• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi Jawa Timur terletak pada 111˚0’ hingga 114˚4’ Bujur Timur, dan 7˚12’ hingga 8˚48’ Lintang Selatan. Luas wilayahnya mencapai 46.428,57 km², atau 2,51% dari keseluruhan luas Indonesia. Dengan demikian, Jawa Timur merupakan provinsi dengan urutan ke-12 dari segi perbandingan luas wilayah dengan provinsi lain di Indonesia.

Provinsi Jawa Timur terbagi ke dalam empat badan koordinasi wilayah (Bakorwil), 29 kabupaten, 9 kota, dan 658 kecamatan dengan 8.497 desa/kelurahan (2.400 kelurahan dan 6.097 desa). Apabila diamati dari komposisi jumlah kecamatan dan desa pada Tabel 8 berikut ini, maka diketahui bahwa Kabupaten Malang memiliki jumlah kecamatan terbanyak, yaitu 33 kecamatan. Banyaknya jumlah kecamatan yang dimiliki tidak secara otomatis menjadi daerah dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak pula. Kabupaten yang memiliki jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah di Kabupaten Lamongan, yaitu sebesar 474 desa/kelurahan. Sementara itu, daerah dengan luas wilayah yang paling besar adalah Kabupaten Banyuwangi dengan luas total wilayah sebesar 5.783 km2.

Tabel 8Kabupaten/Kota dalam Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Timur

Kode Kabupaten/Kota Luas Area (km2)

Jumlah Kecamatan

Kelurahan/Desa Perkotaan Perdesaan Jumlah

Kabupaten 01 Pacitan 1.342,42 12 19 152 171 02 Ponorogo 1.371,78 21 66 237 303 03 Trenggalek 1.205,22 14 28 129 157 04 Tulungagung 1.046,22 19 91 180 271 05 Blitar 1.588,79 22 53 195 248 06 Kediri 1.386,05 24 105 239 344 07 Malang 2.979,41 33 117 272 389 08 Lumajang 1.790,90 21 27 177 204 09 Jember 2.477,68 31 63 184 247 10 Banyuwangi 5.782,68 24 62 155 217 11 Bondowoso 1.560,10 23 33 182 215

(2)

Tabel 8Kabupaten/Kota dalam Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Timur

(lanjutan)

Kode Kabupaten/Kota Luas Area (km2)

Jumlah Kecamatan

Kelurahan/Desa Perkotaan Perdesaan Jumlah

12 Situbondo 1.638,81 17 33 103 136 13 Probolinggo 1.599,03 24 75 255 330 14 Pasuruan 1.150,75 24 106 259 365 15 Sidoarjo 634,39 18 268 85 353 16 Mojokerto 692,15 18 102 202 304 17 Jombang 903,90 21 144 162 306 18 Nganjuk 1.224,33 20 86 198 284 19 Madiun 1.010,86 15 39 167 206 20 Magetan 688,82 18 71 164 235 21 Ngawi 1.295,98 19 15 202 217 22 Bojonegoro 2.307,06 27 58 372 430 23 Tuban 1.839,94 20 45 283 328 24 Lamongan 1.669,56 27 51 423 474 25 Gresik 1.191,19 18 139 217 356 26 Bangkalan 1.259,54 18 38 243 281 27 Sampang 1.233,36 14 12 174 186 28 Pamekasan 792,30 13 25 164 189 29 Sumenep 1.998,54 27 35 297 332 Kota 71 Kediri 63,40 3 46 0 46 72 Blitar 32,57 3 21 0 21 73 Malang 110,06 5 54 3 57 74 Probolinggo 56,66 3 21 8 29 75 Pasuruan 35,29 3 32 2 34 76 Mojokerto 16,46 2 18 0 18 77 Madiun 33,23 3 27 0 27 78 Surabaya 326,36 31 163 0 163 79 Batu 92,78 3 12 12 24 Jumlah 46.428,57 658 2.400 6.097 8.497

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka, 2008

Secara umum wilayah Jawa Timur terbagi dalam dua bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan, hampir mencakup 90% dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur, dan wilayah Kepulauan Madura yang sekitar 10% dari luas wilayah Jawa Timur. Sebelah utara Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa, yang memisahkan Provinsi Jawa Timur dengan Pulau Kalimantan, tepatnya Provinsi Kalimantan Selatan. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali yang memisahkan Provinsi Jawa Timur dengan Pulau Bali. Sebelah selatan berbatasan dengan perairan terbuka, Samudera Indonesia, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.

(3)

Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar 21-34°C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, bahkan di daerah Ranu Pane (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4°C, yang menyebabkan turunnya salju lembut.

Suhu tertinggi terjadi pada Oktober dan November (35,3°C), dan terendah di bulan Agustus (19,3°C) dengan kelembaban 39%-97%. Tekanan udara tertinggi di bulan Agustus sebesar 1.012,0 Milibar. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Februari. Rata-rata penyinaran matahari terlama di bulan Agustus, sedangkan terendah di bulan April. Kecepatan angin tertinggi terjadi di bulan Oktober, dan terendah di bulan April.

Secara umum perkembangan struktur ruang Jawa Timur mengarah pada dominasi kawasan perkotaan yang mempengaruhi perekonomian wilayah pedesaan. Fenomena urbanisasi dan aglomerasi wilayah terus berkembang mengarah ke hierarki perkotaan lebih besar, sehingga primacy kota metropolitan semakin tinggi dibandingkan tingkatan kota-kota lainnya.

Untuk mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan yang cenderung terus membesar, dan berpotensi mendorong perkembangan mega-urban tersebut, serta menyeimbangkan perkembangan perkotaan, dan mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di perkotaan serasi dengan kawasan pedesaan sesuai daya dukung serta prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, maka struktur ruang wilayah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Timur dibagi menjadi sembilan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) seperti yang tercantum pada Tabel 9. Penentuan sembilan SWP di Jawa Timur berdasarkan kecenderungan pergerakan manusia, barang dan jasa, serta karakteristika wilayah. Orientasi pergerakan manusia, barang dan jasa di Jawa Timur cenderung memusat pada titik-titik tertentu, dan mengarah pada wilayah yang telah terlebih dahulu berkembang.

(4)

Tabel 9Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Provinsi Jawa Timur Nama SWP Kabupaten/Kota I Gerbangkertosusila Plus Kota Surabaya Kab. Tuban Kab.Lamongan Kab.Bojonegoro Kab.Gresik Kab.Sidoarjo Kab.Mojokerto Kota Mojokerto Kab.Jombang Kab.Bangkalan Kab.Pasuruan Kota Pasuruan

II Malang Raya Kota Malang Kota Batu Kab.Malang

III Madiun dan Sekitarnya Kota Madiun Kab.Madiun Kab.Ponorogo Kab.Magetan Kab.Pacitan Kab.Ngawi Nama SWP Kabupaten/Kota

IV Kediri dan Sekitarnya Kota Kediri

Kab.Kediri Kab.Nganjuk Kab.Trenggalek Kab.Tulungagung

V Probolinggo-Lumajang Kota Probolinggo

Kab.Probolinggo Kab.Lumajang

VI Blitar Kota Blitar

Kab.Blitar

VII Jember dan Sekitarnya Kab.Jember

Kab.Bondowoso Kab.Situbondo

VIIIBanyuwangi dan Sektitarnya

Kab.Banyuwangi

IX Madura dan Kepulauan Kab.Sampang

Kab.Pamekasan Kab.Sumenep

4.2 Kondisi Demografis

Jawa Timur merupakan Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Pada tahun 2007 jumlah penduduk Jawa Timur tercatat sebanyak 37.794.003 jiwa, dengan kepadatan penduduk 814 jiwa/km2. Kondisi ini meningkat sebesar 4,35% dari tahun 2003, yaitu 780 jiwa/km2. Apabila diamati lebih jauh, kepadatan penduduk di kota umumnya lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di kabupaten. Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yakni 8.335 jiwa/km2 di tahun 2007, sekaligus mempunyai jumlah penduduk terbesar, yaitu 2.720.156 jiwa. Kepadatan penduduk daerah perkotaan merupakan konsekuensi logis dari tingginya aktivitas perekonomian di sana. Oleh karena itu, meskipun luas wilayah perkotaan relatif jauh lebih sempit dibandingkan wilayah kabupaten, namun jumlah penduduknya relatif lebih banyak, sehingga kepadatan penduduk pun semakin tinggi.

(5)

Wilayah kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk relatif tinggi diantaranya adalah Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, dan Pasuruan. Lokasi keempat kabupaten ini berdekatan dengan Kota Surabaya. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingginya aktivitas perekonomian Surabaya mampu menjadi faktor penarik bagi para pekerja. Namun karena pertumbuhan penduduk di Surabaya sudah semakin jenuh serta tingginya kebutuhan hidup, maka banyak para pendatang pada umumnya memilih untuk berdomisili di wilayah sekitar Surabaya.

Adapun kabupaten dengan kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Banyuwangi. Meskipun jumlah penduduk wilayah ini relatif banyak, namun Banyuwangi merupakan kabupaten dengan wilayah terluas di Provinsi Jawa Timur. Selain Banyuwangi, wilayah dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Situbondo, Pacitan, Bondowoso, Sumenep, Bojonegoro, Trenggalek, dan Lumajang. Jika diamati lebih lanjut, maka diketahui bahwa kabupaten dengan kepadatan penduduk yang rendah berlokasi jauh dari wilayah perkotaan, khususnya ibukota Provinsi. Adapun seluruh wilayah Tapal Kuda di Jawa Timur memiliki kepadatan penduduk yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi serta pusat kegiatan pemerintahan, dalam hal ini adalah perkotaan, merupakan faktor penarik yang cukup signifikan bagi masyarakat untuk menentukan tempat tinggalnya.

Tabel 10 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Timur

No Kode Kabupaten/Kota Luas Area (km2)

Jumlah Penduduk (jiwa) Densitas (jiwa/km2)

2003 2007 2003 2007 1 78 Kota Surabaya 326,36 2.660.381 2.720.156 8.152 8.335 2 73 Kota Malang 110,06 767.567 791.970 6.974 7.196 3 76 Kota Mojokerto 16,46 111.999 119.051 6.804 7.233 4 77 Kota Madiun 33,23 169.481 173.447 5.100 5.220 5 75 Kota Pasuruan 35,29 176.730 185.507 5.008 5.257 6 71 Kota Kediri 63,40 252.033 258.734 3.975 4.081 7 72 Kota Blitar 32,57 123.344 127.338 3.787 3.910 8 74 Kota Probolinggo 56,66 200.252 210.446 3.534 3.714 9 15 Kab. Sidoarjo 634,39 1.682.278 1.869.350 2.652 2.974 10 79 Kota Batu 92,78 177.256 192.059 1.910 2.065

(6)

Tabel 10 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Timur (lanjutan) No Kode Kabupaten/Kota Luas Area (km2)

Jumlah Penduduk Densitas

2003 2007 2003 2007 11 16 Kab. Mojokerto 692,15 968.502 1.041.269 1.399 1.504 12 17 Kab. Jombang 903,90 1.172.439 1.233.279 1.297 1.364 13 14 Kab. Pasuruan 1.150,75 1.419.716 1.496.474 1.234 1.300 14 06 Kab. Kediri 1.386,05 1.474.840 1.531.187 1.064 1.105 15 28 Kab. Pamekasan 792,30 740.154 795.801 934 1.004 16 04 Kab.Tulungagung 1.046,22 960.067 992.248 918 948 17 09 Kab. Jember 2.477,68 2.231.793 2.293.740 901 926 18 20 Kab. Magetan 688,82 620.750 622.966 901 904 19 25 Kab. Gresik 1.191,19 1.059.822 1.142.817 890 959 20 18 Kab. Nganjuk 1.224,33 1.028.260 1.073.126 840 877 21 07 Kab. Malang 2.979,41 2.338.865 2.442.422 785 820 22 24 Kab. Lamongan 1.669,56 1.235.890 1.281.176 740 767 23 26 Kab. Bangkalan 1.259,54 886.077 965.568 703 767 24 05 Kab. Blitar 1.588,79 1.110.726 1.144.528 699 720 25 27 Kab. Sampang 1.233,36 833.640 914.016 676 741 26 19 Kab. Madiun 1.010,86 656.918 667.841 650 661 27 13 Kab. Probolinggo 1.599,03 1.036.262 1.081.063 648 676 28 21 Kab. Ngawi 1.295,98 839.949 860.029 648 664 29 02 Kab. Ponorogo 1.371,78 869.359 892.527 634 651 30 23 Kab. Tuban 1.839,94 1.077.088 1.107.691 585 602 31 08 Kab. Lumajang 1.790,90 999.533 1.034.334 558 578 32 03 Kab. Trenggalek 1.205,22 671.076 691.207 557 574 33 22 Kab. Bojonegoro 2.307,06 1.212.700 1.263.411 526 548 34 29 Kab. Sumenep 1.998,54 1.032.260 1.076.592 517 539 35 11 Kab. Bondowoso 1.560,10 708.646 727.790 454 467 36 01 Kab. Pacitan 1.342,42 538.392 553.865 401 413 37 12 Kab. Situbondo 1.638,81 621.067 638.537 379 390 38 10 Kab. Banyuwangi 5.782,68 1.539.948 1.580.441 266 273 Total 46.428,57 36.206.060 37.794.003 780 814 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka, 2008.

4.3 Pertumbuhan Ekonomi

Jawa Timur merupakan barometer perekonomian nasional setelah DKI Jakarta, dan Provinsi Jawa Barat, sebab kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional mencapai sekitar 16%. PDRB Jawa Timur Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada periode 2003-2008 menunjukkan kecenderungan terus meningkat sejalan

(7)

kian membaiknya kondisi perekonomian. Pada tahun 2004 PDRB Jawa Timur sebesar 341,06 triliun rupiah, yang kemudian meningkat di tahun 2005 sebesar 403,39 triliun rupiah dan di tahun 2006 sebesar 470,63 triliun rupiah. Pada tahun 2007 PDRB kembali meningkat hingga mencapai 534,92 triliun rupiah.

Tabel 11 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002 - 2008

Tahun Nilai PDRB (Juta Rupiah) % Pertumbuhan Per Tahun 2002 267.157.716,39 2003 300.609.857,83 12,52 2004 341.065.251,48 13,46 2005 403.392.350,87 18,27 2006 470.627.493,58 16,67 2007 534.919.332,96 13,66

Sumber: BPS Jawa Timur, 2009

Provinsi Jawa Timur terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Dari 38 kabupaten/kota tersebut, masing-masing daerah mempunyai karakteristik alam, sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan produktivitas perekonomian antarwilayah yang satu berbeda dengan wilayah lainnya. Tabel 12 menunjukkan bahwa Kota Surabaya (78) mempunyai peran yang sangat besar di dalam menciptakan nilai tambah bruto (PDRB) di Jawa Timur. Pada tahun 2005 peran Surabaya sebesar 25,87% dan meningkat menjadi 26,24% di tahun 2007. Daerah lain yang mempunyai peran cukup besar di dalam menciptakan PDRB Jawa Timur selain Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Malang.

Tabel 12 PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2005 dan 2007

No Kode Kabupaten/Kota 2005 2007 2005 2007

(Juta Rupiah) % Thdp Jatim 1 78 Kota Surabaya 104.361.353,45 140.383.484,62 25,87 26,24 2 15 Kabupaten Sidoarjo 35.224.125,55 45.285.818,98 8,73 8,47 3 71 Kota Kediri 34.852.718,67 44.404.368,88 8,64 8,30 4 25 Kabupaten Gresik 19.720.862,36 26.852.018,89 4,89 5,02 5 7 Kabupaten Malang 17.582.353,51 23.750.358,99 4,36 4,44 6 73 Kota Malang 16.627.074,78 21.986.093,34 4,12 4,11 7 9 Kabupaten Jember 13.639.298,78 18.028.463,36 3,38 3,37 8 10 Kabupaten Banyuwangi 13.146.361,71 17.459.626,75 3,26 3,26 9 4 Kabupaten Tulungagung 9.318.980,21 12.329.626,12 2,31 2,30 10 14 Kabupaten Pasuruan 8.729.931,81 11.644.515,07 2,16 2,18 11 23 Kabupaten Tuban 8.250.930,61 11.327.789,64 2,05 2,12

(8)

Tabel 12 PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2005 dan 2007 (lanjutan)

No Kode Kabupaten/Kota 2005 2007 2005 2007

(Juta Rupiah) % Thdp Jatim 12 13 Kabupaten Probolinggo 8.458.973,14 11.206.488,27 2,10 2,09 13 6 Kabupaten Kediri 8.531.194,15 11.179.278,49 2,11 2,09 14 22 Kabupaten Bojonegoro 7.771.646,45 11.162.997,56 1,93 2,09 15 16 Kabupaten Mojokerto 8.071.623,27 10.610.915,03 2,00 1,98 16 17 Kabupaten Jombang 7.895.210,14 10.526.529,00 1,96 1,97 17 8 Kabupaten Lumajang 7.899.306,83 10.308.527,58 1,96 1,93 18 5 Kabupaten Blitar 7.280.106,33 9.698.638,88 1,80 1,81 19 29 Kabupaten Sumenep 6.715.418,26 8.804.341,07 1,66 1,65 20 18 Kabupaten Nganjuk 5.891.281,40 7.848.122,65 1,46 1,47 21 24 Kabupaten Lamongan 5.700.153,02 7.530.126,24 1,41 1,41 22 12 Kabupaten Situbondo 4.761.395,78 6.293.123,81 1,18 1,18 23 26 Kabupaten Bangkalan 4.385.646,66 5.630.084,75 1,09 1,05 24 20 Kabupaten Magetan 4.091.764,02 5.307.526,89 1,01 0,99 25 2 Kabupaten Ponorogo 4.030.606,63 5.267.701,39 1,00 0,98 26 21 Kabupaten Ngawi 3.988.328,07 5.239.448,56 0,99 0,98 27 19 Kabupaten Madiun 3.492.407,44 4.462.888,21 0,87 0,83 28 27 Kabupaten Sampang 3.402.770,32 4.378.100,23 0,84 0,82 29 11 Kabupaten Bondowoso 2.923.745,63 3.841.978,81 0,72 0,72 30 28 Kabupaten Pamekasan 2.796.113,40 3.672.706,74 0,69 0,69 31 74 Kota Probolinggo 2.591.391,68 3.489.145,97 0,64 0,65 32 3 Kabupaten Trenggalek 2.457.418,33 3.234.072,04 0,61 0,60 33 1 Kabupaten Pacitan 1.880.227,44 2.427.159,78 0,47 0,45 34 79 Kota Batu 1.643.888,99 2.199.205,23 0,41 0,41 35 76 Kota Mojokerto 1.548.901,73 2.100.206,78 0,38 0,39 36 77 Kota Madiun 1.463.368,28 1.990.367,55 0,36 0,37 37 75 Kota Pasuruan 1.403.998,20 1.917.224,04 0,35 0,36 38 72 Kota Blitar 861.473,84 1.140.262,77 0,21 0,21 Jawa Timur 403.392.350,76 534.919.332,96 100 100 Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

Struktur nilai tambah yang terbentuk dari masing-masing sektor menggambarkan tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap sektor tersebut. Semakin besar nilai tambah suatu sektor maka semakin besar pula wilayah tersebut tergantung dari sektor tersebut. Nilai tambah bruto Jawa Timur sangat dipengaruhi oleh tiga sektor yang paling besar pangsanya dalam pembentukan nilai tambah bruto Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Apabila masing-masing kabupaten/kota di Jawa Timur diurukan berdasarkan sektor-sektor

(9)

yang paling mendominasi, maka akan didapatkan hasil seperti pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13 Kontribusi PDRB Sektoral Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2007

No Kabupaten/Kota Per tani an P er tam b an g an dan P en ggalia n Ind u stri P e ng ola h a n L istrik da n Air Be rs ih K onstru k si P e rdag ang a n, Hotel d a n Re st o ra n P e ng an gk uta n Dan K om unik a si Keu a ng an , Pers e w aan d a n Ja sa Pe ru sa haa n Jas a -J as a 22 Kabupaten Bojonegoro 58,58 1,44 1,09 1,16 3,92 12,80 3,66 4,95 12,40 3 Kabupaten Trenggalek 57,60 5,48 2,45 0,20 1,85 15,31 3,26 4,14 9,70 8 Kabupaten Lumajang 50,43 10,99 0,92 0,98 2,42 17,74 2,67 3,46 10,40 76 Kota Mojokerto 48,89 3,40 2,36 0,96 1,70 26,93 1,94 4,16 9,66 9 Kabupaten Jember 46,49 0,52 9,41 0,50 2,32 20,34 1,92 8,07 10,44 13 Kabupaten Probolinggo 46,48 5,68 5,54 0,53 0,44 26,12 3,74 5,38 6,10 14 Kabupaten Pasuruan 44,42 5,36 7,56 0,85 2,64 19,46 4,44 5,69 9,59 75 Kota Pasuruan 40,73 5,47 4,13 1,20 5,69 10,78 6,22 7,02 18,76 18 Kabupaten Nganjuk 38,76 0,38 5,33 1,38 2,89 32,40 1,84 3,86 13,18 11 Kabupaten Bondowoso 36,06 0,82 6,27 0,76 4,15 29,52 3,70 4,87 13,86 77 Kota Madiun 35,05 4,66 8,82 0,44 3,66 18,27 4,67 3,79 20,64 7 Kabupaten Malang 34,15 3,50 19,77 0,51 0,96 23,63 2,62 4,36 10,51 10 Kabupaten Banyuwangi 33,19 4,31 14,20 0,77 5,11 24,23 5,24 4,22 8,73 28 Kabupaten Pamekasan 32,12 3,52 4,22 0,92 8,54 28,10 3,03 4,33 15,22 74 Kota Probolinggo 32,09 2,10 4,46 1,49 5,88 25,96 7,91 4,90 15,21 27 Kabupaten Sampang 31,77 0,90 8,38 1,05 5,78 25,98 2,22 3,53 20,39 71 Kota Kediri 30,45 12,35 5,82 0,78 3,89 22,14 4,93 4,86 14,79 17 Kabupaten Jombang 29,96 2,27 13,42 1,50 6,82 29,69 3,41 3,80 9,13 25 Kabupaten Gresik 28,71 3,16 20,40 1,86 1,37 23,73 4,33 3,64 12,80 1 Kabupaten Pacitan 28,37 4,01 10,36 1,09 7,79 26,02 4,99 5,12 12,25 6 Kabupaten Kediri 21,47 13,14 21,31 3,76 6,22 20,18 3,12 3,45 7,34 4 Kabupaten Tulungagung 0,21 0,01 71,85 0,37 0,15 22,43 0,76 3,08 1,15 29 Kabupaten Sumenep 3,93 0,26 53,30 2,03 1,61 24,47 8,72 1,26 4,41 20 Kabupaten Magetan 11,22 2,34 47,40 4,45 4,69 22,15 2,90 2,97 1,87 23 Kabupaten Tuban 0,48 0,07 35,71 0,35 2,40 35,11 4,31 9,35 12,22 72 Kota Blitar 20,37 2,09 34,89 1,03 2,26 24,74 3,60 3,53 7,48 26 Kabupaten Bangkalan 24,52 1,48 32,67 2,29 2,25 20,52 3,01 3,38 9,88 79 Kota Batu 2,14 0,05 25,41 2,20 12,39 20,32 13,15 9,75 14,58 24 Kabupaten Lamongan 19,31 0,29 7,66 1,51 1,39 47,80 3,28 4,19 14,56 2 Kabupaten Ponorogo 28,67 2,30 8,44 0,52 1,70 41,98 2,16 3,65 10,59 12 Kabupaten Situbondo 10,08 0,03 16,08 1,82 0,27 39,63 16,25 7,19 8,65 73 Kota Malang 0,87 0,00 15,67 2,66 5,02 39,51 17,52 6,65 12,10 16 Kabupaten Mojokerto 0,15 0,01 31,35 3,37 5,28 38,25 9,10 5,53 6,96 19 Kabupaten Madiun 5,22 0,18 17,89 2,29 6,57 37,38 11,49 7,51 11,47 21 Kabupaten Ngawi 30,52 2,42 12,60 1,16 1,94 35,13 3,46 3,56 9,21 15 Kabupaten Sidoarjo 32,77 3,46 9,31 0,93 2,90 33,89 4,93 3,35 8,45 5 Kabupaten Blitar 16,06 4,42 17,84 1,30 1,48 29,76 5,78 10,33 13,03 78 Kota Surabaya 9,55 0,09 12,44 2,93 5,09 23,87 12,54 13,28 20,22 PDRB 16,72 2,11 28,75 1,92 3,36 28,81 5,55 4,62 8,15

(10)

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar daerah pada Provinsi Jawa Timur masih bertopang pada sektor pertanian, kemudian disusul oleh kabupaten/kota yang berbasis pada sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun pangsa terbesar pada PDRB tahun 2007 disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 28,81% yang kemudian disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 28,75%, namun sebagian besar wilayah Jawa Timur masih berbasis sektor pertanian. Sedangkan sektor perdagangan dan industri pengolahan hanya menjadi basis di beberapa kabupaten/kota saja.

Gambar 2Persebaran Basis Perekonomian Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Kondisi ini semakin menjelaskan bahwa sektor pertanian memegang peranan yang penting dalam perekonomian Jawa Timur. Terdapat banyak kabupaten dan kota di Jawa Timur yang pendapatan domestik terbesarnya berasal dari sektor pertanian. Ada beberapa daerah pula yang pendapatan sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian hampir imbang, seperti Kabupaten

S A M U D E R A H I N D I A S E L A T M A D U R A L A U T J A W A S E L A T S A P U D I P . B A W E A N K E P U L A U A N K A N G E A N P . N U S A B A R U N G S k a la U T A R A 1 0 2 0 4 0 6 0 K m S k a la U T A R A 1 0 2 0 4 0 6 0 K m Ib u ko ta Pro p in si Ib u ko ta K a b u p aten B ata s P ro p in si B ata s K a b u p a ten

P erd a g a n g a n , h o tel, d a n resta ura n P erta n ia n L e g e n d a Ind ustri P en g o la h a n K A B . B A N G K A L A N K A B . P O N O R O G O K A B . P A C IT A N K A B . T U L U N G A G U N G K A B . T R E N G G A L E K K A B . M A G E T A N K A B . B O JO N E G O R O K A B . N G A N JU K K A B . T U B A N K A B . JO M B A N G K A B . S ID O A R JO K O T A S U R A B A Y A K A B . L A M O N G A N K A B . G R E S IK K A B . B A N Y U W A N G I K A B . L U M A JA N G K A B . B O N D O W O S O K A B . S IT U B O N D O K A B . S A M P A N G K A B . P A M E K A S A N K A B . S U M E N E P K A B . N G A W I K A B . JE M B E R K A B . P A S U R U A N K A B . M A D IU N K A B . M O JO K E R T O K A B . P R O B O L IN G G O K A B . B L IT A R K A B . K E D IR I K O T A P R O B O L IN G G O K O T A P A S U R U A N K O T A K E D IR I K O T A M A L A N G K O T A B A T U K O T A M A D IU N K O T A M O JO K E R T O K A B . M A L A N G K O T A B L IT A R 0 0

(11)

Gresik dan Kabupaten Kediri. Meskipun demikian, pertanian tetap merupakan sektor yang tidak dapat dipisahkan dari perekonomian Jawa Timur.

4.4 Ketenagakerjaan

Apabila diamati dari mata pencaharian yang dimiliki, maka penduduk Jawa Timur mayoritas memiliki mata pencaharian di bidang pertanian (46,18%), selebihnya bekerja di sektor perdagangan (18,80%), sektor jasa (12,78%), dan sektor industri (12,51%). Hal ini sesuai dengan kondisi sebelumnya, di mana sektor yang berkontribusi dominan di sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Timur adalah sektor pertanian.

Pada Tabel 14 berikut ini dapat diketahui bahwa hampir seluruh penduduk di wilayah kabupaten mayoritas bermata pencaharian di sektor pertanian. Hanya kabupaten yang lokasinya berdekatan dengan kota Surabaya yang memiliki kecenderungan berbeda, yaitu kabupaten Sidoarjo dan Gresik. Di mana penduduk di kedua wilayah tersebut mayoritas bekerja di sektor industri pengolahan. Adapun di wilayah perkotaan, hanya kota Batu yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, sedangkan kota lainnya mayoritas bekerja di sektor perdagangan serta sektor jasa.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun pergeseran struktur perekonomian di Jawa Timur sudah mulai terjadi, namun sektor pertanian masih merupakan sektor yang penting bagi sumber penghasilan sebagian besar penduduk di Jawa Timur. Masih luasnya lahan pertanian yang tersedia di wilayah kabupaten serta potensi yang besar di sektor pertanian menjadikan sektor ini layak sebagai landasan pengembangan wilayah.

(12)

Tabel 14 Data Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2008

Kab/Kota Lapangan Pekerjaan Utama *) Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Kabupaten Pacitan 238.402 36.423 16.172 37.016 7.888 29.701 1.518 367.120 Ponorogo 287.201 48.614 29.651 62.650 14.468 46.222 4.290 493.096 Trenggalek 224.422 51.803 15.328 48.745 11.356 33.095 3.411 388.160 Tulungagung 225.286 97.746 34.525 118.916 24.210 63.840 2.824 567.347 Blitar 324.730 47.190 34.001 84.447 14.285 65.020 3.125 572.798 Kediri 322.811 69.480 38.660 149.577 28.538 74.836 4.270 688.172 Malang 476.588 188.351 82.630 276.559 56.449 150.890 5.986 1.237.453 Lumajang 258.354 34.868 22.286 96.501 30.270 48.886 4.938 496.103 Jember 564.686 101.291 61.675 251.712 49.295 144.361 10.177 1.183.197 Banyuwangi 388.770 94.102 48.578 156.978 29.026 87.854 6.925 812.233 Bondowoso 215.671 26.901 12.609 56.455 14.093 42.724 916 369.369 Situbondo 168.614 32.327 16.642 72.952 20.799 39.867 2.233 353.434 Probolinggo 344.405 32.244 29.272 80.632 21.930 50.416 7.499 566.398 Pasuruan 269.150 167.113 34.546 150.727 43.926 69.680 13.055 748.197 Sidoarjo 79.395 248.311 54.185 206.226 66.060 158.113 2.213 814.503 Mojokerto 149.966 123.861 29.187 105.691 30.117 61.944 4.470 505.236 Jombang 239.964 103.059 34.459 151.096 26.529 80.744 5.908 641.759 Nganjuk 270.971 41.522 29.070 103.124 15.625 52.645 4.212 517.169 Madiun 182.422 19.031 20.208 59.365 11.083 38.802 218 331.129 Magetan 171.593 60.185 19.572 56.564 12.089 35.325 978 356.306 Ngawi 270.336 24.286 22.649 55.859 11.743 36.955 1.810 423.638 Bojonegoro 370.572 36.778 32.868 121.041 20.256 50.128 11.829 643.472 Tuban 313.390 27.865 28.812 94.650 22.972 43.108 26.037 556.834 Lamongan 353.823 45.222 27.557 101.477 22.417 63.976 2.029 616.501 Gresik 140.683 174.921 35.272 98.663 36.897 59.485 2.020 547.941 Bangkalan 233.116 18.939 16.625 58.089 25.311 47.191 16.878 416.149 Sampang 341.283 30.024 6.243 31.422 13.956 21.314 3.205 447.447 Pamekasan 303.746 31.999 7.862 52.154 13.678 26.646 5.194 441.279 Sumenep 412.398 44.706 16.019 57.133 18.026 37.455 3.827 589.564 Kota Kediri 9.277 24.736 6.044 40.336 9.379 33.443 1.058 124.273 Blitar 7.040 6.181 4.823 21.521 3.977 18.635 309 62.486 Malang 10.164 54.661 19.800 123.034 33.667 119.593 983 361.902 Probolinggo 14.593 15.398 5.422 27.457 11.671 22.094 341 96.976 Pasuruan 3.916 19.911 1.754 22.836 7.128 20.785 231 76.561 Mojokerto 1.061 14.708 2.364 18.082 3.840 13.489 106 53.650 Madiun 1.834 6.799 3.757 29.556 7.058 26.060 116 75.180 Surabaya 13.103 205.535 57.724 474.936 128.188 367.510 3.694 1.250.690 Batu 38.596 5.193 6.920 21.631 4.805 11.048 362 88.555 JUMLAH 8.242.332 2.412.284 965.771 3.775.810 923.005 2.393.880 169.195 18.882.277 Prosentase 43,65% 12,78% 5,11% 20,00% 4,89% 12,68% 0,90% 100,00% CATATAN: *)

1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Industri Pengolahan

3. Bangunan

4. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 5. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

6. Lembaga Keuangan, Real Estate dan Jasa-Jasa 7. Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas dan Air

(13)

4.5 Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia dalam konteks ini diartikan sebagai sumberdaya untuk mencapai tujuan pembangunan yang orientasi akhirnya adalah pada peningkatan kesejatheraan manusia. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur selama periode 2003 – 2007 cenderung menunjukkan kenaikan. Secara umum, kenaikan angka IPM ini mencerminkan bahwa beberapa tahun ini, Jawa Timur telah mencapai peningkatan pada beberapa bidang, seperti penurunan angka kemiskinan, penurunan angka kekurangan gizi anak, pencapaikan pendidikan dasar bagi anak laki-laki dan perempuan, hingga jumlah anak yang melek huruf. Peningkatan angka IPM ini diharapkan mampu mewakili peningkatan pembangunan manusia yang dapat memberikan dampak positif terhadap kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang produktif, yaitu tenaga manusia yang sehat, berpendidikan dan terampil.

Program prioritas sasaran pembangunan maupun kebijakan masing-masing kabupaten/kota tentunya tidaklah sama. Hal tersebut tercermin dari range yang cukup besar antara angka IPM tertinggi dan IPM terendah yang ada di Jawa Timur. Di tahun 2003 dan 2004, kota Mojokerto memiliki angka IPM tertinggi, yaitu masing-masing 72,27 dan 72,91. Selanjutnya, kota dengan angka IPM tertinggi di tahun 2005 adalah Madiun. Sedangkan di tahun 2006 dan 2007, kota Malang menempati urutan pertama untuk IPM dengan angka 74,06 dan 75,05.

Tabel 15 Indeks Pembangunan Jawa Timur Tahun 2003 - 2007

No Tahun IPM Jawa Timur

Angka Tertinggi Angka Terendah IPM Kab/Kota IPM Kab/Kota 1 2003 63,66 72,27 Kota Mojokerto 51,12 Kabupaten Sampang 2 2004 64,49 72,91 Kota Mojokerto 53,86 Kabupaten Sampang 3 2005 66,84 73,59 Kota Madiun 53,83 Kabupaten Sampang 4 2006 66,87 74,06 Kota Malang 53,71 Kabupaten Sampang 5 2007 68,06 75,05 Kota Malang 53,24 Kabupaten Sampang Sumber: BPS Pusat, data diolah

Apabila diamati lebih lanjut, kota dengan angka IPM tertinggi sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kota-kota di Jawa Timur telah menjadikan pembangunan sumberdaya manusia sebagai program prioritas, sehingga angka IPM di masing-masing kota besar semakin

(14)

meningkat tiap tahunnya. Sebaliknya, kabupaten Sampang memiliki angka IPM terendah dari tahun 2003 hingga tahun 2007. Angka tersebut sempat mengalami penurunan di tahun 2005, yaitu dari 53,86 menjadi 53,83. Meskipun di tahun 2006 angka tersebut naik menjadi 53,71, namun di tahun 2007 kembali menurun hingga mencapai 53,24. Meski demikian, nampaknya pembangunan manusia di kabupaten Sampang semakin membaik dengan peningkatan angka IPM yang cukup signifikan di tahun 2008, yaitu sebesar 55,47.

Tabel 16 menyajikan urutan kabupaten/kota dengan Indeks Pembangunan Manusia tertinggi hingga terendah di tahun 2007. Daerah dengan IPM tertinggi adalah kota Malang. Apabila dijabarkan lebih jauh, Indeks Pemambangunan Manusia tersusun dari tiga komponen penting, yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli (Purchasing Power Parity).

Tabel 16 Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2007 Berdasar Kriteria Penyusunnya

No Kode Kabupaten/Kota Indeks Harapan Hidup

Indeks

Pendidikan Indeks PPP IPM

1 73 Kota Malang 74,23 86,84 67,71 75,05 2 72 Kota Blitar 77,53 85,81 68,94 74,70 3 77 Kota Madiun 75,35 88,08 70,87 74,64 4 78 Kota Surabaya 74,50 87,47 69,30 74,36 5 76 Kota Mojokerto 76,26 86,16 71,68 73,70 6 15 Kab. Sidoarjo 73,90 85,86 70,75 72,39 7 71 Kota Kediri 74,13 86,11 70,41 72,34 8 79 Kota Batu 73,33 83,53 57,41 71,37 9 25 Kab. Gresik 75,59 79,52 69,82 70,60 10 04 Kab. Tulungagung 75,84 79,38 67,68 70,57 11 74 Kota Probolinggo 73,50 80,17 67,23 70,41 12 16 Kab. Mojokerto 73,78 80,18 68,90 69,70 13 05 Kab. Blitar 76,02 75,13 66,48 69,52 14 75 Kota Pasuruan 68,96 83,77 67,18 69,43 15 17 Kab. Jombang 74,68 78,68 67,70 69,36 16 01 Kab. Pacitan 76,31 76,14 63,81 69,24 17 03 Kab. Trenggalek 76,50 75,62 67,14 68,84 18 06 Kab. Kediri 72,58 78,60 67,83 68,37 19 20 Kab. Magetan 74,80 74,84 68,89 68,01 20 18 Kab. Nganjuk 70,99 75,39 63,94 67,50 21 02 Kab. Ponorogo 73,29 71,49 62,11 67,41 22 07 Kab. Malang 70,46 74,58 65,26 66,90 23 24 Kab. Lamongan 70,90 73,11 64,57 66,72 24 19 Kab. Madiun 71,66 73,22 65,34 66,56 25 21 Kab. Ngawi 72,78 70,80 63,60 66,06

(15)

Tabel 16 Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2007 Berdasar Kriteria Penyusunnya (lanjutan)

No Kode Kabupaten/Kota Indeks Harapan Hidup Indeks Pendidikan Indeks PPP IPM 26 10 Kab. Banyuwangi 68,23 72,17 63,52 65,34 27 22 Kab. Bojonegoro 69,49 70,55 60,24 65,00 28 23 Kab. Tuban 69,83 69,26 62,74 64,16 29 14 Kab. Pasuruan 62,33 72,15 61,67 63,49 30 08 Kab. Lumajang 68,50 66,36 61,70 63,26 31 29 Kab. Sumenep 65,49 61,21 55,00 61,09 32 09 Kab. Jember 62,42 68,42 58,58 60,92 33 28 Kab. Pamekasan 62,83 66,22 60,21 60,58 34 12 Kab. Situbondo 61,30 65,22 55,13 60,44 35 11 Kab. Bondowoso 62,47 61,06 52,38 59,05 36 13 Kab. Probolinggo 58,69 63,34 57,08 58,74 37 26 Kab. Bangkalan 62,33 60,41 59,11 58,25 38 27 Kab. Sampang 59,45 48,48 50,47 53,24 Jawa Timur 72,81 73,97 62,64 68,06

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

Indeks harapan hidup menunjukkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang didukung dengan tercapainya kualitas/standar hidup yang layak. Lima daerah dengan indeks harapan hidup tertinggi di Jawa Timur adalah Kota Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Blitar. Indeks pendidikan menunjukkan kemampuan untuk membiayai pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anggota rumah tangga, yang juga berarti investasi dalam pengembangan kualitas SDM di masa mendatang. Lima daerah dengan indeks pendidikan tertinggi adalah kota Madiun, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Mojokerto, dan Kota Kediri. Sedangkan indeks daya beli (Purchasing Power

Parity) menunjukkan kemampuan atau daya beli masyarakat untuk belanja

konsumsi kebutuhan pangan. Lima daerah dengan indeks daya beli tertinggi adalah Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, dan Kabupaten Gresik.

Apabila dibandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Timur, maka terdapat 18 wilayah kabupaten/kota yang memiliki nilai di atas 68,06. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah seluruh kota di Jawa Timur dan kabupaten yang ada di sekitar kota-kota besar. Jika dipetakan, maka kabupaten/kota dengan angka IPM yang tinggi membentuk pola di bagian tengah wilayah Provinsi Jawa Timur, memanjang dari arah utara, yaitu kabupaten Gresik, ke arah selatan, yaitu kabupaten Pacitan.

(16)

Gambar 3Peta penyebaran Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur

Daerah dengan angka IPM di bawah Jawa Timur adalah sebanyak 20 kabupaten. Kabupaten-kabupaten dengan selisih angka yang relatif kecil, seperti kabupaten Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Malang, Lamongan, Madiun, dan Ngawi, mengelompok di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian barat. Adapun wilayah-wilayah dengan IPM yang rendah, seperti kabupaten Sampang, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Pamekasan, Jember, Sumenep, dan Lumajang, kesemuanya mengelompok di Pulau Madura serta di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian Timur atau yang dikenal dengan wilayah Tapal Kuda. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini pembangunan Sumberdaya Manusia di Provinsi Jawa Timur masih terkonsentrasi di bagian tengah dengan kecenderungan berkembang pada wilayah barat. Sedangkan pembangunan Sumberdaya Manusia di wilayah timur masih belum optimal.

Pembangunan sumberdaya manusia diharapkan dapat meningkatkan produktivitas angkatan kerja, yang secara langsung berpengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan penduduk, melalui membaiknya tingkat pendapatan. Dengan

S k a la U T A R A 0 1 0 2 0 4 0 6 0 K m Ibukota Propinsi Ibukota K abupaten Batas Propinsi Batas Kabupaten N ilai Tinggi P . B A W E A N K E P U L A U A N K A N G E A N N ilai Rendah K A B . P A SU R U A N K A B . B A N G K A LA N K A B . P O N O R O G O K A B . P A C ITA N S A M U D E R A H I N D I A K A B . T U LU N G A G U N G K A B . T R E N G G A LE K K A B . M A G ET A N K A B . B O JO N EG O R O K A B . N G A N JU K K A B . M A D IU N K A B . TU B A N K A B . JO M B A N G K A B . M O JO K ER T O K A B . SID O A R JO K O T A SU R A B A Y A K A B . L A M O N G A N K A B . G R ESIK K A B . B A N YU W A N G I K A B . LU M A JA N G K A B . PR O B O LIN G G O K A B . B O N D O W O SO K A B . SIT U B O N D O S E L A T M A D U R A L A U T J A W A K A B . SA M P A N G K A B . P A M EK A SA N S E L A T S A P U D I K A B . S U M EN EP K A B . B L IT A R K A B . K ED IR I K A B . M A LA N G K A B . N G A W I K A B . JEM B ER P . N U SA B A R U N G K O T A P R O B O L IN G G O K O TA P A S U R U A N K O T A M O JO K ER T O K O T A B L IT A R K O T A K ED IR I K O T A M A L A N G K O T A B A T U K O T A M A D IU N

(17)

demikian, perbaikan produktivitas angkatan kerja dan tingkat pendapatan akan dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang terjadi di suatu wilayah.

4.6 Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur dalam kurun waktu 2003-2007 cukup berfluktuatif. Pada periode waktu tahun 2003 hingga 2004, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, yaitu dari 7,06 juta jiwa hingga 6,98 juta jiwa. Namun ternyata di tahun 2005, penduduk miskin meningkat cukup signifikan, yaitu sebanyak 1,4 juta jiwa. Angka tersebut kemudian berangsur-angsur menurun di tahun 2006 hingga tahun 2007.

Tabel 17 Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur Tahun 2003-2007

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Jumlah Penduduk Jawa Timur Penduduk Miskin (%) Perubahan (%) 2003 7.064.289 36.206.060 19,51 2004 6.979.565 36.668.408 19,03 -0,48 2005 8.390.996 37.070.731 22,64 3,60 2006 7.455.655 37.478.737 19,89 -2,74 2007 7.137.699 37.794.003 18,89 -1,01

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka terdapat 18,89% penduduk miskin di Jawa Timur pada tahun 2007. Angka ini masih sangat tinggi mengingat laju pembangunan ekonomi yang cukup tinggi di Jawa Timur. Bahkan Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) menetapkan delapan kabupaten di Jawa Timur sebagai daerah tertinggal, yaitu Situbondo, Bondowoso, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Madiun, Trenggalek, dan Pacitan. Dengan demikian Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah daerah tertinggal paling banyak di Pulau Jawa.

Persentase penduduk miskin masing-masing kabupaten/kota dalam kurun waktu tahun 2003 – 2007 dapat diamati pada Tabel 18. Kabupaten Sampang merupakan daerah dengan tingkat kemiskinan yang paling tinggi. Pada tahun 2003, 51,30% dari total penduduknya merupakan penduduk miskin. Angka tersebut menurun di tahun 2004, namun kemudian meningkat secara signifikan di tahun 2005 hingga mencapai 71,37%. Kondisi di kabupaten Sampang ini adalah

(18)

kondisi kemiskinan paling buruk di seluruh wilayah pada kurun waktu 2003-2007. Kondisi ini membaik hingga di tahun 2007 di mana penduduk miskin berkisar 51,02%, namun angka ini masih tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di Jawa Timur.

Tiga wilayah dengan kemiskinan terparah di tahun 2007 berada di wilayah pulau Madura. Wilayah-wilayah tersebut adalah kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Bangkalan. Meskipun tidak berada pada urutan teratas, kabupaten Sumenep yang juga berada di wilayah Pulau Madura, juga memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi.

Selain wilayah-wilayah di Pulau Madura, kondisi kemiskinan terburuk juga dialami oleh kabupaten Bondowoso, khususnya pada tahun 2003 – 2005. Pada tahun 2003, tingkat kemiskinan di daerah tersebut mencapai 50,67, yang terus meningkat hingga mencapai 55,79 di tahun 2005. Akan tetapi nilai ini kemudian menurun sangat signifikan di tahun 2006 hingga 19,62%. Meksipun tingkat kemiskinan di tahun 2007 masih di atas angka Jawa Timur, namun hal ini merupakan capaian yang luar biasa bagi pemerintah kabupaten Bondowoso. Program pembangunan daerah perlu semakin ditingkatkan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin di Bondowoso.

Wilayah dengan tingkat kemiskinan yang rendah adalah wilayah-wilayah perkotaan. Kota Malang merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan terendah dan cenderung terus menurun dari tahun ke tahun. Selain itu, kota Kediri dan kota Blitar juga memiliki pola perkembangan yang hampir sama. Meskipun tingkat kemiskinan lebih tinggi, namun tiap tahunnya mengalami penurunan.

Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk miskin yang sangat besar di antara daerah perkotaan yang lain, yaitu 248.147 jiwa di tahun 2007, atau 3,48% dari total penduduk miskin yang ada pada tahun tersebut. Kondisi ini sudah jauh lebih baik dibandingkan di tahun 2003, di mana 5,13% penduduk miskin berada di kota Surabaya. Surabaya sebagai ibukota dan pusat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mencari penghidupan. Pada akhirnya, dengan luas wilayah yang terbatas, kota Surabaya memiliki jumlah penduduk terbesar di Jawa Timur, namun karena pertumbuhan ekonomi tidak secepat pertumbuhan penduduk, banyak pula

(19)

penduduk miskin yang menempati kota dengan pertumbuhan ekonomi yang paling maju di Jawa Timur ini. Nampaknya, persoalan banyaknya penduduk di Surabaya ini dipandang serius oleh pemerintah, oleh karena itu melalui program-program yang dicanangkan, jumlah penduduk miskin dapat berkurang sejalan dengan semakin berkurang pula jumlah penduduk kota Surabaya.

Tabel 18 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2003-2007 No Kode Kabupaten/Kota 2003 2004 2005 2006 2007 1 27 Kab. Sampang 51,30 39,04 71,37 56,84 51,02 2 28 Kab. Pamekasan 19,56 24,37 41,46 38,73 35,75 3 26 Kab. Bangkalan 20,49 21,58 35,46 35,56 34,04 4 23 Kab. Tuban 23,29 22,92 25,84 28,38 29,61 5 22 Kab. Bojonegoro 29,29 27,19 39,83 31,83 28,95 6 24 Kab. Lamongan 15,72 19,59 27,05 30,72 28,54 7 29 Kab. Sumenep 17,21 18,35 30,46 27,78 26,11 8 01 Kab. Pacitan 28,68 32,47 27,10 26,94 24,74 9 13 Kab. Probolinggo 27,04 29,93 32,90 24,03 23,55 10 21 Kab. Ngawi 16,22 17,14 28,85 25,43 23,44 11 18 Kab. Nganjuk 19,40 20,04 18,89 23,02 21,60 12 03 Kab. Trenggalek 22,44 28,59 27,66 22,11 21,44 13 19 Kab. Madiun 19,02 19,99 21,32 21,34 20,14 14 11 Kab. Bondowoso 50,67 50,90 55,79 19,62 19,69 15 07 Kab. Malang 15,03 13,81 17,28 20,17 19,24 16 12 Kab. Situbondo 28,32 25,38 38,41 19,68 18,75 17 14 Kab. Pasuruan 17,12 14,68 21,01 18,12 18,37 18 06 Kab. Kediri 16,43 17,41 16,04 18,98 17,95 19 08 Kab. Lumajang 22,76 21,92 18,05 17,69 17,27 20 25 Kab. Gresik 8,92 8,76 13,32 18,73 17,13 21 17 Kab. Jombang 20,16 19,47 14,20 18,88 17,07 22 02 Kab. Ponorogo 33,13 27,04 26,27 16,54 16,31 23 10 Kab. Banyuwangi 18,08 17,04 22,88 16,06 15,51 24 20 Kab. Magetan 19,85 24,11 11,05 15,49 14,67 25 16 Kab. Mojokerto 17,48 20,14 13,14 14,44 13,86 26 09 Kab. Jember 21,96 19,15 27,85 13,85 13,45 27 05 Kab. Blitar 17,31 17,42 14,71 12,54 12,60 28 04 Kab. Tulungagung 17,71 17,29 15,44 12,55 12,35 29 74 Kota Probolinggo 13,48 6,24 8,92 12,36 12,04 30 75 Kota Pasuruan 8,41 8,52 9,88 9,98 9,74 31 78 Kota Surabaya 13,62 11,97 11,73 10,38 9,12 32 76 Kota Mojokerto 12,20 12,99 11,67 8,90 8,79 33 15 Kab. Sidoarjo 6,14 4,29 4,90 8,82 8,34

(20)

Tabel 18 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2003-2007 (lanjutan) No Kode Kabupaten/Kota 2003 2004 2005 2006 2007 34 72 Kota Blitar 14,92 11,34 10,98 7,51 7,49 35 71 Kota Kediri 14,33 11,31 9,94 7,30 7,26 36 79 Kota Batu - 9,44 9,45 7,91 7,15 37 77 Kota Madiun 7,92 8,69 8,07 6,32 5,59 38 73 Kota Malang 7,23 6,56 4,75 3,99 3,94 Jawa Timur 19,51 19,03 22,64 19,89 18,89

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

4.7 Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistematis yang didasarkan pada kondisi, potensi, dan proyeksi sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta daerah kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang.

RPJPD Provinsi Jawa timur 2005 – 2025 mempunyai visi “Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan”. Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) Misi Pembangunan, yaitu:

1. Mewujudkan Agroindustri Berbasis Inovasi Teknologi, yakni mengembangkan potensi dan peluang agribisnis yang berdaya saing global yang didukung oleh penyediaan teknologi yang memadai.

2. Mengembangkan Struktur Ekonomi Berdaya Saing Global adalah membangun struktur perekonomian yang kokoh dimana pertanian (dalam arti luas) dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi yang menghasilkan produk-produk secara efisien dan modern, industri manufaktur yang berdaya saing global menjadi motor penggerak perekonomian, dan jasa menjadi perekat ketahanan ekonomi.

3. Mewujudkan SDM yang Handal, Berakhlak Mulia dan Berbudaya, dengan cara membangun masyarakat Jawa Timur yang sehat jasmani, rohani, berpendidikan yang berkualitas.

(21)

4. Mewujudkan Kemudahan Memperoleh Akses Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup melalui upaya mengurangi kesenjangan sosial, kemiskinan, pengangguran memalalui akses yang berkualitas terhadap pelayanan dasar masyarakat.

5. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Buatan dengan cara menjaga keseimbangan antara keberadaan, pemanfaatan, keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai modal pembangunan melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial, ekonomi, dan upaya konservasi.

6. Mengembangkan Infrastruktur Bernilai Tambah Tinggi, yakni upaya untuk mendorong pembangunan ruang dan infrastruktur agar mampu mendukung dan mewadahi aktivitas pembangunan secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

7. Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dengan cara membangun transparansi dan akuntabilitas kepemerintahan serta partisipasi masyarakat melalui meningkatkan kinerja pelayanan prima di pelbagai sektor publik yang didukung perangkat daerah yang efektif dan efisien, aparatur yang profesional, yang didukung stabilitas politik dan konsistensi dalam penegakan hukum.

Pencapaian visi RPJP Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis yang Terkemuka, Berdaya Saing dan Berkelanjutan dalam 20 tahun mendatang terbagi atas 4 (empat) tahapan, yaitu tahap I (2005 – 2009), tahap II (2010 – 1014), tahap III (2015-2019) dan tahap IV (2020 – 2024). Adapun upaya dalam mencapai misi pertama, yaitu Mewujudkan Agroindustri berbasis Inovasi Teknologi, secara khsusus diagendakan pada tahap pertama dan kedua.

Pada tahap pertama, mekanisme ekonomi dipulihkan dengan upaya merevitalisasi sektor-sektor ekonomi terutama sektor pertanian dan industri. Revitalisasi pertanian terutama dengan meningkatkan produksi pertanian yang didukung pembangunan infastruktur dan industri pendukungnya. Revitalisasi pertanian tersebut juga didukung oleh peningkatan konservasi dalam rangka penyediaan air baku bagi kegiatan agribisnis. Revitalisasi industri dilakukan dengan penguatan struktur industri melalui pengembangan kemitraan antara

Gambar

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar daerah pada Provinsi Jawa  Timur masih bertopang pada sektor pertanian, kemudian disusul oleh  kabupaten/kota yang berbasis pada sektor perdagangan, hotel dan restoran serta  sektor industri pengolahan
Tabel 16 menyajikan urutan kabupaten/kota dengan Indeks Pembangunan  Manusia tertinggi hingga terendah di tahun 2007
Gambar 3 Peta penyebaran Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tingkat semai Jabon Putih (A. cadamba Miq.) dan Jabon Merah (A. macrophylla Roxb.) umur 3 bulan, didapat beberapa ciri morfologi yang

Karena setiap detektor memiliki posisi dan juga orientasi yang berbeda terhadap pusat lensa, maka akan terjadi ketidakseragaman derajat kefokusan untuk setiap citra yang dihasilkan

ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (Studi Kasus : Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa terhadap Komunitas Pengrajin Tahu di

Salah satu rekomendasi yang akan dikembangkan adalah perancangan kap lampu dekoratif berkonsep Japandi dengan struktur tertentu untuk lampu meja, lampu dinding, dan lampu lantai

Personal selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung pada produk tabungan shar-e di Bank Muamalat Cabang Medan Balai Kota, dikarenakan hasil dari uji

Pada penelitian ini, didapatkan hasil pada post test hari ke 8 kelompok intervensi menunjukkan bahwa semua responden mengalami penurunan tekanan darah baik

Diagram alur dari algoritma Fuzzy C-Means yang digunakan berdasarkan jumlah data hasil produksi pertanian di 31 kecamatan di Kabupaten Jember, pada umumnya

Pertama, mengalami pertobatan yang sejati “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Ma r. Kebenaran a gung yang dikhotbahkan Kri stus adalah waktunya telah genap; Kerajaan Al