• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Persero) Tbk TAHUN 2007-2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Persero) Tbk TAHUN 2007-2009."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 1. Sejarah Singkat Berdirinya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia. Dibawah subdivisi Elnusa GTDI dari anak perusahaan pertamina, infomedia telah menerbitkan buku petunjuk Telepon Yellow Pages di tahun 1984 yang berubah nama di tahun 1995 menjadi PT Infomedia Nusantara pada saat PT Telkom Tbk menanamkan investasinya.

Saat ini infomedia telah berkembang menjadi 3 (tiga) pilar bisnis untuk memenuhi besarnya tuntutan masyarakat akan jasa informasi. Layanan direktori merupakan pilar pertama yang akan menjadi bukti kematangan usaha infomedia dalam bisnis jasa penyedia informasi melalui penerbitan Buku Petunjuk Telepon (BPT), baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Layanan Contact Center menyediakan jasa outsourcing untuk aktivitas pemasaran maupun peningkatan kualitas layanan hubungan antara mitra infomedia dengan pelanggannya. Layanan konten yang terfokus pada penyediaan data sesuai kebutuhan mitra dan pelanggan.

(2)

mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT). Tahun 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang. Tahun 1961 Status Jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.

Tahun 1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Tahun 1989 Undang-undang nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no. 25 tahun 1991.

Tahun 1995 Penawaran umum perdana saham Telkom (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.

(3)

PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten – dengan mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan – dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi

Regional VII Kawasan Timur Indonesia – dengan mitra PT Bukaka Singtel. Tahun 1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.

Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dengan Indosat. Dengan transaksi ini, Telkom menguasai 72,72% saham Telkomsel. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan Telkom.

Tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telekom, dan dengan demikian Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoly penyelenggaraan telekomunikasi lokal.

(4)

Telkom sebesar 17,5% di tahun 2009 yang merupakan pencapaian 105,4% terhadap target margin laba bersih. Prestasi keuangan tersebut didukung oleh kinerja operasional PT Telkom yang juga solid. Saat ini PT Telkom melayani 105,2 juta pelanggan, dari bisnis seluler, telepon tidak bergerak dan telepon tidak bergerak nirkabel. jumlah tersebut merupakan pencapaian 106% terhadap target perusahaan. Penambahan pelanggan PT Telkom dipimpin oleh bisnis seluler yang bertambah 16,34 juta pelanggan atau pencapaian 162% terhadap target perusahaan tahun 2009

Untuk mendukung implementasi Good Corporate Governance dalam setiap aspek kegiatan perusahaan, infomedia telah mengeluarkan kebijakan pedoman tata kelola perusahaan di tahun 2008. Pada tanggal 30 juni 2009 PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) melalui PT. Multimedia Nusantara (Metra), anak perusahaan yang 99,99% milik Telkom (selanjutnya disebut Telkom Group) telah menandatangani Shares Sales & Purchase Agreement (SPA) untuk membeli 49% saham PT Infomedia Nusantara (Infomedia) milik PT Elnusa Tbk (Elnusa). Dengan telah dimilikinya 100% saham PT Infomedia Nusantara oleh Telkom Group akan semakin memantapnya portofolio bisnis infomedia di bidang penyediaan informasi direktori dan layanan komunikasi yang utama di kawasan regional.

2. Visi dan Misi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk a. Visi

To become a leading info Com player in the region

(5)

b. Misi

1) Telkom mempunyai misi memberikan layanan “One Stop Infocom Services With Exellent Quality and Competitive Price and To Be The

Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation”. Dengan

jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif.

2) Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis. 3. Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Suatu usaha agar berjalan dengan lancar perlu didukung oleh struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi bagian dan perwujudan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang berbeda dalam suatu organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan jasa komunikasi mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

(6)

Sebagai sebuah holding company, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Memiliki beberapa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT Telekomunikasi Selular Indonesia yang bergerak sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular, PT Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan Internet dengan nama produk TelkomVision dan PT Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dan Call Center.

