• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkahlangkah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkahlangkah"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

ANALIS IS HAS IL PENGUKURAN RIS IKO MAN AJEMEN PROYEK

4.1 Latar Belakang Pembahasan

Dalam proses pengukuran risiko pada manajemen proyek teknologi informasi perusahaan, telah dilakukan wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proyek TI di PT M itra Solution Infokom (M SI) dan juga pengisian kuisioner terhadap manajer proyek TI serta anggota tim yang terlibat dalam proyek sehingga telah diperoleh data untuk mengevaluasi kinerja manajemen risiko di perusahaan. Untuk melakukan pengukuran risiko terhadap manajemen proyek TI perusahaan, menyangkut proses umum yang berhubungan dengan manajemen proyek serta proses-proses manajemen risiko proyek TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkah-langkah proses manajemen risiko proyek TI yang digunakan penulis bersumber dari Schwalbe (2007) , yaitu:

1. Perencanaan M anajemen Risiko Proyek

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari M SI, perusahaan belum pernah melakukan perencanaan manajemen risiko proyek. Dalam penelitian ini, penulis ingin meninjau perencanaan proyek yang telah dibuat oleh M SI selaku kontraktor proyek TI. Adapun hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek yaitu dengan melakukan identifikasi ris iko, menentukan dampak dan probabilitas risiko serta menentukan strategi untuk merespon risiko yang berhubungan dengan proyek.

(2)

2. Identifikasi Risiko

Dalam identifikasi risiko, penulis menentukan risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan tiap-tiap karakteristik risiko.

3. Analisis Risiko Kualitatif

Setelah mengidentifikasi risiko pada proyek, proses selanjutnya adalah memprioritaskan risiko berdasarkan probabilitas dan dampak risiko yang terjadi dengan menggunakan teknik pemetaan risiko dalam matrix analis risiko kualitatif.

4. Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko

Pada proses ini dilakukan langkah-langkah untuk merespon risiko yang paling diprioritaskan dan mengurangi ancaman terhadap proyek.

4.2 Overview Proyek Jardiknas

4.2.1 Latar Belakang Proyek Jardiknas

Selain mengelola Jardiknas, PUSTEKOM sebagai Pengelola TIK Departemen juga mengelola LAN Depdiknas Senayan Jakarta. LAN Depdiknas memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mendukung kinerja Depdiknas yang secara bertahap berbasis TIK. LAN Depdiknas juga merupakan Node Jardiknas dengan beban kerja yang cukup berat, oleh karena itu Node Depdiknas Senayan sebagai IDC melalui kontrak sewa bandwith dan kelengkapannya yang akan didukung oleh bandwith internet domestik selebar 100 M bps dan bandwith internasional selebar 3 M bps (khusus gedung A dan gedung C)

(3)

Beberapa perangkat IDC (Pusat Data Internet) yang semula berada di Gedung C lantai 7 (Biro PKLN) telah dipindahkan ke gedung C lantai 2 untuk optimasi pengawasan dan pengendalian LAN Depdiknas. Adapun secara teknis LAN Depdiknas terdiri atas:

• 1 IDC (Internet Data Center) di gedung C lantai 2.

• 5 ring backbone fiber optik dari: gedung C ke gedung A, dari gedung C ke gedung B, dari gedung C ke gedung C, dari gedung C ke gedung D dan dari gedung C ke gedung E

• 5 titik pusat distribusi koneksi di: gedung C lantai 2, gedung E lantai 5, gedung B lantai 5, gedung A lantai 2 dan gedung D lantai 16

• 69 titik penyebaran dan akses koneksi hotspot: 3 lantai di gedung A, 6 lantai di gedung B, 20 lantai di gedung C, 20 lantai di gedung D dan 20 lantai di gedung E.

Untuk memenuhi kebutuhan layanan akses intranet dan internet yang berkualitas di Komplek Depdiknas yang terdiri atas gedung A, gedung B, gedung C, gedung D dan gedung E, maka Pustekkom mengadakan penataan LAN Jardiknas di Depdiknas Senayan untuk mendukung program-program pendidikan.

4.2.2 Kebutuhan Proyek Jardiknas

Kebutuhan sehari-hari para pejabat dan staf Depdiknas terhadap internet semakin meningkat, namun demikian hingga saat ini LAN yang dibangun oleh masing-masing unit belum menunjukkan adanya kesatuan jejaring yang diperlukan dalam mendukung layanan Depdiknas kepada publik. Oleh karena itu, Pustekkom sebagai pengelola TIK

(4)

Depdiknas memandang penting untuk melakukan penataan LAN di seluruh gedung di dalam komplek Depdiknas agar komunikasi data dan informasi antar unit-unit utama dapat berjalan lancar dan efektif.

4.2.3 Ruang Lingkup Proyek Jardiknas

Penataan LAN Pendidikan Jardiknas Senayan adalah kegiatan pengadaan, instalasi, dan penataan perangkat switch dan wireless controler di lima unit gedung di lingkungan Depdiknas pusat, dimana ketentuan yang diharuskan adalah :

• Perangkat berlisensi yang mampu melayani akses internet dan komunikasi data di lingkungan Jardiknas Depdiknas Senayan

• Solusi yang diberikan dapat beroperasi, terintegrasi dan interoperability dengan sistem pengelolaan dan monitoring Jardiknas.

• Pelatihan kepada pengelola Jardiknas secara tatap muka beserta dokumentasi pekerjaan dan manual penggunaan

• Setelah dilakukan pemasangan perangkat, testing dan integrasi ke jaringan Jardiknas dilakukan di masing-masing lokasi. Hasil uji terima ini merupakan dasar penerimaan barang yang diterima dalam kondisi beroperasi.

(5)

4.2.4 S truktur Organisasi Proyek Jardiknas

Struktur Organisasi Pada Proyek Jardiknas adalah :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek Jardiknas (Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

1. Eksekutifif Proyek

Kesuksesan implementasi dari pekerjaan ini membutuhkan komitmen dari senior manajemen dari kedua belah pihak yaitu klien dan M SI. Untuk memastikan hal ini, maka dibentuklah eksekutif proyek (steering committee) yang memantau secara keseluruhan pelaksanaan program ini dan bilamana perlu mengambil tindakan-tindakan efektif demi tercapainya kesuksesan proyek.

Steering Comitee M anajer Proyek Proyek Admin Team Leader Team Leader Logistik Team Leader

(6)

M eskipun demikian eksekutif proyek tidak akan terlibat secara detail pada setiap kegiatan di proyek yang mana menjadi tanggung jawab manager proyek.

Fungsi dari eksekutif proyek :

• M emberi petunjuk yang lebih bersifat strategis pada tingkat eksekutif.

• M eninjau setiap kemajuan proyek yang dicapai secara periodik.

• M emberi persetujuan atas rencana implementasi proyek.

• M emastikan bahwa seluruh kewajiban yang harus diselesaikan telah dipenuhi.

• M enyelesaikan masalah yang mungkin timbul yang tidak bisa diselesaikan oleh manager proyek klien Depdiknas maupun manager proyek M SI.

2. Project Manager

Project manager memiliki tanggung jawab secara menyeluruh untuk menyelesaikan seluruh permintaan klien, sesuai fungsi dan spesifikasi sistem yang dimaksud, dengan tepat waktu dan sesuai anggaran yang ada. Jika rencana dan metodologi yang dibuat telah disepakati bersama, maka manajer proyek akan menyusun secara lebih rinci kegiatan utama dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap detail kegiatan untuk penyelesaian proyek.

(7)

Tanggung jawab Project Manager secara khusus adalah :

Perencanaan Bersama dengan manager proyek klien membangun suatu rencana kerja yang disepakati bersama. Dokumentasi M embantu dalam prosedur pelaksanaan uji terima. Estimasi M embuat daftar aktivitas dan estimasi waktu dan

usaha untuk menyelesaikan kegiatan yang ada. Penjadwalan M empersiapkan jadwal implementasi yang sesuai

dengan kebutuhan penyelesaian dan merencanakan anggota tim kerja yang sesuai untuk dapat

menyelesaikan jadwal yang ditentukan.

