum memenuhi standar dalam melaksanakan kegiatan pelayanan administratif.

(35)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

1. Tujuan Umum ... 10

2. Tujuan Khusus ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Asumsi Penelitian ... 12

F. Penjelasan Istilah ... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Administrasi Pendidikan ... 16

1. Definisi Administrasi Pendidikan ... 16

2. Tujuan Administrasi Pendidikan ... 17

3. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ... 17

(36)

1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 24

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 25

C. Teori Tenaga Administrasi Sekolah ... 37

1. Definisi Tenaga Administrasi Sekolah ... 37

2. Fungsi Tenaga Administrasi Sekolah ... 37

3. Ruang Lingkup Bidang Garapan Administrasi Sekolah ... 38

4. Standar Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah ... 38

5. Analisis Kebutuhan Tenaga Administrasi Sekolah ... 42

D. Teori Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 44

1. Konsep Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 44

2. Jenjang Kualifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 46

E. Paradigma Penelitian ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 54

B. Lokasi dan Partisipan Penelitian ... 55

1. Lokasi Penelitian ... 55

2. Partisipan Penelitian ... 55

C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 56

1. Definisi Konseptual ... 56

2. Definisi Operasional ... 57

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 58

1. Instrumen Penelitian ... 58

2. Teknik Pengumpulan Data ... 59

E. Teknik Analisis Data ... 62

1. Reduksi Data ... 62

2. Display Data ... 63

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ... 63

(37)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan Umum Penelitian ... 65

1. Kelembagaan SMA Laboratorium

Percontohan5Universitas Pendidikan Indonesia ... 64 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Laboratorium Percontohan

Universitas Pendidikan Indonesia ... 68 3. Standar Kompetensi Lulusan ... 69 4. Sasaran Program ... 70 5. Kebijakan Pengelolaan Manajemen Sekolah SMA

Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan

Indonesia ... 72 B. Hasil Temuan Khusus Penelitian ... 75

1. Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia ... 75 2. Kondisi Pelayanan Administratif Tenaga Administrasi

Sekolah di SMA Laboratorium Percontohan

Universitas Pendidikan Indonesia ... 78 3. Jenis Tenaga Administrasi Sekolah yang dibutuhkan di

SMA Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia ... 79 C. Pembahasan ... 80

1. Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia ... 80 2. Kondisi Pelayanan Administratif Tenaga Administrasi

Sekolah di SMA Laboratorium Percontohan

Universitas Pendidikan Indonesia ... 90 3. Jenis Tenaga Administrasi Sekolah yang dibutuhkan di

(38)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 114

(39)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deskripsi Kualifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia ... 47

Tabel 2.2 Deskriptor Kualifikasi Sumber Daya manusia Level 5 Program D-III Manajemen ... 49

Tabel 2.3 Deskriptor Kualifikasi Sumber Daya manusia Level 6 Program S-1 Manajemen ... 50

Tabel 4.1 Sasaran Program Sekolah ... 70

Tabel 4.2 Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia ... 76

Tabel 4.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Tata Usaha ... 92

Tabel 4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Urusan Kepegawaian ... 92

Tabel 4.5 Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Urusan Kesekretariatan ... 93

Tabel 4.6 Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Urusan Keuangan ... 93

Tabel 4.7 Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Urusan Kesiswaan ... 93

Tabel 4.8 Deskripsi Kualifikasi Kepala Tenaga Administrasi Sekolah ... 98

Tabel 4.9 Deskripsi Kualifikasi Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian ... 99

Tabel 4.10 Deskripsi Kualifikasi Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan ... 100

Tabel 4.11 Deskripsi Kualifikasi Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana ... 101

Tabel 4.12 Deskripsi Kualifikasi Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 102

Tabel 4.13 Deskripsi Kualifikasi Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan ... 102

Tabel 4.14 Deskripsi Kualifikasi Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan ... 103

(40)
[image:40.595.119.513.135.557.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 2.1  Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan  ....................................

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004- 2006)”...

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penamaan tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015 yang dapat dianalisi sebanyak 43 data, dengan perincian: 3

Untuk mengetahui pengaruh antara Praktik Perataan Laba dengan

apabila FACR meningkat, berarti telah terjadi peningkatan aktiva tetap yang.. dialokasikan bank dengan persentase lebih besar dibanding

Hasil perhitungan desain penukar kalor RSG-GAS ini terlihat adanya angka yang lebih besar untuk jumlah tube, luas permukaan transfer kalor clan diamenter shell. Ral ini

Pada pengamatan bobot basah menunjukkan adanya interaksi antara varietas dengan perlakuan keberadaan teki. Teki 30/polibag menunjukkan bobot basah yang paling tinggi

jawab atas terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Kecelakaan yang telah berakibat kepada kerugian pengguna jalan merupakan dampak dari ketersediaan sarana dan

Ilmu-ilmu yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam antara lain ialah: (1) Dasar-dasar Ajaran Islam; (2) Hukum Islam; (3) Ilmu Kalam atau teologi; (4) Ilmu Tasawuf;