• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG SUNDIAL KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS : Seni Grafis Teknik Alugrafi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GEDUNG SUNDIAL KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS : Seni Grafis Teknik Alugrafi."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

GEDUNG SUNDIAL KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI OBJEK

BERKARYA SENI GRAFIS

(Seni Grafis Teknik Alugrafi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

FITRI SALAM BHAKTI

0908812

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul GEDUNG SUNDIAL KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan

(3)

FITRI SALAM BHAKTI

0908812

GEDUNG SUNDIAL KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI OBJEK

BERKARYA SENI GRAFIS

(Seni Grafis Teknik Alugrafi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Moch. Oscar Sastra, M.Pd NIP. 195810131987031001

Pembimbing II,

Drs. Untung Supriyanto, M.Pd. NIP. 195210161986011001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

(4)

Fitri Salam Bhakti, 2014

ABSTRAK

FITRI SALAM BHAKTI. 0908812. GEDUNG SUNDIAL KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS (Seni Grafis Teknik Alugrafi). Skripsi: Program Studi S1 Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia.

Skripsi “Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni

Grafis” ini dilatar belakangi oleh ketertarikan terhadap pentingnya waktu dengan mengambil objek bangunan ini sebagai simbolisasi waktu dengan memvisualisasikannya pada karya seni grafis proses cetak datar teknik alumunium lithografi atau alugrafi, pada abad ke-18 lithografi ini dipakai untuk mencetak gambar pada media informasi, hal ini menjadi inspirasi tersendiri untuk menyampaikan informasi dengan mengembangkan konsep serta memvisualisasikan gambar gedung Sundial Kota Baru Parahyangan pada karya seni grafis teknik alumunium lithografi. Metode yang digunakan pada penciptaan karya seni grafis yaitu melalui proses kontemplasi dan stimulasi pada penemuan ide serta teknik yang digunakan. Proses cetak datar teknik alumunium lithografi ini melalui tahapan persiapan alat dan bahan yang digunakan yaitu plat alumunium, gom arab, Phosporic

Acid (asam pospor), Asphaltum, ampelas, pensil lemak, tinta cetak, Roll ink, dan

kertas, dilanjutkan proses pengerjaan karya. Penciptaan karya seni grafis teknik alugrafi menampilkan enam karya dengan bermacam-macam ukuran serta mengusung konsep yang bersifat berkesinambungan terhadap fungsi jam Matahari dan analogi waktu. Pemilihan warna pada karya seni grafis teknik alugrafi ini memilih warna komplementer, warna yang berkesan berlawanan satu sama lain, namun pada setiap karya dominan warna biru karena hampir semua karya mengambil suasana terang berawan untuk memunculkan fungsi jam Matahari pada gedung, selain itu warna pada gedung merupakan warna kontras dimana warna tersebut adalah warna gedung Sundial Kota Baru Parahyangan yang sebenarnya. Komposisi pada karya memakai sudut pandang eye level yang dimaksudkan untuk memfokuskan pandangan mata pada gedung yang utuh demi mewujudkan harapan penyampaian informasi yang jelas tentang pengetahuan jam Matahari khususnya gedung Sundial Kota Baru Parahyangan kepada masyarakat luas.

(5)

ABSTRACT

Thesis " Building a New City Sundial Parahyangan As Object Graphic Art Work " is motivated by an interest in the importance of taking time with the object of building this as a symbol of time to visualize the artwork graphic flat printing process lithography techniques or alugrafi aluminum , in the 18th century lithography this is used to print images on media information , it became the inspiration for conveying information to develop the concept and visualize a picture of the New City Sundial Parahyangan aluminum graphic art lithography techniques . The method used in the creation of works of graphic art that is through the process of contemplation and stimulate the discovery of new ideas and techniques used . Aluminum flat printing process lithography technique is through the stages of preparation tools and materials used are aluminum plate , gum arabic , Phosporic Acid ( phosphorus acid ) , Asphaltum , emery , grease pencil , ink printing , Roll ink , and paper , followed the process of the work . Creation of graphic artwork featuring six works alugrafi technique with a variety of sizes as well as carrying concept that is continuous with the function of clock time the Sun and analogy . Selection of color in graphic artwork alugrafi technique is choosing complementary colors , colors opposite each other impression , but in every work of dominant blue color because almost all the work of taking the atmosphere to bring functions cloudy bright sun clock on the building , in addition to the color of the building is contrasting colors where the color is the color of the building Sundial New Town Parahyangan true . The composition of the work wear eye -level viewpoints that are intended to focus the eye on the whole building in order to bring the hope of delivering clear information about the particular building knowledge Sundial Sun Clock New Town Parahyangan to the general public .