Pemilihan staf M emilih dan mengelola anggota tim yang sesuai. Implementasi M elakukan kegiatan supervise dari setiap kegiatan

implementasi seperti : pengadaan, kedatangan material di lokasi dan instalasi

Uji terima M elakukan kegiatan supervise berdasarkan rencana yang ada dan mendokumentasikan kendala-kendala yang terjadi berikut solusi hingga hasil dari

pelaksanaan uji terima. Laporan status

proyek

M embuat dan menyerahkan laporan secara berkala secara tertulis atas kegiatan proyek dan dokumen pendukung lain yang terkait.

(8)

3. Proyek Admin

Proyek admin berfungsi membantu project manager dalam proses administrasi yang terjadi di lapangan. M ulai dari proses izin, schedule meeting dan kebutuhan dokumen-dokumen.

4. Trainer

Trainer akan dilakukan oleh pihak M SI selama dua hari dalam 2 kali. Tugas trainer disini adalah :

• M emberikan penjelasan dan pemahaman mengenai fitur-fitur yang ada pada peralatan yang dipasang. Ini akan dilakukan pada training pertama.

• Bekerja sama dengan team leader untuk penyusunan module training setelah proses integrasi dengan jaringan Jardiknas selesai.

5. Team Leader

Team leader akan menjalankan fungsi sebagai berikut :

• M embantu melaksanakan fungsi monitoring manager proyek

• M emimpin pelaksanaan pekerjaan teknis

• M enyiapkan informasi kemajuan perkerjaan dan kelengkapannya

• M enyiapkan informasi mengenai masalah dalam pekerjaan dan rekomendasi penangannya

• M elakukan rapat untuk menentukan standar operasional dan kebijakan dari sistem yang dibuat

6. Teknisi/Engineer

(9)

• M embantu melaksanakan fungsi monitoring team leader sesuai bidangnya.

• Pelaksanaan pekerjaan teknis sesuai bidangnya.

• M enyiapkan informasi kemajuan pekerjaan dan kelengkapannya sesuai bidangnya.

• M enyiapkan informasi mengenai masalah dalam perkerjaan dan rekomendasi penanganan sesuai bidangnya.

• Turut menghadiri pertemuan regular tim proyek jika dibutuhkan.

• M embantu teknisi atau admin yang ada di daerah untuk proses installasi.

7. Logistik

Logistik akan menjalankan fungsi berikut :

• M embuat laporan terhadap barang-barang yang sudah dikirim dan telah diterima di lokasi proyek

• M engatur jadwal pengiriman supaya barang sampai tepat waktu

• M emimpin pelaksanaan proses pengiriman

• M emberikan informasi terhadap masalah garansi dan kerusakan atas barang yang dikirimkan

Pada bagian logistik ini akan terdapat tiga orang. Dimana satu orang sebagai kepala logistik, dan dua orang pada bagian pengiriman yang akan membantu kepala logistik.

8. Kurir

(10)

• M embantu logistik untuk menjalankan proses pengiriman

• Bekerja sama dengan pihak ekspedisi untuk proses pengiriman

4.2.5 Supplier Proyek Jardiknas 4.2.5.1 Alcatel-Lucent

Alcatel-Lucent merupakan perusahaan untuk memberikan layanan data, suara dan komunikasi video hingga ke end-user. Sebagai market leader dalam dunia fixed, mobile dan broadband access, carrier dan enterprise IP technology, aplikasi dan sevices, Alcatel-Lucent menawarkan solusi end-to-end yang memungkinkan masyarakat berkomunikasi baik dari rumah, kantor maupun dalam mobilitas yang tinggi. Bergabungnya Alcatel-Lucent menciptakan suatu penyedia komunikasi yang mendunia dengan portofolio yang lengkap dari end-to-end.

4.2.6 Metodologi Pelaksanaan Proyek Jardiknas

M etodologi pekerjaan pemasangan penataan pendidikan Jardiknas dijabarkan sebagai berikut :

(11)

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan fase awal yang menentukan sehingga perlu disiapkan metode deployment yang komprehensif dan efektif. Dalam tahap ini semua pihak yang terlibat akan membahas mengenai kondisi jaringan Jardiknas yang telah berjalan.

Diharapkan dari tahap akan dihasilkan informasi dalam bentuk dokumen sebagai berikut :

• Kondisi jaringan Jardiknas

• Alamat IP yang akan dialokasikan untuk device OmniAccess Wireless Controler 6000, Captive portal dan Access Switch OS-6400

• Fitur – fitur dan kebijakan yang akan dijalankan pada device wireless switch access

• Proses integrasi dengan peralatan yang ada di jaringan Jardiknas

2. Tahap Deployment

Tahap ini merupakan fase pengerjaan konfigurasi dari peralatan wireless yang ditawarkan. Pada tahap ini akan dilakukan proses sebagai berikut :

• Installasi dan konfigurasi Wireless Controler OAW-6000 yang berfungsi sebagai pusat konfigurasi terhadap OmniAccess Point 41 yang dipasang di setiap gedung.

• Konfigurasi fitur–fitur dan kebijakan sesuai dengan data yang telah disetujui pada tahap persiapan.

(12)

• Installasi dan konfigurasi Captive portal sebagai user controller dari setiap user di Depdiknas

• M elakukan test terhadap integrasi OmniAccess Wireles controler, Access Point dan captive portal yang telah dikonfigurasi.

• Proses pengemasan terhadap barang yang telah dikonfigurasi untuk masuk ke dalam tahap pengiriman.

Pada tahap ini diharapkan peralatan–peralatan dalam proyek penataan pendidikan Jardiknas Senayan ini telah siap dari sisi konfigurasi dan telah dilakukan test dan integrasi untuk semua peralatan yang ada.

3. Tahap Pengiriman

M SI akan mengirimkan peralatan ke lokasi yaitu gedung Depdiknas Senayan. Sebagai tanda penerimaan barang di lokasi adalah dokumen bernama Delivery Order (DO), yang ditandatangani pelanggan di tempat penerimaan barang yang menunjukkan bahwa pelanggan telah menerima barang peruntukannya dengan lengkap dan kondisi baik. Pelanggan akan memegang satu tembusan DO tersebut sebagai bukti penerimaan di lokasi.

4. Tahap Uji Fungsi dan Uji Terima

Pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa bahwa peralatan yang dipasang berfungsi dengan baik. Uji fungsi akan menghas ilkan Berita Acara Uji Fungí, sedangkan Uji terima untuk menunjukkan bahwa perangkat yang sudah terpasang dan berfungsi dengan baik.

(13)

Dalam hal ini kedua uji tersebut harus ditetapkan criteria kelolosannya, dalam bentuk check-listnya terlebih dahulu. Dengan pembakuan checklist ini berarti ada kesamaan persepsi terhadap proses dam materi Uji fungsi maupun Uji terima. Dengan demikian bisa menghindari kesalahpahaman dalam pelaksanaannya.

5. Tahap Training

Pada tahap ini akan dilakukan proses training atas penggunaan peralatan security yang dipasang. Pada tahap ini akan dilakukan proses training secara formal yang diikuti oleh admin dari pihak PUSTEKKOM Depdiknas yang ditunjuk. Dari uji training ini diharapkan admin dari pihak PUSTEKKOM Depdiknas dapat melakukan konfigurasi dan pemeriksaan jika ada perubahan/masalah yang timbul setelah proses installasi selesai.

