• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI MISI PASANGAN NADJMI JAYA CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BANJARBARU PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI MISI PASANGAN NADJMI JAYA CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BANJARBARU PERIODE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

VISI MISI

PASANGAN NADJMI JAYA

CALON WALIKOTA

DAN

WAKIL WALIKOTA BANJARBARU

PERIODE 2016-2021

(2)

DRAFT VISI MISI PASANGAN NADJMI JAYA

CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA BANJARBARU PERIODE 2016-2021

PENDAHULUAN

Rencana pembangunan Kota Banjarbaru tahun 2016-2021 tidak bisa dilepaskan dari perkembangan indikator makro Kota Banjarbaru selama kurun waktu tahap kedua RPJPD (2011-2015) yang merupakan cermin kinerja pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, dan juga mengindikasikan sejauh mana dampak dari kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia warga Kota Banjarbaru. Indikator yang digunakan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur pencapaian kemajuan pembangunan sosial maupun ekonomi.

IPM Kota Banjarbaru sampai dengan tahun 2013 masih menduduki peringkat pertama di Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2013, IPM Kota Banjarbarun mencapai angka 76,86, jauh diatas angka IPM Provinsi Kalimantan Selatan yang berada pada angka 71,74. Tabel 1.1 Perkembagan IPM Kota Banjarbaru Tahun 2010 – 2013

No Uraian 2010 2011 2012 2013

1 Kota Banjarbaru 74,74 75,43 76,28 76,86

Dengan nilai IPM sebesar 76,86, Kota Banjarbaru termasuk dalam klasifikasi menengah ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan cukup berhasil dalam meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, diukur dari indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi indikator kesehatan, indikator pendidikan, serta daya beli masyarakat.

I. Aspek Geografi dan Demografi A. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Kota Banjarbaru terletak antara3º25’40” sampai dengan 3º28’37” Lintang Selatan dan 114º41’22” sampai dengan 114º54’25” Bujur Timur. Wilayahini dibagi menjadi 5 kecamatan dan 20kelurahan dengan perbatasan yaitu:

 sebelah utara Kecamatan MartapuraKabupaten Banjar,  sebelah selatandengan Kabupaten Tanah Laut,

(3)

 sebelah baratKecamatan Gambut Kabupaten Banjar.

Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 1999, luas total Kota Banjarbaru adalah 371,38 km2 dengan luas per kecamatan yaitu :

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) Prosentase (%) 1 Landasan Ulin 92,42 24,89 2 Liang Anggang 85,86 23,12 3 Cempaka 146,70 39,50 4 Banjarbaru Utara 24,44 6,58 5 Banjarbaru Selatan 21,96 5,91 B. Kondisi Topografi

Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0–500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49%), 7-25 m (48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%). Adapun kondisi fisik tanah yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan kondisi efektif pertumbuhan tanaman adalah kelerengan, kedalaman efektif tanah, drainase, keadaan erosi tanah, dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0-2% mencakup 59,35% luas wilayah, kelerengan 2-8% mencakup 25,78% wilayah, kelerengan 8-15% mencakup 12,08% wilayah Kota Banjarbaru.

 Klasifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu kedalaman < 30 cm, 30-60 cm, 60-90 cm dan > 90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

 Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang periodik yaitu tergenang kurang dari 6 (enam) bulan, terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.

 Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1 : 25.000, erosi tidak terjadi di wilayah Kota Banjarbaru.

 Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari Alluvium (Qha) 48,44 persen, Martapura (Qpm) 37,71 persen, Binuang (Tob) 3,64 persen,

(4)

Formasi Kerawaian (Kak) 2,26persen, Formasi Pitap (Keputusan Presiden) 3,47 %. Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah antara lain : batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Berdasarkan peta Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu Podsolik 63,82%), Lathosol (6,36%) dan Organosol (29,82%).

C. Penggunaan Lahan

Kawasan lindungadalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budidayaadalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Tabel 1.2. Data Luasan Penggunaan Lahan Kota Banjarbaru

No Keterangan Luas

I Kawasan Lindung

1 Hutan Lindung 1261,000 Ha

2 RTH 689,595 Ha

II. Kawasan Budidaya

3 Kawasan Bandara Syamsudin Noor 480,125 Ha

4 Kawasan Industri 915,241 Ha

5 Kawasan Pendidikan 30,489 Ha

6 Kawasan Perdagangan dan Jasa 2005,222 Ha

7 Kawasan Permukiman 18148,900 Ha

8 Kawasan Pertanian 8847,647 Ha

9 Kawasan Pariwisata 3,088 Ha

10 Pertahanan Keamanan 46,871 Ha

11 Pusat Perkantoran Pemko Banjarbaru 1,466 Ha 12 Pusat Perkantoran Pemprov Kalsel 212,248 Ha

(5)

D. Potensi Pengembangan Wilayah

beberapa kawasan yang akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Banjarbaru diperkirakan akan terjadi pada beberapa kawasan strategis Kawasan strategis sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kota Nanjarbaru Tahun 2014-20134.

