• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENINGKATAN PEMBELAJARAN : Studi Quasi EksperimenKelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENINGKATAN PEMBELAJARAN : Studi Quasi EksperimenKelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMBELAJARAN

(Studi Quasi EksperimenKelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota

Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh: Farida Latifah

1100086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENINGKATAN PEMBELAJARAN

(Studi Quasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota

Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh: Farida Latifah

1100086

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran ini, telah disetujui oleh

Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini, Bandung, ………. 2015

Nama TandaTangan Penguji 1 ………... ………

Penguji 2 ………... ………

Penguji 3 ………... ………

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick terhadap Peningkatan Pembelajaran (Studi Quasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan denga n cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, ……… 2015

Yang membuatpernyataan,

(4)

(Studi Quasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun

Ajaran 2014/2015)

FARIDA LATIFAH (1100086)

Skripsi ini dibimbing oleh: Dr. H. Ade Sobandi, M.Si., M.Pd.

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung dengan hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) dibawah Kriteria Kelulusan Minimal (KKM). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (Quasi

experimental design) dengan desain Non-equivalent control group design. Penelitian ini

terdiri dari dua kelas yaitu kelompok eksperimen (Kelas X AP 2) dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dan kelompok kontrol (Kelas X AP 1) dengan penerapan model pembelajaran Konvensional. Kelas X AP 1 dengan jumlah peserta didik 44 orang dan Kelas X AP 2 dengan jumlah peserta didik 43 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapka n model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai N-Gain masing-masing kelas, kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai N-Gain lebih besar dibanding dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil nilai N-Gain tersebut dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji-t (T-test) yang menyatakan bahwa thitung > ttabel, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara penerapan model pembelajaran

(5)

ABSTRACK

THE IMPLEMENTATION OF TALKING STICK LEARNING MODEL TO THE IMPROVEMENT OF LEARNING

(Quasi-Experimental Study in Class X of Office Administration for the Subject of Introduction to Administration Office in SMK Pasundan 1 Bandung academic year

2014/2015)

FARIDA LATIFAH (1100086)

This paper was supervised by:

Dr. H. Ade Sobandi, M.Si., M.Pd.

(6)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1. 1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1. 2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1. 3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. 4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Belajar dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined.

(7)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN

3.4.2 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.3 Rancangan Eksperimen... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.5.3 Uji Homongen ... Error! Bookmark not defined.

3.5.4 Perhitungan N-Gain... Error! Bookmark not defined.

3.5.5 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Uji Validitas Instrumen... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Uji Daya Pembeda Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Deskripsi Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Kelas Eksperimen... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Kelas Kontrol... Error! Bookmark not defined.

4.3 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Hasil Pre-Test ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Hasil Post-Test ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Hasil Pengujian Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Analisis Uji N-Gain ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Farida latifah , 2015

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan, yang bertujuan mendorong peserta didik mampu lebih baik untuk melakukan proses pembelajaran dalam mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, keterampilan belajar dan semangat belajar.

Menurut peraturan pemerintah nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013 proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pendidik dituntut agar terampil dalam mengelola proses pembelajaran dikelas terutama dalam menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum 2013 membuat manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(10)

Farida latifah , 2015

Salah satu indikator keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah perolehan hasil belajar yang baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran akan tercermin dari hasil belajar yang akan dicapai peserta didik. Artinya, semakin baik pelaksanaan pembelajaran maka hasil belajar peserta didik juga akan semakin baik. Sebaliknya, semakin kurang baik pelaksanaan pembelajaran maka hasil belajar peserta didik juga semakin rendah.

Berdasarkan pengamatan pada saat PPL sebelum peneliti mengajar di dalam kelas, peneliti mengamati cara mengajar salah satu pendidik, dalam proses penyampaian pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mengembangkan ide dan mengajukan pertanyaan. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik terkesan monoton, sehingga terdapat kejenuhan dan malas dalam belajar. Seharusnya pendidik menerapkan model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran berlangsung dan akan meningkatkan hasil belajar yang baik. Berikut daftar rekapitulasi persentase hasil Ujian Akhir Semester (UAS) Program Keahlian Administrasi Perkantoran di kelas X:

Tabel 1. 1

Daftar Rekapitulasi Persentase Jumlah Peserta Didik yang Berada di Bawah KKM pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Kelas X AP

pada Kurikulum 2013

Sumber: Data Pra-penelitian yang diolah dari SMK Pasundan 1 Kota Bandung

(11)

Farida latifah , 2015

75, di Kelas AP 1 jumlah peserta didik 42 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 15 orang, dengan perolehan persentase 36%, di Kelas AP 2 jumlah peserta didik 42 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 37 orang, dengan perolehan persentase 88%, di Kelas AP 3 jumlah peserta didik 45 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 25 orang, dengan perolehan persentase 56%, dan di Kelas AP 4 jumlah peserta didik 42 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 39 orang, dengan perolehan persentase 93%. Dapat terlihat dari tahun ketahunnya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif, pada Tahun Ajaran 2013/2014 jumlah peserta didik yang berada dibawah KKM dari Kelas X AP 1 sampai X AP 4 sebesar 68,25%.