(14)

4.2.7 Jadwal Tenaga Kerja Proyek Jardiknas

Jadwal Tenaga Kerja pelaksanaan proyek Jardiknas akan dikerjakan dengan jumlah tenaga kerja sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah :

Jadwal Tenaga Kerja Proyek Jardiknas

Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja

I Preparation

a. Assessment Network Jardiknas 2

b. Standarisasi fitur dan Kebijakan peralatan 2

II Deployment

a. Instalasi & Konfigurasi OAW-6000 1

b. Instalasi & Konfigurasi Akses Point AP 41 3

c. Instalasi & Konfigurasi Captive Portal 1

d. Instalasi & konfigurasi OS-6400-24 1

e. Test dan Integrasi 3

III Delivery

a. Pengiriman Barang 2

b. Laporan pengiriman 2

IV Acceptance Test

a. Uji Test dan Uji Fungsi 2

b. Dokumentasi 3

V Training 2

Tabel 4.2 Jadwal Tenaga Kerja Pada Proyek Jardiknas (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

4.2.8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Jardiknas

Jadwal pelaksanaan pekerjaaan pada proyek Jardiknas ini adalah sebagai berikut :

(15)

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Jardiknas

Jadwal Estimasi Minggu

No. Deskripsi Pekerjaan Durasi 1 2 3 4

I Preparation

a. Assessment Network Jardiknas 2 hari

b. Standarisasi fitur dan Kebijakan peralatan 2 hari II

Delivery

a. Pengiriman Barang 1 minggu

b. Laporan pengiriman 1 hari

III Deployment

a. Installasi sistem kabel 1 minggu

b. Installasi & Konfigurasi OAW-6000 2 minggu

c. Installasi & Konfigurasi Access Point AP 41

2 minggu

d. Installasi & Konfigurasi Captive Portal 2 minggu

e. Installasi & Konfigurasi Akses Switch OS-6400-24

2 minggu

f. Test dan Integrasi 2 hari

IV Acceptance test

a. Uji Test & Uji Fungsi 3 hari

b. Dokumentasi 2 hari

V Training 2 hari

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Jardiknas (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

(16)

4.2.9 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Proyek Jardiknas

Perencanaan aktifitas pelaksanaan pekerjaan pada proyek Jardiknas dilakukan dalam beberapa tahap adalah sebagai berikut :

Perencanaan Aktifitas Pelaksanaan Kerja Proyek Jardiknas

Aktifitas Deskripsi Lama

Persiapan Assessment Network Jardiknas

Persiapan dokumen jaringan Jardiknas.

2 hari

Standarisasi fitur dan kebijakan peralatan

Persiapan dokumentasi standart untuk fitur dan kebijakan yang akan diterapkan

2 hari

Pengiriman

Pengiriman Barang Proses pengiriman peralatan ke lokasi Depdiknas

7 hari

Laporan pengiriman Laporan data pengiriman peralatan yang telah terkirim

1 hari

Deployment Installasi sistem kabel Instalasi dan konfigurasi untuk manajemen wireless secara terpusat.

14 hari

Installasi &

konfigurasi OAW-6000

Installasi dan konfigurasi untuk manajemen wireless secara terpusat.

14 hari

Installasi & konfigurasi Akses Point AP 41

Installasi dan konfigurasi untuk akses point

(17)

Aktifitas Deskripsi Lama Installasi &

Konfigurasi Captive Portal

Installasi dan konfigurasi fitur dan kebijkan yang sudah disetujui pada tahap persiapan

14 hari

Installasi&

Konfigurasi Akses Switch OS-6400-24

Installasi dan konfigurasi akses data distribusi

14 hari

Test dan Integrasi Integrasi terhadap peripheral OAW-6000 dan AP 41

2 hari

Uji Test Uji Test & Uji Fungsi Uji test dan Uji Fungsi terhadap peralatan yang terpasang pada jaringan Jardiknas

3 hari

Dokumentasi Dokumentasi terhadap peralatan yang terpasang pada jaringan jardiknas

2 hari

Pelatihan Pelatihan terhadap admin Jardiknas 2 hari

Tabel 4.4 Perencanaan Aktifitas Pelaksanaan Kerja Pada Proyek Jardiknas (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

(18)

4.3 Overview Proyek Rumah S akit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RS JPDHK)

PT M itra Solusi Infokom belum terlibat secara keseluruhan dalam proyek Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Pada penelitian ini, penulis menganalisis proyek RSJPDHK yang difokuskan pada pengukuran risiko proyek berdasarkan proposal proyek.

4.3.1 Latar Belakang Proyek RS JPDHK

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) adalah rumah sakit pemerintah UPT Departemen Kesehatan RI, rumah sakit ini didirikan oleh pada tanggal 9 November 1985 di Jl. S. Parman kaveling 87 Slipi, Jakarta Barat.

Diharapkan infrastruktur teknologi informasi yang dibangun dapat mendukung komunikasi data, suara dan gambar di RSJPDHK. Jaringan pada komputer yang lama telah dibangun sejak tahun 1999, pengembangan selanjutnya terjadi secara bertahap. 4.3.2 Kebutuhan Proyek RS JPDHK

Trend kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon, medical equipment dan lain-lain. Jaringan yang trafiknya kredit seperti sekarang tidak akan mampu mengakomodir kebutuhan tersebut.

Dengan diimplementasikannya infrastruktur jaringan kornputer dengan baik maka diharapkan jaringan yang akan datang mampu mengakomodir kebutuhan penggunaan Teknologi Informas i 15 tahun kedepan untuk kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit, Medical Equipment dan sejenisnya yang menggunakan jaringan komputer.

(19)

4.3.3 Ruang Lingkup Proyek RS JPDHK

Pekerjaan pengembangan jaringan komunikasi data ini harus tercapai dengan baik, termasuk pemasangan dan pemeliharaannya dengan mutu pekerjaan dan implementasi yang bertaraf international dan sesuai dengan prosedur standart yang ditetapkan oleh RSJPDHK.

Berikut ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

• M engadakan perangkat sesuai dengan daftar perangkat yang diajukan dalam kontrak.

• M elakukan installasi kabel jaringan komunikasi data beserta perangkat utama dan pendukungnya.

• M elakukan testing atas kabel yang terpasang.

• M embuat dokumentasi dari sistem yang dipasang

• M engkonfigurasi sistem operasi jaringan.

• M elakukan pemeliharaan terhadap sistem yang terpasang selama 3 tahun, termasuk penggantian perangkat yang mengalami kerusakan atau tidak dapat berjalan dengan normal.

4.3.4 S truktur Organisasi Proyek RS JPDHK

(20)

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pada Proyek RSJPDHK ( Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

Steering Committe Project Manager Ass Project M anager Wakil Principal Designer Documentator HSE

Trainer Proyek Admin

Team Leader Team Leader Team Leader

(21)

1. Eksekutif Proyek (Steering Committee)

Steering committee tersusun atas sekumpulan manajemen eksekutif perusahaan dari RSJPDHK sebagai pemilik proyek dan M SI selaku pelaksana kerja proyek dan melakukan supervisi terhadap project manager. Steering committe memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan pekerjaan proyek. Steering committe mendelegasikan tugas pelaksanaan dan implementasi pekerjaan kepada project manager.

Fungsi dari Eksekutif proyek adalah :

• M emberikan petunjuk yang lebih bersifat strategis pada tingkat eksekutif.

• M eninjau setiap kemajuan proyek yang dicapai secara periodik.

• M emberi persetujuan atas rencana implementasi proyek.

• M emastikan bahwa semua kewajiban telah diselesaikan dan terpenuhi dengan baik.

• M enyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Project manager.

2. Project manager

Project manager memiliki tanggung jawab secara menyeluruh untuk menyelesaikan semua permintaan Pemilik Proyek dalam hal ini RSJHK sesuai dengan spesifikasi sistem, dengan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang ada. Tanggung jawab project manager secara khusus diantaranya :

(22)

Tanggung jawab Project Manager adalah :

Perencanaan : Bersama RSJPDHK akan membangun suatu rencana kerja yang disepakati bersama

Dokumentasi : M embantu dalam prosedur pelaksanaan uji terima Estimasi : M embuat daftar aktivitas dan estimasi waktu dan usaha

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang ada Penjadwalan : M empersiapkan jadwal implementasi yang sesuai dengan kebutuhan penyelesaian. M erencanakan anggota tim kerja yang sesuai untuk dapat menyelesaikan jadwal secara tepat waktu

Pemilihan Staf : M emilih dan mengelola staf proyek yang sesuai Implementasi : M elakukan kegiatan supervisi dari setiap kegiatan

implementasi seperti pengadaan kedatangan material di lokasi Proyek

Uji Terima : M elakukan kegiatan supervisi berdasarkan rencana yang ada dan merekam/mendokumentasikan kendala-kendala yang terjadi berikut solusi hingga hasil dari uji terima

Laporan Status : M embuat dan menyerahkan laporan berkala secara tertulis atas kegiatan proyek dan dokumen pendukung terkait.

Tabel 4.5 Tanggung jawab Project Manager

(23)

3. Project Admin

Project Admin berfungsi membantu project manager dalam proses administrasi yang terjadi di lapangan. M ulai dari proses izin, schedule meeting dan kebutuhan dokumen-dokumen.

4. Wakil Principal

Wakil Principal adalah salah satu kunci dalam suksesnya proyek. Dengan adanya dukungan dari pihak principal, maka support baik secara hardware maupun software dapat digaransi.

5. Dokumentator

Dokumentator adalah pihak yang membantu dalam proses pencatatan progress dan konfigurasi yang ada di lapangan. Dengan adanya dokumentator, semua hasil pekerjaan nantinya dapat di dokumentasikan dengan baik untuk diserah terimakan pada akhir proyek.

6. Designer

Designer adalah pihak yang membantu bagian dokumentator untuk proses dokumentasi.

7. HSE

HSE adalah pihak yang membantu dalam hal safety terhadap pekerjaan. Dengan adanya ini diharapkan tidak ada terjadi incident pada waktu proses

(24)

8. Trainer

Trainer adalah pihak yang nantinya akan memberikan pengetahuan mengenai proses installasi dan proses maintenance terhadap semua barang yang sudah terpasang. Dengan adanya trainer diharapkan dapat menurunkan pengetahuan kepada pihak internal IT customer sehingga nantinya dapat berfungsi sebagai level 1 support.

9. Team Leader

Team Leader adalah PIC yang bertanggung jawab atas selesainya suatu pekerjaan dengan baik. Team leader memimpin tim implementasi dalam melakukan pekerjaannya. Adapun fungsi dari team leader dapat dijabarkan sebagai berikut :

• M embantu melaksanakan fungsi monitoring project manager.

• M emimpin pelaksanaan pekerjaan teknis.

• M enyiapkan informasi kemajuan pekerjaan dan kelengkapannya.

• M enyiapkan informasi mengenai masalah dalam pekerjaan dan rekomendasi penanganannya.

10.Implementation Team

Implementation team adalah eksekutor pekerjaan di lapangan. Adapun fungsi kerja dari implementation team dapat dijabarkan sebagai berikut :

• M embantu melaksanakan fungsi monitoring team leader sesuai bidangnya.

(25)

• M enyiapkan informasi kemajuan pekerjaan dan kelengkapan sesuai dengan bidangnya.

• M enyiapkan informasi mengenai masalah dalam pekerjaan dan rekomendasi penanganan sesuai dengan bidangnya

4.3.5 Supplier Pada Proyek RS JPDHK 4.3.5.1 Fortinet

Fortinet adalah pioneer dan leading provider multi-threat security system yang memungkinkan komunikasi bisnis berjalan dengan aman dan juga mewujudkan keamanan jaringan yang terbaik, performansi yang handal dan total cost of ownersihip (TCO) yang menarik. M arkas besar dari Fortinet terletak di Sunnyvale, California, dengan customer support, development dan sales facitilies terletak di Amerika Utara, Eropa dan Asia untuk menjamin kepuasan pelanggan yang terus menerus.

4.3.5.2 CommS cope

Produk Systimax memenuhi kebutuhan jaringan baru era industri menetapkan standar kinerja yang bisa diandalkan pada kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas, termasuk kemampuan untuk skala bandwidth, mengoptimalkan hardware dan keseimbangan kinerja jaringan dengan kinerja PC klien dan server.

4.3.6 Metodologi Pelaksanaan Proyek RS JPDHK

M etodologi pekerjaan pemasangan peralatan di data center dijabarkan sebagai berikut :

(26)

Gambar 4.4 M etodologi Pelaksanaan Pada Proyek RSJPDHK

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan fase awal yang menentukan sehingga perlu disiapkan metode deployment yang komprehensif dan efektif. Dalam tahap ini semua pihak yang terlibat akan membahas mengenai proses design yang nantinya akan digunakan. Diharapkan dari tahap akan dihasilkan informasi dalam bentuk dokumen sebagai berikut :

Ordering peralatan yang dilakukan oleh M SI kepada principal.

Survey lapangan mengenai infrastruktur yang nantinya akan dipasang pada data center.

• Fitur–fitur dan kebijakan yang akan diterapkan pada peralatan yang nantinya akan dipasang di data center.

2. Tahap Pengiriman

• Pihak M SI akan melakukan pengiriman barang yang sudah datang ke data center RSJPDHK.

• M SI akan mengirimkan peralatan ke lokasi yang ditentukan. Sebagai tanda penerimaan barang di lokasi adalah dokumen bernama Delivery Order (DO), yang ditandatangani pelanggan di tempat penerimaan barang yang

(27)

menunjukkan bahwa pelanggan telah menerima barang peruntukannya dengan lengkap dan kondisi baik. Pelanggan akan memegang satu tembusan DO tersebut sebagai bukti penerimaan di lokasi.

3. Tahap Deployment

Tahap ini merupakan fase pengerjaan konfigurasi dari peralatan yang ditawarkan. Pada tahap ini akan dilakukan proses sebagai berikut :

• Installasi Rack untuk keperluan peralatan yang nantinya akan dipasang di RSJPDHK

• Penarikan cabling fiber antar gedung RSJPDHK.

• Installasi dan konfigurasi Core dan distribution yang ditawarkan.

• Installasi Distribution, dan Access Switch untuk tiap gedung

• Installasi Internet Router dan Internet Security

• Konfigurasi fitur–fitur dan kebijakan sesuai dengan data yang telah disetujui pada tahap persiapan.

4. Tahap Migrasi

Tahap ini merupakan fase perpindahan dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Pada tahap ini akan dilakukan proses sebagai berikut :

• Koordinasi dengan pihak IT RSJPDHK untuk mengenai time schedule yang sudah ditentukan.

• Integrasi sistem lama dengan sistem baru yang telah terinstal. Pada tahap ini diharapkan proses migrasi tidak mengganggu terhadap operational sehari-hari yang terjadi.

(28)

5. Tahap Uji Terima & Training

Pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa bahwa peralatan yang dipasang berfungsi dengan baik. Uji fungsi akan menghas ilkan Berita Acara Uji Fungsi. Sedangkan Uji terima untuk menunjukkan bahwa perangkat yang sudah terpasang dan berfungsi dengan baik.

Dalam hal ini kedua Uji tersebut harus ditetapkan kriteria kelolosannya, dalam bentuk check-listnya terlebih dahulu. Dengan pembakuan checklist ini berarti ada kesamaan persepsi terhadap proses dam materi Uji fungsi maupun Uji terima. Dengan demikian bisa menghindari kesalahpahaman dalam pelaksanaannya.

Setelah proses uji terima, akan dilanjutkan dengan proses training atas penggunaan peralatan yang dipasang. Pada tahap ini akan dilakukan proses training secara formal yang diikuti oleh admin dari pihak RSJPDHK yang ditunjuk. Dari uji training ini diharapkan admin dari pihak RSJPDHK dapat melakukan konfigurasi dan pemeriksaan jika ada perubahan yang timbul setelah proses installasi selesai.

6. Tahap Pemeliharaan

Tahap pemeliharaan akan dilakukan setelah proses installasi selesai. PT M SI akan memberikan support selama 3 tahun sesuai dengan yang diminta oleh pihak RSJPDHK. PT M SI juga akan memberikan layanan portal untuk keperluan helpdesk baik by web, email maupun phone. Dengan adanya proses ini diharapkan proses pemeliharaan dapat berjalan dengan baik dan peralatan dapat berfungsi optimal.