Selain anak perusahaan tadi, dalam menjalankan operasi perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Telah mengelompokan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi, Center dan Yayasan, sebagai berikut:

a. Unit-unit Bisnis

1) Divisi Long Distance 2) Sub Divisi Satelit

3) Carrier & Interconnection Service Center 4) Divisi Multimedia

5) Divisi Fixed Wireless 6) Enterprise Service Center

7) Customer Service Wilayah Sumatera

8) Customer Service Wilayah Jakarta (Jadebotabek & Sekapur) 9) Customer Service Wilayah Jawa Barat

(7)

12) Customer Service Wilayah Kalimantan 13) Customer Service Kawasan Timur Indonesia 14) Maintenance Service Center

15) Training Center

16) Carrier Development Support Center 17) Management Consulting Center 18) Construction Center

19) I/S Center 20) R&D Center

21) SME Development Center b. Yayasan-Yayasan :

1) Dana Pensiun (Dapentel) 2) Yayasan Pendidikan 3) Yayasan Kesehatan c. Anak Perusahaan :

1) Kepemilikan > 50%

2) PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel): Telekomunikasi (Selular GSM) (baru)

3) PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra): Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)

4) PT Infomedia Nusantara (Infomedia): Layanan Informasi (baru) 5) PT Telekomunikasi Selular Raya (Telesera): Telekomunikasi

(8)

6) PT Pro Infokom Indonesia (PII): B2B (e-Government) 7) PT Indonusa Telemedia (Indonusa): TV Cable(baru)

8) PT Graha Sarana Duta (GSD): Properti, Konstruksi dan Jasa d. Kepemilikan 20% - 50%

1) PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN): Transponder Satelit dan Komunikasi

2) PT Multimedia Nusantara (Metra): Multimedia 3) PT Citra Sari Makmur (CSM): VSAT

4) PT Menara Jakarta: Multimedia

5) PT Metro Selular Indonesia (Metrosel): Telekomunikasi (Selular AMPS)

6) PT Mobile Selular Indonesia (Mobisel): Telekomunikasi (Selular NMT-450)

7) PT Napsindo Primatel Internasional (Napsindo): Network Access Point

8) PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Petrakom): Layanan Satelit Komunikasi Industri Perminyakan

9) PT Pramindo Ikat Nusantara: Telekomunikasi (KSO-1 Sumatera) e. Kepemilikan < 20%

1) PT Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel): Telekomunikasi (Pulau di Batam & Bintan)

(9)

3) PT Medianusa PTE, Ltd: Agen Penjualan Buku Petunjuk Telepon (BPT)

4) PT Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo): Konstruksi & Konsultasi Fas. Tel.

4. Produk PT. Telkom Indonesia, Tbk

Salah satu produk unggulan PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah Telkomsel. Telkomsel merupakan operator seluler terbesar di Indonesia dengan komposisi kepemilikan saham 65% PT. Telkom Indonesia, Tbk dan 35% SingTel, Singapore. Saat ini, Telkomsel memiliki tiga jenis produk kartu SIM yaitu Kartu HALO, Kartu simPATI, dan Kartu AS. a. Pelanggan:

Telkomsel saat ini merupakan Market leader Operator selular di Indonesia, dengan penguasaan pasar lebih dari 55%.

b. Teknologi:

Teknologi Telkomsel meliputi GSM Dual Band (900 dan 1800), GPRS, Wi-Fi, EDGE, 3G, dan 3,5G (HSDPA).

c. Aliansi Internasional:

(10)

1) Jaringan:

Telkomsel memiliki cakupan jaringan GSM/GPRS/EDGE paling luas di Indonesia dengan menyediakan cakupan jaringan suara sama luasnya dengan cakupan jaringan data.

2) Selain itu, jaringan Telkomsel telah melingkupi lebih dari 95% dari total area populasi Indonesia, termasuk kota besar, kabupaten, dan kecamatan.

3) Untuk menjangkau Coverage Internasional yang lebih luas, saat ini Telkomsel telah menjalin kerjasama dengan mitra internasional untuk GSM roaming di berbagai Negara.

4) Telkomsel juga didukung oleh SMS Centers dengan total kapasitas trafik mencapai ribuan SMS per detik.

d. GPRS:

1) Saat ini jaringan GPRS Telkomsel sudah sama dengan voice coverage-nya. Telkomsel memiliki jaringan GPRS yang handal didukung Core-Network GPRS yang terdistribusi di Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin dan Semarang.

