SKRIPSI
Oleh:
Maya Desmia Pamungkas
1104799
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) dengan Media
Komik Strip dalam Pembelajaran Menulis Artikel
(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2015-2016)
Oleh
Maya Desmia Pamungkas
1104799
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Maya Desmia Pamungkas 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran
2015-2016)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Pd
NIP 19720403199903
Pembimbing II,
Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd
NIP 196601081990021001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Dadang S. Anshori, M.Pd
ABSTRACT
The Implementation of Prolem Based Learning with komik strip media in Learning Writing the Text of articel.
Rancekek, Academic Year of 2015/2016
Maya Desmia Pamungkas 1104799
The purposes of this study are to obtain the representation the student’s ability to write the text of observation reports before and after used Problem
Based Learning models, as well as to examine the significant differences between the student’s ability to write the text of articel with the student’s ability to write the text of articel used discussion technique.
The populations in this study were tenth grade students of SMA Negeri 1 Rancaekek academic year of 2014/2015. The samples in this study were two classes that determined ofsampling purposive technic with regarding the strata of the populations. The class that is used in this study is XI IPS 4 as experiment class and XI IPS 3 as control class. This study used an experimental research design with group of pretest-posttest research. Based on the acquired data, the average pretest score of experimental class is 67,25and the average posttest score is 83,64, while the average posttest score of control class is 66,78 and the average posttest score is 68,78. Based on the calculation of hypothesis testing that calculated by t-test the result is ttabel ≤ thitung ≥ ttabelor 2,0063≤ 4,88≥ 2,0063. This means that H0 is
rejected H1 is accepted. This study proved that problem based learning models is
effectively implemented in learning writing especially in learning writing the text of aricle.
Therefore, the writer hope that the teachers use problem based learning with komik strip media as an alternative model fatherly teaching of writing to improve the ability to write the text ofarticel.
(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun
Ajaran 2014-2015)
Maya Desmia Pamungkas 1104799
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas dari metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komiks strip dalam penulisan teks artikel siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode berbasis masalah
(problem based learning) dengan media komik strip, serta mengkaji ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks artikel siswa yang menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip dengan kemampuan menulis teks artikel siswa yang menggunakan metode dan media yang biasa digunakan guru di sekolah tempat penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang ditentukan dengan teknik sampling purposive dengan memerhatikan strata dalam populasi tersebut. Kelas yang digunakan adalah kelas XI IIS 4 Sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian group
pretes-postes.Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata di kelas eksperimen pada
pelaksanaan prates mencapai 67,25 dan prates 83,64. Sedangkan, di kelas kontrol rata-rata kemampuan menulis teks artikel siswa pada pelaksanaan prates mencapai 66,78 dan pascates mencapai 68,78. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis yang dilakukan dengan penghitungan uji-t, hasilnya ttabel ≤ thitung ≥ ttabel , yaitu 2,0063 ≤
4,88 ≥ 2,0063. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Penelitian ini
membuktikan bahwa metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip efektif digunakan dalam pembelajaran menulis khususnya dalam pembelajaran menulis teks artikel.
Kata Kunci: Menulis, Teks artikel, Metode pembelajaran berbasis masalah
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ……….. i
ABSTRAK ………. ii
KATA PENGANTAR ………. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GAMBAR……….. xi
DAFTAR DIAGRAM………... xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian... ….. 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... ….. 5
C. Tujuan Penelitian ... ….. 5
D. Manfaat Penelitian ……… 6
E. Definisi Operasional………...6
BAB II METODE PROBLEM BASED LEARNING, MEDIA KOMIK STRIP, TEKS ARTIKEL A. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... ….. 7
1. Pengertian metode ..……….………... 7
2. Pengertian metode pembelajaran berbasis masalah ...7
3. Ciri-ciri metode pembelajaran berbasis masalah …..………...8
4. Tahapan-tahapan metode pembelajaran berbasis masalah …..………9
5. Merencanakan pelajaran untuk pembelajaran berbasis masalah ………...……….. 11
B. Media Komik Strip ... .... 11
2. Jenis-jenis media ……….………..…. 12
3. Fungsi dan manfaat media pembelajaran …..……… 13 4. Komik strip ……...……….………. 14
C. Teks artikel ……….….………. ..14
1. Pengertian teks artikel …..………...14
2. Ciri-ciri artikel ... … 15
3. Jenis artikel ………... … 16
4. Langkah menulis artikel………...18
5. Anatomi artikelik ………...…… 19
D. Hipotesis………...……….. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... … 21
B. Desain Penelitian ... … 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... … 22
D. Prosedur Penelitian... … 23
E. Instrumen Penelitian... … 25
F. Analisis Data ... … 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ………59
B. Deskripsi Data Penelitian ... … 61
1) Deskripsi Data Kelas Eksperiman ... … 61
2) Deskripsi Data Kelas Kontrol ... … 63
3) Analisis Data Penelitian ... … 65
4) Uji Realibilitas Antar Penimbang Data Prates dan Pascates Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... .. 100
5) Uji Normalitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 112
Dan Kelas Kontrol ... 129
C. Uji Hipotesis ... 131
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... .. 139
B. Saran ... .. 140
DAFTAR PUSTAKA ... .. 141
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Control group Pretes-postes design……… 22
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ..……..……….. 24
Tabel 3.3 Format Penilaian ……….. 47
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran ………. 50
Tabel 3.5 Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat ………... 53
Tabel 3.6 Tabel ANAVA ………. 55
Tabel 3.7 Tabel Guilford ……….… 55
Tabel 4.1 Skor Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen……… 61
Tabel 4.2 Skor Nilai Prates dan Pascates Kelas Kontrol …..………... 63
Tabel 4.3 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Prates Kelas Eksperimen ... 68 Tabel 4.4 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Eksperimen ... 70
Tabel 4.5 Penilaian Teks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Eksperimen ..… 73
Tabel 4.6 PenilaianTeks Artikel Kategori Rendah Prates Kelas Kontrol …….... 76
Tabel 4.7 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol …...…. 78
Tabel 4.8 PenilaianTeks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol………... 81
Tabel 4.9 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Pascates Kelas Eksperimen ………..…. 84
Tabel 4.10 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Pascates Kelas Eksperimen ………...……… 87
Tabel 4.11 Penilaian Teks Artikel Kategori Tinggi Pascates Kelas Eksperimen ………...……… 90
Tabel 4.12 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Pascates Kelas Kontrol ………... 93
Tabel 4.13 PenilaianTeks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol …...… 96
Tabel 4.14 PenilaianTeks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol …..… 100
Tabel 4.16 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen ……… 103
Tabel 4.17 Data Skor Uji antar penimbang Hasil Pascates Kelas Eksperimen ……….… 103
Tabel 4.18 Format ANAVA Data Pascates Kelas Eksperimen ………. 106
Tabel 4.19 Data Skor Uji antarpenimbang Hasil Prates Kelas Kontrol ……... 106
Tabel 4.20 Format ANAVA Data Prates Kelas Kontrol ……… 109
Tabel 4.21 Data Skor Uji antar penimbang Hasil Pascates Kelas Kontrol ……..………... 109
Tabel 4.22 Format ANAVA Data Pascates Kelas Kontrol ……… 112
Tabel 4.23 Distribusi Data PratesKelas Eksperimen ………..………... 113
Tabel 4.24 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Prates Kelas Eksperimen ………...………..……… 115
Tabel 4.25 Distribusi Data Prates Kelas Kontrol ………..……….... 116
Tabel 4.26 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Prates KelasKontrol ... 117
Tabel 4.27 Distribusi Data PascatesKelas Eksperimen ...………... 119
Tabel 4.28 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Pascates Kelas Eksperimen ……….……….... 120
Tabel 4.29 Distribusi Data Pascates Kelas Kontrol ….……….………. 121
Tabel 4.30 Tabel Distribusi Mean Prates Kelas Kontrol …..………. 123
Tabel 4.31 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Pascates Kelas Kontrol ……….……… 125
Tabel 4.32 Distribusi Data Pascates Kelas Kontrol ………... 126
Tabel 3.33 Tabel Distribusi Mean pascatesKelas Kontrol ... 128
Tabel 3.34 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat pascatesKelas Kontrol ………. 129
Tabel 4.35 Perbedaan Nilai Pratesdan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol ………. 133
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Teks Prates Terendah Kelas Eksperimen………...68
Gambar 4.2 Teks Prates Kategori Sedang Kelas Eksperimen…………...……....71
Gambar 4.3 Teks Kategori Tinggi Prates Kelas Eksperimen...……… 74
Gambar 4.4 TeksKategori Rendah Prates KelasKontrol………77
Gambar 4.5 Teks Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol………..79
Gambar 4.6 Teks Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol……….……..82
Gambar 4.7 Sambungan Teks Tinggi Prates Kelas Kontrol……….….…..82
Gambar 4.8 Teks Kategori Terendah Pascates Kelas Eksperimen………85
Gambar 4.9 TeksKategori SedangPascates Kelas Eksperimen………..88
Gambar 4.10Teks Kategori Tertinggi PascatesKelas Eksperimen……….. 92
Gambar 4.11 Teks Kategori Tertinggi PascatesKelas Eksperimen……….……. 92
Gambar 4.12 Kategori Terendah PascatesKelas Kontrol………..94
Gambar 4.13 Sambungan Kategori Terendah PascatesKelas Kontrol ……….... 94
Gambar 4.14 Kategori Sedang PascatesKelas Kontrol………..97
Gambar 4.15 Kategori Tertinggi PascatesKelas Kontrol………100
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Rata-RataPrates danPascates KemampuanMenulis
TeksEksposisi Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Sebagai salah satu
bentuk keterampilan berbahasa, maka keterampilan menulis perlu untuk dilatih. Dalam
konteks ini, menurut Tarigan (1980,hlm.1) melatih keterampilan berbahasa berarti
melatih keterampilan berpikir. Berpijak dari apa yang dinyatakannya, maka menjadi
mutlak bagi setiap orang yang hendak memiliki keterampilan dalam menulis untuk
terampil juga dalam berfikir.
Manusia pada umumnya memiliki bakat untuk menulis. Bahkan, secara tidak
disadari, menulis sudah menjadi budaya yang dilakukan oleh banyak orang. Misalnya,
budaya menulis surat singkat atau chatting kepada keluarga, sanak saudara atau sahabat.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kuncoro (2009,hlm.4), bahwa sebenarnya semua
orang memiliki bakat menulis. Hanya saja orang-orang perlu berlatih dan meningkatkan
keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan.
Namun sayangnya, minat menulis tak diimbangi dengan tingginya kemampuan
menuangkannya secara apik dalam bentuk tulisan yang baik, sehingga tulisan yang
dibuat bukan sekedar tulisan biasa. Tulisan yang didalamnya termuat ide, gagasan dan
pengetahuan yang kebermanfaatannya dapat dirasakan masyarakat luas. Hingga tak
heran bila kemudian salah seorang penyair Indonesia, Taufik Ismail, dalam sebuah
seminar menyatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang “rabun membaca dan lumpuh menulis”.
Dalam konteks peserta didik, Wardana dan Ardinto (dalam Kuncoro, 2009,
hlm.6), menyatakan ada dua faktor penghambat dalam menulis.Pertama; faktor internal,
yaitu faktor penghambat yang berasal dalam diri sendiri, Kedua;faktor eksternal, yaitu
faktor penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap individu.
Faktor internal berasal dari motivasi individu untuk menulis. Disinilah letak
pentingnya menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis. Faktanya, peserta didik kerap
2009, hlm.4) mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memupuk
motivasi dalam menulis. Pertama, memosisikan bahwa menulis sebagai ibadah untuk
mencerdaskan masyarakat. Kedua, menulis adalah sebuah perjuangan. Perjuangan tidak
selalu identik dengan mengangkat senjata. Menyadari kegiatan menulis bagian dari
perjuangan akan memberikan tenaga tambahan untuk menulis dan tetap menulis untuk
dilawan dengan tulisan terhadap kedzaliman dan kerusakan yang terjadi.
Adapun faktor eksternal berasal dari pengguna model dan media pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini, seringkali model dan media pembelajaran
yang digunakan cenderung monoton dan membosankan, sehingga guru seharusnya
dapat memberikan situasi proses belajar mengajar dengan efektif, inovatif dan
menyenangkan dalam pemilihan model dan media pembelajaran yang digunakan. Hal
ini dapat menjadi satu kesatuan yang dapat melengkapi satu sama lain.
Satu diantara bebagai jenis teks yang memiliki kebermanfaatan tinggi adalah teks
artikel. Teks ini merupakan teks populer dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Menurut KBT (K’13), artikel adalah karya tulis lengkapyang umumnya muncul di
majalah, surat kabar dan sebagainya. Suprijadi (2002, hlm. 4), menyatakan bahwa
tulisan semacam artikel tidak terikat gaya bahasa ataupun format tulisan. Akan tetapi
untuk mendapatkan respon penulis artikel harus mengungkapkan gaya tulisannya agar
tidak membosankan. Penulisan artikel di media massa (surat kabar atau majalah), tidak
harus dilakukan oleh wartawannya sendiri, orang luar pun bisa menyumbangkan
artikelnya. Dalam prakteknya penulisan artikel pada surat kabar/majalah kebanyakan
dari luar.
Sudarman (2008, hlm. 139), mengungkapkan artikel ditulis pada umumnya karena
adanya fenomena yang terjadi dan kemudian direspons oleh penulisnya dengan
gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikirannya, yang dituangkan kedalam sebuah
tulisan. Di dalamnya terdapat sejumlah fakta yang dapat memperluas wawasan,
pengetahuan dan keyakinan para pembaca atau pendengarnya
Setelah memutuskan teks artikel sebagai teks hendak dijadikan variabel terikat
dalam penelitian ini, penulis mencoba merumuskan bagaimana cara yang baik dalam
analitis siswa terhadap fenomena yang hendak ditulisnya. Lebih lanjut, karena teks ini
bersifat faktual, maka isinya mesti mengandung fakta dan gagasan yang dapat
memperluas pengetahuan. Berkenaan dengan itu, penulis menemukan sebuah sebuah
model pembelajaran yang diasumsikan sejalan dengan pembelajaran menulis teks
artikel, yakni model Problem Based Learning (PBL). Dalam konsepsinya, model
pembelajaran ini menggunakaan pemasalahan dalam kehidupan untuk mengasah
keterampilan memecahkan masalah, serta dapat memperoleh pengetahuan. dan konsep
yang esensial dari materi pembelajaran.
Dalam upaya menunjang penelitian ini, pemanfaatan media komik strip dalam
surat kabar, diharapkan dapat memunculkan situasi menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran menulis artikel. Mengingat, media ini terkategori media visual yang
disenangi oleh berbagai kalangan. Komik strip, menurut Boneff (1998,hlm.9-10) adalah
komik bersambung. Komik strip (comic strips) berbeda dengan buku komik (comic
books) yang diterbitkan dalam bentuk buku. Komik strip memiliki tempat yang berbeda.
Publikasi komik strip terdapat di surat kabar dan biasa dikoleksi orang dan
didepositkan. Secara khusus, penulis memilih konten komik strip dengan
tema-temakritik sosial.Hal ini dimaksudkan agar nalar kritis peserta didik dapat terasah.
Meskipun disisi lain, penggunaan media komik strip tetap dimaksudkan untuk
mendekatkan media dengan konteks situasi siswa yang masih lebih gandrung dengan
dunia visual.
Halliday (dalam Emilia, 2011, hlm.5-6) menyatakan bahwa konteks situasi ini
merupakan unsur paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, yang terdiri dari
tiga aspek , yakni field, mode, dan tenor. Field mengacu pada topik atau kegiatan yang
sedang berlangsung atau yang sedang diceritakan dalam teks, apa yang terjadi. Mode
mengacu pada pertimbangan apakah bahasa yang dipakai lisan atau tulisan, jarak antara
orang yang berkomunkasi dalam ruang dan waktu, apakah bertemu muka atau
terpisahkan ruang dan waktu. Tenor mengacu pada perangkat simbolik yang berfungsi
menunjukan atau menyiratkan hubungan penulis dengan pembacanya atau pembicara
Sebelumnya penerapan metode problem based learning sudah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Diantaranya dalam skripsi Nurdyaningsih (2008) hasil penelitiannya
bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
surat pembaca. Demikian halnya pada skripsi Laviani (2012) juga mampu
meningkatkan kemampuan siswa dan dalam jurnal Yahyanto etc (2013) hasil
penelitiannya bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis puisi.
Mengenai media komik strip yang digunakan dalam penelitian ini, beberapa
penelitian sebelumnya sudah membuktikan keefektifan penggunaannya. Berdasarkan
skripsi dari Wahyudin (2014), penggunaan media strip mampu meningkatkan
kemampuan menulis teks anekdot siswa dari kegiatan pretest ke postes. Akan tetapi
yang menjadi pembeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penggunaan model problem
based learning dengan komik strip dalam penulisan teks artikel.
Dengan berbagai hal yang telah disampaikan di muka, maka penulis memutuskan
untuk melakukan sebuah penelitan dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Media komik strip dalam
penulisan teks artikel” (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1
Rancekek Tahun Ajaran 2014-2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut.
(1) Bagaimana keefektifan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) dengan media komik strip dalam penulisan teks artikel pada siswa kelas
XI di SMA Negeri 1 Rancaekek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas
eksperimen dan kelas kontrol?
(2) Bagaimana proses pembelajaran menulis teks artikel dengan menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip
(3) Bagaimana perbedaan hasil kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks
artikel yang terdapatdi kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan
perlakuan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan berbagai hal berikut
(1) Mengujicobakan keefektifan metode berbasis masalah (problem based learning)
dengan media komik strip dalam menulis teks artikel pada siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Rancaekek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas eksperimen
dan kelas kontrol;
(2) Proses pembelajaran menulis teks artikel dengan metode pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) dengan media komik strip pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Rancaekek;
(3) Perbedaan hasil kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan dalam pembelajaran
menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D. Manfaat Penelitian
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak,
antara lain sebagai berikut.
1) Bagi pembelajar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
pengalaman baru agar siswa lebih menggemari pembelajaran menulis teks artikel.
2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk jadi seorang
pendidik yang profesional dengan tujuan supaya siswa mampu mengembangkan
kemampuan menulisnya secara maksimal dan sesuai dengan capaian yang
penggunaan model problem based learning dan media komik strip dalam
pembelajaran menulis teks artikel.
3) Bagi sekolah, model problem based learning dengan media komik strip dapat
menjadi bahan masukan guna meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam
mecapai target yang diharapkan dalam pembelajaran menulis.
E. Definisi Operasional
Agar terjalin penafsiran dan pemahaman yang utuh mengenai penelitian ini, maka
peneliti menguraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
a. Pembelajaran menulis teks artikel adalah sebuah tulisan yang bersifat pandangan
(views) dari penulisnya dan bersifat faktual (non fiksi), tentang suatu fenomena yang
terjadi, yang panjangnya tidak ditentukan,untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin
dan sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna
meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan masalah, atau menghibur
b. Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah metode
menggunakan permasalahan dalam nyata, pembelajaran ini dipusatkan pada
penyelseaian masalah dengan tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa , dan guru
berperan sebagai fasilitator.
c. Media komik strip adalah suatu komik kartun bersambung yang mengungkapkan
suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam ururtan yang erat, dihubungkan suatu
karakter dan memerankan suatu cerita dalam ururtan yang erat, dihubungkan dengan
gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca dan memuat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi
experimental). Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan metode problem based learning dengan komik strip dalam pembelajaran menulis teks artikel. Bentuk
penelitian ini adalah bentuk control group pretes-postes design. Bentuk ini
melibatkan dua kelas, kelas petama berperan sebagai kelas eksperimen (kelas yang
diberikan perlakuan) dan kelas kedua berperan sebagai kelas kontrol. Bentuk ini
digunakan oleh peneliti agar perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat terlihat dengan jelas. Adanya kelas kontrol sebagai pembanding dapat membuat
hasil penelitian lebih akurat.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan desain
penelitian eksperimen murni. Peneliti hendak mengujicobakan metode pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) dengan komik strip dalam pembelajaran,
yaitu menulis teks artikel. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Table 3.1 Desain penelitian Control group Pretes-postes design.
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
E O1 X O2
K O3 X O4
Sumber ( Arikunto 2010: 125)
Keterangan :
O2 : tes akhir kelas eksperimen
X : perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) dengan media video bertemakan “kenakalan remaja masa kini”.
O 3 : tes awal terhadap kontrol
O4 : tes akhir kelas kontrol
Dalam desain ini, kedua kelompok diberikan tes awal dengan tes yang sama
(O1 dan O3). Kemudian kelompok E sebagai kelompok eksperimen diberikan
perlakuan khusus berupa pembelajaran dengan menggunakan metode problem based
learning dan komik strip. Sedangkan kelompok K sebagai kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan khusus tetapi hanya dikenai perlakuan pembelajaran seperti
biasa. Setelah itu, kedua kelompok diberikan lagi tes yang sama sebagai tes akhir (O2
dan O4). Hasil keduanya kemudian dibandingkan atau diuji perbedaanya. Perbedaan
yang dihasilkan dari tes akhir pada kedua kelompok menunjukan pengaruh terhadap
perlakuan yang diberikan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas XI semester 2 di
SMAN 1 Rancaekek tahun ajaran 2015/2016.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian
No
Kelas
1 XI MIA 1 46
2 XI MIA 2 47
3 XI MIA 3 48
4 XI MIA 4 48
5 XI MIA 5 45
6 XI IIS 1 37
7 XI IIS 2 36
8 XI IIS 3 36
9 XI IIS 4 35
JUMLAH 378
2. Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dua kelompok, yaitu
satu kelompok untuk dijadikan kelas eksperimen dan satu lagi untuk dijadikan
kelas kontrol. Penentuan kelas ekperimen dan satu lagi dijadikan kelas kontrol.
Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ini ditentukan secara sengaja atau
peneliti sendiri yang menentukan kelas mana yang dijadikan objek penelitian.
Oleh karena itu, peneliti memilih sampel dengan teknik sampling purposive.
Teknik ini dilakukan dengan menentukan sendiri sampel yang akan diambil
karena adanya pertimbangan tertentu. Peneliti memilih kelas XI IIS 4 sebagai
kelas kontrol dan kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen. Alasan peneliti
memilih kedua kelas tersebut karena peneliti melihat kemampuan menulis siswa
kelas tersebut masih kurang. Hal tersebut selaras dengan apa yang dinyatakan
oleh guru dari kedua kelas tersebut.
D. Prosedur penelitian
Penelitian di SMA Negeri 1 Rancaekek dilaksanakan dari 21 Mei 2015
seluruh kegiatan selama penelitian berlangsung.
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dengan alokasi 2 X 45 menit dilakukan tes awal (pretes)
menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan
pretes, peserta didik ditugaskan untuk mencari tema dan materi yang dijadikan
bahan tulisan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
teks artikel sebelum diberikan perlakuan metode pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dengan komik strip untuk kelas eksperimen dan metode
ceramah untuk kelas kontrol.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, peneliti mulai memberikan metode pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) dengan komik strip di kelas eksperimen. Pertama,
peserta didik mengamati dan menemukan informasi-informasi yang mendukung
untuk bahasan tulisan sesuai tema komik strip yang telah disediakan, serta
menemukan cara memproduksi atau menulis teks artikel dengan mengunakan
metode pembelajaran berbasis masalah sabagai berikut.
Langkah pertama, yaitu merumuskan masalah terkait masalah yang akan
dipecahkan.
Langkah kedua, menganalisis masalah terhadap langkah siswa untuk
meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
Langkah ketiga, yaitu merumuskan hipotesis pada setiap langkah siswa dalam
berbagai kemungkinanan pemecahan masalah.
Langkah keempat, yaitu mengumpulkan data dalam mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
Langkah kelima, pengujian hipotesis dalam mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesaui dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
Langkah keenam, yaitu merumuskan rekomendasi pemecahan masalah yang
Perlakuan terhadap kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang
diberikan kepada kelas eksperimen hanya saja model yang diberikan berbeda, yaitu
metodeceramah yang biasanya guru lakukan dalam pelajaran menulis teks artikel.
3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dengan alokasi 2 X 45 menit dilakukan tes akhir (postes)
menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol tes ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi setelah
diberikan perlakuan model problem based learning untuk kelas eksperimen dan
metode ceramah untuk kelas kontrol.
E. Instrumen penelitian
Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kejadian
yang terjadi selama peroses penelitian. Lebih lanjut penjelasan mengenai instrumen
dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan digunakan sebagai alat untuk memberikan perlakuan
dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai acuan penelitian dalam
proses belajar mengajar. Adapun RPP kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah
sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMANegeri1Rancaekek
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Teks artikel
Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat:
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana memahami, dan menganalisis informasi lisan dan
tulis melalui artikel
1. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami teks artikel
2. Mengidentifikasi struktur teks artikel secara proaktif.
3. Menjelaskan struktur teks artikel secara bertanggung jawab.
4. Membedakan teks artikel dengan jenis teks yang lain
5. Menyusun langkah-langkah membuat teks artikel dengan bertanggung jawab
B.Materi Pembelajaran
Fakta : Teks artikel.
Konsep : Kaidah dan struktur isi teks artikel.
Prosedur : Mengidentifikasi fenomena factual, menyusun teks artikel
berdasarkan fakta.
Prinsip : Kerangka teks artikel dikembangkan berdasarkan data otentik
dengan memberikan contoh atau bukti konkrit ; Teks artikel
disajikan secara santun, bersifat memberi informasi.
C. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran berbasis masalah
Metode : Diskusi, dan penugasan
D. Alat/bahan/sumber
Media : Gambar komik strip
Alat : LCD, Laptop
E. Kegiatan Pembelajaran Jenis
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pe
n
d
ah
u
lu
an
1. Peserta didik menjawab salam dari guru, berdoa,
dan mengondisikan siap belajar.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
memberikan pen-jelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran teks eksplanasi
kompleks serta langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
28
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN
In
ti kegiatan
disediakan oleh guru
2.Peserta didik bertanya jawab tentang peserta didik
bertanya dengan bahasa yang santun mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan komik strip
tersebut.
3.Peserta didik bertanya jawab tentang hal-hal yang
berhubungan dengan struktur teks artikel secara
proaktif
4.Peserta didik bertanya jawab tentang kaidah
kebahasaan teks artikel secara proaktif.
5.Secara cermat peserta didik mengamati dan
menemukan fakta-fakta yang sesuai tema komik
strip tersebut beserta dengan pemecahan
masalahnya.
6.Siswa dibagi menjadi empat kelompok, secara
berdiskusi peserta didik mengumpulkan informasi
secara bertanggung jawab mengenai fakta-fakta
yang didapat dari komik strip tersebut.
7.Guru meminta siswa untuk berdiskusi untuk
merumuskan masalah terkait masalah yang akan
dipecahkan.
8.Guru membimbing siswa menganalisis masalah
terhadap langkah siswa untuk meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang
9.Guru mencoba membantu merumuskan hipotesis
pada setiap langkah siswa dalam berbagai
kemungkinanan pemecahan masalah
10.Guru mengumpulkan data dalam mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah
Pe
n
u
tup
1. Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
dan guru memberikan penguatan materi.
2. Peserta didik melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan.
3. Peserta didik menyimak informasi mengenai
rencana tindak lanjut pembelajaran pertemuan
selanjutnya.
5’
D. Penilaian
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Mampu 2. Peserta didik dapat
membedakan teks
artikel dengan jenis
teks yang lain
3. Mampu menulis teks
E. Format Penilaian
dengan baik; urutan judul, lead,
prolog, isi dan anti klimaks;
kohesif.
14 – 17 a. Sangat baik – sempurna:
Ekspresi lancar, gagasan
diekspresikan dengan lancar,
tertata dengan baik; urutan
judul, lead, prolog, isi dan anti
klimaks; kohesif.
yang telah dipilih!
10 – 13 b. Cukup – baik: kurang
agak canggih, pilihan kata dan
Pengembangan
paragraf namun ada yang tidak
kapital, dan penataan paragraf;
tulisan tidak terbaca
Mekanik
5 Sangat baik – sempurna:
menguasai aturan penulisan;
terdapat sedikit kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf
kapital, dan penataan paragraf.
4 Cukup – baik: kadang-kadang
terjadi kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital,
dan penataan paragraf, tetapi
tidak mengaburkan makna.
3 Sedang – cukup: sering terjadi
kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf; tulisan tangan
tidak jelas; makna
membingungkan / kabur.
3 Sangat kurang – kurang: tidak
menguasai aturan penulisan;
terdapat banyak kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf
kapital, dan penataan paragraf;
tulisan tidak terbaca
Diadaptasi dari Nurgyantoro (2010, hlm 442)
Pedoman Penskoran
a. Sangat baik – sempurna: menguasai topik tulisan;
substantif identifikasi masalah relevan
b. Cukup – baik: cukup menguasai permasalahan; cukup
memadai; relevan, tetapi kurang terinci;
c. Sedang – cukup: penguasaan permasalahan terbatas;
subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.
d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan.
27 – 30
22 – 26
17 – 21
13 – 16
2. Organisasi isi
a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan
diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan
judul, lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.
b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang
terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung
terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.
c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak
terkait; urutan dan pengembangan kurang logis.
d. Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif; tidak
terorganisas.
a. Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata
canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak
mengganggu.
b. Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan
kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi
tidak mengganggu.
c. Sedang – cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas,
sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat
18 – 20
14 – 17
10 – 13
merusak makna.
d. Sangat kurang – kurangpemanfaatan potensi kata
asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah.
4. Pengembangan bahasa
a. Sangat baik – sempurna: konstruksi kompleks dan
efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan
bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat
dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada
kalimat-kalimat tertentu
b. Cukup – baik: kontruksi sederhana tetapi efektif;
terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks;
terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/
urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna
cukup jelas.
c. Sedang – cukup: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi
kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata,
artikel, pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan;
makna membingungkan/ kabur.
d. Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan;
terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;
tulisan tidak terbaca.
22 - 25
18 – 21
11 - 17
a. Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan;
terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.
b. Cukup – baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan
paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.
c. Sedang – cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;
tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan /
kabur.
d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan
penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;
tulisan tidak terbaca.
5
4
3
2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Rancaekek
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Artikel
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A.Tujuan Pembelajaran.
Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat:
1. Menjelaskanciri-ciri dari teka artikel dengan proaktif;
2. Menyusun langkah-langkah membuat teks artikekl dengan
bertanggungjawab;
3. Menghasilkan teks artikeln yang koheren dengan topik
bertanggungjawab. B.Materi Pembelajaran
Fakta : Contoh teks artikel berjudul “Cantik yang beracun berbalut madu”
dan “antara semangat dan motivasi guru”
Konsep : Kaidah dan struktur isi teks artikel
Prinsip : Mengidentifikasi fenomena faktual; Menyusun teks eksplanasi
kompleks berdasarkan peristiwa faktual
Prosedur : Mengidentifikasi dua teks artikel
C.Pendekatan dan Metode Pembelajaran
a. Ceramah Plus
b. Inkuiri
c. Tanya jawab
d. Penugasan
D.Kegiatan Pembelajaran (Langkah – langkah Pembelajaran)
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik, berdoa, dan
mengondisikan diri siap belajar.
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan manfaat penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pemebelajaran.
10 menit
Inti Mengamati
1. Peserta didik membaca dua artikel dengan peduli.
Menanya
1. Peserta didik mempertanyakan isi kedua teks artikel
yang dibaca dengan proaktif.
2. Peserta didik mempertanyakan topik teks artikel
dengan proaktif.
Mencoba
1. Peserta didik mengidentifikasi persamaan struktur
isi beberapa teks artikel yang dibaca dengan
bertanggungjawab.
2. Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri
bahasa beberapa teks artikel yang dibaca dengan
bertanggungjawab.
3. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan struktur
isi beberapa teks artikel yang dibaca dengan
bertanggungjawab.
4. Peserta didik menentukan topik teks artikel dengan
peduli.
5. Peserta didik membuat teks artikel sesuai dengan
struktur isi teks artikel dan ciri bahasa dengan
peduli. Menalar
1. Peserta didik mendiskusikan dan meyimpulkan
persamaan dan perbedaan beberapa teks artikel
dalam diskusi kelas.
2. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan teks
artikel yang dibuat.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menjelaskan persamaan dan
perbedaan beberapa teks artikel hasil diskusi kelas.
2. Peserta didik membacakan teks film/drama dengan
intonasi dan ekspresi yang tepat.
Penutup 1. Pendidik dan peserta didik bersama – sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
E. Media dan Sumber Belajar
1. Detik.com,
2. Republika.com,
F. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
dalam proses pembelajaran)
struktur beberapa teks ulasan.
2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan
kaidah bebrapa teks ulasan.
3. Menjelaskan topic/tema dalam teks ulasan.
4. Membuat teks Ulasan.
1. Instrumen
a. Penilaian Pengetahuan
No Butir-butir Soal
Bacalah teks ulasan berjudul berjudul “cantik yang beracun berbalut madu” dan
“antara semangat dan motivasi guru”, kemudian tentukanlah
1. Tuliskan struktur kedua teks artikel tersebut dengan tepat!
2. Tuliskan 4 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam kedua teks artikel tersebut!
3. Simpulkan persamaan dan perbedaan dalam kedua teks ulasan tersebut!
Rubrik:
1. Menjelaskan Struktur teks ulasan yang dibaca
Indikator Skor
1. Dapat menuliskan struktur teks artikel yang mencakup 4 unsur,
yakni (lead– pernyataan – isi – anti klimaks)
2. Kurang lengkap menuliskan struktur teks ulasan yang hanya
mencakup 3 unsur.
3. Tidak secara lengkap menuliskan struktur teks ulasan yang
mencakup 2 unsur.
4. Tidak benar menyebutkan struktur teks ulasan yang mencakup
unsur (lead– pernyataan – isi – anti klimaks)
4
3
2
1
Indikator Skor
1. Dapat secara lengkap menjelaskan minimal 4 kelebihan dan
kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
2. Dapat menjelaskan minimal 3 kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
3. Dapat menjelaskan minimal 2 kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
4. Dapat atau tidak dapat menjelaskan minimal 1 kelebihan dan
kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
4
3
2
1
3. Menjelaskan makna atau maksud isi teks artikel
Indikator Skor
1. Dapat secara tepat dan benar menyimpulkan persamaan dan
perbedaan teks artikel yang dibaca
2. Kurang tepat namun benar menyimpulkan persamaan dan
perbedaan teks artikel yang dibaca
3. Kurang tepat dan kurang benar menyimpulkan persamaan dan
perbedaan teks artikel yang dibaca
4. Tidak tepat dan tidak benar menyimpulkan persamaan dan
perbedaan teks artikel yang dibaca
4
1. Argumentatif dan dapat menjelaskan secara runtut dan benar 4
2. Argumentatif namun kurang dapat menjelaskan secara runtut
dan benar
3
3. Kurang argumentatif dan kurang dapat menjelaskan secara
runtut dan benar
2
Soal
1. Pilihlah salah satu tema komik strip yang telah disediakan!
2. Buatlah teks artikel berdasarkan tema yang telah dipilih! b). Lembar tes kemampuan menulis teks artikel
LAMPIRAN 1
CONTOH ARTIKEL 1
Cantik yang Beracun Berbalut Madu
Oleh: Maya Desmia Pamungkas (Mahasiswa UPI Bandung)
Apakah ada seorang wanita yang tak ingin cantik? Nampaknya fenomena yang
sangat langka, jika seorang wanita tak ingin menjadi wanita cantik, karena menjadi sosok
wanita cantik adalah impian pada setiap wanita dan sudah menjadi fitrahnya seorang wanita
menyukai kecantikan dan keindahan.kata cantik tersebutpun dalam KBBI adlah elok rupa,
molek, dan cantik tersebut bersifat relatif artinya, cantik menurut si A, belum tentu cantik
menurut si B, dimana cantik itu lebih relatif dekat dengan para wanita, namun sayang
pergerseran yang terjadi saat ini banyaknya yang beranggapan cantik itu adalah seorang yang
selalu berkulit putih, behidung mancung, mempunyai tubuh tinggi semampai, badan yang
langsing dan seksi, dan modis dalam berpakaian, Oleh karena itu banyaknya wanita
khususnya kaum remaja yang rela mengocek uang yang tak sedikit dan rela melakukan
ritual-ritual yang seringkali menyakiti tubuh sendiri demi “citra cantik” dalam ukuran mereka seperti diet ketat hingga fobia terhadap makanan, dan yang sangat booming di negara Barat
adalah melakukan operasi baik itu pebaikan tubuh maupun pembedahan. “warga Amerika terbanyak menjalani operasi perbaikan tubuh itu. Sementara warga Korea Selatan terbesar
Wajar di zaman dalam kungkungan kapitalisme ini kecantikan menjadi ajang bisnis
sang pemilik modal.kini memandang kecantikan itu hanya berasal dari fisik saja tanpa
memerhatikan ketakwaannya terhadap tuhan sang penciptanya yaitu Allah swt, sehingga
menjadi peluang besar bagi para kapitalisme menyuguhkan produk kecantikan yang
membuat para wanita tertarik untuk memakainya sehingga wanita seperti etalase berjalan
mempromosikan produk-produknya melalui berbagai iklan dan ajang kecantikan yang sangat
menarik dan serba menampakan aurat, sehingga banyaknya wanita yang menjadi korban
pengeksploitasian para kapitalis.
Di dalam pandangan islam bukan berarti tidak diperbolehkan wanita berpenampilan
cantik dan berhias,justru diperbolehkan, tapi hanya untuk dideapan suaminya saja, di dalam
pandangan islam kecantikan yang hakiki itu haruslah berkorelasi dengan keimanan kepada
Allah swt dalam ketundukan dan kepatuhan apa-apa yang diperintahkan Allah swt, oleh
karena itu kecantikan yang hakiki bukan di lihat dari aspek fisiklynya saja yang
mengesampingkan syari’at islam yang telah mengaturnya sebgai umat muslim.
Rasulullah Saw pun pernah menyebutkan pentingnya kecantikan hati dalam
sabdanya. Dari Abu Huraiah, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat
fisik kalian dan rupa kalian, tetapi Allah melihat hati kalian.” (HR Muslim)
Maka dari itu kita sebgai umat muslim haruslah mengubah pradigama anggapan
masyarakat kecantikan itu menjadi kecantikan yang hakiki. Cantik akan keimannnya bukan
dari fisiknya saja.
Wallahu’alam bi ash-showab
Sumber: www.detik.com
CONTOH TEKS ARTIKEL 2
Mempertanyakan Kembali Tujuan Pendidikan
Oleh: Farhan Akbar Muttaqi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI
Bandung
“Setelah kuliah, mau kerja dimana?”
Ini adalah pertanyaan yang biasa terngiang dalam kepala mahasiswa tingkat akhir. Diujung
masa sarjananya, sambil berupaya menuntaskan studi dengan mengerjakan skripsi atau tugas
mungkin sebelum lulus kuliah sudah tergambar dimana ia akan bekerja.
Namun, bila memahami ulang apa yang telah ditetapkan sebagai tujuan pendidikan nasional,
sesungguhnya pertanyaan tersebut bukanlah satu-satunya yang penting dipertanyakan pada
kepala mahasiswa. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional,
tertulis “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”
Bertolak pada isi undang-undang tersebut, dapat dikatakan, bekerjanya mahasiswa setelah
lulus kuliah hanya menunjukan bahwa pendidikan telah berhasil mencapai satu atau dua
indikator saja seperti mandiri, kreatif, atau keduanya. Padahal sejatinya, banyak hal lain yang
mesti dituju oleh mahasiswa sebagai seorang pembelajar. Secara reflektif, yang
dipertanyakan idealnya bukan hanya bekerja atau tidak. Lebih dari itu, apakah pendidikan
yang selama ini dijalaninya berhasil menjadikan dirinya manusia yang juga beriman dan
bertakwa pada Tuhan YME? berakhlak mulia? Sehat? Berilmu dan cakap? Semuanya adalah
hal-hal yang juga penting.
Pengabaian terhadap berbagai indikator tersebut sangatlah berbahaya. Karena bila mahasiswa
hanya berfikir soal kemestiannya bekerja seraya mengabaikan indikator yang lain, ia justru
berpotensi menambah masalah yang sudah sedemikian pelik di Negeri ini. Manusia yang
memiliki pekerjaan, namun tak dibangun diatas obyektif-obyektif lain sebagaimana yang
termuat dalam tujuan pendidikan nasional malah akan menjadi racun yang menambah pelik
masalah ditengah masyarakat.
Tengoklah, berapa banyak mereka yang bekerja menjadi kepala daerah terjerat korupsi?
Berapa banyak yang bekerja menjadi hakim ketahuan selingkuh? Berapa banyak yang
bekerja menjadi anggota dewan bertindak indisipliner? Berapa banyak PNS yang kerjanya
malas? Berapa banyak yang bekerja menjadi pengusaha namun berlaku curang? Berbagai
pertanyaan retoris diatas, bukanlah bentuk penyudutan atas pekerjaan-pekerjaan tertentu. Itu
semua hanya sebuah renungan yang penting untuk diperhitungkan. Dimana kesimpulannya,
Negeri ini tak hanya butuh orang-orang yang hanya bisa bekerja dan menghasilkan uang
Barangkali, inilah efek dari Globalisasi yang melanggengkan nilai-nilai Kapitalistik kepada
para punggawa Negeri ini. Sehingga pendidikan mengalami disorientasi. Tujuan pendidikan
yang sejatinya mesti mampu mencetak generasi dengan karakter yang lengkap akhirnya
hanya sebatas deretan kata tanpa implementasi. Pendidikan mereduksi dirinya hingga
batas-batas yang sempit dan mengaburkan hakikatnya. Hingga ia hanya dimaknai sebagai sebuah
proses yang hanya melahirkan manusia-manusia yang mampu berkontribusi pada dunia
industri saja. Tidak lebih.
Mahasiswa tentunya tak elok memiliki paradigma yang demikian. Patut diingat, Sarjana,
sebagaimana dalam KBBI, adalah orang yang pandai akan ilmu pengetahuan. Maka
seyogyanya terjunnyaia dalam gelanggang kehidupan selepas lulus kuliah, bukan hanya
untuk menjadi pekerja yang sekedar mencari uang dalam rangka menghidupi diri dan
keluarganya saja. Ia punya tanggungjawab lain untuk menjadi rujukan ditengah-tengah
masyarakat. Mencerdaskan dan mengantarkannya menuju kebangkitan,[]
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 23 Maret 2015
2. Instrumen Tes
Tes biasanya digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Penelitian tes
yang dilakukan adalah test awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk melihat
kemampuan siswa sebelum menggunakan model prblem based learning dengan
komik strip. Sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah
menggunakan model problem based learning dan komik strip, pada penulisan teks
artikel hasil dari tes awal dan tes akhir akan memberikan kesimpulan dari suatu
model yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak.
Soal
1. Pilihlah salah satu tema komik strip yang telah disediakan!
2. Cermati komik strip yang telah disediakan!
Tabel 3.3
prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.
14 – 17 d. Sangat baik – sempurna:
Ekspresi lancar, gagasan
diekspresikan dengan lancar,
tertata dengan baik; urutan
judul, lead, prolog, isi dan anti
klimaks; kohesif.
10 – 13 e. Cukup – baik: kurang
lancar;kurang lancar, kurang
ternyatakan; pendukung
kata agak canggih, pilihan kata
tetapi tidak mengaburkan
1. Isi gagasan dan fakta yang dikemukakan
a. Sangat baik – sempurna: menguasai topik tulisan;
substantif identifikasi masalah relevan
b. Cukup – baik: cukup menguasai permasalahan; cukup
memadai; relevan, tetapi kurang terinci;
c. Sedang – cukup: penguasaan permasalahan terbatas;
subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.
d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan.
27 – 30
22 – 26
17 – 21
13 – 16
2. Organisasi isi
a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan
diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan
b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang
terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung
terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.
c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak
terkait; urutan dan pengembangan kurang logis.
d. Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif; tidak
terorganisas.
10 – 13
7 - 9
3. Kosakata
d. Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata
canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak
mengganggu.
e. Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan
kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi
tidak mengganggu
f. Sedang – cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas,
sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat
merusak makna.
g. Sangat kurang – kurang pemanfaatan potensi kata
asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah.
a. Sangat baik – sempurna: konstruksi kompleks dan
efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan
bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat
dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada
kalimat-kalimat tertentu
b. Cukup – baik: kontruksi sederhana tetapi efektif; terdapat
kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi
22 - 25
18 – 21
sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan
kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna cukup
jelas.
c. Sedang – cukup: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi
kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel,
pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan; makna
membingungkan/ kabur.
d. Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan;
terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan
huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak
terbaca.
5 -10
6. Mekanik
d. Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan;
terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan
huruf kapital, dan penataan paragraf.
e. Cukup – baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan
paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.
f. Sedang – cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf;
tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan / kabur.
g. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan
penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan
tidak terbaca.
5
4
3
Setelah melakukan penskoran pada hasil tes awal dan tes akhir, data tersebut
kemudian diolah dengan rumus sebagai berikut.
∑ skor siswa ∑ skor total
Setelah itu nilai hasil tes siswa ditetapkan dengan menggunakan skala
penilaian, dalam hal ini skala yang digunakan adalah skala empat.
Tabel 3.5
Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat
Interval Presentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan
1-4 D-A
86-100 4 4 Baik Sekali
76-85 3 3 Baik
56-75 2 2 Cukup
10-55 1 1 Kurang
(Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253)
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Menganalisis nilai pratesdan pascates. Langkah menganalisis nilai dilakukan dengan mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
Nilai = ∑∑ x 100
2) Hasil pratesdan pascatesakan dirata-ratakan dari tiga penguji dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
. Nilai =
Nilai akhir = + +
a. Uji reliabilitas antarpenimbang
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian
antarpenguji. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Menghitung jumlah kuadrat siswa:
SSt∑ t2 = ∑� 2
� −
∑� 2
��
2) Menghitung kuadrat penguji:
SSp∑ p2 = (∑� 2)
� −
∑�2
��
3) Menghitung kuadrat total:
SStot∑ �2t = ∑ �2 - Ʃ 2
��
4) Menghitung jumlah kekeliruan:
SSkk∑ 2kk = SStot∑ �2t - SSt∑ t2
Hasil penghitungan data penilaian di atas dimasukkan ke dalam tabel
Variasi Sum of Squares (SS) DK Varians
Siswa SSt∑ t2 N-1 SSt ∑ t
− (Vt)
Penguji SSp∑ p2 K-1 -
Kekeliruan SSkk∑ 2kk (N-1) (K-1) SSkk ∑ kk
− K− (Vkk)
Selanjutnya, menggunakan rumus sebagai berikut.
rxy= −��
Keterangan:
rxy= Reliabilitas yang dicari
Vt = Varian tes
Vkk= Varian dari kekeliruan
Terakhir, hasil penilaian disesuaikan dengan tabel Guilford.
Tabel 3.7 Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,08-1,00 Korelasi Sangat Tinggi
0,60-0,80 Korelasi Tinggi
0,40-0,60 Korelasi Sedang
0,20-0,40 Korelasi Rendah
<0,20 Korelasi Sangat Rendah
b. Uji normalitas nilai pratesdan pascates
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sampel.
Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat normal tidaknya sebaran data
menguji normalitas data. Salah satunya adalah Chi Kuadrat. Langkah-langkah
pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat, adalah sebagai berikut.
1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
2) Menentukan jumlah kelas interval atau banyak kelas dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
K = 1 + 3,3 log n
(Subana, dkk., 2005, hlm. 39)
3) Menentukan panjang kelas interval dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
p = −
ℎ
(Sugiyono, 2011, hlm. 241)
4) Mencari rata-rata dengan rumus sebagai berikut.
X = Ʃ �
(Subana, dkk., 2005, hlm. 63)
Keterangan: Ʃfx = jumlah skor pratesatau pascates
5) Menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
σ = √Ʃ 2− Ʃ� 2�
(Akdon, 2007, hlm. 49)
Keterangan: Ʃx2
= jumlah kuadrat skor pratesatau pascates
6) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel
penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.
7) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
Ei = luas daerah X Oi.
8) Memasukan harga-harga Ei ke dalam tabel kolom Ei, sekaligus menghitung
harga-harga (Oi– Ei) dan (Oi– Ei)2 dan menjumlahkannya.
9) Menghitung menggunakan rumus Chi Kuadrat, yaitu sebagai berikut.
x2 = ∑( i – Ei)
2
Ei
(Subana, dkk. 2005. hlm. 128)
Keterangan:
Oi = frekuensi yang diobservasi atau yang diamati
Ei = frekuensi yang diharapkan
10) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
11) Menentukan nilai x2hitung dengan x2tabel dengan bantuan tabel x2 dengan tingkat
kepercayaan 95% (@ = 0,05).
12) Menentukan kriteria uji normalitas dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika x2hitung< x2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika x2hitung> x2tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal. c. Uji homogenitas varian nilai pratesdan pascates
Pengujian homogenitas varian dilakukan untuk memastikan bahwa data yang
dibandingkan merupakan data yang homogen. Uji homogenitas varian dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
�ℎ � = �� ��� � ��� ��� � ��
(Subana, dkk., 2005, hlm. 171)
Keterangan:
�ℎ � = Nilai yang dicari
Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel. Jika Fhitung<Ftabel maka H1 ditolak
atau H0 diterima. Jika Fhitung>Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.
d. Menguji hipotesis
Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak maka secara statistik dapat
dihitung signifikansinya. Jika tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis
maka ada kemungkinan 5 persen bahwa ia membuat kesalahan dalam keputusan
menolaknya. Hipotesis dinyatakan signifikan jikathitung < ttabel maka H1 ditolak atau
H0 diterima. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Uji hipotesis dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Mx = ∑
�
My = ∑
�
Ʃy2= Ʃy2 - Ʃ
(Akdon, 2007, hlm. 125)
Keterangan:
M = Nilai rata-rata per kelas
x = deviasi setiap nilai x2 dan x1
y = deviasi setiap nilai y2 dan y1
Kemudian, masukan hasil penghitungan tersebut ke dalam rumus uji-t:
= � − �
√� +� − � �Ʃ + Ʃ +