(29)

4.3.7 Jadwal Tenaga Kerja Proyek RS JPDHK

Jadwal tenaga kerja pada proyek RSJPDHK akan dikerjakan dengan jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut :

Jadwal Tenaga Kerja

Pekerjaan

Jumlah Tenaga Kerja

I Preparation

a. Ordering peralatan 3

b. Survey lapangan 3

c. Fitur – fitur dan kebijakan 3

II Delivery

a. Pengiriman barang 2

b. Laporan pengiriman 2

III Deployment

a. Installasi Cabling & Rack 1 team leader, 6 group

b. Installasi Core Switch 4

c. Installasi Distribution&Access Switch 4 d. Installasi Internet Router & Security 1

IV Migration

a. Assessment Kondisi Existing 2

b. POC (Proof of Concept) 2

(30)

Jadwal Tenaga Kerja

Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja

V Uji Terima & Pelatihan

a. User Acceptance Test (UAT) 5

b. Dokumentasi 5

c. Training 5

VI Pemeliharaan 2

Tabel 4.6 Jadwal T enaga Kerja Proyek RSJPDHK (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

4.3.8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RS JPDHK

Jadwal pelaksanaan pekerjaaan jaringan ini akan dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah :

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RS JPDHK

Jadwal Estimasi Minggu

No. Deskripsi Pekerjaan Durasi 1 2 3 4

I Persiapan

a. Ordering peralatan ke principal 4 minggu

b. Survey lapangan data center 4 minggu

c. Fitur – fitur dan kebijakan

2 minggu

(31)

Jadwal Estimasi Minggu

No. Deskripsi Pekerjaan Durasi 1 2 3 4

II Delivery

a. Pengiriman barang 2 hari

b. Laporan pengiriman 1 hari

III Deployment

a. Installasi Cabling & Rack 6 minggu

b. Installasi Core Switch 2 hari

c. Installasi Distribution&Access Switch 7 hari

d. Installasi Internet Router & Security 1 hari

IV Migration Plan

a. Assessment kondisi yang ada 7 hari

b. POC (Proof of Concept) 2 hari

c. M igration 1 hari IV Acceptance Test

a. User Acceptance Test (UAT) 1 hari

b. Dokumentasi 3 hari c. Training 3 hari

Tabel 4.7 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek RSJPDHK (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

(32)

4.3.9 Aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RS JPDHK

Aktifitas pelaksanaan pekerjaan jaringan ini akan dilakukan dalam beberapa tahap sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah :

Aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RS JPDHK

Tahap Aktifitas Deskripsi Lama Persiapan a. Ordering

peralatan ke principal

Ordering peralatan yang dilakukan oleh PT M SI ke principal

4 minggu

b. Survey lapangan

data center

Survey lapangan mengenai

infrastruktur yang nantinya

akan dipasang pada proyek ini

4 minggu

c. Fitur-fitur dan

kebijakan

Fitur-fitur dan kebijakan yang

akan diterapkan pada peralatan

yang nantinya akan dipasang

dan didiskusikan dengan klien

2 minggu

Pengiriman a. Pengiriman barang Pihak MSI akan melakukan

pengiriman barang yang sudah

datang ke RSJPDHK

2 hari

b. Laporan

pengiriman

Pihak logistik akan

memberikan tanda terima

untuk proses dokumentasi

1 hari

Deployment a. Installasi kabel &

rak

Installasi kabel untuk

interfloor dan interbuilding

baik berupa kabel fiber & UTP

(33)

Tahap Aktifitas Deskripsi Lama

b. Installasi Core

Switch

Installasi dan konfigurasi Core

Switch

2 hari

c. Installasi

Distribution & Access Switch

Pemasangan, dan konfigurasi

distribution dan access switch

7 hari

d. Installasi internet

router & security

Pemasangan dan konfigurasi

internet router dan security

1 hari

Migration a. Assesment kondisi

akhir

Melakukan analisa terhadap

kondisi akhir untuk proses

migrasi

7 hari

b. POC (Proof of

Concept)

Melakukan test demo untuk

proses pemindahan, sehingga

tidak ada masalah pada proses

migration

2 hari

c. Migration Proses ini akan dilakukan

setelah mendapat persetujuan

dari pihak klien

1 hari

Uji Terima & Training

a. User Acceptance

Test (UAT )

User Acceptance Test (UAT )

terhadap peralatan yang

terpasang pada RSJPDHK

1 hari

b. Dokumentasi Dokumentasi terhadap

peralatan dan konfigurasi yang

ada di RSJPDHK

(34)

Tahap Aktifitas Deskripsi Lama c. Training PT MSI memberikan training

mengenai konfigurasi yang

telah terpasang dan proses

untuk maintenace

3 hari

Pemeliharaan Support & service PT MSI memberikan training

mengenai konfigurasi yang

telah terpasang dan proses

untuk maintenance berupa:

• Penjelasan dan training

konfigurasi yang ada

Training operational penambahan jaringan

Backup dan restore seluruh komponen aktif

• Memonitoring jaringan

3 tahun

Tabel 4. 8 Aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RSJPDHK (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)

(35)

4.4 Identifikasi Risiko Proyek

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis melakukan wawancara serta pengisian kuisioner oleh project manager dan teknisi PT M itra Solusi Infokom. Dalam identifikas i risiko, penulis menggunakan faktor-faktor risiko proyek TI yang diadaptasi dari hasil study Zhang Xian Lu dan Lee Jia Pei (2008) yang mengelompokkan risiko proyek TI menjadi 3 kategori umum, yaitu economic risk, organizational risk dan technological risk.

4.4.1 Risiko Ekonomi (Economic Risk) 1. Risiko ukuran (Size risk)

a. Kurangnya analisa kebutuhan user

Kurang analisa kebutuhan user bisa disebabkan survey yang dilakukan tidak rinci atau perolehan data yang kurang lengkap. Perlindungan yang sudah dilakukan oleh perusahaan dengan memahami terlebih duhulu kebutuhan user dan melakukan survey.

b. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

Kurangnya anggota tim dalam proyek dapat menyebabkan pekerjaan tiap anggota tim menjadi overload. Dalam hal ini, M SI sudah melakukan perencanaan dengan baik mengenai jumlah anggota tim proyek untuk menangani proyek tersebut.

c. Kesalahan estimasi terhadap anggaran proyek

Kesalahan estimasi anggaran ini dapat terjadi karena adanya perubahan situasi di lapangan dan pengaruh ekonomi yang tidak menentu yang dapat mengakibatkan perubahan dari estimasi yang telah dilakukan. Perlindungan

(36)

yang dilakukan oleh M SI adalah melakukan pendugaan keuntungan yang relevan dengan memperhitungkan biaya yang mungkin terjadi.

d. Jadwal proyek yang kurang realistis

Jadwal proyek yang kurang realistis dapat disebabkan oleh pihak klien maupun pihak M SI sehingga dapat mengakibatkan mundurnya pengerjaan proyek yang dapat mempengaruhi penjadwalan proyek secara keseluruhan. 2. Risiko sumber daya (Resource risk)

a. Kurang tersedianya sumber daya material

Penyediaan sumber daya material yang kurang memadai dapat terjadi karena kesalahan dalam menganalisa kebutuhan user atau adanya perubahan kebutuhan user. Pada saat ini penyediaan sumber daya M SI sudah memadai, di mana perusahaan selalu melakukan estimasi jumlah sumber daya material yang dibutuhkan dalam proyek dengan manganalisa terlebih dahulu kebutuhan user. b. Keterlambatan pengiriman sumber daya material

Jika barang terlambat dialokasikan ke lokasi proyek, maka perkerjaan proyek akan mengalami penundaan karena harus menunggu sumber daya material tiba terlebih dahulu di lokasi proyek. Untuk mengatasi hal ini perusahaan melakukan negosiasi dengan klien.

c. Kerusakan hardware

Kerusakan hardware dapat terjadi sewaktu-waktu, karena sumber daya material yang dikirimkan ada kemungkinan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal ini perusahaan melakukan pengecekan ulang terlebih dahulu pada saat penerimaan barang.

