• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pencatatan Hasil Pengukuran Pada Formulir Pembuatan Ortosis Prostesis Di Cv. Kuspito.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pencatatan Hasil Pengukuran Pada Formulir Pembuatan Ortosis Prostesis Di Cv. Kuspito."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN

ORTOSIS PROSTESIS DI CV. KUSPITO

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh : RIWI ARIF PRATOMO

J 410 101 019

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Yuli Kusumawati, SKM.,M.Kes(Epid). ABSTRAK

Riwi Arif Pratomo. J 410 101 019

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN ORTOSIS PROSTESIS DI CV. KUSPITO.

xv + 52 + 9

Petugas Ortotik Prostetik bertanggung jawab dalam melakukan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis, proses pengukuran ini merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan dimana harus cermat dan teliti saat melakukan pengukuran maka setelah jadi nanti bisa terpakai sesuai ukuran anggota tubuh pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis di CV. Kuspito. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan time series (data rentetan waktu). Objek penelitian pada penelitian ini adalah formulir pembuatan ortosis prostesis yang telah di isi oleh peugas ketika ada pasien baru. Sedangkan proses analisis menggunakan rank spearman (r). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis, dengan hasil analisis nilai p = 0,195 (p > 0,05), r = -0,243.

Kata kunci : Ortotis Prostetis, Beban Kerja, Kelengkapan Pencatatan Hasil Pengukuran, Formulir Pembuatan Ortosis Prostesis

Kepustakaan : 20, 1992 – 2012

Pembimbing I

Ibnu Mardiyoko, SKM., M.M.

Surakarta, Oktober 2012 Pembimbing II

(3)

Mengesahkan, Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Arif Widodo, A.Kep., M.Kes)

NIK 630

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN ORTOSIS PROSTESIS DI CV. KUSPITO

Disusun Oleh : Riwi Arif Pratomo NIM : J 410 101 019

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 6 Oktober 2012 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji Skripsi.

Surakarta, 6 Oktober 2012

Ketua Penguji : Ibnu Mardiyoko, SKM., M.M. ( )

Anggota penguji I : Noor Alis Setiyadi, SKM., M.KM. ( )

(4)

PENDAHULUAN

Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal di Indonesia diperlukan pemberdayaan masyarakat, terutama para penyandang cacat supaya mampu mandiri dalam memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. Untuk itu diperlukan tenaga kesehatan yang menunjang dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu Ortotis Prostetis (RI, 1992).

Ortotis prostetis sebagai salah satu profesi kesehatan yang tergabung dalam unit tim rehabilitasi medik di Indonesia mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi medis serta saling bekerja sama antar tim rehabilitasi medik. Tim rehabilitasi tersebut antara lain meliputi : dokter, fisioterapis, okupasi terapis, ortotis prostetis, psikolog, petugas sosial medis, perawat rehabilitasi ( Kurniawan, 2000).

Ortotik prostetik sendiri di Indonesia untuk saat ini masih dalam tahap pengembangan guna meningkatkan mutu pelayanan Ortotik prostetik yang saat ini dirasa masih belum maksimal. (Iopi, 2010).

(5)

didalam formulir pembuatan ortosis prostesis yang harus diisi secara lengkap agar waktu pengerjaannya tidak ada yang keliru. Jika ada bebarapa item komponen pada formulir pembuatan ortosis prostesis tidak diisi oleh petugas pengukuran dan pencatatan maka akan berdampak pada petugas yang mendapat tugas pengerjaan dibengkel, sehingga dalam pencatatan pengukuran didalam formulir pembuatan ortosis prostesis harus diisi secara lengkap agar ortosis prostesis yang dibuat sesuai ukuran bentuk yang aslinya dan nantinya setelah jadi bisa terpakai sesuai ukuran anggota tubuh pasien .

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK bahwa 44% pencatatan hasil pengukuran pada 30 formulir pembuatan ortosis prostesis belum diisi secara lengkap. Dilain sisi, pencatatan pada formulir untuk ukuran anggota tubuh pasien baru diisi 73%, pencatatan data umur pasien hanya diisi 10% dan untuk catatan penting hanya sebesar 7%. Selain itu juga beban kerja petugas di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK dapat diketahui bahwa beban kerjanya tinggi, dilihat dari jam kerja pokok sebanyak 8 jam kerja dan juga ada tambahan jam lembur karena pasien yang datang lumayan banyak, selain itu dari informasi para petugas diketahui bahwa pasien-pasien di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK berasal dari luar kota sehingga menginginkan pengerjaan pembuatan ortosis prostesis supaya lebih cepat jadi.

(6)

terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi

’overstress’, bosan dan kejenuhan (Tawarka, 2011).

Faktor yang mempengaruhi beban kerja ada dua yaitu: 1) Beban kerja karena faktor eksternal 2) Beban kerja karena faktor internal.

Organisasi kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat, masuk kerja dan insentif dapat berpengaruh terhadap produktivitas, baik langsung maupun tidak langsung. Jam kerja berlebihan, jam kerja lembur di luar batas kemampuan akan dapat mempercepat munculnya kelelahan, menurunkan ketepatan, kecepatan dan ketelitian kerja (Tawarka, 2011).

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan bahwa beban kerja petugas di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK dapat diketahui bahwa beban kerjanya tinggi, dilihat dari jam kerja pokok sebanyak 8 jam kerja dan juga ada tambahan jam lembur, selain itu dari informasi para petugas diketahui bahwa pasien-pasien di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK berasal dari luar kota sehingga menginginkan pengerjaan pembuatan ortosis prostesis supaya lebih cepat jadi.

(7)

KERANGKA TEORI

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian obsevasional analitik yaitu mengobservasi beban kerja dan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran, Serta menguji hipotesis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan time series, menurut Sugiyono bahwa, Time series design adalah desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan suatu keadaan, yang tidak menentu dan tidak konsisten. (Sugiyono, 2009).

Formulir Pembuatan Ortosis Prostesis

Proses pengukuran

Kelengkapan Pencatatan Hasil Pengukuran Pada Formulir Pembuatan

Ortosis Prostesis Kompetensi petugas

Ortotik Prostetik

Faktor Internal Faktor Eksternal

Pendokumentasian oleh banyak petugas

Aktifitas Sekunder

(8)

Objek penelitian ini adalah formulir. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni 2012 di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh formulir pencatatan pengukuran pembuatan Ortosis prostesis di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK setiap harinya yang telah diisi di bulan Juni 2012.

Definisi operasional variabel Beban kerja adalah jumlah formulir pembuatan Ortosis Prostesis yang sudah diisi ketika pasien baru datang per harinya, sedangkan Definisi operasional variabel kelengkapan pencatatan adalah kelengkapan pengisian laporan penting pada formulir pembuatan ortosis prostesis yang meliputi: Identifikasi (pada setiap lembar formulir), laporan yang penting, autentikasi dan pencatatan yang baik .

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriptif dan Analisis Analitik. Analisis Deskriptif untuk mendiskripsikan data variabel bebas dan variabel terikat, Analisis analitik untuk menguji hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan uji korelasi pea rson product moment apabila data yang diperoleh pada penelitian berdistribusi normal. Namun apabila data yang diperoleh pada waktu penelitian tidak berdistribusi normal, maka analisis analitiknya dilakukan dengan analisis korelasi rank spearman.

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

(9)

Winarno. Keseharinya Beliau bekerja di BBRSBD RC (Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Rehabilitasi Centrum ) Prof. Dr. Soeharso Solo. Beliau menekuni profesi Ortotis Prostetis sejak tahun 1978. Setelah Purna tugas, Bapak Rachmat Winarno mulai mengembangkan usaha pembuatan Kaki/Tangan Palsu dan Alat Bantu Orthopedi yang sudah ditekuninya selama lebih dari 30 tahun. Nama KUSPITO dipilih untuk mengingat anak kedua yang bernama Kuspito, yang telah meninggal karena kecelakaan. sehingga nama usaha ini dinamakan KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK.

B. Hasil Analisis Deskriptif

1. Beban Kerja Petugas Ortotik Prostetik

Tabel 2. Deskripsi Statistik Beban Kerja Petugas

N Min Maks Rata-rata Standar Deviasi Beban kerja 30 1 8 4,30 2,152

(10)
[image:10.595.134.494.144.389.2]

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Formulir

2. Kelengkapan pencatatan pada formulir pembuatan Ortosis prostesis. Tabel 4. Deskripsi Statistik Kelengkapan Pencatatan Formulir

N Min Maks Rata-rata Standar Deviasi Kelengkapan 30 46,67% 74,67% 56,92% 0,10093

Formulir

Dari hasil penelitian diperoleh kelengkapan pencatatan yang diisikan ke formulir pembuatan ortosis prostesis dengan rincian sebagai berikut: No Jumlah Formulir yang

diisi per hari Frekuensi Persentase

1. 1 3 10.0%

2. 2 6 20.0%

3. 3 3 10.0%

4. 4 1 3.3%

5. 5 8 26.7%

6. 6 4 13.3%

7. 7 3 10.0%

8. 8 2 6.7%

[image:10.595.126.505.453.516.2]
(11)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Formulir

Adapun untuk mengetahui lebih jelas tentang kelengkapan pengisian formulir di CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK dapat dilihat pada tabelsebagai berikut:

No Kelengkapan Frekuensi

(hari) Persentase

1. 46.67% 1 3.3%

2. 47.78% 2 6.7%

3. 48.00% 1 3.3%

4. 49.33% 4 13.3%

5. 49.52% 3 10.0%

6. 50.00% 4 13.3%

7. 53.33% 4 13.3%

8. 55.00% 1 3.3%

9. 62.22% 1 3.3%

10. 63.33% 1 3.3%

11. 69.33% 1 3.3%

12. 70.00% 1 3.3%

13. 71.11% 1 3.3%

14. 72.50% 1 3.3%

15. 73.33% 3 10.0%

16. 74.67% 1 3.3%

(12)
[image:12.595.123.507.131.547.2]

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pengisian Formulir

C. Hasil Analisis Analitik a) Uji Normalitas Data

Analisis data dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis di CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK. Sebelum dilakukan uji statistik harus diuji normalitas data dengan uji kolmogorov smirnov.

No Komponen Analisis Frekuensi (diisi)

Frekuensi

(tidak diisi) N

1. K1 126 3 129

2. K2 39 90 129

3. K3 121 8 129

4. K4 19 110 129

5. K5 31 98 129

6. K6 22 107 129

7. K7 22 107 129

8. K8 26 103 129

9. K9 121 8 129

10. K10 126 3 129

11. K11 119 10 129

12. K12 26 103 129

13. K13 29 100 129

14. K14 128 1 129

15. K15 129 0 129

(13)

Tabel 7. Hasil pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov

b) Uji Statistik

[image:13.595.156.517.147.209.2]

Analisis data untuk menguji dilakukan dengan alat analisis korelasi rank spearman dikarenakan ada data tidak berdistribusi normal.

Tabel 8. Hasil Uji korelasi rank spea rman

Berdasarkan Tabel 8. Dapat diketahui bahwa berdasarkan penelitian selama 30 hari di CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK didapatkan hasil tentang hubungan antara beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis di CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK diketahui hasil perhitungan nilai p = 0,195, r = -0,243. Oleh karena nilai p > 0,05; maka H0 diterima, Hal ini berarti tidak ada hubungan yang rendah (lemah) antara beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis di CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK.

Uji Kolmogorov Smirnov p (value)

Beban Kerja Kelengkapan

0,208 0,023

Uji Rank Spearman Koefisian

Korelasi (r) p(value) Beban Kerja

(14)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Beban kerja seorang petugas pada bulan juni 2012 untuk beban kerja diatas standar beban kerja ada 9 hari dengan presentase (30%), beban kerja standar ada 8 hari dengan persentase (26,7%) dan beban kerja dibawah standar beban kerja sebanyak 13 hari dengan persentase (43,3%).

2. Kelengkapan pencatatan formulir pembuatan ortosis prosthesis yang paling tinggi yaitu 74.67%.dan kelengkapan yang paling rendah adalah 46.67%. 3. Tidak ada hubungan beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan

formulir pembuatan ortosis prostesis dengan nilai p = 0,195, r = -0,243. Saran

1. Pimpinan CV.Kuspito:

Pimpinan CV.Kuspito perlu melakukan inspeksi secara rutin dan mengadakan pelatihan rutin untuk meningkatkan pengetahuan petugas.

2. Petugas Ortotik Prostestik:

Petugas perlu mengikuti pelatihan mengenai pengisian formulir dan berkomunikasi dengan rekan atau atasan kalau ada yang tidak dimengerti. 3. Peneliti Lainnya:

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan, sikap responden, format fomulir, standar pengisian formulir dan ketelitian petugas.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Ortotik Prostetik Indonesia. 2010. Draft Standar pelayanan Ortotik Prostetik di Rumah Sakit.

Kurniawan A. 2000. Pelatihan Pengukuran dan Pengepasan Ortotik Prostetik, Surakarta: RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

RI. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 100. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D), Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Formulir
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pengisian Formulir
Tabel 8. Hasil Uji korelasi rank spearman

Referensi

Dokumen terkait

Semester Gasal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Jenderal Soedirman Tahun

• Sistem Pakar merupakan kumpulan pengetahuan (basis pengetahuan) dari beberapa pakan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah • Pada sistem pakar digunakan

Izzun Nahdiyah, 08410026, Hubungan antara Body Image dengan Kepuasan Hidup pada Remaja yang Mengalami Obesitas di Komunitas KAGUMI (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia),

Tesis Barth dalam bagian tersebut adalah bahwa dogmatika gereja, khususnya doktrin Allah, adalah jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan etis yang menyertai

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mendekatkan pipi dan telinga penolong kehidung korban dan mata penolong tertuju pada dada dan perut korban, rasakan hembusan udara yang keluar

Tclah dilakukan p€n€llt1'an tentang keletaraan antl J anur dari ekttrak daun kclor l'brlnga pl.+g'xvo'f€,PA -ecrtn. ) tcrhadap pcrtunbuhan Janur

Kai klau­ simas suformuluojamas neįprastu būdu arba kai reikia spręsti dėstytojo nekomentuotas problemas, jie paprastai pasimeta, nors turi pakankamai .medžiagos,

Berdasarkan grafik hubungan masa jenis dengan efisiensi, pada sisi over flow didapat hubungan sebanding dengan kenaikan nilai masa jenis maka nilai efisiensi semakin