Kawasan strategis Kota Banjarbaru dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas:

a. kawasan bandar udara, di Kecamatan Landasan Ulin;

b. kawasan perdagangan dan jasa di kawasan perkantoran Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak di Kecamatan Cempaka;

c. kawasan industri di Kecamatan Liang Anggang.

Kawasan strategis Kota Banjarbaru dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri atas : a. kawasan dengan nilai historis (historical significance) meliputi Taman Makam Hasan

Basri dan Taman Makam Pahlawan Bumi Kencana ;

b. kawasan pusat perkantoran pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan di Kecamatan Cempaka.

Disamping kawasan-kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Banjarbaru tersebut, potensi pengembangan wilayah Kota Banjarbaru juga akan dipengaruhi oleh dilaksankannya beberapa kegiatan pembukaan akses jalan seperti : a. Pengembangan jalan Lingkar Utara yang akan menjadi akses utama menuju Bandara

Syamsudin Noor;

b. Pengembangan jalan Lingkar Timur meliputi ruas jalan Mataraman - Sungai Ulin - Jalan Mistar Cokrokusumo (Banjarbaru - Banyu Irang) dan Liang Anggang.

E. Demografi

Berdasarkan hasil perhitungan angka estimasi, tahun 2013 jumlah rumah tangga di Kota Banjarbaru mencapai 61.637 dengan jumlah penduduk 220.168 orang yang terdiri dari 112.819 laki-laki dan 107.349 perempuan atau dengan sex ratio 105 yang berarti jumlah laki–laki lebih banyak daripada jumlah perempuan. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin (56.746 orang) dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Cempaka (31.036 orang). Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan (2.136 penduduk per km2) sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Cempaka (212 penduduk per km2). Sex rasio terbesar ada di Kecamatan

(6)

Cempaka yaitu sebesar 107 sedangkan sex rasio terendah di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104.

II. Aspek Kesejahteraan Masyarakat A. Fokus Kesejahteraan Ekonomi

Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat tersebut harus juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan kata lain, aspek pemerataan juga menjadi pertimbangan penting dalam keberhasilan pembangunan.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Tabel 2.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2009-2013

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 82.116.848 89.834.451 97.760.418 105.310.778 2 Pertambangan &Penggalian 156.318.695 171.296.281 183.013.427 193.843.604 3 Industri Pengolahan 236.058.242 258.982.033 285.339.996 304.280.326 4

Listrik dan Air

Minum 54.335.923 59.710.335 65.032.778 70.911.144 5 Bangunan 356.306.925 391.730.396 433.491.401 479.810.579 6 Perdagangan, Restoran & Perhotelan 348.198.755 398.113.714 463.526.320 537.381.579 7 Pengangkutan & Komunikasi 150.343.472 165.936.909 183.323.014 206.992.306 8

Bank & Lembaga

Keuangan 74.797.204 87.524.062 97.012.266 110.408.619 9 Jasa-Jasa 429.470.549 492.451.935 558.231.250 656.782.322

PDRB Kota

(7)

Tabel 2.2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2009-2013 No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 48.867.859 50.841.856 52.754.565 54.598.811 2 Pertambangan dan Penggalian 69.532.595 72.118.492 74.988.129 77.790.376 3 Industri Pengolahan 132.337.740 136.910.134 141.706.851 146.221.624 4

Listrik dan Air

Minum 17.318.982 18.038.851 18.960.752 19.961.934 5 Bangunan 156.227.003 165.745.099 177.519.340 190.236.079 6 Perdagangan, Restoran & Perhotelan 229.967.611 245.334.509 261.816.220 279.530.375 7 Pengangkutan dan Komunikasi 72.889.129 77.391.306 82.042.369 86.987.703 8

Bank dan Lembaga

Keuangan 42.014.510 44.458.739 46.860.239 50.261.980 9 Jasa-Jasa 185.032.367 200.506.498 217.243.026 235.611.475

PDRB Kota Banjarbaru 954.187.796 1.011.345.484 1.073.891.491 1.141.200.357

Kecenderungan aktivitas ekonomi Kota Banjarbaru pada beberapa tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Sektor yang menyumbang pertumbuhan tertinggi dari tahun 2010 hingga 2013 ditempati oleh sektor jasa-jasa, yaitu mencapai 8,46% pada tahun 2013. Kemudian di posisi kedua dan ketiga ialah sektor Bank dan Lembaga Keuangan yang pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 7,26% serta sektor bangunan (7,16%).