(37)

4.4.2 Risiko Organisasi (Organizational Risk)

3. Luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) a. Terjadi perubahan tugas anggota tim

Perubahan dalam menjalankan tugasnya anggota tim biasanya terpaku pada rencana jadwal tugas yang telah disepakati diawal perencanaan proyek, namun kadangkala bisa terjadi tindakan pembaharuan yang menyebabkan terjadinya perubahan, hal ini bisa disebabkan oleh permintaan dari klien itu sendiri maupun oleh kesalahan definisi tugas yang telah diberikan oleh manajer proyek.

Dalam proyek M SI tidak terjadinya perubahan tugas pada tiap–tiap anggota tim proyek, karena sebelumnya telah terorganisasi dalam struktur organisasi yang tepat, dimana tugas-tugas dari tiap-tiap anggota tim telah disusun sesuai dengan fungsinya masing-masing, sehingga pada pelaksanaan proyek dilapangan telah disesuaikan dengan apa yang didefinisikan pada tugas yang ada.

b. Turnover anggota tim dalam proyek

Turnover dapat berdampak negatif, akibatnya dapat berpengaruh pada produktivitas tim proyek bahkan perusahaan dapat kehilangan anggota tim yang handal. Perusahaan telah memberikan gaji yang relevan untuk setiap karyawannya dan perusahaan menetapkan kebijakan jika karyawan ingin resign maka harus ada informasi terlebih dahulu, apabila tidak diinformasikan maka karyawan akan dikenakan penalti oleh perusahaan.

(38)

4. Intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts) a. Konflik pada anggota tim proyek

Konflik pada anggota tim dapat terjadi karena masalah personalitas, masalah penugasan yang tidak jelas antara anggota tim proyek, ataupun perbedaan pendapat di antara anggota tim proyek. Konflik yang terjadi terus-menerus dapat berpengaruh pada pengerjaaan proyek menjadi terhambat. Dalam hal ini, maka project manager M SI memberikan definisi tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim proyek secara jelas.

5. Kompleksitas Lingkungan (Environmental complexity) a. Lokasi yang kurang mendukung

Lokasi yang kurang mendukung menyebabkan pengerjaan proyek menjadi sulit untuk dilaksanakan, hal ini dapat dikarenakan kondisi bangunan yang kurang mendukung dalam pelaksanaan proyek. Dalam hal ini M SI melakukan survey ke lokasi proyek dan membuat design implementasi.

b. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien

Informasi dari klien merupakan bagian yang berperan penting dalam menentukan arus pelaksanaan proyek, di mana perlu adanya perolehan informasi yang jelas dari klien. Informasi dibutuhkan agar pengerjaan proyek menjadi lebih terarah, dalam hal ini perusahaan merencanakan jadwal pertemuan terlebih dahulu dengan pihak klien.

c. Komunikasi yang tidak efektif

Komunikasi yang tidak efektif dapat menghambat jalannya proyek. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kesalahan informasi yang diberikan atau kesalahpahaman yang terjadi antara klien dan proyek manager, serta anggota

(39)

tim yang lain. Dalam hal Untuk mengurangi terjadinya hal diatas, maka M SI melakukan antisipasi yang dilakukan dengan cara meminta informasi yang sejelas-jelasnya dan merespon dari setiap informasi yang telah diberikan. 6. Kurangnya komitmen (Lack of commitment )

a. Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek

Kurangnya komitmen klien berarti klien kurang memberikan kontribusi pada proyek yang akan dijalankan. Komitmen dapat berupa kesepakatan antara klien dengan pihak proyek manager mengenai apa yang akan dikerjakan pada proyek, waktu pelaksanaan proyek, biaya yang akan dikeluarkan pada pelaksanaan proyek, dan pengalokasiaan sumber daya untuk proyek tersebut.

Untuk menghindari hal ini, maka pihak M SI membuat persetujuan kontrak mengenai kesepakatan apa yang akan dikerjakan dalam pelaksanaan proyek dan apabila terjadi perubahan maka perlu dibuatnya perencanaan perubahan yang harus disepakati antara kedua belah pihak.

b. Kurangnya dukungan project manager dalam pelaksanaan proyek.

Kurangnya dukungan project manager baik dalam segi pengetahuan, kemampuan managerial dan teknis, kemampuan berkomunikasi serta kemampuan project manager dalam memberikan motivasi kepada anggota tim proyek dapat berpengaruh pada hasil suatu proyek. Dalam hal ini M SI menunjuk Project Manager yang memenuhi kualifikasi dalam bekerja dengan baik.

c. Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek

(40)

proyek dapat menjadi terhambat, bahkan bisa terjadi penundaan. Untuk menghindari hal di atas, maka project manager membentuk koordinasi anggota tim yang memenuhi kualifikasi dalam bekerja dengan baik.

4.4.3 Risiko Teknologi (Technological Risk)

7. Resiko Kurangnya Keahlian (Lack of expertise) a. Kurangnya keahlian managerial dan teknis

Keahlian yang kurang memadai dari tim proyek dapat menjadi kendala dalam pengerjaan proyek sehingga anggota tim proyek yang dipilih oleh M SI untuk mengerjakan proyek adalah orang-orang yang profesional yang dapat bekerja dengan baik dan memberikan training kepada karyawan.

b. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

Kurangnya pengetahuan pada anggota tim proyek berarti anggota tim proyek kurang memahami apa yang harus dikerjakan dalam proyek. M SI telah memberikan training bagi anggota tim proyeknya dan adanya prosedur operasional untuk pengerjaan proyek

c. Kurang pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek

Jika dalam pelaksanaan suatu proyek di kerjakan oleh staff yang tidak berpengalaman, maka akan membawa risiko bagi pelaksanaan proyek yang dikerjakan. Namun dalam pengerjaan proyek M SI telah dikerjakan oleh tim proyek yang sudah berpengalaman.

d. Kurangnya keahlian Project M anager

Kurangnya keahlian seorang project manager sangat berpengaruh pada kesuksesan suatu proyek, karena proyek manager memiliki tanggung jawab yang

(41)

menyeluruh untuk mengelola suatu proyek. Project manager di M SI adalah orang yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek dan memiliki pengalaman dalam mengelola proyek.

8. Risiko Kepegawaian (Staffing risk)

a. Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek

Kurang jelasnya tugas yang diberikan biasanya terjadi pada proyek yang masih baru, sehingga anggota tim di dalamnya tidak jelas apa yang harus dikerjakan dan apa yang anggota tim lain harapkan kepadanya. Akibatnya pekerjaan menjadi tertunda, dan jika ini dibiarkan pekerjaan akan menjadi terhambat penyelesaian proyeknya.

Untuk menghindari hal di atas, project manager telah merancang struktur organisasi yang memuat susunan tim proyek beserta jabatannya masing-masing anggota tim proyek. Selain itu dari setiap anggota tim yang terlibat dalam pelaksanaan proyek telah diuraikan tugasnya secara jelas..

9. Kompleksitas teknologi (Complexity technology) a. Kesulitan dalam instalasi hardware

Instalasi hardware menjadi hal yang berisiko karena instalasi jaringan sendiri merupakan pekerjaan yang kompleks, jika proses instalasi terdapat kesalahan maka hasilnya sistem tidak berfungsi dengan baik. Untuk keperluan instalasi ini, M SI memberikan training dan adanya Standard Operational Procedure.

b. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

(42)

ternyata tidak berfungsi dengan baik maka dapat mengganggu aktivitas kerja suatu organisasi. Untuk mengantisipasi hal ini, M SI telah membuat migration plan yang juga mencakup POC (Proof of Concept) atas desain yang diajukan dan juga uji peralatan bahwa peralatan yang akan dipasang dapat berjalan dengan baik.

c. Kurangnya sistem keamanan teknologi

Jaringan sangat rentan pada masalah keamanan. Kurangnya sistem keamanan teknologi berarti tidak adanya sistem yang baik untuk melindungi jaringan dari berbagai bentuk kejahatan komputer, seperti hacker, cracker, dan virus. Untuk mengatasi hal ini, M SI menggunakan peralatan yang teruji dalam sistem keamanan jaringannya.

10. Risiko pengguna (User risk) a. Kurangnya keterlibatan user

Kurangnya keterlibatan user berarti user yang tidak sepenuhnya memantau suatu proyek. Keterlibatan user penting untuk memenuhi user requirement. Dalam hal ini M SI meminta pihak klien untuk tetap memantau perkembangan proyek yang dikerjakan.

b. Kurangya pemahaman user

Kurangnya pemahaman user akan sistem yang dibangun biasa mencakup masalah teknis. Dimana anggota tim yang mengerjakan proyek harus mampu mendeskripsikan kebutuhan user akan kebutuhan teknis secara terinci. Jika klien kurang memahami akan sistem yang akan dibangun maka M SI akan mengadakan pertemuan berulang dengan klien sampai terjadi persamaan persepsi untuk sistem yang akan dibangun.

(43)

c. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek

Klien yang tidak puas dengan hasil proyek yang telah dikerjakan akan berpengaruh pada kualitas perusahaan vendor yang mengerjakan proyek. Untuk menghindari hal itu, maka setelah sistem diinstalasi M SI akan melakukan User Acceptance Testing untuk menguji sistem, pengujian ini secara langsung dilakukan oleh user untuk memutuskan apakah sistem sudah berjalan dengan baik dan memenuhi kriteria dari klien.

Tabel Skala Identifikasi Risiko Proyek :

Skala Probabilitas Skala Dampak

Very Low (1) Tidak mungkin terjadi

1 Dapat diabaikan dampaknya Low (2) Sangat jarang terjadi 2 Dampak kecil pada biaya,

waktu dan kualitas proyek M edium (3) M ungkin terjadi 3 Dampak penting bagi biaya

waktu dan kualiatas High risk (4) Sangat mungkin

untuk terjadi

4 Dampak substansial pada waktu, biaya dan kualitas Very high risk

(5)

Hampir pasti terjadi 5 M engancam kesuksesan proyek

(44)

4.5 Pengukuran Risiko Proyek Jardiknas

Questionare Pengukuran Risiko Proyek Jardiknas adalah sebagai berikut:

Proyek Jardiknas

No Risiko Probability Impact

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 1. Kurangnya analisa

kebutuhan user

X X

2. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

X X

3. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek

X X

4. Jadwal proyek yang kurang realistis

X X

5. Kurang tersedianya sumber daya material

X X

6. Keterlambatan pengiriman sumber daya material

X X

7. Kerusakan hardware X X

8. Terjadi perubahan tugas anggota tim

X X

9. Turnover anggota tim dalam proyek

X X

10. Konflik pada anggota tim proyek

X X

11. Lokasi proyek yang kurang mendukung

X X

12. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien

(45)

Proyek Jardiknas

No Risiko Probability Impact

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 13. Komunikasi yang tidak

efektif

X X

14. Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek

X X

15. Kurangnya dukungan project manager dalam pelaksanaan proyek.

X X

16. Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek

X X

17. Kurangnya keahlian managerial dan teknis

X X

18. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

X X .

19. Kurang pengalaman anggota tim dalam proyek

X X .

20. Kurangnya keahlian project manager

X X

21. Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek

X X

22. Kesulitan dalam instalasi hardware

X X

23. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

X X 24. Kurangnya sistem keamanan teknologi X X 25. Kurangnya keterlibatan user X X

(46)

Proyek Jardiknas

No Risiko Probability Impact

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

26. Kurangya pemahaman user X X

27. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek

X X

Tabel 4.10 Tabel Identifikasi Risiko Proyek Jardiknas

Pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek Jardiknas: Proyek Jardiknas

No. Risiko Probability Impact

A1. Kurangnya analisa kebutuhan user 1 4

A2. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

1 2

A3. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek

2 4

A4. Jadwal proyek yang kurang realistis 3 4

Risiko ukuran

A5. Kurang tersedianya sumber daya material 1 4

A6. Keterlambatan pengiriman sumber daya material

2 3

A7. Kerusakan hardware 1 3

Risiko sumber daya

(47)

Proyek Jardiknas

No. Risiko Probability Impact

A9. Turnover anggota tim dalam proyek 1 2

Risiko luas perubahan yang terjadi

A10 Konflik pada anggota tim proyek 1 4

Risiko intensitas terjadi konflik

A11 Lokasi proyek yang kurang mendukung 2 5

A12 Sulitnya mendapatkan informasi dari klien

2 3

A13 Komunikasi yang tidak efektif 1 4

Risiko kompleksitas lingkungan A14 Kurangnya komitmen klien dalam

pelaksanaan proyek

1 5

A15 Kurangnya dukungan project manajer dalam pelaksanaan proyek

1 4

A16 Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek

1 4

Risiko kurangnya komitmen A17 Kurangnya keahlian managerial dan

teknis

1 4

A18 Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

2 4

A19 Kurang pengalaman anggota tim dalam proyek

1 4

A20 Kurangnya keahlian project manager 1 4

(48)

Proyek Jardiknas

No. Risiko Probability Impact

A21 Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek

1 3

Risiko kepegawaian

A22 Kesulitan dalam instalasi hardware 2 4

A23 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

1 3

A24 Kurangnya sistem keamanan teknologi 2 3

Risiko kompleksitas teknologi

A25 Kurangnya keterlibatan user 1 4

A26 Kurangnya pemahaman user 2 3

A27 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek

1 4

(49)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4. 11 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek Jardiknas Keterangan:

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko ukuran (Size risk)

: Risiko Sumber daya (Resource risk)

A4 A2 A3 A5 A6 A7 A1

(50)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.12 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek Jardiknas Keterangan:

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) : Risiko intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts)

: Risiko kompleksitas lingkungan (Environmental complexity) : Risiko Kurangnya komitmen (Lack of commitment )

A8 A10 A9 A12 A15 A11 A13 A14 A16

(51)

Probability Impact Very Low

(1)

Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4. 13 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek Jardiknas Keterangan:

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Kurangnya keahlian (Lack of expertise)

: Risiko Kepegawaian (Staffing risk)

: Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity technology) : Risiko Pengguna (User risk)

A18 A19 A20 A17 A21 A24 A23 A26 A27 A25 A22

(52)

4.6 Pengukuran Risiko Proyek RS JPDHK

Questionare Pengukuran Risiko Proyek RSJPDHK adalah sebagai berikut:

Proyek RS JPDHK

No Risiko Probability Impact

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 1. Kurangnya analisa

kebutuhan user

X X

2. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

X X

3. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek

X X

4. Jadwal proyek yang kurang realistis

X X

5. Kurang tersedianya sumber daya material

X X

6. Keterlambatan pengiriman sumber daya material

X X

7. Kerusakan hardware X X

8. Terjadi perubahan tugas anggota tim

X X

9 Turnover anggota tim dalam proyek

X X

10. Konflik pada anggota tim proyek

X X

11. Lokasi proyek yang kurang mendukung

X X

12. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien

(53)

Proyek RS JPDHK

No Risiko Probability Impact

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 13. Komunikasi yang tidak

efektif

X X

14. Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek

X X

15. Kurangnya dukungan project manager dalam pelaksanaan proyek

X X

16. Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek

X X

17. Kurangnya keahlian managerial dan teknis

X X

18. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

X X

19. Kurang pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek

X X

20. Kurangnya keahlian project manager

X X

21. Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek

X X

22. Kesulitan dalam instalasi hardware

X X

23. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

X X

(54)

Proyek RS JPDHK

No Risiko Probability Impact

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 25. Kurangnya keterlibatan user X X 26. Kurangya pemahaman user X X

27. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek

X X

Tabel 4.14 Tabel Identifikasi Risiko Pada Proyek RSJPDHK Pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek RSJPDHK

