• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 Peta Desa Lerep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 Peta Desa Lerep"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 2 Cara perhitungan subvariabel taraf hidup rumahtangga No Subvariabel Uraian 1. Tingkat pengeluaran rata-rata rumahtangga per bulan

Seberapa besar rata-rata uang yang dibelanjakan setiap anggota rumahtangga dalam suatu rumahtangga baik untuk kebutuhan konsumsi maupun non konsumsi dalam kurun waktu satu bulan. Awalnya, peneliti mengidentifikasi tingkat pengeluaran rata-rata rumahtangga rumahtangga pemilik usaha keripik. Kemudian, jawaban rumahtangga pemilik usaha keripik digolongkan dengan perhitungan menggunakan sebaran normal, sebagai berikut:

Jika tingkat pengeluaran rata-rata rumahtangga pemilik usaha keripik dalam sebulan:

a. ≥ Rp 2.398.653.02 = pilihan jawaban “3”= tingkat pengeluaran rata-rata rumahtangga per bulan tergolong “Tinggi”= skor 3

b. > Rp 1.626.013.64 - < Rp 2.398.653.02 = pilihan jawaban “2”= tingkat pengeluaran rata-rata rumahtangga per bulan tergolong “Sedang”= skor 2 c. ≤ Rp 1.626.013.64 = pilihan jawaban

“1”= tingkat pengeluaran rata-rata rumahtangga per bulan tergolong “Rendah”= skor 1

2.

Tingkat pendapatan rata-rata rumahtangga per bulan

Seberapa besar rata-rata pendapatan yang diperoleh setiap anggota rumahtangga dalam suatu rumahtangga baik dari aktivitas nakfah di sektor pertanian maupun sektor non pertanian, baik berupa in-cash (uang) maupun

in kind (barang) yang dinilai dengan menggunakan ukuran rupiah dalam kurun waktu satu bulan dan telah dikurangi dengan biaya-biaya lainnya sebagai imbalan dari pekerjaan. Awalnya, peneliti mengidentifikasi tingkat pendapatan rata-rata rumahtangga pemilik usaha keripik. Kemudian, jawaban rumahtangga pemilik usaha keripik digolongkan dengan perhitungan menggunakan sebaran normal, sebagai berikut:

Jika tingkat pendapatan rata-rata rumahtangga pemilik usaha keripik dalam sebulan:

(4)

No Subvariabel Uraian

a. ≥ Rp 13.090.099.75 = pilihan jawaban “3”= tingkat pendapatan per bulan tergolong “Tinggi”= skor 3

b. > Rp 3.642.729.72 - < Rp 13.090.099.75 = pilihan jawaban “2”= rata-rata pendapatan per bulan tergolong “Sedang”= skor 2

c. ≤ Rp 3.642.729.72= pilihan jawaban “1”= rata-rata pendapatan per bulan tergolong “Rendah”= skor 1

3.

Luas tempat tinggal Luas bangunan dan pekarangan tempat tinggal rumahtangga. Awalnya, peneliti mengidentifikasi luas tempat tinggal masing-masing rumahtangga pemilik usaha keripik. Kemudian, jawaban rumahtangga pemilik usaha keripik digolongkan dengan perhitungan menggunakan sebaran normal, sebagai berikut:

Jika luas tempat tinggal rumahtangga pemilik usaha keripik:

a. ≥ 175.34 m2 = pilihan jawaban “3”= luas tempat tinggal tergolong “Tinggi”= skor 3

b. > 94.32 m2 - < 175.34 m2 = pilihan jawaban “2”= luas tempat tinggal tergolong “Sedang”= skor 2

c. ≤ 94.32 m2= pilihan jawaban “1”= luas tempat tinggal tergolong “Rendah”= skor 1

Kepemilikan barang

berharga dimiliki rumahtangga pemilik usaha keripik.Seberapa banyak barang berharga yang Terdapat sembilan jawaban yang dapat dipilih rumahtangga pemilik usaha keripik dalam kuesioner. Penggolongan jawaban untuk variabel ini dilakukan dengan menggunakan sebaran normal pada jawaban rumahtangga pemilik usaha keripik, penggolongannya adalah sebagai berikut:

a. Memiliki ≥ 5 barang berharga = kepemilikan barang berharga tergolong “Tinggi”= skor 3

b. Memiliki 3- 4 barang berharga = kepemilikan barang berharga tergolong “Sedang”= skor 2

c. Memiliki ≤ 2 barang berharga= kepemilikan barang berharga tergolong “Rendah”= skor 1

(5)

No Subvariabel Uraian

pertanian luas yang dimiliki rumahtangga pemilik usaha keripik. Terdapat tiga jawaban yang dapat dipilih rumahtangga pemilik usaha keripik dalam kuesioner. Penggolongan jawaban untuk variabel ini dilakukan dengan menggunakan sebaran normal pada jawaban rumahtangga pemilik usaha keripik, penggolongannya adalah sebagai berikut:

a. Memiliki 2-3 aset pertanian= kepemilikan aset pertanian tergolong “Tinggi”= skor 3

b. Memiliki 1 aset pertanian= kepemilikan aset pertanian tergolong “Sedang”= skor 2

c. Memiliki 0 aset pertanian= kepemilikan aset pertanian tergolong “Rendah”= skor 1

(6)
(7)

Lampiran 3 Daftar rumahtangga pemilik usaha keripik dan lapisan sosial

No Responden Nama Lapisan Sosial RT

1. AFY Menengah 02 2. SRH Bawah 01 3. HLM Atas 01 4. MSD Bawah 03 5. IST Menengah 01 6. IZR Menengah 03 7. JRY Menengah 02 8. HSN Menengah 02 9. MRY Bawah 01 10. MZT Bawah 03 11. MLH Bawah 01 12. MQN Menengah 01 13. MQR Atas 01 14. MTF Bawah 01 15. NFY Bawah 02 16. RKY Atas 02 17. THM Atas 01 18. RDY Menengah 02 19. RWY Bawah 01 20. RMS Bawah 02 21. SFR Atas 01 22. SLB Menengah 02 23. SLH Menengah 01 24. SFY Atas 02 25. SMH Bawah 02 26. UAS Menengah 02 27. ULT Atas 02 28. MWN Atas 01 29. WNN Bawah 03 30. YLT Atas 01

(8)
(9)

Lampiran 4 Kuesioner

KUESIONER

INDUSTRIALISASI PEDESAAN DAN STRUKTUR NAFKAH RUMAHTANGGA PEMILIK USAHA KERIPIK PEDESAAN

Tanggal Wawancara

: ...

IDENTITAS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor

Responden :

……….

2. Nama Responden : ... 2.a. JenisKelamin: L P 3. Usia : ... 4. Alamat Responden : RT ……… RW ……… 5. Tingkat Pendidikan :

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. Tamat SD/ MI

3. Tamat SMP/ MTs 4. Tamat SMA/ MA 5. Pondok Pesantren 6. PT tetapi tidak tamat 7. D3 8. Sarjana/Pascasarjana 6. Jumlah Anggota Rumahtangga : 1. Laki-laki 2. Perempuan 6.a. 6.b. Jumlah ... Jumlah ... 7. MatapencaharianRumahtangga Bapak/Ibu

: 1. Pertanian2. Bukan Pertanian Petunjuk:

- Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan;

- Untuk kolom yang di dalamnya terdapat titik-titik, maka isilah sesuai dengan informasi yang ditanyakan

(10)

Sekarang 8. Pekerjaan Bapak/Ibu Sekarang : 1.Petani 2.Ibu rumahtangga 3.PNS 4.Karyawan swasta 5. Buruh Bangunan 6. Buruh Pabrik 7.Pedagang 8. Wiraswasta 9. Jasa. Sebutkan... 10. Lainnya. Sebutkan.. 8. 9 Sebutkan: 8.10 Sebutkan: . ……… . ………

KARAKTERISTIK ANGGOTA RUMAHTANGGA RESPONDEN 9. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) No Nama Anggota Rumahtangga Status dalam Rumah tangga (kode) Jenis Kelamin (kode) Usia (tahun) Tingkat Pendidikan Terakhir (kode) Pekerjaan (kode) Keterang -an Utama Sampingan

Kode kolom 3 Kode kolom 4 Kode kolom 6 Kode kolom 7 1.Kepala rumahtangga 2.Istri/suami 3.Anak 4. Menantu 5. Cucu 6. Orangtua 7.Mertua 8. Pembantu rumahtangga 9. Lainnya...(sebutkan) 1. Laki-laki

2. Perempuan 1.Tidak sekolah/tidaktamat SD 2.Tamat SD/ MI 3.Tamat SMP/ MTs 4.Tamat SMA/ MA 5.Pondok Pesantren 6.PT tetapi tidak tamat 7.D3 8.Sarjana/Pascasarja na 1.Petani 2.Ibu rumahtangga 3.PNS 4.Karyawan swasta 5. Buruh Bangunan 6. Buruh Pabrik 7.Pedagang (sebutkan...) 8. Wiraswasta (sebutkan...) 9. Jasa (sebutkan...) 10. Lainnya. Sebutkan..

(11)

Beri tanda centang () pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan pilihan anda yang menunjukkan keadaan yang sebenarnya, BUKAN harapan anda!:

TINGKAT IMPLEMENTASI INDUSTRIALISASI PEDESAAN Tingkat Ketersediaan Akses terhadap Infrastruktur

No Pertanyaan a.Tidak b.Ya Keterangan

10 Apakah terdapat sumber permodalan bagi pengembangan usaha keripik selain dari uang pribadi?

11. Apakah Bapak/Ibu menggunakan sumber permodalan (uang) selain dari uang pribadi untuk menjalankan usaha keripik?

12. Apakah pernah terdapat pelatihan keterampilan bagi pemilik usaha keripik di Dusun Karangbolo?

13. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan pelatihan keterampilan untuk mengembangkan usaha keripik?

14. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat bantuan peralatan produksi untuk produksi keripik?

15. Apakah Bapak/Ibu memiliki peralatan produksi keripik untuk produksi keripik? 16. Apakah Bapak/Ibu melakukan kerja sama

dengan pihak lain untuk memasarkan hasil produksi keripik?

17 Apakah pemerintah pernah memberikan pelatihan bagi pemilik usaha keripik di Dusun Karangbolo?

18. Apakah pemerintah pernah memberikan bantuan alat produksi untuk pengembangan usaha keripik di Dusun Karangbolo?

19. Apakah pemerintah pernah memberikan bantuan modal untuk pengembangan usaha keripik di Dusun Karangbolo?

Tingkat Penggunaan Sumberdaya Lokal

No Pertanyaan a.Tidak b.Ya Keterangan

20. Apakah usaha keripik yang Bapak/Ibu jalankan menggunakan tenaga kerja dari masyarakat setempat?

(12)

21. Apakah usaha keripik yang Bapak/Ibu jalankan menggunakan tenaga kerja wanita dari masyarakat setempat?

22. Apakah bahan baku yang diperlukan untuk menjalankan usaha keripik Bapak/Ibu tersedia di lokasi yang dekat?

23. Apakah alat pembuatan keripik yang Bapak/Ibu gunakan untuk membuat keripik mudah untuk digunakan?

24. Apakah alat pembuatan keripik yang Bapak/Ibu gunakan untuk membuat keripik mudah ditemukan di lokasi yang dekat?

Tingkat Manfaat bagi Masyarakat Lokal

No Pertanyaan a.Tidak b.Ya Keterangan

25. Apakah Bapak/Ibu lebih mampu memenuhi kebutuhan rumahtangga setelah berkembangnya sentra industri keripik? 26. Apakah Bapak/Ibu memperoleh tambahan

jaringan setelah berkembangnya sentra industri keripik?

27. Apakah Bapak/Ibu memperoleh sumber pendapatan lain selain sumber pendapatan Bapak/Ibu sebelumnya setelah berkembangnya sentra industri keripik? 28. Apakah Bapak/Ibu memperoleh keterampilan

baru setelah berkembangnya sentra industri keripik?

29. Apakah Bapak/Ibu menggunakan pendapatan dari industri keripik untuk memperoleh pendapatan dari aktivitas lain?

(13)

Isilah sesuai dengan informasi yang ditanyakan

STRUKTUR NAFKAH RUMAHTANGGA RESPONDEN

30.A.Tingkat Pendapatan Rumahtangga dari Sektor Pertanian/Farm Sector (Rp / tahun)

N O Aktivitas Status Aktivitas Nafkah (Utama/Sa mpingan) Tingkat Pendapatan Ayah (Suami) Tingkat Pendapatan Ibu (Istri) Tingkat Pendapatan Anak Tingkat Pendapatan Anak Total Total

30. B. TingkatPendapatan Rumahtangga dari Sektor Non Pertanian / Non Farm Sector

( Rp / tahun ) N O Aktivitas Status Aktivitas Nafkah (Utama/Sa mpingan) Tingkat Pendapatan Ayah (Suami) Tingkat Pendapatan Ibu (Istri) Tingkat Pendapatan Anak Tingkat Pendapatan Anak Total Total

(14)

Beri tanda centang()pada kolom yang telah disediakan dan Untuk kolom yang di dalamnya terdapat titik-titik, maka isilah sesuai dengan informasi yang ditanyakan.

Taraf Hidup

31.

Rata-rata tingkat pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk biaya pendidikan, kesehatan, keagamaan, sosial dan rekreasi Bapak/Ibu setiap bulan selama tahun 2012 1 2 3 ≤ Rp 1.626.013,6 >Rp Rp 1.626.013,6 s.d < Rp 2.398.653,0 ≥ Rp Rp 2.398.653,0 32.

Rata-rata tingkat pendapatan total rumah tangga (pendapatan responden dan anggota rumahtangga lainnya) Bapak/Ibu setiap bulan selama tahun 2012

1 2 3 ≤ Rp 3.642.729,7 >Rp 3.642.729.7 s.d < Rp 13.090.099,8 ≥ Rp 13.090.099,8 28. Jenis rumah yang Bapak/Ibu tempati

1 2 3 Tidak permanen Semi permanen Permanen 1 Tanah

29. Jenis lantai bangunan tempat tinggal 2 Plester Semen

3 Keramik

30. Jenis dinding bangunan tempat tinggal 1 Bilik/kayu 2 Setengah tembok

3 Tembok

31.

Luas (m2) lahan pekarangan rumah (termasuk rumah) yang bapak/Ibu tempati sekarang

m2

32. Status rumah dan lahan pekarangan yangBapak/Ibu tempati sekarang 1 2 3 Milik sendiri Sewa (kontrak) Lainnya 32.3. Sebutkan : . . . . . . . . . . . . 33. Sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga Bapak/Ibu sekarang

1 2 3 PAM Sumur Mata air 33.4. Sebutkan : . . . . . . . . . . . . 34.

Bahan bakar (energy) yang digunakan untuk masak sehari-hari di rumahtangga Bapak/Ibu 1 2 3 Gas Minyak tanah Kayu Bakar 35. Daya listrik yang digunakan rumahtanggaBapak/Ibu

1 2 3 1.200 watt 900 watt 450 watt

(15)

36. Kepemilikan barang berharga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mobil Sepeda Motor Komputer/Laptop TV Lemari es Mesin cuci Tanah Rumah Perhiasan Emas 37. Kepemilikan aset pertanian 1 Sawah

2 Kebun

3 Ternak

38. Tempat Bapak/Ibu dan anggotarumahtangga Bapak/Ibu sering berobat 1 2 3 Rumah Sakit/Dokter Bidan Desa Puskesmas

(16)
(17)

Lampiran 5 Panduan wawancara mendalam

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM

INDUSTRIALISASI PEDESAAN DAN STRUKTUR NAFKAH RUMAHTANGGA PEMILIK USAHA KERIPIK PEDESAAN

Tanggal wawancara: ... Profil industri keripik

1. Sejak kapan memulai usaha keripik? 2. Apa alasan memulai usaha keripik?

3. Apa saja produk yang dihasilkan? Produk apa yang menjadi komoditi utama? 4. Berapa rata-rata pengeluaran untuk bahan baku keripik per harinya?

5. Dari mana bahan baku produksi keripik diperoleh? Bagaimana sistem perolehan bahan baku tersebut?

6. Apa saja alat produksi keripik yang digunakan? Dari mana alat produksi keripik tersebut diperoleh?

7. Berapa tenaga kerja yang digunakan? Dari mana tenaga kerja tersebut berasal? Apa alasan menggunakan tenaga kerja tersebut? Berapa dan bagaimana sistem upahnya? 8. Bagaimana kemasan yang digunakan untuk produk?

9. Bagaimana cara memasarkan produk?

10. Ke mana saja produk tersebut dipasarkan? Bagaimana sistemnya? 11. Berapa harga jual produk?

12. Pihak mana saja yang membantu perkembangan usaha keripik yang dijalankan? Bantuan apa saja yang diperoleh dari pihak tersebut?

13. Apa kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha keripik? 14. Bagaimana rencana ke depan terkait pengembangan usaha keripik?

Strategi nafkah, struktur nafkah dan taraf hidup rumahtangga

15. Berapa anggota rumahtangga?

16. Bagaimana tingkat pendidikan masing-masing anggota rumahtangga? 17. Berapa umur masing-masing anggota rumahtangga?

18. Apa aktivitas nafkah utama dari masing-masing anggota rumahtangga? Jelaskan! 19. Apa alasan melakukan aktivitas nafkah tersebut?

20. Apa saja modal yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut?

21. Berapa pendapatan bersih yang diperoleh dari aktivitas nafkah tersebut dalam satu tahun?

22. Bagaimana alokasi penggunaan pendapatan yang diperoleh dari aktivitas nafkah tersebut?

23. Apa aktivitas nafkah sampingan dari masing-masing anggota rumahtangga? Jelaskan!

(18)

24. Apa alasan melakukan aktivitas nafkah tersebut?

25. Apa saja modal yang diperlukan untuk melakukan aktivitas nafkah tersebut?

26. Berapa pendapatan bersih yang diperoleh dari aktivitas nafkah tersebut dalam satu tahun?

27. Bagaimana alokasi pendapatan yang diperoleh dari aktivitas nafkah tersebut?

28. Apakah terdapat sumber pendapatan lainnya bagi rumahtangga dalam satu tahun? Jelaskan!

29. Dari keseluruhan aktivitas nafkah yang dilakukan anggota rumahtangga, aktivitas nafkah apa yang paling berkontribusi bagi pendapatan rumahtangga? Jelaskan! 30. Seberapa besar peran industri keripik yang dijalankan terhadap pemenuhan

kebutuhan rumahtangga? Jelaskan!

31. Apakah terdapat perbedaan aktivitas nafkah masing-masing anggota rumahtangga saat ini dengan sebelum menjalankan usaha keripik? Jelaskan!

32. Jika terdapat perbedaan aktivitas nafkah saat ini dengan sebelum menjalankan usaha keripik, kondisi aktivitas nafkah rumahtangga pada waktu yang mana yang lebih disukai? Apa alasannya?

Profil Desa Lerep dan Dusun Karangbolo

33. Jelaskan apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai sejarah perkembangan Desa Lerep/Dusun Karangbolo!

34. Bagaimana perkembangan kondisi pertanian di Desa Lerep/Dusun Karangbolo? 35. Bagaimana perkembangan kondisi pendidikan di Desa Lerep/Dusun Karangbolo? 36. Bagaimana perkembangan mata pencaharian masyarakat di Desa Lerep/Dusun

Karangbolo?

37. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di Desa Lerep/Dusun Karangbolo? 38. Apa saja tradisi/kegiatan kemasyarakatan yang ada di Desa Lerep/Dusun

Karangbolo?

39. Apa saja perkumpulan yang ada di Desa Lerep/Dusun Karangbolo?

40. Bagaimana perkembangan hubungan kemasyarakatan di Desa Lerep/Dusun Karangbolo?

41. Siapa saja tokoh yang dihormati di Desa Lerep/Dusun Karangbolo? Mengapa? 42. Bagaimana pelapisan sosial di Desa Lerep/Dusun Karangbolo? Apa yang

membedakan antara lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah masyarakat di Desa Lerep/Dusun Karangbolo?

Proses industrialisasi pedesaan dan Kelompok Mekarjati

43. Apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai perkembangan sentra industri keripik di Dusun Karangbolo?

44. Apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai sejarah perkembangan Kelompok Mekarjati?

45. Apa saja bantuan yang diperoleh oleh Kelompok Mekarjati? Dari mana bantuan tersebut diperoleh? Tahun berapa bantuan tersebut diperoleh?

46. Apa saja aktivitas yang dilaksanakan Kelompok Mekarjati? Jelaskan! 47. Apa saja kendala yang dihadapi dalam Kelompok Mekarjati? Jelaskan!

48. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha keripik? Jelaskan! 49. Apa harapan ke depan terkait dengan keberadaan Kelompok Mekarjati? 50. Apa harapan ke depan terkait dengan pengembangan sentra industri keripik di

(19)

Lampiran 6 Catatan harian penelitian

Waktu : Jumat 7 September 2012, jam 10.00-11.00, Kantor Pemerintahan Desa Lerep

Narasumber : Bapak RYD

Jabatan : Kaur Pembangunan Desa Lerep

Hasil Wawancara :

Bapak RYD merupakan Kepala Urusan Pembangunan Desa Lerep. Beliau telah menjadi perangkat Desa Lerep selama duapuluh tahun lebih dan dianggap senior dalam jajaran perangkat Desa Lerep. Bapak RYD dapat dikatakan mengerti mengenai seluk beluk sejarah dan perubahan yang terjadi di Desa Lerep.

Bapak RYD menyatakan bahwa kegiatan kemasyarakatan yang biasa dilakukan di Desa Lerep antara lain adalah pengajian dan yasinan di tingkat RT maupun dusun. Pengajian tersebut terdiri dari jamaah ibu-ibu, remaja dan bapak-bapak. Selain itu, di Desa Lerep juga terdapat kegiatan TPQ untuk anak-anak. Adapun kegiatan karangtaruna di Desa Lerep cenderung kurang aktif, kegiatan yang diadakan oleh karangtaruna biasanya hanya berupa kegiatan untuk peringatan kemerdekaan RI.

Desa Lerep juga memiliki kebiasaan merti desa atau sedekah desa. Sedekah desa tersebut diadakan untuk mengenang jaman leluhur ( cakal bakal) sambil bersih-bersih dusun atau syukuran. Kegiatan sedekah desa ini biasanya juga dilengkapi dengan acara wayangan sampai pagi hari. Tradisi sedekah desa ini hanya dilakukan di beberapa dusun bagian atas Desa Lerep . Beberapa dusun yang terletak di bagian bawah Desa Lerep seperti Dusun Lerep, Soka, Tegalrejo, dan Karangbolo tidak biasa melakukan tradisi tersebut.

Desa Lerep juga memiliki tradisi bersih-bersih mata air/kali untuk irigasi (iriban) dan kebiasaan bersih-bersih makam (nyadran). Sedangkan untuk tradisi-tradisi lainnya, masyarakat Desa Lerep cenderung mengikuti adat Jawa, sebagaimana yang dinyatakan Bapak RYD,

“Kalau untuk kebiasaan lain ya mengikuti adat jawa aja mbak. Di sini nggak ada adat yang ilang, ya namanya warisan nenek moyang ya kita ikuti.”

Status sosial di Desa Lerep didasarkan pada kepemilikan tanah/ternak/asset lainnya dan keadaan rumah,

“kan biasane nek yang bawah itu yang masih “omah Jowo” mbak, temboke bata thok, terus rangka thok. Tapi nek saiki no yo rak mesti mbak, omahe do wis apik-apik. Njur kan iso wae tho mbak disimpen, omahe biasa wae tapi lemahe akeh, kan nek ngoni kuwi rak katon moto mbak, yo rak”.

Selain itu, status sosial berdasarkan ketokohan di Desa juga berlaku di Desa Lerep, Kepala Desa, sesepuh dan kyai sangat dihormati di Desa Lerep.

Apabila terdapat permasalahan di Desa Lerep, penyelesaian masalah tersebut diupayakan diselesaikan dengan damai di tingkat terkecil dulu, misalnya di tingkat RT atau dusun. Apabila permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan damai di tingkat terkecil, permasalahan tersebut akan dibawa ke FKPM (forum kesatuan polisi dan masyarakat) yang ada sejak tahun 2006. Namun, penyelesaian masalah dengan cara tersebut

(20)

hanya dilakukan jika yang terkait dengan kasus mau melakukan konsultasi . Terkadang ada juga masyarakat yang langsung membawa suatu perkara ke kepolisian setempat, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bapak RYD,

“kalo ada masalah biasanya dirembug dulu di RT atau dusun, tapi itu pun juga kalo ada kesadaran dari yang ber masalahnya buat ngobrol baik-baik, kadang-kadang ya ada juga yang langsung ke polisi mbak..”

Tingkat pendidikan di Desa Lerep sudah cukup baik. Rata-rata masayrakat di Desa Lerep sudah mengenyam pendidikan hingga tamat SMP. Selain itu, di Desa Lerep sudah tidak terdapat masyarakat yang buta aksara. Selain itu, Desa Lerep memiliki SMP Satu Atap yang dibangun sejak tahun 2007. SMP Satu Atap tersebut merupakan konsep sekolah di mana SD dan SMP disatukan. Desa Lerep termasuk pelopor dalam pendirian SMP Satu Atap. SMP Satu Atap di Kabupaten Semarang hanya terdapat di tiga lokasi yaitu di Desa Lerep, Ambarawa, dan Susukan. SMP Satu Atap ini diusulkan oleh Bapak Kades dengan harapan agar dapat menjadi pilihan bagi masyarakat yang tidak mampu dan juga memacu masyarakat untuk menyekolahkan anaknya setidaknya hingga batas WAJAR 9 tahun. Namun, walaupun sasaran utama dari SMP Satu Atap tersebut adalah masyarakat Desa Lerep, terdapat pula murid-murid ada yang berasal dari desa lain selain Desa Lerep.

Masyarakat di Desa Lerep pada umumnya menikah pada usia di atas dua puluh tahun. Masyarakat Desa Lerep dulu banyak yang menikah di bawah umur tetapi saat ini sudah tidak sebanyak dulu, terlebih aturan pernikahan semakin diperketat semenjak adanya kasus Syekh Puji . Pernikahan di bawah umur saat ini hanya dilakukan akibat kasus-kasus tertentu seperti “kecelakaan” .

Masyarakat Desa Lerep secara umum sudah dapat berbahasa Indonesia tetapi percakapan sehari-hari lebih sering menggunakan bahasa Jawa. Namun, untuk masyarakat yang berusia di atas 70 tahun, terdapat juga yang tidak dapat berbahasa Indonesia.

Bapak RYD menyatakan bahwa kurang-lebih sejak tahun 1990-an, banyak warga desa yang menjadi karyawan/buruh pabrik, khususnya para wanita, sebagaimana yang diungkapkannya sebagai berikut:

“ Ibu-ibu banyaknya di sini kerja di pabrik mbak, di garmen itu lho, kan banyak pabrik di deket sini, atau kalau nggak ya itu nggoreng keripik , bikin keripik tempe itu lho. Tani sekarang yaa ada, tapi nggak banyak mbak, paling jadi penggarap atau buruh. Untuk industri rumah tangga di Desa Lerep juga cukup banyak, Dusun Indrokilo itu sentra gula aren, di Dusun Lerep ada industri sabun susu, di Dusun Karangbolo itu pusatnya industri keripik mbak.”

Lebih lanjut, Bapak RYD menyatakan bahwa pertanian di Desa Lerep masih banyak dijumpai sebelum Tahun 1990an. Kurang lebih sejak Tahun 1990, terlebih semenjak kurang lebih Tahun 2000, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian semakin berkurang karena lahan yang dimiliki sempit dan semakin tidak subur, selain itu pemukiman di Desa Lerep juga semakin banyak . Beliau juga menyatakan bahwa air pun lebih banyak digunakan untuk pemukiman . Selain itu, beliau mengungkapkan bahwa kondisi alam juga mempengaruhi pertanian, air sulit ditemukan terutama di musim kemarau .Mengenai klasifikasi petani di Desa Lerep, Bapak RYD menyatakan sebagai berikut,

“Nek petani di sini itu ada dua macem mbak, yang beli (sewa) tanah selama tahunan atau yang “diserahi” tanah untuk digarap. Kalo keuntungan biasanya bagi hasil mbak, nanti

(21)

ditebaske. Nek musim hujan hasilnya separoan antara pemilik sama penggarap, nek musim kemarau, sepertiga untuk yang punya tanahnya dua pertiga buat yang garap. Tapi yo bisa diuangke. Nek harga jualnya, nekkering giling itu sekilone Rp 5000,00 nek basah sekilone Rp 2000,00. Terus, buruh juga ada dua macem mbak, yang harian sama yang setengah harian. Biasanya kalo buruhtani yang harian itu bayare Rp 40.000,00 atau Rp20.000,00.”

Tanah pertanian di Desa Lerep sebenarnya termasuk subur, tetapi air semakin sulit ditemukan terlebih di musim kemarau. Bapak RYD menyatakan sebagai berikut, “Tanah yaaaa itungane subur mbak, tapi ya nek orang sini ukurane subur itu kalo ditanem apa-apa yo tukul, kan ada tanah yang cuma bisa ditanem taneman tertentu.Nek di sini yo tukul, makanya ya rata-rata subur”. Sedangkan untuk penggilingan padi, dulu masyarakat banyak menggiling padi dengan cara “nutu” (menumbuk). Namun, sejak tahun 1980an di Desa Lerep sudah mulai ada alat penggilingan padi. Hingga saat ini pun sudah ada tiga tempat penggilingan padi yang kepemilikannya adalah individu, yaitu di Desa Lerep, yaitu di Dusun Lerep, Dusun Soka, dan Dusun Kretek.

Tidak pernah terdapat bencana alam yang cukup berarti di Desa Lerep, bencana yang terjadi hanya sebatas longsor kecil ketika musim penghujan. Adapun jalan raya beraspal mulai dibangun di Desa Lerep sekitar Tahun 1997. Sedangkan listrik mulai menjangkau Desa Lerep sekitar Tahun 1984. Fasilitas internet di Desa Lerep berupa warung internet (warnet) masih jarang ditemukan di Desa Lerep, hanya terdapat tiga buah warnet di Lingkungan Mapagan. Namun, masyarakat Desa Lerep cenderung sudah terbiasa mengakses internet dan menggunakan handphone, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bapak RYD,

“Tapi sekarang kan udah ada hp mbak, masing-masing kan bisa internet lewat hp, apalagi sekarang hp ya bukan barang mewah lagi, udah banyak yang punya”.

Tanggal : 9 November 2012 Narasumber : Ibu RDY

Ibu RDY memulai usaha keripik sejak tahun 1983. Beliau dulu bekerja sebagai buruh momong dan “ider panganan”, kemudian beliau bekerja sebagai pembantu rumahtangga,

“ Kesel mbak, rekoso yen tumut wong, terus njajal njajal nggorengi nggo tambah-tambah mbak, timbangane mbegogok,”

Dalam sehari beliau mampu menghasilkan 20 kg keripik @ Rp 26.000,00. Ketika puasa beliau dapat menghasilkan 120 kg keripik dalam sehari. Beliau menjual keripik melalui kakaknya. Beliau membeli bahan pokok di koperasi, Pak ASR ataupun Bu MQR, karena dekat dan bisa hutang terlebih dahulu, serta bisa diantarkan ke rumah. Beliau menyatakan bahwa beliau pernah memperoleh bantuan kompor dan uang. Beliau memiliki satu orang buruh potong tempe, yaitu adiknya. Beliau juga pernah mengikuti pameran. .

Rumahtangga beliau terdiri dari beliau (52, SD), suami (Pak SHD, 56, SD), Anak keempat (ANN, SMA, 20), anak terakhir (NTZ, 17, SMA/ponpes). ANN membantu mengerjakan keripik. Pak SHD menggarap sawah dan memperoleh pendapatan bersih 3 juta rupiah per panen. Dalam setahun beliau dapat panen sebanyak dua kali. Kegiatan bertani dilakukan untuk kesibukan dan tambah-tambah,

(22)

“ Aku mbiyen buruh momong mbak karo ider panganan. Bapake nggarap sawah, mung yo hasile mung sitik mbak kan ora wekane dhewe, mulo aku nggolek tambah-tambah. Njur aku nggorengi, bapake tak kon mandeg tanine emoh mbak, maksude kan eman awake wis tuwo hasile yo sithik, mung jare bapak nggo

hiburan.”-“ Saya dulu bekerja sebagai buruh asuh anak dan penjual makanan keliling. Suami saya menggarap sawah, tapi hasilnya ya hanya sedikit mbak kan bukan sawah punya sendiri, makanya saya mencari tambahan. Kemudian saya menjalankan usaha keripik, saya minta suami saya untuk berhenti bertani tetapi tidak mau mbak, maksud saya kan sayang badannya sudah tua, apalagi hasilnya sedikit, tapi kata bapak untuk hiburan.”

Beliau menyatakan bahwa pendapatan dari usaha keripik cukup digunakan untuk belanja, sekolah, memperbaiki rumah.

(23)

Lampiran 7 Kebutuhan data

No Jenis Data Kebutuhan

Data Sumber Instrumen

1. Primer Proses-proses

industrialisasi pedesaan di RW 07 Dusun Karangbolo

Kepala Desa, Kasubag Perindustrian dan perdagangan Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang, Kepala Dusun Karangbolo, Ketua Kelompok Mekarjati, Pemilik usaha keripik di Dusun Karangbolo, Tokoh masyarakat, pekerja industri keripik, dan informan lain yang diperoleh melalui metode

snowball Panduan pertanyaan wawancara mendalam Profil Desa Lerep dan Kelompok Mekarjati

Kepala Desa Lerep, Kepala Dusun Karangbolo, Kepala Urusan Pembangunan Desa Lerep, Ketua Kelompok Mekarjati, Petugas Penyuluh Lapang Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang, Pemilik usaha keripik di Dusun

Karangbolo,Tokoh masyarakat, pekerja industri keripik, Kasubag Perindustrian dan

perdagangan Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang, dan informan lain yang diperoleh melalui metodesnowball

Panduan pertanyaan wawancara mendalam

Sumber nafkah Suami/istri/ anggota rumahtangga lainnya pada rumahtangga pemilik usaha industri keripik yang tergabung di Kelompok Mekarjati RW 07 Dusun Karangbolo dan informan yang

Panduan pertanyaan wawancara mendalam

(24)

No Jenis Data Kebutuhan

Data Sumber Instrumen

diperoleh melalui metode

snowball

Strategi nafkah Suami/istri/ anggota rumahtangga lainnya pada rumahtangga pemilik usaha industri keripik yang tergabung di Kelompok Mekarjati RW 07 Dusun Karangbolo dan informan yang diperoleh melalui metode

snowball Panduan pertanyaan wawancara mendalam Tingkat implementasi industrialisasi pedesaan Responden: Suami/istri/ anggota rumahtangga lainnya pada rumahtangga pemilik usaha industri keripik yang tergabung di Kelompok Mekarjati RW 07 Dusun Karangbolo dan informan yang diperoleh melalui metode

snowball

Kuesioner

Struktur

nafkah Responden:Suami/istri/ anggota rumahtangga lainnya pada rumahtangga pemilik usaha industri keripik yang tergabung di Kelompok Mekarjati RW 07 Dusun Karangbolo dan informan yang diperoleh melalui metode

snowball Kuesioner Tingkat kontribusi sektor industri keripik terhadap struktur nafkah rumahtangga pemilik usaha keripik Responden: Suami/istri/ anggota rumahtangga lainnya pada rumahtangga pemilik usaha industri keripik yang tergabung di Kelompok Mekarjati RW 07 Dusun Karangbolo dan informan yang diperoleh melalui metode

snowball

Kuesioner

(25)

No Jenis Data Kebutuhan

Data Sumber Instrumen

Suami/istri/ anggota rumahtangga lainnya pada rumahtangga pemilik usaha industri keripik yang tergabung di Kelompok Mekarjati RW 07 Dusun Karangbolo dan informan yang diperoleh melalui metode

snowball 2 Sekunder Profil Kabupaten Semarang, Profil Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah BPS Kabupaten Semarang, Pemerintah Desa Lerep Kabupaten Semarang Data BPS, Buku Profil Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Distribusi masyarakat menurut mata pencaharian di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang BPS Kabupaten

Semarang DataKecamatan

Ungaran Barat Dalam Angka dalam kurun waktu , Buku Profil Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Potensi industri di Kabupaten Semarang BPS Kabupaten Semarang, BAPEDDA Kabupaten Semarang, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang Data Potensi Industri di Kabupaten Semarang Pembangunan, industrialisasi, industri, industrialisasi pedesaan

Buku Teks, Jurnal, Prosiding, Skripsi, Tesis, Disertasi

Teori dan hasil penelitian sekunder

Strategi

(26)

No Jenis Data Kebutuhan

Data Sumber Instrumen

struktur nafkah, sumber nafkah , taraf hidup Disertasi sekunder Metodologi penelitian (teknik sampling, jenis data, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data)

(27)

Lampiran 8 Uji korelasi tingkat implementasi industrialisasi pedesaan dan tingkat

kontribusi industri keripik terhadap struktur nafkah rumahtangga pemilik usaha keripik di RW 07 Dusun Karangbolo Tahun 2012

Correlations Tingkat implementasi industrialisasi pedesaan Tingkat kontribusi sektor industri keripik terhadap struktur nafkah rumahtangga pemilik usaha keripik Spearman's rho Tingkat implementasi

industrialisasi pedesaan CorrelationCoefficient 1.000 .439

Sig. (2-tailed) . .015

N 30 30

Tingkat kontribusi sektor industri keripik terhadap struktur nafkah rumahtangga pemilik usaha keripik

Correlation

Coefficient .439 1.000

Sig. (2-tailed) .015 .

(28)
(29)

Lampiran 9 Uji korelasi tingkat implementasi industrialisasi pedesaan dan taraf hidup rumahtangga pemilik usaha keripik di RW 07 Dusun Karangbolo Tahun 2012 Tingkat Implementasi Industrialisasi Pedesaan Taraf Hidup Rumahtangga Pemilik Usaha Keripik Spearman's rho Tingkat Implementasi

Industrialisasi Pedesaan Correlation Coefficient 1.000 .442* Sig. (2-tailed) . .014 N 30 30 Taraf Hidup Rumahtangga Pemilik Usaha Keripik Correlation Coefficient .442* 1.000 Sig. (2-tailed) .014 . N 30 30

(30)
(31)

Lampiran 10 Dokumentasi

Wawancara dengan Kepala Desa Lerep Wawancara dengan PPL Dinas

Koperasi, UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang

Papan Nama Sentra Industri Kecil Pemilik Usaha Keripik yang Sedang

Menengah/Rumahtangga (IKM/RT) Menggoreng Keripik

Keripik RW 07 Dusun Karangbolo

(32)
(33)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Tiara Anja Kusuma. Ia dilahirkan sebagai anak pertama dari dua bersaudara pada tanggal 18 Maret 1992. Peneliti memiliki ayah bernama Drs. Mahizar, MM, ibu bernama Dra. Ratna Werdiati, dan seorang adik bernama Insantiti Anjaswari. Penulis berasal dari Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Pada Tahun 2006 sampai 2009 peneliti mengenyam pendidikan di SMAN 01 Ungaran. Peneliti diterima di IPB melalui jalur USMI pada jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia pada Tahun 2009 dan mengikuti program akselerasi.

Peneliti memiliki ketertarikan terhadap bidang keorganisasian, seni, public speaking, bahasa, sastra, anak-anak, psikologi, dan pendidikan. Semasa SMA peneliti pernah menjadi anggota seksi pendidikan pendahuluan bela negara OSIS SMAN 01 Ungaran, Komandan Pleton Putri Paskibra SMAN 01 Ungaran, serta kadiv acara lomba paskibra tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Peneliti aktif mengikuti berbagai lomba dan pernah menjadi juara 2 lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat SMA se-Kabupaten Semarang serta juara II Lomba PBB Tingkat SMA se-Kabupaten Semarang. Selain itu, peneliti juga sempat mengikuti program shortcourse di Queensland-Australia. Semasa SMA peneliti juga aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler tari tradisional dan klubEnglish conversation.

Selama masa Tingkat Persiapan Bersama ( TPB) di IPB, peneliti aktif dalam UKM Gentra Kaheman. Peneliti juga sempat aktif sebagai penyiar AGRI FM IPB selama Tahun 2009 sampai 2011. Selama masa perkuliahan di Departemen SKPM IPB, peneliti pernah menjabat sebagai staff departemen sosial dan lingkungan BEM FEMA IPB, staff departemen pengembangan budaya, olahraga dan seni BEM FEMA IPB, staff divisi

photocine Himasiera, kadiv acara KERIS 2011, kadiv konsumsi MPD KPM 47, kadiv pdd Duta Fema 2012, dan lain-lain. Peneliti juga pernah menjadi MC maupun moderator di kegiatan-kegiatan kampus, misalnya di acara Pekan Ekologi Manusia FEMA, Malam Keakraban KPM 2012, Sanggar Juara Festival, dan Pelatihan Fotografi Himasiera. Peneliti memperoleh beasiswa PPA. Selain itu, peneliti menjadi finalis sepuluh besar lomba fotografi tingkat nasional IDEA 2011 dan menjadi juara 3 lomba catur 5th ESPENT. Peneliti juga aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah selama 2 semester dan sempat menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi selama 1 semester. Minat peneliti terhadap dunia pendidikan juga diterapkan dalam kegiatan

volunteerkomunitas Sanggar Juara serta dengan bekerja sambilan sebagai tentor privat SMP dan SMA di Bimbingan Belajar Al-Fattaah.

“Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita selalu berusaha keras dan berdoa pada Tuhan. Sukses adalah hak setiap manusia, maka kita berhak, akan , dan pasti bisa meraihnya. Senyum, semangat, dan selalu berpikir positif lah, maka

kita akan memperoleh hal-hal positif yang terbaik menurut Tuhan seperti yang kita harapkan. “

You’re smarter than what you think, stronger than who you seems, and braver than how you feel because Allah is always with you. “

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Pada turbidimetri, detektor diletakkan segaris dengan sumber sinar (sudut 0 o ), sedangkan untuk nefelometri 90 o .Dapat pula digunakan alat yang lebih canggih, dengan detektor

Situbondo - Banyuwangi KM.10 Desa Landangan Kapongan, Sitobondo-Jawa Timur.. Raya

satu jawaban yang paling tepat; (c) soal uraian/esai disusun berdasarkan prinsip karakter jawaban esai terdiri atas empat jenis yakni jawaban pasti, jawaban

Say, wirausaha adalah orang yang menggeser sumber sumber ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi.Menurutnya, wirausahalah yang menghasilkan

Saluran Pemasaran ( Marketing Channel ) adalah sekelompok organisasi yang Saluran Pemasaran ( Marketing Channel ) adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat

Pengaruh Penambahan Polyethylene Fiber Dan Serat Sisal Terhadap Kekuatan Fleksural Dan Impak Base Plate Komposit Resin Akrilik.. Insisiv

11 Perawat mampu melakukan pemberian obat yang ditentukan dokter kepada pasien dengan benar.. 12 Perawat mampu mengelola sampai tuntas pemeriksaan

Menurut Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung 1987, waktu getar alami tersebut harus lebih besar dari 80 % nilai yang dipakai pada perhitungan pendahuluan.