2) Untuk GPRS roaming internasional, Telkomsel memiliki mitra GPRS roaming di berbagai Negara.

e. Layanan: 1) Produk

(11)

a) Produk Prabayar Simpati

Kartu AS

b) Produk Pasca Bayar Kartu Hallo

2) Program Marketing

Telkomsel memberikan program marketing yang cukup banyak untuk menarik hati pelanggan. Beberapa program marketing yang ditawarkan meliputi:

a) Simpati

Tarif SMS hemat

Bonus Bicara dan Bonus SMS SimPati Talkmania

Simpati PeDe b) Kartu AS

Tarif SMS ekstra hemat Paket 100 Sms gratis 100 Sms Masa aktif lama

Perhitungan per detik c) Kartu Halo

(12)

3) Fitur

Fitur merupakan salah satu strategi yang ampuh untuk menarik minat konsumen. Beberapa fitur yang ditawarkan oleh Telkomsel meliputi: a) International Roaming

b) Layanan Dunia 3G Telkomsel c) Layanan Transfer Pulsa

d) Nada Sambung Pribadiku (NSP) e) Telkomsel Call Me

f) Telkomsel SMS Me g) Call waiting

h) Call forwarding

i) SMS j) MMS k) GPRS

B. Analaisis Data dan Pembahasan

1. Perhitungan Analisis Rasio Keuangan

(13)

total asset. Semua analisis rasio tersebut menggunakan laporan keuangan sebagai dasar perhitungan, yang terdiri dari neraca dan laporan rugi/laba. Adapun perhitungan yang dipakai adalah selama periode 2007-2009. Berikut ini disajikan perhitungan dan analisis pembahasan data keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan baik atau tidak.

1. Imbalan kepada pemegang saham/Return On Equity (ROE), mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak berdasarkan modal sendiri.

% 100 Sendiri

Modal

pajak setelah Laba

ROE x

Tabel 4.1

Return on Equity PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2007 – 2009

Tahun Laba setelah pajak Modal sendiri % Rasio (%) Skor 2007 Rp 12.857.018,00 Rp 33.748.579,00

100

38,10 20 2008 Rp 10.619.470,00 Rp 34.314.071,00 30,95 20 2009 Rp 11.332.140,00 Rp 38.989.747,00 29,06 20

(14)

2. Imbalan Investasi (ROI), mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak termasuk penyusutan berdasarkan tingkat asset tertentu.

% 100 Employed Capital

Penyusutan EBIT

ROI  x

Tabel 4.2

Perhitungan capitalemployed

total aktiva aktiva tetap capital employed Rp82.058.760,00 Rp60.780.899,00 Rp21.277.861,00 Rp91.256.250,00 Rp71.066.244,00 Rp20.190.006,00 Rp97.559.606,00 Rp76.419.897,00 Rp21.139.709,00 Capital employed = total aktiva – aktiva tetap

Tabel 4.3

Return on Investment PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2007 – 2009

Tahun EBIT penyusutan capital employed % Rasio (%)

Skor

2007 Rp 26.472.708,00 Rp 9.440.476,00 Rp 21.277.861,00

100

168,78 15 2008 Rp 22.307.475,00 Rp 11.069.575,00 Rp 20.190.006,00 165,31 15 2009 Rp 22.603.141,00 Rp 12.565.928,00 Rp 21.139.709,00 166,36 15

(15)

3. Rasio Kas/Cash Ratio, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan kas, bank dan surat berharga jangka pendek yang segera dapat diuangkan.

% 100 s Liabilitie Current Pendek Jangka SB Bank Kas Ratio

Cash    x

Tabel 4.4

Rasio Kas/Cash Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2007 – 2009

Tahun Kas + Bank SB Jangka Pendek

Current Liabilities

% Rasio (%)

Skor 2007 Rp 10.140.791,00 Rp 159.504,00 Rp 20.674.629,00

100

49,82 5 2008 Rp 6.889.945,00 Rp 267.044,00 Rp 26.998.151,00 26,51 4 2009 Rp 7.805.460,00 Rp 359.507,00 Rp 26.717.414,00 30,56 4

Berdasarkan hasil tersebut di atas memperlihatkan bahwa rasio kas/cash ratio PT. Telkom pada tahun 2007 mampu memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan kas, bank dan surat berharga jangka pendek yang segera dapat diuangkan sebesar 49,82%. Pada tahun 2008 mampu memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan kas, bank dan surat berharga jangka pendek yang segera dapat diuangkan sebesar 26,51%. Pada tahun 2009 mampu memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan kas, bank dan surat berharga jangka pendek yang segera dapat diuangkan sebesar 30,56%.

4. Rasio Lancar/current ratio, mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancarnya.

% 100 s Liabilitie Current Asset Current ratio rent Lancar/cur

(16)

Tabel 4.5

Current Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2007 – 2009

Tahun Current Asset Current Liabilities % Rasio (%)

Skor 2007 Rp 15.978.095,00 Rp 20.674.629,00

100

77,28 0 2008 Rp 14.622.310,00 Rp 26.998.151,00 54,16 0 2009 Rp 16.186.024,00 Rp 26.717.414,00 60,58 0 Bardasarkan hasil tersebut di atas memperlihatkan bahwa rasio lancar PT. Telkom pada tahun 2007 mampu memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancarnya sebesar 77,28%. Pada tahun 2008 mampu memenuhui utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancarnya sebesar 54,16%. Pada tahun 2009 mampu memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancarnya sebesar 60,58%. 5. Collection Periods/periode penagihan (CP), melihat kemampuan

perusahaan berapa lama waktu yang diperlukan untuk merubah piutang menjadi kas pada periode tertentu.

har i x365 Usaha Pendapatan Total

Usaha Piutang

Total CP

Tabel 4.6

Collection Periods PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2007 – 2009 Tahun Total Piutang

Usaha

Total Pendapatan Usaha

Hari Rasio (hari) Skor

2007 Rp3.511.996,00 Rp59.440.011,00

365

(17)

Bardasarkan hasil tersebut di atas memperlihatkan bahwa collection periods PT. Telkom pada tahun 2007 memerlukan waktu sebanyak 21,57 hari untuk merubah piutang menjadi kas. Pada tahun 2008 memerlukan waktu sebanyak 21,76 hari untuk merubah piutang menjadi kas. Pada tahun 2009 memerlukan waktu sebanyak 22,14 hari untuk merubah piutang menjadi kas.

6. Perputaran persediaan (PP), mengukur kemampuan perusahaan dalam menunjukan keefektifan manajemen persediaan untuk mengatur persediaannya yang diputar dalam periode tertentu atau lamanya dana yang tertanam pada persediaan.

har i x365 Usaha Pendapatan Total

Persediaan Total

PP

Tabel 4.7

Perputaran Persediaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2007 - 2009

Tahun Total Persediaan Total Pendapatan Usaha Hari Rasio (Hari) Skor 2007 Rp 211.441,00 Rp 59.440.011,00

365

1,30 5

2008 Rp 511.950,00 Rp 60.689.784,00 3,08 5 2009 Rp 435.244,00 Rp 64.596.635,00 2,46 5

(18)

7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO), mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan berdasarkan aktiva yang dimiliki. Perputaran total aktiva untuk menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya.

% 100 Employed Capital

Pendapatan Total

TATO x

Tabel 4.8

Perhitungan capital employed

total aktiva aktiva tetap capital employed Rp 82.058.760,00 Rp 60.780.899,00 Rp 21.277.861,00 Rp 91.256.250,00 Rp 71.066.244,00 Rp 20.190.006,00 Rp 97.559.606,00 Rp 76.419.897,00 Rp 21.139.709,00 Capital employed = total aktiva – aktiva tetap

Tabel 4.9

Total Asset Turn Over PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2007 - 2009

Tahun Total Pendapatan Capital Employed % Rasio (%) Skor 2007 Rp 59.440.011,00 Rp21.277.861,00

100

279,35 5 2008 Rp 60.689.784,00 Rp20.190.006,00 300,59 5 2009 Rp 64.596.635,00 Rp21.139.709,00 305,57 5

(19)

8. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset, merupakan seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai aktivitas perusahaan berdasarkan aktiva.