Proyek RS JPDHK

No. Risiko Probability Impact

B1. Kurangnya analisa kebutuhan user 1 4

B2. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

1 2 B3. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran

proyek

2 4

B4. Jadwal proyek yang kurang realistis 1 4

Risiko ukuran

B5. Kurang tersedianya sumber daya material 1 4

B6. Keterlambatan pengiriman sumber daya material

2 3

B7. Kerusakan hardware 1 3

Risiko sumber daya

(55)

Proyek RS JPDHK

No. Risiko Probability Impact

B9. Turnover anggota tim dalam proyek 1 2

Risiko luas perubahan yang terjadi

B10 Konflik pada anggota tim proyek 2 4

Risiko intensitas terjadi konflik

B11 Lokasi proyek yang kurang mendukung 3 5

B12 Sulitnya mendapatkan informasi dari klien 2 3

B13 Komunikasi yang tidak efektif 1 4

Risiko kompleksitas lingkungan B14 Kurangnya komitmen klien dalam

pelaksanaan proyek

1 5

B15 Kurangnya dukungan project manajer dalam pelaksanaan proyek

1 4

B16 Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek

1 4

Risiko kurangnya komitmen

B17 Kurangnya keahlian managerial dan teknis 1 4

B18 Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek 2 4

B19 Kurang pengalaman anggota tim dalam proyek

1 4

B20 Kurangnya keahlian Project M anager 1 4

Risiko kurangnya keahlian

B21 Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek

(56)

Proyek RS JPDHK

No. Risiko Probability Impact

Risiko kepegawaian

B22 Kesulitan dalam instalasi hardware 2 4

B23 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

2 3

B24 Kurangnya Sistem Keamanan Teknologi 2 3

Risiko kompleksitas teknologi

B25 Kurangnya keterlibatan user 1 4

B26 Kurangnya pemahaman user 2 3

B27 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek 1 4

(57)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.15 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek RSJPDHK Keterangan:

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko ukuran (Size risk)

: Risiko sumber daya (Resource risk)

B4 B2 B3 B5 B6 B7 B1

(58)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High (5)

Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.16 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek RSJPDHK Keterangan:

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) : Risiko intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts) : Risiko kompleksitas lingkungan (Environmental complexity) : Risiko Kurangnya komitmen (Lack of commitment )

B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16

(59)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4. 17 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek RSJPDHK Keterangan:

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Kurangnya keahlian (Lack of expertise)

: Risiko Kepegawaian (Staffing risk)

: Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity technology) : Risiko Pengguna (User risk)

B18 B19 B20 B21 B17 B22 B23 B24 B25 B27 B26

(60)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Ver y Lo w (1)

Tabel 4.18 M atrix Analisis Risiko Qualitative Keseluruhan proyek Jardiknas Keterangan :

:Ukuran (Size risk)

: Sumber daya (Resource risk)

: Luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) : Intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts)

: Kompleksitas lingkungan (Environmental complexity) : Kurangnya komitmen (Lack of commitment )

: Kurangnya keahlian (Lack of expertise) : Kepegawaian (Staffing risk)

: Kompleksitas Teknologi (Complexity technology) : Pengguna (User risk)

(61)

Probability Impact

Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High

(5) Ver y High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) Ver y Lo w (1)

Tabel 4.19 M atrix Analisis Risiko Qualitative Keseluruhan proyek RSJPDHK Keterangan :

:Ukuran (Size risk)

: Sumber daya (Resource risk)

: Luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) : Intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts)

: Kompleksitas lingkungan (Environmental complexity) : Kurangnya komitmen (Lack of commitment )

: Kurangnya keahlian (Lack of expertise) : Kepegawaian (Staffing risk)

: Kompleksitas Teknologi (Complexity technology) : Pengguna (User risk)

(62)

4.7Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko

Berdasarkan M atrix Analisis Risiko Qualitative , sudah diketahui risiko yang perlu dimitigasi oleh perusahaan, yaitu risiko yang berada di area yang berwarna merah (high risk). Sehingga perusahaan menyiapkan rencana untuk memitigasi di daerah ini, yaitu:

1. Proyek Jardiknas

a. Jadwal yang kurang realistis

Risiko ini tergolong dalam level tinggi disebabkan adanya salah satu gedung di Jardiknas yang masih direnovasi, oleh karena itu pelaksanaan instalasi perangkat jaringan menjadi tertunda karena harus menunggu sampai kondisi lapangan sudah selesai direnovasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan jadwal dari estimasi awal.

Dalam hal ini respon risiko yang dapat dilakukan adalah mitigasi risiko dengan melakukan estimasi waktu yang lebih terperinci. Untuk kondisi bangunan baru yang belum jadi atau bangunan yang masih dalam tahap renovasi, maka pihak M SI harus melakukan negosiasi terlebih dahulu dengan pihak kontaktor bangunan mengenai kesiapan lokasinya dan mengklarifikasi masalah jadwal pelaksanaan proyek dengan klien.

b. Lokasi yang kurang mendukung

Lokasi proyek menentukan saat pelaksanan proyek, dalam pengerjaan proyek Jardiknas, risiko ini tergolong dalam level tinggi dikarenakan kondisi lapangan yang menyulitkan tim proyek dalam memasang perangkat jaringan. Tim proyek harus berhati-hati dalam menentukan lokasi dimana akan

(63)

dipasang perangkat. Hal ini dapat membawa dampak yang substansial karena lokasi proyek yang kurang mendukung sehingga dapat menyebabkan suatu pengerjaan proyek menjadi terhambat bahkan memakan waktu dan biaya yang lebih besar dari yang diestimasi.

2. Proyek RSJPDHK

a. Lokasi yang kurang mendukung

Lokasi yang kurang mendukung dalam proyek RSJPDHK dapat menyebabkan tim proyek cukup kesulitan dalam menentukan jalur kabel saat pelaksanaan proyek terutama karena penarikan kabel tersebut dilakukan antar gedung dan pemasangan kabel tidak boleh mengganggu aktivitas kerja rumah sakit.

Hal ini dapat membawa dampak yang substansial karena lokasi proyek yang kurang mendukung dapat menyebabkan suatu pengerjaan proyek menjadi terhambat bahkan memakan waktu dan biaya yang lebih besar dari yang diestimasi.

Respon yang dapat dilakukan dari risiko di atas adalah mitigasi risiko,pihak M SI harus melakukan survey secara teliti ke lokasi proyek sebelum melakukan pemasangan perangkat dan estimasi durasi pekerjaan yang diperlukan harus dibuat dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi jadwal yang ada

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek Jardiknas   (Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)
Tabel 4.1 Tanggung jawab project manager secara khusus
Gambar 4.2 M etodologi Pekerjaan Pada Proyek Jardiknas
Tabel 4.2 Jadwal Tenaga Kerja Pada Proyek Jardiknas  (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak M SI)
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Perlu dicatat bahwa Konstitusi Amerika Serikat tidak menyatakan secara eksplisit bahwa cabang yudikatif memiliki kekuasaan untuk mendeklarasikan bahwa

Pemilikan tanah pertanian pada umumnya terjadi secara turun temurun dalam arti dimiliki oleh seseorang oleh karena memperoleh dari warisan orang tuanya, akan

Effendy (2009:50) menyatakan hubungan antar manusia merupakan komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi

Informasi yang dihasilkan antara lain adalah laporan hasil pengamatan dan pengawasan yang merupakan laporan bulanan, triwulanan, semester dan juga laporan tahunan

Dalam undang-undang No. 26 Tahun 2007 dalam pasal 1 ayat 30 didefinisikan bahwa kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya

Dari berbagai media sosialisasi yang telah kita pelajari bersama di atas, menurut kamu media manakah yang paling efektif dalam memengaruhi perilaku anggota masyarakat?

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan adalah tenaga kesehatan yang ditugaskan

Artikel, seperti halnya berita, dapat dengan mudah dilihat dengan cara memilih link Articles dari menu utama di halaman web utama Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah