• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh psikokuratif terhadap kecemasan, persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh psikokuratif terhadap kecemasan, persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PSIKOKURATIF TERHADAP KECEMASAN, LAMA PERSALINAN, DAN KEBERHASILAN

INISIASI MENYUSU DINI

Siti Nurjanah (R1115084)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PENGARUH PSIKOKURATIF TERHADAP KECEMASAN, LAMA

PERSALINAN, DAN KEBERHASILAN

INISIASI MENYUSU DINI

Effect of Psychocurative Treatment on the Anxiety Lowering, the Length of Labor, and the Early Breastfeeding Initiation Successfulness

Siti Nurjanah*), Soetrisno*), Hardiningsih*)

*)Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

1)Siti Nurjanah, Prodi D IV Bidan Pendidik, Fakultas Kedokteran, UNS

2)Soetrisno, Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSDM Moewardi, Surakarta

3)Hardiningsih, Prodi D III Kebidanan Fakultas Kedokteran, UNS

e-mail:

sitinurjanah@student.uns.ac.id

ABSTRACT

Background: Psychocurative treatment is actions consisting of cognitive,

spiritual, social, and physical supports to change the excessive anxiety

perception (distress) to eustress (positive condition). The objective of this

research is to investigate the effect of the psychocurative treatment on the anxiety lowering, the length of labor, and the early breastfeeding initiation successfulness.

Method: This research used the quasi experimental research method with the

pretest-posttest control group design. Its samples were taken by using the incidental sampling technique and consisted of 40 respondents: 20 in the intervention group and 20 in the control group. The data of research were collected through T-MAS questionnaire and pantograph and analyzed by using the the t-test and the manova test

Result: The psycho curative treatment affected the anxiety-lowering as

(3)

commit to user

Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Conclusion: Psychocurative treatment had an effect on the anxiety lowering,

the length of labor, and early breastfeeding initiation, but it dominantly affected the anxiety-lowering.

Keywords: Psycho curative, anxiety, length of labor, early breastfeeding

initiation successfullness.

ABSTRAK

Latar belakang : Psikokuratif merupakan tindakan yang terdiri atas dukungan

kognitif, dukungan spiritual, dukungan sosial, dan dukungan fisik untuk mengubah persepsi kecemasan berlebih (disstres) menjadi eustres keadaan positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikokuratif terhadap penurunan kecemasan, lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini quasi experiment dengan rancangan

pretest-posttest control group design. Pada penelitian pengambilan sampel secara insidental sampling dengan jumlah sampel 40 responden, 20 responden sebagai kelompok intervensi, 20 responden sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner T-MAS dan partograf. Analisis data dengan menggunakan uji t-test dan uji manova.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh

psikokuratif terhadap penurunan kecemasan dengan nilai value 0,00 ( p-value < 0,05), terdapat pengaruh terhadap lama persalinan dengan nilai p- p-value 0,019 (p-value < 0,05), terdapat pengaruh terhadap keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan nilai p- value yaitu p-value sebesar 0,025 (p-value < 0,05). Hasil analisis data manova menunjukan nilai p-value 0, 00 (p-value < 0,05) dengan perbedaan mean range kecemasan yaitu -4,900, perbedaan rerata lama persalinan yaitu -1,000, dan perbedaan keberhasilan IMD yaitu -0,35.

Simpulan : Psikokuratif berpengaruh terhadap penurunan kecemasan, lama

persalinan, dan keberhasilan IMD, namun psikokuratif berpengaruh dominan terhadap penurunan kecemasan.

Kata kunci: Psikokuratif, Kecemasan, Lama Persalinan, Keberhasilan Inisiasi

Menyusu Dini.

PENDAHULUAN

Angka kematian ibu dan angka

kematian neonatal masih cukup tinggi.

Berdasarkan Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka kematian ibu (yang

berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas) sebesar 359

per 100.000 kelahiran hidup.

(4)

commit to user

kematian neonatal memberi kontribusi

terhadap 56% kematian bayi. SDKI

tahun 2012 menyebutkan bahwa angka

kematian neonatal (AKN) sebesar 19

per 1.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Republik Indonesia, 2014)..

Kematian ibu dan bayi

berhubungan dengan hasil akhir di

bidang kebidanan. Hasil akhir bidang

kebidanan ini dipengaruhi keadaan

psikis seperti stress dan kecemasan

antenatal. Wanita hamil yang

menderita stress kecemasan pada

trimester ketiga akan meningkatkan

resiko operasi sectio caesaria,

persalinan dengan alat, kelahiran

prematur, melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR). Dampak

jangka panjang berkaitan dengan

gangguan perilaku dan emosi. Sehingga

kecemasan akan memberikan dampak

pada hasil akhir di bidang kebidanan

(Correia, 2007).

Kenyataannya, hampir semua

tingkah laku manusia dan proses

biologis juga dipengaruhi oleh proses

psikis. Pertumbuhan janin dalam rahim

menyebabkan calon ibu mudah terasa

lelah, tidak bisa tidur nyenyak, dan

sesak nafas. Bahkan bagi wanita yang

sehat, kehamilan dan kondisi saat

persalinan dirasakan berat dan tidak

menyenangkan yang dapat

menimbulkan gangguan psikis

seperti kecemasan. Kecemasan

yang dialami berhubungan dengan

proses dan nyeri persalinan yang

akan dialami. Hal ini

mengakibatkan, kecemasan

berlebih sering dialami pada

kehamilan trimester ketiga yang

akan berkaitan erat dengan rasa

sakit pada saat persalinan, proses

persalinan, dan keadaan setelah

persalinan (Natalia, 2008).

Ketakutan dan kecemasan

berlebih (distress) merupakan

faktor utama yang menyebabkan

rasa sakit dalam persalinan.

Kecemasan yang berlebih

(distress) akan merangsang

epinefrin dan kortisol yang

berpengaruh terhadap kontraksi

uterus dan dilatasi serviks.

Peningkatan kadar epinefrin dan

kortisol akan berpotensi

menyebabkan kontraksi uterus

melemah sehingga persalinan

berlangsung lama (Salmah, 2006).

Selain itu kecemasan juga

mempengaruhi keadaan setelah

bersalin, dari data yang ada, hanya

sekitar 14 persen ibu melahirkan

berhasil memberikan air susu ibu

untuk buah hatinya. Hal ini

(5)

commit to user

susu ibu (ASI) tidak keluar setelah

melahirkan dan keadaan ini diperkuat

dengan kondisi psikologis seperti

kecemasan ibu setelah melahirkan. Hal

ini tentu keadaan psikologis dapat

mempengaruhi keberhasilan menyusu

dini (Maryuani, 2012).

Hal ini diperkuat dengan hasil

wawancara 10 ibu bersalin di wilayah

Puskesmas Plupuh I, ibu tidak

melakukan inisiasi menyusu dini

dikarenakan ibu merasa kelelahan dan

merasa takut tidak bisa mengasuh

bayinya. Hal ini juga diperburuk

sebagian ibu kurang mengetahui

manfaat ASI, kurangnya dukungan

suami, dan tidak ada pengeluaran ASI

sehingga ibu merasa tidak perlu

melakukan inisiasi menyusu dini

(IMD).

Salah satu upaya untuk mengatasi

keadaan gangguan psikologis seperti

kecemasan yaitu dengan psikokuratif.

Dalam penelitian Soetrisno (2009),

psikokuratif merupakan tindakan yang

terdiri atas dukungan kognitif,

dukungan spiritual, dukungan sosial,

dan dukungan fisik untuk mengubah

persepsi kecemasan berlebih (disstres)

menjadi eustres (keadaan positif)

dengan mekanisme menyempurnakan

aktivitas aksis

Hipotalamus-Pituitari-Adrenal, menekan efek supresi kortisol

yang meningkatkan sintesis protein

stres yang direspons reseptor di

membran miosit dengan

mengaktifkan enzim dependent

protein kinase. Selanjutnya

mengakibatkan fosforilasi dan

aktifasi miosin rantai kinase

sehingga timbul kontraksi

myometrium.

Melihat manfaat psikokuratif

yang dilakukan dengan dengan

memberikan dukungan kognitif,

dukungan sosal, dukungan spiritual

dan dukungan fisik, maka penulis

ingin meneliti tentang pengaruh

psikokuratif terhadap kecemasan,

lama persalinan, dan keberhasilan

inisiasi menyusu dini.

METODE

Penelitian ini menggunakan

desain penelitian penelitian ini

quasi experiment dengan dengan

rancangan pretest-posttest control

group design untuk mengetahui

pengaruh psikokuratif terhadap

kecemasan, lama persalinan, dan

keberhasilan inisiasi menyusu dini

di Puskesmas Plupuh I dan

Puskesmas Plupuh II.

Sampel pada penelitian ini

terdiri dari kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol

(6)

commit to user

Kelompok eksperimen yaitu responden

di wilayah Puskesmas Plupuh I dan

kelompok kontrol dengan standar

pelayanan kebidanan yaitu responden di

wilayah Puskesmas Plupuh II secara

insidental sampling.

Peneliti melakukan pengumpulan

data yang dilakukan dengan pemilihan

responden sesuai dengan teknik

pengambilan sampel berdasarkan data

dari bidan di wilayah Puskesmas

Plupuh I dan II, peneliti meminta izin

yang bersangkutan. Peneliti melakukan

pengumpulan data kecemasan pada ibu

hamil trimester 3. Kemudian dilakukan

psikokuratif pada kelompok intervensi,

sebelum hari perkiraan lahir dengan

waktu 2 minggu. Pada minggu pertama

dilakukan sekali secara bersama, dan

satu minggu berikutnya 3 kali secara

kunjungan rumah.

Peneliti mengikuti proses

persalinan responden yang ditolong

oleh bidan dan menghitung lama

persalinan. Setelah proses persalinan

selesai, peneliti mengamati proses

inisiasi menyusu dini pada jam pertama

setelah bersalin. Kemudian setelah ibu

selesai dibersihkan, peneliti dibantu

enumerator memberikan kuisioner

kecemasan.

Pada kelompok kontrol, peneliti

dibantu enumerator hanya melakukan

pelayanan antenatal care dan

melakukan pengukuran kecemasan

pada kehamilan trimester 3,

mengikuti proses persalinan pada

responden dan menghitung lama

persalinan. Setelah proses

persalinan selesai, peneliti

mengamati proses inisiasi menyusu

dini pada jam pertama. Kemudian

setelah ibu selesai dibersihkan,

peneliti mengumpulkan data

kecemasan sesudah perlakuan

Analisis data dilakukan

dengan analisis uniariate, bivariate,

dan multivariate. Analisis

univariate digunakan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel

penelitian.

Analisis bivariate dilakukan

tehadap dua variabel yang akan

dibandingkan dengan uji

independent paired t-test untuk

kelompok data tidak berpasangan

dan uji paired t-test untuk

kelompok data tidak berpasangan.

Uji alternatif yaitu mann whitney

untuk kelompok data tidak

berpasangan dan uji wilcoxon

untuk kelompok data tidak

berpasangan.

Analisis multivariate

(7)

commit to user

pengaruh psikokuratif dengan

kecemasan, lama persalinan, dan

keberhasilan inisiasi menyusu dini.

Analisis multivariate menggunakan

mannova (Multivariate Analysis Of

Variance).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel didapatkan bahwa

responden umur kehamilan 37 minggu

sebanyak 7,5% (3 responden), responden

dengan umur kehamilan 38 minggu

sebanyak 42,5% (17 responden),

responden dengan umur kehamilan 39

minggu sebanyak 42% (16 responden),

responden dengan umur kehamilan 40

minggu sebanyak 10% (4 responden),

paritas sebagian besar primipara

sebanyak 77,5% (31 responden) dan

multipara sebanyak 22,5% (9

responden)., pendidikan sebagian besar

SMA 52,5 % (21 responden), SD

sebanyak 17,5 % (7 responden), SMP

sebanyak 25 % (8 responden), dan

S1 sebanyak 5 % (2 responden).

B. Pengaruh Psikokuratif Terhadap

Kecemasan

Tabel 2 Gambaran Skor

Kecemasan Kelompok Intervensi dan Kontrol Sebelum Perlakuan.

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel 2 diketahui

rata-rata skor kecemasan awal pada

kelompok intervensi dan kelompok

kontrol. Rerata skor kecemasan awal

pada kelompok intervensi sebesar

23,90 dan rerata skor kecemasan awal

pada kelompok kontrol sebesar 23,95.

