• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAYA DUKUNG KOTA CIMAHI SEBAGAI DAERAH TUJUAN URBANISASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAYA DUKUNG KOTA CIMAHI SEBAGAI DAERAH TUJUAN URBANISASI."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA DUKUNG KOTA CIMAHI SEBAGAI DAERAH TUJUAN URBANISASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Geografi.

Oleh

Aziorini Nan Sundoga 1102740

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Aziorini Nan Sundoga

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aziorini Nan Sundoga Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Daya Dukung Kota Cimahi Sebagai Daerah Tujuan Urbanisasi Oleh: Aziorini Nan Sundoga (1102740)

Pembimbing: Prof. Enok Maryani., MS Lili Somantri.,S.Pd.,M.Si

ABSTRAK

Kota Cimahi menjadi salah satu daerah tujuan urbanisasi, kedatangan penduduk dari berbagai wilayah pedesaan dengan jumlah ribuan dengan tujuan dan maksud tertentu.Urbanisasi menjadi salah satu faktor penyebab padatnya jumlah penduduk di Kota Cimahi, pertambahan penduduk yang begitu cepat sering kali tidak diantisipasi oleh daya dukung kota secara layak. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi dan mengidentifikasi faktor pendorong dan penarik urbanisan datang ke Kota Cimahi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi lapangan, studi literatur, wawancara, dan studi dokumentasi. Populasi wilayah pada penelitian ini yaitu wilayah Kota Cimahi dan populasi manusia pada penelitian ini yaitu para urbanisan yang pindah ke Kota Cimahi. Sampel wilayah adalah seluruh wilayah di Kota Cimahi yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, Kecamatan dan , Cimahi Selatan. Sedangkan Sampel manusia pada penelitian ini adalah urbanisan yang pindah ke Kota Cimahi yaitu berjumlah 100 responden, sampel diambil dengan menggunakan metode proposional sample (sampel berimbang). Analisis data pada penelitian menggunakan metode pembobotan dan pengharkatan, dan metode persentase.Variabel pada penelitian ini adalah daya dukung Kota Cimahi dengan indikator penggunaan lahan, kepadatan penduduk, air bersih, limbah, fasilitas umum, faktor pendorong urbanisasi dan faktor penarik urbanisasi.

(5)

Kata Kunci: Daya dukung Kota, Faktor penarik dan pendorong urbanisasi.

CARYYING CAPACITY OF CIMAHI CITY AS THE DESTINATION OF URBANIZATION

By

Aziorini Nan Sundoga (1102740)

Instructors:

Prof.Enok Maryani, MS. Lili Somantri, S.Pd.,M.Si.

ABSTRACT

The Cimahi City has becomes the destination area of urbanization for thousand rural people with any particular purposes. The urbanization to be influencing factor of population density in this area thus it is do not anticipated by carrying capacity of the city properly. The study intends to analyze the carrying capacity of the city as the destination of urbanization and identifying sustaining and interesting factors to the urbanisan arrive in the city.

The menthod used in this research is descriptive menthod. Data collection technique uses field observation, literature study, in-depth interview, and documentation. In this research, the population of area is Cimahi City and urbanisan moving into the city. The samples of areas are whole of area in the Cimahi city consisting of three sub-districts: North Cimahi, Central Cimahi, and South Cimahi. Meanwhile the population samples of research are 100 respondents moving into the city and the sample arranged by using of proportional sample method. The data analysis of research uses weight, leveling and percentage method. The variable of research is sustainability of Cimahi City with indicator of the land utilization, population density, water sanitary, waste, public facility, sustaining and interesting factor of urbanization.

By the result, Carrying Capacity cimahi city as their destination of urbanization based on the aspect of the use of the land has been in the category of high , and the aspect of the level of water service , the level of waste service , and the availability of public facilities is in the category of high. Moreover, the sustaining factor of urbanisan moving into the Cimahi City as the working opportunity and low income in the origin area. Meanwhile the interesting factor moves into the Cimahi City is improved working opportunity and higher incomes.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK iv

KATAPENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan ... 5

E. Manfaat ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

G. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...14

A. Daya Dukung ... 14

B. Konsep Perkotaan ... 19

C. Konsep Urbanisasi ... 24

D.Karakteristik Urbanisasi ... 31

E. Daya Dukung Kota Cimahi dan Urbanisasi ... 32

F. Analisis Geografi Untuk Urbanisasi ... 33

G. Pembangunan Berkelanjutan ... 34

BAB III Metodologi Penelitian...36

A. Lokasi Penelitian ... 36

B. Populasi Dan Sampel ... 38

C.Metode Penelitian ... 40

D.Variabel Penelitian ... 41

E.Prosedur Penelitian ... 42

F. Definisi Operasional ... 44

G. Instrumen Penelitian ... 48

(7)

I. Teknik Pengolahan Data ... 51

J. Kisi-kisi Instrumen ... 52

J. Teknik Analisis Data ... 53

K. Kerangka Pemikiran ... 61

BAB IV Hasil dan Pembahasan...62

A. Kondisi Geografis Wilayah Penelitian ... 62

1. Lokasi Dan Luas Wilayah Penelitian ... 62

2. Kondisi Iklim ... 63

3. Kemiringan Lereng ... 64

4. Tata Air ... 65

5. Penggunaan Lahan ... 65

B. Kondisi Sosial Wilayah Penelitian... 69

1. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk ... 69

2. Komposisi Penduduk Menurut Usia ... 72

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 75

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 76

C. Hasil Penelitian ... 78

1. Daya Dukung Fisik Kota Cimahi ... 78

2. Karakteristik Urbanisan Di Kota Cimahi ... 81

3. Keadaan Sosial Ekonomi Pelaku Urbanisan Di Kota Cimahi ... 91

4. Faktor Pendorong Urbanisan Datang Ke Kota Cimahi... 98

5. Faktor Penarik Urbanisan Datang Ke Kota Cimahi ... 104

D. Daya Dukung Fisik Kota Cimahi Sebagai Daerah Tujuan Urbanisasi .. 110

E. Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisan Datang Ke Kota Cimahi ... 112

F. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan ... 112

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi ...112

A. Kesimpulan ... 112

B. Rekomendasi ... 113

(8)

DAFTAR TABEL

1.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013 ... 3

1.2. Jumlah Urbanisasi Di Kota Cimahi ... 3

1.3. Mata Pencaharian Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013 ... 4

3.1 Populasi Responden ... 38

3.2. Variabel Penelitian ... 42

3.3. Sumber Data ... 44

3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 52

3.5. Harkat Kelas Penggunaan Lahan ... 53

3.6. Harkat Kelas Kepadatan Penduduk ... 53

3.7. Harkat Kelas Air Bersih ... 54

3.8. Harkat Kelas Penilian sampah ... 54

3.9. Harkat Kelas Sanitasi (Air Limbah) ... 54

3.10.Harkat Kelas Sarana Pendidikan ... 55

3.11 Harkat Kelas Sarana Kesehatan ... 55

3.12 Harkat Kelas Sarana Niaga ... 56

3.13 Nilai Dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi Untuk Aspek Penggunaan Lahan, Kepadatan Penduduk, dan Air Bersih ... 56

3.14 Nilai Dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi Untuk Aspek Limbah ... 57

3.15 Nilai Dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi Untuk Aspek Fasilitas Umum ... 57

3.16 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Penggunaan Lahan ... 57

3.17 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Kepadatan Penduduk ... 58

3.18 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Air Bersih ... 58

3.19 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Limbah ... 58

3.20 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Fasilitas Umum ... 59

3.21 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Kota Cimahi ... 59

3.22 Kriteria Penilaian Persentase/Skor ... 60

4.1 Wilayah Administrasi Kota Cimahi ... 62

4.2 Pembagian Iklim Menurut Junghun ... 63

4.3 Topografi Kota Cimahi ... 64

4.4 Luas Penggunaan Lahan Menurut Penggunaan Lahan Di Kota Cimahi 2009-2013 ... 66

4.5 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Dan Kepadatan Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013 ... 69

4.6 Kategori Jumlah Kepadatan Penduduk ... 69

4.7 Komposisi Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 72

4.8 Jumlah Penduduk Kota Cimahi Menurut Jenis Kelamin ... 73

4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kota Cimahi ... 75

4.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 77

(9)

4.12 Pengharkatan Daya Dukung Kota Cimahi Aspek Kepadatan Penduduk ... 79

4.13 Pengharkatan Daya Dukung Kota Cimahi Tingkat Pelayanan Aspek Air Bersih ... 79

4.14 Pengharkatan Daya Dukung Kota Cimahi Tingkat Pelayanan Aspek Limbah... 80

4.15 Pengharkatan Daya Dukung Kota Cimahi Aspek Fasilitas Umum ... 81

4.16 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81

4.17 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Usia ... 82

4.18 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Status Perkawinan ... 84

4.19 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 85

4.20 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Pekerjaan Di Kota Cimahi ... 86

4.21 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan lapangan pekerjaan Di Daerah Asal ... 87

4.22 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Daerah Asal Urbanisan ... 88

4.23 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Lamanya Tinggal Di Kota Cimahi ... 90

4.24 Tingkat Penghasilan Urbanisan Di Kota Cimahi ... 91

4.25 Status Kepemilikan Rumah Urbanisan Di Kota Cimahi ... 92

4.26 Kondisi Bangunan Rumah Urbanisan Di Kota Cimahi ... 93

4.27 Kepemilikan Kendaraan Urbanisan Di Kota Cimahi ... 94

4.28 Kepemilikan Sarana Komunikasi Urbanisan Di Kota Cimahi ... 95

4.29 Kepemilikan Sarana Informasi Urbanisan Di Kota Cimahi ... 96

4.30 Usaha Urbanisan Dalam Berobat Ketika Sakit ... 97

4.31 Lapangan Pekerjaan Di Daerah Asal Urbanisan ... 99

4.32 Akses Lapangan Pekerjaan Di Daerah Asal Urbanisan ... 99

4.33 Pendapatan/Penghasilan Urbanisan Di Daerah Asal Urbanisan ... 101

4.34 Fasilitas Pendidikan Di Daerah Asal Urbanisan ... 103

4.35 Faktor Pendorong Urbanisan Datang Ke Kota Cimahi ... 104

4.36 Fasilitas Umum Di Kota Cimahi ... 105

4.37 Lapangan Pekerjaan Yang Ada Di Kota Cimahi ... 106

4.38 Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan Di Kota Cimahi ... 108

4.39 Perbandingan Upah/Pendapat Urbanisan Di Kota Cimahi Dibandingkan Dengan Daerah Asal Urbanisan ... 109

(10)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Peta Administrasi Kota Cimahi ... 37

3.2 prosedur Penelitian ... 43

3.3 Kerangka Pemikiran ... 68

4.1 Peta Penggunaan Lahan Kota Cimahi ... 74

4.2 Peta Kepadatan Penduduk ... 71

4.3. Jumlah Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kota Cimahi ... 76

4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 77

4.6 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 82

4.7 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Usia ... 83

4.8 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Status Perkawinan ... 84

4.9 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 85

4.10 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Pekerjaan Di Kota Cimahi ... 86

4.11 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Pekerjaan Di Daerah Asal Urbanisan ... 87

4.12 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Daerah Asal Urbanisan ... 89

4.13 Urbanisan Di Kota Cimahi Berdasarkan Lamanya Tinggal Di Kota Cimahi ... 90

4.14 Tingkat Penghasilan Urbanisan Di Kota Cimahi ... 91

4.15 Status Kepemilikan Rumah Urbanisan Di Kota Cimahi ... 93

4.16 Kondisi Bangunan Rumah Urbanisan Di Kota Cimahi ... 94

4.17 Kepemilikan Kendaraan Urbanisasi Di Kota Cimahi ... 95

4.18 Kepemilikan Sarana Komunikasi Urbanisan Di Kota Cimahi ... 96

4.19 Kepemilikan Sarana Informasi Urbanisan Di Kota Cimahi ... 97

4.20 Usaha Urbanisan Dalam Berobat Ketika Sakit ... 98

4.21 Lapangan Pekerjaan Di Daerah Asal Urbanisan ... 99

4.22 Akses Lapangan Pekerjaan Di Daerah Asal Urbanisan ... 100

4.23 Pendapatan atau Pengahasilan Urbanisan Di Daerah Asal Urbanisan ... 101

4.24 Fasilitas Pendidikan Di Daerah Asal Urbanisan ... 102

4.25 Faktor Pendorong Urbanisan Datang Ke Kota Cimahi ... 103

4.26 Fasilitas Umum Di Kota Cimahi ... 105

4.27 Lapangan Pekerjaan Di Kota Cimahi ... 106

4.28 Kesulitan Dalam Mendapatkan Pekerjaan ... 107

4.29 Perbandingan Upah atau Pendapatan Urbanisan Di Kota Cimahi ... 108

(11)

Aziorini Nan Sundoga, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.Tujuan pokok pembangunan pada dasarnya adalah mengusahakan adanya peningkatan kualitas, dan perbaikan dari status atau kondisi sebelumnya dalam hal ini kesejahteraan rakyat. Pembangunan juga merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik, pembangunan seharusnya memberikan dampak yang lebih baik .

Pembangunan di Indonesia hingga saat ini masih belum merata, pembangunan di Indonesia masih berpusat di daerah perkotaan, hal ini menyebabkan sejumlah penduduk terkonsentrasi di wilayah pembangunan, yaitu di daerah kota. Menurut Marius (2006) mengemukakan bahwa. “ Ketidakadilan pembangunan antara kota dengan desa menyebabkan orang –orang di desa pindah ke kota yang menyediakan berbagai sumberdaya (resource)”. Dimana daerah kota merupakan pusat pertumbuhan, pemerintahan, pendidikan dan sebagainya,selain itu wilayah kota mengalami pertumbuhan yang cukup pesat terutama pada sektor ekonomi sehingga kota menjadi daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan yang tinggi.

Harahap (2013) bahwa “ urbanisasi dipicu adanya perbedaan pertumbuhan dan ketidak merataan fasilitas-fasilitas dari pembangunan khususnya antara daerah pedesaan dan perkotaan.”. Banyak penduduk yang berpendapat bahwa kota dapat memperbaiki taraf hidup dan dapat memenuhi semua kebutuhan manusia.Hal ini berdampak pada pertumbuhan penduduk dan perkembangan penduduk di daerah perkotaan, terutama dengan adanya urbanisasi, jumlah penduduk di wilayah kota meningkat dengan cepat.

(12)

mencukupi kebutuhan menjadi faktor utama penyebab terjadinya urbanisasi.Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Adisasmita (2006,hlm 138) mengemukakan bahwa.

“Kota mempunyai daya tarik yang relatif (sangat) kuat bagi penduduk yang berdomisili di luar kota yang bersangkutan, baik yang tersebar di daerah pedesaan ataupun di kota-kota yang lebih kecil.Arus urbanisasi (ke daerah perkotaan) makin kuat. Daya tariknya dalam bentuk menjanjikan lapangan kerja, pendapatan yang lebih tinggi,taraf kehidupan yang lebih baik, memberikan peluang untuk melanjutkan studi dan lainnya.”

Sarana dan prasarana pendidikan dan rekreasi yang tersedia di kota menjadi daya tarik yang tidak kalah penting.Sementara faktor pendorong orang datang ke kota yaitu disebabkan oleh berbagai fasilitas hidup dan lembaga pendidikan di desa yang masih kurang memadai. Sempitnya lapangan pekerjaan di desa yang sangat terbatas, hanya pada sektor pertanian dan upah yang kurang mencukupi. Bagi generasi muda zaman sekarang bekerja menjadi petani dan buruh tani merupakan pekerjaan yang dianggap kurang menarik dan kurang menjanjikan. Pada umunya generasi muda memilih pekerjaan pada sektor-sektor formal seperti pegawai, karyawan baik di kantor maupun di pabrik dianggap lebih menjanjikan. Pontoh dan Kustiawan (2009, hlm.103) .

Daerah perkotaan tidak dapat dipungkiri menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, dimana di perkotaan pertumbuhan industri dan perdagangan tumbuh dengan pesat. Selain itu, tingkat perbandingan upah yang cukup jauh antara di sektor formal dan sektor pertanian di pedesaan. Oleh sebab itu, penduduk pedesaan memilih daerah perkotaan, untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup.

Urbanisasi memiliki dua peranan penting yang sangat bertolak belakang. Di satu sisi urbanisasi menyebabkan kemacetan, kesemerawutan kota, kepadatan penduduk,kemiskinan,meningkatnya kriminalitas,munculnya pemukiman kumuh atau daerah slum area, disisi lain dampak postif dari urbanisasi yaitu meningkatnya jumlah penduduk berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu wilayah perkotaan.(Malau.2013)

(13)

Km2, dan pertumbuhan penduduknya mencapai 1,049 %. Kepadatan penduduk Kota Cimahi 14.204 Jiwa/Km2 dimana kecamatan Cimahi Tengah memiliki kepadatan penduduk yang tinggi yaitu mencapai 16.139 Jiwa/Km2 , kemudian Kecamatan Cimahi Selatan dengan kepadatan sebesar 14.001 Jiwa/Km2 dan Kecamatan Cimahi Utara dengan kepadatan penduduk terendah yaitu 11.844 Jiwa/Km2 untuk lebih jelasnya data jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk.di Kota Cimahi dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013

Kecamatan Jumlah Penduduk

Luas Wilayah (ha)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/ha)

Cimahi Utara 157.792 1.332,29 118,44

Cimahi Tengah 163.221 1.011,30 161,39

Cimahi Selatan 237.175 1.694,00 140,01

Jumlah 558.178 4.037,59 138,25

Sumber : Profil Kependudukan Kota Cimahi 2013

Aktivitas ekonomi di Kota Cimahi yang beragam dimulai dari kegiatan industri hingga kegiatan pedagangan selain itu tersedianya fasilitas umum dan sarana pendidikan yang lengkap.Selain itu Kota Cimahi menjadi pusat pendidikan militer yang mendukung komando militer di Kota Bandung.

Kota Cimahi menjadi salah satu daerah tujuan urbanisasi. Kedatangan penduduk dari berbagai wilayah pedesaan dengan jumlah ribuan dengan tujuan dan maksud tertentu. Pada tahun 2012 tercatat 9.254 pendatang yang masuk ke kota cimahi, sedangkan pada tahun 2013 tercatat 9.092 pendatang yang masuk ke Kota Cimahi untuk lebih jelasnya data jumlah urbanisasi di Kota Cimahi dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 1.2 Jumlah Urbanisasi di Kota Cimahi

No Kecamatan

Datang Pindah Pertumbuhan (%) 2012 2013 2012 2013 2012 2013

1 Cimahi Utara 3.004 2.780 2.087 1.695 0,09 0,11

2 Cimahi Tengah

3.066 2.793 2.663 2.204 0,04 0,06

3 Cimahi Selatan

(14)

Sumber : Profil Kependudukan Kota Cimahi

Kota Cimahi memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang dari luar Kota Cimahi untuk besaing mengadu nasib mencari mata pencaharian terutama di sektor wiraswasta,dan industri sebab Kota Cimahi memiliki banyak zona industri oleh sebab itu kegiatan ekonomi di Kota Cimahi didominasi oleh kegiatan industri tekstil dan produksi tekstil.

Tabel 1.3 Mata Pencaharian Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013 Jenis Pekerjaan L P L+P Prosentase

(%)

Wiraswasta 27.132 4.441 31.573 13,83

Karyawan swasta 61.945 29.905 91.850 40,24

Karyawan BUMN/BUMD 2.610 762 3.372 1,48

PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 15.042 7.162 22.204 9,73

Pedagang/Perdagangan 6.790 1.494 8.284 3,63

Buruh/industri 25.533 2.707 28.240 12,37

Bidang kesehatan 323 1.054 1.377 0,60

Kelompok profesi 2.337 2.983 5.320 2,33

Pertanian 900 86 986 0,43

Lain-lain 3.316 712 4.028 1,76

Tidak bekerja 18.720 12.329 31.049 13,60

Jumlah 164.648 63.635 228.283 100,00

Sumber : Profil Kependudukan Kota Cimahi 2013

Berdasarkan Tabel 1.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa hampir separuh penduduk Kota Cimahi bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 91.850 atau 40,42%, jenis pekerjaan terbanyak kedua sebagai wiraswasta sebanyak 31,573 atau 13,83 % dan diikuti buruh/industri sebanyak 28.240 atau 12,37 %.

(15)

terhadap kondisi sosial jika tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Masalah rumah dan tempat tinggal, masalah pedagang kaki lima, masalah gelandangan, masalah pengangguran yang meningkat, masalah transportasi dan masalah ekologi. Berdasarkan Pernyataan diatas, maka peneliti mengangkat judul “Daya Dukung Kota Cimahi Sebagai Daerah Tujuan Urbanisasi”

B. Identifikasi Masalah

1. Kota Cimahi mengalami perkembangan yang cukup pesat baik dilihat dari jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang beragam dimulai dari kegiatan industri hingga kegiatan perdagangan.

2. Kota Cimahi memiliki daya tarik tersendiri dengan banyaknya zona industri hal ini menyebabkan Kota Cimahi menjadi salah satu daerah tujuan urbanisasi. Pada tahun 2012 sebanyak 9.254 sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 9.092 pendatang yang masuk ke Kota Cimahi.

3. Urbanisasi merupakan salah satu faktor penyebab padatnya jumlah penduduk di Kota Cimahi, hal tersebut sering kali tidak diantisipasi oleh daya dukung kota secara layak terutama dalam hal penyediaan fasilitas-fasilitas kehidupan bagi wargannya. Hal ini berdampak terhadap kondisi sosial jika tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai, yaitu masalah rumah dan tempat tinggal, masalah pedangan kaki lima, gelandangan, pengangguran yang meningkat, masalah transportasi dan ekologi. Oleh sebab itu pada penelitian ini akan dianalisis daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya berkenaan dengan Daya Dukung Kota Cimahi Sebagai Daerah Tujuan Urbanisasi . Untuk memperjelas penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti ini :

1. Bagaimana daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi? 2. Faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan urbanisan datang ke

(16)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi 2. Mengidentifikasi faktor pendorong dan penarik urbanisan datang ke Kota

Cimahi

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti menambah wawasan ilmiah mengenai ilmu geografi, dan memberikan pengalaman,pengetahuan,serta wawasan dalam penulisan karya ilmiah.

2. Sebagai sumber data bagi pemerintah setempat mengenai daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi

3. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota Cimahi dalam mengambil kebijakan.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengayaan untuk mata pelajaran geografi di SMU kelas XI dalam pokok bahasan Dinamika Penduduk

5. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian dengan tema serupa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi skripsi sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi, dan keaslian penelitian.

(17)

dan urbanisasi, analisis geografi untuk urbanisasi, pembangunan berkelanjutan.

BAB III Metode penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknis analisis data. BAB IV Pada bab ini membahas mengenai hasil dan pembahasan yang

meliputi daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi, dan faktor penarik dan pendorong urbanit datang ke Kota Cimahi.

BAB V Kesimpulan dan saran.

G. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi ini dilakukan untuk menganalisis Daya dukung kota Cimahi dan mengetahui faktor penarik urbanit datang ke Kota Cimahi. Hingga skripsi ini diajukan, sepengetahuan penulis belum ada peneliti lain yang melakukan penelitian mengenai daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi, tetapi penelitian yang berkaitan tentang Daya dukung telah dilakukan oleh peneliti lain,terdapat 4 penelitian sejenis telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

(18)

wisatawan yang berkunjung ke Cihampelas didominasi oleh wisatawan yang berasal dari pulau Jawa.

Penelitian oleh Puri Pramanik (2012) melakukan penelitian mengenai “Daya Dukung Lahan Pertanian Hortikultura Di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung”. Dengan rumusan masalah bagaimana tekanan jumlah penduduk terhadap lahan pertanian bagaimana kapasitas daya dukung lahan pertanian hortikultura di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong ?. Metode yang digunakan mentode deskriptif dengan teknik survey. Hasil penelitiannya yaitu Hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas daya dukung lahan di Desa Cihideung adalah 1.078 jiwa. Sedangkan jumlah petani dan keluarganya mencapai 4.800 jiwa sehingga terdapat kelebihan penduduk petani sebesar 3.722 jiwa, dan Desa Cihideung memiliki tekanan penduduk terhadap lahan pertanian mencapai 2,4 yang berarti tekanan penduduk terhadap lahan pertanian hortikultura di Desa Cihideung sudah berada pada kategori tingkat bahaya dimana TL>1.

Penelitian oleh Yeni Yulianti (2008) melakukan penelitian mengenai “Daya Dukung Lingkungan Objek Wisata Curug Orog Di Kabupaten Garut.”. Dengan rumusan masalah bagaimana potensi lingkungan Objek Wisata Curug Orok ?, bagaimana daya dukung lingkungan Objek Wisata Curug Orok ?, bagaimana upaya-upaya yang dilakukan agar lingkungan sekitar Objek Wisata Curug Orok?. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik survey.

(19)

Penelitian dilakukan oleh Upi Supriatna (2004) melakukan penelitian

mengenai “Daya Dukung Lahan Pertanian Dan Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Petani Di Desa Pasrilangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung ”. Dengan rumusan masalah bagaimana kapasitas daya dukung lahan pertanian di Desa Pasirlangu ?, apakah kapasitas daya dukung lahan pertanian di Desa Pasirlangu mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup petani di desa tersebut ?, usaha –usaha apakah yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Desa Pasirlangu ?, mata pencaharian sampingan apa yang dilakukan petani di Desa Pasirlangu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ?. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan teknik survey. Hasil penelitian, Hasil penelitian menunjukan bahwa lahan pertanian di Desa Pasirlangu sudah tidak mendukung kehidupan petani secara layak dan Desa Pasirlangu memiliki kapasitas daya dukung lahan pertanian yang hanya mendukung 7.040 jiwa, sedagkan jumlah penduduk petani di Desa Pasirlangu yang melebihi kapasitas daya dukung lahan pertaniannya.

(20)

Tabel 1.4 Keaslian Penelitian

No Nama Tahun

Penelitian

Judul Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode

Penelitian

Variabel penelitian Hasil yang diharapkan

1. Virda Rostina

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi jalan cihampelas memiliki kapasitas jalan sebesar 1419 kendaraan/jam.Hasil

2. Wisatawan yang berkunjung ke Cihampelas didominasi oleh wisatawan yang berasal dari pulau Jawa.

1.Hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas daya dukung lahan di Desa Cihideung adalah 1.078 jiwa. Sedangkan jumlah petani dan keluarganya mencapai 4.800 jiwa sehingga terdapat kelebihan penduduk petani sebesar 3.722 jiwa. 2.Hasil perhitungan memunjukan

(21)

Barat? a. Luas lahan garapan petani hortikultura mencapai 2,4 yang berarti tekanan penduduk terhadap lahan pertanian hortikultura di Desa Cihideung sudah berada pada kategori tingkat bahaya dimana TL>1

(22)

4. Herliani 2. Variabel terikat:

Daya dukung jalur lalu-lintas yang strategis dengan jaringan transportasi yang mudah dijangkau.

Upi Supriatna 2004 Daya Dukung

Lahan Pertanian

Variabel Bebas : luas lahan pertanian, tingkat pendapatan layak dan produksi rill lahan pertanian.

(23)

tersebut ?

2. Kapasitas daya dukung lahan pertanian tahun 2003 di Desa Pasirlangu ternyata hanya mendukung 7.040 jiwa, sedagkan jumlah penduduk petani di Desa Pasirlangu yang melebihi 2.Kepadatan penduduk 3.Tingkat pelayanan air

bersih

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Cimahi. Kota Cimahi terletak antara

107°30’30’’ BT-107°34’30’’BT dan 6°50’00’’LU-6°56’00’’LS. Luas wilayah kota cimahi yang sebesar 40,37 km² menurut UU No.9 tahun 2001 dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Margaasih, Kecamatan

Batujajar, Kabupaten Bandung Barat dan Bandung kulon Kota Bandung.  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Padalarang, Kecamatan

Batujajar dan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

Kota Cimahi termasuk kedalam wilayah Propinsi Jawa Barat dan meliputi 3 kecamatan yang terdiri dari 15 Kelurahan, yaitu: Kecamatan Cimahi Utara terdiri dari 4 Kelurahan, Kecamatan Cimahi Tengah terdiri dari 6 kelurahan dan Kecamatan Cimahi Selatan terdiri dari 5 kelurahan.

Secara Geografis wilayah ini merupakan lembah cekungan yang melandai kearah selatan, dengan ketinggian di bagian utara ± 1.050 meter dpl (Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara), yang merupakan lereng Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu serta ketinggian di bagian selatan ± 685 meter dpl (Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke sungai Citarum.

(25)

Gambar 3.1

(26)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Tika (2005,hlm. 24), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan tidak terbatas . Berdasarkan pengertian diatas peneliti membagi menjadi 2 populasi yaitu :

a. Populasi wilayah yaitu wilayah kota cimahi

b. Populasi manusia yaitu penduduk dalam penelitian ini yaitu para urbanisasi yang datang ke Kota Cimahi , dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Populasi Responden

Sumber : Profil kependudukan Kota Cimahi 2013

2. Sampel

Sampel menurut Sumaatmadja (1988,hlm 112) adalah“ Bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan penelitian dengan menggunakan sampel penelitian, dilakukan karena pada riset/penelitian umumnya tidak lebih langsung memilih sebuah populasi”. Sampel pada penelitian ini terdiri atas 2 sampel yaitu :

a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah dalam penelitian ini yaitu seluruh wilayah Kota Cimahi yang terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan Kecamatan Cimahi Selatan.

b. Sampel Manusia

Sampel manusia yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Rumus slovin sebagai berikut :

No Kecamatan Datang

1 Cimahi Utara 2.780

2 Cimahi Tengah 2.793

3 Cimahi Selatan 3.518

(27)

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir

Dari jumlah populasi urbanisasi tersebut dengan tingkat kesalahan 10 %, maka jumlah sampel urbanisasi yang dihitung menggunakan rumus Slovin tersebut diperoleh sebesar:

n = 9.092 . = 99,9= 100 orang 1 + 9.092 (0,1)2

Berdasarkan perhitungan diatas, Maka jumlah sampel urbanisasi adalah 100 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik Propotional Sampling (sampel berimbang) menurut Arikunto (1998) Propotional Sampling (sampel berimbang) adalah : “ cara menentukan anggota sampel dengan mengambil wakil-wakil dari tiap-tiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam masing-masing kelompok tersebut”. Dalam penelitian ini sample manusia yang diambil dari para urbanit yang datang ke Kota Cimahi. Berikut ini adalah perhitungan proposional sampling berdasarkan jumlah sample yang dibutuhkan.

Kecamatan Cimahi utara = 2.780 X 100 9.092

= 30 orang N= N .

(28)

Kecamatan Cimahi Tengah = 2.798 X 100 9092

= 30,8 dibulatkan menjadi 31 orang

Kecamatan Cimahi Selatan = 3.518 X 100

9.092

= 38,7 orang dibulatkan menjadi 39

Berdasarkan hasil perhitungan,sampel yang diambil pada penelitian ini berdasarkan proporsi jumlah urbanit yang datang ke Kota Cimahi yang terdiri atas 100 orang,yang terdiri dari Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 30 orang, Kecamatan Cimahi Tengah sebanyak 31 orang, dan Kecamatan Cimahi Selatan sebanyak 39 orang, cara pengambilan sampel pada penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan)

Menurut Sugiyono (2008. hlm,218) mengemukakan bahwa “ purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang dharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau yang sedang diteliti. “

C. Metode Penelitian

Surachmad dalam Tika (2005,hlm 1) mendefinisikan bahwa penelitian atau penyelidikan sebagai kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.

Menurut Sugiyono (2014,hlm 2) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Metode Deskriptif. Metode Deskriptif menurut Tika (2005,hlm 4) adalah:

(29)

ini perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Disamping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya.

Penulis menggunakan metode deskriptif yaitu untuk mengungkapkan daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi. Dilihat dari masalah yang diteliti , dan teknik yang digunakan pada penelitian ini, metode deskriptif yang digunakan adalah metode penelitian survey menurut Tika (2005,hlm 6) adalah :

Suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variable,unit atau individu dalam waktu yang bersamaan.

Penelitian ini berada pada bidang keilmuan Geografi, untuk membedakan dengan keilmuan lain penelitian ini menggunakan pendekatan kompleksitas wilayah.Adapun Pengertian mengenai pendekatan Kompleksitas wilayah dikemukakan oleh Yunus (2010 hlm115) mengemukakan bahwa :

“ Pendekatan kompleks wilayah sebenarnya menganggap bahwa wilayah

yang bersangkutan tidak lain juga merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat komponen-komponen wilayah yang diyakini saling berkaitan satu sama

lain, saling berimbaldaya, saling berinteraksi.”

Seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah bahwa penelitian bertujuan untuk menganalisis daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi , dan untuk menganalisis faktor penarik urbanit datang ke Kota Cimahi.

D. Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2013,hlm.3) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya.”

(30)

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Indikator Penelitian

Daya Dukung Kota Cimahi

1. Penggunaan lahan 2. Kepadatan penduduk 3. Tingkat pelayanan Air bersih 4. Tingkat pelayanan limbah 5. Ketersediaan fasilitas umum 6. Faktor pendorong urbanisasi 7. Faktor penarik urbanisasi

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara ilmiah dengan langkah-langkah yang sistematis. Teori sangat penting dalam penelitian, sebab teori sangat menunjang peneliti untuk dapat membangun kerangka pemikiran dan alur pemikiran yang jelas sehingga penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan awal penelitian, yaitu mendapatkan data penelitian yang valid dan relevan. Untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti mengumpulkan data objek yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data objek tersebut yaitu dengan menggunakan instrument penelitian yang tepat pada penelitian ini menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara, agar data yang terkumpul teruji kebenaranya. Setelah semua data yang diperlukan terkumpul maka peneliti dapat menganalisis, setelah data dianalisis peneliti dapat menyusun laporan.

(31)

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

Menentukan masalah

Identifikasi Masalah Kota Cimahi menjadi

salah satu daerah tujuan urbanisasi

Daya dukung Kota Cimahi

Teori 1. Daya Dukung 2. Konsep Kota 3. Konsep Urbanisasi 4. Karakteristik Urbanisasi

5. Daya dukung Kota dan Urbanisasi 6. Analisis Geografi Untuk Urbanisasi 7. Pembangunan Berkelanjutan

Metode Penelitian Menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey

Merumuskan Instrument Penelitian

Analisis Data

1. Harkat dan pembobotan 2. Persentase

Mengumpulkan data 1. Observasi Lapangan 2. Wawancara Responden

(32)

F. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Daya Dukung Kota Cimahi Sebagai Daerah

Tujuan Urbanisasi” dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Oleh

karena itu penulis perlu memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai

berikut :

1. Daya Dukung Kota

Menurut Sumaatmadja (1988,hlm.17) . “ Daya dukung adalah kemampuan ruang atau region menampung sejumlah populasi manusia dengan segala kegiatan

dan kebutuhanya”. Daya dukung kota yang diteliti pada penelitian ini adalah : a. Penggunaan lahan

1) Penggunaan lahan dikatakan sangat baik apabila lahan kosong 2) Penggunaan lahan dikatakan baik apabila tegalan

3) Penggunaan lahan dikatakan sedang apabila area pertanian 4) Penggunaan lahan dikatakan buruk apabila hutan/semak belukar b. Kepadatan Penduduk

1) Kepadatan penduduk dikatakan sangat baik apabila kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk tidak padat yaitu 0-51 Jiwa/Km2

2) Kepadatan penduduk dikatakan baik apabila kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk kurang padat yaitu 51-250 Jiwa/Km2

3) Kepadatan penduduk dikatakan kurang baik apabila kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup padat yaitu 251-400 Jiwa/Km2 4) Kepadatan penduduk dikatakan baik apabila kawasan dengan tingkat

kepadatan penduduk sangat padat yaitu <400 Jiwa/Km2 c. Tingkat pelayanan air bersih

(33)

2) Tingkat pelayanan dikatakan baik apabila 65% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, artsesis, sumur dangkal, sumur masyarakat, dan born capteri

3) Tingkat pelayanan dikatakan sedang apabila 55% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, artsesis, sumur dangkal, sumur masyarakat, dan born capteri

4) Tingkat pelayanan dikatakan kurang baik apabila 45% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, artsesis, sumur dangkal, sumur masyarakat, dan born capteri

5) Tingkat pelayanan dikatakan buruk apabila 35% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, artsesis, sumur dangkal, sumur masyarakat, dan born capteri

d. Tingkat pelayanan Limbah

Tingkat pelayanan limbah terdiri dari tingkat pelayanan sampah dan sanitasi.

1) Tingkat pelayanan sampah

a) Tingkat pelayanan sampah dikatakan sangat baik apabila 80% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada pembuangan sampah secara liar

b) Tingkat pelayanan sampah dikatakan baik apabila 65% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada pembuangan sampah secara liar

c) Tingkat pelayanan sampah dikatakan sedang apabila 50% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada pembuangan sampah secara liar

d) Tingkat pelayanan sampah dikatakan kurang baik apabila 35% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada pembuangan sampah secara liar

(34)

2) Tingkat pelayanan sanitasi

a) Tingkat pelayanan sanitasi dikatakan sangat baik apabila 80% jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi ndividual komunal (toilet/MCK dan septi tank)

b) Tingkat pelayanan sanitasi dikatakan baik apabila 65% jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi ndividual komunal (toilet/MCK dan septi tank)

c) Tingkat pelayanan sanitasi dikatakan sedang apabila 50% jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi ndividual komunal (toilet/MCK dan septi tank)

d) Tingkat pelayanan sanitasi dikatakan kurang baik apabila 35% jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi ndividual komunal (toilet/MCK dan septi tank)

e) Tingkat pelayanan sanitasi dikatakan buruk apabila 20% jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi ndividual komunal (toilet/MCK dan septi tank)

e. Ketersediaan fasilitas umum

Ketersediaan fasilitas umum terdiri dari tingkat pelayanan sampah dan sanitasi.

1) Ketersediaan sarana pendidikan

a) Ketersediaan sarana pendidikan dikatakan sangat baik apabila sampai dengan perguruan tinggi

b) Ketersediaan sarana pendidikan dikatakan baik apabila sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA)

c) Ketersediaan sarana pendidikan dikatakan sedang apabila sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

d) Ketersediaan sarana pendidikan dikatakan kurang baik apabila sampai dengan Sekolah Dasar

e) Ketersediaan sarana pendidikan dikatakan bauruk apabila tidak tersedianya fasilitas pendidikan

(35)

a) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan sangat baik apabila ada puskesmas, balai pengobatan, rumah sakit dan rumah sakit bersalin b) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan baik apabila ada

puskesmas, balai pengobatan, rumah sakit bersalin

c) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan sedang apabila ada puskesmas, dan balai pengobatan.

d) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan kurang baik apabila ada Puskesmas.

e) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan buruk apabila tidak ada fasilitas kesehatan.

3) Ketersediaan sarana kesehatan

a) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan sangat baik apabila tersedia pasar dan dapat mencukupi kebutuhan primer dan sekunder, dan aksesbilitasnya mudah dijangkau

b) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan baik apabila tersedia pasar dan dapat mencukupi kebutuhan primer dan sekunder, dan aksesbilitasnya sangat mudah dijangkau

c) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan sedang apabila tersedia pasar dan dapat mencukupi kebutuhan dan aksesbilitasnya sulit dijangkau

d) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan kurang baik apabila tersedia pasar belum memenuhi kebutuhan dan aksesibiltasnya sulit dijangkau.

e) Ketersediaan sarana kesehatan dikatakan buruk apabila tidak tersedia pasar

2. Urbanisasi

Menurut Dirdjosisworo dalam Nazsir (2008,hlm.51) mengemukakan

bahwa “ urbanisasi berasal dari kata urban (kota) yang berarti mengalirnya

(36)

Khairudin dalam pontoh dan Kustiwan (2009,hlm102) mengemukan bahwa “ Ditinjau dari aspek demografis,urbanisasi yang diartikan sebagai mengalirnya penduduk dari pedesaan ke perkotaan disebabkan oleh adanya tingkat kehidupan antara perdesaan-perkotaan. Dalam konteks inilah kemudian mengindentifikasi faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors) sebagai berikut :

a. Faktor pendorong

1) Semakin terbatasnya lapangan pekerjaan dipedesaan

2) Kemiskinan di pedesaan akibat bertambah banyaknya jumlah penduduk

3) Transportasi desa-kota yang semakin lancar

4) Tingginya tingkat upah buruh di kota daripada di desa

5) Bertambahnya kemampuan membaca dan menulis atau tingkat pendidikan masyarakat desa.

6) Tata cara dan adat istiadat yang kadang-kadang dianggap sebagai beban oleh masyarakat desa.

b. Faktor penarik

1) Kesempatan kerja yang lebih luas dan bervariasi di kota 2) Tingkat upah lebih tinggi

3) Lebih banyak kesempatan untuk maju (diferensiasi pekerjaan dan pendidikan dalam segala bidang)

4) Tersedianya barang-barang kebutuhan yang lebih lengkap

5) Terdapatnya berbagai kesempatan untuk rekreasi dan pemanfaatan waktu luang, seperti bioskop, taman-taman hiburan dan sebagainya. 6) Bagi orang-orang atau kelompok tertentu di kota memberi kesempatan

untuk menghindari diri dari kontrol sosial yang ketat.

G. Instrumen Penelitian a)Alat dan Bahan

1. Peta Rupa Bumi Kota Cimahi lembar 1209-313 dengan skala 1:25000 2. Peta Rupa Bumi Kota Bandung lembar 1209-314 dengan skala 1:25000 3. Profil kependudukan Kota Cimahi

4. Alat tulis untuk mencatat temuan temuan yang berada dilapangan 5. Kamera untuk mendokumentasi objek – objek hasil dari observasi yang

ada di lapangan

6. Pedoman Wawancara, sebagai pedoman dalam wawancara dengan masyarakat yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian

(37)

H. Teknik Pengumpulan Data

Hal yang paling penting dalam penelitian adalah adanya suatu data relevan yang dapat digunakan sebagai bahan analisis. Data merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu yang merupakan dasar suatu perencanaan dan merupakan alat bantu dalam pengambilan keputusan. Selain itu, data merupakan komponen penting dalam sebuah penelitian, kebutuhan data sangat menunjang keberhasilan sebuah penelitian. Data itu sendiri diharapkan menjadi gambaran terhadap halhal yang dibutuhkan dalam melengkapi sebuah penelitian. Akan tetapi, data juga harus disesuaikan dengan tujuan penelitian agar bisa didapat hasil penelitian yang diinginkan.

Tabel 3.3 Sumber Data

Data Yang diperlukan Teknik Pengumpulan Sumber

1. Kondisi Geografis Kota Cimahi Data sekunder Badan Pusat Statistik Kota Cimahi, dan Bappeda Kota Cimahi 2. Jumlah Penduduk dan

Kepadatan Penduduk

Data sekunder Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi , Badan Pusat Statistik Kota Cimahi

3. Sosial Ekonomi Wawancara Survei Lapangan

4. Daya Dukung Kota Cimahi a) Penggunaan lahan b) Kepadatan penduduk c) Tingkat pelayanan air d) Tingkat pelayanan limbah e) Ketersediaan fasilitas

umum

Observasi

Survei Lapangan

5. Faktor pendorong dan penarik urbanit datang ke Kota Cimahi

Wawancara Survei lapangan

1. Observasi lapangan

Menurut Tika (2005, hlm 44) observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.

(38)

lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, dengan melakukan observasi secara langsung maka akan mendapatkan data yang jelas secara langsung mengenai kondisi fisik dan sosial di lokasi penelitian, data hasil observasi lapangan merupakan data awal untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menganalisa permasalahan teknik pengumpulan data hasil observasi lapangan untuk mendapatkan data dan informasi yang dikaji secara langsung dilokasi penelitian. Pada penelitian ini melakukan observasi yaitu ke Kecamatan-Kecamatan di Kota Cimahi meliputi Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, dan Kecamatan Cimahi Selatan

Teknik pengumpulan data dengan observasi lapangan pada penelitian ini menggunakan dua objek penelitian yaitu objek fisik dan objek sosial . Objek fisik yaitu mengenai daya dukung Kota Cimahi sedangkan objek sosial mengenai faktor pendorong dan penarik urbanit datang ke Kota Cimahi .

2. Wawancara

Menurut Nasution dalam Tika (2005,hlm 49)” wawancara adalah suatu bentuk komunikasi Verbal. Sedangkan menurut Tika (2005,hlm 49) “ wawancara merupakan sejenis percakapan yang bertujuan memperoleh informasi, wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.”

Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada pedoman wawancara kepada penduduk di Kota Cimahi yang dijadikan sebagai responden , hasil wawancara tersebut menghasilkan data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi , selain itu untuk mengetahui faktor penarik dan pendorong urbanit datang ke Kota Cimahi.

3. Studi literatur

(39)

Cimahi, data Kota Cimahi Dalam Angka selain itu pada penelitian ini menggunakan buku-buku sumber dari lembaga atau dari instansi, diktat, surat kabar dan hasil penelitian sebelumnya maupun bahan lainnya yang relevan . 4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti, diperlukan informasi-informasi dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek dan masalah yang sedang diteliti.studi ini yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal variabel yaitu transkip, data-data dari instansi terkait, catatan-catatan, buku-buku, majalah, foto-foto, video dan sebagainya.

I. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data dari berbagai sumber terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. langkah – langkah dalam mengolah data sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini melakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul yaitu berupa angket penelitian dan pedoman wawancara. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah :

a) Memeriksa kelengkapan identitas responden b) Memeriksa isi instrument

c) Memeriksa isian-isian data pada instrument 2. Editing Data

Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan pengecekan atau memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul dan menilai apakah data yang terkumpul sudah relevan/sesuai untuk dilanjutkan ke langkah selanjutnya . 3. Pengkodean

Pengkodean yaitu mengklasifikasikan jawaban para responden menurut macamnya.dalam melakukan coding jawaban responden diklasifikasikan dengan menggunakan kode tertentu berupa angka. Selanjutnya menghitung frekuensi.

(40)

4. Skoring

Langkah dalam penentuan skor atas jawaban setiap responden dalam penelitian dilakukan dengan cara membuat klasifikasi yang sesuai dengan pemahaman dari responden.

5. Entry

Memasukan data yang sudah diberikan kode kedalam kolom-kolom yang ada pada Ms Excel 2010

6. Tabulasi Data

Setelah semua data terkumpul maka data-data tersebut ditabulasi dengan menyusun dan menguraikan data-data selanjutnya data-data tersebut dikelompokan dari tiap-tiap butir seluruh pertanyaan yang ada pada angket dan pedoman wawancara .Tabulasi data dilakukan dengan cara memberikan kode. 7. Interpretasi data

Langkah ini dilaksanakan dalam rangka mendeskripsikan data yang telah terkumpul dengan menggunakan beberapa tahap diantaranya tahap editing, coding, skoring, dan entry. Setelah tahapan tersebut selesai dilanjtkan dengan ditabulasikan data dan dianalisis untuk memberikan gambaran terhadap data dan informasi yang diperoleh dari responden.

J. Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian No Variabel Indikator Bentuk

instrumen No Item

Sasaran Point pertanyaan

1 Daya Dukung

Kota Cimahi

1. Penggunan lahan

Lembar

Observasi

Kondisi

dilapangan 2. Kepadatan penduduk

3. Tingkat pelayanan Air

bersih

4. Tingkat pelayanan

Limbah

5. Ketersediaan Fasilitas

(41)

6. Faktor pendorong pendorong desa sehingga anda untuk tinggal di Kota

Bagaimana pendapat anda tentang keberadaan lapangan pekerjaan yang ada di Kota Cimahi? , Apa yang menjadi faktor pendorong desa sehingga anda untuk tinggal di Kota Cimahi ?

Sumber : Olahan Penulis

K. Teknik Analisis Data

Agar dapat mengolah data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian dan wawancara, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Daya Dukung Kota

Untuk menganalisis daya dukung kota menggunakan metode pembobotan dan pengharkatan, yang terdiri dari pengharkatan penggunaan lahan, kepadatan penduduk, air, limbah, dan fasilitas umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

a. Harkat Kelas Penggunaan Lahan

Tabel 3.5 Harkat Kelas Penilaian Penggunaan Lahan

Kriteria Kelas Harkat

Lahan kosong Sangat baik 5

b. Harkat Kelas Kepadatan Penduduk

Tabel 3.6 Harkat Kelas Penilaian Kepadatan Penduduk

Kriteria Kelas Harkat

Kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk tidak padat yaitu 0-51 Jiwa/km2

(42)

Kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk kurang padat yaitu 51-250 Jiwa/km2

Baik 3

Kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk Cukup Padat yaitu 251-400 Jiwa/km2

Kurang baik 2

Kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk sangat padat yaitu <400 Jiwa/km2

Buruk 1

Sumber : UU No.56 Tahun 1960

c. Harkat Kelas Tingkat Pelayanan Air Bersih

Tabel 3.7 Harkat Kelas Air Bersih

Kriteria Kelas Harkat

75% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, Artesisi, Sumur Dangkal , Sumur Masyarakat, dan Born Capteri

Sangat baik 5

65% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, Artesisi, Sumur Dangkal , Sumur Masyarakat, dan Born Capteri

Baik 4

55% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, Artesisi, Sumur Dangkal , Sumur Masyarakat, dan Born Capteri

Sedang 3

45% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, Artesisi, Sumur Dangkal , Sumur Masyarakat, dan Born Capteri

Kurang baik 2

35% jumlah penduduk terlayani oleh PDAM, Artesisi, Sumur Dangkal , Sumur Masyarakat, dan Born Capteri

Buruk 1

Sumber : Peraturan pemerintah RI No. 20 Tahun 1990 dengan modifikasi

d. Harkat Kelas Tingkat Pelayanan Limbah

Harkat kelas Tingkat Pelayanan limbah terdiri dari harkat kelas penilaian tingkat pelayanan sampah, dan harkat penilaian tingkat pelayanan sanitasi (air limbah). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8, tabel 3.9

Tabel 3.8 Harkat Kelas Penilaian Sampah

Kriteria Kelas Harkat

80% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada

(43)

pembuangan sampah secara liar

65% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada

pembuangan sampah secara liar

Baik 4

50% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan tidak ada

pembuangan sampah secara liar

Sedang 3

35% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan terdapat

pembuangan sampah secara liar

Kurang baik 2

20% dari jumlah penduduk terlayani oleh sistem DK/PDK, dan terdapat

pembuangan sampah secara liar

Buruk 1

Sumber : Pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan pemukiman dan pekerjaan umum tahun 2001 dengan modifikasi

Tabel 3.9 Harkat Kelas Penilaian Tingkat Pelayanan Sanitasi (Air Limbah)

Kriteria Kelas Harkat

80% dari jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi individual komunal (toilet/MCK dan septik tank)

Sangat baik 5

65% dari jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi individual komunal (toilet/MCK dan septik tank)

Baik 4

50% dari jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi individual komunal (toilet/MCK dan septik tank)

Sedang 3

35% dari jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi individual komunal (toilet/MCK dan septik tank)

Kurang baik 2

20% dari jumlah penduduk memiliki sarana sanitasi individual komunal (toilet/MCK dan septik tank)

Buruk 1

Sumber : Pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan pemukiman dan pekerjaan umum tahun 2001 dengan modifikasi

e. Harkat Kelas Ketersediaan Fasilitas Umum

Harkat kelas ketersediaan fasilitas umum terdiri dari harkat kelas penilaian ketersediaan sarana pendidikan , harkat penilaian ketersediaan sarana kesehatan, dan harkat penilaian ketersediaan sarana niaga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.10, tabel 3.11, dan tabel 3.12

Tabel 3.10

Harkat Kelas Penilaian Ketersediaan Sarana Pendidikan

Kriteria Kelas Harkat

s/d Perguruan Tinggi Sangat baik 5

s/d SMA Baik 4

s/d SMP Sedang 3

(44)

Tidak tersedia fasilitas pendidikan Buruk 1 Sumber : Pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan pemukiman dan pekerjaan umum tahun 2001 dengan modifikasi

Tabel 3.11

Harkat Kelas Penilaian Ketersediaan Sarana Kesehatan

Kriteria Kelas Harkat

Ada Puskesmas, balai pengobatan, Rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum

Sangat baik 5

Ada Puskesmas, balai pengobatan, Rumah sakit bersalin

Baik 4

Ada Puskesmas,dan balai pengobatan Sedang 3

Ada Puskesmas Kurang baik 2

Tidak ada fasilitas kesehatan Buruk 1

Sumber : Pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan pemukiman dan pekerjaan umum tahun 2001 dengan modifikasi

Tabel 3.12

Harkat Kelas Penilaian Ketersediaan Sarana Niaga

Kriteria Kelas Harkat

Tersedia pasar dan dapat mencukupi kebutuhan primer dan sekunder dan aksesibilitasnya sangat mudah dijangkau

Sangat baik 5

Tersedia pasar dan dapat mencukupi kebutuhan primer dan sekunder dan aksesibilitasnya mudah dijangkau

Baik 4

Tersedia pasar dapat mencukupi kebutuhan dan aksesibilitas sulit dijangkau

Sedang 3

Tersedia pasar belum memenuhi kebutuhan dan aksesibilitas sulit dijangkau

Kurang baik 2

Tidak tersedia pasar Buruk 1

Sumber : Pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan pemukiman dan pekerjaan umum tahun 2001 dengan modifikasi

Setelah pengharkatan dan pembobotan terhadap daya dukung kota, maka selanjtnya adalah menganalisis daya dukung kota dengan berpatokan pada harkat dan pembobotan dari parameter-parameter yang telah ditentukan.

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana daya dukung aspek-aspek tersebut terhadap daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi, dengan ketentuan sebagai berikut :

(45)

Kelas II : Sedang Kelas III : Rendah

Ketentuan diatas sebagai patokan pengharkatan dan pembobotan dalam penentuan kelas daya dukung Kota Cimahi sebagai daerah tujuan urbanisasi dapat dilihat pada tabel berikut :

f. Nilai dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi untuk Aspek Penggunaan Lahan, Kepadatan Penduduk, Dan Air Bersih

Tabel 3.13

Nilai dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi untuk Aspek Penggunaan Lahan, kepadatan penduduk, dan air bersih No Parameter Bobot Terendah Tertinggi

Nilai Skor Nilai Skor

1 Penggunaan lahan 1 1 1 5 5

2 Kepadatan Penduduk

1` 1 1 4 4

3 Air Bersih 1 1 1 5 5

Sumber : Hasil pengolahan 2015

g. Nilai dan Bobot Daya Dukung Kota untuk Aspek Limbah

Tabel 3.14 Nilai dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi untuk Aspek Limbah

No Parameter Bobot Terendah Tertinggi Nilai Skor Nilai Skor

1 Sampah 2 1 2 5 10

2 Sanitasi 2` 1 2 5 10

Sumber : Hasil pengolahan 2015

h. Nilai dan Bobot Daya Dukung Kota untuk Aspek Fasilitas Umum Tabel 3.15 Nilai dan Bobot Daya Dukung Kota Cimahi untuk Aspek

Fasilitas Umum

No Parameter Bobot Terendah Tertinggi Nilai Skor Nilai Skor

1 Sarana Pendidikan 3 1 3 5 15

2 Sarana Kesehatan 3` 1 3 5 15

3 Sarana Niaga 3 1 3 5 15

Sumber : Hasil pengolahan 2015

Untuk menentukan daya dukung kota dilakukan dengan menentukan panjang interval dari hasil perhitungan bobot pada masing-masing variabel.rumus yang digunankan yaitu rumus interval menurut Subana, dkk (dalam Nuryeti, 2006, hlm. 5)

(46)

Keterangan :

P = Panjang Interval

R = Rentang atau Jangkauan K = Banyak Kelas

Berdasarkan rumus interval diatas kemudian ditentukan kelas-kelas daya dukung dengan ketentuan seperti pada tabel dibawah ini :

i. Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Faktor Penggunaan Lahan Tabel 3.16 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek

Penggunaan Lahan kelas Tingkat penilaian Jenjang

rata-rata harkat

Pemerian

I Tinggi 3,7-5 Suatu kota yang daya dukung aspek penggunaan lahan yang tinggi

II Sedang 2,3-3,6 Suatu kota yang daya dukung aspek penggunan lahan yang sedang

III Rendah 0,9-2,2 Suatu kota yang daya dukung aspek penggunaan lahan yang rendah

Sumber : Hasil pengolahan 2015

j. Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Kepadatan Penduduk Tabel 3.17 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek

Kepadatan Penduduk kelas Tingkat penilaian Jenjang

rata-rata harkat

Pemerian

I Tinggi 4-5 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek kepadatan penduduk tinggi

II Sedang 2-3 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek kepadatan penduduk sedang

III Rendah 0-1 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek kepadatan penduduk yang rendah Sumber : Hasil pengolahan 2015

k. Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Aspek Air Bersih

Tabel 3.18 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek Tingkat Pelayanan Air Bersih

kelas Tingkat penilaian Jenjang rata-rata harkat

Pemerian

I Tinggi 3,7-5 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek tingkat pelayanan air bersih yang tinggi

II Sedang 2,3-3,6 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek tingkat pelayanan air bersih yang sedang III Rendah 0,9-2,2 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek

(47)

Sumber : Hasil pengolahan 2015

l. Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek Tingkat Pelayanan Limbah

Tabel 3.19 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek Tingkat Pelayanan Limbah

Kelas Tingkat penilaian Jenjang rata-rata harkat

Pemerian

I Tinggi 7,3-10 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek tingkat pelayanan sampah dan sanitasi yang tinggi II Sedang 4,5-7,2 Suatu kota yang memiliki daya dukung aspek

tingkat pelayanan sampah dan sanitasi yang sedang

III Rendah 1,7-4,4 Suatu kota yang memiliki tingkat pelayanan sampah dan sanitasi

Sumber : Hasil pengolahan 2015

m. Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek Ketersediaan Fasilitas Umum

Tabel 3.20 Prosedur Penentuan Kelas Daya Dukung Pada Aspek Ketersediaan Fasilitas Umum

kelas Tingkat penilaian

Jenjang rata-rata harkat

Pemerian

I Tinggi 11-15 Suatu kota yamg memiliki ketersediaan sarana pendidikan, sarana niaga, dan sarana kesehatan yang sangat mendukung

II Sedang 6-10 Suatu kota yang memiliki ketersediaan sarana pendidikan, sarana niaga dan sarana kesehatan yang mendukung III Rendah 1-5 Suatu kota yang memiliki ketersediaan

sarana pendidikan, sarana niaga, dan sarana kesehatan yang tidak mendukung

Sumber : Hasil pengolahan 2015

n. Prosedur Penetuan Kelas Daya Dukung Kota Cimahi

(48)

kelas Tingkat penilaian

Jenjang rata-rata harkat

Pemerian

I Tinggi 28,7-39 Suatu kota yang memiliki daya dukung kota yang tinggi berdasarkan aspek penggunaan lahan, kepadatan penduduk, air bersih, limbah, dan fasilitas umum

II sedang 18,3-28,6 Suatu kota yang memiliki daya dukung kota sedang berdasarkan aspek penggunaan lahan, kepadatan penduduk, air bersih, limbah, dan fasilitas umum III rendah 7,9-18,2 Suatu kota yang memiliki daya

dukung kota yang rendah berdasarkan aspek penggunaan lahan, kepadatan penduduk, air bersih, limbah, dan fasilitas umum

Sumber : Hasil pengolahan 2011

2. Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi

Untuk menganalisis faktor pendorong dan penarik urbanisasi mengunakan analisis prosentase . Adapun rumus prosentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan : P = persentase

f = frekuensi setiap kategori jawaban n = seluruh responden

100 % = bilangan konstan

Untuk mengetahui jawaban responden, menggunakan angka indeks untuk membandingkan suatu obyek atau data baik yang bersifat faktual maupun

(49)

perkembangan. Kriteria tersebut dikemukakan oleh Santoso. S (2001, hlm 229) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.22

Kriteria penilaian persentase/skor

Sumber : Santoso .S (2001,hlm.229)

Persentase Kriteria

100 % Seluruhnya

75 %-99% Sebagian besar

51 %-74 % Lebih dari setengahnya

50 % Setengahnya

25 % - 49 % Kurang dari setengahnya

1 % - 24 % Sebagian kecil

(50)

L. Kerangka Pemikiran

Gambar 3.3 Kerangka Pemikiran Kota Cimahi Berkembang Dengan

Pesat

Sektor Ekonomi

1. Industri 2. Jasa 3. Perdagangan

Fasilitas Umum yang memadai Sarana dan Prasarana Pendidikan yang memadai

Permasalahan

1. Urbanisasi menyebabkan pertumbuhan penduduk yang pesat

2. Pertumbuhan penduduk yang pesat tidak lagi dapat diantisipasi oleh daya dukung Kota

Kota Cimahi menjadi salah satu daerah tujuan urbanisasi

Masalah pemukiman,pedagang kaki lima,masalah transportasi,dan

masalah ekologi

Daya Dukung Kota

Gambar

Tabel 1.2  Jumlah Urbanisasi di Kota Cimahi
Tabel 1.3 Mata Pencaharian Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013
gambaran kapasitas
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Permasalahan menyangkut “penggusuran” ruang terbuka kota di Semarang dengan berbagai alasan, antara lain untuk “Bangunan komersial” dsb, merupakan hal yang tidak asing

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan minat konseling adalah perhatian lebih besar, rasa suka atau tertarik terhadap kegiatan konseling yang dapat

[r]

Dengan menggunakan tiub relau Kuarza bagi proses perlogaman, suhu 700°C mencatatkan kecekapan sebanyak 0.2% bagi permukaan belakang dan 6.1% bagi permukaan hadapan, 1.5%

Skripsi yang penulis susun sebagai bagian dari syarat untuk mendaptakan ajian Numerik Pengaruh Ukuran Luas pada Sifat Magnet Superkonduktor Tipe II Berbentuk Persegi

Sebelum memasuki materi pokok guru menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menciptakan suasana yang membuat siswa dapat termotivasi

Tempat bukan yang utama dalam coaching namun tempat merupakan sarana pen ng yang perlu disiapkan oleh Bagian SDM. Dengan memiliki tempat yang tenang, aman, nyaman

Masyarakat yang membutuhkan alat komunikasi yang cepat dengan biaya yang relatif murah, dapat menggunakan layanan yang diberikan oleh perusahaan penyedia