Pada Tahun Ajaran 2014/2015 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 80, di Kelas AP 1 jumlah peserta didik 44 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 27 orang, dengan perolehan persentase 61%, di Kelas AP 2 jumlah peserta didik 43 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 40 orang, dengan perolehan persentase 93%, dan di Kelas AP 3 jumlah peserta didik 42 orang terdapat peserta didik yang masih di bawah KKM berjumlah 16 orang, dengan perolehan persentase 38%. Dapat terlihat dari tahun ketahunnya mengalami peningkatan dan penurunan secara fluktuatif, pada Tahun Ajaran 2014/2015 jumlah peserta didik yang berada dibawah KKM dari Kelas X AP 1 sampai X AP 4 sebesar 64%.

Pada Kurikulum KTSP dapat terlihat peserta didik yang berada dibawah KKM dari Tahun Ajaran 2010/2011 ke Tahun Ajaran 2011/2012 terdapat peningkatan selisih 39,25%. Pada Tahun Ajaran 2011/2012 ke Tahun Ajaran 2012/2013 terdapat penurunan selisih 24,5%.

Pada Kurikulum 2013 dapat terlihat peserta didik yang berada dibawah KKM dari Tahun Ajaran 2013/2014 ke Tahun Ajaran 2014/2015 terdapat penurunan selisih 4,25%.

(12)

Farida latifah , 2015

model pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik.Untuk mengatasi masalah tersebut dan mengacu pada kurikulum 2013 maka pendidik harus mengubah model pembelajaran yang semula hanya berpusat pada pendidik menjadi berpusat pada peserta didik agar mereka dapat berperan aktif menunjukkan kemampuannya saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satu proses pembelajaran yang baik dilakukan oleh pendidik pada saat ini salah satunya adalah pembelajaran kelas secara kooperatif.

Menurut Eggen dan Kauchak 1996, hlm.279 (Trianto, 2007, hlm. 5)

menyatakan “pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama”.

Sedangkan menurut Etin Solihatin (2007, hlm. 5) menyatakan bahwa salah satu model yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif.

Isjoni (2013, hlm. 16-17) bahwa “cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan peserta didik, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, peserta didik yang agresif dan tidak peduli pada orang lain.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembe lajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992, hlm. 4).Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

(13)

Farida latifah , 2015

Menurut slameto (2010, hlm. 54) faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal (faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan baik secara jasmani maupun rohani).Faktor ekstenal (keluarga, sekolah dan masyarakat).

Pendapat tersebut menyebutkan bahwa faktor eksternal yaitu lingkungan guru yang salah satu di dalamnya terdapat model pembelajaran mempengaruhi hasil belajar.pendidik harus menguasai model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik tertantang untuk mengembangkan pengetahuannya dalam proses pembelajaran.

Menurut Winkel (Evelin dan Hartini, 2010, hlm. 12) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

Menurut Corey (Ruminiati, 2007, hlm. 1-14) pembelajaran adalah proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk memungkinka n ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respons terhadap situasi tertentu juga.

Menurut Hernawan, dkk. (2007, hlm. 117) dalam pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui diantaranya:

(1) Interaktif yaitu proses interaksi baik antar guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya,

(2) Insfiratif yaitu proses yang insfiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu,

(3) Menyenangkan dapat dilakukan dengan cara menata ruangan yang apik dan menarik dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajarn, media dan sumber-sumber yang relevan,

(4) Menantang, dan

(5) Motivasi merupakan aspek yang sangat penting dimana siswa mendapat dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu.

(14)

Farida latifah , 2015

peserta didik dalam memahami materi pokok, melatih peserta didik untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran, melatih peserta didik lebih rajin membaca dan dapat memahami dengan cepat materi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Namun, sebelum menerapkan sebuah model tentu saja harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

Salah satu kompetensi dasar dalam Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran (PAP) yang akanpenulis diterapkan adalah Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya. Mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran adalah salah satu mata pelajaran dasar yang wajib dipelajari khususnya bagi peserta didik di SMK jurusan Administrasi Perkantoran,karena peserta didik kelak akan bekerja di dunia perkantoran maka harus menguasai dan mendalami Mata Pelajaran tersebut.Pada kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran termasuk Mata Pelajaran baru yang terdapat dalam ranah C1. Adapun materi yang di bahas dalam kompetensi dasar tersebut meliputi: Pengertian fasilitas kantor, Pengadaan fasilitas kantor, jenis-jenis dan contoh fasilitas kantor, Pemeliharaan fasilitas kantor, dan lingkungan kantor.Dalam mempelajari materi tersebut di harapkan peserta didik selalu membaca buku pegangan peserta didik agar menguasai materi sehingga dapat dengan mudah memahami materi.

(15)

Farida latifah , 2015

setiap informasi dan mengingat kembali informasi tersebut antar anggota kelompoknya masing- masing.

Berdasarkan karakteristik kompetensi dasar yang telah dijelaskan diatas maka penulis memilih model pembelajaran Talking Stick. Model pembelajaran Talking Stick sangat tepat diterapkan dalam kompetensi dasar tentang mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya karena dalam model pembelajaran Talking Stick ini sangat tepat digunakan dalam pengembangan proses pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan menggunakan sebuah tongkat sebagai stimulus untuk menciptakan peserta didik yang unggul dalam pemahaman materi, membentuk peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat, melatih daya ingat peserta didik dalam memahami materi pokok, melatih peserta didik untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut lebih rajin membaca agarmemahami dengan cepat materi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran Talking Stick selaras dengan tujuan kurikulum 2013 menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik tidak bosan dan selalu semangat. Selain itu, langkah- langkah model pembelajaran Talking Stick selaras dengan pengalaman belajar yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran kurikulum 2013 yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick terhadap Peningkatan Pembelajaran (Studi Quasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran

2014/2015)”.

1. 2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

(16)

Farida latifah , 2015

masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) hal ini disebabkan pendidik dalam proses penyampaian pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mengembangkan ide dan mengajukan pertanyaan. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik terkesan monoton, sehingga terdapat kejenuhan dan malas dalam belajar. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu model pembelajaran agar peserta didik memperoleh hasil yang lebih baik dan aktif di dalam kelas. Salah satu model pembelajaran kooperatif untuk membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran berlangsung adalah model pembelajaran Talking Stick.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dalam pembahasan penelitian ini dapat dibatasi dalam rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan menggunakan model pembelajaran konvensionalpada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung?

1. 3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan ilmiah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, termasuk dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu:

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah menganalisis peningkatan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

1. 4 Kegunaan Penelitian

(17)

Farida latifah , 2015

memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya maupun pembaca kegunaan penelitian ini berupa:

1. Kegunaan Teoritik

Sebagai wadah pengembangan berbagai teori kependidikan terkait dengan penyelenggaraan dan pelaksanaan proses belajar di kelas bagiguru, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal sesuai dengan tujuan dan arah kurikulum.

2. Kegunaan Praktik

a. Bagi penulis, sebagai bahan acuan agar lebih berinovasi dalam menciptakan model pembelajaran yang efektif serta mengimplementasikan penggunaan model pembelajaran Talking Stick khususnya pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran.

b. Bagi peserta didik, untuk meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu peserta didik juga lebih aktif pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran.

c. Bagi pendidik mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran, sebagai informasi dalam memilih model pembelajaran yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran.

(18)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN

BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat.Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Syaodih, 2006, hlm. 194).

Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing- masing memiliki kekhasan, yakni Pre-eksperimen, quasi-eksperimen, dan true-eksperimen.Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen.

Tabel 3. 1

Jenis-jenis Penelitian Eksperimen

No Pre-eksperimen Quasi-eksperiment True-eksperimen

1. Hanya 1 kelas (kelas

Sampel tidak dipilih secara random

Sampel dipilih secara random

Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model pembelajaran

Pemberian evaluasi tes diberikan secara berkala

Sumber: (Muhibbin Syah, 2008, hlm. 79).

(19)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN adalah Non-equivalent control group design.Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan tes awal.Perlakuan pada kedua kelompok berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Talking Stickdan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok.

Berikut tabel desain penelitian The Non-equivalent control group designyang digunakan pada kelas kontrol dan kelas eksepriment:

Tabel 3. 2

Desain Penelitian The Nonequivalent control group design

Ekperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

(Sugiyono, 2012, hlm. 116) Keterangan :

O1 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen O2 : Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen O3 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol O4 : Tes Akhir (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol X : Penerapan pembelajaran kooperatif tipe talking stick

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 116) “The Non-equivalent control group design” hampir samadengan Pretest posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan tes awal.Perlakuan pada kedua kelompok berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Talking Stickdan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok.

(20)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Gambar 3. 1

Kerangka Eksperimen Langkah - langkah metode kuasi eksperimen :

a. Mengujikan soal Pre-test kepada siswa pada kelas Treatment dan juga kelas kontrol

Quasi Eksperiment

Nonequivalent Control Group Design

Control Group

Pre-test

Gain

Treatment

Model Pembelajaran (Konvensional)

Uji Beda Experiment Group

Gain

Post-tes Post-test

Pre-test

Treatment

(21)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN b. Hasil dari Pre-test kelasTreatmentdan kelas kontrol diujikan dengan uji beda

yaitu uji-t. untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan.

c. Setelah teruji kelas Treatment dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan maka kedua kelas tersebut dapat dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran masing- masing kelas. Bila hasil tes uji beda menyatakan adanya perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan. d. Setelah kelas Treatment dan kelas kontrol diberikan perlakuan model

pembelajaran. Langkah selanjutnya melakukan mengujikan Post-test.

e. Hasil dari Post-test kelas Treatment dan kelas kontrol diujikan kembali dengan uji beda (uji- t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan.

f. Langkah yang terakhir adalah mengujikan proses pembelajaran dengan menghitung skor gain dan uji bedaPre-test dan Post-test untuk mengetahui bahwa proses bermakna secara signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1998, hlm. 99).

(22)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 1) populasi (Population/Universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek peneltian atau menjadi perhatian dalam suatu peneltian (pengamatan).

Maka dalam penelitian ini penulis mengambil populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

Sementara menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 2) “sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”.

Setelah diuji tes kemampuan sebelum menerapkan model pembelajaran, yang dijadikan sampel oleh penulis dalam penelitian ini adalahKelas X AP 2 sebagai kelas eksperimen dan Kelas X AP 1 sebagai kelas kontrol.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010, hlm. 193).

Selaras dengan pendapat Arikunto, menurut (Sudjana, 2006, hlm. 35) “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)”.

(23)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN masing- masing tes adalah identik, perbedaan hanya terletak pada nominalnya saja baik untuk soal Pre-testmaupun soal Post-tes.

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Tes sebagai instrument pengumpul data adalah “serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakan yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. (Ridwan, 2008, hlm. 76)

Tes dibuat dengan mempelajari dahulu kompetensi inti serta kompetensi dasar pada mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran.Kemudian instrumen tersebut di uji coba kepada peserta didik kelas XI AP 1 di SMK Pasundan 1 Kota Bandung, hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur seberapa layak instrumen tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data selanjutnya.

Bentuk dari instrumen tes yang digunakan adalah pilihan ganda sebanyak 20 soal yang akan dijadikan soal Pre-test dan Post-test. Soal pre-test diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik dari tiap kelas.Kemudian soal Post-test diberikan kembali kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberikan perlakuan (Treatment). Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut :

a. Uji Validitas Instrumen

(24)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN (Suharsimi Arikunto, 2011, hlm. 72)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Skor tiap item X

Y : Skor tiap item Y N : Jumlah responden

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai dibandingkan dengan nilai . Suatu butir soal dikatakan valid jika > . Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Kriteria Nilai Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

0,60 - 0,80 Tinggi

0,40 - 0,60 Cukup

0,20 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2008, hlm. 215) b. Uji Reliabilitas Instrumen

(25)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN ketetapan. Jadi uji reabilitas instrument bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas uji coba instrumen ini dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach sebagai berikut:

[ ] [ ]

(Nana Sudjana, 2009, hlm. 19) Keterangan :

: Realibilitas tes secara keseluruhan

K : Jumlah butir instrument ∑ : Jumlah Varian butir

: Varian total

Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. 4

Interprestasi Derajat Reabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000-0,200 Sangat rendah

0,201-0,400 Rendah

0,401-0,600 Cukup

0,601-0,800 Tinggi

0,801-1,000 Sangat tinggi

(Suharsimi Arikunto, 2005, hlm. 223) c. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

(26)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Suharsimi Arikunto, 2011, hlm. 100) Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar Js : jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 5

Kriteria Indeks Kesukaran

No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,70-1,00 Mudah

2 0,30-0,70 Sedang

3 0,00-0,30 Sukar

(Nana Sudjana, 2009, hlm. 137) d. Daya Pembeda Instrumen

(27)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN saja peserta didik yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

̅̅̅̅

̅̅̅̅

(Suharsimi Arikunto, 2008, hlm. 210)

Keterangan :

D : Indeks diskriminasi (daya pembeda) : Rata-rata skor siswa kelompok atas ̅̅̅̅ : Rata-rata siswa kelompok bawah SMI : Skor maksimum

Kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 6

Klasifikasi Daya Pembeda

No Rentang Nilai Daya Beda Klasifikasi

1 0,00-0,19 Jelek

2 0,20-0,39 Cukup

3 0,40-0,69 Baik

4 0,70-1,00 Baik Sekali

5 Negatif Tidak Baik

(Nana Sudjana, 2009, hlm. 137) 3.4.2 Alur Penelitian

Tahap Awal

(28)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Gambar 3. 2

Alur Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan terdiri dari: 1) Tahap Awal (Persiapan Penelitian)

a. Mengadakan studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi objektif, subjektif pe nelitian yang ada di lapangan, sebagai bahan pertimbangan agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan optimal.

b. Menyusun instrumen penelitian

Kegiatan dalam menyusun instrumen penelitian terdiri dari:  Menyusun materi pelajaran

 Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)  Menyusun soal pre-test dan post-test

c. Menguji instrumen penelitian

Tahap Pelaksanaan a. Pre-test

b. Proses Pembelajaran c. Post-test

Tahap Akhir a. Mengumpulkan Data Hasil

Penelitian

(29)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Dalam suatu penelitian, instrumen yang telah disusun perlu untuk diuji coba.Dengan tujuan untuk mengetahui seberapa validnya perangkat instrumen yang kita buat. Sehingga pada saat penelitian berlangsung perangkat instrumen yang kita buat akan semakin matang dan akan mendapatkan hasil yang maksimal.

d. Judgment

Setelah menyusun isntrumen penelitian, peneliti melakukan judgment kepada tiga orang ahli di luar dosen pembimbing oleh Dr. Budi Santoso, M.Si., Dr. Janah Sojanah, M.Si., Desi Irawati M.M. Setelah disetujui dan diberikan masukan- masukan, peneliti merevisi beberapa soal dari instrumen.

2) Tahap Pelaksanaan (Pelaksanaan Pengumpulan Data)

Pelaksanaan pengumpulan data dimulai dari tangga l 21 April 2015 sampai dengan 29 Mei 2015. Pemilihan Kelas Eksperimen maupun Kelas Kontrol dipilih setelah dilakukannya uji beda dari hasil Pre-test yang menunjukkan tidak adanya perbedaan hasil Pre-test dari kedua kelas tersebut.

a. Pre-test

Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti mengadakan Pre-test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Pre-test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penguasaan awal peserta didik mengenai materi pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Pre-test dilaksanakan pada hari kamis tanggal 04 Mei 2015 pada pukul 09.00-10.45 WIB kepada Kelas Kontrol dan Pre-test kelompok Eksperimen dilaksanakan pada pukul 10.45-12.15 WIB.

b. Proses Pembelajaran

(30)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya, meliputi: Pengertian fasilitas kantor, Pengadaan fasilitas kantor, jenis-jenis dan contoh fasilitas kantor, Pemeliharaan fasilitas kantor, dan lingkungan kantor. Materi tersebut bersumber dari buku paket pegangan peserta didik, internet dan sumber lain yang relevan. Pertemuan pembelajaran dilakukan 7 kali dalam ruangan kelas.

c. Post-test

Setelah proses pembelajaran dilakukan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan post-test di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol. Post-test dilakukan pada hari jumat tanggal 29 mei 2015 pada pukul 09.00-10.45 WIB di Kelas Kontrol, sedangkan pemberian post-tes di Kelas Eksperimen dilakukan pada hari yang sama pada pukul 10.45-12.15 WIB dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam menguasai Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.

3) Tahap akhir (tahap pengambilan keputusan)

 Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes  Menganalisis data statistik

 Menguji hipotesis 3.4.3 Rancangan Eksperimen

Dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.Pada kelas eksperimen, menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Konvensional. Pelaksanaan peneltian eksperimen akan dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan termasuk Pre-test, Treatment, Post-test.

Berikut ini tahapan-tahapan pelaksanaan dikelas eksperimen:

(31)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN lingkungan kantor serta penataannya. Dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick kegiatannya seperti berikut:

a. Pelaksanaan peneltitian dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.

 Pendidik memberikan apersepsi dan memotivasi peserta didik.

 Pendidik menyiapkan sebuah tongkat dan memberikanpenjelasan mengenai materi pokok yang akan dipelajari.

 Peserta didik diberikesempatan untuk membaca buku. Pendidik meminta pesertadidik untuk menutup bukunya.

 Pendidik mengambil tongkat dan memberikan kepada sa lah satu peserta didik dalam satu kelompok.

 Peserta didik membuat catatan yang di dapat dari berbagai sumber atau yang telah di baca pada buku mata pelajaran sebelumnya.

 Peseta didik menyimpulkan apa yang di fikirkan setelah membaca buku dan dari berbagai sumber yang relevan.

 Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari peserta didik atau pendidik.

 Peserta didik di tuntut untuk mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

 Pendidik membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

 Melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan.

(32)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Berikut ini adalah tahapan-tahapan pelaksanaan di kelas kontrol:

Pada awal penelitian akan dilaksanakan Pre-test pada kelas kontrol dengan tujuan untuk mendapatkan data awal penelitian. Jumlah soal Pre-test sebanyak 20 pertanyaan mengenai Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya, meliputi: Pengertian fasilitas kantor, Pengadaan fasilitas kantor, jenis-jenis dan contoh fasilitas kantor, Pemeliharaan fasilitas kantor, dan lingkungan kantor, ergonomi dalam penataan fasilitas kantor. Materi tersebut bersumber dari buku paket pegangan peserta didik, internet dan sumber lain yang relevan. Pertemuan pembelajaran dilakukan 7 kali dalam ruangan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional. Kegiatannya seperti berikut:

b. Pelaksanaan peneltitian dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

 Sebelum pendidik membahas pelajaran mengenai Mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya. Pendidik memerintah peserta didik untuk membaca buku.

 Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber mengenai materi yang akan dibahas.

 Peserta didik menyimak penjelasan dari pendidik mengenai materi yang dibahas dengan panduan buku paket.

 Peserta didik mendiskusikan materi.

 Peserta didik mengerjakan soal yang telah dibuat pendidik untuk mengetahui hasil belajar mengenai materi yang telah dibahas.