Hasil uji statistik menunjukan nilai p

sebesar 0,896 ( p > 0,05).

Tabel 3 Perbedaan Skor Kecemasan

Sebelum dan Setelah Perlakuan Pada

Kelompok Intervensi

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel 3 diketahui

hasil uji statistik menunjukan bahwa

p senilai 0,000 ( p < 0,05) yang

berarti terdapat perbedaan yang

bermakna skor kecemasan sebelum

dan setelah perlakuan pada kelompok

(8)

commit to user

Tabel 4 Perbedaan Skor Kecemasan

Sebelum dan Setelah Perlakuan Pada Kelompok Kontrol

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel 4 diketahui hasil

uji statistik menunjukan nilai p sebesar

0,083 (p > 0,05). Hasil ini menunjukan

bahwa skor kecemasan sebelum dan

setelah pada kelompok kontrol tidak ada

perbedaan yang bermakna.

Tabel 5 Gambaran Skor Kecemasan

Kelompok Intervensi dan Kontrol Setelah Perlakuan

Sumber: data primer, 2016

Hasil rerata menunjukan bahwa

rerata kecemasan setelah perlakuan pada

kelompok intervensi lebih rendah daripada

kelompok kontrol. Hasil uji statistik

menunjukan nilai p-value sebesar 0,00 (p

< 0,05). Hasil ini menunjukan bahwa skor

kecemasan setelah perlakuan pada

kelompok intervensi dan kelompok

kontrol ada perbedaan yang bermakna.

Hasil analisis data tersebut,

menunjukan bahwa terdapat pengaruh

psikokuratif terhadap penurunan

kecemasan.

Hal ini sesuai teori Soetrisno

(2009) bahwa dengan pemberian

psikokuratif yang sesuai dipersepsi

oleh sistem limbik di hipotalamus

secara tepat dalam bentuk sinyal yang

merambat ke neuron hipotalamus

yang menurunkan CRH (Chorionic

Gonadotropin Hormone).

Selanjutnya, terjadi penurunan

produksi ACTH (Adrenocorticotropin

Hormone ) oleh neuron hipofise

anterior yang direspons korteks

adrenal dengan penurunan kortisol.

Adanya penurunan kortisol ini

mengakibatkan kecemasan menurun,

karena hormon kortisol akan

meningkat pada saat terjadi

kecemasan (Pomerantz, 2014).

Dalam penelitian pemberian

beberapa terapi yang memiliki

kemiripan dengan psikokuratif

terhadap penurunan kecemasan,

seperti penelitian Sukandar (2009),

menunjukan hasil bahwa adanya

terapi kognisi dan pemberian

dukungan serta kepercayaan akan

efektif untuk menurunkan kecemasan

persalinan.

C. Pengaruh Psikokuratif Terhadap

Lama Persalinan

Tabel 6 Perbedaan Lama Persalinan

Pada Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol

N Rerata p- value

(9)

commit to user

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa

rerata lama persalinan pada kelompok

intervensi sebesar 8.85 dan kelompok

kontrol sebesar 9.85 dengan nilai p sebesar

0,019 (p < 0,05). Hasil ini menunjukan

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

lama persalinan pada responden yang

diberikan psikokuratif dan tidak diberikan

psikokuratif. Hal ini diakibatkan adanya

penurunan kecemasan yang mengakibatkan

adanya penuruanan kortisol dalam tubuh.

Hasil penelitian lain Utami (2011)

menunjukan bahwa lama persalinan

dipengaruhi oleh kecemasan selama

kehamilan dan persalinan. Hal ini tentu

diperlukan beberapa perlakuan untuk

menurunkan kecemasan. Hasil penelitian

sebelumnya Soetrisno (2009) yaitu bahwa

psikokuratif terbukti meningkatkan

prosentase persalinan normal dengan nilai p

0,006 (p < 0,05) dan mempercepat waktu

persalinan. Hal ini dikarenakan dengan

pemberian psikokuratif yang sesuai

dipersepsi oleh sistem limbik di

hipotalamus secara tepat akan

mempengaruhi penurunan kortisol.

Penurunan kortisol mempengaruhi sintesis

protein sel meningkatkan produksi HSP

(Heat Shock Protein) 60 dan ion kalsium.

Hal tersebut akan meningkatkan

konsentrasi cAMP (cyclic-Adenosine

Monophospate) dalam sitoplasma dan

pengaktifan cAMP dependentprotein

kinase. Selanjutnya, mengakibatkan

fosforilasi dan inaktifasi miosin rantai

kinase serta menyebabkan kontraksi.

Dengan demikian, tenaga yang timbul

pada miosit meningkat dan berdampak

kontraksi miometrium, maka waktu

persalinan akan semakin cepat

(Salmah, 2006 ; Soetrisno, 2009).

D. Pengaruh Psikokuratif Terhadap

Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini

Tabel 7 Perbedaan Keberhasilan

Inisiasi Menyusu Dini pada Kelompok

Intervensi dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel 7 diketahui

bahwa pada kelompok intervensi

responden yang berhasil melakukan

inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak

15 responden dan yang tidak berhasil

sebanyak 5 responden. Pada kelompok

kontrol responden yang berhasil

melakukan inisiasi menyusu dini yaitu

sebanyak 8 responden dan yang tidak

berhasil sebanyak 12 responden. Hasil

N Rerata p- value

(10)

commit to user

uji statistik yaitu p sebesar 0,025 (p-value <

0,05). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna keberhasilan

inisiasi menyusu dini pada responden yang

diberikan psikokuratif dan tidak diberikan

psikokuratif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya Soetrisno (2009),

bahwa dengan pemberian psikokuratif akan

mengakibatkan penurunan kortisol.

Penurunan kortisol akan memperlancar

produksi oksitosin dalam tubuh. Pada

trimester akhir kehamilan, CRH akan

memperbanyak oksitosin untuk merangsang

miometrum berkontraksidan meningkatkan

produksi oksitosin. Produksi okstosin yang

meningkat mengakibatkan produksi air susu

ibu tidak lancar. Produksi air susu lancar

dan meningkatkan motivasi ibu untuk

menyusui bayi, terutama menyusui secara

dini (Keelan, 2007).

Selain itu faktor pengetahuan pada ibu

juga mempengaruhi keberhasilan inisiasi

menyusu dini. Hal ini dibuktikan dalam

penelitian Nastiti (2011) bahwa faktor

pengetuhan merupakan faktor utama

keberhasilan inisiasi menyusu dini. Hal ini

pengetahuan seseorang akan memengaruhi

sikap dari seseorang untuk melakukan

tindakan (Notoatmojo, 2010). Dalam

penelitian Nastiti (2011) keberhasilan

inisisasi menyusu dini juga dipengaruhi

oleh persepsi ibu terhadap sikap bidan,

sehingga adanya dukungan dari bidan

untuk melakukan inisiasi menyusu dini

meningkatkan keberhasilan inisisasi

menyusu dini.

Adanya beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan inisiasi

menyusu dini, maka pemberian

psikokuratif dengan dukungan kognitif

dan spiritual dengan memberikan

pengetahuan kepada responden

mengenai inisiasi menyusu dini sesuai

dengan teori. Selain itu adanya

dukungan sosial sesuai teori bahwa

faktor keberhasilan inisiasi menyusu

dini dipengaruhi oleh adanya dukungan

sosial dari keluarga dan bidan. Adanya

dukungan fisik dengan perawatan

payudara dalam komponen

psikokuratif, maka keberhasilan

menyusu dini dapat ditingkatkan.

Hal tersebut terbukti dalam

penelitian ini, bahwa dengan adanya 4

komponen (dukungan kognitif,

dukungan sosial, dukungan spiritual,

dan dukungan fisik) pada kelompok

intervensi, responden yang berhasil

melakukan inisiasi menyusu dini

sebanyak sebanyak 15 responden dan

yang tidak berhasil sebanyak 5

responden. Sedangkan pada kelompok

control (yang tidak diberikan

psikokuratif) responden yang berhasil

(11)

commit to user

sebanyak 8 responden dan yang tidak

berhasil sebanyak 12 responden. Hasil

keberhasilan inisiasi menyusu dini rendah

pada kelompok kontrol disebabkan tidak

adanya pemberian psikokuratif

menyebabkan kurangnya motivasi pada ibu

sehingga mempengaruhi proses bonding

antara ibu dan bayi. Jadi berdasarkan hasil

tersebut keberhasilan inisiasi menyusu dini

pada responden yang diberikan psikokuratif

lebih tinggi.

E. Pengaruh Psikokuratif Terhadap

Kecemasan, Lama Persalinan, dan

Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini

Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Varian dan

Covarian

Variabel Varian Covarian

Kecemasan

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel 8 diketahui hasil

uji homogenitas varian data kecemasan,

lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi

menyusu dini memiliki varian data yang

homogen, ini ditunjukan dari signifikansi

variabel kecemasan 0,433 ( > 0,005),

signifikansi variabel lama persalinan

0,168( > 0,005), dan signifikansi variabel

keberhasilan inisiasi menyusu dini 0,062

(> 0,005).

Berdasarkan tabel 8 diketahui hasil

uji homogenitas matriks varian atau

covarian yaitu matriks varian atau

covarian dari variabel dependen

sama dilihat dari signifikansi Box’s

M senilai 0,057 ( > 0,05).

Tabel 9 Hasil Uji Manova

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan tabel 9 diketahui

bahwa hasil analisis menunjukkan

bahwa harga F untuk Pillae Trace,

Wilk Lambda, Hotelling Trace, Roy’s

Largest Root.x memiliki signifikansi

yang lebih kecil dari 0,05. Artinya,

harga Funtuk Pillae Trace, Wilk

Lambda, Hotelling Trace, Roy’s

Largest Root semuanya signifikan.

Jadi, terdapat perbedaan kecemasan,

lama persalinan, dan keberhasilan

inisiasi menyusu dini pada kelompok

dilakukan psikokuratif dan tidak

dilakukan psikokuratif.

Sumber : data primer, 2016

Berdasarkan tabel 10 diketahui

bahwa hasil analisis tests of

(12)

commit to user

kecemasan memiliki signifikansi 0,000,

variabel lama persalinan memiliki

signifikansi 0,000, dan variabel

keberhasilan IMD memiliki signifikansi

0,000. Hal ini menunjukan psikokuratif

berpengaruh signifikan terhadap

kecemasan, lama persalinan, dan

keberhasilan IMD.

Berdasarkan tabel 10 diketahui

bahwa perbedaan rerata kecemasan pada

kelompok yang dilakukan psikokuratif

dan tidak yaitu -4,900, perbedaan rerata

lama persalinan pada kelompok yang

dilakukan psikokuratif dan tidak yaitu

-1,000, dan perbedaan keberhasilan IMD

pada kelompok yang dilakukan

psikokuratif dan tidak yaitu -0,35.

Hasil penelitian menunjukan

hipotesis diterima, ada pengaruh

psikokuratif dalam menurunkan

kecemasan, mempercepat lama

persalinan, dan meningkatkan

keberhasilan inisiasi menyusu dini. Hasil

ini sesuai dengan penelitian ( Soetrisno,

2009) psikokuratif terbukti

meningkatkan prosentase persalinan

normal, uji chi-square, diperoleh p =

0.006 (p value < 0.05), serta

mempercepat waktu persalinan, uji anova

diperoleh p = 0.00 ( < 0.05 ).

Psikokuratif terbukti mengubah kondisi

biologis ibu primigravida, Hsp 60,

70 dan 90 terjadi peningkatan,

sedangkan kortisol penurunan.

Berdasarkan teori dengan

adanya penurunan kortisol ini maka

akan menyebabkan penurunan

kecemasan (Pomerantz, 2014).

Penurunan kortisol ini juga

mempercepat persalinan, hal ini

juga dibuktikan dalam penelitian

(Utami, 2011) yang menyatakan ada

hubungan antara kecemasan dengan

lama persalinan dengan nilai

signifikansi 0,002. Hal ini

dikarenakan saat kecemasan

menurun maka kortisol akan

menurun. Penurunan kortisol

mempengaruhi tenaga yang timbul

pada miosit meningkat dan

berdampak kontraksi miometrium,

maka waktu persalinan akan

semakin cepat (Soetrisno, 2009).

