• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KEMAMPUAN KOORDINASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SLBN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KEMAMPUAN KOORDINASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SLBN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI SUMATERA UTARA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

.

. . ;; .... ::-:

' • , \ J -~ ·J '-'~'

• • I ~ '\ ' ',

··"';' ... :-...

) f·· . --~ .

(2)

KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KEMAMPUAN

KOORDINASI KEP ALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA

GURU DI SLBN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

SUMATERA UTARA

Disusun

dan

diajukan oleh

NURY ANINGSIH

NIM: 08 1188130033

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Pada Tangga125 Februari 2010

Dan Telah Memenuhi Salah

Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

-Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan

~

Menyetujui

Tim Pembimbing

Medan, 1 Maret 201 0

Dr. Dede Ruslan, M.Si

N[P. 196504071990031002

(3)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No

Nama

l

Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd

NIP. 131412356

Ketua

2

Dr.

Dede

Ruslan, M.Si

NIP.

196504071990031 002

Sekretaris

3

Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik, M.Si

NIP. 13 1662742

Penguji

I

Prof. Parlindungan Pangaribuan, MA, Ph.

NIP.

130186746

Penguji

II

5

Prof. Dr. Harun SitompuL M.Pd

NIP. 196007051986011 001

Penguji

III

~

.~

... .

Nama

: Nwyaningsih

NIM

:

081188130033

(4)

KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah

Rahmat dan Karunia-Nya tesis yang berjudul " Kontribusi Pelaksanaan Supervisi dan

Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah Terhadap Kinetja Guru di SLBN Dinas

Proviosi Sumatera Utara" yang dapat diselesaikan walaupun dengan se.gala

keterbatasan dan ke kura:ngan yang dimiliki penulis.

Terselesaikannya tesis ini berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkao banyak terima kasih, terutama

kepada Bapak Prof. Dr. Zainudin, M.Pd selaku pembimbing I yang selalu memotivasi

dan memberikan bimbingan \Dltuk kesempumaan tesis ini, Bapak Dr. Dede Ruslan,

M.Si selaku pembimbing

n

yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi dan

membimbing penulis d engan penuh kesabaran dan ketelitian untuk menyelesaikan

tesis ini.

Tak lupa disampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Thou Hajar

Damanik, M.Pd, Prof. Parlindungan Pangaribuan, M A, PhD., Prof. Dr. Harun

Sitompul, M.Pd selaku narasumber yang memberi banyak masukan, penulis juga

sampaikan rasa terima kasih penulis kepada Bapak Prof. Dr. Saiful Sagala, M.Pd

sebagai ketua Progran1 Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Yasarotodo Wau, M.Pd

selaku sekretaris Prodi yang selalu memberi motivasi penulis. Terima kasih juga

kepada Bapak. Prof. Belferik Manullang selaku direktur Program Pasca Sarjana dan

Bapak Prof. Sawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

(5)

Kepada Bapak Kepala Dinas Provinsi Sumut beserta staf dan jajarannya yang

telah memberi izin dan kemudahan dalarn penelitian. Terima kasih juga kepada

Bapak Kepala Sekolah di SLB Negeri Dinas Provinsi Swnatera Utara tempat penulis

melaksanakan penelitian. Bapak Maryana, S.Pd, Bapak Saroso, S.Pd, Bapak Drs.

Pormasi Nababan dan Bapak Drs. Bahrizal, M.Pd serta Bapak/ Ibu gw·u PNS di SLB

N Dinas Pendidikan Sumut selaku responden, j uga kepada ternan-ternan mahasiswa

Pasca Unimed.

Secara khusus ucapan haru dan bangga penulis sarnpaikan kepada kedua

orang tua kandWlg penulis, kep ada Ibu Dewi dan Pak Dodo, kepada kedua saudara

kandung penulis Mas Y an to dan Mbak Y anti, kepada Ananda tercinta lndah serta

seluruh keluarga KRT Pademo Wardoyo di Yogyakarta.

Terima kasib atas motivasinya selalu kepada Drs. Arifin Siregar, MPd, Dr.

Agus Priyatno, MSn mudah-mudahan basil penelitian ini menambah kbazanah ilmu

pengetahuan dalam d unia pendidikan scmoga bermanfaat. Amin.

Medan, Maret 2010

Penulis

N uryaningsih

(6)

ABSTRAK

Nuryaningsih. Koutribusi Pelaksanaan Supervisi dan Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah Terbadap Kinerja Guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Tesis, Medan Program Pasusarjana Universitas Negeri Medan, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi positifyang signifikan: (1) pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja g~ (2) kemampuan koordinasi kepala sekolah terhadap kinerja guru, dan (3) pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Swnatera Utara.

P opulasi penelitian ini adalah seluruh guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 116 orang dan sampel penelitian sebanyak 31 orang dengan menggunakan stratifikasi random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu angket dengan ujicoba Iebih dahulu. Hasil ujicoba tes pelaksanaan supervisi kepala sekolah diperoleh 2 item yang tidak valid dari 30 item dengan koefisien reliabilitas 0,84, kemampuan koordinasi kepala sekolah diperoleh 2 item yang tidak valid dari 30 item dengan koefisien reliabilitas 0,92, dan angket kinerja

guru diperoleh 2 item yang tidak valid dari 30 item dengan koefisien korelasi 0,86.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan

inferensial yang meliputi analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelak:sanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah serta kinerja guru tergolong ke dalam kategori cukup. Terdapat kontribusi positif yang signifikan pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja ~ koefisien korelasi 0,4473. Terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan koordinasi kepala sekolah terhadap kinelja guru, koefisien korelasi 0,4633. T erdapat kontribusi positif yang signifikan pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara dengan koefisien korelasi 0,5782. P engujian dilakukan pada taraf signifikansi a = 0,05. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan peJaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah yang baik.

(7)

ABSTRACT

Nuryaningsih. The Contribution Supervision and Coordination Ability of Headmaster to Performance of Teacher of SLBN in Sumatera Utara. Thesis.

Tile State Univesity of Medao, Post Graduate Studies, 2009.

This study is aimed at finding out the significant contribution: (1) supervision by headmaster to performance of teacher, (2) coordination ability of headmaster to

performance of teacher, and (3) supervision and coordination ability of headmaster

together to performance of teacher of SLBN in Sumatera Utara.

The population was all teachers of SLBN in Swnatera Utara with the total of

116teachers and 31 of them were taken as sample by using stratified random

sampling. Instruments used were questionaires, and the instnunent were first tried.

Tried out showed that 2 items of supervision by headmaster

were

not valid of 30

items, with a reliability coefficient 0.82, 2 item of coordination ability of headmaster

was not valid of 30 items, with a reliability coefficient 0.92 and 2 item of the

performance of teacher was not valid of 30 items with a reliability coefficient 0,86.

The data analysis technique used were description and inferential analysies

correlation and regression analysis. The result showed that supervision by

headmaster, coordination ability of headmaster, and performance of teacher were in

the enough categoris There are significant contribution the supervision by headmaster

to performance of teacher, with a correlation coefficient was 0.4473. There are

significant contribution coordination ability of headmaster to performance of teacher,

with a correlation coefficient was 0.4633 . And also, there are significant contribution

the supervision and coordination ability of headmaster together to performance of

teacher of SLBN in Sumatera Utara, with a correlation coefficient was 0.5782. The

test is done by using level of significancy at a = 0.05, df = 29. It

means

that the increasing performance of teacher. helping of supervision and coordination ability of headmaster is well.

These result of study are very usefull for Dinas Pendidikan. headmaster, and

teachers to improve performance of teacher and the other researchers to deepen infonnation about the other relevant studies.

(8)

DAITARISI

ABSTRAK ... ... .

ABSTRACT ... ... ... ii

KA TA PENGANT AR. ... ... .... ... Ul DAFf AR lSI... ... ... .... v

DAFl'AR TABEL... Vll DAFl'AR GAMBAR... ... ... viii

DAFf AR LAMPIRAN ... ... ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... ... ... 1

B. Identiftkasi Masalah ... ... ... ... 13

C. Pembatasan Masalah ... ... ... ... .. ... .... ... .... 14

D. Perumusan Masalah ... ... 14

E. Tujuan Penelitian ... 15

F. Manfaat Penelitian . ... ... ... ... .... ... .. ... ... 15

DAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA DERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... ... 17

A. Landasan Teoritis ... ... 17

I . Hakikat Kinerja Guru... 17

2. Pelaksanaan Supervisi... ... 20

3. Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah ... ... ... ... 27

B. Penelitian Yang Relevan ... ... 31

C. Kerangka Berpikir ... ... ... .... 32

D. Pengajuan Hipotesis ... .... 36

DAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

B. Jenis Penelitian... ... ... .. ... ... ... 38

C. Definisi Operasional V ariabel Penelitian ... .... .. ... ... .... 39

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 41

E. lnstrumen Penelitian... ... 45

F. Uji Coba Instrumen ... ... 46

G.

Analisis Data...

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... ... 55

I.

Deskripsi Data... 55

2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 64

3. Pengujian Hipotesis Penelitian... ... 68

B . Pembahasan Hasil Penelitian ... ... ... 73

D. Ke terbatasan Penelitian ... ... 77

(9)

BAD V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.... ... 79

A. Simpulan ... .... .. . ... ... ... 79

B. lmplikasi... 80

C. Saran...

86

DAFfARPUSTAKA... 88

LAMPIRAN ...

91

(10)

DAFT AR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Data Latar Belakang Pendidikan Guru PNS SLBN Sumatera Utara ... 8

3 .1. Distribusi Populasi Penelitian ... ... .. .. ... . .. .. . .. ... .. .. . . . ... 41

3.2. Penyebaran Populasi Berdasarkan Strata... ... 42

3.3. Rangkwnan Jumlah Sampel Untuk Setiap Strata... 45

4.1. Ringkasan Data Setiap Variabel Penelitian... 55

4.2. Distribusi Frekuensi Skor Pelaksanaao Supervisi Kepala Sekolah... 55

4.3. Kecenderungan Variabel Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah... 57

4.4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah... 58

4.5. Kecendenmgan Variabel Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah ... 60

4.6. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru... 61

4.7. Kecenderungan Variabel Kinerja Guru... 63

4.8. Rangkuman Uji Nonnalitas Data ... 64

4.9. Ringkasan Anava untuk Regresi Linier

Y

= 43,8023 + 0,4494

x ...

66

4.10. Ringkasan Anava untuk Regresi Linier

Y

= 42,7938

+

0,4899 X2... 67

4.11. Koefisien Korelasi Antar Variabel... 68

4.12. Ringkasan Anava

y

= 16,6675 + 0,3582 XI+ 0,3992

x2 ...

70

4.13. Ringkasan Analisis Korelasi Parsial... 72

4.1 4. Besamya Sumbangan Relatif dan EfektifVariabel Bebas.. ... 73

[image:10.530.34.472.90.624.2]
(11)

..

DAFTAR GAMBAR

Gam bar Halaman

2.1. Hubungan antara variable X1, X2, dan Y ... 36

4.1. Histogram Skor Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 56

4.2. Diagram Bat:angKecendenmgan Variabel Variabel Pelaksanaan

Supervisi... 57

4.3 . Histogram Skor Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah... 59

4.4 Diagram Batang Kecenderungan Variabel Kemampuan Koordinasi

Kepala Sekolah... ... .. . .. . .. ... ... ... ... ... 60

4.5. Histogram Skor Kinetja Guru... 62

4.6. Diagram Batang Kecendenmgan Variabel JGnerja Guru... 63

>

'Z

?

m

(12)

DAFT AR LAMPI RAN

,

Lamp iran Halaman

1. Instnnnen Penelitian... .. ... ... 91

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian... 98

3. Rangkwnan Butir lnstrurnen Yang Tidak Terpakai ... 107

4. Data lnduk Penelitian... ... ... 108

8. Uji Linieritas ... 125

9. Uji Independensi ... 135

10. Perhitungan Koefisien Korelasi, Regresi dan Uji Signiftkansi.... ... 136

ll. Perhltungan Koefisien Korelasi Parsial ... ... ... ... .... ... 146

(13)

A. Latar Belakang Masalab

BABl

PENDAHULUAN

Dasar keberhasilan pendidikan SLB dapat dilihat dari Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) dan Standar lsi (Sl) dan berpedoman kepada panduan yang

ditetapkan olch Badan Standar Nasional Pendididkan (BSNP), scbagaimana yang

ditentukan datam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Pendidikan

Nasional,selain itu juga sangat bcrgantung pada unsur-unsur yaitu; Kepala

Sekolah, guru, murid, pegawai sarana dan prasarana, kurikutum SLB, tim ahli

(psikotog, orthopedagok, psikiater, dan dokter anak) unsur-unsur tersebut sating

berkaitan, saling membutuhkan, dan sating bergantung satu sama lain atau

mendukung keberhasitan pendidikan. Artinya kincrja guru SLB akan tcrcapai

dengan optimal jika unsur-unsur yang ada datam pendidikan itu dapat

bekerjasama dengan baik. M isalnya kepala sckolah mampu melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya dengan baik, apakah itu kemampuan dalam

melaksanakan administrasi, supervisi ataupun metakukan koordinasi dan

sebagainya.

