• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI AKHLAK SISWA BOARDING SCHOOL DAN NON BOARDING SCHOOL DI SMA AL-MA’SOEM SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI AKHLAK SISWA BOARDING SCHOOL DAN NON BOARDING SCHOOL DI SMA AL-MA’SOEM SUMEDANG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 4591/UN.40.2.6.1/PL/2015

STUDI KOMPARASI AKHLAK

SISWA BOARDING SCHOOL DAN NON BOARDING SCHOOL

DI SMA AL-

MA’SOEM SUMEDANG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Kardiyah

NIM 0802688

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

STUDI KOMPARASI AKHLAK SISWA BOARDING SCHOOL DAN

NON BOARDING DI SMA AL-

MA’SOEM

SUMEDANG

Oleh

Kardiyah

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ilmu Pendidikan Agama

Islam

@ Kardiyah 2015

(3)
(4)

iv

ABSTRACT

This research was conducted because a problem that students character tend to be negative even bad. This happy because of liberalism factor, his factor influences

students’ style, it can be seen that hedonism of students attitude are often not

suitable with the rules of religion and country, but other aspect Islamic School always had spread fast. This research aims to analyze the differences betwen

student’s character of Boarding School and students character of non Boarding

School in the Senior High School of Al-Ma’soem. Descriptive method is used this study with quantitatif approach which has two free variable comparative design bind data was taken by one step group sample Cluster Randong Sampling, while there are two kinds of processing data the first is the analyze of inferensial data by using Microsoft Excel and Sofwere SPSS 20. According to all of character aspects in this study such as character toward self students, Character toward their parents and family, Character toward other people around them. So, the result of this study

is the student’s Character betwen Boarding School and non Boarding School by

using chi quadrat formula average 0,107. If it can be seen at tabel quadrat of significance category avarage 5% or 5,991 so the value of chi quadarat in this study is more little such as 0,107 < 5,991. From the result the conclusion of this

study that there is no difference significant teh students’ character betwen

Boarding school and non Boarding School.

(5)

v

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al-Ma’soem Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh problematika Akhlak siswa yang semakin krusial, serbuan arus liberalisme yang tidak terbendung seolah mempengaruhi ‘style’ di kalangan remaja, sikap hedonis menjadi gaya hidup yang seringkali menabrak rambu-rambu dalam beragama dan bernegara, di sisi lain sekolah-sekolah yang

berbasis Islām terus menjamur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan Akhlak siswa boarding school dan non boarding school di SMA Al-Ma’soem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif jenis rancangan komparatif dua variabel bebas, dengan desain penelitian survei berupa angket. Data diambil dengan teknik penarikan sampel berkelompok satu tahap (cluster random sampling), adapun teknik pengolahan data menggunakan analisis data deskriptif dan analisis data inferensial dengan bantuan Microsoft Excel dan Sofware SPSS 20. Berdasarkan semua dimensi Akhlak yang dijadikan penelitian, yaitu Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap orang tua dan keluarga, dan Akhlak terhadap sesama manusia dan masyarakat, maka hasil penelitian setelah dibandingkan dari ketiga dimensi tersebut, diketahui bahwa Akhlak siswa boarding school dan siswa non boarding school dengan menggunakan rumus Chi kuadarat diperoleh nilai sebesar 0,107. Jika dilihat pada chi kuadrat tabel taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 5,991, maka nilai chi kuadrat pada penelitian ini lebih kecil yaitu 0,107< 5,991. Dari hasil tersebut diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan Akhlak siswa boarding school dan siswa non boarding school.

(6)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGUJI... ii

PERNYATAAN... iii

ABSTRACT... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Masalah ...1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ...6

1. Identifikasi Masalah ...6

2. Perumusan Masalah ...7

C.Tujuan penelitian ...7

D.Manfaat Penelitian ...7

E. Struktur Organisasi Skripsi...8

BAB II AKHLAK SISWA BOARDING SCHOOL DAN NON BOARDING SCHOOL ...10

(7)

x

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Akhlak ...10

2. Ruang Lingkup Akhlak...11

a. Akhlak terhadap diri sendiri ...12

1) Al- idq (Jujur) dan Al-Ki ib (Dusta)...12

2) Al-Wafā (Menepati Janji) ...13

3) Al-Mas’ūl (Tanggung Jawab) ...13

4) Al-Ghaḍab (Marah) dan menahan amarah...14

5) Tawāḍu’ (Rendah Hati) vs Al-Mutakabbir (Sombong) ...15

6) Ghaḍ Al-Ba ar (Menundukan pandangan) ...15

7) Al-Basīṭ (Sederhana) vs Boros ...15

b. Akhlak terhadap orang tua dan keluarga ...17

1) Birr Al-Walidain (Berbakti kepada Ibu dan bapak) ...17

2) Ittiba Rasūl ...18

3) Memba ntu dan Menjalin silaturahim dengan keluarga ...19

c. Akhlak tehadap sesama manusia dan masyarakat ...20

1) Iḥsān (Berbuat Baik) ...20

1) ‘ādil vs ālim ...20

2) Meminta maaf dan memaafkan ...22

3) Berterima kasih...22

4) Menutup Aib...23

5) Al-ḥasad (Iri atau dengki) ...23

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak ...24

B. Boarding School dan Non Boarding School...25

(8)

xi

2. Sejarah Boarding School ...26

3. Jenis-jenis Boarding School ...26

4. Sistem Boarding School ...27

5. Keunggulan Boarding School ...27

6. Problem atau kekurangan Boarding School ...28

C. Penelitian yang relevan...29

BAB II METODE PENELITIAN ...30

A. Desain Penelitian ...30

B. Partisipan ...31

C. Populasi dan Sampel Penelitian...31

1. Populasi dan Sampel Penelitian...31

2. Sampel Penelitian ...32

D. Prosedur Penelitian ...33

E. Instrument Penelitian ...34

F. Analisis Data ...39

1. Analisis Data Deskriptif ...39

2. Analisis Data Statistik...39

3. Uji Hipotesis Komparasi...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...41

A. Deskripsi Hasil Penelitian ...41

1. Deskripsi Kualitas Akhlak Siswa Boarding school Perdimensi ...41

2. Kualitas Akhlak Siswa Boarding School Perindikator ...43

3. Deskripsi Kualitas Akhlak Siswa non Boarding School Perdimensi ...49

(9)

xii

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Deskripsi Peta Kualitas Akhlak Siswa Al-Ma’soem ...57

6. Perbandingan Akhlak Siswa Boarding School dengan Siswa Non Boarding School ...63

B. Pembahasan Hasil Penelitian...66

1. Kualitas Akhlak Siswa SMA Al-Ma’soem secara total ...67

2. Kualitas Akhlak Siswa SMA Al-Ma’soem Perdimensi/perindikator ...67

3. Peta Kualitas Akhlak Siswa SMA Al-Ma’soem...72

4. Perbandingan Akhlak Siswa Boarding School dan non boarding School78 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...79

A. Kesimpulan ...79

B. Rekomendasi ...81

DAFTAR PUSTAKA ...82

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan layaknya sahabat bagi manusia, bumi menjadi arena untuk menggali pelajaran dari setiap episode kehidupan yang terjadi. Tafsīr (2010, hlm. 24) menyatakan “Pendidikan itu untuk manusia, kesalahan yang sering muncul yaitu ketika mendesain pendidikan secara parsial, belum terintegrasi dengan manusianya itu sendiri”. Pendidikan seringkali gagal menyentuh hati yang menjadi inti dari manusia, dan lupa akan inti dari tujuan pendidikan itu sendiri.

Teori paling fundamental untuk pendidikan nilai yaitu konsep manusia sempurna (insān kāmil), secara tersirat ada tiga unsur dalam diri manusia, yaitu jasmani, akal dan ruhani. Titik manusia sempurna (Insān kāmil) dapat dicapai yaitu dengan jalan mengembangkan kemampuan intelektual, moral dan emosional (Rahmat, 2012, hlm. 175).

“Manusia perlu dibantu agar berhasil menjadi manusia, seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia ketika telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan” (Tafsīr, 2010, hlm. 33). Hal tersebut, memperlihatkan bahwa menjadi manusia yang sempurna (Insān kāmil) tidaklah mudah. Karena itulah “Tujuan mendidik adalah me-manusia-kan manusia” (Tafsīr, 2010, hlm. 33). Manusia belum menjadi manusia ketika berperilaku tidak manusiawi.

Zaman yang terus melangkah maju, akses informasi yang mudah diperoleh, boleh jadi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi cara pandang manusia terhadap realita kehidupan. Cara pandang ini kemudian melahirkan sikap mereka terhadap lingkungan sekitarnya, tidak sedikit orang tergelincir karena salah mengambil posisi atau menentukan cara pandang terhadap apa yang terjadi.

(11)

2

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Pertengahan tahun 2014 berita yang sempat mengguncang dunia pendidikan di negeri ini adalah terbunuhnya salah seorang siswa kelas 1 sekolah dasar di Makassar yang meninggal karena dikeroyok oleh tiga teman sekolahnya”. (Roszandi, 2014). Sepanjang 2014 Komisi Nasional Perlindungan Anak menerima 2737 aduan kasus dan yang menjadi sorotan adalah tawuran antar pelajar tawuran antar pelajar” (Bagja, 2014).

Fenomena kenakalan remaja seperti bola salju yang terus menggeliding dan akhirnya membesar sehingga nampak terlihat dengan jelas, satu demi satu berita kriminalitas terus bermunculan di media masa, seolah menjadi tranding topic. Hal tersebut, sebenarnya memiliki dua sisi yang jika salah „melihat‟ maka akan salah juga dalam menyikapi, karena ada beberapa kasus yang diberitakan oleh media justru menjadi „inspirasi‟ bagi orang lain untuk bertindak hal yang sama.

Hasil penelitian oleh Yayasan Kita dan Buah Hati bersama Rafa Health dan Beauty Lifestyle (RHBL) sejak Januari 2008 hingga Ferbuari 2010 tentang prilaku anak terhadap pornografi. Penelitian ini berdasarkan 2818 sampel yang diambil pada kelas 4-6 SD. Hasilnya sungguh mengejutkan, sebanyak 67% anak ternyata pernah melihat dan mengakses pornografi. Bahkan, 37% diantarnya mengakses dari rumah (Chatib 2012, hal. 189).

Executive Director of The Foundation kita dan Buah Hati Elly Risman Musa (dalam Chatib, 2012, hlm. 189) memperingatkan dengan tegas „bahwa Indonesia berada di “jurang kehancuran” menghadapi dahsyatnya ancaman bencana adiktif pornografi yang menyerang pelajar sebagai generasi muda Indonesia‟. Pada bulan september telah terjadi tindakan perkosaan di Bandung yang dilakukan oleh anak-anak sekolah dasar terhadap balita yang masih berusia empat tahun” (Nasrul, 2014). Berita ini adalah warning untuk kita semua agar lebih hati-hati dalam mendidik dan mengawasi anak.

(12)

Kementrian Dalam Negeri pada pertengahan 2014 sebagaimana Jawapos memberitakan bahwa “327 kepada daerah yang terbelit korupsi, angka ini setara 86% dari total 524 kepada daerah yang dipilih secara langsung” (Kurniawan, 2014). Hal yang sering dilakukan oleh kaum terdidik adalah kekerasan, tidak amanah, tindak korupsi, daya juang rendah, rendah disiplin kerja, mudah puas, mementingkan diri sendiri, integritas kurang, melemahnya sikap bernegara, dan berbagai bentuk split persolality lainnya yang sering membuat gundah lingkungan dimana mereka berada (Elfindri dkk. 2012, hlm. 5).

Kasus demi kasus tersebut, memperlihatkan bahwa bangsa ini sedang dilanda krisis Akhlak. Kasus-kasus yang terjadi bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan rendah. Namun, hal itu justru dilakukan oleh para kaum yang konon terdidik, mirisnya beberapa kasus pembunuhan dan perkosaan dilakukan oleh para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah. Pertanyaan terbesar dari rentetan peristiwa tersebut adalah mengapa moralitas anak-anak negeri dari waktu ke waktu semakin tidak „manusiawi‟? Lalu, bagaimana sikap kita selaku orang tua, pendidik menghadapi perilaku negatif tersebut?

Chatib (2012, hlm. 4) menyatakan bahwa untuk mengatasi permasalahkan di atas, orang tua harus kembali pada pola pikir yang benar bahwa setiap anak punya fiṭrah Ilāhiah. Fiṭrah ini layaknya fondasi dalam sebuah bangunan, yaitu berupa ruh yang cenderung mengenal Tuhannya. Dengan fiṭrah tersebut, manusia sebenarnya punya kecenderungan pada Agama: kecenderungan mutlak pada prilaku-prilaku baik.

(13)

4

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan itu, Darajat (2010, hal. 82) mengungkapkan bahwa “Segala persoalan dan problematika yang terjadi pada remaja itu, sebenarnya sangat berkaitan dengan usia yang mereka lalui, dan tidak bisa terlepas dari pengaruh lingkungan dimana mereka tinggal, faktor terpenting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja adalah agama”.

Problematika Akhlak yang terjadi di kalangan remaja saat ini bisa jadi karena tidak mau mengindahkan tuntunan Agama, bahkan cenderung menjauh atau hanya sekedar tahu tapi tidak mau melaksanakan norma-norma yang diatur oleh Agama, sehingga memilih hidup bebas tanpa aturan dan bersikap semaunya tanpa mengindahkan apa yang telah diperingatkan di dalam Al-Qur‟ān dan Al-Hadīṣ.

Nilai-nilai Agama dan kebudayaan nasional yang menjadi akar dalam UU pendidikan nasional. Tentunnya sudah menjadi amanat UUD 1945 bahwa pemerintah harus menyediakan pendidikan yang layak dan terbaik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan seharusnya mampu memberikan solusi terhadap problematika yang terjadi. Sebenarnya dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, tercantum tentang cita-cita bangsa yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik, disamping itu terdapat tujuan lain yakni agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berAkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tim Penyusun Buku Ajar Landasan Pendidikan FIP-UPI, 2011, hlm. 218).

(14)

mencita-citakan agar peserta didik tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga harus cerdas secara emosional dan spritual.

Pendidikan seharusnya menjadi sarana sekaligus jawaban untuk mengatasi problematika Akhlak yang sedang terjadi di bangsa ini. Al-Attas (2010, hlm. 191) menyatakan bahwa “Tujuan pendidikan dalam Islām adalah untuk melahirkan manusia yang baik.” Tujuan tersebut begitu indah dimana output dari proses pendidikan seharusnya melahirkan manusia-manusia yang beradab. Namun, realitas yang terjadi justru banyak kaum terdidik yang tidak beradab.

Al-Attas (2010, hlm. 191) berpendapat bahwa “Konsep pendidikan Islām adalah penanaman adab, kerena adab dalam pengertian yang luas meliputi kehidupan spiritual dan material manusia yang menumbuhkan sifat kebaikan yang dicarinya”. Maka dari itu, melalui lembaga-lembaga Pendidikan Islām yang terus menjamur harusnya mampu menjadi benteng yang kokoh dari serbuan segala hal yang mampu merusak moralitas anak-anak negeri.

Pendidikan Agama atau lembaga pendidikan yang berbasis Islām seharusnya bisa menjadi solusi dan cahaya yang menerangi sisi-sisi „kegelapan‟ di negeri ini, dimana nilai-nilai ketimuran mulai terkikis oleh budaya barat (westernisasi), kebebasan dalam bertindak (liberalisasi) yang dibungkus atas nama

HAM seolah menjadi dalih pembenaran dalam bersikap, hedonisme menjadi gaya hidup yang sudah membudaya di kalangan masyarakat. hal itu, seharusnya mampu diantisipasi melalui pendidikan sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang lebih beradab.

(15)

6

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pesantren merupakan salah satu pilar lembaga pendidikan di Indonesia yang telah teruji dalam membentuk konsep diri dan berakhlak al-karīmah. Seiring dengan perkembanagn zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan, saat ini banyak pesantren yang terus berinovasi baik dari sistem maupun dari peningkatan kualitas pengajar dan perbaikan dalam sarana dan prasarana. Sehingga saat ini semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan berbasis Islamic boarding school di tengah-tengah masyarakat.

Peneliti memilih Yayasan Pendidikan Al-Ma‟soem karena Al-Ma‟soem salah satu lembaga pendidikan yang memiliki jenjang pendidikan sangat lengkap, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Al-Ma‟soem sendiri berani „tampil beda‟ dengan konsep boarding dan non boarding yang terintegrasi di masing-masing jenjangnya. Siswa boarding school tentunya akan memperoleh porsi belajar agama lebih banyak dibandingkan dengan siswa non boarding, seperti pembiasaan shalat berjamaah, menghapal surat-surat dalam Al-Qur‟ān dan mengkaji ilmu-ilmu agama lainnya, sedangkan siswa non boarding school hanya dapat pembelajaran agama di sekolah saja.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan Akhlak siswa yang tinggal di asrama (boarding school) dengan siswa yang tinggal di luar asrama (non boarding school) dan mengkaji seberapa pengaruh keberadaan siswa dilingkungan pesantren (boarding school) terhadap Akhlak yang ditampilkan sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti mengambil sebuah judul: “Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School dan Non Boarding School di SMA Al-Ma‟soem”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(16)

b. Pendidikan belum mampu menjadikan siswa sebagai pribadi yang berAkhlak mulia.

c. Semakin langka sosok pribadi yang bisa dijadikan figur contoh yang baik. d. Perbedaan pengawasan dan pembinaan terhadap siswa Boarding School dan

Non Boarding School.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan pokoknya sebagai berikut: “Bagaimana kualitas Akhlak siswa boarding school, apakah lebih tinggi dari pada siswa non boarding school di SMA Al-Ma’soem”?

Dari masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kualitas Akhlak siswa boarding school? b. Bagaimana kualitas Akhlak siswa non boarding school?

c. Bagaimana perbedaan Akhlak siswa boarding school dan non boarding school?

C.Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan pokok penelitian ini adalah mengetahui kualitas Akhlak siswa boarding school dibandingkan dengan siswa non boarding school di SMA Al-Ma‟soem. Sementara yang menjadi tujuan khusus yang ingin diperoleh oleh penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui kualitas Akhlak siswa boarding school. 2. Mengetahui kualitas Akhlak siswa non boarding school.

3. Mengetahui perbedaan Akhlak siswa boarding school dan non boarding school.

D.Manfaat Penelitian

(17)

8

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan tentang konsep Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap orang tua dan keluarga, dan Akhlak terhadap sesama manusia dan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberi manfaat kepada banyak pihak, terutama pihak-pihak yang sangat erat dengan pendidikan diantara yaitu:

a. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia diharapkan dapat menjadi koleksi bacaan yang bermanfaat di perpustakaan.

b. Bagi SMA Al-Masoem, penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan terkait sistem pendidikan di sekolah.

c. Bagi mahasiswa Program Ilmu Pendidikan Agama Islām, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi bahan acauan dalam penelitan selanjutnya.

d. Bagi para pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai perbedaan antara Akhlak siswa boarding school dengan siswa non boarding school.

e. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih lembaga pendidikan bagi anaknya.

f. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi acuan penulis dalam mengembangkan pendidikan di masa yang akan datang.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Agar tersusun secara sistematis, maka penelitian ini disusun berdasarkan struktur organisasi skripsi sebagai berikut:

(18)

BAB II Kajian Pustaka: pada bab ini berisi kajian pustaka yang membahas teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB III Metode Penelitian: pada bab ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian dan penulisan skripsi yang meliputi desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian, nstrumen penelitian, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: pada bab ini berisi tentang pengolahan data hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi: pada bab ini berisi tentang kesimpulan

yang diambil dari hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan masalah yang telah diteliti.

(19)

30

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

“Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan dari penelitian itu” (Nasution, 2009, hlm. 23). Fungsi desain penelitian yaitu “sebagai arah dan pedoman bagi peneliti mengenai apa yang harus dilakukan di lapangan, data apa saja yang harus dikumpulkan, bagaimana cara menganalsis data dan terakhir desain penelitian akan menentukan hasil apa yang harus dicapai setelah menyelesaikan proses penelitian” (Martono, 2011, hlm 132).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian survei. Prasetyo dan Jannah (2010, hlm. 143) menyatakan bahwa “Desain penelitian survei yaitu desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis”. Pertanyaan terstruktur tersebut dikenal dengan istilah angket.

Mertler (2011, hlm. 155) menyatakan bahwa gagasan umum di balik rancangan perbandingan kelompok yaitu “Jika dua kelompok atau lebih yang dihadapkan pada kondisi-kondisi yang berbeda, diperbandingkan berdasarkan pengukuran yang umum dan tunggal untuk melihat apakah kondisi yang berbeda tersebut bisa menimbulkan hasil yang juga berbeda”.

(20)

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan desain dan metode yang telah ditentukan, maka setelah proses pengumpulan data, pemilihan jenis analisis data dan hasil analisis data yang sudah diinterpretasikan kita dapat mengetahui perbedaan kualitas Akhlak siswa boarding school dan non boarding school di SMA Al-Ma’soem.

B.Partisipan

Objek dalam penelitian ini yaitu siswa SMA Al-Ma’soem tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih siswa SMA Al-Ma’soem sebagai partisipan karena SMA Al-Ma’soem memiliki konsep boarding school dan non boarding school adapun jumlah siswa boarding school di SMA Al-Ma’soem sebanyak 345 siswa yang mayoritas berasal dari luar kota sedangkan siswa non boarding school sebanyak 421 siswa. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 284 siswa, yaitu 130 siswa boarding school dan 154 siswa non boarding school.

C.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisktik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013, hlm. 80). Sedangkan Siswanto (2012, hlm. 42) menyatakan bahwa “Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian”.

(21)

32

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian ini termasuk ke dalam jenis populasi homogen, yaitu siswa SMA Al-Ma’soem tahun ajaran 2014/2015 yang tercatat berjumlah 766 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 81) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan Fathoni (2006, hlm. 101) menyebutkan bahwa “Sampel artinya contoh yang terpilih untuk dijadikan sebagai objek sasaran penelitian yang hasil atau kesimpulannya dapat mewakili seluruh populasi sasaran representatif”.

Menurut Prasetyo dan Jannah (2010, hlm. 132-133) bahwa ada dua jenis penarikan sampel acak berkelompok, yaitu teknik penarikan sampel berkelompok satu tahap (cluster randam sampling) dan banyak tahap (multistages cluster random sampling). Teknik penarikan satu tahap (cluster

random sampling) digunakan jika karakteristik kelompok adalah homogen.

Sementara teknik penarikan banyak tahap (multistages cluster random sampling) digunakan jika karakteristik kelompok pada populasi cenderung

heterogen.

Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, hal tersebut didasarkan kepada karakterisitik responden, maka diperoleh sampel berjumalah 11 kelas yaitu X MIA 1, X MIA 7, X IIS 1, XI MIA 1, XI MIA 6, XI Aksel, XI IIS 1, XII MIA 1, XI MIA 5, XII Akselerasi, dan XII IIS 1. Adapun gambaran alur pengambilan sampelnya seperti yang terlihat pada bagan berikut ini:

Bagan 3.1

(22)

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini akan dikelompokan dalam tiga tahapan yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanakan dan tahap analisis data.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan diawali dengan penyusunan proposal dan seminar proposal. Selanjutnya melakukan studi pendahuluan. Tahap ini juga dilakukan penyusunan instrumen penelitian yaitu berupa angket.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini adalah pada saat melakukan penelitian yaitu membagikan angket kepada responden yaitu siswa boarding school dan non boarding school.

3.Tahap analisis data

Data yang sudah di dapatkan dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan bantuan sofwere SPSS versi 20 for windows dan Microsoft Excell 2010.

Tahapan dalam penelitian ini secara lebih jelas terlihat pada bagan berikut: Bagan 3.2

Kerangka Penelitian MA’SOEM

KELAS XII

MIA 1, MIA 7 dan IIS 1

MIA 1, MIA 6, IIS 1 dan Akselerasi

MIA 1, MIA 5, IIS 1 dan Akselerasi

KELAS X KELAS XI

(23)

34

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E.Instrument Penelitian

“Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran” (Purwanto, 2012, hlm. 183). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket tertutup. Angket tertutup adalah “Angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehinga responden tinggal memberikan tanda silang pada kolom atau tempat yang telah sesuai” (Arikunto, 2009, hlm. 103). Skala yang digunakan dalam angket ini adalah “Skala likert. Skala likert adalah segala yang digunankan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono 2013, hlm. 93).

Arikunto (2009, hlm. 107) menjelaskan bahwa “Skala likert biasanya menggunakan lima tingkatan namun peneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan”. Hal senada disampaikan oleh Nursyifa (dalam Azwar, 2012, hlm. 45) yaitu “Jika subjek atau responden berusia agak

Siswa Non Boarding Sampel

Pengisian Angket Siswa Boarding school

Data

Analisis dan Pengolahan data

(24)

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang lanjut atau belum cukup dewasa, pilihan boleh disederhanakan agar lebih mudah dipahami”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket yang dikembangkan oleh Dr. Munawar Rahmat M.Pd, yang selanjutnya diadopsi oleh peneliti untuk dijadikan instrumen dalam sebuah penelitian. Angket yang telah disetujui untuk digunakan ada beberapa alternatif jawaban yaitu: selalu (SL), kadang-kadang (KD), dan tidak pernah (TP) jika jawaban dari pertanyaan yang bermuatan positif (+) maka penskorannya yaitu 3, 2, dan 1 sementara untuk skor jawaban dari pertanyaan yang bermuatan negatif sebaliknya yaitu 1, 2, dan 3 seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Tabel Penskoran dan Alternatif Jawaban berdasarkan Skala Likert mendapatkan hasil skor rata-rata dengan kategori tinggi, sedang dan rendah yaitu menggunakan rumus Z sebagai berikut:

1) Menentukan skor minimun berdasarkan bobot terendah dengan rumus: (jumlah item x (dikalikan) bobot terendah, pada penelitian ini jumlah item angket adalah 40 sementara skor bobot terendah yaitu 1. Jadi, skor minimum untuk skor Akhlak yaitu 40 (jumlah item soal) x 1 (bobot terendah) = 40. 2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi dengan rumus:

(25)

36

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penghitungan tersebut, maka penggolongan Akhlak siswa SMA Al-Ma’soem terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 2

Kriteria Penilaian Angket

Rumus Rumus Ketegorisasi Interpretasi

X ≤(μ - 1. ơ) X ≤ (80- 13) X ≤ 67 Rendah boarding school berbeda, maka untuk penentuan perhitungan yang digunakan

memiliki standar yang berbeda. Sebagaimana yang terlihat pada rumus berikut:

a. Rumus penskoran siswa boarding school secara total

(26)

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang minimum untuk skor Akhlak yaitu 130 (jumlah responden) x 1 (bobot terendah) = 130.

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi dengan rumus: (jumlah responden x (dikalikan) bobot tertinggi), pada penelitian ini jumlah responden adalah 284 sementara skor bobot tertinggi yaitu 3. Jadi, skor

Kriteria Penilaian Kuesioner Akhlak untuk siswa boarding school

Rumus Rumus Ketegorisasi Interpretasi

X ≤(μ - 1. ơ) X ≤ (260 – 43) X ≤ 237 Rendah

b. Rumus penskoran siswa non boarding school secara total

(27)

38

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi dengan rumus: (jumlah responden x (dikalikan) bobot tertinggi, pada penelitian ini jumlah responden adalah 154 sementara skor bobot tertinggi yaitu 3. Jadi, skor maksimum untuk skor Akhlak yaitu 154 (jumlah responden) x 3 (bobot tertinggi) = 462.

3) Mencari luas jarak sebaran dengan rumuas: nilai maksimum – nilai minimum. Jadi, luas jarak sebaran pada variabel Akhlak yaitu 462 – 154 = 308.

4) Menentukan standar deviasi (ơ ) dengan rumus luas jarak sebaran dibagi 6. Jadi, standar deviasi pada variabel Akhlak yaitu =308/6 = 51.

5) Mencari mean teoritis dengan rumus nilai terendah x (dikalikan) 2. Jadi, mean dari variabel Akhlak yaitu (μ) = 154 x 2 = 308.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Kuesioner untuk siswa non boarding School

Rumus Rumus Ketegorisasi Interpretasi

X ≤(μ - 1. ơ) X ≤ (308 – 51) X ≤ 257 Rendah (μ –1. ơ) < X

<(μ + 1. ơ)

(308 – 51) < X < (308 + 51)

257 < X < 359 Sedang

( μ + 1. ơ) ≤ X 308 + 51) ≤ X 359 ≤ X Tinggi

(28)

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Akhlak perindikator

Dimensi Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Rumus Rumus Ketegorisasi Interpretasi

X ≤(μ - 1. ơ) X ≤ (36- 6) X ≤ 30 Rendah

Dimensi Akhlak terhadap Orangtua dan keluarga

Rumus Rumus Ketegorisasi Interpretasi

X ≤(μ - 1. ơ) X ≤ (20- 3) X ≤ 17 Rendah

Dimensi Akhlak terhadap sesama manusia dan masyarakat

Rumus Rumus Ketegorisasi Interpretasi

(29)

40

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berasal dari hasil angket yang dibagikan kepada sampel yang sudah ditentukan. Analisis data menggunakan uji statistik, yaitu untuk mengetahui perbedaan antara Akhlak siswa boarding school dengan Akhlak siswa non boarding school. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis data deskriptif dan analisis data statistik inferensial yang dibantu dengan bantuan program Microsoft Excel dan Sofware SPSS Versi 20 for Window, adapun untuk macam-macam analisis akan dijelaskan satu persatu

sebagai berikut:

1.Analisis Data Deskriptif

Sugiyono (2014, hlm. 29) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah “Statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Sebagaimana instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket atau kuesioner maka statistik yang digunakan bertujuan agar mengetahui skor maksimum dan minimun setelah data diolah.

2. Analisis data statistik

Martono (2011, hlm. 157) menyatkan bahwa “Statistik dapat didefinisikan sebagai teknik-teknik pengolahan data kuantitatif atau berupa angka”. Sugiyono (2013, hlm. 148) mengartikan bahwa “Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial terdapat dua macam yaitu, statistik parametris dan nonparametris”.

Martono (2011, hlm. 158) sampaikan juga bahwa statistik dalam penelitian mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

(30)

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang 2. Alat untuk menguji validitas dan realibilitas instrumen penelitian.

3. Teknik-teknik menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif. 4. Alat untuk menganalisis data, seperti untuk menguji hipotesis.

3. Uji Hipotesis Komparasi

Berdasarkan judul penelitian yang diangkat “Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School dengan Akhlak Siswa Non Boarding school di SMA Al-Ma’soem. Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti memilih menggunkan analisis statistik. Adapun, untuk uji hipotesis peneliti menggunakan hipotesis komparatif yaitu hipotesis yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan Akhlak siswa boarding school dengan non boarding school.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 137) untuk menguji hipotesis sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data nominal, uji hipotesis yang digunakan ada beberapa alternatif sepeti Median Test, Mann-Whitney, Kolmogorve-Smirnov, Fisher Exact, Chi Kuadart, Test Run dan Wald-Wolfowitz.

Adapun teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif pada penelitian ini yaitu menggunakan Chi Kuadrat. Berdasarkan pertimbangan dalam memilih teknik ini yaitu sampelnya yang digunakan besar, dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

X2 =

(Sugiyono, 2014, hlm. 143)

Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut:

HO : Tidak terdapat perbedaan Akhlak siswa boarding school dengan siswa non boarding school di SMA Al-Ma’soem

(31)

42

Kardiyah, 2015

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah Boarding School ternyata tidak berpengaruh dalam meningkatkan Akhlak siswa. Hasil studi komparasi Akhlak siswa boarding school dan non boarding school di SMA Al-Ma’soem ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas Akhlak siswa boarding school dan non boarding school.

Adapun secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kualitas Akhlak siswa boarding school SMA Al-Ma’soem umumnya berada pada kualifikasi Akhlak sedang (82%) atau sebanyak 107 siswa, sebagian kecil berada pada kualifikasi Akhlak tinggi (18%) atau sebanyak 23 siswa, dan tidak ada satupun siswa boarding school yang memiliki kualifikasi Akhlak rendah. Adapun kualifikasi Akhlak perdimensi adalah: (a) Akhlak siswa boarding school terhadap diri sendiri sebanyak 22 siswa atau (17%) berada pada kualifikasi Akhlak tinggi, sedangkan 108 siswa atau (83%) berada pada kualifikasi Akhlak sedang dan tidak ada satupun siswa boarding school yang berada pada kualifikasi Akhlak rendah. (b) Akhlak siswa

boarding school terhadap orang tua dan keluarga sebanyak 30 siswa atau

(23%), berada pada kualifikasi Akhlak tinggi, sedangkan 99 siswa atau (76%) berada pada kualifikasi Akhlak sedang dan hanya ada 1 orang siswa boarding school yang berada pada kualifikasi Akhlak rendah. (c) Akhlak siswa

boarding school terhadap masyarakat dan sesama manusia sebanyak 25 siswa

(33)

80

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kualitas Akhlak siswa non boarding school SMA Al-Ma’soem umumnya berada pada kualitas Akhlak sedang (79,9%) atau sebanyak 123 siswa, sebagian kecil berada pada kualifikasi Akhlak tinggi (16%) atau sebanyak 24 siswa, dan tidak ada satupun siswa non boarding school yang memiliki kualifikasi Akhlak rendah. Adapun kualifikasi Akhlak perdimensi adalah: (a) Akhlak siswa non boarding school terhadap dirinya sendiri berada pada kualifikasi Akhlak tinggi sebanyak 22 siswa atau (14,3%), sedangkan 132 siswa atau 85,7% berada pada kualifikasi Akhlak sedang dan tidak ada satupun siswa yang berada pada kualifikasi Akhlak rendah. (b) Akhlak siswa non boarding school terhadap orang tua dan keluarga berada pada kualifikasi

Akhlak tinggi sebanyak 23 siswa atau (14,9%), sedangkan 126 siswa atau (81,8%) berada pada kualifikasi Akhlak sedang dan ada 5 siswa atau (3,3%) berada pada kualifikasi Akhlak rendah. (c) Akhlak siswa non boarding school terhadap sesama manusia berada pada kualifikasi Akhlak tinggi sebanyak 25 siswa atau (16,2%), sedangkan 105 siswa atau (83,8%) berada pada kualifikasi Akhlak sedang, dan tidak ada satupun siswa yang berada pada kualifikasi Akhlak rendah.

3. Dimensi Akhlak yang dijadikan penelitian yaitu Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap orang tua dan keluarga, dan Akhlak terhadap sesama manusia dan masyarakat, berdasarkan dari ketiga dimensi tersebut, peneliti membandingkan kualitas Akhlak siswa boarding school dan siswa non boarding school dengan menggunakan rumus Chi kuadrat menghasilkan

(34)

B.Rekomendasi

Berdasarkan beberapa pandangan ringkas dari kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak sebagai berikut: 1. SMA Al-Ma’soem

Hasil penelitian ini hendaknya menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait program-program yang akan diterapkan di sekolah

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Dianjurkan untuk menambahkan dimensi Akhlak terhadap Allah SWT

dan Rasūlullāh SAW.

b. Dianjurkan untuk meneliti proses pembinaan Akhlak di sekolah-sekolah berbasis boarding school dan non boarding school.

(35)

82

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

---. (2002). Al-Qurān Tajwid dan Terjemahnya. (Latjnah Pentashih Al-Qur'ān Departemen Agama Republika Indonesia.). Depok: Al-Huda.

Admin. (2014, November). http://www.smaitalqolam.com. Retrieved Mei Sabtu, 2015, from http://www.smaitalqolam.com/2014/11/efektivitas-boarding-school.html

Ahmad, T. M. (2005). Hifzhul Lisan dan Penuntun Ahklak Keluarga. (F. Hamid, Trans.) Semarang: Pustaka Adnan.

Alattas, M. N. (2010). Islam dan Sekulerisme. (K. Muammar, Trans.) Bandung: Pimpin.

Al-Hasyimi, M. A. (2004). Muslim Ideal. (A. Baidowi, Trans.) Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Al-Hufy, A. M. (n.d.). Akhlak Nabi Muḥammad SAW. Bulan Bintang.

Alim, M. (2011). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Al-Khazandar, M. M. (2009). Menutup Aib Orang Lain. (M. I. Ghazali, Trans.) Islam House.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ash-Shadiq, J. (1993). Lentera Hati. (R. Astuti, Trans.) Bandung: Mizan.

As-Samarqandi, A.-F. A.-Z. (1999). Nasehat Bagi yang Lalai. (A. Juhaidah, Trans.) Jakarta: Pustaka Amani.

Awan, S. (2011). Studi komparatif perilaku beragama antara siswa SMAN 9 Kelas XI dengan Siswa MAN 1 Bandung kelas XI. (Skripsi). Universitas Pendidikan

Chatib, M. (2012). Orangtuanya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka.

(36)

Daradjat, Z. (2010). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Dimyati, D. (2015, Maret Jum'at). http://almasoem.sch.id. Retrieved Mei Sabtu,

2015,http://almasoem.sch.id/pesantren/problem-dan-solusi-pendidikan-sekolah-berasrama-boarding-school/.

Edy, A. (2014). Ayah Edy Punya Cerita. Jakarta: Noura Books.

Elfindri. dkk. (2012). Pendidikan Karakter. Jakarta: Baduose Media Jakarta.

Fathoni, A. (n.d.). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT

Irawan. (2012, Desember 1). http://irvandiirawan.blogspot.com/2012/12/makna-mengucapkan-terimakasih-dan.html. Retrieved April Senin, 2015, from http://irvandiirawan.blogspot.com

Ismail, A. S. (2012, Februari 1).https://ervakurniawan.wordpress.com /2012/02/05/tanggung-jawab-dalam-islam/. Retrieved April Senin, 2015, from https://ervakurniawan.wordpress.com

Khalid, A. (2006). Semua Akhlak Nabi. (I. Mukhtar, Trans.) Solo: Aqwam.

Khamdiyah. (2013). Sistem Boarding School dalam Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta. (Skipsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Kurniawan, A (2014, Desember Rabu). Retrieved Desember Minggu, 2014, from http://www.jawapos.com/baca/opinidetail/9907/Wajah-Buram-Kepala-Daerah

Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Masyhuri, Z. (n.d.). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.

Mertler, C. A. (2011). Action Research (3 ed.). (Daryanto, Trans.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(37)

84

Kardiyah, 2015

Studi Komparasi Akhlak Siswa Boarding School D an Non Boarding D i Sma Al -Ma’soem Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nasrul, E. (2014, September Selasa). Retrieved Desember Minggu, 2014, from.http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/09/16/nbzrhm-ya-ampun-balita-diperkosa-oleh-anak-sd.

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nurdin, M. dkk (2001). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: Alfabeta.

Nursyifa, Z. (2014). Kualitas Akhlak Siswa dihubungkan dengan Prestasi

Pembelajaran Aqīdaħ Akhlak di Madrasyah Aliyah Negeri Purwakarta Tahun Ajara 2013/2014. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Prasetyo, B & Jannah L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Pratama, D. A. (2012, September 1). http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,39582-lang,id-c,kolom-t,Gerakan+Muslim+Sederhana-.phpx.

Retrieved April Senin, 2015, from www.nu.or.id.

Pratiwi, A. (2012). Studi Komparatif Akhlak Mayarakat pedesaan berdasarkan tingkat pendidikan (Studi di Desa Kemang Bejalu Kabupaten Banyuasin Palembang). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Purwanto. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlak. Bandung: Value Press.

Rizkiani, A. (2012). Pengaruh Sistem Boarding School terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 13.

Roszandi, D. (2014, Mei Minggu). Retrieved Desember Minggu, 2014, from

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/04/064575325/Ini-Kronologi-Penganiayaan-Terhadap-Rangga.

Salamulloh, A. (2008a). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Insan Mandiri.

Salamulloh, A. (2008b). Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakrta: Insan Mandiri.

(38)

Subaiti, M. J. (2003). Akhlak keluarga Muḥammad SAW. (A. Muḥammad, Trans.) Jakarta: Lentera Basritama.

Sugiyono. (2013a). Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014b). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suprapto, A. (2008, Maret). Retrieved April Senin, 2015, from Sayyidulayyam.blogspot.com:http://sayyidulayyaam.blogspot.com/2008/03/k

esederhanaan-dalam-hidup.html.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Buku Ajar Mata Kuliah Landasan Pendidikan. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI.

Trim, B. (2006). Menginstall Akhlak Mulia. Bandung: MQS Publishing.

Ya'kub, H. (1983). Etika Islam (Pembinaan Akhlaqul Karimah). Bandung: Diponegoro.

Gambar

Tabel Penskoran dan Alternatif Jawaban Tabel 3.1 berdasarkan Skala Likert
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kuesioner Akhlak untuk siswa
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kuesioner untuk siswa
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Akhlak perindikator

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran dewan komisaris dan nilai

Peserta meminta agar diadakan kembali pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah, beberapa

Penelitian tindakan ini untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran inkuiri dengan scientific approach dapat meningkatkan hasil belajar dan

Segenap Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar khususnya Jurusan Teknologi Pertanian, program studi Keteknikan Pertanian yang telah

Tabel 2 memperlihatkan bahwa berat brangkasan tanaman kubis bunga dengan pemberian komposisi rumen sapi sebesar 400 g/polybag berbeda sangat nyata dengan

Azkenik esan beharra dago, baheketa-programak guztiz garrantzitsuak direla birus honek sortutako gaixotasunaren kontrolerako. Hala ere, etor- kizunerako hainbat erronka daude:

Grosir adalah orang atau pengusaha yang membuka usaha dagang dengan membeli dan menjual kembali barang dagangan kepada pengecer, pedagang besar lainnya, perusahaan

Stabilitas Steady State Sistem Tenaga Listrik Kestabilan steady state merupakan keadaan dimana sistem tenaga mencapai kondisi stabil pada kondisi operasi baru