 Pendidik membahas soal dan menyimpulkan mengenai materi yang dibahas.

(33)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN 3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk mengolah, menyusun, menafsirkan dan menganalisis agar dapat menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesisi dan menulis kesimpulan data yang diperoleh dari hasil pengukuran (Pre-test dan Post-test) selanjutnya diolah dengan cara statistik. Data yang didapat diolah melalui langkah-langkah berikut:

3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.Data tersebut diperoleh dari tes awal (Pre-test) sebelum pembelajaran dan tes akhir (post-test) setelah pembelajaran dilaksanakan.Hasil Pre-test danPost-test peserta didik dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah diterapkan.

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak (Sambas, 2010, hlm. 92).Hal ini dilakukan untuk memudahkan perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari lapangan.Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat menentukan persamaan uji- t yang digunakan.Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors Test.

Menurut Ating dan Sambas (2006, hlm. 289). Langkah- langkah uji Liliefors Test sebagai berikut :

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z. f. Menghitung Theoretical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

(34)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Tabel 3. 7

Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fx Z -

-

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, ( ) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula, ̅

Dimana : ̅ ∑ dan S = √∑

(∑ )

Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada label distribust normal. Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara

√ . Kemudian

membuat kesimpulan dengan kriteria :

(35)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN 3.5.3 Uji Homongen

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Uji statistika yang akan digunakan adalah Uji F. kriteria yang digunakannya adalah apabila hitung Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1) Menentukan varians data

2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dk1 = n1-1 dan dk2= n2-2

3) Menghitung nilai F (tingkat homogenitas) fhitung=

4) Menentukan nilai uji homogenitas table melalui interpolasi. jika Fhitung< Ftabel, maka data berdistribusi homogeny.

3.5.4 Perhitungan N-Gain

Setelah nilai hasil Pre-test dan Post-test diperoleh, maka selanjutnya menghitung nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan perhitungan N-Gain. Dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(Hake, 1999, hlm. 2) Keterangan :

α : Nilai posstest : Nilai Pretest : Nilai Ideal

(36)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN Tabel 3. 8

Kriteria Indek Gain

G Kriteria Indek Gain

> 0.7 Tinggi

0, 3 < g ≤ 0,7 Sedang

≤ 0,3 Rendah

(Hake, 1999, hlm. 2) 3.5.5 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh.Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kemampuan awal (Pre-test) dan rata-rata kemampuan akhir (Post-test) peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengujian sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametik, yakni dengan menggunakan uji-t.

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M(2006, hlm. 161), pengujian hipotesis dapat memperhatikan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Nyatakan hipotesis statistik ( dan yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata α (level of significance α).

3. Gunakan statistik uji yang tepat, dalam penelitian ini statistik uji yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata.

Uji-t pada uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaranTalking Stick lebih baik daripada pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(37)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN

̅̅̅

̅̅̅

(Sugiyono, 2013, hlm. 118) Keterangan:

: rata-rata skor gain kelompok eksperimen : rata-rata skor gain kelompok kontrol : jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas eksperimen

: varians skor kelompok eksperimen : varians skor kelompok kontrol

Kemudian hasil t-hitung dihubungkan dengan t-tabel. Cara untuk menghubungkan dengan adalah sebagai berikut :

1. Menentukan dejat kebebasan (dk) = N1 + N2 - 2

2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentu,misalnya pada taraf 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 %, sehingga akan diperoleh nilai t dari Tabel distribusi t dengan persamaan Bila nilai t unluk dk yang diinginkan tidak ada pada Tabel, maka

dilakukan proses interpolasi. Dengan hipotesis uji sebagai berikut :

:Tidak terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran kelas X di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

(38)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran kelas X di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :

Apabila nilai maka ditolak dan diterima. 3.6Prosedur Penelitian

Menurut Zaenal Arifin (2012, hlm. 70) langkah- langkah umum penelitian eksperimen pada prinsipnya hamper sama dengan jenis penelitian pada umumnya, yaitu:

1. Langkah ke-1 : Memilih masalah (analisis induktif) 2. Langkah ke-2 : Mengidentifikasi masalah

3. Langkah ke-3 : Melakukan kajian pustaka yang relevan dengan permasalahan

4. Langkah ke-4 : Merumuskan hipotesis statistik (Ho).

5. Langkah ke-5 : Merumuskan definisi operasional dan variabel penelitian. 6. Langkah ke-6 : Menyusun desain penelitian eksperimen, yang meliputi:

a) Latar belakang masalah, b) Rumusan masalah, c) Landasan teori, d) Hipotesis,

e) Variabel penelitian,

f) Tujuan dan manfaat hasil penelitian, g) Model desain eksperimen,

h) Populasi dan sampel,

i) Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, j) Instrumen penelitian,

k) Langkah-langkah pengumpulan data, dan l) Langkah-langkah pengolahan data.

