• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek tahun ajaran 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek tahun ajaran 2014-2015."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Maya Desmia Pamungkas

1104799

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) dengan Media

Komik Strip dalam Pembelajaran Menulis Artikel

(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2015-2016)

Oleh

Maya Desmia Pamungkas

1104799

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Maya Desmia Pamungkas 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran

2015-2016)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Pd

NIP 19720403199903

Pembimbing II,

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd

NIP 196601081990021001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Pd

(4)

ABSTRACT

The Implementation of Prolem Based Learning with komik strip media in Learning Writing the Text of articel.

Rancekek, Academic Year of 2015/2016

Maya Desmia Pamungkas 1104799

The purposes of this study are to obtain the representation the student’s ability to write the text of observation reports before and after used Problem

Based Learning models, as well as to examine the significant differences between the student’s ability to write the text of articel with the student’s ability to write the text of articel used discussion technique.

The populations in this study were tenth grade students of SMA Negeri 1 Rancaekek academic year of 2014/2015. The samples in this study were two classes that determined ofsampling purposive technic with regarding the strata of the populations. The class that is used in this study is XI IPS 4 as experiment class and XI IPS 3 as control class. This study used an experimental research design with group of pretest-posttest research. Based on the acquired data, the average pretest score of experimental class is 67,25and the average posttest score is 83,64, while the average posttest score of control class is 66,78 and the average posttest score is 68,78. Based on the calculation of hypothesis testing that calculated by t-test the result is ttabel ≤ thitung ≥ ttabelor 2,0063≤ 4,88≥ 2,0063. This means that H0 is

rejected H1 is accepted. This study proved that problem based learning models is

effectively implemented in learning writing especially in learning writing the text of aricle.

Therefore, the writer hope that the teachers use problem based learning with komik strip media as an alternative model fatherly teaching of writing to improve the ability to write the text ofarticel.

(5)

(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun

Ajaran 2014-2015)

Maya Desmia Pamungkas 1104799

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas dari metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komiks strip dalam penulisan teks artikel siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode berbasis masalah

(problem based learning) dengan media komik strip, serta mengkaji ada atau

tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks artikel siswa yang menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip dengan kemampuan menulis teks artikel siswa yang menggunakan metode dan media yang biasa digunakan guru di sekolah tempat penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang ditentukan dengan teknik sampling purposive dengan memerhatikan strata dalam populasi tersebut. Kelas yang digunakan adalah kelas XI IIS 4 Sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian group

pretes-postes.Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata di kelas eksperimen pada

pelaksanaan prates mencapai 67,25 dan prates 83,64. Sedangkan, di kelas kontrol rata-rata kemampuan menulis teks artikel siswa pada pelaksanaan prates mencapai 66,78 dan pascates mencapai 68,78. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis yang dilakukan dengan penghitungan uji-t, hasilnya ttabel ≤ thitung ≥ ttabel , yaitu 2,0063 ≤

4,88 ≥ 2,0063. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Penelitian ini

membuktikan bahwa metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip efektif digunakan dalam pembelajaran menulis khususnya dalam pembelajaran menulis teks artikel.

Kata Kunci: Menulis, Teks artikel, Metode pembelajaran berbasis masalah

(6)
(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR……….. xi

DAFTAR DIAGRAM………... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian... ….. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... ….. 5

C. Tujuan Penelitian ... ….. 5

D. Manfaat Penelitian ……… 6

E. Definisi Operasional………...6

BAB II METODE PROBLEM BASED LEARNING, MEDIA KOMIK STRIP, TEKS ARTIKEL A. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... ….. 7

1. Pengertian metode ..……….………... 7

2. Pengertian metode pembelajaran berbasis masalah ...7

3. Ciri-ciri metode pembelajaran berbasis masalah …..………...8

4. Tahapan-tahapan metode pembelajaran berbasis masalah …..………9

5. Merencanakan pelajaran untuk pembelajaran berbasis masalah ………...……….. 11

B. Media Komik Strip ... .... 11

(8)

2. Jenis-jenis media ……….………..…. 12

3. Fungsi dan manfaat media pembelajaran …..……… 13 4. Komik strip ……...……….………. 14

C. Teks artikel ……….….………. ..14

1. Pengertian teks artikel …..………...14

2. Ciri-ciri artikel ... … 15

3. Jenis artikel ………... … 16

4. Langkah menulis artikel………...18

5. Anatomi artikelik ………...…… 19

D. Hipotesis………...……….. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... … 21

B. Desain Penelitian ... … 21

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... … 22

D. Prosedur Penelitian... … 23

E. Instrumen Penelitian... … 25

F. Analisis Data ... … 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ………59

B. Deskripsi Data Penelitian ... … 61

1) Deskripsi Data Kelas Eksperiman ... … 61

2) Deskripsi Data Kelas Kontrol ... … 63

3) Analisis Data Penelitian ... … 65

4) Uji Realibilitas Antar Penimbang Data Prates dan Pascates Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... .. 100

5) Uji Normalitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 112

(9)

Dan Kelas Kontrol ... 129

C. Uji Hipotesis ... 131

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... .. 139

B. Saran ... .. 140

DAFTAR PUSTAKA ... .. 141

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Control group Pretes-postes design……… 22

Tabel 3.2 Populasi Penelitian ..……..……….. 24

Tabel 3.3 Format Penilaian ……….. 47

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran ………. 50

Tabel 3.5 Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat ………... 53

Tabel 3.6 Tabel ANAVA ………. 55

Tabel 3.7 Tabel Guilford ……….… 55

Tabel 4.1 Skor Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen……… 61

Tabel 4.2 Skor Nilai Prates dan Pascates Kelas Kontrol …..………... 63

Tabel 4.3 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Prates Kelas Eksperimen ... 68 Tabel 4.4 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Eksperimen ... 70

Tabel 4.5 Penilaian Teks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Eksperimen ..… 73

Tabel 4.6 PenilaianTeks Artikel Kategori Rendah Prates Kelas Kontrol …….... 76

Tabel 4.7 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol …...…. 78

Tabel 4.8 PenilaianTeks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol………... 81

Tabel 4.9 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Pascates Kelas Eksperimen ………..…. 84

Tabel 4.10 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Pascates Kelas Eksperimen ………...……… 87

Tabel 4.11 Penilaian Teks Artikel Kategori Tinggi Pascates Kelas Eksperimen ………...……… 90

Tabel 4.12 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Pascates Kelas Kontrol ………... 93

Tabel 4.13 PenilaianTeks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol …...… 96

Tabel 4.14 PenilaianTeks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol …..… 100

(11)

Tabel 4.16 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen ……… 103

Tabel 4.17 Data Skor Uji antar penimbang Hasil Pascates Kelas Eksperimen ……….… 103