Psikokuratif dengan dukungan

kognitif, dukungan sosial, dukungan

spiritual, dan dukungan fisik

memengaruhi keberhasilan inisiasi

menyusu dini.

Penelitian ini masih ada

keterbatasan penelitian sebagai

berikut:

1. Paritas responden tidak

primipara, sehingga hal ini

(13)

commit to user

2. Peneliti tidak meneliti sosial ekonomi

responden, sehingga hal ini

menyebabkan hasil kurang akurat

karena adanya sosial ekonomi

berpengaruh terhadap hasil penelitian.

3. Tingkat pendidikan responden dalam

penelitian ini tidak sama, sehingga hal

ini menyebabkan hasil kurang akurat

karena tingkat pendikan responden

mempengaruhi penerimaan informasi

dan cara pandang responden.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Skor kecemasan awal pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol tidak

ada perbedaan yang bermakna

2. Rerata skor kecemasan setelah

perlakuan pada kelompok intervensi

sebesar 18,90. Kecemasan setelah

perlakuan pada kelompok intervensi

mengalami penurunan rerata. Rerata

lama persalinan pada kelompok

intervensi sebesar 8.85. Pada

kelompok intervensi (yang mendapat

psikokutratif) responden yang

berhasil melakukan inisiasi menyusu

dini yaitu sebanyak 15 responden dan

yang tidak berhasil sebanyak 5

responden.

3. Rerata skor kecemasan setelah

perlakuan pada kelompok kontrol

sebesar 23,80.

Rerata lama persalinan pada

kelompok kontrol sebesar 9.85.

Pada kelompok kontrol

responden yang berhasil

melakukan inisiasi menyusu dini

yaitu sebanyak 8 responden dan

yang tidak berhasil sebanyak 12

responden.

4. Terdapat perbedaan skor

kecemasan setelah perlakuan

pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol. Terdapat

perbedaan yang bermakna lama

persalinan pada responden yang

diberikan psikokuratif (kelompok

intervensi) dan tidak diberikan

psikokuratif (kelompok kontrol).

Terdapat perbedaan yang

bermakna keberhasilan inisiasi

menyusu dini pada responden

yang diberikan psikokuratif dan

tidak diberikan psikokuratif.

5. Terdapat pengaruh psikokuratif

terhadap penurunan kecemasan,

lama persalinan yang lebih cepat,

dan peningkatan keberhasilan

inisiasi menyusu dini. Pengaruh

psikokuratif berpengaruh

dominan terhadap penurunan

kecemasan.

Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian

diatas, dapat dikemukakan saran

sebagai berikut:

(14)

commit to user

1. Bagi Profesi

Bidan perlu memberikan psikokuratif

untuk memberikan dukungan kognitif

berupa informasi kehamilan dan

persalinan, dukungan sosial dengan

mendorong keluarga dalam

pendampingan persalinan, dukungan

spiritual sebagai penguatan tindakan,

dan dukungan fisik. Hal ini

bermanfaat sebagai upaya preventif

adanya komplikasi pada kehamilan

dan persalinan serta upaya

peningkatan keberhasilan inisiasi

menyusu dini. Sehingga adanya

psikokuratif ini dapat juga dijadikan

penatalaksanaan ibu hamil dengan

kecemasan, terutama pada

primigravida.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Memberikan pengembangan

ketrampilan bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan, sebagai

pencegahan komplikasi kebidanan

salah satunya dengan pengembangan

ketrampilan pelaksanaan psikokuratif

pada tenaga kesehatan yang bekerja.

Sehingga tenaga kesehatan terutama

bidan dapat memberikan psikokuratif

sebagai pelayanan kepada ibu hamil.

3. Bagi Ibu Hamil

Meningkatkan upaya manajemen diri

dan meningkatkan pengetahuan

informasi kehamilan serta

pengalaman diri untuk

mengurangi kecemasan selama

kehamilan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adanya keterbatasan dalam

penelitian ini, maka peneliti

selanjutnya perlu meneliti lebih

lanjut tentang psikokuratif

dengan memperbanyak jumlah

sampel, menggunakan responden

dengan paritas primipara

sehingga penelitian lebih akurat,

meneliti keadaan sosial ekonomi

responden, dan tingkat

pendidikan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Antoinette, Lee, et. al.

(2007).Prevalence, course, and

risk factors for antenatal

anxiety and depression.The

American College of

Obstetricans and Gynecologits. 110: 1102-111

Correia LL, Linhares MBM

(2007). Maternal anxiety in the pre- and postnatal period: a literature review. Rev Latino-am Enfarmagem, 15 (4): 677-83

Cunningham, F. G. (2005).

Obstetri Williams. Jakarta:

EGC, pp: 126

Dahlan, S (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika, pp: 59-60

Depkes. (2014). Profil Kesehatan

Republik Indonesia, dalam

(15)

commit to user

Deswani (2007). Faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu dalam

pengambilan keputusan untuk

menyusui bayi secara dini di

puskesmas kecamatan Keramat

Jati, Duren Sawit dan Cakung Jakarta Timur. Skripsi :Universitas Indonesia

Handerson, C. (2005) Konsep

Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat (2007). Metodologi Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, pp: 46-49

Keelan, J.,et.al., (2001) “Predicting

preterm delivery : comparison of

cervicovaginal interleukin (il)-1β ,

il-6 and il-8 with fetal fibronectin and cervical dilatation, European

Journal of Obstetrics And

Gynecology And Reproductive

Biology, 95:154-158

Littleleton, H et. al. (2006).Correlates of

anxiety symptoms during

pregnancy and association with

perinatal outcomes.American

Journal Obstetrics and Gynecology. 7-8

Maramis (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 107

Mochtar R. (1989). Sinopsis Obstetri Ed 2. Jakarta: EGC, pp: 217-23 Nastiti. (2013). Faktor-faktor yang

berhubungan praktek inisiasi

menyusu dini di wilayah kerja

puskesmas pangkah. Skripsi:

Universitas Negeri Semarang Natalia, J (2008). Preffered Music,

anxiety, and pregnant. Indonesian Psychological Journal, 24: 88-89 Niven, N (2002). Psikologi Kesehatan.

Jakarta: EGC, pp: 122-123

Notoatmojo, S (2003). Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta, pp: 26-28

Soetrisno. (2009). Ekspresi Heat Shock Protein 60, 70, 90 dan Kortisol pada Primigravida yang Mendapat Psikokuratif. Disertasi: Universitas Airlangga Surabaya

Utami. (2011). Hubungan Antara

Tingkat Kecemasan pada

Primigravida Usia Kehamilan 36- 40 minggu dengan Lama

Persalinan di Surakarta.

Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta

Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu

Bedah Kebidanan. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, pp: 20

Zamriati. (2013). Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Ibu Hamil

(16)
(17)

Gambar

Tabel 4Perbedaan Skor KecemasanSebelum dan Setelah Perlakuan PadaKelompok Kontrol
Tabel 7Perbedaan
Tabel 9 Hasil Uji Manova

Referensi

Dokumen terkait

Ini merupakan penggalan dari novel jangan biarkan surau ini roboh yang mana di dalam novel ini ada beberap tokoh diantaranya : Ibrahim (tokoh utama), dan ini adalah tokoh yang

Tuntasnya dapat dirumus berdasarkan kepada kajian yang dijalankan menunjukkan (MAIPs) di bawah kepimpinan Raja Duli Yang Maha Mulia Tuanku Syed Sirajuddin Ibni Al-Marhum Tuanku

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelengkapan paragraf mengacu kepada adanya kalimat topik pada suatu paragraf dan adanya kalimat-kalimat penunjang secara

mengetahui perbedaan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diterapkan metode brainstorming dengan pembelajaran yang tidak diterapkan metode brainstorming

Bahan pakan bungkil kelapa, kulit ari kedelai, onggok dan ampas kecap menunjukkan sifat fisik yang berbeda sehingga perlu penanganan yang berbeda untuk optimalisasi

Terkait dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen dapat disimpulkan sebagai berikut: Proses perencanaan dalam proses pemberdayaan KSM memiliki arah dan tujuan untuk

Menyatakan bahwa Karya Seni Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun dan juga

Pada penelitian sebelumnya hanya dilakukan observasi satu atau dua variabel faktor eksternal saja sedangkan pada penelitian ini akan dilakukan observasi terhadap