Sesuai perkembangan zaman pendidikan luar biasa yang berkonotasi SLB

dirubah menjadi pendidikan anak berkebutuhan khusus yang mencakup

anak-anak yang sekolah di SLB/SDLB. Kinerja guru SLB dipengaruhi oleh peran

kepala Sekolah SLB sebagai pimpinan, mulai dari guru di satuan pendidikan,

(14)

guru bagian A Tunanetra, bagian B baik tunarungu maupun tunawicara, bagian C

tunamental mampu didik, C l tunamental mampulatih, bagian D ada dua 0 untuk

ringan dan D I sedang bagian E tunalaras, F Tuna wicara, G bagian tunaganda

,bagian H HlV AIDS, bagian I Gifted: Potensi Kecerdasan lstimewa (IQ > 125),

bagian Talented : potensi bakat istimewa (Multiple Intelligences: interpersonal,

intrapersonalnatural, sepiritual),bagian K kesulitan belajar (a.l Language,

Logico-mathematic, Visio; spatial, bodly-lrnesthetic, musical, Hiperaktif,ADDI

ADHD, Dyslexia, disgraphia, disca/culia, dispasia, dispraxia) bagian L Jambat

belajar,bagian M Autis, N korban penyalah gunaan narkoba dan 0 indigo.oleh

karena sifat yang kompleks dan unik maka kepala sekolah mengkoordinasi semua

komponen tersebut di atas dengan baik, akan menimbulkan semangat dan

sistematisnya sistem kerja organisasi SLB. Adapun susunan sistcm kerja

organisasi SLB adalah meliputi; kepala sekolah mengkoordinasi urusan tata

usaha, tenaga ahli PLB sesuai dengan jenis kecacatan yang ada pada PLB,

koordinator satuan pendidikan untuk TKLB, SDLB,SL TPLB,dan SMLB, tenaga

kependidikan (guru) untuk TKLB, SDLB, SL TPLB, dan SMLB, penjaga sekolah

atau tenaga kebersihan, perpustakaan, dan petugas asrama siswa (Diknas Dikjen

Dikpen Luar Biasa, 2003). Sebagaimana dijelaskan oleh Terry ( 1982)

mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan mengarahkan

pengikut-pengikutnya untuk bekerjasama dengan kepercayaannya serta tekun mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan pimpinan mereka.

Kepa1a sekolah SLB yang mengarahkan bawahannya juga berperan

sebagai pengawas sehingga tidak terjadi miskomunikasi yang menyebabkan

(15)

munculnya pemyataan bahwa kepala sekolah hanya dapat memerintah dan tidak

ada tindak !an jut dari apa yang ia perintah. Hal ini menunjuk.kan fungsi pengawas

belum dilaksanakan dengan baik. Menurut Nasution (1996) pengawas berfungsi

mengawasi dan membantu serta membimbing untuk memccahkan

masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh Kepala sekolah, guru, siswa maupun

pcrsonel lainnya. Bantuan memecahkan masalah-masalah dalam suatu pekerjaan

itulah yang disebut supervisi.

Purwanto (2007) menjelaskan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan

yang direncanakan, untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya

dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Tugas kepala sekolah pada

hakekatnya bukan hanya selaku administrator, tetapi mengoptimalkan berbagai

upaya untuk menciptakan suatu kondisi yang terencana secara sistematis dalam

melakukan proses pendidikan.

Senada dengan itu Sahertian (1992) mengemukakan bahwa kepala sekolah

memiliki tanggung jawab dalam memberhasilkan proses belajar mengajar, kepala

sckolah sebagai supervisor mempunyai tugas membantu guru-guru memperbaiki

situasi belajar mengajar dalam arti luas.

Supervisi pendidikan merupakan upaya yang berkaitan erat dcngan

kegiatan administrasi pendidikan. Supervisi pada Sekolah Luar Biasa akan

tcrlaksana dengan baik apabila supervisor memahami dan menguasai seluk beluk

administrasi pendidikan. Subtansi supervisi berkenaan dengan kurikulum

Pendidikan Luar Biasa, perbaikan proses belajar mengajar dan peningkatan

professional guru-guru dan personal lainnya. Dengan ketiga saran tersebut,

(16)

diharapkan proses pendidikan terlaksana dengan efektif dan efisien selalu pada

akhirnya kualitas pendidikan akan dapat dicapai lebih baik.

Kepala sekolah sebagai top manager tidak hanya wajib melaksanakan

tugas-tugas administrasi tapi juga menyangkut bagaimana harus mengatur seluruh

program sekolah, karena itu Kepala sekolah harus mampu melakukan supervisi,

koordinasi secara optimal dan mengarahkan seluruh aspek, baik itu guru,

pengawas, murid secara administratif maupun proses pendidikan di sekolahnya,

sehingga instansi yang dipimpinnya menjadi dinamis dan dialektis dalam

koordinasi.

Peranan kepemimpinannya di sekolah harus digerakkan sedemikian rupa

sehingga pengaruhnya dapat dirasakan di kalangan staf dan g uru-guru langsung

ataupun tidak langsung, oleh karena itu prilaku kepala sekolah sebagai orang yang

memegang kunci perbaikan dalam administrasi dan pengajaran harus mampu

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dalam melakukan inovasi di bidang metode

dan teknik pengajaran dengan mencoba ide-ide baru dan mencobakan praktik

baru serta dalam bentuk manajemen kelas yang Jebih efektif dan sebagainya.

Studi seperti ini pemah dilakukan oleh beberapa ahli pendidikan, misalnya;

Chesler dkk dalam Siregar (2003 ) pernah melakukan studi tentang peranan

kepala sekolah dalam memperlancar pembaruan (inovasi). Mereka berusaha

menyelidiki pengaruh kepala sekolah terhadap pembangunan dan keikutsertaan

usaha-usaha kelas yang bersifat inovatif. Dari penelitian yang dilakukan Chesler

menyimpulkan, bahwa sikap kepala sekolah sebagai pimpinan, mempunyai

pengaruh yang besar dan berarti sekali terhadap pembaruan pengajaran, juga

(17)

terhadap norma-norma staff serta cenderung mengadakan pembaruan (inovasi)

dikalangan guru-guru kepala sekolah yang disertai oleh staff yang inovatif lebih

berorientasi kepada profesi dari pada stafyang kurang inovatif.

Kepala sckolah yang disertai inovatif tersebut ban yak menaruh perhatian

kepada perbaikan proses belajar mengajar di kelas, suka memotivasi para guru

untuk inovatif untuk mengembangkan karier dan secara bcrkesinambungan

melakukan evaluasi terhadap proses belajar murid, sedang sebaliknya, kepala

sekolah dengan staf yang kurang inovatif, cenderung untuk berorientasi terhadap

soal-soal rutin administrasi yang banyak menyangkut kepada usaha memperlancar

organisasi sekolah saja serta bersikap responsive terhadap kebutuhan administratif

yang lebih baik.

Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi harus bersikap demokratis, dia

harus mendorong para guru untuk menggunakan berbagai macam teknik

pengajaran, melakukan penelitian diberbagai bidang tingkat sekolah,

memanfaatkan rapat-rapat guru untuk membahas cara-cara perbaikan pengajaran

siswa berkebutuhan khusus, mengikut sertakan staf administrasi dalam

merumuskan program-program latihan. Sedangkan pendapat yang lain agar

kepala sckolah sebagai administrator memiliki pengalaman mengajar dan harus

memimpin sekolah secara demokratis dan memperlakukan guru secara konsisten,

harus membuat jalur-jalur komunikasi ke bawah dan ke samping, dengan

demik:ian kepemimpinan seorang kepala sekolah sangat menentukan dalam

rangka inovasi pendidikan sekolah karena pentingnya membentuk suasana yang

terbuka di sekolah perlu mendapat perhatian dan cara membentuk suasana baik

(18)

demikian adalah dengan komunikasi verbal dan behavioral. Dalam konteks ini

Hawthorns yang dikutip oleh Arifin (1981), mendapatkan bukti bahwa anggota

kelompok kerja akan berfungsi sebaik-baiknya bilamana masing-masing mereka

memahami peristiwa-peristiwa dalam organisasinya. dan sebaliknya bila merelca

tidak mengetahuinya, merelca cenderung untuk bekerja lambat dan menimbulkan

suasana yang tidak kondusi f.

Lebih lanjut Arifin (1 981) menyaranlcan kepada kepala sekolah, agar

menunjukkan bantuannya yang akt ifbagi inovasi serta lebih memperhatikan pada

upaya peningkatan kompetensi guru dengan memanfaatkan beberapa metode

berikut:

1. Kepala sekolah hendaknya mendorong untuk mengembangkan hubungan

kerjasama saling mcmbantu dan saling memberi ide baru.

Kepala sekolah hendaknya mau bekerja sama dengan tenaga-tenaga ahli

universitas untuk mengembangkan program in-service training .

Kepala sekolah hendaknya berusaha memperbaiki hubunganoya kepada para

guru dengan mcmotivasi mereka untuk saling mengarnati pelaksanaan proses

belajar-mengajar di kelas-kelas lain, dengan membuat laporan tertulis atau

kertas kerja tcntang gagasan mengcnai teknik mengajar yang beru, lalu

membicarakannya dalam rapat-rapat staf untuk dipertimbangkan/dinilai.

4. Sebagai pcmimpin, ia harus tetap mengadalcan cvaluasi tentang pengaruh dan

prilakuknya terhadap staf. Dengan cara demikian kepala sekolah akan dapat

memelihara kepekaan segala kebutuhan guru dan kedayagunaannya dalarn

usaha pembaruan pendidikan.

(19)

Saran Arifin (1981 ), hendaknya dapat diterapkan pada lembaga-lembaga

pendidikan yang ada di Indonesia baik pendidikan umum maupun pendidikan

.

khusus. Hasil penelitan yang dilakukan tersebut, dapat diterapkan oleh kepala

sekolah Luar Biasa. Maka akan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang

diembannya.

Keberadaan Sekolah Luar Biasa Negeri semakin berkembang dalam

kehidupan masyarakat Indonesia, berarti eksistensinya tidak dapat diabaikan

sebagai Iembaga pcndidikan jalur sekolah khusus dengan menyelenggarakan

pendidikan khusus dalam bidang mental, spiritual, intelektual dan keterampilan

yang memiliki nilai tambah dan sekaligus memikul beban yang berat dalam upaya

mewujudkan tujuan Pendidikan Luar Biasa. Namun kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa kebcradaan Sekolah Luar Biasa masih relative tertinggal dan

dianggap margin di bandingkan dengan pendidikan umum sederajat Untuk

berbagai langkah kebijaksanaan telah dilakukan Pemerintah dalam upaya

meningkatkan kinerja guru dan mutu pendidikan termasuk dilingkungan SLB,

terutama melalui berbagai macam pcmbenahan manajemen pendidikan luar biasa,

antara lain pembinaan kelembagaan, kurikulum (Program Khusus dan Pelayanan

Khusus), ketenagaan (Guru PLBIPKJI), sarana dan prasarana dan lain sebagainya.

Kenyataan di lapangan, dari survei awal peneliti menemukan ada indikasi

rendahnya kinetja guru di SLB Negeri Dinas Pcndidikan Propinsi Sumatera Utara

hal ini terlihat dari minimnya tenaga guru PLB sesuai dari data yang di dapat dari

SLB Pembina Medan yaitu seperti pada table berikut :

(20)
[image:20.529.34.472.95.586.2]

Tabel 1.1

D ta a Lata r B e a · ng I ka PeruJ"d"kan G I I uru PNS SLBN S umatera tara U NAMA SEKOLAH

.

GURUPLB GURU UMUM

SLB Pembina 11 52

SLBN PADANG SJDEMPUAN 5 10

_....

SLBN PAKPAK B ARA T

L

~

\

I

SLB N BINJAI ~

-

6 ;... 19

'

SLB N SIBORONG-BORONG 4 8

JUMLAH 26 90

.

Sumber data SLB Pembma Medan

Selain karena minimnya tenaga guru PLB juga terbukti survey awa)

peneliti menemukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung materi yang

disampaikan tidak sesuai dengan RPP yang dibuat, dan masih bersifat umum

dan cenderung tidak sesua i dengan kondisi anak, hal ini dikarenakan guru tidak

membuat RPI (Rencana Pembelajaran Individual), sedangkan persyaratan

mcngajar di SLB scsuai dengan management berbasis sekolah untuk SLB,

keputusan menteri Nomor 053/U2001 Tanggal 19 April 2001 yang dijelaskan

dalarn Depdiknas Dikjen Direktorat Pendidikan Luar Biasa, bahwa : Persyaratan

guru SLB untuk guru kelas, guru mata pelajaran ,dan guru program khusus,

sekurang-kurangnya tarnatan SGPLB yang sudah mcndapat pe latihan mata

pelajaran keterampilan dan program khusus, guru bimbingan klinislkarier

sekurang-kurangnya tamatan S 1 program BP atau PLB, guru yang mengajar

agama harus sesuai dengan agamanya. Dalam keputusan menteri di atas juga

(21)

disebutkan: Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan berdasarkan sistem klasikal

dengan mempertimban.gkan bakat dan minat dan kemampuan serta kelainan

peserta didik dalam menerima mata pelajaran yang sama dalam waktu dan

tempat yang sama, karena itu sclain RPP guru juga membuat RPI/ lEP, karena

anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB adalah anak yang dalam

proses pertumbuhan/perkembangannya secara signifikan (bcrmakna mengalami

kelainanlpenyimpangan (fisik, mental, intelektual, sosial, emosional

dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya schingga mereka memerlukan

pelayanan dan pendidikan program khusus jadi kurikulum yang digunakan

adalah kurikulum PPI (Program Pembelajaran Individual).

Kegiatan belajar mengajar menggunakan sistem guru kelas dan guru

mata pelajaran pada SL TPLB dan SMLB. Kcgiatan bela jar mengajar diarahkan

untuk mengembangkan kemampuan fisik secara optimal, emosional, okupasi,

dan sosial peserta didik, program bimbingan klinis ditujukan untuk rnemberikan

terapi pada peserta didik, menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke lembaga

pendidikan lanjutan, dan menyiapkan peserta didik untuk hidup mandiri dalarn

masyarakat. Mengingat kelainan dan banyaknya mata pelajaran cara

penyampaian menggunakan alat peraga, lingkungan alam, dan budaya, serta

masyarakat dan nara sumber. lndikasi seperti ini sebenamya belum cukup

untuk dijadikan alasan, meskipun ada benamya.. karena peran kepala sekolah

luar biasa tidak hanya sebagai manajer saja.. akan tetapi lebih luas dari itu yakni

sebagai administrator dan supervisor.

(22)

Kurang berhasilnya kepala sekolah dalam melakukan supervisi dan

mengkoordinasi bawahan, akhirnya menimbulkan belum adanya budaya

.

disiplin dan tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya secara kolektif,

oleh karena itu, kepala sekolah sebagai decision maker mampu mcnampilkan

gaya kepemimpinan yang memberikan kepercayaan kepada guru-guru dengan

melaksanakan tugasnya, jika kondisi ini terwujud, akan memberikan kontribusi

yang besar kepada guru-guru dan staf dalam melaksanakan tugasnya, karena

guru-guru sckolah luar biasa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya tidak harus

menunggu pengawasan dan koordinasi kepala sekolah. Selain hal di atas masih

ada penyebab rendahnya tingkat kinelja guru antara lain para guru yang

berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sibuk mencari penghasilan

tambahan scperti mclakukan urusan bisnis dan mencari objek lain yang tidak

- berhubungan dengan tugas guru tersebut hal ini sulit untuk dihapus karena

masih rendahnya kesadaran, tanggung jawab, dan pengetahuannya serta adanya

kecemburuan di antara guru yang sudah mendapatkan sertifikasi dan yang

belum, meskipun kescjahteraan yang dibcrikan oleh Pcmerintah kepada guru

sudah dapat dikatakan cukup memadai. Kesibukan seperti ini akan sangat

bcrpengaruh terhadap kualitas kinetja guru. Kondisi ini penurunan kualitas

kinerja guru sebagaimana di atas, diasumsikan penyebabnya adalah rendahnya

kinerja guru dalam melaksanakan tugas.

Kenyataan tersebut bila tidak diperhatikan oleh guru-guru sekolah luar

biasa dalam melaksanakan tugasnya maka mutu pendidikan sekolah luar biasa

akan mengalami regradasi sumber daya manusia yang tidak mampu bersaing

(23)

pada tingkat nasional maupun intemasional. Akhir-akhir ini banyak guru SLBN

yang kurang berhasil dalam ·melaksanakan tug~snya, hal ini dapat diukur dari

prestasi murid di SLB N pada UN SLB N Binje bagian B kemarin dari data

diperoleh dalam satu sekolah yang mengikuti UN tidak lulus semua,

meskiipun UN di tahun sebelumnya justru lui us semua menunjukkan tanggung

jawab kepala sekolah memiliki peran ganda sebagi supervisor dan koordinator

di dalam sekolah luar biasa yang di pimpin.

Untuk memenuhi harapan tersebut, maka peran seorang kepala sekolah

sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasi para guru dengan baik, agar apa yang

dicita-citakan tercapai. Sampai saat ini, kepala-kepala sekolah di berbagai

jenjang sekolah memang harus ditingkatkan kemampuan, keterarnpilan, dan

pengetahuannya terutama mengenai tugas dan fun gsinya sebagai Top Manager

dalam sekolah. Kepemimpinannya akan mempunyai rangkaian pengaruh

inovativ, tidak hanya terbatas kepada instansinya akan tetapi sampai

kemasyarakat sekitamya.

Subroto (1984) menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai seorang yang

bertugas membina lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditentukan harus mampu mcngarahkan dan mengkoordinasi segala

kegiatan. Tugas demikian tidak lain adalah tugas supervisi, di samping itu juga

terkandung tugas administrasi, dengan kata Jain kepala sekolah mempunyai

peran ganda yang harus dijalankannya dengan baik.

Bagaimana di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara? Apakah

kepala sekolahnya sudah menjalankan fungsi dan perannya sebagai supervisor

(24)

dan administrator yang dapat mengkoordinasi dan memotivasi para bawahannya

seperti staf dan guru-guru SLB di lembaga pendidikan yang ia.pimpin? Salah satu

upaya untuk meningkatkan keberhasilan tugas-tugas guru adalah kepemimpinan

kepala sekolah sebagai supervisor dan koordinator pendidikan, namun sejauh

observasi yang dilakukan, peneliti belum menemukan kontribusi supervisi dan

koordinasi yang signifikan terhadap keberhasilan kinerja guru SLBN Dinas

Pendidikan Propinsi Sumatera Utara, akan tetapi diperkirakan kepala sekolah

sebagai atasan ikut mcmengaruhi tingkat keberhasilan tugas-tugas guru. Sifat-sifat

kepemimpinan kepala sekolah yang disenangi para guru dan staf akan membuat

persepsi mereka terhadap kinerja kepala sekolah menjadi positif, lalu akan

menimbulkan iklim kerja dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya

sebagai tenaga pengajar dan pendidik.

Sifat-sifat kepemimpinan kepala sekolah SLBN Dinas Pendidikan

Propinsi Sumatera Utara yang dapat mengkoordinasi para guru dan staf juga

berpengaruh pada tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya.

Kepala sekolah yang secara structural berfungsi sebagai pemimpin hendaknya

berpengaruh kepada para guru, bila kepala sekolah membawa sifat-sifat

kepemimpinan yang tidak dapat mengkoordinasi guru-guru, maka hal tersebut

diperkirakan akan memengaruh i kinerja guru, sehingga mereka tidak melaksakan

tugasnya secara bersungguh-sungguh. Misalnya pada waktu rapat dan diskusi,

guru-guru menyetujui semua program yang ditetapkan oleh kepala sekolah, tapi

dalam praktiknya mereka tidak mau melaksanakannya, sehingga semua program

yang telah di susun tidak berjalan. Hal seperti ini akan menghambat kinerja guru.

(25)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

mendalam tentang pennasalahan kinerja guru SLB N yang berkemungkin~ besar

ada kaitannya oleh pelaksanaan supervisi dan koordinasi kepala sekolah. Untuk

itu peneliti melakukan penelitian dengan judul, .. Kontribusi Pelaksanaan

Supervisi dan Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah Terbadap Kinerja

Guru di SLBN Dinas Pendidikao Propiosi Somatera Utara"

B. Identitikasi Masalah

Bcrdasarkan Jatar bclakang masalah maka akan dapat diidcntifikasi

beberapa masalah dalam penelitian ini diantaranya :

1. Kontribusi pelaksanaan supervisi kcpala SLB yang ditcrapkan di SLBN di

Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara terhadap kinerja guru dalam

pcmbuatan RPP dan RPI, Kesesuaian antara RPP dan RPI.

Kemampuan koordinasi kepala sekolah yang diterapkan di SLBN Dinas

Pendidikan Propinsi Sumatera Utara terhadap kinerja guru, sehubungan

dengan siswa sangat komleks,dan unik mulai dari bagian A hingga bagian 0,

serta menyelenggarakan dalam satu atap dari TKLB hingga SMLB.

Waktu yang digunakan kepala sekolah melakukan supervisi dan koordinasi,

serta tempat pelaksanaan kcpala sekolah melakukan supervisi dan koordinasi

terhadap kinerja guru.

4. Masalah-masalah yang disupervisi dan koordinasi kepala SLB dan alasan

kepala sekolah harus melakukan supervisi dan koordinasi terhadap kinerja

guru.

(26)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas yang berkaitan

dengan kinerja guru, rnaka penelitian ini dibatasi pada kontribusi pelaksanaan

supervisi dan koordinasi kepala sekolah terhadap kinerja guru PNS di lingkungan

SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara yang sudah terdevinitif, baik

secara sendiri maupun bersama. karena di Dinas Propinsi Sumatera Utara ada tiga

SLB yang ada belum terdefinitif pada saat peneliti mengambil data yaitu SLBN

Madina, SLBN Batu Bara, dan SLBN Serdang Bedagai, dan SDLB bukan

termasuk penelitian karena berada di baawah naungan Pemko dan Pemkab, serta

SLB N Pakpak Barat tidak diambil sebagai sempel penelitian karena hanya I guru

yang sekaligus kepala sekolah yang dari dinas propinsi, jadi penelitian ini dibatasi

pada SLB E Pembina Mcdan, SLBN Padang Sidempuan, SLB N Siborong borong

dan SLBN Binje. Masalah tersebut penting untuk diketahui secara rnendalam

melalui penelitian ini sehingga dapat ditemukan beberapa altemativ cara

pemecahannya.

D. Perumusan Masalab

Dari latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah diatas

dikemukakan beberapa perumusan masalah sebagai berikut :

I. Apakah pelaksanaan s upervisi kepala sckolah memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi

Sumatera Utara.

(27)

2. Apakah kemampuan koordinasi kepala sekolah memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi

Sumatera Utara.

3. Apakah pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru SLBN Dinas

Pendidikan Propinsi Sumatera Utara.

E. Tujuan Penelitian

Pcnelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru di SLBN D inas Pendidikan

Propinsi Sumatera Utara.

Untuk mengetahui apakah kemampuan koordinasi kcpala sekolah

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru di SLBN Dinas

Pcndidikan Sumatera Utara.

Untuk mengetehui kontribusi pelaksanaan supervisi dan kemampuan

koordinasi kepata sekolah terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan

Propinsi Sumatera Utara.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis yaitu :

Sebagaj dasar pengembangan pada SLB khususnya pelaksanaan supervisi dan

kemampuan koordinasi Kepala Sekolah terhadap kinerja guru SLBN.

(28)

2. Manfaat Praktis yaitu :

a. Sebagai bahan masukan untuk perbaikan para kepala SLBN dalam

meningkatkan program pengembangan sumberdaya manusia pendidikan

Juarbiasa.

b. Sebagai informasi kepada guru-guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi

Sumatera Utara mengenai kompetensi dan disiplin kerja para pengajar

yang mereka miliki, dalam rangka menentukan upaya dan

langkah-langkah perbaikan dan pengembangannya.

Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti yang ada relevansinya

dengan pemberian supervisi dan kemampuan mengkoordinasi oleh kepala

sekolah dalam peningkatan kineija guru.

-

z

~

m

(29)

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian

maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

I . Pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap kinerja guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hal

ini berarti semakin baik tingkat pelaksanaan supervisi kepala sekolah maka

semakin tinggi pula kinerja guru. Dari temuan penelitian pelaksanaan

supervisi kepala sekolah ini memberikan sumbangan yang cukup berarti

terhadap kinerja guru. Selain itu ·pelaksanaan supervisi masih cenderung

cukup, oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak untuk

meningkatkannya.

Kemampuan koordinasi kepala sekolah memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap kinerja guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera

Utara. Hal ini berarti semakin baik kemampuan koordinasi kepala sekolah

maka semakin tinggi pula kinerja guru. Dari temuan penelitian Kemampuan

koordinasi kepala sekolah memberikan sumbangan yang cukup berarti

terhadap kinerj a guru. Selain itu kemampuan koordinasi kepala sekolah masih

cenderung cukup, oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak

untuk meningkatkannya

3. Pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah secara

bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru

(30)

SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa

pe!aksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala seko!ah secara

bersama-sama mempunyai hubungan yang lebih kuat dan · memberikan

kontribusi yang lebih besar untuk meningkatkan kinerja guru.

B. Implikasi

1. Upaya Peningkatan Kinerja G ur u Melalui Pelaksanaan Supervisi.

z

?

Kepala sekolah harus senantiasa melaksanakan supervisi kepada guru.

Bcrdasarkan basil analisis data pene!itian yang tclah di lakukan

sebelumnya, menunjukkan bahwa bahwa ketiga hipotesis yang diajukan

oleh pencliti teruji sccara cmpiris. Artinya, ketiga hipotesis yang diajukan

diterima dan teruji kebenarannya. Berdasarkan temuan tersebut, maka

pcneliti mclaksanakan pembahasan terhadap hasil pcnelitian.

Dari basil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan supervisi kepala

sckolah mcmberikan kontribusi yang signifikan tcrhadap kinerja guru

SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Kontribusi tersebut

ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,4473. Dengan Koefisien

Determinasi (KD) sebesar 0,20. Artinya 20% variabel pelaksanaan

supervisi kepala sckolah akan mcncntukan ki nerja guru SLBN Dinas

Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini mendukung

pendapat Sutisna ( 1983) yang menyatakan bahwa supervisi ialah segala

usaha dari pejabat sekolah yang diangkat diarahkan kepada penyediaan

kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan

(31)

pengajaran, untuk melihat stimulasi pertumbuhan professional dan

perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan,

bahan pengajaran dan metode-metode mengajar, serta evaluasi pengajaran.

Dari apa yang dikemukakan oleh Sutisna di atas, dapat dinyatakan bahwa

melalui supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah maka

petformance dalam mengajar akan tcrperbaiki schingga menjadi lebih

baik.

Hal yang sama juga mendukung pendapat Subroto ( 1984) yang

mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi

belajar mengaj ar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan

profesi mengajar. Salah satu komponen yang berkompeten dalam upaya

mcningkatkan mutu pcndidikan ialah pembinaan guru. Hal ini berdasar

atas kenyataan bahwa guru adalah individu yang berada pada barisan

paling depan pelaksanaan pendidikan di lndonesia. Rendahnya k"l!alitas

guru akan berdampak pada mutu dan kualitas pendidikan. Supervisi yang

dilaksanakan olch kepala sekolah mcmbantu guru dalam memahami

tugasnya sebagai pendidik, selain tugas sebagai agen pembelajaran dalam

mentransfer ilmu pcngetahuan kcpada siswa.

Penerimaan hipotesis yang menyatakan bahwa pelaksanaan supervisi

kepala sckolah mcmberikan kontribusi yang signifikan tcrhadap kinerja

guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara juga mendukung

pendapat Sahertian (2000) bahwa dengan adanya supervisi oleh kepala

sekolah maka akan: I), membantu guru dalam menilai proses bela jar dan

(32)

hasil belajar murid ( membantu guru dalam menyusun tes yang tepat), 2).

membantu guru dalam menganalis is kesulitan-kesulitan belajar dan

kebutuhan belajar murid-murid, 3). membantu guru dalam menerapkan

metode dan tekhnik mengajar yang Jebih berdayaguna dan berhasil guna,

4). membantu guru menggunakan berbagai sumber dan media belajar, 5).

membantu guru-guru agar lebih mampu membimbing pengalaman

mengajar atau teaching experience dan keaktifan belajar (learning

activities), serta 6) . mcmbantu guru-guru mclihat dengan jelas kaitan

antara tujuan-tujuan pendidikan.

Dari Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

berada pada kelas rata-rata data variabel Pelaksanaan supervi si kepala

sekolah X, (95,98) adalah berjumlah 8 orang, dengan pcrscntase 25,81%.

-

z

Yaitu pada indikator memperluas pengalaman bagi guru-guru. Jumlah responden yang berada di bawah kelas rata-rata berjumlah 15 orang pada

?

indikator menstimul i usaha yang kreatif dengan persentase 48,39% . Scdangkan rcspondcn yang bcrada di atas kelas rata-rata berjumlah 8

orang, dengan persentase 25,81 %.dengan indikator yang dominan pada

bantuan dan bimbingan,membcri pcngctahuan anggota staf.

Karena dari has il penelitian tersebut di atas menunjukkan responden yang

memberi alterna tif j awaan berada di bawah kelas rata-rata berjumlah IS

orang dari 31 s arnpel yang ada maka, oleh sebab itu diperlukan upaya

yang berkesinambunga n bagi kepala sekolah untuk menstimuli guru-guru

yang kreatif, contohnya guru-guru yang kreatf menulis, maka kepala

(33)

sekolah memberikan fasilitas berupa membuat buku atau

m~mpublika s ikan tulisan guru, bagi guru yang kreatif dalam olah raga

maka hendaknya kepalasekolah memberi kesempatan pada guru untuk

membuat even-even dan lainsebagainya, untuk g uru yang kreatif dalam

mengajar hendaknya diberi stimuli dengan memberi DP3 yang sesuai

dengan nilainya, dan dengan mensupervisi guru dalam pembelajaran. Dari

skor yang diperoleh pula kelihatan bahwa guru waj ib diberi pengarahan

dalam cara mengajar, terutama dari kemampuan dasar mengajar SLB n

dari basil penelitian masih menunjukkan cukup. Mengingat dari Jatar

belakaang pendidikan guru SLB N brasal dari umum, sudah menjadi

kwajiban kepala sekolah mensupervisi, dan me mperbaikicara mengajamya

apalagi bisa dimaklumi guru-guru masih awam dengan sckolah luar biaasa

yang murid-muridnya semua memerlukan pelayanan khusus dan

pendidikan khusus., sehingga dari yang semula menunjukkan kategori

cukup meninglcat menjadi lebih baik. Namun supervisi itu bukan hanya

dalam konteks mencari-cari kesalahan guru, namun untuk memperbaiki

berbagai kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Kepala sekolah scbaiknya terns mcmperbaiki teknik dalam mensupervisi

guru, sehingga guru tidak merasa bahwa supervisi itu hanya untuk melihat

kekurangannya . Untuk itu implikasinya sebaiknya kepala sekolah di SLB

N dinas penddidikan Sumatra Utara mengikuti lokakarya-lokakarya

supervisi klinis, sehingga guru merasa aman, senang, disupcrvisi oleh

kepala sekolahnya.

(34)

3. Guru harus menyadari bahwa supervisi yang dilaksanakan oleh kepala

sekolah bertuju.an untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran serta

mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam

pembelajaran .Hal ini tercapai jika sikap kcpala sekolah saat melakukan

supervisi bisa diterima oleh guru, dalam hal ini adqa hubunganya dengan

dalam mengkoordinasi gurudalam pembelajaran, sehingga dengan penuh

kesadaran guru sudah tau kalau tujuan kepala sekolah adalah mencapai

tujuan pembelajaran. Mengingat tujuan pembelajaran pengajaran bagi

anak luar biasa harus sesuai dengan hasil asesmen, rencaana pembelajaran

individual siswanya, sehingga guru dan kepala sekolah sama-sama

mencari jalan keluar demi tercapainya tujuan pembelajaran tersewbut.

2. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Koordinasi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa salah satu fun gsi

kepemimpinan kepala sekolah adalah koordinasi. Dengan adanya

koordinasi maka tugas yang diberikan kepada guru akan tcrtata dan

m

terorganisir dengan baik

Dari hasil penelitian dapat dikctahui bahwa kemampuan koordinasi kcpala

sekolah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru

SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara Kontribusi tersebut

ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,4633. Dengan Koefisien

Determinasi (KD) sebesar 0,2146. Artinya 21 ,46% variabel kemampuan

(35)

koordinasi kepa1a seko1ah akan menentukan kinerja guru kinerja guru

SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara .

.

Temuan penelitian ini mendukung pendapat Purwanto ( 1998) yang

mengemukakan bahwa adanya koordinasi scrta pengarahan yang baik

serta kelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan

yang tidak sehat antara bagian atau antara personal sckolah dan atau

kesimpangsiuran dalam tindakan. Kemampuan kepala sekolah dalam

mclaksanakan koordinasi dapat meningkatkan rasa tanggung j awab guru

semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya pembagian tugas yang

tepat kepada setiap guru. Selain itu koordinasi yang dilaksanakan oleh

kepala sekolah kepada seluruh personil sekolah dapat menghindari

persaingan dalam mclaksanakan tugas.

-

z

Dari Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

berada pada kelas rata-rata data variabel

x2

(89,79,7 1) adalah berjumlah 8

~

orang, dengan persentase 25,81 % pada indikator orientasi pada tujuan,

bcsamya tanggungjawab dalam melakukan sebaik-baiknya. Jumlah

responden yang berada di bawah kelas rata-rata 16 orang, dengan

perscntase 51,61% pada indikator meningkatkan oricntasi pada

produktivitaskerja . Sedangkan responden yang berada di atas kelas

rata-rata bcrjumlah 7 orang, dengan pcrsentase 22,58%.pada indikator

berkembangnya rasa setia kawan dan solidaritas tinggi terhadap bawahan,

dan menciptakan hubungan yang harmonis. Dari hasil penelitian

menjukkan jumlah responden yang memberikan altematif jawaban di

·

..

(36)

bawah rata-rata menunjukkan ada 16 orang dari 30 sampel, pada

kemarnpuan koordinasi kepala sekol31h pada indikator orientasipada

produktivitas kerja, ini menunjukkan kurang terkoordinasinya guru karena

kepala sekolah masih bertumpu pada beberapa orang saja, dan tidak

memperhatikan yang lain sehingga produktivitas guru lain pun tidak

seimbang dan terjadi asal bcrangkat mengajar dan tidak ada hasil. Hal

tidak diadakan koordinasi materi ,tidak ada koordinasi antar satuan

pendidikan dan antar kclainan, dalam pemberian tugas, tatacara bawahan

kepala sekolah dalam menegur bawahan, semua mempengaruhi

sumbangan guru dalam produktivitas kerjanya. Hal tersebut disebabkan

karena ada kepala sekolah belum menciptakan hubungan yang harmonis

antar gurunya, atau kurang dalam memberikan penghargaan terhadap

guru.

b. Guru merupakan pendidik sekaligus bawahan yang diharapkan mengikuti

berbagai araban dari kepala sekolah demi mencapai visi, misi dan tujuan

sckolah.

m

C. Saran

Bcrdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, maka ada beberapa

saran yang dikemukakan, sebagai berikut:

I. Oisarankan kepada kcpala sekolah, sebaiknya meningkatkan kemarnpuan

supervisi dan koordinasi dengan mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan.

Mengingat kepala sekolah membawahi guru dari satuan pendidikan TKLB

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Qomari (2004). Management Strategik Pengembangan SDM Pembangunan

SDM Perguruan Tinggi Jakarta. Uhamka Press. ·

Arifin, M., (1981) Kapita Selecta Pendidikan (Umum dan Agama), Semarang: Toha

Putra.

Arikunto, Suharsimi, (2007). Manejemen Pendidikan, Jakarta : Reneka Cipta.

~-;----' Suharsimi, (2003). Organisasi dan Administrasi Pendidilcan Teknologi dan

Kejuruan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Azmi, Fachruddin, (2002). Supervisi Pendidilcan, Medan : Pusat Kajian dan Pengembangan Pendidikan Islam Bekerjasama dengan lAIN Press.

Bafadal, Ibrahim, (1992). Supervisi Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara.

Batemen, Thomas S., Ferris, Gerald R., Stasser Stphcn, (1999) Mengapa di Balik

Kerja Individual, dalam Timpe (ed), Kerja, Terk. Soyan Caimat, Jaka rta,

Gramedia.

Cochran, William G. 1974. Sampling Technique, alih bahasa Rudiansyah, dkk. Universitas lndoneisa Jakarta

Daryanto, M., (1 998). Administrasi Pendidilcan, Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen P&K, (1979) Administrasi Sekolah, Proyek Pengadaan Buku SPG,

Jakarta.

(1 984). Kurikulum Sekolah Dasar 1984 Landasan Program dan Pembangunan, Jakarta : Depdikbud.

_ _ _ _, (1986). Kurikulum Sekolah Dasar : Pcdoman Pembinaan Guru, Jakarta : Depdikbud.

Dep.Diknas Digjcn Pcnd idikan Luar Biasa, (2003). Standort pelajaran Minimum Selcolah Luar Biasa.

_ _ _ _, (2007). Pendidikan Khusus!Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

GergeR, terry, (1982). Prinsip-prinsi 83 rjemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara

(38)

Kusmin, (2003). Hubungan Kontribusi Pengetahuan Manajemen Pening/UJtan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dan lcemampuan Supervisi terhadap Kemampuan

Pengambilan Keputusan di SLTP Negeri Kabupaten Deli Serdang. Tesis

UNIMED Medan.

LAN RJ, ( 1995). Ceramah Menteri Pendidi/can dan lcebudayaan pada Diklat

SP AMEN Angkatan 1, Jakarta.

_ _ _ , ( 1992) dalam SANRJ, jilid II.

Mayer R.F dan Pipe Peter, (1 970). Analizyng Pe1jormance Problem, Belmoth Fae ron Publisher.

Nasution, Farid, (1996). Supervisi Pendidikan, Medan lAIN Press

Nurhadi, Muljani, (1983). Administrasi Pendidi/UJn di Seko/ah, Yogyakarta : Andi OtTset. Y ogyakarta.

Purwanto, M. Ngalim (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidi/UJn, Bandung : Remaja Rokdakarya.

Rahim, Abdul. ( 1991 ). " Kontribusi Penguasaan Supervisi dan Motivasi Berprestasi terhadap Kemampuan Menyusun Perencanaan Kepala SMA Kodya Bogor ".

Tesis. IKlP Bandung.

Rivai, Veithzal, (2005). Performance Appraisal. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Robbins Stephen ( 1996). Prilaku Organisasi. PT Mencana Jaya Cennelan g

Sagala, H.S (2 006). Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : Alfabetha

Sahertian Piat A ., (1994). Profit Pendidi/UJn Profesional, Yogyakarta : Andi Offset

Siregar T, (2003). Kontribusi Pelalcsanaan Supervisi Dan Kemampuan Koordinasi

Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Negeri

Se/cota Medan. Tesis : PPS UNIMED

Subroto, B. Suryo , (1984). Dimensi-dimensi Administrasi Pendidilwn di Sekolah,

J akarta: Bina Aksara.

Sudannan, ( 1995). "Hubungan Pengetahuan Manajemen dan Penguasaan Supervisi

terhadap Kinerja Kepala SMUN Jambi ". Tesis I KIP Padang.

Sudijono, Anas, ( 1999). Pengantar Statistik Pendidi/UJn, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

(39)

Somantri, A. & Muhidin, S. A. 2006. Aplikasi Statislik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sutisna, Oteng (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional, Bandung : Angkasa.

Usman, H. & Akbar, P, S. 2008. Pengantar Stalistik. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara

Wahjosumidjo, (1 999). Kepemimpinan Kepala Selwlah Permasalahannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

-

z

~

m

90

Gambar

Tabel Hal1.1. Data Latar Belakang Pendidikan Guru PNS SLBN Sumatera Utara......
Tabel 1.1 PeruJ"d"kan G uru

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian ( library research ) atau kajian pustaka yang mengumpulkan data dari literatur dan sumber- sumber lain yang mendukung dan mempunyai

Salah satu kaidah-kaidah yang baik dalam membangun situs internet sebagai media pemasaran adalah bagaimana isi dari situs internet tersebut terindex dengan baik di mesin

Bila dua jenis protein yang memiliki jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda dikonsumsi bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa baik pada saham-saham yang masuk dalam perhitungan perusahaan manufaktur, terdapat pengaruh

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Lima tema yang telah ditemui dalam kajian ini iaitu: (1) kepercayaan terhadap makanan yang mampu menyembuhkan kanser, (2) kepercayaan mengenai pengambilan susu dan daging, (3)

5 PT TERASIS EROJAYA 6 PT CINIPTA TRIUTAMA JAYA 7 KOMLA CONSULTING ENGINEERS 8 PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS 9 PT INTIMULYA MULTIKENCANA 10 PT RASICIPTA CONSULTAMA 11 PT KANTA

Hukum tabayyun secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu satu hukum melakukan tabayyun adalah wajib baik berita yang disampaikan oleh orang fasik