% 100 Asset

Total

Sendiri Modal Total TA

terhadap

TMS  x

Tabel 4.10

Rasio Total Modal Sendiri terhadap TotalAsset PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2007 – 2009

tahun total modal sendiri total aset % rasio Skor 2007 Rp 33.748.579,00 Rp 82.058.760,00

100

41,13 9 2008 Rp34.314.071,00 Rp 91.256.250,00 37,60 10 2009 Rp 38.989.747,00 Rp 97.559.606,00 39,97 10

Berdasarkan hasil tersebut di atas memperlihatkan bahwa TMS terhadap TA PT Telkom pada tahu 2007 membutuhkan dana sebesar 41,13% untuk membiayai aktivitas perusahaan berdasarkan aktiva yang dimiliki. Pada tahun 2008 membutuhkan dana sebesar 37,60% untuk membiayai aktivitas perusahaan berdasarkan aktiva yang dimiliki. Pada tahun 2009 membutuhkan dana sebesar 39,97% untuk membiayai aktivitas perusahaan berdasarkan aktiva yang dimiliki.

2. Analisis Tingkat Kesehatan Rasio Keuangan

(20)

BUMN. Penilaian atas aspek keuangan dinilai dengan bobot 70, aspek operasional dinilai dengan bobot 15, dan aspek administrasi dinilai dengan bobot 15. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja perusahaan pada aspek keuangan. Tata cara penilaian kinerja keuangan untuk PT Telkom adalah sebagai berikut: total bobot untuk penilaian kinerja keuangan adalah 70, indikator yang dinilai masing-masing bobotnya, metode penilaian dinilai berdasarkan skor yang telah ditetapkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/BUMN/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN.

Tabel 4.11

Daftar Indikator dan bobot aspek keuangan

Indikator Bobot

1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 20

2. Imbalan Investasi (ROI) 15

3. Rasio Kas 5

4. Rasio Lancar 5

5. Collection Periods 5

6. Perputaran Persediaan 5

7. Perputaran Total Asset 5

8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10

Total bobot 70

Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 Tabel 4.12

Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN SEHAT, terdiri dari: KURANG SEHAT, terdiri

dari:

TIDAK SEHAT, terdiri dari:

(21)

Tabel 4.13

Persentase tingkat kesehatan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2007 – 2009

Rasio keuangan 2007 2008 2009

Rasio (%)

Skor Rasio (%)

Skor Rasio (%)

Skor 1. Imbalan kepada pemegang

saham (ROE)

38,10 20 30,95 20 29,06 20

2. Imbalan Investasi (ROI) 168,78 15 165,31 15 166,36 15 3. Rasio Kas 49,82 5 26,51 4 30,56 4 4. Rasio Lancar 77,28 0 54,16 0 60,58 0 5. Collection Periods 21,57 5 21,76 5 22,14 5 6. Perputaran Persediaan 1,30 5 3,08 5 2,46 5 7. Perputaran Total Asset 279,35 5 300,59 5 305,57 5 8. Rasio modal sendiri terhadap

total aktiva

41,13 9 37,60 10 39,97 10

Total skor 64 64 64

Persentase tingkat kesehatan 91,43% 91,43% 91,43% Tingkat Kesehatan BUMN Sehat AA Sehat AA Sehat AA

Keterangan:

Persentase tingkat kesehatan tahun 2007 => 100% 70

64

x = 91,43%

Persentase tingkat kesehatan tahun 2008 => 100% 70

64

x = 91,43%

Persentase tingkat kesehatan tahun 2009 => 100% 70

64

x = 91,43%

(22)

dari AA apabila 80<TS< = 95. Pada tahun 2008 total skor untuk kinerja keuangan adalah 64 atau 91,43% dari total yang seharusnya 70, berdasarkan penilaian tingkat Kesehatan BUMN PT Telkom berada pada kategori SEHAT terdiri dari AA apabila 80<TS< = 95. Pada tahun 2009 total skor untuk kinerja keuangan adalah 64 atau 91,43% dari total skor seharusnya 70, berdasarkan penilaian tingkat Kesehatan BUMN PT Telkom berada pada kategori SEHAT terdiri dari AA apabila 80<TS< = 95.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, maka penilaian tingkat kesehatan BUMN sesuai dengan skor termasuk dalam kategori tiga tahun perusahaan diantaranya:

1. Tahun 2007: total skor 64 atau 91,43% dari total skor seharusnya 70. Perusahaan masuk dalam kategori sehat dengan predikat AA. Dilihat dari ROE, ROI, cash ratio, collection periods, inventori turn over, total asset turn over perusahaan sudah pada keadaan baik karena sudah mendapat skor penuh. Pada rasio lancar PT Telkom belum mampu memenuhi utang lancarnya melalui aktiva lancarnya yang digunakan perusahaan. Pada rasio ini perusahaan mendapatkan skor 0 dari skor 5 yang seharusnya. Begitu juga pada rasio total modal sendiri terhadap total aktiva mendapatkan skor 9 dari 10 yang seharusnya. Hal ini membuat perusahaan perlu meningkatkan aktiva lancarnya untuk membiayai aktivitas perusahaan.

(23)

dari ROE, ROI, collection periods, inventori turn over, total asset turn over, total equity to total asset perusahaan sudah pada keadaan baik karena sudah mendapat skor penuh. Pada rasio kas belum cukup optimal memenuhi utang lancarnya menggunakan kas, bank, dan surat berharga jangka pendek yang segera dapat diuangkan. Pada rasio ini perusahaan hanya mendapat skor 4 dari skor 5 yang seharusnya, rasio ini mengalami penurunan pada tahun lalu. Begitu juga pada rasio lancar belum mampu memenuhi utang lancarnya melalui aktiva lancarnya yang digunakan perusahaan. Pada rasio ini perusahaan mendapatkan skor 0 dari skor 5 yang seharusnya, masih sama saja dengan tahu lalu. Hal ini semakin membuat perusahaan perlu meningkatkan aktiva lancarnya untuk membiayai aktivitas perusahaan. Pada rasio kas PT Telkom sepertinya lebih mengurangi kas menganggur (idle cash) perusahaan. Sedangkan pada rasio total modal sendiri terhadap total asset yang semakin meningkat dari tahun lalu sepertinya semakin banyak investor/calon investor tertarik untuk menginvestasikan dananya kepada PT Telkom.

3. Tahun 2009: total skor 64 atau 91,43% dari total skor seharusnya 70. Perusahaan masuk dalam kategori sehat dengan predikat AA. Kondisi keuangan pada tahun ini masih sama dengan tahun lalu.

(24)
(25)
(26)
(27)

Gambar

Tabel 4.11 Daftar Indikator dan bobot aspek keuangan
Tabel 4.13 Persentase tingkat kesehatan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2015, aset lancar mengalami kenaikan sebesar 78,87% yang tentunya juga diakibatkan oleh meningkatnya saldo kas dan setara kas yang diperoleh dari

Dalam rasio aktivitas dengan menggunakan alat analisis total assets turnover dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan dan pada tahun 2016

Hotel Sahid Jaya International, Tbk mengalami penurunan yang disebabkan oleh faktor nilai utang lancar yang besar yang tidak dibarengi dengan pendapatan kas yang besar,

Ada beberapa cara untuk menghitung kinerja keuangan daerah diantaranya adalah dengan menghitung rasio lancar, rasio kas, rasio utang terhadap ekuitas, dan rasio utang

dalam memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki dari segi kas dan piutang yang dimiliki perusahaan.Meskipun dengan adanya penurunan hasil rasio lancar pada

Sedangkan untuk tahun 2016 niali rasio cakupan kas terhadap hutang lancar kembali mengalami penurunan sebesar 0,19 kali ini berarti bahwa pada tahun ini

Rasio likuiditas yang dimiliki PT Toko Gunung Agung Tbk dan Anak Perusahaan mengalami penurunan pada modal kerja bersih, rasio kas terhadap kewajiban lancar, rasio operasi,

Rasio aktivitas selama tahun 2014-2018 melalui perputaran kas dan perputaran piutang mengalami peningkatan dan penurunan sedangkan perputaran persediaan dan perputaran modal