(6)

Fitri Salam Bhakti, 2014

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Pernyataan Keaslian Skripsi

Abstrak ... i

Kata pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar isi ... v

Daftar Bagan ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Masalah Penciptaan ... 3

C. Tujuan Penciptaan ... 3

D. Manfaat Penciptaan ... 3

E. Kajian Sumber Penciptaan ... 4

F. Proses Penciptaan ... 4

G. Teknik ... 6

H. Media ... 6

I. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORETIK ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

B. Kajian Faktual (Empirik) ... 27

C. Gagasan Awal ... 28

BAB III PROSES PENCIPTAAN ... 29

A. Ide Berkarya………..29

B. Kontemplasi ... 30

(7)

D. Penetapan Teknik ... 33

E. Pemilihan Alat dan Bahan ... 33

F. Ukuran dan Jumlah Karya ... 43

G. Proses Berkarya ... 43

BAB IV VISUALISAI DAN ANALISIS KARYA ... 57

A. Deksripsi Karya Penciptaan ... 57

B. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

(8)

Fitri Salam Bhakti, 2014

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Bidang ... 9

2.2. Tekstur ... 10

2.3. Warna ... 11

2.4. “La Goulue”, Lithografi Karya Toulouse Lautrec ... 13

2.5. “Tableau de la Partie de Batavia” Karya Lithografi, Pembantaian Rakyat Cina pada Penjajahan VOC ... 16

2.6. Karya Lithografi dari Levee, Jhon ... 16

2.7. Karya Lithografi dari Lauttre ... 18

2.8. Karya Lithografi dari Nallard... 19

2.9. “Stone Image” Karya Alugrafi dari Freddy Sofyan ... 20

2.10. Karya Alugrafi dari F.A Devy Ferdianto ... 21

2.11. Karya Alugrafi dari Barli Sasmitawinata ... 22

2.12. Jam Matahari Ekuator ... 24

2.13. Sundial Kota Baru Parahyangan ... 25

2.14. Bagian Selatan Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan... 26

2.15. Bagian Utara Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan ... 27

3.1. Sundial Kota Baru Parahyangan Sisi Perspektif pada Malam Hari ... .31

3.2. Sundial Kota Baru Parahyangan Tampak Depan di Pagi Hari ... .32

3.3. Sundial Kota Baru Parahyangan pada Siang Hari... . 32

3.4. Alumunium ... . 33

3.5. Tinta Cetak Offset Merek Peony ... . 34

3.6. Terpentin ... 34

3.7. Phosporic Acid ... . 35

3.8. Gom Arab ... 35

3.9. Botol Kaca ... 36

3.10. Aspaltum ... 36

3.11. Ampelas ... 37

(10)

Fitri Salam Bhakti, 2014

3.13. Pinsil Lemak ... 38

3.14. Kertas Karbon ... 38

3.15. Sarung Tangan dan Celemek ... 39

3.16. Pisau Kape ... 39

3.17. Roller ... 40

3.18. Kaca... 40

3.19. Spon dan Lap ... 41

3.20. Kertas 125 gram ... 41

3.21. Mesin Press ... 42

3.22. Solatip ... 42

3.23. Sundial ... 43

3.24. Sketsa I ... 44

3.25. Sketsa II ... 44

3.26. Sketsa III ... 45

3.27. Sketsa IV ... 45

3.28. Sketsa V ... 46

3.29. Sketsa VI ... 46

3.30. Proses Ampelas pada Plat ... 47

3.31. Membersihkan Permukaan Plat dengan Air ... 47

3.32. Pengeringan Plat Alumunium ... 48

3.33. Pemindahan Sketsa pada Kertas Roti ... 48

3.34. Pemindahan Gambar pada Plat Menggunakan Kertas Karbon ... 49

3.35. Proses Menggambar Menggunakan Pensil Lemak atau Eye Liner ... 49

3.36. Permukaan Plat yang Telah Diolesi Larutan Gom……...………50

3.37. Pengeringan Plat Ketika Sudah Diolesi Larutan Gom………...…..50

3.38. Proses Penghapusan Lemak dengan Terpentin………..………...51

3.39. Proses Pengolesan Aspaltum pada Permukaan Plat...………..……51

3.40. Proses Pengeringan Aspaltum pada Plat...………...52

3.41. Plat Dibersihkan dengan Menggunakan Air………..………...52

3.42. Meratakan Tinta Cetak pada Permukaan Kaca………53

(11)

3.44. Mencetak Gambar dengan Mesin Press………..……….54

3.45. Pengeringan Kertas yang Sudah Dicetak……….………55

4.1. Karya I ... 58

4.2. Karya II ... 61

4.3. Karya III ... 63

4.4. Karya IV. ... 65

4.5. Karya V ... 67

(12)

Fitri Salam Bhakti, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses keadaan berada atau berlangsung. Manusia modern menganggap waktu adalah hal yang berharga, setiap aktifitas manusia berhubungan dengan waktu. Waktu yang digunakan oleh manusia tersebut dipengaruhi oleh peredaran dan pergerakan dua benda angkasa yaitu bulan dan matahari. (Hendro S., 2008, hlm. xi)

Manusia memiliki pandangan yang relatif berbeda, tentang waktu yang mereka jalani. Cara pandang terhadap waktu bukan hanya sekedar cara melihat detikan arloji pada dinding yang terus berputar tanpa henti, namun waktu lebih dilihat sebagai kesempatan, uang dan karya yang terus mengukir hidup tiada henti. Waktu juga dapat diperhitungkan sebagai pedoman manusia dalam berinteraksi sosial dan membangun kehidupan di Bumi. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan waktu untuk melakukan aktifitas, baik manusia pada zaman dahulu maupun sekarang.

Sebelum ditemukan jam tangan untuk menunjukan waktu, jam Matahari dipergunakan karena kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Matahari maka manusia zaman dahulu menganggap ukuran waktu dari Matahari ialah perhitungan waktu yang paling logis. Jam Matahari adalah jam tertua atau biasanya disebut jam Sundial, jam ini pertama kali digunakan sekitar 3500 sebelum Masehi. Prinsip kerja jam ini yaitu sebagai petunjuk waktu dengan memanfaatkan matahari yang menghasilkan bayang-bayang atau lempengan yang bayang-bayangnya digunakan sebagai penunjuk waktu. Pada saat sundial terkena sinar Matahari, bayangan jatuh diatas sebuah bidang.

(13)

kapal laut, memiliki panjang jarum 30 meter, berada pada ketinggian 15 meter di atas permukaan tanah. Jika terkena sinar Matahari, bayang-bayang jarum tersebut akan jatuh pada bidang bertanda.

Dari gagasan diatas menjadikan ketertarikan penulis membuat karya seni grafis dengan cetak datar teknik alumunium lithografi (alugrafi) dengan menampilkan visual Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan dari berbagai sudut pandang. Rasanya cocok untuk menggambarkan pentingnya waktu bagi penulis untuk melaksanakan berbagai kegiatan dengan mengkaitkan gedung Sundial Kota Baru Parahyangan sebagai objek berkarya, selain itu jam Matahari ini dapat di informasikan kepada masyarakat luas karena pada pertengahan abad ke-18 teknik ini digunakan untuk mencetak gambar pada media cetak dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat. Di Barat pada mulanya, sebelum era percetakan, printmaking tidak masuk kategori seni (art) atau bentuk karya seni (art work). Printmaking dianggap tidak lebih dari media komunikasi bagi penyebaran ajaran-ajaran agama, informasi kemasyarakatan dan sebagainya. Kemungkinan besar, pada abad ke 18 hasil cetakan melalui printmaking dengan teknik lithografi, banyak seniman yang mengerjakan cetakan terbatas.

Alumunium Lithografi (Alugrafi) ini menggunakan media plat alumunium, proses pembuatan cetakan hampir sama dengan proses lithografi pada media

limestone, teknik ini merupakan ideologi seni cetak baru setelah ditemukannya

intaglio dan cukil kayu (wood cut). Cetak datar adalah salah satu teknik print

making yang memanfaatkan pelat cetakan dan menjadi cikal bakal mesin cetak

modern yang kita kenal sekarang. (setiawan S., 2005. hlm. 112)

(14)

3

Fitri Salam Bhakti, 2014

B. Fokus Masalah Penciptaan

Proses berkarya seperti makan ketika lapar. Berkarya membutuhkan energi dan gerakan hati untuk memotivasi membuat sesuatu dan di butuhkan nilai estetik juga nilai lain yang tersampaikan melalui sebuah karya. Gagasan berkesenian ini merupakan instrument IPTEK yaitu gedung sundial yang berada di daerah bandung barat, kota baru parahyangan.

Dari latar belakang di atas, penulis dapat menarik beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai suatu rumusan/simpulan permasalahan yang akan penulis gagas, yakni:

1. Bagaimana mengembangkan konsep gambar gedung Sundial Kota Baru Parahyangan pada karya seni grafis teknik lithografi?

2. Bagaimana memvisualisasikan gedung Sundial Kota Baru Parahyangan pada karya seni grafis teknik lithografi?

C. Tujuan Penciptaan

a. Mengembangkan konsep gambar gedung Sundial Kota Baru Parahyangan pada karya seni grafis teknik lithografi

b. Mengekspresikan serta memvisualisasikan gedung Sundial Kota Baru Parahyangan pada karya seni grafis teknik lithografi

D. Manfaat Penciptaan

1. Manfaat bagi penulis

a. Sebagai media penyampaian ide dan Dapat mengembangkan dan mengasah proses kreatif dan kemampuan berinovasi dalam proses karya seni grafis ini b. Sebagai media penyampaian ide dan gagasan untuk kepuasan bathin dalam

berkarya seni grafis

c. Menambah pengetahuan tentang sundial atau jam matahari yang di aplikasikan pada karya seni grafis ini

d. Mengetahui teknik dalam proses pembuatan karya seni grafis khususnya pada teknik lithografi

(15)

3. Manfaat bagi dunia kesenirupaan adalah sebagai apresiasi seni dan sebagai bahan kajian di dalam pendidikan seni rupa

4. Manfaat penciptaan bagi masyarakat umum adalah dapat mengetahui sundial atau jam matahari terbesar di Asia Pasifik yang berada di kawasan Bandung Barat tepatnya di Kota Baru Parayangan.

E. Kajian Sumber Penciptaan

Pembuatan karya tugas akhir ini berdasarkan pada ide atau gagasan dengan melakukan berbagai kemungkinan melalui eksplorasi material. Sedangkan pendalaman berkarya yang dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi pengkajian buku serta landasan teori lain diantaranya, buku-buku seni, arsip dan bahan informasi lainnya. Dalam pembuatan karya ini juga tidak terlepas pada nilai yang ingin di tampilkan.

F. Proses Penciptaan

Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan dengan bermacam-macam sudut pandang dan suasana dijadikan sebagai subject matter dalam karya yang akan ditampilkan. Dalam pengerjaannya penulis menggunakan proses cetak datar, teknik alumunium lithografi (alugrafi) pada media kertas dalam berbagai ukuran.

Beberapa proses yang dilakukan dalam penciptaan ini adalah meliputi, kegiatan persiapan, dimana penulis sebelumnya melakukan pengamatan mengenai segala hal yang berhubungan dengan gedung sundial tersebut yang berada di gedung Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan, mengumpulkan berkas-berkas, foto, serta alat dan bahan berkarya seni grafis pada teknik alumunium lithografi (alugrafi). Kegiatan di atas merupakan kegiatan dimana terdapat proses pengamatan, pengumpulan informasi, referensi dan studi lingkungan yang mencangkup tiga ranah, yaitu pengamatan alam, manusia, media referensi (alat dan bahan).

(16)

5

Fitri Salam Bhakti, 2014

Setelah kegiatan elaborasi, penulis memilih langkah kontemplasi, dimana kegiatan perenungkan ide atau gagasan yang telah tersirat sehingga, ide tersebut terolah. Gagasan yang telah dihasilkan/direnungkan lalu dipadukan dengan kegiatan elaborasi yang telah menghasilkan sebuah gagasan pokok penciptaan karya seni rupa. Semua itu dipadukan hingga menghasilkan satu kesatuan untuk mewujudkan sebuah konsep dalam penciptaan karya seni rupa.

Sebelum beranjak pada proses penciptaan, ide/gagasan dengan media (alat dan bahan) akan di uji cobakan terlebih dahulu dengan campuran kimia yang sesuai dan dapat merekam gambar secara baik, sehingga pada proses penciptaan karya akan lebih mudah.

Bagan Proses penciptaan

(17)

G. Teknik

Teknik yang digunakan dalam proses berkarya seni grafis ini adalah teknik cetak datar, alumunium lithografi atau alugrafi dengan menggunakan plat alumunium. Secara terperinci alumunium dikasarkan dengan ampelas halus supaya permukaan plat bergerigi lalu dibersihkan dengan air. Pada permukaan plat inilah, gambar dibuat dengan menggoreskan bahan (pensil/tinta) berlemak, selanjutnya seluruh permukaan dilaburi larutan gom Arab yang sudah dicampur

phosphoric acid, hanya bagian berlemak tadi yang tidak tertutup. Setelah larutan

gom mengering, bagian gambar (yang berlemak) tersebut dihapus dengan minyak terpentin, yang kemudian diolesi cairan aspal (asphalthum). Asam phospor berfungsi mengubah bagian lemak untuk sensitif terhadap tinta cetak, begitu pula aspal, ia mengenalkan kedudukan sensitifitas area gambar pada tinta, dengan proses itulah gambar dapat di cetak dengan hasil akhir berupa gambar dengan

display akhir berupa penataan karya pada suatu tempat. Dengan harapan dapat

menciptakan sebuah karya yang inspiratif.

H. Media

Media yang digunakan adalah kertas canson. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan berupa:

1. Alat:

Plat alumunium, roller, pensil lemak, penggaris, ampelas, sarung tangan, kaca, dan sebagainya.

2. Bahan;

Phosphoric acid, terpentin, asphaltum, oil pastel, gom arab, tinta cetak, dan

(18)

7

Fitri Salam Bhakti, 2014

I. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dan penyusunan tugas akhir penciptaan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang penciptaan, rumusan masalah, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, kajian sumber penciptaan, proses penciptaan dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN

Bab ini menjelaskan landasan yang mendasari proses penciptaan atau rancangan dengan mengkaji berbagai sumber pustaka dan meninjau data informasi lapangan. Bab ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kajian teoritik, tinjauan dan gagasan awal.

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Bab ini meliputi proses uraian proses perancangan dimulai dari kelengkapan alat dan bahan, pembuatan sketsa, pengerjaan karya dan pengemasan karya.

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Bab ini menjelaskan, menggambarkan, dan mengkaji hasil karya yang dikaitkan dengan gagasan awal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB III

METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah bagian dari struktur dasar dari alam semesta, sebuah dimensi di mana peristiwa terjadi secara berurutan. Waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan, dan juga ukuran durasi kejadian dan interval.

Penunjuk waktu yang kita pakai sekarang ini adalah penunjuk waktu yang dipakai masyarakat dunia karena dinilai sebagai alat yang praktis, jam yang kita pakai sekarang merupakan perkembangan dari jam Matahari. Sampai saat ini jam Matahari dipakai orang tidak lebih sebagai ornamen yang memberikan aksentuasi tentang keantikan dan keilmuan yang terus dipelihara mengenai bagaimana orang mengidentifikasikan waktu mereka, bahkan terus diabadikan dalam sejarah kebudayaan manusia modern. Jam Matahari kemudian terus dibangun dan digunakan sebagai landmark atau elemen penanda taman kampus-kampus ternama, seperti jam Matahari atau sundial yang menjadi landmark Kota Baru Parahyangan.

(20)

30

Fitri Salam Bhakti, 2014

Dari instrumen inilah penulis menggabungkan beberapa gagasan waktu ke dalam sistem pengukuran jam Matahari atau Sundial sebagai simbolisasi waktu, dengan menampilkan objek gedung Sundial Kota Baru Parahyangan. Proses penciptaan karya yang penulis ciptakan, tidak terlepas dari konsep yang menjadi dasar pemikiran dalam membuat suatu karya. Penulis merasa mempunyai keterlibatan penting untuk mengubah pola hidup disiplin dengan mengatur manajemen waktu.

Setelah melalui tahap pencarian ide dalam pembuatan karya ini, selanjutnya penulis menentukan jenis karya serta teknik yang akan digunakan dalam pembuatan karya tersebut. Teknik yang akan dipakai adalah teknik cetak datar alumunium lithografi (Alugrafi).

B. Kontemplasi

Kontemplasi adalah proses merenungkan atau berpikir untuk mencari nilai-nilai yang bermakna. Tahapan ini sangat penting untuk seniman dalam membuat karya, di dalamnya terjadi proses kepekaan dan kepedulian untuk mengolah keterampilan dan diaplikasikan ke dalam material yang dipilih sesuai dengan kemampuan teknik, penggunaan alat dan bahan, serta pengolahan unsur seni.

Pendalaman dan pengolahan ide dituangkan ke dalam bentuk visual. Dalam hal ini, penyusun menghadirkan objek sebagai ide berkarya seni grafis dengan menggunakan alugrafi atau alumunium lithografi.

Pada dasarnya, proses kontemplasi tidak bisa diremehkan oleh seorang seniman. kontemplasi adalah perenungan yang di dalamnya terdapat proses pemikiran untuk merencanakan karya yang akan dibuat. Proses inilah yang memutuskan ada atau tidak adanya gagasan dalam karya yang kita buat. Terdapat beberapa cara melakukan kontemplasi tergantung dengan pribadi seniman untuk melakukannya, untuk merenungkan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah karya seni.

(21)

Hal ini yang dirasakan penulis sebagai cara yang efektif untuk merenungkan apa yang harus dibuat untuk dijadikan sebuah karya seni.

C. Stimulasi

Stimulus adalah rangsangan yang memberi inspirasi dalam menciptakan suatu karya seni yang menjadi pemicu kreatifitas dalam proses penciptaan. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan, seperti observasi dan memotret Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan guna studi literatur maupun studi pengenalan teknis.

(22)

32

Fitri Salam Bhakti, 2014

Gambar 3.2. Sundial Kota Baru Parahyangan Tampak Depan di Pagi Hari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(23)

D. Penetapan Teknik

Teknik yang digunakan pada proses berkarya adalah dengan menggunakan teknik alumunium lithografi (alugrafi), atau teknik cetak datar pada media alumunium sebagai cetakan. Mengaplikasikan warna polikromatik pada teknik ini dan dicetak pada kertas 125 gram. Mengolah objek Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan, dengan tekstur crayon.

Alumunium lithografi (alugrafi) adalah seni grafis dengan cetak datar, dengan menonjolkan goresan pensil lemak, seperti dermatograph dan oil pastel. Namun dalam penggunaan pensil, penyusun memilih untuk menggunakan pensil alis (eye liner) yang mengandung lemak.

E. Pemilihan Alat dan Bahan

Beberapa proses yang dilakukan dalam penciptaan karya tugas akhir ini meliputi, kegiatan persiapan, termasuk mempersiapkan kebutuhan dalm pembuatan karya seni grafis teknik alumunium lithografi ini.

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses berkarya seni grafis teknik alumunium lithografi (alugrafi):

1. Alumunium, alumunium 60 ml ini dipilih karena ketebalan yang cukup untuk membuat cetakan lebih dari satu untuk setiap platnya.

(24)

34

Fitri Salam Bhakti, 2014

2. Tinta cetak offset merek Peony.

Gambar 3.5. Tinta Cetak Offset Merek Peony (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Terpentin, terpentin digunakan untuk membersihkan lemak setelah diolesi gom arab yang telah dicampur dengan phosporic acid, dan untuk membersihkan alat-alat setelah mencetak.

Gambar 3.6. Terpentin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4. Phosporic Acid, untuk campuran Gom Arab yang berfungsi mengubah

(25)

Gambar 3.7. Phosporic Acid (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

5. Gom Arab, Gom Arab adalah sejenis bahan dasar lem. Pada teknik ini gom arab dipakai untuk memisahkan gambar yang berlemak pada permukaan plat, dengan cara dicampuri phosporic acid.

Gambar 3.8. Gom Arab (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

6. Botol kaca, penyimpanan aspaltun dan campuran gom dengan phosporic

acid tidak boleh terkena udara, botol kaca adalah botol yang efektif untuk

(26)

36

Fitri Salam Bhakti, 2014

Gambar 3.9. Botol Kaca (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

7. Aspaltum, dipakai sebagai penguat gambar pada cetakan.

Gambar 3.10. Aspaltum (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(27)

Gambar 3.11. Ampelas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

9. Kertas roti, dipilih karena kertas ini transparan. Berfungsi untuk mempermudah mentrasfer sketsa gambar kedalam plat sebelum kertas karbon.

Gambar 3.12. Kertas Roti (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(28)

38

Fitri Salam Bhakti, 2014

supaya gambar pada permukaan plat akan meniggalkan jejak dengan goresan yang bagus.

Gambar 3.13. Pensil Lemak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

11.Kertas karbon, kertas ini memiliki fungsi untuk menggandakan gambar yang kita toreh diatasnya. Kertas ini dipilih untuk menggandakan gambar sketsa pada plat.

Gambar 3.14. Kertas Karbon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(29)

Gambar 3.15. Sarung Tangan dan Celemek (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

13.Scrab (pisau kape), digunakan untuk mencampur tinta. Alat yang

digunakan ini memiliki ukuran yang bermacam-macam

Gambar 3.16. Pisau Kape (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(30)

40

[image:30.595.122.509.109.659.2]

Fitri Salam Bhakti, 2014

Gambar 3.17. Roller (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

15.Kaca, digunakan untuk meratakan tinta ketika proses pencetakan.

(31)
[image:31.595.117.511.180.695.2]

16.Spon dan lap, spon berfungsi untuk mengulaskan air pada permukaan plat agar permukaan plat lembab. Lap berfungsi untuk membersihkan alat-alat cetak.

Gambar 3.19. Spon dan Lap (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

17.Kertas, media kertas yang digunakan adalah kertas jenis canson 125 gram. Kertas ini dipilih karena kekuatan kertas yang baik untuk pengolahan seni grafis teknik alumunium lithografi ini.

(32)

42

Fitri Salam Bhakti, 2014

[image:32.595.120.510.162.719.2]

18.Mesin Press, digunakan untuk menekan plat pada medium kertas, supaya gambar dapat tercetas sempurna.

Gambar 3.21. Mesin Press (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

19.Solatip, dipilih untuk menempelkan kertas pada tali ketika proses penjemuran.

(33)

F. Ukuran dan Jumlah Karya

Dalam karya tugas akhir ini, penyusun menentukan ukuran yang berbeda. Dengan penentuan banyak warna. Maka penyusun memutuskan untuk membuat enam karya grafis teknik alumunium lithografi dan tata letak yang beragam. Ukuran yang ditetapkan antara lain:

1. 25 cm x 33 cm dengan posisi landscape 2. 28 cm x 38 cm dengan posisi potrait 3. 21 cm x 29 cm dengan posisi potrait 4. 21,5 cm x 30 cm dengan posisi potrait 5. 29,5 cm x 15 cm dengan posisi landscape 6. 32,7 cm x 20 cm dengan posisi landscape

G. Proses Berkarya

Proses berkarya adalah rangkaian kerja dalam proses penciptaan karya. Untuk menciptakan karya seni grafis teknik alumunium lithografi ini memerlukan tahapan yang sistematis. Berikut adalah tahapan dalam proses penciptaan karya: 1. Tahap ke-1

[image:33.595.112.512.221.691.2]

Tahap awal dalam pembuatan karya adalah observasi untuk mengumpulkan data berupa foto Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan. Foto dengan berbagai sudut dan suasana ini menjadi bahan referensi untuk penyusun mengolah karya.

(34)

44

Fitri Salam Bhakti, 2014 2. Tahap ke-2

Tahap kedua ialah pembuatan sketsa yang digarap dengan menggunakan

oil pastel, karena oil pastel merupakan tekstur dari teknik alumunium lithografi

[image:34.595.118.507.195.635.2]

ini.

Gambar 3.24. Sketsa I (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(35)
[image:35.595.120.508.111.643.2]

Gambar 3.26. Sketsa III (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(36)

46

[image:36.595.119.507.109.533.2]

Fitri Salam Bhakti, 2014

Gambar 3.28. Sketsa V (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.29. Sketsa VI (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Tahap ke-3

(37)
[image:37.595.116.509.111.673.2]

Gambar 3.30. Proses Ampelas pada Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4. Tahap ke-4

Setelah selesai proses ampelas, plat alumunium dibersihkan dengan membasuh plat menggunakan air, supaya plat alumunium ini tidak kotor dan sisa bekas ampelas tidak tertinggal pada plat.

(38)

48

Fitri Salam Bhakti, 2014 5. Tahap ke-5

[image:38.595.116.511.191.722.2]

Plat alumunium yang telah dibersihkan, kemudian ditiriskan hingga kering. Pengeringan ini dilakukan agar permukaan plat dapat digambar pada proses selanjutnya.

Gambar 3.32. Pengeringan Plat Alumunium (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

6. Tahap ke-6

Tahap ke enam dilakukan pemindahan gambar pada kertas roti lalu dipindahkan lagi melalui kertas karbon. Pada kertas roti karena kertas ini transparan dan dapat digunakan untuk mengukur plat pada ukuran gambar yang tersedia, sedangkan kertas karbon berfungsi untuk menggandakan gambar dari kertas roti atau sketsa pada permukaan plat alumunium.

(39)
[image:39.595.113.509.107.647.2]

Gambar 3.34. Pemindahan Gambar pada Plat Menggunakan Kertas Karbon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

7. Tahap ke-7

Proses selanjutnya adalah menggambar dengan pensil lemak pada gambar yang sudah dipindahkan. Pensil lemak yang dipilih adalah eye liner padat yang mengandung lemak. Eye liner yang dipakai adalah jenis kosmetik palsu yang beredar di pasaran. Selain harganya murah eye liner ini memiliki kandungan lemak tinggi yang bagus untuk dipakai pada teknik ini namun berbahaya jika digunakan pada kulit, yang akan menimbulkan iritasi jika dipakai terus menerus.

Gambar 3.35. Proses Menggambar Menggunakan Pensil Lemak atau Eye Liner (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

8. Tahap ke-8

(40)

50

Fitri Salam Bhakti, 2014

pelarutan dengan air selama semalam, setelah cair Gom dicampur dengan

Phosporic Acid pada botol kaca. Botol kaca ini membuat cairan ini lebih tahan

[image:40.595.114.512.239.721.2]

lama dibanding menggunakan botol plastik, ini dikarenakan botol kaca lebih kuat dan kedap udara. Larutan gom ini diolesi pada permukaan plat yang telah digambar menggunakan pinsil lemak, larutan ini berfungsi mengubah bagian lemak sensitif terhadap tinta cetak.

Gambar 3.36. Permukaan Plat yang Telah Diolesi Larutan Gom (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

9. Tahap ke-9

Setelah permukaan plat telah diolesi larutan Gom, plat alumunium ini dikeringkan agar larutan ini meresap pada permukaan. Waktu yang dibutuhkan pada proses pengeringan, penyusun membutuhkan waktu 1 hari sampai dengan 2 hari, agar gambar lebih tahan lama untuk sensitif pada tinta cetak ketika dicetak nanti.

(41)

10. Tahap ke-10

[image:41.595.116.511.214.722.2]

Permukaan plat yang sudah kering dari larutan Gom, maka gambar yang dibuat dengan pensil lemak tadi dihapus dengan menggunakan terpentin. Karena bagian sensitif lemak pada plat sudah terpisah.

Gambar 3.38. Proses Penghapusan Lemak Dengan Terpentin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

11. Tahap ke-11

Proses selanjutnya adalah pengolesan bagian gambar pada plat alumunium dengan menggunakan Aspaltum. Aspaltum berfungsi menguatkan bagian sensitif lemak pada tinta cetak.

(42)

52

Fitri Salam Bhakti, 2014 12. Tahap ke-12

[image:42.595.115.515.196.670.2]

Plat alumunium yang telah diolesi Aspaltum sebaiknya didiamkan selama beberapa jam, supaya mendapatkan cetakan yang lebih tahan lama.

Gambar 3.40. Proses Pengeringan Aspaltun pada Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi

13. Tahap ke-13

Proses selanjutnya adalah membersihkan plat alumunium dari larutan gom juga Aspaltun dengan membasuh menggunakan air sampai bersih.

(43)

14. Tahap ke-14

[image:43.595.114.510.214.725.2]

Siapkan kaca, roller, dan tinta cetak. Tinta diratakan diatas permukaan kaca dengan menggunakan roller sampai merata. Proses ini dilakukan pada kaca dan roller yang bersih.

Gambar 3.42. Meratakan Tinta Cetak pada Permukaan Kaca (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

15. Tahap ke-15

Sebelum tinta cetak diratakan pada plat alumunium, plat alumunium ini sebaiknya dilembabkan dengan spon basah, agar bagian sensitif lemak dapat menangkap tinta dengan sempurna.

(44)

54

Fitri Salam Bhakti, 2014 16. Tahap ke-16

[image:44.595.117.512.282.635.2]

Plat yang sudah lembab jangan dibiarkan sampai kering, plat harus segera terkena tinta cetak yang diratakan dengan menggunakan roller. Pada tahap inilah dilakukan pencetakan pada kertas. Plat alumunium diletakan diatas kertas yang sudah diatur ukurannya, lalu dibalikan dengan posisi plat alumunium dibawah kertas. Pada bagian mesin kita harus teliti akan kebersihannya, supaya tidak mengotori kertas, dengan cara menabur bedak atau menyimpan kertas bersih pada bagian bawah kain flannel yang terdapat pada mesin press. Setelah persiapan tersebut sudah siap, maka kertas di press dengan menggunakan mesin press, agar tinta dapat menempel pada kertas.

Gambar 3.44. Mencetak Gambar dengan Mesin Press (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

17. Tahap ke-17

(45)
[image:45.595.116.508.106.743.2]

Gambar 3.45. Pengeringan Kertas yang Sudah Dicetak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

18. tahap ke-18

Proses diatas diulangi kembali untuk pewarnaan selanjutnya. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pewarnaan dari proses pencetakan yang dilakukan yang diambil contoh pada pewarnaan karya ke 5:

Pewarnaan ke-1 Pewarnaan ke-2

Pewarnaan ke-3 Pewarnaan ke-4

(46)

56

Fitri Salam Bhakti, 2014

Pewarnaan ke-7 Pewarnaan ke-8

Pewarnaan ke-9 Pewarnaan ke-10

(47)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Waktu bukan hanya sekedar cara melihat detikan arloji pada dinding yang terus berputar tanpa henti, namun waktu lebih dilihat sebagai kesempatan, uang dan karya yang terus mengukir hidup tiada henti. Waktu juga dapat diperhitungkan sebagai pedoman manusia dalam berinteraksi sosial dan membangun kehidupan di Bumi. Pentingnya waktu menjadi alasan penulis untuk mengembangkannya menjadi sebuah karya Tugas Akhir, dengan menampilkan gedung Sundial Kota Baru Parahyangan menurut fungsinya sebagai jam Matahari yang menunjukan waktu dari pagi sampai sore hari. Penulis mengaplikasikan teknik alumunium lithografi (Alugrafi) pada pembuatan karya ini.

Visualisasi karya Tugas Akhir ini memunculkan warna-warna kontras, terlebih pemilihan warna pada gedung yang diambil dari warna gedung sebenarnya serta pemilihan warna pada langit sebagai pelengkap gedung Sundial Kota Baru Parahyangan. Selain itu penulis juga menambahkan bayangan jarum jam Matahari dengan tujuan memunculkan fungsi jam Matahari. Pengkajian, perenungan dan penyadaran akan waktu penulis visualisasikan ke dalam skripsi penciptaan yang berjudul “Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis sebagai informasi akan jam Matahari, yang pada akhirnya diapresiasi dan menimbulkan tanggapan serta rangsangan untuk terjadinya proses pengkajian, perenungan, dan penyadaran oleh warga masyarakat khususnya.

B. Saran

(48)

73

Fitri Salam Bhakti, 2014

Harapan penulis, semoga karya ini dapat diterima dan membantu perkembangan seni khususnya seni grafis serta dapat menambah pengetahuan, wawasan dan dapat memberi motivasi untuk berkarya dengan memanfaatkan media baru yang ada seiring perkembangan zaman, khususnya bagi mahasiswa dan pendidik di bidang kesenirupaan.

Untuk penulis sendiri, dengan berkarya seni grafis teknik cetak datar alumunium lithografi (Alugrafi) ini dapat lebih mengolah rasa dan eksperimen terhadap media berbeda.

(49)

Abrams N, H. (1964). The Tamarind Book of Lithography Art and Techniques. Los Angeles: Publishers New York

Dharma, S. (1997). Warna sebagai salah satu Unsur Seni dan Desain. Jakarta: Depdikbud.

Dosen UPI. (2013). Buku Panduan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Bumi Siliwangi. Gie, L. (1983). Garis Besar Estetik. Yogyakarta: Super Sukses.

Kartika, S. (2004). Seni Rupa Modern Bandung. Bandung: Rekayasa Sains. Khazin, M. (2005). Kamus Ilmu Falak, Jogjakarta: Buana Pustaka.

Kusaka, J. (1979). Alam Semesta dan Cuaca. Jakarta: Tira Pustaka. Sabana, S. (2005). Legenda Kertas. Bandung: Kiblat Buku Utama. Scheder, G. (1977). Perihal cetak mencetak. Yogyakarta: Kanisius. Setyanto, H. (2008). Membaca Langit. Jakarta: Al-Ghurabi.

Sidhi P, I. (2000). Seni Litografi Modern. Jakarta: Galeri Nasional Indonesia. Suganda, H. (2011). Wisata Paris Van Java. Jakarta: Kompas.

Suadi, S. (2000). Setengah Abad Seni Grafis Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Susanto, M. (2001). Diksi Rupa kumpulan istilah seni rupa. Yogyakarta: Kanisus. Wardan, M. (1957). Kitab Falak dan Hisab, Jogjakarta: Toko Pandu.

_____ Bangunan Sundial Kota Baru Parahyangan (online). Tersedia: jurnalonline.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/view/45 (13 Februari 2014 jam 07:30)

Definisi Waktu (Online). Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu ( 04 Maret 2014 6:40)

Jam matahari (Online). Tersedia: http://noeriman213.blogspot.com/2013/05/makalah-laporan-karya-tulis-smp.html (1 Februari 2014 jam 8:02)

_____ Jam Matahari (Online). Tersedia: http://eprints.walisongo.ac.id/1063/ (04 Maret 2014 6:44)

Gambar

Gambar 2.1.   Bidang  ...................................................................................................
Gambar 3.1. Sundial Kota Baru Parahyangan Sisi Perspektif pada Malam Hari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.2. Sundial Kota Baru Parahyangan Tampak Depan di Pagi Hari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.4. Alumunium (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait