.
. . ;; .... ::-:' • , \ J -~ ·J '-'~'
• • I ~ '\ ' ',
··"';' ... :-...
) f·· . --~ .
KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KEMAMPUAN
KOORDINASI KEP ALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA
GURU DI SLBN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
Disusun
dan
diajukan oleh
NURY ANINGSIH
NIM: 08 1188130033
Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Pada Tangga125 Februari 2010
Dan Telah Memenuhi Salah
Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
-Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan
~
Menyetujui
Tim Pembimbing
Medan, 1 Maret 201 0
Dr. Dede Ruslan, M.Si
N[P. 196504071990031002
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
No
Nama
l
Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd
NIP. 131412356
Ketua
2
Dr.
DedeRuslan, M.Si
NIP.
196504071990031 002
Sekretaris
3
Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik, M.Si
NIP. 13 1662742
Penguji
I
Prof. Parlindungan Pangaribuan, MA, Ph.
NIP.
130186746
Penguji
II
5
Prof. Dr. Harun SitompuL M.Pd
NIP. 196007051986011 001
Penguji
III
~
.~
... .
Nama
: Nwyaningsih
NIM
:
081188130033
KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah
Rahmat dan Karunia-Nya tesis yang berjudul " Kontribusi Pelaksanaan Supervisi dan
Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah Terhadap Kinetja Guru di SLBN Dinas
Proviosi Sumatera Utara" yang dapat diselesaikan walaupun dengan se.gala
keterbatasan dan ke kura:ngan yang dimiliki penulis.
Terselesaikannya tesis ini berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkao banyak terima kasih, terutama
kepada Bapak Prof. Dr. Zainudin, M.Pd selaku pembimbing I yang selalu memotivasi
dan memberikan bimbingan \Dltuk kesempumaan tesis ini, Bapak Dr. Dede Ruslan,
M.Si selaku pembimbing
n
yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi danmembimbing penulis d engan penuh kesabaran dan ketelitian untuk menyelesaikan
tesis ini.
Tak lupa disampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Thou Hajar
Damanik, M.Pd, Prof. Parlindungan Pangaribuan, M A, PhD., Prof. Dr. Harun
Sitompul, M.Pd selaku narasumber yang memberi banyak masukan, penulis juga
sampaikan rasa terima kasih penulis kepada Bapak Prof. Dr. Saiful Sagala, M.Pd
sebagai ketua Progran1 Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Yasarotodo Wau, M.Pd
selaku sekretaris Prodi yang selalu memberi motivasi penulis. Terima kasih juga
kepada Bapak. Prof. Belferik Manullang selaku direktur Program Pasca Sarjana dan
Bapak Prof. Sawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
Kepada Bapak Kepala Dinas Provinsi Sumut beserta staf dan jajarannya yang
telah memberi izin dan kemudahan dalarn penelitian. Terima kasih juga kepada
Bapak Kepala Sekolah di SLB Negeri Dinas Provinsi Swnatera Utara tempat penulis
melaksanakan penelitian. Bapak Maryana, S.Pd, Bapak Saroso, S.Pd, Bapak Drs.
Pormasi Nababan dan Bapak Drs. Bahrizal, M.Pd serta Bapak/ Ibu gw·u PNS di SLB
N Dinas Pendidikan Sumut selaku responden, j uga kepada ternan-ternan mahasiswa
Pasca Unimed.
Secara khusus ucapan haru dan bangga penulis sarnpaikan kepada kedua
orang tua kandWlg penulis, kep ada Ibu Dewi dan Pak Dodo, kepada kedua saudara
kandung penulis Mas Y an to dan Mbak Y anti, kepada Ananda tercinta lndah serta
seluruh keluarga KRT Pademo Wardoyo di Yogyakarta.
Terima kasib atas motivasinya selalu kepada Drs. Arifin Siregar, MPd, Dr.
Agus Priyatno, MSn mudah-mudahan basil penelitian ini menambah kbazanah ilmu
pengetahuan dalam d unia pendidikan scmoga bermanfaat. Amin.
Medan, Maret 2010
Penulis
N uryaningsih
ABSTRAK
Nuryaningsih. Koutribusi Pelaksanaan Supervisi dan Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah Terbadap Kinerja Guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Tesis, Medan Program Pasusarjana Universitas Negeri Medan, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi positifyang signifikan: (1) pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja g~ (2) kemampuan koordinasi kepala sekolah terhadap kinerja guru, dan (3) pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Swnatera Utara.
P opulasi penelitian ini adalah seluruh guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 116 orang dan sampel penelitian sebanyak 31 orang dengan menggunakan stratifikasi random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu angket dengan ujicoba Iebih dahulu. Hasil ujicoba tes pelaksanaan supervisi kepala sekolah diperoleh 2 item yang tidak valid dari 30 item dengan koefisien reliabilitas 0,84, kemampuan koordinasi kepala sekolah diperoleh 2 item yang tidak valid dari 30 item dengan koefisien reliabilitas 0,92, dan angket kinerja
guru diperoleh 2 item yang tidak valid dari 30 item dengan koefisien korelasi 0,86.
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan
inferensial yang meliputi analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelak:sanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah serta kinerja guru tergolong ke dalam kategori cukup. Terdapat kontribusi positif yang signifikan pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja ~ koefisien korelasi 0,4473. Terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan koordinasi kepala sekolah terhadap kinelja guru, koefisien korelasi 0,4633. T erdapat kontribusi positif yang signifikan pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara dengan koefisien korelasi 0,5782. P engujian dilakukan pada taraf signifikansi a = 0,05. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan peJaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah yang baik.
ABSTRACT
Nuryaningsih. The Contribution Supervision and Coordination Ability of Headmaster to Performance of Teacher of SLBN in Sumatera Utara. Thesis.
Tile State Univesity of Medao, Post Graduate Studies, 2009.
This study is aimed at finding out the significant contribution: (1) supervision by headmaster to performance of teacher, (2) coordination ability of headmaster to
performance of teacher, and (3) supervision and coordination ability of headmaster
together to performance of teacher of SLBN in Sumatera Utara.
The population was all teachers of SLBN in Swnatera Utara with the total of
116teachers and 31 of them were taken as sample by using stratified random
sampling. Instruments used were questionaires, and the instnunent were first tried.
Tried out showed that 2 items of supervision by headmaster
were
not valid of 30items, with a reliability coefficient 0.82, 2 item of coordination ability of headmaster
was not valid of 30 items, with a reliability coefficient 0.92 and 2 item of the
performance of teacher was not valid of 30 items with a reliability coefficient 0,86.
The data analysis technique used were description and inferential analysies
correlation and regression analysis. The result showed that supervision by
headmaster, coordination ability of headmaster, and performance of teacher were in
the enough categoris There are significant contribution the supervision by headmaster
to performance of teacher, with a correlation coefficient was 0.4473. There are
significant contribution coordination ability of headmaster to performance of teacher,
with a correlation coefficient was 0.4633 . And also, there are significant contribution
the supervision and coordination ability of headmaster together to performance of
teacher of SLBN in Sumatera Utara, with a correlation coefficient was 0.5782. The
test is done by using level of significancy at a = 0.05, df = 29. It
means
that the increasing performance of teacher. helping of supervision and coordination ability of headmaster is well.These result of study are very usefull for Dinas Pendidikan. headmaster, and
teachers to improve performance of teacher and the other researchers to deepen infonnation about the other relevant studies.
DAITARISI
ABSTRAK ... ... .
ABSTRACT ... ... ... ii
KA TA PENGANT AR. ... ... .... ... Ul DAFf AR lSI... ... ... .... v
DAFl'AR TABEL... Vll DAFl'AR GAMBAR... ... ... viii
DAFf AR LAMPIRAN ... ... ... ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... ... ... 1
B. Identiftkasi Masalah ... ... ... ... 13
C. Pembatasan Masalah ... ... ... ... .. ... .... ... .... 14
D. Perumusan Masalah ... ... 14
E. Tujuan Penelitian ... 15
F. Manfaat Penelitian . ... ... ... ... .... ... .. ... ... 15
DAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA DERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... ... 17
A. Landasan Teoritis ... ... 17
I . Hakikat Kinerja Guru... 17
2. Pelaksanaan Supervisi... ... 20
3. Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah ... ... ... ... 27
B. Penelitian Yang Relevan ... ... 31
C. Kerangka Berpikir ... ... ... .... 32
D. Pengajuan Hipotesis ... .... 36
DAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
B. Jenis Penelitian... ... ... .. ... ... ... 38
C. Definisi Operasional V ariabel Penelitian ... .... .. ... ... .... 39
D. Populasi dan Sampel Penelitian... 41
E. lnstrumen Penelitian... ... 45
F. Uji Coba Instrumen ... ... 46
G.
Analisis Data...50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Hasil Penelitian ... ... 55
I.
Deskripsi Data... 552. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 64
3. Pengujian Hipotesis Penelitian... ... 68
B . Pembahasan Hasil Penelitian ... ... ... 73
D. Ke terbatasan Penelitian ... ... 77
BAD V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.... ... 79
A. Simpulan ... .... .. . ... ... ... 79
B. lmplikasi... 80
C. Saran...
86
DAFfARPUSTAKA... 88
LAMPIRAN ...
91
DAFT AR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Data Latar Belakang Pendidikan Guru PNS SLBN Sumatera Utara ... 8
3 .1. Distribusi Populasi Penelitian ... ... .. .. ... . .. .. . .. ... .. .. . . . ... 41
3.2. Penyebaran Populasi Berdasarkan Strata... ... 42
3.3. Rangkwnan Jumlah Sampel Untuk Setiap Strata... 45
4.1. Ringkasan Data Setiap Variabel Penelitian... 55
4.2. Distribusi Frekuensi Skor Pelaksanaao Supervisi Kepala Sekolah... 55
4.3. Kecenderungan Variabel Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah... 57
4.4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah... 58
4.5. Kecendenmgan Variabel Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah ... 60
4.6. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru... 61
4.7. Kecenderungan Variabel Kinerja Guru... 63
4.8. Rangkuman Uji Nonnalitas Data ... 64
4.9. Ringkasan Anava untuk Regresi Linier
Y
= 43,8023 + 0,4494x ...
664.10. Ringkasan Anava untuk Regresi Linier
Y
= 42,7938+
0,4899 X2... 674.11. Koefisien Korelasi Antar Variabel... 68
4.12. Ringkasan Anava
y
= 16,6675 + 0,3582 XI+ 0,3992x2 ...
704.13. Ringkasan Analisis Korelasi Parsial... 72
4.1 4. Besamya Sumbangan Relatif dan EfektifVariabel Bebas.. ... 73
[image:10.530.34.472.90.624.2]..
DAFTAR GAMBAR
Gam bar Halaman
2.1. Hubungan antara variable X1, X2, dan Y ... 36
4.1. Histogram Skor Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 56
4.2. Diagram Bat:angKecendenmgan Variabel Variabel Pelaksanaan
Supervisi... 57
4.3 . Histogram Skor Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah... 59
4.4 Diagram Batang Kecenderungan Variabel Kemampuan Koordinasi
Kepala Sekolah... ... .. . .. . .. ... ... ... ... ... 60
4.5. Histogram Skor Kinetja Guru... 62
4.6. Diagram Batang Kecendenmgan Variabel JGnerja Guru... 63
>
'Z
?
m
DAFT AR LAMPI RAN
,
Lamp iran Halaman1. Instnnnen Penelitian... .. ... ... 91
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian... 98
3. Rangkwnan Butir lnstrurnen Yang Tidak Terpakai ... 107
4. Data lnduk Penelitian... ... ... 108
8. Uji Linieritas ... 125
9. Uji Independensi ... 135
10. Perhitungan Koefisien Korelasi, Regresi dan Uji Signiftkansi.... ... 136
ll. Perhltungan Koefisien Korelasi Parsial ... ... ... ... .... ... 146
•
A. Latar Belakang Masalab
BABl
PENDAHULUAN
Dasar keberhasilan pendidikan SLB dapat dilihat dari Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar lsi (Sl) dan berpedoman kepada panduan yang
ditetapkan olch Badan Standar Nasional Pendididkan (BSNP), scbagaimana yang
ditentukan datam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Pendidikan
Nasional,selain itu juga sangat bcrgantung pada unsur-unsur yaitu; Kepala
Sekolah, guru, murid, pegawai sarana dan prasarana, kurikutum SLB, tim ahli
(psikotog, orthopedagok, psikiater, dan dokter anak) unsur-unsur tersebut sating
berkaitan, saling membutuhkan, dan sating bergantung satu sama lain atau
mendukung keberhasitan pendidikan. Artinya kincrja guru SLB akan tcrcapai
dengan optimal jika unsur-unsur yang ada datam pendidikan itu dapat
bekerjasama dengan baik. M isalnya kepala sckolah mampu melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik, apakah itu kemampuan dalam
melaksanakan administrasi, supervisi ataupun metakukan koordinasi dan
sebagainya.
Sesuai perkembangan zaman pendidikan luar biasa yang berkonotasi SLB
dirubah menjadi pendidikan anak berkebutuhan khusus yang mencakup
anak-anak yang sekolah di SLB/SDLB. Kinerja guru SLB dipengaruhi oleh peran
kepala Sekolah SLB sebagai pimpinan, mulai dari guru di satuan pendidikan,
guru bagian A Tunanetra, bagian B baik tunarungu maupun tunawicara, bagian C
tunamental mampu didik, C l tunamental mampulatih, bagian D ada dua 0 untuk
ringan dan D I sedang bagian E tunalaras, F Tuna wicara, G bagian tunaganda
,bagian H HlV AIDS, bagian I Gifted: Potensi Kecerdasan lstimewa (IQ > 125),
bagian Talented : potensi bakat istimewa (Multiple Intelligences: interpersonal,
intrapersonalnatural, sepiritual),bagian K kesulitan belajar (a.l Language,
Logico-mathematic, Visio; spatial, bodly-lrnesthetic, musical, Hiperaktif,ADDI
ADHD, Dyslexia, disgraphia, disca/culia, dispasia, dispraxia) bagian L Jambat
belajar,bagian M Autis, N korban penyalah gunaan narkoba dan 0 indigo.oleh
karena sifat yang kompleks dan unik maka kepala sekolah mengkoordinasi semua
komponen tersebut di atas dengan baik, akan menimbulkan semangat dan
sistematisnya sistem kerja organisasi SLB. Adapun susunan sistcm kerja
organisasi SLB adalah meliputi; kepala sekolah mengkoordinasi urusan tata
usaha, tenaga ahli PLB sesuai dengan jenis kecacatan yang ada pada PLB,
koordinator satuan pendidikan untuk TKLB, SDLB,SL TPLB,dan SMLB, tenaga
kependidikan (guru) untuk TKLB, SDLB, SL TPLB, dan SMLB, penjaga sekolah
atau tenaga kebersihan, perpustakaan, dan petugas asrama siswa (Diknas Dikjen
Dikpen Luar Biasa, 2003). Sebagaimana dijelaskan oleh Terry ( 1982)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerjasama dengan kepercayaannya serta tekun mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan pimpinan mereka.
Kepa1a sekolah SLB yang mengarahkan bawahannya juga berperan
sebagai pengawas sehingga tidak terjadi miskomunikasi yang menyebabkan
•
munculnya pemyataan bahwa kepala sekolah hanya dapat memerintah dan tidakada tindak !an jut dari apa yang ia perintah. Hal ini menunjuk.kan fungsi pengawas
belum dilaksanakan dengan baik. Menurut Nasution (1996) pengawas berfungsi
mengawasi dan membantu serta membimbing untuk memccahkan
masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh Kepala sekolah, guru, siswa maupun
pcrsonel lainnya. Bantuan memecahkan masalah-masalah dalam suatu pekerjaan
itulah yang disebut supervisi.
Purwanto (2007) menjelaskan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan, untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Tugas kepala sekolah pada
hakekatnya bukan hanya selaku administrator, tetapi mengoptimalkan berbagai
upaya untuk menciptakan suatu kondisi yang terencana secara sistematis dalam
melakukan proses pendidikan.
Senada dengan itu Sahertian (1992) mengemukakan bahwa kepala sekolah
memiliki tanggung jawab dalam memberhasilkan proses belajar mengajar, kepala
sckolah sebagai supervisor mempunyai tugas membantu guru-guru memperbaiki
situasi belajar mengajar dalam arti luas.
Supervisi pendidikan merupakan upaya yang berkaitan erat dcngan
kegiatan administrasi pendidikan. Supervisi pada Sekolah Luar Biasa akan
tcrlaksana dengan baik apabila supervisor memahami dan menguasai seluk beluk
administrasi pendidikan. Subtansi supervisi berkenaan dengan kurikulum
Pendidikan Luar Biasa, perbaikan proses belajar mengajar dan peningkatan
professional guru-guru dan personal lainnya. Dengan ketiga saran tersebut,
diharapkan proses pendidikan terlaksana dengan efektif dan efisien selalu pada
akhirnya kualitas pendidikan akan dapat dicapai lebih baik.
Kepala sekolah sebagai top manager tidak hanya wajib melaksanakan
tugas-tugas administrasi tapi juga menyangkut bagaimana harus mengatur seluruh
program sekolah, karena itu Kepala sekolah harus mampu melakukan supervisi,
koordinasi secara optimal dan mengarahkan seluruh aspek, baik itu guru,
pengawas, murid secara administratif maupun proses pendidikan di sekolahnya,
sehingga instansi yang dipimpinnya menjadi dinamis dan dialektis dalam
koordinasi.
Peranan kepemimpinannya di sekolah harus digerakkan sedemikian rupa
sehingga pengaruhnya dapat dirasakan di kalangan staf dan g uru-guru langsung
ataupun tidak langsung, oleh karena itu prilaku kepala sekolah sebagai orang yang
memegang kunci perbaikan dalam administrasi dan pengajaran harus mampu
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dalam melakukan inovasi di bidang metode
dan teknik pengajaran dengan mencoba ide-ide baru dan mencobakan praktik
baru serta dalam bentuk manajemen kelas yang Jebih efektif dan sebagainya.
Studi seperti ini pemah dilakukan oleh beberapa ahli pendidikan, misalnya;
Chesler dkk dalam Siregar (2003 ) pernah melakukan studi tentang peranan
kepala sekolah dalam memperlancar pembaruan (inovasi). Mereka berusaha
menyelidiki pengaruh kepala sekolah terhadap pembangunan dan keikutsertaan
usaha-usaha kelas yang bersifat inovatif. Dari penelitian yang dilakukan Chesler
menyimpulkan, bahwa sikap kepala sekolah sebagai pimpinan, mempunyai
pengaruh yang besar dan berarti sekali terhadap pembaruan pengajaran, juga
terhadap norma-norma staff serta cenderung mengadakan pembaruan (inovasi)
dikalangan guru-guru kepala sekolah yang disertai oleh staff yang inovatif lebih
berorientasi kepada profesi dari pada stafyang kurang inovatif.
Kepala sckolah yang disertai inovatif tersebut ban yak menaruh perhatian
kepada perbaikan proses belajar mengajar di kelas, suka memotivasi para guru
untuk inovatif untuk mengembangkan karier dan secara bcrkesinambungan
melakukan evaluasi terhadap proses belajar murid, sedang sebaliknya, kepala
sekolah dengan staf yang kurang inovatif, cenderung untuk berorientasi terhadap
soal-soal rutin administrasi yang banyak menyangkut kepada usaha memperlancar
organisasi sekolah saja serta bersikap responsive terhadap kebutuhan administratif
yang lebih baik.
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi harus bersikap demokratis, dia
harus mendorong para guru untuk menggunakan berbagai macam teknik
pengajaran, melakukan penelitian diberbagai bidang tingkat sekolah,
memanfaatkan rapat-rapat guru untuk membahas cara-cara perbaikan pengajaran
siswa berkebutuhan khusus, mengikut sertakan staf administrasi dalam
merumuskan program-program latihan. Sedangkan pendapat yang lain agar
kepala sckolah sebagai administrator memiliki pengalaman mengajar dan harus
memimpin sekolah secara demokratis dan memperlakukan guru secara konsisten,
harus membuat jalur-jalur komunikasi ke bawah dan ke samping, dengan
demik:ian kepemimpinan seorang kepala sekolah sangat menentukan dalam
rangka inovasi pendidikan sekolah karena pentingnya membentuk suasana yang
terbuka di sekolah perlu mendapat perhatian dan cara membentuk suasana baik
demikian adalah dengan komunikasi verbal dan behavioral. Dalam konteks ini
Hawthorns yang dikutip oleh Arifin (1981), mendapatkan bukti bahwa anggota
kelompok kerja akan berfungsi sebaik-baiknya bilamana masing-masing mereka
memahami peristiwa-peristiwa dalam organisasinya. dan sebaliknya bila merelca
tidak mengetahuinya, merelca cenderung untuk bekerja lambat dan menimbulkan
suasana yang tidak kondusi f.
Lebih lanjut Arifin (1 981) menyaranlcan kepada kepala sekolah, agar
menunjukkan bantuannya yang akt ifbagi inovasi serta lebih memperhatikan pada
upaya peningkatan kompetensi guru dengan memanfaatkan beberapa metode
berikut:
1. Kepala sekolah hendaknya mendorong untuk mengembangkan hubungan
kerjasama saling mcmbantu dan saling memberi ide baru.
Kepala sekolah hendaknya mau bekerja sama dengan tenaga-tenaga ahli
universitas untuk mengembangkan program in-service training .
Kepala sekolah hendaknya berusaha memperbaiki hubunganoya kepada para
guru dengan mcmotivasi mereka untuk saling mengarnati pelaksanaan proses
belajar-mengajar di kelas-kelas lain, dengan membuat laporan tertulis atau
kertas kerja tcntang gagasan mengcnai teknik mengajar yang beru, lalu
membicarakannya dalam rapat-rapat staf untuk dipertimbangkan/dinilai.
4. Sebagai pcmimpin, ia harus tetap mengadalcan cvaluasi tentang pengaruh dan
prilakuknya terhadap staf. Dengan cara demikian kepala sekolah akan dapat
memelihara kepekaan segala kebutuhan guru dan kedayagunaannya dalarn
usaha pembaruan pendidikan.
Saran Arifin (1981 ), hendaknya dapat diterapkan pada lembaga-lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia baik pendidikan umum maupun pendidikan
.
khusus. Hasil penelitan yang dilakukan tersebut, dapat diterapkan oleh kepala
sekolah Luar Biasa. Maka akan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang
diembannya.
Keberadaan Sekolah Luar Biasa Negeri semakin berkembang dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, berarti eksistensinya tidak dapat diabaikan
sebagai Iembaga pcndidikan jalur sekolah khusus dengan menyelenggarakan
pendidikan khusus dalam bidang mental, spiritual, intelektual dan keterampilan
yang memiliki nilai tambah dan sekaligus memikul beban yang berat dalam upaya
mewujudkan tujuan Pendidikan Luar Biasa. Namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa kebcradaan Sekolah Luar Biasa masih relative tertinggal dan
dianggap margin di bandingkan dengan pendidikan umum sederajat Untuk
berbagai langkah kebijaksanaan telah dilakukan Pemerintah dalam upaya
meningkatkan kinerja guru dan mutu pendidikan termasuk dilingkungan SLB,
terutama melalui berbagai macam pcmbenahan manajemen pendidikan luar biasa,
antara lain pembinaan kelembagaan, kurikulum (Program Khusus dan Pelayanan
Khusus), ketenagaan (Guru PLBIPKJI), sarana dan prasarana dan lain sebagainya.
Kenyataan di lapangan, dari survei awal peneliti menemukan ada indikasi
rendahnya kinetja guru di SLB Negeri Dinas Pcndidikan Propinsi Sumatera Utara
hal ini terlihat dari minimnya tenaga guru PLB sesuai dari data yang di dapat dari
SLB Pembina Medan yaitu seperti pada table berikut :
Tabel 1.1
D ta a Lata r B e a · ng I ka PeruJ"d"kan G I I uru PNS SLBN S umatera tara U NAMA SEKOLAH
.
GURUPLB GURU UMUMSLB Pembina 11 52
SLBN PADANG SJDEMPUAN 5 10
_....
SLBN PAKPAK B ARA T
L
~\
ISLB N BINJAI ~
-
6 ;... 19'
SLB N SIBORONG-BORONG 4 8
JUMLAH 26 90
.
Sumber data SLB Pembma Medan
Selain karena minimnya tenaga guru PLB juga terbukti survey awa)
peneliti menemukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung materi yang
disampaikan tidak sesuai dengan RPP yang dibuat, dan masih bersifat umum
dan cenderung tidak sesua i dengan kondisi anak, hal ini dikarenakan guru tidak
membuat RPI (Rencana Pembelajaran Individual), sedangkan persyaratan
mcngajar di SLB scsuai dengan management berbasis sekolah untuk SLB,
keputusan menteri Nomor 053/U2001 Tanggal 19 April 2001 yang dijelaskan
dalarn Depdiknas Dikjen Direktorat Pendidikan Luar Biasa, bahwa : Persyaratan
guru SLB untuk guru kelas, guru mata pelajaran ,dan guru program khusus,
sekurang-kurangnya tarnatan SGPLB yang sudah mcndapat pe latihan mata
pelajaran keterampilan dan program khusus, guru bimbingan klinislkarier
sekurang-kurangnya tamatan S 1 program BP atau PLB, guru yang mengajar
agama harus sesuai dengan agamanya. Dalam keputusan menteri di atas juga
disebutkan: Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan berdasarkan sistem klasikal
dengan mempertimban.gkan bakat dan minat dan kemampuan serta kelainan
peserta didik dalam menerima mata pelajaran yang sama dalam waktu dan
tempat yang sama, karena itu sclain RPP guru juga membuat RPI/ lEP, karena
anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB adalah anak yang dalam
proses pertumbuhan/perkembangannya secara signifikan (bcrmakna mengalami
kelainanlpenyimpangan (fisik, mental, intelektual, sosial, emosional
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya schingga mereka memerlukan
pelayanan dan pendidikan program khusus jadi kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum PPI (Program Pembelajaran Individual).
Kegiatan belajar mengajar menggunakan sistem guru kelas dan guru
mata pelajaran pada SL TPLB dan SMLB. Kcgiatan bela jar mengajar diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan fisik secara optimal, emosional, okupasi,
dan sosial peserta didik, program bimbingan klinis ditujukan untuk rnemberikan
terapi pada peserta didik, menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke lembaga
pendidikan lanjutan, dan menyiapkan peserta didik untuk hidup mandiri dalarn
masyarakat. Mengingat kelainan dan banyaknya mata pelajaran cara
penyampaian menggunakan alat peraga, lingkungan alam, dan budaya, serta
masyarakat dan nara sumber. lndikasi seperti ini sebenamya belum cukup
untuk dijadikan alasan, meskipun ada benamya.. karena peran kepala sekolah
luar biasa tidak hanya sebagai manajer saja.. akan tetapi lebih luas dari itu yakni
sebagai administrator dan supervisor.
Kurang berhasilnya kepala sekolah dalam melakukan supervisi dan
mengkoordinasi bawahan, akhirnya menimbulkan belum adanya budaya
.
disiplin dan tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya secara kolektif,
oleh karena itu, kepala sekolah sebagai decision maker mampu mcnampilkan
gaya kepemimpinan yang memberikan kepercayaan kepada guru-guru dengan
melaksanakan tugasnya, jika kondisi ini terwujud, akan memberikan kontribusi
yang besar kepada guru-guru dan staf dalam melaksanakan tugasnya, karena
guru-guru sckolah luar biasa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya tidak harus
menunggu pengawasan dan koordinasi kepala sekolah. Selain hal di atas masih
ada penyebab rendahnya tingkat kinelja guru antara lain para guru yang
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sibuk mencari penghasilan
tambahan scperti mclakukan urusan bisnis dan mencari objek lain yang tidak
- berhubungan dengan tugas guru tersebut hal ini sulit untuk dihapus karena
masih rendahnya kesadaran, tanggung jawab, dan pengetahuannya serta adanya
kecemburuan di antara guru yang sudah mendapatkan sertifikasi dan yang
belum, meskipun kescjahteraan yang dibcrikan oleh Pcmerintah kepada guru
sudah dapat dikatakan cukup memadai. Kesibukan seperti ini akan sangat
bcrpengaruh terhadap kualitas kinetja guru. Kondisi ini penurunan kualitas
kinerja guru sebagaimana di atas, diasumsikan penyebabnya adalah rendahnya
kinerja guru dalam melaksanakan tugas.
Kenyataan tersebut bila tidak diperhatikan oleh guru-guru sekolah luar
biasa dalam melaksanakan tugasnya maka mutu pendidikan sekolah luar biasa
akan mengalami regradasi sumber daya manusia yang tidak mampu bersaing
pada tingkat nasional maupun intemasional. Akhir-akhir ini banyak guru SLBN
yang kurang berhasil dalam ·melaksanakan tug~snya, hal ini dapat diukur dari
prestasi murid di SLB N pada UN SLB N Binje bagian B kemarin dari data
diperoleh dalam satu sekolah yang mengikuti UN tidak lulus semua,
meskiipun UN di tahun sebelumnya justru lui us semua menunjukkan tanggung
jawab kepala sekolah memiliki peran ganda sebagi supervisor dan koordinator
di dalam sekolah luar biasa yang di pimpin.
Untuk memenuhi harapan tersebut, maka peran seorang kepala sekolah
sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasi para guru dengan baik, agar apa yang
dicita-citakan tercapai. Sampai saat ini, kepala-kepala sekolah di berbagai
jenjang sekolah memang harus ditingkatkan kemampuan, keterarnpilan, dan
pengetahuannya terutama mengenai tugas dan fun gsinya sebagai Top Manager
dalam sekolah. Kepemimpinannya akan mempunyai rangkaian pengaruh
inovativ, tidak hanya terbatas kepada instansinya akan tetapi sampai
kemasyarakat sekitamya.
Subroto (1984) menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai seorang yang
bertugas membina lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan harus mampu mcngarahkan dan mengkoordinasi segala
kegiatan. Tugas demikian tidak lain adalah tugas supervisi, di samping itu juga
terkandung tugas administrasi, dengan kata Jain kepala sekolah mempunyai
peran ganda yang harus dijalankannya dengan baik.
Bagaimana di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara? Apakah
kepala sekolahnya sudah menjalankan fungsi dan perannya sebagai supervisor
dan administrator yang dapat mengkoordinasi dan memotivasi para bawahannya
seperti staf dan guru-guru SLB di lembaga pendidikan yang ia.pimpin? Salah satu
upaya untuk meningkatkan keberhasilan tugas-tugas guru adalah kepemimpinan
kepala sekolah sebagai supervisor dan koordinator pendidikan, namun sejauh
observasi yang dilakukan, peneliti belum menemukan kontribusi supervisi dan
koordinasi yang signifikan terhadap keberhasilan kinerja guru SLBN Dinas
Pendidikan Propinsi Sumatera Utara, akan tetapi diperkirakan kepala sekolah
sebagai atasan ikut mcmengaruhi tingkat keberhasilan tugas-tugas guru. Sifat-sifat
kepemimpinan kepala sekolah yang disenangi para guru dan staf akan membuat
persepsi mereka terhadap kinerja kepala sekolah menjadi positif, lalu akan
menimbulkan iklim kerja dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai tenaga pengajar dan pendidik.
Sifat-sifat kepemimpinan kepala sekolah SLBN Dinas Pendidikan
Propinsi Sumatera Utara yang dapat mengkoordinasi para guru dan staf juga
berpengaruh pada tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Kepala sekolah yang secara structural berfungsi sebagai pemimpin hendaknya
berpengaruh kepada para guru, bila kepala sekolah membawa sifat-sifat
kepemimpinan yang tidak dapat mengkoordinasi guru-guru, maka hal tersebut
diperkirakan akan memengaruh i kinerja guru, sehingga mereka tidak melaksakan
tugasnya secara bersungguh-sungguh. Misalnya pada waktu rapat dan diskusi,
guru-guru menyetujui semua program yang ditetapkan oleh kepala sekolah, tapi
dalam praktiknya mereka tidak mau melaksanakannya, sehingga semua program
yang telah di susun tidak berjalan. Hal seperti ini akan menghambat kinerja guru.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
mendalam tentang pennasalahan kinerja guru SLB N yang berkemungkin~ besar
ada kaitannya oleh pelaksanaan supervisi dan koordinasi kepala sekolah. Untuk
itu peneliti melakukan penelitian dengan judul, .. Kontribusi Pelaksanaan
Supervisi dan Kemampuan Koordinasi Kepala Sekolah Terbadap Kinerja
Guru di SLBN Dinas Pendidikao Propiosi Somatera Utara"
B. Identitikasi Masalah
Bcrdasarkan Jatar bclakang masalah maka akan dapat diidcntifikasi
beberapa masalah dalam penelitian ini diantaranya :
1. Kontribusi pelaksanaan supervisi kcpala SLB yang ditcrapkan di SLBN di
Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara terhadap kinerja guru dalam
pcmbuatan RPP dan RPI, Kesesuaian antara RPP dan RPI.
Kemampuan koordinasi kepala sekolah yang diterapkan di SLBN Dinas
Pendidikan Propinsi Sumatera Utara terhadap kinerja guru, sehubungan
dengan siswa sangat komleks,dan unik mulai dari bagian A hingga bagian 0,
serta menyelenggarakan dalam satu atap dari TKLB hingga SMLB.
Waktu yang digunakan kepala sekolah melakukan supervisi dan koordinasi,
serta tempat pelaksanaan kcpala sekolah melakukan supervisi dan koordinasi
terhadap kinerja guru.
4. Masalah-masalah yang disupervisi dan koordinasi kepala SLB dan alasan
kepala sekolah harus melakukan supervisi dan koordinasi terhadap kinerja
guru.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas yang berkaitan
dengan kinerja guru, rnaka penelitian ini dibatasi pada kontribusi pelaksanaan
supervisi dan koordinasi kepala sekolah terhadap kinerja guru PNS di lingkungan
SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara yang sudah terdevinitif, baik
secara sendiri maupun bersama. karena di Dinas Propinsi Sumatera Utara ada tiga
SLB yang ada belum terdefinitif pada saat peneliti mengambil data yaitu SLBN
Madina, SLBN Batu Bara, dan SLBN Serdang Bedagai, dan SDLB bukan
termasuk penelitian karena berada di baawah naungan Pemko dan Pemkab, serta
SLB N Pakpak Barat tidak diambil sebagai sempel penelitian karena hanya I guru
yang sekaligus kepala sekolah yang dari dinas propinsi, jadi penelitian ini dibatasi
pada SLB E Pembina Mcdan, SLBN Padang Sidempuan, SLB N Siborong borong
dan SLBN Binje. Masalah tersebut penting untuk diketahui secara rnendalam
melalui penelitian ini sehingga dapat ditemukan beberapa altemativ cara
pemecahannya.
D. Perumusan Masalab
Dari latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah diatas
dikemukakan beberapa perumusan masalah sebagai berikut :
I. Apakah pelaksanaan s upervisi kepala sckolah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi
Sumatera Utara.
2. Apakah kemampuan koordinasi kepala sekolah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan Propinsi
Sumatera Utara.
3. Apakah pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru SLBN Dinas
Pendidikan Propinsi Sumatera Utara.
E. Tujuan Penelitian
Pcnelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru di SLBN D inas Pendidikan
Propinsi Sumatera Utara.
Untuk mengetahui apakah kemampuan koordinasi kcpala sekolah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru di SLBN Dinas
Pcndidikan Sumatera Utara.
Untuk mengetehui kontribusi pelaksanaan supervisi dan kemampuan
koordinasi kepata sekolah terhadap kinerja guru di SLBN Dinas Pendidikan
Propinsi Sumatera Utara.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis yaitu :
Sebagaj dasar pengembangan pada SLB khususnya pelaksanaan supervisi dan
kemampuan koordinasi Kepala Sekolah terhadap kinerja guru SLBN.
2. Manfaat Praktis yaitu :
a. Sebagai bahan masukan untuk perbaikan para kepala SLBN dalam
meningkatkan program pengembangan sumberdaya manusia pendidikan
Juarbiasa.
b. Sebagai informasi kepada guru-guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi
Sumatera Utara mengenai kompetensi dan disiplin kerja para pengajar
yang mereka miliki, dalam rangka menentukan upaya dan
langkah-langkah perbaikan dan pengembangannya.
Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti yang ada relevansinya
dengan pemberian supervisi dan kemampuan mengkoordinasi oleh kepala
sekolah dalam peningkatan kineija guru.
-
z
~
m
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian
maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
I . Pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kinerja guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hal
ini berarti semakin baik tingkat pelaksanaan supervisi kepala sekolah maka
semakin tinggi pula kinerja guru. Dari temuan penelitian pelaksanaan
supervisi kepala sekolah ini memberikan sumbangan yang cukup berarti
terhadap kinerja guru. Selain itu ·pelaksanaan supervisi masih cenderung
cukup, oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak untuk
meningkatkannya.
Kemampuan koordinasi kepala sekolah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kinerja guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera
Utara. Hal ini berarti semakin baik kemampuan koordinasi kepala sekolah
maka semakin tinggi pula kinerja guru. Dari temuan penelitian Kemampuan
koordinasi kepala sekolah memberikan sumbangan yang cukup berarti
terhadap kinerj a guru. Selain itu kemampuan koordinasi kepala sekolah masih
cenderung cukup, oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak
untuk meningkatkannya
3. Pelaksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala sekolah secara
bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru
SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa
pe!aksanaan supervisi dan kemampuan koordinasi kepala seko!ah secara
bersama-sama mempunyai hubungan yang lebih kuat dan · memberikan
kontribusi yang lebih besar untuk meningkatkan kinerja guru.
B. Implikasi
1. Upaya Peningkatan Kinerja G ur u Melalui Pelaksanaan Supervisi.
z
?
Kepala sekolah harus senantiasa melaksanakan supervisi kepada guru.
Bcrdasarkan basil analisis data pene!itian yang tclah di lakukan
sebelumnya, menunjukkan bahwa bahwa ketiga hipotesis yang diajukan
oleh pencliti teruji sccara cmpiris. Artinya, ketiga hipotesis yang diajukan
diterima dan teruji kebenarannya. Berdasarkan temuan tersebut, maka
pcneliti mclaksanakan pembahasan terhadap hasil pcnelitian.
Dari basil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan supervisi kepala
sckolah mcmberikan kontribusi yang signifikan tcrhadap kinerja guru
SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Kontribusi tersebut
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,4473. Dengan Koefisien
Determinasi (KD) sebesar 0,20. Artinya 20% variabel pelaksanaan
supervisi kepala sckolah akan mcncntukan ki nerja guru SLBN Dinas
Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Sutisna ( 1983) yang menyatakan bahwa supervisi ialah segala
usaha dari pejabat sekolah yang diangkat diarahkan kepada penyediaan
kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan
pengajaran, untuk melihat stimulasi pertumbuhan professional dan
perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan pengajaran dan metode-metode mengajar, serta evaluasi pengajaran.
Dari apa yang dikemukakan oleh Sutisna di atas, dapat dinyatakan bahwa
melalui supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah maka
petformance dalam mengajar akan tcrperbaiki schingga menjadi lebih
baik.
Hal yang sama juga mendukung pendapat Subroto ( 1984) yang
mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi
belajar mengaj ar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar. Salah satu komponen yang berkompeten dalam upaya
mcningkatkan mutu pcndidikan ialah pembinaan guru. Hal ini berdasar
atas kenyataan bahwa guru adalah individu yang berada pada barisan
paling depan pelaksanaan pendidikan di lndonesia. Rendahnya k"l!alitas
guru akan berdampak pada mutu dan kualitas pendidikan. Supervisi yang
dilaksanakan olch kepala sekolah mcmbantu guru dalam memahami
tugasnya sebagai pendidik, selain tugas sebagai agen pembelajaran dalam
mentransfer ilmu pcngetahuan kcpada siswa.
Penerimaan hipotesis yang menyatakan bahwa pelaksanaan supervisi
kepala sckolah mcmberikan kontribusi yang signifikan tcrhadap kinerja
guru SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara juga mendukung
pendapat Sahertian (2000) bahwa dengan adanya supervisi oleh kepala
sekolah maka akan: I), membantu guru dalam menilai proses bela jar dan
•
hasil belajar murid ( membantu guru dalam menyusun tes yang tepat), 2).
membantu guru dalam menganalis is kesulitan-kesulitan belajar dan
kebutuhan belajar murid-murid, 3). membantu guru dalam menerapkan
metode dan tekhnik mengajar yang Jebih berdayaguna dan berhasil guna,
4). membantu guru menggunakan berbagai sumber dan media belajar, 5).
membantu guru-guru agar lebih mampu membimbing pengalaman
mengajar atau teaching experience dan keaktifan belajar (learning
activities), serta 6) . mcmbantu guru-guru mclihat dengan jelas kaitan
antara tujuan-tujuan pendidikan.
Dari Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
berada pada kelas rata-rata data variabel Pelaksanaan supervi si kepala
sekolah X, (95,98) adalah berjumlah 8 orang, dengan pcrscntase 25,81%.
-
z
Yaitu pada indikator memperluas pengalaman bagi guru-guru. Jumlah responden yang berada di bawah kelas rata-rata berjumlah 15 orang pada?
indikator menstimul i usaha yang kreatif dengan persentase 48,39% . Scdangkan rcspondcn yang bcrada di atas kelas rata-rata berjumlah 8orang, dengan persentase 25,81 %.dengan indikator yang dominan pada
bantuan dan bimbingan,membcri pcngctahuan anggota staf.
Karena dari has il penelitian tersebut di atas menunjukkan responden yang
memberi alterna tif j awaan berada di bawah kelas rata-rata berjumlah IS
orang dari 31 s arnpel yang ada maka, oleh sebab itu diperlukan upaya
yang berkesinambunga n bagi kepala sekolah untuk menstimuli guru-guru
yang kreatif, contohnya guru-guru yang kreatf menulis, maka kepala
sekolah memberikan fasilitas berupa membuat buku atau
m~mpublika s ikan tulisan guru, bagi guru yang kreatif dalam olah raga
maka hendaknya kepalasekolah memberi kesempatan pada guru untuk
membuat even-even dan lainsebagainya, untuk g uru yang kreatif dalam
mengajar hendaknya diberi stimuli dengan memberi DP3 yang sesuai
dengan nilainya, dan dengan mensupervisi guru dalam pembelajaran. Dari
skor yang diperoleh pula kelihatan bahwa guru waj ib diberi pengarahan
dalam cara mengajar, terutama dari kemampuan dasar mengajar SLB n
dari basil penelitian masih menunjukkan cukup. Mengingat dari Jatar
belakaang pendidikan guru SLB N brasal dari umum, sudah menjadi
kwajiban kepala sekolah mensupervisi, dan me mperbaikicara mengajamya
apalagi bisa dimaklumi guru-guru masih awam dengan sckolah luar biaasa
yang murid-muridnya semua memerlukan pelayanan khusus dan
pendidikan khusus., sehingga dari yang semula menunjukkan kategori
cukup meninglcat menjadi lebih baik. Namun supervisi itu bukan hanya
dalam konteks mencari-cari kesalahan guru, namun untuk memperbaiki
berbagai kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Kepala sekolah scbaiknya terns mcmperbaiki teknik dalam mensupervisi
guru, sehingga guru tidak merasa bahwa supervisi itu hanya untuk melihat
kekurangannya . Untuk itu implikasinya sebaiknya kepala sekolah di SLB
N dinas penddidikan Sumatra Utara mengikuti lokakarya-lokakarya
supervisi klinis, sehingga guru merasa aman, senang, disupcrvisi oleh
kepala sekolahnya.
3. Guru harus menyadari bahwa supervisi yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah bertuju.an untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran serta
mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam
pembelajaran .Hal ini tercapai jika sikap kcpala sekolah saat melakukan
supervisi bisa diterima oleh guru, dalam hal ini adqa hubunganya dengan
dalam mengkoordinasi gurudalam pembelajaran, sehingga dengan penuh
kesadaran guru sudah tau kalau tujuan kepala sekolah adalah mencapai
tujuan pembelajaran. Mengingat tujuan pembelajaran pengajaran bagi
anak luar biasa harus sesuai dengan hasil asesmen, rencaana pembelajaran
individual siswanya, sehingga guru dan kepala sekolah sama-sama
mencari jalan keluar demi tercapainya tujuan pembelajaran tersewbut.
2. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Koordinasi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa salah satu fun gsi
kepemimpinan kepala sekolah adalah koordinasi. Dengan adanya
koordinasi maka tugas yang diberikan kepada guru akan tcrtata dan
m
terorganisir dengan baikDari hasil penelitian dapat dikctahui bahwa kemampuan koordinasi kcpala
sekolah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru
SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara Kontribusi tersebut
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,4633. Dengan Koefisien
Determinasi (KD) sebesar 0,2146. Artinya 21 ,46% variabel kemampuan
koordinasi kepa1a seko1ah akan menentukan kinerja guru kinerja guru
SLBN Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara .
.
Temuan penelitian ini mendukung pendapat Purwanto ( 1998) yang
mengemukakan bahwa adanya koordinasi scrta pengarahan yang baik
serta kelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan
yang tidak sehat antara bagian atau antara personal sckolah dan atau
kesimpangsiuran dalam tindakan. Kemampuan kepala sekolah dalam
mclaksanakan koordinasi dapat meningkatkan rasa tanggung j awab guru
semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya pembagian tugas yang
tepat kepada setiap guru. Selain itu koordinasi yang dilaksanakan oleh
kepala sekolah kepada seluruh personil sekolah dapat menghindari
persaingan dalam mclaksanakan tugas.
-
z
Dari Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yangberada pada kelas rata-rata data variabel
x2
(89,79,7 1) adalah berjumlah 8~
orang, dengan persentase 25,81 % pada indikator orientasi pada tujuan,bcsamya tanggungjawab dalam melakukan sebaik-baiknya. Jumlah
responden yang berada di bawah kelas rata-rata 16 orang, dengan
perscntase 51,61% pada indikator meningkatkan oricntasi pada
produktivitaskerja . Sedangkan responden yang berada di atas kelas
rata-rata bcrjumlah 7 orang, dengan pcrsentase 22,58%.pada indikator
berkembangnya rasa setia kawan dan solidaritas tinggi terhadap bawahan,
dan menciptakan hubungan yang harmonis. Dari hasil penelitian
menjukkan jumlah responden yang memberikan altematif jawaban di
·
..
bawah rata-rata menunjukkan ada 16 orang dari 30 sampel, pada
kemarnpuan koordinasi kepala sekol31h pada indikator orientasipada
produktivitas kerja, ini menunjukkan kurang terkoordinasinya guru karena
kepala sekolah masih bertumpu pada beberapa orang saja, dan tidak
memperhatikan yang lain sehingga produktivitas guru lain pun tidak
seimbang dan terjadi asal bcrangkat mengajar dan tidak ada hasil. Hal
tidak diadakan koordinasi materi ,tidak ada koordinasi antar satuan
pendidikan dan antar kclainan, dalam pemberian tugas, tatacara bawahan
kepala sekolah dalam menegur bawahan, semua mempengaruhi
sumbangan guru dalam produktivitas kerjanya. Hal tersebut disebabkan
karena ada kepala sekolah belum menciptakan hubungan yang harmonis
antar gurunya, atau kurang dalam memberikan penghargaan terhadap
guru.
b. Guru merupakan pendidik sekaligus bawahan yang diharapkan mengikuti
berbagai araban dari kepala sekolah demi mencapai visi, misi dan tujuan
sckolah.
m
C. Saran
Bcrdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, maka ada beberapa
saran yang dikemukakan, sebagai berikut:
I. Oisarankan kepada kcpala sekolah, sebaiknya meningkatkan kemarnpuan
supervisi dan koordinasi dengan mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan.
Mengingat kepala sekolah membawahi guru dari satuan pendidikan TKLB
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Qomari (2004). Management Strategik Pengembangan SDM Pembangunan
SDM Perguruan Tinggi Jakarta. Uhamka Press. ·
Arifin, M., (1981) Kapita Selecta Pendidikan (Umum dan Agama), Semarang: Toha
Putra.
Arikunto, Suharsimi, (2007). Manejemen Pendidikan, Jakarta : Reneka Cipta.
~-;----' Suharsimi, (2003). Organisasi dan Administrasi Pendidilcan Teknologi dan
Kejuruan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Azmi, Fachruddin, (2002). Supervisi Pendidilcan, Medan : Pusat Kajian dan Pengembangan Pendidikan Islam Bekerjasama dengan lAIN Press.
Bafadal, Ibrahim, (1992). Supervisi Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara.
Batemen, Thomas S., Ferris, Gerald R., Stasser Stphcn, (1999) Mengapa di Balik
Kerja Individual, dalam Timpe (ed), Kerja, Terk. Soyan Caimat, Jaka rta,
Gramedia.
Cochran, William G. 1974. Sampling Technique, alih bahasa Rudiansyah, dkk. Universitas lndoneisa Jakarta
Daryanto, M., (1 998). Administrasi Pendidilcan, Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen P&K, (1979) Administrasi Sekolah, Proyek Pengadaan Buku SPG,
Jakarta.
(1 984). Kurikulum Sekolah Dasar 1984 Landasan Program dan Pembangunan, Jakarta : Depdikbud.
_ _ _ _, (1986). Kurikulum Sekolah Dasar : Pcdoman Pembinaan Guru, Jakarta : Depdikbud.
Dep.Diknas Digjcn Pcnd idikan Luar Biasa, (2003). Standort pelajaran Minimum Selcolah Luar Biasa.
_ _ _ _, (2007). Pendidikan Khusus!Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.
GergeR, terry, (1982). Prinsip-prinsi 83 rjemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kusmin, (2003). Hubungan Kontribusi Pengetahuan Manajemen Pening/UJtan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dan lcemampuan Supervisi terhadap Kemampuan
Pengambilan Keputusan di SLTP Negeri Kabupaten Deli Serdang. Tesis
UNIMED Medan.
LAN RJ, ( 1995). Ceramah Menteri Pendidi/can dan lcebudayaan pada Diklat
SP AMEN Angkatan 1, Jakarta.
_ _ _ , ( 1992) dalam SANRJ, jilid II.
Mayer R.F dan Pipe Peter, (1 970). Analizyng Pe1jormance Problem, Belmoth Fae ron Publisher.
Nasution, Farid, (1996). Supervisi Pendidikan, Medan lAIN Press
Nurhadi, Muljani, (1983). Administrasi Pendidi/UJn di Seko/ah, Yogyakarta : Andi OtTset. Y ogyakarta.
Purwanto, M. Ngalim (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidi/UJn, Bandung : Remaja Rokdakarya.
Rahim, Abdul. ( 1991 ). " Kontribusi Penguasaan Supervisi dan Motivasi Berprestasi terhadap Kemampuan Menyusun Perencanaan Kepala SMA Kodya Bogor ".
Tesis. IKlP Bandung.
Rivai, Veithzal, (2005). Performance Appraisal. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Robbins Stephen ( 1996). Prilaku Organisasi. PT Mencana Jaya Cennelan g
Sagala, H.S (2 006). Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : Alfabetha
Sahertian Piat A ., (1994). Profit Pendidi/UJn Profesional, Yogyakarta : Andi Offset
Siregar T, (2003). Kontribusi Pelalcsanaan Supervisi Dan Kemampuan Koordinasi
Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Negeri
Se/cota Medan. Tesis : PPS UNIMED
Subroto, B. Suryo , (1984). Dimensi-dimensi Administrasi Pendidilwn di Sekolah,
J akarta: Bina Aksara.
Sudannan, ( 1995). "Hubungan Pengetahuan Manajemen dan Penguasaan Supervisi
terhadap Kinerja Kepala SMUN Jambi ". Tesis I KIP Padang.
Sudijono, Anas, ( 1999). Pengantar Statistik Pendidi/UJn, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Somantri, A. & Muhidin, S. A. 2006. Aplikasi Statislik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sutisna, Oteng (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional, Bandung : Angkasa.
Usman, H. & Akbar, P, S. 2008. Pengantar Stalistik. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara
Wahjosumidjo, (1 999). Kepemimpinan Kepala Selwlah Permasalahannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
-
z
~
m
90