7. Langkah ke-7 : Uji coba instrument dan langkah- langkah kegiatan eksperimen.

8. Langkah ke-8 : Melakukan eksperimen yang sesungguhnya.

9. Langkah ke-9 : Mengumpulkan data, mengelompokkan data, dan mendeskripsikan data.

10. Langkah ke-10 : Analisis data.

(39)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN 12. Langkah ke-12 : Membuat simpulan, implikasi dan saran.

13. Langkah ke-13 : Menyusun laporan penelitian eksperimen.

Adapun langkah- langkah penerapan model pembelajaranTalking Stick sebagai kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 9

Skenario Pembelajaran Model Pembelajaran Talking Stick

(Kelas Eksperimen)

Model Pembelajaran Konvensional (Kelas Kontrol)

1. Tahap Persiapan

a. Pendidik membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pendidik menyiapkan materi yang akan dibahas.

c. Menyiapkan soal-soal untuk Pre-test dan Post-Pre-test.

1. Tahap Persiapan

a. Pendidik membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Pendidik menyiapkan materi yang

akan dibahas.

c. Menyiapkan soal-soal untuk Pre-test dan Post-Pre-test.

2. Tahap Pelaksanaan a) Pendahuluan

a. Pendidik mengkondisikan peserta didik

b. Apersepsi: Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sebelumnya c. Motivasi: Memberikan

2. Tahap Pelaksanaan a) Pendahuluan

a. Berdoa dan mengecek kehadiran peserta didik.

b. Mempersiapkan kondisi peserta didik dan kondisi kelas,

(40)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN gambaran manfaat

mempelajari materi yang akan disampaikan

d. Pemberian Acuan: Pendidik memberikan Pre-test kepada peserta didik

e. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada peserta didik.

f. Pendidik terlebih dahulu harus mengorganisir kelas.

g. Menjelaskan langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick.

c. Pendidik menyiapkan media-media pembelajaran.

d. Pendidik memberikan memberikan Pre-test. e. Peserta didik menyimak

penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

f. Pendidik membahas kompetensi dasar.

g. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh pendidik.

b) Kegiatan Inti

Tahap pelaksanaan Model Pembelajaran Talking Stick. Fase 1 : Mengamati

1) Pendidik menyiapkan sebuah tongkat dan

memberikanpenjelasan mengenai materi pokok yang akan dipelajari.

2) Peserta didik

diberikesempatan untuk membaca buku. Pendidik

b) Kegiatan Inti

Tahap pelaksanaan model pembelajaran Konvensional. Eksplorasi

1) Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.

2) Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber mengenai materi yang akan dibahas.

Elaborasi

(41)

Farida latifah , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHAD AP PENINGKATAN PEMBELAJARAN meminta pesertadidik untuk

menutup bukunya. Fase 2 : Menanya

3) Pendidik mengambil tongkat dan memberikan kepada perwakilan kelompok 1 Fase 3 : Mengumpulkan Informasi

4) Peserta didik membuat catatan yang di dapat dari berbagai sumber atau yang telah di baca pada buku mata pelajaran sebelumnya.

Fase 4 : Mengasosiasi

5) Peseta didik menulis hasil pekerjaan kelompok yang akan dipaparkan.

Fase 5 : Mengkomunikasikan

6) Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari peserta didik atau pendidik.

dibahas dengan panduan buku paket. 4) Peserta didik mendiskusikan materi. Konfirmasi

5) Peserta didik mengerjakan soal yang telah dibuat pendidik untuk

mengetahui hasil belajar mengenai materi yang telah dibahas.

6) Pendidik membahas soal dan menyimpulkan tentang materi yang dibahas.

c) Kegiatan Penutup

1) Membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

2) Melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan.

c) Kegiatan Penutup

1)Membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

(42)

Farida latifah , 2015

(43)

Farida latifah , 2015 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa model pembelajaran Talking Stick memberikan peningkatan hasil belajar peserta didik lebih tinggi pada kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataaanya. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan (Treatment), hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada kelas eksperimen berbeda dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan merujuk pada nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tentukan oleh pihak sekolah, maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Talking Stickbagi peneliti, semua model pembelajaran yang ada pasti mempunyai tujuan yang dapat memajukan system pembelajaran agar menjadi lebih baik dan terpenting adalah bagaimana caranya dalam proses pembelajaran itu menjadi manarik dan hasil belajar pun menjadi maksimal, begitu juga dengan model pembelajaran Talking Stick di dalam proses pembelajarannya mempunyai tujuan dan target tersendiri.

(44)
(45)

Farida latifah , 2015

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Arifin, Zaenal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

……….., (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

………..., (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

………..., (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

………, (2011).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Dahar, R.W. (1988). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati & Mudjiono.(2009). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah.(1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

…………, (2006).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Eggen, Paul D & Kauchak (1996).Strategies for Teacher Teaching Content and Thinking Skills, New Jersey, Prentice Hall.

Hake, R,R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Indiana: Indiana University. Hammoud, Antje dan Ratzki, Anne. (2008). Was Its Cooperatives Lernen. Goethe

Intitut.

Hamzah.(2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, Iqbal. (2009). Analisis Data Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hernawan, Asep Herry. (2007). Media Pembelajaran SD. UPI.Press. Bandung. Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

………., (2013).Cooperative Learning Metode, Teknik Struktur dan Model

(46)

Farida latifah , 2015

Ibrahim, Muhsin dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Isjoni. (2007). Cooperatif Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok

Bandung:Alfabeta.

Isjoni.(2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Joyce, Bruce dan Marshaweil.(1992). Models ofTeaching. UAS: Allyn and Bacon. Khanifatul.(2013). Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Ar-ruzz Media.

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Reflika Aditama.

Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Muhidin, Sambas Ali dan S, Ating.(2006). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian.Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani.(2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama.

Muhidin, Sambas Ali.(2010). Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Andika Utama.

………..,Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung:

Karya Andika Utama.

Nasution.(2011). Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto.(2008). Metodelogi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologidan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahyubi, Heri. (2014). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik . Bandung: Nusa Media.

Ridwan.(2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung:Alfabeta.

Robert, E. Slavin. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks. Ruminiati.(2007). Pengembangan pendidikan kewarganegaraan SD Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

(47)

Farida latifah , 2015

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini.(2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto.(2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, Etin. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. (2006). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi..Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suprijono, Agus. (2011). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

Suyatno.(2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Sidoarjo, Masmedia Buana. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syamsudin, Abin. Makmun.(2005). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Syaodih, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto (2007).Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Widiyanti, Ira. (2014). Administrasi Perkantoran 1 SMK Kelas X. Jakarta: Yudistira. SKRIPSI:

(48)

Farida latifah , 2015

Indriani, Irma (2013) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.di Terbitkan. [Online] Tersedia: Repository.upi.edu [07 Desember 2014]

Irmawati. (2013) EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN PERALATAN KANTOR : Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.di Terbitkan. [Online] Tersedia: Repository.upi.edu [07 Desember 2014]

JURNAL:

Andreyani, Yeyen. (2014). Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Talking Stick IPS Kelas VI SD. [Online] Tersedia:

http://www.e-jurnal.com/2015/01/peningkatan-aktivitas-belajar-peserta_25.html [10 Januari 2015]

Beni, Harsono. Prodi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Ceramah Konvensional Dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan Sistem Rem. Issn:1412-1247 Jurnal Ptm Volume 9, No. 2, Desember 2009).di Terbitkan. [Online] Tersedia: http://www.e-jurnal.com [01 Januari 2015]

Irena, Margaretha. (2014). Talking Stick Meningkatkan Minat Mempelajari Seni Tari di Kelas X MIPA 2 SMAN 7 Pontianak.[Online] Tersedia: http://www.e-jurnal.com/2015/01/talking-stick- meningkatkan- minat.html [10 Januari 2015] Jaul.(2014). Model Pembelajaran Talking Stick.[Online] Tersedia:

http://jaul.heck.in/model-pembelajaran-talking-stick.xhtml [07 Desember 2014]

Syamsuddin, Agus Sastrawan, Suryadi Sowinangun. (Penerapan Model

Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa).jppendidikandd130091. di Terbitkan. [Online] Tersedia: http://www.e-jurnal.com [01 Januari 2015]

(49)

Farida latifah , 2015

Gambar

Tabel 1. 1 Daftar Rekapitulasi Persentase Jumlah Peserta Didik yang Berada di Bawah
Tabel 3. 1 Jenis-jenis Penelitian Eksperimen
Gambar 3. 1 Kerangka Eksperimen
Tabel 3. 3 Kriteria Nilai Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

TIK yang dikembangkankan di dalam pendidkan harus menuju terwujudnya sistem terpadu yang dapat membangun konektivitas antar komponen yang ada dalam pendidikan

Akhirnya, pada ayat ini Allah menegaskan, bahwa karena kasih sayang--Nya yang amat besar terhadap hamba-hamba-Nya, dan agar mereka dapat bersenang-senang menikmati karunia- Nya, maka

“Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Khususnya Di Industri Perdagangan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap Clemmons yang disebarkan pada 100 responden, Maka hasil dari analisis ini yang dilihat dari segi

Nilai Kepadatan Populasi (ind/m 2 ), Kepadatan Relatif (%), Frekuensi Kehadiran(%) Makrozoobentos pada setiap Stasiun Penelitian di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universita Gunadarma, 2004 Kata Kunci : Pendistribusian Roti, MAYAN EXCELENCE BAKERY (ix + 38 + lampiran) Dalam menjalankan suatu

Padahal semestinya, siswa SMA diharapkan mampu memegang tanggung jawab dalam perencanaan karir serta konsekuensi-konsekuensinya, memiliki kesiapan untuk memenuhi syarat

Analisis break even point adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui situasi atau keadaan dimana pendapatan total perusahaan sama dengan biaya totalnya. Dengan mengetahui