Tabel 4.18 Format ANAVA Data Pascates Kelas Eksperimen ………. 106

Tabel 4.19 Data Skor Uji antarpenimbang Hasil Prates Kelas Kontrol ……... 106

Tabel 4.20 Format ANAVA Data Prates Kelas Kontrol ……… 109

Tabel 4.21 Data Skor Uji antar penimbang Hasil Pascates Kelas Kontrol ……..………... 109

Tabel 4.22 Format ANAVA Data Pascates Kelas Kontrol ……… 112

Tabel 4.23 Distribusi Data PratesKelas Eksperimen ………..………... 113

Tabel 4.24 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Prates Kelas Eksperimen ………...………..……… 115

Tabel 4.25 Distribusi Data Prates Kelas Kontrol ………..……….... 116

Tabel 4.26 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Prates KelasKontrol ... 117

Tabel 4.27 Distribusi Data PascatesKelas Eksperimen ...………... 119

Tabel 4.28 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Pascates Kelas Eksperimen ……….……….... 120

Tabel 4.29 Distribusi Data Pascates Kelas Kontrol ….……….………. 121

Tabel 4.30 Tabel Distribusi Mean Prates Kelas Kontrol …..………. 123

Tabel 4.31 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Pascates Kelas Kontrol ……….……… 125

Tabel 4.32 Distribusi Data Pascates Kelas Kontrol ………... 126

Tabel 3.33 Tabel Distribusi Mean pascatesKelas Kontrol ... 128

Tabel 3.34 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat pascatesKelas Kontrol ………. 129

Tabel 4.35 Perbedaan Nilai Pratesdan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol ………. 133

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Teks Prates Terendah Kelas Eksperimen………...68

Gambar 4.2 Teks Prates Kategori Sedang Kelas Eksperimen…………...……....71

Gambar 4.3 Teks Kategori Tinggi Prates Kelas Eksperimen...……… 74

Gambar 4.4 TeksKategori Rendah Prates KelasKontrol………77

Gambar 4.5 Teks Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol………..79

Gambar 4.6 Teks Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol……….……..82

Gambar 4.7 Sambungan Teks Tinggi Prates Kelas Kontrol……….….…..82

Gambar 4.8 Teks Kategori Terendah Pascates Kelas Eksperimen………85

Gambar 4.9 TeksKategori SedangPascates Kelas Eksperimen………..88

Gambar 4.10Teks Kategori Tertinggi PascatesKelas Eksperimen……….. 92

Gambar 4.11 Teks Kategori Tertinggi PascatesKelas Eksperimen……….……. 92

Gambar 4.12 Kategori Terendah PascatesKelas Kontrol………..94

Gambar 4.13 Sambungan Kategori Terendah PascatesKelas Kontrol ……….... 94

Gambar 4.14 Kategori Sedang PascatesKelas Kontrol………..97

Gambar 4.15 Kategori Tertinggi PascatesKelas Kontrol………100

(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Rata-RataPrates danPascates KemampuanMenulis

TeksEksposisi Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Sebagai salah satu

bentuk keterampilan berbahasa, maka keterampilan menulis perlu untuk dilatih. Dalam

konteks ini, menurut Tarigan (1980,hlm.1) melatih keterampilan berbahasa berarti

melatih keterampilan berpikir. Berpijak dari apa yang dinyatakannya, maka menjadi

mutlak bagi setiap orang yang hendak memiliki keterampilan dalam menulis untuk

terampil juga dalam berfikir.

Manusia pada umumnya memiliki bakat untuk menulis. Bahkan, secara tidak

disadari, menulis sudah menjadi budaya yang dilakukan oleh banyak orang. Misalnya,

budaya menulis surat singkat atau chatting kepada keluarga, sanak saudara atau sahabat.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kuncoro (2009,hlm.4), bahwa sebenarnya semua

orang memiliki bakat menulis. Hanya saja orang-orang perlu berlatih dan meningkatkan

keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan.

Namun sayangnya, minat menulis tak diimbangi dengan tingginya kemampuan

menuangkannya secara apik dalam bentuk tulisan yang baik, sehingga tulisan yang

dibuat bukan sekedar tulisan biasa. Tulisan yang didalamnya termuat ide, gagasan dan

pengetahuan yang kebermanfaatannya dapat dirasakan masyarakat luas. Hingga tak

heran bila kemudian salah seorang penyair Indonesia, Taufik Ismail, dalam sebuah

seminar menyatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang “rabun membaca dan lumpuh menulis”.

Dalam konteks peserta didik, Wardana dan Ardinto (dalam Kuncoro, 2009,

hlm.6), menyatakan ada dua faktor penghambat dalam menulis.Pertama; faktor internal,

yaitu faktor penghambat yang berasal dalam diri sendiri, Kedua;faktor eksternal, yaitu

faktor penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap individu.

Faktor internal berasal dari motivasi individu untuk menulis. Disinilah letak

pentingnya menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis. Faktanya, peserta didik kerap

(15)

2009, hlm.4) mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memupuk

motivasi dalam menulis. Pertama, memosisikan bahwa menulis sebagai ibadah untuk

mencerdaskan masyarakat. Kedua, menulis adalah sebuah perjuangan. Perjuangan tidak

selalu identik dengan mengangkat senjata. Menyadari kegiatan menulis bagian dari

perjuangan akan memberikan tenaga tambahan untuk menulis dan tetap menulis untuk

dilawan dengan tulisan terhadap kedzaliman dan kerusakan yang terjadi.

Adapun faktor eksternal berasal dari pengguna model dan media pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini, seringkali model dan media pembelajaran

yang digunakan cenderung monoton dan membosankan, sehingga guru seharusnya

dapat memberikan situasi proses belajar mengajar dengan efektif, inovatif dan

menyenangkan dalam pemilihan model dan media pembelajaran yang digunakan. Hal

ini dapat menjadi satu kesatuan yang dapat melengkapi satu sama lain.

Satu diantara bebagai jenis teks yang memiliki kebermanfaatan tinggi adalah teks

artikel. Teks ini merupakan teks populer dan mudah dipahami oleh semua kalangan.

Menurut KBT (K’13), artikel adalah karya tulis lengkapyang umumnya muncul di

majalah, surat kabar dan sebagainya. Suprijadi (2002, hlm. 4), menyatakan bahwa

tulisan semacam artikel tidak terikat gaya bahasa ataupun format tulisan. Akan tetapi

untuk mendapatkan respon penulis artikel harus mengungkapkan gaya tulisannya agar

tidak membosankan. Penulisan artikel di media massa (surat kabar atau majalah), tidak

harus dilakukan oleh wartawannya sendiri, orang luar pun bisa menyumbangkan

artikelnya. Dalam prakteknya penulisan artikel pada surat kabar/majalah kebanyakan

dari luar.

Sudarman (2008, hlm. 139), mengungkapkan artikel ditulis pada umumnya karena

adanya fenomena yang terjadi dan kemudian direspons oleh penulisnya dengan

gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikirannya, yang dituangkan kedalam sebuah

tulisan. Di dalamnya terdapat sejumlah fakta yang dapat memperluas wawasan,

pengetahuan dan keyakinan para pembaca atau pendengarnya

Setelah memutuskan teks artikel sebagai teks hendak dijadikan variabel terikat

dalam penelitian ini, penulis mencoba merumuskan bagaimana cara yang baik dalam

(16)

analitis siswa terhadap fenomena yang hendak ditulisnya. Lebih lanjut, karena teks ini

bersifat faktual, maka isinya mesti mengandung fakta dan gagasan yang dapat

memperluas pengetahuan. Berkenaan dengan itu, penulis menemukan sebuah sebuah

model pembelajaran yang diasumsikan sejalan dengan pembelajaran menulis teks

artikel, yakni model Problem Based Learning (PBL). Dalam konsepsinya, model

pembelajaran ini menggunakaan pemasalahan dalam kehidupan untuk mengasah

keterampilan memecahkan masalah, serta dapat memperoleh pengetahuan. dan konsep

yang esensial dari materi pembelajaran.

Dalam upaya menunjang penelitian ini, pemanfaatan media komik strip dalam

surat kabar, diharapkan dapat memunculkan situasi menyenangkan dalam kegiatan

pembelajaran menulis artikel. Mengingat, media ini terkategori media visual yang

disenangi oleh berbagai kalangan. Komik strip, menurut Boneff (1998,hlm.9-10) adalah

komik bersambung. Komik strip (comic strips) berbeda dengan buku komik (comic

books) yang diterbitkan dalam bentuk buku. Komik strip memiliki tempat yang berbeda.

Publikasi komik strip terdapat di surat kabar dan biasa dikoleksi orang dan

didepositkan. Secara khusus, penulis memilih konten komik strip dengan

tema-temakritik sosial.Hal ini dimaksudkan agar nalar kritis peserta didik dapat terasah.

Meskipun disisi lain, penggunaan media komik strip tetap dimaksudkan untuk

mendekatkan media dengan konteks situasi siswa yang masih lebih gandrung dengan

dunia visual.

Halliday (dalam Emilia, 2011, hlm.5-6) menyatakan bahwa konteks situasi ini

merupakan unsur paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, yang terdiri dari

tiga aspek , yakni field, mode, dan tenor. Field mengacu pada topik atau kegiatan yang

sedang berlangsung atau yang sedang diceritakan dalam teks, apa yang terjadi. Mode

mengacu pada pertimbangan apakah bahasa yang dipakai lisan atau tulisan, jarak antara

orang yang berkomunkasi dalam ruang dan waktu, apakah bertemu muka atau

terpisahkan ruang dan waktu. Tenor mengacu pada perangkat simbolik yang berfungsi

menunjukan atau menyiratkan hubungan penulis dengan pembacanya atau pembicara

(17)

Sebelumnya penerapan metode problem based learning sudah dilakukan oleh

beberapa peneliti. Diantaranya dalam skripsi Nurdyaningsih (2008) hasil penelitiannya

bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

surat pembaca. Demikian halnya pada skripsi Laviani (2012) juga mampu

meningkatkan kemampuan siswa dan dalam jurnal Yahyanto etc (2013) hasil

penelitiannya bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis puisi.

Mengenai media komik strip yang digunakan dalam penelitian ini, beberapa

penelitian sebelumnya sudah membuktikan keefektifan penggunaannya. Berdasarkan

skripsi dari Wahyudin (2014), penggunaan media strip mampu meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot siswa dari kegiatan pretest ke postes. Akan tetapi

yang menjadi pembeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penggunaan model problem

based learning dengan komik strip dalam penulisan teks artikel.

Dengan berbagai hal yang telah disampaikan di muka, maka penulis memutuskan

untuk melakukan sebuah penelitan dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Media komik strip dalam

penulisan teks artikel” (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1

Rancekek Tahun Ajaran 2014-2015).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut.

(1) Bagaimana keefektifan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) dengan media komik strip dalam penulisan teks artikel pada siswa kelas

XI di SMA Negeri 1 Rancaekek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas

eksperimen dan kelas kontrol?

(2) Bagaimana proses pembelajaran menulis teks artikel dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip

(18)

(3) Bagaimana perbedaan hasil kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks

artikel yang terdapatdi kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan

perlakuan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menjelaskan berbagai hal berikut

(1) Mengujicobakan keefektifan metode berbasis masalah (problem based learning)

dengan media komik strip dalam menulis teks artikel pada siswa kelas XI di SMA

Negeri 1 Rancaekek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas eksperimen

dan kelas kontrol;

(2) Proses pembelajaran menulis teks artikel dengan metode pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) dengan media komik strip pada siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Rancaekek;

(3) Perbedaan hasil kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan dalam pembelajaran

menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak,

antara lain sebagai berikut.

1) Bagi pembelajar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

pengalaman baru agar siswa lebih menggemari pembelajaran menulis teks artikel.

2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk jadi seorang

pendidik yang profesional dengan tujuan supaya siswa mampu mengembangkan

kemampuan menulisnya secara maksimal dan sesuai dengan capaian yang

(19)

penggunaan model problem based learning dan media komik strip dalam

pembelajaran menulis teks artikel.

3) Bagi sekolah, model problem based learning dengan media komik strip dapat

menjadi bahan masukan guna meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam

mecapai target yang diharapkan dalam pembelajaran menulis.

E. Definisi Operasional

Agar terjalin penafsiran dan pemahaman yang utuh mengenai penelitian ini, maka

peneliti menguraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut.

a. Pembelajaran menulis teks artikel adalah sebuah tulisan yang bersifat pandangan

(views) dari penulisnya dan bersifat faktual (non fiksi), tentang suatu fenomena yang

terjadi, yang panjangnya tidak ditentukan,untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin

dan sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna

meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan masalah, atau menghibur

b. Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah metode

menggunakan permasalahan dalam nyata, pembelajaran ini dipusatkan pada

penyelseaian masalah dengan tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa , dan guru

berperan sebagai fasilitator.

c. Media komik strip adalah suatu komik kartun bersambung yang mengungkapkan

suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam ururtan yang erat, dihubungkan suatu

karakter dan memerankan suatu cerita dalam ururtan yang erat, dihubungkan dengan

gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca dan memuat

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi

experimental). Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan metode problem based learning dengan komik strip dalam pembelajaran menulis teks artikel. Bentuk

penelitian ini adalah bentuk control group pretes-postes design. Bentuk ini

melibatkan dua kelas, kelas petama berperan sebagai kelas eksperimen (kelas yang

diberikan perlakuan) dan kelas kedua berperan sebagai kelas kontrol. Bentuk ini

digunakan oleh peneliti agar perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat terlihat dengan jelas. Adanya kelas kontrol sebagai pembanding dapat membuat

hasil penelitian lebih akurat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan desain

penelitian eksperimen murni. Peneliti hendak mengujicobakan metode pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning) dengan komik strip dalam pembelajaran,

yaitu menulis teks artikel. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut.

Table 3.1 Desain penelitian Control group Pretes-postes design.

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

E O1 X O2

K O3 X O4

Sumber ( Arikunto 2010: 125)

Keterangan :

(21)

O2 : tes akhir kelas eksperimen

X : perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning) dengan media video bertemakan “kenakalan remaja masa kini”.

O 3 : tes awal terhadap kontrol

O4 : tes akhir kelas kontrol

Dalam desain ini, kedua kelompok diberikan tes awal dengan tes yang sama

(O1 dan O3). Kemudian kelompok E sebagai kelompok eksperimen diberikan

perlakuan khusus berupa pembelajaran dengan menggunakan metode problem based

learning dan komik strip. Sedangkan kelompok K sebagai kelompok kontrol tidak

diberikan perlakuan khusus tetapi hanya dikenai perlakuan pembelajaran seperti

biasa. Setelah itu, kedua kelompok diberikan lagi tes yang sama sebagai tes akhir (O2

dan O4). Hasil keduanya kemudian dibandingkan atau diuji perbedaanya. Perbedaan

yang dihasilkan dari tes akhir pada kedua kelompok menunjukan pengaruh terhadap

perlakuan yang diberikan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas XI semester 2 di

SMAN 1 Rancaekek tahun ajaran 2015/2016.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian

No

Kelas

(22)

1 XI MIA 1 46

2 XI MIA 2 47

3 XI MIA 3 48

4 XI MIA 4 48

5 XI MIA 5 45

6 XI IIS 1 37

7 XI IIS 2 36

8 XI IIS 3 36

9 XI IIS 4 35

JUMLAH 378

2. Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dua kelompok, yaitu

satu kelompok untuk dijadikan kelas eksperimen dan satu lagi untuk dijadikan

kelas kontrol. Penentuan kelas ekperimen dan satu lagi dijadikan kelas kontrol.

Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ini ditentukan secara sengaja atau

peneliti sendiri yang menentukan kelas mana yang dijadikan objek penelitian.

Oleh karena itu, peneliti memilih sampel dengan teknik sampling purposive.

Teknik ini dilakukan dengan menentukan sendiri sampel yang akan diambil

karena adanya pertimbangan tertentu. Peneliti memilih kelas XI IIS 4 sebagai

kelas kontrol dan kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen. Alasan peneliti

memilih kedua kelas tersebut karena peneliti melihat kemampuan menulis siswa

kelas tersebut masih kurang. Hal tersebut selaras dengan apa yang dinyatakan

oleh guru dari kedua kelas tersebut.

D. Prosedur penelitian

Penelitian di SMA Negeri 1 Rancaekek dilaksanakan dari 21 Mei 2015

(23)

seluruh kegiatan selama penelitian berlangsung.

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dengan alokasi 2 X 45 menit dilakukan tes awal (pretes)

menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan

pretes, peserta didik ditugaskan untuk mencari tema dan materi yang dijadikan

bahan tulisan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis

teks artikel sebelum diberikan perlakuan metode pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) dengan komik strip untuk kelas eksperimen dan metode

ceramah untuk kelas kontrol.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua, peneliti mulai memberikan metode pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) dengan komik strip di kelas eksperimen. Pertama,

peserta didik mengamati dan menemukan informasi-informasi yang mendukung

untuk bahasan tulisan sesuai tema komik strip yang telah disediakan, serta

menemukan cara memproduksi atau menulis teks artikel dengan mengunakan

metode pembelajaran berbasis masalah sabagai berikut.

Langkah pertama, yaitu merumuskan masalah terkait masalah yang akan

dipecahkan.

Langkah kedua, menganalisis masalah terhadap langkah siswa untuk

meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

Langkah ketiga, yaitu merumuskan hipotesis pada setiap langkah siswa dalam

berbagai kemungkinanan pemecahan masalah.

Langkah keempat, yaitu mengumpulkan data dalam mencari dan

menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

Langkah kelima, pengujian hipotesis dalam mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesaui dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

Langkah keenam, yaitu merumuskan rekomendasi pemecahan masalah yang

(24)

Perlakuan terhadap kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang

diberikan kepada kelas eksperimen hanya saja model yang diberikan berbeda, yaitu

metodeceramah yang biasanya guru lakukan dalam pelajaran menulis teks artikel.

3. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dengan alokasi 2 X 45 menit dilakukan tes akhir (postes)

menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol tes ini bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi setelah

diberikan perlakuan model problem based learning untuk kelas eksperimen dan

metode ceramah untuk kelas kontrol.

E. Instrumen penelitian

Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kejadian

yang terjadi selama peroses penelitian. Lebih lanjut penjelasan mengenai instrumen

dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan digunakan sebagai alat untuk memberikan perlakuan

dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai acuan penelitian dalam

proses belajar mengajar. Adapun RPP kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah

sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMANegeri1Rancaekek

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI / Ganjil

Materi Pokok : Teks artikel

(25)

Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat:

Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sebagai sarana memahami, dan menganalisis informasi lisan dan

tulis melalui artikel

1. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan proaktif dalam

menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami teks artikel

2. Mengidentifikasi struktur teks artikel secara proaktif.

3. Menjelaskan struktur teks artikel secara bertanggung jawab.

4. Membedakan teks artikel dengan jenis teks yang lain

5. Menyusun langkah-langkah membuat teks artikel dengan bertanggung jawab

B.Materi Pembelajaran

Fakta : Teks artikel.

Konsep : Kaidah dan struktur isi teks artikel.

Prosedur : Mengidentifikasi fenomena factual, menyusun teks artikel

berdasarkan fakta.

Prinsip : Kerangka teks artikel dikembangkan berdasarkan data otentik

dengan memberikan contoh atau bukti konkrit ; Teks artikel

disajikan secara santun, bersifat memberi informasi.

C. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran berbasis masalah

Metode : Diskusi, dan penugasan

D. Alat/bahan/sumber

Media : Gambar komik strip

Alat : LCD, Laptop

(26)

E. Kegiatan Pembelajaran Jenis

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pe

n

d

ah

u

lu

an

1. Peserta didik menjawab salam dari guru, berdoa,

dan mengondisikan siap belajar.

2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

memberikan pen-jelasan tentang manfaat

menguasai materi pembelajaran teks eksplanasi

kompleks serta langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

(27)

28

Maya Desmia Pamungkas, 2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN

In

ti kegiatan

disediakan oleh guru

2.Peserta didik bertanya jawab tentang peserta didik

bertanya dengan bahasa yang santun mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan komik strip

tersebut.

3.Peserta didik bertanya jawab tentang hal-hal yang

berhubungan dengan struktur teks artikel secara

proaktif

4.Peserta didik bertanya jawab tentang kaidah

kebahasaan teks artikel secara proaktif.

5.Secara cermat peserta didik mengamati dan

menemukan fakta-fakta yang sesuai tema komik

strip tersebut beserta dengan pemecahan

masalahnya.

6.Siswa dibagi menjadi empat kelompok, secara

berdiskusi peserta didik mengumpulkan informasi

secara bertanggung jawab mengenai fakta-fakta

yang didapat dari komik strip tersebut.

7.Guru meminta siswa untuk berdiskusi untuk

merumuskan masalah terkait masalah yang akan

dipecahkan.

8.Guru membimbing siswa menganalisis masalah

terhadap langkah siswa untuk meninjau masalah

secara kritis dari berbagai sudut pandang

9.Guru mencoba membantu merumuskan hipotesis

pada setiap langkah siswa dalam berbagai

kemungkinanan pemecahan masalah

10.Guru mengumpulkan data dalam mencari dan

menggambarkan informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah

(28)

Pe

n

u

tup

1. Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran

dan guru memberikan penguatan materi.

2. Peserta didik melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Peserta didik menyimak informasi mengenai

rencana tindak lanjut pembelajaran pertemuan

selanjutnya.

5’

D. Penilaian

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1. Mampu 2. Peserta didik dapat

membedakan teks

artikel dengan jenis

teks yang lain

3. Mampu menulis teks

(29)

E. Format Penilaian

dengan baik; urutan judul, lead,

prolog, isi dan anti klimaks;

kohesif.

14 – 17 a. Sangat baik – sempurna:

Ekspresi lancar, gagasan

diekspresikan dengan lancar,

tertata dengan baik; urutan

judul, lead, prolog, isi dan anti

klimaks; kohesif.

yang telah dipilih!

(30)

10 – 13 b. Cukup – baik: kurang

agak canggih, pilihan kata dan

(31)

Pengembangan

paragraf namun ada yang tidak

(32)

kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tidak terbaca

Mekanik

5 Sangat baik – sempurna:

menguasai aturan penulisan;

terdapat sedikit kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf.

4 Cukup – baik: kadang-kadang

terjadi kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital,

dan penataan paragraf, tetapi

tidak mengaburkan makna.

3 Sedang – cukup: sering terjadi

kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf; tulisan tangan

tidak jelas; makna

membingungkan / kabur.

3 Sangat kurang – kurang: tidak

menguasai aturan penulisan;

terdapat banyak kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tidak terbaca

Diadaptasi dari Nurgyantoro (2010, hlm 442)

Pedoman Penskoran

(33)

a. Sangat baik – sempurna: menguasai topik tulisan;

substantif identifikasi masalah relevan

b. Cukup – baik: cukup menguasai permasalahan; cukup

memadai; relevan, tetapi kurang terinci;

c. Sedang – cukup: penguasaan permasalahan terbatas;

subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.

d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai

permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan.

27 – 30

22 – 26

17 – 21

13 – 16

2. Organisasi isi

a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan

diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan

judul, lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.

b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang

terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung

terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.

c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak

terkait; urutan dan pengembangan kurang logis.

d. Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif; tidak

terorganisas.

a. Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata

canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak

mengganggu.

b. Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan

kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi

tidak mengganggu.

c. Sedang – cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas,

sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat

18 – 20

14 – 17

10 – 13

(34)

merusak makna.

d. Sangat kurang – kurangpemanfaatan potensi kata

asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah.

4. Pengembangan bahasa

a. Sangat baik – sempurna: konstruksi kompleks dan

efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan

bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,

preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat

dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada

kalimat-kalimat tertentu

b. Cukup – baik: kontruksi sederhana tetapi efektif;

terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks;

terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/

urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna

cukup jelas.

c. Sedang – cukup: terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi

kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata,

artikel, pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan;

makna membingungkan/ kabur.

d. Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan;

terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tidak terbaca.

22 - 25

18 – 21

11 - 17

(35)

a. Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan;

terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.

b. Cukup – baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan

paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.

c. Sedang – cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan /

kabur.

d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan

penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tidak terbaca.

5

4

3

2

(36)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Rancaekek

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI / Genap

Materi Pokok : Artikel

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A.Tujuan Pembelajaran.

Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat:

1. Menjelaskanciri-ciri dari teka artikel dengan proaktif;

2. Menyusun langkah-langkah membuat teks artikekl dengan

bertanggungjawab;

3. Menghasilkan teks artikeln yang koheren dengan topik

bertanggungjawab. B.Materi Pembelajaran

Fakta : Contoh teks artikel berjudul “Cantik yang beracun berbalut madu”

dan “antara semangat dan motivasi guru”

Konsep : Kaidah dan struktur isi teks artikel

Prinsip : Mengidentifikasi fenomena faktual; Menyusun teks eksplanasi

kompleks berdasarkan peristiwa faktual

Prosedur : Mengidentifikasi dua teks artikel

C.Pendekatan dan Metode Pembelajaran

(37)

a. Ceramah Plus

b. Inkuiri

c. Tanya jawab

d. Penugasan

D.Kegiatan Pembelajaran (Langkah – langkah Pembelajaran)

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik, berdoa, dan

mengondisikan diri siap belajar.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memberikan manfaat penjelasan tentang manfaat

menguasai materi pemebelajaran.

10 menit

Inti  Mengamati

1. Peserta didik membaca dua artikel dengan peduli.

Menanya

1. Peserta didik mempertanyakan isi kedua teks artikel

yang dibaca dengan proaktif.

2. Peserta didik mempertanyakan topik teks artikel

dengan proaktif.

Mencoba

1. Peserta didik mengidentifikasi persamaan struktur

isi beberapa teks artikel yang dibaca dengan

bertanggungjawab.

2. Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri

bahasa beberapa teks artikel yang dibaca dengan

bertanggungjawab.

3. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan struktur

(38)

isi beberapa teks artikel yang dibaca dengan

bertanggungjawab.

4. Peserta didik menentukan topik teks artikel dengan

peduli.

5. Peserta didik membuat teks artikel sesuai dengan

struktur isi teks artikel dan ciri bahasa dengan

peduli. Menalar

1. Peserta didik mendiskusikan dan meyimpulkan

persamaan dan perbedaan beberapa teks artikel

dalam diskusi kelas.

2. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan teks

artikel yang dibuat.

Mengomunikasikan

1. Peserta didik menjelaskan persamaan dan

perbedaan beberapa teks artikel hasil diskusi kelas.

2. Peserta didik membacakan teks film/drama dengan

intonasi dan ekspresi yang tepat.

Penutup 1. Pendidik dan peserta didik bersama – sama

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dipelajari.

2. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil

evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

E. Media dan Sumber Belajar

1. Detik.com,

2. Republika.com,

F. Penilaian

1. Jenis/Teknik Penilaian

(39)

dalam proses pembelajaran)

struktur beberapa teks ulasan.

2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan

kaidah bebrapa teks ulasan.

3. Menjelaskan topic/tema dalam teks ulasan.

4. Membuat teks Ulasan.

1. Instrumen

a. Penilaian Pengetahuan

No Butir-butir Soal

Bacalah teks ulasan berjudul berjudul “cantik yang beracun berbalut madu” dan

“antara semangat dan motivasi guru”, kemudian tentukanlah

1. Tuliskan struktur kedua teks artikel tersebut dengan tepat!

2. Tuliskan 4 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam kedua teks artikel tersebut!

3. Simpulkan persamaan dan perbedaan dalam kedua teks ulasan tersebut!

Rubrik:

1. Menjelaskan Struktur teks ulasan yang dibaca

Indikator Skor

1. Dapat menuliskan struktur teks artikel yang mencakup 4 unsur,

yakni (lead– pernyataan – isi – anti klimaks)

2. Kurang lengkap menuliskan struktur teks ulasan yang hanya

mencakup 3 unsur.

3. Tidak secara lengkap menuliskan struktur teks ulasan yang

mencakup 2 unsur.

4. Tidak benar menyebutkan struktur teks ulasan yang mencakup

unsur (lead– pernyataan – isi – anti klimaks)

4

3

2

1

(40)

Indikator Skor

1. Dapat secara lengkap menjelaskan minimal 4 kelebihan dan

kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.

2. Dapat menjelaskan minimal 3 kelebihan dan kekurangan yang

terdapat dalam teks artikel yang dibaca.

3. Dapat menjelaskan minimal 2 kelebihan dan kekurangan yang

terdapat dalam teks artikel yang dibaca.

4. Dapat atau tidak dapat menjelaskan minimal 1 kelebihan dan

kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.

4

3

2

1

3. Menjelaskan makna atau maksud isi teks artikel

Indikator Skor

1. Dapat secara tepat dan benar menyimpulkan persamaan dan

perbedaan teks artikel yang dibaca

2. Kurang tepat namun benar menyimpulkan persamaan dan

perbedaan teks artikel yang dibaca

3. Kurang tepat dan kurang benar menyimpulkan persamaan dan

perbedaan teks artikel yang dibaca

4. Tidak tepat dan tidak benar menyimpulkan persamaan dan

perbedaan teks artikel yang dibaca

4

1. Argumentatif dan dapat menjelaskan secara runtut dan benar 4

2. Argumentatif namun kurang dapat menjelaskan secara runtut

dan benar

3

3. Kurang argumentatif dan kurang dapat menjelaskan secara

runtut dan benar

2

(41)

Soal

1. Pilihlah salah satu tema komik strip yang telah disediakan!

2. Buatlah teks artikel berdasarkan tema yang telah dipilih! b). Lembar tes kemampuan menulis teks artikel

LAMPIRAN 1

CONTOH ARTIKEL 1

Cantik yang Beracun Berbalut Madu

Oleh: Maya Desmia Pamungkas (Mahasiswa UPI Bandung)

Apakah ada seorang wanita yang tak ingin cantik? Nampaknya fenomena yang

sangat langka, jika seorang wanita tak ingin menjadi wanita cantik, karena menjadi sosok

wanita cantik adalah impian pada setiap wanita dan sudah menjadi fitrahnya seorang wanita

menyukai kecantikan dan keindahan.kata cantik tersebutpun dalam KBBI adlah elok rupa,

molek, dan cantik tersebut bersifat relatif artinya, cantik menurut si A, belum tentu cantik

menurut si B, dimana cantik itu lebih relatif dekat dengan para wanita, namun sayang

pergerseran yang terjadi saat ini banyaknya yang beranggapan cantik itu adalah seorang yang

selalu berkulit putih, behidung mancung, mempunyai tubuh tinggi semampai, badan yang

langsing dan seksi, dan modis dalam berpakaian, Oleh karena itu banyaknya wanita

khususnya kaum remaja yang rela mengocek uang yang tak sedikit dan rela melakukan

ritual-ritual yang seringkali menyakiti tubuh sendiri demi “citra cantik” dalam ukuran mereka seperti diet ketat hingga fobia terhadap makanan, dan yang sangat booming di negara Barat

adalah melakukan operasi baik itu pebaikan tubuh maupun pembedahan. “warga Amerika terbanyak menjalani operasi perbaikan tubuh itu. Sementara warga Korea Selatan terbesar

(42)

Wajar di zaman dalam kungkungan kapitalisme ini kecantikan menjadi ajang bisnis

sang pemilik modal.kini memandang kecantikan itu hanya berasal dari fisik saja tanpa

memerhatikan ketakwaannya terhadap tuhan sang penciptanya yaitu Allah swt, sehingga

menjadi peluang besar bagi para kapitalisme menyuguhkan produk kecantikan yang

membuat para wanita tertarik untuk memakainya sehingga wanita seperti etalase berjalan

mempromosikan produk-produknya melalui berbagai iklan dan ajang kecantikan yang sangat

menarik dan serba menampakan aurat, sehingga banyaknya wanita yang menjadi korban

pengeksploitasian para kapitalis.

Di dalam pandangan islam bukan berarti tidak diperbolehkan wanita berpenampilan

cantik dan berhias,justru diperbolehkan, tapi hanya untuk dideapan suaminya saja, di dalam

pandangan islam kecantikan yang hakiki itu haruslah berkorelasi dengan keimanan kepada

Allah swt dalam ketundukan dan kepatuhan apa-apa yang diperintahkan Allah swt, oleh

karena itu kecantikan yang hakiki bukan di lihat dari aspek fisiklynya saja yang

mengesampingkan syari’at islam yang telah mengaturnya sebgai umat muslim.

Rasulullah Saw pun pernah menyebutkan pentingnya kecantikan hati dalam

sabdanya. Dari Abu Huraiah, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat

fisik kalian dan rupa kalian, tetapi Allah melihat hati kalian.” (HR Muslim)

Maka dari itu kita sebgai umat muslim haruslah mengubah pradigama anggapan

masyarakat kecantikan itu menjadi kecantikan yang hakiki. Cantik akan keimannnya bukan

dari fisiknya saja.

Wallahu’alam bi ash-showab

Sumber: www.detik.com

CONTOH TEKS ARTIKEL 2

Mempertanyakan Kembali Tujuan Pendidikan

Oleh: Farhan Akbar Muttaqi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI

Bandung

“Setelah kuliah, mau kerja dimana?”

Ini adalah pertanyaan yang biasa terngiang dalam kepala mahasiswa tingkat akhir. Diujung

masa sarjananya, sambil berupaya menuntaskan studi dengan mengerjakan skripsi atau tugas

(43)

mungkin sebelum lulus kuliah sudah tergambar dimana ia akan bekerja.

Namun, bila memahami ulang apa yang telah ditetapkan sebagai tujuan pendidikan nasional,

sesungguhnya pertanyaan tersebut bukanlah satu-satunya yang penting dipertanyakan pada

kepala mahasiswa. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional,

tertulis “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”

Bertolak pada isi undang-undang tersebut, dapat dikatakan, bekerjanya mahasiswa setelah

lulus kuliah hanya menunjukan bahwa pendidikan telah berhasil mencapai satu atau dua

indikator saja seperti mandiri, kreatif, atau keduanya. Padahal sejatinya, banyak hal lain yang

mesti dituju oleh mahasiswa sebagai seorang pembelajar. Secara reflektif, yang

dipertanyakan idealnya bukan hanya bekerja atau tidak. Lebih dari itu, apakah pendidikan

yang selama ini dijalaninya berhasil menjadikan dirinya manusia yang juga beriman dan

bertakwa pada Tuhan YME? berakhlak mulia? Sehat? Berilmu dan cakap? Semuanya adalah

hal-hal yang juga penting.

Pengabaian terhadap berbagai indikator tersebut sangatlah berbahaya. Karena bila mahasiswa

hanya berfikir soal kemestiannya bekerja seraya mengabaikan indikator yang lain, ia justru

berpotensi menambah masalah yang sudah sedemikian pelik di Negeri ini. Manusia yang

memiliki pekerjaan, namun tak dibangun diatas obyektif-obyektif lain sebagaimana yang

termuat dalam tujuan pendidikan nasional malah akan menjadi racun yang menambah pelik

masalah ditengah masyarakat.

Tengoklah, berapa banyak mereka yang bekerja menjadi kepala daerah terjerat korupsi?

Berapa banyak yang bekerja menjadi hakim ketahuan selingkuh? Berapa banyak yang

bekerja menjadi anggota dewan bertindak indisipliner? Berapa banyak PNS yang kerjanya

malas? Berapa banyak yang bekerja menjadi pengusaha namun berlaku curang? Berbagai

pertanyaan retoris diatas, bukanlah bentuk penyudutan atas pekerjaan-pekerjaan tertentu. Itu

semua hanya sebuah renungan yang penting untuk diperhitungkan. Dimana kesimpulannya,

Negeri ini tak hanya butuh orang-orang yang hanya bisa bekerja dan menghasilkan uang

(44)

Barangkali, inilah efek dari Globalisasi yang melanggengkan nilai-nilai Kapitalistik kepada

para punggawa Negeri ini. Sehingga pendidikan mengalami disorientasi. Tujuan pendidikan

yang sejatinya mesti mampu mencetak generasi dengan karakter yang lengkap akhirnya

hanya sebatas deretan kata tanpa implementasi. Pendidikan mereduksi dirinya hingga

batas-batas yang sempit dan mengaburkan hakikatnya. Hingga ia hanya dimaknai sebagai sebuah

proses yang hanya melahirkan manusia-manusia yang mampu berkontribusi pada dunia

industri saja. Tidak lebih.

Mahasiswa tentunya tak elok memiliki paradigma yang demikian. Patut diingat, Sarjana,

sebagaimana dalam KBBI, adalah orang yang pandai akan ilmu pengetahuan. Maka

seyogyanya terjunnyaia dalam gelanggang kehidupan selepas lulus kuliah, bukan hanya

untuk menjadi pekerja yang sekedar mencari uang dalam rangka menghidupi diri dan

keluarganya saja. Ia punya tanggungjawab lain untuk menjadi rujukan ditengah-tengah

masyarakat. Mencerdaskan dan mengantarkannya menuju kebangkitan,[]

Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 23 Maret 2015

2. Instrumen Tes

Tes biasanya digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan siswa

dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Penelitian tes

yang dilakukan adalah test awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk melihat

kemampuan siswa sebelum menggunakan model prblem based learning dengan

komik strip. Sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah

menggunakan model problem based learning dan komik strip, pada penulisan teks

artikel hasil dari tes awal dan tes akhir akan memberikan kesimpulan dari suatu

model yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak.

Soal

1. Pilihlah salah satu tema komik strip yang telah disediakan!

2. Cermati komik strip yang telah disediakan!

(45)

Tabel 3.3

prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.

14 – 17 d. Sangat baik – sempurna:

Ekspresi lancar, gagasan

diekspresikan dengan lancar,

tertata dengan baik; urutan

judul, lead, prolog, isi dan anti

klimaks; kohesif.

10 – 13 e. Cukup – baik: kurang

lancar;kurang lancar, kurang

(46)

ternyatakan; pendukung

kata agak canggih, pilihan kata

(47)
(48)

tetapi tidak mengaburkan

1. Isi gagasan dan fakta yang dikemukakan

a. Sangat baik sempurna: menguasai topik tulisan;

substantif identifikasi masalah relevan

b. Cukup baik: cukup menguasai permasalahan; cukup

memadai; relevan, tetapi kurang terinci;

c. Sedang cukup: penguasaan permasalahan terbatas;

subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.

d. Sangat kurang kurang: tidak menguasai

permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan.

27 – 30

22 – 26

17 – 21

13 – 16

2. Organisasi isi

a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan

diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan

(49)

b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang

terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung

terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.

c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak

terkait; urutan dan pengembangan kurang logis.

d. Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif; tidak

terorganisas.

10 – 13

7 - 9

3. Kosakata

d. Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata

canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak

mengganggu.

e. Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan

kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi

tidak mengganggu

f. Sedang – cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas,

sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat

merusak makna.

g. Sangat kurang – kurang pemanfaatan potensi kata

asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah.

a. Sangat baik – sempurna: konstruksi kompleks dan

efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan

bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,

preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat

dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada

kalimat-kalimat tertentu

b. Cukup – baik: kontruksi sederhana tetapi efektif; terdapat

kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi

22 - 25

18 – 21

(50)

sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan

kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna cukup

jelas.

c. Sedang – cukup: terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi

kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel,

pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan; makna

membingungkan/ kabur.

d. Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan;

terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan

huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak

terbaca.

5 -10

6. Mekanik

d. Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan;

terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan

huruf kapital, dan penataan paragraf.

e. Cukup – baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan

paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.

f. Sedang – cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan / kabur.

g. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan

penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan

tidak terbaca.

5

4

3

(51)

Setelah melakukan penskoran pada hasil tes awal dan tes akhir, data tersebut

kemudian diolah dengan rumus sebagai berikut.

∑ skor siswa ∑ skor total

Setelah itu nilai hasil tes siswa ditetapkan dengan menggunakan skala

penilaian, dalam hal ini skala yang digunakan adalah skala empat.

Tabel 3.5

Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval Presentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan

1-4 D-A

86-100 4 4 Baik Sekali

76-85 3 3 Baik

56-75 2 2 Cukup

10-55 1 1 Kurang

(Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253)

Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis nilai pratesdan pascates. Langkah menganalisis nilai dilakukan dengan mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

Nilai = ∑ x 100

2) Hasil pratesdan pascatesakan dirata-ratakan dari tiga penguji dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

. Nilai =

(52)

Nilai akhir = + +

a. Uji reliabilitas antarpenimbang

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian

antarpenguji. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah kuadrat siswa:

SSt∑ t2 = ∑� 2

� −

∑� 2

��

2) Menghitung kuadrat penguji:

SSp∑ p2 = (∑� 2)

� −

∑�2

��

3) Menghitung kuadrat total:

SStot∑ �2t = ∑ �2 - Ʃ 2

��

4) Menghitung jumlah kekeliruan:

SSkk∑ 2kk = SStot∑ �2t - SSt∑ t2

Hasil penghitungan data penilaian di atas dimasukkan ke dalam tabel

(53)

Variasi Sum of Squares (SS) DK Varians

Siswa SSt∑ t2 N-1 SSt ∑ t

− (Vt)

Penguji SSp∑ p2 K-1 -

Kekeliruan SSkk∑ 2kk (N-1) (K-1) SSkk ∑ kk

− K− (Vkk)

Selanjutnya, menggunakan rumus sebagai berikut.

rxy= −�

Keterangan:

rxy= Reliabilitas yang dicari

Vt = Varian tes

Vkk= Varian dari kekeliruan

Terakhir, hasil penilaian disesuaikan dengan tabel Guilford.

Tabel 3.7 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,08-1,00 Korelasi Sangat Tinggi

0,60-0,80 Korelasi Tinggi

0,40-0,60 Korelasi Sedang

0,20-0,40 Korelasi Rendah

<0,20 Korelasi Sangat Rendah

b. Uji normalitas nilai pratesdan pascates

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sampel.

Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat normal tidaknya sebaran data

(54)

menguji normalitas data. Salah satunya adalah Chi Kuadrat. Langkah-langkah

pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat, adalah sebagai berikut.

1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

2) Menentukan jumlah kelas interval atau banyak kelas dengan menggunakan

rumus sebagai berikut.

K = 1 + 3,3 log n

(Subana, dkk., 2005, hlm. 39)

3) Menentukan panjang kelas interval dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

p = −

(Sugiyono, 2011, hlm. 241)

4) Mencari rata-rata dengan rumus sebagai berikut.

X = Ʃ �

(Subana, dkk., 2005, hlm. 63)

Keterangan: Ʃfx = jumlah skor pratesatau pascates

5) Menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

σ = √Ʃ 2− Ʃ� 2�

(55)

(Akdon, 2007, hlm. 49)

Keterangan: Ʃx2

= jumlah kuadrat skor pratesatau pascates

6) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel

penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.

7) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

Ei = luas daerah X Oi.

8) Memasukan harga-harga Ei ke dalam tabel kolom Ei, sekaligus menghitung

harga-harga (Oi– Ei) dan (Oi– Ei)2 dan menjumlahkannya.

9) Menghitung menggunakan rumus Chi Kuadrat, yaitu sebagai berikut.

x2 = ∑( i – Ei)

2

Ei

(Subana, dkk. 2005. hlm. 128)

Keterangan:

Oi = frekuensi yang diobservasi atau yang diamati

Ei = frekuensi yang diharapkan

10) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

(56)

11) Menentukan nilai x2hitung dengan x2tabel dengan bantuan tabel x2 dengan tingkat

kepercayaan 95% (@ = 0,05).

12) Menentukan kriteria uji normalitas dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika x2hitung< x2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika x2hitung> x2tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal. c. Uji homogenitas varian nilai pratesdan pascates

Pengujian homogenitas varian dilakukan untuk memastikan bahwa data yang

dibandingkan merupakan data yang homogen. Uji homogenitas varian dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

�ℎ � = �� ��� � ��� ��� � ��

(Subana, dkk., 2005, hlm. 171)

Keterangan:

�ℎ � = Nilai yang dicari

Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel. Jika Fhitung<Ftabel maka H1 ditolak

atau H0 diterima. Jika Fhitung>Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.

d. Menguji hipotesis

Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak maka secara statistik dapat

dihitung signifikansinya. Jika tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis

maka ada kemungkinan 5 persen bahwa ia membuat kesalahan dalam keputusan

menolaknya. Hipotesis dinyatakan signifikan jikathitung < ttabel maka H1 ditolak atau

H0 diterima. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Uji hipotesis dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Mx = ∑

(57)

My = ∑

Ʃy2= Ʃy2 - Ʃ

(Akdon, 2007, hlm. 125)

Keterangan:

M = Nilai rata-rata per kelas

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1

y = deviasi setiap nilai y2 dan y1

Kemudian, masukan hasil penghitungan tersebut ke dalam rumus uji-t:

= � − �

� +� − � �Ʃ + Ʃ +

Gambar

Tabel  3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Format Penilaian
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran
Tabel 3.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tindakan pada siklus I

Ruang lingkup Manual Prosedur Usulan Kegiatan Penelitian dana dari luar FMIPA ini meliputi ketentuan umum usulan kegiatan penelitian, tahapan usulan

metode Gillingham berbasis NLP adalah sebagai berikut. 1) Bentuk kesulitan membaca yang dominan dimiliki oleh Fauzi terdapat pada. keterampilan analisis kata, pengenalan

Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di antara pasien dengan stadium lanjut infeksi HIV adalah infeksi oportunistik, yaitu infeksi berat yang diinduksi oleh agen yang

c. Prosentase subsidi %/ thn Y PSb Kebijakan subsidi pemda d. Tarif Dasar Rp/m3 Y TD Data diambil dari hasil formula No. Aktiva Lancar Rp/Thn X AL Jumlah komponen-komponen Aktiva

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi

Anda akan memerlukan paku, krayon, dan untuk setiap anak sebuah copy dari Aktivitas 12 dan stiker yang sesuai dari Pekerjaan tangan Pratama. Berikan setiap anak sebuah

Indonesian Fish Cultivation Territory, catch and/ or breed fish using chemical substances, biological substances, explosives, tools and/or means and/or structures, which