Tabel 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2010 – 2013

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 3,76 4,04 3,76 3,50

2 Pertambangan dan Penggalian 1,61 3,72 3,98 3,74

3 Industri Pengolahan 3,37 3,46 3,50 3,19

4 Listrik dan Air Minum 3,86 4,16 5,11 5,28

(8)

6 Perdagangan, Restoran & Perhotelan 6,52 6,68 6,72 6,77 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,79 6,18 6,01 6,03 8 Bank dan Lembaga Keuangan 7,49 5,82 5,40 7,26

9 Jasa-Jasa 8,36 8,36 8,35 8,46

PDRB/GDRP 5,85 5,99 6,18 6,27

Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan menjadi Rp. 45 juta pada tahun 2012, yang sebelumnya tahun 2008 sebesar Rp. 26,4 juta, atau hampir naik 2 kali lipat. Rata-rata peningkatan per tahun mencapai 15,4% pertahun. Peningkatan tersebut cukup menjadi dasar untuk memprediksikan bahwa lima tahun ke depan cenderung akan terus meningkat.

Tabel 2.3. PDRB Perkapita Tahun 2009-2013

No Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan PDRB Perkapita Pertumbuhan (%) PDRB Perkapita Pertumbuhan (%) 1 2009 8.870.760,00 8,12 4.713.457,00 1,06 2 2010 9.382.034,00 5,76 4.741.777,00 0,60 3 2011 10.401.184,00 10,86 4.972.249,00 4,86 4 2012 11.157.299,00 7,27 5.062.565,00 1,82 5 2013 12.078.756,92 8,26 5.170.938,88 2,14 2. Struktur Ekonomi

Dalam struktur ekonomi Kota Banjarbaru, antara tahun 2010-2013 secara umum sektor ekonomi Kota Banjarbaru didominasi oleh sektor tersier. kontribusi terbesar berasal dari sektor jasa-jasa, yang terus meningkat dari sebesar 22,75% pada tahun 2010 menjadi 24,63% pada tahun 2013 (berdasarkan harga berlaku). Kontribusi kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang terus meningkat dari sebesar 18,44% pada tahun 2010 menjadi 20,16% pada tahun 2013.

(9)

Tabel 2.4. Struktur Perkonomian di Kota Banjarbaru Tahun 2010 - 2013

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 4,35 4,25 4,13 3,95

2 Pertambangan dan Penggalian 8,28 8,10 7,73 7,27 3 Industri Pengolahan 12,50 12,24 12,06 11,41

4 Listrik dan Air Minum 2,88 2,82 2,75 2,66

5 Bangunan 18,87 18,52 18,32 18,00

6 Perdagangan, Restoran & Perhotelan 18,44 18,82 19,58 20,16 7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,96 7,84 7,75 7,77 8 Bank dan Lembaga Keuangan 3,96 4,14 4,10 4,15

9 Jasa-Jasa 22,75 23,28 23,58 24,63

B. Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Aspek Pendidikan

Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Hingga tahun 2013, Rata-rata lama sekolah di Kota Banjarbaru berada pada angka 10,68 tahun atau sudah melewati program wajib belajar 9 tahun namun belum dapat menuntaskan wajib belajar 12 tahun. Banyak faktor yang jadi penyebab dari ketidaktercapaiannya Rata-rata Lama Sekolah 12 tahun, antara lain persepsi masyarakat tentang pendidikan yang dianggap belum menjanjikan, kendala selnjutnya adalah masih mahalnya biaya pendidikan.

Tabel 2.5. Data Rata-rata Lama Sekolah di Kota Banjarbaru Tahun 2011 – 2013

Tahun Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Banjarbaru Kalimantan Selatan

2011 10,06 7,68

2012 10,66 7,89

2013 10,68 8,01

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan perbandingan antara penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhatikan usianya dengan jumlah penduduk pada usia jenjang pendidikan masing-masing. Capaian APK di Kota

(10)

Banjarbaru pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan SD/MI telah mencapai 104,32%, sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTS dan seterusnya masih dibawah 100 %, yaitu baru mencapai 91,49% untuk jenjang SMP/MTs dan 73,45% untuk jenjang pendidikan SMA/MA/MK.

Tabel 2.6. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan Di Kota Banjarbaru Tahun 2013

Tingkat Pendidikan APK APM

SD / MI 104,32 94,39

SLTP / MTs 91,49 70,35

SLTA / MA / SMK 73,45 58,28

Diploma/Sarjana 47,13 34,98

Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. APM pada tingkat SD diperoleh dengan mempersentasekan jumlah murid SD berusia 7 – 12 tahun terhadap jumlah penduduk berumur 7 - 12 tahun. Tidak selaras dengan APK, capaian APM pada jenjang pendidikan SD/MI tidak mencapai target sebesar 100%, hal ini terutama dikarenakan masih terdapatnya orang tua yang menyekolahkan anaknya sebelum usia 7 tahun.

2. Aspek Kesehatan

Usia Harapan Hidup di Kota Banjarbaru terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2011 usia harapan hidup masyarakat Kota Banjarbaru berada pada angka 67,76 tahun dan pada 2013 meningkat menjadi 68,32 tahun. Hal ini berarti menunjukkan penambahan sebesar 0,56 tahun atau terjadi peningkatan sebesar 0,64%. Tabel 2.7. Usia Harapan Hidup Kota Banjarbaru Tahun 2011 – 2013

Tahun Usia Harapan Hidup

Banjarbaru Kalimantan Selatan

2011 67,76 64,17

2012 68,04 64,52

(11)

3. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang Bekerja)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja, serta menggambarkan besarnya keterlibatan penduduk secara aktif dalam kegiatan ekonomi. TPAK merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja (penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan) dengan jumlah penduduk usia kerja (penduduk usia 15 tahun keatas).

Tabel2.8. Jumlah dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas menurut Kelompok Angkatan Kerja dan Jenis Kelamin di Kota Banjarbaru (2013)

Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan

Angkatan Kerja 64.523 37.653 102.176

Bukan Angkatan Kerja 18.516 42.965 61.481

Penduduk > 15 tahun 83.039 80.618 163.657

TPAK (%) 77,70% 46,70% 62,43%

TPAK Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebesar 62,43 persen yang merupakan persentase antara total angkatan kerja dibandingkan dengan total penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Ini berarti dari 100 orang penduduk usia kerja, 62 orang merupakan angkatan kerja (berstatus bekerja dan mencari kerja).

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun sehingga menimbulkan permasalahan pengangguran. Angkapengangguran di suatu daerah biasanya di ukur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang diperoleh dengan membandingkan jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. TPT di Kota Banjarbaru Tahun 2013 yang mencapai sebesar 2,04 persen.

Tabel 2.9. Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Usia 15 Tahun Keatas di Kota BanjarbaruTahun 2013

Uraian Jenis Total

Laki-laki Perempuan

1. Angkatan Kerja 64.523 37.653 102.176

- Bekerja 63.605 36.491 100.096

- Mencari Kerja 918 1.162 2.080

(12)

III. Isu Strategis:

UU Nomor 23 Tahun 2014 mengisyaratkan sejumlah isu strategis yang akan menjadi tantangan penyelenggaraan otonomi daerah di Kota Banjarbaru selama 5-10 tahun ke depan. Isu-isu tersebut terkelompokkan ke dalam dua tantangan utama, yakni tantangan domestik dan tantangan nasional serta global.

Beberapa isu yang termasuk dalam kelompok tantangan domestik, antara lain, sebagai berikut :

1. Tata kelola pemerintahan dan kualitas pelayanan publik yang baik dan bersih. 2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan masyarakat. 3. Peningkatan kesempatan berusaha/iklim usaha.

4. Pengembangan Dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi Daerah. 5. Penataan Ruang, mutu infrastruktur dan kualitas lingkungan. Isu yang termasuk dalam tantangan global :

1. Belum tuntasnya pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs),

2. Kesepakatan Post 2015 Development Agenda, mendorong tujuan pembangunan pasca 2015 untuk melakukan 5 (lima) pergeseran transformasi utama, yaitu:

a. Tidak meninggalkan siapapun di belakang

b.Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai inti

c. Transformasi ekonomi untuk penyediaan pekerjaan dan pembangunan yang inklusif

d. Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif, terbuka dan akuntabel bagi semua

e. Membina kemitraan global baru.

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

RPJMN menetapkan Visi Indonesia 2014, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan”.

11 prioritas nasional untuk mencapai visi tersebut adalah : a. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

b. Pendidikan c. Kesehatan

(13)

e. Ketahanan Pangan f. Infrastruktur

g. Iklim Investasi dan Iklim Usaha h. Energi

i. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana j. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi k. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

4. Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang berdampak semakin mudahnya arus keluar masuk barang dan tenaga kerja berkualitas serta murah.

(14)

IV. VISI dan MISI

Visi Kota Banjarbaru tahun 2016-2021 yang ditetapkan oleh pasangan Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota (H. Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan) adalah : “TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA PELAYANAN YANG BERKARAKTER”.

BERKARAKTER “ Terdiri Atas Dua Aspek Penting Yaitu :

1. Sumber daya manusia yang berkarakter, yaitu terciptanya sumber daya manusia yang sehat, mempunyai etos kerja tinggi dan berakhlak mulia berdasarkan nilai-nilai religius.

2. Kota yang berkarakter, yaitu sebuah kota yang mempunyai ciri khas sebagai kota yang tertata/direncanakan (urban design) sehingga menjadi tempat hunian yang indah, aman dan nyaman yang berwawasan lingkungan.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan Misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia.

2. Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan.

3. Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama investasi, penyediaan prasarana dan sarana perekonomian, peningkatan kelembagaan dan peluang kewirausahaan.

4. Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi.

5. Memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman, nyaman dan tertib.

V. PROGRAM UNGGULAN

Berdasarkan misi yang telah ditetapkan tersebut, beberapa program yang menjadi prioritas / unggulan dari pasangan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota adalah :

1. Reformasi birokrasi, kelembagaan, hukum dan perundangan, sumber daya manusia, ketatalaksanaan dan pelayanan publik berbasis teknologi informasi. 2. Pendidikan yang berkarakter berdasar nilai religius dan nilai luhur kebangsaan. 3. Pembangunan infrastruktur perkotaan dengan jalan dan drainase serta

pusat-pusat pertumbuhan dan ruang terbuka hijau serta memantapkan interkonektivitas.

4. Pengembangan sarana kawasan ekonomi cepat tumbuh disetiap kecamatan dan pusat kegiatan masyarakat (kawasan sport centre)

(15)

5. Pengembangan dan penataan sumber-sumber pendapatan daerah untuk mewujudkan kemandirian daerah.

6. Penciptaan wirausaha baru dan pengembangan UMKM 7. Raskin gratis

8. Angkutan pelajar gratis/bersubsidi

9. Pengobatan gratis bagi warga tidak mampu

VI. MOTTO

Moto “ Nadjmi Jaya Muda, Melayani dan Merakyat”

PENUTUP

Demikian sekilas visi dan misi dan program utama dari kami, teriring doa semoga dapat tercapai secara cepat tepat dan bermanfaat, akhirnya kepada Allah Tuhan yang Maha Esa, kita berharap, Wassalamualaikum wr. Wb.

Gambar

Tabel  1.2.  Data Luasan Penggunaan Lahan Kota Banjarbaru
Tabel  2.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2009-2013
Tabel  2.2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2009-2013  No  Lapangan Usaha  2010  2011  2012  2013  1  Pertanian     48.867.859  50.841.856  52.754.565  54.598.811  2  Pertambangan dan Penggalian   69.532.595  72.118.492  74.988.129  77
Tabel 2.4. Struktur Perkonomian di Kota Banjarbaru  Tahun 2010 - 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan air nira di Desa Pematang Purba hanya untuk minuman tuak, sedangkan di Desa Buluh Awar untuk bahan baku pembuatan gula aren dan minuman tuak.. Pengolahan air

Dalam kaitannya dengan pengendalian secara hayati, Zadoks dan Schein (1979) mengemukakan bahwa metode pengendalian tersebut sering dibahas bersamaan dengan

Berdasarkan uraian di atas, penting dilakukan penelitian untuk mencari dan mengetahui kemampuan bakteri strain-srain baru dari Bacillus lokal yang dapat digunakan sebagai

Pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota

Visi, Misi, dan Program yang kami susun ini adalah berdasarkan apa yang telah kami perbuat, kami lihat dan kami rasakan selama lima tahun terakhir menjadi Wali Kota dan Wakil Wali

Setelah beberpa kriteria yang telah ditentukan oleh UD Sari Bumi Bangunan dalam penentuan lokasi perluasan usaha maka terpilihlah beberapa alternatif lokasi

representatif dan berwawasan lingkungan serta adanya kepastian hukum bagi kepemilikan lahan menjadi agenda jangka panjang pembangunan Kota Banjarbaru. Kota Banjarbaru sebagai

BAGIAN II CAPAIAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANJARBARU ... INDIKATOR KINERJA MAKRO ... PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH ... Misi 1 : Mewujudkan sumber daya manusia