• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PENCATATAN CIPTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT PENCATATAN CIPTAAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN

CIPTAAN

Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:

Nomor dan tanggal permohonan : EC00201939590, 8 Mei 2019 Pencipta

Nama : Anita Joeliantina, Hj. M. Almahmudah, , dkk

Alamat : Perum ITS Blok U Gg 5 No 184 RT 005, RW 005, Keputih,

Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60111

Kewarganegaraan : Indonesia

Pemegang Hak Cipta

Nama : Anita Joeliantina, Hj. M. Almahmudah, , dkk

Alamat : Perum ITS Blok U, Gg 5 No. 184 RT 005 RW 005, Keputih,

Sukolilo, Surabaya, 10, 60111

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Ciptaan : Modul

Judul Ciptaan : PENGGUNAAN HERBAL SEBAGAI KOMPLEMEN

PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 8 Mei 2019, di Surabaya

Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Nomor pencatatan : 000141740

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon.

Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Freddy Harris, S.H., LL.M., ACCS. NIP. 196611181994031001

(2)

LAMPIRAN PENCIPTA

No Nama Alamat

1 Anita Joeliantina Perum ITS Blok U Gg 5 No 184 RT 005, RW 005, Keputih, Sukolilo 2 Hj. M. Almahmudah Kemendung 30 RT 002, RW 001, Sidodadi, Taman

3 Jujuk Proboningsih Mutiara Citra Asri D 4 / 3 RT 003 RW 013, Sumorame, Candi 4 Dewi Purnamawati Lingkungan Cemare Dasan Geres, Gerung

LAMPIRAN PEMEGANG

No Nama Alamat

1 Anita Joeliantina Perum ITS Blok U, Gg 5 No. 184 RT 005 RW 005, Keputih, Sukolilo 2 Hj. M. Almahmudah Kemendung 30 RT 002 RW 001, Sidodadi, Taman

3 Jujuk Proboningsih Mutiara Citra Asri D 4 / 3 RT 003 RW 013, Sumorame, Candi 4 Dewi Purnamawati Lingkungan Cemare Dasan Geres, Gerung

(3)

Pengobatan Komplementer Herbal i

MODUL

PENGGUNAAN HERBAL SEBAGAI

KOMPLEMEN PENGOBATAN MEDIS

PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN

(4)

Pengobatan Komplementer Herbal i

MODUL

PENGGUNAAN HERBAL SEBAGAI KOMPLEMEN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Penyusun

1. Dr. Anita Joeliantina, S.Kep., Ns.,M.Kes. 2. Hj. Masamah Almahmudah, SKM, M.Kes. 3. Dr. Jujuk Proboningsih, SKp.,M.Kes. 4. Dewi Purnamawati, M.Kep.

(5)

Pengobatan Komplementer Herbal ii

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul i

Daftar Isi ii

Kata Pengatar iii

A. Pendahuluan 1

B. Tujuan 3

C. Konsep Diabetes Melitus 3 1. Pengertian Diabetes Melitus 3 2. Klasifikasi Diabetes Melitus 4 3. Komplikasi Diabetes Melitus 5

D. Self-care 6

1. Pengaturan Diet 7

2. Aktivitas dan Latihan 9 3. Pemantauan Gula Darah Secara Rutin 10 4. Kepatuhan dalam Pengobatan Medis dan

Penggunaan Herbal 11

E. Evaluasi Pelaksanaan Pengobatan

Komplementer Herbal Berbasis Self-care 21

F. Penutup 22

(6)

Pengobatan Komplementer Herbal iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan “Modul PENGGUNAAN HERBAL SEBAGAI

KOMPLEMEN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2 (DMT2)”. Modul ini disusun sebagai salah satu upaya pemberian informasi kepada pasien DMT2 yang memanfaatkan herbal sebagai komplemen pengobatan medis untuk membantu mengelola diabetes mereka. Modul ini diharapkan dapat memperkuat persepsi pasien diabetes dalam melakukan pengelolaan diabetes, sehingga pasien dapat melakukan pengelolaan diabetes secara benar dan berkesinambungan.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:

1. Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian ungulan dan menyusun modul ini.

2. Prof. Dr. Hj. Mangestuti Agil, MS., Apt., Dr. M. Bagus Qamaruddin, drs., M.Sc., Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan modul ini.

Penyusun menyakini bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul ini dimasa yang akan datang.

(7)

Pengobatan Komplementer Herbal 1

Diabetes Melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Dalam jangka panjang penyakit ini dapat menyebabkan gangguan makrovaskuler maupun mikrovaskuler seperti penyakit kardiovaskuler, nefropati, retinopati dan neuropati.

Pengelolaan DMT2 merupakan pengelolaan sepanjang hidup sehingga membutuhkan adaptasi yang baik dari gaya hidup penderita yang meliputi: pengaturan diet, aktivitas dan latihan, pemeriksaan glukosa darah secara mandiri, mematuhi pengobatan dan, penurunan resiko timbulnya komplikasi. Pasien belum mampu melakukan pengelolaan tersebut secara baik. Berkaitan dengan kepatuhan pengobatan, pasien tidak saja menggunakan pengobatan medis, tetapi ada pasien yang mempunyai kecenderungan menggunakan herbal sebagai upaya untuk melengkapi pengobatan medis yang sudah dilakukan, yang disebut sebagai pengobatan komplementer.

Pelaksanaan pengobatan komplementer yang dilaksanakan pasien DMT2 masih belum tepat, karena pasien melakukan pengurangan dosis pengobatan medis atau menghentikan pengobatan medis ketika menggunakan herbal. Penggunaan herbal oleh pasien DMT2 juga tidak rutin dan pasien cenderung menggunakan herbal lebih

(8)

Pengobatan Komplementer Herbal 2

dari satu apabila mendapat informasi tentang herbal tersebut. Pola pengobatan pasien yang menggunakan herbal sebagai pelengkap pengobatan medis ini tidak dilaporkan pada dokter atau petugas kesehatan di puskesmas.

Perilaku pasien dalam melaksanakan pengobatan komplementer herbal dan self-care yang belum tepat ini disebabkan karena pasien mempunyai kepercayaan kesehatan terhadap penyakit DMT2 yang rendah. Kepercayaan individu terhadap kesehatan (individual beliefs) sebagai faktor yang berpengaruh harus ditingkatkan, agar pasien dapat meningkatkan perilaku pengobatan komplementer berbasis self-care.

Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka kami menyusun modul pengobatan komplementer herbal berbasis self-care. Modul ini akan menerapkan kombinasi antara pengobatan konvensional dengan penggunaan herbal sebagai komplemen yang digunakan oleh pasien DMT2 dalam pelaksanaan self-care.

Kerjasama yang baik dan keterbukaan antara pasien DMT2 yang menggunakan pengobatan komplementer dengan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk menyukseskan pengelolaan DMT2. Pengelolaan yang baik ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas pasien DMT2. latihan, pemeriksaan glukosa darah secara mandiri, mematuhi pengobatan dan, penurunan resiko timbulnya komplikasi.

(9)

Pengobatan Komplementer Herbal 3

a. Memberikan informasi tentang penggunaan herbal sebagai komplemen pengobatan medis berbasis self-care

b. Meningkatkan kepercayaan kesehatan pasien DMT2 tentang penggunaan herbal sebagai komplemen pengobatan medis berbasis self-care.

c. Memperbaiki pola penggunaan herbal sebagai komplemen pengobatan medis berbasis self-care pasien DMT2

1. Pengertian Diabetes Melitus

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan produk insulin, kerja insulin di dalam tubuh, atau kedua-duanya. Kriteria untuk diagnosis DM adalah kadar glikohemoglobin (A1c) ≥ 6,5%, glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl atau glukosa plasma 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dl, pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia, glukosa plasma acak ≥ 200 mg/dl1,2.

B. TUJUAN

(10)

Pengobatan Komplementer Herbal 4

2. Klasifikasi Diabetes Melitus1,2,3

Kemungkinan adanya DM, perlu diwaspadai apabila terdapat keluhan DM seperti dibawah ini:

a. Keluhan klasik DM adalah: poliuria (sering kencing), polidipsia (selalu merasa haus), polifagia (selalu merasa lapar), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

b. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta gatal di daerah kemaluan pada wanita.

Faktor yang berhubungan dengan DM tipe 1 adalah faktor: keturunan, sistem imun (kekebalan tubuh)

Faktor yang berhubungan dengan DM tipe 2 adalah faktor keturunan, usia, obesitas, aktivitas fisik, pola makan, dan sebagainya.

(11)

Pengobatan Komplementer Herbal 5

3. Komplikasi Diabetes Melitus1,2,3

K

O

M

P

L

IK

A

SI

1. Hiperglikemia: Peningkatan kadar gula darah lebih dari normal, berkisar antara 300-1200 mg/dL

2. Hipoglikemia: Penurunan kadar gula darah di bawah normal < 60 mg/dL

1. Gangguan pada pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak: Penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi

2. Kerusakan mata 3. Kerusakan ginjal

4. Neuropati (Kerusakan pada syaraf): Hilangnya sensasi atau rasa terutama pada daerah kaki yang menjadi resiko timbulnya luka pada kaki (luka gangren)

A k u t (C e p at) K ron is (La m b at)

(12)

Pengobatan Komplementer Herbal 6

Penggunaan herbal sebagai komplemen pengobatan medis berbasis self-care merupakan perilaku yang menggabungkan antara penggunaan herbal dengan self-care yang merupakan pilar pengelolaan DM. Perilaku tersebut terdiri dari: pengaturan diet, aktivitas dan latihan, pemantauan kadar gula darah mandiri, kepatuhan pengobatan medis, kepatuhan penggunaan herbal, perilaku penurunan risiko timbulnya komplikasi1,3,4.

Gambar 1: Penggunaan Herbal Sebagai Komplemen Pengobatan Medis Herbal sebagai Komplemen Pengobatan Medis Pengaturan Diet Aktivitas dan Latihan Pemantauan Kadar Gula Darah Kepatuhan Pengobatan Medis Kepatuhan Penggunaan Herbal Perilaku Penurunan Resiko D.SELF-CARE

(13)

Pengobatan Komplementer Herbal 7

1. Pengaturan Diet,1,3

Prinsip pengaturan makan pada pasien DM:

a. Hampir sama dengan anjuran makan sehat pada umumnya.

b. Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kalori (tidak berlebih).

c. Menu makan sama dengan menu keluarga.

d. Harus tepat jadwal, tepat jenis dan tepat jumlah (contoh menu makan di lampiran halaman 23)

(14)

Pengobatan Komplementer Herbal 8

Gambar1. Pengaturan Diet

Sumber gambar: http://kesmas-id.com/4-sehat-5-sempurna-sudah-ketinggalan-zaman/

TEPAT JENIS MAKAN

Komposisi makanan dalam diet: Karbohidrat 45 -65%, Protein 10 - 15%, Lemak 20 - 25%

Tidak mengkonsumsi gula murni (gula pasir) dan dianjurkan makanan yang dikonsumsi mengandung serat

TEPAT JADWAL MAKAN

Diet DM diberikan dengan jarak waktu 3 jam

Pukul 06.30 = makan pagi Pukul 09.30 = kue atau buah Pukul 12.30 = makan siang Pukul 15.30 = kue atau buah Pukul 18.30 = makan malam Pukul 21.30 = kue atau buah

Jumlah makanan yang diberikan harus habis dan sesuai dengan intervalnya.

TEPAT JUMLAH MAKAN

Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari bagi penderita DM

Kurus : BB x 40-60 kalori Normal : BB x 30 kalori Gemuk : BB x 20 kalori Obesitas : BB x 10 – 15 kalori

MANFAAT:

1. Mencukupi semua unsur makanan yang penting

2. Mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

3. Memenuhi kebutuhan energi tubuh 4. Mencegah ketidaktetapan kadar gula

darah setiap hari dengan mengupayakan kadar gula darah mendekati normal dengan cara yang aman dan praktis 5. Menurunkan kadar lemak darah

(15)

Pengobatan Komplementer Herbal 9

2. Aktivitas dan Latihan1,3

Gambar 2. Aktivitas dan Latihan

JALAN SEHAT

LARI

BERENANG

BERSEPEDA

AKTIVITAS

dan LATIHAN

a. Latihan fisik secara teratur dengan frekuensi 3-5 hari seminggu selama sekitar 20 – 30 menit, dengan selang waktu antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. b. Jenis latihan fisik yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan, harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa berhenti seperti: jalan lambat, lari diselingi jalan, bersepeda, atau berenang,

c. Hindari aktivitas sehari-hari di rumah dengan lebih banyak duduk, seperti mengisi waktu luang hanyak dengan menonton TV.

MANFAAT:

1. Menurunkan berat badan 2. Mengurangi stres

3. Mempertahankan kesegaran tubuh

4. Mengurangi faktor risiko kardiovaskuler (meningkatkan kadar kolesterol HDL, menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida)

(16)

Pengobatan Komplementer Herbal 10

3. Pemantauan gula darah secara rutin1,3

Gambar 3: Pemeriksaan Kadar Gula Mandiri

Penilaian Kadar Gula Darah

a. Kadar gula darah puasa Normal : 100-125 md/dL Tinggi: > 125 mg.dL

b. Kadar gula darah 2 jam setelah makan Normal : 145-180 mg/dl

Tinggi : > 200 mg/dL c. Kadar gula darah acak

Normal : < 200 mg/dL Tinggi : > 200 mg/dL

Waktu pemeriksaan:

a. Puasa 10-12 jam

b. 2 jam setelah makan setelah puasa c. Sewaktu atau acak

Frekuensi:

a. Pasien yang mendapatkan terapi insulin dilakukan cek gula darah setiap hari

b. Pasien yang tidak mendapatkan terapi insulin dilakukan pemeriksaan 2-3 hari seminggu

MANFAAT

1. Dapat mendeteksi perubahan kadar gula darah secara cepat (hipoglikemia atau hiperglikemia)

2. Dapat segera melakukan tindakakan pencegahan (segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan)

3. Dapat menentukan target pencapaian kadar gula darah yang normal

(17)

Pengobatan Komplementer Herbal 11

4. Kepatuhan pengobatan medis dan penggunaan herbal

a. Periksa secara rutin ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dengan melaporkan pengobatan yang sudah atau sedang dikonsumsi termasuk penggunaan (herbal atau suplemen).

b. Mematuhi pengobatan1 1) Pengobatan medis

a) Obat yang diminum (glibenklamide, metformin, akarbose, dan lain-lain)

b) Obat yang disuntikkan (insulin)

2) Pengobatan komplementer yaitu penggunaan herbal bersamaan dengan pengobatan medis. Jenis herbal yang telah digunakan oleh pasien DMT2 adalah herbal (segar atau simplisia) dan herbal olahan. Herbal yang digunakan sebagai pelengkap pengobatan medis adalah: daun salam, jamu pahitan, kayu manis, brotowali, sambiloto, mengkudu, dan pare.

Jenis dan dosis obat yang digunakan sesuai

dengan ketentuan dokter.

(18)

Pengobatan Komplementer Herbal 12

3) Aturan penggunaan herbal segar harus memperhatikan5:

a. Waktu minum

Minumlah herbal sekitar 1-2 jam sesudah makan.

b. Konsumsi sesuai dosis dan anjuran dari herbalis (petugas BATTRA). Selang waktu minum herbal dengan obat medis adalah 2 jam.

4) Penyajian herbal a) Pengolahan

(1) Perebusan simplisia atau herbal dilakukan selama 15 menit sampai mendidih dengan api kecil disebut infus/infusa, sedang perebusan simplisia selama 30 menit sampai

Penggunaan herbal harus dikonsultasikan

dengan petugas puskesmas penyelenggara

(19)

Pengobatan Komplementer Herbal 13

mendidih dengan api kecil disebut dekokta.

(2) Alat merebus simplisia tidak boleh menggunakan logam, kecuali stainless steel. Alat merebus simplisia atau herbal sebaiknya terbuat dari kaca, keramik, atau porselen.

(3) Seduhan menggunakan air mendidih yang dituangkan ke dalam simplisia atau herbal, ditutup dan didiamkan 5-10 menit.

(4) Simplisia atau herbal yang digunakan harus dicuci bersih sebelum diproses lebih lanjut.

b) Takaran

(1) 1 genggam setara dengan 80 g bahan segar

(2) bahan kering (simplisia) setara dengan 40-60 % dari bahan segar (3) 1 ibu jari setara dengan 8 cm atau 10

g bahan segar

(20)

Pengobatan Komplementer Herbal 14

(5) 1 gelas = 1 gelas belimbing setara dengan 200 mL

(6) 1 sendok makan (sdm) setara dengan 15 mL

(7) 1 sendok teh (sdt) setara dengan 5 mL c) Penyimpanan simplisia pada tempat yang kering, sejuk (8-150 C) dan dalam wadah yang tertutup rapat 11.

d) Saringan yang digunakan terbuat dari bahan plastik/nilon, stainless steel, atau kassa.

Bila keluhan belum teratasi atau muncul keluhan

lain dalam penggunaan, harus menghentikan dan

(21)

Pengobatan Komplementer Herbal 15

PARE5,6,7

Gambar 4. Pare, Kegunaan dan Cara Penyajian

Kegunaan:

Buah pare untuk mengatasi batuk, radang tenggorokan, demam, dan kencing manis.

Cara Penyajian:

a. 200 g buah pare segar (1 buah ukuran sedang) di cuci bersih lalu diblender. Tambahkan air minum secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas), perasan dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Diminum setiap hari

b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai mendidih, lalu kecilkan apinya dan biarkan selama 15-20 menit sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Diminum setiap hari

c. 1 buah pare ukuran sedang (200 gram) direbus sampai matang. Dimakan setelah dingin. Lakukan setiap hari

(22)

Pengobatan Komplementer Herbal 16

DAUN SALAM5,6,7

Gambar 4. Daun Salam, Kegunaan dan Cara Penyajian

Kegunaan:

Menurunkan kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah tinggi, asam urat, maag, diare, dan gatal-gatal

Cara Penyajian:

a. Sebanyak 5 -7 lembar daun salam segar di cuci bersih, direbus dengan 400 ml air dalam panci sampai mendidih, kecilkan api dan diamkan selama 15 – 20 menit sampai tinggal setengahnya (200 ml). Diminum 2 kali sehari, setiap kali minum 100 ml.

b. Sebanyak 5 - 7 lembar daun salam segar dan 3 gelas air (450 ml). Daun salam dicuci bersih direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kecilkan api dan diamkan selama 15-20 menit hingga tersisa 1 gelas air (150 ml). Setelah dingin disaring dan dibagi 2 untuk diminum pagi dan sore.

(23)

Pengobatan Komplementer Herbal 17

KAYU MANIS5,6,7

Gambar 6. Kayu Manis, Kegunaan dan Cara Penyajian

Kegunaan:

Menurunkan kadar gula darah

Cara Penyajian:

Timbang 2 gram kayu manis kering atau 1 batang kayu manis sebesar telunjuk dicuci bersih, tambahkan 200 ml air ke dalam panci, rebus sampai mendidih, kecilkan api dan diamkan selama 15-20 menit. Diminum setelah dingin. Lakukan setiap hari

(24)

Pengobatan Komplementer Herbal 18

MENGKUDU5,6,7

Gambar 7. Mengkudu, Kegunaan dan Cara Penyajian

Kegunaan:

Buah untuk mengatasi tekanan darah tinggi, kencing manis, anti radang, asma

Cara Penyajian:

300 gram (1 – 2 buah) mengkudu diperas diambil airnya, diminum 2 kali sehari

(25)

Pengobatan Komplementer Herbal 19

BROTOWALI5,6,7

Gambar 8. Brotowali, Kegunaan dan Cara Penyajian

Kegunaan :

Batang sebagai penghilang nyeri, perda demam, merangsang nafsu makan, rematik, kencing manis

Cara Penyajian :

5 gram brotowali (5-10 batang kering sebesar telunjuk) direbus dengan 600 ml air hingga tersisa 300 ml, disaring. Diminum setiap hari.

(26)

Pengobatan Komplementer Herbal 20

SAMBILOTO5,6,7

.

Gambar 9. Sambiloto, Kegunaan Dan cara Penyajian

Kegunaan:

seluruh bagian tanaman sambiloto

berkhasiat untuk mengatasi kencing manis, darah tinggi, diare, asam urat, dan anti radang

Cara Penyajian:

a. Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan ½ cangkir air matang. Saring lalu minum.

b. 3 gram bahan kering atau 25 gram bahan segar direbus hingga mendidih, kecilkan api dan diamkan selama 15-20 menit. Diminum 2 kali/sehari setelah makan.

(27)

Pengobatan Komplementer Herbal 21

1. Menentukan Berat Badan Relatif dan jumlah kalori harian 2. Menentukan jenis olah raga

3. Melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin 4. Melakukan pengobatan komplementer secara teratur 5. Melakukan perawatan kaki secara teratur

E. Evaluasi Pelaksanaan Pengobatan Komplementer Berbasis Self-care

(28)

Pengobatan Komplementer Herbal 22

Pasien DMT2 membutuhkan pengobatan seumur hidup, sehingga diperlukan kesabaran dalam menjalamkan pengobatan. Pasien DMT2 yang mempunyai kecenderungan menggunakan herbal dalam mengelola penyakitnya harus tetap menggunakan pengobatan medis dan melakukan control secara teratur ke fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit). Pasien juga harus mengatur pola makan, olah raga dan memonitor kadar gula darah secara teratur juga.

Modul ini disusun sebagai panduan pasien DMT2 yang mempunyai kecenderungan menggunakan herbal agar tetap menggunakan pengobatan medis selama menggunakan herbal. Modul ini berisi tentang cara mengelola penyakit DM dan cara menyajikan herbal sebagai pelengkap pengobatan medis.

Kerjasama yang baik sangat diperlukan antara pasien dan tenaga kesehatan, agar pasien dapat mengelola penyakitnya dengan tepat.

(29)

Pengobatan Komplementer Herbal 23

1. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2011) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia.

2. American Diabetes Association. (2013) Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, Vol. 36.

3. Brunner, Suddarth. (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Edisi 8. Volume 2.

4. American Association of Diabetes Educators. (2008) AADE7 Self-Care Behaviors. Diabetes Educ, 34:445–449 5. Herbie Tandi, Kitab Tanaman Berkhasiat Obat, Penerbit

Octopus, Cetakan pertama, Tahun 2015.

6. Materia Medica Batu, Tanaman Obat Untuk Penyakit Sindrom Metabolisme, Cetakan 1, Tahun 2011.

7. Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternative dan Komplementer, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan RI, Formularium Obat Herbal Asli Indonesia, Volume 1, Tahun 2011. 8. Fitri Rahmawati, MP Perencanaan Diet Untuk Penderita

Diabetes Melitus, Jurusan Pendidikan Teknik Tata Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

9. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi, Subdit Bina Gizi Klinik, 2011. Diet Diabetes Melitus.

10.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.

11.Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Diabetes Melitus, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, Cetakan II, Tahun 2008.

(30)

Gambar

Gambar 1: Penggunaan Herbal Sebagai Komplemen   Pengobatan Medis Herbal sebagai Komplemen Pengobatan MedisPengaturan Diet Aktivitas dan Latihan Pemantauan Kadar Gula DarahKepatuhan Pengobatan Medis Kepatuhan Penggunaan HerbalPerilaku Penurunan ResikoD
Gambar 2. Aktivitas dan Latihan
Gambar 3: Pemeriksaan Kadar Gula Mandiri
Gambar 4. Pare, Kegunaan dan Cara Penyajian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan penataan (khususnya perencanaan) ruang ini meliputi kebijakan pengembangan struktur dan kebijakan pengembangan pola ruang. Masing-masing kebijakan pada tiap

Upaya yang harus dilakukan Dinas Pendapatan (DISPENDA) Propinsi Jawa Barat untuk mencukupi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu dengan meningkatkan daya guna dan

Selanjutnya melalui penelitial ini dengan met;J; empirirs yaitu penelitian mendekati permasalahan dari segi data di lapangan yakni berdasarkan informasi yang diperoleh

Pada Bulan November 2018 sampai Januari tahun 2019 penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Isolasi dan Karakterisasi Jamur yang Bersimbiosis pada Akar Tanaman

Pada saat ini, sulit sekali bagi suatu negara untuk membangun perekonomian tanpa mengadakan kerjasama yang erat dengan negara-negara lainnya, hal mana seiring dengan

Pada tahun 2015, Setjen Wantannas melaksanakan berbagai program dan kegiatan strategis sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang pembinaan ketahanan nasional, yaitu

Dengan banyaknya permasalahan dalam dunia industry di Indonesia, seperti jumlah angkatan kerja yang besar namun kualitas kerja yang relative rendah, kesehatan dan

Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi dalam penentuan tarif, belum bisa menggambarkan suatu biaya yang sebenarnya secara terperinci, belum bisa memberikan