• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Daycare Centre denga Konsep Little City.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Daycare Centre denga Konsep Little City."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

The Interior Concept Of Daycare Center With Little City

Concept

Handy Berkahadi

Jurusan Desain Interior

Universitas Kristen Maranatha

handyberkahadi@gmail.com

ABSTRACT

Age of zero to six years old is golden age critical to a child's growth. These periods determine the attitude of the child as they grow. According to Elizabeth in her book titled Child Development volume 1, a child's intelligence needs to formed intelligently, emotionally and creatively so as to make the child able to deal with the real life in the future. And yet, the hardness of lives in big cities like Bandung forces women to also work to earn money for their children, as a result of which the children lack in attention and their intelligence formation.

Thus, a daycare centre focusing on the development of a child intelligently to be bright at school and the simulation of society that enables the children to socialize and be developed in their IQ, EQ and CQ is needed. Little City concept, therefore, is made to cater to those needs.

IQ is the intelligence a person has since birth. EQ is the emotional intelligence that a child needs to be practiced so as to obey the rules, accept differences and manage to control them well. As for CQ, it is the kind of intelligence that enables a child to think out of the box.

Through proper circulation, vastness of colors, understandings of symbols and shapes, it is expected that children may comprehend, be comfortable and understand symbols they find in their daily lives.

(2)

PERANCANGAN DAYCARE CENTRE DENGAN KONSEP LITTLE CITY

Usia 0 – 6 tahun merupakan masa keemasan (golden age) yang kritis dalam perkembangan anak. Masa ini adalah masa yang menentukan perilaku anak nantinya. Karena itu menurut Elizabeth (dalam buku Perkembangan anak jilid 1) anak perlu ditanamkan kecerdasan sejak dini, baik itu secara IQ (intelegent) EQ(emosi) dan CQ (kreativitas) agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang nantinya akan dihadapi dengan baik. Namun pada zaman modern sekarang ini desakan akan kebutuhan ekonomi semakin meningkat terutama di kota besar seperti Bandung, karena itu saat ini banyak sekali wanita yang ikut mengambil peranan sebagai pencari nafkah sehingga mengakibatkan kebutuhan anak dalam upaya melatih kecerdasannya kurang terbangun.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka anak memerlukan sebuah tempat penitipan anak yang tidak hanya mengajarkan anak bagaimana caranya mendapatkan nilai terbaik di sekolah mereka, tapi menciptakan sebuah simulasi lingkungan bermasyarakat yang membuat anak belajar untuk hidup bersosialisasi, meningkatkan IQ,EQ dan CQ, serta mengajarkan anak bagaimana hidup dengan menaati aturan yang sesuai dalam masyarakat Day Care dengan tema Little City dibuat untuk memenuhi kebutuhan perkembangan IQ, EQ, CQ anak secara dini.

IQ adalah kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir. EQ adalah kecerdasan Emosional yang melatih anak untuk menaati peraturan, menerima perbedaan pendapat, dan memiliki tingkat pengendalian diri yang cukup. Sedangkan CQ adalah kecerdasan imajinasi yang melatih anak untuk berfikir ‘out of the box’.

Melalui sirkulasi yang teratur, ruangan kaya akan warna, penerapan symbol yang ada di perkotaan dan bentuk yang sederhana diharapkan anak dapat langsung memahami, merasa nyaman dan dapat merangsang daya kreatifitas anak serta anak dapat mengerti makna simbol yang ada di lingkungan sekitar mereka.

(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide Gagasan ... 2

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 3

1.6 Ruang Lingkup ... 3

1.7 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II INTERIOR DAYCARE DAN PERKEMBANGAN ANAK 2.1 Definisi Day Care ... 5

2.2 Aktivitas Day Care ... 7

2.3 Pengaruh desain interior pada IQ, EQ dan CQ Pada Anak ... 12

2.3.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ... 12

2.3.2 IQ, EQ, Dan CQ ... 13

2.3.3 Penanaman IQ, EQ, dan CQ pada anak usia dini dan penerapannya pada design ... 15

2.4 Finishing Lantai Dinding dan Ceiling ... 23

2.4.1 Finishing Dinding ... 23

2.4.2 Finishing Lantai ... 24

2.4.3 Finishing Ceiling ... 24

2.5 Ergonomi anak ... 24

2.5.1 Ketentuan Ukuran Ruang Untuk Setiap Kelompok Usia Anak ... 24

2.5.2 Analisa Antrhopometri ... 25

2.6 Literatur dimensi Mobil – Mobilan ... 27

2.2.2 Study Banding ... 28

BAB III ANALISIS PROYEK PERANCANGAN INTERIOR DAYCARE 3.1 Deskripsi proyek ... 32

3.6 Fasilitas dan Kebutuhan Ruang ... 38

(4)

3.7 Penjabaran Konsep ... 44

3.7.1 Tujuan perancangan ... 44

3.7.2 Tema perancangan... 45

3.7.3 Konsep perancangan ... 46

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR DAYCARE 4.1 Penataaan Layout Ruang ... 53

4.2 Penerapan Desain ... 54

4.2.1 Playing Area ... 56

4.2.1.1 Rental Car ... 57

4.2.1.2 Kantor polisi ... 57

4.2.1.3 Pemadam Kebakaran ... 58

4.2.1.4 Idol Area ... 58

4.3 Penerapan Desain Pada Elemen Interior ... 61

4.3.1 Bentuk ... 61

4.3.1 Warna ... 62

4.3.3 Material dan Finishing... 62

4.3.4 Texture ... 62

4.3.5 ceiling ... 63

4.3.6 Dinding ... 63

4.3.6 Lantai ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha Daftar Gambar

Gambar2. 1 Staff Kitchenette ... 20

Gambar2. 2 Stroller Storrage ... 21

Gambar2. 3 Play Room Storrage ... 22

Gambar2. 4 Play Room Kitchenette... 22

Gambar2. 5 Child Height Kitchenette ... 23

Gambar2. 6 Anthropometric dimensions ... 25

Gambar2. 7 Mobil-mobilan ... 27

Gambar2. 8 ruang pembawa berita ... 30

Gambar2. 9 arena bermain ... 30

Gambar2. 10 Pemadam kebakaran ... 30

Gambar2. 11 pintu masuk ... 31

Gambar2. 12 pemadam kebakaran 2 ... 31

gambar 3. 1 Peta Lokasi Melinda Hospital ... 36

gambar 3. 2 denah melinda hospital ... 36

gambar 3. 3 bubble diagram ... 44

gambar 3. 4 pencahayaan ... 46

(6)

gambar 4. 1 Lyout playing area... 53

gambar 4. 2 playing area ... 54

gambar 4. 3 potongan 2 playing area ... 55

gambar 4. 4 playing area ... 56

gambar 4. 5 playing area ... 57

gambar 4. 6 rent car ... 57

gambar 4. 7 police station ... 58

gambar 4. 8 fire station ... 58

gambar 4. 9 idol area ... 59

gambar 4. 10 TV station ... 59

gambar 4. 11 Cafe ... 60

gambar 4. 12 pilot academy ... 60

gambar 4. 13 rumah sakit ... 61

gambar 4. 14 bus station... 61

gambar 4. 15 perspektif ... 62

gambar 4. 16 ceiling ... 63

gambar 4. 17 dinding ... 64

(7)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern sekarang ini desakan akan kebutuhan ekonomi semakin meningkat terutama di kota besar seperti Bandung, karena itu saat ini banyak sekali wanita yang ikut mengambil peranan sebagai pencari nafkah sehingga mengakibatkan banyaknya orang tua yang menitipkan anaknya kepada tetangga atau kerabat dekat sehingga kurangnya pendidikan serta arti dari keluarga itu sendiri bagi anak. Sedangkan menurut Mukhamad (dalam jurnal Metode penanaman nilai moral untuk anak usia dini,h.2 ,Usia dini (0 – 6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia dan masa yang kritis dalam perkembangan anak. Masa ini adalah masa yang menentukan perilaku anak nantinya. Karena itu menurut Elizabeth (dalam buku Perkembangan anak jilid 1) anak perlu ditanamkan kecerdasan sejak dini, baik itu secara IQ (intelegent) EQ(emosi) dan CQ (kreativitas) agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang nantinya dengan baik.

(8)

optimal di tangan pengasuh saja. Oleh karena itu pendesain merancang tempat penitipan anak yang tidak hanya mengasuh dan menjaga anak titipannya, tetapi juga memberikan pendidikan secara formal maupun informal sehingga anak dituntut untuk memiliki cita – cita, tekad dan kemauan untuk belajar, serta kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang di sekelilingnya melalui sebuah simulasi lingkungan bermasyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

Penitipan anak di Bandung sebenarnya sudah terbilang banyak, beberapa contoh penitipan anak di Bandung adalah; Khalifah Day Care, Galenia, Picu Pacu dan masih banyak lagi. Ketiga nama day care yang disebutkan di atas sebenarnya sudah cukup baik. Karena mereka tidak hanya membiarkan anaknya bermain sepuasnya, namun juga memberikan pengajaran kurikulum sekolah kepada anak, hanya saja anak sendiri tidak memiliki suatu gagasan mengapa mereka harus belajar yang rajin ataupun bagaimana caranya bersikap di masyarakat.

Saat ini, banyak sekali pendidikan yang mulai diajarkan pada anak sejak dini, misalnya menulis, membaca, dan menghitung agar anak dapat meningkatkan IQ nya sejak dini, namun anak tidak dididik untuk menghadapi lingkungan luar dengan aturan-aturannya. Menurut Mitsuru Senda, dalam bukunya Aryanti, h 93 menuliskan bahwa jalanan dapat menjadi ruang bermain anak dimana mereka mengenal sosialisasi. Orang-orang yang lalu lalang dan rambu-rambu lalu lintas yang bertebaran di sekelilingnya, mengajarkan anak bersikap untuk selalu menghargai peraturan dan orang lain. Selain itu juga dalam lingkungan day care dengan fasilitas yang terbatas membuat anak tidak mampu mengembangkan kreativitasnya Hal ini membuat EQ dan CQ pada anak tidak terlalu berkembang dengan baik dan membuat anak tidak memiliki gagasan untuk bercita - cita seluas-luasnya.

1.3 Ide Gagasan

(9)

3

Universitas Kristen Maranatha permainan yang ada, tapi menciptakan sebuah simulasi lingkungan bermasyarakat yang membuat anak belajar untuk hidup bersosialisasi, meningkatkan IQ,EQ dan CQ, serta menanamkan pentingnya memiliki cita-cita dan usaha untuk meraih cita-cita itu sejak dini.

1.4 Rumusan Masalah

Sebagai tempat penitipan Anak dengan konsep simulasi lingkungan bermasyarakat, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tempat penitipan anak dengan tema simulasi ini tidak hanya sekedar membuat anak dapat bermain saja melainkan dapat mengasah pola pikir anak. Masalah-masalah tersebut sebagai berikut;

1. Bagaimana cara menerapkan desain dan elemen interior ruang yang melatih IQ, EQ dan CQ pada anak?

2. Bagaimana penerapan konsep Little city pada ruang interior?

1.5 Tujuan Perancangan

Membuat suatu konsep perancangan interior yang dapat memenuhi syarat penataan

interior serta memberikan sebuah konsep pendekatan terhadap lingkungan masyarakat.

1. Menerapkan desain interior ruang yang dapat melatih kecerdasan IQ,EQ, dan CQ.

2. Menerapkan konsep little city pada ruang interior

1.6 Ruang Lingkup

Perancangan ini difokuskan pada ergonomi dan tata ruang yang sesuai. Fasilitas yang

disediakan antara lain ruang simulasi, ruang pembelajaran, ruang makan bersama, dan

ruang relaxasi untuk ibu yang mengantar dan menunggu.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini terdiri atas 5 bab.Setiap bab membahas sebuah masalah pokok.Berikut ini pembagian babnya.

Bab I - Pendahuluan

(10)

Pada bab ini juga dibahas mengapa memilih projek ini dan apa tujuan dibuatnya tugas ini.

Bab II – Interior Daycare Dan Perkembangan Anak

Bab ini pada dasarnya berisi tentang informasi umum mengenai teori – teori yang berhubungan dengan projek yang pendesain buat secara ergonomi yang berhubungan dengan perancangan.

Bab III – Analisis Proyek Perancangan Interior Daycare

Bab ini pada dasarnya berisi uraian rinci tentang projek yang diambil oleh penulis. Uraian rinci tersebut mencangkup perihal analisa site dan bangunan perancangan, pembahasan konsep yang akan diterapkan pada perancangan, dan zoning dan bloking perancangan.

Bab IV – Perancangan Interior DAYCARE

Bab ini akan membahas mengenai penataan layout ruang,penerapan desain,dan penerapan desain dalam interior.

Bab V – Simpulan dan Saran

(11)

65

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Terdapat beberapa simpulan yang dapat diambil dari hasil perancangan Daycare ini yaitu:

Untuk melatih perkembangan anak dalam perancangan Daycare , dengan menggunakan desain yang bertemakan little city dan penggunaan material seperti rumput sintetis dan sponge agar anak tetap aman shingga anak akan terlatih secara eq cq dan sq.penggunaan furniture furniture juga yang bertemakan pada lembaga tertentu sehingga anak mudah mengingat

department-departement pekrjaan yang ada juga ciri khas bentuk dan warna pada department .

Sedangkan untuk perkembangan untuk perkembangan sosialnya dibuat element interior yang mengharuskan anak melakuan aktifitas secara berkelompok seperti pada area police stasion,fire station,cafe, art and craff room.

(12)

5.2 Saran

(13)

67

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Peraturan mentri pendidikan nasional Republic Indonesia no 58 tahun 2009 tentang standart pendidikan usia dini

Olds 2001 child care design guide new york :the mc rgraww-hillcompanies inc Ruth linda chain 2000 design standart for children environments newyork :mcgraw-hill companies inc

F. Joseph Moravec 2012Child Care Center Design Guide : GSA Public Buildings ServiceOffice Of Child Care

Suharsimi Arikunto, 2004. “Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini”. Makalah Seminar Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.

Mubarok, M. Mufti, Plus BCM Rahasia Cerdas Belajar Sambil Bermain, Surabaya: PT. Java Pustaka Media Utama, 2008

Nia Karnia, 2006. “Stimulasi tumbuh kembang anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal”. Makalah seminar Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. Rose Mini, Prianto. 2003. Perilaku Anak Usia Dini

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit busuk buah pada nanas (fruit collapse) masuk ke Indonesia diduga berasal dari bibit yang diimpor dari Filipina tetapi penyebab penyakit busuk buah pada nanas di

misalnya kimchi resto iklan iklan di dalam @kulinerdisolo maka akan di tag pada instagram yang bersangkutan, tetapi untuk akun- akun yang lain @kulinerdisolo sangat jarang

Sikap petani mengenai Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar),

Persentase tertinggi diperoleh dari tanaman yang diiradiasi dengan dosis 40 Gy, bulan ke- 6 persentase tanaman berbunga mencapai 39,7%, namun pada tanaman asal iradiasi dosis 20

Pada nilai perubahan efisiensi teknis (pech), satu bank mengalami penurunan yaitu memiliki nilai di bawah nilai 1, 7 bank tidak mengalami perubahan yaitu memiliki nilai

Kesenian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul bermacam – macam jenis kesenian yang ada di Gunungkidul khususnya di desa Kemadang masih banyak dari tabel dibawah merupakan

Arrester dengan Rating voltage dan Arus nominal discharge berapa yang akan anda pilih (silakan menggunakan. datasheet yang ada pada contoh di slide

Barang milik Daerah adalah barang-barang bergerak dan /atau tidak bergerak yang dimiliki dan/atau dibawah Pe­ nguasaan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Te­ ngah